BAB 3 OBJEK PENELITIAN Sejarah Hotel Le Meridien Jakartathesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00602-mc...
Transcript of BAB 3 OBJEK PENELITIAN Sejarah Hotel Le Meridien Jakartathesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00602-mc...
42
BAB 3
OBJEK PENELITIAN
3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
3.1.1 Sejarah Hotel Le Meridien Jakarta
Pada tahun 1972, Hotel Le Meridien didirikan oleh Air France
“untuk memberikan suasana senyaman rumah kepada konsumennya
meskipun mereka berada jauh dari rumah”. Properti pertama Le Meridien
adalah sebuah hotel yang memiliki 1000 kamar di Paris – Le Meridien
Etoile. Dalam waktu dua tahun setelah beroperasi, Le Meridien membuka
10 hotel baru di Afrika dan Eropa. Dalam enam tahun pertama jumlah
hotel telah bertambah menjadi 21 hotel yang terletak di Eropa, Afrika,
Paris, India Barat, Canada, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan
Mauritius. Group ini terus berkembang, hingga akhirnya pada tahun
1991, jumlah total properti Le Meridien meningkat menjadi 58 hotel.
Setelah melalui beberapa kali akuisisi dari akhir tahun 1994,
akhirnya pada bulan November 2005, merek Le Meridien diakuisisikan
oleh Starwood Hotels and Resort Worldwide, Inc.
Pembangunan Hotel Le Meridien Jakarta dimulai dari rencana PT.
Mercu Buana pada tahun 1987 untuk mengoptimalkan lahan miliknya di
Jalan Jenderal Sudirman. Sebelumnya lahan tersebut dimaksudkan
43
sebagai lokasi kantor Mercu Buana. Pilihan untuk membangun hotel
diputuskan setelah Howard and Howard, konsultan kelas dunia yang
berkedudukan di London, diminta untuk melakukan penelitian lapangan
memberi rekomendasi untuk membangun hotel. Howard and Howard
menyarankan untuk membangun hotel berbintang lima dengan kapasitas
hingga 300 kamar pada waktu itu. Manajemen hotel dipercayakan kepada
Meridien S.A, yang mengelola lebih dari 80 resort dan hotel di seluruh
dunia pada saat itu, termasuk kawasan Asia Pasifik. Pemilihan Le
Meridien sebagai pengelola antara lain adalah mengingat saat itu tidak
banyak hotel yang berorientasi ke Eropa. Menurut kalangan analisis,
potensi pasar Eropa dalam iklim globalisasi sangat besar hingga hotel
yang bernuansa Eropa besar kemungkinannya dapat menjaring tamu dari
kawasan tersebut.
Pada tanggal 17 Februari 1992 resmi dibuka oleh Ibu Negara
Republik Indonesia, Ibu Tien Soeharto. Upacara peresmian di ballroom
Sasono Mulyo ditandai dengan penanda-tanganan prasasti oleh Ibu
Negara dan disaksikan oleh mantan Menparpostel – Bapak Soesilo
Soedarman, Presdir PT.Wisata Triloka Buana serta 500 hadirin peserta
undangan lainnya. Hotel Le Meridien Jakarta berdiri diatas lahan seluas
12.780 meter persegi dengan total luas bangunan 35.000 meter persegi.
Hotel Le Meridien Jakarta merupakan hotel berbintang lima
berdasarkan surat keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi
44
(Menparpostel) No. KM 94/HK.103/MPT-87 dan surat keputusan dari
Direktorat Jenderal Pariwisata No. 14/V/II/88. Hingga kini Hotel Le
Meridien Jakarta terus bekembang. Berada tepat di jantung bisnis kota
Jakarta, Le Meridien Jakarta menawarkan kemewahan yang hangat,
dengan 346 kamar yang terdiri beberapa kamar standar dan mewah serta
dilengkapi dengan perlengkapan yang mewah dan modern. Selain itu,
hotel ini juga menerapkan suatu perspektif baru melalui lensa seni desain,
busana, dan makanannya. Hotel Le Meridien Jakarta menghadirkan
pengalaman interaktif yang membangkitkan gairah tamu untuk
menikmati suasana budaya Indonesia di setiap ruangannya.
