BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

124
BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA RANCANGAN PERATURAN DAERAH TAPANULI SELATAN NOMOR … TAHUN ......... TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN BATANG TORU TAHUN 2020-2040 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPANULI SELATAN, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan pembangunan dan mengatasi keterbatasan lahan dalam menghadapi perkembangan perekonomian wilayah, perlu didukung rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi; b. bahwa rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi sebagai salah satu pedoman untuk rencana pembangunan, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang perlu diberikan landasan hukum untuk lebih memacu pembangunan yang berwawasan lingkungan; c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Pasal 96 ayat (2) huruf b Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017-2037;

Transcript of BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

Page 1: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

BUPATI TAPANULI SELATAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH TAPANULI SELATAN

NOMOR … TAHUN .........

TENTANG

RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

KAWASAN PERKOTAAN BATANG TORU TAHUN 2020-2040

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPANULI SELATAN,

Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan pembangunan dan

mengatasi keterbatasan lahan dalam menghadapi

perkembangan perekonomian wilayah, perlu didukung

rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi;

b. bahwa rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi

sebagai salah satu pedoman untuk rencana

pembangunan, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

pemanfaatan ruang perlu diberikan landasan hukum

untuk lebih memacu pembangunan yang berwawasan

lingkungan;

c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang dan Pasal 96 ayat (2) huruf b

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2017 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli

Selatan Tahun 2017-2037;

Page 2: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 2 -

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu

menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli

Selatan tentang Rencana Detail Tata Ruang dan

Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Batang Toru;

Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 tentang

Pembentukan Daerah Otonomi Kabupaten-Kabupaten

Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara

(Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 1092)

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4725);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5679);

5. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2017 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli

Selatan Tahun 2017-2037 (Lembaran Daerah

Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017 Nomor 289,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tapanuli

Selatan Nomor 19);

Page 3: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 3 -

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN

dan

BUPATI TAPANULI SELATAN

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL TATA

RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN

BATANG TORU TAHUN 2020-2040

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan,

ruang laut, dan ruang udara termasuk ruang di dalam

bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia

dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan

memelihara kelangsungan kehidupannya.

2. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola

ruang.

3. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses

perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan

pengendalian pemanfaatan ruang.

4. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata

ruang.

5. Rencana Detail Tata Ruang adalah rencana rinci dari

rencana tata ruang wilayah kabupaten.

6. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai

kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan

fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

Page 4: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 4 -

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan

ekonomi.

7. Kawasan Perkotaan Batang Toru adalah kawasan

perkotaan yang berperan sebagai ibukota Kecamatan

Batang Toru dan berfungsi sebagai Pusat Kegiatan

Lokal.

8. Bagian Wilayah Perencanaan yang selanjutnya

disingkat BWP adalah bagian dari kabupaten/kota

dan/atau kawasan strategis kabupaten/kota yang

akan atau perlu disusun rencana rincinya.

9. Sub Bagian Wilayah Perencanaan yang selanjutnya

disingkat Sub BWP adalah bagian dari BWP yang

dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri dari beberapa

blok.

10. Blok adalah blok peruntukan yang dibagi ke dalam

petak/persil peruntukan.

11. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat

permukiman dan sistem jaringan prasarana dan

sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan

sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis

memiliki hubungan fungsional.

12. Pusat Pelayanan Kawasan Perkotaan yang selanjutnya

disingkat PPKP adalah pusat pelayanan ekonomi,

sosial, dan/atau administrasi yang melayani kegiatan

seluruh kawasan perkotaan atau beberapa kecamatan.

13. Sub Pusat Pelayanan Kawasan Perkotaan yang

selanjutnya disingkat SPPKP adalah pusat pelayanan

ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang melayani

sub kawasan perkotaan.

14. Pusat Lingkungan yang selanjutnya disingkat PL

adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau

administrasi lingkungan perumahan.

15. Jaringan adalah satu kesatuan yang saling

menghubungkan dan berada dalam pengaruh

pelayanan dalam satu hubungan hierarki.

Page 5: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 5 -

16. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan

hunian yang memenuhi standar tertentu untuk

kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman,

dan nyaman.

17. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya

disingkat SPAM adalah satu kesatuan sarana dan

prasarana penyediaan air minum.

18. Sistem Pengelolaan Air Limbah yang selanjutnya

disingkat SPAL adalah satu kesatuan sarana dan

prasarana pengelolaan air limbah.

19. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam

suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk

fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi

budi daya.

20. Zona adalah suatu bagian wilayah atau kawasan yang

ditetapkan dalam rencana tata ruang untuk

mengemban suatu fungsi tertentu sesuai dengan

karakteristik zonanya.

21. Zona Lindung adalah zona yang ditetapkan

karakteristik pemanfaatan ruangnya berdasarkan

dominasi fungsi kegiatan masing-masing zona pada

kawasan lindung.

22. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH

adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok,

yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat

tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara

alamiah maupun yang sengaja ditanam.

23. Zona Budi Daya adalah zona yang ditetapkan

karakteristik pemanfaatan ruangnya berdasarkan

dominasi fungsi kegiatan masing-masing zona pada

kawasan budi daya.

24. Zona Perumahan yang selanjutnya disebut Zona R

adalah suatu bagian wilayah yang meliputi kumpulan

rumah sebagai bagian dari permukiman, yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana umum

Page 6: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 6 -

sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak

huni.

25. Zona Perdagangan dan Jasa yang selanjutnya disebut

Zona K adalah suatu bagian wilayah tempat kegiatan

yang terkait dengan transaksi barang dan/atau jasa

berupa pasar rakyat, pertokoan, pusat perbelanjaan,

toko modern, gudang, pusat distribusi, pusat

perbankaan, jasa informasi, jasa keuangan, jasa

perusahaan, penyediaan akomodasi, penyediaan

makan minum, dan lainnya, untuk mendukung

kelancaran arus distribusi barang.

26. Zona Perkantoran yang selanjutnya disebut Zona KT

adalah suatu bagian wilayah dengan karakteristik

sebagai tempat bekerja.

27. Zona Sarana Pelayanan Umum yang selanjutnya

disebut Zona SPU adalah suatu bagian wilayah dengan

karakteristik kegiatan pendidikan, kesehatan,

olahraga, sosial budaya, peribadatan, dan transportasi

yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan

dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan

ekonomi.

28. Zona Pariwisata yang selanjutnya disebut Zona W

adalah adalah suatu bagian wilayah yang di dalamnya

terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas

pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling

terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

29. Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur

tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan

ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap

blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam

rencana rinci tata ruang.

30. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat

KDB adalah angka persentase perbandingan antara

luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas

lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang

Page 7: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 7 -

dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata

bangunan dan lingkungan.

31. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat

KLB adalah angka persentase perbandingan antara

luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah

perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai

rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan

lingkungan.

32. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat

KDH adalah angka persentase perbandingan antara

luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung

yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan

dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang

dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata

bangunan dan lingkungan.

33. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat

GSB adalah garis yang tidak boleh dilampaui oleh

denah bangunan ke arah garis sempadan jalan.

34. Masyarakat adalah orang, perseorangan, kelompok

orang termasuk masyarakat hukum adat, korporasi,

dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain

dalam penyelenggaraan penataan ruang.

35. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat

dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,

dan pengendalian pemanfaatan ruang.

36. Pemerintah Pusat selanjutnya adalah Presiden

Republik Indonesia yang memegang kekuasaan

pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dibantu

oleh Wakil Presiden dan Menteri sebagaimana

dimaksud Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

37. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang

memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah otonom.

Page 8: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 8 -

38. Bupati adalah Bupati Tapanuli Selatan.

Pasal 2

Ruang lingkup pengaturan Peraturan Daerah ini meliputi:

a. peran dan fungsi Rencana Detail Tata Ruang dan

Peraturan Zonasi serta cakupan Kawasan Perkotaan

Batang Toru;

b. tujuan dan sasaran penataan ruang Kawasan

Perkotaan Batang Toru;

c. rencana struktur ruang Kawasan Perkotaan Batang

Toru;

d. rencana pola ruang Kawasan Perkotaan Batang Toru;

e. penetapan Sub BW prioritas;

f. ketentuan pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan

Batang Toru;

g. peraturan zonasi Kawasan Perkotaan Batang Toru.

h. ketentuan perizinan;

i. pemberian insentif dan disinsentif;

j. hak, kewajiban, dan peran Masyarakat;

k. sanksi administratif;

l. pengawasan penataan ruang;

m. penyidikan;

n. ketentuan pidana;

o. jangka waktu dan peninjauan kembali;

p. ketentuan peralihan; dan

q. ketentuan penutup.

BAB II

PERAN DAN FUNGSI RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN

PERATURAN ZONASI SERTA CAKUPAN KAWASAN

PERKOTAAN BATANG TORU

Bagian Kesatu

Peran dan Fungsi Rencana Detail Tata Ruang dan

Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Batang Toru

Page 9: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 9 -

Pasal 3

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kawasan

Perkotaan Batang Toru berperan sebagai alat

operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Tapanuli Selatan dan alat koordinasi pelaksanaan

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

di Kawasan Perkotaan Batang Toru.

Pasal 4

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kawasan

Perkotaan Batang Toru berfungsi sebagai pedoman untuk:

a. penyusunan rencana pembangunan di Kawasan

Perkotaan Batang Toru;

b. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan

ruang di Kawasan Perkotaan Batang Toru;

c. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan

keseimbangan perkembangan antarzona, serta

keserasian antarsektor di Kawasan Perkotaan Batang

Toru;

d. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di

Kawasan Perkotaan Batang Toru;

e. pengelolaan Kawasan Perkotaan Batang Toru; dan

f. perwujudan keterpaduan rencana pengembangan

Kawasan Perkotaan Batang Toru.

Bagian Kedua

Cakupan BWP

Pasal 5

(1) Kawasan Perkotaan Batang Toru merupakan satu

kesatuan BWP yang ditetapkan berdasarkan fungsi

kawasan perkotaan, daya dukung lahan untuk fungsi

kawasan perkotaan, karakteristik pusat pelayanan,

Page 10: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 10 -

perkiraan jumlah penduduk, kebutuhan lahan,

potensi, masalah, dan isu-isu strategis.

(2) Cakupan BWP Batang Toru meliputi wilayah dengan

luas 2.330,12 (dua ribu tiga ratus tiga puluh koma

dua belas) hektar beserta ruang perairan, ruang udara

di atasnya, dan ruang di dalam bumi.

(3) Cakupan BWP Batang Toru mencakup 6 (enam) Sub

BWP terdiri atas:

a. Sub BWP A mencakup 3 (tiga) Blok dengan luas

kurang lebih 531,38 (lima ratus tiga puluh satu

koma tiga puluh delapan) hektar meliputi:

1. Blok A-1 berupa sebagian wilayah Desa

Sipenggeng;

2. Blok A-2 berupa sebagian wilayah Kelurahan

Hapseong Baru;

3. Blok A-3 berupa sebagian wilayah sebagian

wilayah Kelurahan Hapseong Baru; dan

4. Blok A-4 berupa sebagian wilayah Desa

Perkebunan Hapesong;

b. Sub BWP B mencakup 8 (delapan) Blok dengan

luas kurang lebih 178,21 (dua ratus delapan puluh

lima, koma satu) hektar meliputi:

1. Blok B-1 berupa KelurahanWek I;

2. Blok B-2 berupa Kelurahan Wek II;

3. Blok B-3 berupa sebagian wilayah Kelurahan

Perkebunan Batang Toru;

4. Blok B-4 berupa sebagian wilayah Kelurahan

Perkebunan Batang Toru;

5. Blok B-5 berupa sebagian wilayah Desa Wek III;

6. Blok B-6 berupa sebagian wilayah Desa Wek IV;

7. Blok B-7 berupa sebagian wilayah Desa Telo;

dan

8. Blok B-8 berupa sebagian wilayah Desa Napa;

Page 11: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 11 -

c. Sub BWP C mencakup 4 (empat) Blok dengan luas

kurang lebih 178,21 (seratus tujuh puluh delapan

koma dua puluh satu) hektar meliputi:

1. Blok C-1 berupa sebagian wilayah Kelurahan

Aek Pining;

2. Blok C-2 berupa sebagian wilayah Kelurahan

Aek Pining;

3. Blok C-3 berupa sebagian wilayah Desa Napa;

dan

4. Blok C-4 berupa sebagian wilayah Desa

Sumuran;

d. Sub BWP D mencakup 4 (empat) Blok dengan luas

kurang lebih 356 (tiga ratus lima puluh enam

koma delapan belas) hektar meliputi:

1. Blok D-1 berupa sebagian wilayah Kelurahan

Perkebunan Batang Toru;

2. Blok D-2 berupa sebagian wilayah Kelurahan

Aek Pining;

3. Blok D-3 berupa sebagian wilayah Desa

Sumuran; dan

4. Blok D-4 berupa sebagian wilayah Desa Batu

Hula;

e. Sub BWP E mencakup 2 (dua) Blok dengan luas

kurang lebih 226,36 (dua ratus dua puluh enam

koma tiga puluh enam) hektar meliputi:

1. Blok E-1 berupa sebagian wilayah Kelurahan

Perkebunan Batang Toru; dan

2. Blok E-2 berupa sebagian wilayah Desa Batu

Hula;

f. Sub BWP F mencakup 5 (lima) Blok dengan luas

kurang lebih 633,27 (enam ratus tiga puluh tiga

koma dua puluh tujuh) hektar meliputi:

1. Blok F-1 berupa sebagian wilayah Desa Batu

Hula;

Page 12: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 12 -

2. Blok F-2 berupa sebagian wilayah Desa Batu

Hula;

3. Blok F-3 berupa sebagian wilayah Desa Aek

Ngadol Sitinjak;

4. Blok F-4 berupa sebagian wilayah Desa Huta

Godang; dan

5. Blok F-5 berupa sebagian wilayah Desa Garoga.

(4) Cakupan BWP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

digambarkan dalam Peta Cakupan BWP dengan

menggunakan tingkat ketelitian sumber data skala

1:5.000 (satu banding lima ribu), tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Daerah ini.

BAB III

TUJUAN DAN SASARAN PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu

Tujuan Penataan Ruang

Pasal 6

Penataan ruang Kawasan Perkotaan Batang Toru bertujuan

untuk mewujudkan pusat perdagangan dan jasa

pendukung kegiatan tanaman pangan, perkebunan, dan

pertambangan yang berdaya saing dan berketahanan

terhadap bencana.

Bagian Kedua

Sasaran Penataan Ruang

Pasal 7

Sasaran penataan ruang untuk mewujudkan pusat

perdagangan dan jasa pendukung kegiatan tanaman

pangan, perkebunan, dan pertambangan yang berdaya

Page 13: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 13 -

saing dan berketahanan terhadap bencana sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 terdiri atas:

a. meningkatnya kualitas konektivitas transportasi,

jaringan energi, dan jaringan telekomunikasi

antarzona dan antar wilayah yang handal;

b. meningkatnya kualitas dan kuantitas prasarana

SPAM, jaringan drainase, SPAL, dan pengelolaan

sampah yang ramah lingkungan;

c. berkembangnya zona perlindungan setempat dan RTH

sepanjang sungai untuk mendukung kelestarian

lingkungan;

d. berkembangnya zona perdagangan dan jasa skala

provinsi yang berdaya saing;

e. berkembangnya zona budi daya pendukung kegiatan

tanaman pangan, perkebunan, dan pertambangan;

f. bertahannya zona tanaman pangan untuk mendukung

ketahanan pangan;

g. terkendalinya pemanfaatan ruang melalui pelaksanaan

peraturan zonasi.

BAB IV

RENCANA STRUKTUR RUANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 8

(1) Rencana Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Batang

Toru ditetapkan dengan tujuan untuk meningkatkan

kualitas pusat pelayanan, meningkatkan kualitas dan

jangkauan pelayanan jaringan prasarana, serta

meningkatkan fungsi Kawasan Perkotaan Batang Toru

sebagai Pusat Kegiatn Lokal yang mandiri dengan

mengedepankan pelestarian lingkungan.

Page 14: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 14 -

(2) Rencana struktur ruang Kawasan Perkotaan Batang

Toru berfungsi sebagai penunjang dan penggerak

kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara

hierarki memiliki hubungan fungsional.

(3) Rencana Struktur Ruang terdiri atas:

a. rencana pengembangan pusat pelayanan; dan

b. rencana jaringan prasarana.

Bagian Kedua

Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan

Pasal 9

(1) Rencana pengembangan pusat pelayanan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf a

merupakan distribusi pusat-pusat pelayanan yang

ditetapkan dengan tujuan untuk mengembangkan dan

meningkatkan kualitas dan jangkauan pusat

pelayanan Kawasan Perkotaan Batang Toru.

(2) Rencana pengembangan pusat pelayanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. PPKP;

b. SPPKP; dan

c. PL.

Pasal 10

(1) PPKP sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat

(2) huruf a merupakan pusat kegiatan utama dalam

peningkatan pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau

administrasi yang ditetapkan untuk mendorong

pengembangan Kawasan Perkotaan Batang Toru.

(2) PPKP sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan di Pasar Batang Toru dan Sekitarnya di

sebagian wilayah Blok B-1 KelurahanWek I dan

sebagian wilayah Blok B-2 berupa Kelurahan Wek II.

Page 15: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 15 -

(3) PPKP Pasar Batang Toru dan Sekitarnya sebagaimana

yang dimaksud pada ayat (2) memiliki fungsi sebagai:

a. pusat pemerintahan;

b. pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan;

c. pusat perdagangan dan jasa skala beberapa

kecamatan;

d. pusat kegiatan industri pengolahan dan industri

jasa hasil tanaman pangan dan perkebunan;

e. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan; dan

f. pusat pelayanan sistem angkutan umum

penumpang dan angkutan barang.

Pasal 11

(1) SPPK sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat

(2) huruf b merupakan pusat kegiatan pendukung

PPKP yang ditetapkan untuk mendorong

pengembangan sub Kawasan Perkotaan Batang Toru.

(2) SPPK sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan di:

a. Taman Wisata Alam Raya dan Sekitarnya di Blok

A-1 sebagian wilayah Desa Sipenggeng;

b. Simpang Puskesmas Kelurahan Aek Pining dan

Sekitarnya di sebagian wilayah Blok C;

c. Pasar Hutang Godang dan Sekitarnya di sebagian

wilayah Blok F-4 Desa Huta Godang.

(3) Taman Wisata Alam Raya dan Sekitarnya sebagaimana

yang dimaksud pada ayat (2) huruf a memiliki fungsi

sebagai:

a. pusat kegiatan pariwisata berbasis alam; dan

b. pusat pelayanan pendidikan skala kecamatan.

(4) Simpang Puskesmas Kelurahan Aek Pining dan

Sekitarnya sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)

huruf b memiliki fungsi sebagai:

a. pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan;

b. pusat pelayanan pendidikan skala kecamatan; dan

Page 16: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 16 -

c. pusat kegiatan pelayanan pertambangan.

(5) Pasar Huta Godang dan Sekitarnya sebagaimana yang

dimaksud pada ayat (2) huruf c memiliki fungsi

sebagai:

a. pusat perdagangan dan jasa skala beberapa

kelurahan atau desa;

b. pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan;

c. pusat kegiatan industri pengolahan dan industri

jasa hasil tanaman pangan dan perkebunan; dan

d. pusat pelayanan sistem angkutan umum

penumpang dan angkutan barang.

Pasal 12

(1) PL sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)

huruf c ditetapkan dalam rangka meningkatkan

pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau administrasi

yang memiliki fungsi pelayanan tersier untuk melayani

permukiman.

