SELEKSI IN VITRO DAN KARAKTERISASI PLANLET …digilib.unila.ac.id/22620/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of SELEKSI IN VITRO DAN KARAKTERISASI PLANLET …digilib.unila.ac.id/22620/3/SKRIPSI TANPA BAB...
SELEKSI IN VITRO DAN KARAKTERISASI PLANLET SELADA
(Lactuca sativa L.) RESISTEN TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN
DENGAN POLY ETHYLENE GLYCOL (PEG) 6000
(Skripsi)
Oleh
Lu’lu’ Kholidah Fauziah
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RINGKASAN
SELEKSI IN VITRO DAN KARAKTERISASI PLANLET SELADA
(Lactuca sativa L.) RESISTEN TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN
DENGAN POLY ETHYLENE GLYCOL (PEG) 6000
Oleh
Lu’lu’ Kholidah Fauziah
Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya yang bernilai
ekonomis dan permintaan konsumen terhadap selada meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk dan konsumsi makanan per kapita. Produksi selada
di Indonesia mengalami masalah, yaitu ancaman kekeringan. Planlet L. sativa
yang resisten terhadap cekaman kekeringan telah diseleksi secara in vitro dalam
medium Murashige and Skoog (MS) padat yang ditambahkan dengan Poly
Ethylene Glycol (PEG) 6000 pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, dan 40%
dibandingkan dengan kontrol (0%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis: 1) Kisaran konsentrasi PEG 6000 yang toleran untuk seleksi planlet
selada secara in vitro. 2) Karakter ekspresi yang spesifik pada planlet selada yang
insensitif terhadap PEG 6000 meliputi analisis klorofil a, klorofil b dan total serta
karbohidrat terlarut. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani (ruang
penelitian in vitro), Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Lampung pada
bulan Desember 2015 - Februari 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Lengkap dengan lima ulangan. Analisis Ragam dilakukan pada taraf nyata
5% dan uji lanjut dengan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan PEG kisaran konsentrasi 10% -
40%, planlet selada toleran terhadap cekaman kekeringan. Terjadi penurunan
kandungan klorofil a,b, total secara nyata dan terjadi peningkatan kandungan
karbohidrat terlarut pada perlakuan PEG konsentrasi 10%, 20%, 30% dan 40%
dibandingkan dengan kontrol (0%).
Kata kunci: Selada, cekaman kekeringan, PEG 6000, in vitro
SELEKSI IN VITRO DAN KARAKTERISASI PLANLET SELADA
(Lactuca sativa L.) RESISTEN TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN DENGAN
POLY ETHYLENE GLYCOL (PEG) 6000
Oleh
Lu’lu’ Kholidah Fauziah
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Penmgetahuan Alam
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Simpangsari, Lampung Barat,
Provinsi Lampung pada tanggal 21 Agustus 1995, sebagai
anak pertama dari empat bersaudara, dari Bapak Toil
Ansori dan Ibu Fitriyah Rohmatin Solikah.
Penulis mulai menempuh pendidikan pertamanya di Taman
Kanak-Kanak RA Yapsi Sukapura pada tahun 1998. Pada tahun 2000, penulis
melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 4 Simpang Sari Sumberjaya,
Lampung Barat. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Sumberjaya, Lampung Barat pada tahun 2006. Pada tahun 2009
penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Al-Kautsar
Bandar Lampung.
Pada tahun 2012, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung
melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
undangan. Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Sains Dasar
Jurusan Kimia, Embriologi Tumbuhan dan Kultur Jaringan. Penulis juga aktif di
Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Unila
sebagai anggota Bidang Keilmuan 2013-2014.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata pada bulan Januari-Maret 2015 di
pekon Pampangan, Kec. Cukuh Balak, Kab. Tanggamus. Bulan Juli-Agustus
2015, penulis melaksanakan Kerja Praktik di Balai Pengawasan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) dengan judul “Uji Adaptasi
Galur Padi (Oryza sativa L.) di Desa Bumi Harjo, Kec. Batanghari, Kab. Lampung
Timur”. Penulis melaksanakan penelitian pada bulan Desember 2015 – Februari
2016 di Ruang in vitro, Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, FMIPA,
Universitas Lampung.
S89
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, nikmat
dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan,
kesabaran, kesehatan dan rezeki sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Kupersembahkan karya ini kepada orang-orang
terkasih dan tersayang:
Bapak dan Ibu yang telah mendidik, menyayangi,
mencintai dan mendoakan tiada henti-hentinya.
Adik-adik yang selalu menemani, memberikan
dukungan dan semangat yang tiada putus-putusnya.
Bapak Ibu guru dan Dosen yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat dan bimbingan selama ini.
Sahabat-sahabat atas kebersamaan, pengertian,
hiburan dan bantuan selama ini.
Almamater tercinta
Man Shabara Zhafira
“Barang siapa yang bersabar
akan beruntung”
All the “impossible” is “possible”
for those who believe
SANWACANA
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul: “SELEKSI IN VITRO DAN
KARAKTERISASI PLANLET SELADA (Lactuca sativa L.) RESISTEN
TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN DENGAN PEG 6000” tepat pada
waktunya.
Dengan terselesaikannya skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya dan penghargaan yang tinggi kepada:
1. Ibu Dr. Endang Nurcahyani, M.Si., selaku Pembimbing I atas segala
bimbingan, arahan, nasehat, semangat, motivasi, kesabaran, saran, dan atas
kepercayaan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc., selaku Pembimbing II atas segala bimbingan,
arahan, nasihat dan saran kepada penulis.
3. Ibu Dra. Martha Lulus Lande, M.P., selaku Pembahas atas segala bimbingan,
saran, kritik, dukungan serta ketersediaanya menjadi pembahas dalam
penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Marizal Ahmad, M.S., selaku Pembimbing Akademik.
5. Kepala Laboratorium Botani yang telah mengizinkan penulis untuk
melaksanakan penelitian ini, staff laboran dan teknisi yang telah membantu
penulis dalam melakukan penelitian ini.
6. Ketua Jurusan Biologi FMIPA, Dekan FMIPA dan Rektor Universitas
Lampung.
7. Bapak Ibu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih
atas ilmu yang sudah diberikan selama penulis melaksanakan studi di Jurusan
Biologi.
8. Rekan seperjuangan penelitian kultur jaringan/ Bioteknologi Tumbuhan Asri
Rahayu Pratiwi, Imamah Muslimah, Ria Aulia Noviantia, Abdi Tauhid
Liwasaputra, mbak Gardis Andari dan Jevica Ayu Setia. Kakak-kakak
penelitian Mbak Linda, Mbak Rita, Mbak Kristi, Mbak Eka, Kak Sobran dan
Kak Adi untuk bimbingan dan arahannya terimakasih atas bantuan,
dukungan, semangat, kebersamaan, saran, dan kesabaran selama penulis
mengerjakan skripsi ini.
