Selada Horti
-
Upload
utari-kusumadewi -
Category
Documents
-
view
344 -
download
18
description
Transcript of Selada Horti
![Page 1: Selada Horti](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/54e4e1a64a795974238b46a4/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kata Hortikultura (Horticulture) berasal dari Bahasa Latin ‘hortus’ yang artinya kebun dan
‘colere’ yang artinya membudidayakan. Jadi hortikultura adalah membudidayakan tanaman
di kebun. Praktek hortikultura merupakan tradisi yang telah berkembang sejak sangat lama.
Hortikultura merupakan perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek
hortikultura modern berkembang berdasarkan pengembangan ilmu yang menghasilkan
teknologi untuk memproduksi dan menangani komoditas hortikultura yang ditujukan untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenangan pribadi. Pengelompokan tanaman
hortikultura dapat dibagai menjadi tanaman sayuran, buah-buahan, dan juga bunga.
Salah satu contoh tanaman dari jenis sayuran adalah sayur selada. Selada daun (Lactuca
sativa) merupakan sayuran daun yang di Jawa Barat dikenal dengan nama sladah, selada
bokor (Sunda), dan orang Jawa pada umumnya menyebut selada atau sladah (Jawa). Selada
berasal dari Asia Kecil atau Timur Tengah dan lebih dikenal sebagai sayuran dan bahan sejak
4500 tahun Sebelum Masehi (Sutarya et al., 1995).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mampu menjelaskan klasifikasi
dan morfologi selada, syarat tumbuh tanaman baik lingkungan biotik maupun abiotik, daerah
produsen komoditas selada, data agronomi dan juga data produksi selada selama 3 tahun
terakhir.
1.3 Rumusan masalah
1. Klasifikasi tanaman dan morfologi tanaman selada
2. Syarat tumbuh berupa lingkungan biotik dan lingkungan abiotik
3. Daerah produsen komoditas hortikultura (minimum 5 wilayah di Indonesia) dengan
menyertakan data agronomi dan data produksi 3 tahun terakhir
1
![Page 2: Selada Horti](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/54e4e1a64a795974238b46a4/html5/thumbnails/2.jpg)
Bab II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi tanaman Selada
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Lactuca
Spesies: Lactuca sativa L.
2.2 Morfologi Tanaman Selada
Tanaman selada (Lactuca stiva) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke
dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi berkisar
antara 20 cm – 40 cm atau lebih, bergantung pada tipe dan varietasnya. Tanaman selada ada
yang membentuk krop (kumpulan daun – daun yang saling merapat membentuk kepala) dan
ada varietas yang tidak membentuk krop. Tinggi tanaman selada daun berkisar antara 30 cm
– 40 cm dan tinggi tanaman selada kepala berkisar antara 20 cm – 30 cm.
Secara morfologi, organ – organ penting yang terdapat pada tanaman selada adalah sebagai
berikut.
a. Daun
Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung pada
varietasnya. Misalnya, jenis selada yang membentuk krop memiliki bentuk daun bulat atau
2
![Page 3: Selada Horti](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/54e4e1a64a795974238b46a4/html5/thumbnails/3.jpg)
atau lonjong degan ukuran daun lebar atau besar, daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau
terang, dan ada yang berwarna hijau agak gelap. Sedangkan jenis selada yang tidak
membentuk krop, daunnya berbentuk bulat panjang, berukuran besar, bagian tepi daun
bergerigi (keriting), dan daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun
selada memiliki tangkai daun lebar dan tulang – tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat
kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak
manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20 cm – 25 cm dan lebar 15 cm atau
lebih.
b. Batang
Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada yang membentuk krop,
batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang
berada di dalam tanah. Sedangan selada yang tidak membentuk krop (selada daun dan selada
batang) memiliki batang yang lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan
kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5,6 cm – 7 cm (selada batang), 2 cm – 3 cm
(selada daun), serta 2 cm – 3 cm (selada kepala).
c. Akar
Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menmpel
pada baying, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20 cm – 50 cm atau lebih.
Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi.
Perakaran tanaman selada dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang
subur, genbur, mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup dalam.
d. Buah
Buah selada berbentuk polong. Di dalam polong berisi biji – biji yang berukuran sangat kecil.