(2) PL sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat (5)

terdiri atas:

a. PL kelurahan ditetapkan di:

1. Kantor Lurah Perkebunan Batang Toru; dan

2. Kantor Lurah Wek II;

b. PL desa ditetapkan di:

3. Kantor Desa Perkebunan Hapesong;

4. Kantor Desa Sipenggeng;

5. Kantor Desa Hapesong Baru;

6. Kantor Desa Telo;

7. Kantor Desa Wek III;

8. Kantor Desa Wek IV;

9. Kantor Desa Napa;

10. Kantor Desa Sumuran;

11. Kantor Desa Batu Hula;

12. Kantor Desa Huta Godang;

13. Kantor Desa Garoga; dan

Page 17: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 17 -

14. Kantor Desa Aek Ngadol Sitinjak.

(3) PL memiliki fungsi sebagai:

a. pusat pemerintahan skala lingkungan; dan

b. pusat pelayanan perdagangan dan jasa skala

lingkungan.

Pasal 13

Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan

Perkotaan Batang Toru sebagaimana dimaksud dalam

Bagian Kedua digambarkan dalam Peta Rencana

Pengembangan Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan

Perkotaan Batang Toru dengan menggunakan tingkat

ketelitian sumber data skala 1:5.000 (satu banding lima

ribu), tercantum dalam Lampiran II yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga

Rencana Jaringan Prasarana

Paragraf 1

Umum

Pasal 14

Rencana jaringan prasarana sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8 ayat (3) huruf b terdiri atas:

a. rencana jaringan transportasi;

b. rencana jaringan energi;

c. rencana jaringan telekomunikasi;

d. rencana SPAM;

e. rencana jaringan drainase;

f. rencana SPAL; dan

g. rencana jalur evakuasi bencana.

Page 18: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 18 -

Paragraf 2

Rencana Jaringan Transportasi

Pasal 15

(1) Rencana jaringan transportasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 huruf a ditetapkan dengan tujuan

untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan

pelayanan pergerakan orang dan barang serta

memfungsikannya sebagai pendorong pertumbuhan

ekonomi.

(2) Rencana jaringan transportasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri atas:

a. jaringan jalan;

b. jalur pejalan kaki; dan

c. jalur sepeda.

Pasal 16

(1) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

ayat (2) huruf a ditetapkan dengan tujuan untuk

menghubungkan antar Rencana Pengembangan Pusat

Pelayanan dan antarsistem perkotaan dalam lingkup

regional.

(2) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:

a. jaringan jalan arteri sekunder;

b. jaringan jalan kolektor primer satu;

c. jaringan jalan kolektor primer tiga;

d. jaringan jalan kolektor sekunder;

e. jaringan jalan lokal pimer;

f. jaringan jalan lokal sekunder;

g. jaringan jalan lingkungan primer;

h. jaringan jalan lingkungan sekunder; dan

i. jaringan jalan khusus.

(3) Jaringan jalan arteri sekunder sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a terdiri atas:

Page 19: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 19 -

a. Jalan Keliling SMK Tambang; dan

b. Simpang Jalan Nasional-SMA.

(4) Jaringan kolektor primer satu sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b meliputi jalan yang

menghubungkan:

a. batas Kabupaten Tapanuli Tengah/Tapanuli

Selatan-Batang Toru;

b. Batang Toru-Rianiate-Simpang Aek Rambe; dan

c. Batang Toru-batas Kota Padang Sidempuan.

(5) Jaringan kolektor primer tiga sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf c berupa jalan yang

menghubungkan Sipenggeng-Marancar-Sipirok.

(6) Jaringan kolektor sekunder sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf d meliputi jalan yang

menghubungkan:

a. Simpang Jalan Nasional (Aek Ngadol) SMK

Pertanian;

b. Jalan Keliling SMK Tambang; dan

c. Jalan Keliling Batangtoru.

(7) Jaringan lokal primer sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf e meliputi jalan yang menghubungkan:

a. Simpang Jalan Nasional (Batang Toru)-Bandar

Hapinis; dan

b. Simpang Jalan Nasional-Rambin.

(8) Jaringan lokal sekunder sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf f meliputi jalan yang menghubungkan:

a. Simpang Jalan Nasional-Bidan Sarifa;

b. Simpang Jalan Nasional (Sumuran)-Aek Sirara;

c. Simpang Jalan Nasional (Aek Pining)-Tanah Wakaf;

d. Simpang Jalan Nasional (Napa)-Kampung Telo;

e. Simpang Jalan Nasional-Partodungan-Sipette; dan

f. Jalan Keliling Batangtoru.

(9) Jaringan jalan lingkungan primer sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf g meliputi jalan yang

Page 20: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 20 -

menghubungkan Simpang Jalan Nasional (Huta

Godang)-Silaiya.

(10) Jaringan jalan lingkungan sekunder sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf h merupakan jalan yang

menghubungkan antarpersil yang tersebar merata dan

seimbang di seluruh Blok.

(11) Jaringan jalan khusus sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf h meliputi:

a. jalan dalam Zona Perkebunan; dan

b. jalan dalam Zona Pertambangan.

Pasal 17

(1) Jalur pejalan kaki sebagaimana dimaksud dalam Pasal

15 ayat (2) huruf b ditetapkan dengan tujuan untuk

memfasilitasi pergerakan pejalan kaki dari satu tempat

ke tempat lainnya dengan menjamin aspek

keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki.

(2) Jalur pejalan kaki sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditetapkan di:

a. jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

16 ayat (2) huruf a sampai dengan huruf g di Zona

RTH, Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU, Zona I,

dan Zona W; dan

b. jaringan jalan lingkungan sekunder sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf h.

Pasal 18

(1) Jalur sepeda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

ayat (2) huruf c ditetapkan dengan tujuan untuk

memfasilitasi pergerakan sepeda dari satu tempat ke

tempat lainnya dengan menjamin aspek keselamatan

dan kenyamanan bersepeda.

(2) Jalur sepeda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan di:

Page 21: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 21 -

a. jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

16 ayat (2) huruf a sampai dengan huruf g di Zona

RTH, Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU, Zona I,

dan Zona W; dan

b. jaringan jalan lingkungan sekunder sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf h.

Pasal 19

Rencana jaringan transportasi Kawasan Perkotaan Batang

Toru sebagaimana dimaksud dalam Bagian Ketiga

digambarkan dalam Peta Rencana Jaringan Transportasi

Kawasan Perkotaan Batang Toru dengan menggunakan

tingkat ketelitian sumber data skala 1:5.000 (satu banding

lima ribu), tercantum dalam Lampiran III yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 2

Rencana Jaringan Energi

Pasal 20

(1) Rencana jaringan energi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 huruf b ditetapkan dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan energi dalam jumlah

cukup dan menyediakan akses berbagai jenis energi

bagi masyarakat untuk kebutuhan sekarang dan masa

datang.

(2) Rencana jaringan energi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) terdiri atas:

a. jaringan transmisi tenaga listrik; dan

b. jaringan distribusi tenaga listrik.

(3) Jaringan transmisi tenaga listrik sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas:

a. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) ditetapkan

pada:

Page 22: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 22 -

1. jaringan transmisi tenaga listrik Sibolga-

Labuhan Angin;

2. jaringan transmisi tenaga listrik Mariana-

Borang;

3. jaringan transmisi tenaga listrik PLTA Batang

Toru-Gardu Induk (GI) Martabe;

b. Garudu Induk (GI) ditetapkan di GI Martabe di

Blok E-1 sebagian wilayah Kelurahan Perkebunan

Batang Toru.

(4) Jaringan distribusi tenaga listrik sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:

a. Saluran Kabel Tegangan Menengah di ruang dalam

bumi ditetapkan di jaringan jalan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf a sampai

dengan huruf f;

b. Saluran Kabel Tegangan Rendah di ruang dalam

bumi ditetapkan di jaringan jalan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf e sampai

dengan huruf h;

c. Gardu Hubung ditetapkan menyebar dan seimbang

di setiap Sub BWP; dan

d. Gardu Distribusi ditetapkan menyebar dan

seimbang di setiap Blok.

Pasal 21

Rencana jaringan energi Kawasan Perkotaan Batang Toru

sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keempat

digambarkan dalam Peta Rencana Jaringan Energi

Kawasan Perkotaan Batang Toru dengan menggunakan

tingkat ketelitian sumber data skala 1:5.000 (satu banding

lima ribu), tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 23: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 23 -

Paragraf 3

Rencana Jaringan Telekomunikasi

Pasal 22

(1) Rencana jaringan telekomunikasi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 14 huruf c ditetapkan dengan

tujuan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat

dan dunia usaha terhadap layanan komunikasi baik

nasional maupun internasional.

(2) Rencana jaringan telekomunikasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. jaringan tetap;

b. jaringan bergerak meliputi:

1. jaringan bergerak terestrial;

2. jaringan bergerak seluler; dan

3. jaringan bergerak satelit.

(3) Jaringan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a meliputi:

a. jaringan serat optik ditetapkan di jaringan jalan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2)

huruf a sampai dengan huruf h untuk melayani

seluruh Blok; dan

b. Stasiun Telepon Otomat (STO) ditetapkan di Pasar

Batang Toru di Blok B-1 Kelurahan Wek I.

(4) Jaringan terestrial sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf b angka 1 meliputi jaringan radio trunking

dan radio panggil untuk umum ditetapkan menyebar

dan seimbang untuk melayani seluruh Blok.

(5) Jaringan bergerak seluler sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b angka 2 meliputi menara Base

Transceiver Station (BTS) mandiri dan menara BTS

bersama ditetapkan oleh penyelenggara

telekomunikasi dengan memperhatikan efisiensi

pelayanan, keamanan dan kenyamanan lingkungan

Page 24: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 24 -

sekitarnya sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(6) Menara BTS mandiri dan menara BTS bersama

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan

menyebar dan seimbang untuk melayani seluruh Blok.

(7) Jaringan bergerak satelit sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf b angka 3 meliputi jaringan satelit

ditetapkan menyebar dan seimbang untuk melayani

seluruh Blok.

Pasal 23

Rencana jaringan telekomunikasi Kawasan Perkotaan

Batang Toru sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kelima

digambarkan dalam Peta Rencana Jaringan

Telekomunikasi Kawasan Perkotaan Batang Toru dengan

menggunakan tingkat ketelitian sumber data skala 1:5.000

(satu banding lima ribu), tercantum dalam Lampiran V

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Daerah ini.

Paragraf 4

Rencana SPAM

Pasal 24

(1) Rencana SPAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal

14 huruf d ditetapkan dengan tujuan untuk menjamin

kuantitas, kualitas, dan kontinuitas penyediaan air

minum bagi masyarakat dan kegiatan ekonomi, serta

meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan.

(2) Rencana SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:

a. SPAM jaringan perpipaan; dan

b. SPAM bukan jaringan perpipaan.

(3) SPAM jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a meliputi unit air baku, unit

Page 25: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 25 -

produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan dengan

kapasitas produksi sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan Kawasan Perkotaan Batang Toru .

(4) SPAM jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) terdiri atas:

a. sumber air baku meliputi:

1. sumber air berupa air permukaan pada Sungai

Batang Toru dan Sungai Garoga; dan

2. sumber air berupa air tanah pada Mata Air di

Desa Sipenggeng dan Desa Marancar

b. unit air baku meliputi:

1. bangunan pengambilan air ditetapkan di:

a) intake Sungai Batang Toru di Blok B-2

Kelurahan Wek II;

b) intake Sungai Garoga di Blok F-5 di Desa

Garoga; dan

c) bangunan penampung air di Mata Air di

Desa Sipenggeng dan Mata Air di

Kecamatan Marancar, yang berada di luar

Kawasan Perkotaan Batang Toru;

2. jaringan pipa transmisi menghubungkan

bangunan pengambilan air dengan unit

produksi air minum terdapat di jaringan jalan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2)

huruf a sampai dengan huruf d;

c. unit produksi air minum meliputi:

1. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Batang Toru di

Blok B-2 Kelurahan Wek II; dan

2. IPA Garoga di Blok F-5 di Desa Garoga;

d. unit distribusi air minum meliputi:

1. jaringan pipa distribusi utama ditetapkan di

jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 ayat (2) huruf a sampai dengan huruf

d;

Page 26: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 26 -

2. jaringan pipa distribusi pembawa atau

distribusi sekunder ditetapkan di jaringan jalan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2)

huruf a sampai dengan huruf d; dan

3. jaringan pipa distribusi pembagi atau distribusi

tersier ditetapkan di jaringan jalan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2)

huruf a sampai dengan huruf f untuk melayani

seluruh Blok.

e. unit pelayanan air minum meliputi:

1. jaringan pipa pelayanan ditetapkan di jaringan

jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

ayat (2) huruf a sampai dengan huruf h untuk

melayani seluruh Blok;

2. sambungan rumah untuk melayani Zona RTH,

Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU, Zona I,

dan Zona W;

3. hidran umum untuk melayani di Zona RTH,

Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU, Zona I,

dan Zona W; dan

4. hidran kebakaran untuk melayani di Zona

RTH, Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU,

Zona I, dan Zona W.

(5) SPAM bukan jaringan perpipaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi sumur

dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air

hujan, terminal air, dan bangunan penangkap mata

air diatur sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(6) SPAM bukan jaringan perpipaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (5) berada di Zona R-3 yang

merupakan sub zona perumahan kepadatan rendah.

(7) Rencana SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan.

Page 27: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 27 -

Pasal 25

Rencana SPAM Kawasan Perkotaan Batang Toru

sebagaimana dimaksud dalam Bagian Keenam

digambarkan dalam Peta Rencana SPAM Kawasan

Perkotaan Batang Toru dengan menggunakan tingkat

ketelitian sumber data skala 1:5.000 (satu banding lima

ribu), tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 4

Rencana Jaringan Drainase

Pasal 26

(1) Rencana jaringan drainase sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 huruf e ditetapkan dengan tujuan

untuk mengurangi genangan air dan mendukung

pengendalian banjir, terutama di Zona R, Zona K, Zona

KT, Zona SPU, Zona I, dan Zona W.

(2) Rencana jaringan drainase sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri atas:

a. saluran drainase; dan

b. kolam konservasi air.

(3) Salura drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a terdiri atas:

a. saluran drainase induk/primer;

b. saluran drainase sekunder;

c. saluran drainase tersier; dan

d. saluran drainase lokal.

(4) Saluran drainase induk/primer sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf a dikembangkan melalui

saluran pembuangan utama pada sungai dan/atau

anak sungai dan/atau kanal buatan di:

a. Sungai Batang Toru;

b. Sungai Garoga;

Page 28: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 28 -

c. Sungai Aek Parsarian; dan

d. jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

16 ayat (2) huruf a dan huruf b.

(5) Saluran drainase sekunder sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) huruf b dikembangkan melalui saluran

pembuangan kedua pada saluran buatan di jaringan

jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2)

huruf b sampai dengan huruf d.

(6) Saluran drainase tersier sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) huruf c dikembangkan melalui saluran

pembuangan ketiga pada di jaringan jalan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf

e dan huruf f.

(7) Saluran drainase lokal sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) huruf d dikembangkan di jaringan jalan

lingkungan sekunder sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 ayat (2) huruf g, huruf h, dan/atau jaringan

jalan lain di Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU, Zona

I, dan Zona W.

(8) Kolam konservasi air sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf b terdiri atas:

a. sumur resapan air tanah dangkal atau sumur

resapan air tanah dalam; dan

b. kolam retensi dan/atau kolam detensi.

(9) Sumur resapan air tanah dangkal atau sumur resapan

air tanah dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (8)

huruf a meliputi:

a. sumur resapan air tanah dangkal ditetapkan di

Zona RTH, Zona R, Zona SPU, dan Zona W; dan

b. sumur resapan air tanah dalam ditetapkan di Zona

K, Zona KT, adn Zona I untuk tetap menjaga

kuantitas air tanah dalam.

(10) Kolam retensi dan/atau kolam detensi sebagaimana

dimaksud pada ayat (8) huruf b dikembangkan dengan

Page 29: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 29 -

sistem polder di samping atau di badan sungai untuk

menampung dan/atau menyerapkan air hujan di .....

(11) Rencana jaringan drainase sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dilaksanakan secara terpadu dengan

sistem pengendalian banjir.

Pasal 27

Rencana jaringan drainase Kawasan Perkotaan Batang

Toru sebagaimana dimaksud dalam Bagian Ketujuh

digambarkan dalam Peta Rencana Jaringan Drainase

Kawasan Perkotaan Batang Toru dengan menggunakan

tingkat ketelitian sumber data skala 1:5.000 (satu banding

lima ribu), tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 5

Rencana SPAL

Pasal 28

(1) Rencana SPAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14

huruf f ditetapkan dengan tujuan untuk

meningkatkan pelayanan air limbah yang berkualitas,

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas

lingkungan, melindungi kualitas air baku dari

pencemaran air limbah, dan mendorong upaya

pemanfaatan hasil pengolahan air limbah.

(2) Rencana SPAL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:

a. SPAL Setempat; dan

b. SPAL Terpusat.

(3) SPAL Setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a dilakukan secara individual melalui

pengolahan dan pembuangan air limbah setempat

serta dikembangkan pada zona yang belum memiliki

SPAL Terpusat.

Page 30: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 30 -

(4) SPAL Setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b meliputi jamban individual, tangki septik

individual, dan tangki septik bersama ditetapkan di

Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU, dan Zona W yang

belum memiliki SPAL Terpusat.

(5) SPAL Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan secara kolektif melalui jaringan

pengumpulan air limbah, pengolahan, dan

pembuangan air limbah secara terpusat.

(6) Jaringan pengumpulan air limbah sebagaimana

dimaksud pada ayat (5) ditetapkan di jaringan jalan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf

a sampai dengan huruf h di Zona R, Zona K, Zona KT,

Zona SPU, Zona I, dan Zona W.

(7) Pengolahan dan pembuangan air limbah secara

terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri

atas:

a. pengolahan dan pembuangan air limbah skala

kawasan ditetapkan menyebar dan seimbang di

Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU, Zona I, dan

Zona W untuk melayani seluruh Blok; dan

b. pengolahan dan pembuangan air limbah skala kota

ditetapkan di Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah Tinja

(IPLT) di sebagian wilayah Blok .....

(8) SPAL Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan.

Pasal 29

Rencana SPAL Kawasan Perkotaan Batang Toru

sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kedelapan

digambarkan dalam Peta Rencana SPAL Kawasan

Perkotaan Batang Toru dengan menggunakan tingkat

ketelitian sumber data skala 1:5.000 (satu banding lima

Page 31: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 31 -

ribu), tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 6

Rencana Jalur Evakuasi Bencana

Pasal 30

(1) Rencana jalur evakuasi bencana sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 14 huruf g ditetapkan dengan

tujuan untuk memudahkan proses evakuasi

pengungsi dari lokasi bencana ke tempat evakuasi

sementara, dan dari tempat evakuasi sementara ke

tempat evakuasi akhir.

(2) Jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) terdiri atas:

a. jalur evakuasi bencana banjir;

b. jalur evakuasi bencana tanah longsor; dan

c. jalur evakuasi bencana gempa bumi.

(3) Jalur evakuasi bencana banjir sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a meliputi:

jaringan jalan.

(4) Jalur evakuasi bencana tanah longsor sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:

jaringan jalan.

(5) Jalur evakuasi bencana gempa bumi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi:

jaringan jalan.

Pasal 31

Rencana jalur evakuasi bencana Kawasan Perkotaan

Batang Toru sebagaimana dimaksud dalam Bagian

Kesembilan digambarkan dalam Peta Rencana Jalur

Evakuasi Bencana Kawasan Perkotaan Batang Toru dengan

menggunakan tingkat ketelitian sumber data skala 1:5.000

Page 32: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 32 -

(satu banding lima ribu), tercantum dalam Lampiran IX

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Daerah ini.

BAB V

RENCANA POLA RUANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 32

(1) Rencana pola ruang Kawasan Perkotaan Batang Toru

ditetapkan dengan tujuan mengoptimalkan

pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya

sebagai Zona Lindung dan Zona Budi Daya secara

berkelanjutan berdasarkan daya dukung dan daya

tampung lingkungan guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

(2) Rencana pola ruang Kawasan Perkotaan Batang Toru

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. rencana Zona Lindung; dan

b. rencana Zona Budi Daya.

