SELASA, 12 APRIL 2011 Putusan MK Tunda Kemenangan Bonaran filepati Tapanuli Tengah, Sumatra ......

1
MIRZA ANDREAS P ENETAPAN pasang- an Raja Bonaran Situmeang-Syukran Jamilan Tanjung se- bagai Bupati dan Wakil Bu- pati Tapanuli Tengah, Sumatra Utara terpilih, tertunda. Pasal- nya, Mahkamah Konstitusi (MK) memerintahkan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tapanuli Tengah memverikasi ulang semua calon pasangan kepala daerah setempat. Bonaran Situmeang me- rupakan mantan pengacara Anggodo Widjojo. Pria asal Surabaya itu sempat sangat populer gara-gara rekaman perbincangannya yang disadap melalui telepon seluler dengan beberapa petinggi di kejaksaan dan kepolisian dibeberkan di sidang MK. Melalui rekaman itu terungkap bagaimana Ang- godo mengatur kasus korupsi pengadaan sistem komunikasi radio terpadu (SKRT) Departe- men Kehutanan yang sedang membelit kakaknya, Anggoro Widjojo. Kemarin, putusan majelis ha- kim MK Nomor 31/PHPU.D- IX/2011 yang dibacakan Ketua MK Mahfud MD memerintah- kan KPU Kabupaten Tapanuli Tengah untuk memverifikasi dan klarikasi ulang atas empat bakal pasangan calon kepala daerah Tapanuli Tengah. Hasil verikasi tersebut, kata Mahfud MD, harus dilaporkan dalam waktu 30 hari setelah pembacaan putusan. “Dengan demikian, mah- kamah menunda dijatuhkan putusan mengenai berita acara rekapitulasi hasil penghitung- an suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah,” kata Hakim Konstitusi Ahmad Fadlil Sumadi. Majelis hakim konstitusi yang dipimpin Mahfud MD itu menganggap KPU tersebut tidak memverikasi dan meng- klarikasi secara faktual terkait syarat yang didukung partai politik dalam pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) Kabupaten Tapanuli Tengah. Pemilu kada Tapanuli Te- ngah yang digelar 12 Maret 2011 itu dimenangi pasangan Bonaran Situmeang-Syukran Jamilan Tanjung. Pasangan ini mengalahkan tiga pasangan lainnya dengan perolehan sua- ra 83.318 (62,10%). Kemenang- an pasangan itu digugat ke MK oleh dua pasang an lainnya, yaitu pasangan Albiner Sitom- pul-Steven Simanungkalit dan pasangan Dina Riana Samosir- Hikmal Batubara. Pasangan Albiner-Steven menganggap seharusnya me- reka yang maju sebagai pasang- an bakal calon dalam pemilu kada tersebut. Hal itu atas dasar asumsi mereka telah didukung oleh 14 partai politik yang meraih kursi di DPRD Tapanuli Tengah. Namun, pihaknya mengaku dihalangi oleh KPU Tapanuli Tengah sehingga kemungkinan suara yang seharusnya bisa menjadi haknya dalam pemilu kada Tapanuli Tengah, beralih pada calon pasangan urut nomor 1, yaitu Bonaran-Syukran. Salah satu kuasa hukum Bonaran-Syukran, Elza Syarief, menyatakan dukungan pada kliennya sudah memenuhi verifikasi dan telah diklari- kasi. Hal itu, katanya, karena Bonaran adalah kader Partai Hanura sehingga dukungan partai itu tertuju padanya. “Sehingga dukungan bagi pemohon (Albiner-Steven) kurang menjadi 13 ribu tidak mencapai 19 ribu,” ujarnya seusai sidang. Sementara itu, gugatan pasangan calon Dina-Hikmal yang menyoal kecurigaan poli- tik uang dalam proses pemilu dinyatakan ditunda setelah KPU memverikasi ulang dan melaporkan ke MK. Namun, majelis MK menolak eksepsi pasangan tersebut. “Eksepsi pihak terkait (pasangan Bonaran-Syukran) permohonan atas nama pasang- an calon Dina-Hikmal tidak jelas atau bersifat kabur dan objek sengketa tidak tepat,” kata Hakim Konstitusi Harjono yang membacakan putusan Nomor 32/PHPU.DIX/2011 itu. Putusan tersebut, ujar Mah- fud, ditetapkan majelis hakim pada 8 April 2011. (*/P-3) [email protected] Putusan MK Tunda Kemenangan Bonaran KPU di sejumlah daerah diduga kerap bermain mata dengan calon kepala daerah menjelang pemilu kada. PEMERINTAH memastikan telah menuntaskan proses evaluasi terhadap keberadaan daerah otonomi. Pemerintah juga membuka peluang terjadi peleburan daerah pemekaran