3
![Page 4: Selada Horti](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/54e4e1a64a795974238b46a4/html5/thumbnails/4.jpg)
e. Biji
Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu,agak keras, berwarna coklat, tua, serta
berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar 1mm.
Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk perbanyakan
tanaman (perkembangbiakan).
f. Bunga
Bunga tanaman selada berwarna kuning, tumbuh lebat dalam satu rangkaian. Bunga memiliki
tangkai bunga yang panjang sampai data mencapai 80 cm atau lebih. Tanaman selada yang
ditanam di daerah yang beriklim sedang (subtropik) mudah atau cepat berbuah.
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Selada
Selada yang ditanam di dataran rendah cenderung lebih cepat berbunga dan berbiji.
Jenis tanah yang disukai selada ialah lempung berdebu, lempung berpasir, dan tanah yang
masih mengandung humus. Meskipun demikian, selada masih toleran terhadap tanah-
tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan dan pupuk organik yang memadai.
Sebaiknya tanah tersebut bereaksi netral. Jika tanah asam, daun selada menjadi kuning.
Oleh karena itu, untuk tanah yang asam sebaiknya dilakukan pengapuran terlebih dahulu
sebelum penanaman.
Tanaman selada membutuhkan lingkungan tempat tumbuh yang beriklim dingin dan
sejuk yakni pada temparatur 15-20 ºC. Di Indonesia, selada dapat ditanam di dataran
rendah sampai datraran tinggi (600-1.200 dpl). Hal yang terpenting adalah
memperhatikan pemilihan varietasnya yang cocok dengan lingkungannya (ekologi)
setempat.
Persyaratan iklim lainnya adalah curah hujan. Tanaman selada tidak atau kurang tahan
terhadap hujan lebat. Oleh karena itu, penanaman selada dianjurkan pada akhir musim
hujan.
4
![Page 5: Selada Horti](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/54e4e1a64a795974238b46a4/html5/thumbnails/5.jpg)
Pada dasarnya tanaman selada dapat ditanam di lahan sawah maupun tegalan. Tanah
yang ideal untuk tanaman selada adalah liat berpasir. Di Indonesia tanaman ini cocok
ditanam pada tanah andosol maupun latosol. Syaratnya tanah tersebut harus subur,
gembur, banyak mengandung bahan organik, tidak mudah menggenang dan pH-nya
antara 5,0 - 6,8.
2.4 Daerah Produsen Tanaman Selada di Indonesia
Beberapa daerah di Indonesia cocok untuk digunakan sebgai tempat budidaya tanaman
selada. Kondisi lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan selada yaitu iklim dan tanah.
Iklim yang cocok bagi pertumbuhan selada menurut Pracaya (2006:54) selada cocok ditanam
pada ketinggian sekitar 500-2.000 m dpl dan suhu rata-rata 15-20O C. Waktu tanam yang
paling cocok pada waktu musim kemarau dengan penyiraman yang cukup. Selada juga
memerluka sinar matahari yang cukup dan tempat penanaman yang terbuka.
Panaman selada juga memerlukan jarak tanam yang ideal bagi pertumbuhannya, menurut
Williams dkk. (1993:261), bahwa jarak tanam yang disarankan untuk tanaman selada adalah
20×30 cm dan sedikit naungan diperlukan selama minggu pertama penanaman. Penyiraman
ringan namun secara teratur amat diperlukan bagi pertumbuhan selada.
Di Indonesia terdapat berbagai daerah penghasil selada. “Daerah penghasil selada di Jawa
Timur antara lain Batu dan Tengger, Jawa Tengah antara lain Tawamangu, Bandungan dan
Dieng, Jawa Barat antara lain Pacet, Cipanas dan Lembang serta Sulawesi Utara di daerah
Tomohon”. (Pracaya, 2006:54)
Budidaya tanaman selada dapat dilakukan dengan penanaman benih langsung di lahan
ataupun dilakukan pembibitan terlebih dahulu.
