SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTAthesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00960-DI...

9
SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA Di Ajeng Nur Prameswari Jl Raya Kapin 123D, Bekasi, (021)86905542, [email protected] Yunida Sofiana, S.Sn, MDes | Agus Iswahyudi, S.Sn PENDAHULUAN Janji-janji pemerintah tentang pendidikan sekolah gratis nampaknya hanya omongan belaka. Buktinya di sekitar kita masih adanya anak-anak yang tidak bisa bersekolah karena faktor biaya. Padahal pendidikan merupakan hal yang teramat penting untuk bekal kehidupan manusia agar bisa mencapai cita-cita yang diinginkan. Kondisi yang memprihatinkan ini membuat Institut Sosial Jakarta mendirikan Sanggar Anak Akar untuk anak-anak tidak mampu namun berpotensi dalam dunia pendidikan, khususnya di bidang seni. Sanggar Anak Akar adalah sebuah media pendidikan untuk anak-anak pinggiran yang diselenggarakan secara swadaya dan dikembangkan oleh anggota masyarakat yang tergabung dalam komunitas kerja untuk anak-anak. Istilah pinggiran menunjuk pada kondisi anak-anak yang kehilangan hak-hak dasarnya akibat dari tata kehidupan masyarakat yang tidak adil. Hak dasar anak- anak mencakup hak untuk hidup, hak mendapatkan pendidikan, hak memperoleh perlindungan dan hak untuk berpartisipasi. Di Sanggar Anak Akar, anak-anak pinggiran dapat memperoleh pendidikan dan tempat tinggal yang layak. Program pendidikan ini disebut pendidikan Sekolah Otonom. Pendidikan Sekolah Otonom menyakup pengembangan kemampuan kognitif, afektif, konatif, dan kreatif. Di Sanggar anak akar, anak-anak pinggiran ini akan mendapatkan pembelajaran bersama melalui kelas akademik dan kelas kreatif. Anak-anak pinggiran ini juga mendapatkan fasilitas, ruang dan waktu bagi setiap anak yang berminat untuk melakukan eksplorasi pengembangan minat dan bakat, khususnya di bidang seni. Walaupun fasilitas yang disediakan oleh Sanggar Anak Akar cukup memadai, namun perlu adanya fasilitas yang lebih memadai untuk menunjang keinginan belajar anak. Contohnya pada ruang kelas musik yang hanya menggunakan alas duduk biasa yang kurang ergonomis. Sedangkan minimal pembelajaran tentang musik adalah satu jam. Hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan khususnya perkembangan tulang anak. Oleh karena itu, dengan adanya perancangan furnitur dan aksesoris interior kiranya dapat membuat furnitur alas duduk yang lebih baik sesuai dengan fungsinya serta aksesoris interior yang sesuai dengan kebutuhan. Masalah utama yang muncul pada perancangan furniture sekolah seni Sanggar Anak Akar di Jakarta adalah: 1. Apa saja jenis furnitur yang dibutuhkan dan dapat sesuai dengan ergonomi untuk menciptakan fasilitas yang baik dilihat dari fungsi dan nilai estetiknya. 2. Bagaimana menciptakan furnitur dengan proposi dan dimensi yang tepat agar siswa yang belajar di Sanggar Anak Akar merasa nyaman. 3. Bagaimana menciptakan suatu furnitur multifungsi yang bisa digunakan untuk berbagai aktifitas. Serta pemilihan aksesoris interior yang tepat sesuai kegunaannya. 4. Apa pemilihan material yang tepat untuk digunakan pada perencanaan furnitur dan aksesoris interior di Sanggar Anak Akar. Adapun tujuan perancangan antara lain: 1. Merancang furnitur yang sesuai untuk Sanggar Anak Akar agar terciptanya fasilitas yang memadai dengan memperhatikan fungsinya. 2. Merancang furnitur dan aksesoris interior dengan material dan ergonomi yang baik. Sedangkan manfaat perancangan antara lain: 1. Diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui bagaimana merancang sebuah sekolah dengan baik. 2. Dapat bermanfaat bagi mahasiswa BINUS University untuk menambah ilmu dalam bidang perancangan furnitur dan aksesoris interior.

Transcript of SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTAthesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00960-DI...

Page 1: SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTAthesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00960-DI Paper001.pdfHASIL DAN BAHASAN 1. Konsep Perancangan Gambar 1 Visual Reference Gaya keseluruhan

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA

Di Ajeng Nur Prameswari

Jl Raya Kapin 123D, Bekasi, (021)86905542, [email protected] Yunida Sofiana, S.Sn, MDes | Agus Iswahyudi, S.Sn

PENDAHULUAN Janji-janji pemerintah tentang pendidikan sekolah gratis nampaknya hanya omongan belaka. Buktinya di sekitar kita masih adanya anak-anak yang tidak bisa bersekolah karena faktor biaya. Padahal pendidikan merupakan hal yang teramat penting untuk bekal kehidupan manusia agar bisa mencapai cita-cita yang diinginkan.

