Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON
Transcript of Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON
Selamat Datang
MANDOR PEMBESIAN/
PENULANGAN BETON
1.1
1.2
DAFTAR MODULPELATIHAN : Mandor Pembesian / Penulangan Beton
NO.KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI
1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian Dampak
Lingkungan
1 Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan
pengendalian lingkungan kerja
2. RCF - 02 Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pembesian / Penulangan Beton
2 Menguasai rencana pembuatan
pembesian / penulangan beton
sesuai spesifikasi pembesian /
penulangan beton, gambar kerja,
Instruksi Kerja (IK) dan Schedule
Kerja Proyek
3. RCF - 03 Jadwal kerja harian dan mingguan 3 Membuat jadwal (schedule) kerja
harian dan mingguan
4. RCF - 04 Prosedur dan teknik pembuatan dan
pemasangan pembesian / penulangan beton
A. Pekerjaan Persiapan 4 Melakukan Pekerjaan Persiapan
Pembesian / Penulangan Beton
B. Pembuatan dan Pemasangan Pekerjaan
Pembesian / Penulangan Beton
5 Mengkoordinir dan mengawasi
pembuatan dan pemasangan
pembesian / penulangan beton
C. Pemeriksaan, Evaluasi dan Pelaporan
pelaksanaan pekerjaan pembesian /
Penulangan Beton
6 Memeriksa, mengevaluasi dan
melaporkan hasil pelaksanaan
pembuatan dan pemasangan
pembesian / penulangan beton
5. RCF - 05 Perjanjian Kerja dan Manajemen Untuk
Mandor
7 Menguasai dan melaksanakan kontrak
/ perjanjian kerja
Pelatihan Mandor Pembesian/
Penulangan BetonNomor Modul
RCF – 02
Judul Modul
STANDAR DAN RENCANA KERJA PEMBUATAN PEMBESIAN /
PENULANGAN BETON
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUS. PKPK)
Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp. 021. 7656632
Jakarta Selatan1.3
NOMOR/ JUDUL MODUL :
RCF – 02/ STANDAR DAN RENCANA KERJA
PEMBUATAN PEMBESIAN /
PENULANGAN BETON
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)
Setelah modul ini dipelajari peserta mampu :
Menguasai standar dan rencana pembuatan pembesian / penulangan beton sesuai standar dan spesifikasi, gambar kerja, instruksi kerja, schedule kerja serta dapat menghitung harga satuan ongkos kerja
1.4
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)
Setelah modul ini selesai dipelajari, peserta
mampu :
1. Menguasai spesifikasi pekerjaan pembesian
2. Menguasai standar pekerjaan pembesian
3. Menguasai gambar kerja pembesian
4. Menguasai instruksi kerja pekerjaan pembesian
5. Menguasai schedule kerja pekerjaan pembesian
6. Menghitung harga satuan ongkos kerja
1.5
• Standar dan rencana kerja harus betul-betul dipelajari, dikuasai dan dikuasai oleh seorang mandor sebelum melaksanakan pekerjaannya sehingga pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan baik sesuai persyaratan yang ada.
Standar dan rencana kerja terdiri dari :
• Spesifikasi pembesian
• Standar pembesian
• Gambar kerja
• Instruksi kerja
• Schedule kerja
• Harga satuan ongkos kerja.
1.6
PENDAHULUAN (1)
• Didalam spesifikasi, diuraikan apa saja yang harus dilakukan kontraktor dalam hubungan kerja dengan owner beserta standar apa saja yang harus dipedomani di dalam melaksanakan pekerjaan.
• Standar pelaksanaan pekerjaan pembesian / penulangan beton di dalam negeri biasanya mengacu pada SNI dan PBI’ 71.
• Membaca gambar kerja merupakan pengetahuan yang perlu untuk para mandor agar kondisi lapangan, letak-letak posisi pembesian dll dapat diketahui terlebih dahulu.
1.7
PENDAHULUAN (2)
• Prosedur instruksi kerja (IK) berisi check list yang
memuat langkah-langkah pekerjaan beserta
kriteria keberterimaan,
• Rencana kerja secara umum atau schedule kerja
kontraktor harus dipahami dulu sebelum mandor
membuat rencana kerja harian dan mingguan.
• Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan atau
analisa harga satuan ongkos kerja harus melihat
standar dan rencana kerja yang ada.
