Selada Horti

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kata Hortikultura (Horticulture) berasal dari Bahasa Latin ‘hortus’ yang artinya kebun dan ‘colere’ yang artinya membudidayakan. Jadi hortikultura adalah membudidayakan tanaman di kebun. Praktek hortikultura merupakan tradisi yang telah berkembang sejak sangat lama. Hortikultura merupakan perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek hortikultura modern berkembang berdasarkan pengembangan ilmu yang menghasilkan teknologi untuk memproduksi dan menangani komoditas hortikultura yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenangan pribadi. Pengelompokan tanaman hortikultura dapat dibagai menjadi tanaman sayuran, buah-buahan, dan juga bunga. Salah satu contoh tanaman dari jenis sayuran adalah sayur selada. Selada daun (Lactuca sativa) merupakan sayuran daun yang di Jawa Barat dikenal dengan nama sladah, selada bokor (Sunda), dan orang Jawa pada umumnya menyebut selada atau sladah (Jawa). Selada berasal dari Asia Kecil atau Timur Tengah dan lebih dikenal sebagai sayuran dan bahan sejak 4500 tahun Sebelum Masehi (Sutarya et al., 1995). 1.2 Tujuan 1

description

tanaman hortikultura selada

Transcript of Selada Horti

Page 1: Selada Horti

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kata Hortikultura (Horticulture) berasal dari Bahasa Latin ‘hortus’ yang artinya kebun dan

‘colere’ yang artinya membudidayakan. Jadi hortikultura adalah membudidayakan tanaman

di kebun. Praktek hortikultura merupakan tradisi yang telah berkembang sejak sangat lama.

Hortikultura merupakan perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek

hortikultura modern berkembang berdasarkan pengembangan ilmu yang menghasilkan

teknologi untuk memproduksi dan menangani komoditas hortikultura yang ditujukan untuk

mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenangan pribadi. Pengelompokan tanaman

hortikultura dapat dibagai menjadi tanaman sayuran, buah-buahan, dan juga bunga.

Salah satu contoh tanaman dari jenis sayuran adalah sayur selada. Selada daun (Lactuca

sativa) merupakan sayuran daun yang di Jawa Barat dikenal dengan nama sladah, selada

bokor (Sunda), dan orang Jawa pada umumnya menyebut selada atau sladah (Jawa). Selada

berasal dari Asia Kecil atau Timur Tengah dan lebih dikenal sebagai sayuran dan bahan sejak

4500 tahun Sebelum Masehi (Sutarya et al., 1995).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mampu menjelaskan klasifikasi

dan morfologi selada, syarat tumbuh tanaman baik lingkungan biotik maupun abiotik, daerah

produsen komoditas selada, data agronomi dan juga data produksi selada selama 3 tahun

terakhir.

1.3 Rumusan masalah

1. Klasifikasi tanaman dan morfologi tanaman selada

2. Syarat tumbuh berupa lingkungan biotik dan lingkungan abiotik

3. Daerah produsen komoditas hortikultura (minimum 5 wilayah di Indonesia) dengan

menyertakan data agronomi dan data produksi 3 tahun terakhir

1

Page 2: Selada Horti

Bab II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi tanaman Selada

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

         Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

             Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                 Sub Kelas: Asteridae

                     Ordo: Asterales

                         Famili: Asteraceae

                             Genus: Lactuca

                                 Spesies: Lactuca sativa L.

2.2 Morfologi Tanaman Selada

Tanaman selada (Lactuca stiva) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke

dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi berkisar

antara 20 cm – 40 cm atau lebih, bergantung pada tipe dan varietasnya. Tanaman selada ada

yang membentuk krop (kumpulan daun – daun yang saling merapat membentuk kepala) dan

ada varietas yang tidak membentuk krop. Tinggi tanaman selada daun berkisar antara 30 cm

– 40 cm dan tinggi tanaman selada kepala berkisar antara 20 cm – 30 cm.