Bagian Kedua

Rencana Zona Lindung

Pasal 33

Rencana Zona Lindung sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 32 ayat (2) huruf a terdiri atas:

a. Zona Perlindungan Setempat (Zona PS); dan

b. Zona Ruang Terbuka Hijau (Zona RTH).

Pasal 34

(1) Zona PS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf

b ditetapkan dengan tujuan untuk melindungi sungai

Page 33: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 33 -

dari kegiatan budi daya yang dapat mengganggu

kelestarian fungsinya.

(2) Zona PS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa

Sub Zona SS yang merupakan sub zona sempadan

sungai.

(3) Sub Zona SS yang merupakan sub zona sempadan

sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

ditetapkan dengan kriteria:

a. sempadan sungai bertanggul ditentukan paling

sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi luar kaki

tanggul sepanjang alur sungai;

b. sempadan sungai tidak bertanggul terdiri atas:

1. paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari

tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang

alur sungai, dalam hal kedalaman sungai

kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) meter;

2. paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter

dari tepi kiri dan kanan palung sungai

sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman

sungai lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan

20 (dua puluh) meter; dan/atau

3. paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter

dari tepi kiri dan kanan palung sungai

sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman

sungai lebih dari 20 (dua puluh) meter.

(4) Sub Zona SS yang merupakan sub zona sempadan

sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

ditetapkan di daratan sepanjang tepian pada:

a. Sungai Batang Toru, Sungai Garoga, dan Sungai

Aek Parsarian ditetapkan berjarak 15 (lima belas)

meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai

sepanjang alur sungai.

b. sungai kecil ditetapkan berjarak 3 (tiga) meter dari

tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.

Page 34: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 34 -

(5) Ketentuan mengenai Sub Zona SS yang merupakan

sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur lebih rinci sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 35

(1) Zona RTH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33

huruf c ditetapkan dengan tujuan untuk menciptakan

keindahan, kenyamanan, pembersih udara,

pemeliharaan kelangsungan persediaan air tanah, dan

pelestarian fungsi lingkungan.

(2) Zona RTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas:

a. Sub Zona RTH-1 yang merupakan hutan kota;

b. Sub Zona RTH-3 yang merupakan taman

kecamatan;

c. Sub Zona RTH-4 yang merupakan taman

kelurahan/desa;

d. Sub Zona RTH-5 yang merupakan taman RW;

e. Sub Zona RTH-6 yang merupakan taman RT; dan

f. Sub Zona RTH-7 yang merupakan pemakaman.

Pasal 36

(1) Sub Zona RTH-1 yang merupakan hutan kota

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) huruf

a ditetapkan dengan kriteria:

a. vegetasi yang mengelompok pada satu areal,

dengan jumlah vegetasi minimal 100 (seratus)

pohon dengan jarak tanam rapat tidak beraturan;

b. vegetasi tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam

bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil

dengan luas minimal 2.500 (dua ribu lima ratus)

meter persegi; dan/atau

Page 35: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 35 -

c. vegetasi berbentuk jalur mengikuti bentukan

sungai, jalan, pantai, dan saluran dengan lebar

jalur minimal 30 (tiga puluh) meter.

(2) Sub Zona RTH-1 yang merupakan hutan kota

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan luas

kurang lebih 75,81 (tujuh puluh lima koma delapan

puluh satu) hektar ditetapkan di sebagian wilayah

Blok A2 Desa Hapesong Baru, sebagian wilayah Blok

C1 Desa Batu Horing dan sebagian wilayah Kelurahan

Wek I, sebagian wilayah Blok C4 Desa Batu Horing

dan sebagian wilayah Desa Wek III, dan sebagian

wilayah Blok C5 Desa Wek IV.

Pasal 37

(1) Sub Zona RTH-3 yang merupakan taman kecamatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) huruf

c, Sub Zona RTH-4 yang merupakan taman kelurahan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) huruf

d, Sub Zona RTH-5 yang merupakan taman RW

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) huruf

e, dan Sub Zona RTH-6 yang merupakan taman RT

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) huruf f

ditetapkan dengan kriteria:

a. jumlah penduduk yang dilayani;

b. luas minimal taman; dan

c. lokasi penempatan taman.

(2) Sub Zona RTH-3 yang merupakan taman kecamatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan luas

kurang lebih 4,96 (empat koma sembilan puluh

hektar) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Blok B-1

Desa Napa dan sebagian wilayah Blok C-8 Desa Napa.

(3) Sub Zona RTH-4 yang merupakan taman

kelurahan/desa pada ayat (1) dengan luas kurang

lebih 80,72 (delapan puluh koma tujuh dua) hektar

ditetapkan menyebar dan seimbang untuk melayani

Page 36: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 36 -

Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU, Zona I, Zona PG,

dan Zona W dalam satu wilayah kelurahan di sebagian

wilayah Blok A1 dan Desa Sipenggeng, sebagian

wilayah Blok A2 Desa Hapesong Baru, sebagian

wilayah Blok A3 Desa Hapesong Baru, sebagian

wilayah Blok B1 Desa Napa, sebagian wilayah Blok B2

Kelurahan Aek Pining, sebagian wilayah Blok B3

Kelurahan Aek Pining, sebagian wilayah Blok B4 Desa

Sumuran, sebagian wilayah Blok C1 Kelurahan Wek I,

sebagian wilayah Blok C2 Kelurahan Wek II, sebagian

wilayah Blok C3 Kelurahan Perkebunan Batang Toru,

sebagian wilayah Blok C4 Desa Wek III, sebagian

wilayah Blok C5 Desa Wek IV, sebagian wilayah Blok

C6 Desa Telo, sebagian wilayah Blok C7 Kelurahan

Perkebunan Batang Toru, sebagian wilayah Blok C8

Desa Napa, sebagian wilayah Blok D1 Kelurahan Aek

Pining, sebagian wilayah Blok D3 Desa Sumuran,

sebagian wilayah Blok D4 Desa Batu Hula, sebagian

wilayah Blok E1 Kelurahan Perkebunan Batang Toru,

sebagian wilayah Blok F1 Desa Batu Hula, sebagian

wilayah Blok F3 Desa Aek Ngadol Sitinjak, sebagian

wilayah Blok F4 Desa Huta Godang, dan sebagian

wilayah Blok F5 Desa Garoga.

(4) Sub Zona RTH-5 yang merupakan taman RW

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan luas

kurang lebih 3,14 (tiga koma empat belas) hektar

ditetapkan menyebar dan seimbang untuk melayani

Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU, Zona I, Zona PG,

dan Zona W dalam satu wilayah RW di sebagian

wilayah Blok D.3 Desa Batu Hula dan Desa Sumuran,

serta sebagian wilayah Blok F.4 Desa Huta Godang.

(5) Sub Zona RTH-6 yang merupakan taman RT

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan luas

kurang lebih 183,3 (seratus delapan puluh tiga koma

tiga) hektar ditetapkan menyebar dan seimbang untuk

Page 37: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 37 -

melayani Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU, Zona I,

Zona PG, dan Zona W dalam satu wilayah RT.

Pasal 38

(1) Sub Zona RTH-7 yang merupakan pemakaman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) huruf

g ditetapkan dengan kriteria:

a. menghindari penggunaan tanah yang subur;

b. memperhatikan keserasian dan keselarasan

lingkungan hidup;

c. mencegah pengerusakan tanah dan lingkungan

hidup; dan

d. mencegah penggunaan tanah yang berlebih-

lebihan.

(2) Sub Zona RTH-7 yang merupakan pemakaman

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan luas

kurang lebih 3,67 (tiga koma enam puluh tujuh)

hektar ditetapkan di sebagian wilayah Blok C-1

Kelurahan Wek I.

Bagian Ketiga

Rencana Zona Budi Daya

Pasal 39

Rencana zona budi daya sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 32 ayat (2) huruf b terdiri atas:

a. Zona Perumahan (Zona R);

b. Zona Perdagangan dan Jasa (Zona K);

c. Zona Perkantoran (Zona KT);

d. Zona Sarana Pelayanan Umum (Zona SPU);

e. Zona Industri (Zona I);

f. Zona Pertanian (Zona P);

g. Zona Perikanan (Zona IK);

h. Zona Pariwisata (Zona W);

Page 38: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 38 -

i. Zona Pertahanan dan Keamanan (Zona HK); dan

j. Zona Peruntukan Lainnya (PL).

Pasal 40

(1) Zona R sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf

a terdiri atas:

a. Sub Zona R-2 yang merupakan sub zona

perumahan kepadatan sedang; dan

b. Sub Zona R-3 yang merupakan sub zona

perumahan kepadatan rendah.

(2) Sub Zona R-3 yang merupakan sub zona perumahan

kepadatan sedang sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b merupakan sub zona dengan karakteristik

sebagai perumahan kepadatan sedang yang memiliki

kualitas daya dukung lahan tinggi, dan bangunan

gedung intensitas sedang secara horizontal dan

vertikal.

(3) Sub Zona R-3 yang merupakan sub zona perumahan

kepadatan sedang sebagaimana dimaksud pada ayat

(4) dengan luas kurang lebih 44,76 (empat puluh

empat koma tujuh puluh enam) hektar ditetapkan di

sebagian wilayah Blok A3 Desa Hapesong Baru,

sebagian wilayah Blok A4 Desa Perkebunan Hapesong,

sebagian wilayah Blok B3 Kelurahan Aek Pining,

sebagian wilayah Blok C1 Kelurahan Wek I, sebagian

wilayah Blok F1 Desa Batu Hula, sebagian wilayah

Blok F2 Desa Batu Hula, sebagian wilayah Blok F3

Desa Aek Ngadol Sitinjak, sebagian wilayah Blok F4

Desa Huta Godang, dan sebagian wilayah Blok F5

Desa Garoga.

(4) Sub Zona R-3 yang merupakan sub zona perumahan

kepadatan rendah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf c merupakan sub zona dengan karakteristik

sebagai perumahan kepadatan rendah yang memiliki

Page 39: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 39 -

kualitas daya dukung lahan tinggi, dan bangunan

gedung intensitas rendah.

(5) Sub Zona R-3 yang merupakan sub zona perumahan

kepadatan rendah sebagaimana dimaksud pada ayat

(6) dengan luas kurang lebih 412,42 (empat ratus dua

belas koma empat puluh dua) hektar ditetapkan di

sebagian wilayah Blok A1 Desa Sipenggeng, sebagian

wilayah Blok A2 Desa Hapesong Baru, sebagian

wilayah Blok A3 Desa Hapesong Baru dan sebagian

wilayah Blok Perkebunan Hapesong, sebagian wilayah

Blok A4 Desa Perkebunan Hapesong, sebagian wilayah

Blok B1 Desa Napa, sebagian wilayah Blok B2

Kelurahan Aek Pining, sebagian wilayah Blok C1

Kelurahan Wek I, sebagian wilayah Blok C2 Kelurahan

Wek II, sebagian wilayah Blok C4 Desa Wek III,

sebagian wilayah Blok C5 Desa Wek IV, sebagian

wilayah Blok C6 Desa Telo, sebagian wilayah Blok C7

Keluahan Perkebunan Batang Toru, sebagian wilayah

Blok C8 Desa Napa, sebagian wilayah Blok D1

Kelurahan Aek Pining, sebagian wilayah Blok D2

Kelurahan Perkebunan Batang Toru, sebagian wilayah

Blok D3 Desa Batu Hula dan sebagian wilayah Desa

Sumuran, sebagian wilayah Blok D4 Desa Batu Hula,

sebagian wilayah Blok E1 Kelurahan Perkebunan

Batang Toru, sebagian wilayah Blok E2 Desa Batu

Hula, sebagian wilayah Blok F1 Desa Batu Hula,

sebagian wilayah Blok F3 Desa Aek Ngadol Sitinjak,

sebagian wilayah Blok F4 Desa Huta Godang, dan

sebagian wilayah Blok F5 Desa Garoga.

Page 40: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 40 -

Pasal 41

(1) Zona K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf

b terdiri atas:

a. Sub Zona K-2 yang merupakan sub zona

perdagangan dan jasa skala pelayanan BWP; dan

b. Sub Zona K-3 yang merupakan sub zona

perdagangan dan jasa skala pelayanan Sub BWP.

(2) Sub Zona K-2 yang merupakan sub zona perdagangan

dan jasa skala pelayanan BWP sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a merupakan sub zona dengan

karakteristik sebagai pasar rakyat, pertokoan, pusat

perbelanjaan, toko modern, jasa keuangan, jasa

informasi, jasa perusahaan, penyediaan akomodasi,

penyediaan makan minum, dan lainnya, yang memiliki

kualitas daya dukung lahan tinggi, dan bangunan

gedung intensitas sedang secara horizontal dan

vertikal yang mempunyai fungsi skala pelayanan

untuk BWP dan wilayah di sekitarnya.

(3) Sub Zona K-2 yang merupakan sub zona perdagangan

dan jasa skala pelayanan BWP sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dengan luas kurang lebih 38,31 (tiga

puluh delapan koma tiga puluh satu) hektar

ditetapkan di sebagian wilayah Blok A2 Desa

Hapesong Baru, sebagian wilayah Blok A3 Desa

Hapesong Baru, sebagian wilayah Blok B3 Kelurahan

Aek Pining, sebagian wilayah Blok C1 Kelurahan Wek

I, sebagian wilayah Blok C2 Kelurahan Wek II,

sebagian wilayah Blok C4 Desa Wek III, sebagian

wilayah Blok C5 Desa Wek IV, sebagian wilayah Blok

C6 Desa Telo, sebagian wilayah Blok C8 Desa Napa,

sebagian wilayah Blok D1 Kelurahan Aek Pining,

sebagian wilayah Blok D3 Desa Sumuran, sebagian

wilayah Blok F1 Desa Batu Hula, dan sebagian

wilayah Blok F4 Desa Huta Godang.

Page 41: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 41 -

(4) Sub Zona K-3 yang merupakan sub zona perdagangan

dan jasa skala pelayanan Sub BWP sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan sub zona

dengan karakteristik sebagai pasar rakyat, pertokoan,

toko modern, jasa keuangan, jasa informasi, jasa

perusahaan, penyediaan akomodasi, penyediaan

makan minum dan lainnya, yang memiliki kualitas

daya dukung lahan tinggi, dan bangunan gedung

intensitas sedang secara horizontal dan vertikal yang

mempunyai fungsi skala pelayanan untuk sebagian

BWP.

(5) Sub Zona K-3 yang merupakan sub zona perdagangan

dan jasa skala pelayanan Sub BWP sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) dengan luas kurang lebih 0,08

(nol koma nol delapan) hektar ditetapkan di sebagian

wilayah Blok

A2 Desa Hapesong Baru.

Pasal 42

(1) Zona KT yang merupakan zona perkantoran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf c terdiri

atas:

a. Sub Zona KT-1 yang merupakan sub zona

perkantoran pemerintah; dan

b. Sub Zona KT-2 yang merupakan sub zona

perkantoran swasta.

(2) Sub Zona KT-1 yang merupakan sub zona perkantoran

pemerintahan pusat dan pemerintahan provinsi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan sub zona dengan karakteristik sebagai

perkantoran pemerintah dengan bangunan gedung

intensitas sedang dan rendah secara horizontal dan

vertikal.

(3) Sub Zona KT-1 yang merupakan sub zona perkantoran

pemerintahan pusat dan pemerintahan provinsi

Page 42: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 42 -

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan luas

kurang lebih 1,36 (satu koma tiga puluh enam) hektar

ditetapkan di sebagian wilayah Blok A1 Desa

Sipenggeng, sebagian wilayah Blok A2 Desa Hapesong

Baru, sebagian wilayah Blok A3 Desa Hapesong Baru,

sebagian wilayah Blok C1 Kelurahan Wek I, sebagian

wilayah Blok C2 Kelurahan Wek II, sebagian wilayah

Blok C5 Desa Wek IV, sebagian wilayah Blok C8 Desa

Napa, sebagian wilayah Blok D1 Kelurahan Aek Pining,

sebagian wilayah Blok D3 Desa Sumuran, sebagian

wilayah Blok F1 Desa Batu Hula, dan sebagian

wilayah Blok F5 Desa Garoga.

(4) Sub Zona KT-2 yang merupakan sub zona perkantoran

pemerintahan kota sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b merupakan sub zona dengan karakteristik

sebagai perkantoran swasta dengan bangunan gedung

intensitas sedang dan rendah secara horizontal dan

vertikal.

(5) Sub Zona KT-2 yang merupakan sub zona perkantoran

pemerintahan kota sebagaimana dimaksud pada ayat

(4) dengan luas kurang lebih 37,77 (tiga puluh tuju

koma tujuh puluh tujuh) hektar ditetapkan di

sebagian wilayah Blok B2 Kelurahan Aek Pining,

sebagian wilayah Blok B3 Kelurahan Aek Pining,

sebagian wilayah Blok C2 Kelurahan Wek II, sebagian

wilayah Blok C7 Kelurahan Perkebunan Batang Toru,

sebagian wilayah Blok C8 Desa Napa, sebagian

wilayah Blok D1 Kelurahan Aek Pining, dan sebagian

wilayah Blok D2 Kelurahan Perkebunan Batang Toru.

Page 43: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 43 -

Pasal 43

Zona SPU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf d

terdiri atas:

a. Sub Zona SPU-1 yang merupakan sub zona SPU skala

kawasan perkotaan;

b. Sub Zona SPU-2 yang merupakan sub zona SPU skala

kecamatan;

c. Sub Zona SPU-3 yang merupakan sub zona SPU skala

kelurahan; dan

d. Sub Zona SPU-4 yang merupakan sub zona SPU skala

RW.

Pasal 44

(1) Sub Zona SPU-1 yang merupakan sub zona SPU skala

kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 43 huruf a merupakan suatu bagian wilayah

atau kawasan dengan karakteristik kegiatan

pendidikan, kesehatan, olahraga, sosial budaya,

peribadatan, dan transportasi yang berfungsi untuk

mendukung penyelenggaraan dan pengembangan

kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi, dengan

bangunan gedung intensitas tinggi dan sedang secara

horizontal dan vertikal yang mempunyai fungsi skala

pelayanan untuk kota dan wilayah di sekitarnya.

(2) Sub Zona SPU-1 yang merupakan sub zona SPU skala

kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dengan luas kurang lebih 6,7 (enam koma tujuh)

hektar terdiri atas:

a. Sub Zona SPU-1.1 yang merupakan sarana

pendidikan ditetapkan di sebagian wilayah Blok

A.1 Desa Sipenggeng dan sebagian wilayah Blok

F.3 Desa Aek Ngadol Sitinjak;

b. Sub Zona SPU-1.2 yang merupakan sarana

transportasi berupa terminal penumpang tipe C

Page 44: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 44 -

ditetapkan di Blok yang mempunyai potensi untuk

dikembangkan sebagai terminal penumpang tipe C;

c. Sub Zona SPU-1.3 yang merupakan sarana

kesehatan berupa rumah sakit ditetapkan di

sebagian wilayah Blok 1.4 Desa Hapesong Baru;

d. Sub Zona SPU-1.4 yang merupakan sarana

olahraga ditetapkan di sebagian wilayah Blok A3

Desa Hapesong Baru dan sebagian wilayah Blok

B3 Kelurahan Aek Pining; dan

e. Sub Zona SPU-1.6 yang merupakan sarana sosial

budaya ditetapkan di sebagian wilayah Blok C.8

Desa Napa.

Pasal 45

(1) Sub Zona SPU-2 yang merupakan sub zona SPU skala

kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43

huruf b merupakan suatu bagian wilayah atau

kawasan dengan karakteristik kegiatan pendidikan,

kesehatan, olahraga, sosial budaya, peribadatan, dan

transportasi yang berfungsi untuk mendukung

penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan

sosial, budaya, dan ekonomi, dengan bangunan

gedung intensitas tinggi dan sedang secara horizontal

dan vertikal yang mempunyai fungsi skala pelayanan

untuk kecamatan.

