Semen

44
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Tutorial dengan baik. Laporan Tutorial ini kami buat sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami materi pembelajaran tentang Semen dalam Blok Ilmu Bahan Teknologi Kedokteran Gigi II yang telah kami diskusikan dalam Tutorial. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada : 1. drg. Depi Praharani,M.Kes sebagai Tutor dalam kelompok diskusi Tutorial, memberikan pengarahan dengan baik. 2. Petugas dan Anggota Tutorial 5 yang telah berperan aktif dalam diskusi maupun pembuatan laporan ini. Semoga laporan Tutorial ini dapat bermanfaat untuk pendalaman materi pada Blok Ilmu Bahan Teknologi Kedokteran Gigi II. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan, untuk itu kritik dan saran kami butuhkan. 1

Transcript of Semen

Page 1: Semen

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Rahmat dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Tutorial dengan

baik.

Laporan Tutorial ini kami buat sebagai salah satu sarana untuk lebih

mendalami materi pembelajaran tentang Semen dalam Blok Ilmu Bahan

Teknologi Kedokteran Gigi II yang telah kami diskusikan dalam Tutorial.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada :

1. drg. Depi Praharani,M.Kes sebagai Tutor dalam kelompok diskusi

Tutorial, memberikan pengarahan dengan baik.

2. Petugas dan Anggota Tutorial 5 yang telah berperan aktif dalam diskusi

maupun pembuatan laporan ini.

Semoga laporan Tutorial ini dapat bermanfaat untuk pendalaman materi

pada Blok Ilmu Bahan Teknologi Kedokteran Gigi II. Kami mohon maaf apabila

terdapat kesalahan, untuk itu kritik dan saran kami butuhkan.

Jember, 28 November 2013

Kelompok 5

1

Page 2: Semen

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................................

SKENARIO ............................................................................................................

STEP 1 ( Identifikasi Kata Sulit ) ..........................................................................

STEP 2 ( Menetapkan permasalahan ) ...................................................................

STEP 3 ( Analisis Masalah ) ..................................................................................

STEP 4 ( Mapping ) ...............................................................................................

STEP 5 ( Learning Objective ) ...............................................................................

STEP 7 ...................................................................................................................

Kesimpulan ..... ....................................................................................................

Daftar Pustaka ......................................................................................................

2

Page 3: Semen

SKENARIO

MAHKOTA GIGI TIRUAN LEPAS DAN RENCANA TUMPATAN

Penderita laki-laki datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan mahkota

gigi tiruannya sebelah depan atas lepas (mahkota tersebut dipasang 3 bulan yang

lalu), dan juga ingin menambal pada gigi-giginya yang berlubang karena terasa

ngilu apabila terkena rangsangan dinggin ataupun beban kunyah. Pemeriksaan

klinis didapatkan 11 mahkota pigura lepas; 22 karies media pada servikal gigi dan

36 karies media pada oklisal. Penderita mengiginkan mahkota gigi tiruannya

direkatkan kembali dengan harapan lebih tahan lama. Pada 22 penderita

menghendaki tumpatan yang sewarna dengan gigi, kuat, dan memenuhi

persyaratan estetis. Sedangkan pada 36 penderita mengiginkan tumpatan yang

kuat dan harganya murah. Dokter gigi memutuskan untuk memberikan tumpatan

amalgam pada gigi 36 dan komposit pada gigi 22. Kasus tersebut di atas perlu

mendapat perhatian yang cermat dari dokter gigi. Dokter gigi harus menguasai

teori bahan tumpatan dan cara manipulasi yang tepat, sehingga keberadaan bahan

tersebut tidak merugikan/membahayakan jaringan di sekitarnya. Seperti paa kasus

tersebut operator harus tahu tentang sifat-sifat dan pemilihan basis di bawah

tumpatan tetap ataupun bahan perekat yang tepat dapat mempertahankan restorasi

lebih lama di dalam mulut. Komposit akan menghasilkan radikal bebas setelah

setting. Sedangkan amalgam merupakan konduktor panas yang baik sehingga di

bawah tumpatan tidak dilapisi insulator/semen akan membahayakan pulpa.

3

Page 4: Semen

STEP 1

( IDENTIFIKASI KATA SULIT )

1. Mahkota Pigura

Restorasi yang menyelubungi seluruh permukaan klinis gigi yang

terbuat dari logam dilapisi oleh bahan yang sewarna dengan gigi.

2. Insulator

Materi yang dapat mencegah penghantaran muatan panas dan

mencegah pemasukan energy radian atau listrik pada sekeliling ruang

tubuh.

3. Amalgam

Alloy yang berisi bahan merkuri apabila dicampur akan mengeras,

berwarna perak ketika sudah dicampur, mengandung Ag, Sn, Pb.

Amalgam sendiri biasanya digunakn pada restorasi klas II pada gigi

posterior.

4. Komposit

Gabungan dua bahan atau lebih dengan sifat lebih unggul

dibandingkan jika bahan itu berdiri sendiri. Warna serupa dengan warna

gigi.

5. Bahan basis

Digunakan pada kedokteran gigi sebagai bahan restorasi, perekat,

basis, liner, varnish, bahan pengantar panas yang lemah yang diletakkan

antara gigi dan restorasi.

4

Page 5: Semen

STEP 2

( MENETAPKAN PERMASALAHAN)

1. Apa indikasi dari penggunaan mahkota figura?

2. Apa saja bahan tumpatan dan bagaimana manipulasinya?

3. Bagaimana sifat dan syarat dari bahan tumpatan?

4. Apa alasan menggunakan tumpatan amalgam pada gigi 36 dan tumpatan

komposit pada gigi 22?