3.1.2 Visi, Misi, dan Lokasi Hotel Le Meridien Jakarta
Visi :
Untuk mengubah Le Meridien yang terdiri lebih dari 120 hotel menjadi
satu merek yang menunjukkan gaya hidup yang diinginkan yang
menawarkan pengalaman kreatif kepada tamu.
Misi :
1. Tidak hanya memberikan kepada tamu yang menginap pengalaman
menginap yang menakjubkan, melainkan juga membangkitkan rasa
ingin tahu tamu melalui keunikan arrival experience. Pengalaman
menginap para tamu akan memberikan mereka inspirasi untuk
menjadi kreatif.
45
2. Tidak hanya menyediakan desain yang indah, kamar yang
menyenangkan dan tempat tidur yang nyaman, namun juga
menumbuhkan pengembangan pribadi, pengayaan dan rasa
berkomunitas para tamu.
Lokasi :
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 18-20 Jakarta 10220, Indonesia
Tel : (62-21) 251 3131
Fax : (62-21) 571 1574
Website : www.lemeridien.com/jakarta
3.1.3 Logo Hotel Le Meridien Jakarta
Gambar 3.1 Logo Hotel Le Meridien Jakarta
Sumber : Hotel Le Meridien
Logo dari hotel Le Meridien adalah menggunakan garis bujur dan
garis lintang untuk menunjukkan lokasinya. Logo hotel Le Meridien
46
memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan hotel berbintang lima
lainnya di Jakarta.
3.1.4 Fasilitas Hotel Le Meridien Jakarta
Hotel Le Meridien Terletak di pusat bisnis Jakarta di Jalan
Jenderal Sudirman. Dengan berada di lokasi seperti ini, membuat Hotel
Le Meridien menjadi pilihan utama untuk perjalanan bisnis dalam
mencari kemewahan internasional hotel bintang lima dengan suasana
tradisional Jawa. Hotel Le Meridien memiliki 396 kamar yang dilengkapi
dengan perlengkapan yang mewah dan modern. Di setiap kamarnya
dilengkapi dengan kamar mandi dengan bath up dan shower yang
terpisah, free internet connections and wifi¸ mini bar dan fasilitas untuk
membuat kopi/teh, TV kabel dengan program-program dalam bahasa
Inggris, Indonesia, Jepang, Perancis dan Jerman, dan koran harian.
Tipe-tipe kamar yang ada di Hotel Le Meridien, yaitu:
Room Type Number of Rooms Tariff
Superior Room 211 USD 200
Deluxe Room 88 USD 235
Junior Suite 8 USD 260
Executive Suite 15 USD 300
47
Diplomatic Suite 7 USD 670
Presidential Suite 1 USD 1.500
Kudus Suite 1 USD 3.000
Le Meridien Club Room 32 USD 275
Le Meridien Club Junior Suite 16 USD 315
Le Meridien Club Executive Suite 16 USD 355
Hotel Le Meridien Jakarta juga memiliki 13 ruang pertemuan
untuk berbagai kegiatan, mulai dari meeting, acara ulang tahun hingga
wedding. Setiap ruang pertemuan itu dilengkapi dengan peralatan yang
elegan dan fasilitas yang sangat baik. Tidak hanya itu saja, setiap
ruangannya dilengkapi dengan sistem telekonferensi, high speed internet
access, LCD screen dan proyektor. Ruang pertemuan itu, yaitu :
1. Sasono Mulyo Ballroom
2. Sasono Mulyo Function Ballroom
3. Puri Asri Function Rooms
4. Antasena Function Rooms
5. Srikandi Function Rooms
48
Di Hotel Le Meridien Jakarta tersedia fasilitas spa & health club
yang merupakan salah satu fasilitas pelayanan untuk para tamu yang
menginap. Spa & health club di Hotel Le Meridien dirasakan sangat luar
biasa karena tersebar di dua tingkat dan menghadap ke kolam renang dan
kebun, dimana para tamu dapat menikmati relaksasi dan pijatan yang
mampu membangkitkan semangat para tamu untuk beraktifitas kembali.
Di dalamnya terdapat fasilitas fitness, sauna, steam, jacuzzi, spa body and
face treatment.
Adapula executive floor, yang merupakan lantai khusus yang di
sebut Le Royal Club Floor. Lantai ini hanya dapat diakses oleh para tamu
yang menginap di lantai Royal, yaitu kamar yang terletak pada lantai 10,
11, 16, dan 17 di Tower building. Selain itu, juga terdapat lounge dan
meeting room yang dapat diakses dan dinikmati oleh para tamu Royal.