yang berkinerja rendah. “Kalau daerah yang berusia 0 hingga 3 tahun, dievaluasi tiap tahun. Bila setelah tiga tahun kinerjanya rendah, masih di- bina. Kalau dibina masih tidak mungkin, punya peluang untuk digabungkan. Mudah-mudah- an tidak terjadi,” jelas Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di Jakarta, kemarin. Menurut rencana, ia meng- umumkan hasil evaluasi itu pada 25 April. Pengumuman itu, lan- jut dia, bertujuan agar daerah pe- mekaran mengetahui posisi dan perkembangan daerah. “Tinggal diumumkan. Nanti saja pada 25 April,” ujar Gamawan. Gamawan menjelaskan, eva- luasi akan dilakukan terhadap daerah berusia 0 hingga 3 tahun dan evaluasi secara keseluruhan dari otonomi daerah di 497 ka- bupaten/kota dari 33 provinsi. Mendagri mengatakan sebe- narnya evaluasi dilakukan ru- tin. “Tahun lalu evaluasi tidak kami umumkan karena banyak pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada). Nanti dijadikan alat politik. Untuk tahun ini, kami umumkan,” jelasnya. Idealnya, kata Gamawan, pemekaran daerah memerlukan tahapan sebagai daerah persiap- an. Belajar dari evaluasi tahun lalu, sekitar 80% daerah peme- karan belum siap menjadi daerah otonomi. “Karena itu kami sa- rankan supaya jangan langsung otonomi, tapi daerah persiapan dulu,” kata Gamawan. Anggota Dewan Pertimbang- an Otonomi Daerah (DPOD) Eko Prasojo menilai pemekaran daerah cenderung hanya diman- faatkan untuk pembagian kekua- saan politik. Menurut dia, hanya dua dari 205 daerah pemekaran yang berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Sejak 2001 hingga 2009 seba- nyak 205 daerah dimekarkan. Namun hanya dua daerah peme- karan yang berhasil meningkat- kan pendapatan daerah, sumber daya manusia, dan peningkatan pelayanan,” ungkap Eko yang juga Guru Besar Universitas Indonesia (UI) itu. Ia juga menyoroti besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk daerah yang baru di- mekarkan. Selain itu, terda- pat ongkos pemerintahan yang besar, yang sebenarnya tidak perlu dilakukan karena tidak berhubungan dengan kepen- tingan masyarakat. “Pelayanan pemerintah kepada masyarakat semakin rendah setelah daerah dime- karkan. Padahal target daerah dimekarkan adalah untuk me- ningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” katanya. Harusnya, peningkatan pe- layanan kepada masyarakat dilakukan dengan penguatan pelayanan di tingkat kecamat- an. (Mad/Ant/P-1) Daerah Pemekaran Gagal Bisa Dilebur SENGKETA PEMILU KADA: Anggota majelis hakim konstitusi Maria Farida Indrati (kanan) dan hakim ketua Mahfud MD membacakan putusan tentang perselisihan hasil pemilu kada Kabupaten Demak dan Kabupaten Tapanuli Tengah di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, kemarin. MI/USMAN ISKANDAR TAYANGAN video pelatih- an kelompok bersenjata di Aceh dinilai merupakan ben- tuk penyebaran teror kepada masyarakat. Hal itu terungkap dalam persidangan lanjutan kasus dugaan pelatihan kegiatan te- rorisme dan pendanaan kegiatan terorisme oleh Amir Jamaah An- shorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba’asyir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin. Agenda persidangan menghadirkan saksi ahli dari tim jaksa penuntut umum yaitu Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono. Dalam keterangannya sebagai saksi ahli, Sarlito memaparkan pelatihan militer di Aceh dapat dikategorikan sebagai kegiatan terorisme. Apalagi setelah dipu- blikasikan di dunia maya dalam bentuk tayangan video. “Betul video pelatihan ke- lompok bersenjata itu bisa menimbulkan teror karena pen- duduk merasa takut. Kelompok itu bukan polisi, bukan tentara, bukan GAM, tapi bawa senjata dan dari laporan polisi ada ke- giatan tembak-menembak yang menelan korban dari warga sekitar,” kata Sarlito. Menurutnya, memublikasi- kan kegiatan pelatihan militer itu bertujuan menyampaikan