1.8
PENDAHULUAN (3)
SPESIFIKASI PEMBESIAN
• Spesifikasi pembesian / penulangan beton merupakan pedoman teknis para mandor untuk menghitung biaya pelaksanaan pekerjaan serta dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan itu sendiri
• Spesifikasi pembesian berisi tentang :
- Lingkup pekerjaan
- Ketentuan, aturan dan standar yang mengikat untuk dilaksanakan
- Syarat-syarat bahan dan alat
- Syarat-syarat pelaksanaan menyangkut sumber daya, cara kerja dan segala sesuatu yang tercantum dalam dokumen kontrak yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan
2.1
Pengaruh spesifikasi teknis pada perkiraan biaya
pelaksanaan :
• Metode kerja : Dari spesifikasi teknis dapat dipilih
metode kerja yang paling efisien
• Bahan : Dari bahan yang dipakai dapat dihitung angka
koefisien bahan atau waste
• Upah : Tingkat kesulitan pekerjaan,menentukan
kualifikasi dan produktifitas tenaga kerja
• Alat : Penentuan komposisi alat sangat penting,
termasuk produktifitasnya.
2.2
• Pekerjaan persiapan untuk mandor tidak ada
hubungan dengan pekerjaan persiapan antara
kontraktor dan owner. Biasanya pekerjaan
persiapan untuk mandor terdiri dari mobilisasi,
dan demobilisasi pekerja dan tukang, akomodasi
dilokasi proyek, penyediaan peralatan K3 dan
lain sebagainya.
2.3
• Spesifikasi pembesian umumnya terdiri dari :
– Macam-macam tulangan baja dan spesifikasinya serta syarat
penyerahan material
– Daftar bengkokkan dan cara memotong dan membengkok
– Pemasangan tulangan
– Selimut beton
– Kesemuanya diuraikan secara umum dan singkat.
– Adapun standar yang dipakai termasuk ukuran
pembengkokkan, bentuk-bentuk tulangan baja, penggunaan
ganjal / Spacers maupun cara penyambungan tulangan
biasanya merupakan lampiran tersendiri (misal pada gambar
kerja)
2.4
• Standar pembesian / penulangan beton merupakan
bagian dari spesifikasi teknik yang menjelaskan jenis
baja tulangan, detail dari pemotongan dan
toleransinya, pembengkokkan dan toleransinya,
selimut beton dan penggunaan ganjal / spacers /
tahu beton, perangkaian / penganyaman dan
pemasangan pembesian / penulangan beton
3.1
STANDAR PEMBESIAN
• Mandor harus betul-betul menguasai dan
menerapkan standar pembesian yang dipakai
dilapangan. Untuk itu detail dari standar
pembesian tersebut harus diminta kepada
pemberi pekerjaan.
• Standar yang dipakai pada proyek-proyek
lokal diindonesia biasanya mengacu pada
standar menurut PBI’ 71 dan SNI
3.2
3.3
CONTOH STANDAR PBI’ 71
Mutu Baja Tulangan
Mutu Sebutan
Tegangan leleh karakteristik ( au ) atau
tegangan karakteristik yang memberikan
regangan tetap 0,2 % ( 2,0 ) (kg/cm2)
U – 22
U – 24
U – 32
U – 39
U – 48
Baja lunak
Baja lunak
Baja Sedang
Baja Keras
Baja Keras
2.200
2.400
3.200
3.900
4.800
3.4
CONTOH STANDAR PBI’71
3.5a
CONTOH STANDAR PBI’71
Gambar
Kait penuh
Gambar
Kait miring
Gambar
Kait miring pada sengkang
Gambar
Pembengkokkan tulangan
CONTOH STANDAR PBI’71
3.5b
3.6
Ukuran baja tulangan beton polos
No. Penamaan Diameter nominal
(mm)
Luas Penampang
nominal (mm)
Berat nominal (kg/m)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
P6
P8
P10
P12
P14
P16
P19
P22
P25
P28
P32
6
8
10
12
14
16
19
22
25
28
32
0,2827
0,5027
0,7854
1.131
1,539
2,011
2,835
3,801
4,909
6,158
8,042
0,222
0,395
0,617
0,888
1,21
1,58
2,23
2,98
3,85
4,83
6,31
CONTOH STANDAR SNI
3.7
No. Penamaan Diameter
nominal
(mm)
Luas
penampang
nominal
Diameter
dalam
(mm)
Tinggi sirip
melintang
(diameter
dalam)
Jarak sirip
melintang
maksimum
Lebar rusuk
memanjang
maksimum
Berat
nominal
Min Maks
Cm2 mm mm mm mm Mm Kg/m
1 s 6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222
2 s 8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395
3 s 10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617
4 s 13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04
