PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00979-DI...
Transcript of PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS …thesis.binus.ac.id/Doc/Paper/2014-1-00979-DI...
PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS PERPUSTAKAAN SCHOOL OF DESIGN BINA
NUSANTARA
Sementer Ganjil 2014/2015
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh
Candra Susanto 1401108502
LA35
School of Design
Interior Design Department
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2015
PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS PERPUSTAKAAN SCHOOL OF DESIGN BINA
NUSANTARA
Sementer Ganjil 2014/2015
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat
untuk gelar kesarjanaan pada
Jurusan Desain Interior
Jenjang Pendidikan Strata-1
Oleh
Candra Susanto 1401108502
LA35
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2015
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA _________________________________________________________________
School of Design
Jurusan Desain Interior
Tugas Akhir Sarjana
Semester Ganjil 2014/2015
PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS PERPUSTAKAAN SCHOOL OF DESIGN BINA NUSANTARA
Candra Susanto 1401108502
Abstrak
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan bukan untuk tujuan komersil. Perpustakaan fakultas berkewajiban untuk menyediakan berbagai sumber infomasi yang dapat mendukung semua aktivitas di perguruan tinggi yang dikenal dengan istilah ‘Tri Darma Perguruan Tinggi’ yang meliputi pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Dari hasil tinjauan khusus dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi yang baik adalah perpustakaan dengan koleksi dan fasilitas yang memadai. Analisa dilakukan untuk mendapat sebuah pemahaman untuk dijadikan sebagai pedoman dalam merancang Perpustakaan School Of Design Universitas Bina Nusantara. Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa perpustakaan School Of Design Bina Nusantara membutuhkan sebuah konsep yang membuat para pengunjung merasa nyaman didalamnya.
Kata kunci : perpustakaan, school of design universitas bina nusantara
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA _________________________________________________________________
School of Design
JurusanDesain Interior
TugasAkhirSarjana
Semester Ganjil 2014/2015
DESIGNING LIBRARY FURNITURE AND ACCESSORIES SCHOOL OF DESIGN BINA NUSANTARA
Candra Susanto 1401108502
Abstract
Library can be interpreted as a room or building used for storing books and other publications that normally stored under certain arrangements which are not used for commercial purposes. Library faculty is committed to providing a variety of information sources that can support all activities in college as known as 'Tri Darma Perguruan Tinggi' that includeseducation / teaching, research and community service.
From the results, it can be concluded that a good college library is a library with a collection and adequate facilities. The analyzes were performed to obtain an understanding to serve as a guide in designing Library School Of Design Bina Nusantara University. The conclusion obtained is that the library School Of Design Bina Nusantara need a concept which makes the visitors feel comfortable in it.
Key Word : Library, school of design,binanusantara university
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan karunia yang selalu dilimpahkanNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan paper Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Furnitur dan Aksesoris Perpustakaan School of Design Bina Nusantara”, yang disusun sebagai prasyarat kelulusan Strata-1 (S1) pada Jurusan Desain Interior, Universitas Bina Nusantara.
Selama penyusunan paper dan perancangan Tugas Akhir, penulis mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada :
1. Orang Tua dan keluarga penulis, yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian
dan semangat kepada penulis selama pengerjaan Tugas Akhir.
2. Ibu Amarena Nediari, S.Sn., M.Ds. , selaku Ketua Jurusan Desain Interior
Universitas Binus yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama
perkuliahan hingga menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Dimas Iman Suryono, S.Sn. dan Bapak Christianto Roesli, S.Sn., selaku
Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan paper dan perancangan Tugas
Akhir.
4. Seluruh Dosen Jurusan Desain Interior Binus University atas segala jasa dan ilmu
yang telah diberikan selama perkuliahan hingga penyusunan Tugas Akhir.
5. Ibu Dr. Harsiti, M.Si. selaku narasumber yang banyak membantu memberikan
informasi dan penjelasan mengenai perpustakaan kepada penulis.
6. Teman - teman Desain Interior 2014, selaku teman seperjuangan yang selalu
mendukung dan membantu dari awal hingga akhir penyusunan dan perancangan
Tugas Akhir.
7. Seluruh teman dan sahabat yang selalu memberikan semangat, bantuan, dukungan,
doa, dan penghiburan untuk penulis.
Penyusunan paper ini masih jauh dari sempurna. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada. Agar dikemudian hari tidak mengulangi kesalahan yang sama. Kritik dan saran yang membangun, sangat penulis harapkan untuk penyusunan paper yang lebih baik di kemudian hari.
Semoga penulisan paper dan perancangan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat, pengetahuan dan wawasan bagi pembaca dan berbagai pihak. Terima Kasih. Tuhan berkati.
Jakarta, 27 Febuari 2015
Candra Susanto
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN DOSEN PENGUJI .................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI LTA ..................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................................. vii
ABSTRACT .......................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ xiv
DAFTAR FOTO ................................................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xxi
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Perencanaan ................................................................................................. 2
1.4 Kontribusi Perencanaan ........................................................................................... 2
1.5 Metode Pengumpulan Data ...................................................................................... 3
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................ 3
1.7 Sistematika Penulisan .............................................................................................. 4
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Perpustakaan .......................................................................................... 5
2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan ........................................................ 5
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan ................................................................... 15
2.1.3 Jenis Jenis Perpustakaan ................................................................................ 17
2.1.4 Tipe Tipe Perpustakaan .................................................................................. 21
2.1.5 Koleksi dan Klasifikasi Buku ........................................................................ 21
2.1.6 Sistem Pelayanan Perpustakaan ..................................................................... 23
2.2 Desain .................................................................................................................... 36
2.2.1 Pengertian Desain .......................................................................................... 36
2.2.2 Sejarah dan perkembangan desain ................................................................. 37
2.2.3 Jenis-Jenis Desain .......................................................................................... 41
2.3 Perpustakaan Fakultas School Of Design ............................................................... 42
2.3.1 perpustakaan fakultas atau perpustakaan penguruan tinggi ........................... 42
2.3.2 Standar perencanaan perpustakaan fakultas ................................................... 42
2.3.3 Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan ........................................................ 44
2.3.4 tata ruang perpustakaan fakultas .................................................................... 47
BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................................... 49
3.1 Perpustakaan TDI (Teknik,Desain,Tek. Informasi) Universitas Tarumanegara .... 49
3.1.1 Sejarah, Visi dan Misi Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara ........... 49
3.1.2 Koleksi............................................................................................................ 50
3.1.3 Fasilitas dan Ruang Khusus............................................................................ 51
3.1.4 Sistem yang Diterapkan .................................................................................. 52
3.1.5 Peraturan Perpustakaan .................................................................................. 53
3.1.6 Perlengkapan dan Furnitur Perpustakaan ....................................................... 54
3.1.7 Pengunjung ..................................................................................................... 59
3.1.8 Manajemen ..................................................................................................... 59
3.1.9 Elemen Interior ............................................................................................... 63
3.1.10 Permasalahan .................................................................................................. 65
3.2 LKC (Library and Knowledge Center) Universitas Bina Nusantara...................... 66
3.2.1 Sejarah LKC (Library and Knowledge Center) Universitas Bina Nusantara . 66
3.2.2 Visi dan Misi LKC (Library and Knowledge Center) Universitas Bina Nusantara ........................................................................................................................ 69
3.2.3 Koleksi............................................................................................................ 69
3.2.4 Fasilitas dan Ruang Khusus............................................................................ 70
3.2.5 Sistem yang Diterapkan .................................................................................. 71
3.2.6 Peraturan Perpustakaan .................................................................................. 73
3.2.7 Perlengkapan dan Furnitur Perpustakaan ....................................................... 74
3.2.8 Pengunjung ..................................................................................................... 80
3.2.9 Manajemen ..................................................................................................... 81
3.2.10 Elemen Interior ............................................................................................... 84
3.2.11 Permasalahan .................................................................................................. 86
3.3 Perpustakaan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti ...................... 86
3.3.1 Sejarah Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti .......................................... 86
3.3.2 Visi dan Misi Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti ................................ 87
3.3.3 Koleksi............................................................................................................ 88
3.3.4 Fasilitas dan Ruang Khusus............................................................................ 88
3.3.5 Sistem yang Diterapkan .................................................................................. 88
3.3.6 Peraturan Perpustakaan .................................................................................. 90
3.3.7 Perlengkapan dan Furnitur Perpustakaan ....................................................... 90
3.3.8 Pengunjung ..................................................................................................... 94
3.3.9 Manajemen ..................................................................................................... 94
3.3.10 Elemen Interior .............................................................................................. 96
3.3.11 Permasalahan ............................................................................................... 100
BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN .................................................................................. 101
4.1 Analisa Data ......................................................................................................... 101
4.1.1 Analisa Fisik ................................................................................................ 101
4.1.2 Analisa Manusia ........................................................................................... 119
4.1.3 Program Ruang ............................................................................................ 121
4.1.4 Analisa Permasalahan .................................................................................. 128
4.2 Konsep Perancangan ............................................................................................ 130
4.2.1 Konsep bentuk ............................................................................................. 130
4.2.2 Konsep Material ........................................................................................... 132
4.2.3 Marketing Mapping.......................................................................................... 133
4.2.4 Bahan Finishing Kayu ...................................................................................... 133
4.2.5 Sketsa ............................................................................................................... 133
4.2.6 3D Modeling .................................................................................................... 133
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 141
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 141
5.2 Saran ................................................................................................................ 141
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpustakaan Akademik adalah perpustakaan yang merupakan bagian
dari universitas, akademi, lembaga pendidikan tinggi.Perpustakaan Akademik
adalah unit pelayanan pusat Universitas. Berbeda dengan perpustakaan
fakultas atau departemen yang berfokus pada literatur mata pelajaran masing-
masing, termasuk aset dari literatur perpustakaan universitas pada semua
Universitas bidang diwakili dan biasanya harus memiliki banyak daerah lain
yang tidak diajarkan di Universitas .Di Indonesia biasanya perpustakaan
akademik di Universitas berbentuk UPT (Unit Pelaksana Teknis) yang
dipimpin seorang Kepala UPT Perpustakaan Pusat bertanggung jawab secara
langsung kepada rektor, melalui Wakil Rektor I (Bidang Akademik) dan
berfungsi sebagai koordinator untuk perpustakaan-perpustakaan
fakultas.Sedangkan Perpustakaan Fakultas bertanggung jawab kepada Dekan
Fakultas masing-masing.
Perpustakaan untuk fakultas desain Universitas Bina Nusantara
berbeda dengan perpustakaan akademik, perpustakaan ini dikelola oleh
fakultas yaitu School of Design yang mencakup jurusan desain interior dan
desain komunikasi visual.Koleksi dari pepustakaan Universitas Bina
Nusantara (LKC) tidak dapat mencakup kebutuhan mahasiswa fakultas
desain, maka dari itu dibutuhkanlah sebuah perpustakaan yang memiliki
koleksi yang spesifik untuk menunjang kebutuhan perkuliahan dari
mahasiswa fakultas desain Universitas Bina Nusantara.
Dengan rencana pemusatan fakultas desain Universitas Bina
Nusantara di lingkungan Kampus Alam Sutera, maka Perpustakaan School of
Design idealnya berada dekat dengan lingkungan kampus Alam Sutera
sehingga memudahkan mahasiswa fakultas desain untuk mencari informasi
dan referensi yang terkait dengan perkuliahan.
2
Untuk menegetahui apa yang dibutuhkan oleh para mahasiswa desain
yang di bina nusanatara maka penulis melakukan penilitian tentang
perpustakaan yang ideal menurut para mahasiswa ,dengan menyebarkan
kuesioner kepada 100 mahasiswa desainbina nusantara yang berada
dikawasan syahdan dan hasilnya rata – rata membutuh area yang untuk bisa
bersantai oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan dari para mahasiswa
maka dibuatlah lounge untuk memenuhi kebutuhan para mahasiswa desain.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Perancangan Desain furniture dan aksesoris
dari perpustakaan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang furniture dan aksesoris yang sesuai dengan
kebutuhan di area lounge perpustakaan?
2. Bagaimana merancang furniture dan aksesoris yang dapat
mempermudah para pengungjung untuk digunakan pada area lounge
perpustakaan?
1.3 Tujuan Perencanaan
Adapun tujuan perencanaan pada Perancangan Desain furniture dan
aksesoris dari perpustakaan adalah sebagai berikut :
1 Mampu merancang furniture dan aksesoris yang sesuai dengan
kebutuhan dari para pengunjung perpustakaan pada area lounge
perpustakaan..
2. Mampu merancang furniture dan aksesoris yang dapat mempermudah
para pengunjung perpustakaan untuk menggunakannya pada area
lounge perpustakaan.
1.4 Kontribusi Perencanaan
a. Diharapkan perencanaan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
furniture dan aksesoris Binus untuk menambah informasi yang terkait
dengan sebuah Perpustakaan.
b. Diharapkan perencanaan ini juga bermanfaat untuk mahasiswa Binus
non- furniture dan aksesoris yang mengerjakan tugas berkaitan dengan
sebuah Perpustakaan.
3
1.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mengumpulkan data-data dengan
beberapa metode yaitu :
a. Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan informasi yang diperlukan dengan melakukan
studi literatur yaitu mencari informasi melalui buku dan jurnal yang
berhubungan dengan topik yang diteliti.
b. Survey
Melakukan kunjungan ke beberapa Perpustakaan untuk mendapatkan data
dan informasi mengenai kondisi dan desainnya.
c. Wawancara
Agar data dan informasi yang di dapat terjamin keakuratannya, penulis
melakukan tanya jawab secara lisan kepada penanggung jawab yang
berada pada Perpustakaan tersebut.
d. Konsultasi Teknis (Asistensi)
Agar data dan informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan maksimal
dan lebih terarah, maka penulis melakukan konsultasi teknis (asistensi)
kepada dosen pembimbing.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
a. Kawasan Penelitian
Penelitian dilakukan pada beberapa perpustakaan yang berada di DKI
Jakarta. Selain itu akan dilakukan studi banding dengan perpustakaan
lain sebagai referensi.
b. Batasan Penelitian
- Sejarah, Visi dan Misi Perpustakaan
- Aktivitas yang dilakukan pengunjung serta staff di dalam
Perpustakaan
- Fasilitas yang disediakan oleh Perpustakaan
- Struktur Organisasi Perpustakaan
-Jumlah staff dan pengunjung rata-rata dalam sehari di Perpustakaan
tersebut
- Pembagian shift kerja dan jam operasional Perpustakaan
- Pengelompokan di dalam Perpustakaan tersebut.
4
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini akan dibuat dengan susunan sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang pemilihan topik untuk tugas akhir,
ruang lingkup pembahasan, tujuan dan manfaat dari penulisan tugas akhir,
metodologi yang digunakan penulis, serta sistematika penulisan tugas akhir
ini.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan untuk
dijadikan sebagai referensi dan dasar penulisan tugas akhir.Teori-teori yang
digunakan berkaitan dengan topik yang dibahas, yakni perancangan furniture
dan aksesoris perpustakaan.
BAB 3 : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang pedoman perancangan dalam mendesain
interior yang berisi tentang tinjauan warna, bentuk, fungsi, material, estetika,
dan aplikasinya yang diharapkan mampu mengatasi masalah yang ada.
BAB 4 : ANALISIS DAN BAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang alternatif desain hingga
pengembangannya.Dan pengembangan akhir berupa keterangan mengenai
konsep desain akhir.
BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
perpustakaan lainnya
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang
2.1 Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan umum adalah pusat informasi yang menyediakan pengetahuan
dan informasi siap akses bagi para pemakainya.Layanan perpustakaan umum
disediakan dengan dasar kesamaan akses untuk semua orang tanpa memandang
perbedaan umur, ras, gender, agama, kebangsaan, bahasa dan status sosial.Layanan
dan materi khusus harus disediakan bagi pihak yang karena alasan tertentu tidak
dapat menggunakan layanan dan materi biasa. Sebagai contoh pihak dengan
minoritas, para penyandang cacat, orang sakit maupun narapidana.
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan
tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 )
2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan
Perkembangan perpustakaan tidak dapat dipisahkan di sejarah manusiakarena
perpustakaan merupakan produk manusia. Dalam sejarahnya, manusia mula-mula
tidak menetap sebagai mengembara dari satu tempat ke tempatyang lain. Kehidupan
seperti ini sering disebut kehidupan nomaden.Manusiamencari makan dari alam
sekitarnya, sedangkan untuk keperluan ternaknya iamencari sumber air serta rumput.
Manusia mulai berusaha menggarap lahanyang ada disekitarnya, untuk keperluan
daging manusia memburu binatangyang ada disekitarnya.Kehidupan berburu ini
tidak beranjak jauh darikehidupan nomaden.Dalam pengembarannya serta dari
kehidupan bertaninya,manusia memperoleh pengalaman bahwa bila dia member
tanda pada sebuah batu, pohon, papan, lempengan serta benda lainnya, ternyata
manusia dapatmenyampaikan berita ke manusia lainnya.Pesan ini dipahatkan pada
batu ataupohon atau benda lainnya. Selama itu manusia berhubungan dengan
manusialain melalui bahasa lisan maupun bahasa isyarat. Setelah
menggunakanberbagai tanda yang dipahatkan pada pohon ataupun batu ataupun
bendalainnya, manusia mulai berkomunikasi dengan kelompok lain melalui
bahasatulisan.
6
Adanya tulisan tersebut dapat membantu daya ingat manusia dayaingat
manusia kini manusia dapat melihat “catatannya” pada pohon, batu, dan
lempengan.Pesan dalam berbagai pahatan itu dapat diteruskan ke
generasiberikutnya.Bila kegiatan memberi tanda pada berbagai benda itu
dilakukandari satu generasi ke generasi yang berikutnya maupun dari suku satu ke
sukulainnya maka banyak dugaan bahwa perpustakaan dalam bentuknya yangsangat
sederhana sudah mulai dikenal ketika manusia mulai melakukanpenulisan pada
berbagai benda. Benda itu dapat diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya
ataupun dapat dibaca oleh suku lain.Berdasarkan bukti arkeologis diketahui bahwa
perpustakaan pada awal mulanya tidak lain berupa kumpulan catatan transaksi niaga.
Dengan kata lain, perpustakaan purba tidak lain merupakan sebuah kemudahan untuk
menyimpan catatan niaga. Karena kegiatan perpustakaan purba tidak lainmenyimpan
kegiatan niaga maka ada kemungkinan bahwa perpustakaan dan arsip semula
bersumber pada kegiatan yang sama untuk kemudian terpisah.Dari kegiatan itu,
ternyata bahwa sejak semula salah satu kegiatan perpustakaan ialah menyimpan
produk tulisan masyarakat sekaligus juga perpustakaan merupakan produk
masyarakat karena tidak ada perpustakaan tanpa ada masyarakat. Berikut merupakan
perkembangan perpustakaan pada beberapa negara yaitu:
1. Sumeria dan Babylona
Perpustakaan sudah dikenal sejak 3000 tahun yang lalu. Penggalian di
bekas kerajaan Sumeria menunjukkan bahwa bangsa Sumeria sekitar 3000
tahun SM telah menyalin rekening, jadwal kegiatan, pengetahuan yang
mereka peroleh dalam bentuk lempeng tanah liat (clay tables). Tulisan yang
digunakan masih berupa gambar (pictograph), kemudian ke aksara
Sumeria.Kebudayaan Sumeria termasuk kepercayaan,Tulisan Sumeria
kemudian diubah menjadi tulisan paku (cunciform) karena mirip paku.
Semasa pemerintahan Raja Ashurbanipal dari Assyria (sekitar tahun 668-626
SM) didirikan perpustakaan kerajaan di ibukota Nineveh, berisi puluhan ribu
lempeng tanah liat yang dikumpulkan dari segala penjuru kerajaan (Sulistyo
Basuki:1991). Untuk mencatat koleksi digunakan sistem subjek serta tanda
pengenal pada tempat penyimpanan.Banyak dugaan bahwa perpustakaan ini
terbuka bagi kawula kerajaan.
7
Gambar 2.1 Perpustakaan Kota Nivine
Sumber : http://luky92.blogspot.com
2. Mesir
Pada masa yang hamper bersamaan, peradaban Mesir Kuno pun
mengalami perkembangan. Teks tertulis di perpustakaan Mesir berasal dari
sekitar tahun 4000 SM, namun gaya tulisannya berbeda dengan tulisan
Sumeria. Orang Mesir menggunakan tulisan yang disebut hieroglyph.Tujuan
hieroglyph ialah memahatkan pesan terakhir dimonumen untuk
mengagungkan raja.Sementara tulisan yang ada di tembok dan monument
dimaksudkan untuk memberikan kesan pada dunia. Perpustakaan di Mesir
bertambah maju berkat penemuan penggunaan rumput papyrus sekitar tahun
1200 SM. Untuk membuat lembar papyrus, isi batang papyrusdipotong
menjadi lembaran tipis, kemudian dibentangkan satu demi satu dan ditumpuk.
Kedua lapisan kemudian dilekatkan dengan lem, ditekan, diratakan, dan
dipukul sehingga permukaannya rata. Dengan demikian, permukaanlembaran
papyrus dapat digunakan sebgai bahan tulis, sedangkan alat tulisnya berupa
pena sapu dan tinta. Perkembangan perpustakaan Mesir terjadi semasa raja
Khufu, Khafre, dan Ramses II sekitar tahun 1250 M. Perpustakaan Raja
Ramses II memiliki koleksi sekitar 20.000 buku.
