PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

109
RCF – 02 : STANDAR DAN RENCANA KERJA PEMBUATAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Transcript of PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Page 1: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

RCF – 02 : STANDAR DAN RENCANA KERJA PEMBUATANPEMBESIAN / PENULANGAN BETON

PELATIHANMANDOR PEMBESIAN /PENULANGAN BETON

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMBADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIAPUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Page 2: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

i

KATA PENGANTAR

Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human

Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia pada

urutan 111, satu tingkat di atas Vietnam urutan 112 dan jauh di bawah dari Negara-

negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25, dan Australia urutan

3, merupakan sebuah gambaran kondisi pengembangan SDM kita.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung dalam pengembangan

Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai

modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan

SDM paling tidak setara dengan Negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era

globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat

pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :

UU. No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan

pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa setiap tenaga : Perencana, Pelaksana,

dan Pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi

keahlian atau ketrampilan kerja. Untuk melaksanakan kegiatan sertifikasi

berdasarkan kompetensi diperlukan tersedianya “Bakuan Kompetensi” untuk semua

tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi di bidang Jasa Konstruksi.

UU. No. 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (Pasal 10 Ayat

(2)). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu

pada standard kompetensi kerja.

UU. No. 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan

pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan

pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

UU. No. 7 Tahun 2004, tentang : Sumber Daya Air menetapkan pada Pasal 71 Ayat 1

dan 2 bahwa :

- (1) Menteri yang membidangi sumber daya air dan menteri yang terkait dengan

bidang sumber daya air menetapkan standar pendidikan khusus dalam bidang

sumber daya air

Page 3: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

ii

(2) Penyelenggaraan pendidikan bidang sumber daya air dapat dilaksanakan, baik

oleh Pemerintah, pemerintah daerah maupun swasta sesuai dengan standar

pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut di atas, diimplementasikan kedalam

konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi, yang oleh PUSBIN KPK

(Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya

didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis

struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan

dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukan ke dalam Katalog Jabatan

Kerja.

Modul Pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat penting karena

menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk

mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarisasi jabatan

kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah disepakati dalam

suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya

disusun oleh Tim Penyusun/tenaga professional dalam bidangnya masing-masing,

merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih, dan meningkatkan

pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang

dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan

dan peningkatan kualitas tenaga kerja konstruksi agar menjadi kompeten dalam

melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga

cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya di bidang jasa konstruksi dapat terwujud.

Jakarta, Nopember 2006

Kepala PusatPembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE.NIP : 110016435

Page 4: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

iii

PRAKATA

Modul : Standar dan rencana kerja pembuatan pembesian / penulangan beton merupakan

uraian, penjelasan serta prinsip – prinsip umum mengenai Standar yang dipakai beserta

rencana kerja umum pada pelaksanaan pembuatan pembesian / penulangan beton.

Sebelum memulai pekerjaan, seorang mandor tentunya harus mempelajari dan

menguasai dulu standar – standar pekerjaan yang ada, spesifikasi pembesian sesuai

dokumen kontrak serta rencana kerja yang ada berupa gambar-gambar kerja, schedule

kerja dan instruksi kerja. Dengan menguasai hal-hal tersebut baru seorang mandor bisa

menghitung harga borongan yang berisi volume pekerjaan dikalikan harga satuan ongkos

kerja.

Perlu diketahui bahwa modul ini salah satu unsur dalam satu kesatuan paket pelatihan

Mandor pembesian / penulangan beton berdasarkan metodologi pelatihan berbasis

kompetensi (Competency Based Training – CBT).

Biarpun telah dipersiapkan secara matang yang mengacu kepada SKKNI (Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah

dibahas dalam konvensi nasional yang dihadiri para pakar atau ahlinya dan asosiasi

profesi, dimaklumi bahwa materi pelatihan ini dimasa mendatang perlu terus

disempurnakan.

Sehubungan dengan itu sumbang saran dan koreksi dari semua pihak sangat diharapkan.

Jakarta, November 2006

Tim Penyusun

Page 5: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

iv

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETONJUDUL MODUL : STANDAR DAN RENCANA KERJA PEMBUATAN

PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

TUJUAN PELATIHANA. Tujuan Umum Pelatihan

Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu :

Menyiapkan, mengkoordinir dan memeriksa pembesian / penulangan pada

pekerjaan konstruksi beton bertulang.

B. Tujuan Khusus PelatihanSetelah mengikuti pelatihan peserta mampu :

1. Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja

2. Menguasai rencana pembuatan pembesian/penulangan beton sesuai

spesifikasi pembesian, gambar kerja, Instruksi kerja (IK), jadwal (schedule)

kerja proyek

3. Membuat jadwal (schedule) kerja harian dan mingguan

4. Melakukan pekerjaan persiapan pembesian/penulangan beton

5. Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan

pembesian/penulangan beton

6. Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan

dan pemasangan pembesian/penulangan beton.

7. Menguasai dan melaksanakan kontrak/perjanjian kerja

NOMOR / JUDUL MODUL : RCF – 02 : STANDAR DAN RENCANA KERJAPEMBUATAN PEMBESIAN /PENULANGAN BETON

Page 6: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

v

TUJUAN PEMBELAJARAN :Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)Setelah modul ini dipelajari peserta mampu : Menguasai standar dan rencana pembuatan

pembesian / penulangan beton sesuai standar dan spesifikasi, gambar kerja, instruksi

kerja, schedule kerja serta dapat menghitung harga satuan ongkos kerja.

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)Setelah modul ini selesai dipelajari, peserta mampu :

1. Menguasai spesifikasi pekerjaan pembesian

2. Menguasai standar pekerjaan pembesian

3. Menguasai gambar kerja pembesian

4. Menguasai instruksi kerja pekerjaan pembesian

5. Menguasai schedule kerja pekerjaan pembesian

6. Menghitung harga satuan ongkos kerja

Page 7: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

PRAKATA ............................................................................................................. iii

LEMBAR TUJUAN ................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi

DESKRIPSI SINGKAT DAN DAFTAR MODUL .................................................. viii

PANDUAN PEMBELAJARAN ................................................................................. x

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1 - 1

1.1 Umum ........................................................................................1 - 1

RANGKUMAN

LATIHAN

BAB 2 SPESIFIKASI PEMBESIAN / PENULANGAN BETON ...................... 2 - 1

2.1. Umum ................................................................................... 2 - 1

2.2. Contoh Spesifikasi Pembesian ..................................................2 - 3

RANGKUMAN

LATIHAN

BAB 3 STANDAR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON ............................3 - 1

3.1. Umum ..................................................................................... 3 - 1

3.2. Standar Menurut PBI 1971 .........................................................3 - 1

3.3. Standar Menurut SNI 07 – 2052 - 1997 ......................................3 - 7

3.4. Standar lainnya ........................................................................3 - 11

RANGKUMAN

LATIHAN

BAB 4 GAMBAR KERJA ............................................................................. 4 - 1

4.1. Membaca Gambar Kerja dan Sket Detail Konstruksi ................4 - 1

4.2. Gambar Pembesian / Penulangan Beton .............................4 - 11

4.2.1. Lantai ...........................................................................4 - 11

4.2.2. Dinding .........................................................................4 - 12

4.2.3. Balok .............................................................................4 - 13

4.2.4. Kolom (Pilar) .................................................................4 - 13

4.2.5. Penulangan Jaringan ...................................................4 - 14

Page 8: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

vii

4.3. Membaca gambar rencana / gambar kerja Pembesian

dan Pembuatan Daftar Lengkung Pembesian

(Bar Bending Schedule) dan Daftar Potong Pembesian .......4 - 17

RANGKUMAN

LATIHAN

BAB 5 INSTRUKSI KERJA ........................................................................ 5 - 1

5.1. Umum ...................................................................................5 - 1

5.2. Contoh Instruksi Kerja ..............................................................5 - 2

RANGKUMAN

LATIHAN

BAB 6 SKEDUL KERJA ............................................................................ 6 - 1

6.1. Umum .......................................................................................6 - 1

6.2. Contoh Schedul Kerja Pekerjaan Beton Bertulang ....................6 - 2

6.2.1. Schedul pekerjaan struktur beton bertulang ................... 6 - 2

6.2.2. Gambar kerja pembesian ...............................................6 - 3

6.2.3. Bar Bending Schedule .....................................................6 - 3

6.2.4. Contoh rencana kerja harian / mingguan .........................6 - 4

RANGKUMAN

LATIHAN

BAB 7 HITUNGAN HARGA SATUAN ONGKOS KERJA .............................. 7 - 1

7.1. Menghitung Ongkos Kerja .........................................................7 - 1

7.2. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Harga Borongan ............7 - 2

7.2.1. Produktifitas dan Waste ................................................7 - 3

7.2.2. Waste Bahan ..................................................................7 - 6

7.2.3. Produktifitas Tenaga Kerja .............................................7 -10

7.2.4. Produktifitas Alat ...........................................................7 - 13

7.3. Anggaran Biaya Pelaksanaan Dan Keuntungan Mandor .....7 - 16

7.4. Contoh Perhitungan ..................................................................7 - 18

7.4.1. Contoh Perhitungan Pekerjaan Batu Kali ......................7 - 18

7.4.2. Contoh Perhitungan Pekerjaan

Pembesian / Penulangan Beton ..................................7 - 20

Rangkuman

Latihan

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

viii

DESKRIPSI SINGKATPENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Mandor Pembesian /Penulangan Beton dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(SKKNI) yang didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi

yang harus dikuasai, elemen kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja dan

batasan-batasan penilaian serta variable-variablenya.

2. SLK (Standar Latih Kompetensi) disusun dengan mengacu kepada SKKNI, dimana

uraian jabatan dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan Unit-unit kompetensi

dirumuskan sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi dan

kriteria unjuk kerja (KUK) dikaji dan dianalisis unsur kompetensinya, yaitu :

Pengetahuan, Ketrampilan dan sikap kerja, selanjutnya kurikulum, silabus dan

indikator keberhasilan pembelajaran ditetapkan sesuai level kompetensinya.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pelatihan tersebut, berdasarkan rumusan

kurikulum, silabus dan indikator keberhasilan pembelajaran yang ditetapkan dalam

SLK, disusunlah seperangkat modul-modul sebagai bahan pembelajaran pelatihan

seperti tercantum dalam “ DAFTAR MODUL “ dibawah ini.

DAFTAR MODUL

PELATIHAN : Mandor Pembesian / Penulangan Beton

NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNITKOMPETENSI

1. RCF - 01 UUJK, K3 dan PengendalianDampak Lingkungan

1 Menerapkan UUJK, K3 danketentuan pengendalianlingkungan kerja

2. RCF - 02 Standar dan Rencana KerjaPembuatan Pembesian /Penulangan Beton

2 Menguasai rencanapembuatan pembesian /penulangan beton sesuaispesifikasi pembesian /penulangan beton,gambar kerja, InstruksiKerja (IK) dan ScheduleKerja Proyek

3. RCF - 03 Jadwal kerja harian dan mingguan 3 Membuat jadwal (schedule)kerja harian dan mingguan

4. RCF - 04 Prosedur dan teknik pembuatandan pemasangan pembesian /penulangan beton

Page 10: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

ix

A. Pekerjaan Persiapan 4 Melakukan PekerjaanPersiapan Pembesian /Penulangan Beton

B. Pembuatan dan PemasanganPekerjaan Pembesian /Penulangan Beton

5 Mengkoordinir danmengawasi pembuatan danpemasangan pembesian /penulangan beton

C. Pemeriksaan, Evaluasi danPelaporan pelaksanaanpekerjaan pembesian /Penulangan Beton

6 Memeriksa, mengevaluasidan melaporkan hasilpelaksanaan pembuatandan pemasanganpembesian / penulanganbeton

5. RCF - 05 Perjanjian Kerja dan ManajemenUntuk Mandor

7 Menguasai danmelaksanakan kontrak /perjanjian kerja

Page 11: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

x

P A N D U A N P E M B E L A J A R A N

Pelatihan : Mandor Pembesian / Penulangan Beton

Seri / Judul : RCF – 02. Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian /

Penulangan Beton

Deskripsi : Materi ini membahas mengenai bagaimana seorang mandor

sebelum melaksanakan pekerjaannya, harus mempelajari dan

menguasai standar dan rencana kerja pembesian yang meliputi

spesifikasi, standar pembesian, gambar kerja, instruksi kerja

dan schedule kerja. Setelah itu baru mandor dapat menghitung

harga satuan ongkos kerja

Tempat kegiatan : Di dalam ruang kelas

Waktu Kegiatan : 4 jam pelajaran (1 jam pelajaran = 45 menit)

No. Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah : Pembukaan

- Menjelaskan Tujuan Pembelajaran

Umum dan Khusus (TPU & TPK)

- Mengikuti penjelasan TPU &

TPK dengan tekun dan aktif

OHT

No. 1.1 s/d 1.5

- Merangsang motivasi peserta dengan

pertanyaan atau pengalamannya

dalam menguasai standar dan rencana

kerja pembesian

- Mengajukan pertanyaan

apabila kurang jelas

- Waktu : 5 menit

2. Ceramah : Pendahuluan

- Sebelum melaksanakan pekerjaan

dilapangan, mandor harus mempelajari

dulu standar dan rencana kerja

pembesian

- Memperhatikan penjelasan

instruktur dengan tekun dan

aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya bila perlu

OHT

No. 1.6 s/d 1.8

- Waktu : 5 menit

- Bahan : Materi Serahan (Bab.1 :

Pendahuluan)

3. Ceramah : Spesifikasi pembesian

- Menjelaskan mengenai perlunya

mandor menguasai spesifikasi beserta

contoh spesifikasi

- Memperhatikan penjelasan

instruktur dengan tekun dan

aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya bila perlu

OHT

No. 2.1 s/d 2.4

Page 12: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

xi

- Waktu : 15 menit

- Bahan : Materi Serahan (Bab.2 :

Spesifikasi Pembesian)

4. Ceramah : Standar pembesian- Menjelaskan mengenai macam-macam

standar pembesian yang harus

dikuasai oleh mandor sebagai

pedoman pelaksanaan pekerjaan

dilapangan

- Memperhatikan penjelasan

instruktur dengan tekun dan

aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya bila perlu

OHT

No. 3.1 s/d 3.8

- Waktu : 30 menit

- Bahan : Materi Serahan (Bab.3 :

Standar pembesian)

5. Ceramah : Gambar Kerja

- Menjelaskan mengenai cara membaca

gambar kerja penulangan

- Memperhatikan penjelasan

instruktur dengan tekun dan

aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya bila perlu

OHT

No. 4.1s/d 4.12

- Waktu : 45 menit

- Bahan : Materi Serahan (Bab.4 :

Gambar kerja)

6. Ceramah : Instruksi kerja

- Menjelaskan pentingnya

melaksanakan sistem mutu dengan

melaksanakan proses pekerjaan

sesuai instruksi kerja (IK)

- Memperhatikan penjelasan

instruktur dengan tekun dan

aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya bila perlu

OHT

No. 5.1 s/d 5.4

- Waktu : 20 menit

- Bahan : Materi Serahan (Bab.5 :

Instruksi Kerja)

7. Ceramah : Schedule kerja

- Menjelaskan mengenai schedule kerja

yang menjadi pedoman waktu

pelaksanaan pekerjaan dilapangan

- Memperhatikan penjelasan

instruktur dengan tekun dan

aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya bila perlu

OHT

No. 6.1 s/d 6.6

- Waktu : 15 menit

- Bahan : Materi Serahan (Bab.6 :

Schedule kerja)

Page 13: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

xii

8. Ceramah : Hitungan harga satuan

ongkos kerja

- menjelaskan cara menghitung / analisa

harga satuan ongkos kerja dan

membuat penawaran harga borongan

- Memperhatikan penjelasan

instruktur dengan tekun dan

aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya bila perlu

OHT

No. 7.1s/d 7.13

- Waktu : 45 menit

- Bahan : Materi Serahan (Bab.7 :

Hitungan harga satuan ongkos kerja)

Page 14: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan Rencana Kerja PembuatanPelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton

xiii

M A T E R I S E R A H A N

Page 15: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

1 - 1

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. UmumSebelum memulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, mandor harus menguasai

standar dan rencana pembuatan pembesian / penulangan beton. Pada Kompetensi

Menguasai Standar dan Rencana Kerja, yang dilakukan pertama kali adalah

mempelajari dokumen – dokumen yang ada, mencatat hal-hal yang penting, dapat

menjelaskan substansi dari dokumen – dokumen tersebut dan yang terpenting

nantinya standar dan rencana kerja tersebut akan diterapkan sebagai pedoman

pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

Apa saja yang harus dikuasai seorang mandor akan diuraikan pada bab-bab berikut,

dimulai dengan pada bab 2, yaitu spesifikasi pembesian / penulangan beton.