(2) Sub Zona SPU-2 yang merupakan sub zona SPU skala

kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dengan luas kurang lebih 102,13 (seratus dua koma

tiga belas) terdiri atas:

a. Sub Zona SPU-2.1 yang merupakan sarana

pendidikan berupa pendidikan menengah

ditetapkan di sebagian wilayah Blok D.1 Kelurahan

Aek Pining;

Page 45: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 45 -

b. Sub Zona SPU-2.3 yang merupakan sarana

kesehatan berupa puskesmas ditetapkan di

sebagian wilayah Blok D.1 Kelurahan Aek Pining;

c. Sub Zona SPU-2.4 yang merupakan sarana

olahraga ditetapkan menyebar dan seimbang di

seluruh Blok untuk melayani satu kelurahan;

d. Sub Zona SPU-2.5 yang merupakan sarana

peribadatan ditetapkan menyebar dan seimbang di

sebagian wilayah Blok untuk melayani satu

kecamatan; dan

e. Sub Zona SPU-2.5 yang merupakan sarana sosial

budaya ditetapkan menyebar dan seimbang di

sebagian wilayah Blok untuk melayani satu

kecamatan.

Pasal 46

(1) Sub Zona SPU-3 yang merupakan sub zona SPU skala

kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43

huruf c merupakan suatu bagian wilayah atau

kawasan dengan karakteristik kegiatan pendidikan,

kesehatan, olahraga, sosial budaya, peribadatan, dan

transportasi yang berfungsi untuk mendukung

penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan

sosial, budaya, dan ekonomi, dengan bangunan

gedung intensitas sedang dan rendah secara horizontal

dan vertikal yang mempunyai fungsi skala pelayanan

untuk kelurahan.

(2) Sub Zona SPU-3 yang merupakan sub zona SPU skala

kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dengan luas kurang lebih 3,28 (tiga koma dua puluh

delapan) terdiri atas:

a. Sub Zona SPU-3.1 yang merupakan sarana

pendidikan berupa pendidikan menengah

ditetapkan di sebagian wilayah Blok C6 Desa Telo,

sebagian wilayah Blok C7 Kelurahan Perkebunan

Page 46: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 46 -

Batang Toru, sebagian wilayah Blok C8 Desa Napa,

dan sebagian wilayah Blok D3 Desa Sumuran.

b. Sub Zona SPU-3.3 yang merupakan sarana

kesehatan ditetapkan menyebar dan seimbang di

seluruh Blok untuk melayani satu kelurahan;

c. Sub Zona SPU-3.4 yang merupakan sarana

olahraga ditetapkan menyebar dan seimbang di

seluruh Blok untuk melayani satu kelurahan;

d. Sub Zona SPU-3.5 yang merupakan sarana

peribadatan ditetapkan menyebar dan seimbang di

sebagian wilayah Blok untuk melayani satu

kelurahan; dan

e. Sub Zona SPU-3.6 yang merupakan sarana sosial

budaya ditetapkan menyebar dan seimbang di

sebagian wilayah Blok untuk melayani satu

kelurahan.

Pasal 47

(1) Sub Zona SPU-4 yang merupakan sub zona SPU skala

RW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf d

merupakan suatu bagian wilayah atau kawasan

dengan karakteristik kegiatan pendidikan, kesehatan,

olahraga, sosial budaya, peribadatan, dan transportasi

yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan

dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan

ekonomi, dengan bangunan gedung intensitas sedang

dan rendah secara horizontal dan vertikal yang

mempunyai fungsi skala pelayanan untuk RW.

(2) Sub Zona SPU-4 yang merupakan sub zona SPU skala

RW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan luas

kurang lebih 99,75 (sembilan puluh sembilan koma

tujuh puluh lima) terdiri atas:

a. Sub Zona SPU-4.1 yang merupakan sarana

pendidikan berupa pendidikan anak usia dini dan

pendidikan dasar ditetapkan menyebar dan

Page 47: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 47 -

seimbang di sebagian wilayah Blok untuk melayani

satu RW;

b. Sub Zona SPU-4.3 yang merupakan sarana

kesehatan berupa sarana kesehatan lainnya

ditetapkan menyebar dan seimbang di sebagian

wilayah Blok di untuk melayani satu RW;

c. Sub Zona SPU-4.4 yang merupakan sarana

olahraga ditetapkan menyebar dan seimbang di

sebagian wilayah Blok di untuk melayani satu RW;

d. Sub Zona SPU-4.5 yang merupakan sarana

peribadatan ditetapkan menyebar dan seimbang di

sebagian wilayah Blok di untuk melayani satu RW;

dan

e. Sub Zona SPU-4.6 yang merupakan sarana sosial

budaya ditetapkan menyebar dan seimbang di

sebagian wilayah Blok di untuk melayani satu RW.

Pasal 48

(industri)

Pasal 49

(1) Zona P sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf e

terdiri atas:

a. Sub Zona P-1 yang merupakan sub zona tanaman

pangan; dan

b. Sub Zona P-3 yang merupakan sub zona

perkebunan.

(2) Sub Zona P-1 yang merupakan sub zona tanaman

pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan sub zona dengan karakteristik sebagai

hamparan sebaran usaha tanaman pangan yang

disatukan oleh faktor alamiah, sosial budaya, dan

infrastruktur fisik buatan serta dibatasi oleh

kesamaan tipologi agroekosistem untuk mencapai.

Page 48: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 48 -

skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha

tanaman pangan.

(3) Sub Zona P-1 yang merupakan sub zona tanaman

pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan

luas kurang lebih 171,89 (seratus tujuh puluh satu

koma delapan puluh sembilan) ditetapkan di sebagian

wilayah Blok A1 Desa Sipenggeng, sebagian wilayah

Blok A2 Desa Hapesong Baru, sebagian wilayah Blok

A3 Desa Hapesong Baru, sebagian wilayah Blok B1

Desa Napa, sebagian wilayah Blok C2 Kelurahan Wek

II, sebagian wilayah Blok C3 Kelurahan Perkebunan

Batang Toru, sebagian wilayah Blok C6 Desa Telo,

sebagian wilayah Blok F1 Desa Batu Hula, sebagian

wilayah Blok F3 Desa Aek Ngadol Sitinjak, sebagian

wilayah Blok F4 Desa Huta Godang, dan sebagian

wilayah Blok F5 Desa Garoga.

(4) Sub Zona P-3 yang merupakan sub zona perkebunan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

merupakan sub zona dengan karakteristik sebagai

hamparan sebaran usaha perkebunan yang

dikembangkan untuk mendukung pertumbuhan

ekonomi kota, memiliki kualitas daya dukung

lingkungan rendah, dan prasarana dan sarana

perkebunan.

(5) Sub Zona P-3 yang merupakan sub zona perkebunan

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dengan luas

kurang lebih 1.131,18 (seribu seratus tiga puluh satu

koma delapan belas) ditetapkan di sebagian wilayah

Blok A1 Desa Sipenggeng, sebagian wilayah Blok A2

Desa Hapesong Baru, sebagian wilayah Blok A3 Desa

Hapesong Baru, sebagian wilayah Blok A4 Desa

Perkebunan Hapesong, sebagian wilayah Blok B1 Desa

Napa, sebagian wilayah Blok B2 Kelurahan Aek Pining,

sebagian wilayah Blok B3 Kelurahan Aek Pining,

sebagian wilayah Blok B4 Desa Batu Hula dan Desa

Page 49: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 49 -

Sumuran, sebagian wilayah Blok C2 Kelurahan Wek II,

sebagian wilayah Blok C3 Kelurahan Perkebunan

Batang Toru, sebagian wilayah Blok C4 Desa Wek III,

sebagian wilayah Blok C5 Desa Batu Horing, sebagian

wilayah Blok Wek IV C6 Desa Telo, sebagian wilayah

Blok C7 Kelurahan Perkebunan Batang Toru, sebagian

wilayah Blok C8 Desa Napa, sebagian wilayah Blok D1

Kelurahan Aek Pining, sebagian wilayah Blok D2

Kelurahan Perkebunan Batang Toru, sebagian wilayah

Blok D3 Desa Batu Hula dan Desa Sumuran, sebagian

wilayah Blok D4 Desa Batu Hula, sebagian wilayah

Blok E1 Kelurahan Perkebunan Batang Toru, sebagian

wilayah Blok E2 Desa Batu Hula, sebagian wilayah

Blok F1 Desa Batu Hula, sebagian wilayah Blok F2

Desa Batu Hula, sebagian wilayah Blok F3 Desa Aek

Ngadol Sitinjak, sebagian wilayah Blok F4 Desa Huta

Godang, dan sebagian wilayah Blok F5 Desa Garoga.

(6) Sub Zona P-1 yang merupakan sub zona tanaman

pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan.

Pasal 5

(1) Zona IK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf

e berupa Sub Zona IK-2 yang merupakan sub zona

perikanan budi daya.

(2) Sub Zona IK-2 yang merupakan sub zona perikanan

budi daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan sub zona dengan karakteristik sebagai

kegiatan perikanan budi daya di perairan sungai dan

kolam.

(3) Sub Zona IK-2 yang merupakan sub zona perikanan

budi daya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dengan luas kurang lebih 3,32 (tiga koma tiga puluh

dua) ditetapkan di sebagian wilayah Blok A1 Desa

Page 50: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 50 -

Sipenggeng, sebagian wilayah Blok A2 Desa Hapesong

Baru, sebagian wilayah Blok C4 Desa Wek III, sebagian

wilayah Blok C5 Desa Wek IV, sebagian wilayah Blok

D1 Kelurahan Aek Pining, sebagian wilayah Blok D3

Desa Sumuran, sebagian wilayah Blok F1 Desa Batu

Hula, sebagian wilayah Blok F2 Desa Batu Hula,

sebagian wilayah Blok F3 Desa Aek Ngadol Sitinjak,

dan F4 Desa Huta Godang.

Pasal 50

(Perikanan)

Pasal 51

(1) Zona W sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf

e terdiri atas:

a. Sub Zona W-1 yang merupakan sub zona wisata

alam; dan

b. Sub Zona W-2 yang merupakan sub zona wisata

buatan.

(2) Sub Zona W-1 yang merupakan sub zona wisata alam

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan sub zona dengan karakteristik sebagai

segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,

dan hasil buatan alam yang menjadi sasaran atau

tujuan kunjungan wisatawan dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.

(3) Sub Zona W-1 yang merupakan sub zona wisata alam

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan di

sebagian wilayah Blok A1 Desa Sipenggeng.

(4) Sub Zona W-2 yang merupakan sub zona wisata

buatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan sub zona dengan karakteristik sebagai

segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,

dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau

Page 51: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 51 -

tujuan kunjungan wisatawan dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.

(5) Sub Zona W-2 yang merupakan sub zona wisata

buatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

ditetapkan di sebagian wilayah Blok B3 Kelurahan Aek

Pining.

Pasal 52

(1) Zona HK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf

e berupa Sub Zona yang merupakan sub zona

pertahanan dan keamanan.

(2) Sub Zona yang merupakan sub zona pertahanan dan

keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan di sebagian wialyah Blok C4 Desa Wek III.

Pasal 53

Zona PL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf f

terdiri atas:

a. Zona PL-1 yang merupakan sub zona pergudangan;

b. Zona PL-2 yang merupakan sub zona prasarana energi;

c. Zona PL-3 yang merupakan sub zona sistem

penyediaan air minum;

d. Zona PL-4 yang merupakan sub zona prasarana

drainase;

e. Zona PL-5 yang merupakan sub zona sistem

pengelolaan air limbah; dan

f. Zona PL-6 yang merupakan sub zona pengelolaan

sampah.

Pasal 54

(1) Zona PL-1 yang merupakan zona pergudangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf c berupa

Sub Zona PL-1 yang merupakan sub zona

pergudangan.

Page 52: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 52 -

(2) Sub Zona PG yang merupakan sub zona pergudangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan luas

kurang lebih 0,98 (nol koma sembilan puluh delapan)

ditetapkan di sebagian wilayah Blok A2 Desa

Hapesong Baru..

Pasal 55

(1) Zona PL-2 yang merupakan zona prasarana energi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf f

merupakan zona dengan karakteristik sebagai

pemanfaatan dan pengembangan enegi dan listrik.

(2) Zona PL-2 yang merupakan zona prasarana energi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. Gardu Induk (GI); dan

b. Gardu Distribusi (GD)

(3) GI sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

ditetapkan di GI Martabe ditetapkan di Blok E1

Kelurahan Perkebunan Batang Toru.

(4) GD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

ditetapkan menyebar dan seimbang untuk melayani

seluruh Blok.

Pasal 56

(1) Zona PL-3 yang merupakan zona sistem penyediaan

air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53

huruf g merupakan zona dengan karakteristik sebagai

prasarana yang dapat digunakan untuk menampung

air, pengambilan/penyadapan air, mengolah air baku

menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi,

dan/atau biologi.

(2) Zona PL-3 yang merupakan zona sistem penyediaan

air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas:

a. unit air baku dan unit produksi; dan

b. unit distribusi;

Page 53: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 53 -

(3) Unit air baku dan unit produksi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:

a. sumber air baku berupa air permukaan pada

Sungai Batang Toru dan Sungai Garoga

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (4)

huruf a angka 1;

b. unit air baku berupa bangunan pengambilan air

ditetapkan di:

1. intake Sungai Batang Toru di Blok B-2

Kelurahan Wek II; dan

2. intake Sungai Garoga di Blok F-5 di Desa

Garoga,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (4)

huruf b angka 1;

c. unit produksi air minum meliputi:

1. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Batang Toru di

Blok B-2 Kelurahan Wek II; dan

2. IPA Garoga di Blok F-5 di Desa Garoga,

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (4)

huruf c.

(4) Unit distribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b berupa bangunan penampung air minum

(reservoar) distribusi ditetapkan menyebar dan

seimbang untuk melayani seluruh Blok.

Pasal 57

(1) Zona PL-4 yang merupakan zona prasarana drainase

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf h

merupakan zona dengan karakteristik sebagai

prasarana yang berupa lengkungan di permukaan

tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun

dibuat oleh manusia, yang berfungsi menyalurkan

kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air

penerima.

Page 54: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 54 -

(2) Zona PL-4 yang merupakan zona prasarana drainase

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

c. sumur resapan air tanah dangkal;

d. sumur resapan air tanah dalam; dan

e. kolam retensi dan/atau kolam detensi.

(3) Sumur resapan air tanah dangkal sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a ditetapkan di Zona

RTH, Zona R, Zona SPU, dan Zona W.

(4) Sumur resapan air tanah dalam sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b wajib untuk seluruh

kegiatan di Zona K, Zona KT, Zona I, dan Zona PG

untuk tetap menjaga kuantitas air tanah dalam.

(5) Kolam retensi dan/atau kolam detensi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf c dikembangkan dengan

sistem polder di samping atau di badan sungai untuk

menampung dan/atau menyerapkan air hujan di

sebagian wilayah Blok dalam rangka mengendalikan

banjir.

Pasal 58

(1) Zona PL-5 yang merupakan zona sistem pengolahan

air limbah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53

huruf i merupakan zona dengan karakteristik sebagai

prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah air

limbah yang dilakukan secara kolektif agar tidak

mencemari wilayah tangkapan air atau resapan air

baku.

(2) Zona PL-5 yang merupakan zona sistem pengolahan

air limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas:

a. SPAL Setempat; dan

b. SPAL Terpusat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 30 ayat (2).

(3) SPAL Setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a dilakukan secara individual melalui

Page 55: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 55 -

pengolahan dan pembuangan air limbah setempat

serta dikembangkan pada zona yang belum memiliki

SPAL Terpusat.

(4) SPAL Setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

meliputi jamban individual, tangki septik individual,

dan tangki septik bersama ditetapkan di Zona R, Zona

K, Zona KT, Zona SPU, dan Zona W yang belum

memiliki SPAL Terpusat.

(5) SPAL Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b dilakukan secara kolektif melalui jaringan

pengumpulan air limbah, pengolahan, dan

pembuangan air limbah secara terpusat sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 28 ayat (3).

(6) Pengolahan dan pembuangan air limbah secara

terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

meliputi:

a. pengolahan dan pembuangan air limbah skala

kawasan ditetapkan menyebar dan seimbang di

Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU, Zona I, Zona

PG, dan Zona W untuk melayani seluruh Blok; dan

b. pengolahan dan pembuangan air limbah skala kota

ditetapkan di Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah Tinja

(IPLT) di sebagian wilayah Blok .

Pasal 59

(1) Zona PL-6 yang merupakan zona pengolahan sampah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf j

merupakan zona dengan karakteristik sebagai tempat

dilaksanakannya kegiatan penampungan,

pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang,

pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir

sampah.

(2) Zona PL-6 yang merupakan zona pengolahan sampah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

Page 56: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 56 -

a. Tempat Penampungan Sementara (TPS);

b. TPS dengan prinsip 3 (tiga) reduce, reuse, dan

recycle (R); dan/atau

c. Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST).

(3) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

ditetapkan menyebar dan seimbang di pusat Zona R,

Zona K, Zona KT, Zona SPU, Zona I, Zona PG, dan

Zona W.

(4) TPS dengan prinsip 3R sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b ditetapkan di pinggiran Zona R, Zona

K, Zona KT, Zona SPU, Zona I, Zona PG, dan Zona W.

(5) TPA sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c dengan luas kurang lebih 5 lima) hektar

ditetapkan di sebagian wilayah Blok D4 Desa Batu

Hula.

Pasal 60

Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Batang Toru

sebagaimana dimaksud dalam Bab V digambarkan dalam

Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Batang Toru

dengan menggunakan tingkat ketelitian sumber data skala

1:5.000 (satu banding lima ribu), tercantum dalam

Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

BAB VI

PENETAPAN SUB BWP PRIORITAS

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 61

Sub BWP Prioritas ditetapkan dengan tujuan untuk

mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki,

mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan, dan/atau

Page 57: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 57 -

melaksanakan revitalisasi di Sub BWP yang memiliki

prioritas tinggi dibandingkan Sub BWP lainnya.

Bagian Kedua

Penetapan Lokasi dan Tema Penanganan

Pasal 62

(1) Sub BWP Prioritas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 61 terdiri atas penetapan lokasi dan tema

penanganan.

(2) Penetapan lokasi dan tema penanganan Sub BWP

Prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas:

a. Koridor Pasar Batang Toru dengan tema

penanganan pengembangan dan peningkatan

pusat perdagangan dan jasa skala beberapa

kecamatan; dan

b. Koridor Pasar Huta Godang dengan tema

penanganan pengembangan dan peningkatan

pusat perdagangan dan jasa skala beberapa

kecamatan.

(3) Ketentuan lebih lanjut Sub BWP Prioritas diatur lebih

rinci sesuai dengan peraturan Bupati tentang rencana

tata bangunan dan lingkungan.

Pasal 63

Sub BWP Prioritas Kawasan Perkotaan Batang Toru

sebagaimana dimaksud dalam Bab VI digambarkan dalam

Peta Sub BWP Prioritas Kawasan Perkotaan Batang Toru

dengan menggunakan tingkat ketelitian sumber data skala

1:5.000 (satu banding lima ribu), tercantum dalam

Lampiran XI yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Daerah ini.

Page 58: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 58 -

BAB VII

KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 64

(1) Ketentuan pemanfaatan ruang merupakan acuan

dalam mewujudkan rencana struktur ruang, rencana

pola ruang, dan Sub BWP Prioritas.

(2) Ketentuan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri atas:

a. indikasi program prioritas;

b. indikasi sumber pendanaan;

c. indikasi instansi pelaksana; dan

d. indikasi waktu pelaksanaan.