3. Yunani
Peradaban Yunani mengenal jenis tulisan yang disebut mycena sekitar
tahun 1500 SM. Tapi kemudian, tulisan itu lenyap tergantikan oleh 22 aksara
temuan orang Phoenicia, yang dikembangkan menjadi 26 aksara seperti yang
kita kenal sekarang ini. Yunani mulai mengenal perpustakaan milikPeistratus
(dari Athena) dan Polyerratus (dari Samos) skitar abad ke-6 dan ke-7 dan
8
Pericies sekitar abad ke-5 SM. Pada saat itu, membaca merupakan pengisi
waktu senggang dan merupakan awal dimulainya perdagangan buku. Filsuf
Aristoteles dianggap sebagai orang pertama kali mengumpulkan, menyimpan,
dan memanfaatkan budaya masa lalu.Koleksi Aristoteles kelak dibawa ke
Roma.
Perkembangan perpustakaan zaman Yunani Kuno mencapai
puncaknya semasa abad Hellenisme, yang ditandai dengan penyebaran ajaran
dan kebudayaan Yunani.Ini terjadi berkat penakhlukan Alexander Agung
berserta penggantinya.Pembentukan kota baru Yunani dan perkembangan
perintahan monarki. Perpustakaan utama terletak di kota Alexandria Mesir
berdiri sebuah museum, yang salah satu bagian utamanya ialah perpustakaan
dengan tujuan mengumpulkan teks Yunani dan manuskrip segala bahasa dari
semua penjuru. Berkat usaha Demertrius dari Phalerum, perpustakaan
Alexandria berkembang pesat dengan koleksi pertamanya 200.00 gulung
papirus hingga nantinya mencapai 700.00 gulungan pada abad pertama
SM.Perpustakaan kedua disebut Serapeum. Disini koleksi yang dimiliki
sejumlah 42.800 gulungan terpilih, kelak berkembang mencapai 100.000
gulung.Semua gulungan papirus ini disunting, disusun menurut bentuknya,
dan diberi catatan untuk disusun menjadi sebuah bibliografi sastra
Yunani.Semua pustakawan perpustakaan Alexandria ini merupakan ilmuwan
ulung, termasuk pujangga Callimachus yang menyusun 120 jilid bibliografi
sastra Yunani.Seperti halnya Alexandria, kota Pergamun di Asia kecil
menjadi pusat belajar dan kegiatan sastra. Pada abad ke-2 SM, Eumenes II
mendirikan sebuah perpustakaan dan mulai mengumpulkan semua
manuskrip, bahan bila perlu membuat salinan manuskrip lain. Untuk
penyalinan tersebut digunakan sejumlah besar papirus yang diimpor dari
Mesir. Karena khawatir persediaan papirus di Mesir habis dan rasa iri akan
pesaingnya, raja mesir menghentikan ekspor papirus ke Pergamun.
Akibatnya, perpustakaan Pergamun harus mencari bahan tulis lain selain
papirus. Maka dikembangkanlah bahan tulis baru yang disebut parchment
atau kulit binatang, terutama biri-biri atau anak lembu.
Sebenarnya bahan tulis ini sudah lama dikenal Yunani, namun karena
hargnya lebih mahal daripada papirus, maka banyak orang yang lebih meilih
papirus.Parchment dikembangkan dan akhirnya menggantikan bahan tulis
9
papirus hingga ditemukannya mesin cetak pada abad pertengahan.Koleksi
perpustakaan Pergamun mencapai 10.000 gulungan.Dalam
perkembangannya, koleksi perpustakaan Pergamun nantinya diserahkan ke
perpustakaan Alexandria sehingga perpustakaan Alexandria menjadi
perpustakaan terbesar pada zamannya.
Gambar 2.2 Perpustakaan Alexandria
Sumber :http://luky92.blogspot.com
4. Byzantium
Kaisar Konstantin Agung menjadi raja Roma Barat dan Timur pada
tahun 324.ia meimlih ibukota di Byzantium, kemudian diubah menjadi
Konstantinopel.Ia mendirikan perpustakaan kerajaan dan menekan karya
Latin, karena bahasa Latin merupakan bahasa resmi hingga abad ke-6.
koleksi ini kemudian ditambah dengan karya Kristen dan non-Kristen, baik
dalam bahasa Yunani meupun Latin. Koleksinya tercatat hingga 120.000
buku.
Waktu itu gereja merupakan pranata kerajaan yang paling
penting.Karena adanya ketentuan bahwa seorang uskup harus memiliki
sebuah perpustakaan, maka perpustakaan gereja berkembang.Kerajaan
Byzantium kaya, berpenduduk pasat, secara kultural, intelektual, dan
politiknya cukup matang, yang diperkaya oleh ajaran Yunani dan Timur serta
dipengaruhi tradisi Roma dalam pemerintahan.
Kerajaan ini bertahan hingga abad ke-15. Pada pertengahan abad
ketujuh hingga pertengahan abad ke-9, terjadi kontroversi mengenai
ikonoklasme, yaitu penggambaran Yesus dan orang kudus lainnya pada
10
benda. Akibat larangan ini, banyak biara ditutup dan hartanya disita, dan
kemudian biarawan Yunani mengungsi ke Italia.Setelah kontronersi berakhir,
minat terhadap karya Yunani kuno berkembang lagi.Selama 300 tahun karya
Yunani disalin, ditulis kembali, diberi komentar, dibuatkan ringkasan satra
Yunani bahkan juga dikembangkan ensklopedia dan leksikon Yunani.
Gambar 2.3 Perpustakaan Konstantinopel
Sumber : http://luky92.blogspot.com
5. Arab
Agama ishlam muncul pada abad ke-7, dan mulai menyebar ke sekitar
daerah Arab. Dengan cepat pasukan Islam menguasai Syria, Babylonia,
Mesopotamia, Persia, Mesir, seluruh bagian utara Afrika, dan menyebrang ke
Spanyol. Orang Arab berhasil dalam bidang perpustakaan dan berjasa besar
dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan matematika ke Eropa.Pada abad ke-
8 dan ke-9, ketika Konstantinopel mengalami kemenangan dalam hal karya
seluler, Bagdad berkembang dan menjadi pusat kajian karya Yunani.
Ilmuwan Muslim mulai memahami pikiran Aristoteles.Ilmuwan
Muslim mengkaji dan menerjemahkan karya filasafat, pengetahuan, dan
kedokteran Yunani ke dalam bahasa Arab; kadang-kadang dari versi bahasa
Syriac ataupun Aramaic.Puncak keemasannya terjadi pada masa
pemerintahan Abbasiyah Al-Makmun, yang mendirikan “rumah kebijakan”
(Bait al-Hikmah), yaitu sebuah lembaga studi yang menggabungkan unsur
perpustakaan, akademi, dan biro terjemahan, pada tahun 810.
Selama abad ke-8, ilmu alam, metematika, dan kedokteran benar-
benar dipelajari.Karya Plato, Aristoteles, Hippocrates, dan Galen juga
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, termasuk pula penelitian asli dalam
bidang astrologi, alkemi, dan magis. Dalam penaklukan ke timur, orang Arab
11
berhasil mengetahui cara pembuatan kertas dari orang Cina..pada abad ke-8
di Bagdad telah berdiri pabrik kertas. Teknik pembuatan kertas selama
hampir lima abad dikuasai orang Arab. Karena harganya murah, banyak, dan
mudah ditulis, maka produksi buku melonjak dan perpustakaan pun
berkembang.Begitupun perpustakaan mesjid dan lembaga pendidikan.
Perpustakaan kota Shiraz memiliki katalog disusun menurut tempat dan
kelola oleh staf perpustakaan. Pada abad ke-11, perpustakaan Kairo memiliki
sekitar 150.000 buku.
Di Spanyol, orang Arab mendirikan Perpustakaan Corboda yang
memiliki 400.00 buku. Di perpustakaan Corboda, Toledo dan Seville, karya
klasikditerjemahkan ke dalam bahasa Arab dari bahasa Syriac.Ketika Spanyol
direbut tentara Kristen, ribuan karya klasik ini diketemukan, kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan disebarkan ke seluruh Eropa.
Gambar 2.4 Perpustakaan Persia
Sumber : http://luky92.blogspot.com
6. Renaissance
Renaissance mulai pada abad ke-14 di Eropa Barat.Secara tidak
langsung, Renaissance tumbuh akibat pengungsian ilmuwan Byzantium dari
Konstantinopel.Mereka lari karena ancaman pasukan Ottoman dan
Turki.Sambil mengungsi, ilmuwan ini membawa serta manuskrip penulis
kuno.Ilmuwan Italia menyambut kedatangan ilmuwan-ilmuwan Byzantioum
ini dan mendorong pengembangan kajian Yunani dan Latin.Karya ini
kemudian tersebar ke Eropa Utara dan Barat sebagian di antaranya disimpan
dperpustakaan biara maupun universitas yang mulai tumbuh.
12
2.1.1.1 Kondisi menguntungkan pengembangan perpustakaan
Dari perkembangan perpustakaan selama hampir 500 tahun itu, kita
dapat menyimak adanya kondisi yang menguntungkan pertumbuhan
perpustakaan.Ada pula kondisi yang menghambat pertumbuahan
perpustakaansehingga perpustakaan tidak berkembang secara
wajar.Perpustakaan mencerminkan kebutuhan sosial, ekonomi, kultural,
danpendidikan suatu masyarakat. Bila kebutuhan tersebut dipenuhi,
masyarakat akan menuntut pembangunan perpustakaan. Di negara maju,
kebutuhan ekonomi sudah dipenuhi dan meningkat ke kebutuhan kultural. Di
negara
berkembang, mayarakat masih bergulat dengan kesulitan ekonomi
sehinggakebutuhan yang mendesak ialah kebutuhan pangan, pakaian, dan
papan.Karena itu, perkembangan perpustakaan, terutama perpustakaan
umum, dinegara berkembang lebih lambat dibandingkan di negara
maju.Dengan demikian, perpustakaan akan tumbur subur bila :
1. Masyarakat telah matang dalam arti telah mencapai kematangan sosial
dan kultural sehingga menyadari perlunya penyimpanan, penyebaran
danperluasan wadah pengetahuan.
2. Bila dalam masyarakat timbul dorongan untuk memperbaiki diri sendiri
serta tumbuh kesadaran akan perlunya informasi.
3. adanya kepemimpinan yang mendorong penggunaan perpustakaan,
tunjangan keuangan untuk menunjang perpustakaan serta minat budaya
dan intelektual untuk menggunakan perpustakaan.
4. adanya kemakmuran ekonomi yang memungkinkan perorangan
maupun perusahaan menyumbang sebagian keuntungannya untuk
perpustakaan.
5. adanya pertumbuhan ekonomi, kekuatan nasional, dan status nasional
yang mendorong penyebarluasan informasi serta penggunaan
informasi yang bermanfaat.
13
2.1.1.2 Peranan Perpustakaan Dalam Masyarakat
Eksistensi perpustakaan dalam masyarakat tetap dipertahankan kerana
perpustakaan mempunyai fungsi yang berkaitan dengan kepentingan
masyarakat. Beberapa fungsi perpustakaan bagi masyarakat adalah :
a) Sebagaai Sarana simpan karya
Sebagai sarana simpan karya manusiaperpustakaan berfungsi
sebagai tempat menyimpan karya manusia, khususnya karya cetak
seperti, buku, majalah, dan sejenisnya serta karya rekaman seperti
kaset, piringan hitam, dan sejenisnya.Perpustakaan berfungsi
sebagai “arsip umum” bagi produk masyarakat berupa buku dalam
arti luas.Dalam kaitannya dengan fungsi simpan, perpustakaan
bertugas menyimpan khazanah budaya hasil masyarakat.
b) Sebagai fungsi informasi
Bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat
memintanya ataupun menanyakan ke perpustakaan.Informasi yang
diminta dapat berupa informasi mengenai tugas sehari-hari,
pelajaran maupun informasi lainnya.Dengan koleksi yang tersedia,
perpustakaan harus berusaha menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan ke perpustakaan. Bila tidak terjawab, dapat meminta
bantuan ke perpustakaan lain yang dianggap mampu menjawab
pertanyaan tersebut karena pada hakekatnya semua perpustakaan
melaksanakan fungsi informasi.
c) Fungsi rekreasi
Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara
membaca dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan. Fungsi
rekreasi ini tampak nyata pada perpustakaan umum yaitu
perpustakaan yang dikelola dengan dana umum serta terbuka
untuk umum. Umum artinya setiap orang tanpa
memandang perbedaan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, dan
warna kulit.
Dalam menjalankan fungsi rekreasi ini maka perpustakaan
menjalin menjalin kerja sama dengan berbagai komponen seperti
penulis yang menulis buku, penerbit yang menrbitkan buku,
produsen kertas, toko buku, unsur pembaca yang berasal dari
14
semua pihak dan dengan sendirinya juga pengelola perpustakaan.
Kegiatan membaca untuk keperluan praktis, artinya membaca
untuk memperoleh hasil praktis. Hasil praktis ini memiliki arti
luas seperti untuk lulus ujian, memahami sebuah masalah,
mengetahui latar belakang persoalan, dan sebagainya. Tujuan
kultural, artinya membaca sekedar untuk rekreasi rohani belaka.
d) Fungsi pendidikan
Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan
informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar di luar
bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan
pendidikan sekolah.Dalam hal ini, yang berkaitan dengan
pendidikan non formal ialah perpustakaan umum, sedangkan yang
berkaitan dengan informal ialah perpustakaan sekolah dan
perpustakaan perguruan tinggi.
Bagi mereka yang sudah meninggalkan bangku sekolah
maupun putus sekolah maka perpustakaan merupakan tempat
belajar yang praktis, berkesinambungan, serta murah.Dalam
sejarah, banyak terjadi tokoh dunia menghabiskan waktunya di
perpustakaan serta memperoleh banyak bahan dari perpustakaan
sekolah.Sebagai contoh Karl Marx (penulis buku Manifesto
Komunis) yang menghabiskan waktunya di British Library di
London.
e) Fungsi kultural
Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan
mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Pendidikan ini
dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pameran,
ceramah, pertunjukan kesenian, pemutaran film bahkan bercerita
untuk anak-anak. Dengan cara demikian masyarakat dididik
mengenal budayanya. Di sini budaya memiliki arti segala ciptaan
manusia.
15
2.1.1.3 Prediksi Perpustakaan Masa Depan
Perpustakaan masa depan diperkirakan mampu menempatkan diri
pada
posisi strategis. Untuk mencapai tingkat itu, tentu diperlukan usaha keras dari
pihak terkait. Tidak saja pada pustakawannya sendiri, melainkan juga
penyandang dana, pemerintah, pengelola, penyelenggara, sampai pada
pengguna yang semakin sadar akan kebutuhan bahan pustaka dan
perpustakaannya.
Salah satu ciri perpustakaan mendatang adalah semakin
profesionalnya pegawai atau putakawan. Karena, saat ini pendidikan
pustakawan profesional sudah marak digalakkan, sejalan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang lebih maju, tenaga pustakawan akan
lebih profesional lagi.Ke depan, kondisi fisik perpustakaan tentu akan
semakin baik, misalnya, gedung semakin mewah, fasilitas semakin lengkap
termasuk kelengkapan teknologinya, bahkan memungkinkan perpustakaan
untuk mengumpulkan koleksinya dalam komputer atau digital library.
Dengan demikian, diharapkan pula citra perpustakaan memiliki
prospek yang baik. Karena perpustakaan merupakan bagian dari pendidikan
dalam arti luas, sementara pendidikan tidak terpisahkan dari budaya sebagai
wujud dari peradaban umat manusia yang selalu berubah, berkembang
mengikuti perubahan zaman, maka perpustakaan ke depan dimungkinkan
akan dikenal luas oleh masyarakat.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan
2.1.2.1 Tujuan Umum
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk
mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya
penyelenggaraan perpustakaan sekolah di harapkan dapat membantu murid-
murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar.
Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah
harus dapat menunjang proses belajar mengajar, agar dapat menunjang proses
belajar mengajar maka dalam pengadaan buku pustaka hendaknya
16
mempertimbangkan kurikulum sekolah. Selera para pembaca yang dalam hal
ini adalah murid-murid.
2.1.2.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dari sebuah perpustakaan adalah sebagai berikut :
� Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan
membacakhususnya serta mendayagunakan budaya tulisan
dalam sektor kehidupan.
� Mengembangkan minat untuk mencari dan mengelolah serta
memanfaatkan informasi.
� Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan
bahan bacaan secara tepat dan berhasil guna.
� Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.
� Memupuk minat dan bakat.
� Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah –
masalah yang dihadapi
dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri. Dengan demikian
jelas bahwa tujuan diselenggarakan perpustakan bukan sekedar menyimpan dan
mengumpulkan bahan pustaka akan tetapi perpustakaan diharapkan bagi siswa
mampu mengembangkan daya pikirnya dan hasil membaca yang diperoleh dari
bahan pustaka yang ada di perpustakaan.
2.1.2.3 Fungsi Perpustakaan
Fungsi sebuah perpustakaan sebagai berikut :
• Fungsi Edukasi
Perpustakaan mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan
dan
tekhnologi baru. perpustakaan juga sebagai tempat dimana semua
lapisanmasyarakat dari segala umur dari balita sampai usia lanjut
tanpa dibatasi ruang-ruang kelas.
• Fungsi Informatif
Perpustakaan menyediakan informasi untuk pengguna dalam
memperoleh informasi yang diingkan.
• Fungsi Penelitian
17
Artinya sumber-sumber informasi yang ada di dalam perpustakaan,
maupun digital dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk
melakukan penelitian.
• Fungsi Kebudayaan
menumbuhkan budaya baca dikalangan pemustaka sebagai bekal
penguasaan alih tekhnologi.
• Fungsi Rekreasi
Perpustakaan menyediakan koleksi yang dapat menghibur dan
menghilangkan kebosanan.
2.1.3 Jenis Jenis Perpustakaan
1. Perpustakaan Nasional
Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang didirikan di ibukota
negara dan merupakan perpustakaan induk dari semua jenis perpustakaan
yang ada di negara tersebut. Perpustakaan Nasional Indonesia didirikan di
Jakarta
• Sebagai pusat referensi nasional. Dalam fungsi ini
perpustakaan nasional harus mampu menjawab pertanyaan apa
saja, oleh siapa saja yang ada hubungannya dengan Indonesia.
• Sebagai perpustakaan deposit. Dalam hal ini perpustakaan
nasional mempunyai tugas dan bertanggung jawab untuk
melestarikan seluruh penerbitan yang ada di Indonesia maupun
yang ada di luar negeri yang mengenai Indonesia. Untuk
menjamin terkumpulnya semua penerbitan yang ada di
Indonesia, maka perlu adanya Undang-undang Karya Cetak
(Deposit Act) yang mewajibkan semua penerbit untuk
mengirimkan terbitan terbarunya kepada Perpustakaan
Nasional sebanyak dua eksemplar. Tetapi Undang-undang hak
cipta di Indonesia baru saja diakui yaitu pada bulan Agustus
1990. maka Perpustakaan Nasional Indonesia pun baru dapat
melaksanakan fungsinya sebagai perpustakaan deposit. Hal ini
juga harus mendapat dukungan dan kesadaran yang tinggi dari
18
pihak penerbit bahan pustaka akan pentingnya arti deposit itu
untuk melestarikan semua penerbitan di negara kita.
• Perpustakaan Nasional merupakan perpustakaan atau suatu
badan yang menerbitkan Bibliografi Nasional yang merupakan
suatu daftar buku-buku yang ada di Perpustakaan Nasional
Indonesia dan pada perpustakaan lain di Indonesia terbitan
Indonesia dan tentang Indonesia. Bibliografi Nasional
Indonesia ini disebar luaskan juga keberbagai Instansi lain
agar mereka juga mengetahui koleksi yang ada di Pepustakaan
Nasional.
Perpustakaan Nasional pada beberapa waktu yang lalu berada di
bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi sekarang telah diakui
sebagai lembaga Pemerintahan Non Departemen da bertanggung jawab
langsung kepada pemerintah.
2. Perpustakaan Umum (Public Library)
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas
mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya
untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum diselenggarakan untuk
memberikan ©2004 Digitized by USU digital library 7
pelayanan kepada masyarakat umum tanpa memandang latar belakang
pendidikan, agama, adat istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya, maka
koleksi perpustakaan Umum pun terdiri dari beraneka ragam bidang dan
pokok masalah sesuai dengan kebutuhan informasi dari pemakainya.
3. Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library)
Perpustakaan perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang
diselenggarakan untuk mengumpulkan, memelihara, menyimpan,
mengatur, mengawetkan dan mendaya gunakan bahan pustakanya untuk
menunjang pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian
masyarakat.
19
Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
a. Jantung dari semua program pendidikan Universitas yaitu
perpustakaan harus mampu membantu dan menjadi pusat
kegiatan akademis lembaga pendidikannya.
b. Pusat alat-alat peraga mengajarkan atau instructional
material center
c. Sebagai pelaksana pelaksanaan Tri Darma Perguruan
Tinggi
4. Perpustakaan Sekolah
perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang mengumpulkan,
menyimpan, memelihara, mengatur dan mengawetkan bahan pustkanya
untuk menunjang usaha pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Masyarakat pemakainya ialah para siswa, tenaga pengajar dan staf
sekolah lainnya.
Fungsi perpustakaan sekolah ialah :
a. Menunjang kegiatan belajar dan mengajar.
b. Merupakan sarana pengembangan bakat dan keterampilan.
c. Pusat media sekolah.
d. Sarana penelitian sederhana.
e. Sarana rekreasi.
5. Perpustakaan Khusus (Spesial Library)
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh
kantor atau instansi yang tujuannya adalah untuk untuk menunjang
kegiatan kantor atau instansi dimana perpustakaan itu berada.
Fungsi perpustakaan khusus ialah :
a. Untuk keperluan perencanaan, penagambilan keputusan dan
pemecahan persoalan.