5. Mengapa komposit dapat menimbulkan radikal bebas? Apa efek dari

radikal bebas tersebut dan bagaimana cara meminimalisir adanya radikal

bebas?

6. Insulator atau bahan apa yang diberikan untuk menekan sifat konduktor

amalgam?

STEP 3

( ANALISIS MASALAH )

1. Indikasi penggunaan mahkota figura :

- Gigi mengalami kerusakan enamel secara menyeluruh ( hipoplasia

enamel)

- Digunakan untuk gigi permanen

2. Jenis bahan tumpatan dan cara manipulasinya.

Bahan tumpatan secara umum dibagi menjadi plastis dan non plastis.

Contoh plastis yaitu amalgam, komposit, dan semen ionomer kaca.

Sedangkan untuk yang non plastis yaitu inlay dan onlay.

a. Amalgam

Sebelum dilakukan manipulasi terlebih dahulu harus menentukan ratio

perbandingan bubuk dan cairan. Untuk amalgam ratio bubuk dan

cairan bisa bermacam-macam. Biasanya 5:7 / 5:8 atau bahkan 1: 1

5

Page 6: Semen

Manipulasi amalgam terdiri atas tahap :

- Triturasi : pengadukan bubuk dan cairan

- Kondensasi : mengadaptasikan amalgam dengan gigi

- Carving : untuk mendapatkan bentuk anatomis gigi

- Polishing : mencegah korosi dan perlekatan plak

b. Semen Ionomer Kaca

Ratio perbandingan antara bubuk : cairan adalah bervariasi bergantung

pada merek, namun biasanya digunakan perbandingan 1,23-1,5g bubuk

per 1 ml cairan. Tahap pengadukan dapat dilakukan secara manual atau

dengan tangan dan menggunakan alat khusus. Working time dari

manipulasi SIK biasanya 2,5 menit.

c. Komposit

Manipulasi dapat dilakukan secara self cured dengan kimia ataupun

light cured dengan sinar. Untuk manipulasi dengan sinar dapat

dilakukan menggunakan sinar UV dan akhir-akhir ini lebih sering

menggunakan sinar tampak dengan panjang gelombang 468nm.

3. a. Syarat bahan tumpatan :

- Biokompatibilas baik

- Tahan lama dan mudah dimanipulasi

- Tidak larut dalam saliva

- Mengembalikan fungsi kunyah

- Daya penyerapan air rendah

- Tampak radiopak dalam radiografi

- Adhesive

b. Sifat bahan tumpatan

- Amalgam

- fisik : a. perubahan dimensi

b. ekspansi berlebih (lebih dari 20nm)

6

Page 7: Semen

c. difusi thermal ( 4x lebih besar daripada dentin)

d. abrasi (saat gigi digunakan untuk mastikasi)

- kimia : korosif

- mekanik : kekuatan tekan 80mpa

- thermal : konduktor yang baik

- biologis : a. toksisitas dalam bentuk uap, cair, dan padat

b. menimbulkan reaksi berlebih pada penderita

hipersensitivitas

- Semen Ionomer Kaca

- fisik : anti karies, ekspansi termal sama dengan dentin

dan enamel, tahan terhadap abrasi, warna lebih

stabil

- kimia : tahan terhadap suasana asam

- biologis : biokompatibilitas yang baik

- Komposit

- fisik : warna serupa dengan gigi, kekuatan bergantung

pada setting

- mekanis : adhesi, tidak berikatan kimia dengan enamel.

4. a. alasan menggunakan amalgam karena amalgam lebih kuat dan tahan

lama, mudah dikerjakan, digunakan pada gigi posterior, dan biaya murah

b. alasan menggunakan komposit karena untuk gigi anterior sehingga

estetika sangat diperhatikan, tidak mudah aus, warna mirip dengan gigi,

permukaan lebih halus, dan

tidak bersifat korosif

5. a. penyebab radikal bebas adalah aktivasi kimia atau pengaktifan energy

eksternal

b. efek dari radikal bebas adalah iritasi pada jaringan pulpa

c. untuk meminimalisasi adanya radikal bebas dapat digunakan basis dan

pelapik dari bahan semen Oxyde Eugenol

7

Page 8: Semen

6. Insulator yang digunakan berupa semen sebagai basis yang dapat memacu

perbaikan pulpa. Semen yang digunakan biasanya Zink Oxyde

Polycarboxilate dan Oxyde Eugenol

7.

STEP 4

( MAPPING )

8

Tumpatan

Kekurangan Kelebihan

Semen

Fungsi Klasifikasi Syarat

Page 9: Semen

STEP 5

( LEARNING OBJECTIVE )

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan :

1. Definisi dari semen kedokteran gigi

2. Syarat semen kedokteran gigi

3. Fungsi semen kedokteran gigi

4. Klasifikasi semen kedokteran gigi

a. Komposisi

b. Sifat

c. Manipulasi

d. Kekurangan dan kelebihan

9

Page 10: Semen

STEP 7

1. DEFINISI SEMEN KEDOKTERAN GIGI

Semen dalam bidang kedokteran gigi, istilah yang mencakup bahan

yang digunakan bagi perlekatan, pelapisan dan sebagai bahan tambal

sementara (misalnya Zn, fosfat, Zn-oksida dll) atau tambalan permanen

(misalnya silikat, inomer kaca), basis, dan varnish. Komponennya dicampur

dalam proporsi yang tepat sehingga terbentuk massa plastis yang akan

mengeras setelah beberapa waktu (Harty, 2012). Semen merupakan suatu

bahan yang bisa dibentuk untuk menutup sebuah celah atau untuk menyemen

dua komponen menjadi satu (Anusavice, 2003). Semen KG adalah bahan non

logam yang penting untuk keperluan klinis karena aplikasi penggunaannya

sebagai lutting (perekat) untuk meletakkan denture dan orthodontic band pada

gigi sebagai cavity liner dan basis untuk melindungi pulpa serta sebagai

bahan restorasi (Baum, 2002).