Kondisi yang memprihatinkan ini membuat Institut Sosial Jakarta mendirikan Sanggar Anak Akar untuk anak-anak tidak mampu namun berpotensi dalam dunia pendidikan, khususnya di bidang seni. Sanggar Anak Akar adalah sebuah media pendidikan untuk anak-anak pinggiran yang diselenggarakan secara swadaya dan dikembangkan oleh anggota masyarakat yang tergabung dalam komunitas kerja untuk anak-anak. Istilah pinggiran menunjuk pada kondisi anak-anak yang kehilangan hak-hak dasarnya akibat dari tata kehidupan masyarakat yang tidak adil. Hak dasar anak-anak mencakup hak untuk hidup, hak mendapatkan pendidikan, hak memperoleh perlindungan dan hak untuk berpartisipasi.

Di Sanggar Anak Akar, anak-anak pinggiran dapat memperoleh pendidikan dan tempat tinggal yang layak. Program pendidikan ini disebut pendidikan Sekolah Otonom. Pendidikan Sekolah Otonom menyakup pengembangan kemampuan kognitif, afektif, konatif, dan kreatif.

Di Sanggar anak akar, anak-anak pinggiran ini akan mendapatkan pembelajaran bersama melalui kelas akademik dan kelas kreatif. Anak-anak pinggiran ini juga mendapatkan fasilitas, ruang dan waktu bagi setiap anak yang berminat untuk melakukan eksplorasi pengembangan minat dan bakat, khususnya di bidang seni.

Walaupun fasilitas yang disediakan oleh Sanggar Anak Akar cukup memadai, namun perlu adanya fasilitas yang lebih memadai untuk menunjang keinginan belajar anak. Contohnya pada ruang kelas musik yang hanya menggunakan alas duduk biasa yang kurang ergonomis. Sedangkan minimal pembelajaran tentang musik adalah satu jam. Hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan khususnya perkembangan tulang anak. Oleh karena itu, dengan adanya perancangan furnitur dan aksesoris interior kiranya dapat membuat furnitur alas duduk yang lebih baik sesuai dengan fungsinya serta aksesoris interior yang sesuai dengan kebutuhan. Masalah utama yang muncul pada perancangan furniture sekolah seni Sanggar Anak Akar di Jakarta adalah: 1. Apa saja jenis furnitur yang dibutuhkan dan dapat sesuai dengan ergonomi untuk menciptakan

fasilitas yang baik dilihat dari fungsi dan nilai estetiknya. 2. Bagaimana menciptakan furnitur dengan proposi dan dimensi yang tepat agar siswa yang belajar

di Sanggar Anak Akar merasa nyaman. 3. Bagaimana menciptakan suatu furnitur multifungsi yang bisa digunakan untuk berbagai aktifitas.

Serta pemilihan aksesoris interior yang tepat sesuai kegunaannya. 4. Apa pemilihan material yang tepat untuk digunakan pada perencanaan furnitur dan aksesoris

interior di Sanggar Anak Akar. Adapun tujuan perancangan antara lain: 1. Merancang furnitur yang sesuai untuk Sanggar Anak Akar agar terciptanya fasilitas yang memadai

dengan memperhatikan fungsinya. 2. Merancang furnitur dan aksesoris interior dengan material dan ergonomi yang baik. Sedangkan manfaat perancangan antara lain: 1. Diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui bagaimana merancang sebuah

sekolah dengan baik. 2. Dapat bermanfaat bagi mahasiswa BINUS University untuk menambah ilmu dalam bidang

perancangan furnitur dan aksesoris interior.

Page 2: SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTAthesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00960-DI Paper001.pdfHASIL DAN BAHASAN 1. Konsep Perancangan Gambar 1 Visual Reference Gaya keseluruhan

3. Diharapkan menarik minat bagi mahasiswa yang bukan dari jurusan interior namun memiliki ketertarikan pada dunia desain untuk lebih memahami dalam perancangan sebuah furniture dan aksesoris interior.

4. Diharapkan dengan adanya perancangan furnitur dan aksesoris interior ini dapat menarik minat dan pengetahuan masyarakat bahwa sekolah yang berasal dari swadaya masyarakat tidaklah buruk dan memiliki fasilitas yang seadanya melainkan sekolah yang bisa bersaing dengan sekolah lain tanpa harus mebebankan siswa untuk masalah biaya sekolah.

METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. (Creswell, 1998:15) Metode kualitatif tersebut terbagi atas dua cara yaitu: a. Penelitian langsung, yaitu dengan melakukan survei atau pengamatan secara langsung, dengan

tujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Penelitian langsung dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:

1. Survei Lapangan Survei lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi secara langsung dari sumbernya untuk mendukung perancangan. Survei lapangan dilakukan ke beberapa sanggar anak yang ada di Indonesia, khususnya wilayah jabodetabek sebagai studi banding. Data survei yang dibutuhkan mencakup foto, program dan kegiatan yang diselenggrakan, aktivitas siswa, pegawai sanggar, tamu serta fasilitas yang ada di dalam sanggar anak.

2. Wawancara Informasi seperti sejarah berdirinya sanggar, visi dan misi, peraturan, data-data mengenai siswa sanggar anak dapat diperoleh dengan mewawancarai langsung pengurus sanggar.

3. Observasi Lapangan Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung aktivitas yang biasa dilakukan. Observasi juga dilakukan untuk mengamati fisik bangunan dan interior sanggar secara langsung dan meneliti kemungkinan berbagai permasalahannya.

b. Penelitian secara tidak langsung, yaitu berupa studi literatur sebagai landasan teori untuk melengkapi data-data yang didapat dari penelitian langsung. Data studi literatur dapat diperoleh dari buku referensi, majalah, dan internet.

Page 3: SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTAthesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00960-DI Paper001.pdfHASIL DAN BAHASAN 1. Konsep Perancangan Gambar 1 Visual Reference Gaya keseluruhan

HASIL DAN BAHASAN 1. Konsep Perancangan

Gambar 1 Visual Reference

Gaya keseluruhan bangunan Sanggar Anak Akar adalah rustic dan raw finish, sehingga pada furnitur-nya pun di buat dengan konsep urban graffiti, yaitu sebuah konsep dimana pada sebuah kota, grafiti merupakan suatu ciri khas dari “anak jalanan” yang terdapat dipinggir kota. Hal ini sangat cocok dengan image Sanggar Anak Akar, mulai dari segi lokasi yang memang terletak di pinggir timur kota Jakarta dan siswa yang sebagian memiliki latar belakang anak jalanan. Konsep urban grafity ini akan di buat dengan gaya yang sama dengan bangunan dan interiornya agar tercipta alur keharmonisan ruangan, khususnya pada kelas musik dan ruang tunggu tamu. 2. Style Style atau gaya yang digunakan adalah gaya industrial-rustic dengan sentuhan warna-warna nyentrik dari grafiti. Gaya industrial menandai sebuah desain yang kekinian, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai dan menampilkan gaya yang lebih baru. Desain ini dikenali lewat karakter desain yang praktis dan fungsional dengan pengolahan bentuk geometris yang simpel dan warna-warna netral dengan tampilan yang clean.

3. Fungsi dan Bentuk

Fungsi dibuatnya furnitur ini untuk melengkapi fasilitas yang diperlukan pada ruang kelas musik dan ruang tunggu tamu. Bentuk yang akan diterapkan terinspirasi dari bentuk ergonomi para siswa dan para tamu yang sedang duduk sehingga bentuknya mengikuti postur tubuh saat duduk. Selain itu bentuk furnitur juga diambil berdasarkan benda-benda yang ada disekitar Sanggar Anak Akar tersebut. 4. Material

Meskipun berbentuk sanggar, Sanggar Anak Akar juga merupakan institusi pendidikan. Sehingga penggunaan material untuk furnitur di Sanggar Anak Akar ini sebagian besar menggunakan kayu dan bahan-bahan daur ulang seperti kayu jati belanda dan besi sebagai kombinasi serta drum minyak yang terdpat pada lingkungan sekitar Sanggar Anak Akar. Hal ini akan menjadikan motivasi para siswa agar mau menggunakan dan berkreasi dengan bahan-bahan daur ulang.

Page 4: SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTAthesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00960-DI Paper001.pdfHASIL DAN BAHASAN 1. Konsep Perancangan Gambar 1 Visual Reference Gaya keseluruhan

Gambar 2 Material 5. Warna dan Finishing

Untuk finishing pada kayu menggunakan finishing natural dan cat warna seperti oranye, biru, kuning pada kaki besi dan drum. Kemudian pada furnitur juga akan diberi sentuhan grafiti yang dibuat menggunakan spray dan pilox.

Gambar 3 Warna dan Finishing 6. Local Content dan Green Design

Dikarenakan lokasi Sanggar Anak Akar berada di Cipinang dan diantara pemukiman penduduk yang terdapat pengepul besi dan drum, maka dari itu dalam perancangan furnitur ini mengambil lokal konten yang ada di sekitar Sanggar Anak Akar. Kayu-kayu jati belanda serta kayu bekas pakai lainnya banyak di temukan di sepanjang jalan Cipinang menuju kalimalang dekat Sanggar Anak Akar serta besi-besi bekas juga terdapat di lingkungan ini. Karena pemakaian bahan daur ulang seperti kayu jati belanda yang sebelumnya merupakan kayu untuk peti kemas, kemudian di olah lagi menjadi suatu furnitur, dan begitu juga dengan besi, maka perancangan ini juga berbasis green design.