(3) Indikasi program prioritas sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a meliputi:

a. indikasi program prioritas perwujudan rencana

struktur ruang;

b. indikasi program prioritas rencana pola ruang; dan

c. indikasi program perwujudan Sub BWP Prioritas.

(4) Indikasi sumber pendanaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b berasal dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan/atau

sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(5) Instansi instansi pelaksana sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf c terdiri atas Pemerintah Pusat,

pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan/atau

Masyarakat.

(6) Indikasi waktu pelaksanaan pelaksana sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf d terdiri atas 4 (empat)

tahapan, sebagai dasar bagi instansi pelaksana, baik

Page 59: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 59 -

pusat maupun daerah, dalam menetapkan prioritas

pembangunan pada Kawasan Perkotaan Batang Toru,

yang meliputi:

a. tahap pertama pada periode tahun 2020-2025;

b. tahap kedua pada periode tahun 2026-2030;

c. tahap ketiga pada periode tahun 2031-2035; dan

d. tahap keempat pada periode tahun 2036-2040.

(7) Rincian indikasi program prioritas, indikasi sumber

pendanaan, indikasi instansi pelaksana, dan indikasi

waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) tercantum dalam Lampiran XII yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Indikasi Program Prioritas Perwujudan Rencana Struktur

Ruang

Pasal 65

Indikasi program prioritas perwujudan rencana struktur

ruang Kawasan Perkotaan Batang Toru sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) huruf a diprioritaskan

pada:

a. pengembangan dan peningkatan pusat pelayanan kota

sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa kota,

provinsi, nasional, dan internasional, pusat pelayanan

wisata budaya mancanegara dan domestik, pusat

pelayanan pemerintah kota, pusat pelayanan

pemerintah provinsi, dan pusat pelayanan transportasi

laut nasional dan internasional;

b. pengembangan dan peningkatan sub pusat pelayanan

kota sebagai pusat pendidikan tinggi, pusat

pemerintahan, pendidikan, dan perdagangan, dan

pusat perdagangan sebagian wilayah kota;

c. pengembangan dan peningkatan sub pusat pelayanan

lingkungan sebagai pusat lingkungan kecamatan,

Page 60: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 60 -

pusat lingkungan kelurahan, dan pusat lingkungan

pendidikan, kesehatan, perdagangan, transportasi,

dan rekreasi lokal;

d. pengembangan dan peningkatan kualitas jaringan

transportasi meliputi jaringan jalan, jalur pejalan kaki,

jalur sepeda, jaringan jalur kereta api, alur pelayaran,

lintas penyeberangan, dan alur pelayaran di laut;

e. pengembangan dan peningkatan jaringan energi

meliputi jaringan pipa minyak dan gas bumi, jaringan

transmisi tenaga listrik, dan jaringan distribusi tenaga

listrik;

f. pengembangan dan peningkatan jaringan

telekomunikasi meliputi jaringan tetap dan jaringan

bergerak;

g. pengembangan dan peningkatan SPAM meliputi SPAM

jaringan perpipaan dan SPAM bukan jaringan

perpipaan;

h. pengembangan dan peningkatan jaringan drainase

meliputi saluran drainase induk/primer, saluran

drainase sekunder, saluran drainase tersier, dan

saluran drainase lokal;

i. pengembangan dan peningkatan SPAL; dan

j. pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi

bencana.

Bagian Ketiga

Indikasi Program Prioritas Perwujudan Rencana Pola Ruang

Pasal 66

Indikasi program prioritas perwujudan rencana pola ruang

Kawasan Perkotaan Batang Toru sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 64 ayat (3) huruf b diprioritaskan pada:

a. pengembangan, rehabilitasi, revitalisasi, dan

peningkatan fungsi Zona SS yang merupakan sub

zona sempadan sungai;

Page 61: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 61 -

b. pengembangan, rehabilitasi, revitalisasi, dan

peningkatan fungsi Zona RTH meliputi Sub Zona RTH-

1 yang merupakan hutan kota, Sub Zona RTH-3 yang

merupakan taman kecamatan, Sub Zona RTH-4 yang

merupakan taman kelurahan, Sub Zona RTH-5 yang

merupakan taman RW, dan Sub Zona RTH-7 yang

merupakan pemakaman;

c. pembangunan baru rumah swadaya, peningkatan

kualitas rumah swadaya, pengembangan dan

peningkatan perumahan formal horizontal dan

vertikal, peningkatan kualitas perumahan kumuh dan

permukiman kumuh, dan pengembangan dan

peningkatan rumah khusus di Zona R meliputi Sub

Sub Zona R-2 yang merupakan sub zona perumahan

kepadatan sedang, dan Sub Zona R-3 yang merupakan

sub zona perumahan kepadatan rendah;

d. pengembangan dan peningkatan Zona K meliputi Sub

Sub Zona K-2 yang merupakan sub zona perdagangan

dan jasa skala pelayanan sebagian kota, dan Sub Zona

K-3 yang merupakan sub zona perdagangan dan jasa

skala pelayanan lingkungan;

e. pengembangan dan peningkatan pada Zona KT

meliputi Sub Zona KT-1 yang merupakan sub zona

perkantoran pemerintahan pusat dan pemerintah

provinsi dan Sub Zona KT-2 yang merupakan sub zona

perkantoran pemerintahan kota;

f. pengembangan dan peningkatan Zona SPU meliputi

Sub Zona SPU-1 yang merupakan sub zona SPU skala

kota, Sub Zona SPU-2 yang merupakan sub zona SPU

skala kecamatan, Sub Zona SPU-3 yang merupakan

sub zona SPU skala kelurahan, dan Sub Zona SPU-4

yang merupakan sub zona SPU skala RW;

g. pengembangan dan peningkatan Zona P meliputi Sub

Zona P-1 yang merupakan sub zona tanaman pangan,

Page 62: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 62 -

dan Sub Zona P-3 yang merupakan sub zona

perkebunan;

h. pengembangan dan peningkatan Zona PG berupa Sub

Zona PG yang merupakan sub zona pergudangan;

i. pengembangan dan peningkatan Zona W meliputi Sub

Zona W-1 yang merupakan sub zona pariwisata

budaya dan Sub Zona W-2 yang merupakan sub zona

pariwisata buatan;

j. pengembangan dan peningkatan Zona PK;

k. pengembangan dan peningkatan Zona PE meliputi Sub

Zona GI, dan Sub Zona PE-4 yang merupakan sub

zona Gardu Distribusi GD;

l. pengembangan dan peningkatan Zona SPAM meliputi

Sub Zona SPAM-1 yang merupakan unit air baku dan

unit produksi dan Sub Zona SPAM-2 yang merupakan

unit distribusi;

m. pengembangan dan peningkatan Zona SPAL meliputi

SPAL Setempat dan SPAL Terpusat;

Bagian Keempat

Indikasi Program Prioritas Perwujudan Sub BWP Prioritas

Pasal 67

Indikasi program prioritas perwujudan Sub BWP Prioritas

di Kawasan Perkotaan Batang Toru sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 64 ayat (3) huruf c diprioritaskan pada:

a. penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan

Sub BWP Prioritas di SBWP C;

b. penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan

Sub BWP Prioritas di SBWP C;

Page 63: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 63 -

BAB VIII

PERATURAN ZONASI

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 68

(1) Peraturan zonasi digunakan sebagai acuan dalam

pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang

Kawasan Perkotaan Batang Toru .

(2) Peraturan zonasi terdiri atas:

a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;

b. ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;

c. ketentuan tata bangunan;

d. ketentuan prasarana dan sarana minimal;

e. ketentuan khusus;

f. standar teknis;

g. ketentuan pelaksanaan; dan

h. teknik pengaturan zonasi.

Bagian Kedua

Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan

Pasal 69

(1) Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2) huruf

a terdiri atas:

a. klasifikasi zona menurut Rencana Pola Ruang;

b. klasifikasi kegiatan penggunaan lahan; dan

c. ketentuan kegiatan penggunaan lahan.

(2) Klasifikasi zona menurut Rencana Pola Ruang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri

atas:

Page 64: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 64 -

a. zona yang merupakan zona di dalam Rencana Zona

Lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33;

dan

b. zona yang merupakan zona di dalam Rencana Zona

Budi Daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39.

(3) Klasifikasi kegiatan penggunaan lahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas jenis

kegiatan penggunaan lahan yang sudah ada dan

diperkirakan akan berkembang pada setiap zona.

(4) Ketentuan kegiatan penggunaan lahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas:

a. kegiatan I yang merupakan kegiatan penggunaan

lahan yang diperbolehkan;

b. kegiatan T yang merupakan kegiatan penggunaan

lahan terbatas;

c. kegiatan B yang merupakan kegiatan penggunaan

lahan bersyarat; dan

d. kegiatan X yang merupakan kegiatan penggunaan

lahan yang tidak diperbolehkan.

(5) Kualitas ruang menurut Rencana Pola Ruang

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam

Lampiran XIII yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(6) Rincian klasifikasi zona menurut Rencana Pola Ruang,

klasifikasi kegiatan penggunaan ruang, dan ketentuan

kegiatan penggunaan ruang sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XIV yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Daerah ini.

Pasal 70

(1) Kegiatan I yang merupakan kegiatan penggunaan

lahan yang diperbolehkan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 69 ayat (4) huruf a wajib mempunyai izin

dari Pemerintah Daerah.

Page 65: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 65 -

(2) Kegiatan I yang merupakan kegiatan penggunaan

lahan yang diperbolehkan dapat dilaksanakan di

seluruh zona, kecuali Zona PB, Zona PS, dan Zona

RTH.

(3) Kegiatan yang diperbolehkan di Zona PB, Zona PS, dan

Zona RTH sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat

dilakukan secara terbatas untuk:

a. penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

dan/atau jasa lingkungan; dan/atau

b. bangunan prasarana sumber daya air, fasilitas

jembatan dan dermaga, jalur pipa gas dan air

minum, rentangan kabel listrik dan

telekomunikasi, bangunan ketenagalistrikan, dan

kegiatan lain sepanjang tidak mengganggu fungsi

zona.

(4) Kegiatan RTH diperboleh di seluruh zona untuk

menyediakan RTH publik paling sedikit 20 (dua puluh)

persen dari luas Kawasan Perkotaan Batang Toru.

Pasal 71

(1) Kegiatan T yang merupakan kegiatan penggunaan

lahan terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69

ayat (4) huruf b terdiri atas:

a. T1 yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

yang terbatas jumlah tenaga kerjanya (maksimal 9

orang);

b. T2 yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

yang terbatas pengoperasian, baik waktu operasi

kegiatan maupun jangka waktu penggunaan

lahan;

c. T3 yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

yang terbatas luas lantai bangunan dalam satu

kavling;

d. T4 yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

yang terbatas untuk kegiatan luar ruang;

Page 66: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 66 -

e. T5 yang merupakan kegiatan dibatasi hanya

sebagai fasilitas penunjang;

f. T6 yang merupakan kegiatan dibatasi tidak

menghasilkan polusi suara, udara dan air;

g. T7 yang merupakan kegiatan dibatasi tidak

mengganggu lalu lintas;

h. T8 yang merupakan kegiatan dibatasi bentuk dan

ukuran bangunannya; dan/atau

i. T9 yang merupakan kegiatan dibatasi dan diatur

sektor.

(2) Ketentuan mengenai kegiatan T yang merupakan

kegiatan penggunaan lahan terbatas diatur dengan

Peraturan Bupati.

Pasal 72

(1) Kegiatan B yang merupakan kegiatan penggunaan

lahan bersyarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal

69 ayat (4) huruf c terdiri atas:

a. B1 yang merupakan kegiatan wajib membatasi

jumlah tenaga kerjanya (maksimal 9 orang);

b. B2 yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

yang wajib membatasi waktu operasionalnya;

c. B3 yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

yang wajib membatasi luas lantai bangunannya;

d. B4 yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

yang wajib membatasi kegiatan luar ruang;

e. B5 yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

hanya sebagai fasilitas penunjang;

f. B6 yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

disyaratkan untuk tidak menghasilkan polusi

suara, udara dan air;

g. B7 yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

disyaratkan untuk tidak mengganggu lalu lintas;

h. B8 yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

disyaratkan bentuk dan ukuran bangunannya;

Page 67: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 67 -

i. B9 yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

wajib diatur dalam syarat khusus suatu sektor.

(2) Kegiatan B yang merupakan kegiatan penggunaan

lahan bersyarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam di Keterangan Rencana Kota sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 73

Kegiatan X yang merupakan kegiatan penggunaan lahan

yang tidak diperbolehkan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 69 ayat (4) huruf d merupakan kegiatan yang tidak

sesuai dengan rencana pola ruang.

Bagian Ketiga

Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang

Pasal 74

(1) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2) huruf b terdiri atas:

a. KDB maksimal;

b. KLB maksimal;

c. KDH minimal; dan

d. KTB maksimal.

(2) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sebagaimana

dimaksud ayat (1) berlaku untuk Zona dan Sub Zona

yang sudah ditentukan di setiap Blok.

(3) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran

XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Page 68: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 68 -

Pasal 75

(1) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 74 ayat (1) terhadap suatu

lahan terdiri atas:

a. jika suatu lahan memiliki lebih dari satu intensitas

pemanfaatan ruang di satu zona dan/atau suatu

lahan dimiliki satu kepemilikan dan dibatasi

prasarana kota di satu zona, intensitas

pemanfaatan ruang dapat dihitung secara rata-rata

dan ketinggian bangunan mengikuti batasan

bangunan tertinggi; dan/atau

b. jika suatu lahan dimiliki satu kepemilikan yang

memiliki lebih dari satu zona, intensitas

pemanfaatan ruang dapat dihitung secara

proporsional.

(2) KDB maksimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74

ayat (1) huruf a dilaksanakan sesuai Pasal 74, kecuali:

a. luas kaveling kurang dari 60 (enam puluh) meter

persegi sesuai kepemilikan lahan dan bukan

bagian dari pemecahan kaveling, diberikan KDB

maksimal 80 (delapan puluh) persen di pada Sub

Zona R-2 dan Sub Zona R-3;

b. KDB tidak berlaku untuk:

1. bangunan penghubung antarbangunan gedung

berbentuk selasar, beratap, dan tidak

berdinding dengan lebar sekurang-kurangnya 3

(tiga) meter; dan

2. lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan

pedagang kaki lima di bangunan tidak

permanen dan tidak berdinding.

(3) KLB maksimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74

ayat (1) huruf b dilaksanakan sesuai Pasal 74, kecuali:

a. luas lantai yang digunakan untuk parkir tidak

termasuk perhitungan KLB dengan syarat tidak

melebihi 50 (lima puluh) persen dari KLB yang

Page 69: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 69 -

ditetapkan, sedangkan sisanya 50 (lima puluh)

persen tetap sebagai KLB;

b. luas lantai mencapai 150 (seratus lima puluh)

persen dari KLB yang ditetapkan untuk bangunan

khusus parkir yang fungsinya bukan bangunan

pelengkap dari bangunan utama;

c. luas lantai mencapai 200 (dua ratus) persen dari

KLB yang ditetapkan untuk bangunan khusus

parkir berfungsi sebagai prasarana parkir

perpindahan moda (park and ride), terintegrasi

dengan angkutan umum massal, dan bukan

bangunan pelengkap dari bangunan utama;

d. pemanfaatan ruang untuk prasarana penunjang

maksimal 20 (dua puluh) persen dari luas seluruh

lantai bangunan;

e. pembebasan perhitungan KLB diberikan pada:

1. jembatan penghubung antarbangunan yang

digunakan jalur pejalan kaki dan terbuka

untuk umum;

2. bangunan gedung di bangunan bertingkat

sedang dan bertingkat tinggi yang menyediakan

ruang mekanikal dan elektrikal, instalasi air,

tangga, mushola, ruang tunggu pengemudi,

dan ruang untuk pedagang kaki lima kurang

dari 20 (dua puluh) persen; dan/atau

3. bangunan gedung di bangunan bertingkat di

atas 24 (dua puluh empat) lantai yang

menyediakan ruang evakuasi bencana satu

lantai atau lebih dan tidak dimanfaatkan untuk

kegiatan lain.

(4) KDH minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74

ayat (1) huruf c dilaksanakan sesuai Pasal 74, kecuali

perkerasan permukaan tanah untuk jalan, parkir, dan

plaza.

Page 70: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 70 -

Bagian Keempat

Ketentuan Tata Bangunan

Pasal 76

(1) Ketentuan tata bangunan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 68 ayat (2) huruf c terdiri atas:

a. ketinggian bangunan maksimal;

b. GSB minimal;

c. jarak antarbangunan minimal;

d. jarak bebas samping dan jarak bebas belakang;

dan

e. tampilan bangunan.

(2) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sebagaimana

dimaksud ayat (1) berlaku untuk luas kavling efektif

bangun termasuk rencana jalur pejalan kaki atau

plaza.

(3) Luas kavling efektif sebagaimana dimaksud ayat (2)

dapat dilakukan pemecahan kavling hunian sesuai

batasan luas pada Sub Zona, kecuali di lingkungan

yang sudah tertata dengan baik berdasarkan izin yang

terbit sebelumnya agar pola perpetakan yang sudah

ditetapkan tidak berubah.

Pasal 77

Ketinggian bangunan maksimal sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 76 ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. ketinggian bangunan maksimal sesuai ketentuan

intesitas pemanfaatan ruang;

b. penambahan jumlah lantai bangunan gedung boleh

dilakukan selama masih memenuhi batasan KDB

dan/atau KLB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82

ayat (3), kecuali di Sub Zona R-2 yang merupakan

perumahan kepadatan sedang dan Sub Zona R-3 yang

merupakan perumahan kepadatan rendah yang

merupakan perumahan tapak; dan/atau

Page 71: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 71 -

c. bangunan dan/atau bangun-bangunan yang melebihi

batas ketinggian yang berada dalam Kawasan

Keselamatan Operasi Penerbangan harus mendapatkan

rekomendasi dari pejabat yang berwenang.

Pasal 78

(1) GSB minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76

ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. GSB minimal berjarak setengah lebar ruang milik

jalan, diukur dari as jalan di Zona R, Zona K, Zona,

KT, Zona SPU, Zona I, Zona W, Zona PG, dan Zona

BL;

b. GSB minimal berjarak 2 (dua) meter diukur dari

tepi jalan atau pagar untuk luas kaveling kurang

dari 60 (enam puluh) meter persegi;

c. GSB berjarak 0 (nol) meter di Zona K dengan tema

shopping street dan/atau di Zona K yang

menyediakan bangunan parkir atau parkir bawah

tanah; dan/atau

d. kewajiban GSB mininum untuk kegiatan yang

membutuhkan ruang tambahan bagi prasarana

penunjang kegiatan dalam kavling.

(2) Ketentuan mengenai GSB minimal di setiap Zona

diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 79

Jarak antar bangunan minimal sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 76 ayat (1) huruf c terdiri atas:

a. jarak antarbangunan minimal 2 (dua) meter di lantai

pertama bangunan;

b. jarak antarbangunan bertambah 0,5 (setengah) meter

dari jarak bebas lantai di bawahnya, setiap terjadi

pembahan lantai bangunan; dan/atau

c. bangunan deret ditetapkan di Sub Zona R-1 yang

perumahan kepadatan tinggi, Sub Zona R-2 yang

Page 72: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 72 -

perumahan kepadatan sedang, dan Zona K dengan

jumlah bangunan maksimal 10 (sepuluh) unit atau

panjang maksimal 50 (lima puluh) meter.

Pasal 80

(1) Jarak bebas samping dan jarak bebas belakang

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) huruf

d minimal 1,5 (satu setengah) meter.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jarak bebas samping

dan jarak bebas belakang di setiap Zona diatur dengan

Peraturan Bupati.

Pasal 81

(1) Tampilan bangunan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 76 ayat (1) huruf d mempertimbangkan warna

bangunan, bahan bangunan, tekstur bangunan, muka

bangunan, gaya bangunan, keindahan bangunan, dan

keserasian bangunan dengan lingkungan sekitarnya.

(2) Ketentuan mengenai tampilan bangunan di setiap

Zona diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kelima

Ketentuan Prasarana Sarana Minimal

Pasal 82

(1) Ketentuan prasarana sarana minimal sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2) huruf d terdiri atas:

a. prasarana dasar; dan

b. sarana dasar.

(2) Prasarana dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a terdiri atas:

a. parkir; dan

b. prasarana pengelolaan lingkungan.

Page 73: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 73 -

(3) Sarana dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b terdiri atas Zona SPU sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 48.

(4) Parkir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

wajib bagi Zona R, Zona K, Zona KT, Zona SPU, Zona I,

Zona W, dan Zona PG dengan kapasitas yang

seimbang antara kebutuhan kendaraan dengan

jumlah luas lantai bangunan.

(5) Prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas SPAM,

jaringan drainase, SPAL, pengelolaan sampah, dan

jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8.

(6) Selain prasarana dasar dan sarana dasar sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), prasarana sarana minimal

diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Bagian Keenam

Ketentuan Khusus

Pasal 83

(1) Ketentuan khusus sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 68 ayat (2) huruf e merupakan yang mengatur

penggunaan lahan yang memiliki fungsi khusus dan

diberlakukan ketentuan khusus sesuai dengan

karakteristik zona dan kegiatannya.

(2) Ketentuan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) menambahkan aturan dengan fungsi khusus pada

ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan, ketentuan

intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata

bangunan, dan ketentuan prasarana dan sarana

minimal.

Page 74: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 74 -

(3) Ketentuan mengenai ketentuan khusus sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Bupati.

Bagian Ketujuh

Standar Teknis

Pasal 84

Standar teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat

(2) huruf f sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Bagian Kedelapan

Ketentuan Pelaksanaan

Pasal 85

(1) Ketentuan pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 68 ayat (2) huruf g terdiri atas:

a. ketentuan variansi pemanfaatan ruang;

b. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif; dan

c. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah

ada dan tidak sesuai dengan peraturan zonasi.

(2) Ketentuan variansi pemanfaatan ruang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. jika penggunaan lahan dengan kegiatan

penggunaan lahan, fungsi bangunan, intensitas

pemanfaatan ruang, atau tata bangunan yang

sudah ada tidak sesuai dengan Peraturan Daerah

ini, kegiatan penggunaan lahan masih boleh,

selama tidak merubah penggunaan lahan yang

sudah ada; dan/atau

b. jika penggunaan lahan dengan kegiatan

penggunaan lahan, fungsi bangunan, intensitas

pemanfaatan ruang, atau tata bangunan yang

sudah ada tidak sesuai dengan Peraturan Daerah

Page 75: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 75 -

ini, dapat ditetapkan izin penggunaan lahan

sementara.

(3) Ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada

dan tidak sesuai dengan peraturan zonasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri

atas:

a. jika penggunaan lahan dengan kegiatan

penggunaan lahan, fungsi bangunan, intensitas

pemanfaatan ruang, atau tata bangunan yang

sudah ada sesuai dengan izin mendirikan

bangunan yang diterbitkan, penggunaan lahan

tersebut tetap berlaku; dan/atau

b. jika penggunaan lahan dengan kegiatan

penggunaan lahan, fungsi bangunan, intensitas

pemanfaatan ruang, atau tata bangunan yang

sudah ada tidak sesuai dengan izin mendirikan

bangunan yang diterbitkan, izin tersebut tidak

berlaku lagi.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan variansi

pemanfaatan ruang dan ketentuan untuk penggunaan

lahan yang sudah ada dan tidak sesuai dengan

peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dan huruf c di setiap Zona diatur dengan

Peraturan Bupati.

Bagian Kesembilan

Teknik Pengaturan Zonasi

Pasal 86

(1) Teknik pengaturan zonasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 68 ayat (2) huruf h merupakan aturan

untuk mengatasi kekakuan Peraturan Zonasi dalam

pelaksanaan pembangunan kota.

(2) Teknik pengaturan zonasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri atas:

Page 76: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 76 -

a. zona bonus dengan kode a; dan

b. zona pertampalan aturan dengan kode g.

Pasal 87

(1) Zona bonus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86

ayat (1) huruf a berbentuk peningkatan luas lantai

atau KLB yang ditetapkan di:

a. Koridor

(2) Zona bonus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten kepada

Masyarakat, dengan kewajiban masyarakat untuk:

a. menyediakan lahan dan/atau membangun RTH

publik;

b. menyediakan lahan dan/atau membangun rumah

susun umum;

c. menyediakan infrastruktur;

d. menyediakan fasilitas pendukung;

e. menyediakan jalur dan meningkatkan kualitas

fasilitas pejalan kaki yang terintegrasi dengan

angkutan umum; dan/atau

f. menyediakan jalur sepeda yang terintegrasi dengan

angkutan umum.

Pasal 6

(1) Zona pertampalan aturan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 86 ayat (1) huruf b merupakan zona yang

menggunakan satu atau beberapa peraturan zonasi.

(2) Zona pertampalan aturan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) berupa zona rawan bencana.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan Zona

pertampalan aturan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) diatur dengan Peraturan Bupati

Page 77: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 77 -

BAB IX

KETENTUAN PERIZINAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 88

(1) Dalam pemanfaatan ruang setiap orang wajib memiliki

izin pemanfataan ruang dan wajib melaksanakan

setiap ketentuan perizinan dalam pelaksanaan

pemanfaatan ruang.

(2) Izin pemanfaatan ruang diberikan untuk:

a. menjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan

rencana tata ruang, peraturan zonasi, dan standar

pelayanan minimal bidang penataan ruang;

b. mencegah dampak negatif pemanfaatan ruang; dan

c. melindungi kepentingan umum dan masyarakat

luas.

(3) Izin pemanfaatan ruang diberikan kepada calon

pengguna ruang yang akan melakukan kegiatan

pemanfaatan ruang pada suatu zona berdasarkan

Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Jenis Izin

Pasal 89

(1) Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 89 dapat berupa:

a. izin prinsip;

b. izin lokasi;

c. izin penggunaan pemanfaatan tanah;

d. izin mendirikan bangunan;

e. izin lingkungan; dan

Page 78: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 78 -

f. izin lain berdasarkan ketentuan peraturan

perundangundangan.

(2) Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) diberikan oleh Pemerintah Kabupaten

Tapanuli Selatan.

(3) Izin pemanfaatan ruang yang menjadi kewenangan

Pemerintah Pusat dan pemerintah provinsi diberikan

kepada calon pengguna ruang berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 90

(1) Izin prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90

ayat (1) huruf a diberikan berdasarkan rencana tata

ruang wilayah kabupaten.

(2) Izin lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat

(1) huruf b diberikan berdasarkan rencana tata ruang

wilayah kabupaten dan Peraturan Daerah ini.

(3) Izin penggunaan pemanfaatan tanah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 99 ayat (1) huruf c diberikan

berdasarkan izin lokasi.

(4) Izin mendirikan bangunan dan izin lingkungan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (1) huruf

d dan huruf e diberikan berdasarkan Peraturan

Daerah ini.

Pasal 91

Pemberian izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 90 ayat (1) disertai dengan persyaratan teknis

dan persyaratan administratif sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Page 79: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 79 -

Bagian Ketiga

Prosedur Pemberian Izin

Pasal 92

(1) Prosedur pemberian izin pemanfaatan ruang

ditetapkan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah

sesuai dengan kewenangannya.

(2) Pemberian izin diberikan oleh pejabat yang berwenang

dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah

kabupaten dan Peraturan Daerah ini.

(3) Pemberian izin dilakukan secara terkoordinasi dengan

memperhatikan kewenangan dan kepentingan

berbagai instansi terkait sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(4) Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah memberikan

rekomendasi pemberian izin kegiatan pemanfaatan

ruang yang berdampak penting.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pemberian

izin pemanfaatan ruang diatur dengan Peraturan

Bupati.

BAB X

PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 93

(1) Pemberian insentif bertujuan untuk:

a. meningkatkan RTH publik;

b. meningkatkan karakteristik budaya Melayu atau

lingkungan setempat; dan/atau

c. meningkatkan kegiatan pemanfaatan ruang pada

zona pertumbuhan ekonomi.

(2) Pemberian disinsentif bertujuan untuk:

Page 80: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 80 -

a. melestarikan fungsi gambut; dan/atau

b. melestarikan kualitas Sungai Kapuas dan Sungai

Landak.

Bagian Kedua

Pemberian Insentif

Pasal 94

(1) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 94 ayat (1) dilakukan terhadap:

a. pengembangan Zona RTH;dan/atau

b. pengembangan Sub Zona K-2 yang merupakan sub

zona perdagangan dan jasa skala pelayanan BWP

(2) Insentif yang diberikan kepada masyarakat untuk

pengembangan Zona RTH sebagaimana dimaksud ayat

(1) huruf a berupa:

a. insentif fiskal berupa pemberian keringanan pajak

dan/atau pengurangan retribusi; dan/atau

b. insentif non fiskal berupa kemudahan perizinan,

penghargaan, dan/atau publikasi atau promosi.

(3) Insentif yang diberikan kepada masyarakat

sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b berupa:

a. insentif fiskal berupa pemberian keringanan pajak

dan/atau pengurangan retribusi; dan/atau

b. insentif non fiskal berupa subsidi silang,

kemudahan perizinan, penyediaan prasrana dan

sarana, penghargaan, dan/atau publikasi atau

promosi.

(4) Insentif yang diberikan kepada masyarakat untuk

pengembangan Sub Zona K-1 yang merupakan sub

zona perdagangan dan jasa skala pelayanan kota

sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c berupa:

a. insentif fiskal berupa pemberian keringanan pajak

dan/atau pengurangan retribusi; dan/atau

Page 81: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 81 -

b. insentif non fiskal berupa subsidi silang,

kemudahan perizinan, dan/atau penyediaan

prasrana dan sarana penghargaan.

Bagian Ketiga

Pemberian Disinsentif

Pasal 95

(1) Pemberian disinsentif sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 94 ayat (2) dilakukan terhadap:

a. peningkatan Zona SS yang merupakan sub zona

sempadan sungai; dan/atau

b. pengembangan Zona RTH;

(2) Disinsentif yang diberikan kepada masyarakat untuk

peningkatan Zona SS yang merupakan sub zona

sempadan sungai sebagaimana dimaksud ayat (1)

huruf b berupa:

a. disinsentif fiskal berupa pengenaan pajak yang

tinggi; dan/atau

b. disinsentif non fiskal berupa persyaratan khusus

dalam perizinan dan/atau pembatasan penyediaan

prasarana sarana.

(3) Disinsentif yang diberikan kepada masyarakat untuk

pengembangan Zona RTH sebagaimana dimaksud ayat

(1) huruf a berupa:

a. persyaratan khusus dalam perizinan; dan/atau

b. pembatasan penyediaan prasarana sarana.

Pasal 96

Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pemberian

insentif dan disinsentif pemanfaatan ruang diatur dengan

Peraturan Bupati.

Page 82: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 82 -

BAB XI

HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT

Bagian Kesatu

Hak dan Kewajiban Masyarakat

Pasal 97

Dalam penataan ruang, Masyarakat berhak untuk:

a. mendapatkan informasi dan akses informasi tentang

Peraturan Daerah ini;

b. mendapatkan sosialisasi Peraturan Daerah ini;

c. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat

penataan ruang;

d. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian

yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan

pembangunan yang sesuai dengan Peraturan Daerah

ini;

e. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang

terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan

Peraturan Daerah ini;

f. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan

penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan

Peraturan Daerah ini kepada pejabat berwenang; dan

g. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada

pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan

pembangunan yang tidak sesuai dengan Peraturan

Daerah ini menimbulkan kerugian.

Pasal 98

Dalam pemanfaatan ruang, Masyarakat wajib:

a. menaati Peraturan Daerah ini;

b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan

ruang dari pejabat yang berwenang;

c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam

persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan

Page 83: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 83 -

d. memberikan akses terhadap zona yang oleh ketentuan

peraturan perundang‐undangan dinyatakan sebagai

milik umum.

Bagian Kedua

Peran Masyarakat

Pasal 99

(1) Peran Masyarakat dalam penataan ruang dilakukan

melalui:

a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;

b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan

c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan

ruang.

(2) Partisipasi dalam penyusunan rencana ruang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

berbentuk:

a. masukan mengenai:

1. persiapan penyusunan rencana tata ruang;

2. penentuan arah pengembangan Zona;

3. pengidentifikasian potensi dan masalah

pembangunan Zona;

4. perumusan konsepsi rencana tata ruang;

dan/atau

5. penetapan rencana tata ruang.

b. kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten

Tapanuli Selatan dan/atau sesama unsur

Masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

(3) Partisipasi dalam pemanfaatan ruang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b berbentuk:

a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;

b. kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten

Tapanuli Selatan dan/atau sesama unsur

Masyarakat dalam pemanfaatan ruang;

Page 84: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 84 -

c. kegiatan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan

kearifan lokal dan Peraturan Daerah ini;

d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian

dalam pemanfaatan ruang darat, ruang udara, dan

ruang di dalam bumi dengan memperhatikan

kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan

keamanan serta memelihara dan meningkatkan

kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber

daya alam; dan

f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(4) Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

berbentuk:

a. masukan terkait arahan dan/atau peraturan

zonasi, perizinan, pemberian insentif dan

disinsentif serta pengenaan sanksi;

b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi

pelaksanaan Peraturan Daerah ini;

c. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang

berwenang dalam hal menemukan dugaan

penyimpangan atau pelanggaran kegiatan

pemanfaatan ruang yang melanggar Peraturan

Daerah ini; dan

d. mengajukan keberatan terhadap keputusan

pejabat yang berwenang terhadap pembangunan

yang dianggap tidak sesuai dengan Peraturan

Daerah ini.

Page 85: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 85 -

BAB XII

SANKSI ADMINISTRATIF

Bagian Kesatu

Bentuk dan Jenis Pelanggaran Bidang Penataan Ruang

Pasal 100

(1) Setiap Masyarakat yang melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99, dikenai

sanksi administratif.

(2) Pelanggaran di bidang penataan ruang sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan

Peraturan Daerah ini;

b. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin

pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pejabat

berwenang;

c. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan

persyaratan izin yang diberikan oleh pejabat yang

berwenang; dan/atau

d. menghalangi akses terhadap kawasan yang

dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan

sebagai milik umum.

Pasal 101

(1) Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan

Peraturan Daerah ini sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 101 ayat (2) huruf a meliputi:

a. memanfaatkan ruang dengan izin pemanfaatan

ruang di lokasi yang tidak sesuai dengan

peruntukkannya;

b. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan

ruang di lokasi yang sesuai peruntukannya;

dan/atau

Page 86: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 86 -

c. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan

ruang di lokasi yang tidak sesuai peruntukannya.

(2) Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin

pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pejabat

berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101

ayat (2) huruf b meliputi:

a. tidak menindaklanjuti izin pemanfaatan ruang

yang telah dikeluarkan; dan/atau

b. memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan fungsi

ruang yang tercantum dalam izin pemanfaatan

ruang.

(3) Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan

persyaratan izin yang diberikan oleh pejabat yang

berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101

ayat (2) huruf c meliputi:

a. melanggar batas sempadan yang telah ditentukan;

b. melanggar ketentuan KLB yang telah ditentukan;

c. melanggar ketentuan KDB dan KDH;

d. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan

fungsi bangunan;

e. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan

fungsi lahan; dan/atau

f. tidak menyediakan fasilitas sosial atau fasilitas

umum sesuai dengan persyaratan dalam izin

pemanfaatan ruang.

(4) Menghalangi akses terhadap zona yang dinyatakan

oleh peraturan perundang-undangan sebagai milik

umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 ayat

(2) huruf d meliputi:

a. menutup akses ke sungai, dan sumber daya alam

serta prasarana publik;

b. menutup akses terhadap sumber air;

c. menutup akses terhadap taman dan ruang terbuka

hijau;

d. menutup akses terhadap fasilitas pejalan kaki;

Page 87: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 87 -

e. menutup akses terhadap lokasi dan jalur evakuasi

bencana; dan/atau

f. menutup akses terhadap jalan umum tanpa izin

pejabat yang berwenang.

Bagian Kedua

Bentuk, Kriteria, dan Tata Cara Pengenaan Sanksi

Administratif

Pasal 102

(1) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 102 ayat (1) dapat berupa:

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara kegiatan;

c. penghentian sementara pelayanan umum;

d. penutupan lokasi;

e. pencabutan izin;

f. pembatalan izin;

g. pembongkaran bangunan;

h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau

i. denda administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dikenakan berdasarkan kriteria:

a. besar atau kecilnya dampak yang ditimbulkan

akibat pelanggaran penataan ruang;

b. nilai manfaat pemberian sanksi yang diberikan

terhadap pelanggaran penataan ruang; dan/atau

c. kerugian publik yang ditimbulkan akibat

pelanggaran penataan ruang.

(3) Tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 88: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 88 -

BAB XIII

PENGAWASAN PENATAAN RUANG

Pasal 103

(1) Pengawasan penataan ruang dilaksanakan oleh

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri atas

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan melibatkan peran Masyarakat.

(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dapat dilakukan dengan menyampaikan laporan

dan/atau pengaduan kepada Pemerintah Kabupaten

Tapanuli Selatan.

Pasal 104

(1) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 103 ayat (1) dilakukan dengan mengamati

dan memeriksa kesesuaian antara penyelenggaraan

penataan ruang Kawasan Perkotaan Batang Toru

dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan.

(2) Apabila hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) terbukti terjadi penyimpangan

administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109

ayat (2) dalam penyelenggaraan penataan ruang,

Menteri, Gubernur, dan Bupati mengambil langkah

penyelesaian sesuai dengan kewenangannya.

(3) Dalam hal Bupati tidak melaksanakan langkah

penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Gubernur mengambil langkah penyelesaian yang tidak

dilaksanakan Bupati.

(4) Dalam hal penyimpangan dalam penyelenggaraan

penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

pihak yang melakukan penyimpangan dapat dikenai

sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111.

Page 89: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 89 -

Pasal 105

Bentuk dan tata cara pengawasan penataan ruang

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat (1) diatur

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XIV

PENYIDIKAN

Pasal 106

(1) Penyidik pegawai negeri sipil berwenang:

a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan

atau keterangan yang berkenaan dengan tindak

pidana Peraturan Daerah ini;

b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang

diduga melakukan tindak pidana Peraturan

Daerah ini;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang

sehubungan dengan peristiwa tindak pidana

Peraturan Daerah ini;

d. melakukan pemeriksaan atas dokumen‐dokumen

yang berkenaan dengan tindak pidana Peraturan

Daerah ini;

e. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang

diduga terdapat bahan bukti dan dokumen lain

serta melakukan penyitaan dan penyegelan

terhadap bahan dan barang hasil pelanggaran

yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak

pidana Peraturan Daerah ini; dan

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka

pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana

Peraturan Daerah ini.

(2) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan

kepada pejabat penyidik kepolisian negara Republik

Indonesia.

Page 90: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 90 -

(3) Apabila pelaksanaan kewenangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) memerlukan tindakan

penangkapan dan penahanan, penyidik pegawai negeri

sipil melakukan koordinasi dengan pejabat penyidik

kepolisian negara Republik Indonesia sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangundangan.

(4) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) menyampaikan hasil penyidikan kepada

penuntut umum melalui pejabat penyidik kepolisian

negara Republik Indonesia.

BAB XV

KETENTUAN PIDANA

Pasal 107

(1) Apabila orang yang melakukan pelanggaran telah

diberikan sanksi administratif sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 103 ayat (1) dalam jangka waktu yang

ditentukan kewajibannya tidak dipenuhi, dapat

diancam sanksi pidana sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan terkait.

(2) Dalam hal orang yang melakukan pelanggaran

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengakibatkan

berkurangnya luas kawasan lindung diancam pidana

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

terkait.

Pasal 108

Setiap orang dengan sengaja melakukan kegiatan

pemanfaatan ruang pada zona yang tidak diizinkan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73, dapat diancam

pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 91: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 91 -

Pasal 109

Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (1)

wajib disetorkan ke kas daerah atau sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

BAB XVI

JANGKA WAKTU DAN PENINJAUAN KEMBALI

Pasal 110

(1) Jangka waktu Rencana Detail Tata Ruang dan

Peraturan Zonasi Kabupaten Tapanuli Selatan berlaku

untuk 20 (dua puluh) tahun sejak diundangkannya

Peraturan Daerah ini.

(2) Peninjauan kembali Rencana Detail Tata Ruang dan

Peraturan Zonasi Kabupaten Tapanuli Selatan

dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

(3) Peninjauan kembali Rencana Detail Tata Ruang dan

Peraturan Zonasi Kabupaten Tapanuli Selatan dapat

dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun:

a. bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan

peraturan perundang-undangan;

b. perubahan batas wilayah daerah yang ditetapkan

dengan undang-undang; dan/atau

c. apabila terjadi perubahan Rencana Tata Ruang

Wilayah.

BAB XVII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 111

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka:

a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan,

dan telah sesuai dengan ketentuan Peraturan

Daerah ini, tetap berlaku sesuai dengan masa

berlakunya;

Page 92: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 92 -

b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan

tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan

Daerah ini dilakukan penyesuaian izin terhadap

Peraturan Daerah ini, dengan ketentuan:

1. untuk yang belum dilaksanakan

pembangunannya, izin tersebut disesuaikan

dengan fungsi zona berdasarkan Peraturan

Daerah ini;

2. untuk yang sudah dilaksanakan

pembangunannya:

a) pemanfaatan ruang dilakukan sampai izin

terkait habis masa berlakunya dan

dilakukan dengan menerapkan rekayasa

teknis sesuai dengan fungsi zona

berdasarkan Peraturan Daerah ini; dan

b) dalam hal tidak memungkinkan untuk

menerapkan rekayasa teknis sesuai dengan

fungsi zona dalam berdasarkan Peraturan

Daerah ini, atas izin yang telah diterbitkan

dapat dibatalkan dan terhadap kerugian

yang timbul sebagai akibat pembatalan izin

tersebut dapat diberikan penggantian

sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

c. pemanfaatan ruang yang izinnya sudah habis dan

tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini

dilakukan penyesuaian dengan fungsi zona

berdasarkan Peraturan Daerah ini;

d. pemanfaatan ruang di Kabupaten Tapanuli Selatan

yang diselenggarakan tanpa izin ditentukan

sebagai berikut:

1. yang bertentangan dengan ketentuan

Peraturan Daerah ini, pemanfaatan ruang yang

bersangkutan ditertibkan dan disesuaikan

Page 93: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 93 -

dengan fungsi zona berdasarkan Peraturan

Daerah ini; dan

2. yang sesuai dengan Peraturan Daerah ini,

dipercepat untuk mendapatkan izin yang

diperlukan;

e. Masyarakat yang menguasai tanahnya

berdasarkan hak adat dan/atau hak-hak atas

tanah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, yang karena Rencana Detail

Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten

Tapanuli Selatan ini pemanfaatannya tidak sesuai

lagi, maka penyelesaiannya diatur sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Sepanjang rencana tata ruang wilayah di Kabupaten

Tapanuli Selatan belum disesuaikan dengan Peraturan

Daerah ini, digunakan Rencana Detail Tata Ruang dan

Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Batang Toru

sebagai acuan pemberian izin pemanfaatan ruang.

BAB XVIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 112

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kawasan

Perkotaan Batang Toru .

Page 94: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 94 -

Ditetapkan di Sipirok

Pada tanggal .....

BUPATI TAPANULI SELATAN,

------------------

Diundangkan di Sipirok

pada tanggal .....

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN TAPANULI SELATAN,

---------

LEMBARAN KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN …… NOMOR ....

Page 95: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 95 -

Contents

BAB I ................................................................................................................................................3 KETENTUAN UMUM.....................................................................................................................3 BAB II ...............................................................................................................................................8 PERAN DAN FUNGSI RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

SERTA CAKUPAN KAWASAN PERKOTAAN BATANG TORU ..............................................8 Peran dan Fungsi Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kawasan

Perkotaan Batang Toru ............................................................................................................8 Cakupan BWP ............................................................................................................................9

BAB III ............................................................................................................................................ 12 TUJUAN DAN SASARAN PENATAAN RUANG ...................................................................... 12

Tujuan Penataan Ruang ........................................................................................................ 12 Sasaran Penataan Ruang ...................................................................................................... 12

BAB IV............................................................................................................................................ 13 RENCANA STRUKTUR RUANG ................................................................................................ 13

Umum ........................................................................................................................................ 13 Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan ....................................................................... 14 Rencana Jaringan Prasarana ............................................................................................... 17

Umum..................................................................................................................................... 17 Rencana Jaringan Transportasi ...................................................................................... 18 Rencana Jaringan Energi .................................................................................................. 21 Rencana Jaringan Telekomunikasi ................................................................................ 23 Rencana SPAM ..................................................................................................................... 24 Rencana Jaringan Drainase ............................................................................................. 27 Rencana SPAL ...................................................................................................................... 29 Rencana Jalur Evakuasi Bencana .................................................................................. 31

BAB V ............................................................................................................................................. 32 RENCANA POLA RUANG ........................................................................................................... 32

Umum ........................................................................................................................................ 32 Rencana Zona Lindung .......................................................................................................... 32 Rencana Zona Budi Daya ..................................................................................................... 37

BAB VI............................................................................................................................................ 56 PENETAPAN SUB BWP PRIORITAS ........................................................................................ 56

Umum ........................................................................................................................................ 56 Penetapan Lokasi dan Tema Penanganan ........................................................................ 57

BAB VII .......................................................................................................................................... 58 KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG ................................................................................... 58

Umum ........................................................................................................................................ 58 Indikasi Program Prioritas Perwujudan Rencana Struktur Ruang ............................ 59 Indikasi Program Prioritas Perwujudan Rencana Pola Ruang..................................... 60 Indikasi Program Prioritas Perwujudan Sub BWP Prioritas......................................... 62

BAB VIII ......................................................................................................................................... 63 PERATURAN ZONASI ................................................................................................................. 63

Umum ........................................................................................................................................ 63 Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan .................................................................. 63 Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang ....................................................................... 67 Ketentuan Tata Bangunan ................................................................................................... 70 Ketentuan Prasarana Sarana Minimal .............................................................................. 72 Ketentuan Khusus .................................................................................................................. 73 Standar Teknis......................................................................................................................... 74 Ketentuan Pelaksanaan ......................................................................................................... 74 Teknik Pengaturan Zonasi .................................................................................................... 75

BAB IX ........................................................................................................................................... 77 KETENTUAN PERIZINAN .......................................................................................................... 77

Umum ........................................................................................................................................ 77

Page 96: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 96 -

Jenis Izin ................................................................................................................................... 77 Prosedur Pemberian Izin ....................................................................................................... 79

BAB X ............................................................................................................................................. 79 PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF .......................................................................... 79

Umum ........................................................................................................................................ 79 Pemberian Insentif .................................................................................................................. 80 Pemberian Disinsentif ............................................................................................................ 81

BAB XI ........................................................................................................................................... 82 HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT ................................................................. 82

Hak dan KewajibanMasyarakat ........................................................................................... 82 Peran Masyarakat ................................................................................................................... 83

BAB XII .......................................................................................................................................... 85 SANKSI ADMINISTRATIF .......................................................................................................... 85

Bentuk dan Jenis Pelanggaran Bidang Penataan Ruang ............................................. 85 Bentuk, Kriteria, dan Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif ............................ 87

BAB XIII ......................................................................................................................................... 88 PENGAWASAN PENATAAN RUANG........................................................................................ 88 BAB XIV ......................................................................................................................................... 89 PENYIDIKAN ................................................................................................................................. 89 BAB XV .......................................................................................................................................... 90 KETENTUAN PIDANA ................................................................................................................. 90 BAB XVI ......................................................................................................................................... 91 JANGKA WAKTU DAN PENINJAUAN KEMBALI .................................................................. 91 BAB XVII ....................................................................................................................................... 91 KETENTUAN PERALIHAN ......................................................................................................... 91 BAB XVIII ...................................................................................................................................... 93 KETENTUAN PENUTUP ............................................................................................................. 93

Page 97: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 97 -

LAMPIRAN KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA DETAIL KAWASAN PERKOTAAN BATANG TORU

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

I. PERWUJUDAN RENCANA STRUKTUR RUANG

A. RENCANA PENGEMBANGAN PUSAT PELAYANAN

A.1. Pusat Pelayanan Kawasan

1. Pengembangan dan

peningkatan pusat

pelayanan

perdagangan dan

jasa

1. Koridor

Pasar

Batangto

ru dan

Sekitarn

ya

(SBWP B)

2. Pasar

Hutagod

ang dan

Sekitarn

ya

(SBWP F)

2 lokasi APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kementerian

Pekerjaan

Umum dan

Perumahan

Rakyat

(Kemen

PUPR),

Kementerian

Perdagangan

(Kemendag),

Pemerintah

Provinsi

(Pemprov),

Pemerintah

Kabupaten,

dan

Masyarakat

2. Pengembangan dan

peningkatan pusat

pelayanan SBWP A

Desa

Sipenggeng

1 lokasi APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

Kementerian

Pariwisata

(Kemenpar),

Pemprov,

Kabupaten,

dan

Masyarakat

Page 98: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 98 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

2. Pengembangan dan

peningkatan pusat

pelayanan SBWP C

(pertambangan)

Desa Aek

Pining

1 lokasi APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

Kementerian

Pariwisata

(Kemenpar),

Pemprov,

Kabupaten,

dan

Masyarakat

2. Pengembangan dan

peningkatan pusat

pelayanan SBWP D

Desa

Sumuran

1 lokasi APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

Kementerian

Pariwisata

(Kemenpar),

Pemprov,

Kabupaten,

dan

Masyarakat

2. Pengembangan dan

peningkatan pusat

pelayanan SBWP E

Desa Batu

Hula

1 lokasi APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

Kementerian

Pariwisata

(Kemenpar),

Pemprov,

Kabupaten,

dan

Masyarakat

A.2. Sub Pusat Pelayanan Kawasan Perkotaan Batang Toru

1. Pengembangan dan

peningkatan pusat

pendidikan .....

ST/PT dan

Sekitarnya

....

lokasi

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

Kementerian

Pendidikan

dan

Kebudayaan

(Kemendikbu

d), Pemprov,

Page 99: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 99 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Pengembangan dan

peningkatan pusat

pemerintahan dan

pendidikan

Pusat Sub

BWK B dan

Sekitarnya

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

Kemendikbu

d,

Kemendag,

Pemprov,

Kabubapten,

dan

Masyarakat

3. Pengembangan dan

peningkatan pusat

perdagangan

sebagian wilayah

kawasan

1. Pusat

Sub

BWK....

2. Pusat

Sub

BWK....

3. Pusat

Sub

BWK....

4.

....

lokasi

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

Kemendag,

Pemprov,

Kabubapten,

dan

Masyarakat

B. RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI

1. Jaringan Jalan

1.1. Jaringan Jalan Kolektor Primer I

1. Pemeliharaan

(pemeliharaan rutin/

pemeliharaan

berkala/ rehabilitasi)

jalan kolektor primer

Seluruh

wilayah

Blok

... km APBN,

APBD Prov

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov

1.2. Jaringan Jalan Kolektor Primer III

1. Pemeliharaan

(pemeliharaan rutin/

pemeliharaan

berkala/ rehabilitasi)

jalan kolektor primer

Seluruh

wilayah

Blok

... km APBN,

APBD Prov

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov

1.3. Jaringan Jalan Arteri Sekunder

Page 100: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 100 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

1. Pembangunan jalan

baru

2. Pelebaran jalan

menuju standar

Zona....Zon

a....

... km APBD Kab DPUPR

Kabubapten

3. Pemeliharaan

(pemeliharaan rutin/

pemeliharaan

berkala/ rehabilitasi)

jalan arteri sekunder

Seluruh

wilayah

Blok

Km APBD Kab DPUPR

Kabubapten

1.4. Jaringan Jalan Kolektor Sekunder

1. Pelebaran jalan

menuju standar

Zona....Zon

a....

... km APBD Kab DPUPR

Kabubapten

2. Pemeliharaan

(pemeliharaan rutin/

pemeliharaan

berkala/ rehabilitasi)

jalan kolektor

sekunder

Seluruh

wilayah

Blok

Km APBD Kab DPUPR

Kabubapten

1.5. Jaringan Jalan Lokal Sekunder

1. Pembangunan jalan

lokal sekunder

... km APBD Kab DPUPR

Kabubapten

2. Pelebaran jalan

menuju standar

Zona....Zon

a....

... km APBD Kab DPUPR

Kabubapten

3. Pemeliharaan

(pemeliharaan rutin/

pemeliharaan

berkala/ rehabilitasi)

jalan lokal sekunder

Seluruh

wilayah

Blok

... km APBD Kab DPUPR

Kabubapten

1.6. Jaringan Jalan Lingkungan Sekunder

1. Pembangunan jalan

lingkungan sekunder

... km APBD Kab DPUPR

Kabubapten

dan

Masyarakat

2. Pemeliharaan

(pemeliharaan rutin/

pemeliharaan

berkala/ rehabilitasi)

Seluruh

wilayah

Blok

... km APBD Kab DPUPR

Kabubapten

dan

Masyarakat

Page 101: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 101 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

jalan lingkungan

sekunder

1.7. Jaringan Jalur Bebas Hambatan

2. Jalur Pejalan Kaki

Peningkatan jalur

pejalan kaki yang

sudah ada

1. Jalan ...

2. Jalan ...

3. Kawasan

Tepian

....

4. Taman

.....

APBD Kab

dan

sumber

lain yang

sah

DPUPR

Kabubapten

dan

Masyarakat

Pembangunan jalur

pejalan kaki

APBD Kab

dan

sumber

lain yang

sah

DPUPR

Kabubapten

dan

Masyarakat

Pemeliharaan jalur

pejalan kaki

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

DPUPR

Kabubapten

dan

Masyarakat

Penyediaan sistem

pembuangan air

hujan dan drainase

pada jalur pejalan

kaki

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

DPUPR

Kabubapten

dan

Masyarakat

3. Jalur Sepeda

Pembangunan jalur

sepeda

APBD Kab DPUPR

Kabubapten

dan Dishub

Kabubapten

Pemeliharaan jalur

sepeda

APBD Kab DPUPR

Kabubapten

dan Dishub

Kabubapten

C. RENCANA JARINGAN ENERGI

. Jaringan Transmisi Tenaga Listrik

Page 102: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 102 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

Peningkatan dan

pemantapan jaringan

transmisi saluan

udara tegangan

tinggi

Sub BWP 6

dan Sub

BWP 7

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

ESDM, PT.

PLN, DESDM

Prov, dan

Masyarakat

Peningkatan dan

pemantapan GI

Martabe

3. Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Pengembangan dan

peningkatan jaringan

distribusi Saluran

Kabel Tegangan

Menengah

jaringan

jalan arteri

primer,

jaringan

jalan arteri

sekunder,

jaringan

jalan

kolektor

primer,

jaringan

jalan

kolektor

sekunder,

dan

jaringan

jalan lokal

sekunder

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

ESDM, PT.

PLN, DESDM

Prov, dan

Masyarakat

Pengembangan dan

peningkatan jaringan

distribusi Saluran

Kabel Tegangan

Rendah

jaringan

jalan arteri

primer,

jaringan

jalan arteri

sekunder,

jaringan

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

Kemen

ESDM, PT.

PLN, DESDM

Prov, dan

Masyarakat

Page 103: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 103 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

jalan

kolektor

primer,

jaringan

jalan

kolektor

sekunder,

dan

jaringan

jalan lokal

sekunder,

jaringan

jalan

lingkungan

sekunder

sah

D. RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI

1. Jaringan Tetap

Pengembangan dan

peningkatan jaringan

serat optik

jaringan

jalan arteri

primer,

jaringan

jalan arteri

sekunder,

jaringan

jalan

kolektor

primer,

jaringan

jalan

kolektor

sekunder,

dan

jaringan

jalan lokal

sekunder,

jaringan

jalan

APBN dan

sumber

lain yang

sah

Kementerian

Komunikasi

dan

Informasi

(Kemeninfo),

PT. Telkom,

dan

Masyarakat

Page 104: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 104 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

lingkungan

sekunder

Pengembangan dan

peningkatan Sentra

Telepon Otomat

menyebar

dan

seimbang

untuk

melayani

seluruh

Blok

APBN dan

sumber

lain yang

sah

Kemeninfo,

PT. Telkom,

dan

Masyarakat

2. Jaringan Bergerak

Pengembangan dan

peningkatan jaringan

radio trunking dan

radio panggil untuk

umum

menyebar

dan

seimbang

untuk

melayani

seluruh

Blok

APBN dan

sumber

lain yang

sah

Kemeninfo,

PT. Telkom,

dan

Masyarakat

Pengembangan dan

peningkatan menara

Base Transceiver Station (BTS) mandiri

dan menara BTS

bersama

menyebar

dan

seimbang

untuk

melayani

seluruh

Blok

APBN dan

sumber

lain yang

sah

Kemeninfo,

PT. Telkom,

dan

Masyarakat

Pengembangan dan

peningkatan jaringan

teleponi dasar dan

dapat

menyelenggarakan

jaringan multimedia

menyebar

dan

seimbang

untuk

melayani

seluruh

Blok

APBN dan

sumber

lain yang

sah

Kemeninfo,

PT. Telkom,

dan

Masyarakat

E. RENCANA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

1. SPAM Jaringan Perpipaan

Peningkatan dan

pemantapan jaringan

pipa transmisi

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Page 105: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 105 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kabubapten,

PDAM, dan

Masyarakat

Pengembangan dan

peningkatan jaringan

pipa distribusi

(utama, pembawa

atau sekunder, dan

pembagi atau tersier)

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

PDAM, dan

Masyarakat

Pengembangan dan

peningkatan pompa

penguat (booster pump)

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

PDAM, dan

Masyarakat

Pengembangan dan

peningkatan jaringan

pipa pelayanan

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

PDAM, dan

Masyarakat

Pengembangan dan

peningkatan

sambungan rumah

Zona RTH,

Zona R,

Zona K,

Zona KT,

Zona SPU

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

PDAM, dan

Masyarakat

Pengembangan dan Zona RTH, APBN, Kemen

Page 106: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 106 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

peningkatan hidran

umum dan hidran

kebakaran

Zona R,

Zona K,

Zona KT,

Zona SPU.

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

PDAM, dan

Masyarakat

2. SPAM Bukan Jaringan Perpipaan

Pengembangan dan

peningkatan bak

penampungan air

hujan, terminal air,

mobil tangki air,

atau bangunan

perlindungan mata

air

Zona R-3

yang

merupakan

sub zona

perumahan

kepadatan

rendah

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

PDAM, dan

Masyarakat

F. RENCANA JARINGAN DRAINASE

1. Saluran Drainase Induk/ Primer

Pengembangan dan

peningkatan jaringan

drainase primer

Normalisasi sungai:

Sungai Batang Toru

Sebagian

wilayah Sub

BWP A, Sub

BWP B .....

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Normalisasi sungai:

Sungai Garoga

Sebagian

wilayah Sub

BWP A, Sub

BWP B .....