9. Kedua orangtua tercinta, Bapak Toil Ansori dan Ibu Fitriyah Rohmatin
Solikah, adik-adik tersayang Tsania Khusnul Khotimah, Ri’ayatul Hasmiah,
Rizwan Nur Ilham dan seluruh keluarga besarku terimakasih yang teramat
dalam atas doa, dukungan, kasih sayang, semangat, kepercayaan dan nasihat-
nasihatnya selama ini.
10. Teman terdekat Maria Reni Harnani, Nindya Putri Arifiani, Cellin Suryani
atas kebersamaan, keceriaan, kesabaran, pelajaran, motivasi dan dukungan
kepada penulis selama ini.
11. Teman-teman Biologi angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terimakasih atas kebersamaan, dukungan, motivasi, semangat untuk
penulis.
12. Kakak tingkat 2009, 2010, 2011 dan adik-adik tingkat 2013, 2014.
13. Keluarga besar KKN Pampangan di Tanggamus dan kelompok KKN Mbak
Hidayati, Dian, Yusmitha, Kak Agung, Awang dan Andhika untuk
kebersamaan, pengalaman dan pembelajaran.
14. Keluarga Besar BPSB-TPH Lampung, terimakasih atas ilmu pengetahuan,
bimbingan dan nasihat kepada penulis.
15. Almamater tercinta.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan skripsi
ini dan masih dibutuhkan kritik serta saran yang membangun untuk kesempurnaan
skripsi ini akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Bandarlampung, Juni 2016
Penulis,
Lu’lu’ Kholidah Fauziah
xi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
MOTO ............................................................................................................. vii
SANWANCANA ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang dan masalah ....................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
C. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
D. Kerangka pikir ............................................................................ 4
E. Hipotesis ..................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6
A. Sejarah Tanaman Selada .............................................................. 6
B. Taksonomi Tanaman Selada ........................................................ 6
C. Morfologi Tanaman ..................................................................... 7
1. Daun ....................................................................................... 7
2. Batang .................................................................................... 8
3. Akar........................................................................................ 8
4. Bunga dan Biji ....................................................................... 8
D. Kandungan Gizi Selada................................................................ 8
E. Nilai Ekonomis ............................................................................ 9
F. Perbanyakan Tanaman Secara in vitro ......................................... 9
xii
G. Cekaman Kekeringan ................................................................... 11
H. Poly Ethylene Glycol.................................................................... 12
I. Biosintesis Klorofil ...................................................................... 13
J. Karbohidrat .................................................................................. 14
III. METODE PENELITIAN ................................................................ 16
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 16
B. Alat dan Bahan ............................................................................. 16
1. Alat ....................................................................................... 16
2. Bahan ................................................................................... 17
C. Rancangan Penelitian .................................................................. 17
D. Bagan Alir Penelitian .................................................................. 18
E. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 20
1. Persiapan Medium Tanam ..................................................... 20
2. Persiapan Medium Seleksi ..................................................... 20
3. Penanaman Benih dalam Medium Seleksi ............................. 20
F. Pengamatan ................................................................................. 21
1. Persentase Jumlah Planlet Yang Hidup ................................. 21
2. Visualisasi Planlet .................................................................. 21
3. Analisis Kandungan Klorofil ................................................. 21
4. Analisis Kandungan Karbohidrat Terlarut Total ................... 22
G. Analisis Data ............................................................................... 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 24
A. Seleksi Planlet Selada dengan PEG 6000 .................................. 24
a. Persentase jumlah planlet yang hidup .................................. 25
b. Visualisasi Planlet ................................................................ 26
B. Kandungan Klorofil .................................................................. 30
a. Klorofil a .............................................................................. 31
b. Klorofil b ............................................................................. 33
c. Klorofil total ........................................................................ 35
C. Kandungan Karbohidrat terlarut total ........................................ 37
V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 41
A. Simpulan ..................................................................................... 41
B. Saran ........................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 43
LAMPIRAN ................................................................................................... 48
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Kandungan gizi selada dalam tiap 100 gram bahan ............................. 9
2. Tata letak satuan percobaan ................................................................. 18
3. Persentase jumlah planlet selada hasil seleksi
dengan PEG 6000 pada beberapa konsentrasi ..................................... 25
4. Persentase visualisasi planlet selada hasil seleksi
dengan PEG 6000 pada berbagai konsentrasi ...................................... 26
5. Kandungan klorofil a daun planlet selada ............................................ 31
6. Kandungan klorofil b daun planlet selada ............................................ 33
7. Kandungan klorofil total daun planlet selada....................................... 35
8. Kandungan karbohidrat terlarut batang dan kalus
planlet selada ....................................................................................... 38
9. Komposisi Medium Murashige and Skoog (MS) ................................ 49
10. Jumlah Planlet Hidup dan Visualisasi Planlet
Per-minggu ........................................................................................... 51
11. Analisis Ragam Single Factor Kandungan
Klorofil a, b dan total planlet selada .................................................... 57
12. Analisis Ragam Single Factor Kandungan
Karbohidrat terlarut planlet selada ....................................................... 58
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Habitus tanaman selada ........................................................................ 7
2. Struktur Poly Ethylene Glycol .............................................................. 12
3. Struktur kimia klorofil ......................................................................... 14
4. Bagan Alir Tahap Penelitian ................................................................ 19
5. Pertumbuhan planlet selada setelah 5 minggu
perlakuan pemberian PEG 6000........................................................... 28
6. Pertumbuhan kalus selada setelah 6 minggu perlakuan
pemberian PEG .................................................................................... 29
7. Kurva Regresi hubungan kandungan klorofil a
planlet selada dengan penambahan PEG berbagai konsentrasi............ 32
8. Kurva Regresi hubungan kandungan klorofil b
planlet selada dengan penambahan PEG berbagai konsentrasi........... 34
9. Kurva Regresi hubungan kandungan klorofil total
planlet selada dengan penambahan PEG berbagai konsentrasi............ 36
10. Kurva Regresi hubungan kandungan karbohidrat
terlarut planlet selada dengan penambahan PEG
berbagai konsentrasi ............................................................................. 39
11. Histogram kandungan klorofil a .......................................................... 59
12. Histogram kandungan klorofil b .......................................................... 59
13. Histogram kandungan klorofil total .................................................... 59
14. Histogram kandungan karbohidrat terlarut ........................................ 60
xv
15. Pembuatan medium MS ....................................................................... 61
16. Sterilisasi medium MS ......................................................................... 61
17. Pembuatan medium seleksi PEG ......................................................... 61
18. Penanaman benih selada secara in vitro ............................................... 62
19. Penimbangan daun planlet selada analisis klorofi ............................... 62
20. Pembuatan ekstraksi daun planlet selada analisis klorofil ................... 62
21. Larutan klorofil planlet selada ............................................................. 63
22. Uji kandungan klorofil ......................................................................... 63
23. Pembuatan ekstraksi daun planlet selada analisis
karbohidrat terlarut ............................................................................... 63
24. Larutan karbohidrat terlarut planlet selada .......................................... 64
25. Uji spektrofotometer analisis karbohidrat terlarut ............................... 64
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman sayuran daun karena bagian
utama yang dikonsumsi dari tanaman ini adalah daun selain itu, selada dapat
dikonsumsi langsung atau campuran salad. Selada hijau maupun selada
merah mengadung antioksidan yang tinggi dan dapat mengobati radang
tenggorokan (Mulabagal et al., 2010).
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan konsumsi makanan per
kapita, maka permintaan konsumen terhadap tanaman selada di Indonesia
terus meningkat. Selada banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena warna,
tekstur dan aromanya yang menyegarkan juga morfologi selada yang menarik
sehingga mampu menambah selera makan (Ningsih, 2014).
Saat ini, produksi selada belum dapat memenuhi kebutuhan selada di
Indonesia. Beberapa kendala bertanam selada adalah adanya ancaman
penyakit dan kesuburan tanah. Penyakit yang sering ditemukan pada selada
disebabkan oleh jamur Phytoptora sp. (Setyowati dkk., 2003). Selain
penyakit, kendala dalam budidaya selada adalah setiap pertumbuhan selada
tidak dapat lepas dari air karena selada sangat sentitif terhadap kekeringan.
Semakin meningkat cekaman air pada selada, maka semakin menurun
2
produksi selada yang dihasilkan (Kizil et al., 2012). Cekaman kekeringan
merupakan istilah untuk menyatakan bahwa tanaman mengalami kekurangan
air akibat keterbatasan air dari lingkungannya yaitu medium tanam
(Effendi, 2008).
Salah satu cara alternatif yang efektif dan efisien untuk mengatasi cekaman
kekeringan pada tanaman yaitu dengan menggunakan varietas yang tahan
terhadap kekeringan. Cara untuk mendapatkan bibit yang baik dapat dengan
menggunakan teknik in vitro. Seleksi cekaman kekeringan pada teknik
in vitro dapat dilakukan dengan cara pemberian agens penyeleksi ke dalam
medium tanam (Muliani dkk., 2014).
Poly Ethylene Glycol (PEG) yang ditambahkan pada medium padat
digunakan untuk menciptakan kondisi cekaman kekeringan karena PEG dapat
menurunkan potensial air pada medium diberbagai percobaan kultur jaringan
(Zulhilmi dkk., 2012). PEG 6000 digunakan untuk mendapatkan tanaman
somaklonal yang tahan terhadap kekeringan. PEG merupakan agens selektif
yang dapat digunakan untuk menyeleksi suatu populasi dalam waktu yang
singkat (Lestari & Mariska, 2006). Eksplan yang ditanam dalam medium
dengan penambahan PEG diharapkan memberikan respons yang sama dengan
tanaman yang mengalami cekaman kekeringan secara alami di alam
(Rahayu dkk., 2005).
3
Penelitan tentang pemuliaan tanaman selada yang tahan terhadap suhu panas
telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan Ethylene Methane
Sulfonate (EMS) sebagai agens seleksi pada tahun 1991
(Maluszynski et al., 2000). Sejauh ini, belum ada penelitian yang dilakukan
untuk mendapatkan planlet selada yang tahan terhadap cekaman kekeringan
dengan menggunakan PEG 6000 sebagai agen secara in vitro, oleh karena itu
penelitian ini menarik untuk dilakukan.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kisaran konsentrasi Poly Ethylene Glycol (PEG) 6000 yang
toleran untuk seleksi planlet selada secara in vitro.
2. Mengetahui dan menganalisis karakter ekspresi yang spesifik pada planlet
selada yang insensitif terhadap PEG 6000 secara in vitro meliputi analisis
klorofil a, klorofil b dan klorofil total serta karbohidrat terlarut total.
C. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini di harapkan mampu memberikan informasi ilmiah
mengenai penggunaan Poly Ethylene Glycol (PEG) untuk menghasilkan
planlet selada (L. sativa) yang resisten terhadap kekeringan secara
in vitro. Planlet selada yang resisten terhadap cekaman kekeringan
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan terutama di bidang pemuliaan tanaman, dan ilmu terapan yang
terkait.
4
D. Kerangka Pikir
Tanaman selada (Lactuca sativa) merupakan salah satu jenis tanaman
hortikultura yang bernilai ekonomis. Selada dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia karena selada mengandung banyak vitamin dan zat besi.
L. sativa banyak ditemukan dirumah makan baik sebagai sayuran maupun
sebagai pelengkap makanan. Kebutuhan masyarakat terhadap L. sativa
meningkat sejak beberapa tahun yang lalu.
Produksi L. sativa belum dapat terpenuhi seluruhnya karena beberapa kendala
diantaranya adalah kekeringan. Produksi selada di Indonesia tahun 2005
dibawah 1000 ton sedangkan kebutuhan akan selada sebesar 300 ribu ton
(Anonymous, 2015). Ancaman kekeringan pada tanaman menyebabkan
tanaman L. sativa tidak dapat hidup dengan baik karena berkurangnya kadar
air di lahan sehingga L. sativa tidak dapat tumbuh dengan baik. Tanaman
L. sativa yang mengalami kekeringan akan layu, tanaman menjadi kerdil
bahkan dapat mengalami kematian.
Teknik in vitro adalah salah satu perkembangan bioteknologi yang dapat
digunakan untuk memperbaiki karakter tanaman termasuk ketahanan
tanaman. Teknik in vitro ini dapat memodifikasi tanaman agar toleran
terhadap ancaman seperti kekeringan.
Poly Ethylen Glycol (PEG) adalah suatu senyawa yang digunakan sebagai
simulasi kekeringan dari L. sativa. PEG bekerja dengan cara mengikat air
sehingga dapat menurunkan potensial air. PEG bukan merupakan seyawa
5
beracun bagi tanaman sehingga PEG banyak digunakan untuk mengetahui
ketahanan dari suatu tanaman terhadap ancaman kekeringan.
E. Hipotesis
1. Terdapat kisaran konsentrasi Poly Ethylene Glycol (PEG) 6000 yang
toleran untuk seleksi planlet selada secara in vitro.
2. Adanya karakter ekspresi yang spesifik pada planlet selada yang insensitif
terhadap PEG 6000 meliputi kandungan klorofil a, klorofil b dan klorofil
total serta karbohidrat terlarut total.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Tanaman Selada
Selada (Lactuca sativa L.) adalah tanaman asli lembah Mediterania Timur.
Terdapat bukti berupa lukisan pada kuburan Mesir kuno yang menunjukkan
bahwa L. sativa telah ditanam sejak tahun 4500 SM. Tanaman ini awalnya
digunakan sebagai obat dan pembuatan minyak, selain itu biji selada juga
dapat dimakan (Rubatzky & Yamaguchi, 1998).
B. Taksonomi Tanaman
Klasifikasi tanaman selada menurut Cahyono (2005) sebagai berikut.
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Lactuca
Jenis : Lactuca sativa L.
7
C. Morfologi Tanaman
Selada daun adalah tanaman annual dan polimorf khususnya pada bagian
daun selada. Kultivar selada daun sangat beragam ukuran, sembir, warna
dan tekstur daunnya (Rubatzky & Yamaguchi, 1998). Habitus tanaman
selada disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Habitus tanaman selada (Lactuca sativa)
(Foto Fauziah, diambil di Rajabasa, Lampung, 2016)
1. Daun
Daun tanaman selada mengandung vitamin A, B dan C yang bermanfaat
bagi kesehatan (Sunarjono, 2004). Daun selada memiliki bentuk tangkai
daun lebar dan tulang daun menyirip. Tekstur daun lunak, renyah dan
terasa agak manis. Daun selada memiliki ukuran panjang 20 hingga
25 cm dan lebar sekitar 15 cm (Cahyono, 2005). Daun selada cukup
renyah dan rasanya manis maka permintaan pasar terhadap jenis sayuran
ini cukup baik (Surtiningsih & Mariam, 2011).
8
2. Batang
Batang tanaman selada termasuk batang sejati, bersifat kekar, kokoh dan
berbuku-buku, ukuran diameter batang berkisar antara 2-3 cm
(Cahyono, 2005).
3. Akar
Tanaman ini menghasilkan akar tunggang dengan cepat dengan dibarengi
dengan berkembang dan menebalnya akar lateral secara horizontal. Akar
lateral tumbuh didekat permukaan tanah berfungsi untuk menyerap
sebagian air dan hara (Rubatzky & Yamaguchi, 1998).
4. Bunga dan Biji
Perbungaan selada memiliki tipe malai rata padat yang tersusun dari
banyak bongkol bunga yang terdiri dari 10-25 kuncup bunga dengan
melakukan penyerbukan sendiri meskipun terkadang penyerbukan
dibantu dengan serangga. Seluruh bunga dalam bongkol yang sama akan
membuka secara bersamaan dan singkat pada pagi hari. Biji di dalam
bongkol yang sama juga berkembang secara bersamaan, setiap satu
bunga menghasilkan satu biji yang disebut achene. Biji cenderung
tersebar, berukuran kecil, bertulang dan diselubungi rambut kaku
(Rubatzky & Yamaguchi, 1998).
D. Kandungan Gizi Selada
Kandungan gizi selada dalam 100 gram bahan disajikan pada Tabel 1.
9
Tabel 1. Kandungan gizi Selada dalam tiap 100 gram bahan
Komposisi gizi Selada
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Zat Besi (Fe)
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin C
Air
15.00 kal.
1,20 g
0,20 g
2,90 g
22,00 mg
25,00 mg
0,50 mg
540,00 S.I
0,04 mg
8,00 mg
94,8 g
Sumber: Rukmana (1994)
E. Nilai Ekonomis
Selada (L. sativa) merupakan tanaman hortikultura yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi (Setyowati dkk., 2003). Produksi selada di Indonesia
tahun 2005 dibawah 1000 ton sedangkan kebutuhan akan selada sebesar
300 ribu ton (Anonymous, 2015). Produksi selada masih belum dapat
memenuhi kebutuhan akan selada karena selada banyak dibudidaya hanya
didaerah dataran tinggi saja seperti di Cibogo, Lembang, Jawa Barat
(Haryanto dkk., 1995).
F. Perbanyakan Tanaman Secara in vitro
Teknik seleksi in vitro dapat digunakan untuk mengarahkan keragaman
somaklonal atau induksi mutasi pada perubahan yang diinginkan. Seleksi
ketahanan terhadap cekaman abiotik seperti kekeringan, keracunan Al, pH
tanah rendah atau salinitas dapat digabungkan ke dalam medium kultur
10
in vitro dan menghasilkan varian somaklon. Tanaman hasil regenerasi
jaringan pada kultur in vitro kemungkinan akan mempunyai turunan yang
toleran terhadap kondisi seleksi yang dilakukan (Yunita, 2009).
Teknik ini telah berhasil diujikan dalam perakitan varietas padi, kedelai dan
nilai yang toleran terhadap cekaman faktor abiotik (Yunita, 2009).
Perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan teknik in vitro dapat
meningkatkan keberhasilan, mempersingkat waktu dan keseragaman tanaman
yang tinggi (Kosmiatin dkk., 2005).
Kultur jaringan tanaman merupakan teknik untuk menumbuhkan organ,
jaringan dan sel tanaman didalam suatu medium agar. Sel dari spesies
apapun dapat dikultur secara aseptik dengan medium hara. Kultur biasanya
dimulai dengan menanamkan satu iris jaringan tipis steril didalam medium
agar (Wetter & Constabel, 1991).
Keberhasilan metode in vitro ini banyak disebabkan karena pengetahuan yang
lebih baik tentang kebutuhan hara sel dan jaringan yang dikultur. Hara terdiri
dari komponen utama yang meliputi garam mineral, sumber karbon, vitamin
dan zat pengatur tumbuh, sedangkan komponen tambahan berupa senyawa
nitrogen organik, berbagai asam organik, metabolit dan ekstrak tambahan
(tidak mutlak) (Wetter & Constabel, 1991).
Medium yang digunakan dalam penelitian ini adalah medium Murashige dan
Skoog (MS). Kelebihan dari medium ini adalah kandungan nitrat, kalium dan
amonium yang tinggi (Wetter & Constabel, 1991).
11
G. Cekaman kekeringan
Menurut Salisbury & Ross (1992), cekaman adalah segala perubahan kondisi
yang terjadi dilingkungan yang mengakibatkan respon tanaman menjadi lebih
rendah daripada respon optimum. Kekeringan juga merupakan salah satu
contoh kondisi cekaman.
Kekurangan air mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman, yang
meliputi proses fisiologis, biokimia, anatomis dan morfologis. Kekurangan
air menyebabkan tanaman merespon dengan menurunnya konsentrasi klorofil
daun karena pembentukan klorofil terhambat, penurunan enzim rubisco,
penyerapan unsur hara menjadi terhambat terutama nitrogen dan magnesium
yang berperan penting dalam sintesis klorofil (Song, 2011).
Kekurangan air merupakan salah satu faktor stress lingkungan yang umum
terjadi pada tanaman. Tanaman dapat merespon kekeringan secara
morfologis, anatomis dan tingkat sel dengan memodifikasi tanaman agar
toleran terhadap kekeringan (Porcel et al., 2005).
Agens seleksi yang digunakan pada tiap cekaman abiotik berbeda-beda,
bergantung pada kondisi cekaman yang diinginkan. Seleksi toleransi
terhadap kekeringan dapat menggunakan agen seleksi berupa senyawa
osmotik yaitu Poly Ethylene Glycol (PEG) (Yunita, 2009).
12
H. Poly Ethylene Glycol
Senyawa Poly Ethylene Glycol (PEG) merupakan salah satu senyawa yang
dapat menurunkan potensial osmotik larutan melalui aktivitas matriks
sub-unit etilena oksida yang mengikat molekul air dengan ikatan hidrogen.
Penyiraman larutan PEG ke dalam medium tanam diharapkan dapat
mensimulasi kondisi cekaman karena berkurangnya ketersediaan air bagi
tanaman. Ukuran molekul dan konsentrasi PEG dalam larutan akan
menentukan besarnya potensial osmotik larutan yang terjadi
(Rahayu dkk., 2005).
PEG merupakan senyawa yang digunakan dalam penapisan (screening)
karena dapat mengontrol imbibisi dan hidrasi benih
(Lestari & Mariska, 2006). Struktur kimia PEG disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur Poly Ethylene Glycol
(Anonymous, 2016)
Penggunaan senyawa PEG sebagai bahan simulasi kondisi cekaman
kekeringan untuk mengetahui seleksi berbagai jenis tanaman toleran terhadap
cekaman kekeringan telah dilakukan baik secara in vitro maupun ex vitro
(Widoretno dkk, 2002).
13
I. Biosintesis klorofil
Klorofil adalah faktor utama yang mempengaruhi proses fotosintesis.
Fotosintesis merupakan proses terbentuknya senyawa organik (karbohidrat)
dan O2 dari senyawa anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan cahaya
matahari. Klorofil merupakan pigmen utama didalam kloroplas (Song, 2011).
Klorofil merupakan bagian dari kloroplas berupa pigmen hijau yang
berfungsi sebagai tempat tanaman berfotosintesis. Klorofil merupakan
derivat porfirin yang memiliki bentuk tetrapirol siklis dengan satu cincin
pirol yang tereduksi sebagian. Inti tetrapirol mengandung atom Mg non-ionik
yang berantai panjang dengan ikatan kovalen. Klorofil a terbentuk dari
fotoreduksi protoklorofilid yang berubah menjadi klorofilid a. Klorofilid a
mengalami esterifikasi fitol membentuk klorofil a dengan katalis enzim
klorofilase. Selanjutnya, klorofil a akan membentuk klorofil lainnya (Pandey
& Sindha, 1979 dalam Sumenda dkk., 2011).
Pigmen utama dalam membran tilakoid adalah klorofil a dan klorofil b
memantulkan cahaya hijau yang didapat dari menyerap cahaya violet, merah
dan biru (Sumenda dkk., 2011).
14
Struktur kimia Klorofil disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur kimia klorofil
(Sumber: Anonymous, 2012)
Kandungan klorofil daun dapat dipakai sebagai indikator yang tepat dalam
mengevaluasi ketidakseimbangan metabolisme antara fotosintesis dan hasil
produksi pada saat terjadi kekurangan air (Song & Banyo, 2011).
J. Karbohidrat
Perhitungan kandungan karbohidrat diberbagai sampel merupakan analisis
dasar diberbagai tahapan biosains. Diantara semua metode kolorimetri untuk
menentukan jenis karbohidrat, metode fenol-sulfur merupakan metode
termudah dan akurat untuk pengukuran gula murni pada oligosakarida,
proteoglikan, glikoprotein dan glikolipid (Masuko et al., 2005).
Perubahan karbohidrat menjadi bentuk tertentu sangat penting karena adanya
hubungan secara langsung dengan proses fisiologis seperti fotosintesis,
translokasi dan respirasi. Terdapat beberapa macam karbohidrat terlarut,
yaitu diantaranya sukrosa, glukosa dan fruktan. Kandungan karbohidrat
terlarut total merupakan indikator yang sesuai untuk cekaman kekeringan
15
atau cekaman salinitas. Efek dari tekanan osmotik dan cekaman salinitas
pada kandungan karbohidrat terlarut dapat diamati dari bagian akar, daun dan
batang. Bagian batang banyak digunakan karena organ tersebut banyak
mengandung konsentrasi gula dan lebih menunjukkan karakterisasi pada
perubahan genotip pada kondisi tercekam (Kerepesi & Galiba, 2000).
16
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Desember 2015 sampai dengan
bulan Februari 2016 di Ruang Penelitian in vitro, Laboratorium Botani,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan untuk penelitian tanaman selada secara in vitro
adalah Laminar Air Flow (LAF) merk ESCO yang digunakan untuk
mengkultur eksplan, autoklaf untuk sterilisasi alat dan media, mortar,
pestle, sentrifuge yang digunakan untuk menghomogenkan larutan, pinset,
scalpel, mata pisau scalpel, kertas filter Whatman no. 1, Erlenmeyer
berukuran 100 ml, 500 ml dan 1000 ml, cawan petri, botol kultur, gelas
ukur bervolume 100 ml dan 500 ml, mikropipet, pipet tip, mikroskop,
kamera Canon Ixus 265 HS.
17
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih selada
(Lactuca sativa), Poly Ethylene Glycol (PEG), alkohol 70%, aquadest,
Benzine Amino Purine (BAP), Sukrosa, Plant Preservative Mixture
(PPM), Kalium Hidroksida (KOH), Asam Klorida (HCl) dan bahan
kimia medium Murashige and Skoog (MS) padat. Bahan untuk analisis
klorofil yaitu aseton, bahan untuk analisis karbohidrat terlarut yaitu
fenol, asam sulfat serta kertas saring Whattman no. 1.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap dengan lima ulangan.
