BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum -...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum -...
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Sekolah
A. Pengertian Sekolah
Kata sekolah berasal dari bahasa latin, yaitu skhole, scola, scolae atau
skhola yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang, dimana
ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak ditengah-
tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu
masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah
mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang
moral (budi pekerti) dan estetika (seni).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sekolah adalah
bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima
dan memberi pelajaran. Sedangkan menurut
Untuk mendampingi dalam kegiatan sekolah anak-anak didampimgi
oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak (siswa). Sebuah
sekolah dipimpin oleh oleh seorang kepala sekolah. Kepala sekolah
dibantu oleh wakil kepala sekolah. Jumlah wakil kepala sekolah dari setiap
sekolah berbeda-beda tergantung dari kebutuhannya. Bangunan sekolah
disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi
dengan fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah
mempunyai peran penting dalam terlaksananya proses pendidikan.
B. Karakteristik Sekolah
Ciri dari sebuah sekolah yaitu adanya visi dan misi yang dipahami
bersama oleh komunitas sekolah, yang dari sini dapat dirinci lagi menjadi
tiga:
1. Adanya sistem nilai dan keyakinan yang saling di mengerti oleh
komunitas sekolah, adanya tujuan sekolah yang jelas dan adanya
kepemimpinan intruksional.
2. Iklim belajar yang kondusif di sekolah yang meliputi. Adanya
8
keterlibatan dan tanggung jawab siswa, lingkungan fisik yang
mendukung, perilaku siswa yang positif, adanya dukungan keluarga
dan masyarakat terhadap sekolah.
3. Ada penekanan pada proses belajar, yang terdiri dari memusatkan diri
pada kurikulum dan instruksional, ada pengembangan dan kolegialitas
para guru, adanya harapan yang tinggi dari komunitas sekolah, dan
adanya pemantauan yang berulang-ulang terhadap kemajuan belajar
siswa.
C. Jenis Pendidikan di Sekolah
Pendidikan dibagi menjadi 3 katagori, yaitu:
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan di sekolah yang di peroleh
secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-
syarat yang jelas. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang
lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta
untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban
memberikan pelayanan kepada generasi muda dalam mendidik warga
negara.
Adapaun tingkatan pendidikan formal, yaitu:
a. Prasekolah
Dari kelahiran sampai usia 3 tahun, kanak-kanak Indonesia pada
umumnya tidak memiliki akses terhadap pendidikan formal. Dari
usia 3 sampai 4 atau 5 tahun, mereka memasuki taman kanak-kanak.
Pendidikan ini tidak wajib bagi warga negara Indonesia, tujuan
pokoknya adalah untuk mempersiapkan anak didik memasuki
sekolah dasar. Periode taman kanak-kanak biasanya dibagi ke dalam
"Kelas A" (atau Nol Kecil) dan "Kelas B" (atau Nol Besar), masing-
masing untuk periode satu tahun.
b. Sekolah Dasar
Anak – anak berusia 6–11 tahun memasuki sekolah dasar (SD) atau
madrasah ibtidaiyah (MI). Tingkatan pendidikan ini adalah wajib
bagi seluruh warga negara Indonesia berdasarkan konstitusi nasional.
Tidak seperti taman kanak-kanak yang sebagian besar di antaranya
9
diselenggarakan pihak swasta, justru sebagian besar sekolah dasar
diselenggarakan oleh sekolah-sekolah umum yang disediakan oleh
negara (disebut "sekolah dasar negeri" atau "madrasah ibtidaiyah
negeri"), terhitung 93% dari seluruh sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah yang ada di Indonesia. Sama halnya dengan sistem
pendidikan di Amerika Serikat dan Australia, para siswa harus
belajar selama enam tahun untuk menyelesaikan tahapan ini.