Hotel Le Meridien Jakarta juga membawa pengalaman bersantap
Internasional yang luar biasa, maka dari itu tersedia beberapa restoran di
dalamnya untuk memuaskan santapan kuliner para tamu, yaitu :
1. La Brasserie (All-day dining)
2. Al Nafoura (Lebanese Restaurant)
3. Le Rendezvouz (Lounge)
4. La Boutique Gormande (Pastry)
49
5. Tiga Puluh Music Bar + Lounge
6. Ryoutei Aoi (Japanese Restaurant)
3.1.5 Struktur Organisasi
1
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Hotel Le Meridien Jakarta
(Sumber : Kompilasi gabungan Hotel Le Meridien dengan desain peneliti)
Berdasarkan struktur organisasi diatas, setiap departemen
memiliki tugas yang berbeda-beda, yaitu :
General Manager
HRD Sales & Marketing
Engineering Finance Food & Beverage
Kitchen Rooms
Learning &
Development
Marcomm
Reservation
Health, Hygiene &
Safety
Purchasing IT
Venues Front Office, Housekeepin
g, Spa,
Security
50
1. General Manager
General Manager merupakan jabatan tertinggi dalam struktur
organisasi. Bertanggung jawab untuk mengelola pengembangan,
implementasi, dan pemantauan terhadap rencana bisnis strategis agar
tujuan hotel dapat tercapai.
2. HRD (Human Resources Department)
HRD merupakan bagian yang bertanggung jawab menangani
kebutuhan para karyawan agar seimbang dengan kebutuhan Hotel Le
Meridien Jakarta.
3. Learning and Development
Bertanggung jawab untuk menciptakan tim kerja yang kuat dan
hubungan kerja yang baik diantara seluruh karyawan baik dalam satu
departemen maupun berbeda departemen.
4. Sales and Marketing
Membantu pelaksanaan dari segala aktivitas perusahaan yang
dilakukan untuk menciptakan informasi tentang perusahaan dan
berusaha untuk meningkatkan serta menyebarkan hasil produksinya
sesuai dengan permintaan masyarakat pada saat ini (jangka pendek)
maupun yang akan datang (jangka panjang).
51
5. Marketing Communication (Marcomm)
Bertanggung jawab terhadap pembentukan image (citra) Hotel Le
Meridien Jakarta yang positif serta menciptakan dan memelihara opini
publik serta memberikan masukan pada manajemen dalam setiap
pengambilan kebijakan.
6. Reservation
Melayani tamu dalam mempersiapkan tempat dalam hal kamar hotel
dan transportasi.
7. Engineering
Bertanggung jawab dalam menjaga seluruh mesin yang digunakan di
Hotel Le Meridien, agar mesin dapat berjalan dengan lancar dan aman
serta ridak menganggu kenyamanan para tamu.
8. Health, Hygiene & Safety
Bertanggung jawab dalam hal kebersihan, keindahan, dan
kenyamanan lingkungan di area spa, termasuk ruang perawatan, ruang
relaksasi, dan ruang loker.
9. Finance
52
Bertanggung jawab terhadap transaksi keuangan yang berhubungan
de Hotel Le Meridien serta mengontrol pembayaran sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati.
10. IT
Menyediakan perangkat dan aplikasi yang berhubungan dengan
jaringan dan teknologi komputer bagi karyawan, membuat program-
program atau aplikasi baru sesuai kebutuhan serta membantu bila
terjadi kerusakan perangkat dan aplikasi yang berhubungan dengan IT
milik perusahaan.
11. Food and Beverage
Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan hotel yang
berhubungan dengan makanan dan minuman, termasuk dalam hal
rasa, kebersihan dan higienis sesuai dengan standar starwoods.
12. Kitchen
Bertanggung jawab dalam mengelola dan memproduksi makanan
dimana kesehatan, kebersihan dan pengetahuan memasak sesuai
dengan standar resep, serta penggunaan alat dapur dan hal lain tentang
makanan.
53
13. Rooms
Bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan, keamanan dan
kenyamanan yang terdapat diseluruh kamar hotel yang ada di Hotel
Le Meridien.