Konsentrasi terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu, 0%, 10%, 20%, 30% dan
40%. Pada setiap botol berisi 10 eksplan selada. Tata letak percobaan
disajikan pada Tabel 2 berikut.
18
Tabel 2. Tata letak satuan percobaan
S4U5 S1U1 S4U2 S0U4 S3U3
S2U3 S0U2 S3U1 S2U1 S4U4
S1U2 S2U2 S0U1 S4U3 S2U5
S3U2 S3U4 S2U4 S1U4 S1U3
S4U1 S0U5 S1U5 S3U5 S0U3
Keterangan :
S0 : Konsentrasi 0 % (kontrol)
S1 : Konsentrasi 10 %
S2 : Konsentrasi 20 %
S3 : Konsentrasi 30 %
S4 : Konsentrasi 40 %
U1-U5 : Ulangan 1– ulangan 5
D. Bagan Alir Penelitian
Penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu: 1) Penentuan medium tanam
untuk perkecambahan benih selada dengan menggunakan medium MS;
2) Penentuan kisaran konsentrasi PEG 6000 toleran untuk seleksi selada
dengan pertumbuhan optimum; 3) Pengamatan jumlah planlet yang hidup dari
medium yang ditambahkan PEG 6000; 4) analisis karakter ekspresi yang
spesifik pada planlet Lactuca sativa resisten cekaman kekeringan meliputi
19
persentase jumlah planlet yang hidup, visualisasi planlet, analisis kandungan
klorofil a, klorofil b dan klorofil total, karbohidrat terlarut total.
Tahap penelitian ini disajikan dalam bentuk bagan alir (Gambar 4).
sep
Gambar 4. Bagan alir tahap penelitian
Perlakuan Indikator Luaran
Penanaman
benih selada
dalam medium
MS
Terjadi
pertumbuhan
tunas, daun dan
akar
Planlet dalam
jumlah banyak
untuk stok
pengujian
Seleksi selada
dengan PEG
6000 pada
berbagai
konsentrasi
Plantlet pada
konsentrasi yang
toleran masih
dapat melakukan
pertumbuhan
Konsentrasi PEG
6000 toleran
untuk seleksi
selada
Pertumbuhan
tanaman hasil
seleksi PEG
6000 pada
planlet selada
Planlet selada yang
tahan tidak
mengalami
kematian
Terbentuk
ketahanan pada
planlet hasil
pemberian PEG
6000
Karakterisasi
planlet selada:
analisis
kandungan
klorofil a,b dan
total serta
karbohidrat
terlarut total
Munculnya
karakter spesifik
planlet selada:
analisis kandungan
klorofil a,b dan
total serta
karbohidrat
terlarut total
Terdapat sifat
spesifik planlet
selada: analisis
kandungan
klorofil a,b dan
total serta
karbohidrat
terlarut total
20
E. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan medium tanam
Medium yang digunakan dalam penelitian ini adalah Murashige and Skoog
(MS) padat. Pembuatan medium tanam MS sebanyak 1 l adalah dengan
cara mengukur sejumlah larutan stok, lalu dimasukkan kedalam labu takar
1 l. Aquades ditambahkan sampai tanda (1 l) dan pH mencapai 5,5.
Setelah semua jenis bahan terlarut, pindahkan ke gelas ukur yang lebih
besar, lalu tambahkan agar sebanyak 7 g/l, sukrosa sebanyak 30 g/l, dan
Plant Preservative Mixture (PPM) sebanyak 0,5 ml/l, Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT) Benzil Amino Purine (BAP) sebanyak 1 ml/l. Larutan
medium dipanaskan dan diaduk hingga mendidih, lalu dituangkan
sebanyak 20 ml ke botol kultur. Sterilisasi medium dengan melakukan
autoklaf pada suhu 1210C, selama 15 menit.
2. Persiapan medium seleksi
Persiapan medium seleksi MS dilakukan dengan menambahkan PEG 6000
dengan konsentrasi 0%, 10%, 20%,30% dan 40% sebanyak 1 ml kedalam
medium MS.
3. Penanaman benih dalam medium seleksi
Benih diletakkan kedalam cawan petri, kemudian benih ditanam di botol
yang berisi medium Murashige and Skoog (MS) dengan ZPT Benzil Amino
Purine (BAP). Penanaman benih dilakukan di Laminar Air Flow. Setiap
botol kultur ditanami 10 benih. Benih-benih selada ditumbuhkan di
medium MS selama 42 hari. Inkubasi kultur tanaman selada dilakukan
21
pada ruangan dengan penyinaran ± 1000 lux, selama 24 jam per hari
dengan suhu ± 20 0C.
F. Pengamatan
1. Persentase jumlah planlet yang hidup
Penghitungan persentase jumlah planlet hidup selada dengan
menggunakan rumus:
= x 100 %
(Nurcahyani dkk., 2014)
2. Visualisasi planlet
Meliputi warna warna planlet setelah diseleksi PEG 6000 dengan
klasifikasi sebagai berikut: hijau, hijau dengan bagian tertentu berwarna
cokelat, cokelat.
3. Analisis kandungan klorofil
Bahan untuk analisis kandungan klorofil menggunakan daun planlet
selada yang sudah diimbas dengan PEG 6000, menggunakan metode
Harbourne (1987) dengan spektrofotometer. Daun planlet selada
sebanyak 0,1 g dihilangkan ibu tulang daunnya, digerus dengan mortar,
ditambahkan 10 mL aseton 80%. Larutan disaring dengan kertas
Whatmann No. 1 dan dimasukkan ke dalam flakon lalu ditutup rapat.
Larutan sampel dan larutan standar (aseton 80%) di ambil sebanyak 1 ml,
dimasukkan dalam kuvet. Setelah itu dilakukan pembacaan serapan
dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang (λ) 646 nm dan
663 nm, dengan tiga kali ulangan setiap sampel.
22
Kadar klorofil dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Klorofil total = 17,3 λ646 + 7,18 λ663mg/l
Klorofil a = 12,21 λ663 – 2,81 λ646mg/l
Klorofil b = 20,13 λ646 – 5,03 λ663mg/l
(Harbourne, 1987)
4. Analisis Kandungan Karbohidrat Terlarut Total
Analisis kandungan karbohidrat terlarut total dilakukan dengan metode
fenol-sulfur (Witham et al., 1993). Batang dan kalus planlet selada
diambil dan ditimbang sebanyak 0,1 gram. Batang dan kalus ditumbuk
dengan mortar lalu diberi 10 ml akuades, disaring dengan kertas saring
Whatman no. 1 lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Selanjutnya filtrat diambil sebanyak 1 ml lalu ditambahkan 1 ml H2SO4
lalu ditambahkan fenol sebanyak 2 ml. Selanjutnya filtrat dimasukkan
kedalam kuvet dibaca pada panjang gelombang 490 nm.