5
![Page 6: Selada Horti](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/54e4e1a64a795974238b46a4/html5/thumbnails/6.jpg)
2.5 Data Agronomi
Mengingat kurangnya peminat usaha tani selada daun antara lain disebabkan oleh masih
terbatasnya informasi terhadap nilai ekonomis dan prospek jenis sayuran ini. Disamping itu
belum meluasnya informasi tentang ketersediaan varietas unggul baru, teknik budidaya serta
pasca panennya dan kelayakan usaha tani dalam skala komersial (agribisnis) tanaman selada
daun (Rukmana, 1994)
Tanaman selada daun belum membudaya pengembangannya tetapi, prospek ekonominya
cukup cerah. Permintaan terhadap komoditas selada daun terus meningkat, antara lain berasal
dari pasar swalayan, restauran-restauran besar, hotel-hotel berbintang di kota-kota besar,
serta konsumen (orang-orang) luar negeri yang menetap di Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah, serta meningkatnya kesadaran akan
kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayuran pada umumnya dan
selada daun pada khususnya. Untuk memenuhi permintaan yang tinggi tersebut ditambah
dengan peluang pasar internasional yang cukup besar bagi kedua komoditas tersebut, selada
daun layak diusahakan ditinjau dari aspek ekonomi dan bisnis. (Haryanto et al., 1995).
Konsumen (orang-orang) luar negeri yang menetap di Indonesia. Tidak seimbangnya
persediaan produksi dengan permintaan selada di dalam negeri menyebabkan Indonesia harus
mengimpor komoditas ini. Data terakhir yang tercatat pada periode Oktober 2001, Indonesia
mengimpor selada sebanyak 89 513 kg atau senilai US $ 102 245, sedangkan ekspor sampai
Januari 2002 hanya 963 kg atau senilai US $ 2102 (UI'S 2002).
6
![Page 7: Selada Horti](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/54e4e1a64a795974238b46a4/html5/thumbnails/7.jpg)
2.6 Data Produksi
Produksi Sayuran di Indonesia
TahunBawang Merah
Kentang Kubis Cabai *) Petsai/Sawi Wortel
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
1997 605,528 813,004 1,338,031 801,545 441,317 227,305
1998 599,203 997,579 1,458,629 848,388 462,015 332,841
1999 938,293 924,058 1,447,910 1,007,726 469,996 286,536
2000 772,818 977,349 1,336,410 727,747 454,815 326,693
2001 861,150 831,140 1,205,404 580,464 434,043 300,648
2002 766,572 893,824 1,232,843 635,089 461,069 282,248
2003 762,795 1,009,979 1,348,433 1,066,722 459,253 355,802
2004 757,399 1,072,040 1,432,814 1,100,514 534,964 423,722
2005 732,609 1,009,619 1,292,984 1,058,023 548,453 440,002
2006 794,931 1,011,911 1,267,745 1,185,057 590,401 391,371
2007 802,810 1,003,733 1,288,740 1,128,792 564,912 350,171
2008 853,615 1,071,543 1,323,702 1,153,060 565,636 367,111
2009 965,164 1,176,304 1,358,113 1,378,727 562,838 358,014
2010 1,048,934 1,060,805 1,385,044 1,328,864 583,770 403,827
2011 893,124 955,488 1,363,741 1,903,229 580,969 526,917
*) Dari tahun 2003 merupakan gabungan angka cabe besar dan cabe rawit
TahunBawang Putih Daun Bawang Kembang Kol Lobak Kacang Merah
Kacang Panjang
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
1997 102,055 294,411 49,547 89,235 368,250
1998 83,527 287,500 12,651 102,730 447,542
1999 62,222 323,855 13,967 98,854 386,188
2000 59,008 311,319 7,745 100,914 313,526
2001 49,573 283,285 6,880 98,721 317,408
2002 46,393 315,132 7,779 94,650 310,295
2003 38,957 345,720 86,222 26,313 90,281 432,365
2004 28,851 475,571 99,994 30,625 107,281 454,999
2005 20,733 501,437 127,320 54,226 132,218 466,387
2006 21,051 571,268 135,518 49,344 125,250 461,239
2007 17,313 479,927 124,252 42,076 112,272 488,500
2008 12,339 547,743 109,497 48,376 115,817 455,524
2009 15,419 549,365 96,038 29,759 110,051 483,793