14. Front Office
Bertanggung jawab untuk melayani check in/check out dan pusat
informasi bagi tamu hotel, serta menjadi penghubung antara tamu dan
hotel, menampung komentar dan komplain para tamu. Seperti yang
diungkapkan Vallen (Endar Sugiarto, 1997 : 24), front office adalah
jantung, dan pusat dari segala kegiatan para tamu.
15. House Keeping
Bertanggung jawab dalam mengelola kebersihan kamar hotel yang
ditempati oleh para tamu agar tetap terjaga kebersihannya.
16. Security
Bertanggung jawab dalam mengelola perilaku seluruh personil
keamanan ketika adanya event di Hotel Le Meridien dan memastikan
semua personil yang bekerja berada di masing-masing tempat.
3.2 Prosedur yang Berlaku
Meeting room yang ada di Hotel Le Meridien merupakan salah satu produk
yang dimiliki oleh pihak Banquet. Dalam mempromosikan meeting room yang ada,
54
Public Relations bekerja sama dengan pihak Banquet dan Sales & Marketing.
Prosedur yang berlaku akan dijelaskan dibawah ini :
1. Banquet mempunyai produk yaitu meeting room.
2. Dalam mempromosikan dan memasarkan meeting room yang ada, pihak
Banquet bekerjasama dengan Public Relations dan Sales & Marketing.
3. Yang pertama kali dilakukan adalah pihak Banquet mengirimkan email blast
kepada Public Relations dan ke semua head yang bersangkutan. Email
tersebut berisikan tentang promosi-promosi meeting room yang akan
dipasarkan atau diinformasikan ke klien.
4. Public Relations dalam hal ini adalah sebagai pembuat strategi, yang mana
dia yang akan mendesain apa yang diberikan oleh Banquet.
5. Setelah desain untuk promosi tersebut selesai dibuat, maka Public Relations
akan mengirimkan kembali email blast untuk meminta saran.
6. Setelah desain disetujui, Public Relations akan mengajukan ke purchasing
untuk dicetak.
7. Nanti akan diaktulitaskan oleh Public Relations dalam bentuk flyer dan
brosur atau dalam bentuk publicity di media cetak dan media elektronik.
8. Desain yang telah jadi baik dalam bentuk flyer dan brosur akan diberikan
oleh pihak Sales & Marketing yang dimana membantu dalam menyampaikan
informasi promo-promo kepada klien dengan mendatangi mereka secara
langsung.
55
3.2.1 Sustainable Meeting Package
Gambar 3.3 Standar Set Up Meeting Sustainable Package
Sumber : Banquet Hotel Le Meridien
Hotel Le Meridien Jakarta memang selalu berkomitmen untuk
selalu memberikan yang terbaik bagi para karyawan, tamu dan
komunitas setempat serta untuk lingkungan pada umumnya. Menjadi
perusahaan yang peduli pada lingkungan adalah salah satu misi dari
Starwood Hotels & Resorts dimana Le Meridien menjadi bagian
didalamnya.
Untuk itu, Le Meridien Jakarta meluncurkan Sustainable Meeting
Package yang bisa dikategorikan sebagai paket meeting yang ramah pada
lingkungan. Program ini sangat unik karena memungkinkan perusahaan
anda untuk memilih penataan paket meeting yang dapat memberikan nilai
lebih bagi pihak lain.
56
Yang didapatkan dalam paket meeting ini adalah :
• Mengurangi penggunaan kertas, pengiriman proposal kepada klien
dilakukan melalui surat elektronik begitu pula dengan papan
informasi didepan ruangan meeting menggunakan layar digital bukan
dengan kertas cetak.
• Menyediakan air mineral yang dituangkan dari tempat air minum dan
bukan menggunakan botol plastik air mineral.
• Dekorasi meja menggunakan pilihan bunga hidup atau tatanan buah
lokal organik dan bukan bunga potong.
• Peralatan menulis seperti notes dan pensil akan disentralisasikan di
satu tempat, sehingga peserta dapat mengunakan yang diperlukan
saja. Jika diperlukan untuk mencetak materi rapat, pencetakan di dua
sisi kertas dapat dilakukan.
• Pilihan menu yang menggunakan produk lokal terbaik sebagai
pengganti produk import, selain mengurangi karbondioksida
kendaraan untuk mengangkut materi juga membantu petani dan
peternak lokal.
• Permen disediakan dalam stoples kaca untuk mengurangi pengemasan
dalam bungkus plastik.