Kandungan karbohidrat terlarut total dihitung dengan cara membuat
larutan standar glukosa yang terdiri dari beberapa konsentrasi lalu diukur
pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm. Hasil
absorbansi larutan standar dibuat persamaan regresi linier sehingga
diperoleh persamaan:
Hasil absorbansi larutan standar dibuat persamaan regresi linier sehingga
diperoleh persamaaan: Y = ax +b. Nilai absorbansi sampel selanjutnya
dimasukkan sebagai nilai Y sehingga didapatkan nilai x (μ/mol).
23
G. Analisis Data
Data yang diperoleh dari pertumbuhan planlet L. sativa selama seleksi dengan
PEG 6000 berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif disajikan
dalam bentuk deskriptif komparatif dengan foto. Data kuantitatif dari setiap
parameter dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam. Analisis ragam
dilakukan pada taraf nyata 5% dan uji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) pada taraf nyata 5%.
41
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kisaran konsentrasi PEG 6000 yang toleran untuk seleksi planlet selada
secara in vitro adalah 10%-40%
2. Karakter ekspresi yang spesifik pada planlet selada yang insensitif
terhadap PEG 6000 secara in vitro meliputi kandungan klorofil a,
klorofil b dan klorofil total serta karbohidrat terlarut total berbeda
dengan kontrol.
a. Kandungan klorofil a, b dan total daun planlet selada dengan
perlakuan PEG 6000 kosentrasi 10%, 20%, 30% dan 40%
mengalami penurunan secara nyata. Semakin tinggi konsentrasi
PEG 6000, maka semakin menurun kandungan klorofil a, b dan
total daun planlet selada.
b. Kandungan karbohidrat terlarut pada planlet selada yang diberi
perlakuan PEG 6000 pada konsentrasi 10%, 20%, 30% dan 40%
mengalami peningkatan secara nyata.
41
42
B. SARAN
Perlu adanya penelitian lanjutan dengan konsentrasi PEG 6000 yang lebih
tinggi dari konsentrasi PEG 40% karena tingkat kematian planlet selada
belum mencapai 50%. Adanya pengujian analisis karakterisasi lainnya untuk
mendapatkan planlet selada yang resisten terhadap kekeringan dengan PEG
6000 seperti analisis proline, karakter agronomis serta analisis molekular
seperti pola DNA dan profil protein.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2012. Klorofil. http://www.seafast.ipb.ac.id.hijau-klorofil.pdf.
Diakses pada 30 Maret 2016 Pukul 18.00.
Anonymous, 2015. FAO. http://faostat.fao.org?site/336 /default. aspx.
[31/12/2014]. Diakses pada 29 Maret 2016.
Anonymous. 2016. Poly Ethylene Glycol.
https://id.wikipedia.org/wiki/Polietilena_glikol . Diakses pada 13 Juni
2016.
Ayaz, F. A., Kadioglu, A & Turgut, R. 1999. Water stress effects on the content
of low molecular weight carbohydrates and phenolic acids in
Ctenanthe setosa (Rosc.) Eichler. Can. J. Plant Sci.: 373-378.
Banyo, Y.E., Song, N., Siahaan, P & Tangapo, A.M. 2013. Konsentrasi Klorofil
Daun Padi pada Saat Kekurangan Air yang Diinduksi dengan
Polietilen Glikol. Jurnal Ilmiah Sains 13(1): 1-8.
Cahyono, 2005. Budidaya Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Campbell. 2005. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Effendi, Y. 2008. Kajian Resistensi Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza Sativa
L.) Terhadap Cekaman Kekeringan. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta. Tesis. Tidak Dipublikasikan.
Gunawan L. W. 1987. Teknik Kultur Jaringan. Pusat Antar Universitas IPB. Bogor
Harborne J.B. 1987. Metode Fitokimia dan Penurunan cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Diterjemahkan oleh : Padmawinata, K dan Joediro, I.
Cetakan ke 2. Penerbit ITB. Bandung, hal : 234-244.
Haryanto, E.T., Suhartini, T & Rahayu, E. 1995. Sawi dan Selada. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Hendriyani I.S & Nantya S. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Kacang
Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda.
Jurnal Sains dan Matematika 17(3): 145-150
45
Hendriawan, I., Abdullah, L., Sopandie, D., Karti, PDMH & Hidayati, N. 2010.
Respon Fisiologis Tanaman Pakan Indigofera zollingeria pada
Berbagai Tingkat Cekaman Kekeringan dan Interval Pemangkasan.
JITV 18(1): 54 - 62.
Husni, A., Kosmiatin, M & Mariska, I. 2006. Peningkatan Toleransi Kedelai
Sindoro terhadap Kekeringan Melalui Seleksi In Vitro. Bul. Agron 34
(1): 25 – 31.
Kerepesi, I & Galiba, G. 2000. Osmotic and Salt Stress-Induced Alteration in
Soluble Carbohydrate Content in Wheat Seedlings. Crop Science
40(2000): 482-487.
Keyvan, S. 2010. The Effects of Drought Stress on Yield, Relative Water Content,
Proline, Soluble Carbohydrates and Chlorophyll of Bread Wheat
Cultivars. Journal of Animal & Plant Sciences 8(3): 1051- 1060.
Kizil, Ü., Genç, L., İnalpulat, M., Şapolyo, D & Mirik, M, 2012. Lettuce
(Lactuca Sativa L.) Yield Prediction Under Water Stress Using
Artificial Neural Network (Ann) Model and Vegetation Indices.
Žemdirbystė=Agriculture 99(4): 409-418.
Kosmiatin, M., Husni, A & Mariska, I. 2005. Perkecambahan dan Perbanyakan
Gaharu Secara In Vitro. Jurnal AgroBiogen 1(2): 62-67.
Laila, F.N & Savitri, E.S. 2014. Produksi Metabolit Sekunder Steviosida Pada
Kultur Kalus Stevia (Stevia Rebaudiana Bert. M.) Dengan
Penambahan Zpt 2,4-D Dan PEG (Polyethylene Glykol) 6000 Pada
Media MS (Murashige & Skoog). El-Hayah 4(2):57-65.
Lestari, E.G & Mariska, I. 2006. Identifikasi Somaklon Padi Gajahmungkur,
Towuti dan IR 64 Tahan Kekeringan Menggunakan Polyethylene
Glycol. Bul. Agron 3(4): 71-78.
Lestari, E.G & Rosa Yunita, R. 2008. Induksi Kalus dan Regenerasi Tunas Padi
Varietas Fatmawati. Bul. Agron 36(2) 106 – 110.
Maluszynski, M., Nichterlein, L & Ahloowalia, BS. 2000. Officially Released
Mutants Varieties. The FAO/IAEA Database. Mutation Breeding
Newsl. 12: 1-83.
Masuko, T., Minami, A., Norimasa, I, Majima, Tokifumi., Nishimura, S & Lee,
Y. 2005. Carbohydrate Analysis by a Phenol–Sulfuric Acid Method in
Microplate Format. Anal. Biochem. 339 (2005) 69–72.
Mulabagal, V., Ngouajio, M., Nair, A., Zhang, Y & Gottumukkala, A.L. 2010. In
Vitro of Red and Green Lettuce (Lactuca sativa) for Functional Food
Properties. Food Chemistry 118 (2010): 300-306.
46
Muliani,Y.N., Damayanti, F & Rostini, N. 2014. seleksi in vitro enam kultivar
kentang (Solanum tuberosum l.) hasil iradiasi sinar gamma untuk
toleransi kekeringan menggunakan manitol. Agric. Sci. J. 1(4): 71-79.
Ningsih, E.P. 2014. Respon Penggunaan Media Tanam Pada Pembibitan Selada
(Lactuca sativa L.). Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan 3(2): 71-79.
Nurcahyani, E., Hadisutrisno, B., Sumardi, I & Suharyanto. 2014. Identifikasi
Galur Planlet Vanili (Vanilla planifolia Andrews) Resisten terhadap
Infeksi Fusarium oxysporum f. Sp. Vanillae hasil seleksi in vitro
dengan Asam Fusarat. Prosiding Seminar Nasional: “Pengendalian
Penyakit Pada Tanaman Pertanian Ramah Lingkungan”.
Perhimpunan Fitopatologi Indonesia Komda Joglosemar-Fakultas
Pertanian UGM. ISBN 978-602-71784-0-3./2014 Hal. 272-279.
Porcell, R., Azco, R & Ruiz-Lozano, JM., 2005. Evaluation of The Role of Genes
Encoding For Dehydrin Proteins (LEA D-11) During Drought Stress
in Arbuscular Mycorrhizal Glycine max and Lactuca sativa Plants.
Journal of Experimental Botany 56 (417): 1933-1942.
Rahayu,E.S., Guhardja, E., Ilyas, S & Sudarsono. 2005. Polietilena Glikol (PEG)
Dalam Media In Vitro Menyebabkan Kondisi Cekaman yang
Menghambat Tunas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Berk.
Penel. Hayati 11: 39-48.
Rubatzky, V.E. & Yamaguchi, M. 1998. Sayuran Dunia 2. Bandung. Penerbit
ITB Bandung.
Rukmana, R. 1994. Selada dan Andewi. Yogyakarta. Kanisius.
Salisbury, F.B. & Ross, C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung. Penerbit ITB
Bandung.
Savitri, ES. 2010. Pengujian In Vitro Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max L.
Merr) Toleran Kekeringan Menggunakan Polyethylene Glikol (PEG)
6000 Pada Media Padat dan Cair. El-Hayah 1(2): 9-13.
Setyowati, N., Bustamam, H & Derita, M. 2003. Penurunan Penyakit Busuk Akar
Dan Pertumbuhan Gulma Pada Tanaman Selada Yang Dipupuk
Mikroba. Jurnal Ilmu- ilmu Pertanian Indonesia 5(2): 48-57.
Shofiyani, A & Purnawanto, A.M. 2010. Pengaruh Kombinasi 2,4-D dan Benzil
Amino Purin (BAP) Terhadap Pembentukan Kalus Pada Eksplan
Daun Kencur (Kaemferia galangal L.) Secara In Vitro. Agritech
12(2): 114 – 128.
Song, N., Tondais, SM & Butarbutar, R. 2010. Evaluasi Indikator Toleransi
Cekaman Kekeringan Pada Fase Perkecambahan Padi (Oryza sativa
L.). Jurnal Biologi XIV(1): 50-54.
47
Song ,N. 2011. Biomassa Dan Kandungan Klorofil Total Daun Jahe (Zingiber
officinale L.) Yang Mengalami Cekaman Kekeringan. Jurnal Ilmiah
Sains 11(1): 1-4.
Song, N & Banyo, Y. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Padi Sebagai Indikator
Kekurangan Air Pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains 11(2): 166-173.
Sumenda, L., Rampe, H & Mantiri, FR. 2011. Analisis Kandungan Klorofil Daun
Mangga (mangifera indica l.) pada Tingkat Perkembangan Daun
Yang Berbeda. Jurnal Bioslogos 1(1): 20-24.
Sunarjono,H.H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Surtiningsih, T & Mariam, S. 2011. Efektifitas Campuran Pupuk Hayati dengan
Pupuk Kimia pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada Bokor
(Lactuca Sativa L.) Var.Crispa. Journal of Mathematics and Science
14(2): 4-8.
Toruan-Mathius, N., Wijana, G., Guharja, E., Aswidinnoor, H., Yahya, Sudirman
& Subronto. 2001. Respons tanaman kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq) terhadap cekaman kekeringan. Menara
Perkebunan 69(2): 29-45.
Yuliarti, N. 2010. Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah Tangga. Andi.Yogyakarta.
Yunita, R. 2009. Pemanfaatan Variasi Somaklonal dan Seleksi In Vitro dalam
Perakitan Tanaman Toleran Cekaman Abiotik. Jurnal Litbang
Pertanian: 28(4): 142-148.
Wetter, L.R & Constabel, F. 1991. Metode Kultur Jaringan Tanaman. Bandung.
Penerbit ITB Bandung.
Widoretno,W., Guhardja, E., Ilyas, S & Sudarsono. 2002. Efektivitas Polietilena
Glikol untuk Mengevaluasi Tanggapan Genotipe Kedelai terhadap
Cekaman Kekeringan pada Fase Perkecambahan. Hayati 9(2): 33-36.
Witham, Devlin & Robert, M. 1993. Exercise in Plant Physiologi. Second
Edition. Prindle, Weber & Scimdt. Boston.
Zulhilmi, Suwirmen & Surya, N.W. 2012. Pertumbuhan dan Uji Kualitatif
Kandungan Metabolit Sekunder Kalus Gatang (Spilanthes acmella
murr.) dengan Penambahan PEG Untuk Menginduksi Cekaman
Kekeringan. J. Bio. UA 1(1): 1-8.