Spesifikasi merupakan standar yang utama di dalam melaksanakan pekerjaan, dan

seorang mandor harus betul-betul mempelajari dan menguasai spesifikasi yang

diberikan oleh pemberi pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan di lapangan.

Selanjutnya pada bab berikutnya yaitu bab 3 akan diuraikan hal-hal mengenai

standar pembesian dan penulangan beton.

Pada item spesifikasi, diuraikan apa yang harus dilakukan kontraktor dalam

hubungan kerja dengan owner misalnya dalam persyaratan administrasi dimana

kontraktor harus menyerahkan brosur spec. dari baja beton dan permohonan izin

apa saja yang harus dilakukan sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian.

Selain itu pada item spesifikasi, owner menyebutkan standar apa saja yang harus

menjadi pedoman pelaksanaan pekerjaan di lapangan, misalnya ukuran

pembengkokan harus sesuai PBI (Peraturan Beton Indonesia) atau bahkan proyek –

proyek dengan dana dari luar negeri memakai standar luar negeri pula yang

persyaratannya tentunya berbeda dengan standar SNI, NI2 dan PBI 71.

Pengenalan standar pembesian / penulangan beton baik dari SNI atau PBI atau

standar lainnya diperlukan seorang mandor meskipun biasanya mandor sudah hafal

ukuran pembengkokkan misalnya, tetapi yang bersangkutan tidak tahu standar

tersebut dari mana.

Page 16: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

1 - 2

Beberapa spesifikasi memberikan detail standar yang diberlakukan termasuk

ukuran-ukuran pembengkokkan dan sebagainya, tetapi ada juga spesifikasi yang

tidak menyebutkan detail tersebut tetapi hanya menyebutkan bahwa pelaksanaan

pekerjaan pembesian berdasarkan standar sesuai SNI dan PBI 71 saja.

Selain spesifikasi, pemberi pekerjaan atau kontraktor juga memberikan gambar

kerja pembesian beserta Daftar pembengkokkan besi atau Bar Bending Schedule

(BBS) kepada mandor. Dari kedua dokumen itu dapat dibuat daftar pemotongan

besi yang berisi panjang besi beton yang akan dibengkok dan juga pemanfaatan

besi beton sisanya sehingga waste besi beton betul-betul seminimal mungkin. Agar

mandor dapat mempelajari dokumen gambar-gambar tersebut maka pada bab 4

akan diuraikan bagaimana kita membaca gambar kerja.

Pada prosedur Quality Assurance atau Jaminan Mutu sesuai ISO 9000 (untuk

perusahaan kontraktor yang sudah melaksanakannya), terdapat suatu prosedur

yang dinamakan Instruksi Kerja. Isi prosedur tersebut berupa format atau check list

yang memuat langkah-langkah pekerjaan beserta kriteria keberterimaan (artinya

kriteria apa saja yang harus dipedomani agar langkah pekerjaan tersebut bisa

diterima dengan baik). Dengan adanya setiap langkah pekerjaannya selalu dicheck

apakah betul-betul dilaksanakan dan betul-betul sesuai dengan kriteria yang ada,

maka diharapkan hasil pekerjaan tersebut akan sesuai seperti yang diharapkan.

Mengenai Instruksi Kerja tersebut akan diuraikan pada bab 5.

Mandor sebelum melaksanakan pekerjaannya, perlu melihat rencana kerja dari

kontraktor. Dari schedule kerja kontraktor itulah nantinya mandor merencanakan

pekerjaannya dengan membuat detail schedule harian dan mingguan. Bagaimana

mandor mempelajari dan menguasai schedule kerja tersebut akan diuraikan pada

bab 6.

Terakhir, apabila seorang mandor sudah mempelajari dan menguasai semua hal

mengenai standar dan rencana kerja yang diberikan oleh pemberi pekerjaan, maka

mandor tersebut bisa menghitung analisa harga satuan pekerjaan dan jumlah harga

borongan. Bagaimana prinsip – prinsip perhitungan harga satuan ongkos kerja,

dapat dilihat pada bab 7. Dengan mengetahui prinsip-prinsip perhitungan tersebut,

diharapkan sang mandor dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik sesuai

mutu, waktu dan biaya yang telah ditentukan dan terhindar dari kerugian.

Page 17: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

RANGKUMAN

Standar dan rencana kerja harus betul-betul dipelajari, diketahui dan dikuasai

oleh seorang mandor sebelum melaksanakan pekerjaannya sehingga

pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan baik sesuai persyaratan yang ada.

Didalam spesifikasi, diuraikan apa saja yang harus dilakukan kontraktor dalam

hubungan kerja dengan owner beserta standar apa saja yang harus dipedomani

di dalam melaksanakan pekerjaan.

Standar pelaksanaan pekerjaan pembesian / penulangan beton di dalam negeri

biasanya mengacu pada SNI dan PBI’ 71.

Membaca gambar kerja merupakan pengetahuan yang perlu untuk para mandor

agar kondisi lapangan, letak-letak posisi pembesian dll dapat diketahui terlebih

dahulu.

Prosedur instruksi kerja (IK) berisi check list yang memuat langkah-langkah

pekerjaan beserta kriteria keberterimaan,

Rencana kerja secara umum atau schedule kerja kontraktor harus dipahami dulu

sebelum mandor membuat rencana kerja harian dan mingguan.

Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan atau analisa harga satuan ongkos

kerja harus melihat standar dan rencana kerja yang ada.

Page 18: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

LATIHAN

a). Apa saja isi dari spesifikasi ?

b). Kenapa mandor harus tahu juga standar pembesian sesuai PBI dan SNI ?

c). Gambar apa saja yang diberikan kontraktor kepada mandor sebelum

pelaksanaan pekerjaan ?

d). Apa isi dari instruksi kerja ?

e). Apakah gunanya mandor bisa menghitung analisa harga satuan pekerjaan ?

Page 19: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

2 - 1

BAB 2SPESIFIKASI PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

2.1. UmumSpesifikasi pembesian / penulangan beton merupakan pedoman teknis bagi

kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan sehingga otomatis juga

merupakan pedoman pelaksanaan bagi seorang mandor.

Spesifikasi merupakan bagian dari dokumen kontrak yang mengikat antara owner /

pemberi kerja dan kontraktor dan biasanya terdiri dari spesifikasi umum, spesifikasi

khusus dan spesifikasi teknik.

Untuk mandor pembesian, biasanya hanya diberi oleh kontraktor berupa spesifikasi

khusus pembesian / penulangan beton.

Spesifikasi teknik harus dipelajari oleh para mandor sebelum menghitung biaya

pelaksanaan pekerjaan sehubungan banyak ketentuan dan aturan yang

menyangkut biaya atau harga satuan pekerjaan dan proses pengadaan material dan

alat. Dengan mempelajari dan menguasai spesifikasi teknik diharapkan harga

borongan yang ditawar oleh mandor menjadi realistis.

Spesifikasi teknis berisi tentang :

1. Lingkup pekerjaan

2. Ketentuan, aturan dan standar yang mengikat untuk dilaksanakan

3. Syarat – syarat bahan dan alat

4. Syarat – syarat pelaksanaan menyangkut sumber daya, cara kerja dan segala

sesuatu yang tercantum dalam dokumen kontrak yang berhubungan dengan

teknis pelaksanaan.

Perlu diketahui bahwa spesifikasi teknis tidak boleh mengarah kepada merk/ produk

tertentu, metode pelaksanaan pekerjaan harus logis dan semaksimal mungkin

diupayakan menggunakan standar nasional misal SNI atau PBI’ 71.

Sekali lagi seorang mandor harus mempelajari secara teliti dan cermat semua

ketentuan dalam spesifikasi teknis yang dapat menimbulkan biaya dalam

pelaksanaannya. Agar tidak lupa, catatlah hal-hal yang penting pada spesifikasi

teknis tersebut antara lain spesifikasi bahan, syarat – syarat pelaksanaan, standar

yang dipakai serta syarat-syarat untuk peralatan.

Page 20: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

2 - 2

Pengaruh spesifikasi teknis pada perkiraan biaya pelaksanaan pekerjaan

Ketentuan dan aturan dalam dokumen spesifikasi teknis berpengaruh kepada

harga satuan dasar bahan, upah dan alat, dimana harga satuan dasar ini akan

dipakai sebagai dasar perhitungan harga satuan ongkos kerja. Pengaruh

spesifikasi teknis atas biaya terjadi pada :

- Metode Kerja

Untuk penyusunan biaya pelaksanaan diperlukan penetapan metode kerja

yang akan digunakan. Mandor yang berpengalaman biasanya sudah

mempunyai beberapa alternative metode kerja yang efisien. Dengan

pemilihan metode kerja yang efisien dan efektif akan berakibat perhitungan

harga satuan pekerjaan yang kompetitif.

- Bahan

Pada umumnya kontrak berdasarkan unit price, sehingga secara otomatis

perjanjian borongan seorang mandor juga berdasarkan unit price.

Perhitungan pada bahan yang akan digunakan meliputi :

a). Pengecekan atas spesifikasi bahan dan harganya bila ada kesalahan

spesifikasi perlu dikoreksi, demikian juga pada harga, apabila ada

perubahan harga perlu dikoreksi.

b). Perhitungan atas kuantitas / volume bahan untuk pekerjaan lumpsum.

c). Perhitungan volume bahan dilakukan dengan ditambah angka koefisien

bahan atau waste pada perhitungan analisa harga satuan pekerjaan /

ongkos kerja.

- Upah

Perhitungan yang perlu dilakukan pada upah :

a). Perhitungan atas biaya upah dilakukan dengan ditambah angka koefisien

upah berdasarkan produktifitas pekerja pada perhitungan analisa harga

satuan pekerjaan / ongkos kerja sesuai metode kerja yang direncanakan.

b). Perhitungan atas biaya upah dilakukan pada pekerjaan lumpsum

Bila ada perubahan volume pekerjaan merupakan resiko bagi pelaksana

pekerjaan, untuk itu khusus pekerjaan lumpsum harus ada faktor resiko.

Page 21: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

2 - 3

- Alat

Perhitungan yang perlu dilakukan pada alat

a). Perhitungan atas alat dilakukan pada biaya alat yang terjadi sesuai

rencana metode kerja.

b). Perhitungan atas alat dilakukan dengan di tambah koefisien sesuai

kondisi dan produktifitas alat.

Pekerjaan Persiapan

Untuk pelaksana pekerjaan borongan yang dikerjakan mandor, biasanya

pekerjaan persiapan merupakan hal khusus menyangkut hubungan kerja

dengan kontraktor dan tidak ada hubungan dengan pekerjaan persiapan sesuai

kontrak antara kontraktor dan owner.

Pekerjaan persiapan antara lain mobilisasi pekerja dan tukang, akomodasi pada

lokasi proyek, penyediaan peralatan K3 dan lain sebagainya.

Pada uraian berikut akan disampaikan contoh-contoh dari spesifikasi teknis

khusus pekerjaan pembesian / penulangan beton sedangkan standar – standar

yang biasa dipakai pada pekerjaan tersebut akan diuraikan pada bab 3.

2.2. Contoh Spesifikasi PembesianTulangan Baja

(1) Umum

Tulangan baja terdiri atas dua jenis yang akan digunakan yaitu tulangan baja

polos atau tulangan baja ulir, yang kebutuhannya harus disesuaikan dengan

standar yang tersebut pada klausul pada spesifikasi umum, dan sesuai seperti

yang dibawah ini :

Potongan melintang dari setiap tulangan baja yang akan digunakan harus

mempunyai bentuk yang sama dan memiliki diameter yang spesifik pada

setiap titik. Diameter rata-rata tulangan yang akan dipilih secara acak dari

setiap pengiriman yang memiliki perbedaan diameter lebih atau kurang dari

Bentuk Tulangan Bulat berulir Bulat polos

Kuat tarik, kg/ mm2 49 - 63 49 - 63

Tegangan leleh, kg / mm2 30 atau lebih 30 atau lebih

Perpanjangan, % 14 atau lebih 16 atau lebih

Page 22: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

2 - 4

dua persen (2 %). Tulangan harus bersih dari sisik, oli, kotoran dan cacat

produksi.

Apabila di minta oleh Direksi, kontraktor harus menyerahkan tiga (3) buah

fotocopy dari brosur pabrik / lembaran spesifikasi pabrik untuk mendapat

persetujuan sebelum pengiriman dilaksanakan dan pemeriksaan dilapangan

harus dilakukan oleh Direksi berdasarkan spesifikasi dan berdasarkan brosur

pabrik.

(2) Daftar Bengkokkan

Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam

gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulang yang tepat untuk dipakai dalam

pekerjaan. Daftar bengkokkan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada

kontraktor harus memeriksa dan teliti.

Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan

dan bengkokkan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan

dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm

atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok yang direncanakan

untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokkan harus sesuai

dengan Standar Nasional Indonesia. NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan

lain, atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus

dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa

persetujuan Direksi.

(3) Pemasangan

Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada

tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan

bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran

beton. Pengelasan tempel dengar, adanya persetujuan Direksi lebih dahulu

dapat diijinkan untuk menyambung tulangan – tulangan yang saling tegak

lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal,

alat peregangan dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Perenggangan dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama

seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang tulang dari besi beton dan

kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang

ditentukan harus terpelihara.

Page 23: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

2 - 5

(4) Selimut Beton

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja harus dipasang

sedemikian, hingga terdapat selimut / penutup minimum sampai permukaan

penyelesaian beton, sebagai berikut :

Kelas Beton Jenis pekerjaan Selimut Minimum

(mm)

K225 Pelat Beton Pra cetak Pipa Beton 25

K175 Beton Bertulang Umumnya 40

Page 24: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

RANGKUMAN

Spesifikasi pembesian / penulangan beton merupakan pedoman teknis para

mandor untuk menghitung biaya pelaksanaan pekerjaan serta dalam

melaksanakan pekerjaan dilapangan itu sendiri.

Spesifikasi teknis berisi tentang :

- Lingkup pekerjaan

- Ketentuan, aturan dan standar yang mengikat untuk dilaksanakan

- Syarat-syarat bahan dan alat

- Syarat-syarat pelaksanaan menyangkut sumber daya, cara kerja dan segala

sesuatu yang tercantum dalam dokumen kontrak yang berhubungan dengan

teknis pelaksanaan.

Pengaruh spesifikasi teknis pada pekerjaan biaya pelaksanaan :

- Metode kerja

- Bahan

- Upah

- Alat

Pekerjaan persiapan untuk mandor tidak ada hubungan dengan pekerjaan

persiapan antara kontraktor dan owner. Biasanya pekerjaan persiapan untuk

mandor terdiri dari mobilisasi dan demobilisasi pekerja dan tukang, akomodasi

dilokasi proyek, penyediaan peralatan K3 dan lain sebagainya

Spesifikasi pembesian umumnya terdiri dari :

- Macam-macam tulangan baja dan spesifikasinya serta syarat penyerahan

material

- Daftar bengkokkan dan cara memotong dan membengkok

- Pemasangan tulangan

- Selimut beton

Page 25: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

LATIHAN

a). Mengapa spesifikasi pembesian harus betul-betul dipelajari dan dikuasai oleh

mandor pembesian !

b). Spesifikasi teknis berpengaruh kepada perkiraan biaya pelaksanaan

pekerjaan. Uraikan secara singkat !

c). Uraikan jenis bahan baja beton beserta persyaratannya !

d). Standar pembesian diindonesia ada berapa macam ?

e). Uraikan apa saja pekerjaan persiapan yang harus dilakukan mandor

pembesian !

Page 26: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 1

BAB 3STANDAR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

3.1 UmumSebelum menghitung harga borongan suatu pelaksanaan pekerjaan, seorang mandor

akan diberikan dulu spesifikasi teknis oleh pemberi pekerjaan, dalam hal ini biasanya

perusahaan kontraktor. Ada beberapa macam spesifikasi teknis dimana ada yang

mencantumkan di dalamnya bahwa standar pelaksanaan yang akan digunakan

adalah PBI’ 71 misalnya, tanpa diuraikan detail dari standar tersebut. Tetapi ada juga

spesifikasi teknis yang menguraikan di dalamnya detail dari pada standar yang

digunakan, misalnya digunakan standar dari luar negeri. Pada spec tersebut

diuraikan bagaimana cara pembengkokkan tulangan, toleransi pemotongan dan

pembengkokkan tulangan, maupun pemasangan tulangan beserta toleransinya.

Karena menyangkut angka keamanan konstruksi maka standar dari luar negeri

mensyaratkan standar yang berbeda dibanding standar dari PBI’ 71 misalnya. Untuk

itu seorang mandor meskipun sudah hafal cara-cara yang lazim dalam pelaksanaan

pekerjaan, tetapi yang bersangkutan harus meminta kepada pemberi pekerjaan, apa

standar yang dipakai beserta uraian detailnya.

Pada sub bab berikut akan diberikan contoh-contoh standar pembesian / penulangan

beton menurut PBI’71, SNI maupun standar lainnya yang digunakan pada proyek –

proyek konstruksi di Indonesia. Contoh standar tersebut hanya diambil khusus untuk

item-item pelaksanaan pekerjaan dilapangan antara lain pemotongan tulangan,

toleransi pemotongan, pembengkokkan tulangan, pemasangan tulangan dan

toleransi pemasangan tulangan. Hal-hal lain misalnya perhitungan penulangan beton

yang tidak diperlukan oleh mandor, tidak dicantumkan pada contoh berikut.

3.2 Standar Menurut PBI 1971Setiap jenis baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja yang terkenal

dapat dipakai. Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standar mutu dan jenis

baja, sesuai dengan yang berlaku di Negara yang bersangkutan. Namun demikian,

pada umumnya baja tulangan yang terdapat di pasaran Indonesia dapat dibagi dalam

mutu-mutu yang tercantum dalam Tabel 3.2.1

Page 27: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 2

Tabel 3.2.1Mutu Baja Tulangan

Mutu SebutanTegangan leleh karakteristik ( au ) atautegangan karakteristik yang memberikanregangan tetap 0,2 % ( 2,0 ) (kg/cm2)

U – 22

U – 24

U – 32

U – 39

U – 48

Baja lunak

Baja lunak

Baja Sedang

Baja Keras

Baja Keras

2.200

2.400

3.200

3.900

4.800

Pembengkokkan Tulangan

(1) Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara – cara

yang merusak tulangan itu

(2) Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali

tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokkan sebelumnya

(3) Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh

dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam

gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana

(4) Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam

keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.

(5) Apabila pemanasan diijinkan batang tulangan dari baja lunak (polos atau

diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak

boleh mencapai suhu lebih dari 850 o C .

(6) Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin

dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 100 o C yang

bukan pada waktu di las, maka dalam perhitungan – perhitungan sebagai

kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami

pengerjaan dingin

(7) Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali apabila

diijinkan oleh perencana

Page 28: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 3

(8) Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan

dengan jalan disiram dengan air.

(9) Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8

kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari

bengkokkan.

TOLERANSI PADA PEMOTONGAN DAN PEMBENGKOKKAN TULANGAN

(1) Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang

ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang

disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada

pemotongan dan pembengkokkan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi

seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut (lihat gambar 5.4.1)

(2) Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan

terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok

ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan

dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan

menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.

(3) Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi

sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk

jarak lebih dari 60 cm

(4) Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan

toleransi sebesar ± 6 mm

PEMASANGAN TULANGAN

(1) Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta

bahan – bahan lain yang mengurangi daya lekat

(2) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama

pengecoran tidak berubah tempatnya

(3) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton.

Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari

beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.

Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-

gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m2 cetakan

atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.

Page 29: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 4

Gambar 5.4.1Toleransi pada pemotongan dan pembengkokkan tulangan

(4) Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang

pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang

langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang

tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari

tulangan – tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan

balok yang berbatasan.

TOLERANSI PADA PEMASANGAN TULANGAN

(1) Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang

ditentukan dalam gambar-gambar rencana. Apabila tidak ditetapkan lain oleh

perencana pada pemasangan tulangan ditetapkan toleransi – toleransi

seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.

Page 30: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 5

(2) Terhadap kedudukan diarah ukuran konstruksi yang terkecil ditetapkan

toleransi sebesar ± 6 mm untuk ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk ukuran lebih dari 60 cm.

(3) Terhadap kedudukan bengkokkan diarah memanjang ditetapkan toleransi

sebesar ± 50 mm, kecuali pada bengkokkan akhir.

(4) Terhadap kedudukan bengkokkan akhir dari batang ditetapkan toleransi

sebesar ± 25 mm, dengan syarat tambahan bahwa tebal penutup beton

diujung batang memenuhi yang disyaratkan

(5) Terhadap kedudukan batang-batang tulangan pelat dan dinding ditetapkan

toleransi di dalam bidang tulangan sebesar ± 50 mm.

(6) Terhadap kedudukan dari sengkang – sengkang, lilitan – lilitan spiral dan

ikatan-ikatan lainnya ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm.

(7) Apabila pipa-pipa atau benda – benda lain direncanakan menembus beton

atau di tanam di dalam beton, maka tulangan tidak boleh dipotong dan tidak

boleh digeser tempatnya lebih jauh dari pada toleransi-toleransi yang

ditentukan dalam ayat (2) s/d (6).

Umum

1) Ketentuan – ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab ini berlaku

umum untuk setiap bagian konstruksi yang bersifat strukturil.

2) Untuk konstruksi – konstruksi tertentu, kecuali harus dipenuhi ketentuan-ketentuan

mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab ini, juga harus dipenuhi ketentuan-

ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab – bab lain dari peraturan ini

yang berlaku untuk konstruksi – konstruksi itu.

Kait dan Bengkokkan

1) Kait harus berupa kait penuh seperti ditunjukkan dalam gambar, atau kait miring

seperti ditunjukkan dalam gambar, dengan memperhatikan ayat (2), dimana d adalah

diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan

menurut pasal 3.7 ayat (4).

2) Kait-kait sengkang harus berupa kait miring, yang melingkari batang-batang sudut dan

mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6 kali diameter batang dengan minimum

5 cm, seperti ditunjukkan dalam gambar.

3) Bengkokkan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5 d atau 5 dp

seperti ditunjukkan dalam gambar , dimana d adalah diameter batang polos dan dp

adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan menurut pasal 3.7 ayat (4).

Page 31: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 6

Gambar

Kait penuh

Gambar

Kait miring

Gambar

Kait miring pada sengkang

Page 32: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 7

Gambar

Pembengkokkan tulangan

3.3 Standar Menurut SNI 07-2052-1997Standar ini meliputi definisi, istilah, jenis, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara

uji, syarat uji, syarat penandaan dan cara pengemasan Baja Tulangan Beton.

Definisi

Yang dimaksud dengan baja tulangan beton adalah baja berbentuk batang

berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari

bahan baku ingot atau Billet Baja dengan cara canai panas (hot rolling).

Jenis

Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu

Baja tulangan polos dan baja tulangan sirip.

(1) Baja Tulangan beton polos

Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar

dengan permukaan rata tidak bersirip disingkat BjTP

(2) Baja Tulangan beton sirip

Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus,

yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang

dimaksud untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan

membujur dari batang secara relative terhadap beton, disingkat BjTS.

Page 33: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 8

Syarat Mutu

(1) Sifat tampak

Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan

gelombang, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada

permukaan.

(2) Bentuk

Persyaratan bentuk baja tulangan beton adalah sebagai berikut :

a. Baja tulangan beton polos

Permukaan batang baja tulangan beton polos harus rata tidak bersirip

b. Baja tulangan beton sirip

Permukaan batang baja tulangan beton sirio harus bersirip teratur. Setiap

batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan

sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang

sumbu batang.

Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak

pada jarak yang teratur, serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.

Bila diperlukan tanda angka-angka atau huruf –huruf pada permukaan

baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi dimana angka

atau huruf diletakkan dapat ditiadakan.

Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 o terhadap

sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45 o sampai 70 o , arah

yang berlawanan tidak diperlukan.

Ukuran

Diameter, berat dan ukuran sirip

Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti pada tabel 1.

Diameter, ukiran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti pada

table 2.

Page 34: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 9

Tabel 1.Ukuran baja tulangan beton polos

No. PenamaanDiameternominal

(mm)

LuasPenampang

nominal(mm)

Berat nominal(kg/m)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

P6

P8

P10

P12

P14

P16

P19

P22

P25

P28

P32

6

8

10

12

14

16

19

22

25

28

32

0,2827

0,5027

0,7854

1.131

1,539

2,011

2,835

3,801

4,909

6,158

8,042

0,222

0,395

0,617

0,888

1,21

1,58

2,23

2,98

3,85

4,83

6,31

Tabel 2.Ukuran Baja Tulangan beton polos dan sirip

No. Penamaan Diameternominal

(mm)

Luaspenampang

nominal

Diameterdalam(mm)

Tinggi siripmelintang(diameter

dalam)

Jarak siripmelintangmaksimum

Lebar rusukmemanjangmaksimum

Beratnominal

Min MaksCm2 mm mm mm mm Mm Kg/m

1 s 6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222

2 s 8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395

3 s 10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617

4 s 13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04

5 s 16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58

6 s 19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23

7 s 22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98

8 s 25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85

9 s 29 29 6,605 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18

10 s 32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31

11 s 36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99

12 s 40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88

13 s 50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 35,0 39,3 15,4

Page 35: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 10

Gambar

Beberapa bentuk baja tulangan sirip

Syarat penandaan

Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf

timbul yang menunjukkan inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter

nominal.

Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung – ujung

penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas

bajanya, seperti tabel 7

Tabel 7

Tabel untuk tanda kelas baja tulangan

K e l a s WarnaBj. TP 24 Hitam

Bj. TP 30 Bj. TS 30 Biru

Bj. TS 35 Merah

Bj. TS 40 Kuning

Bj. TS 50 Hijau

Page 36: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 11

Setiap kemasan harus diberi label dengan mencantumkan :

- Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat

- Ukuran (diameter dan panjang)

- Kelas baja

- Nomor leburan (No. Heat)

- Nomor seri produksi dan tanggal produksi

- Nomor SNI

Cara Pengemasan

Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang ukuran, jenis dan

kelasnya sama, dibundel dan diikat secara kuat, rapih dan kokoh.

Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang ditekuk dengan

panjang yang sama harus diikat secara kuat, rapih dan kokoh. Berat tiap

bundel minimum 500 kg.

3.4 Standar lainnyaBerikut contoh standar pembesian pada proyek High Rise Building sesuai spesifikasi

yang dipakai konsultan PT. Wiratman Ass. (diambil sebagian saja).

Page 37: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 12

fc - 30 fc - 25D - 10 200 200D - 13 240 220D - 16 295 270D - 19 350 325D - 22 425 375D - 25 460 425D - 29 530 490D - 32 595 546

COMPRESSION DEVELOPMENT LENGTHℓd (mm)DIAMETER

Page 38: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 13

80 BooksA or G J A or G

10 60 190 80 15513 80 165 105 20516 100 180 130 25519 115 205 156 30522 135 265 180 36025 155 200 205 41029 245 385 300 48532 275 435 340 560

Bar Size(mm)

D(mm)

180 Books

Page 39: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 14

BEAM HEIGHT WEB REINFORCEMENT

hb < 600 -600 hb < 900 2 x 1 D10

900 hb < 1200 2 x 2 D10

1200 hb < 1500 2 x 3 D13

1500 hb < 1800 2 x 4 D13

1800 hb < 2100 2 x 5 D13

Page 40: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 15

Page 41: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 16

Page 42: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

3 - 17

Page 43: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

RANGKUMAN

Standar pembesian / penulangan beton merupakan bagian dari spesifikasi teknik

yang menjelaskan detail dari pemotongan dan toleransinya, pembengkokkan dan

toleransinya, selimut beton dan penggunaan ganjal / spacer / tahu beton,

perangkaian / penganyaman dan pemasangan pembesian / penulangan beton.

Mandor harus betul-betul menguasai dan menerapkan standar pembesian yang

dipakai dilapangan. Untuk itu detail dari standar pembesian tersebut harus diminta

kepada pemberi pekerjaan.

Standar yang dipakai pada proyek-proyek lokal diindonesia biasanya mengacu

pada standar menurut PBI’ 71 dan SNI.

Page 44: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanMandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

LATIHAN

a). Untuk keperluan pekerjaan dilapangan, apa saja yang harus dikuasai oleh

mandor sehubungan dengan isi dari standar pembesian !

b). Secara garis besar isi dari standar menurut SNI 07 – 2052 – 1997, sebutkan !

c). Sebutkan secara garis besar isi dari standar menurut PBI’ 71 !

Page 45: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 1

BAB 4GAMBAR KERJA

4.1. Membaca Gambar Kerja dan Sket Detail KonstruksiSebagai Mandor anda bertanggung jawab atas mutu kerja dan mutu hasil kerja.

Spesifikasi atau syarat teknis yang berkaitan dengan mutu, banyak disampaikan

lewat gambar-gambar rencana. Maka Mandor harus mampu membaca gambar

agar dapat menentukan langkah-langkah awal pelaksanaan pekerjaan.

Pengertian dan manfaat membaca gambar :Pada pekerjaan konstruksi sebelum pelaksanaan di lapangan, lebih dulu dibuat

gambar rencana konstruksi. Gambar-gambar, sket atau diagram digunakan untuk

menjelaskan spesifikasi atau syarat teknis dan prosedur pelaksanaan pekerjaan

tersebut. Bagaimanapun membaca gambar adalah tuntutan pekerjaan dan

merupakan kemampuan dasar yang sangat penting dan harus dimiliki mandor.

Membaca gambar ialah memperhatikan sampai memahami yang tercantum pada

gambar dan selanjutnya dapat menyatakan dalam langkah-langkah pelaksanaan.

Manfaat membaca gambar :Sebagai mandor borong, anda bertanggung jawab atas penyelesaian pekerjaan

yang harus memenuhi mutu kerja dan mutu hasil kerja yang telah ditentukan. Agar

dapat melaksanakan pekerjaan sesuai yang diharapkan mandor harus memahami

pesan, perintah, dan syarat-syarat teknis atau spesifikasi dalam gambar berarti

harus mampu membaca gambar, menerjemahkannya ke dalam langkah-langkah

operasional.

Jika Mandor tidak bisa membaca gambar, yang terjadi adalah salah ukur, ukuran

tidak sesuai spesifikasi, pengerjaan salah, hasil tidak memenuhi mutu, ditolak,

dibongkar. Dengan membaca gambar dapat memahami seluk beluk pekerjaan

dan dapat menentukan langkah-langkah pelaksanaan secara benar,

mempermudah dalam memberikan perintah atau tugas, mempermudah dalam

mengarahkan kerja tukang dan pekerja, mempermudah dalam mengendalikan

kerja terutama berkaitan dengan prosedur atau tata cara kerja serta mutu hasil

kerja.

Page 46: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 2

Gambar yang digunakan di bidang Konstruksi juga banyak macamnya antara lain :

Gambar situasi, gambar denah, gambar detail.

MACAM-MACAM GAMBARBeberapa gambar dan keguanaannya :

Gambar situasiGambar situasi adalah gambar sebidang lahan yang akan digunakan untuk tempat

bangunan, dilihat dari atas, dengan batas-batas yang mengelilinginya depan,

belakang, kanan dan kiri. Bisa digambar dengan skala 1 : 500 sampai 1 : 200

tergantung kebutuhan. Digunakan untuk menunjukkan posisi atau letak bangunan

pada lahan itu dan hubungannya dengan sekelilingnya.

Perhatikan contoh ini :

Posisi bangunan gudang A-B-C-D dari depan 8m, samping kanan : 7m,

belakanang :10m, samping kiri : 50m – (7+10m) = 35m.

Page 47: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 3

Gambar Denah BangunanGambar denah bangunan adalah gambar tampak atas suatu bangunan

merupakan potongan badan bangunan tersebut.

Gambar detailGambar detail adalah gambar suatu bagian tertentu, untuk menjelaskan bentuk

dan motif yang sebenarnya, dilengkapi petunjuk dan ukuran, dan skala lebih besar

(1:40; 1:25; 1:20: 1:10; 1:5)

Page 48: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 4

Gambar tampak depan/sampingGambar tampak ialah gambar yang memperlihatkan tampak keseluruhan suatu

sisi bangunan dari tempat memandang bangunan tersebut.

Gambar potongan atau panampangGambar potongan atau penampang adalah gambar yang menjelaskan bentuk

penampang atau potongan keseluruhan dilihat dari satu sisi arah tempat

bangunan atau benda dipotong.

Penampang jalan dan selokan samping

Penampang pondasi beton

Page 49: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 5

Perbedaan antara gambar rencana konstruksi dan sketGambar-gambar sket-sket atau diagram digunakan untuk menjelaskan spesifikasi

konstruksi dan prosedur yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan

Gambar tersebut merupakan dokumen resmi untuk acuan pelaksanaan pekerjaan.

Maka perlu tercantum catatan tentang nama gambar dan pengesahannya.

Gambar rencana konstruksi biasanya dibuat oleh perencana atau konsultan.

Gambar dibuat secara jelas, rinci, tepat, benar dan selalu mencantumkan

spesifikasi dengan baik.

Dibagian atas ini dapat anda lihat pula catatan tentang spesifikasi menyangkut

ketentuan mutu, yaitu : MUTU BETON K175 MUTU BAJA U. 24.

Sedangkan sket-sket dibuat dengan tangan, artinya tidak menggunakan alat

gambar khusus tertentu. Cukup alat tulis biasa jadi hasilnya juga sederhana, tidak

sehalus dan seteliti gambar rencana. Sket-sket dibuat dengan maksud

memberikan petunjuk-petunjuk khusus.

Pada pekerjaan acuan atau bekisting, sketsket dapat dibuat oleh tukang kayu, jadi

tidak perlu oleh perencana. Sket-sket tersebut dibuat dengan menyatakan ukuran-

ukuran yang diperlukan bagi komponen acuan, atau cara menyetelnya. Perhatikan

sket di sebelah ini, dan coba kenalilah detail acuan itu.

Page 50: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 6

PERBEDAAN ANTARA SKET/ GAMBAR DUA DIMENSI DAN TIGA DIMENSI Sket atau gambar dua dimensi memperlihatkan obyek atau benda seperti

yang tampak dari satu sisi yang persis berada tegak lurus di depan benda.

Sket di bawah ini adalah sket dua dimensi yang memperlihatkan bentuk

acuan tembok.

Page 51: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 7

Sket atau gambar tiga dimensi memperlihatkan obyek atau benda seolah

duplikat atau tiruan benda sebenarnya tampak tiga bidang sisinya

Sket di bawah ini memperlihatkan sket 3 dimensi bagian acuan atau

bekisting, yaitu penutup samping.

SIMBOL, TANDA, DAN NOTASI PADA GAMBAR DAN SKETAgar sket dan gambar dapat digunakan sebagai perintah kepada tukang, perlu

dicantumkan catatan atau notasi, yang banyak berupa simbol, tanda, singkatan

dan keterangan. Digunakan simbol, tanda, dan singkatan agar mengurangi

banyaknya tulisan, agar gambar atau sket lebih jelas.

SIMBOL DAN TANDA UMUM DAN KHUSUSSimbol arah Utara yang sering digunakan adalah seperti di bawah ini :

Garis-garis arsir umumnya untuk menunjukkan irisa, potongan, atau penampang.

Agar sket bertambah jelas, bagian sket dapat diarsir sehingga terkesan berbeda

dengan bagian lain.

Page 52: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 8

Sket dibawah ini memperlihatkan potongan acuan dinding, yang menggunakan

arsiran dengan simbol khusus yang menunjukkan jenis bahan tertentu.

Garis putus-putus biasa digunakan untuk menunjukkan bagian yang sebenarnya

tidak tampak, karena terlindung, berada di dalam atau di belakang. Perhatikan

contoh sket-sket berikut ini.

Page 53: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 9

Titik pusat lubang atau lingkaran atau baut dinyatakan dengan silang garis tengah

lubang atau lingkaran seperti di bawah ini.

SKALA, UKURAN, SINGKATAN DAN CATATANSkala adalah perbandingan antara jarak di atas gambar atau peta, dan jarak yang

sama pada benda yang digambar atau benda sebenarnya. Misalnya jarak antara

titik pada gambar adalah 1 cm sedangkan jarak sebenarnya 1m, maka skala

gambar ialah 1 cm berbanding 1m, atau 1 : 100.

Skala ditunjukkan dengan skala angka 1 di kiri, tanda bagi, dan satu angka di

kanan. Angka di kiri adalah angka aktual, sedangkan yang di kanan menunjukkan

berapa kali ukuran tersebut diperkecil pada gambar. Jadi 1 : 200 berarti gambar

adalah 1/ 200 kali ukuran benda yang digambar. Jika pada gambar 10 mm, maka

ukuran sebenarnya ialah 10 x 200 mm = 2.000 mm atau 2m.

Page 54: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 10

Jadi, sesuai gambar untuk sengkang perlu besi dengan diameter 8 mm, jarak satu

sama lain 15 cm, lalu : 5 ø 16 berarti 5 batang besi diameter 16 mm, dan ø 19 - 16

artinya besi dengan diameter 19 mm, jarak pemasangan 16 cm. Ingat, ø besi :

mm, sedangkan jarak pemasangan dalam satuan cm.

Ingat !

Ø besi = mm

Jarak = cm

19 - 16

5 16

Sengkang 8 - 15

Page 55: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 11

4.2. Gambar Pembesian / Penulangan Beton4.2.1. Lantai

Umumnya bentuk gambar penulangan lantai digambarkan seperti gambar

4.2.1. Cara membaca/ memahami gambar ini dari atas ke bawah. Mula-

mula kita menjumpai tulangan atas kemudian tulangan bawah. Selanjutnya

bila memakai batang tulangan utama yang dibengkokkan atau ujungnya

berkait, maka urutannya dilihat dari atas ke bawah yang terdiri dari jaringan

atas dari batang tulangan polos kemudian batang tulangan utama (deform)

dan akhirnya jaringan bawah tulangan polos.

Untuk membaca tulangan-tulangan yang terletak tegak lurus dengan

tulangan utama dimulai dari arah kiri ke kanan. Bila ada beberapa batang

tulangan yang sama besar serta jarak dari sumbu ke sumbunya sama,

maka cukup digambar satu batang tulangan saja dan di atas batang

tulangan tersebut ditulis keterangan sebagai berikut, yaitu : jumlah batang

tulangan, diameter serta jenis baja kemudian jarak sumbu ke sumbu

tulangan. Misalnya : 10 ΦD 6 – 400 (Gambar 4.21).

Gambar 4.2.1 Tulangan lantai

Page 56: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 12

Untuk menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang tulangan,

diberikan notasi sebagai berikut :

Untuk menyatakan jenis baja :

Baja tulangan polos 24, atau Bj. Tp 24 tandanya P

Baja tulangan deform 40, atau Bj. Tp 40 tandanya D

Untuk menyatakan tempat lapisan tulangan :

Lapisan terluar

Lapisan kedua dari luar

Lapisan kedua dari luar

Lapisan terluar

Segitiga hitam menunjukkan arah pusat bagian konstruksi. Jumlah segitiga

hitam menerangkan letaknya dilihat dari arah luar.

Catatan :Hal di atas ini sudah jelas bahwa untuk menyatakan jenis baja maupun petunjuk/

notasi dari letak lapisan tulangan harus diterangkan di bawah renvooi (daftar

keterangan gambar, biasanya dipojok kanan bawah). Apabila ada suatu lantai

atau bagian dari lantai memakai tulangan yang sama, maka notasi tulangan

identik ini tidak perlu diulang kembali. Pada gambar 4.2.1 ini, D 6 – 250 adalah

tulangan pembagi yang menyatakan tulangan berada di jalur tulangan A (jalut

tulangan adalah suatu jalur dimana penulangan harus didistribusikan). Untuk

tulangan yang identik cukup bila notasinya hanya pada jalur A saja. Notasi ini juga

berlaku untuk jalur B.

4.2.2. DindingSuatu tulangan dinding (Gambar 4.2.2) yang tampak penampangnya

seperti pada gambar tersebut akan dibaca seperti cara membaca gambar

tulangan lantai.

Gambar 4.2.2Tulangan Dinding

Page 57: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 13

4.2.3. BalokGambar tulangan balok pada Gambar 4.2.3 adalah gambar tampak dari

sisi balok.

Bagian atas dan bagian bawah dari tampak sisi balok menerangkan jumlah

batang-batang tulangan, kemudian diameter serta jenis bajanya (deform),

selanjutnya batang-batang tulangan ditandai dengan huruf. Bila diperlukan,

tanda dengan huruf-huruf tersebut dapat ditulis kembali pada ujung batang

tulangan.

Supaya lebih jelas, ujung batang yang tidak berkait akan digambar dengan

sedikit dibengkokkan (misalnya lihat batang tulangan b). Letak dari

tulangan akan dinyatakan pada gambar potongan penampangnya,

sedangkan bentuk dari sengkang hanya digambarkan pada potongannya.

Pada garis ukur bagian bawah tampak sisi balok diterangkan jumlah

sengkang, diameternya serta jenis bajanya dan jarak sumbu ke sumbu

(misalnya 20 sk D 10 – 250).

4.2.4. Kolom (pilar)Tulangan kolom akan diterangkan di samping tampak sisi kolom (lihat

gambar 4.2.4). Pada batang-batang tulangan kolom ini tercantum

keterangan (informasi) sebagai berikut : jumlah tulangan, diameter serta

jenis baja dan tandanya (misalnya 8 P 16a). Sedangkan letak dari batang

Gambar 4.2.3.a Gambar Tulangan Balok

Gambar 4.2.3.b Gambar Variasi Tulangan Balok

Page 58: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 14

tulangan ini dinyatakan pada gambar potongan penampangnya dan

sengkang hanya digambar pada potongan ini juga.

Pada garis ukur di samping potongan tersebut tercantum juga sengkang

yang dipakai yaitu : jumlah sengkang, diameter serta jenis bajanya dan

jarak sumbu ke sumbu (misalnya 12 sk P 8 – 300). Untuk perubahan

tulangan kolom ke balok (gambar 4.2.4.b) terkadang dibutuhkan dua

tampak yang dilihat dari sisi balok (misalnya 6 P 25 a dan 2 P 20 b).

Hasil dari gambar tulangan pada umumnya cenderung digambar di luar

gambar tampak, dimana untuk batang-batang yang sama hanya satu

batang tulangan yang digambar.

4.2.5. Penulangan jaringanBila penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka

akan berlaku peraturan sebagai berikut : jaringan digambar dalam bentuk

empat persegi panjang (gambar 4.2.5.a) dimana ukurannya sesuai dengan

ukuran jaring luar, pada empat persegi panjang itu ditarik garis diagonal

dari kiri-bawah ke kanan-atas.

Gambar 4.2.4 Tulangan Kolom

Page 59: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 15

Tanda yang dipakai untuk tulangan jasing adalah angka 1, 2, 3 dan

seterusnya ditulis dalam lingkaran yang terletak pada garis diagonal.

Diameter tulangan dan jarak sumbu tulangan ke sumbu jaring dinyatakan

dengan garis yang berujung pada lingkaran (tanda jaringan) menuju ke

arah tulangan. Ukuran luar dari jaringan (dalam mm) ditulis di bagian

bawah garis tersebut. Contoh untuk tulangan lantai dan dinding dengan

memakai jaringan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.2.5.a Tulangan Jaring

Gambar 4.2.5.b Tulangan Lantai, jaringan tulangan bawah

Page 60: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 16

Gambar 4.2.5.c Tulangan Lantai, jaringan tulangan atas

Gambar 4.2.5.d Tulangan Dinding, jaringan tulangan sisi belakang

Gambar 4.2.5.e Tulangan Dinding, jaringan tulangan sisi depan

Page 61: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 17

Tulangan lantai dengan jaringan tulangan atas dan jaringan tulangan

bawah masing-masing digambarkan. Di tempat sambungan lewatan dari

jaringan akan digambarkan potongan penampangnya, sehingga letak

sambungan lewatan satu dan yang lainnya dapat terlihat. Di samping itu

panjang pengelasan juga dituliskan dan dalam gambar dicantumkan pula

nomor-nomor tulangan serta jumlahnya yang akan dimasukkan dalam

tabel. Sebenarnya bentuk tulangan jaring ada bermacam-macam, namun

hal ini tidak akan dibahas karena akan terlalu jauh dan menyimpang.

4.3. Membaca gambar rencana / gambar kerja pembesian dan pembuatan DaftarLengkung Pembesian (Bar Bending Schedule) dan Daftar Potong Pembesian Mengingat, bahwa pekerjaan pembesian merupakan salah satu unsur

pekerjaan konstruksi yang sangat penting, maka seorang mandor harus

dapat membaca gambar rencana dan gambar kerja. Agar tidak salah dalam

melaksanakan pekerjaan.

Setelah memahami gambar-gambar tersebut ia dapat merencanakan segala

sesuatunya untuk mengadakan persiapan-persiapan untuk mengawali

pekerjaan tersebut.

Macam-macam baja tulangan :Baja tulangan terbagi dalam dua macam tulangan, menurut bentuknya, yaitu :

1. Batang polos

Batang polos, rata :

Mempunyai tanda ø di dokumen (untuk garis tengah tulangannya).

Disebut juga dengan singkatan : BJTP (Baja Tulangan Polos)

2. Batang yang diprofilkan

Batangnya dapat mempunyai rusuk-rusuk, berulir.

Mempunyai tanda D di dokumen (untuk garis tengah tulangannya).

Disebut juga dengan singkatan Bj TD (Baja Tulangan Diform).

Page 62: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 18

Ukuran Garis Tengah Tulangan :Garis tengah tulangan atau diameter tulangan mempunyai satuan ukuran : dalan mmatau dalam inchi .

Ukuran diameter dalam satuan mm :

6, 8, 10, 12, 14, 16, 19, 22, 25, 28, 30, 38, 40, 45 dan 50.

Ukuran diameter dalam satuan inchi :

1/4”, 5/16”, 3/8”, 1/2”, 5/8”, 3/4” 7/8” 1”, 11/4” dan 11/2”.

Contoh :

Ø 6, Ø 25, dan seterusnya.

Ø 1/4”, Ø 1”, dan seterusnya.

D 6, D 25, dan seterusnya.

D 1/4”, D 1”

Kualitas Besi Beton :Tanda pada dokumen yang menunjukkan kualitas (mutu) besi beton yang disyaratkan

ialah : u dengan disertai angka yang menunjukkan nilai titik lelahnya (dalam Kg/ mm2).

Contoh :

u 24, u 40, u 50, dan seterusnya.

Jadi mutu besi beton (kekuatannya) ada berbagai macam (tanda mutu besi beton

biasanya dicantumkan dalam gambar/ spesifikasi).

PERINGATAN : jangan sembarangan menukar mutu besi beton.

Peraturan-peraturan Pekerjaan Pembesian :Ada standar-standar yang dapat kita pakai pada pekerjaan pembesian, antara lain :

Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI ’71)

Standar Nasional Indonesia (SNI).

Untuk dapat mengetahui benar dan salah dalam praktek pekerjaan kita harus merujuk

pada standar yang berlaku.

Page 63: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 19

Berdasarkan gambar rencana/gambar kerja pembesian

DAFTAR LENGKUNG DAN DAFTAR POTONG BESI BETON

Perlu dibuat :Daftar Lengkung Pembesian

Lalu :Daftar Potong Pembesian

Page 64: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 20

GAMBAR RENCANA PEMBESIANContoh gambar denah pondasi gedung Pelat pondasi sloof dan kolom-kolomnya.

Contoh Denah Pembesian Plat Fondasi :

Page 65: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 21

Tanda di atas ini memberitahukan bahwa pembesian yang diberi tanda O hanya dipasang

sampai batas panah, berarti dipasang sampai batas panah kiri dan kanan.

Yakni agar dapat membedakan garis itu garis pembesian atau garis tanda, sebab kadang-

kadang pada plat ada pembesian tanpa kait, terutama pembesian tambahan, biasanya

gambar pembesian ada gambar kaitnya.

DAFTAR LENGKUNG BESI BETON

Page 66: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

4 - 22

DAFTAR POTONG BESI BETONUntuk dapat melakukan pemotongan besi beton yang seefisien mungkin untuk

menghindarkan pemborosan akibat asal memotong besi, sehingga menjadi potongan

bagian-bagian yang dapat mengakibatkan sisa potongan yang mubazir, maka perlu

diperhatikan daftar ke 2, yaitu : DAFTAR POTONG BESI BETON.

Usahakan membuat kombinasi bagian-bagian a, b, c, dan seterusnya, sehingga bagian

sisa sependek mungkin.

Page 67: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

RANGKUMAN

Membaca gambar merupakan kemampuan dasar yang sangat penting dan

harus dimiliki oleh mandor.

Pada pekerjaan konstruksi (bangunan gedung, jalan dan jembatan, bangunan

pengairan) sebelum pelaksanaan dilapangan, lebih dulu dibuat gambar

rencana konstruksi.

Gambar- gambar, sket atau diagram digunakan oleh perencana untuk

menyampaikan atau menjelaskan spesifikasi atau syarat-syarat teknis dan

prosedur pelaksanaan pekerjaan.

Membaca gambar merupakan tuntutan pekerjaan mandor, mandor harus

mampu membaca gambar, yaitu memahami pesan, perintah, syarat-syarat

teknis atau spesifikasi, dan prosedur yang ditentukan serta menentukan

langkah-langkah operasional.

Membaca gambar adalah memperhatikan sampai memahami yang tercantum

pada gambar, dan dapat menyatakan ke dalam langkah-langkah pelaksanaan.

Dalam industri konstruksi digunakan banyak macam gambar rencana, antara

lain : Gambar situasi, gambar denah bangunan, gambar detail, gambar

tampak, gambar potongan dan sebagainya.

Masing-masing macam gambar mempunyai maksud dan kegunaan sendiri,

namun semua sebagai sarana untuk menyampaikan pesan atau perintah dari

perencana kepada yang akan melaksanakan pekerjaan.

Perbedaan antara gambar rencana konstruksi dan sket :

PERBEDAAN ANTARA GAMBAR RENCANA KONSTRUKSI DAN SKET

GAMBAR KONSTRUKSI SKET

Dibuat oleh Perencana

Membuatnya menggunakan alat

dan perlengkapan khusus untuk

menggambar

Sebagai dokumen resmi perlu

keterangan tentang : nama

gambar, pemeriksaan/

persetujuan dan seterusnya

Bisa dibuat oleh mandor atau

tukang, tidak perlu Perencana

Membuatnya cukup dengan alat

tulis

Bukan merupakan dokumen

resmi, sehingga tidak

memerlukan keterangan

Page 68: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

Agar sket dan gambar rencana dapat digunakan sebagai perintah kepada

tukang, perlu dilengkapi catatan atau notasi.

Untuk catatan atau notasi banyak digunakan simbol, tanda, singkatan,

maksudnya agar tidak terlalu banyak tulisan dan agar gambar / sket tampak

lebih jelas.

Ada simbol – simbol, tanda – tanda dan singkatan – singkatan yang terdapat

pada gambar dan sket.

Ada simbol-simbol, tanda – tanda maupun singkatan yang bersifat umum,

antara lain :

Ada pula simbol-simbol, tanda-tanda maupun singkatan yang khusus dimiliki

oleh bidang – bidang pekerjaan tertentu, antara lain :

Page 69: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

Sebagai contoh terdapat beberapa gambar pembesian yaitu :

- Gambar pembesian lantai

- Gambar pembesian dinding

- Gambar pembesian balok

- Gambar pembesian kolom

- Gambar pembesian jaringan

Didalam membaca gambar rencana pembesian, urutannya adalah :

a). Membaca gambar denah konstruksi beton bertulang

b). Membaca gambar potongan denah tersebut

c). Dari gambar potongan denah pembesian tersebut bisa dibuat daftar

lengkung pembesian atau Bar bending schedule

d). Dari Bar bending schedule akan bisa dibuat daftar pemotongan besi beton

Page 70: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

LATIHAN

a). Mengapa mandor harus bisa membaca gambar konstruksi ? jelaskan !

b). Sebutkan beberapa macam gambar beserta kegunaannya ?

c). Sebutkan 2 hal yang merupakan perbedaan antara gambar rencana konstruksi

dan sket ?

d). Mengapa dalam membaca gambar harus dapat mengartikan simbol-simbol,

tanda-tanda dan singkatan – singkatan yang terdapat pada gambar tersebut !

e). 8 10 – 15 Berdasar notasi ini :

- Berapa batang besi beton yang diperlukan ?

- Berapa ukuran besi tersebut ?

- Berapa panjang jarak antara besi pertama sampai besi terakhir ?

Page 71: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

5 - 1

BAB 5INSTRUKSI KERJA

5.1 UmumSebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia c/q Menteri Pekerjaan Umum sudah

mensyaratkan kontraktor harus melaksanakan sistem jaminan mutu atau Quality

Assurance pada pelaksanaan proyek di Indonesia.

Pelaksanaan Quality Assurance biasanya berupa system manajemen mutu

ISO 9000 (untuk kontraktor berupa seri ISO 9002) yang harus dilaksanakan oleh

seluruh personil pelaksanaan proyek termasuk juga seorang mandor borong.

Salah satu prosedur mutu yang harus dilakukan adalah instruksi kerja atau IK.

Instruksi kerja menjelaskan proses kerja secara detail dan merupakan petunjuk kerja

bagi mandor yang melaksanakan pekerjaan tersebut.

Biasanya seorang mandor dalam melaksanakan pekerjaannya membuat langkah-

langkah kerja tertentu tetapi tidak tertulis sehingga sulit diketahui apakah langkah

kerja itu urutan dan isinya sudah benar dan apakah langkah kerja itu betul-betul

sudah dilaksanakan.

Pada pelaksanaan di lapangan prosedur mutu ISO 9000 mensyaratkan bahwa

mandor harus mengendalikan pekerjaan dengan melaksanakan pengisian check list

Instruksi Kerja sesuai contoh pada halaman berikut.

Manfaat bagi mandor dan karyawannya dalam penerapan prosedur mutu tersebut

antara lain :

- Tugas dan tanggung jawab menjadi jelas

- Menumbuhkan keyakinan kerja, karena bekerja berdasarkan prosedur kerja

yang jelas dan benar.

- Berkurang atau tidak adanya kerja ulang karena system mutu yang baik,

Manfaat bagi unit kerja mandor borong antara lain :

- Efektifitas dan efisiensi operasional mandor meningkat

- Produktifitas meningkat dan biaya pekerjaan ulang berkurang.

- Karena proses / langkah kerja dimonitor dan dikendalikan secara tertulis dapat

diketahui siapa saja tukang atau pekerja yang potensial.

Ada kesan pelaksanaan Jaminan Mutu hanya memperbanyak pekerjaan

administratif saja sehingga perlu sosialisasi kepada seluruh karyawan yang ada.

Page 72: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

5 - 2

Setelah hal tersebut betul-betul dikerjakan di lapangan, manfaat yang ada akan

segera terlihat.

Sudah saatnya seorang mandor mengetahui konsep dasar penerapan ISO 9000,

yaitu :

- Tulis apa saja yang anda kerjakan

- Kerjakan apa yang anda tulis

- Sudah efektif? Perbaiki yang perlu.

- Rekam dan catat hasil pelaksanaannya.

Pada bab berikut akan diuraikan contoh dari Instrukrur Kerja untuk pekerjaan

pembesian/penulangan beton.

5.2 Contoh Instruksi Kerja

Page 73: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

5 - 3

Page 74: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

5 - 4

Bagian teknik

Page 75: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

RANGKUMAN

Instruksi kerja (IK) merupakan salah satu prosedur sistem manajemen mutu

yang harus dilaksanakan oleh seluruh pelaksanaan pekerjaan konstruksi

termasuk mandor dan pekerjanya.

Instruksi kerja (IK) berupa check list yang berisi detail dari langkah-langkah

pekerjaan yang harus dilaksanakan seorang mandor beserta kriteria apa saja

yang menjadi dasar langkah pekerjaan itu dapat diterima dengan baik

Manfaat bagi mandor dan pekerjnya dari penerapan prosedur mutu tersebut

antara lain :

- Tugas dan tanggung jawab menjadi jelas

- Menumbuhkan keyakinan kerja, karena bekerja berdasarkan prosedur kerja

yang jelas dan benar.

- Berkurangnya kerja ulang karena sistem mutu yang baik.

Page 76: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

LATIHAN

a). Apa keuntungan seorang mandor melaksanakan IK dilapangan

b). Dengan melaksanakan IK, diharapkan efektifitas dan efisiensi mandor dan

meningkat, jelaskan !

c). Uraikan konsep dasar penerapan ISO 9000.

Page 77: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

6 - 1

BAB 6SKEDUL KERJA

6.1. UmumPekerjaan pembesian/penulangan beton merupakan sebagian saja dari seluruh

kegiatan proyek konstruksi, bahkan hanya merupakan bagian dari pekerjaan beton

bertulang, tetapi karena pekerjaan beton bertulang biasanya merupakan pekerjaan

utama maka pembesian memegang peran penting baik dalam hal mutu maupun

waktu pelaksanaan. Mutu harus sesuai spesifikasi dan standar yang telah

ditentukan, sedangkan waktu pelaksanaan harus sesuai dengan skedul kerja proyek

secara keseluruhan.

Dalam pelaksanaan, mandor akan diberi oleh Pemberi Pekerjaan/Kontraktor yaitu

skedul pekerjaan beton bertulang atau concreting scheduling dan ditambah rencana

kerja bulanan dan mingguan.

Misalnya pada rencana kerja mingguan tertera = (lihat sub bab berikut)

Pekerjaan plat lantai

- Bekisting : 210m2

- Pembesian : 26.716kg

- Pengecoran : 80m2

Maka tugas mandor adalah mempelajari dan menguasai skedul pekerjaan beton

bertulang secara keseluruhan kemudian juga menelaah skedul atau rencana kerja

bulanan atau mingguan dan dilakukan pengecekan dengan gambar kerja dan bar

bending schedule.

Hasil dari pengecekan tersebut akan menjadi input bagi pembuatan skedul

harian/mingguan khusus pekerjaan pembesian yang dalam contoh minggu pertama

harus menyelesaikan pekerjaan pembesian dengan volume 26.716kg.

Cara pembuatan skedul harian/mingguan berikut skedul tenaga kerja, peralatan dan

bahan akan dibahas pada modul RCF-03 : Jadwal kerja harian dan mingguan

sedangkan gambar kerja dan bar bending schedule dapat dilihat pada bab. 4 :

Gambar Kerja, pada modul ini.

Page 78: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

6 - 2

6.2. Contoh Schedule kerja pekerjaan beton bertulangBerikut akan dilampirkan contoh urutan pelaksanaan pembuatan schedule kerja

pembesian yaitu :

1. Kontraktor akan melihat schedule kerja pekerjaan beton bertulang dalam hal ini

diberikan contoh schedule kerja pekerjaan struktur high rise building.

2. Kemudian akan dilihat gambar pembesian dari pekerjaan struktur tersebut,

dalam hal ini diberikan contoh gambar pembesian kolom bangunan

3. Kontraktor akan membuat daftar pembengkokkan besi (Bar Bending Schedule)

dari gambar pembesian tersebut.

4. Dari kumpulan Bar Bending Schedule maka akan bisa dibuat rencana kerja

harian mingguan seperti pada contoh terlampir.

6.2.1. Schedul pekerjaan struktur beton bertulang

Page 79: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

6 - 3

6.2.2. Gambar kerja pembesian

6.2.3. Bar Bending Schedule

Page 80: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

6 - 4

6.2.4. Contoh rencana kerja harian / mingguan

SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/241 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H

- Bekisting 210 M2 - Pembesian 26.716 Kg - Pengecoran 80 M3

2 Dinding kolam renang AP 14 - 16 / D - E - Bekisting 81 M2 - Pembesian 1.25 Kg - Pengecoran 6 M3

3 Tangga core AP 12 - 13 / E

4 Lantai 3 AP 13 - 15 / G - H' - Bekisting 56 M2 - Pembesian 2.7 Kg - Pengecoran 15 M3

5 Dinding retaining wall AP 7 - 8 / G - H'

6 Lantai 3 AP 9 - 12 / G' - H' - Bekisting 37 M2 - Pembesian 3.74 Kg - Pengecoran 20 M3

MengetahuiKepala Proyek

RENCANA

VOLUME

TANGGALMINGGU KE : III

BULAN : SEPTEMBER ……... TAHUN : 2006

REALISASI

RENCANA KERJA MINGGUAN

Jakarta, 18 September 2006Dibuat oleh,Pelaksana

DisetujuiKepala Lapangan

ANISJENIS PEKERJAANNO. KETERANGAN

Page 81: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

RANGKUMAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan dilapangan, mandor harus mempelajari dan

menguasai dulu schedule kerja. Apabila dalam bidang mutu, mandor harus

mempelajari dan menguasai spesifikasi pembesian termasuk standar yang

dipakai, maka dalam hal mutu maka schedule kerja pembesian harus betul-betul

dikuasai dan diterapkan di lapangan.

Pemberi pekerjaan dalam hal ini kontraktor biasanya memberikan schedule

khusus pekerjaan struktur / pekerjaan beton bertulang dan ditambah schedule

harian / mingguan pada lokasi tertentu. Pada schedule harian tersebut dapat

dilihat per hari berapa ton pekerjaan pembesian harus diselesaikan.

Dengan berbekal schedule harian tersebut, maka mandor akan dapat membuat

programnya sendiri termasuk pengajuan dan pengadaan bahan, tenaga kerja

maupun peralatan.

Page 82: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

LATIHAN

a). Apa gunanya schedule pekerjaan struktur / beton bertulang bagi seorang

mandor pembesian !

b). Program apa yang perlu dibuat mandor apabila diberi schedule harian pekerjaan

pembesian !

Page 83: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 1

BAB 7HITUNGAN HARGA SATUAN ONGKOS KERJA

Sebagai mandor, bukan hanya pemasok tenaga tetapi juga pemimpin kelompok kerja dan

usahawan atau wirausahaan. Sebagai wirausahawan, mandor dituntut memiliki

pandangan luas dan pandai memperhitungan kemungkinan yang akan terjadi, sehingga

pekerjaan yang akan dilaksanakan tidak mengalami kegagalan dan memberikan

keuntungan wajar, maka mandor harus pandai menghitung harga satuan ongkos kerja

bagi pekerjaan yang ditawarkan oleh kontraktor atau pemberi kerja. Modul ini

dimaksudkan untuk membantu anda, sehingga dapat menghitung harga satuan ongkos

kerja secara lebih teliti, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Bab ini terdiri dari 4 bagian yaitu :

1. Menghitung ongkos kerja

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi harga borongan

3. Anggaran biaya pelaksanaan dan keuntungan mandor

4. Contoh perhitungan

7.1. Menghitung Ongkos Kerja Pentingnya Menghitung Harga satuan ongkos kerja secara teliti

Dengan menghitung secara teliti dan cermat, anda akan dapat mengajukan

harga penawaran yang wajar, karena tiap pekerjaan memiliki ciri khas sendiri-

sendiri. Keadaan tempat, waktu, lingkungan dsb, tentu berbeda-beda. Faktor –

faktor ini ada pengaruhnya terhadap harga borongan, anda harus memahaminya

dan mempertimbangkan dalam menghitung harga.

Ada cara - cara kalkulasi dan analisa biaya yang umum digunakan dalam bidang

jasa konstruksi. Ini juga harus diterapkan dalam membuat perhitungan, jadi

wajar berarti tidak terlalu tinggi tetapi juga tidak terlalu rendah, dan masuk akal

karena didasari perhitungan yang cermat sesuai tata cara yang umum dan

dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi, sehingga

kemungkinan besar harga yang kita tawarkan dapat diterima, berarti dapat order

dapat dilaksanakan secara baik dan dapat untung yang cukup.

Sebagai usahawan anda memang mencari keuntungan tetapi anda juga perlu

memikirkan mutu hasil kerja, berkaitan dengan kepuasan dan kepercayaan

pemberi kerja sehingga order berikutnya bisa diharapkan.

Page 84: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 2

Dasar dan ketentuan perhitungan

Bagi mandor borong yang berpengalaman memang dapat langsung mengira-

ngira harga atau biaya bagian pekerjaan dan biasanya tidak jauh berbeda

dengan hasil kalkulasi dan analisa biaya, tetapi wirausahawan tidak boleh main

kira-kira, bisa meleset dan rugi karena salah hitung.

Dahulu sebagai dasar perhitungan biaya masih digunakan analisa BOW. Namun

saat ini telah banyak dikembangkan cara-cara baru, sesuai perkembangan

teknologi. Hitungan harga satuan ongkos kerja bisa berbeda-beda tergantung

keahlian dan pengalaman masing-masing.

7.2. Faktor - faktor yang mempengaruhi harga borongan Faktor - faktor yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungannya

Pekerjaan beserta lingkungannya itu sendiri merupakan faktor yang

mempengaruhi kerja, misalnya jenisnya, keadaan pekerjaan itu, resiko yang

ada, volume dan sebagainya.

Jika volume pekerjaan besar maka harga dapat ditekan. Sedangkan pekerjaan

yang sulit dan berbahaya, banyak resiko, harga satuan pekerjaannya menjadi

tinggi karena harus memperhitungkan faktor keamanan dan timbulnya biaya

tambahan.

Jadi proyek yang tempatnya terpencil dan jauh dari jalan besar, susah

transportasi, itu harga borongannya tentu tinggi. Keadaan cuaca pun

berpengaruh. Pada musim hujan pekerjaan banyak terganggu mengakibatkan

biaya naik.

Peraturan setempat bila tidak dipahami dan diikuti, dapat menimbulkan biaya tak

terduga, sehingga harga naik.

Faktor sumber daya manusia

Anda sebagai mandor pun mempengaruhi kerja dan biaya, juga para tukang dan

pekerja. Kalau mandor tidak pandai mengatur bawahan serta jalannya proses

pekerjaan, pasti timbul pemborosan dan harga atau biaya jadi mahal.

Ringkasnya kecakapan, pengalaman dan kepemimpinan dapat mempengaruhi

harga dan biaya. Tukang tidak terampil dan lamban, pekerjaan jadi lambat,

waktu bertambah berarti biaya juga naik. Juga keterampilan tukang,

produktifitas, tingkat upah serta efisiensi penggunaan tenaga, juga sangat

mempengaruhi.

Page 85: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 3

Faktor sumber daya lain

Waktu pelaksanaan pekerjaan jelas sangat berpengaruh, jika pekerjaan harus

dilaksanakan dalam waktu singkat, maka akan timbul biaya lembur,menyewa

alat dan sebagainya yang berakibat menaikkan biaya pelaksanaan. Jika bahan

tidak tersedia dan harus didatangkan dari jauh, tentu biaya angkutan mahal dan

biaya pelaksanaan naik.

Dan yang menyangkut uang, bila anda tidak menerima uang muka dan terpaksa

harus meminjam kepada bank tentu akan menaikkan biaya karena harus

membayar bunga, sehingga harga borongan juga naik.

Semua faktor tadi harus dipertimbangkan dalam menghitung harga satuan

ongkos kerja, kalau tidak perhitungan anda bisa meleset.

Faktor Produktifitas dan Waste

Didalam kita menghitung harga borongan, ada dua faktor yang sangat penting

yang mempengaruhi hal tersebut yaitu produktifitas dan waste. Faktor

produktifitas dipakai menghitung kebutuhan sumber daya tenaga kerja dan

peralatan dan faktor waste dipakai untuk menghitung kebutuhan sumber daya

bahan / material konstruksi. Dengan menghitung produktifitas tenaga kerja dan

peralatan serta waste bahan bahan secara benar maka tercapai penawaran

harga borongan yang realistis sesuai kemampuan mandor. Artinya penawaran

harga borongan tersebut diharapkan menghasilkan biaya pelaksanaan yang

sesuai rencana dan akan menghasilkan pula laba sesuai rencana pula.

Mengenai produktifitas dan waste akan dibahas pada uraian berikut.

7.2.1. Produktifitas dan WasteAnalisis kebutuhan sumber daya untuk proyek, terutama yang menyangkut

“produktivitas” dan “waste” harus disesuaikan dengan kenyataan, karena hal

tersebut sangat berkaitan dengan kemampuan manajemen bapak mandor itu

sendiri.

Data tentang kedua hal tersebut perlu diketahui secara jelas untuk

keperluanhal-hal sebagai berikut :

(a) Mengetahui secara jelas tingkat kemampuan mandor dalam bidang

efisiensi.

(b) Untuk dapat dipakai sebagai pedoman/ dasar program peningkatan

efisiensi seorang mandor borong.

Butir (a) di atas sangat terkait dalam penyusunan penawaran harga

borongan agar dapat menghasilkan harga penawaran yang realistic (sesuai

Page 86: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 4

dengan kemampuan mandor). Sedang butir (b) merupakan program yang

menerus dalam upaya selalu meningkatkan efisiensi untuk mempertinggi

daya saing mandor borong.

ProduktivitasUntuk mencari tingkat produktivitas yang ada, baik produktivitas tenaga

maupun alat, perlu diketahui/ dipahami hal-hal sebagi berikut :

(1) Pengertian produktivitas

Secara teori, produktivitas adalah output dibagi input, yang dapat

digambarkan sebagai berikut :

PRODUKTIVITAS =INPUT

WAKTUSATUANPEROUTPUT

Pembahasan disini dibatasi pada produktivitas tenaga dan alat

yang output-nya berupa kuantitas pekerjaan proyek konstruksi.

Output dalam proyek konstruksi dapat berupa kuantitas (atau

volume) :

Pekerjaan galian (m3)

Pekerjaan timbunan (m3)

Pekerjaan pemasangan beton (m3)

Pekerjaan pemasangan formwork (m2)

Pekerjaan penulangan beton (kg)

Pekerjaan dinding bata (m2)

Pekerjaan plesteran, lantai, plafond dan seterusnya.

Sedang input-nya dalah tenaga kerja atau alat (dalam hal ini alat

termasuk operatornya). Bila tenaga atau alat bekerja secara

individual, maka prodduktivitas yang diukur adalah produktivitas

individu. Bila tenaga atau alat bekerja secara kelompok, maka

produktivitas yang diukur adalah produktivitas kelompok.

Produktivitas kelompok sangat dipengaruhi oleh komposisi dari

anggota kelompok.

(2) Faktor yang mempengaruhi produktivitas

Produktivitas tenaga atau alat, dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan, dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain sebagai

berikut :

Kondisi pekerjaan dan lingkungan

Keterampilan tenaga kerja/ kapasitas alat.

Page 87: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 5

Motivasi tenaga kerja/ operator

Cara kerja (metode)

Manajemen (SDM dan alat)

WasteTingkat waste juga berkaitan dengan kemampuan mandor dalam

mengelola sumber daya material. Untuk mencapai tingkat waste yang

kecil, perlu diketahui / dipahami hal-hal sebagai berikut :

Pengertian waste

Waste adalah kelebihan kuantitas material yang digunakan/

didatangkan yang tidak menambah nilai suatu pekerjaan. Waste,

hampir selalu ada, apapun penyebabnya. Oleh karena itu, upaya/

program yang realistik adalah menekan waste serendah mungkin.

Jenis waste

Jenis waste ada dua yaitu waste individu, yaitu yang menyangkut satu

jenis material dan waste campuran, yaitu yang menyangkut material

campuran.

Material campuran seperti beton, hot mix dan lain-lain, berasal juga

dari raw material (bahan baku). Oleh karena itu, terjadi waste ganda

yaitu waste individu untuk bahan bakunya dan waste campuran

setelah jadi material campuran. Hal ini perlu mendapat perhatian

khusus.

Penyebab waste material

Waste dengan pengertian tersebut di atas dapat terjadi karena hal-hal

sebagai berikut :

Produksi yang berlebihan (lebih banyak dari kebutuhan), termasuk

disini dimensi struktur bangunan yang lebih besar dari persyaratan

dalam gambar.

Masa tunggu/ idle, yaitu material yang didatangkan jauh sebelum

waktu yang diperlukan.

Masalah akibat transportasi/ angkutan, baik yang di luar lokasi (site)

maupun transportasi di dalam lokasi (site) khususnya untuk

material lepas seperti pasir, batu pecah dan lain-lain.

Proses produksi, termasuk disini mutu yang lebih tinggi dari

persyaratan. Misal, diminta beton K 350 tetapi yang dibuat beton

K 450, sehingga mungkin terjadi waste untuk semen.

Persediaan (stok) yang berlebihan.

Page 88: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 6

Kerusakan/ cacat, baik material maupun produk jadi, termasuk

disini material/ produk yang ditolak (reject).

Kehilangan, termasuk disini berkurangnya kuantitas material akibat

penyusutan.

Khusus untuk pekerjaan pembesian / penulangan beton, hal tersebut

termasuk kemampuan seorang mandor borong di dalam mengatur /

menghitung dan menempatkan besi beton sisa untuk dimanfaatkan.

Sebagaimana diketahui, oleh pemberi pekerjaan, dari gambar kerja

konstruksi pembesian / penulangan beton dibuat Bar Bending Schedule

(BBS) atau daftar pembengkokkan besi. Apabila pembengkokkan besi

beton tersebut dilaksanakan maka akan terjadi besi beton sisa. Untuk

memanfaatkan besi beton sisa tersebut, oleh mandor borong dibuat

daftar pemotongan besi dimana disebutkan panjang dari besi beton sisa

tersebut, akan dipakai dimana dan bentuk dari konstruksinya seperti apa.

Kemampuan seorang mandor melaksanakan pekerjaannya dan

memperkecil “waste“ dalam arti besi beton sisa yang betul-betul tidak

bisa dipakai menjadi minimal, akan mempertinggi kredibilitasnya.

7.2.2. Waste BahanUntuk jenis-jenis proyek tertentu, peranan sumber daya material sangat

dominan terhadap kelancaran pelaksanaan. Oleh karena itu, perhitungan

jenis dan jumlah bahan yang diperlukan harus dihitung secara cermat.

Didalam proses menghitung kuantitas material yang dibutuhkan termasuk

jadwalnya, sangat penting untuk menetapkan tingkat waste material yang

akan terjadi. Karena jumlah pengadaan harus meliputi quantity waste yang

ada.

Tingkat waste material merupakan kemampuan organisasi, dimana masing-

masing organisasi tentunya memiliki tingkat waste yang berbeda-beda.

Bahkan dalam suatu organisasi, waste yang terjadi pada tiap sub organisasi

dapat berbeda-beda.

Tingkat waste yang kecil menunjukkan bahwa organisasi yang bersangkutan

efisien. Oleh karena itu, penting sekali diketahui tingkat waste yang ada,

agar dapat membuat program peningkatan efisiensi.

Seperti diuraikan diatas perlu ditekankan lagi bahwa yang dimaksud dengan

waste material, adalah : “kelebihan quantity material yang digunakan /

didatangkan, tetapi tidak menambah nilai pekerjaan”.

Page 89: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 7

Dengan definisi tersebut, sudah selayaknya waste harus dikurangi seminimal

mungkin. Waste material dapat terjadi karena bermacam-macam sebab,

yaitu:

(1) Penyusutan quantity

Penyusutan quantity dapat terjadi pada saat transportasi ke site dan

pada saat pembongkaran material untuk ditempatkan pada gudang atau

lokasi penumpukan.

Penyusutan quantity juga dapat terjadi pada proses pemindahan material

dari satu tempat ke tempat lain dalam lokasi proyek, terutama untuk

material lepas seperti pasir, kerikil.

(2) Quantity yang ditolak (reject)

Penerimaan material yang kurang teliti di site dapat mengakibatkan

ditolaknya sebagian dari material yang tidak memenuhi persyaratan

(mutu, ukuran, bentuk, warna dan lain-lain)

(3) Quantity yang rusak

Penyimpanan material yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan,

khususnya untuk jenis-jenis material yang sangat dipengaruhi oleh

kondisi lingkungan (temperature, kelembaban udara, tekanan dan lain-

lain). Kerusakan material juga dapat terjadi karena kegiatan “ handling”

(pengambilan, pengangkutan dan pemasangan) yang kurang baik.

(4) Quantity yang hilang

Material – material yang mudah dijual dipasaran atau banyak diperlukan

oleh masyarakat (seperti semen, solar dan lain-lain) rawan hilang akibat

pencurian, baik dari dalam maupun dari luar.

Sistem pengamanan yang lemah dengan system control yang lemah

akan memperbesar kemungkinan hilangnya material-material tersebut.

Material fiktif (quantity ada tetapi fisik materialnya tidak ada) termasuk

dalam kelompok quantity yang hilang

(5) Quantity akibat kelebihan penggunaan

Waste jenis ini biasanya dilakukan oleh para pelaksana yang

menggunakan material secara langsung. Waste ini juga dapat

disebabkan oleh over method, over quality atau ketidaktelitian tentang

ukuran/ dimensi, sehingga dimensi pekerjaan yang terjadi lebih besar

dari gambar, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Page 90: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 8

Kelebihan penggunaan material juga dapat disebabkan oleh metode

yang kurang efisien dan juga akibat pekerjaan ulang yang terjadi.

Dilihat dari prosesnya, waste material dibagi menjadi empat kelompok, yaitu :

(a) Raw material (bahan baku)

Yang dimaksud dengan raw material adalah material buatan pabrik

yang didatangkan ke site / proyek masih berupa bahan baku untuk

diproses di site seperti, batu, pasir, kayu, besi beton, semen dan lain-

lain.

Untuk kelompok ini, waste yang terjadi paling tinggi, yang biasanya

meliputi penyebab (1), (2), (3), (4) dan (5). Terutama untuk material

jenis curah (bulk material), waste yang terjadi dapat mencapai angka

yang cukup fantastik bila tidak dikendalikan dengan baik.

(b) Material jadi

Yang dimaksud dengan material jadi adalah material buatan pabrik

yang didatangkan ke site / proyek untuk langsung dipasang, seperti :

tegel, batu, plafond, kaca, genteng dan lain-lain.

Untuk kelompok ini, waste yang terjadi agak tinggi, umumnya terjadi

akibat penyebab no. (3) dan kemungkinan kecil penyebab No. (2).

Adakalanya pada material kelompok ini, untuk menghindari waste

dipergunakan pola subkontrakting yaitu beli material dengan quantity

terpasang.

(c) Material campuran

Yang dimaksud dengan material campuran adalah material yang

didatangkan ke site / proyek sudah dalam bentuk tercampur seperti

beton ready mix, asphalt hot mix.

Proses pencampuran material dilakukan oleh pihak lain di luar site /

proyek. Untuk kelompok ini, waste yang terjadi lebih sedikit, karena

waste bahan bakunya telah terjadi di luar (pihak lain). Pada umumnya

waste kelompok ini terjadi akibat penyebab no. (5) di atas.

(d) Material prefab

Yang dimaksud dengan material prefab adalah material yang dirangkai/

dicetak di luar site oleh pihak lain, dan kegiatan site/ proyek tinggal

memasasng saja, seperti misalnya beton precast, rangka baja, kusen

serta daun pintu/ jendela dan lain-lain.

Page 91: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 9

Untuk kelompok ini, waste yang terjadi paling kecil dan bahkan

mungkin tanpa waste. Satu-satunya penyebab waste yang terjadi

adalah penyebab no (3), yaitu kerusakan sebagai akibat handling yang

kurang baik.

Dengan demikian, pada saat membuat rencana kebutuhan dengan jadwal

material harus didahului dengan kebijakan penggunaan 4 (empat) jenis

material tersebut di atas.

Kebijakan ini harus dijadikan pedoman dalam proses pelaksanaan. Bila

kebijakan penggunaan jenis material telah ditetapkan, maka langkah

berikutnya adalah menetapkan besarnya waste yang realistik. Bila untuk

keperluan persaingan, misalnya dalam menawarkan harga bahan yang

kompetitif, ditetapkan waste yang penuh tantangan artinya waste tersebut

dapat dicapai bila dilakukan tindakan-tindakan khusus.

Untuk waste yang penuh tantangan, berarti harus dilakukan strategi yang

berisi upaya-upaya untuk menurunkan tingkat waste pada semua jenis

material.

Upaya-upaya tersebut dapat diuraikan, antara lain sebagai berikut :

Pilihan material prefab diutamakan.

Untuk material campuran, diupayakan diadakan/ dibeli dalam kondisi

sudah dicampur (sesuai spec), tidak diproses sendiri.

Untuk pembelian material jadi (fabrikasi) diupayakan dengan sistem

quantity terpasang.

Khusus besi beton, tidak membeli besi lonjoran tetapi beli dalam ukuran

potongan sesuai dengan kebutuhan.

Untuk material lepas seperti batu pecah, pasir dan lain-lain dibuatkan

ukuran yang jelas, seperti bak material dengan ukuran tertentu. Untuk

kebutuhan skala besar, quantity didasarkan atas berat sehingga tinggal

menimbang dump truck yang bermuatan material.

Mengurangi kegiatan perpindahan material untuk menghindari risiko

penyusutan dan kerusakan akibat handling.

Membuat sistem pengamanan dan pengawasan yang baik untuk

mencegah terjadinya pencurian material-material tertentu.

Menunjuk petugas penerima material yang menguasai spesifikasi

material.

Page 92: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 10

Pada pelaksanaan pekerjaan pembesian / penulangan beton, faktor waste

untuk besi beton sangat memegang peran utama. Sebagai contoh dalam

pelaksanaan pekerjaan, fihak kontraktor menetapkan apabila waste besi

beton lebih dari yang disyaratkan (misal 3 % dari berat) maka kelebihannya

akan menjadi tanggungan mandor dan dipotongkan dari hasil kerjanya.