• Jika peserta ingin mendonasikan kelebihan makanan setelah meeting,
Hotel Le Meridien dapat membantu untuk meyalurkannya melalui
yayasan sosial yang bergerak dalam pendistribusian makanan bagi
komunitas kurang mampu.
57
• Mendonasikan 2,5 % dari total biaya paket meeting, diluar tax dan
servis yang kami salurkan melalui GNOTA (Gerakan Nasional Orang
Tua Asuh) untuk membantu anak-anak kurang mampu melanjutkan
pendidikannya.
Sustainable Meeting Package yang disediakan oleh Hotel Le
Meridien Jakarta, yaitu :
1. Full Day Meeting Package (Minimun 15 persons)
Full day meeting package adalah paket meeting yang berlangsung
selama 8 jam. Dengan harga IDR 350.000++/person untuk weekend
dan IDR 370.000++/person untuk weekday, para peserta akan
mendapatkan dua kali coffee breaks dengan tiga jenis snack dan
satu kali makan siang atau makan malam.
2. Half Day Meeting Package (Minimum 15 persons)
Half day meeting package adalah paket meeting yang berlangsung
selama 5 jam. Dengan harga IDR 330.000++/person untuk weekend
dan IDR 350.000++/person untuk weekday, para peserta akan
mendapatkan satu kali coffee break dengan tiga jenis snack dan satu
kali makan siang atau makan malam.
3. Coffee Break Meeting Package (Minimum 30 persons)
Coffee break meeting package adalah paket meeting yang
berlangsung selama 4 jam. Dengan harga IDR 280.000++/person
untuk weekend dan IDR 300.000++/person untuk weekday, maka
58
peserta mendapatkan satu kali coffee break dengan empat jenis
snack
3.2.2 Non Sustainable Meeting Package
Paket meeting room non sustainable merupakan paket meeting
yang memiliki perbedaan dalam hal set-up dengan paket meeting room
sustainable. Berikut ini adalah beberapa perbedaannya :
- Botol plastik air mineral disediakan di atas meja para peserta.
- Peralatan menulis seperti notes dan pensil tersedia diatas meja
masing-masing peserta, sehingga peserta dapat menggunakannya
sewaktu-waktu.
- Tax dari total biaya paket meeting tidak didonasikan untuk yayasan
GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh)
Semua prosedur yang berlaku untuk sustainable dan non
sustainable adalah sama, perbedaannya hanya terletak pada set up
ruangannya saja.
3.3 Metode Penelitian
1. Data Primer
a. Observasi
Menurut Rosady Ruslan (2006 : 219) observasi adalah “metode
pengumpulan data dengan mengamati atau mencatat suatu peristiwa dan
menyaksikan atau mengamati langsung yang diteliti”.
59
Penulis melakukan observasi dengan cara melihat dan
memperhatikan secara langsung bagian lingkungan sosial (organisasi) yang
tengah diamati yaitu Hotel Le Meridien. Melalui keikutsertaan secara
langsung dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan, penulis dapat memperoleh
data yang relatif lebih akurat dan lebih banyak, karena dalam hal ini penulis
secara langsung mengamati perilaku dan kejadian atau peristiwa yang terjadi
disana. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi pencacatan dan pengamatan
kegiatan-kegiatan di bagian Public Relations dan beberapa bagian departemen
lain yang dipilih oleh penulis sebagai informan yang memiliki kaitan dengan
jenis kegiatan yang diteliti.
Kegiatan observasi ini digunakan untuk mengetahui dan melihat
langsung proses kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations Hotel Le
Meridien dalam melakukan promosi meeting room di hotel tersebut melalui
media, baik media cetak seperti surat kabar, majalah, brosur dan media
elektronik seperti email blast, social media, dan website.