5 s 16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58
6 s 19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23
7 s 22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98
8 s 25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85
9 s 29 29 6,605 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18
10 s 32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31
11 s 36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99
12 s 40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88
13 s 50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 35,0 39,3 15,4
Ukuran Baja Tulangan beton polos dan sirip
CONTOH STANDAR SNI
3.8
CONTOH STANDAR SNI
Gambar
Beberapa bentuk baja tulangan sirip
4.1
GAMBAR KERJA
➢ Membaca Gambar Merupakan Kemampuan Dasar Yang
Sangat Penting Dan Harus Dimiliki Oleh Mandor
➢ Pada Pekerjaan Konstruksi (Bangunan Gedung, Jalan Dan
Jembatan, Bangunan Pengairan) Sebelum Pelaksanaan Di
Lapangan, Lebih Dulu Dibuat Gambar Rencana Konstruksi
➢ Gambar-gambar, Sket Atau Diagram Digunakan Oleh
Perencana Untuk Menyampaikan Atau Menjelaskan
Spesifikasi Atau Syarat – Syarat Teknis Dan Prosedur
Pelaksanaan Pekerjaan
4.2
➢ Membaca Gambar Merupakan Tuntutan Pekerjaan Mandor
Harus Mampu Membaca Gambar, yaitu Memahami Pesan,
Perintah, Syarat-syarat Teknis atau Spesifikasi, dan
Prosedur Yang Ditentukan Serta Menentukan Langkah-
langkah Operasional
➢ Membaca Gambar Adalah Memperhatikan Sampai
Memahami Yang Tercantum Pada Gambar, dan Dapat
Menyatakan Kedalam Langkah-langkah Pelaksanaan
4.3
• Dalam industri konstruksi digunakan banyak macam gambar rencana, antara
lain : Gambar situasi, gambar denah bangunan, gambar detail, gambar
tampak, gambar potongan dan sebagainya.
• Masing-masing macam gambar mempunyai maksud dan kegunaan sendiri,
namun semua sebagai sarana untuk menyampaikan pesan atau perintah dari
perencana kepada yang akan melaksanakan pekerjaan.
4.4
4.5
• Agar sket dan gambar rencana dapat digunakan sebagai perintah kepada
tukang, perlu dilengkapi catatan atau notasi.
• Untuk catatan atau notasi banyak digunakan simbol, tanda, singkatan,
maksudnya agar tidak terlalu banyak tulisan dan agar gambar / sket tampak
lebih jelas.
• Ada simbol – simbol, tanda – tanda dan singkatan – singkatan yang terdapat
pada gambar dan sket.
4.6
4.7
GAMBAR RENCANA PEMBESIAN
Contoh gambar denah pondasi gedung Pelat pondasi sloof dan kolom-kolomnya.
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
• Instruksi Kerja (IK) merupakan salah satu prosedur
sistem manajemen mutu yang harus dilaksanakan oleh
seluruh pelaksana pekerjaan konstruksi termasuk
mandor dan pekerjaannya.
• Instruksi kerja (IK) berupa check list yang berisi detail
dari langkah-langkah pekerjaan yang harus dilaksanakan
seorang mandor beserta kriteria apa saja yang menjadi
dasar langkah pekerjaan itu dapat diterima dengan baik
5.1
INSTRUKSI KERJA
5.2
• Manfaat bagi mandor dan karyawannya dalam
prosedur mutu tersebut antara lain : :
- Tugas dan tanggung jawab menjadi jelas
- Menumbuhkan keyakinan kerja, karena
bekerja berdasarkan prosedur kerja yang
jelas dan benar
- Berkurang atau tidak adanya kerja ulang
karena system mutu yang baik
• Manfaat bagi unit kerja mandor borong antara
lain :
- Efektifitas dan efisiensi operasional mandor
meningkat
- Produktifitas meningkat
- Karena proses / langkah kerja dimonitor
dan dikendalikan secara tertulis, dapat
diketahui siapa saja tukang yang potensial
• Konsep dasar penerapan ISO 9000 :
– Tulis apa saja yang anda kerjakan
– Kerjakan apa yang anda tulis
– Sudah efektif ? Perbaikan yang perlu
– Rekam dan catat hasil pelaksanaannya
5.3
5.4
CONTOH IK
SCHEDULE KERJA
• Sebelum melaksanakan pekerjaan dilapangan,
mandor harus mempelajari dan menguasai dulu