20
b. Untuk kebutuhan riset dan pengembangan para staff yang
terlibat dalam berbagai tugas penelitian dan pengembangan.
c. Untuk kepentingan pendidikan dan latihan yang
diselenggarakan oleh kantor dan instansi tersebut.
d. Sebagai tempat pemeliharaan dan perawatan dokumen dari
kantor atau instansi yang bersangkutan.
6. Perpustakaan Wilayah
Perpustakaan wilayah yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi, bertugas
mengumpulkan serta melestarikan semua penerbitan daerah yang
bersangkutan.
Fungsi Perpustakaan Wilayah adalah sebagai berikut :
a. Sebagai perpustakaan referensi di wilayahnya.
b. Merupakan perpustakaan deposit yang bertugas
mengumpulkan semua penerbitan di daerahnya.
c. Merupakan suatu badan yang bertugas membuat bibliografi
d. Merupakan pusat kerjasama antar perpustakaan daerah
e. Mempunyai wewenang untuk membina perpustakaan-
perpustakaan yang ada di daerahnya.
7. Perpustakaan Keliling.
Perpustakaan keliling pada prinsipnya merupakan perluasan dari
pelayanan perpustakaan umum.Perpustakaan keliling adalah merupakan
jenis perpustakaan yang dalam memberikan pelayanan bergerak dari satu
tempat ke tempat yang lain dengan tujuan mengunjungi pemakai.
Fungsi perpustakaan keliling adalah :
a. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di daerah,
khususnya di daerah pedesaan dan daerah terpencil.
b. Pemerataan pengembangan pendidikan.
21
c. Sebagai media penerangan bagi masyarakat
d. Memasyarakatkan perpustakaan
2.1.4 Tipe Tipe Perpustakaan
Berdasarkan buku Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi
(2007),
perpustakaan dibagi menjadi beberapa tipe sebagai berikut :
a. perpustakaan kertas
adalah perpustakaan yang dalam teknik operasionalnya dan
bahan pustaka masing-masing masih berbasis kertas atau karton.
b. perpustakaan digital
adalah perpustakaan yang tidak menyimpan buku
konvensional, tetapi hanya menyimpan bahan informasi bentuk
digital.
c. perpustakaan elektronik
adalah perpustakaan yang menggunakan teknologi informasi
dalam seluruh kegiatannya, di samping juga menyimpan informasi
yang tercetak dan informasi elektronik.
d. perpustakaan hibrida
adalah perpustakaan dimana koleksinya terdiri dari koleksi
cetak dan juga koleksi elektronik. Sementara teknologi yang
digunakan sebagai pendukung dalam aktivitas perpustakaan
seperti temu kembali informasi.
2.1.5 Koleksi dan Klasifikasi Buku
Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya
tulis, ,karya cetak , dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang
mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan (Lasa
Hs, 2009: 176).Koleksi adalah bagian penting dari layanan
diperpustakaan.koleksi bisa terdiri dari koleksi buku, majalah dan bahan non
buku seperti mainan, video, kaset, dan film.namun, buku tetap menjadi
bagian terbesar dari koleksi bagian layanan remaja/dewasa di perpustakaan.
Modal bagi perpustakaan untuk dapat melayani pemustakanya adalah
koleksi yang akan dijadikan sumber utama untuk mendapatkan informasi.
22
Perpustakaan memerlukan pengetahuan yang memadai tentang para
pemustakanya dengan tujuan agar perpustakaan dapat menginspirasi jenis –
jenis dan tingkatan – tingkatan informasi yang memang akan diminta atau
dicari oleh para pemustakanya (Trimi, 1986: 11).oleh karena itu,
perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang koleksinya relevan dengan
kebutuhan masyarakat yang dilayaninya (Stoker, 1992:7).
“information satisfaction is affected by the quality of information
which is attributed by availability, accuarancy, timelines, precision,
realibilty, currency, completeness, etc. the user’s expectationon quality of
information is demonstated by his or her prefrred information demand
charactetistic”(lee and pow, 1996:171).
Menurut teori ini, salah satu penyebab kepuasan informasi seseorang
yaitu melalui penelitian terhadap koleksi atau kandungan informasi yang
mereka dapatkan.apakah telah sesusai dengan mereka butuhkan dan
harapan.Harapan terhadap kualitas koleksi atau kandungan informasi ini pun
bermacam-macam, dan tergantung pada ciri khas permintaan dan informasi
yang dibutuhkan menurut kepentingan pengguna.
Koleksi bahan pustaka yang lengkap dan baru akan menarik kehadiran
pemustaka ke perpustakaan.koleksi bahan pustaka dibedakan dalam dua jenis,
yaitu buku umum/teks dan buku referensi.perpustakaan akan menjadi
menarik perhatian pengunjung apabila koleksi yang disajikan sesuai dengan
kebutuhan pemustaka.
KlasifikasiDesimal Dewey (Dewey Decimal Classification (DDC),
juga disebut Sistem Desimal Dewey) adalah sebuah sistem
klasifikasi perpustakaan yang diciptakan oleh Melvil Dewey (1851–1931)
pada tahun 1876, dan sejak saat itu telah banyak dimodifikasi dan
dikembangkan dalam duapuluh dua kali revisi yang telah terjadi hingga tahun
2004. Klasifikasi Dewey muncul pada sisi buku-buku koleksi
perpustakaan.Klasifikasi dilakukan berdasarkan subjek, kecuali untuk karya
umum dan fiksi.Kodenya ditulis atau dicetakkan ke sebuah stiker yang
dilekatkan ke sisi buku atau koleksi perpustakaan tersebut. Bentuk kodenya
harus lebih dari tiga digit; setelah digit ketiga akan ada sebuah tanda titik
sebelum diteruskan angka berikutnya.
23
Contoh kode:
330.94 = ekonomi Eropa, di mana 330 adalah kode untuk ekonomi
dan 94 untuk Eropa Ada sepuluh kelas utama dalam klasifikasi
Dewey. Sepuluh kelas tersebut dibagi lagi kepada 10 bagian; yang
lalu bisa dibagi lagi kepada 10 bagian.
Sepuluh kelas utama tersebut adalah:
• 000 Komputer, informasi dan referensi umum
• 100 Filsafat dan psikologi
• 200 Agama
• 300 Ilmu sosial
• 400 Bahasa
• 500 Sains dan matematika
• 600 Teknologi
• 700 Kesenian dan rekreasi
• 800 Sastra
• 900 Sejarah dan geografi
Sedangkan untuk kolesi pustaka Islam menggunakan notasi 2x yang
merupakan pejabaran dari notasi 297 pada notasi DDC. Berikut adalah
sepuluh kelas utamanya:
• X 0 Islam (Umum)
• X 1 Al-Quran dan Ilmu Terkait
• X 2 Hadis dan Ilmu Terkait
• X 3 Aqaid dan Ilmu Kalam
• X 4 Fiqh
• X 5 Akhlak dan Tasawuf
• X 6 Sosial dan Budaya
• X 7 Filsafat da Perkembangannya
• X 8 Aliran dan Sekte
• X 9 Sejarah, Islam dan Modernisasi
2.1.6 Sistem Pelayanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan yang pada
pelaksanaanya perlu adanya perencanaan dalam penyelenggaraanya.layanan
24
perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila system layanan yang
digunakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
Ada tiga system layanan perpustakan, yakni sistim layanan terbukan
(open access), system layanan tertutup (close acces), dan sistem layanan
campuran (mixed access), ketiga sistim layanan ini ada hubungannya dengan
cara bagaimana perpustakaan memberikan kesempatan kepada pembacanya
untuk menemukan bahan pustaka. Masing-masing sistem tersebtu
mempunyai dan kelemahan.
1. Sistem Layanan Terbuka (open Acces)
Sistem layanan ini memberikan kebebasan kepada pamakai
untuk mencari dan menemukan bahan pustakan yang diperlukan
secara langsung. Tujuan sistem ini layanan terbuka adalah
memberikan kesempatan kepada pemakai untuk mendapatkan koleksi
seluas-luasnya, tidak hanya sekedar membaca-baca, tetapi mengetahui
berbagai alternatif dari pilihan koleksi yang ada dirak, yang kira-kira
dapat mendukung penelitiannya, sistem layanan terbuka biasanya
diterapkan untuk layanan di perpustakaan umum, perpustakaan
sekolah, dan perpustakaan perguruan tunggi.
Ada beberapa kelebihan yang dapat diambil, apabila
perpustakaan menggunakan system ini, antara lain adalah :
a. Pemakai bebas memilih bahan pustaka dirak
b. Pemakai tidak harus menggunakan katalog
c. Pemakai dapat mengganti bahan pustaka yang isinya mirip,
jika bahan pustaka yang dicari tidak ada
d. Pemakai dapat membandingkan isi bahan pustaka dengan
judul yang dicarinya
e. Menghemat bahan pustaka lebih bermanfaat dan
didayagunakan
f. Menghemat tenaga petugas layanan,
Selain kelebihan bermanfaat, sistem layanan terbuka juga
memiliki beberapa kelemahan antara lain adalah :
25
a. Pemakai cenderung mengembalikan bahan pustaka
seenaknya, sehingga mengacaukan dalam penyusunan
bahan pustakan di rak.
b. Lebih besar kemungkinan kehilangan bahan pustaka
c. Tidak semua pemakai paham benar dalam mencari bahan
pustaka dirak apalagi jika koleksinya sudah banyak
d. Bahan pustaka lebih cepat rusak
e. Terjadi perubahan susunan bahan pustaka di rak. Sehingga
perlu penambahan terus menerus.
2. Sistem layanan tertutup (close access)
Pada sistem layanan koleksi tertutup, pemakai tidak boleh
langsing mencari dan mengambil bahan pustakan di rak, teteapi
petugas perpustakaan yang akan mencarikan dan mengambilnya di
rak. Dengan menggunakan sistem ini petugas akan lebih sibuk karena
harus mencari bahan pustaka dirak, tertama pada jam-jam sibuk pada
saat banyak pemakai yang memerlukan bahan pustakan, oleh karena
itu, pemakai harus mencari nomor panggil bahan pustaka melalui
katalog yang disediakan.
Kelebihan dengan menggunakan sistem ini layanan tertutup adalah
sebagai berikut :
a. Bahan pustakan tersusun rapi dirak, karena hanya petugas
yang mengambil dan mengembalikan koleksi
b. Kemungkinan kehilangan bahan pustaka sangat kecil
c. Bahan pustakan tidak cepat rusak
d. Penempatan kembali bahan pustaka yang telah digunakan
ke rak lebih cepat
e. Pengawasan dapat dilakukan secara longgar
f. Proses temu kembali dapat dilakukan lebih efektif
Adapun kekurangan dengan menggunakan system layanan
tertutup adalah sebagai berikut :
a. Pemakai tidak bebas dan kurang puas dalam menemukan
bahan pustaka
26
b. Bahan pustaka yang didapat kadang-kadang tidak sesuai
dengan kebutuhan pemakai
c. Katalog cepat rusak
d. Tidak semua pemakai paham dalam menggunakan teknik
mencari bahan pustaka melalui katalog
e. Tidak sama koleksi dimanfaatkan dan didayagunkan oleh
pemakai
f. Perpustakaan lebih sibuk
3. Sistem Layanan Campuran (mixed access)
Pada sistem layanan campuran perpustakaan dapat menerpkan
dua sistem pelayanan sekaligus, yaitu layanan terbuka dan layanan
tertutup.Perpustakaan yang menggunakan sistem ini layanan
campuran biasanya memberikan layanan secara tertutup untuk kolsi
skripsi, koleksi referens atau tesis, sendankan untuk koleksi lainya
menggunak sistem layanan tebuka.
Sistem layanan campuran ini biasanya diterapkan di
perpustakaan peruguruan tinggi dan perpustakaan sekolah.
Kelebihan layanan campuran ini biasanya diterapkan di perpustakaan
perguruan tinggi dan perpustakan sekolah.
Kelebihan sistem layanan campuran adalah sebagai berikut .
a. Pemakai langsung menggunakan koleksi referens dan
koleksi umum secara bersamaan
b. Tidak memerlukan ruang baca khusus koleksi referens
c. Meghemat tenaga layanan.
Adapun kelemahan sistem layanan campuran adalah sebagai berikut :
a. Petugas sulit mengontrol pemakai yang menggunakan
koleksi referens dan koleksi umum sekaligus
b. Ruang koleksi referens dan koleksi umum menjadi Satu
c. Perlu pengawasan yang lebih ketat.
2.1.6.1 Jenis Layanan Pembaca
1. Layanan Sirkulasi Bahan Pustaka
a. Pengertian dan Tujuan
27
Kegiatan layanan sirkulasi merupakan ujung tombak jasa
perpustakan, karena pada bagian sirkulasi pertama harus berhubungan
dengan masalah administrasi peminjaman bahan pustaka.Bagian
sirkulasi berkaitan dengan masalah perdaran koleksi yang dimiliki
perpustakaan. Tujuan layanan sirkulasi ini adalah memperlancar dan
mempermudah proses peminjaman bahan pustaka untuk dibawa
pulang oleh pemakai, pekerjaan pada baigan layanan sirkulasi dibagi
menjadi 7 (tujuh) jenis yaitu : pendaftaran peminjaman, prosedur
peminjaman, pemungutan denda, pengawasan buku-buku tendon
(buku yang dipesan), administrasi peminjaman, statistic peminjaman,
dan peminjam antar perpustakaan.
b. Unsur-Unsur Pendukung
Kelancaran pekerjaan pada bagian sirkulasi sangat
berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan layanan. Oleh
karena itu pada bagian sirkulasi perlu didukung beberapa unsur seperti
berikut ini :
• Buku petunjuk yang memuat keterangan yang mengernai
peraturan penggunaan bahan pustaka, bahan pustaka yang
boleh dipinjamkan, kebijakan mengenai denda, dan
keterangan lain yang memberi pedoman kepada pembaca.
• Meja peminjaman dengan ukuran dan bentuk khusus,
misalnya bentuk huruf
• “U” atau “ L”
• Laci tempat menyimpan uang denda, kunci-kunci dan
barang-barang lain
• Bermacam-macam stempel, misalnya stempel tanggal
pinjam dan tanggal
• bahan pustakan harus kembali
• Tinta dan bantalan stempel
• Ruang tempat penitipan tas
• Keota penyimpanan kartu buku yang dipinjam
• Lem dan blangko batas waktu peminjaman atau kartu buku
• Foemulir pendaftaran anggota perpustakaan
28
• Alat-alat tulis dan perlengkapan lain seperti gunting,
pulpel dan sebagainya
• Formulir untuk pemesanan buku yang sedang dipinjam
• Petugas yang seslu siap melayani dengan ramah dan sopan
• Kelengkpan buku seperti kartu buku, kantong buku,
kantong peminjam, lembar tanggal harus kembali, kontak
kartu peminjaman dan buku daftar peminjam.
• Kertal polos
• Kontak saran
c. Cara Pelaksanaannya
Setiap sekali ada pembaca yang ingin meminjam bahan
pustaka, maka petugas bagian sirkulasi melakukan hal-hal sebagai
berikut :
• Mengambil kartu buku dari kabntong buku, tulis tangal buku harus
dikembaikan pada lajur tangal, kembali, minta kartu peminjaman dan
kartu
buku
• Mencatat tangal kembali dalam lembar pengambilan yang
ditempelkan pada bahan pustaka, catatan ini merupakan peringatan
bagi pembaca kapan ia harus mengembalikan bahan pustaka
• Setalah jam peminjaman selesai, petugas menyusun kantong-kantong
peminjaman dalam kontak peminjaman
• Dalam proses pengembalian bahan pustakan maka petugas mengambil
kartu buku ke kantong buku, kantong peminjaman dikembalikan
kepada pembaca, coretan t angal harus kembali kembalikan buku ke
rak
• Bila buku telah dikembalikan petugas menghitung denda sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan. Uang denda bervariasi tergantung
pada kebijakan masing-masing perpustakaan. Apabila terjadi
keterlambatan dalam pengembalian buku, makan perou mengirimkan
surat peringatan
29
• Bila ada buku yang hilang atau rusak, maka anggota harus mengganti
denganbuku yang sama. Bila buku tersebut tidak dapat diganti,
anggota harus membayar ganti rugi sebesar harga buku pada nilai
pasar ditambah biaya pengelolaan, bilan anggota merasakan buku,
maka ia wajib menganti ongkos perbaikan buku.
• Petugas bagian layanan sirkulasi juga harus membuat stastistik
peminjaman, baik tentang tambahan anggota baru, jumlah buku yang
dipinjam, peminjam berdasarkan subyek atau klasifikasi, dan jumlan
pengunjung, jenis ststistik barian harus dibuat untuk mempermudah
membuat statistic bulanan dan tahunan.
2. Layanan Rujukan
• Pengertian layanan Rujukan
Ada beberapa pengertian tentang Layanan Rujukan :
a) Layanan Rujukan adalah sebagian layanan perpustakan yang
secara langsung berhubungan dengan pembaca dalam
memberikan informasi,
b) Layanan Rujukan adalah batuan yang bersifat pribadi dan
langsung bagi merekan yangmemberi informasi
diperpustakaan untuk berbagai tujuan
c) Layanan Rujukan merupakan bentuan yang bersifat pribadi
yang diberikan secara langsung dan simpatik dalam rangka
mengiterprestasikan koleksi perpustakaan untuk kepentingan
studi dan riset.
• Tugas Layanan Rujukan
Layanan rujukan mempunyai tugas memberika informasi kepada
pemakai jasa perpustakaan.
• Fungsi Layanan Rujukan
Dalam rujukan mempunyai tugasnya, layanan rujukan mempenyai
funsi sebagai berikut :
1) Fungsi Informasi, Yaitu memebrikan jawaban atas
kebutuhan pemakan akan informasi, agar jawaban
dapat diberikan secara tepat, seorang petugas layanan
rujukan harus mengetahui secara tepat, seorang petugas
30
layanan rujukan harus mengetahui latar belakang
pemakai
2) Fungsi bimbingan : memberikan bimbingan
perpustakaan kepada pemakai, bimbingan
perpustakaan diberikan kepada pemakai agar pemakai
dapat dimanfaatkan perpustakaan dengan baik dan
efisien. Misalnya bagaimana memilih dan
menggunakan bahan rujukan, bagaimana memiih
bahan bacaan yang sesuai, bagaiman menggunakan
catalog dan lain-lain
3) Fungsi intruksi : fungsi memberikan intruksi atau
pangarahan kepada pemakai perpustkaan mengenai
penggunaan perustakaan secara umu, penggunaan
sumber bibligrafi dan koleksi rujukan lainya.
4) Fungsi supervise, yaitu melakukan pengawasan
terhadap pengaturan personel, koleksi, ruangan,
tatatertib jam jam layanan dan sebaginya
5) Fungsi bibliografi, yaitu membuat sarana temu kembai
infromasi seperti indeks artikel majalah, bibliografi,
abstrak, panduan literature, dan sebagainya.
6) Fungsi evaluasi : dengan melakukan evaluasi terhadap
sember sumber rujukan.
Dalam melaksanakan layanan rujukan, perpustakaan perlu melengkapi
koleksinya diantranya meliputi Kamus, Ensiklopedi, Direktori, Almanak,
Boografi, Buku Stastistik, Sumber geografi, Sumber Elektrinis.
3 Layanan Ekstensi
Fungsi dan tujuan ekstensi pada sumber pada umumnya masyarakat
yang lebih luas yang jauh terpencil di daerah pedalam (jauh dari pusat kota),
Jenis layanan ekstensi :
a. Layanan perpustkaan keliling untuk umum
b. Layanan perpustakaan keliling untuksekolah/anak dan remaja
4. Layanan Silang Layan
Perpustkaan yang satu memberikan jasa referensi atas pertanyaan
yang berasal dari perpustakaan yang lain.pinjam antar perpus takaan
31
berarti perpustakaan yang Satu meminjam bahan pustaka yang tidak
memiliki ke perpustakan lain yang memiliki bahan pustaka yang
diperlukan pemakai.
5. Layanan terpusat perpustakaan sekolah
Perpustkaan yang dikelolah oleh bebrapa sekolah yang berada
dalam satu lingkungan sekolah yang tidak ter lalu berjauhan lokasi antar
sekolah yang satu dengan sekolah yang lain .dengan demikian
perpustakaan tersebut diharapkan dapat melayani semua jenis sekolah
yang berlokasi di sekitar perpustkaan .jadi hanya ada satu perpustakaan
untuk melayani beberapa sekolah
6. Layanan penyandang catat
Memberikan layanan kepada penyandang cacat yang memerlukan
bahan pustaka, dengan menyediakan berbagai sember bahan pustaka yang
sesuai dengan kebutuhanya, misalnya untuk penyandang cacat tuna netra,
maka harus disediakan buku-buku yang menggunakh huruf brailut, atau
meungin disediakan petugas yang bias membacakanya, atau bagi penyandang
cacat lainya dengan memberitahukan buku bacaan biasa yang sesuai dengan
keinginannya.
Bimbingan pembaca merupakan bimbingan bagi perorangan
mengenai buku-buku yang baik untuk dibaca dalam rangka informasi, adalah
merupakan tugas pustakawan agar dapat mencarikan buku-buku yang
diberikan.Tujuan bimbingan pembaca ialah menemukan buku buku yang
cocok yang bagi pembaca untuk kepantingan pendidikan, pengembangan dri,
hiburan, dan lain sebaginya.
B. Jenis Layanan Literatur Sekunder
1. Layanan Abstrak
Abstak adalah indeks yang diberi sari karangan.Abstrak dapat
membantu pemakai karena indeks abstrak dapat mengetahui intik
karangan sehingga dengan cepat dapat mengetahui artikel yang sesuai
dengan keperluanaya.Absatrak ini biasanya berupa artikel majalah,
jurnal ilmiah, laporan penelitian, makalah atau kertas prasaran.
2. Layanan Indeks
32
Indeks adalah daftar subyek atau topik yang terdapat dalam
buku, majalah, surat kabar, dan cassette, dan cassette disk (cd). Indeks
terbagi dalam dua bagian yaitu topik dan lokasi, topik merupakan
subyek yang berisi berbagai artikel.Sedangkan lokasi merupakan
petunjuk tempat artikel.
Subjek topik : Layanan informasi
Lokasi : nama Koran atau majalah, tinggal, bulan, tahun,
beserta keterangan halaman
3. Layanan Bibliografi
Bibliografi merupakan daftar buku yang dapat membantuk
peningkatan pendayagunaan bahan pustaka. Dengan melalui
bibliografi dapat diketahui buku-buku apa saja yang dapat disuatu
perpustakan. Untuk memudahkan penguna atau pemakai perpustakaan
mencari bahan pustakan dipepustakaan atau perpustakaan dapat
menunjukan keberdaan buku yang dicari pemakai.
4. Layanan Informasi Terseleksi
Layanan informasi terseleksi adalah sarana untuk
memberitahukan kepada seorang atau kelompok orang tentang butir-
butir dalam literature yang mutakhir secara langsung dan jelas sesuai
dengan pusat perhatian pekerjaanya. Tujuan layanan informasi
berseleksi ialah agar para pemakai menerima infromasi literature yang
baru yang khusu ada hubunganya dengan bidang yang diminati dan
pekerjaanya
Layanan informasi terseleksi memberikan layanan kepada
pemakai perpustakan berdasarkan minat atu subjek khusus.Layanan
ini merupakanlayanan yang besifat individu atau kelompok. Pemakai
akan menerima informasi melalui kecocokan subjek yang diminati.
5. Layanan Informasi Kilat
Layanan informasi kilat merupakan layanan yang diberikan
kepada pemakai jasa perpustkan dalam bentuk kumpulan fotokopy
daftar isi majalah dalam subjek tertentu yang langgan
33
perpustakaan.Selai itu, layanan ini dapat juga berupa fotokopi judul-
judul buku terbaru yang dimiliki perpustakaan.
C. Sistem Peminjaman
1. Peminjaman dan Tujuan Peminjaman
Perpustakaan dengan ssstem terbukan memungkinkan pemakai
dapat meminjam bahan pustaka untuk dibawa pulang.Untuk itu
diperlu diciptakan seuatu sistem yang mengatur dalam pinjaman
sesuai dengan keperluan perpustakaan, metode peminjaman di
perpustakaan degan sisteim kendali sirkulasi.
Tujuan penentuan dalam penggunan system peminjaman
diperpustakaan adalah untuk proses adminstrasi dan preosedur
peminjaman
2. Sistem Peminjaman
a. sistem catatan
Sistem ini menggunakan catatan peminjaman melalui
pencatatan dalam buku khusus. Setiap halaman diperuntukan satu
nama peminjaman. Pada setiap halaman dicatat alamat dan dibuat
komom untuk data judul, tanda buku, nomor panggil, tanggal
peminjaman, tanggal harus kemabli, nama pengarang, dan tanda
tangan peminjam.
b. Sistem Dummy
Sistem ini menggunakan karton atau papan kayu yang
diungkus kertas yang ukuran sama dengan buku, kemudian ditulis
lengkap data buku, yaitu nomor panggil, pengarang, judul uku, pada
saat buku dipinjam, maka ditulis nama peminjam, nama peminjam,
dan kapan buku harus kembali.
c. Sistem Slip
Sistem ini menggunakan slip yang berisi data tentang
peminjam dan data catatan buku yang dipinjam. Data buku dicatat
dalam slip buku, kemudian slip itu disimpalan dalam meja peminjam
d. Sistem Kartu Buku
Sistem ini menggunakan kartu buku dan ditempatkan pada
setiap buku kartu keanggotaan atau kartu peminjam, agar buku-buku
yang dipinjam oleh pembaca adapat sekaligus telihat.System ini
34
banyak digunakan di peroustakaan sekolah. Kartu buku ini dibuat
degan cara pada bagian atas dibuat kolom yang berisi kata
PENGARANG dan JUDUL, sedangkan catatan lain pada bagian
bawah pengarang dan judul ditulis kolom tanggal peminjam dan nama
peminjam. Bila buku dipinjam, maka kartu dicabut kemudian pada
kolom tanggal ditulis, tanggal harus kembali, sedangkan pada kolom
nama peminjam ditulis nama peminjam. Kartu ini kemudian disusun
menurut tanggal kembali. Dan nama merut nama kpengarang.
e. Sistem Browne
Sistem ini ditentukan akhir abad ke 19 oleh Nina E.Browne
pustakawan dari library Bureau Boston Amirika Serikat.System ini
kemudian digunakan di Inggris.Sistem ini menggunakan tiket yang
diberikan kepada setiap anggota perpustakaan.Jumlah buku yang
diperolah dipinjam setiap anggota bervariasi, tergantung pada
kebijakan masing-masing perpustakaan. Tiket anggota ini berisi
nomor anggota, nama serta alamat yang diketik pada masing-masing
tiket. Tiket pembaca berbentuk kantong untuk itu diperlukan kartu
buku yang berisi nomor panggil, nomor induk buku, pengarang, judul,
edisi dan tahun terbit.Kartu buku ini dimasukkan kedalam kantong
bouku diletatkan pada akhir buku disebelah kiri bawah. Label atau
slip tanggal diletakkan pada akhir buku, biasanya bertahap-tahapan
dengan kantong buku. Pada slip tanggal dutuliskan nomor induk serta
nomor panggil. Bila peminjam ingin meminjamkan maka petugas
mencabut kantong kartu bukudari kantong, kemudian dimasukan
ketiket pembaca. Tanggal harus kembali ditulis pada slip tanggal
kembali. Bila anggota mengembalikan buku yang dipinjamnya, lokasi
kartu buku dicari berdasarikan tanggal pada slip tangal serta rincian
indentifikasi buku yang lain. Tiket bukukemudian dikembalikan pada
sedangkan kartu buku dimasukkan kembali kekantong.
f. Sistem Newark
Sistem ini mujlai digunakan pada tahun 1900 oleh
perpustakaan Umum New Jersey.Perpustakaan Umum Amirika
Serikat pada umumnya menggunak system ini karena dianggap paling
35
mudah, aman dan efektif. Sistem ini memerlukan beberapa peralatan
sebagai berikut ini :
1) Kartu peminjam untuk anggoa perpustakaan yang berisi nama,
alamat, nomor pendaftaran, tanggal berakhirnya kartu anggota,
tanda tangan anggota, kolom tanggal pinjam, dan tanggal harus
kembali. Rincian data-data tersebut ditulis dalam kolom-kolom
pada kartu peminjam.
2) Kartu buku berisi keterangan menganai buku, termasuk,
didalamnyua nomor panggil, pengarang, judul nomor induk, dan
kolom untuk tanggal harus kembali, serta nama peminjam
3) Kantong buku merupakan kantong yang dilekatkan pada akhir
buku, pada kantong ini diketik nama pengarang, judul, serta induk
4) Slip tanggal dilekatkan dibagian akhir buku, slip tanggal berisi
nomor panggil, nomor induk dan kolom tanggal peminjam.
Pada sistem ini peminjam membawa bukuyang akan dipinjam
beserta kartu anggota kemeja peminjam. Petugas member cap tanggal
harus kembali pada kartu peminjam, slip tanggal dan kartu buku,
kpeminjam diminta tanda tangan dikartu buku, buku dan kartu
anggota diserahkan kepada peminjam. Kartu buku kemudian
diajarkan merut tanggal harus kembali.
Dalam proses pengembalian buku, peminjam harus
menyertakan kartu anggota. Petugas memeriksa tanggal harus kembali
yang tertera pada slip tanggal. Bila pengembalian buku itu terlambat,
peminjam diharuskan membayar denda (denda ini tergantung
kebijakan masing-masing perpustakaan) apabila peminjam ingin
memperpanjang buku tersebut, petugas mengambil kartu buku dari
jajaran peminjaman, kemudian membubuhkan stempel batas waktu
harus waktu yang baru.
Buku yang dipesan oleh pembaca lain, kartu buku harus
berada dimeja peminjaman. Pada kartu buku tersebtu diselipkan kartas
pesanan yang diberi nama, alamat, dan nomor kartu peminjam.
Kemudian, setelah buku dikembalikan dari peminjaman pertama,
buku disimpan dan dibuatkan pemberitahuan kepada pembaca yang
memesan.
36
g. Sistem Detroit
Setelah ini hamper sama dengan sistem peminjam Browne,
hanya berbeda pada slip batas kembali diganti dengan kartu yang
dberi tanggal terlebih dahulu. System ini dikemukan oleh Ralp A.
Ulveling pustakawan dari perputakaan Umum Detroit, Amirika
Serikat.Sistem ini sangat prakti dan menghemat waktu, baik unti
petugas maupun pemakai Pada sistem ini peminjam sendiri yang
mengisi dan menuliskan bahan pustaka apa yang akan dipinjam.
2.2 Desain
2.2.1 Pengertian Desain
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan
berbagai pencapaian kreatif lainnya.Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa
digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja,
"desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru".
Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari
sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau
berbentuk obyek nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi,
estetika, dan berbagai macam aspek lainnya, dengan sumber data yang
didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang
sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap
sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah "perancangan proses".
Penggunaan istilah design atau desain bermula dari gambar teknik
arsitektur (gambar potong untuk bangunan) serta di awal perkembangan,
istilah desain awalnya masih berbaur dengan seni dan kriya. Di mana, pada
dasarnya seni adalah suatu pola pikir untuk membentuk ekpresi murni yang
cenderung fokus pada nilai estetis dan pemaknaan secara privasi. Sedangkan
desain memiliki pengertian sebagai suatu pemikiran baru atas fundamental
seni dengan tidak hanya menitik-beratkan pada nilai estetik, namun juga
aspek fungsi dan latar industri secara massa, yang memang pada realitanya
pengertian desain tidak hanya digunakan dalam dunia seni rupa saja, namun
juga dalam bidang teknologi, rekayasa, dll.
37
Berikut ini adalah pengertian dan definisi desain menurut para ahli :
• COIRUL AMIN
Desain adalah kerangka bentuk, rancangan, motif, pola, corak
• KEN HURTS
Desain adalah proses iteratif yang melibatkan banyak aktivitas
tinjauan ke belakang dan pararel
• DEDI NURHADIAT
Desain adalah perencanaan untuk mewujudkan suatu gagasan
• WIDAGDO
Desain berkaitan dengan nilai-nilai kontekstual yang menyuarakan
kebudayaan
• DUDY WIYANCOKO
Desain adalah segala hal yang berhubungan dengan pembuatan
konsep, analisis data, project planning, drawing/rendering, cost
calculation, prototyping, frame testing, dan test riding
• ANDYA PRIMANDA
Desain adalah upaya untuk menemukan titik tengah dari segala
macam masukan yang seringkali berseberangan
• SOEKARNO & LANAWATI BASUKI
Desain adalah pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan
suatu benda, seperti busana
• JANNER SIMARMATA
Desain adalah bagaimana aplikasi yang dirancang menjadi sesuai
dengan kebutuhan
2.2.2 Sejarah dan perkembangan desain
Desain dan seni adalah suatu hal yang saling berhubungan,oleh karena itu
perkembangan desain tidak terlepas dari perkembangan seni.dan
perkembangan seni ada beberapa zaman yaitu :
• Seni Rupa Zaman Prasejarah
Seni rupa dapat dikatakan sebagai bagian budaya yang tua.Dalam batas-
batas tertentu, seni rupa telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Karya-
38
karya yang dimaksud ditemukan dalam bentuk gerabah yang diberi ornament
hias tertentu, patung-patung leluhur masyarakat prasejarah, serta catatan-
catatan (dalam bentuk gambar) yang digoreskan pada dinding-dinding goa.
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, ditemukan pada
beberapa tempat hasil seni yang dianggap orang paling tua hingga saat
ini.Penemuan tersebut merupakan lukisan-lukisan pada dinding gua-gua yang
terdapat di Perancis Selatan dan Spanyol Utara seperti di Combaralles, Font
de Gaume, Altamira, dan Alpera.
Lukisan-lukisan yang dibuat pada dinding-dinding dan langit-langit gua
tersebut dibuat dengan digurat atau dicukil dengan batu tajam.Cukilan ini
diberi warna memakai batu dangklik) dicampur dengan lemak binatang
sebagai perekatnya.Kebanyakan terdapat gambar-gambar binatang bison atau
sapi hutan.Ada juga beruang, rusa kutub, kuda liar, dan babi hutan.
• Peradaban Bangsa-bangsa Kuno
Bangsa-bangsa timur yang mendiami daerah Timur Tengah dan Asia
Kecil serta daerah Mesir dikenal sebagai bangsa-bangsa yang memiliki
peradaban tinggi.Di mesir kita dapat menyaksikan sisa-sisa peradaban tinggi
dalam bentuk karya seni arsitektur, patung, serta lukisan dinding yang
bernilai tinggi seperti piramida, spinx serta relief-relief dan lukisan pada
dinding bagian dalamnya.
Selain bangsa Mesir, bangsa Babilonia, Asiria, dan Persia merupakan bangsa-
bangsa yang memiliki kebudayaan yang tinggi.
Bangsa Yunani dan Romawi sering dijadikan titik awal perkembangan
seni rupa di dunia.Lukisan-lukisan karya pelukis Yunani kuno menampilkan
bentuk-bentuk geometris yang diterakan pada permukaan keramik,
jambangan, serta benda-benda kerajinan tangan lainnya. Sementara itu,
bangsa Romawi karyanya dapat kita saksikan di dalam rumah-rumah
bangsawan di kota Pompei.
• Seni Rupa Zaman Abad Pertengahan
Periode ini berlangsung mulai tahun 476 Masehi yakni pada awal
perkembngan agama Nasrani di Romawi, dan berakhir pada tahun 1492,
yakni pada saat ditemukannya benua Amerika.Karya-karya seni rupa abad
pertengahan banyak dipengaruhi oleh corak budaya Yuani Purba dan Romawi
yang menganut kepercayaan politheisme (menyembah banyak dewa) dan
39
dicampur dengan ajaran-ajaran Nasrani.Pada zaman ini gereja memiliki
pengaruh yang sangat besar.
• Seni Rupa Zaman Renaissance
Zaman renaissance merupakan zaman perubahan besar-besaran dalam
berbagai bidang keilmuan dan seni budaya.Kemapanan gereja mulai terusik
oleh berbagai pertentangan serta penemuan dalam bidang-bidang
keilmuan.Penemuan-penemuan baru dalam bidang geografi, fisika, astronomi
telah dianggap sebagai hal yang menentang keberaddan da kemapanan
agama.Galileo (1564-1642), seorang ahli fisika, ahli astronomi dan juga
filsuf, ditangkap dan dipenjara dengan tanpa ditentukan batas waktunya
karena penemuannya bertentangan dengan hokum-hukum yang dipercayai
gereja.
Tokoh-tokoh seni rupa yang terkenal pada periode ini adalah Leonardo da
Vinci, Michelangelo, dan Rafael Santi.Karya-karya penting pada masa ini
terdapat pada bentuk-bentuk bangunan gereja, lukisan-lukisan dinding, relief
pada pintu-pintu rumah dan bangunan gereja, serta patung-patung perunggu
yang menghiasi hampir seluruh gereja di Italia serta seluruh Eropa Barat dan
Eropa Timur.
• Seni Rupa Zaman Barok dan Rokoko
Kata Barok (baroque) berasal dari bahasa Romawi yang berarti “tidak
beraturan” atau “menyimpang”. Michelangelo dan Palladio dianggap sebagai
pelopor dari gerakan ini.Zaman Barok terlahir pada pertengahan abad ke-16
sebagai awal mula pengaruh seni Italia ke seluruh daratan Eropa.
Jika misi renaissance adalah melepaskan diri dari cara berpikir zaman
pertengahan dan dipenuhi pola pikir gereja, maka barok melepaskan diri dari
keterikatan tema-tema serta nuasnsa-nuansa yang terkandung pada masa
renaissance. Lukisan-lukisan pada zaman barok terkesan berlebihan dari
keadaan sebenarnya. Peter Paul Rubens (1577-1640), seorang seniman
Belanda, melukiskan tubuh-tubuh orang penuh dengan otot-otot serta tokoh-
tokoh perkasa.
Rococo diambil dari kata “rocaile” yang berarti seni kulit kerang, sejenis
kesenian yang sangat digemari pada saat itu di Italia.Pada zaman inilah
bentuk-bentuk penyelewengan kaidah seni tampil meluas.Lukisan-lukisan
dibuat menjadi lebih indah dari aslinya, lebih hebat, dan menyimpang dari
40
sebenarnya.Karya seni menjadi barang pesanan kaum bangsawan dan
saudagar yang memiliki banyak uang.Pada zaman ini karya seni
diperjualbelikan secara salah dan menjadi komoditas yang tidak berharga.
• Seni Rupa Abad ke-19
Penggalian kembali corak-corak lama, seperti yang terdapat pada gaya-gaya
Yunani Purba dan Romawi telah melahirkan aliran-aliran baru yang dikenal
dengan alisan klasik dan neo klasisme dalam seni lukis dan seni patung.
Beberapa catatan penting yang dapat disajikan dalam perkembangan seni
rupa pada abad ke-19 ini adalah sebagai berikut:
Munculnya berbagai aliran seni rupa seperti romaantisme,
impresionisme, realism,simbolisme, munumentalisme, dll.Terlepasnya
pengaruh agama, terutama gereja, dari corak, gaya serta nafas kesenian secara
umum.
Para pelukis semakin berani melakukan percobaan dengan berbagai
penggunaan warna cerah sebagai pencurahan emosi dan pemikiran.
Seniman bukan lagi dari kalangan bangsawan atau memiliki status social
tinggi, melainkan juga banyak yang berasal dari kalangan bawah.
Beberapa tokoh seniman yang terlahir pada abad ke-19 dan mewakili aliran-
aliran yang dianutnya adalah sebagai berikut:
- Klasisisme : arsitek Bartholome Vignon (1762-1846), pelukis Jacques
Louis David (1748-1825)
- Romantisme : Raden Saleh Sjarif Bastaman, Ludwig Richter, Kasper
Friederich.
- Impresionisme : Jean Claude Monet, Eduard Manet dll
- Neo Impresioniesme : Paul Cezanne, Paul Gauguin, dll.
- Realisme : George Hendrik Breitner, Auguste Rodin, dll.
- Simbolisme dan Monumentalisme : Willian Blake, Pierre Puvis de
Chavannes, dll
- Ekspresionisme : Vincent van Gogh, Eduard Munch, dll.
• Seni Rupa Abad ke-20
Dengan pecahnya Perang Dunia I, timbullah berbagai gerakan perbaikan
dalam bidang seni rupa yang meliputi fisik, material, mental, dan
spiritual.Berdirinya Negara-negara baru sebagai hasil perjuangan negeri-
41
negeri jajahan bangsa Eropa, telah membangkitkan semangat baru dalam
bidang seni rupa.
Aliran-aliran yang bermunculan pada abad ke-20 ini antara lain
fauvism yang dimotori oleh Henri Matisse, dll. Kubisme menampilkan
pelukis Pablo Picasso, Leo Getel, dll.Futurisme menampilkan tokoh-tokoh
peuis Carlo Carra dan Buido Severini.Absolutisme menampilakn pelukis
Wassily Kadinsky.
2.2.3 Jenis-Jenis Desain
Beberapa Jenis-jenis desain antara lain sebagai berikut :
• Pragmatic Design:
desain yang didasarkan pada penggunaan bahan bangunan dan
dilakukan dengan cara coba-coba (Trial and Error) sampai tercipta
suatu bentuk bangunan yang sesuai dengan tujuan perancang.
• Iconic Design:
desain yang menggunakan bentuk-bentuk yang secara histories
telah dicoba dan diterima oleh masyarakat tradisional. Jenis dan
konstruksi bangunan merupakan modifikasi dan repetisi dari
bangunan-bangunan yang mengandung usur-unsur symbol, tradisi,
dan mitos kebudayaan tertentu.
• Analogical Design:
desain yang didasarkan atas analogi tertentu. Analogi yang
digunakan bisa menggunakan hal-hal dalam arsitektur atau di luar
arsitektur (benda-benda alam).
• Canonic Design:
desain yang menggunakan sumbu-sumbu grid yang membentuk
suatu modul disain dan konstruksi. Setelah bentuk dan ukuran ruang
tercipta baru kemudian menggunakan sistem proporsi yang
diinginkan.
42
2.3 Perpustakaan Fakultas School Of Design
2.3.1 perpustakaan fakultas atau perpustakaan penguruan tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada
dibawah pengawasan dan dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan utama
yakni membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.Kemudian
perpustakaan perguruan tinggi tersebut disebut dengan perpustakaan
akademik.
Menurut Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3) yang di
maksud dengan perguruan tinggi adalah universitas, institute, sekolah tinggi,
akademi, politeknik, dan perguruan tinggi lain yang sederajat. Sedangkan
menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000:5), “Perpustakaan Perguruan Tinggi
adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan
tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas,
perpustakaan akademik, perpustakaan sekolah tinggi”.
Selain pendapat diatas Hasugian (2000:79), “Perpustakaan perguruan
tinggi adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun,
diadministrasikan dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi
kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan
stafnya”.
Menurut Sulistyo-Basuki (1993-51) dalam Pengantar Ilmu
Perpustakaan menyatakan bahwa ”Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah
perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya,
maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan
utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya”.
2.3.2 Standar perencanaan perpustakaan fakultas
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Tentang
PedomanPendirian Perguruan Tinggi pasal 12 ayat 2, perihal persyaratan
perguruantinggi, perguruan tinggi harus memiliki ruang perpustakaan dengan
buku pustaka Program Diploma dan Program S1:
a. buku mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) 1 judul per
mata kuliah
43
b. buku mata kuliah ketrampilan dan keahlian (MKK) 2 judul per
mata kuliah
c. jumlah buku sekurang-kurangnya 10% dari jumlah mahasiswa
dengan memperhatikan komposisi jenis judul
d. berlangganan jurnal ilmiah sekurang-kurangnya 1 judul untuk
setiap program studi
Berdasarkan Libraries and Learning Resource Centres (2002),
perencanaanAdapun standar pembagian ruangan perpustakaan menurut
persentase seluruh luas lantai perpustakaan yang diperuntukkan bagi
kepentingan koleksi, pengguna, dan staf ( Purwanti, 2007: 7 ) adalah
sebagai berikut :
a. Untuk perpustakaan dengan sistem tertutup :
• Untuk koleksi 45 %
• Untuk pengguna 25 %
• Untuk staf 20 %
• Untuk keperluan lainnya 10 %
b. Untuk Perpustakaan dengan sistem terbuka :
• Untuk koleksi dan pengguna 70 %
• Untuk Staf 20 %
• Untuk keperluan lain 10 %
•
Berdasarkan Libraries and Learning Resource Centres (2002),
perencanaan perpustakaan universitas memiliki beberapa standar ruang,
antara lain :
• Area perpustakaan adalah 8-10% dari luas total area
universitas,
• Ruang kantor perpustakaan adalah 12% dari total luas
perpustakaan,
• Satu ruang pembaca untuk setiap 3-4 pelajar masing-
masing sekitar 1 m² per orang,
44
• Untuk fasilitas komputer sekitar 20-25% dari total area
perpustakaan,
• Rak sepanjang 1 meter untuk memuat sekitar 100 buku,
• 75% dari total koleksi berada di rak terbuka pada area
belajar, 50-60% pada area penelitian,
• Area sirkulasi sebesar 20% dari total luas ruang
perpustakaan
Juga beberapa poin standar fisik berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI) Bidang Perpustakaan (2010), antara lain :
- Gedung. Perpustakaan menyediakan gedung dengan ruang yang
cukup untuk koleksi, staf, dan penggunanya. Perpustakaan harus
menyediakan ruang sekurang-kurangnya 0.5 m² untuk setiap
mahasiswa.
- Ruang koleksi. Area koleksi seluas 45% yang terdiri dari ruang
koleksi buku, multimedia, dan majalah ilmiah.
• Ruang pengguna. Ruang pengguna seluas 30% yang terdiri dari ruang
baca dengan meja baca penyekat, ruang baca khusus, ruang diskusi,
lemari katalog/komputer, meja sirkulasi, tempat penitipan tas, dan toilet.
• Ruang staf. Ruang staf perpustakaan seluas 25% terdiri dari ruang
pengelolahan, ruang penjilidan, ruang pertemuan, ruang penyimpanan
buku yang baru diterima, dapur, dan toilet
2.3.3 Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan
Perencanaan perabot perpustakaan harus disesuaikan dengan luas
ruang perpustakaan. Selain itu disesuaikan pula dengan anthropometric(
ukuran badan manusia) di Indonesia. Berikut adalah penjelasan mengenai
perabot perpustakaan berdasarkan penetapan perpustakaan nasional RI 1998/
1999:
1. Meja dan kursi kerja pustakawan
a. Meja kerja
Tinggi : 75 cm
45
Lebar : 115 cm
Dalam : 70 cm
Lebar laci : 40-45 cm
b. Meja tik
Tinggi : 75 cm
Lebar : 100 cm
Dalam : 50 cm
c. Kursi dengan sandaran
2. Meja dan kursi baca
a. Meja baca
Tinggi : 75 cm
Lebar : 230 cm
Dalam : 100 cm
b. Kursi baca
Tinggi : 45 cm
Lebar : 45 cm
Dalam : 45 cm
3. Meja sirkulasi
Meja peminjaman dan pengembalian terditi dari tiga bagian
utama, yaitu:
a. Bagian untuk menerima dan memberikan bahan
pustaka pinaman ybs.
b. Bagian untuk menyimpan bahan pustaka yang
dikembalikan.
c. Bagian untuk menyimpan kartu- kartu peminjaman.
4. Meja kereta. Meja ini berfungsi untuk memindahkan bahan
pustaka dari meja sirkulasi atau dari bagian pengolahan ke rak-
rak bahan pustaka.
5. Rak buku
a. Rak buku satu muka
Tinggi rak disesuaikan dengan jenis perpustakaan dan
masyarakat yang dilayani. Akan tetapi berdasarkan
46
standar yang ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional
maka dapat dibuat dengan rata- rata:
Tinggi : 185 cm
Lebar : 100 cm
Dalam : 20- 21 cm untuk rak biasa, 25 cm untuk rak
referensi
Tebal : 2,5 cm
Bahan : kayu Bloktik atau rangka besi
b. Rak buku muka dua
Tinggi : 185 cm
Lebar : 100 cm
Dalam : 40 cm
Tebal : 2 cm
Bahan : kayu Bloktik atau rangka besi
Tiang : kaso 4/4 metal
c. Rak buku rendah
Tinggi : 130 cm
Lebar : 100 cm
Dalam : 20-21 cm
Tebal : 2,5 cm
6. Rak majalah
a. Rak majalah dengan bentuk setengah trapesium
Tinggi : 150 cm
Lebar : 95 cm
Dalam : 43 cm
Tebal : 2 cm
b Rak majalah dengan laci penyimpanan
Tinggi : 150 cm
Lebar : 95 cm
Dalam : 50 cm
Tebal : 2 cm
c. Rak surat kabar
Tinggi : 77 cm
47
Lebar : 100 cm
Dalam : 70 cm
d. Rak kamus dan atlas
Tinggi keseluruhan : 120 cm
Tinggi rak : 80 cm
Tinggi kaki : 40 cm
Lebar : 56 cm
Dalam : 42 cm
Tebal papan : 2 cm
7. Papan pengumuman
Tinggi keseluruhan : 170 cm
Tinggi rak : 120 cm
Tinggi kaki : 50 cm
Lebar : 100 cm
8. Tempat penitipan barang
Tinggi : 175 cm
Lebar : 200 cm
Lebar : 40 cm
9. Almari untuk menyimpan bahan pustaka non buku dapat
disesuaikan dengan kebutuhan penyimpanan bahan pustaka,
seperti kaset, cd, mikrofilm, dll.
10. Perlengkapan perpustakaan, meliputi:
a. Mesin ketik (computer)
b. Peralatan penjilidan
c. Peralatan pengolahan
d. Peralatan elektronik untuk fasilitas pemustaka
2.3.4 tata ruang perpustakaan fakultas
Menurut Sulistiyo-Basuki (1992) "ada dua hal yang harus
dipertimbangkan dalam menata ruang baca perpustakaan, yaitu:
• Pertimbangan Umum
meliputi sumber daya keuangan, letak/lokasi, luas ruang, jumlah staf,
tujuan dan fungsi organisasi, pemakai, kebutuhan pemakai, perilaku
48
pemakai, infrastruktur, dan fasilitas teknologi informasi yang diperlukan
untuk melengkapi kenyamanan ruang baca perpustakaan.
• Pertimbangan Teknis
terkait dengan kegiatan telaah awal untuk menentukan kondisi
optimal bagi pemanfaatan ruang dan perlengkapan, pengawetan dokumen,
kenyamanan pemakai, serta mempertimbangkan faktor cuaca (suhu),
penerangan (cahaya), akustik (kebisingan), masalah khusus (koleksi
mikro), dan keamanan (tahan api) saat di dalam ruang perpustakaan"
49
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode penilitian yang digunakan adalah metode kuan
3.1 Perpustakaan TDI (Teknik,Desain,Tek. Informasi) Universitas
Tarumanegara
Perpustakaan TDI (Teknik,Desain,Tek. Informasi) Universitas Tarumanegara
berlokasi di Jalan Letjen S. Parman no.1 Grogol, Jakarta Barat - Kampus I UNTAR
Gedung Blok K lantai 9, memiliki area seluas 938 m2 Berdiri tahun 1969 dan mulai
tahun 2004 berkembang menjadi Perpustakaan Teknik, Desain dan Informatika,
setelah itu pindah ke gedung baru Kampus I pada Oktober 2013. Merupakan sebuah
unit untuk menyediakan, mengolah, menyimpan, merawat, serta melayani
peminjaman dan pengembalian bahan pustaka sebagai sumber informasi yang
penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan peningkatan hasil proses belajar
mengajar Fakultas TDI.
Perpustakaan TDIbertanggung jawab untuk mengelola sumber-sumber
informasi yang dimiliki dengan sebaiknya sehingga Perpustakaan dapat
dimanfaatkan secara efektif oleh seluruh civitas akademika terutama dosen dan
mahasiswa TDI Universitas Tarumanegara.
Jam operasional Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara :
Senin - Jumat 09.00 -16.45
3.1.1 Sejarah, Visi dan Misi Perpustakaan TDI Universitas
Tarumanegara
Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara awalnya merupakan
Perpustakaan Fakultas Teknik yang dikelola oleh senat mahasiswa, berdiri tahun
1969, perpustakaan ini hanya memiliki ruang sebesar satu ruang kelas dan mencakup
koleksi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan Arsitektur dan Teknik Sipil.
Pada tahun 1972 ruangan Perpustakaan Fakultas Teknik berkembang menjadi
sebesar dua kelas dan kepala perpus pada saat itu adalah mahasiswa, dengan
memiliki jumlah lemari buku sebanyak 5 buah.Atas banyaknya permintaan
pengadaan buku dan banyaknya peminat perpustakaan, pada tahun 1974,
50
perpustakaan kemudian pindah ke gedung baru (Gedung J lantai 4) dan menempati
setengah lantai dari ruangan tersebut.
Pada tahun 1992, Perpustakaan Fakultas Teknik berubah nama menjadi
Perpustakaan Teknik Desain dan Informasi, menempati ruangan sebesar 938 m2
memiliki koleksi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan mesin, elektro,
teknologi, informasi dan planologi.
Visi dari Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara yaitu adalah menjadi
perpustakaan yang memadai dan dapat memberikan layanan yang sebaik-baiknya
karena perpustakaan merupakan pusat belajar.
Sedangkan Misi dari Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara adalah
menyediakan informasi dan memberikan bimbingan pemakai bagi semua
pengunjung yang membutuhkan.
3.1.2 Koleksi
Koleksi Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara mencakup ilmu
pengetahuan yang meliputi berbagai bidang seperti Teknik, Desain dan Arsitektur
serta Psikologi.Koleksi berupa referensi, ensiklopedia, thesis dan sebagainya. Berikut
merupakan perincian dari jumlah buku dan eksemplar yang dimiliki oleh
perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara :
Tabel 3.1 Koleksi Buku Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara
Sumber :Narasumber
Program Studi Jumlah Judul Jumlah Eksemplar Umum 6608 5581 Teknik Sipil 7680 13387 Teknik Mesin 4697 7148 Teknik Informatika 2497 3468 Teknik Industri 242 386 Teknik Elektro 1501 2554 Teknik 1222 1977 Teknik Informasi 81 172 Sistem Informasi 927 1286 Sistem Komputer 121 148 Sipil / Mesin 53 179 Sipil / Elektro 7 26 Pusat 2 2 Psikologi 1 2 Program Studi Real Estate 612 1270
51
Program DIII Reall Estate 386 299 Planologi / Sipil 6 49 Planologi 322 788 Mesin / Tek. Infor 4 6 Mesin / Interior 1 2 Mesin / Elektro 31 102 Elektro / Tek. Infor 13 68 Elektro / Siskom 7 24 Desain Komvis 1916 2805 Desain Interior 1698 2512 Desain Interior / Komvis 10 32 Arsitektur / Sipil 27 67 Arsitektur / Planologi 27 115 Arsitektur / Des. Interior 13 74 Arsitektur 9063 18786 Ars / Sipil / Elektro / Plano 2 4 Ars / Mesin / Plano 2 7 Akt & K3 4 5 - 1 1
3.1.3 Fasilitas dan Ruang Khusus
Fasilitas yang disediakan oleh Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara
antara lain:
� Loker
� Internet (Komputer dan WiFi)
� Komputer Katalog / OPAC
� Komputer
� Mesin Fotokopi Pengelola
� Televisi
� Lift buku
Ruang khusus yang ada di Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara :
� Ruang Koleksi
� Ruang Baca
� Ruang Diskusi
� Ruang Studi
52
3.1.4 Sistem yang Diterapkan
a. Sistem Pengolahan Buku/Koleksi
Gambar 3.1 Proses Pengolahan Koleksi Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara
Sumber :Narasumber
b. Sistem Katalog dan Klasifikasi Buku
Susunan buku diatur sesuai dengan UDC (Universal Decimal Classification)
yang merupakan peningkatan dari sistem DDC.Sistem katalog pada
Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara sudah menggunakan katalog
digital dan online. (http://digilib.tarumanagara.ac.id/)
Foto 3.1 Petunjuk DDC
Sumber : Dokumentasi penulis
c. Sistem Pelayanan
Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara menggunakan sistem terbuka /
open access. Pengunjung dapat dengan bebas memilih atau mencari buku yang
ingin dibacanya tanpa bantuan atau dengan bantuan pustakawan.
Gambar 3.2 Sistem pelayanan Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara
Sumber :Narasumber
53
d. Sistem Keanggotaan
Hanya mahasiswa, dosen atau karyawan Universitas Tarumanegara yang
dapat menjadi anggota Perpustakaan.Bagi pengunjung yang ingin meminjam
koleksi perpustakaan harus mendaftar menjadi anggota perpustakaan, namun
tidak dipungut biaya.
Peminjaman masih bersifat manual dengan kartu peminjaman, namun koleksi
disensor oleh pustakawan.Anggota hanya diperkenankan meminjam dua koleksi
selama satu minggu. Selain mahasiswa, dosen atau karyawan Universitas
Tarumanegara, pengunjung lain diharuskan membawa surat pengantar untuk
dapat masuk kedalam area perpustakaan, namun pengunjung tersebut tidak
diperkenankan untuk meminjam koleksi perpustakaan.
e. Sistem Perawatan
Perawatan yang dilakukan pada koleksi dan ruang perpustakaan hanya
seadanya.Kegiatan perawatan hanya bersih-bersih rutin mencakup koleksi dan
ruangan serta perbaikan ketika ada buku rusak oleh pustakawan, tidak ada
kegiatan cacah ulang. Tidak ada penyemprotan hama buku atau sejenisnya.
f. Sistem Keamanan
Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara menggunakan barcode pada
buku dan sensor gate.Pengunjung yang ingin meminjam koleksi, harus
memberikan koleksi untuk disensor oleh pustakawan terlebih dahulu.Jika
pengunjung yang hanya ingin membaca buku ke ruang baca, atau membawa
koleksi dari ruang koleksi ke ruang baca, harus menaruh kartu identitas kepada
pustakawan.Perpustakaan ini sudah menggunakan CCTV untuk keamanan.
Selain itu, sebelum masuk kedalam ruang perpustakaan, pengunjung diwajibkan
untuk menitipkan tas di dalam loker, dan pengunjung tidak diperkenankan
untuk membawa makanan/minuman kedalam area perpustakaan.
3.1.5 Peraturan Perpustakaan
Setiap pengunjung perpustakaan wajib :
1. Demi keamanan koleksi perpustakaan, setiap pengunjung tidak
diperkenankan membawa tas, map dan jaket ke dalam ruang koleksi.
Tempat penitipan tas (loker) disediakan pada area sebelum memasuki
ruang perpustakaan, penitipan dilakukan dengan menukarkan kartu
identitas dengan kunci loker. Jangan meninggalkan uang dan barang
54
berharga lainnya didalam tas yang ingin dititipkan. Selama di ruangan
Perpustakaan kehilangan tidak menjadi tanggung jawab pengelola
perpustakaan.
2. Setiap pengunjung wajib mengisi daftar pengunjung perpustakaan.
3. Ruang perpustakaan adalah tempat membaca dan belajar. Setiap pengunjung
wajib ikut menjaga ketenangan, ketertiban dan memelihara kebersihan
ruang perpustakaan.
4. Setiap pengunjung tidak diperbolehkan makan, minum dan merokok diruang
Perpustakaan.
5. Pengunjung yang tidak mematuhi Tata Tertib akan dipersilahkan keluar dari
area perpustakaan
3.1.6 Perlengkapan dan Furnitur Perpustakaan
Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara memiliki perlengkapan dan
furnitur penunjang berupa :
� Loker
Foto 3.2 Loker (1) Foto 3.3 Loker (2)
Sumber : Dokumentasi penulis Sumber :Dokumentasi penulis
55
� Meja Resepsionis
Foto 3.4 Meja Resepsionis
Sumber : Dokumentasi Penulis
� Lemari CD Buku dan CD Majalah
Foto 3.5 Lemari CD Buku dan CD Majalah
Sumber : Dokumentasi Penulis
56
� Meja dan Kursi
Foto 3.6 Meja Kursi di Ruang Koleksi
Sumber : Dokumentasi Penulis
foto 3.7 Meja Kursi di Ruang Baca
Sumber : Dokumentasi Penulis
� Lemari Buku Baru
Foto 3.8 Lemari Buku Baru
Sumber : Dokumentasi Penulis
57
� Rak Koran
Foto 3.9 Rak Koran
Sumber : Dokumentasi Penulis
� Rak Buku
Foto 3.10 Rak Buku (1)
Sumber : Dokumentasi Penulis
58
Foto 3.11 Rak Buku (2)
Sumber : Dokumentasi Penulis
� Troli Buku
Foto 3.12 Troli Buku
Sumber : Dokumentasi Penulis
� Lift Buku
Foto 3.13 Lift Buku
Sumber : Dokumentasi Penulis
59
� Meja Sirkulasi
Foto 3.14 Meja Sirkulasi
Sumber : Dokumentasi Penulis
3.1.7 Pengunjung
Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara memiliki jumlah pengunjung
±100 orang per hari.Pengunjung terdiri seluruh civitas akademika, terutama dosen
dan mahasiswa TDI Universitas Tarumanegara. Bagi pengunjung dari luar civitas
akademika Universitas Tarumanegara diwajibkan untuk membawa surat pengantar
kedatangan. Namun perhitungan pengunjung masih secara manual dengan
pengunjung menulis sendiri daftar kehadiran pada buku pengunjung di meja
resepsionis tanpa pengawasan.
3.1.8 Manajemen
Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara merupakan bagian dari Fakultas
TDI namun tetap dibawah naungan Perpustakaan Pusat Universitas Tarumanegara.
60
a. Struktur Organisasi
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara
Sumber : dokumentasi Penulis
b. Job Description
Meskipun terdapat 7 orang pelaksana yang dibagi menjadi bagian pengolahan,
pelayanan dan pengembangan koleksi, namun pada kondisi sebenarnya seluruh
staff pelaksana saling membantu dalam mengerjakan tugasnya, dari mengolah
koleksi hingga membantu pengunjung.
1. Konsursium - Dekan Fakultas Teknik, Dekan FSRD, Dekan FTI
• Menerima laporan dari kepala perpustakaan
• Memberikan kebijakan-kebijakan terkait pelaksanaan perpustakaan
• Mengatur anggaran untuk perpustakaan
2. Kepala Perspustakaan (Dr. Harsiti.M.s)
• Bertanggung jawab atas pengelolaan perpustakaan dan aktivitas rutin.
• Mengadakan penjajagan perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi
serta pengawasan seluruh aktivitas perpustakaan.
• Menyusun program kerja dan pembagian tugas.
61
• Membina dan meningkatkan hubungan kerja dengan unit lain ke dalam/ke
luar.
• Menyusun anggaran dan pengembangan perpustakaan.
• Seleksi bahan pustaka dan memilih buku sumbangan dari luar.
• Menentukan pembelian bahan pustaka.
• Mengkoordinir inventarisasi (Stock Opname).
• Menentukan subyek buku.
• Mengklasifikasi buku dengan sistem UDC.
• Pengembangan staff.
• Menyusun laporan tahunan.
• Membuat anotasi dan abstrak buku.
3. Urusan Pengolahan
• Bertanggung jawab atas tugas pengadaan bahan pustaka dan
pengolahan buku.
• Mengadakan pemesanan bahan pustaka.
• Membuat tanda terima buku.
• Memberi nomor induk buku yang masuk.
• Memasukkan data buku ke komputer.
• Mengkatalog buku dengan berpedoman AACR II dan menyubyek
buku.
• Bertanggung jawab atas semua tugas yang berkaitan dengan surat-
menyurat.
• Bertanggung jawab atas inventaris perpustakaan.
• Membuat laporan bulanan.
• Membuat katalog deskripsi buku.
• Membuat etiket, barcode, kartu buku dan menyampul buku.
• Menyusun dan menerbitkan abstrak dan anotasi buku.
• Mengawasi pemakaian obat kutu buku.
• Bertanggung jawab akan pemeliharaan dan kebersihan perpustakaan.
• Menyedot debu koleksi.
• Menjilid dan memperbaiki buku yang rusak.
• Menjaga konter penitipan barang.
4. Urusan Pelayanan
• Bertanggung jawab atas semua tugas yang berkaitan dengan pelayanan.
62
• Melayani peminjaman dan pengembalian buku.
• Menangani administrasi pelayanan.
• Memasukkan data anggota ke komputer.
• Membuat statistik peminjam dan pengunjung.
• Membuat laporan bulanan yang berkaitan dengan pelayanan.
• Menggandakan koleksi buku yang diperlukan.
• Memberikan bimbingan kepada pemakai.
• Membuat laporan denda.
• Membuat daftar skripsi.
• Menyusun dan merapikan koleksi yang berantakan.
• Membuat kartu anggota.
• Memandu mencarikan koleksi.
• Mengatur display buku baru.
5. Urusan bahan non-buku
• Bertanggung jawab atas pengelolaan bahan non-buku dan digital.
• Melayani peminjaman non-buku.
• Bertanggung jawab terhadap komputer.
• Pelayanan jasa informasi kilat.
• Bertanggung jawab terhadap kliping.
• Memasang surat kabar pada tempatnya.
c. Ruang Pengelola
Ruang pengelola dibagi menjadi Ruang Kepala Perpustakaan, dan Ruang
Staff Pelaksana .
63
Foto 3.15 Ruang Kepala Perpustakaan Foto 3.16 Ruang Staff Pelaksana
Sumber : Dokumentasi Penulis Sumber : Dokumentasi Penulis
3.1.9 Elemen Interior
a. Lantai
Menggunakan karpet sehingga membuat ruangan tidak berisik karena karpet dapat
meredam suara.
Foto 3.17 Karpet
Sumber : Dokumentasi penulis
b. Dinding
Dinding dengan finishing cat tembok, dikombinasikan dengan kaca yang
membuat ruangan perpustakaan mendapat banyak cahaya dari luar serta terkesan
luas.
Foto 3.18 Detail Dinding
Sumber : Dokumentasi Penulis
c. Ceiling & Pencahayaan
64
Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara menerapkan down ceilling pada area
resepsionis dan ceilling pada area baca,area koleksi dan area staff terlihat polos
saja. Lampu yang digunakan adalah lampu TL (fluorescent) yang berwarna putih.
Foto 3.19 Ceiling Area Resepsionis
Sumber : Dokumentasi Penulis
Foto 3.20 Detail Ceilling
Sumber : Dokumentasi Penulis
d. Penghawaan
perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara menggunakan penghawaan AC
sentral dan Untuk sirkulasi udara, juga terdapat Return Diffuser agar penghawaan
tetap sehat.
65
Foto 3.21 Penghawaam
Sumber : Dokumentasi Penulis
e. Akustik
Dengan digunakannya karpet dapat menunjang ketenangan yang dibutuhkan
dalam perpustakaan dan selain itu pada area baca dan diskusi si pisahkan oleh
kubikal yang terbuat dari kaca, sehingga tidak mengganggu area diskusi.
Foto 3.22 Dinding Pemisah dari Kaca
Sumber : Dokumentasi Penulis
3.1.10 Permasalahan
Terdapat berbagai permasalahan yang ditemui pada Perpustakaan TDI
Universitas Tarumanegara, antara lain :
1. Kurangnya area baca dan diskusi pada perpustakaan.
2. Kurangnya sirkulasi yang diberikan pada beberapa area penyimpanan koleksi,
yang membuat pengunjung susah untuk melihat dan mengambil koleksi
yang ingin dipinjam.
3. Dengan penyusunan rak penyimpanan koleksi yang terlalu rapat dapat
membuat koleksi buku perpustakaan tidak mendapat ruang dan cepat
rusak.
66
4. Adanya beberapa rak penyimpanan koleksi yang terekspose oleh sinar
matahari yang dapat membuat koleksi rusak.
5. Kurangnya perawatan rutin, sehingga banyak buku lama yang mulai rusak.
3.2 LKC (Library and Knowledge Center) Universitas Bina Nusantara
3.2.1 Sejarah LKC (Library and Knowledge Center) Universitas Bina
Nusantara
Foto 3.23 Library and Knowledge Center Universitas Bina Nusantara
Sumber : Dokumentasi Penulis
Perkembangan Perpustakaan Universitas Bina Nusantara dimulai sejak tahun
1982 untuk mendukung universitas dalam mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi,
yang merupakan kegiatan, penelitian, dan pelayanan sosial belajar. Nama-nama
perpustakaan Binus telah menjalani beberapa kali perubahan yang sejalan dengan
perubahan nama induk organisasinya itu. Yang pertama adalah Perpustakaan
Akademi Teknik Komputer (ATK). Pada tahun 1986, berubah menjadi
Perpustakaan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Bina
Nusantara, dan akhirnya sejak tahun 1996 berubah menjadi Perpustakaan
Universitas Bina Nusantara
Layanan perpustakaan untuk mahasiswa dan dosen dimulai pada tahun
1982.Perpustakaan ini terletak di Kampus Syahdan, Jalan KH Syahdan no.9,
Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat.Perpustakaan ini terletak di Gedung L, Lt.1,
memiliki ruang seluas ± 150m2.Layanan ini masih merupakan layanan akses
tertutup.Sejalan dengan perkembangan Universitas Bina Nusantara, layanan
perpustakaan juga dikembangkan. Pada tahun 1986 ruang perpustakaan
67
dipindahkan ke Gedung M, Lt.1. Kemudian, pada tahun 1994, perpustakaan ini
kembali dipindah ke Gedung K dan J, dan sistem otomatis mulai dilakukan dengan
menerapkan program Visual Foxpro. Sementara itu, layanan ini masih dalam
service tertutup.Sebuah perkembangan yang signifikan terjadi pada tahun 1998
ketika perpustakaan dipindahkan ke bangunan modern baru di Kampus Anggrek,
Jalan Kebon Jeruk Raya No 27 Jakarta Barat. Perpustakaan ini terletak di lantai
tiga, empat dan lima serta memiliki ruang 1.268m2.
Layanan otomatis pada perpustakaan telah diterapkan pada tahun
1999.Sistem otomatis tersebut yaitu adalah Sistem Informasi Perpustakaan (SIPus),
didalamnya termasuk akuisisi, katalogisasi, dan sirkulasi.Perpustakaan Universitas
Bina Nusantara telah sepenuhnya menerapkan layanan akses terbuka, di mana
pengguna dapat langsung mengakses koleksi perpustakaan.Layanan otomatis
diberikan kepada pengguna perpustakaan.LKC bertujuan untuk memberikan
layanan yang lebih baik untuk mendukung kurikulum universitas.
Pada tahun 2008, LKC pindah ke lantai pertama, memiliki ruang seluas ±
1400m² di gedung baru, LKC menyediakan ruang diskusi dan ruang rekreasi.
Dengan tersedianya fasilitas baru ini, pengguna perpustakaan mendapat tempat
yang lebih nyaman untuk belajar dan meningkatkan kehidupan sosial akademik
mereka.Program literasi informasi dilakukan lebih intens bagi pengguna
perpustakaan dibantu oleh pustakawan yang memandu para siswa secara pribadi
atau dalam kelompok-kelompok untuk memimpin mereka agar mampu dalam
mencari informasi dan menggunakannya secara etis dan legal.Peminjaman dan
pengembalian koleksi secara otomatis telah diterapkan oleh sistem RFID.Pada
tahun 2010 Ruang Rekreasi menyediakan kafe perpustakaan.
• Alam Sutera
Pada tahun 2011 Alam Sutra bridging Kampus didirikan atas dasar tingginya
permintaan orang tua dan siswa di Tangerang.Seiring dengan pembukaan Bridging
Campus, pada Februari 2012, LKC Alam Sutra secara resmi dibuka untuk
mendukung kebutuhan informasi dari kampus tersebut.
Terletak di ruangan ASB 29 dan memiliki luas 64m2, LKC Alam Sutera
menyediakan berbagai macam koleksi dan sudah dilengkapi dengan fasilitas
multimedia. LKC Alam Sutera juga mengadopsi sistem peminjaman otomatis
68
RFID.Pengguna juga dapat mencari informasi koleksi LKC Alam Sutera melalui
website perpustakaan karena database yang juga terintegrasi dengan LKC Anggrek,
Kijang, JWC.
• Perpustakaan JWC
Pada September 2001, Perpustakaan The Joseph Wibowo Centre (JWC) yang
terletak di Jalan Hang Lekir I No. 6 secara resmi dibuka. Perpustakaan ini melayani
dosen, pascasarjana dan mahasiswa internasional.Perpustakaan JWC mengadopsi
layanan akses terbuka dan perkembangannya masih di bawah koordinasi Anggrek
Perpustakaan Pusat.Pada Agustus 2007 namanya berubah menjadi LKC-
JWC.Pinjaman perpustakaan intra ditambahkan ke layanan yang menyangkut
dengan sirkulasi antara Anggrek dan perpustakaan JWC.
Perpustakaan Universitas Bina Nusantara masih terus menerus diperbaiki dan
ditingkatkan.Pada tahun 2002, perpustakaan memberikan jasa website, di mana
pengguna dapat mencari buku-buku, pemesanan koleksi, serta memperluas
pinjaman melalui website perpustakaan.Pengembangan e-lokal content juga dimulai
pada tahun itu di mana tesis S1, tesis S2, artikel Binus, dan kliping juga tersedia
melalui akses situs.
• Kijang
Perpustakaan Kijang telah beroperasi sejak Januari 2006, di bawah koordinasi
Perpustakaan Pusat Anggrek.Pada bulan Agustus 2007, fungsi Perpustakaan Pusat
Anggrek telah diperluas menjadi pusat pengetahuan, dan kemudian disebut Library
dan Knowledge Center (LKC). Fungsi baru ini menampung informasi dan
penciptaan pengetahuan sebagai hasil dari proses belajar mengajar, serta kegiatan
penelitian di Universitas Binus. Sejak saat itu, namanya berubah menjadi Library
dan Knowledge Center atau LKC.
Sebagai konsekuensi dari nama LKC, perpustakaan Kijang berubah nama
menjadi LKC Kijang. Terletak di sebuah ruangan yang memiliki luas 170m2, LKC
Kijang lebih banyak menyediakan koleksi Literatur untuk bahasa Inggris, Cina, dan
Jepang karena departemen ini terletak di Kampus Kijang dan sebagian besar
Fakultas Bahasa dan kegiatan Budaya dilakukan di sana. LKC Kijang juga
69
mendukung pengoperasian Self Access Language Learning Unit (SALLC) yang
juga terletak di ruangan yang sama. Menggabungkan kedua koleksi baik cetak dan
multimedia untuk kegiatan pembelajaran bahasa.Pada tahun 2010 SALLC
dikembangkan menjadi Pusat Bahasa dan pindah di tempat baru, sehingga LKC
Kijang menempati seluruh ruangan perpustakaan.
3.2.2 Visi dan Misi LKC (Library and Knowledge Center) Universitas
Bina Nusantara
Visi : LKC Binus akan menjadi pemimpin di area nasional dan internasional dalam
hal penyediaan, pengembangan dan pengiriman sumber daya informasi dan layanan
yang penting bagi proses pembelajaran, penelitian dan penemuan pengetahuan baru.
Misi :
• Untuk menyediakan sumber daya dan layanan yang akan mendukung
proses pembelajaran dan penelitian yang dibutuhkan oleh komunitas
Univesitas.
• Untuk menyediakan suasana pembelajaran yang mendukung.
• Untuk bekerja sama dengan universitas nasional dan internasional
untuk mengembangkan pengetahuan dan layanan.
3.2.3 Koleksi
LKC memiliki banyak koleksi dengan berbagai format.Koleksi LKC tersebut
berupa Koleksi Tercetak dan Koleksi Elektronik. Namun jumlah koleksi tetap dijaga
agar tidak terlalu banyak, sehingga buku-buku yang jarang dipinjam/dibaca akan
dihibahkan melalui program-program yang dilakukan LKC untuk membantu
masyarakat sekitar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
• Koleksi tercetak berupa :
- Buku
- Case Study
- Jurnal
- Kliping
- Koran
- Majalah
- Paket Informasi
- Skripsi
- Thesis
Koleksi tercetak dibagi menjadi tiga jenis, koleksi Teks, koleksi Referensi,
dan koleksi Tandon.Koleksi Teks adalah koleksi yang bisa dipinjam. Koleksi Tandon
adalah koleksi yang hanya bisa dipinjam selama tiga jam untuk difotokopi atau
70
dibaca ditempat. Dan koleksi Referensi adalah koleksi yang sama sekali tidak boleh
dipinjam, namun disediakan layanan scan bagi yang membutuhkan. Khusus koleksi
Skripsi dan Thesis, terdapat peraturan khusus agar karyanya tidak digandakan.
• Koleksi elektronik berupa :
- Arsitektur
- Desain
- Arsitektural
- Regulasi
- Galeri Binus
- Sejarah
Binus
- Pidato CEO
- e-Article
- e-Book
- e-Clipping
- e-
Conference
- e-Disertasi
- e-Internship
- e-Journal
- e-News
- e-Paper
- e-Prosiding
- e-Research
- e-Skripsi
- e-Thesis
- e-Training
- Info Pustaka
- Info Paket
- Pidato
Rektor
- Virtual
Jakara
3.2.4 Fasilitas dan Ruang Khusus
Fasilitas yang disediakan LKC Anggrek antara lain :
• Loker (200, namun dapat menampung hingga 300 tas)
• Internet (komputer dan Wi-Fi)
• Komputer Katalog / OPAC
• Komputer
• Information & Assistance
• Thesis Service
• Scan
• Komputer auto-borrowing
Ruang khusus yang disediakan LKC Anggrek :
• Ruang Rekreasi
• Ruang Diskusi
• Ruang Multimedia
• Ruang Jurnal Online
71
3.2.5 Sistem yang Diterapkan
a. Sistem Pengolahan Buku/Koleksi
LKC Anggrek memiliki program dimana koleksi yang jarang
dipinjam/dibaca akan dihibahkan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan. LKC Anggrek memiliki acara tahunan yang disebut Binus
Book Fair, tujuan dari program ini adalah untuk membantu orang-orang
yang membutuhkan, dan menjaga kuantitas dari koleksi yang disimpan
didalam LKC Anggrek.
Gambar 3.4 Proses Pengolahan Koleksi LKC Anggrek
Sumber :Narasumber
b. Sistem Katalog dan Klasifikasi Buku
Susunan buku diatur sesuai dengan Dewey Decimal Classification
(DDC).Sistem katalog pada LKC Anggrek sudah menggunakan katalog
digital dan online. (http://library.binus.ac.id/)
c. Sistem Pelayanan
72
LKC Anggrek menggunakan sistem terbuka / open
access.Pengunjung dapat dengan bebas memilih atau mencari buku yang
ingin dibacanya tanpa bantuan atau dengan bantuan pustakawan.
Gambar 3.5 Proses Sistem Pelayanan di LKC Anggrek
Sumber :Narasumber
d. Sistem Keanggotaan
Tidak ada Sistem Keanggotaan yang diwajibkan pada LKC Anggrek,
seluruh mahasiswa, dosen dan karyawan Universitas Bina Nusantara
diperbolehkan untuk membaca atau meminjam koleksi perpustakaan
sesuai dengan peraturan pada masing-masing koleksi. Pengunjung diluar
mahasiswa / dosen dan karyawan Universitas Bina Nusantara tidak
diperkenankan untuk meminjam koleksi LKC, namun dapat mengunjungi
LKC Anggrek dengan membawa surat pengantar.
e. Sistem Perawatan
Perawatan rutin yang dilakukan pengelola LKC terhadap koleksi dan
ruang perpustakaan diadakan dua kali dalam setahun, yaitu pada bukan
Februari dan September.
f. Sistem Keamanan
LKC Anggrek menggunakan sistem Radio Frequency Identification
(RFID) pada buku, sensor gate, hydrant, dan kamera CCTV.Selain itu, di
dalam area perpustakaan terdapat tangga darurat, sprinkler, smoke
detectordan hydrant yang telah disediakan dari gedung sebagai antisipasi
adanya kebakaran.LKC Anggrek juga menerapkan Dublin Core Platform
yang dimodifikasi oleh bagian IT.
73
3.2.6 Peraturan Perpustakaan
Adapun peraturan LKC Anggrek adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa atau dosen dan karyawan Universitas Bina Nusantara harus
membawa kartu identitas Universitas Bina Nusantara mereka saat memasuki
perpustakaan.
2. Diwajibkan berpakaian dengan layak. Pengunjung perpustakaan harus
mengenakan pakaian dan sepatu dan diharapkan untuk tetap menjaga
kebersihan dirinya.
3. Mengkonsumsi makanan atau minuman serta merokok di dalam area
perpustakaan tidak diizinkan dengan alasan apapun juga.
4. Semua tas dan barang bawaan harus dititpkan di loker. Anggota harus
meminta nomor loker kepada petugas yang bertugas. Menghilangkan nomor
loker akan diberi sanksi yang sesuai. Barang berharga tidak diperkenankan
untuk dititipkan kedalam loker.
5. Seluruh pengunjung perpustakaan dilarang melakukan tindakan kriminalitas
termasuk merubah konfigurasi atau aplikasi yang ada di komputer
perpustakaan, memindahkan barang tanpa ijin, mencabut dan mematikan
perlengkapan didalam perpustakaan.
6. Jika terjadi kerusakan pada properti perpustakaan atau material bacaan, orang
yang bersangkutan harus dikenakan biaya ganti rugi.
7. Semua pengunjung yang ingin mengunjungi perpustakaan harus telah
memiliki ijin sebelumnya.
8. Tas/barang-barang lain yang tertinggal di perpustakaan dan diambil
dikemudian harinya akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
9. Pihak perpustakaan tidak bertanggungjawab atas hilangnya barang-barang
milik pribadi baik itu dicuri maupun yang rusak selama berada di area
perpustakaan.
10. Kelalaian dalam menaati satu atau lebih peraturan perpustakaan dapat
mengakibatkan penundaan/pencabutan hak akses untuk koleksi dan layanan
yang disediakan perpustakaan.
74
3.2.7 Perlengkapan dan Furnitur Perpustakaan
• Loker
Foto 3.24 Loker
Sumber : Dokumentasi Penulis
• Meja Resepsionis
Foto 3.25 Meja Resepsionis
Sumber : Dokumentasi Penulis
• Rak Majalah Baru
Foto 3.26 Rak Majalah Baru
Sumber : Dokumentasi Penulis
75
Foto 3.27 Rak Majalah
Sumber : Dokumentasi Penulis
• Lemari Koleksi Multimedia
Foto 3.28 Koleksi Multuimedia (teks)
Sumber : Dokumentasi Penulis
Foto 3.29 Koleksi Multuimedia( CD)
Sumber : Dokumentasi Penulis
76
• Kursi dan Meja
Foto 3.30 Kursi dan Meja di Area Baca
Sumber : Dokumentasi Penulis
Foto 3.31 Bench
Sumber : Dokumentasi Penulis
Foto 3.32 Kuris dan Meja Ruang Rekreasi
Sumber : Dokumentasi Penulis
77
Foto 3.33 Sofa Ruang Rekreasi (1)
Sumber : Dokumentasi Penulis
Foto 3.34 Meja Tatami
Sumber : Dokumentasi Penulis
Foto 3.35 Sofa Ruang Rekreasi (2)
Sumber : Dokumentasi Penulis
78
• Troli Buku
Foto 3.36 Troli Buku
Sumber : Dokumentasi Penulis
• Rak Buku
Foto 3.37 Rak Buku (1)
Sumber : Dokumentasi Penulis
79
Foto 3.38 Rak Buku (2)
Sumber : Dokumentasi Penulis
• Meja Sirkulasi
Foto 3.39 Meja Sirkulasi
Sumber : Dokumentasi Penulis
80
• Rak Koran
Foto 3.40 Rak Koran
Sumber : Dokumentasi Penulis
• Stool
Foto 3.41 Stool
Sumber : Dokumentasi Penulis
3.2.8 Pengunjung
LKC memiliki jumlah pengunjung sekitar ± 500 pengunjung per
hari.Pengunjung LKC merupakan Binusian, serta dosen.Akses masuk ke LKC harus
menggunakan Binusian Card. Pengunjung selain Binusian yang ingin masuk ke
dalam LKC harus menitipkan kartu identitas dan membayar biaya administrasi
sebesar Rp 5.000,00. Bagi pengunjung Non-Binusian yang mau melihat skripsi, juga
diwajibkan membawa surat pengantar dari universitasnya. Pengunjung Non-Binusian
tidak dapat meminjam koleksi LKC apapun, meskipun untuk fotokopi.
81
3.2.9 Manajemen
a. Struktur
Organisasi
Gambar 3.6 Struktur Organisasi LKC Anggrek
Sumber :Narasumber
b. Ruang Pengelola
ruang pengelola Library and Knowledge Center Universitas Bina Nusantara
antara lain :
• Ruang Staff
Foto 3.42 Ruang Staff
Sumber : Dokumentasi Penulis
82
• Ruang Penyimpanan
Foto 3.43 Ruang Penyimpanan
Sumber : Dokumentasi Penulis
• Ruang Meeting
Foto 3.44 Ruang Meeting
Sumber : Dokumentasi Penulis
83
• Ruang Preservasi
Foto 3.45 Ruang Preservasi
Sumber : Dokumentasi Penulis
• Ruang Manager
Foto 3.46 Ruang Manager
Sumber : Dokumentasi Penulis
84
3.2.10 Elemen Interior
a. Lantai
Foto 3.47 Homogenus Foto 3.48 Keramik Putih
Sumber : Dokumentasi Penulis Sumber : Dokumentasi Penulis
Foto 3.49 Parket Foto 3.50 Keramik Kasar
Sumber : Dokumentasi Penulis Sumber : Dokumentasi Penulis
Pada area resepsionis menggunakan homogenus yang berwarna hitam,lalu pada
area koleksi, baca dan staff menggunakan keramik putih 40 x 40 cm.pada area
rekreasi menggunakan keramik kasar warna abu-abu ukuran 40 x 40
cm.kemudian pada area tatami dan ruang diskusi menggunakan parket warna
oak.
b. Dinding
Foto 3.51 Dinding Kaca dan Dinding Partisi Foto 3.52 Dinding Beton
Sumber : Dokumentasi Penulis Sumber : Dokumentasi Penulis
85
Dinding Perpustakaan ini terdiri dari dinding kaca, dinding partisi dan dinding
beton.untuk bagian luar perpustakaan ini menggunakan dinding beton dan
jendela kaca,dan pada beberapa ruangan perpustakaan menggunakan dinding
kaca dan dinding partisi.
c. Ceiling & Pencahayaan
Foto 3.53 Area Resepsionis Foto 3.54 Area Koleksi dan Baca
Sumber : Dokumentasi Penulis Sumber : Dokumentasi Penulis
Pada area resepsionis menerapkan down ceilling agar terlihat unik dan pada area
resepsionis menggunakan lampu downlight yang berwarna putih. Kemudian
ceilling area staff, area koleksi, dan area baca menerapakan ceilling polos saja,
tidak ada treatment khusus.lampu yang digunakan pada area staff, area koleksi,
dan area baca menggunkan lampuTL (fluorescent) panjang.
d. Penghawaan
Foto 3.55 Penghawaan
Sumber : Dokumentasi Penulis
Penghawa pada perpustakaan ini menggunkan buatan berupa AC sentral dan
menggunakan Return Diffuser agar sirkulasi udara di perpustakaan tetap sehat.
86
e. Akustik
Pada perpustakaan ini tidak ada pemakaian material yang dapat meredam suara
setiap ruangan sehingga suasana perpustakaan ini terbilang kurang tenang.
3.2.11 Permasalahan
Terdapat berbagai permasalahan yang ditemui pada LKC Anggrek, antara lain :
1. Padatnya area membaca (quiet area) dan area koleksi membuat suasana tidak
kondusif bagi pengunjung yang ingin berlama-lama di perpustakaan.
2. Suasana yang tidak tenang, terutama jam-jam dimana banyak pengunjung
yang datang.
3. Pencahayaan tidak teraplikasi dengan baik. Banyak pencahayaan buatan yang
tertutupi oleh rak-rak buku sehingga area koleksi cenderung lebih gelap.
3.3 Perpustakaan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti
Perpustakaan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti berlokasi
di Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta Barat – Gedung P lantai 2, memiliki area
seluas ± 200 m2 Berdiri tahun 1995.
Jam operasional Perpustakaan TDI Universitas Tarumanegara :
Senin dan Jumat : 08.00 - 16.00
Selasa dan Kamis : 08.00 - 18.00
Sabtu : 09.00 - 12.00
3.3.1 Sejarah Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti
Pendirian Fakultas Seni Rupa dan Desain berawal dari didirikannya
Departemen Seni Rupa sebagai bagian dari Fakultas Teknik Universitas Trisakti
pada tahun 1969 bersama dengan Departemen Teknik Sipil, Teknik Elektro dan
Teknik Arsitektur. Pada tahun 1974 Departemen Seni Rupa di lingkungan Fakultas
Teknik diubah menjadi Jurusan Seni Rupa yang mempunyai Sub Jurusan Arsitektur
Interior, Industrial Design dan Seni Lukis. Pada tahun 1978 secara resmi Sub.
Jurusan Seni Lukis ditutup. Bersamaan dengan itu dibentuk Sub. Jurusan Desain
Grafis yang pada saat itu mulai diminati masyarakat dan melihat kepada permintaan
pasar.
87
Peminat terhadap Fakultas Teknik semakin tinggi dan jumlah mahasiswanya
bertambah banyak sehingga perlu dilakukan pengelompokan disiplin ilmu.
Berdasarkan kondisi itu maka Jurusan Teknik Arsitektur, Sipil dan Seni Rupa
digabungkan menjadi satu Fakultas, yaitu Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
dengan Jurusan Teknik Arsitektur, Jurusan Teknik Sipil dan Jurusan Seni Rupa dan
Desain. Ditahun yang sama Sub. Jurusan berubah menjadi Program Pengutamaan
Studi (PPS), yaitu PPS Desain Interior, PPS Desain Produk Industri dan PPS Desain
Grafis.
Tahun 1996 Jurusan Desain berkembang menjadi Fakultas Seni Rupa dan
Desain berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor : 431/Dikti/Kep/1995. FSRD mempunyai 2 jurusan, yaitu
Jurusan Desain dan Jurusan Seni Rupa. Jurusan Desain mempunyai 3 program studi,
yaitu Program Studi Desain Interior, Program Studi Desain Produk dan Program
Studi Desain Komunikasi Visual, adapun Jurusan Seni Rupa mempunyai Program
Studi Fotografi yang pernah memiliki PPS Video-Film.
Pada Tahun 2007 Fakultas memiliki Program Diploma Tiga (D3) Desain
Komunikasi Visual dan masih bertahan hingga saat ini walaupun dengan jumlah
mahasiswa yang masih sangat terbatas.
Pada tahun 2009 Fakultas memiliki program Pasca Sarjana (S2) Desain dan
merupakan program Pasca Sarjana yang berorientasi Desain pertama di Universitas
Swasta di Jakarta.
Pada pertengahan tahun 2013, struktur organisasi yang terdiri dari Fakultas,
Jurusan dan program studi memutuskan untuk membubarkan jurusan, karena
efisiensi dan dalam meningkatkan kinerja program studi.Sedangkan Program Studi
Desain Produk membuka 3 (tiga) Program Pengutamaan Studi (PPS) yang terdiri dari
PPS. Desain Produk Umum, PPS. Desain Transportasi dan PPS. Desain Kriya.
3.3.2 Visi dan Misi Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti
Visi
Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti menjadi salah satu
Fakultas terkemuka dan bermutu internasional dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, khususnya Seni Rupa dan Desain untuk
meningkatkan kualitas hidup dan peradaban.
88
Misi
Memajukan dan mengembangkan sumber daya manusia berpengetahuan,
berkarakter, mandiri dan berjiwa wirausaha melalui peningkatan kualitas kegiatan
Tri Dharma Perguruan Tinggi secara terpadu di tingkat fakultas sehingga mampu
meningkatkan kualitas hidup dan peradaban.
3.3.3 Koleksi
Memiliki koleksi sebanyak 3000 eksemplar yang terdiri dari teks book,
referensi dan majalah. Koleksi yang berada di Perpustakaan FSRD Universitas
Trisakti mencakup ilmu pengetahuan bidang desain, arsitektur dan fotografi.
3.3.4 Fasilitas dan Ruang Khusus
Fasilitas yang disediakan oleh Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti :
• Loker (69 loker)
• Internet (komputer dan Wi-Fi)
• Mesin Fotokopi Pengelola (1 unit)
• Komputer Katalog / OPAC (2 unit)
• Komputer (4 unit)
• Televisi (1 unit)
Ruang khusus Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti :
• Ruang Diskusi / Ruang Baca
• Ruang Multimedia
• Ruang Koleksi
3.3.5 Sistem yang Diterapkan
1. Sistem Pengolahan Buku/Koleksi
Gambar 3.7 Proses Pengolahan Koleksi Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti
Sumber :Narasumber
89
2. Sistem Katalog dan Klasifikasi Buku
Susunan buku di rak Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti telah diatur sesuai
dengan nomor klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC), Edisi 21 tahun
1996 dan sistem katalog Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti menggunakan
sistem katalog digital dan online
3. Sistem Pelayanan
Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti menggunakan sistem pelayanan terbuka
yang memungkinkan setiap pengunjung dapat mengakses informasi (buku/
majalah) langsung ke jajaran rak.
4. Sistem Keanggotaan dan Peminjaman
Hanya mahasiswa, dosen atau karyawan FSRD yang dapat menjadi anggota
Perpustakaan. Untuk menjadi anggota, calon anggota harus mengisi formulir
permohonan pengaktifan keanggotaan, yang dilengkapi dengan:
• satu lembar fotocopy slip bayaran terakhir/KRS ( bagi mahasiswa)
• dua lembar pasfoto ukuran 2X3 cm.
• Telah mengikuti Introduction Course (Bimbingan Pemakai)
• Tidak dipunggut biaya
Peminjaman pada perpustakaan ini bersifat manual yang menggunakan kartu
peminjaman dan jangka waktu yang diberikan oleh perpustakaan untuk anggota
yang ingin meminjam buku atau koleksi adalah selama dua minggu untuk dua
buku atau koleksi
5. Sistem Perawatan
Perawatan yang dilakukan oleh staff perpustakaan pada area perpustakaan
hanya kegiataan bersih – bersih rutin dan jika ada koleksi yang rusak akan
diperbaiki oleh pustakawan.
6. Sistem Keamanan
Sistem keamanan yang digunakan oleh perpustakaan FSRD universitas trisakti
adalah Sistem barcode dan sensor gate. .sistem keamanan perpustakaan ini
90
masih belum begitu baik karena Semua ruangan perpustakaan ini belum
dilengkapi dengan CCTV untuk sistem keamanan.
3.3.6 Peraturan Perpustakaan
1. Demi keamanan koleksi perpustakaan, setiap pengunjung tidak diperkenankan
membawa tas, map dan jaket ke dalam ruang koleksi. Tempat penitipan tas
(locker) disediakan. Jangan meninggalkan uang dan barang berharga lainnya.
Selama di ruangan Perpustakaan kehilangan tidak menjadi tanggung jawab
Perpustakaan.
2. Setiap pengunjung wajib mengisi daftar pengunjung Perpustakaan.
3. Ruang Perpustakaan adalah tempat membaca dan belajar. Setiap pengunjung
wajib ikut menjaga ketenangan, ketertiban dan memelihara kebersihan ruang
Perpustakaan.
4. Setiap pengunjung tidak diperbolehkan makan, minum dan merokok diruang
Perpustakaan.
5. Pengunjung yang tidak mematuhi Tata Tertib dipersilahkan keluar dari ruang
Perpustakaan.
3.3.7 Perlengkapan dan Furnitur Perpustakaan
• Meja Resepsionis
Foto 3.56 Meja Resepsionis
Sumber : Dokumentasi Penulis
91
• Meja dan Kursi
Foto 3.57 Area Baca
Sumber : Dokumentasi Penulis
Foto 3.58 Area Diskusi
Sumber : Dokumentasi Penulis
92
• Lemari Buku Baru
Foto 3.59 Lemari Buku Baru
Sumber : Dokumentasi Penulis
• Rak buku
Foto 3.60 Rak buku (1)
Sumber : Dokumentasi Penulis
93
Foto 3.61 Rak Buku (2)
Sumber : Dokumentasi Penulis
• Meja Sirkulasi
Foto 3.62 Meja Sirkulasi
Sumber : Dokumentasi Penulis
• Troli Buku
Foto 3.63 Troli Buku
Sumber : Dokumentasi Penulis
94
3.3.8 Pengunjung
Pengunjung perpustakaan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD),
Universitas Trisakti mencapai ±100 orang per hari.pengunjung berasal dari dosen
dan mahasiswa FSRD Universitas Trisakti . Bagi pengunjung yang berasal dari luar
akademik Universitas Trisakti dikenakan biaya Rp.10.000,00/ pengunjung.
3.3.9 Manajemen
a. Struktur Organisasi
Gambar 3.8 Struktur Organisasi Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti
Sumber :Narasumber
b. Job Description
• Ka. UPT Perpustakaan
1. Membuat perencanaan / strategi kegiatan-kegiatan perpustakaan.
2. Mengkoordinasi semua kegiatan pelayanan perpustakaan yang ada di
lingkungan FSRD Universitas Trisakti
3. Membuat kebijakan-kebijakan teknis/operasional yang berkenaan
dengan peningkatan pelayanan jasa perpustakaan.
4. Mengelola sumber-sumber informasi penunjang kegiatan akademik
yang ada di lingkungan perpustakaan FSRD Universitas Trisakti
5. Membuat evaluasi pelaksanaan kegiatan perpustakaan.
6. Membuat laporan secara periodik kepada Dekan FSRD Universitas
Trisakti.
95
• Unit Pelayanan Sirkulasi
1. Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan sirkulasi
2. Mengecek buku yang ada dirak koleksi apakah sudah sesuai dengan
nomor urut yang sudah ditentukan.
3. Membuat surat bebas pinjam
4. Mendata anggota baru
5. Membuat laporan tahunan : keanggotaan, peminjaman, pengembalian,
dan bebas pinjam.
6. Memberikan bimbingan pemakai / penelusuran buku.
c. Ruang Pengelola
ruang pengelola perpustakaan FSRD Universitas Trisakti antara lain :
• Ruang Ka. UPT Perpustakaan FSRD
Foto 3.64 Ruang Ka. UPT Perpustakaan FSRD
Sumber : Dokumentasi Penulis
• Ruang Staff
Foto 3.65 Ruang Staff
Sumber : Dokumentasi Penulis
96
3.3.10 Elemen Interior
a. Lantai
Lantai pada Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti menggunakan keramik
berukuran 30x30 cm pada semua area perpustakaan.
Foto 3.66 Detail lantai
Sumber : Dokumentasi Penulis
b. Dinding
Dinding pada Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti hanya difinishing dengan cat
tembok biasa, menggunakan warna kuning, biru dan hijau.Sedangkan untuk penyekat
antar ruangan, digunakan material kaca.
Foto 3.67 Detail Dinding (1)
Sumber : Dokumentasi Penulis
97
Foto 3.68 Detail Dinding (2)
Sumber : Dokumentasi Penulis
c. Ceiling & Pencahayaan
Ceiling pada Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti menggunakan material
gypsum dan finishing cat, ada drop ceiling pada daerah bagian koleksi
buku.Pencahayaan yang digunakan adalah lampu TL dan pencahayaan alami yang
berasal dari jendela
Foto 3.69 Detail Ceiling (1)
Sumber : Dokumentasi Penulis
98
Foto 3.70 Detail Ceiling (2)
Sumber : Dokumentasi Penulis
d. Penghawaan
Untuk penghawaan, Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti menggunakan AC Split
sebanyak 4 buah dan AC Central.
Foto 3.71 AC Split
Sumber : Dokumentasi Penulis
99
Foto 3.72 AC Central
Sumber : Dokumentasi Penulis
e. Akustik
Pada Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti menggunakan penyekat kaca untuk
membatasi antar ruangan, namun pemasangan kaca penyekat yang kurang maksimal
membuat ruangan perpustakaan tidak kedap suara, selain itu dengan finishing lantai
menggunakan keramik, membuat adanya suara ketika pengunjung maupun staff
berlalu lalang.
Foto 3.73 Penyekat Kaca
Sumber : Dokumentasi Penulis
100
3.3.11 Permasalahan
Permasalah yang ada pada Perpustakaan FSRD Universitas Trisakti yaitu :
1. perpustakan ini memliki keterbatasan ruang sehingga pada sistem pelayanan
dan fasilitas kurang memadai untuk mendukung p
2. sistem keamanan pada perpustakaan ini masih kurang maksimal,karena
perpustakaan ini tidak dilengkapi dengan CCTV.
3 suasana perpustakaan ini kurang tenang karena sebagian ruang perpustakaan
digunakan mahasiwsa untuk mengerjakan tugas kuliah.
4. banyak buku yang mulai rusak akibat kurang perawatan dari staff
perpustakaan.
5. sistem peminjaman pada perpustakaan ini kurang memuaskan karena staff
sirkulasi tidak selalu ditempat.
101
BAB 4
ANALISA DAN BAHASAN
4.1 Analisa Data
4.1.1 Analisa Fisik
Universitas Bina Nusantara Bridging Campus merupakan kampus transisi /
sementara sebelum rampungnya Kampus Alam Sutra. Berlokasi di Jalan Alam Sutera
Boulevard No.1, Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Kampus ini
memiliki area sebesar 7.000 m2 dan luas bangunan sebesar 3.500 m2.
4.1.1.1 Analisa Makro : Lokasi Bridging Campus Universitas
BinaNusantara, Alam Sutera
Universitas Bina Nusantara Bridging Campus berada di Jalan Alam Sutera
Boulevard No.1, Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten
Sumber : Google Image
Banten, mungkin sebelum adanya otonomi daerah lebih dikenal sebagai
bagian dari Provinis Jawa Barat, dan tak jarang sampai sekarang masih banyak yang
mengira demikian. Banten adalah sebuah provinsi yang berada di Pulau Jawa,
dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun sejak tahun 2000
102
menjadi provinsi tersendiri dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2000.
Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan
105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km².
• Batas wilayah Provinsi Banten, adalah:
• Utara : Laut Jawa
• Selatan : Samudera Indonesia
• Barat : Selat Sunda
• Timur : Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Jawa Barat
Secara administratif Provinsi Banten terdiri atas 4 kabupaten dan 4 kota.
Berikut adalah daftar kabupaten dan kota di Banten:
• Kabupaten Lebak
• Kabupaten Pandeglang
• Kabupaten Serang
• Kabupaten Tangerang
• Kota Cilegon
• Kota Serang
• Kota Tangerang
• Kota Tangerang Selatan
• Tangerang Selatan
103
Gambar 4.2 Peta Tangerang Selatan
Sumber : Google Image
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada
titik koordinat 106'38' - 106'47’ Bujur Timur dan 06'13'30' - 06'22'30' Lintang
Selatan dan secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh
sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19 Km2 atau 14.719
Ha.
Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
• Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang
• Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok
• Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
104
Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dan
memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 3%
sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl.
Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu :
• Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, Kecamatan
Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan
Kecamatan Serpong Utara.
• Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan
Kecamatan Setu.
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa
kecamatan memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara
Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat
Timur.Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium,
yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah.Jenis
batuan ini mempunyai tingkat kemudahan dikerjakan atau workability yang baik
sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah
Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.
Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan
berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok
untuk pertanian/perkebunan.Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak
yang berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-
pertanian.Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu,
jenis tanah ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan
Sungai Cisadane.
Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang
pada tahun 2010, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan
intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara
berada disekitar 23,4°C – 34,2°C dengan temperatur udara minimum berada di bulan
Oktober sebesar 23,4°C dan temperatur udara maksimum di bulan Februari yaitu
sebesar 34,2°C. Rata-rata kelembaban udara adalah 80,0% sedangkan intensitas
matahari adalah 49,0%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari,
yaitu 264,4 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 154,9 mm.
105
Hari hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 19 hari. Rata-
rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,9 Km/jam dan kecepatan maksimum
rata-rata 38,3 Km/jam.
Kota Tangerang Selatan memiliki tujuh kecamatan yaitu :
• Serpong
• Serpong Utara
• Ciputat
• Ciputat Timur
• Pondok Aren
• Pamulang
• Setu.
Gambar 4.3 Peta Kecamatan Serpong
Sumber : Google Image
Kecamatan serpong merupakan salah satu kecamatan yang berada di kota tanggerang
selatan provinsi banten yang memiliki luas wilayah 2.404 Ha.diantara tujuh
kecamatan di kota tanggerang kecamatan serpong merupakan kecamatan yang
terluas.
106
Berikut daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Serpong di Kota/Kabupaten
Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten :
• Kelurahan/Desa Buaran (Kodepos : 15310)
• Kelurahan/Desa Ciater (Kodepos : 15310)
• Kelurahan/Desa Cilenggang (Kodepos : 15310)
• Kelurahan/Desa Rawa Mekar Jaya (Kodepos : 15310)
• Kelurahan/Desa Serpong (Kodepos : 15311)
• Kelurahan/Desa Rawa Buntu (Kodepos : 15318)
• Kelurahan/Desa Lengkong Gudang (Kodepos : 15321)
• Kelurahan/Desa Lengkong Gudang Timur (Kodepos : 15321)
• Kelurahan/Desa Lengkong Wetan (Kodepos : 15322)
Gambar 4.4 Peta Alam Sutera
Sumber : http://www.alam-sutera.com/
107
Alam Sutera merupakan sebuah kawasan terpadu (mixed-use development)
yang berdiri di atas lahan seluas lebih dari 700 hektar di wilayah Serpong –
Tangerang. Kawasan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1994 lalu ini telah
menjelma menjadi sebuah kota mandiri yang mapan, dinamis dan menjadi primadona
di wilayah barat Jakarta.
Terdiri dari kawasan residensial serta area komersial yang terintegrasi dengan
fasilitas pendukung lainnya, kawasan Alam Sutera menghadirkan sebuah
kenyamanan, sekaligus kemudahan hidup yang sulit ditemui di kawasan lain.
Berbagai fasilitas berkualitas premium mulai dari pendidikan, hiburan, kesehatan,
hingga pusat perbelanjaan telah hadir dan kian melengkapi kawasan ini.
Hadirnya akses tol Alam Sutera di km 15 tol Jakarta-Merak, yang
diluncurkan September 2009 membuat Alam Sutera menjadi lebih dekat dan mudah
dijangkau dari Jakarta. Tak hanya itu, aksesibiltas yang baik tersebut juga mampu
menyediakan manfaat baik dari aspek sosial maupun ekonomi bagi kawasan Alam
Sutera dan sekitarnya.
Sebagai kawasan yang memiliki komitmen tinggi terhadap lingkungan,
seluruh proses perencanaan maupun pelaksanaan dalam pengembangan kawasan
merupakan implementasi dari ecological planning method, di mana dalam setiap
pengembangannya Alam Sutera selalu mengedepankan kondisi alam sekitar, meliputi
faktor topografi, hidrologi, akses, hingga demografi. Melalui seluruh proses ini,
Alam Sutera telah berhasil dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan
memberikan banyak manfaat bagi seluruh warganya.
Terhitung hingga hari ini terdapat sekitar 32 (tiga puluh dua) cluster
perumahan di Alam Sutera, masing-masing terdiri dari 150 hingga 300 unit rumah.