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Page 107: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 107 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

Saluran drainase

primer di jaringan

jalan arteri primer

dan jaringan jalan

arteri sekunder

Sebagian

wilayah Sub

BWP A, Sub

BWP B .....

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Saluran Drainase Sekunder

Pembangunan

jaringan drainase

sekunder

jaringan

jalan

kolektor

primer dan

jaringan

jalan

kolektor

sekunder

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR, Dinas

Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Permukiman

(DPRKP)

Prov, DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Peningkatan jaringan

drainase sekunder

jaringan

jalan

kolektor

primer dan

jaringan

jalan

kolektor

sekunder

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

3. Saluran Drainase Tersier

Pembangunan

jaringan drainase

tersier

jaringan

jalan lokal

sekunder

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Page 108: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 108 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

Peningkatan jaringan

drainase tersier

jaringan

jalan lokal

sekunder

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

4. Saluran Drainase Lokal

Pembangunan

jaringan drainase

lokal

jaringan

jalan

lingkungan

sekunder

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Peningkatan jaringan

drainase lokal

jaringan

jalan

lingkungan

sekunder

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

G. RENCANA SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH (SPAL)

1. Pengembangan

jaringan

pengumpulan air

limbah

Zona R,

Zona K,

Zona KT,

Zona SPU,

Zona I,

Zona PG,

dan Zona

PW

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR, Dinas

Lingkungan

Hidup (DLH)

Prov, DLH

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Peningkatan jaringan

pengumpulan air

limbah

Zona R,

Zona K,

Zona KT,

APBN,

APBD

Prov,

Kemen

PUPR, DLH

Prov, DLH

Page 109: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 109 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

Zona SPU,

Zona I,

Zona PG,

dan Zona

PW

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kabubapten,

dan

Masyarakat

H. RENCANA JALUR EVAKUASI BENCANA

1. Pengembangan dan

peningkatan sarana

jalur evakuasi

bencana banjir

Kebun

Karet,

Kantor

Kecamatan

Hapesong

Baru,

Gedung

Serba Guna

PT. AR

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Badan

Nasional

Penanggulan

Bencana

(BNPB),

BPBD Prov,

Badan

Penanggulan

gan Bencana

Daerah

(BPBD)

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Pengembangan dan

peningkatan sarana

tempat evakuasi

bencana longsor

Tempat

Wisata

Buatan,

SMK

Pertambang

an

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

BNPB, BPBD

Prov, BPBD

Kabubapten,

dan

Masyarakat

3. Pengembangan dan

peningkatan sarana

tempat evakuasi

bencana gempa bumi

Kebun

Karet,

Lapangan

Olahraga

Kelurahan

Hapesong

Baru,

Pesantren

Pertambang

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

BNPB, BPBD

Prov, BPBD

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Page 110: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 110 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

an

II. PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG

A. ZONA LINDUNG

A.2. Zona Perlindungan Setempat (Zona PS)

Sub Zona SS yang merupakan Sub Zona Sempadan Sungai

1. Pengembangan dan

peningkatan tanggul

sungai di sungai

yang belum

mempunyai tanggul

sungai

Seluruh

sungai

Sungai

Garoga

dan

Sungai

Batang

Toru

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

DLH

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Pemertahanan dan

rehabilitasi vegetasi

di tepian sungai agar

sesuai dengan

kondisi alami

Seluruh

sungai

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

DLH

Kabubapten,

dan

Masyarakat

3. Pengembangan dan

peningkatan Sub

Zona SS di Zona

Budi Daya terbangun

yang belum

mempunyai Zona SS:

1. Pengembangan

Zona SS; dan

2. Pengembangan

jalan inspeksi di

Zona SS.

Blok A.1,

A.2, A.3,

A.4, B.2,

B.3, B.3,

B.4, C.1,

C.2, C.3,

D.1, D.2,

D.3, D.4, E.

1, E.2, F.1,

F.2, F.3,

F.4, F.5

83,38 APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

DLH

Kabubapten,

dan

Masyarakat

A.3. Zona Ruang Terbuka Hijau (Zona RTH)

Sub Zona RTH-1 yang merupakan Hutan Kota

1. Pembangunan dan Blok A.2, 76,61 APBN, Kemen

Page 111: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 111 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

peningkatan rencana

Sub Zona RTH-1

C.1, C.4,

C.5

Ha APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

PUPR,

DPUPR

Kabubapten,

DLH

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Sub Zona RTH-3 yang merupakan Taman Kecamatan

1. Pembangunan dan

peningkatan rencana

Sub Zona RTH-3

Blok B.1

dan C.8

9,43 Ha APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR

Kabubapten,

DLH

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Sub Zona RTH-4 yang merupakan Taman Kelurahan

1. Pembangunan dan

peningkatan rencana

Sub Zona RTH-4

Blok A.1,

A.2, B.2,

B.3, B.4,

C.2, C.3,

C.6, C.7,

D.1, D.3,

D.4, E.1,

F.1, F.4, F.5

80,72

Ha

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR

Kabubapten,

DLH

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Sub Zona RTH-5 yang merupakan Taman RW

1. Pembangunan dan

peningkatan rencana

Sub Zona RTH-5

Blok D.3,

F.4

6,3 Ha APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR

Kabubapten,

DLH

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Sub Zona RTH-7 yang merupakan Pemakaman

1. Pemertahanan dan

rehabilitasi Sub Zona

Blok C.2 APBN,

APBD

Kemen

PUPR,

Page 112: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 112 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

RTH-7 yang sudah

ada

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

DPUPR

Kabubapten,

DLH

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Pembangunan dan

peningkatan rencana

Sub Zona RTH-7

Blok C.2 3,66

hektar

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR

Kabubapten,

DLH

Kabubapten,

dan

Masyarakat

A.4. Zona Lindung Lainnya (Zona LL)

Sub Zona rawan Gempa Bumi

1. 1. sebagian

wilayah

Blok ...

Desa

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemenpar,

Dinas

Kepemudaan

, Olahraga,

dan

Pariwisata

(DisKeporapa

r)

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. 1. sebagian

wilayah

Blok ...

Desa

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

DisKeporapa

r

Kabubapten,

DPMTKPTSP

Kabubapten,

Satpol PP,

dan

Masyarakat

B. ZONA BUDI DAYA

B.1. Zona Perumahan (Zona R)

Page 113: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 113 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

Sub Zona R-3 yang merupakan Sub Zona Perumahan Kepadatan Sedang

1. Pembangunan baru

rumah swadaya

Blok A.4,

B.3, F.2,

F.3, F.4, F.5

25,58

Ha

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Peningkatan kualitas

rumah swadaya

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

3. Pengembangan dan

peningkatan

perumahan formal

horizontal (rumah

tunggal dan rumah

deret)

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

4. Pengembangan dan

peningkatan

perumahan formal

vertikal (rumah

susun milik dan

rumah susun sewa)

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

5. Peningkatan kualitas

perumahan

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Page 114: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 114 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kabubapten,

dan

Masyarakat

6. Peningkatan kualitas

perumahan kumuh

dan permukiman

kumuh

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

7. Pengembangan

rumah khusus

(dalam konsisi sesuai

syarat pembangunan

rumah khusus)

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Sub Zona R-4 yang merupakan Sub Zona Perumahan Kepadatan Rendah

1. Pembangunan baru

rumah swadaya

Blok A.1,

A.3, B.1,

B.2, C.1,

C.2, C.4,

C.5, C.6,

C.7, C.8,

D.1, D.2,

D.3, D.4,

E.1, E.2 ,

F.1

361,45

Ha

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Peningkatan kualitas

rumah swadaya

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Page 115: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 115 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

sah

3. Pengembangan dan

peningkatan

perumahan formal

horizontal (rumah

tunggal dan rumah

deret)

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

5. Peningkatan kualitas

perumahan

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

6. Peningkatan kualitas

perumahan kumuh

dan permukiman

kumuh

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

7. Pengembangan

rumah khusus

(dalam kondisi

sesuai syarat

pembangunan

rumah khusus)

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPRKP Prov,

DPRKP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

B.2. Zona Perdagangan dan Jasa (Zona K)

Sub Zona K-2 yang merupakan Sub Zona Perdagangan dan Jasa Skala BWP

1. Peningkatan dan

pemantapan pasar

Blok A.2,

A.3, B.3,

38,57

Ha

APBN,

APBD

Kemendag,

DiskopUMda

Page 116: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 116 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

skala pelayanan

kecamatan

C.1, C.2,

C.4, C.5,

C.6, C.8,

D.1, D.3,

F.1, F.4

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

g

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Pengembangan dan

peningkatan

pertokoan

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemendag,

DiskopUMda

g

Kabubapten,

dan

Masyarakat

3. Pengembangan dan

peningkatan toko

modern

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemendag,

DiskopUMda

g

Kabubapten,

dan

Masyarakat

4. Pengembangan dan

peningkatan jasa

keuangan, jasa

informasi, jasa

perusahaan,

penyediaan

akomodasi,

penyediaan makan

minum, dan lainnya

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemendag,

DiskopUMda

g

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Sub Zona K-3 yang merupakan Sub Zona Perdagangan dan Jasa Skala Sub BWP

1. Peningkatan dan

pemantapan pasar

skala pelayanan

kecamatan

Blok A.2 0,08 Ha APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemendag,

DiskopUMda

g

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Pengembangan dan

peningkatan

pertokoan

APBN,

APBD

Kab, dan

Kemendag,

DiskopUMda

g

Page 117: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 117 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

sumber

lain yang

sah

Kabubapten,

dan

Masyarakat

3. Pengembangan dan

peningkatan toko

modern

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemendag,

DiskopUMda

g

Kabubapten,

dan

Masyarakat

4. Pengembangan dan

peningkatan

penyediaan makan

minum, dan lainnya

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemendag,

DiskopUMda

g

Kabubapten,

dan

Masyarakat

B.3. Zona Perkantoran (Zona KT)

Sub Zona KT-1 yang merupakan Sub Zona Perkantoran Pemerintah

1. Pemeliharaan

perkantoran

pemerintah

Blok A.1,

A.2, A.3,

C.1, C.2,

C.5, C.8,

D.1, D.3,

F.1, F.5

1,35 Ha APBN dan

APBD Prov

Kemen PUPR

dan DPUPR

Prov

2. Pengembangan dan

peningkatan

perkantoran

pemerintah

APBN dan

APBD Prov

Kemen PUPR

dan DPUPR

Prov

Sub Zona KT-2 yang merupakan Sub Zona Perkantoran Swasta

1. Pemeliharaan

perkantoran

pemerintah

Blok B.2,

B.3, C.7,

C.8, D.1,

D.2

97,67

Ha

APBN dan

APBD Kab

Kemen PUPR

dan DPUPR

Kabubapten

2. Pengembangan dan

peningkatan

perkantoran

pemerintah

APBN dan

APBD Kab

Kemen PUPR

dan DPUPR

Kabubapten

B.4. Zona Sarana Pelayanan Umum (Zona SPU)

Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kawasan

1. Pengembangan

kuantitas dan

peningkatan kualitas

Blok A.1 Menyeb

ar dan

seimban

APBN,

APBD

Prov,

Kementerian

Kesehatan

(Kemenkes),

Page 118: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 118 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

rumah sakit dan

klinik

g di

seluruh

Kecama

tan

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Dinkes Prov,

Dinkes

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan

1. Pengembangan

kuantitas dan

peningkatan kualitas

sarana pendidikan

menengah atas,

pendidikan

menengah pertama,

dan pendidikan

dasar

Blok A.1,

A.3, B.3,

F.3

Menyeb

ar dan

seimban

g di

seluruh

Kecama

tan

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemendikbu

d, Dikbud

Prov, Dikbud

Kabubapten,

dan

Masyarakat

3. Pengembangan

kuantitas dan

peningkatan kualitas

sarana olahraga

terbuka maupun

tertutup

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemenpora,

Dispora Prov,

DisKeporapa

r

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Sub Zona SPU-3 yang merupakan Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kelurahan

1. Pengembangan

kuantitas dan

peningkatan kualitas

sarana pendidikan

menengah pertama

dan pendidikan

dasar

Blok C.2 Menyeb

ar dan

seimban

g di

seluruh

Kecama

tan

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemendikbu

d, Dikbud

Prov, Dikbud

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Pengembangan

kuantitas dan

peningkatan kualitas

klinik, puskesmas,

dan balai

Blok C.6,

C.7, C.8,

D.3

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

Kemenkes,

Dinkes Prov,

Dinkes

Kabubapten,

dan

Page 119: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 119 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

pengobatan sumber

lain yang

sah

Masyarakat

Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala RW

1. Pengembangan

kuantitas dan

peningkatan kualitas

sarana pendidikan

dasar dan

pendidikan anak

usia dini

Blok A.1,

C.1, C.2,

C.4, C.5,

D.1, D.3,

E.2, F.3,

dan F.4

Menyeb

ar dan

seimban

g di

seluruh

Kecama

tan

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemendikbu

d, Dikbud

Prov, Dikbud

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Pengembangan

kuantitas dan

peningkatan kualitas

posyandu

Blok C.4,

C.6, C.8,

D.1

2,12 Ha APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemenkes,

Dinkes Prov,

Dinkes

Kabubapten,

dan

Masyarakat

3. Pengembangan

kuantitas dan

peningkatan kualitas

sarana peribadatan

Blok A.1,

C.2, C.4,

C.5, C.6,

C.8, D.1,

D.2, D.3,

F.1, F.2,

F.3, F.4, F.5

2,64 Ha APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemenag,

DPUPR

Kabubapten,

dan

Masyarakat

B.6. Zona Pertanian

Sub Zona P-1 yang merupakan Sub Zona Tanaman Pangan

1. Pengembangan sub

zona tanaman

pangan

Blok A.1,

A.2, A.3,

B.1, C.2,

C.3, C.6,

F.4, F.5

171,89

Ha

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kementan,

DPP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Peningkatan sub

zona tanaman

APBN,

APBD

Kementan,

DPP

Page 120: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 120 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

pangan Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kabubapten,

dan

Masyarakat

3. Pemertahanan

pertanian LP2B

Sub Zona P-3 yang merupakan Sub Zona Perkebunan

1. Pelindungan

tanaman

perkebunan (kelapa

sawit & karet) dari

organisme

pengganggu

tumbuhan

Blok A.2,

B.2, B.3,

B.4, C.2,

C.3, C.4,

C.5, C.6,

C.7, C.8.,

D.2, D.3,

D.4, E.1,

E.2, F.1,

F.2, F.3, F,4

dan F.5

1.114,

83

hektar

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kementan,

DPP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Pengembangan

usaha budi daya

tanaman

perkebunan (kelapa

sawit & karet) yang

berkelanjutan

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kementan,

DPP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

B.6.2. Zona PI yang merupakan Zona Perikanan

Sub Zona IK-2 yang merupakan Sub Zona Perikanan Budi Daya

1. Pengembangan dan

peningkatan sub

zona budi daya

perikanan sungai

(keramba) dan kolam

Blok A.1,

C.4,

C.5,D.1,

D.3, F.1,

F.2, F.3

3,32 Ha APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kementerian

Kelautan

Perikanan

(KKP), DPP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Pengembangan

sistem kesehatan

ikan

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

KKP, DPP

Kabubapten,

dan

Masyarakat

3. Peningkatan

pembenihan ikan

APBN,

APBD

KKP, DPP

Kabubapten,

Page 121: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 121 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

dan

Masyarakat

B.6.4. Zona W yang merupakan Zona Pariwisata

Sub Zona W-1 yang merupakan Sub Zona Wisata Alam

1. Pengembangan sub

zona pariwisata alam

Blok A.1

2,32 Ha APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemenpar,

DisKeporapa

r

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Peningkatan sub

zona pariwisata alam

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemenpar,

DisKeporapa

r

Kabubapten,

dan

Masyarakat

Sub Zona W-2 yang merupakan Sub Zona Wisata Buatan

1. Pengembangan sub

zona pariwisata

buatan

Blok B.3

0,26 Ha APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemenpar,

DisKeporapa

r

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Peningkatan sub

zona pariwisata

buatan

APBN,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemenpar,

DisKeporapa

r

Kabubapten,

dan

Masyarakat

B.6.5. Zona HK yang merupakan Zona Pertahanan dan Keamanan

1. Peningkatan fungsi

dan kualitas

prasarana sarana

Pertahanan dan

Keamanan

Blok C.4 0,19 Ha APBN dan

APBD Kab

Kementeria

Pertahanan

(Kemenhan)

dan TNI

Page 122: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 122 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

B.6.6. Zona Lainnya

Sub Zona Gardu Induk

1. Pengembangan dan

peningkatan Gardu

Induk

Blok E.1 1,29 Ha APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

ESDM, PT.

Pertamina,

DESDM

Prov, dan

Masyarakat

Sub Zona Pergudangan

1. Pengembangan

Pergudangan

Blok A.2 0,99 Ha APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR dan

Masyarakat

Sub Zona

Penampungan

Sampah Terpadu

1. Pengembangan

Penampungan

Sampah Terpadu

Blok D.4 5,05 Ha APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR dan

Masyarakat

B.6.7. Zona SPAM yang merupakan Zona Sistem Penyediaan Air Minum

Sub Zona SPAM-1 yang merupakan Sub Zona Unit Air Baku dan Unit Produksi

1. Pengembangan dan

peningkatan

prasarana

pengambilan atau

pengambilan/penyad

sebagian

wilayah

Blok ...

Desa ....

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

Page 123: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 123 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

apan air:

a. Intake (nama

lokasi);

b. Intake (nama

lokasi);

c. ......

sumber

lain yang

sah

PDAM, dan

Masyarakat

2. Pengembangan dan

peningkatan

prasarana pengolah

air baku menjadi air

minum/Instalasi

Pengolahan Air

Minum:

a. IPA .....

sebagian

wilayah

Blok ...

Desa ....

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

PDAM, dan

Masyarakat

Sub Zona SPAM-2 yang merupakan Sub Zona Unit Distribusi

1. Pengembangan dan

peningkatan

prasarana bangunan

penampung air

minum (reservoar)

menyebar

dan

seimbang

untuk

melayani

seluruh

Blok

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

PDAM, dan

Masyarakat

B.6.8. Zona DR yang merupakan Zona Prasarana Drainase

1. Pengembangan dan

peningkatan sumur

resapan tanah

dangkal

Zona RTH,

Zona R,

Zona SPU,

dan Zona

PW

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

DPUPR

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Pengembangan dan

peningkatan sumur

resapan tanah dalam

Zona K,

Zona KT,

Zona I, dan

Zona PG

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

DPUPR

Kabubapten,

dan

Masyarakat

3. Pengembangan dan

peningkatan kolam

tandon kolam

sebagian

wilayah

Blok ...

APBN,

APBD

Prov,

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

Page 124: BUPATI TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA …

- 124 -

NO

INDIKASI

PROGRAM

PRIORITAS

LOKASI BESAR

AN

SUMBER

PENDANA

AN

PELAKSANA

WAKTU PELAKSANAAN

I II III IV

2020 2021 2022 2023 2024 2025-

2029

2030-

2035

2035-

2040

retensi, dan/atau

kolam detensi

Desa .... APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

DPUPR

Kabubapten,

dan

Masyarakat

4. Pengembangan dan

peningkatan dam

pengendali, dam

penahan, dan

pengendali jurang

(gully plug)

menyebar

dan

seimbang

untuk

melayani

seluruh

sungai

dan/atau

parit

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

dan

Masyarakat

III. PERWUJUDAN SUB BWP PRIORITAS

A. PERWUJUDAN DI SUB BWP C

1. Penyusunan RTBL SBWP C .342,42

hektar

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabubapten,

dan

Masyarakat

2. Pelestarian dan

peningkatan kualitas

keindahan beranda

utama kawasan

RTBL .....

APBN,

APBD

Prov,

APBD

Kab, dan

sumber

lain yang

sah

Kemen

PUPR,

DPUPR Prov,

DPUPR

Kabupaten,

dan

Masyarakat