pesan tertentu yang memicu dan me- ningkatkan kecemasan dan keta- kutan di lingkungan masyarakat Aceh. Ketika ditanya kaitan- nya dengan kondisi penurunan jumlah wisatawan Aceh yang didata dalam laporan kepolisian, Sarlito juga menyatakan kondisi itu merupakan imbas dari mere- baknya teror kegiatan terorisme. “Itu manifestasi dan investasi dari rasa takut dan cemas yang menyebar,” jawabnya. Seusai kesaksian Sarlito, tim jaksa penuntut umum mengajukan permohonan di- lanjutkannya keterangan saksi ahli pidana Chairul Huda pada persidangan selanjutnya, Rabu (13/4). Chairul Huda sebe- lumnya dijadwalkan mem- berikan keterangan setelah Sar- lito Wirawan. Namun Chairul Huda tidak dapat hadir karena jadwal akademisnya padat. Ba’asyir didakwa melakukan pemufakatan jahat, merencana- kan, menggerakkan pelatihan militer kelompok teroris di Aceh. Selain itu, Amir JAT itu juga didakwa memberikan atau meminjamkan dana sekitar Rp1 miliar untuk membiayai segala kegiatan di Aceh. Ia juga dikaitkan dengan dua perampokan di Medan, Sumatra Utara. (NY/P-3) ALIRAN dana APBD Kabu- paten Langkat sampai ke ta- ngan 12 mantan anggota DPRD Langkat periode 1999-2004 dalam bentuk mobil bermerek Isuzu Panther. Hal itu terkuak melalui ke- terangan sejumlah saksi dalam sidang kasus korupsi APBD Langkat dengan terdakwa mantan Bupati Langkat Syam- sul Arin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Ja- karta, kemarin. Dalam sidang itu, jaksa pe- nuntut umum menghadirkan mantan ketua DPRD Langkat, 12 mantan anggota DPRD Langkat, mantan Sekretaris DPRD Langkat Diana Sari, dan mantan Bendahara DPRD Langkat Gudog. “Menerima Panther dalam kaitan untuk kepentingan melaksanakan tugas,” demiki- an pengakuan salah satu man- tan anggota DPRD Langkat, Syafrudin Basyir. Ketua DPRD Langkat Sama Mesa Bangun adalah satu-satu- nya pihak yang menyangkal telah menerima mobil tersebut. “Tidak terima, karena saya su- dah dapat mobil dinas,” tukas Sama. Dalam dakwaan jaksa, Syam- sul Arin yang juga Gubernur nonaktif Sumatra Utara disebut- kan telah menerima laporan permintaan pengadaan mobil pribadi untuk seluruh ang- gota DPRD, sekitar Maret 2002. Syamsul lalu membuat kesepa- katan dengan CV Ansor Bintang Sembilan agar pembayaran mobil termasuk asuransinya dilakukan dengan cara mencicil. Saat ditanyakan mengenai hal itu, Sama juga mengaku tidak mengetahuinya. Dalam sidang itu, Ketua Majelis Hakim Tjokorda Ray Suamba beberapa kali menegur sejumlah saksi yang mem- berikan keterangan berbeda de- ngan berita acara pemeriksaan (BAP). Seperti saksi Syafrudin Basyir yang membantah bahwa pihaknya telah menerima pin- jaman dari terdakwa Syamsul Arin sebesar Rp65 juta. “Sau- dara telah disumpah, apabila tidak memberikan keterangan tidak sebenarnya, akan dian- cam dengan pidana tujuh tahun penjara,” ancam Tjokorda. Padahal, menurut jaksa Muhibuddin, saksi sudah men- jelaskan hal itu secara terperinci dan jelas. Menurut Syafrudin, sebagian BAP yang dibuatnya salah. “Jadi, itu tidak ada. Saya diminta menjelaskan mengenai berbagai hal, maka itu kami harap pemeriksaan cepat sele- sai,” kilah Syafrudin. Syamsul Arin didakwa 20 tahun penjara atas dugaan ko- rupsi APBD Kabupaten Lang- kat selama 2000-2007 karena menimbulkan kerugian negara sebesar Rp97,8 miliar. Syamsul disebut telah me- merintahkan bawahannya un- tuk mencairkan kas daerah Langkat untuk kepentingan pribadi. (*/ED/P-4) Latihan Militer Teror Masyarakat Aliran Dana Syamsul untuk Beli Mobil Anggota DPRD SIDANG LANJUTAN: Terdakwa mantan Bupati Langkat Syamsul Arifin (kanan) berbicara dengan kuasa hukumnya dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi APBD Langkat periode 1999-2004 di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin. MI/USMAN ISKANDAR MI/RAMDANI Gamawan Fauzi Menteri Dalam Negeri 4 SELASA, 12 APRIL 2011 P OLKAM