schedule kerja. Apabila dalam bidang mutu,
mandor harus mempelajari dan menguasai
spesifikasi pembesian termasuk standar yang
dipakai, maka dalam hal mutu maka schedule
kerja pembesian harus betul-betul dikuasai dan
diterapkan dilapangan
6.1
• Pemberi pekerjaan dalam hal ini kontraktor biasanya
memberikan schedule khusus pekerjaan struktur /
pekerjaan beton bertulang dan ditambah schedule
harian / mingguan pada lokasi tertentu. Pada schedule
harian tersebut dapat dilihat per hari berapa ton
pekerjaan pembesian harus diselesaikan
• Dengan berbekal schedule harian tersebut, maka
mandor akan dapat membuat programnya sendiri
termasuk pengajuan dan pengadaan bahan, tenaga kerja
maupun peralatan
6.2
6.3
SCHEDULE PEMBESIAN PEKERJAAN STRUKTUR
6.4
GAMBAR KERJA PEMBESIAN
6.5
6.6
SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24
1 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H
- Bekisting 210 M2
- Pembesian 26.716 Kg
- Pengecoran 80 M3
2 Dinding kolam renang AP 14 - 16 / D - E
- Bekisting 81 M2
- Pembesian 1.25 Kg
- Pengecoran 6 M3
3 Tangga core AP 12 - 13 / E
4 Lantai 3 AP 13 - 15 / G - H'
- Bekisting 56 M2
- Pembesian 2.7 Kg
- Pengecoran 15 M3
5 Dinding retaining wall AP 7 - 8 / G - H'
6 Lantai 3 AP 9 - 12 / G' - H'
- Bekisting 37 M2
- Pembesian 3.74 Kg
- Pengecoran 20 M3
Mengetahui
Kepala Proyek
RENCANA
VOLUME
TANGGAL
MINGGU KE : III
BULAN : SEPTEMBER ……... TAHUN : 2006
REALISASI
RENCANA KERJA MINGGUAN
Jakarta, 18 September 2006
Dibuat oleh,
Pelaksana
Disetujui
Kepala Lapangan
ANISJENIS PEKERJAANNO. KETERANGAN
7.1
• Dengan menghitung harga satuan ongkos kerja
secara teliti dan cermat, mandor akan dapat
menyusun harga borongan yang wajar untuk
ditawarkan, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah
• Dengan harga wajar, kemungkinan penawaran akan
dapat diterima, dapat dilaksanakan dengan tetap
mempertahankan mutu, dan mendapat keuntungan
yang cukup, serta memperoleh kepercayaan dan
peluang order berikutnya dari pemberi kerja.
MENGHITUNG ONGKOS KERJA
7.2
• Perhitungan perlu dilakukan berdasarkan ketentuan
dan satu cara yang berlaku, dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi harga seperti tempat, waktu dan
sebagainya.
• Sebagai dasar perhitungan, dahulu masih digunakan
analisa BOW. Namun sekarang telah dikembangkan
cara-cara lain sesuai perkembangan teknologi.
Karena itu hitungan harga satuan ongkos kerja bisa
berbeda-beda, tergantung keahlian dan pengalaman
masing-masing.
7.3
• Jenis dan sifat pekerjaan (misalnya mudah atau sulit
/ berbahaya)
• Tempat, letak, lokasi pekerjaan (misalnya mudah
atau sulit / berbahaya)
• Volume pekerjaan (volume besar, harga dapat
ditekan)
• Keadaan cuaca di tempat pekerjaan (banyak hujan)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HARGA BORONGAN
7.4
• Ketrampilan dan produktifitas tukang, efisiensi
penggunaannya dan tingkat upah sangat
mempengaruhi biaya dan harga.
• Faktor waktu juga sangat mempengaruhi biaya /
harga. Jika pekerjaan harus selesai dalam waktu
singkat, harga / biaya cenderung tinggi.
• Harga bahan yang dapat mempengaruhi biaya
antara
lain : langkahnya bahan, salah beli, kelebihan, jarak
tempat tersedianya barang.
• Penyediaan dana dan cara pembayaran
mempengaruhi biaya.
• Peraturan setempat sering menimbulkan biaya.
7.5
• Dalam menghitung harga borongan, ada 2 faktor
yang sangat penting yang mempengaruhi hal
tersebut yaitu produktifitas dan waste.
• Faktor produktifitas dipakai untuk menghitung
kebutuhan sumber daya tenaga kerja dan peralatan
dan faktor waste dipakai untuk menghitung
kebutuhan sumber daya bahan / material.
• Dengan menghitung produktifitas tenaga kerja dan
peralatan serta waste bahan secara benar maka
tercapai penawaran harga borongan yang realistis
sesuai kemampuan mandor.