Observasi juga dilakukan oleh penulis dengan terjun langsung
mengikuti kegiatan personal selling melalui kegiatan door to door selling
(langsung mendatangi perusahaan yang dituju untuk melakukan kegiatan
promosi) dan telephone selling (melakukan kegiatan promosi melalui telepon
dengan menghubungi perusahaan-perusahaan yang dianggap berpotensi) dan
juga mengikuti kegiatan sales blitz bersama para sales and marketing, melalui
kegiatan sales blitz ini penulis dapat melihat langsung bagaimana cara mereka
dalam mempromosikan fasilitas-fasilitas yang ada di hotel dan bagaimana
60
tanggapan dari para calon pelanggan tersebut. Dari observasi penulis melihat
seberapa berhasil kegiatan yang dilakukan yang mampu menunjang kegiatan
promosi dalam meningkatkan meeting room yang selama beberapa saat
terakhir ini telah menunjukkan hasil yang baik dengan terkumpulnya sejumlah
uang yang disalurkan melalui GNOTA dari hasil program yang telah
dilaksanakan, yaitu sustainable meeting package yang akan disajikan melalui
data primer maupun data sekunder.
b. Wawancara
Menurut Gorden (Herdiansyah, 2010 : 118) wawancara adalah
“percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali
dan mendapatkan informasi untuk tujuan tertentu”.
Kegiatan wawancara dilakukan penulis dengan mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan strategi Public Relations dalam
meningkatkan promosi meeting room di Hotel Le Meridien. Kegiatan
wawancara yang akan dilakukan penulis adalah wawancara dengan
menggunakan jenis wawancara semi terstruktur dimana wawancara ini
memiliki beberapa ciri, yaitu (Herdiansyah, 2010 : 121-122) :
1. Pertanyaan terbuka, namun ada batasan tema dan alur.
Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara semi terstruktur adalah
pertanyaan terbuka, dimana jawaban yang diberikan oleh pihak yang
diwawancara tidak dibatasi, sehingga subjek dapat lebih bebas dalam
memberikan jawaban apapun selama tidak keluar dari konteks
pembicaraan.
61
2. Kecepatan wawancara dapat diprediksi
Kontrol waktu dan kecepatan wawancara ada pada ketrampilan pihak
yang diwawancara dalam mengatur alur dan tema pembicaraan agar
tidak keluar dari konteks pembicaraan.
3. Fleksibel, tetapi terkontrol (dalam hal pertanyaan atau jawaban)
Pertanyaan dan jawaban yang diberikan oleh pihak yang diwawancara
bersifat fleksibel, tergantung situasi-kondisi serta alur pembicaraan.
4. Ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan, dan
penggunaan kata
Pedoman wawancara diperlukan untuk dijadikan patokan ataupun kontrol
dalam hal alur pembicaraan. Isi pedoman wawancara berupa topik-topik
pembicaraan sesuai dengan tema. Penulis dapat berimprovisasi dalam
mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan situasi dan alur.
5. Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena
Wawancara semi terstruktur sangat sesuai dengan penelitian kualitatif,
dimana tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan pemahaman
terhadap suatu fenomena atau permasalahan tertentu.
2. Data Sekunder
Adapun data sekunder yang dapat dikumpulkan dengan beberapa cara
yaitu :
a. Studi Kepustakaan
62
Studi kepustakaan dilakukan dengan mencari data atau informasi penelitian
melalui membaca jurnal-jurnal ilmiah dan buku-buku referensi mengenai
penelitian yang berhubungan dengan topik analisis karya tulis ini.
b. Internet
Penulis mendapatkan informasi melalui media internet dan pengamatan
website.
c. Data-Data dari Perusahaan
Penulis meminta data-data yang dari Hotel Le Meridien yang berisikan
tentang paket meeting room yang tersedia disana dan jumlah pemakaian
meeting room pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011.
3.3.1 Narasumber
Dalam melakukan kegiatan wawancara untuk karya tulis ini, penulis
memilih beberapa pihak diantaranya pihak internal organisasi yaitu Public
Relations Manager¸ Director Sales and Marketing, Banquet Manager. Dan dari
pihak eksternal yaitu beberapa tamu yang pernah menggunakan meeting room
yang ada di Hotel Le Meridien. Dalam hal pengambilan sample, penulis
menggunakan purposeful sampling (Herdiansyah, 2010 : 106), yang didasarkan
kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut
sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.
Alasan penulis memilih pihak-pihak diatas adalah karena :
1. Lingkungan internal (objek penelitian)
• Public Relations Manager dipilih karena dianggap sebagai informan
utama yang membuat strategi dan dapat memberikan informasi
63
mengenai tujuan dari pelaksanaan kegiatan dan sasaran yang ingin
dicapai. Pihak ini juga bertanggung jawab atas kegiatan komunikasi
baik dengan publik internal maupun eksternal hotel. Salah satu publik
eksternal yang menjadi fokus Public Relations adalah media massa,
sehingga nantinya dialah yang akan memberikan banyak informasi dari
wawancara yang penulis lakukan.