Transcript of SELASA, 12 APRIL 2011 Putusan MK Tunda Kemenangan Bonaran filepati Tapanuli Tengah, Sumatra ......

Page 1: SELASA, 12 APRIL 2011 Putusan MK Tunda Kemenangan Bonaran filepati Tapanuli Tengah, Sumatra ... permohonan atas nama pasang- ... Anggota Dewan Pertimbang-an Otonomi Daerah (DPOD)

MIRZA ANDREAS

PENETAPAN pasang-a n R a j a B o n a r a n Situmeang-Syukran Jamilan Tanjung se-

bagai Bupati dan Wakil Bu-pati Tapanuli Tengah, Sumatra Utara terpilih, tertunda. Pasal-nya, Mahkamah Konstitusi (MK) memerintahkan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tapanuli Tengah memverifi kasi ulang semua calon pasangan kepala daerah setempat.

Bonaran Situmeang me-rupakan mantan pengacara Anggodo Widjojo. Pria asal Surabaya itu sempat sangat populer gara-gara rekaman perbincangannya yang disadap melalui telepon seluler dengan beberapa petinggi di kejaksaan dan kepolisian dibeberkan di sidang MK. Melalui rekaman itu terungkap bagaimana Ang-godo mengatur kasus korupsi pengadaan sistem komunikasi radio terpadu (SKRT) Departe-men Kehutanan yang sedang

membelit kakaknya, Anggoro Widjojo.

Kemarin, putusan majelis ha-kim MK Nomor 31/PHPU.D-IX/2011 yang dibacakan Ketua MK Mahfud MD memerintah-kan KPU Kabupaten Tapanuli Tengah untuk memverifikasi dan klarifi kasi ulang atas empat bakal pasangan calon kepala daerah Tapanuli Tengah.

Hasil verifi kasi tersebut, kata Mahfud MD, harus dilaporkan dalam waktu 30 hari setelah pembacaan putusan.

“Dengan demikian, mah-kamah menunda dijatuhkan putusan mengenai berita acara rekapitulasi hasil penghitung-an suara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah,” kata Hakim Konstitusi Ahmad Fadlil Sumadi.

Majelis hakim konstitusi yang dipimpin Mahfud MD itu menganggap KPU tersebut tidak memverifi kasi dan meng-klarifi kasi secara faktual terkait syarat yang didukung partai politik dalam pemilihan umum

kepala daerah (pemilu kada) Kabupaten Tapanuli Tengah.

Pemilu kada Tapanuli Te-ngah yang digelar 12 Maret 2011 itu dimenangi pasangan Bonaran Situmeang-Syukran Jamilan Tanjung. Pasangan ini me ngalahkan tiga pasangan lainnya dengan perolehan sua-ra 83.318 (62,10%). Kemenang-an pasangan itu digugat ke MK oleh dua pasang an lainnya, yaitu pasangan Albiner Sitom-pul-Steven Simanungkalit dan pasangan Dina Riana Samosir-Hikmal Batubara.

Pasangan Albiner-Steven menganggap seharusnya me-reka yang maju sebagai pasang-an bakal calon dalam pemilu kada tersebut. Hal itu atas dasar asumsi mereka telah didukung oleh 14 partai politik yang meraih kursi di DPRD Tapanuli Tengah. Namun, pihaknya mengaku dihalangi oleh KPU Tapanuli Tengah sehingga kemungkinan suara yang seharusnya bisa menjadi haknya dalam pemilu kada Tapanuli Tengah, beralih pada calon pasangan urut nomor 1, yaitu Bonaran-Syukran.

Salah satu kuasa hukum Bonaran-Syukran, Elza Syarief,

menyatakan dukungan pada kliennya sudah memenuhi verifikasi dan telah diklari-fi kasi. Hal itu, katanya, karena Bonaran adalah kader Partai Hanura sehingga dukungan partai itu tertuju padanya.

“Sehingga dukungan bagi pemohon (Albiner-Steven) kurang menjadi 13 ribu tidak mencapai 19 ribu,” ujarnya seusai sidang.

Sementara itu, gugatan pasangan calon Dina-Hikmal yang menyoal kecurigaan poli-tik uang dalam proses pemilu dinyatakan ditunda setelah KPU memverifi kasi ulang dan melaporkan ke MK. Namun, majelis MK menolak eksepsi pasangan tersebut.

“Eksepsi pihak terkai t (pasang an Bonaran-Syukran) permohonan atas nama pasang-an calon Dina-Hikmal tidak jelas atau bersifat kabur dan objek sengketa tidak tepat,” kata Hakim Konstitusi Harjono yang membacakan putusan Nomor 32/PHPU.DIX/2011 itu.

Putusan tersebut, ujar Mah-fud, ditetapkan majelis hakim pada 8 April 2011. (*/P-3)

[email protected]

Putusan MK Tunda Kemenangan Bonaran

KPU di sejumlah daerah diduga kerap bermain mata dengan calon kepala daerah menjelang pemilu kada.

PEMERINTAH memastikan telah menuntaskan proses evaluasi terhadap keberadaan daerah otonomi. Pemerintah juga membuka peluang terjadi peleburan daerah pemekaran yang berkinerja rendah.

“Kalau daerah yang berusia 0 hingga 3 tahun, dievaluasi tiap tahun. Bila setelah tiga tahun kinerjanya rendah, masih di-bina. Kalau dibina masih tidak mungkin, punya peluang untuk digabungkan. Mudah-mudah-an tidak terjadi,” jelas Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di Jakarta, kemarin.

Menurut rencana, ia meng-umumkan hasil evaluasi itu pada 25 April. Pengumuman itu, lan-jut dia, bertujuan agar daerah pe-mekaran mengetahui posisi dan perkembangan daerah. “Tinggal diumumkan. Nanti saja pada 25 April,” ujar Gamawan.

Gamawan menjelaskan, eva-luasi akan dilakukan terhadap daerah berusia 0 hingga 3 tahun dan evaluasi secara keseluruhan dari otonomi daerah di 497 ka-bupaten/kota dari 33 provinsi.

Mendagri mengatakan sebe-narnya evaluasi dilakukan ru-tin. “Tahun lalu evaluasi tidak kami umumkan karena banyak pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada). Nanti dijadikan alat politik. Untuk tahun ini,

kami umumkan,” jelasnya.Idealnya, kata Gamawan,

pemekaran daerah memerlukan tahapan sebagai daerah persiap-an. Belajar dari evaluasi tahun lalu, sekitar 80% daerah peme-karan belum siap menjadi dae rah otonomi. “Ka rena itu kami sa-rankan supaya jangan langsung otonomi, tapi daerah persiapan dulu,” kata Gamawan.

Anggota Dewan Pertimbang-an Otonomi Daerah (DPOD) Eko Prasojo menilai pemekaran daerah cenderung hanya diman-faatkan untuk pembagian kekua-saan politik. Menurut dia, hanya dua dari 205 daerah pemekaran yang berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Sejak 2001 hingga 2009 seba-nyak 205 daerah dimekarkan. Namun hanya dua daerah peme-karan yang berhasil meningkat-kan pendapatan daerah, sumber

daya manusia, dan peningkatan pelayanan,” ungkap Eko yang juga Guru Besar Universitas Indonesia (UI) itu.

Ia juga menyoroti besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk daerah yang baru di-mekarkan. Selain itu, terda-pat ongkos pemerintahan yang besar, yang sebenarnya tidak perlu dilakukan karena tidak berhubungan dengan kepen-tingan masyarakat.

“Pelayanan pemerintah kepada masyarakat semakin rendah setelah daerah dime-karkan. Padahal target daerah dimekarkan adalah untuk me-ningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” katanya.

Harusnya, peningkatan pe-layanan kepada masyarakat dilakukan dengan penguatan pelayanan di tingkat kecamat-an. (Mad/Ant/P-1)

Daerah Pemekaran Gagal Bisa Dilebur

SENGKETA PEMILU KADA: Anggota majelis hakim konstitusi Maria Farida Indrati (kanan) dan hakim ketua Mahfud MD membacakan putusan tentang perselisihan hasil pemilu kada Kabupaten Demak dan Kabupaten Tapanuli Tengah di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, kemarin.

MI/USMAN ISKANDAR

TAYANGAN video pelatih-an kelompok bersenjata di Aceh dinilai merupakan ben-tuk penyebaran teror kepada masyarakat.

Hal itu terungkap dalam persidangan lanjutan kasus dugaan pelatihan kegiatan te-rorisme dan pendanaan kegiatan terorisme oleh Amir Jamaah An-shorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba’asyir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin. Agenda persidangan menghadirkan saksi ahli dari tim jaksa penuntut umum yaitu Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono.

Dalam keterangannya sebagai saksi ahli, Sarlito memaparkan pelatihan militer di Aceh dapat dikategorikan sebagai kegiatan terorisme. Apalagi setelah dipu-blikasikan di dunia maya dalam bentuk tayangan video.

“Betul video pelatihan ke-lompok bersenjata itu bisa menimbulkan teror karena pen-duduk merasa takut. Kelompok itu bukan polisi, bukan tentara, bukan GAM, tapi bawa senjata dan dari laporan polisi ada ke-giatan tembak-menembak yang menelan korban dari warga sekitar,” kata Sarlito.

Menurutnya, memublikasi-kan kegiatan pelatihan militer itu bertujuan menyampaikan pesan tertentu yang memicu dan me-ningkatkan kecemasan dan keta-kutan di lingkungan masyarakat Aceh. Ketika ditanya kaitan-nya dengan kondisi penurunan jumlah wisatawan Aceh yang didata dalam laporan kepolisian, Sarlito juga menyatakan kondisi itu merupakan imbas dari mere-baknya teror kegiatan terorisme. “Itu manifestasi dan investasi dari rasa takut dan cemas yang

menyebar,” jawabnya. Seusai kesaksian Sarlito,

tim jaksa penuntut umum mengajukan permohonan di-lanjutkannya keterangan saksi ahli pidana Chairul Huda pada persidangan selanjutnya, Rabu (13/4). Chairul Huda sebe-lumnya dijadwalkan mem-berikan keterangan setelah Sar-lito Wirawan. Namun Chairul Huda tidak dapat hadir karena jadwal akademisnya padat.