• Data produktifitas dan waste perlu diketahui
• untuk :
– Mengetahui tingkat kemampuan mandor dalam
efisiensi
– Untuk dasar peningkatan efisiensi seorang mandor
• Butir a) terkait penyusunan penawaran harga
borongan agar menghasilkan harga penawaran
yang realistik
• Butir b) berupa program menerus untuk
meningkatkan efisiensi
7.6
• PRODUKTIVITAS =
• Out put : Kuantitas atau volume
• Input : Tenaga kerja atau alat
• (alat termasuk operator)
• Faktor yang mempengaruhi produktifitas :
– Kondisi pekerjaan dan lingkungan
– Ketrampilan tenaga kerja / kapasitas alat
– Motivasi tenaga kerja / operator
– Cara kerja (metoda)
– Manajemen (SDM dan alat)
INPUT
WAKTUSATUANPEROUTPUT
7.7
7.8
• Waste : kelebihan kuantitas material yang digunakan / didatangkan yang tidak menambah nilai pekerjaan. Agar tercapai efisiensi, harus diusahakan waste serendah mungkin.
• Kemampuan mandor pembesian menekan waste tercermin dari kemampuannya mengatur / menghitung dan menempatkan besi beton sisa untuk dimanfaatkan.
• Jenis waste ada dua yaitu waste individu yang menyangkut satu jenis material dan waste campuran yaitu menyangkut material campuran
7.9
• Penyebab waste material :
• Masa tunggu / idle, material di datangkan jauh sebelum waktu yang diperlukan
• Akibat transportasi khusus material lepas (bulk) seperti pasir, koral dll.
• Stok bahan berlebihan
• Kerusakan / cacat, baik material maupun produk jadi termasuk material yang ditolak (reject)
• Kehilangan, termasuk penyusutan
7.10
• Anggaran biaya pelaksanaan adalah jumlah biaya
yang dianggarkan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai bentuk yang ada.
• Dalam menghitung harga satuan ongkos kerja,
pekerjaan dipecah-pecah menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil, disebut pos pekerjaan.
• Dari masing-masing pos pekerjaan dapat dihitung
harga satuan pos pekerjaan, berdasarkan
perhitungan analisa biaya. Dari perhitungan biaya
yang terinci tersebut dapat diharapkan hasil
perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan.
ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN
7.11
HARGA POKOK = Rp. 1.000.000,-
KEUNTUNGAN 10 % = Rp. 100.000,-
= Rp. 1.100.000,-
PAJAK 15 % = Rp. 165.000,-
HARGA JUAL = Rp. 1.265.000,-
Harga jual adalah harga pokok (anggaran
biaya pelaksanaan) ditambah keuntungan
mandor, ditambah lagi pajak.
Contoh :
7.12
7.4.1. Contoh Perhitungan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton
Koef : Koef :
Contoh analisa harga satuan pembesian / penulangan beton per Kg
Bahan :
Besi beton = ……………
Transport lokal = Rp. .............................
A = Rp. …………………../ kg
Upah :
Koefisien x Rp. 150.000 = Rp. ..............................
Koefisien x Rp. 100.000 = Rp. ..............................
Koefisien x Rp. 50.000 = Rp. ..............................
B = Rp. .............................. / kg
Peralatan :
Sewa Bar Bender = Rp. ..............................
Sewa Bar Cutter = Rp. ..............................
Alat-alat bantu = Rp. ..............................
C = Rp. .............................. / kg
A + B + C = Rp. ………………… / kg
(Harga satuan pembesian per kg besi beton)
(Disediakan Owner)
Upah mandor = Rp. 150.000/ hari
Upah tukang = Rp. 100.000/ hari
Upah pekerja = Rp. 50.000/ hari
Catatan :
• Koefisien bias dari BOW atau pengalaman mandor
Contoh Perhitungan Pekerjaan Pembesian /
Penulangan Beton :
(Disediakan owner)
7.13
• Koefisien upah bisa dari BOW atau pengalaman mandor. Agar harga
bisa bersaing, sebaiknya tidak mengambil nilai koefisien dari BOW.
• Semua biaya baik bahan, upah maupun peralatan di transfer menjadi
biaya per kg besi beton.
• Dapat dimasukkan biaya persiapan, mobilisasi dan akomodasi tukang
dan pekerja.
• Koefisien upah tergantung dari produktifitas tenaga kerja
• Koefisien alat tergantung dari produktifitas alat.
• Apabila termasuk penyediaan bahan, maka koefisien bahan tergantung
dari waste bahan.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH