SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media...

38
1 PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI ISSN : 2355-9284 Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni 2015 ISSN : 2355-9284 VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2015

Transcript of SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media...

Page 1: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

1

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI

ISSN : 2355-9284

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni 2015 ISSN : 2355-9284

VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2015

Page 2: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

i

ISSN : 2355-9284

NEW MEDIA VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2015

PENGANTAR REDAKSI

Jurnal Desain Interior Sekolah Tinggi Desain Bali Volume 2 Nomor 1 Juni 2015 merupakan edisi kedua

yang bertemakan “Penerapan Ilmu, Transformasi dan Media Visualisasi Bidang Arsitektur dan Desain

Interior”. Edisi ini diawali dengan artikel yang berjudul tentang Menata Ruang Sempit agar Terlihat Lebih

Luas oleh Ni Nyoman Sri Rahayu. Artikel kedua dengan judul Peranan Maket sebagai Media Visualisasi

Ide Rancangan Suatu Karya Desain Interior oleh Ni Made Emmi Nutrisia Dewi. Artikel ketiga dari I

Kadek Pranajaya dengan judul Inovasi Elemen Interior Konsep Bali dan Jepang pada Villa Seiryu. Artikel

keempat yaitu Perjalanan Arsitektur Melewati Masa : Transformasi Langgam Arsitektur Kolonial

Belanda (Studi Kasus : Hotel Majapahit, Surabaya) oleh Ardina Susanti.

Redaksi mengucapkan terima kasih kepada Sekolah Tinggi Desain Bali atas motivasi dan

masukannya untuk kesempurnaan jurnal ini serta seluruh civitas akademika Sekolah Tinggi

Desain Bali atas kekompakan dan semangatnya. Terakhir, kritik dan saran selanjutnya sangat

kami harapkan dan kepada semua yang telah membantu penerbitan jurnal ini dan para pembaca

yang budiman, kami ucapkan terimakasih.

Redaksi :

Kampus Sekolah Tinggi Desain Bali

Jl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – Denpasar

Telp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459

Website: http://www. std-bali.ac.id

ISSN : 2355-9284

JURNAL DESAIN INTERIOR

SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI

Page 3: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

ii

NEW MEDIA VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2015

Pelindung dan Penanggung Jawab : Nyoman Suteja, Ak.

Kadek Sudrajat, S.Kom

Penasehat :

Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST, MA, Dipl.LMP

Ketua Dewan Redaksi :

Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, S.T., M.T.

Mitra Bestari :

Martin Morrell (Morrell Architects, Newcastle, Nsw, Australia)

I Kadek Pranajaya, ST, MT, IAI

I Wayan Juliatmika, ST, MT

Dewan Editor :

Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, S.T., M.T.

Freddy Hendrawan, ST, MT

Redaktur Pelaksana :

Inten Pertiwi, S.I.P

Indah Puspita Sari, S.Ds

Desain Cover :

Aditya Wahyu Ramadhan

Alamat Redaksi : Kampus Sekolah Tinggi Desain Bali

Jl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – Denpasar

Telp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459

Website: http://www. std-bali.ac.id

Jurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen-dosen dan civitas akademika pada Program Studi

Desain Interior STD Bali. Selain itu juga sebagai wahana informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang seni,

desain interior dan arsitektur. Karya yang disajikan berupa hasil penelitian, tulisan ilimah populer, studi kepustakaan, review

buku maupun tulisan ilmiah terkait dalam lingkup desain interior. Dewan Redaksi menerima artikel terpilih untuk dimuat, dengan

frekuensi terbit secara berkala 1 (satu) kali setahun yaitu Juni. Naskah yang dimuat merupakan pandangan dari penulis dan

Dewan Redaksi hanya menyunting naskah sesuai format dan aturan yang berlaku tanpa mengubah substansi naskah.

JURNAL DESAIN INTERIOR

SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI

Page 4: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

iii

ISSN : 2355-9284

NEW MEDIA VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2015

PETUNJUK PENGIRIMAN DAN TATA TULIS NASKAH : 1. Kategori naskah ilmiah hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah popular (aplikasi,

ulasan, opini) dan diskusi.

2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris diketik pada kertas ukuran A-4, spasi

Single, dengan batas atas, bawah, kanan dan kiri masing-masing 2,5 cm dari tepi kertas.

3. Batas panjang naskah/artikel maksimum 20 halaman dan untuk naskah diskusi maksimum 5 halaman.

4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, huruf Times New Roman

16 pt, ditengah-tengah kertas. Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis

naskah yang dibahas ditulis sebagai catatan kaki).

5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan

alamat email dibawah nama.

6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci

(keyword) diletakkan setelah abstrak.

7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata, dicetak miring, 1 spasi.

Abstrak tidak perlu untuk naskah diskusi.

8. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf capital, huruf Times New Roman 12 pt

9. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas. Tulisan dalam gambar, grafik, dan tabel

tidak boleh lebih kecil dari 6 point (tinggi huruf rata-rata 1,6 mm).

10. Nomor dan judul untuk gambar, grafik, tabel dan foto ditulis di tengah-tengah kertas dengan huruf

kapital di awal kata. Untuk nomor dan judul tabel diletakkan di atas tabel, sedangkan untuk nomor dan

judul gambar, grafik dan foto diletakkan di bawah gambar, grafik dan foto yang bersangkutan.

11. Untuk segala bentuk kutipan, pada akhir kutipan diberi nomor kutipan sesuai dengan catatan kaki yang

berisi referensi kutipan (nama, judul, kota, penerbit, tahun dan halaman yang dikutip). Rumus-rumus

hendaknya ditulis sederhana mungkin untuk menghindari kesalahan pengetikan. Ukuran huruf dalam

rumus paling kecil 6 point (tinggi huruf ratarata 1,6 mm).

12. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi

diletakkan sebelum daftar pustaka.

13. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 1,5 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya

harus jelas dan lengkap dengan susunan : nama pengarang. tahun. judul. kota: penerbit. Judul dicetak

miring.

KETERANGAN UMUM :

1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dalam program pengolahan kata M.S. Word.dan naskah

bisa dikirimkan via email atau dalam bentuk CD ke alamat redaksi.

2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.

3. Redaksi berhak menolak atau pengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria

yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis

naskah untuk ditanggapi.

JURNAL DESAIN INTERIOR

SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI

Page 5: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

iv

ISSN : 2355-9284

NEW MEDIA VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2015

DAFTAR ISI

COVER

PENGANTAR REDAKSI

i

TIM DEWAN REDAKSI

ii

PETUNJUK PENGIRIMAN DAN TATA TULIS NASKAH

iii

DAFTAR ISI iv

KUMPULAN JURNAL

MENATA RUANG SEMPIT AGAR TERLIHAT LEBIH LUAS

Ni Nyoman Sri Rahayu

1

PERANAN MAKET SEBAGAI MEDIA VISUALISASI IDE

RANCANGAN SUATU KARYA DESAIN INTERIOR

Ni Made Emmi Nutrisia Dewi

7

INOVASI ELEMEN INTERIOR KONSEP BALI DAN JEPANG PADA

VILLA SEIRYU

I Kadek Pranajaya

14

PERJALANAN ARSITEKTUR MELEWATI MASA :

TRANSFORMASI LANGGAM ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA

(STUDI KASUS : HOTEL MAJAPAHIT, SURABAYA)

Ardina Susanti

22

JURNAL DESAIN INTERIOR

SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI

Page 6: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

1

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

MENATA RUANG SEMPIT

AGAR TERLIHAT LEBIH LUAS

Ni Nyoman Sri Rahayu

Dosen Program Studi Desain Interior, Sekolah Tinggi Desain Bali

Email : [email protected]

Abtsrak

Desain rumah minimalis dengan ruang-ruang kecil merupakan konsekuensi dari ruang

yang terbatas, yang mana sering diartikan sebagai ruang yang sempit. Ruang sempit

dianggap sebagai ruang yang sulit diolah.

Permasalahan yang muncul adalah bagaimana menata ruangan yang sempit agar

terkesan lebih luas. Dengan beberapa cara, penataan ruangan ini diharapkan dapat

memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi penghuninya dan siapapun yang berada di

dalamnya.

Beberapa hal yang dapat memberi kesan lebih luas pada ruangan yang sempit,

diantaranya : (1) pertimbangan desain yang simpel; (2) pemilihan dan penempatan

furnitur yang tepat; (3) pemilihan warna cerah seperti putih, kuning muda, krem muda,

coklat muda, hijau kromatik, dan abu-abu; (4) penggunaan elemen aksesoris kaca dan

cermin; (5) pencahayaan alami dan pencahayaan buatan yang cukup; (6) ruang sirkulasi

yang baik; (7) pemberian beberapa ilusi seperti ilusi garis horizontal, ilusi garis vertikal,

menciptakan aksen pada salah satu bagian dinding, dan meniadakan batas-batas masif

antar ruang.

Kata kunci: ruang sempit, lebih luas.

1. TREND RUMAH MINIMALIS,

DENGAN RUANGAN SEMPIT

Perkembangan dunia property kian hari

terus meningkat terutama di kota besar.

Hal ini seiring dengan peningkatan

jumlah penduduk dan kebutuhan akan

hunian atau tempat tinggal. Hunian yang

menjadi trend saat ini adalah rumah

minimalis. Trend rumah minimalis

merupakan pilihan yang tepat dengan

keterbatasan lahan. Dengan minimnya

ruang, namun tetap fungsional.

Desain rumah minimalis dengan ruang-

ruang kecil merupakan konsekuensi dari

ruang yang terbatas, yang mana sering

diartikan sebagai ruang yang sempit.

Ruang sempit dianggap sebagai ruang

yang sulit diolah. Penataan furnitur yang

kurang tepat, dapat memberi kesan

ruangan yang penuh dan sesak.

Permainan warna pada elemen ruang

seperti lantai, dinding, dan plafon, serta

furnitur juga turut memberi kesan tertentu

seperti kesan sempit, sesak, ruangan yang

penuh, dan sebagainya. Permasalahan

yang muncul adalah bagaimana menata

ruangan yang sempit agar terkesan lebih

luas. Dengan beberapa cara, penataan

ruangan ini diharapkan dapat

memberikan kenyamanan dan

keleluasaan bagi penghuninya dan

siapapun yang berada di dalamnya.

Page 7: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

2

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

2. MENATA RUANGAN AGAR

TERLIHAT LEBIH LUAS

Ruang-ruang kecil muncul sebagai

konsekuensi ruang yang terbatas, yang

mana sering diartikan sebagai ruang yang

sempit. Ruang sempit ini sering juga

dianggap sebagai ruang yang sulit diolah,

sehingga membatasi aktivitas pengguna

ruang. Namun, terdapat banyak cara dan

kreativitas yang dilakukan untuk menata

interior sempit tersebut.

Beberapa cara yang bisa digunakan agar

ruangan terlihat lebih luas diantaranya:

a. Pertimbangan desain yang simpel

Desain pada hunian yang minimalis

umumnya merupakan desain yang

simpel. Desain yang simpel identik

dengan gaya hidup praktis. Pengertian

simpel disini mencakup segi visual estetis

maupun teknis. Secara estetis, tampilan

yang simpel akan memberi kesan bersih

dan tidak rumit. Sementara secara teknis,

hunian dengan desain simpel akan

memudahkan pengerjaan, pemeliharaan,

dan perawatan.

b. Furnitur

Pemilihan furnitur dapat dilakukan

dengan memprioritaskan benda furnitur

yang sering dipakai sehari-hari.

Pemilihan furnitur yang baik dapat dilihat

secara fisik maupun psikologis. Secara

fisik, yakni furniture yang

mengakomodasikan aktivitas fisik

manusia. Secara psikologis, furniture

mempunyai tampilan visual yang relatif

enak dilihat, tidak membuat ruangan

terasa janggal, dan memiliki ukuran dan

tampilan yang proporsional. Dengan

kejelian memilih furnitur yang sesuai

kebutuhan, sekaligus kecermatan saat

menempatkannya maka akan diperoleh

ruangan yang berfungsi optimal sekaligus

nyaman dihuni.

Dalam membahas posisi furnitur, furnitur

dapat diletakkan pada satu deret lemari

penyimpanan. Furnitur built in adalah

solusi efektifitas ruang dengan optimal.

Lemari bisa didesain dengan tinggi dari

lantai sampai ke langit-langit. Dengan

begitu kapasitas penyimpanan menjadi

cukup besar dan dapat membuat ruangan

terlihat lebih rapi.

Salah satu cara yang juga dapat dilakukan

untuk membuat ruangan terkesan lebih

luas adalah dengan memilih furnitur yang

bersifat multifungsi. Furnitur multifungsi

dapat dimanfaatkan untuk menyiasati

ruangan yang memiliki keterbatasan luas

ruangan, terutama untuk fungsi

penyimpanan. Beberapa contohnya

adalah memadukan fungsi meja dan

penyimpanan, memadukan lemari

penyimpanan pada bedset, dan

sebagainya.

Aplikasi meja lipat dapat membuat ruang

tetap lapang saat tidak terpakai. Dengan

furnitur built in, bisa dibuat meja kerja

yang menggantung dan bisa juga yang

lipat sehingga tidak banyak mengambil

tempat. Meja lipat banyak diaplikasikan

pada ruang tidur dan ruang kerja.

Gbr 1. Aplikasi perpaduan fungsi bedset dengan

laci penyimpanan,

serta aplikasi meja lipat pada ruang tidur.

Sumber: Dwimirnani, 2011.

Kini banyak diaplikasikan furnitur

modular pada interior ruang. Furnitur ini

dapat terbuat dari balok, misalnya balok

berukuran 25 cm x 40 cm x 40 cm.

Modul-modul ini memungkinkan susunan

beberapa konfigurasi furnitur. Jika

Page 8: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

3

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

diletakkan satuan maka dapat menjadi

meja, jika ditumpuk dan diberi bantalan

maka balok ini akan menjadi bangku.

Dapat juga balok dibuat hanya rangkanya

saja, jika disusun vertikal maupun

horizontal bisa dimanfaatkan sebagai rak

menaruh pajangan.

Salah satu cara yang juga dapat dilakukan

untuk membuat ruangan terkesan lebih

luas adalah dengan pemanfaatan sudut

ruangan dengan furnitur di area sudut.

Saat ini sudah banyak tersedia furnitur

dengan desain dan sistem yang

memanfaatkan area sudut dengan baik.

Furnitur dengan bentuk U dan L dapat

digunakan untuk menghindari sudut yang

terbuang. Dapat juga dengan

memanfaatkan sudut ruang sebagai

ambalan sehingga diperoleh area

penyimpanan atau sekedar area pajang

tanpa harus menyediakan ruang tersendiri

yang luas.

c. WARNA

Pemilihan warna untuk memberi kesan

lapang pada ruangan, digunakan warna

seperti putih, kuning muda, krem muda,

coklat muda, hijau kromatik, dan abu-

abu. Warna gelap digunakan hanya pada

beberapa fitur saja sebagai aksen. Warna

putih mampu memantulkan dan

menyebarkan cahaya dengan baik,

sehingga dapat melapangkan pandangan.

Warna putih berkesan bersih sehingga

ruang berkesan lapang. Warna coklat

memberi kesan hangat. Warna hijau

kromatik yang cenderung simpel dapat

digunakan untuk mengimbangi

banyaknya furnitur yang digunakan,

sehingga sebuah ruangan tidak terlihat

ramai dan tetap nyaman untuk

penghuninya.

Pada elemen lantai ruangan, umumnya

digunakan warna terang untuk lantai.

Warna lantai yang terang akan

memberikan kesan yang luas dan nyaman

pada ruangan. Jika digunakan elemen

penutup lantai, dapat digunakan karpet

berwarna cerah yang akan membuat

ruangan tampak lebih terbuka. Pada

elemen dinding ruangan. Seperti halnya

lantai, dipilih juga cat dinding berwarna

pastel, netral dan putih untuk

menampilkan kesan lebih luas pada

ruangan. Perlu diperhatikan keselarasan

warna dinding dan furnitur. Warna

dinding dan furnitur agar menyatu

dengan baik dan tidak terlalu kontras. Hal

ini bertujuan agar pandangan ke ruangan

tidak terbagi yang mengakibatkan

ruangan terasa lebih sempit. Pada elemen

plafon ruang, dapat digunakan warna

Gbr. 2 Aplikasi furnitur modular pada

interior ruang keluarga.

Sumber: Muharam, Agus Nugraha. 2009.

Gbr. 3 Aplikasi furnitur modular pada

interior ruang dapur.

Sumber: Akmal, imelda. 2011.

Page 9: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

4

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

putih atau abu-abu muda untuk memberi

kesan terang.

Beberapa furnitur seperti meja, meja

kerja bisa ditutupi dengan cermin hitam.

Cermin memantulkan cahaya kilap

sehingga memberi kesan luas, sedangkan

warna hitam digunakan sebagai aksen.

Furnitur lainnya seperti sofa, kursi,

lemari dapat digunakan cat berwarna

mengkilap atau glossy pada

permukaannya. Material ini diharapkan

bisa menimbulkan bayangan sehingga

membuat ruang terasa lebih luas.

d. PENGGUNAAN ELEMEN

AKSESORIS KACA DAN

CERMIN

Cermin yang cukup besar dapat

digunakan pada dinding. Cermin

merefleksikan cahaya dan benda di

depannya yang memberi kesan luas dan

lapang pada ruang. Dapat digunakan

material kaca pada bidang pemisah antara

ruang satu dan lainnya, sebagai pengganti

dinding masif. Salah satunya adalah

digunakannya kaca tempered (kaca tahan

pukul) pada dinding pemisah antara

ruang keluarga dan teras, antara kamar

mandi dan kamar tidur.

e. PENCAHAYAAN ALAMI DAN

PENCAHAYAAN BUATAN

Cahaya kuning dan warna-warna hangat

membuat ruangan terasa nyaman. Cahaya

putih membuat ruang tampak terbuka dan

lapang. Kombinasi warna-warna ini

dengan baik dapat memberikan

efek ruang terlihat lebih lapang dan

nyaman. Permainan cahaya bisa

mempengaruhi kesan indah dan luas pada

ruangan. Pemberian tata cahaya yang

baik akan menonjolkan detail furnitur,

sehingga akan semakin tampil menarik.

Memberikan pencahayaan yang baik juga

dapat memberikan kesan yang lebih luas.

Gbr. 5 Material kaca sebagai pemisah

antar ruang tidur dan kamar mandi.

Sumber: Hariadi, 2013.

Gbr. 6 Penggunaan cermin yang besar

pada ruang tidur.

Sumber: Hariadi, 2013.

Gbr 4. Furniture sofa dengan cat putih glossy

(mengkilap).

Sumber: Hariadi, 2013.

Gbr. 6 Penggunaan cermin yang besar

pada ruang tidur.

Sumber: Hariadi, 2013.

Page 10: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

5

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

Dapat digunakan lampu neon dengan

pancaran cahaya putih dan terang.

Penggunaan lampu neon juga merupakan

lampu hemat energi dan tahan lama.

Beberapa jenis lampu yang juga bisa

digunakan diantaranya: lampu sembunyi,

lampu tanam (uplight) yang dapat

memberikan penerangan yang muncul

dari bawah ruangan, serta lampu dengan

sorotan cahaya ke bawah (downlight).

Dapat juga digunakan lampu indirect

(lampu tersembunyi) pada bidang dinding

dan pada drop ceiling untuk

mempercantik ruang dan pencahayaan.

Selain berasal dari cahaya buatan, setiap

ruangan juga akan terlihat lebih luas jika

mendapatkan cukup cahaya dari cahaya

alami. Desain ruang dengan banyak

bukaan seperti jendela panjang atau

lebar, ventilasi dan roster yang cukup;

dapat memaksimalkan cahaya dari luar

masuk ke dalam ruang. Bisa juga

digunakan pencahayaan alami dari bagian

atap (skylight) di atas ruangan.

f. RUANG SIRKULASI Penempatan perabot yang kurang tepat

akan menghalangi pandangan ke dalam

maupun ke luar ruang sehingga ruangan

terlihat lebih sempit. Hal itu bisa diatasi

dengan memindahkan perabotan dari area

yang sering dilalui atau bisa juga dengan

pemilihan perabot yang lebih kecil atau

sederhana sehingga pandangan mata

lebih luas ke segala penjuru ruangan dan

membuat ruang terasa lebih luas.

g. ILUSI

Beberapa ilusi yang dapat dilakukan

untuk memberi efek lebih luas pada

ruangan, diantaranya:

Menggunakan furnitur dan benda

dengan motif horizontal pada bidang

dinding. Beberapa desain yang sering

digunakan adalah desain TV set

memanjang (horizontal) yang berwarna

hitam atau gelap; dapat juga

menggunakan pigura, lukisan, atau hiasan

dinding yang memanjang (horizontal).

Aksen horizontal ini memberi pandangan

yang luas pada pengamat sehingga akan

menambah kesan luas pada ruangan.

Ilusi garis vertikal yang ditimbulkan

pada kusen pintu dan jendela yg tinggi

akan membuat ruangan terasa lebih

tinggi. Komposisi cermin yang ditata

secara vertikal juga akan memberi kesan

tinggi pada ruangan.

Menciptakan aksen pada salah

satu bagian dinding juga dapat

diaplikasikan pada ruangan. Ini akan

menjadi fokus ruangan. Beberapa

contohnya adalah dinding bata ekpose,

mozaik keramik, atau kaca.

Gbr. 7. Spon padded motif horizontal dan

berwarna cerah

pada dinding belakang bedset.

Sumber: Muharam. 2009.

Gbr. 8. Stone carving dengan relief motif

patra, sebagai ilusi bidang vertikal.

Sumber: http://modelrumahminimalis21.com

Page 11: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

6

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

Meniadakan batas-batas masif antar

ruang. Cara ini dapat dilakukan pada dua

ruang yang memiliki kedekatan fungsi,

diantaranya adalah batas antara ruang

makan dengan ruang keluarga, antara

ruang tamu dengan ruang keluarga,

antara ruang makan dengan dapur, dan

sebagainya. Jika perlu untuk

menggunakan sekat, dapat dipilih sekat

yang tidak bersifat permanen agar bisa

disingkirkan.

3. PENUTUP

Beberapa hal yang dapat memberi kesan

lebih luas pada ruangan yang sempit,

diantaranya : (1) Pertimbangan desain

yang simpel; (2) pemilihan dan

penempatan furnitur yang tepat; (3)

pemilihan warna cerah seperti putih,

kuning muda, krem muda, coklat muda,

dan hijau kromatik, abu-abu; (4)

penggunaan elemen aksesoris kaca dan

cermin; (5) pencahayaan alami dan

pencahayaan buatan yang cukup; (6)

ruang sirkulasi yang baik; (7)

pemberian beberapa ilusi seperti

menggunakan furnitur dan atau motif

horizontal, ilusi garis vertikal yang

ditimbulkan pada kusen pintu dan jendela

yang tinggi, menciptakan aksen pada

salah satu bagian dinding, dan

meniadakan batas-batas masif antar

ruang.

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, imelda. 2011. 40 desain terkini

furniture built in. Jakarta:

Gramedia.

Dwimirnani, Putri. 2011. Maksimalisasi

lahan hunian minimalis. Jakarta:

Griya Kreasi (Penebar Swadaya

Group).

Hariadi, paulus. 2013. Ide Desain

Interior Apartemen Minimalis.

Jakarta: Griya Kreasi (Penebar

Swadaya Group).

Muharam, Agus Nugraha. 2009. Menata

furnitur di ruang sempit. Jakarta:

Griya Kreasi (Penebar Swadaya

Group).

Gbr. 9. Ruang keluarga dan ruang makan

dengan posisi berdekatan tanpa sekat.

Sumber: Muharam. 2009.

Page 12: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

7

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

PERANAN MAKET SEBAGAI MEDIA VISUALISASI IDE

RANCANGAN SUATU KARYA

DESAIN INTERIOR

Ni Made Emmi Nutrisia Dewi

Dosen Program Studi Desain Interior, Sekolah Tinggi Desain Bali

Email : [email protected]

Abstrak

Saat ini presentasi suatu ide karya desain sangat penting untuk memberikan daya tarik

agar klien bersedia menggunakan jasa sang desainer. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi saat ini ikut memberikan peran positif dalam meningkatkan inovasi dalam penyampaian

sebuah karya desain interior kepada pengguna desain tersebut. Penyampaian sebuah ide yang

dituangkan dalam sebuah karya interior tersebut sebaiknya dapat dipahami secara jelas, tepat,

sesuai dengan ide/gagasan perancang serta kebutuhan pengguna desain interior. Untuk menjelaskan ide rancangan suatu karya desain khususnya di bidang interior

diperlukan suatu media sehingga klien dapat memahami ide rancangan sang desainer.

Salah satu media yang tepat untuk memberikan gambaran visualisasi suatu rancangan

interior yaitu maket. Adapun tujuan pada makalah ini yaitu menjelaskan peranan maket

sebagai media visualisasi ide rancangan suatu karya desain interior.

Kata Kunci : Maket, Media Visualisasi, Ide Rancangan, Interior

1. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Hasil karya seorang desainer interior

merupakan hasil karya berbasis desain,

seperti arsitektur, lansekap, konstruksi, dan

lain-lain. Suatu rancangan desain terdapat

ide, gagasan-gagasan, dan inovasi-inovasi

kreatif yang diaplikasikan dalam bentuk gambar-gambar desain.

Pada umumnya terdapat kesulitan pengguna

untuk mengenali rancangan desain.

Permasalahan dilapangan yaitu bagaimana

membuat klien mengerti visualisasi desain

dan persamaan persepsi ide yang

direncanakan adalah hal yang tidak mudah.

Untuk menawarkan sebuah produk maka

dapat dilakukan dengan cara mempermudah

pengguna dapat mengenali dan gambaran

visualisasi produk tersebut. Unutk itu

dilakukan melalui proses melihat secara

langsung bentuk fisiknya yang nyata. Karena

biasanya klien tidak paham hanya dengan

melihat gambar kerja.

Maka dari itu dibutuhkan media komunikasi

untuk menjelaskan rancangan desainnya

dengan tujuan agar klien mengerti dan

memahami desain yang direncanakan.

Sehingga visualisasi desain dapat diterima

dengan baik sesuai kebutuhan pengguna

desain. Media presentasi tersebut berupa

Maket.

Maket merupakan representasi bentuk

nyata dari gambar desain dalam bentuk

tiga dimensi dan biasanya memiliki skala

untuk menggambarkan kondisi

sebenarnya suatu objek. Jadi maket

digunakan sebagai gambaran visualisasi

fisik dari keadaan yang sebenarnya.

Maket dalam bidang interior dan

arsitektur diartikan sebagai bentuk model

miniatur dari desain bangunan yang

dirancang atau dibangun.

Pada makalah ini akan dijelaskan

bagaimana permasalahan diatas akan

diselesaikan dengan menjelaskan peranan

Page 13: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

8

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

maket sebagai media visualisasi ide

rancangan suatu karya desain interior.

b. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu :

1. Klasifikasi Maket apa saja yang

dipergunakan seorang desainer interior

untuk media visualisasi ide

rancangannya?

2. Apa saja peranan maket Interior dalam

membantu menjelaskan dan

memvisualisasikan ide rancangannya?

c. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini yaitu mendeskripsikan jenis

serta menganalisis peran maket dalam

rangka memvisualisasikan ide rancangan.

d. Manfaat

Manfaat yang akan dicapai yaitu bagi

dunia pendidikan berupa akan

memberikan pengetahuan tentang

klasifikasi maket yang dapat digunakan

bagi para calon desainer dan desainer

dalam mempresentasikan ide

rancangannya, sedangkan bagi

masyarakat memberikan kemudahan

untuk mengenali hasil ide rancangan

seorang desainer.

e. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan

metode kualitataif. Sedangkan untuk

pengumpulan data ini dilakukan melalui

wawancara, studi kepustakaan baik dari

buku maupun internet.

2. KAJIAN PUSTAKA

Pada Kajian Pustaka ini akan dijelaskan

mengenai pengertian maket, fungsi maket

dan klasifikasi maket secara umum.

2.1 PENGERTIAN MAKET

Maket merupakan bentuk model dari

suatu bangunan aslinya namun tidak

menggambarkan prosesnya (Sadiman,

2008:76). Metode pembelajaran dengan

menggunakan maket akan mempermudah

peserta didik memahami sesuatu yang

akan dipelajarinya (Weiderman dalam

Depdiknas, 2003). Selain itu maket juga

berarti gambaran tata ruang yang

berfungsi untuk memberikan gambaran

ide rancangan (Irwansyah, 2010:10).

Maket juga memiliki pengertian yaitu

miniatur/bentuk tiruan suatu

bangunan/benda yang wujud fisiknya

dalam bentuk 3 dimensi dan memiliki

skala tertentu yang dibuat untuk

memudahkan meujudkan visualisasi hasil

rancangan.

Maket menurut kamus besar bahasa

Indonesia mempunyai arti adalah sebuah

bentuk tiruan tiga dimensi yang meniru

sebuah benda atau objek dan biasanya

memiliki skala kecil. Sedangkan

maket dalam pengertian umum adalah

sebuah miniatur bangunan yang dibuat

dengan skala tertentu sehingga di

samping dapat menampilkan desain

bangunan secara keseluruhan, juga secara

proporsional sebuah maket dibuat dengan

ukuran yang menyerupai ukuran aslinya.

Maket ini pada umunya digunakan oleh

perancang bangunan, untuk

menggambarkan hasil rancangan struktur,

interior, eksterior atau site plan. Namun

banyak juga profesi lainnya

menggunakan maket untuk

mempermudah mempresentasikan ke

klien seperti pembuatan kapal, pesawat

terbang, dan lain-lain. Maket biasanya

dibuat dari kayu, kertas, tanah liat,

Styrofoam, kertas dan sebagainya.

Sebuah maket digunakan sebagai

representasi dari keadaaan sebenarnya

menuju keadaan yang akan diciptakan.

2.2 FUNGSI MAKET

Maket mempunyai berbagai fungsi

tergantung dari tujuan dan keperluan

maket tersebut dibuat. Adapun fungsi-

fungsi maket yaitu sebagai berikut :

1. Untuk menguji kualitas rancangan

dalam skala kecil dan membantu

Page 14: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

9

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

perancang dalam mengembangkan

sentuhan atas ruang, estetika, dan

bahan.

2. Alat bantu dalam mempresentasikan

bangunan yang akan dibangun,

sehingga terlihat visualisasi bentuk,

ukuran dan lain-lainnya.

3. Untuk mendemostrasikan bakat dan

kualitas dalam hal ide dan proyek.

4. Maket juga dapat menjadi sebuah alat

kontrol untuk menilai sebuah gedung

sebelum dibangun.

5. Memperkuat fungsi brosur dan iklan

sebagai media informasi pemasaran

6. Memudahkan konsumen memahami

bentuk rumah dengan cepat

2.3 KLASIFIKASI MAKET

Jika dilihat dari pengunaan bahan dan

warna maket, maka ada dua macam jenis

presentasi maket, yakni :

1. Maket Monochrome

Maket yang penyajiannya terdiri dari

kombinasi satu warna (biasanya warna

putih atau hitam) dan memiliki gradasi.

Fungsinya pada umumnya untuk

kebutuhan presentasi internal, pameran,

dan kegiatan diskusi, sebagai bahan studi

perancangan bentuk, memperlihatkan

pengolahan artikulasi bangunan (pintu

dan jendela) dan maju mundurnya

bidang dengan lebih sempurna serta

memperkuat pengolahan bidang tersebut.

2. Maket Full Colour

Maket yang penyajiannya berupa

presentasi menggunakan warna sesuai

dengan warna yang direncanakan untuk

objek bangunan aslinya, biasanya

digunakan dalam presentasi final atau

pameran.

Dilihat dari skala yang digunakan, maket

juga mempunyai beberapa jenis atau

macam diantaranya :

1. Maket Siteplan yaitu Maket yang

dibuat dengan skala perbandingan yang

cukup kecil (1 : 1000, 1 : 500, 1 : 200),

dibuat untuk menampilkan situasi

kawasan yang sedang dikerjakan.

Misalnya maket siteplan sebuah kawasan

perumahan.

2. Maket bangunan yaitu maket yang

dibuat dengan skala perbandingan yang

sedang (skala 1:100, 1:50) sehingga dapat

menampilkan massa, tata ruang, tampilan

bangunan dan artikulasi eksteriornya.

3. Maket Mock-Up yaitu maket yang

dibuat dengan skala perbandingan yang

besar (skala 1:20, 1:10). Pada umumnya

maket ini menampilkan suatu hasil

rancangan bangunan yang detail. Maket

ini biasanya digunakan pada bidang

interior.

Selain itu dilihat dari fungsinya, maket

terdiri beberapa jenis yaitu :

1. Maket Studi Masa

Maket ini merupakan maket massa

bangunan yang tidak mendetail. Adapun

fungsinya memperlihatkan bentuk global

dari bangunan aslinya terhadap site/tapak

serta kondisi lingkungan sekitarnya.

Bentuk global itu seperti penataan massa,

posisi perletakan, komposisi dan

ketinggiannya. Maket ini digunakan

untuk memudahkan perancang dalam

menata massa bangunan dengan

menggunakan skala dan proporsi yang

tepat.

2. Maket Bangunan

Maket ini merupakan visualisasi

bangunan seutuhnya serta lebih lengkap

dan detail daripada maket studi massa.

Sehingga terlihat jelas kondisi bangunan

secara keseluruhan.

3. Maket Struktur

Maket ini merupakan maket yang

digunakan untuk memperlihatkan system

struktur dan detail dari suatu bangunan.

4. Maket Detail Ruang/Interior

Maket ini pada umumnya memiliki skala

yang besar yang berfungsi menunjukkan

detail ruang dari suatu bangunan. Adapun

di dalam maket interior ini terdiri dari

tampilan layout furniture, material,

warna, tekstur dan unsure serta elemen

interior lainnya.

Page 15: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

10

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

3. PERANAN MAKET SEBAGAI

MEDIA VISUALISASI DALAM

SUATU KARYA INTERIOR

Maket memiliki beberapa peran yang

dapat memudahkan perancang ide

mempresentasikan hasil rancangannya.

3.1 KLASIFIKASI MAKET

INTERIOR

Klasifikasi Maket Interior dibagi menjadi

3 bagian yaitu :

1. Berdasarkan Fungsinya

Berdasarkan Fungsinya, maket interior

termasuk dalam jenis maket detail ruang.

Hal ini disebabkan yang ingin

diperlihatkan pada maket interior yaitu

elemen pembentuk dan pelengkap

interiornya seperti jenis lantai, dinding,

furniture, aksesoris dan sebagainya.

Detail tersebut juga dilihat dari unsure

bahan/material, warna, bentuk dan lain-

lain.

Gambar 3.1 Maket Detail Ruang

Sumber : Hasil Karya Mahasiswa Prodi Desain

Interior STD Bali

2. Berdasarkan Skalanya

Berdasarkan skalanya maket interior

termasuk maket bangunan dan maket

mock up. Penggunaan skala pada maket

interior tergantung fungsinya maket

unruk memperlihatkan keseluruhan

interiornya atau salah satu elemen

pembentuknya. Jika memperlihatkan

keseluruhannya maka menggunakan

skala maket bangunan atau skala sedang

(skala 1:100, 1:50). Dimana maket

bangunan ini tetap memperlihatkan

detail-detail rancangan interiornya seperti

detail furniture, desain dinding, aksesoris,

dan sebagainya.

Gambar 3.2 Maket Bangunan/Skala Sedang

Sumber : http://3.bp.blogspot.com/

Sedangkan Maket Mock-Up yang dibuat

dengan skala perbandingan yang besar

(skala 1:20, 1:10) pada umumnya

digunakan untuk menampilkan salah satu

unsure pembentuk interiornya seperti

furniture, aksesoris, dan sebagainya.

Gambar 3.3 Maket Mock-Up Furniture

Sumber : Hasil Karya Mahasiswa Prodi Desain

Interior STD Bali

3. Berdasarkan Warna

Berdasarkan warnanya maket interior

dapat berupa maket monochrome

mamupun maket full colour. Hal tersebut

Page 16: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

11

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

tergantung dari konsep desain yang

digunakan oleh perancangnya. Namun

pada umumnya maket interior lebih

banyak menggunakan full colour.

Gambar 3.4 Maket Monochrome

Sumber : http://40.media.tumblr.com/

Gambar 3.5 Maket Full Colour

Sumber : http://ninarchlife.blogspot.co.id/

3.2 PERANAN MAKET

Maket memiliki peran utama yaitu

sebagai media visualisasi. Peranan maket

sebagai media visualisasi memudahkan

perancang dan dunia pendidik=kan dalam

hal yaitu :

1. Membantu perancang dalam

mengeksplorasi idenya

Dengan adanya media maket interior ini

maka perancang/desainer dapat dengan

mudah mengeksplorasi idenya. Dimana

perancang/desainer dapat mencoba-coba

dalam hal memadukan segala unsur dan

elemen pembentuk interiornya. Seperti

yang terlihat dalam gambar 3.6 terlihat

ide perancang dalam memadukan warna,

bahan, tata cahaya, bentuk, skala dan

penataan ruangnya. Sehingga estetika

ruang tersebut dapat diterapkan dengan

baik yang berupa unsure keselarasan,

kesatuan, proporsi, irama dan lain-lain.

Gambar 3.6 Visualisasi Ide dalam Maket Interior

Sumber : http://www.jasamaket.info/

2. Memudahkan Perancang dalam

penjelasan ide desainnya

Terkadang perancang tidak mampu

menjelaskan idenya secara keseluruhan

dan dapat pula menyebabkan penafsiran

yang berbeda dari penggguna desain.

Maka dengan adanya maket interior ini

maka visualisasi yang terdapat pada

maket dapat membantu pengguna desain

untuk lebih paham akan maksud ide dari

sang perancang.

Gambar 3.7 Visualisasi Ide Desain Ruang Tidur

Sumber : https://c1.staticflickr.com

Page 17: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

12

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

Seperti yang terlihat pada gambar 3.7

bahwa ide desain sebuah kamar tidur

tertuang dalam sebuah maket lengkap

dengan rancangan tempat tidur, lampu,

wallpaper dan sebaginya sehingga

pengguna desain tersebut dapat

merasakan dan melihat langsung desain

seperti bangunan aslinya. Sehingga klien

atau orang yang melihatnya dapat

mengerti konsep ide rancangan yang

dibuat oleh perancangnya. Selain itu

maket interior dapat membantu

perancang dalam menguasai segala

desain yang dibuatnya.

3. Memudahkan Perancang

Mempromosikan Hasil rancangannya

Visualisasi maket interior yang bagus

dapat membantu mempromosikan hasil

rancangan. Hal ini dikarenakan

perancang dapat memperlihatkan segala

ide uniknya dalam bentuk maket yang

merupakan representasi bangunan

aslinya. Seperti gambar 3.8 Maket

Interior digunakan sebagai wadah

promosi sebuah hasil karya ide

perancang.

Gambar 3.8 Sebagai Wadah Promosi

Sumber : https://fbcdn-photos-h-a.akamaihd.net/

4. Dapat meminimalkan kesalahan saat

pembuatan bangunan aslinya

Maket interior membantu perancang dan

pengguna dalam hal persamaan persepsi

dan diskusi tentang desain apa yang

diinginkan pengguna. Sehingga hal ini

akan meminimalkan kesalahan yang

terjadi di lapangan saat bangunan tersebut

dibangun.

5. Sebagai media pembelajaran

Maket interior sebagai media visualisasi

juga berperan dalam dunia pendidikan.

Hal ini dikarenakan maket ini membantu

dosen dalam mentransfer ilmu ke anak

didiknya. Selain itu melalui maket,

kreativitas mahasiswa dapat berkembang.

Gambar 3.9 Maket Interior Hasil StudiMahasiswa

Sumber : Hasil Karya Mahasiswa Prodi Desain

Interior STD Bali

4. PENUTUP

Bahwa dari penjelasan diatas maka dapat

ditarik kesimpulan dan saran sebagai

berikut.

4.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penjelasan

diatas yaitu :

1. Klasifikasi maket interior dibedakan

dari fungsinya berupa maket detail ruang,

dari warna terdiri dari monochrome dan

full colour sedangkan dari skala terdiri

dari maket bangunan dan mock up.

2. Sedangkan peranan maket sebagai

media visualisasi pada umumnya

membantu perancang mempresentasikan

dan mengeksplorasi idenya serta

meminimalkan kesalahan serta sebagai

media pembelajarn.

Page 18: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

13

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

4.2 SARAN

Beberapa saran yang dapat ditarik dari

penjelasan diatas yaitu :

1. Maket Interior sebaiknya selalu

digunakan oleh perancang agar karya

desain yang dihasilkan lebih maksimal.

2. Dalam kuliah praktek, mahasiswa

diajarkan membuat maket agar kepekaan

akan skala, proporsi dan estetika ruangan

dapat dirasakan sehingga dapat

menghasilkan karya-karya yang kreatif.

5. DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Irwansyah. 2010. Menggali

Potensi Pajak Perusahaan dan

Bisnis Dengan Pelaksanaan

Hukum. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

B.mills, Criss. (2008). Merancang dengan

maket: Panduan studio dalam

membuat maket perancangan

arsitektural. Jakarta: Erlangga.

Arief S Sadiman, dkk. 2008. Media

Pendidikan. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Page 19: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

14

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

INOVASI ELEMEN INTERIOR KONSEP BALI DAN

JEPANG PADA VILLA SEIRYU

I Kadek Pranajaya

Dosen Program Studi Desain Interior, Sekolah Tinggi Desain Bali

E-mail : [email protected]

Abstrak

Saat ini, inovasi pada bidang interior telah demikian pesatnya. Kemajuan teknologi yang

pesat memungkinkan desainer untuk berinovasi dalam menemukan sejumlah kreatifitas,

Villa Seiryu salah satu desain interior yang ingin mengetengahkan paradigma baru dalam

konsep Bali dan Jepang dalam sentuhan modernitas dari segi bentuk, ruang, sirkulasi,

pencahayaan, lansekap, interior dan penggunaaan material dan elemen bangunan.

Beberapa Desainer menyadari bahwa hasil karya kreativitas perancangannya akan

mempengaruhi tatanan lingkungan hidup manusia untuk jangka waktu lama. Desain Villa

Seiryu menuntut suatu kinerja dan integrasi prima diantara komponen komponen utama

yang ada dalam interiornya, yang dimodifikasi secara cerdas untuk menjawab kriteria

inovasi & kreatifitas masa depan.

Kata kunci : Inovasi, Konsep Bali dan Jepang

Pendahuluan

Inovasi tidak sekadar sebagai sesuatu

yang baru, tetapi lebih luas dari itu, yakni

sesuatu yang dinilai baru atau dapat

mendorong terjadinya pembaharuan

dalam masyarakat atau pada lokalitas

tertentu. Pengertian baru yang melekat

pada istilah inovasi tersebut bukan selalu

berarti baru diciptakan, tetapi dapat

berupa sesuatu yang sudah lama dikenal,

diterima, atau digunakan/diterapkan oleh

masyarakat yang menganggapnya sebagai

sesuatu yang masih baru. Inovasi pada

bidang interior telah demikian pesatnya.

Kemajuan teknologi yang pesat

memungkinkan Desainer untuk

berinovasi dalam menemukan sejumlah

kreatifitas karya interior. Inovasi memang

selalu menjadi kata kunci bagi proses

kemajuan suatu desain interior, namun

menerapkan inovasi, bukanlah pekerjaan

yang mudah.

Villa Seiryu merupakan sebuah villa yang

berada di kawasan Seminyak Kabupaten

Badung Bali. Desainer Interior berusaha

membuat rancangan desain dengan

inovasi dan mengapresiasikan paradigma

baru konsep Bali dan Jepang dalam

sentuhan modernitas dari segi bentuk,

tampak, ruang, sirkulasi, pencahayaan,

lansekap, dan penggunaaan material.

Kesempatan untuk bisa mengeksplorasi

desain mempunyai nilai tersendiri bagi

Desainer villa Seiryu . Dalam karya

sendiri makna yang muncul dari proses

kreatifitas selalu memiliki arti yang

relatif dengan tingkatan (gradasi) yang

berbeda dalam masyarakatnya.

Page 20: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

15

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

Kompleksitas faktor pembentuknya

termasuk budaya masyarakat menjadi

penentu.

PEMBAHASAN

Inovasi Elemen-Elemen Interior

Konsep Bali dan Jepang pada Villa

Seiryu

Villa Seiryu merupakan salah satu konsep

Bali dan Jepang dengan sentuhan modern

dan berkarakter tegas yang dikondisikan

dalam setiap elemen interior Villa Seiryu

yang berada di kawasan pariwisata

bergengsi di Seminyak Kabupaten

Badung Bali. Sebagaimana

perkembangan desain villa di Bali, betapa

tidak mudah mendesain suatu villa

dengan menggabungkan dua gaya yang

berbeda diera modernisasi.

Villa Seiryu terdiri dari 8 unit villa yaitu

villa type A dengan luas areal 138,75 m2

(7,5m x 18,5 m) terdiri dari 4 unit dan

villa Type B kamar tidur dengan luas

areal 191,25 m2 (8,5 m x 22,5m) terdiri

dari 4 unit. Nama Seiryu diambil dari

legenda di Jepang, Azure Dragon

(Seiryu) adalah salah satu dari empat roh

wali kota dan dikatakan untuk

melindungi kota Kyoto di Jepang, Seiryu

atau disebut naga biru adalah salah satu

dari empat roh wali kota dan negara

bagian yang melindungi kota Kyoto di

timur. Barat dilindungi oleh Byakko,

Genbu utara dan selatan oleh Suzaku.

Mr. Nakamura selaku wakil owner

sekaligus seorang desainer interior di

negara Jepang bersama arsitek Kadek

Pranajaya, mencoba menerapkan bentuk-

bentuk geometris simple, dirancang pada

fasade bangunan berupa komposisi

dinding massif dan jendela kaca lebar.

Konsep dirancang sedikit berbeda dengan

yang biasanya dibuat oleh Desainer lain.

Sumber Foto: Management Villa Seiryu

Page 21: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

16

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

Pada bangunan utama tidak

diperuntukkan untuk parkir, namun

dirancang untuk Japannese garden

dengan konsep naga biru pada susunan

batu-batu dari fosil dan pohon yang

simple namun terlihat elegan. Sirkulasi

tamu dan staff nya pun terpisah, tamu

melewati pintu dan lorong khusus,

sedangkan pegawai melalui pintu

belakang. Atap lobby dibuat dengan

beton yang celahnya diberi cahaya lampu,

sehingga menambah tampilan bangunan

menjadi monumental, simpel, sederhana,

kokoh, mewah dan megah.

Entrance Villa dibuatkan jalan setapak

dengan batu andesit ukuran 60 cm x 60

cm, dipinggir batu diberi koral lepas

berwarna coklat muda, pada pojok

dinding untuk menambah aksen pada

sudut ruangan, ditaruh patung pendeta

dari Jepang yang terbuat dari kaca, pada

latar belakang kaca dihiasi bunga sakura

berwarna merah. Lampu sorot dari bawah

akan menambah suasana ruangan menjadi

lebih indah.

Konsep desain berawal dari keinginan

pemilik untuk memiliki ruangan yang

tinggi dengan tetap memakai struktur

atap ekspose model Bali dan tetap

mengutamakan pencahayaan dan

pengudaraan alami dalam villa. Lobby

dan reception yang didepannya dibuat

Japaneese garden berukuran 5 mx 12,5

m, yang terbuat dari kaca tempered,

diatasnya diisi kerikil yang transparan,

dibawah kaca diberi lampu yang merata

pada semua bidang, sehingga pada malam

hari jika dihidupkan lampu terlihat sangat

indah dengan kombinasi antara kerikil

dan rumput.