Ba’asyir didakwa melakukan pemufakatan jahat, merencana-kan, menggerakkan pelatihan militer kelompok teroris di Aceh. Selain itu, Amir JAT itu juga didakwa memberikan atau meminjamkan dana sekitar Rp1 miliar untuk membiayai segala kegiatan di Aceh.

Ia juga dikaitkan dengan dua perampokan di Medan, Sumatra Utara. (NY/P-3)

ALIRAN dana APBD Kabu-paten Langkat sampai ke ta-ngan 12 mantan anggota DPRD Langkat periode 1999-2004 dalam bentuk mobil bermerek Isuzu Panther.

Hal itu terkuak melalui ke-terangan sejumlah saksi dalam sidang kasus korupsi APBD Langkat dengan terdakwa mantan Bupati Langkat Syam-sul Arifi n di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Ja-karta, kemarin.

Dalam sidang itu, jaksa pe-nuntut umum menghadirkan mantan ketua DPRD Langkat, 12 mantan anggota DPRD Langkat, mantan Sekretaris DPRD Langkat Diana Sari, dan mantan Bendahara DPRD Langkat Gudog.

“Menerima Panther dalam kaitan untuk kepentingan melaksanakan tugas,” demiki-an pengakuan salah satu man-tan anggota DPRD Langkat, Syafrudin Basyir.

Ketua DPRD Langkat Sama Mesa Bangun adalah satu-satu-nya pihak yang menyangkal telah menerima mobil tersebut. “Tidak terima, karena saya su-dah dapat mobil dinas,” tukas Sama.

Dalam dakwaan jaksa, Syam-sul Arifi n yang juga Gubernur nonaktif Sumatra Utara disebut-kan telah menerima laporan permintaan pengadaan mobil pribadi untuk seluruh ang-gota DPRD, sekitar Maret 2002. Syamsul lalu membuat kesepa-

katan dengan CV Ansor Bintang Sembilan agar pembayaran mobil termasuk asuransinya dilakukan dengan cara mencicil. Saat ditanyakan mengenai hal itu, Sama juga mengaku tidak mengetahuinya.

Dalam sidang itu, Ketua Majelis Hakim Tjokorda Ray Suamba beberapa kali menegur sejumlah saksi yang mem-berikan keterangan berbeda de-ngan berita acara pemeriksaan (BAP). Seperti saksi Syafrudin Basyir yang membantah bahwa pihaknya telah menerima pin-jaman dari terdakwa Syamsul Arifi n sebesar Rp65 juta. “Sau-dara telah disumpah, apabila tidak memberikan keterangan tidak sebenarnya, akan dian-cam dengan pidana tujuh tahun

penjara,” ancam Tjokorda. Padahal, menurut jaksa

Muhibuddin, saksi sudah men-jelaskan hal itu secara terperinci dan jelas. Menurut Syafrudin, sebagian BAP yang dibuatnya salah. “Jadi, itu tidak ada. Saya diminta menjelaskan mengenai berbagai hal, maka itu kami harap pemeriksaan cepat sele-sai,” kilah Syafrudin.

Syamsul Arifi n didakwa 20 tahun penjara atas dugaan ko-rupsi APBD Kabupaten Lang-kat selama 2000-2007 karena menimbulkan kerugian negara sebesar Rp97,8 miliar.

Syamsul disebut telah me-merintahkan bawahannya un-tuk mencairkan kas daerah Langkat untuk kepentingan pribadi. (*/ED/P-4)

Latihan Militer Teror Masyarakat

Aliran Dana Syamsul untuk Beli Mobil Anggota DPRD

SIDANG LANJUTAN: Terdakwa mantan Bupati Langkat Syamsul Arifin (kanan) berbicara dengan kuasa hukumnya dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi APBD Langkat periode 1999-2004 di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin.

MI/USMAN ISKANDAR

MI/RAMDANI

Gamawan FauziMenteri Dalam Negeri

4 SELASA, 12 APRIL 2011POLKAM