Page 5: SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTAthesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00960-DI Paper001.pdfHASIL DAN BAHASAN 1. Konsep Perancangan Gambar 1 Visual Reference Gaya keseluruhan

7. Design Result

Gambar 4 3D Kursi Staking

Gambar 5 3D Kursi Piano

Page 6: SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTAthesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00960-DI Paper001.pdfHASIL DAN BAHASAN 1. Konsep Perancangan Gambar 1 Visual Reference Gaya keseluruhan

Gambar 6 3D Meja Drum

Gambar 7 3D Meja Drum

Page 7: SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTAthesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00960-DI Paper001.pdfHASIL DAN BAHASAN 1. Konsep Perancangan Gambar 1 Visual Reference Gaya keseluruhan

Gambar 8 Standing Music Sheet

Gambar 9 Jam

Page 8: SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTAthesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00960-DI Paper001.pdfHASIL DAN BAHASAN 1. Konsep Perancangan Gambar 1 Visual Reference Gaya keseluruhan

Gambar 10 3D Ruang Tunggu Tamu

Gambar 11 3D Ruang Musik

SIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Hasil perencanaan furnitur dan aksesoris pada Sanggar Anak Akar, dapat dijabarkan menjadi beberapa simpulan, yaitu: • Perancangan pada ruang tunggu tamu dan ruang kelas musik, harus sesuai dan didukung oleh

kegiatannya. • Diperlukannya penelitian antropometri dan ergonomi pada perancangan furnitur dan aksesoris

interiornya secara detail.

Page 9: SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTAthesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00960-DI Paper001.pdfHASIL DAN BAHASAN 1. Konsep Perancangan Gambar 1 Visual Reference Gaya keseluruhan

• Menganalisa data para pengguna, yaitu siswa sanggar anak akar usia 13 tahun hingga 18 tahun untuk membantu perancangan.

• Konsep, tema dan material serta finishing harus berkesinambungan agar dapat menampilkan rancangan yang diharapkan.

2. Saran A. Saran bagi Mahasiswa Tugas Akhir

Berikut beberapa saran yang ingin penulis sampaikan bagi mahasiswa tugas akhir: 1. Mengingat singkatnya waktu yang diberikan, mahasiswa Tugas Akhir perlu membuat time-

schedule dan target pencapaian pribadi agar lebih disiplin dan dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik dan tepat waktu.

2. Mahasiswa hendaknya memanfaatkan kesempatan bimbingan dengan dosen pembimbing dengan sebaik mungkin. Mahasiswa juga diharuskan untuk aktif bertanya kepada dosen pembimbing jika terdapat hal-hal yang kurang dimengerti.

3. Mahasiswa hendaknya membaca prosedur ketentuan Tugas Akhir dan format penulisan Tugas Akhir dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan dan kesulitan di kemudian hari terutama pada saat pengumpulan makalah.

B. Saran bagi Sanggar Anak Akar

Dikarenakan minimnya fasilitas yang tersedia di sanggar anak akar, maka diperlukan rancangan yang disesuaikan dengan kondisi ruang dan penggunanya. Agar penggunaan fasilitas dapat di gunakan dengan baik.

Agar fasilitas bisa digunakan secara maksimal dan terawat dengan baik dibutuhkan koordinasi dengan para pengguna, terutama pada siswa agar bisa memakai dan memelihara fasilitas tersebut dengan sebaik-baiknya.

REFERENSI De Chiara, Joseph dan John Callender. (1983). Time-Saver Standards for Building Types. Singapore:

McGraw-Hill. Kartajaya, Hermawan (2005). Attracting Tourists Traders Investors. Gramedia Pustaka Utama. Suprapta, I Gusti Made Oka (2009). Desain Stasiun Kerja Dikaitkan Dengan Antropometri. UNUD http://al-rasyid.blog.undip.ac.id/2012/04/09/pengertian-furniture-atau-mebel/ http://edukasimedia.wordpress.com/2011/07/15/definisi-sekolah/ http://perabotkayusederhana.blogspot.com http://bkv315a.blogspot.com/2012/08/makalah-besi/ http://tech.cls.utk.edu http://www.craftsmanspace.com http://furniture4smk.blogspot.com http://forgingclub.blogspot.com/2013/05/mengenal-jenis-jenis-besi/ http://facebook.com/cahayaanaknegeri http://www.sanggaranakakar.org/pofile/php? http://www.cahayaanaknegeri.org RIWAYAT PENULIS Di Ajeng Nur Prameswari lahir di kota Bekasi pada 3 Februari 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 dalam bidang Desain Interior pada tahun 2015.