Beberapa sekolah memberikan program pembelajaran yang
dipercepat, di mana para siswa yang berkinerja bagus dapat
menuntaskan sekolah dasar selama lima tahun saja.
c. Sekolah Menengah Pertama
Sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs)
adalah bagian dari pendidikan dasar di Indonesia. Setelah tamat dari
SD/MI, para siswa dapat memilih untuk memasuki SMP atau MTs
selama tiga tahun pada kisaran usia 12-14. Setelah tiga tahun dan
tamat, para siswa dapat meneruskan pendidikan mereka ke sekolah
menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), atau
madrasah aliyah (MA).
d. Sekolah Menengah Atas
Di Indonesia, pada tingkatan ini terdapat tiga jenis sekolah, yaitu
sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK),
dan madrasah aliyah (MA). Siswa SMA dipersiapkan untuk
melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, sedangkan siswa
SMK dipersiapkan untuk dapat langsung memasuki dunia kerja
tanpa melanjutkan ke tahapan pendidikan selanjutnya. Madrasah
aliyah pada dasarnya sama dengan sekolah menengah atas, tetapi
porsi kurikulum keagamaannya (dalam hal ini Islam) lebih besar
dibandingkan dengan sekolah menengah atas. Jumlah sekolah
menengah atas di Indonesia sedikit lebih kecil dari 9.000 buah.
Klasifikasi Sekolah Menengah Atas Negeri DKI Jakarta secara
umum SMA di bedakan menurut kategori berikut ini :
1. SMAN Reguler, adalah SMA dengan status Negeri yang
menjalankan program pendidikan standar tanpa ada program khusus.
2. SMAN Pendamping Plus Tingkat Kota, adalah sekolah pada
10
tingkat kota yang mampu menerapkan program 7K, selain itu
memiliki lulusan 70 % masuk ke jenjang PT dengan nilai rata-rata
kelulusan 7,0.
3. SMAN Plus Tingkat Kota, adalah sekolah menengah atas yang
berstatus negeri di sebuah kota yang mampu memenuhi program 7 K
dan tingkat keberhasilan masuk ke PT 80 % dengan nilai rata-rata
7,0.
4. SMAN Plus Tingkat Propinsi, yang menyelenggarakan pendidikan
dengan memnuhi kriteria 7K tingkat keberhasilan masuk ke PT
mencapai 95 % dengan nilai rata-rata kelulusannya 7,0.
5. SMAN Plus Standar Nasional/Internasional, dikenal dengan
sekolah unggulan adalah SMAN yang memenuhi kriteria 7 K dimana
lulusannya 100 % berhasil masuk ke PT dengan nilai rata-rata 8,0.
e. Perguruan Tinggi
Setelah tamat dari sekolah menengah atas atau madrasah aliyah, para
siswa dapat memasuki perguruan tinggi. Pendidikan tinggi di
Indonesia dibagi ke dalam dua kategori: yakni negeri dan swasta.
Kedua-duanya dipandu oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
Terdapat beberapa jenis lembaga pendidikan tinggi; misalnya
universitas, sekolah tinggi, institut, akademi, dan politeknik. Ada
beberapa tingkatan gelar yang dapat diraih di pendidikan tinggi,
yaitu Diploma 3 (D3), Diploma 4 (D4), Strata 1 (S1), Strata 2 (S2),
dan Strata 3 (S3).
Setiap sekolah wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Ruangan-ruangan yang wajib ada di sekolah, yaitu :
• Lahan
• Ruang kantor, Ruang kepala/wakil kepala sekolah dan ruang guru
• Ruang kelas mulai dari tingkatan bawah hingga atas
• Ruang kesehatan (UKS)
• Ruang tata usaha
11
• Ruang perpustakaan
• Ruang laboratorium
• Tempat berolahraga
• Tempat beribadah
• Kantin
• Instalasi daya dan jasa
• Tempat bermain
• Tempat berkreasi
• Toilet
• Ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran teratur dan berkelanjutan
2. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil
pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan
nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar
nasional pendidikan. Contohnya mengenai tentang keagamaan, budi
pekerti, etika, sopan santun, moral dan sosialisasi.