Secara morfologi, organ – organ penting yang terdapat pada tanaman selada adalah sebagai

berikut.

a. Daun

Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung pada

varietasnya. Misalnya, jenis selada yang membentuk krop memiliki bentuk daun bulat atau

2

Page 3: Selada Horti

atau lonjong degan ukuran daun lebar atau besar, daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau

terang, dan ada yang berwarna hijau agak gelap. Sedangkan jenis selada yang tidak

membentuk krop, daunnya berbentuk bulat panjang, berukuran besar, bagian tepi daun

bergerigi (keriting), dan daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun

selada memiliki tangkai daun lebar dan tulang – tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat

kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak

manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20 cm – 25 cm dan lebar 15 cm atau

lebih.

b. Batang

Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada yang membentuk krop,

batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang

berada di dalam tanah. Sedangan selada yang tidak membentuk krop (selada daun dan selada

batang) memiliki batang yang lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan

kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5,6 cm – 7 cm (selada batang), 2 cm – 3 cm

(selada daun), serta 2 cm – 3 cm (selada kepala).

c. Akar

Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menmpel

pada baying, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20 cm – 50 cm atau lebih.

Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi.

Perakaran tanaman selada dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang

subur, genbur, mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup dalam.

d. Buah

Buah selada berbentuk polong. Di dalam polong berisi biji – biji yang berukuran sangat kecil.

3

Page 4: Selada Horti

e. Biji

Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu,agak keras, berwarna coklat, tua, serta

berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar 1mm.

Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk perbanyakan

tanaman (perkembangbiakan).

f. Bunga

Bunga tanaman selada berwarna kuning, tumbuh lebat dalam satu rangkaian. Bunga memiliki

tangkai bunga yang panjang sampai data mencapai 80 cm atau lebih. Tanaman selada yang

ditanam di daerah yang beriklim sedang (subtropik) mudah atau cepat berbuah.

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Selada

Selada yang ditanam di dataran rendah cenderung lebih cepat berbunga dan berbiji.

Jenis tanah yang disukai selada ialah lempung berdebu, lempung berpasir, dan tanah yang

masih mengandung humus. Meskipun demikian, selada masih toleran terhadap tanah-

tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan dan pupuk organik yang memadai.

Sebaiknya tanah tersebut bereaksi netral. Jika tanah asam, daun selada menjadi kuning.

Oleh karena itu, untuk tanah yang asam sebaiknya dilakukan pengapuran terlebih dahulu

sebelum penanaman.

Tanaman selada membutuhkan lingkungan tempat tumbuh yang beriklim dingin dan

sejuk yakni pada temparatur 15-20 ºC. Di Indonesia, selada dapat ditanam di dataran

rendah sampai datraran tinggi (600-1.200 dpl). Hal yang terpenting adalah

memperhatikan pemilihan varietasnya yang cocok dengan lingkungannya (ekologi)

setempat.

Persyaratan iklim lainnya adalah curah hujan. Tanaman selada tidak atau kurang tahan

terhadap hujan lebat. Oleh karena itu, penanaman selada dianjurkan pada akhir musim

hujan.

4

Page 5: Selada Horti

Pada dasarnya tanaman selada dapat ditanam di lahan sawah maupun tegalan. Tanah

yang ideal untuk tanaman selada adalah liat berpasir. Di Indonesia tanaman ini cocok

ditanam pada tanah andosol maupun latosol. Syaratnya tanah tersebut harus subur,

gembur, banyak mengandung bahan organik, tidak mudah menggenang dan pH-nya

antara 5,0 - 6,8.

2.4 Daerah Produsen Tanaman Selada di Indonesia

Beberapa daerah di Indonesia cocok untuk digunakan sebgai tempat budidaya tanaman

selada. Kondisi lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan selada yaitu iklim dan tanah.

Iklim yang cocok bagi pertumbuhan selada menurut Pracaya (2006:54) selada cocok ditanam

pada ketinggian sekitar 500-2.000 m dpl dan suhu rata-rata 15-20O C.  Waktu tanam yang

paling cocok pada waktu musim kemarau dengan penyiraman yang cukup. Selada juga

memerluka sinar matahari yang cukup dan tempat penanaman yang terbuka.

Panaman selada juga memerlukan jarak tanam yang ideal bagi pertumbuhannya, menurut

Williams dkk. (1993:261), bahwa jarak tanam yang disarankan untuk tanaman selada adalah

20×30 cm dan sedikit naungan diperlukan selama minggu pertama penanaman. Penyiraman

ringan namun secara teratur amat diperlukan bagi pertumbuhan selada.