Di depan nya juga dirancang dinding

kaca yang transparan setinggi 4 m,

dibalik kaca dibuat bayangan (siluete)

yang berbentuk naga biru laki-laki dan

perempuan, naga terlihat jika disorot

lampu dari belakang (seperti pada

pertunjukan wayang), jadi hanya

bayangan saja terlihat. Tamu/wisatawan

yang duduk disini akan disediakan buku

cerita mengenai kisah cerita dari naga

biru itu sendiri. Lukisan naga biru

sepanjang sofa, yang di lukis oleh group

pelukis Sanur. Jalan di lobby terbuat dari

batu alam warna putih dari yogya

kombinasi batu andesit.

Sumber Foto: Management Villa Seiryu

Page 22: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

17

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

Proses pencarian nilai yang paling simpel

salah satunya dengan menonjolkan

karakter dari permainan bidang dan garis,

sehingga memunculkan kesan yang kuat.

Bidang dan garis disini bersinergi untuk

menciptakan komposisi yang dapat

dibaca simetris dan konstan. Jalan masuk

ke areal villa dirancang lebih tertutup

lewat samping villa sehingga tampak

depan tidak terlihat parkir.

Pada foto diatas terlihat

reception/penerima tamu yang dirancang

dengan suasana Jepang dengan sentuhan

modern. Di belakang reception di pasang

art work terbuat dari kaca dengan konsep

naga biru, yang langsung dipesan di

wilayah Desa Cucukan Gianyar.

Lampu gantung sebanyak 3 buah terbuat

dari bambu, menambah suasana intim dan

hangat pada area lobby dan receptiont.

Lukisan berupa goresan di kanvas berupa

susunan bunga sakura yang diacak

membentuk naga biru. Gaya (style) Bali

dari rancangan Arsitek Lokal I Kadek

Pranajaya bersama desainer interior asal

Jepang Mr. Nakamura tampak lebih

menekankan pada perpaduan gaya yang

bersifat personal dan universal dengan

mengkombinasikan gaya Bali dan

Jepang. Tampilan bangunan

memunculkan geliat berekpresi dan

bereksprimen, namun tetap mengadopsi

unsur-unsur gaya Bali dan Jepang, dalam

upaya memperhatikan dan

mempertimbangkan kearifan lokal

dengan menyesuaikan dengan

Sumber Foto: Management Villa Seiryu

Page 23: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

18

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

perkembangan zaman. Dinding villa

dirancang tinggi dan transparan agar

memasukkan sebanyak mungkin cahaya

alami kedalam villa tanpa mengorbankan

privasi tamu. Pakem Bali dan Jepang

dengan sentuhan modern menjadi hal

yang baku karena bentuk existing

bangunan diharapkan mempunyai

kejutan-kejutan yang segar pada saat

memasuki ruangan-ruangan didalamnya.

Konstruksi atap ekspose model Bali tetap

ditonjolkan pada bangunan. Beragam

elemen dekoratif dan perpaduan harmonis

setiap furniture akan memberikan

kenyamanan bagi penghuni. Tampilan

bangunan terlihat sangat dinamis.

Tampak muka villa dan tampak depan,

mengacu pada konsep modern. Bentuk

jendela sliding door pada tampak depan

mengacu kepada konsep villa

kontemporer yang tidak hanya fungsional

tetap juga efisien. Pengkondisian jendela

lipat ini diakomodasi dengan kusen

aluminium yang senada dengan konsep

keseluruhan. Halaman depan villa

merupakan tempat bersosialisasi dan

penyegaran udara. Setiap ruang elemen

ruang dirancang simple bernuansa

modern dengan kekuatan desain terletak

pada pengolahan bentuk dan material,

Penempatan furniture yang modern

memberikan kesan tidak membosankan.

Penciptaan suasana yang baik merupakan

hal terpenting bagi seorang desainer.

Mulai dari warna tekstur, komposisi

furniture pada ruangan serta perpaduan

berbagai aksesori dapat mengangkat

gengsi sebuah karya. Penggunaan

material lokal dengan warna dan tekstur

alam yang selaras diharapkan dapat

mendukung estetika pada desain interior

Perpaduan finishing baik natural maupun

pabrikasi, misalkan pada jendela depan

dibuat dari aluminium, sedangkan pintu

yang lainnya terbuat dari kayu. Pool

chair yang menggunakan bahan kayu,

langsung dibuat menyatu dengan sistem

knock down, sehingga tidak mengurangi

pandangan sedangkan chusion berada

diatas deck kayu/pool chair. Hampir

semua bangunan Villa Seiryu

menggunakan warna-warna alami baik itu

pada dinding, lantai, kolom, plafon, dan

atap. Lantai menggunakan kayu sehingga

memberikan kesan yang santai, hangat

dan alami. sedangkan permainan warna-

warna kontras sebagai aksen dihadirkan

pada beberapa dinding, yang sengaja

dibentuk, ditambah dengan lampu

menciptakan suasana yang hangat dan

nyaman.

Untuk pengolahan interior, Mr.

Nakamura bersama Kadek Pranajaya,

fokus pada garis desain yang bersih

(clean look) dan aplikasi material alami

Page 24: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

19

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

yang mengekspose terkstur serta warna

asli seperti kulit rotan, kayu finishing

white wash. furniture ditata simpel,

praktis dan tetap memperlihatkan

permainan detail yang atraktif.

Komposisi garis yang sederhana dengan

permainan warna dinamis memberi kesan

bersih sesuai dengan gaya hidup tamu

mancanegara. Finishing cat berwarna

polos serta penempatan lukisan abstrak

dan standing lamp dengan warna yang

mencolok memberi kesan aksen pada

ruang. Finishing kayu dibiarkan alami

untuk mendukung kesan bangunan secara

keseluruhan. Sirkulasi udara tidak

mengalami kendala dalam perencanaan

villa ini karena konsep villa dibuat lebih

terbuka di masing-masing lot villa.

Kombinasi yang atraktif dirancang di

daerah kitchen dengan desain inovatif

dari pemilihan material kitchen dan

interiornya yang dirancang lebih efisien,

lapang, terang, sejuk sesuai dengan gaya

hidup wisatawan. Untuk menciptakan

dapur bergaya minimalis modern, elemen

ruang dirancang simple dengan material

yang sederhana seperti pemakaian mosaik

pada dinding dengan kombinasi kayu

finishing white wash. Sesuai dengan

fungsinya, pencahayaan umum (general

lighting) pada dapur ini berupa lima titik

lampu spotlight dengan cahaya warna

putih sejuk pada plafon. Pencahayaan

setempatnya (task lighting) titik lampu

halogen jenis downlight di dalam kitchen

set dan pada hood (pengisap asap)

sekaligus untuk menerangi permukaan

meja kerja. Untuk mendukung kegiatan

memasak yang optimal, dapur ini

dilengkapi oleh peralatan oven elektrik,

kulkas, microwave dan mesin pembuat

kopi/ coffee maker. Ada pula aksesori

yang fungsional seperti plates rack.

Secara keseluruhan semua peralatan ini

tampak terpadu dengan desain dapur

tampil simpel, kompak dan eksklusif.

Kamar mandi Villa Seiryu dirancang

berdekatan

dengan kolam

renang.

seolah-olah

penggunanya

berfantasi

mandi bergaya

spa. Pengaturan

ruang yang

sederhana,

efisien dan

dinamis dengan

nuansa Jepang dan Bali dengan sentuhan

modern dan fasilitas standar hotel

berbintang lima. Penggunaan bahan-

bahan alami pada material seperti kayu,

mutiara, tulang, duri bahkan bebatuan

alam menambah nilai estetika pada

bangunan, ditambah pula dengan

permainan cat yang disesesuaikan dengan

suasana ruang yang diinginkan.

Page 25: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

20

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

Penggunaan

bahan alam diolah menjadi karya

beragam produk interior yang sangat

unik dan indah. Untuk membentuk

suasana ruang, beberapa lampu sorot

dipasang mengarah ke atas plafon dan

benda seni maupun lukisan, sedangkan

lampu taman dan kolam cukup

memberikan penerangan pada malam hari

namun diletakkan pada lokasi yang dapat

memberikan kesan yang indah. lagi

dibuatkan water feature.

Dekoratif wall yang berada di kamar

mandi, hiasan berbentuk tulisan jepang

yang 1 unit terbaca she dan 1 unit lagi

terbaca ryu begitu selanjutnya, selain itu

dapat fungsikan untuk menaruh amanities

dan peralatan bathroom seperti sabun.

Pemanfaatan sinar matahari pagi sangat

dioptimalkan. Komposisi garis yang

sederhana dengan permainan warna

dinamis memberi kesan bersih seperti

terlihat pada kamar tidur, serta didukung

pula dengan pemakaian kelambu. Desain

lampu betul-betul dirancang hemat energi

yang lebih banyak menggunakan cahaya

matahari dengan penerangan diletakkan

pada lokasi yang dapat memberikan

kesan yang indah.

Ruang dalam kamar tidur dirancang

dengan furniture yang sederhana dengan

pemakaian material alami yang

dilengkapi dengan aksesories etnik

modern sehingga menciptakan suasana

nyaman dan santai.

Komposisi garis yang sederhana dengan

permainan warna dinamis memberi kesan

bersih seperti terlihat pada kamar tidur

villa, dan didukung pula dengan

pemakaian kelambu. Kamar tidur

berukuran 4,5x 5 m. Ruang dalam kamar

tidur dirancang dengan furniture yang

sederhana dengan menggunakan material

alami serta dilengkapi dengan aksesories

etnik modern yang menciptakan suasana

nyaman dan santai.

Bangunan villa mengekspose struktur

bangunan sebagai elemen estetika dan

mengeksplorasi pemanfaatan material

lokal alami sehingga bangunan serasi

dengan lingkungan sekitarnya. Atap

dikemas menjadi nilai estetika disamping

tetap sesuai dengan fungsinya dengan

mengunakan atap kayu ekspose dengan

plafon gypsum terbuat dari bahan rotan.

Page 26: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

21

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

Struktur atap menggunakan kayu

bangkirai 6/12 untuk balok dan 5/7 untuk

usuk dengan finishing white wash.

Pemanfaatan model struktur Bali sangat

menarik sekali diterapkan pada bangunan

Villa Seiryu, karena disamping kuat,

memiliki nilai estetika, juga dapat

memberikan kesan ruang lebih luas.

Furniture yang terbuat dari kayu rattan

dan kayu terlihat ringan dan sederhana.

Susunan ruang yang serba terbuka

menciptakan kesan lapang didukung lagi

dengan aliran udara yang lancar dan

hubungan antar ruang yang sederhana.

Lantai bangunan dipilih dengan nuansa

yang alami yaitu dengan menggunakan

kayu karena warna teracotta menciptakan

keserasian dengan bahan bangunan

lainnya yang merupakan bahan alami

seperti kayu,lampid dan sirap serta bahan

yang ramah lingkungan.

Air kolam renang dirancang jatuh pada

satu sisi luar kolam renang sehingga

menimbulkan kesan gemericik yang

menyejukkan. Pada sisi tengah kolam di

rancang water feuture dengan pemberian

spot lampu yang akan menambah

keindahan suasana villa pada malam hari.

Taman di dalam villa dirancang dengan

gaya Jepang dan kombinasi dengan

taman gaya tropis. Setiap unit villa

rumput yang ditaruh ditengah sebagai

aksen point taman dibuat berbeda

bentuknya seperti bulat, bahkan ada yang

berbentuk pulau Bali. Lampu taman

cukup memberikan penerangan pada

malam hari namun diletakkan pada lokasi

yang dapat memberikan kesan yang

indah.

Pintu masuk ke masing masing lot villa

dirancang dengan khas Jepang dengan

handle terbuat dari samurai begitu pula

lorong jalan menuju villa di pasang

artwork berbentuk samurai dari kaca,

yang diberi lampu.

DAFTAR PUSTAKA

Hatmoko, A. U. 2006. Kreativitas Serta

Tradisi dan Inovasi dalam

Desainer tur. Jakarta: I-Arch, Pt.

Grasindo Mediatama.

Prajnawardhi, T. A. 2004. Mesiniaga

Tower, Tradisionalitas Dalam

Balutan Modernitas Denpasar:

Jurnal Permukiman Natah,

Fakultas Teknik Universitas

Udayana.

Priatman, J. 1999. Tradisi dan Inovasi

material Fasade bangunan Tinggi.