2010 12,295 541,374 101,205 32,381 116,397 489,449
2011 14,749 526,774 113,491 27,279 92,508 458,307
7
![Page 8: Selada Horti](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/54e4e1a64a795974238b46a4/html5/thumbnails/8.jpg)
TahunSemangka Tomat Terung Buncis Ketimun
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
1997 460,310 279,516 294,618 489,490
1998 547,121 311,669 311,804 506,711
1999 562,406 300,323 282,198 431,950
2000 179,860 593,392 270,748 302,684 423,386
2001 240,299 483,991 244,371 228,840 431,921
2002 266,904 573,517 272,700 230,020 406,141
2003 455,466 657,459 301,030 247,782 514,210
2004 410,195 626,872 312,354 267,619 477,716
2005 366,702 647,020 333,328 283,649 552,891
2006 392,586 629,744 358,095 269,532 598,890
2007 350,780 635,474 390,846 266,790 581,206
2008 371,498 725,973 427,166 266,551 540,122
2009 474,327 853,061 451,564 290,993 583,139
2010 348,631 891,616 482,305 336,494 547,141
2011 497,650 954,046 519,481 334,659 521,535
TahunLabu Siam Kangkung Bayam Melon Blewah
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
1997 40,789 188,503 73,750
1998 84,848 201,036 98,365
1999 121,233 211,597 81,433
2000 158,654 215,303 65,723 27,081
2001 137,673 193,825 64,360 37,140
2002 172,125 205,351 71,011 59,106
2003 103,451 208,450 109,423 70,560 31,532
2004 179,845 212,870 107,737 47,664 34,582
2005 180,029 229,997 123,785 58,440 63,860
2006 212,697 292,950 149,435 55,370 67,708
2007 254,056 335,087 155,862 59,815 57,725
2008 394,386 323,757 163,817 56,883 55,991
2009 321,023 360,992 173,750 85,861 75,124
2010 369,846 350,879 152,334 85,161 30,668
2011 428,197 355,466 160,513 103,840 62,928
BAB III
8
![Page 9: Selada Horti](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/54e4e1a64a795974238b46a4/html5/thumbnails/9.jpg)
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanaman hortikultura memiliki berbagai manfaat selain untuk dikonsumsi sebagai sayuran.
Sayuran-sayuran tersebut memilki kandungan-kandungan vitamin dan protein yang baik bagi
tubuh makhluk hidup. Apabila kita mengetahui kegunaan dari tanaman –tanman tersebut,
maka hal ini tentu saja dapat membantu kita dalam meningkatkan produksi tanaman sayuran
selada ini. Kita juga dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan selada agar
dapat tumbuh dengan baik.
Tanaman selada yang sering kita jumpai di Indonesia yaitu selada air (selada daun) sebagai
bahan makanan dan pemanis hidangan pada restoran-restoran mewah dapat kita jadikan satu
alasan untuk kita mengembangkan budidaya tanaman seladan. Tidak hanya sebagai sayuran
segar melainkan minuman, makanan siap saji ataupun untuk bahan obat-obatan.
3.2 Saran
Kita harus lebih menghargai dari hasil pertanian. Walaupun sayur selada sering diabaikan
oleh banyak orang , namun sayur selada itu sendiri memiliki maanfaat yang berarti bagi
kehidupan manusia dan juga dapat menaikkan produktivitas pertanian di bidang hortikiltura.
9
![Page 10: Selada Horti](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/54e4e1a64a795974238b46a4/html5/thumbnails/10.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
http://www.litbang.deptan.go.id/
id.wikipedia.org/wiki/Hortikultura
www.plantamor.com/index.php?plant=751
repository.ipb.ac.id
Rukmana, Rahmat. 1994. Bertanam Selada & Andewi. Yogyakarta:Kanisius
10
![Page 11: Selada Horti](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/54e4e1a64a795974238b46a4/html5/thumbnails/11.jpg)
LAMPIRAN
Nama : Stefany Lusiana
NPM : 150510120143
Nama : Ilham Karamatur
NPM : 150510120144
Nama : Alia Halimatusy Syadiyah
NPM : 150510120146
Nama : Utari Kusumadewi
NPM : 150510120147
11