Di Indonesia terdapat berbagai daerah penghasil selada. “Daerah penghasil selada di Jawa

Timur antara lain Batu dan Tengger, Jawa Tengah antara lain Tawamangu, Bandungan dan

Dieng, Jawa Barat antara lain Pacet, Cipanas dan Lembang serta Sulawesi Utara di daerah

Tomohon”. (Pracaya,  2006:54)

Budidaya tanaman selada dapat dilakukan dengan penanaman benih  langsung di lahan

ataupun dilakukan pembibitan terlebih dahulu.

5

Page 6: Selada Horti

2.5 Data Agronomi

Mengingat kurangnya peminat usaha tani selada daun antara lain disebabkan oleh masih

terbatasnya informasi terhadap nilai ekonomis dan prospek jenis sayuran ini. Disamping itu

belum meluasnya informasi tentang ketersediaan varietas unggul baru, teknik budidaya serta

pasca panennya dan kelayakan usaha tani dalam skala komersial (agribisnis) tanaman selada

daun (Rukmana, 1994)

Tanaman selada daun belum membudaya pengembangannya tetapi, prospek ekonominya

cukup cerah. Permintaan terhadap komoditas selada daun terus meningkat, antara lain berasal

dari pasar swalayan, restauran-restauran besar, hotel-hotel berbintang di kota-kota besar,

serta konsumen (orang-orang) luar negeri yang menetap di Indonesia.

Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah, serta meningkatnya kesadaran akan

kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayuran pada umumnya dan

selada daun pada khususnya. Untuk memenuhi permintaan yang tinggi tersebut ditambah

dengan peluang pasar internasional yang cukup besar bagi kedua komoditas tersebut, selada

daun layak diusahakan ditinjau dari aspek ekonomi dan bisnis. (Haryanto et al., 1995).

Konsumen (orang-orang) luar negeri yang menetap di Indonesia. Tidak seimbangnya

persediaan produksi dengan permintaan selada di dalam negeri menyebabkan Indonesia harus

mengimpor komoditas ini. Data terakhir yang tercatat pada periode Oktober 2001, Indonesia

mengimpor selada sebanyak 89 513 kg atau senilai US $ 102 245, sedangkan ekspor sampai

Januari 2002 hanya 963 kg atau senilai US $ 2102 (UI'S 2002).

6

Page 7: Selada Horti

2.6 Data Produksi

Produksi Sayuran di Indonesia 

TahunBawang Merah

Kentang Kubis Cabai *) Petsai/Sawi Wortel

(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)

1997 605,528 813,004 1,338,031 801,545 441,317 227,305

1998 599,203 997,579 1,458,629 848,388 462,015 332,841

1999 938,293 924,058 1,447,910 1,007,726 469,996 286,536

2000 772,818 977,349 1,336,410 727,747 454,815 326,693

2001 861,150 831,140 1,205,404 580,464 434,043 300,648

2002 766,572 893,824 1,232,843 635,089 461,069 282,248

2003 762,795 1,009,979 1,348,433 1,066,722 459,253 355,802

2004 757,399 1,072,040 1,432,814 1,100,514 534,964 423,722

2005 732,609 1,009,619 1,292,984 1,058,023 548,453 440,002

2006 794,931 1,011,911 1,267,745 1,185,057 590,401 391,371

2007 802,810 1,003,733 1,288,740 1,128,792 564,912 350,171

2008 853,615 1,071,543 1,323,702 1,153,060 565,636 367,111

2009 965,164 1,176,304 1,358,113 1,378,727 562,838 358,014

2010 1,048,934 1,060,805 1,385,044 1,328,864 583,770 403,827

2011 893,124 955,488 1,363,741 1,903,229 580,969 526,917

*) Dari tahun 2003 merupakan gabungan angka cabe besar dan cabe rawit                          

TahunBawang Putih Daun Bawang Kembang Kol Lobak Kacang Merah

Kacang Panjang

(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)

1997 102,055  294,411    49,547  89,235  368,250 

1998 83,527  287,500    12,651  102,730  447,542 

1999 62,222  323,855    13,967  98,854  386,188 

2000 59,008  311,319    7,745  100,914  313,526 

2001 49,573  283,285    6,880  98,721  317,408 

2002 46,393  315,132    7,779  94,650  310,295 

2003 38,957  345,720  86,222  26,313  90,281  432,365 

2004 28,851  475,571  99,994  30,625  107,281  454,999 

2005 20,733  501,437  127,320  54,226  132,218  466,387 

2006 21,051  571,268  135,518  49,344  125,250  461,239 

2007 17,313  479,927  124,252  42,076  112,272  488,500 

2008 12,339  547,743  109,497  48,376  115,817  455,524 

2009 15,419  549,365  96,038  29,759  110,051  483,793 

2010 12,295  541,374  101,205  32,381  116,397  489,449 

2011 14,749  526,774  113,491  27,279  92,508  458,307 

 