• Director Sales and Marketing dipilih karena divisi Public Relations
dalam struktur organisasi Hotel Le Meridien berada di bawah
departemen Sales & Marketing, sehingga sebagai pimpinan yang
bertanggung jawab atas departemen ini Director of Sales dapat
memberikan informasi dan masukan kepada Public Relations Hotel
Le Meridien. Selain itu sebagai pihak yang menjalankan kegiatan
sales promotions ke perusahaan-perusahaan guna melakukan kegiatan
promosi fasilitas-fasilitas yang ada di hotel. Penulis juga berasumsi
bahwa pihak ini memiliki kaitan relasi yang erat dengan pelanggan
dan memiliki pengaruh besar dalam membantu keberhasilan
pelaksanaan kegiatan oleh Public Relations sebagai pembuat strategi.
• Banquet Manager dipilih karena sebagai pihak yang terlibat dalam
memasarkan produk-produk banquet diantaranya yaitu meeting room.
Penulis ingin mengetahui bagaimana peran Public Relations dalam
komunikasi internal, yang dirasakan oleh pihak Banquet, guna
pelaksanaan kegiatan pemasaran produk-produk Banquet yang
diantaranya adalah meeting room.
64
2. Lingkungan eksternal (subjek penelitian)
Tamu yang pernah menggunakan meeting room di Hotel Le Meridien
dipilih penulis untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap paket
meeting room yang ditawarkan oleh pihak Hotel Le Meridien sehingga
mereka mau memilih Hotel Le Meridien untuk melaksanakan kegiatan
meeting.
3.3.2 Uji Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif diperlukan teknik untuk memperoleh data dan
mendapatkan hasil penelitian yang optimal. Penulis menggunakan trianggulasi
dalam penelitian ini, agar meningkatkan ketelitian dalam penelitian ini.
Trianggulasi adalah “penggunaan dua atau lebih sumber untuk
mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan
diteliti”. Intinya adalah peneliti menggunakan lebih dari satu sumber. Sumber
yang dimaksud dapat berarti banyak hal, diantaranya : persperktif, metodologi
dan teknik pengumpulan data. (Herdiansyah : 2010 : 201).
Menurut Arikunto ada dua cara yang dapat dilakukan oleh peneliti dalam
melakukan trianggulasi :
a. Trianggulasi dengan sumber yang sama tetapi dengan cara ataupun metode
yang berbeda.
Penulis awalnya melakukan wawancara kepada narasumber. Agar lebih
mendapatkan ketepatan data, maka penulis meminta data sekunder dari
perusahaan.
65
b. Trianggulasi dengan cara atau metode yang sama akan tetapi sumber data
yang berbeda.
Penulis mewawancara beberapa narasumber untuk mendapatkan hasil yang
akurat. ( 2010 : 26)
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah
mengacu kepada tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman (Herdiansyah, 2010:
164-180) yang terdiri dari empat tahapan yaitu :
1. Pengumpulan data
Pada penelitian ini, proses pengumpulan data dilakukan oleh penulis melalui
kegiatan seperti wawancara dan observasi langsung.
2. Reduksi data
Dalam reduksi data, penulis melakukan penggabungan dan penyeragaman
segala bentuk yang data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan
dianalisis. Termasuk didalamnya memlilih informasi mana yang sesuai dan dan
tidak sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.
3. Display data
Dalam proses ini, setelah informasi dipilih maka disajikan bisa dalam bentuk
tabel maupun dalam bentuk uraian penjelasan.
4. Kesimpulan/verifikasi
66
Tahap terakhir adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan penelitian kualitatif
menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya
dan mengungkapkan “what” dan “how” dari temuan penelitian tersebut.