Surabaya: Jurusan Teknik

Desainer tur, Fakultas Teknik

Sipil dan Perencanaan -

Universitas Kristen Petra.

Putrie, Y. E. 2009. Merenung Kembali

Makna Kreatifitas dalam Desainer

tur.

Santoso, H. 2009. Tanggung jawab

Desainer (karya Desainer tur)

terhadap lingkungannya. Malang:

IAI Malang.

Wirjoatmodjo, S. 2006. Kita

Menemukan Bentuk, Buka

Mencipta. Jakarta: I-Arch, PT

Grasindo Mediatama.

Page 27: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

22

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

PERJALANAN ARSITEKTUR MELEWATI MASA :

TRANSFORMASI LANGGAM ARSITEKTUR KOLONIAL

BELANDA

(STUDI KASUS : HOTEL MAJAPAHIT, SURABAYA)

Ardina Susanti

Dosen Program Studi Desain Interior, Sekolah Tinggi Desain Bali

Email : [email protected]

Abstrak

Keberagaman arsitektur di Indonesia tidak lepas dari pengaruh kolonialisme

Belanda yang berlangsung selama 350 tahun. Datangnya bangsa Belanda tentunya

memberikan dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan

politik. Dampak tersebut terwujud dalam arsitektur yang dibangun pada masa itu.

Makalah ini akan membahas mengenai pengaruh kolonialisme Belanda terhadap

arsitektur yang muncul pada masa itu, yang mana akan mengambil studi kasus Hotel

Majapahit Surabaya. Bangunan ini merupakan salah satu fasilitas pariwisata yang ada

pada masa kolonialisme Belanda. Kajian mengenai bangunan ini dapat menjelaskan

adanya keterkaitan antara perubahan sistem sosial, budaya, ekonomi, politik terhadap

fungsi – fungsi bangunan yang muncul, dan juga adanya keterkaitan antara bentuk dan

teknologi arsitektur yang digunakan dengan budaya dan keadaan alam setempat.

Keyword : Arsitektur Kolonial Belanda, fungsi, langgam, teknologi

1. Pendahuluan

Arsitektur merupakan hasil proses

perancangan dan pembangunan seseorang

atau sekelompok orang dalam rangka

memenuhi kebutuhan ruang untuk

melaksanakan kegiatan tertentu

(beeubee.blogspot.com). Kebutuhan

ruang ini tentunya sangat berkaitan

dengan kegiatan yang sering dilakukan.

Kegiatan ini merupakan salah satu

elemen yang dapat membentuk sebuah

budaya. Kebudayaan yang telah tercipta

pada suatu tempat mengakibatkan

munculnya kebutuhan manusia akan

ruang untuk terus dapat menjalankan

kebudayaan tersebut. Sehingga dapat

dikatakan kebudayaan berkaitan dengan

kebutuhan ruang yang diwujudkan dalam

sebuah karya arsitektur. Hal tersebut juga

yang menyebabkan perkembangan

arsitektur sejalan dengan perkembangan

manusia dari suatu periode ke periode

berikutnya karena manusia membutuhkan

ruang sebagai wadah untuk kegiatan

hidup dengan aman, nyaman, bermanfaat

dan dapat memberikan kenikmatan dan

rasa kebahagiaan

(beeubee.bolgspot.com).

Arsitektur yang sangat berkaitan dengan

kebudayaan suatu tempat juga dapat

menjadi indikator atau simbol sejarah

peradaban bangsa. Menurut Rapoport

dalam Asniawati (2000) menyebutkan

bahwa arsitektur merupakan cerminan

yang dipengaruhi oleh aspek sosial

masyarakatnya (dalam

beeubee.blogspot.com). Oleh karena itu,

bangunan dapat dijadikan suatu simbol

dari keberadaan suatu zaman. Kualitas

dan kuantitas bangunan yang ada dapat

membuktikan eksistensi yang ada pada

zaman tersebut ( Sumalyo, dalam

dewey.petra.ac.id).

Page 28: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

23

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

Hal yang sama juga bisa kita lihat di

Indonesia. Keanekaragaman perwujudan

arsitektur yang ada baik dari segi bentuk

dan fungsi, tidak bisa lepas dari

perjalanan peradaban bangsa Indonesia.

Arsitektur pada bangunan bersejarah

tidak terlepas dari fungsi, material, dan

style/ gaya arsitektur (Widyati, 2004 ;

dalam beeubee.blogspot.com).

Keberanekaragaman bentuk arsitektur

vernakular, bangunan ketua adat, istana

raja, serta bangunan ibadah yang ada

merupakan warisan kebudayaan pada

masa lalu dari masa pra sejarah, hingga

masa kerajaan Hindu – Budha dan

kerajaan Islam. Peradaban yang terjadi

pada masa kolonialisme bangsa Eropa

khususnya Belanda juga memiliki andil

dalam keanekaragaman arsitektur di

Indonesia. Munculnya fungsi-fungsi baru

seperti bangunan kantor, pabrik, rumah

besar/ mansion, serta bangunan komersial

seperti restaurant, toko, dan hotel

merupakan beberapa pengaruh dari

budaya Barat ke Indonesia. Selain

memunculkan bangunan – bangunan

dengan fungsi yang lebih modern, bangsa

Eropa atau Belanda juga

memperkenalkan teknologi –teknologi

baru dalam arsitektur, seperti teknologi

struktur, teknologi bahan, teknologi

kenyamanan termal, serta teknologi

dalam penciptaan elemen dekoratif.

Konsep-konsep dan teknologi – teknologi

baru yang diperkenalkan bangsa Belanda

tentunya merubah bentuk arsitektur yang

ada sebelumnya. Adanya perpaduan gaya

arsitektur lokal dan gaya arsitektur

bangsa Belanda menciptakan sebuah

gaya arsitektur baru yang ada di

Indonesia yang selama ini dikenal dengan

sebutan Arsitektur Kolonial Belanda.

Arsitektur kolonial Belanda di Indonesia

adalah sebuah fenomena budaya yang

unik, yang mana tidak pernah ditemukan

di tempat lain maupun di negara Belanda

sendiri, karena arsitektur ini merupakan

perpaduan dari budaya kolonial dan

budaya Indonesia (Sumalyo dalam

arsitektur.blog.gunadarma.ac.id ). Pada

proses perpaduan budaya ini terdapat

proses – proses penyesuaian rancangan

bangunan terhadap keadaan iklim dan

lingkungan di Indonesia.

Perbedaan karakter bangunan yang

terjadi pada masa sebelum dan sesudah

kedatangan bangsa Belanda di Indonesia

disebabkan oleh perbedaan konsep

pendekatan perancangan arsitektur dari

kebudayaan Timur (khususnya Indonesia)

yang sangat berkaitan dengan kosmologi,

serta nilai – nilai keagamaan, dengan

kebudayaan Barat (Eropa/ Belanda) yang

berkaitan dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Maka dari

itu, makalah ini dibuat untuk mengkaji

lebih dalam lagi mengenai pengaruh

kolonialisme Belanda terhadap

perkembangan arsitektur di Indonesia

baik dari segi sosial, budaya, politik dan

ekonomi.

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipilih dalam

penulisan artikel ini adalah metode

penelitian kualitatif. Analisis kualitatif

yang digunakan adalah analisis konten

beberapa artikel peneliti pendahulu yang

membahas tentang Hotel Majapahit untuk

kemudian dianalisis kembali berdasarkan

periodisasi dan karakteristik arsitektur

kolonial Belanda yang ada di Indonesia.

2. Perkembangan Arsitektur Kolonial

Belanda di Indonesia

Masa kolonialisme Belanda selama 350

tahun atau 3,5 abad menyebabkan

terjadinya perubahan masyarakat

Indonesia baik dari segi sosial, budaya,

politik dan ekonomi. Namun perubahan

tersebut tidak terjadi dalam waktu

singkat. Berikut akan dibahas mengenai

tahapan – tahapan kolonialisme Belanda

di Indonesia serta perkembangan

arsitektur yang terjadi pada masing-

masing tahapan tersebut.

Page 29: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

24

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

Periodisasi perkembangan arsitektur

kolonial Belanda di Indonesia

Tahapan – tahapan kolonialisme Belanda

di Indonesia (beeubee.blogspot.com)

dibagi dalam 4 periode yaitu :

a. Periode tahun 1602 – 1800 :

kedatangan pihak serikat dagang

Belanda (VOC) di Indonesia yang

dipimpin oleh Cornelis de

Houtman. Pada masa ini VOC

menggalakkan prinsip handels

dan kapitalisme/ monopoli

perdagangan.

b. Periode tahun 1800 – 1805 :

kolonialisme di Indonesia sempat

diselingi penjajahan Inggris dalam

waktu singkat, kemudian

pemerintahan kolonial jatuh ke

tangan pemerintah Belanda

(bukan lagi oleh VOC). Pada

masa ini dikeluarkan sistem

Cultuurstelsel/ tanam paksa oleh

Gubernur Jenderal Van den Bosch

c. Periode tahun 1805 – 1870 :

Pada masa ini sistem tanam paksa

atau cultuurstelsel ini mendapat

kritik dari kaum politik liberal

Belanda, yang mendesak

dilakukannya politik etis bagi

tanah jajahan, yang mana dalam

politik etis pemerintah kolonial

bertanggungjawab terhadap

kesejahteraan dan pendidikan

masyarakat yang ada di tanah

jajahannya.

d. Periode setelah tahun 1900 :

Pada masa ini pemerintah Hindia

Belanda mengeluarkan system

politik open door/ terbuka, hal ini

menyebabkan makin

bertambahnya perusahaan asing

yang ada di Indonesia.

Menurut Helen Jessup dalam

www.academia.edu karakteristik

arsitektur kolonial Belanda dapat dilihat

dari segi perkembangan arsitektur dan

elemen ornament yang digunakan pada

bangunan tersebut. Periodisasi menurut

Helen, dibagi dalam :

a. Periode abad 16 sampai dengan

tahun 1800

Pada masa ini arsitektur kolonial

kehilangan orientasinya dalam arti

tidak memiliki orientasi bentuk

yang jelas, dan tidak diusahakan

untuk beradaptasi dengan iklim

dan lingkungan setempat.

b. Periode tahun 1800 sampai

dengan tahun 1902

Untuk memperkuat status sebagai

kaum kolonialis, pemerintah

Hindia Belanda membangun

gedung – gedung megah

(grandeur) dengan gaya neo-

klasik yang berbeda dengan

arsitektur nasional Belanda pada

saat itu.

c. Periode tahun 1902 sampai

dengan tahun 1920

Pemukiman orang Belanda

berkembang dengan cepat,

sehingga Indische Architecture

dan arsitektur lokal Indonesia

makin terdesak.

d. Periode tahun 1920 sampai

dengan tahun 1940an

Muncul gerakan pembaruan

dalam arsitektur baik nasional

Belanda maupun internasional,

sehingga muncul kecenderungan

terjadinya penggabungan

beberapa langgam dalam satu

bangunan yang disebut

eklektisism. Hal ini memberi

pengaruh pada arsitektur kolonial

di Indonesia. Beberapa arsitek

Belanda di Indonesia memandang

perlu untuk memberi ciri khas

pada arsitektur Hindia Belanda

dengan menggunakan kebudayaan

arsitektur tradisional Indonesia

sebagai sumber

pengembangannya.