2. SYARAT SEMEN KEDOKTERAN GIGI

Syarat semen dalam kedokteran gigi antara lain:

1. Tidak mengandung racun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan lain

yang berada di dalam rongga mulut

2. Tidak mudah larut dalam saliva

3. Mempunyai sifat mekanik

4. Melindungi pulpa dari efek-efek yang ditimbulkan dari bahan-bahan

restorasi

a. Insulasi termal

Semen digunakan dibawah restorasi metal yang besar seperti

amalgam untuk melindungi pulpa dari perubahan temperature

b. Insulasi kimia

Semen harus dapat mencegah penembusan dari materi atau bahan

restorasi ke dalam pulpa

10

Page 11: Semen

c. Insulasi elektril

Semen digunakan dibawah restorasi metal untuk memperkecil efek

galvanic

5. Mempunyai sifat optis yaitu mempunyai warna yang mirip dengan gigi

6. Semen dapat beradhesi atau melekat pada enamel dan dentin, gold alloy,

porcelain dan akrilik

7. Semen harus bakteriostatik jika diletakkan di dalam kavitas

Mempunyai sifat reologi yang sangat penting untuk semen luting dan

harus mempunyai viskositas rendah untuk memberikan film thickness

(selapis tipis) dan harus memenuhi syarat di dalam temperatur rongga

mulut untuk menggantikan restorasi (Combe, 1986).

Sifat yang harus ada pada semen yang berfungsi sebagai luting agent

atau bahan perekat yaitu: a) Flow, b) Wetting, c) Film Thickness. Ketiga

sifat ini tergantung dari viskositas yang ditentukan oleh rasio bubuk dan

cairan yang dicampurkan. Sedangkan sifat yang harus ada pada semen

yang berfungsi sebagai base atau bahan basis adalah mechanical strength

yang tinggi. Sifat ini didapatkan dari rasio bubuk dan cairan lebih

daripada bahan perekat, sehingga sifat bahan basis ini cenderung lebih

keras dan kuat karena harus melindungi pulpa dari stress maupun

mechanical strength dari bahan restorasi yang ada di atasnya (Roberson,

2002).

3. FUNGSI SEMEN KEDOKTERAN GIGI

a. Semen sebagai bahan restorasi

Semen kedokteran gigi dijadikan alternatife bahan restorasi karena

semen gigi mempunyai kekuatan yang rendah dibandingkan resin

komposit dan amalgam, sehingga penggunaannya dipakai kepada gigi

yang mendapat tekanan rendah. Namun, semen ini memiliki sifat khusus

yang dinginkan. Sehingga penggunaan semen sebagai bahan restorasi

11

Page 12: Semen

mencapai 60 %. Dalam penggunaannya semen dapat digunakan sebagai

bahan tambal sementara atau jangka pendek, jangka menengah, jangka

pendek, dan sebagai restorasi estetik pada gigi anterior (Anusavice,2003).

b. Semen sebagai Luthing

Ada banyak peralatan gigi dan restorasi yang dibuat dilua rmulut

pasien lalu diaplikasikan / direkatkan dengan bahan luting semen. Seperti

mahkota logam, jembatan, dan inlay. Semen sebagai luting harus cukup

kuat untuk menahan fraktur ketika beban direkatkan. Kelarutan semen

luting haruslah rendah karena margin semen sering terkena cairan mulut.

Dimana erosi semen dapat menyebabkan hilangnya retensi / inisiasi

karies pada suatu gigi (McCabe,2008).

c. Semen sebagai pelindung pulpa

Yang dimaksud dengan perlindungan pulpa ini adalah pelapik

kavitas. Contohnya adalah vernis kavitas dan bahan bonding dentin. Dua

contoh tersebut berfungsi melindungi jaringan pulpa terhadap efek-efek

dari komponn tertentu dari bahan restorasi dan kebocoran mikro

(Anusavice, 2003).

d. Semen sebagai pelapik (liner)

Adalah bahan-bahan yang diletakkan berupa lapisan tipis dan

fungsinya adalah untuk suatu pelindungan terhadap iritasi kimiawi.

Bahan ini tidak berfungsi sebagai penyekat panas dan tidak digunakan

untuk menghasilkan suatu bentuk struktural preparasi. Contoh : tipe

vernis yang di dalamnya ditambahkan bubuk Kalsium hidroksida /

Oksida seng (Anusavice, 2003).

Liner sebagai medikasi pulpa. Selain sebagai bahan untuk melindungi

pulpa dari kemungkinan kebocoran (microleakage) dari bahan-bahan

kimia penyusun bahan restorasi maupun penetrasi mikroorganisme

rongga mulut, semen juga dapat berfungsi untuk medikasi pulpa.

Medikasi pulpa dilakukan ketika pasien yang ingin melakukan perawatan

pada giginya, terutama perawatan tumpatan, mengalami peradangan pada

12

Page 13: Semen

pulpanya. Pulpa yang meradang ini harus ditangani terlebih dahulu, salah

satunya dengan menggunakan semen.

Semen ini digunakan untuk menyembuhkan atau meredakan

inflamasi pada pulpa dan memfasilitasi dentin untuk membentuk dentin

reparatif sebagai perlindungan fisiologis. Semen yang dapat digunakan

untuk medikasi pulpa adalah semen yang memiliki kandungan eugenol,

seperti zinc oxide eugenol dan semen calcium hydroxide ketika dari

pemeriksaan klinis ditemukan pulpa yang terlihat secara mikroskopis

(Roberson, 2002).

e. Varnish

Vernis kavitas pada dasarnya adalah karet alam(misalnya copal), gala

(rosin), atau resin sintetik yang dilarutkan dalam pelarut organik

(misalnya aseton,kloroform,eter) yang dioleskan disekeliling kavitas.