Dalam pendidikan informal, Keluarga merupakan tahapan pertama
yang dilalui seorang anak dalam mengarungi pendidikan contohnya
seperti pengenalan tentang tuhan, pengenalan yang baik dan mana yang
tidak baik. Kemudian Lingkungan yang mengajarkan seorang anak
untuk bersosialisasi terhadap masyarakat luas.
3. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
12
profesional. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan
hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket
A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.
Satuan pendidikan penyelenggara yang terdapat di pendidikan
nonformal, sebagai berikut:
- Kelompok bermain (KB)
- Taman penitipan anak (TPA)
- Lembaga kursus
- Sanggar
- Lembaga pelatihan
- Kelompok belajar
- Pusat kegiatan belajar masyarakat
- Majelis taklim
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan
sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja,
usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
a. Sanggar
Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh
suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu
kegiatan. Selama ini suatu tempat dengan nama "sanggar" biasa
digunakan untuk kegiatan sebagai berikut:
- Sanggar ibadah: tempat untuk beribadah biasanya di halaman
belakang rumah (tradisi masyarakat Jawa zaman dulu).
- Sanggar seni: tempat untuk belajar seni (lukis, tari, teater, musik,
kriya/kerajinan dll).
13
- Sanggar kerja: tempat untuk bertukar fikiran tentang suatu pekerjaan.
- Sanggar anak: tempat untuk anak-anak belajar suatu hal tertentu di
luar kegiatan sekolah, dll.
Selain sanggar, kursus juga merupakan salah satu lembaga
pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal,
sehingga hal ini kadang menimbulkan kerancuan pemahaman
tentang sanggar dan kursus, untuk membedakan hal tersebut dapat
kita lihat dalam penjelasan berikut. Sanggar dan kursus adalah sama-
sama merupakan lembaga pelatihan dan keduanya termasuk kedalam
jenis pendidikan nonformal, namun antara sanggar dan kursus
memiliki perbedaan, adapun perbedaan tersebut adalah:
- Kursus biasanya hanya mencakup proses pembelajaran atau kegiatan
belajar mengajar, sedangkan sanggar mencakup seluruh proses dari
awal hingga akhir yaitu mencakup proses pengenalan (biasanya
melalui workshop/pelatihan singkat), pembelajaran, penciptaan atau
membuat karya, dan produksi. Contohnya pembelajaran melukis,
membuat karya lukis kemudian pameran, penjualan/pelelangan
semua dilakukan di dalam sanggar. Untuk sertifikat sebagian besar
sanggar biasanya tidak memberikan sertifikat, kecuali pada sanggar-
sanggar tertentu yang memang memiliki program untuk memberikan
sertifikat pada peserta didiknya.
- Kursus biasanya menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dalam
waktu singkat (kursus menjahit, selama 3 bulan/ 50 jam) jadi pesrta
pelatihan dalam lembaga kursus tersebut hanya menjadi anggota
selama 3 bulan saja, setelah itu peserta mendapat sertifikat dan
keanggotaan kursus berakhir, sedangkan pada sanggar seni memiliki
masa keanggotaan lebih lama bahkan terkesan tidak ada batas waktu
keanggotaan.
Penggunaan kata sanggar yang lain adalah Sanggar Kegiatan
Belajar atau lazim disingkat SKB. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas yang ada di bawah Dinas
Pendidikan di tingkat kabupaten/kota. UPTD Sanggar Kegiatan
Belajar bertugas melaksanakan sebagian kewenangan Dinas
Pendidikan dalam rangka mengembangkan model pendidikan anak
14
usia dini, nonformal dan informal di tingkat kabupaten/kota.
Lembaga sejenis untuk tingkat provinsi disebut Balai Pengembangan
Kegiatan Belajar atau disingkat BPKB, tingkat regional disebut Balai
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan
Informal disingkat BPPAUDNI dan Pusat Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal disingkat
P2PAUDNI. Jabatan fungsional PNS yang ditugaskan di SKB,
BPKB, BP-PAUDNI dan P2-PAUDNI adalah Pamong Belajar.
b. Sanggar Seni
Sanggar seni adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan
oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk berkegiatan seni
seperti seni tari, seni lukis, seni kerajinan atau kriya, seni perandan
lainnya. Kegiatan yang ada dalam sebuah sanggar seni berupa
kegiatan pembelajaran tentang seni, yang meliputi proses dari
pembelajaran, penciptaan hingga produksi dan semua proses hampir
sebagian besar dilakukan di dalam sanggar (tergantung ada tidaknya
fasilitas dalam sanggar), sebagai contoh apabila menghasilkan karya
berupa benda (patung, lukisan, kerajinan tangan dan lain-lain) maka
proses akhir adalah pemasaran atau pameran, apabila karya seni
yang dihasilkan bersifat seni pertunjukan (teater, tari, pantomimdan
lainnya) maka proses akhir adalah pementasan.
Sanggar seni termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal.
Sanggar seni biasanya didirikan secara mandiri atau perorangan,
mengenai tempat dan fasilitas belajar dalam sanggar tergantung dari
kondisi masing-masing sanggar ada yang kondisinya sangat terbatas
namun ada juga yang memiliki fasilitas lengkap, selain itu sistem
atau seluruh kegiatan yang terjadi dalam sanggar seni sangat
fleksibel, seperti menyangkut prosedur administrasi, pengadaan
sertifikat, pembelajaran yang menyangkut metode pembelajaran
hingga evaluasi dll, mengikuti peraturan masing-masing sanggar
seni, sehingga antara sanggar seni satu dengan lainnya memiliki
peraturan yang belum tentu sama. Karena didirikan secara mandiri,
sanggar seni biasanya berstatus swasta, dan untuk penyetaraan hasil
15
pendidikannya harus melalui proses penilaian penyetaraan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
agar bisa setara dengan hasil pendidikan formal.
b.1 Jenis Pendidikan Kesenian
1. Seni Musik
Seni musik adalah suatu cabang seni yang menggunakan musik
sebagai sarana untuk mengungkapkan ekspresi pembuatnya.
Sedangkan musik adalah seni yang menggunakan suara yang disusun
sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan
keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang
dapat menghasilkan irama. Beberapa orang menganggap musik tidak
berwujud sama sekali. Musik menurut Aristoteles mempunyai
kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi
rekreatif, dan menumbuhkan jiwa patriotisme.
Etimologi kata “musik” berasal dari bahasa Inggris music.
Sedangkan kata “music” berasal dari bahasa Yunani mousikê. Kata
tersebut digunakan untuk merujuk kepada semua seni yang dipimpin
oleh Muses. Namun, kebanyakan seni yang dipimpin oleh Muses
berupa seni musik dan puisi. Kemudian di Roma, kata ars musica
digunakan untuk mengistilahkan puisi yang menggunakan instrumen
musik.
2. Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan
media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan
ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk,
volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan antara seni rupa
murni dan seni rupa terapan, proses penciptaan seni rupa murni lebih
menitik beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya lukisan,
sedangkan seni rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan
dan fungsi tertentu misalnya seni kriya. Sedangkan, jika ditinjau dari
segi wujud dan bentuknya, seni rupa terbagi 2 yaitu seni rupa 2
dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar saja dan seni rupa 3
dimensi yang memiliki panjang lebar serta ruang.
16
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah
fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine
art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk
kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam
bahasan visual arts.seni rupa terbagi menjadi dua bagian yakni
senirupa murni dan senirupa terapan.
3. Seni Tari
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat
dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan
perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik
pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud
yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-
hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Gerak di dalam tari
bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi
bentuk ekspresif dan estetis. Sebuah tarian sebenarnya merupakan
perpaduan dari beberapa buah unsur,yaitu wiraga (raga), Wirama
(irama), dan Wirasa (rasa). Ketiga unsur ini melebur menjadi bentuk
tarian yang harmonis. Unsur utama dalam tari adalah gerak. Gerak
tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Unsur- unsur
anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri
sendiri, bergabung ataupun bersambungan.