Hampir senada dengan pendapat Helen

Jessup, menurut Handinoto dalam

www.academia.edu membagi periodisasi

perkembangan arsitektur di Surabaya

sebagai berikut :

Page 30: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

25

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

a. Periode tahun 1870 – 1900 : gaya

arsitektur yang didirikan memiliki

ciri khas arsitektur gaya Prancis

yang dipelopori oleh Gubernur

Jenderal H.W. Daendels yang

terlepas dari kebudayaan

induknya yaitu Belanda. Gaya

arsitektur ini dikenal dengan

nama The Empire Style / Indische

Empire.

b. Periode setelah tahun 1900 :

gaya arsitektur pada masa ini

telah memiliki bentuk yang

spesifik dan telah ada kompromi

dari arsitektur modern yang ada di

Belanda waktu itu bersamaan

dengan penyesuaian iklim

Indonesia. Bentuk ini merupakan

bentuk khas yang berbeda dengan

arsitektur modern yang ada di

negara Belanda sendiri.

c. Periode setelah tahun 1920 :

berkembang gaya arsitektur yang

disebut International Style yang

memiliki karakter disesuaikan

dengan iklim serta teknologi

setempat, dengan wujud umum

berwarna putih, atap datar,

menggunakan gevel horizontal,

berbentuk kubus, bersih, dengan

bahasa desain yang sederhana

(paham “Less is More”)

Karakter arsitektur kolonial Indische

Empire, masa transisi, dan arsitektur

kolonial modern

Secara umum masa perkembangan

arsitektur kolonial dibagi dalam 3 masa

(Hartono.et.al, 2006) yaitu :

a. Masa Indische Empire (abad 18 -

19) : bangunan pada golongan ini

memiliki karakter denah yang

simetris, satu lantai, ditutup

dengan atap perisai, terbuka dan

terdapat pilar di serambi depan

dan belakang, pilar tersebut

bergaya Yunani atau Romawi.

Serambi belakang biasanya

berfungsi sebagai ruang makan

yang berhubungan dengan area

servis. Sistem struktur dan

konstruksi yang digunakan

adalah sistem kolom dan balok

serta dinding pemikul dengan

material batu bata. Penggunaan

material kayu pada kuda – kuda

atap, kusen jendela dan pintu.

Material kaca masih sedikit

digunakan pada masa ini.

Penutup atap yang digunakan

adalah genteng. Tidak dapat

dibedakan antara bangunan yang

berfungsi sebagai tumah tinggal

atau bangunan umum.

b. Masa Transisi (1890 – 1915 ) :

gaya bangunan pada masa ini

masih secara denah tidak terlalu

berbeda dengan indische empire,

tapi penggunaan kolom atau pilar

bergaya Yunani dan Romawi

mulai disederhanakan. Pavilion

atau bangunan samping dengan

koridor juga masih

dipertahankan. Bahan bangunan

yang digunakan masih batu bata,

kayu, pemakaian kaca masih

sangat terbatas. Sistem

konstruksi masih menggunakan

dinding pemikul dengan gevel

depan yang mencolok dan dihias.

Bentuk atap berupa bentuk

perisai dan pelana dengan

penutup atap genteng, pada

beberapa bangunan terdapat

dormer (bukaan atap) untuk

ventilasi atap.

c. Masa arsitektur kolonial modern

(1915 – 1940 ) : gaya bangunan

pada masa ini memiliki denah

yang bervariasi, simetri

cenderung dihindari pada denah,

keberadaan rumah samping atau

pavilion tidak lagi digunakan,

namun terdapat koridor hanya

sebagai penghalang sinar

matahari yang berlebih. Tampak

bangunan menganut paham form

follow function yang bersih, dan

tidak terlalu simetri. Pada masa

Page 31: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

26

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

ini telah diperkenalkan bahan

bangunan beton pada bangunan

bertingkat. Bahan kaca sudah

mulai banyak digunakan

terutama pada jendela yang lebar.

System konstruksi rangka mulai

digunakan, di mana dinding

hanya sebagai penutup dan

pembatas. Atap masih berbentuk

atap pelana dan perisai yang

ditutup oleh genteng atau sirap,

tapi beberapa bangunan ada yang

menggunakan atap datar

berbahan beton. Terdapat

perbedaan antara rumah tinggal

dan bangunan umum.

Secara umum karakter bangunan kolonial

Belanda adalah : memiliki fasad yang

simetris, material batu bata atau kayu

tanpa pelapis, entrance mempunyai 2

daun pintu, pintu masuk terletak di

samping bangunan, denah simetris,

jendela besar berbingkai kayu, dan

terdapat dormer/ bukaan pada atap

(Wardani, 2009 dalam

beeubee.blogspot.com). Bangunan

kolonial juga memiliki pondasi dari batu

bata yang disusun vertikal dan rapat,

pondasi ini sangat kuat karena lebih tebal

sehingga lebih tahan goncangan

(rendztama.wordpress.com). Memiliki

jendela, pintu dan ventilasi berukuran

besar sehingga sirkulasi udara lancar dan

cahaya matahari dapat masuk.

Dindingnya tebal (25-30 cm) dapat

meredam panas sehingga suhu dalam

ruangan stabil. Bangunan cenderung

tinggi umumnya 5,25 m di lantai 1 dan 5

m di lantai 2, sehingga dapat memfiltrasi

panas matahari. Memiliki kekuatan yang

baik karena menggunakan material yang

baik seperti batu kali dan kayu jati, dan

menggunakan material tersebut dalam

volume yang besar, terdapat koridor

terbuka pada sisi Barat dan Timur untuk

memasukkan cahaya matahari sebagai

pencahayaan alami

(kompetiblog2012.wordpress.com ;

Sumalyo dalam

arsitektur.gunadarma.ac.id), memiliki lis

profil sebagai elemen dekorasi pada

dinding, kemiringan atap di atas 35

derajat bahkan sampai melebihi 45

derajat.

Fungsi – fungsi baru yang muncul

Oleh karena munculnya sistem politik

baru oleh Belanda, maka muncul pula

bangunan – bangunan yang memiliki

fungsi yang berbeda dari fungsi bangunan

tradisional/lokal. Seperti munculnya

bangunan yang berfungsi sebagai kantor

untuk menunjang kegiatan pejabat Hindia

Belanda, bangunan sekolah untuk

menunjang penerapan politik etis,

kemudian bangunan gudang hasil

pertanian (sistem tanam paksa), pabrik –

pabrik (industrialisasi), stasiun kereta api

untuk memudahkan distribusi barang dan

mobilisasi, bangunan pariwisata seperti

hotel dan restaurant untuk memenuhi

kebutuhan para turis Eropa yang

berwisata ke Indonesia.

Langgam – langgam arsitektur yang

muncul

Selain langgam neo – klasik yang

diangkat pada bangunan Indische Empire,

ada beberapa langgam arsitektur modern

yang muncul pada masa kolonialisme

Belanda, antara lain :

a. Art Nouveau

Merupakan gaya seni arsitektur yang

diterapkan terutama pada seni

dekoratif yang popular pada

pergantian abad 20 (1890 – 1905 ),

dalam bahasa Indonesia art nouveau

berarti seni baru. Aliran ini memiliki

Gambar 01. Bentuk – bentuk dormer (kiri) ; Bentuk –

bentuk gevel (kanan) Sumber :

http://www.academia.edu

Page 32: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

27

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

karakter mengambil bentuk – bentuk

organic seperti bunga dan tanaman –

tanaman lainnya yang bisa

diterapkan pada arsitektur, lukisan,

furniture , kerajinan kaca, desain

grafis, perhiasan, tembikar, logam,

tekstil, dan patung, karena aliran ini

menganut prinsip seni haruslah

menjadi bagian dari kehidupan sehari

– hari. Gaya ini merupakan gaya

peralihan dari gaya Neo – Klasik ke

arsitektur modern, elemen-elemen

dekoratifnya sudah mulai diproduksi

menggunakan teknologi terbaru pada

awal abad ke – 19 seperti

penggunaan material besi dan kaca.

Akan tetapi pada awal perang dunia I

gaya ini semakin jarang muncul

akibat mahalnya biaya untuk

membuat karya seni dengan aliran

ini, art nouveau kemudian

dimodernisasi dengan gaya yang

lebih murah dan lebih sesuai dengan

estetika era industry, menjadi

style/gaya Art Deco

(en.wikipedia.org). Penerapannya di

Indonesia biasanya dengan ciri gaya

hiperbola dan parabola pada jendela

dan lengkungan pada pintu, gaya ini

biasanya dipadukan dengan gaya art

deco.

b. Art Deco

Gaya ini merupakan

penyederhanaan dari gaya Art

Nouveau, tapi dikatakan juga

merupakan gabungan dari berbagai

langgam arsitektur seperti langgam

konstruksionisme, kubisme,

modernism, Bauhaus, dan futurism.

Gaya arsitektur ini bersifat

dekoratif untuk memberi kesan

anggun, fungsional, dan ultra

modern. Identik dengan garis-garis

tegas, warna – warna yang kuat dan

fitur – fitur yang berbentuk zigzag,

geometris, dan berbentuk puzzle.

Menggunakan bahan – bahan

stainless steel, aluminium, lacquer,

inlaid wood, kulit hiu, dan kulit

zebra (id.wikipedia.org). Gaya art

deco merupakan salah satu dari

gaya eklektik yang masih

menggunakan motif tradisional tapi

telah menggunakan material

produksi mesin, menggunakan

ornament mewah, lebih

menekankan pada kesimetrisan, dan

bentuk rectilinear. Gaya ini

merespon kebutuhan akan mesin

dan material baru yang lebih cepat

digunakan untuk produksi massal.

Art deco identic dengan

kemewahan, semangat, dan

keyakinan dalam kemajuan sosial

dan teknologi (en.wikipedia.org)

3. Transformasi Langgam Hotel

Majapahit Surabaya

Bangunan dengan fungsi sebagai hotel

dibangun pada masa kolonialisme

Belanda untuk memenuhi kebutuhan

tempat tinggal sementara bagi turis –

turis Eropa yang dating ke Indonesia.

Pariwisata di Indonesia mulai

berkembang pada abad ke -19, di mana

pihak Belanda membuat biro wisata,

yang kemudian menerbitkan buku

panduan wisata Nusantara. Eksotisme

bumi Nusantara yang ditampilkan buku –

buku tersebutlah yang membawa turis –

turis Eropa berkunjung ke Indonesia.

Hotel – hotel mewah pertama di Hindia

Belanda sebagian besar terletak di Pulau

Jawa, Medan, dan Makassar

(travel.kompas.com). Salah satu dari

hotel mewah tersebut adalah Hotel

Oranje yang sekarang bernama Hotel

Majapahit yang terletak di kota Surabaya.

Pendirian bangunan, arsitek yang

terlibat, dan langgam arsitektur yang

diaplikasikan

Bangunan ini dibangun pertama kali

sebagai hotel mewah pada 1910,

pemiliknya adalah Lucas Martin Sarkies

yang berasal dari Armenia. Keluarga

Sarkies memang terkenal sebagai

pengusaha hotel di beberapa negara di

Kawasan Asia, salah satu hotel lainnya

Page 33: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

28

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

adalah Raffless Hotel di Singapura. Saat

pertama kali dibangun tahun 1910,

bangunan dirancang oleh arsitek

kebangsaan Inggris bernama James

Afprey, yang mengaplikasikan langgam

Art Nouveau pada bangunan ini.

Kemudian pada tahun 1936 hotel ini

direnovasi pada bagian pintu masuk oleh

arsitek berkebangsaan Belanda Prof. Ir.

Charles Prosper Wolff Schoemaker yang

mengaplikasikan langgam Art Deco pada

rancangannya. Dapat disimpulkan bahwa

bangunan Hotel Oranje ( Hotel Majapahit

) merupakan bangunan dengan langgam

perpaduan art nouveau dan art deco.

(travel.kompas.com;

wisataindonesiaterlaris.blog-spot.com)

Peristiwa bersejarah yang terjadi

Pada masa pendudukan Jepang di

Indonesia nama hotel ini berubah dari

Hotel Oranje menjadi Yamato Hoteru/

Hotel Yamato. Pada saat Jepang kalah

oleh tentara Sekutu, pihak Belanda ingin

kembali menguasai Indonesia, maka

pihak Belanda menaikkan bendera

Belanda yang berwarna merah, putih, dan

biru di Hotel Yamato ini. Rakyat

Indonesia yang saat itu baru saja

memproklamirkan kemerdekaan dan

memiliki rasa nasionalisme yang tinggi

merasa tersinggung dengan sikap pihak

Belanda. Maka dari itu Residen Sudirman

sebagai wakil pihak Indonesia ingin

berunding dengan pihak Belanda yaitu

Ploegmann untuk mengakui kedaulatan

Indonesia dan menurunkan bendera

Belanda dari atap Hotel Yamato. Namun

perundingan itu memunculkan

perkelahian karena pihak Belanda tidak

mengakui kedaulatan Indonesia,

berakibat pada tewasnya Ploegmann, dan

terjadilah peristiwa perobekan warna biru

dari bendera Belanda hingga menyisakan

bendera merah putih. Kejadian inilah

yang menyulut terjadinya Perang 10

November di Surabaya, sehingga tanggal

10 November ditetapkan sebagai Hari

Pahlawan. (id.wikipedia.org)

Perubahan yang terjadi sampai masa

sekarang

Hotel ini telah beberapa kali mengalami

pergantian nama dan manajemen, tapi

fungsi dan bentuk bangunannya masih

dipertahankan. Pada tahun 1910 Hotel ini

bernama Hotel Oranje, kemudian pada

masa pendudukan Jepang, hotel ini

diambil alih oleh pemerintah Jepang di

Indonesia dan mengubah namanya

menjadi Yamato Hoteru. Setelah

peristiwa perobekan bendera Belanda

yang terjadi di hotel ini, nama Yamato

Hoteru dirubah menjadi Hotel Merdeka.

Pada tahun 1946 hotel ini kembali

dikelola oleh keluarga Sarkies dan

namanya dirubah menjadi Hotel LMS

(Lucas Martin Sarkies). Pada tahun 1969

properti hotel ini dibeli oleh pemilik baru

dan namanya dirubah menjadi Hotel

Majapahit. Setelah dua tahun direstorasi

tahun 1996 hotel ini dibuka kembali

dengan nama Mandarin Oriental

Majapahit Hotel Surabaya, dan akhirnya

pada tahun 2006 nama hotel ini

ditetapkan menjadi Hotel Majapahit

Surabaya sampai sekarang. (rere –

reri.blogspot.com)

Kajian karakter bangunan Hotel

Majapahit Surabaya

Pada makalah ini akan dikaji mengenai

karakter bangunan Hotel Majapahit

Surabaya dilihat dari periodisasi

perkembangan arsitektur pada masa

kolonialisme Belanda di Indonesia,

langgam arsitektur yang diaplikasikan

pada bangunan ini, usaha yang dilakukan

dalam perancangan bangunan ini untuk

merespon iklim tropis basah Indonesia.

Apabila dilihat dari tahun pendirian

bangunan ini untuk pertama kalinya yaitu

tahun 1910, pada periode tersebut telah

ada sistem politik opendoor yang

menyebabkan banyaknya pengusaha

asing yang datang ke Indonesia. Maka

dari itu industri jasa pariwisata juga

sudah mulai bermunculan, sehingga

dibutuhkan bangunan yang dapat

Page 34: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

29

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

ditinggali sementara oleh para turis yang

datang ke Indonesia. Pada masa itu juga

telah muncul keinginan dari arsitek asing

untuk membangun bangunan yang

merespon iklim dan alam Indonesia,

sehingga bentuk bangunan ini tidak dapat

ditemui di tempat lainnya karena

merupakan perpaduan konsep arsitektur

Eropa dan konsep arsitektur lokal.

Bangunan ini dibangun pada masa

transisi perubahan gaya arsitektur

Indische Empire menuju Arsitektur

Kolonial Modern, sehingga bangunan ini

masih memiliki pavilion dan denah yang

relative simetris. Bangunan ini masih

dihiasi oleh pilar – pilar, tapi pilar – pilar

tersebut lebih sederhana, tidak

mengambil bentuk pilar – pilar bergaya

Yunani atau Romawi. Atap bangunan ini

berbentuk gabungan pelana dan perisai

pada paviliunnya, sedangkan pada

bangunan lobby terdapat atap kubah dan

atap datar. Ini berfungsi sebagai penanda

entrance utama hotel, sehingga bagian ini

dibuat berbeda dari bagian lainnya.

Kemudian pada tahun 1936 bangunan ini

direnovasi dengan penambahan di bagian

depannya. Pada masa ini telah ada paham

mengenai “less is more” serta form follow

function sehingga arsitektur yang

dihasilkan cenderung bersih, sederhana

dan mengambil bentuk kubus, dengan

atap datar dari beton. Hal ini terlihat dari

tampilan hotel ini setelah mengalami

renovasi, yang memiliki bentuk yang

cenderung kotak, berwarna putih, dan

beratap datar.

Bangunan ini pernah dirancang oleh 2

arsitek yang berbeda. Pada tahun 1910

saat bangunan ini pertama kali dibangun,

diarsiteki oleh James Afprey dari Inggris

dengan menerapkan gaya arsitektur Art

Nouveau. Tampilan dari langgam ini

terihat dari fasad bangunan dan bentuk –

bentuk lengkung pada pintu masuk dan

koridor di pavilion. Gaya art nouveau

yang berkembang di Inggris saat itu

adalah kerajinan kaca yang didominasi

oleh bentuk – bentuk organis, bentuk ini

bisa dilihat pada pintu masuk utama.

Gambar 02. Layout hotel Oranje pavilion pada sisi – sisi bangunan utama (kiri) tampak bangunan hotel oranje tahun 1910 atap bangunan utama berbentuk kubah (kanan ) Sumber :

http://dewey.petra.ac.id

Gambar 03. Tampak Hotel Oranje setelah renovasi tahun

1936 (atas dan bawah ) Sumber :

http://wisataindonesiaterlariss.blogspot.com

Page 35: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

30

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

Kemudian pada tahun 1936 bangunan

hotel ini direnovasi pada bagian

depannya oleh C.P. Wolff Schoemaker

dengan menerapkan langgam art deco

pada bangunan ini. Aliran art deco

memiliki karakter yang identic dengan

garis – garis yang tegas kokoh, elegan,

dan simetris. Terlihat perbedaan yang

cukup signifikan antara bangunan yang

dirancang James Afprey dengan

bangunan yang dirancang oleh Wolff

Schoemaker.

Walaupun bangunan ini dirancang

dengan menggunakan langgam bangunan

Eropa, tapi bangunan ini tetap dirancang

untuk beradaptasi dengan iklim tropis

basah Indonesia. Dengan memberikan

teras di sekeliling bangunan dapat

membantu melancarkan sirkulasi udara

pada ruang – ruang dalam bangunan dan

juga dapat menghalangi panas matahari,

namun tetap dapat mendapatkan cahaya

alaminya. Orientasi kamar – kamar tamu

diarahkan ke inner-court/ ruang luar juga

bertujuan untuk mendapatkan sirkulasi

udara dan pencahayaan ruang yang baik

Ketinggian ruangan kamar tidur dalam

bangunan dibuat lebih dari 4 meter,

dengan tujuan melancarkan sirkulasi

udara dalam kamar. Atap bangunan juga

dibuat dengan derajat kemiringan yang

tinggi lengkap dengan overstek dan list

profil gevel selain sebagai ornament

dekoratif juga untuk menghindari air

hujan masuk ke dalam bangunan.

Walaupun bangunan bagian depan

bergaya art deco memiliki atap datar, tapi

Gambar 03. Bagian dalam hotel majapahit (kiri) sumber : http://www.eastjavatraveler.com; Bagian pintu depan bergaya art nouveau (kanan) sumber : http://www.tripadvisor.co.id

Gambar 04. Fasad pertama bangunan hotel oranje (kiri)

sumber : http://dewey.petra.ac.id; Hotel Majapahit bergaya art nouveau (kanan) sumber : www.transtiket.com

Gambar 05. Fasad setelah bangunan hotel oranje (kiri)

sumber : http://id.wikipedia.org; Fasad Hotel Majapahit bergaya art deco (kanan) sumber : http://www.jalanjajanhemat.com

Page 36: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

31

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

tetap diberi overstek agar air hujan tidak

masuk ke dalam bangunan.

4. Kesimpulan

Dari kajian di atas mengenai

bangunan yang dibangun pada masa

kolonialisme Belanda, yang

mengambil contoh kasus bangunan

pariwisata Hotel Majapahit Surabaya,

dapat ditarik beberapa kesimpulan,

antara lain :

Pengaruh kolonialisme Belanda

terhadap munculnya fungsi –

fungsi baru dalam arsitektur

Belanda dengan sistem politik yang

diterapkan di Hindia Belanda dan

masa pendudukan yang panjang

yaitu 350 tahun menyebabkan

perubahan di Indonesia dalam

bidang sosial, budaya, dan

ekonomi. Sehubungan dengan

bangunan yang diangkat adalah

fasilitas pariwisata, maka dapa

dikatakan bahwa sistem politik

open door Belanda menyebabkan

berkembangnya industry pariwisata

di Indonesia.

Hubungan karakter tampilan

bangunan dengan langgam

arsitektur, periode, dan fungsi

bangunan

Arsitektur merupakan perwujudan

dari kehidupan manusia. Oleh

karena itu, karakter bangunan bisa

menceritakan kehidupan yang

terjadi pada masa itu, dalam hal ini

bangunan bergaya Eropa seperti

Hotel Majapahit Surabaya

menunjukkan bahwa bangsa Eropa

pernah hidup di Indonesia dengan

segala kebudayaan mereka yang

turut terbawa, turut memperkaya

khasanah kebudayaan Indonesia

khususnya dalam bidang arsitektur.

Hubungan karakter bangunan

dengan usaha merespon iklim

tropis basah Indonesia

Karakter bangunan yang berbeda

antara bangunan Belanda yang ada

di negeri Belanda atau Eropa

dengan bangunan Belanda yang ada

di Indonesia menunjukkan bahwa

keadaan alam khususnya iklim

yang berbeda harus dihadapi pula

dengan arsitektur bangunan yang

sesuai dan mengadaptasi keadaan

tersebut

Hubungan karakter bangunan

dengan konsep pendekatan

arsitektur Barat

Karakter bangunan kolonial

Belanda di Indonesia yang unik

karena adanya proses adaptasi

dengan keadaan setempat,

menunjukkan konsep pendekatan

arsitektur Barat berkaitan dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, semua alasan

perancangan didasarkan pada

penciptaan kenyamanan manusia

yang berkegiatan di dalamnya.

Gambar 06. Ruang dalam yang cukup tinggi (atas)

sumber : http://jajalindo.com; Bangunan menggunakan atap perisai dan pelana dengan gevel yang menjadi ciri khas colonial (bawah) sumber : http://travel.kompas.com

Page 37: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

32

Jurnal Desain Interior Vol. II No. 1 Juni Tahun

2015

ISSN 2355-9284

5. Daftar Pustaka

Sumber artikel:

Hartono.et.al. 2006. Arsitektur

Transisi di Nusantara dari

Akhir Abad ke – 19 hingga

Awal Abad ke-20. Jurnal

Dimensi Teknik Arsitektur

Vol.34

Sumber dari Internet :

Arsitektur Kolonial Belanda.

http://beeubee.blogspot.com.

Diunduh tanggal 15 Maret

2013

Art Nouveau. http://en.wikipedia.org.

Diunduh tanggal 15 Maret

2013

Art Deco. http://en.wikipedia.org.

Diunduh tanggal 15 Maret

2013

Gaya Belanda dan Hindia belanda.

http://arsitektur.blog.gunadar

ma.ac.id. Diunduh tanggal 15

Maret 2013.

Hotel Oranje.

http://wisataindonesiaterlariss

.blogspot.com. Diunduh

tanggal 15 Maret 2013

Inilah Hotel- hotel Bersejarah di

Indonesia.

http://travel.kompas.com.

Diunduh tanggal 15 Maret

2013

Insiden Hotel Yamato.

http://id.wikipedia.org .

Diunduh tanggal 15 Maret

2013

http://dewey.petra.ac.id. Diunduh

tanggal 15 Maret 2013

Karakteristik Arsitektur Kolonial

Belanda.

http://www.academia.edu.

Diunduh tanggal 15 Maret

2013

Sumber Gambar :

http://www.academia.edu

http://travel.kompas.com

http://id.wikipedia.org

http://dewey.petra.ac.id

http://wisataindonesiaterlariss.blogsp

ot.com

http://www.eastjavatraveler.com

www.transtiket.com

http://jajalindo.com

http://www.tripadvisor.co.id

http://www.jalanjajanhemat.com

Page 38: SEKOLAH TINGGI DESAIN BALI - std-bali.ac.id · PDF fileJurnal ini diterbitkan sebagai media publikasi bagi karya-karya tulis dosen ... dengan gaya hidup ... adalah memadukan fungsi

Jurnal Desain Interior

Volume II Nomor 1

JUNI 2015

ISSN : 2355-9284