3.5 Permasalahan yang Ada
Permasalahan yang ada bahwa pada jaman yang sudah sangat modern seperti
sekarang ini dimana bisnis khususnya dalam dunia perhotelan telah berkembang
dengan pesat mulai dari yang menawarkan fasilitas yang biasa-biasa saja hingga
fasilitas yang serba mewah. Yang seperti kita ketahui jumlah hotel khususnya pada
tingkatan bintang lima telah banyak bertaburan di kota Jakarta, oleh karena
persaingan yang ketat dan banyaknya kompetitor mendorong dan memotivasi
Public Relations untuk melakukan berbagai kegiatan untuk membuat hotel tersebut
berbeda, sehingga dipilih oleh masyarakat, salah satunya adalah melalui kegiatan
promosi. Dengan banyaknya masalah-masalah diatas, Hotel Le Meridien sebagai
salah satu hotel bintang lima dapat dikatakan memiliki nama yang tidak biasa
seperti hotel-hotel lainnya, dengan letak hotel yang strategis yang berada di pusat
bisnis Jakarta. Tentu dibutuhkan kerja keras bagi Public Relations hotel ini yang
didukung dengan bantuan dari departemen lainnya dalam membantu melakukan
promosi khususnya untuk meeting room, sehingga Hotel Le Meridien dapat
memiliki nilai yang lebih di mata masyarakat dan juga dapat menunjukkan
eksistensinya di kalangan hotel berbintang lima yang dapat dipilih oleh masyarakat.
Diperlukan suatu strategi atau keahlian seorang Public Relations Hotel Le Meridien
67
Jakarta untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan media sehingga mau
memuat berita tentang Hotel Le Meridien Jakarta.
Penulis dalam kesempatan ini meneliti mengenai strategi promosi yang
dilakukan oleh Public Relations Hotel Le Meridien, yaitu melalui media cetak
(majalah, surat kabar, brosur) dan media elektronik (email blast, social media,
website) dalam mempromosikan meeting room yang ada di Hotel Le Meridien
Jakarta. Dalam kegiatan promosi ini Public Relations bekerja sama dengan divisi
Banquet dan Sales & Marketing dimana divisi ini membantu mempromosikan
melalui kegiatan personal selling seperti door to door selling¸ mail order, telephone
selling, direct selling dan sales promotion melalui kegiatan sales blitz. Penulis
berasumsi bahwa dari pelaksanaan strategi-strategi tersebut dapat mendukung
kegiatan mempromosikan meeting room yang ada di Hotel Le Meridien. Kegiatan
yang dilakukan salahnya satunya adalah kegiatan sales blitz, dimana divisi Banquet
dan Sales & Marketing Hotel Le Meridien mengunjungi pelanggan dan calon
pelanggan mereka di masing-masing perusahaan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk
memberitahukan sekaligus mempromosikan fasilitas-fasilitas yang ada di hotel dan
berbagai program dan penawaran menarik yang disediakan oleh hotel. Dalam
kegiatan ini, Public Relations berperan sebagai planner dalam membuat brosur dan
power point untuk presentasi yang dilakukan oleh pihak Banquet dan Sales &
Marketing.
68
3.6 Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam mencapai strategi promosi yang baik pasti ada selalu masalah, dan
ada banyak cara untuk mengatasinya. Kurangnya publisitas tentang Hotel Le
Meridien di media massa menyebabkan masyarakat kurang mengetahui tentang Le
Meridien. Disini dapat terlihat bahwa terdapat kurangnya kerjasama antara Public
Relations dan media seperti surat kabar dan majalah dalam hal publisitas Hotel Le
Meridien kepada masyarakat.
Sustainable meeting package yang sudah diluncurkan oleh pihak Hotel Le
Meridien sejak tahun 2011, dirasakan kurang diketahui oleh masyarakat, dan itu
semua disebabkan kurangnya publisitas yang terus menerus melalui media massa.
Hal ini sangat disayangkan, karena divisi Public Relations dari Le Meridien Jakarta
sendiri, telah memiliki strategi promosi yang baik, seperti melakukan promosi
dimana bekerjasama dengan divisi Banquet dan Sales & Marketing melalui
kegiatan personal selling dan sales promotion, tetapi semua dirasakan kurang
karena kurangnya publisitas melalui media massa tersebut. Perlunya publisitas yang
terus menerus di media seperti surat kabar dan majalah adalah untuk dapat
membantu keberhasilan kegiatan promosi yang dilakukan.
Menurut penulis, agar Hotel Le Meridien Jakarta dapat menjalankan
kegiatan media relations guna memperoleh publisitas dari media untuk dapat
menjangkau publik, maka Public Relations Hotel Le Meridien Jakarta harus dapat
menjalin komunikasi dan bersahabat dengan baik terhadap media. Hal ini dapat
dilaksanakan salah satunya tidak mengurangi intensitas pertemuan dengan media.