Jumlah populasi pun tercatat sekitar 4.500 keluarga dan akan terus bertambah sesuai
dengan perkembangan kawasan yang pesat.
Pesatnya pertumbuhan kawasan tersebut telah membuat Alam Sutera semakin
dipercaya oleh masyarakat sebagai pilihan dalam menciptakan hidup yang
berkualitas.Alam Sutera percaya bahwa semua upaya pengembangan harus
mengedepankan faktor lingkungan. Bagi Alam Sutera, faktor lingkungan bukan
hanya sebatas strategi pemasaran melainkan sebuah komitmen yang harus konsisten
dilaksanakan.
108
Gambar 4.5 Lokasi Bridging Campus Binus
Sumber : http://binus.ac.id/alam-sutera-campus/
Gambar 4.6 Lokasi Bridging Campus Binus
Sumber :Google Maps
109
Universitas Bina Nusantara Bridging Campus berada di kawasan Alam
Sutera.Lingkungan di sekitar Bridging Campus terdapat sekolah, gereja dan fasilitas
sosial, selain itu di wilayah ini terdapat pusat kegiatan seperti Mal Living
World.Gedung Bridging Campus ini menghadap Barat Laut dan terletak di
persimpangan Jalan Sutera Utama. Gedung ini memiliki batas-batas seperti dibawah
ini :
� Batas Utara : lahan kosong dan Bunderan Sutera
Utama
� Batas Timur Laut : Sport Center
� Batas Timur - Tenggara : Gereja Katolik St. Laurensius
� Batas Barat dan Selatan : lahan kosong
4.1.1.2 Analisa Mikro : Gedung Bridging Campus
Gambar 4.7 Tampak Depan Gedung Bridging Campus Binus
Sumber : http://www.tabloidrumah.com/2012/07/10/tiga-massa-untuk-beberapa-
masa/
Gedung Bridging Campus merupakan kampus transisi yang bersifat
sementara sebelum membangun gedung utama yaitu Gedung Universitas Bina
Nusantara Alam Sutra dan Gedung Binus Institute of Art and Design.Kampus ini
dibangun dikarenakan tingginya permintaan dan semakin banyaknya mahasiswa
yang mendaftar, mengingat tidak cukup nya kapasitas kampus lainnya.Area Bridging
110
Campus memiliki luas lahan sekitar 7.000 m2 dan luas bangunan sekitar 3300 m2
dengan kapasitas 3.500 mahasiswa.Untuk perancangan Perpustakaan School of
Design, gedung ini dimaksudkan sebagai Kampus School of Design Universitas Bina
Nusantara yang memiliki perpustakaan fakultas sendiri yaitu Perpustakaan School of
Design atau LKC School of Design Universitas Bina Nusantara. Perpustakaan School
of Designkan ditempatkan pada lantai 1 Bridging Campus.
Gambar 4.8 Denah Lantai 1 Bridging Campus
Sumber : Narasumber
Lantai dasar dari Bridging Campus memiliki luas sebesar 2.215 m2 yang
terdiri dari lobby, kantor pengelola, ruang akademis dan ruang dosen, ruang layanan
mahasiswa, marketing office, ruang kelas, toilet, gudang, kantin, ruang organisasi
mahasiswa, mushola, area teras, area tangga, dan ruang genset, pompa dan panel.
111
Gambar 4.9 Lobby Gambar 4.10 Kursi Diarea Lobby
Sumber : Dokumentasi Penulis Sumber : Dokumentasi Penulis
Gambar 4.11 Ruang Organisasi Mahasiswa Gambar 4.12 Ruang Marketing Office
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber :Dokumentasi Penulis
Gambar 4.13 Layanan Mahasiswa Gambar 4.14 Ruang Dosen dan Akademis
Sumber : Dokumentasi Penulis Sumber : Dokumentasi Penulis
112
Gambar 4.15 Ruang Pengelola Gambar 4.16 Ruang BM,ME dan Scurity
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
Gambar 4.17 Area Duduk Gambar 4.18 Area Duduk
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
Gambar 4.19 Lorong Ruang Kelas Gambar 4.20 Lorong Ruang Kelas
Sumber : Dokumentasi Penulis Sumber : Dokumentasi Penulis
113
Gambar 4.21 Kursi dan Meja Depan Kelas Gambar 4.22 Pintu Masuk Kelas
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
Gambar 4.23 Pintu Masuk Kelas Gambar 4.24 Furnitur diruang Kelas
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
Gambar 4.25 Furnitur diruang Kelas Gambar 4.26 Furnitur diruang Kelas
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
114
Gambar 4.27 Furnitur diruang Kelas Gambar 4.28 Furnitur diruang Kelas
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
Gambar 4.29 Kursi Dosen Gambar 4.30 Meja Komputer
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
Gambar 4.31 Toliet Gambar 4.32 Kantin
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
115
Gambar 4.33 Ruang Genset,dan Pompa Gambar 4.34 Mushola
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
Gambar 4.35 Parkiran Motor Gambar 4.36 Parkiran Mobil
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
Gambar 4.37 Ruang House Keeping Gambar 4.38 Tangga Naik ke Lantai 2
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
116
Gambar 4.39 Denah Lantai 2 Bridging Campus
Sumber : Narasumber
Sedangkan lantai 2 dari Bridging Campus memiliki luas sebesar 1.075 m2 yang
terdiri dari ruang-ruang kelas, laboratorium meja gambar, laboratorium komputer
animasi, laboratorium tracing, laboratorium bluescreeen, ruang editing-dubbing-
admin, toilet, area tangga, jembatan dan plaza, dan area sirkulasi tertutup
117
Gambar 4.40 Area Tangga dan Toliet Gambar 4.41 Lorong Ruang Kelas dan Lab
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
Gambar 4.42 Jembatan dan Plaza Gambar 4.43 Kursi Panjang
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
Gambar 4.44 Lorong Ruang Kelas Gambar 4.45 Kursi di Depan Kelas
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
118
Gambar 4.46 Loker Mahasiswa Gambar 4.47 Laboratorium Audio Visual
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
Gambar 4.48 Meja Gambar Gambar 4.49 Tangga
Sumber :Dokumentasi Penulis Sumber : Dokuemntasi Penulis
119
4.1.2 Analisa Manusia
4.1.4.1 Pengelola
Staf dari perpustakaanSchool of Design tidak memiliki staff sebanyak
perpustakaan pusat LKC Universitas Bina Nusantara. Pengelola perpustakaan terdiri
dari delapan orang yang masing-masing menjabat sebagai :
1. Kepala Perpustakaan School of Design
2. StaffPerpustakaan
3. Staff Pengembangan Koleksi
4. Staff Digital
Aktifitas yang dilakukan pengelola antara lain
1. Kepala Perpustakaan School of Design
• Memeriksa dokumen
• Menerima tamu
• Mengawasi staff dan perpustakaan
• Rapat
2. Staff Perpustakaan ( 2 Staf )
• Bertugas bidang pelayanan
• Membuat laporan bulanan dan tahunan
• Menyusun buku ke dalam rak
• Rapat
3. Staff Pengembangan Koleksi
• Mengelola buku / mengklasifikasi buku
• Merawat dan memperbaiki buku
• Membuat laporan bulanan dan tahunan
• Rapat
120
4. Staff Digital
• Memindahkan koleksi ke dalam bentuk digital
• Membuat laporan bulanan dan tahunan
• Rapat
5. Staff sirkulasi
• Membantu pengunjung perpustakaan untuk menjadi anggota perpustakaan
yang berlaku untuk dosen dan mahasiswa bina nusantara saja.
• Mendata pengunjung yang ingin meminjam dan mengembalikan buku
• Rapat
6. Staff loker pengunjung
• Menjaga area loker pengunjung agar tetap aman
• Membantu pengunjung yang ingin menaruh tas dan barang lain-lainnya
kedalam loker
• Memastikan pengunjung tidak membawa makanan dan minuman kedalam
perpustakaan
• Rapat
7. Staff Resepsionis
• Memberikan informasi kepada pengunjung
• Membantu pengunjung atau tamu yang ingin bertemu kepala
perpustakaan
• Rapat
4.1.4.2 Pengunjung
Pengunjung yang datang ke Perpustakaan School of Design Bina Nusantara
rata-rata adalah binusian, namun ada juga pengunjung yang non binusian, namun
maksud dan tujuan dari kedatangan harus dilengkapi dengan surat pengantar.
121
4.1.3 Program Ruang
4.1.3.1 Program Aktifitas dan Fasilitas
122
123
124
Gambar 4.50 Aktivitas dan Fasilitas
Sumber :Dokumentasi Penulis
125
4.1.3.2 Rekapitulasi
Gambar 4.51 Rekapitulasi
Sumber :Dokumentasi Penulis
126
4.1.3.3 Buble Diagram
Gambar 4.52 Bubble Diagram
Sumber :Dokumentasi Penulis
127
4.1.3.4 Hubungan Antar Ruang
Gambar 4.53 Hubungan Antar Ruang
Sumber :Dokumentasi Penulis
128
4.1.4 Analisa Permasalahan
Gedung atau ruang perpustakaan merupakan tempat khusus yang dirancang
sesuai dengan fungsi perpustakaan sehingga berbeda dengan perancangan gedung
atau ruang perkantoran umum.Untuk itu dalam merencanakan gedung atau ruangan
sebaiknya meibatkan pengelola perpustakaan.Letak gedung atau ruang sebaiknya di
lokasi yang strategis dan aksesebel (mudah dijangkau alat transportasi umum).
Bab IX pasal 38 UU No. 43 tahun 2007 menyebutkan bahwa : (1) Setiap
penyelenggara perpustakaan menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan
standar nasional perpustakaan. (2) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi.
Berdasarkan SNI, perpustakaan harus menyediakan ruang sekurang-
kurangnya 0,5 m2 untuk setiap mahasiswa, dengan penggunaan untuk areal koleksi
seluas 45% yang terdiri dari ruang koleksi buku, ruang multimedia, ruang koleksi
majalah ilmiah.
Sedangkan ruang pengguna seluas 30% yang terdiri dari ruang baca dengan
meja baca, meja baca berpenyekat, ruang baca khusus, ruang diskusi, lemari
katalog/komputer, meja sirkulasi, tempat penitipan tas dan toilet.
Ruang staf perpustakaan seluas 25% terdiri dari ruang pengolahan, ruang
penjilidan, ruang pertemuan, ruang penyimpanan buku yang baru diterima, dapur dan
toilet.
Sirkulasi
Sirkulasi merupakan hal yang amat penting dalam menunjang pengelolaan
perpustakaan.Sirkulasi yang ideal untuk perpustakaan adalah 1 m2 dengan penataan
rak buku yang cukup untuk pengunjung maupun staf.
Penataan dan pendistribusian area yang tidak memusat membuat sirkulasi
menjadi lebih nyaman dan kesan lebih terbuka.
Pencahayaan
Pencahayaan merupakan hal yang paling utama dalam merancang sebuah
perpustakaan, dikarenakan untuk menjaga koleksi yang ada didalam perpustakaan
tersebut agar tidak rusak, koleksi maupun buku dan video haruslah dijauhi dari
129
paparan sinar matahari secara langsung.Selain itu, pencahayaan yang baik juga harus
diperhatikan agar pengunjung yang sedang berada di perpustakaan dan membaca
buku didalam area baca tidak mudah lelah.Namun bukaan-bukaan seperti jendela
haruslah tetap ada demi menjaga kesehatan ruangan.Jenis lampu yang baik
digunakan untuk perpustakaan adalah General Lighting dan Task Lighting.
Penghawaan
Selain pencahayaan, penghawaan juga harus diperhatikan dalam merancang
perpustakaan, penghawaan yang baik akan dapat menjaga kualitas buku dan koleksi
lainnya. Suhu yang terbaik untuk menjaga kualitas koleksi sebuah perpustakaan
adalah 18oC. Apabila suhu terlalu lembab akan cepat membuat koleksi rusak, selain
itu akan membuat banyak bakteri berkembang biak seperti jamur, namun apabila
terlalu kering, buku akan mudah sobek dan rapuh. Penghawaan yang baik juga
ditunjang dengan penghawaan alami, agar udara didalam perpustakaan berganti
Akustik.
Pepustakaan merupakan tempat dimana suasana diharapkan untuk hening dan
tidak berisik, penggunaan material lantai yang salah akan membuat perpustakaan
menjadi tidak nyaman. Dengan menggunakan lantai yang terbuat dari material Vynil
atau karpet akan dapat meredam suara-suara bising, namun untuk material karpet
memiliki kekurangan yaitu mudah kotor dan menyimpan bakteri dan kotoran.
Warna.
Warna memainkan peranan penting dalam perancangan interior sebuah perpustakaan,
penggunaan warna-warna yang suram akan membuat pengunjung merasa tidak
nyaman, selain itu apabila menggunakan warna yang terlau terang akan membuat
pengunjung juga merasa risih. Berikut merupakan psikologi warna :
• Merah : kehangatan dan kesenangan; menggairahkan dan merangsang; panas
dan bahaya,
• Emas : ningrat dan mewah; bersorak-sorai, riang gembira; gemerlap;
ornamental,
• Jingga : ramah-tamah, menyenangkan dan bercahaya; hangat dan
menggairahkan; menggelisahkan, membingungkan,
• Biru : ketenangan dan keredaan; menyejukan dan menentramkan; sejuk,
lembut, dan menyegarkan,
130
• Hijau : ceria; menyejukan dan menentramkan; alami; sejuk; enerjik;
ketiadaan gerak; keseimbangan,
• Putih : kemurnian dan kebersihan; monoton dan membosankan;
menyilaukan,
• Ungu : ketaatan dan kesepian; kekhidmatan; elok,
• Kuning: bersorak-sorai; riang gembira,
• Cokelat: tidak gembira, patah hati; warna tanah dan netral,
• Hitam : dukacita, kekhidmatan; kematian; keputusasaan; kesedihan.
Oleh karena itu dalam perancangan interior perpustakaan, warna-warna yang
sebaiknya dipilih adalah putih, biru dengan aksen hijau dan ungu agar lebih ceria dan
energetik.
4.2 Konsep Perancangan
Konsep dari Perancangan furnitur dan aksesoris Perpustakaan School of
Design Bina Nusantara adalah membuat para pengunjung merasa nyaman saat
berada didalam perpustakaan dan dapat memenuhi kebutuhan dari para pengunjung
perpustakaan.
4.2.1 Konsep bentuk
Konsep bentuk furniture dan aksesoris perpustakaan School of Design bina
nusantara adalah garis organik yang memliki bentuk dynamic.dari garis – garis
dynamic tersebut terbentuk furniture dan aksesoris yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan para pengunjung pada area lounge
131
`
garus dan bentuk
Gambar 4.54 Images Board
Sumber : Dokumentasi Penulis
132
4.2.2 Konsep Material
Berikut ada beberapa macam material yang dijadikan bahan pertimbangan
untuk pemilihan material dalam merancang furniture dan aksesoris pada area lounge
perpustakaanSchool Of Design Universitas Bina Nusantara
Gambar 4.55 Pembobotan Material
Sumber : Dokumentasi Penulis
Dari hasil analisa pembobotan material atas maka dapat disimpulkan
bahwa material yang digunakan dalam merancang furniture dan aksesoris
pada area lounge perpustakaan SOD adalah kayu dan fabric.
• Kayu jati
Gambar 4.56 kayu jati
Sumber: http://www.bangunjati.com
133
• Fabric
Gambar 4.57 fabric
Sumber: http://www.the-millshop-online.co.uk/blog/craft-fabric/
4.2.3 Marketing Mapping
Gam
bar 4.58 Marketing Mapping
Sumber : Dokumentasi Penulis
Pada gambar diatas menunjukan bahwa pasar yang dipilih oleh penulis untuk
merancanag furniture dan aksesoris untuk digunakan pada area lounge
perpustakaanSchool Of Design Universitas Bina Nusantara adalah pasar yang
mengarah simple modern.
134
4.2.4 Bahan Finishing Kayu
Gambar 4.59 Aqua Wood Finish Propan
Sumber : www.propanraya.com
Impra Aqua Wood Finish terdiri dari serangkaian produk finishing
kayu “ Waterbase “ (berpengencer air) yang diformulasikan dengan bahan-
bahan yang tidak mengandung logam berat, seperti timah, air raksa dan bahan
kimia lainnya yang dapat menggangu kesehatan manusia. Berbagai penelitian
telah lama mengindasikan bahwa logam dan beberapa zar kimia beracun
lainnya dapat menyebabkan penyakit kanker, gangguan pernafasan, gangguan
sistem hormonal, dan penyakit lainnya.
135
4.2.5 Sketsa
Gambar 4.60 Sketsa Kursi 1
Sumber : Dokumentasi Penulis
136
Gambar 4.61 Sketsa Kursi 2
Sumber : Dokumentasi Penulis
Gambar 4.62 Sketsa Kursi Tampak Samping
Sumber :Dokumentasi Penulis
137
4.2.6 3D Modeling
Gambar 4.63Kursi 3D Modeling
Sumber :Dokumentasi Penulis
Gambar 4.64 Meja 3D Modeling
Sumber :Dokumentasi Penulis
138
Gambar 4.65 Standing Lamp 3D Modeling
Sumber :Dokumentasi Penulis
Gambar 4.66Rak Majalah 3D Modeling
Sumber : Dokumentasi Penulis
139
Gambar 4.67 Coffee Table 3D Modeling
Sumber : Dokumentasi Penulis
Gambar 4.68 Perspektif 1
Sumber : Dokumentasi Penulis
140
Gambar 4.69 Perspektif 2
Sumber : Dokumentasi Penulis
Gambar 4.70 perspektif 3
Sumber : Dokumentasi Penulis
141
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Perpustakaan untuk fakultas desain Universitas Bina Nusantara berbeda
dengan perpustakaan akademik, perpustakaan ini dikelola oleh fakultas yaitu School
of Design yang mencakup jurusan desain interior dan desain komunikasi visual.
Koleksi dari pepustakaan Universitas Bina Nusantara (LKC) tidak dapat mencakup
kebutuhan mahasiswa fakultas desain, maka dari itu dibutuhkanlah sebuah
perpustakaan yang memiliki koleksi yang spesifik untuk menunjang kebutuhan
perkuliahan dari mahasiswa fakultas desain Universitas Bina Nusantara.maka dari
untuk menunjang aktivitas perkuliahan anak” desain dibuat perpustakaan school of
design yang dikelola oleh jurusan.
5.2 Saran
Saran penulis untuk laporan tugas akhir mengenai tentang perancangan
furnitur dan aksesoris pada perpustakaan School Of Design Universitas Bina
Nusantara sebagai berikut :
• Diperlukan konsep perpustakaan School Of Design yang tidak membuat para
pengunjung merasa bosan dan mampu membangkitkanmooddi dalam
perpustakaan.
• Diperlukan furnitur yang dapat menunjang semua kegiatan yang ada didalam
perpustakaan.
• Diperlukan penggunaan material yang green untuk menjaga kelestarian alam
dan untuk membuat lingkungan perpustakaan menjadi sehat
142
Daftar Pustaka
Sulistyo Basuki (1991) Pengantar Ilmu Perpustakaan, PT. Gramedia Pustaka Utama
a. s. (2014). tentang kami. Retrieved Oktober 22, 2014, from Alam sutera: http://www.alam-sutera.com/
n. p., & n. p. (2014). Nama kabupaten/kota di provinsi banten. Retrieved oktober 17, 2014, from negeri pesona: http://www.negeripesona.com/2013/09/nama-kabupaten-kota-di-provinsi-banten.html
P. S. (n.d.). Syestem Layanan Perpustakaan. Retrieved oktober 14, 2014, from Perpustakaan Smp Negeri 13 Malang: http://basejame.wordpress.com/syestem-layanan-perpustakaan/
scribd. (n.d.). Keputusan Menteri Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. Retrieved oktober 16, 2014, from scribd: http://www.scribd.com/doc/66180287/Keputusan-Menteri-Pedoman-Pendirian-Perguruan-Tinggi
D. P. (n.d.). KLASIFIKASI UNIVERSAL DECIMAL CLASSIFICATION (UDC). Retrieved oktober 15, 2014, from INFORMASI PERPUSTAKAAN: http://donyprisma.wordpress.com/2012/11/25/klasifikasi-universal-decimal-classification-udc/
Isra. (2013). Sistem pelayanan tertutup. Retrieved oktober 12, 2014, from PERPUSTAKAAN R@_CHyLlHa: https://sites.google.com/site/layananperpustakaan/sistem-layanan-perpustakaan/sistem-pelayanan-tertutup
N. W. (n.d.). Sejarah Perkembangan Perpustakaan di Indonesia. Retrieved oktober 19, 2014, from nurulwe: http://nurulwe.wordpress.com/2012/11/08/sejarah-perkembangan-perpustakaan-di-indonesia/
143
LAMPIRAN
144
LAMPIRAN 1.PROSES PRODUKSI
Penyambungan Sandaran Tangan Kursi Penyambungan Kaki Kursi
Penyambungan Sandaran Belakang Kursi Penyemprotan Aqua Wood Finish
Rangka Dudukan Pembungkusan Busa pada Rangka Dudukan
145
LAMPIRAN 2. FURNITUR
Kursi Lounge
Pembungkusan Kain Sofa pada Rangka Dudukan
Hasil Pembungkusan Kain Sofa
146
Standing Lamp Meja
Rak Majalah Coffee Table
147
LAMPIRAN 3. 3D MODELING
Kursi 3D Modeling
Meja 3D Modeling
148
Coffee Table 3D Modeling
Standing Lamp 3D Modeling
149
RakMajalah 3D Modeling
LAMPIRAN 4. 3D RUANGAN
Perspektif 1
150
Perspektif 2
Perspektif 3
151
LAMPIRAN 5. PANEL
Panel 1 Panel 2