Dengan demikian mandor harus memanfaatkan besi beton sisa untuk

dipakai lagi (misal dipakai untuk besi begel) sehingga besi beton yang betul-

betul tidak bisa dimanfaatkan harus lebih kecil dari yang ditetapkan misalnya

3 % dari berat total besi beton.

7.2.3. Produktifitas Tenaga KerjaPenggunaan sumber daya tenaga kerja (mandor, tukang, pekerja) harus

diperhitungkan berdasarkan produktifitas mereka dalam menghasilkan

produk yang sesuai dengan persyaratan (tidak termasuk quantity waste).

Dengan demikian yang menjadi inti analisis kebutuhan dan jadwal sumber

daya tenaga kerja adalah perihal produktifitas. Produktifitas tenaga kerja sulit

diketahui sebelum dipekerjakan karena tidak adanya sertifikat ketrampilan

dari tenaga kerja. Sebenarnya tingkat sertifikat keterampilan dari tenaga

kerja memiliki hubungan erat sekali dengan produktifitas.

Dengan demikian melalui sertifikat keterampilan yang mereka miliki, kita

dengan mudah dapat memperkirakan produktifitas mereka. Produktifitas

tenaga kerja diukur dari hasil kerja mereka yang memenuhi persyaratan

yang ada. Oleh karena itu, tenaga kerja (tukang) harus diberitahu secara

jelas tentang persyaratan hasil kerja yang dapat diterima. Untuk dapat

menunjukkan secara jelas tentang kualitas pekerjaan. (biasanya pekerjaan

yang bersifat finishing) maka dapat dibuat mock up, yaitu contoh nyata yang

berbentuk fisik dengan skala yang sama (1 : 1).

Indikasi lain yang dapat dipakai untuk memperkirakan produktifitas tenaga

kerja adalah gabungan antara pengakuan yang bersangkutan tentang hasil

kerja yang dapat diselesaikan per satuan waktu dan harga satuan pekerjaan

yang mereka tawarkan serta upah harian tenaga kerja.

Contoh :

Seorang tukang batu yang dibantu dengan 2 orang pekerja mengaku dapat

menyelesaikan pasangan bata per hari seluas 12 m2 . Harga borongan yang

ia tawarkan adalah Rp. 6.000,00 per m2 dan bila dipekerjakan secara harian,

Page 93: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 11

upahnya adalah Rp. 30.000,00 untuk tukang dan Rp. 15.000,00 untuk

pekerja per hari.

Data tersebut dapat kita analisis sebagai berikut :

Biaya per hari :

1 (tukang) x Rp 30.000,00 = Rp. 30.000,00

2 (pekerja) x Rp. 15.000,00 = Rp. 30.000,00

Total = Rp. 60.000,00

Harga borongan yang ia tawarkan Rp. 6.000,00 per m2

Pengakuan produktifitas per hari 12 m2.

Dari butir (1) dan (2) diketahui bahwa produktifitasnya adalah minimal =

60.000 : 6.000 m2 = 10 m2 per hari.

Menurut analisis upah per hari dan harga borongan per m2 tersebut, dapat

disimpulkan bahwa produktifitas minimal tenaga tersebut adalah 10 m2 per

hari.

Pengakuan produktifitas per hari sebesar 12 m2 dapat diterima secara logika,

karena didorong oleh motivasi atau kelebihan jam kerja, angka produktifitas

tersebut mungkin sekali untuk dicapai. Bila ada tukang lain yang menajukan

tawaran borongan sebesar Rp. 7.000,00 per m2, tetapi menjamin

produktifitas sebesar 15 m2 per hari, maka patut jadi bahan pertimbangan.

Bila tawaran tukang yang terakhir ini kita analisis maka dibandingkan dengan

tukang yang pertama adalah sebagai berikut :

Tukang yang pertama, memberikan tawaran Rp. 6.000,00 per m2 dengan

produktifitas 12 m2.

Tukang yang kedua dengan produktifitas 15 m2, berarti tawarannya = 15/

12 x Rp. 6.000,00 = Rp. 7.500,00 (dengan standar produktifitas 15 m2 per

hari).

Jadi kesimpulannya tukang yang kedua lebih murah karena waktu

penyelesaiannya akan lebih cepat, atau bila tukang yang pertama diminta

meningkatkan produktifitasnya sebesar 15 m2 per hari, dia akan

menambah tenaga atau menambah jam lembur yang mengakibatkan

harganya akan naik menjadi lebih besar dari Rp. 7.000,00 per m2 (tawaran

tukang yang kedua).

Di dalam kenyataan proyek, waktu pelaksanaan telah menjadi komitmen

sehingga harus dipenuhi. Ini berarti produktifitas tidak dapat ditawar-tawar.

Page 94: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 12

Oleh karena itu dalam pengadaan kebutuhan tenaga kerja, persyaratannya

adalah sebagai berikut :

Kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi pekerjaan (mutu)

Produktifitas sesuai jadwal (waktu)

Harga satuan sesuai anggaran (biaya)

Ketiga hal tersebut pada dasarnya adalah variabel-variabel mutu, waktu dan

biaya. Yang ideal tentunya bila ketiga persyaratan tersebut diatas dapat

dipenuhi. Oleh karena itu dalam proses pengadaan tenaga kerja, harga

bukan satu-satunya persyaratan. Persyaratan lain yang harus

dipertimbangkan adalah kualitas hasil pekerjaan dan produktifitasnya.

Penggunaan tukang dengan produktifitas yang tinggi lebih dipilih, karena

berkaitan langsung dengan jumlah tenaga yang harus diadakan. Semakin

sedikit tenaga yang digunakan tentu akan banyak mengurangi problem, yaitu

fasilitas kerja dan lahan kerja. Dalam upaya menjaga dan meningkatkan

produktifitas tenaga kerja, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk

mengurangi penyebab dari turunnya produktifitas,yaitu :

(a) Keterampilan tenaga kerja

Tenaga kerja harus diseleksi, baik keterampilan kerjanya (referensi,

surat keterangan atau sertifikat) maupun kondisi kesehatannya. Khusus

untuk bekerja di daerah ketinggian (untuk gedung bertingkat tinggi),

maka harus diseleksi agar jangan mempekerjakan tenaga kerja yang

takut akan ketinggian. Kalau hal ini dipaksakan, jelas akan menurunkan

produktifitasnya dan bahkan dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan

kerja.

(b) Motivasi tenaga kerja

Pada saat seleksi tenaga kerja, tidak hanya keterampilan kerjanya saja

yang dipertimbangkan tetapi perlu juga diketahui motivasi mereka

dalam bekerja.

Dengan demikian motivasi mereka dapat kita tingkatkan dengan

kebijakan-kebijakan tertentu yang dapat mendorong motivasi mereka.

Misalkan penyediaan fasilitas kerja, memenuhi keinginan – keinginan

mereka yang wajar dan lain sebagainya.

Page 95: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 13

(c) Cara Kerja (metode)

Kita berikan cara-cara kerja yang baik dan efisien , namun perlu juga

dipertimbangkan usulan-usulan mereka dalam menyelesaikan

pekerjaan. Dengan demikian kondisi pekerjaan yang sulit diharapkan

tidak terlalu banyak menurunkan produktifitasnya termasuk

memberikan jaminan keamanan dan keselamatan kerja. Menerapkan

peraturan secara disiplin dan memberikan fasilitas agar tidak banyak

waktu terbuang (idle), seperti misalnya penyediaan makan minum dan

keperluan toilet secara bersama.

(d) Manajemen

Manajemen harus mendukung semua kebutuhan tenaga kerja dalam

hal memperlancar pekerjaan, misal penyediaan material yang cukup,

alat transportasi material yang memadai, terutama transportasi vertical.

Dan tidak kalah penting adalah memberikan hak mereka tepat waktu,

seperti pembayaran dan lain-lain.

7.2.4. Produktifitas AlatSeperti hal nya sumber daya tenaga, maka penggunaan sumber daya alat

harus memperhitungkan produktifitas alat yang bersangkutan. Biasanya

pabrik memberikan data tentang kapasitas alat yaitu kemampuan maksimal

dari alat. Misalnya :

- Dump truck dengan kapasitas angkut 8 ton.

Kapasitas alat pabrik adalah kapasitas maksimal. Didalam praktek biasanya

kapasitas riil diberikan angka faktor, misal 75%. Sehingga dengan demikian

kapasitas yang dipertimbangkan dalam praktek hanya sebagian dari

kapasitas pabrik, agar alat tersebut dapat mencapai umur ekonomi yang

diharapkan.

Dari kapasitas riil tersebut baru diperhitungkan produktifitasnya. Dump truck

dengan kapasitas angkut riil 6 ton atau 4 m3 dapat mengangkut material

sebanyak 6 (enam) rit tiap jam, ini berarti produktifitas angkutan material dari

dump truck tersebut adalah 24 m2 per jam (4 m3 x 6 rit). Dengan demikian

bila diperlukan mengangkut 240 m3 per jam diperlukan 10 (sepuluh) dump

truck.

Page 96: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 14

Di dalam kenyataan / praktek, produktifitas ada dua macam, yaitu :

Produktifitas individu alat

Produktifitas kelompok alat

Produktifitas individu alat dapat dipergunakan bila alat bekerja sendiri dan

tidak dipengaruhi oleh alat lain. Bila alat harus bekerja secara kelompok,

yang disebabkan oleh pekerjaan yang memerlukan beberapa fungsi dari alat,

maka produktifitas individu alat tidak dapat langsung dipergunakan, tetapi

harus melihat komposisi dari anggota kelompok alat tersebut.

Dari berbagai komposisi, dapat diperoleh berbagai produktifitas kelompok

alat. Untuk produktifitas kelompok yang tidak sama, dari beberapa alternatif

komposisi , maka perlu diuji komposisi mana yang paling efisien. Komposisi

alat yang diperlukan untuk suatu pekerjaan dapat bermacam-macam dan

melibatkan beberapa jenis alat sesuai dengan fungsi masing-masing.

Dalam hal seperti itu, biasanya komposisi alat terdiri dari alat yang paling

mahal sampai alat yang paling murah. Strategi menyusun komposisi alat,

umumnya didasarkan atas alat yang paling mahal. Dengan strategi ini,

produktifitas individu alat yang paling mahal dimaksimalkan. Bila tidak dapat

dimaksimalkan, berarti setengah idle. Didalam konsep biaya, idle adalah

biaya (idle cost). Idle cost alat yang mahal tentunya lebih tinggi dari idle cost

alat yang murah.

Oleh karena itu untuk menghindari idle cost yang tinggi, diupayakan agar

alat yang paling mahal tidak idle. Strategi tersebut adalah suatu strategi

dasar, selanjutnya masih dipengaruhi oleh tersedianya jenis dan jumlah alat

yang ada atau yang dapat diadakan.

Adakalanya komposisi alat yang diputuskan dipengaruhi oleh dapat atau

tidaknya alat tersebut diadakan dan tidak dapat membuat berbagai alternatif.

Dalam hal ini apabila alternatif hanya satu, ya apa boleh buat. Tetapi bila

terbuka kesempatan membuat bermacam-macam alternatif, harus dicoba

dan dianalisis komposisi mana yang paling menguntungkan dan mungkin

dilaksanakan.

Page 97: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 15

Sedangkan produktifitas alat secara lebih luas dipengaruhi oleh beberapa

hal, yaitu :

(1) Kondisi pekerjaan

Semakin sulit kondisi pekerjaan, maka produktifitas alat akan turun.

Begitu juga pekerjaan yang ada di luar, yang sangat terpengaruh oleh

cuaca sehingga produktifitasnya turun karena banyaknya idle time.

(2) Kondisi Alat

Bila kondisi alat baik (terawat secara baik) tentu produktifitasnya juga

ikut terjaga dengan baik. Sehingga untuk umur alat yang sama,

produktifitasnya akan lebih tinggi pada alat yang kondisinya terawat

dengan baik.

(3) Ukuran alat (kapasitas)

Alat konstruksi memang dibuat dengan bermacam-macam ukuran /

kapasitasnya. Tentu alat yang memiliki kapasitas / ukuran yang besar,

produktifitasnya lebih besar daripada alat yang ukurannya lebih kecil.

(4) Keterampilan dan motivasi operator

Sebaik apapun kondisi alat dan kondisi pekerjaan, bila operatornya

tidak terampil dan kurang motivasi maka produktifitasnya akan rendah,

seperti istilah “man behind the gun” memiliki peran besar sekali

(5) Cara Kerja (method of work)

Alat dengan cara kerja (metode) yang tepat akan menaikkan

produktifitasnya dibanding cara kerja yang kurang tepat. Peran metode

disini sangat menonjol, khususnya untuk menghadapi kondisi

pekerjaan yang sulit. Artinya dengan metode yang tepat, kesulitan yang

ada dapat diatasi dengan baik.

(6) Manajemen / pengelolaan alat

Untuk menunjang bekerjanya alat, diperlukan manajemen yang baik,

terutama untuk menekan idle time. Bila idle time alat kecil berarti

produktifitasnya meningkat. Didalam pengelolaan alat, yang penting

adalah menjaga agar “utilitasnya” tinggi. Ini berarti alat harus selalu

dalam keadaan digunakan (tidak idle), sehingga dapat menghasilkan

produktifitas yang tinggi. Untuk alat berat, penyediaan dan penggunaan

suku cadang (spare part) sangat penting, khususnya untuk menjaga

utilitasnya. Agar dihindari jangan sampai alat berhenti bekerja hanya

karena menunggu suku cadang.

Page 98: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 16

(7) Jumlah dan komposisi alat.

Khususnya untuk pekerjaan yang memerlukan bermacam-macam alat

sesuai dengan fungsinya, diperlukan jumlah dan komposisi dari

masing-masing alat agar mencapai produktifitas yang maksimal. Hal ini

telah diuraikan di atas.

Dengan demikian untuk dapat menghitung kebutuhan dan biaya alat,

diperlukan analisis tentang produktifitasnya alat, baik produktifitas individu

maupun produktifitas kelompok untuk dapat mencapai efisiensi biaya serta

jadwal waktu yang telah ditetapkan.

Khusus untuk mandor, produktifitas alat baik produktifitas individu maupun

produktifitas kelompok akan sangat tergantung pada pengalaman yang

bersangkutan, untuk itu penting sekali dilakukan komunikasi antar mandor

untuk menyerap pengalaman dari mandor yang sudah senior.

Sebagai contoh untuk mandor pembesian / penulangan beton, yang

bersangkutan bisa memilih kelompok alat mekanis yaitu bar bender dan bar

cutter beserta alat Bantu lainnya sedangkan pemilihan lain yaitu kelompok

alat manual baik mesin bengkok dan potong manual yang tentunya

produktifitasnya rendah dan hanya cocok untuk proyek berskala kecil.

7.3. Anggaran biaya pelaksanaan dan keuntungan mandorSetelah mempelajari bagian ini, mandor akan dapat menghitung anggaran biaya

pelaksanaan pekerjaan sesuai tata cara yang berlaku dalam pekerjaan konstruksi,

serta menghitung keuntungan dan harga borongan.

Anggaran biaya pelaksanaan

Anggaran biaya pelaksanaan adalah jumlah biaya yang dianggarkan untuk

melaksanakan pekerjaan sesuai spesifikasi yang ada. Dalam menghitung harga

satuan ongkos kerja maka pekerjaan dipecah-pecah ke dalam bagian – bagian.

Tiap bagian dirinci lagi hingga menjadi satu kesatuan kerja. Biasanya makin besar

volume pekerjaan akan diikuti dengan harga satuan pekerjaan yang lebih murah.

Sebagai contoh, bagian-bagian atau jenis-jenis pekerjaan suatu konstruksi

bangunan SDA, secara garis besar terdiri atas pekerjaan persiapan, pekerjaan

utama, dan sebagainya.

Page 99: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 17

Kemudian masing-masing bagian pekerjaan tersebut masih dirinci lagi menjadi

bagian-bagian yang lebih kecil lagi, yang sering disebut Pos Pekerjaan,

Contoh :

1. Pekerjaan Persiapan

2. Pekerjaan Pasangan

3. Pekerjaan Beton

4. Pekerjaan lain-lain

Pos pekerjaan persiapan :

1. Pos pagar sementara

2. Pos gudang sementara

3. Pos los kerja

4. Pos lain-lain

Makin besar dan rumit serta sulit, maka makin banyak rincian bagian – bagian

pekerjaan, makin sulit pula menghitung anggaran biayanya. Sebaliknya makin

sederhana bangunan yang akan dikerjakan, rinciannya juga makin sedikit dan

perhitungan anggaran biaya pelaksanaannya juga makin mudah. Dengan

ketelitian yang cukup dapat dihitung anggaran biaya dengan tepat.

Dari masing-masing pos pekerjaan tersebut dapat dihitung harga satuan pos

pekerjaan, berdasarkan perhitungan analisa biaya. Misalnya kita gunakan analisa

biaya menurut BOW. Dan dengan perhitungan atau kalkulasi biaya yang terinci

seperti itu dapat diharapkan hasil perhitungan yang dapat dipertanggung

jawabkan, bukan perhitungan yang berdasar perkiraan atau tafsiran yang sering

meleset.

Yang perlu diingat ialah bahwa dalam praktek sehari-hari banyak hal-hal yang

mempengaruhi anggaran biaya pelaksanaan, karena adanya faktor - faktor

penyebab yang sering sulit diperkirakan.

Pelajaran dari pengalaman pahit dalam melaksanakan pekerjaan akan memberi

pengetahuan berharga untuk memperbaiki kekurangan yang pernah terjadi.

Pengalaman pahit bisa berupa pengalaman diri sendiri maupun pengalaman

orang lain. Maka kita wajib selalu belajar, agar dapat berkembang.

Mandor yang telah bekerja baik dan sungguh-sungguh, pantas untuk mendapat

keuntungan atau laba yang wajar atas jerih payahnya.

Page 100: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 18

Anggaran biaya pelaksanaan baru mencakup biaya pokok pekerjaan saja, jadi

merupakan harga pokok. Berdasarkan angka anggaran itu, perlu ditambahkan

pada harga pokok sekian persen untuk keuntungan mandor. Dan perlu ditambah

lagi dengan pajak sekian persen pula sesuai ketentuan pemerintah tentang

besarnya pajak. Pajak ini harus disetor ke pemerintah.

Dengan demikian maka harga jual yang ditawarkan adalah harga pokok ditambah

keuntungan dan ditambah pajak, seperti berikut ini :

HARGA POKOK = A Rupiah

KEUNTUNGAN = X % x A Rupiah

PAJAK = Y % x B

HARGA JUAL = B ( 1 + Y % ) Rupiah

HARGA POKOK = Rp. 1.000.000,-

KEUNTUNGAN 10 % = Rp. 100.000,-

= Rp. 1.100.000,-

PAJAK 15 % = Rp. 165.000,-

HARGA JUAL = Rp. 1.265.000,-

Keuntungan mandor diharapkan tidak terlalu kecil, karena akan menghambat

kemajuan mandor. Hindarkan mandor dari rugi. Sebaliknya keuntungan juga

jangan terlalu besar, karena akan berakibat harga jualnya tinggi, sehingga

mungkin ditolak oleh pemberi kerja.

Dari pengalaman, rata-rata besarnya keuntungan mandor cukup antara 10 %

sampai 15 % dan pada keadaan khusus dapat naik menjadi 17.5 %. Kemampuan

mandor bernegosiasi akan lebih menentukan besarnya keuntungan.

7.4. Contoh perhitungan7.4.1. Contoh Perhitungan Pekerjaan Batu Kali

Pada umumnya perhitungan harga borongan masih menggunakan analisa

BOW, namun kini banyak analisa yang digunakan berdasarkan pengalaman.

Ada dua kelompok angka pecahan atau angka koefisien dalam daftar analisa

BOW.

Pertama : Angka pecahan untuk menghitung bahan-bahan yang diperlukan

Kedua : Angka pecahan untuk menghitung upah mengerjakan

Page 101: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 19

Angka koefisien bahan diperoleh dari hasil penelitian laboratorium pada

jumlah bahan pembentuk campuran di jaman belanda. Sedangkan angka

koefisien upah diperoleh dari hasil percobaan yang dilakukan oleh sejumlah

tenaga dengan jumlah volume pekerjaan selama 7 – 8 jam dalam satu hari.

Dalam buku Analisa BOW tercantum angka-angka pecahan seperti berikut :

1 m3 pekerjaan galian tanah :

Upah : 0,75 pekerja

0,025 Mandor

Tertinggi dengan 0,75 pekerja dan 0,025 mandor dalam satu hari dapat

diselesaikan pekerjaan galian tanah sebanyak 1 m3. Agar tidak bingung, kita

hilangkan angka pecahan itu dengan misalnya dikalikan dengan angka 40.

Jadi nya seperti berikut, jadi 40 m3 pekerjaan galian tanah dapat

diselesaikan oleh 30 pekerja dan 1 mandor dalam 1 hari.

Agar anggaran biaya yang ditawarkan itu memperoleh keuntungan dan

kepuasan pemilik pekerjaan, anda jangan melupakan BMW.

BMW artinya :

B = Biaya tepat sasarannya

M = Mutu dapat dipertanggungjawabkan

W = Waktu benar-benar sesuai rencana

Untuk lebih memahami, mari kita lihat contoh analisa BOW pada urutan G 32

L untuk Bahan, 625 untuk upah. Untuk 1 m3 pasangan 1 semen : 2 pasir

diperlukan bahan dan upah.

Misalnya :

Batu kali : Rp. 50.000,-/ m3

Semen : Rp. 20.000,-/ m3

Pasir : Rp. 50.000,-/ m3

Maka hitungannya seperti ini :

Bahan : 1,2 m3 batu kali

1,2 x Rp. 50.000,- = Rp. 60.000,-

5,294 zak PC

5, 294 x Rp. 20.000,- = Rp. 105.880,-

0,4275 m3 pasir

0,425 x Rp. 50.000,- = Rp. 21.375,-

Jumlah = Rp. 187.255,- (a)

Page 102: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 20

Misalnya :

Tukang batu : Rp. 20.000,- / hari

Kep. Tk. Batu : Rp. 25.000,- / hari

Pekerja : Rp. 10.000,- / m3

Mandor : Rp.20.000,- / hari

Maka hitungannya seperti ini

Upah : 1,2 tukang batu

1,2 x Rp. 20.000,- = Rp. 24.000,-

0,12 kep tk. Batu

0,12 x Rp. 25.000,- = Rp. 3.000,-

3,60 pekerja

3,60 x Rp. 10.000,- = Rp. 36.000,-

0,18 mandor

0,18 x Rp. 20.000,- = Rp. 3.600,-

Jumlah = Rp. 66.600,- (b)

Jadi ongkos 1 m3 pekerjaan batu kali = a + b = Rp. 253.855,- dan untuk

realisasi harga bahan maupun upah mengikuti harga daerah setempat.

Walhasil anda pun bisa membuat analisa berdasarkan pengalaman sendiri

tanpa melepas patokan yang ditetapkan BOW.

Page 103: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

7 - 21

7.4.2. Contoh Perhitungan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton

KoefKoef

Koefisien upah bisa dari BOW atau pengalaman mandor. Agar harga

bisa bersaing, sebaiknya tidak mengambil nilai koefisien dari BOW.

Semua biaya baik bahan, upah maupun peralatan di transfer menjadi

biaya per kg besi beton.

Dapat dimasukkan biaya persiapan, mobilisasi dan akomodasi tukang

dan pekerja.

Koefisien upah tergantung dari produktifitas tenaga kerja

Koefisien alat tergantung dari produktifitas alat.

Apabila termasuk penyediaan bahan, maka koefisien bahan tergantung

dari waste bahan.

Contoh analisa harga satuan pembesian / penulangan beton per Kg

Bahan :

Besi beton = ……………

Transport lokal = Rp. .............................

A = Rp. …………………../ kg

Upah :

Koefisien x Rp. 150.000 = Rp. ..............................

Koefisien x Rp. 100.000 = Rp. ..............................

Koefisien x Rp. 50.000 = Rp. ..............................

B = Rp. .............................. / kg

Peralatan :

Sewa Bar Bender = Rp. ..............................

Sewa Bar Cutter = Rp. ..............................

Alat-alat bantu = Rp. ..............................

C = Rp. .............................. / kg

A + B + C = Rp. ………………… / kg

(Harga satuan pembesian per kg besi beton)

(Disediakan Owner)

Upah mandor = Rp. 150.000/ hari

Upah tukang = Rp. 100.000/ hari

Upah pekerja = Rp. 50.000/ hari

Catatan :

Koefisien bias dari BOW atau pengalaman mandor

( disediakan owner)

Page 104: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

RANGKUMAN

Dengan menghitung harga satuan ongkos kerja secara teliti dan cermat, mandor

akan dapat menyusun harga borongan yang wajar untuk ditawarkan, tidak terlalu

tinggi dan tidak terlalu rendah.

Dengan harga wajar, kemungkinan penawaran akan dapat diterima, dapat

dilaksanakan dengan tetap mempertahankan mutu, dan mendapat keuntungan

yang cukup, serta memperolah kepercayaan dan peluang order berikutnya dari

pemberi kerja.

Perhitungan perlu dilakukan berdasar ketentuan dan satu cara yang berlaku,

dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga

seperti tempat, waktu dan sebagainya.

Sebagai dasar perhitungan, dahulu masih digunakan analisa BOW. Namun

sekarang telah dikembangkan cara-cara lain sesuai perkembangan teknologi.

Karena itu hitungan harga satuan ongkos kerja bias berbeda-beda, tergantung

keahlian dan pengalaman masing-masing.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya

dan harga borongan antara lain :

- Jenis dan sifat pekerjaan (misalnya mudah atau sulit / berbahaya)

- Tempat, letak, lokasi pekerjaan (jauh, dekat, transport sulit)

- Volume pekerjaan (volume besar, harga dapat ditekan)

- Keadaan cuaca di tempat pekerjaan (banyak hujan)

Ketrampilan dan produktifitas tukang, efisiensi penggunaannya dan tingkat upah

juga sangat mempengaruhi biaya dan harga. Tukang yang tidak produktif dan

kurang efisien penggunaannya, akan menimbulkan pemborosan upah, sehingga

biaya dan harga borongan tinggi.

Faktor waktu juga sangat mempengaruhi biaya / harga. Jika pekerjaan harus

selesai dalam waktu singkat, harga / biaya cenderung tinggi.

Berkaitan dengan bahan yang dapat mempengaruhi biaya / harga antara lain :

langkanya bahan, salah beli, kelebihan, jarak tempat tersedianya barang jauh,

dan sebagainya.

Penyediaan dana dan cara pembayaran juga mempengaruhi biaya/ harga. Jika

tidak ada uang muka, mandor terpaksa meminjam uang ke bank dengan resiko

membayar bunga, sehingga menaikkan biaya / harga borongan.

Page 105: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

Peraturan setempat, bila tidak dipahami oleh mandor, sering menimbulkan biaya

tambahan yang tidak terduga.

Dalam menghitung harga borongan, ada 2 faktor yang sangat penting yang

mempengaruhi hal tersebut yaitu produktifitas dan waste.

Faktor produktifitas dipakai untuk menghitung kebutuhan sumber daya tenaga

kerja dan peralatan dan faktor waste dipakai untuk menghitung kebutuhan

sumber daya bahan / material.

Dengan menghitung produktifitas tenaga kerja dan peralatan serta waste bahan

secara benar maka tercapai penawaran harga borongan yang realistis sesuai

kemampuan mandor.

Data produktifitas dan waste perlu diketahui untuk :

a) Mengetahui tingkat kemampuan mandor dalam efisiensi

b) Untuk dasar peningkatan efisiensi seorang mandor

Butir a) terkait penyusunan penawaran harga borongan agar menghasilkan

harga penawaran yang realistik

Butir b) berupa program menerus untuk meningkatkan efisiensi

PRODUKTIVITAS =

Out put : Kuantitas atau volume

Input : Tenaga kerja atau alat

(alat termasuk operator)

Faktor yang mempengaruhi produktifitas :

– Kondisi pekerjaan dan lingkungan

– Ketrampilan tenaga kerja / kapasitas alat

– Motivasi tenaga kerja / operator

– Cara kerja (metoda)

– Manajemen (SDM dan alat)

Waste : kelebihan kuantitas material yang digunakan / didatangkan yang tidak

menambah nilai pekerjaan. Agar tercapai efisiensi, harus diusahakan waste

serendah mungkin.

Kemampuan mandor pembesian menekan waste tercermin dari kemampuannya

mengatur / menghitung dan menempatkan besi beton sisa untuk dimanfaatkan.

Jenis waste ada dua yaitu waste individu yang menyangkut satu jenis material

dan waste campuran yaitu menyangkut material campuran

INPUT

WAKTUSATUANPEROUTPUT

Page 106: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

Penyebab waste material :

- Masa tunggu / idle, material di datangkan jauh sebelum waktu yang

diperlukan

- Akibat transportasi khusus material lepas (bulk) seperti pasir, koral dll.

- Stok bahan berlebihan

- Kerusakan / cacat, baik material maupun produk jadi termasuk material yang

ditolak (reject)

- Kehilangan, termasuk penyusutan

Waste khusus mandor pembesian / penulangan beton :

- Mandor membuat daftar pembengkokkan besi. Apabila dilaksanakan maka

akan terjadi besi beton sisa.

- Mandor harus mampu menghitung dan mengatur penempatan besi beton

sisa.

- Kemampuan mandor memperkecil waste dalam arti beton sisa yang betul-

betul tidak bisa dipakai menjadi minimal akan mempertinggi kredibilitasnya.

Anggaran biaya pelaksanaan adalah jumlah biaya yang dianggarkan untuk

melaksanakan pekerjaan sesuai bentuk yang ada.

Dalam menghitung harga satuan ongkos kerja, pekerjaan dipecah – pecah

menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, disebut Pos Pekerjaan.

Dari masing-masing pos pekerjaan dapat dihitung harga satuan pos pekerjaan,

berdasarkan perhitungan analisa biaya. Dari perhitungan biaya yang terinci

tersebut dapat diharapkan hasil perhitungan yang dapat dipertanggung

jawabkan.

Harga jual adalah harga pokok (anggaran biaya pelaksanaan) ditambah

keuntungan mandor, ditambah lagi pajak yang harus disetor ke pemerintah.

Ada dua kelompok angka pecahan yang disebut angka koefisien dalam daftar

analisa misalnya BOW. Pertama inilah angka pecahan untuk menghitung bahan-

bahan yang diperlukan berdasar satuan volume. Kedua, angka pecahan untuk

menghitung upah atau ongkos mengerjakan.

Angka koefisien bahan diperoleh dari hasil penelitian laboratorium terhadap

jumlah bahan pembentuk campuran.

Angka koefisien upah diperoleh dari hasil percobaan yang dilakukan oleh

sejumlah tenaga dengan sejumlah volume pekerjaan selama 7 – 8 jam dalam

satu hari.

Page 107: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

Agar anggaran biaya yang ditawarkan itu memperoleh keuntungan dan

kepuasan serta kepercayaan pemberi kerja, ingatlah BMW yaitu :

- Biaya tepat sasaran

- Mutu dapat dipertanggungjawabkan

- Waktu benar-benar sesuai rencana.

Page 108: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

LATIHAN

a. Mengapa mandor harus pandai menghitung harga satuan ongkos kerja ?

b. Mengapa waktu yang singkat menyebabkan biaya pelaksanaan tinggi ?

c. Sebutkan hal-hal yang berkaitan dengan penyediaan bahan yang mempengaruhi

biaya / harga / anggaran pekerjaan.

d. Dalam BOW ada angka – angka pecahan, misalnya 0,75 pekerja, 0,625 mandor.

Apa itu ? Dan untuk apa ?

e. Apa artinya 5.294 zak PC pada 1 m3 pekerjaan pasangan batu kali ?

Page 109: PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Standar dan rencana kerja pembuatanPelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton

DAFTAR PUSTAKA

Asiyanto Ir. MBA, Manajemen Produksi untuk jasa konstruksi, pradnya paramita,2005

Dewan Standarisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia SNI 07 – 2052 -1997. ICS

Departemen PUTL, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 , Jakarta, April 1979.

Departemen Kimpraswil, Spesifikasi Umum dan Teknis proyek pembangunan BanjirKanal Timur, 2004

Ing.R.Sagel, Ing.P.Kole, Ir Gideon Kusuma M.Eng, Pedoman Pengerjaan Beton,Erlangga, 1994.

Puslatjakons, Construction Industry Training for small Contractors and MandorSpesification, Jakarta 1999.

Waskita Karya PT, Proyek French Walk Kelapa Gading – 2006

Waskita Karya PT, Manual Beton , Baja Tulangan Beton

Dit Jen Pengairan, Pedoman Teknis Pekerjaan Pengairan Secara Padat Tenaga

kerja, Maret , 1998