Pelarut kemudian akan menguap dan meninggalkan selapis tipis. Vernis

ini berfungsi untuk melindungi pulpa sehingga dapat mengurangi iritasi

pulpa, juga dapat mencegah penetrasi produk korosi dari amalgam

kedalam tubuli dentin,sehingga mengurangi perubahan warna gigi yang

tidak diinginkan. Untuk melapisi tambalan amalgam atau emas. Salah

satu fungsi lain vernis adalah mengurangi kebocoran mikro yang terjadi

seperti pada restorasi amalgam. Varnish bukan isolasi panas yang baik,

karena ketebalannya hanya 4 µm sehingga terlalu tipis untuk menyekat

panas (Anusavice, 2003).

f. Basis

Bahan basis berfungsi sebagai pelindung terhadap iritasi kimia,

menghasilkan penyekat terhadap panas, dan menahan tekanan yang

diberikan selama pemampatan bahan restorative. Bahan ini dapat

dibentuk dan dikontur menjadi bentuk-bentuk preparasi yang spesifik.

Contoh-contoh bahan ini adalah oksida seng eugenol, seng fosfat,

polikarboksilat dan semen-semen ionomer kaca, dan bahan-bahan yang

berisi kalsium hidroksida. (Baum, 2012)

13

Page 14: Semen

Semen sebagai bahan basis juga berfungsi untuk mendistribusikan

stress atau tekanan ke daerah lateral sehingga tidak langsung mengenai

struktur dentin atau pulpa yang lebih lemah di bawahnya (Roberson,

2002).

g. Fungsi lain

Beberapa macam semen yang mengandung flourida dapat digunakan

sebagai penutup fisura, pentup saluran akar dan perbaikan gigi yang

patah (Anusavice,2003)

4. KLASIFIKASI SEMEN KEDOKTERAN GIGI

Bahan semen dapat diklasifikasikan atas:

1. Semen dengan reaksi asam

a. Semen Oksida Seng Eugenol

b. Semen Zinc Fosfat

c. Semen Polikarboksilat

d. Semen Silikat

e. Semen Siliko Fosfat

f. Semen Ionomer Kaca

2. Semen dengan bahan yang berpolimerisasi

a. Resin Komposit

14

Page 15: Semen

(Combe, 1992)

A. Zinc Fosfat

Pemakaian utama dan tradisional dari bahan ini adalah untuk mrtrkatkan

restorasi-restorasi pengecoran ke gigi. Juga digunakan sebagai bahan basis

bila diperlukan kekuatan kompresif yang besar.

a. Komposisi

- Bubuk : oksida seng.

- Cairan : asam orto fosforik, garam-garam logam dan air.

b. Sifat

Semen seng fosfat umumnya keras dan kuat, tetapi mengiritasi pulpa.

c. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan dari semen jenis ini adalah mudah dimanipulasi, memiliki

kekuatan yang besar untuk suatu basis, dapat menahan trauma mekanis

dan memberikan perlindungan yang baik terhadap rangsang panas.

Semen fosfat yang baru diaduk sangat mengiritasi pulpa. Penggunaan

tanpa perlindungan vernis atau jenis bahan basis lainnya dapat

menyebabkan kerusakan pulpa yang irreversible. Kekurangan lain dari

15

Page 16: Semen

semen jenis ini adalah mudah pecah dan tidak baik digunakansebagai

tambalan sementara.

d. Manipulasi

1. 3-6 tetes cairan bersama dengan bubuk diletakkan pada glass plate.

Pada proses pencampuran, harus digunakan bubuk dalam jumlah

maksiman untuk mengurangi kelarutan dan meningkatkan kekuatan

semen. Kelarutan dan kekuatan sangat dipengaruhi oleh ratio

bubuk:cairan. Semakintu=inggu ratio, semakin baik sifat-sifatnya.

2. Temperature glass plate tidak boleh dibawah kelembaban

ruang,kalau tidak, kelembaban akan berkondensasi pada permukaan

dan mengencerkan semen. Glass plate yang dingin akan menunda

pengerasan dan memungkinkan operator memasukkan jumlah bubuk

yang maksiman sebelum kristalisasi berlanjut.

3. Pengadukan diawali dengan menambahkan sejumlah kecil bubuk.

Prosedur ini akan membantu menetralkan asam. Setelah 30 detik,

aksi buffer dari garam dalam asam selesai. Lalu jumlah bubuk yang

lebih banyak dimasukkan dengan spatula dan dengan gerakan

memutar. Pengadukan dilakukan selama 15 detik setelah setiap

kalipenambahan bubuk.

4. Konsistensi yang baik akan memperlihatkan benang-benang semen

dapat ditarik keatas dengan spatula ½ - ¾ inci. Apabila tinggi kurang

dari ½ inci, harus ditambhankan lebih banyak bubuk. Namun apabila

tingginya lebih dari ¾ inci, maka prosedur harus diulang.

(Baum, 2012).

16

Page 17: Semen

B. Oksida Seng Eugenol

Terdapat empat jenis OSE:

- Tipe I: semen sementara

- Tipe II: semen permanen restorasi

- Tipe III: restorasi sementara dan basis penahan panas

- Tipe IV: pelapik kavitas

(Anusavice, 2003).

a. Komposisi

- Bubuk : ZnO 69%, white rosin 29,3%, zinc stearate 1%, zinc acetate

0,7% yang berfungsi sebagai akselerator pada waktu reaksi. Semen

yang dibuat dari partikel bubuk Oksida seng yang lebih kecil akan lebih

cepat mengeras dibandingkan semen dari partikel yang lebih besar.

- Cairan : eugenol 85% dan olive oil 15%, serta asam asetat yang

berfungsi sebagai akselerator.

b. Sifat

Zinc Oxide Eugenol (ZOE) tidak sekuat zinc phosphate, kekuatannya lebih

rendah 3x daripada zinc phosphate. Memiliki sifat mekanik yang lebih

lemah dari semua semen. Dapat melindungi pulpa dari asam fosfor dari

fosfat atau semen silikat.

- Ketebalan : Untuk restorasi sementara ketebalan tidak lebih dari 25µm,

sedang untuk restorasi permanen ketebalan tidak lebih dari 40µm

- Waktu setting : Pada umumnya 4-10 menit, sedangkan bila digunakan

untuk bahan pengisi dan basis 2-10 menit

- Compressive strength : Tambalan sementara maksimum 35Mpa.

Bahan pengisi dan basis maksimum 25Mpa. Untuk lining 5MPa

c. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan dari semen ini adalah ampu meminimalkan kebocoran mikro dan

memberikan perlindungan terhadap pulpa serta memiliki daya

antibakteri. Kekurangan dari semen jenis ini sendiri adalah mempunyai

potensi iritasi terhadap jarring (Combe, 1992).

17

Page 18: Semen

d. Manipulasi

Peralatan :

Semen oksida seng eugenol (bubuk dan cairan)

Kertas pencampur dan spatula logam

Eksplorer berujung panjang (Tipe No.6 atau No.23)

Kapas-kapas kecil dan pinset kapas

(Baum, 2002)

Pada semen, penambahan bubuk dilakukan sedikit demi sedikit ke

dalam cairan sampai konsistensi kenyal. Rasio antara bubuk dengan

cairannya adalah sebesar 4:1 atau 6:1. Alat yang dipergunakan adalah

glass slab dan spatula stainless steel (Combe, 1986).

Prosedur untuk basis :

Untuk mencampur semen lebih sering digunakan kertas pad daripada

glass slab.

Bubuk dalam jumlah yang cukup ditambahkan ke beberapa tetes

eugenol dan diaduk sampai mencapai suatu tekstur yang seperti pasta

kental, yang dapat dipegang tanpa melekat pada jari.

Sebagian kecil, kira-kira seukuran biji wijen dilengketkan ke ujung

eksplorer dan dioleskan dengan hati-hati dalam kavitas.

Hindari mengenai tepi-tepi kavitas.

Kapas yang sangat kecil dijepit dengan pinset dan digunakan sebagai

alat untuk “menekan” bahan tersebut dan membentuknya di dalam

kavitas.

Kapas harus kering, karena semen yang baru diaduk cenderung lengket

ke instrumen logam atau plastik

Penambahan bahan bisa dilakukan beberapa kali, dengan cara yang

sama sampai diperoleh ketebalan yang cukup. (Baum, 2002)

Yang perlu diperhatikan saat melakukan manipulasi adalah waktu

setting dapat dipercepat dengan meningkatkan suhu dan

kelembabannya. Karna reaksinya bukan merupakan reaksi eksotermal,

18

Page 19: Semen

maka tidak memerlukan alas aduk yang dingin. ZOE diaplikasikan

untuk basis, tambalan sementara, tambalan permanen, dan dalam

perawatan endodontik (Craig, 2002).

Biasanya dikemas dalam bentuk bubuk dan cairan atau kadang-kadang

dalam bentuk pasta. pH 7 saat dimasukkan ke dalam gigi. Rasio bubuk

dari semen OSE akan mempengaruhi kecepatan pengerasan. Rasio

bubuk > cairan maka pengerasan akan semakin cepat. Pendinginan alas

aduk akan memperlambat waktu pengerasan kecuali temperatur di

bawah titik pengembunan. Di bawah titik embun, kondensat akan

bergabung dengan adukan dan reaksi pengerasan akan dipercepat.

Ukuran partikel mempengaruhi kekuatan, ukuran pertikel kecil

meningkatkan kekuatan (Anusavice, 2003).

C. Polikarboksilat

Pemakaian utama dari semen polikarboksilat adalah sebagai bahan

penyemen, tetapi dapat pula digunakan sebagai basis, lapik penyekat, dan

sebagai bahan penutup dibawah email yang tipis. Selain itu, semen jenis

ini biasa digunakan sebagai mahkota dan jembatan, digunakan pada inlay

dan onlay, sebagai bahan perekat pada komposit dan amalgam, basis

penahan pnas, dan restorasi jangkan menengah

a. Komposisi

- Bubuk : oksida seng dan sejumlah kecil oksida magnesium. Oksida-

oksida lainnya lainnya, misalnya bismuth dan alumunium juga dapat

ditambahkan. Bubuk ini juga mengandung sejumlah kecil stannous

fluorida, yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat

manipulasi. Unsur ini ,merupakan bahan penambah yang penting

karena juga meningkatkan kekuatan.

- Cairan : asam poliakrilik dan air.

(Baum, 2012).

19

Page 20: Semen

b. Sifat

- Sifat mekanis : kekuatan kompresi dari semen polikarbosilat adalah

sekitar 55Mpa karena itu dalam hal ini semen ini lebih rendah

daripada semen seng fosfat.

- Daya larut : daya larut semen di dalam air memang rendah, tetapi jika

terpajan asam-asam organic dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya

meningkat besar(kelarutannya 0,2%).

- Pertimbangan biologi : pH dari cairan semen adalah sekitar 1,7 tetapi

cairan ini dapat dinetralkan dengan cepat oleh bubuknya.

- Waktu pengerasan : waktu kerja untuk semen polikarborsilat jauh

lebih pendek daripada semen seng fosfat, yaitu sekitar2,5menit

disbanding 5menit untuk seng fosfat.

(Combe, 1992).

c. Kelebihan dan kekurangan

Semen jenis ini memiliki kelebihan tidak mengiritasi pulpa, dapat

merekat baik pada struktur gigi dan merupakan insulator panas yang

baik.

Kelemahan dari semen jenis ini sendiri adalah tidak melekat baik pada

logam mulia, sulit membuang kelebihan setelah semen mengeras dan

daya larut semen dalam air akan meningkat jika terpajan asam-asam

organic dengan pH 4,5. (Anusavice, 2003)

d. Manipulasi

1. Rasio bubuk : cairan yang dibutuhkan untuk mendapat semen

dengan kekentalan yang memadai akan bervariasi dari satu produk

dengan produk lainnya. Tetapi pada umumnya, rasio nya adalah 1,5

bagian bubuk dengan 1 bagian cairan menurut beratnya.

2. Semen ini harus dicampur pada permukaan yang tidak menyerap

cairan, misalnya alas aduk dari kaca.. temperature dingin dapat

memperpanjang waktu kerja tapi yang didinginkan hanya bubuk

semennya.

20

Page 21: Semen

3. Cairan tidak boleh dikeluarkan dulu sebelum pengadukan siap,

karena cairan akan cepat kehilangan kandungan airnya di udara

terbuka. Hilangnya air dari cairan akan sangat meningkatkan

kekentalannya

4. Bubuk dicampurkan dengan cepat ke dalam cairan. Setelah

pengadukan selama 30 detik semen akan mengental. Semen jangan

diaduk terlalu lama atau dibiarkan lebih lama diatas alat aduk

karena permukaan semen akan menjadi buram dan adukan menjadi

lengket.

5. Agar terjadi ikatan yang baik antara semen dengan struktur gigi

maka semen harus segera ditempatkan pada gigi sebelum

tampilannya yang mengkilat hilang.

(Anusavice, 2003).

D. Semen Silikat

Penggunaan semen silikat sebagai bahan restorasi gigi anterior saat ini

sudahlah menurun, hal ini dikarenakan dengan berkembangnya ilmu bahan

kedokteran gigi yang dimana penggunaan semen ionomer kaca lebih

banyak digunakan sebagai restorasi gigi anterior beberapa tahun terakhir

ini. Kelebihan dari semen ionomer kaca tersebut tingkat mengiritasi pulpa

lebih kecil dibandingkan semen silikat. Namun, semen silikat layak untuk

dibahas karena memiliki sifat anti-karies dan sifat mekanik yang cukup

besar.

a. Komposisi

Bubuk semen silikat sendiri terdiri dari silica, alumina, senyawa

fluoride, seperti natrium fosfat, kalsium fosfat, dan Na3AlF6; dan

beberapa garam kalsium. Bahan-bahan ini dipanaskan sampai 1400°C

untuk membentuk kaca. Tujuan senyawa fluoride adalah menurunkan

temperature pencampuran dari kaca.

b. Sifat

- Sifat Fisik, semen silikat relatife kuat menahan tekanan kompresi

namun lemah didalam menahan tekanan tarik. Dari hasil penelitian

21

Page 22: Semen

dibuktikan bahwa semen silikat memiliki daya tahan tekanan

kompresi 180 MPa lebih tinggi dibandingkan ionomer kaca tipe 2

yaitu 150 MPa. Namun pada daya tahan akan tekanan tarik hanya

sebesar 3,5 MPa lebih kecil dibandingkan ionomer kaca tipe 2 yaitu

6,6 MPa.

- Sifat Biologi, semen silikat merupakan semen yang memiliki potensi

sebagai iritan pada pulpa yang parah , pH dari semen silikat ini sendiri

adalah kurang dari 3 pada saat dimasukkan dalam kavitas, dan tetap

dibawah 7 bahkan setelah satu bulan, oleh sebab itu, silikat termasuk

iritan pulpa, dimana penggunaanya harus disertai dengan penggunaan

pelapik.

- Silikat mengandung flouride yang membuat nya mempunyai sifat anti

karies, flouride akan dilepaskan oleh silikat dan semen lain yang

mengandung flouride ke media berair dalam gigi dengan massa kecil

namun terus menerus selama bahan restorasi tersebut terdapat dalam

rongga mulut. Ion-ion flouride yang dilepaskan akan bergabung

dengan kristal-kristal hidroksi apatit seperti pada mekanisme

pemberian flour topikal. Ion-ion flouride yang berada dalam cairan,

didalam plak,enamel dan dentine menggeser titik keseimbangan antara

demineralisasi-remineralisasi ke arah remeineralisasi.

c. Kelebihan dan kekurangan

Semen silikat relatife kuat menahan tekanan kompresi namun lemah

didalam menahan tekanan tarik. Silikat mengandung flouride yang

membuat nya mempunyai sifat anti karies. Kelemahan lain dari semen

silikat karena semen ini merupakan semen yang memiliki potensi

sebagai iritan pada pulpa yang parah karena pHnya yang rendah

(Anusavice, 2003).

22

Page 23: Semen

E. Semen Ionomer Kaca

GI atau semen ionomer kaca adalah hybrid atau kombinasi dari semen

silikat dan semen polikarboksilat. Tujuan dari kombinasi ini adalah untuk

mendapatkan sifat optikal & kemampuan melepas fluoride (sifat

antikaries) dari semen silikat dan sifat biokompatibel & kemampuan

adhesi kimia yang kuat dari semen polikarboksilat (Craig, 2002).

Semen ionomer kaca diklasifikasikan berdasarkan formula dan potensi

penggunaannya:

a. Tipe I : untuk bahan perekat. Semen ini mengikat struktur gigi seperti

semen-semen ionomer kaca lainnya dan semen polikarboksilat, yaitu

melalui reaksi gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium digigi.

b. Tipe II : untuk restorasi

c. Tipe III : untuk basis / pelapik

(Anusavice,2003).

a. Komposisi

- Bubuk : kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang terdiri atas SiO2,

Al2O3, AlF3, CaF2, NaF, dan AlPO4. Untuk membentuk kaca

dipanaskan dengan temperature 1100-1500ᵒC. lalu untuk mendapatkan

sifat radiopak bisa ditambahkan lanthanum, strontium, karium, atau

oksida seng. Setelah itu digerus hingga berukuran 20-30 mikrometer.

- Cairan : larutan dari asam poliakrilat dengan konsentrasi 50%,

sehingga larutan ini dapat mengental bahkan membentuk gel. Hal ini

dapat ditanggulangi dengan adanya aplikasi baru berupa asam

itakonik, maleik, atau trikarboksilik. Kelebihannya adalah dapat

meningkatkan reaktivitas cairan dan menguurang kekentalan.

(Anusavice, 2003).

23

Page 24: Semen

b. Sifat

1. Sifat Fisik :

- Semen ionomer kaca memiliki ketebalan lapisan berkisar pada 24 μm,

dengan kekuatan kompresif 86 MPa dan kekuatan tensil diametral 6,2

MPa. SIK memiliki modulus elastisitas 7,3 GPa

- Kuat terhadap fraktur, meskipun pada SIK tipe II jauh lebih inferior

daripada komposit.

- Lebih rentan terhadap keausan daripada komposit jika dikenai uji

abrasi.

- Dapat melekat pada enamel dan dentin karena punya kecocokan

biologis. Perlekatan ini melibatkan proses kelasi dari gugus karboksil

dengan Kristal apatit enamel dan dentin. Perlekatan yang terjadi pada

enamel lebih tinggi daripada perlekatan yang terjadipada dentin. Hal

ini mungkin disebabkan karena kandungan anorganik dari enamel

yang lebih banyak serta homogenitasnya yang tinggi.

2. Sifat Biologis :

Sifat anti karies yang sama dengan silikat. Dimana SIK melepaskan

Fluoride dalam jumlah yang sama dengan silikat pada tahap awal, dan

terus berlanju tsampai jangka waktu yang panjang. Pada enamel yang

bersebelahan / area yang lebih jauh, sama-sama mendapatkan asupan

Fluoride yang sebanding.

c. Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan semen jenis ini yaitu dapat melekat pada enamel dan dentin

karena punya kecocokan biologis, kuat terhadap fraktur, dan memiliki

sifat anti karies. Sedangkan kelemahannya sendiri adalah lebih rentan

terhadap keausan.

d. Manipulasi

Rasio bubuk dan cairan yang digunakan adalah 1,3 : 1 jika cairan yang

digunakan adalah asam karboksilat kental, dan 3,3 : 1 jika cairan yang

digunakan adalah air, atau larutan yang konsentrasinya sama/mirip

dengan air.

24

Page 25: Semen

Waktu setting semen ionomer kaca adalah 6-8 menit. Secara umum

inomer kaca sebagai pengikat mempunyai waktu kerja lebih singkat

dibandingkan semen seng fosfat, yaitu sekitar 3-5 menit (Craig, 2002).

F. Semen Siliko Fosfat

Semen siliko fosfat biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk

restorasi, bahan tambalan sementara, bahan tambalan gigi desidui dan untk

semen semi translusen untuk porcelain jacket crowns dan pembuatan die.

a. Komposisi

- Umumnya terdiri dari 12%-25% fluorida

- Bubuk : Campuran dari bubuk silikat dan zinc oxide

- Cairan : Zinc fosfat dan silikat

b. Sifat

1. Sifat Mekanis

- Compressive strengh tinggi antara 140-170 Mpa yang akan

dicapai setelah 24 jam.

- Ketebalan lapisan sekitar 30-40 mikromili menyebabkan sifat

toughness yang baik dan sifat tahan abrasif

2. Sifat Biologis

Keasaman pada semen ini ditimbulkan karena adanya kandungan

asam folat, ph semen ini sangat rendah pada awal pengaplikasian pada

kavitas dan setelah 1 jam ph-nya menjadi 4-5. Oleh karena itu harus

diberi perlindungan pada pulpa agar tidak teriritasi dengan

menggunakan calcium hidroksida.

(O’brien dalam Hermanto,L.FM.2007).

c. Manipulasi

Untuk manipulasinya hampir sama dengan semen silika dan zinc

fosfat tang terdiri dari dua metode yaitu pemanipulasian manual dan

pemanipulasian mekanik.

1. Pemanipulasian manual dilakukan dengan menggunaka tangan.

Rasio antara bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml. Pencampuran

25

Page 26: Semen

dilakukan dengan menggunakan glass plate dan spatula berbahan

plastik atau cobalt chromium tidak dianjurkan untuk menggunakan

spatula berbahan besi (steel).

2. Pemanipulasian mekanis dilakukan dengan menggunakan alat.

Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul. Keuntungannya adalah

bahan tidak dipegang sampai pengadonan sehingga kemungkinan

terkontaminasi berkurang, diperoleh perbandingan yang tepat

antara bubuk dengan cairan tanpa perlu menimbang dan

menghemat waktu, hasil pencampuran dapat diperoleh dalam

waktu yang lebih cepat misalkan 10-15 detik (Combe, 1986).

Waktu setting tidak boleh terlalu panjang karena bila waktu yang

panjang akan mengakibatkan pekerjaan terhadap gigi akan lama.

Waktu setting yang sesuai pada suhu mulut bagi semen silikofosfat

adalah 5-7 menit pada temperatur 37o C.

Faktor – faktor berikut ini bersifat memperpanjang waktu setting, yaitu :

1) Mengurangi perbandingan bubuk dan cairan dengan menambah

jumlah cairan.

2) Suhu yang lebih rendah dengan menggunakan glass slab yang dingin.

3) Waktu pencampuran yang lebih lama dengan mengurangi kecepatan

dalam hal mencampur bubuk ke dalam cairan dan tiap-tiap

penambahan. Penghentian sesaat setelah pencampuran awal sejumlah

bubuk ke dalam cairan juga akan menambah waktu setting. Semakin

lama bubuk di tambahkan ke cairan maka akan memperpanjang

setting time (Phillips, 1991).

G. Resin Komposit

Resin ini menggunakan teknik etsa asam untuk melekatkan resin ke

enamel, dan molekul-nolekul yang berpotensi mengikat dentin yang telah

diulasi kondisioner asam organik atau anorganik.

26

Page 27: Semen

Penggunaan :

1. Jembatan berikatan-resin. Semen berbasis resin tersebut digunakan

sebagai retensi atau jembatan logam-keramik. Permukaan yang akan

menghadap jarngan gigi dari abutment dikasarkan terlebih dahulu

dengan etsa elektro-kimia atau cara lain, dan permukaan email dari

gigi yang sudah dipreparasi di etsa dengan asam untuk memberikan

daerah retensi mekanis bagi semen resin.

2. Bracket Ortodontik. Semen berbasis resini juga dimanfaatkan sebagai

retensi pada bracket ortodontik. Namun dalam hal tersebut semen ini

memiliki kekurangan yaitu ikatan antara bracket dengan etsa sangat

kuat sedangkan semennya sendiri sangat keras. Hal ini menyebabkan

bracket sulit untuk dilepaskan dari gigi.

3. Restorasi Kaca-Keramik. Restorasi ini seringkali translusen dan

memerlukan bahan semen berwarna tertentu untuk memaksimalkan

tampilan estetik. Dan akhir-akhir ini semen berbass resin juga

digunakan sebagai bahan sementasi pilihan untuk inlai,mahkota, dan

jembatan yang seluruhnya keramik karena mampu mengurangi fraktur

dari struktur keramik.

a. Sifat

Resin ini mempunyai sifat tidak larut dalam cairan rongga mulut, hal

ini mendukung dari salah satu syarat bahan pengikat untuk menegah

adanya kehilangan bahan pengkat pada bagian tepi.

b. Kelebihan dan kekurangan

Seperti komposit pada bahan tambal, resin sebagai bahan pengikat

juga akan mengiritasi pulpa jadi diperlukan bahan lapisan pelindung

pulpa yaitu menggunakan kalsium hidroksida atau pelapik ionomer

kaca. Jika area ikatan hanya terjadi pada enamel atau dengan

ketebalan dentine yang mencukupi sifat iritasi tidak terlalu menonjol

(Anusavice,2003).

27

Page 28: Semen

c. Manipulasi

Jenis semen yang diaktifkan secara kimia terdapat dalam 2 komponen,

bubuk dan cairan / 2 pasta. Pada manipulasinya, kedua komponen

digabungkan dengan mengaduknya di atas kertas aduk khusus selama

20-30 detik. Pembuangan kelebihan semen harus dilakukan sebelum

terjadinya polimerisasi. Tetapi dilakukan segera setelah restorasi

dipasang dengan benar. Pembuangan kelebihan semen dapat dilakukan

dengan menariknyan keluar dari bawah tepi restorasi, sehingga

akhirnya menyisakan ruang yang kosong yang akan meningkatkan

resiko penumpukan plak dan pembentukan karies sekunder.

(Anusavice, 2003)

28

Page 29: Semen

KESIMPULAN

Dalam kedokteran gigi semen sangat dibutuhkan untuk bahan restoratif.

Semen kedokteran gigi ini berfungsi sebagai luting,basis,liner dan juga varnis.

Semen yang digunakan pun juga harus memenuhi banyak persyaratan yang

baik,karena penggunaannya sendiri diletakkan pada area sensitif dalam gigi.

Banyak sekali klasifikasi semen dalam kedokteran gigi,namun dapat

dikelompokkan berdasarkan sifat asam dan komposisi bahannya. Dalam

klasifikasi yang telah dijelaskan kita dapat mengetahui komposisi, sifat,

manipulasi, kekurangan serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing

semen kedokteran gigi.

29

Page 30: Semen

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. 2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta :

EGC

Baum, Lloyd. 2012. Buku Ajar imlu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC.

Combe,E. C. 1992. Sari Dental Material. Alih Bahasa : Slamat Tarigan. Jakarta :

Balai Pustaka.

Combe, E. C. 1986. Notes On Dental Materials 5th ed. Churchill Livingstone

Craig, Robert G dan John M.Powers. 2002. Restorative Dental Material 11th ed.

USA : Mosby

Harty, F.J & Ogston, R. 2012. Kamus Kedokteran Gigi. Alih Bahasa : Narlan

Sumawinata. Jakarta : EGC

Hermanto,L.FM.2007.Penggunaan semen silikofosfat di Kedokteran

Gigi .Medan : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara

McCabe, John F. 2008. Applied Dental Material. UK : Blackwell Publishing.

Phillips, W. Ralph. 1991. Science Of Dental Materias. Philadelphia USA : W.B

Saunders Company.

Roberson, Theodore M. 2002. Studervant’s Art and Science of

Operative Dentistry 4th Ed. USA : Mosby Inc.

30