7

Page 8: Selada Horti

 

TahunSemangka Tomat Terung Buncis Ketimun  

(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)  

1997   460,310 279,516 294,618 489,490  

1998   547,121 311,669 311,804 506,711  

1999   562,406 300,323 282,198 431,950  

2000 179,860 593,392 270,748 302,684 423,386  

2001 240,299 483,991 244,371 228,840 431,921  

2002 266,904 573,517 272,700 230,020 406,141  

2003 455,466 657,459 301,030 247,782 514,210  

2004 410,195 626,872 312,354 267,619 477,716  

2005 366,702 647,020 333,328 283,649 552,891  

2006 392,586 629,744 358,095 269,532 598,890  

2007 350,780 635,474 390,846 266,790 581,206  

2008 371,498 725,973 427,166 266,551 540,122  

2009 474,327 853,061 451,564 290,993 583,139  

2010 348,631 891,616 482,305 336,494 547,141  

2011 497,650 954,046 519,481 334,659 521,535  

  

TahunLabu Siam Kangkung Bayam Melon Blewah  

(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)  

1997 40,789 188,503 73,750      

1998 84,848 201,036 98,365      

1999 121,233 211,597 81,433      

2000 158,654 215,303 65,723 27,081    

2001 137,673 193,825 64,360 37,140    

2002 172,125 205,351 71,011 59,106    

2003 103,451 208,450 109,423 70,560 31,532  

2004 179,845 212,870 107,737 47,664 34,582  

2005 180,029 229,997 123,785 58,440 63,860  

2006 212,697 292,950 149,435 55,370 67,708  

2007 254,056 335,087 155,862 59,815 57,725  

2008 394,386 323,757 163,817 56,883 55,991  

2009 321,023 360,992 173,750 85,861 75,124  

2010 369,846 350,879 152,334 85,161 30,668  

2011 428,197 355,466 160,513 103,840 62,928  

BAB III

8

Page 9: Selada Horti

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanaman hortikultura memiliki berbagai manfaat selain untuk dikonsumsi sebagai sayuran.

Sayuran-sayuran tersebut memilki kandungan-kandungan vitamin dan protein yang baik bagi

tubuh makhluk hidup. Apabila kita mengetahui kegunaan dari tanaman –tanman tersebut,

maka hal ini tentu saja dapat membantu kita dalam meningkatkan produksi tanaman sayuran

selada ini. Kita juga dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan selada agar

dapat tumbuh dengan baik.

Tanaman selada yang sering kita jumpai di Indonesia yaitu selada air (selada daun) sebagai

bahan makanan dan pemanis hidangan pada restoran-restoran mewah dapat kita jadikan satu

alasan untuk kita mengembangkan budidaya tanaman seladan. Tidak hanya sebagai sayuran

segar melainkan minuman, makanan siap saji ataupun untuk bahan obat-obatan.

3.2 Saran

Kita harus lebih menghargai dari hasil pertanian. Walaupun sayur selada sering diabaikan

oleh banyak orang , namun sayur selada itu sendiri memiliki maanfaat yang berarti bagi

kehidupan manusia dan juga dapat menaikkan produktivitas pertanian di bidang hortikiltura.

9

Page 10: Selada Horti

DAFTAR PUSTAKA

http://www.litbang.deptan.go.id/

id.wikipedia.org/wiki/Hortikultura

www.plantamor.com/index.php?plant=751

repository.ipb.ac.id

Rukmana, Rahmat. 1994. Bertanam Selada & Andewi. Yogyakarta:Kanisius

10

Page 11: Selada Horti

LAMPIRAN

Nama : Stefany Lusiana

NPM : 150510120143

Nama : Ilham Karamatur

NPM : 150510120144

Nama : Alia Halimatusy Syadiyah

NPM : 150510120146

Nama : Utari Kusumadewi

NPM : 150510120147

11