4. Seni Teater
Teater (bahasa Inggris: theater atau theatre, bahasa Perancis
théâtre berasal dari kata theatron (θέατρον) dari bahasa Yunani,
yang berarti "tempat untuk menonton"). Teater adalah istilah lain
dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah
proses pemilihan teks atau naskah, penafiran, penggarapan,
penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan
dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton,
pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater
disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater bisa diartikan
dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater
dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan
manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak
17
dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam arti luas, teater
adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.
5. Desain
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan
berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata
"desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja.
Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat
dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain"
digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif,
baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek
nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi,
estetika, dan berbagai macam aspek lainnya, dengan sumber data
yang didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari
desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara
umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul
istilah "perancangan proses". Salah satu contoh dari perancangan
proses adalah perancangan proses dalam industri kimia.
Penggunaan istilah design atau desain bermula dari gambar teknik
arsitektur (gambar potong untuk bangunan) serta di awal
perkembangan, istilah desain awalnya masih berbaur dengan seni
dan kriya. Di mana, pada dasarnya seni adalah suatu pola pikir untuk
membentuk ekpresi murni yang cenderung fokus pada nilai estetis
dan pemaknaan secara privasi. Sedangkan desain memiliki
pengertian sebagai suatu pemikiran baru atas fundamental seni
dengan tidak hanya menitik-beratkan pada nilai estetik, namun juga
aspek fungsi dan latar industri secara massa, yang memang pada
realitanya pengertian desain tidak hanya digunakan dalam dunia seni
rupa saja, namun juga dalam bidang teknologi, rekayasa, dll.
Secara garis besar, ada tujuh prinsip di dalam dunia desain yaitu :
• Keseimbangan
• Kesatuan
• Perbandingan
18
• Urutan
• Irama
• Skala
• Fokus
b.2 Ruang Kelas Musik
Ruang khusus musik pada sekolah seni sama halnya dengan ruang
studio musik di tempat penyewaan studio maupun lembaga kursus.
Pada ruang kelas musik di lembaga kursus, dibuat satu ruangan
hanya satu orang siswa dan pengajarnya karena sistem
pengajarannya bersifat tertutup (private). Sedangkan untuk sekolah,
biasanya sistem pengajarannya digabung menjadi beberapa siswa
dalam satu kelas dikarenakan sistem pengajarannya bersifat terbuka.
Aktifitas belajar siswa pada ruang musik bekisar antara 30 menit
hingga 45 menit. Ruang musik sendiri dibagi menjadi beberapa
bagian, seperti kelas gitar/bass, kelas biola, keyboard/piano.
Biasanya untuk kelas drum dipisahkan sendiri dikarena kan drum
membutuhkan ruang yang lebih besar untuk perbandingan suara saat
berlatih.
Biasanya pada ruang kelas musik, fasilitas yang disediakan terdiri
dari alat musik beserta tempat penyimpanannya, kursi untuk siswa,
kursi dan meja untuk pengajar, sheet music stand dan papan tulis
berukuran sedang.
b.3 Fasilitas Sarana dan Prasarana di Sanggar (Sekolah) Seni
Fasilitas untuk menunjang kegiatan belajar di sekolah seni tidak
sekolah biasa pada umumnya. Namun pastinya sekolah seni
memiliki suatu ruang khusus yang berbeda dari sekolah biasanya.
Pada sekolah seni, dibutuhkan ruang khusus musik masing-masing
untuk berlatih gitar, piano, biola dan berbagai macam alat musik
lainnya. Dan ruang musik itu sendiri memiliki kebutuhan khusus
yaitu kedap suara. Selain itu dibutuhkan area hall kecil untuk
melakukan gladiresik disaat ada pementasan. Selain itu
diperlukannya juga ruang lukis/gambar dengan berbagai macam alat-
alat penunjang untuk menggambar/melukis. Studio tari dan teater
19
dan sebagainya.
D. Fungsi dan Tujuan Sekolah
Secara fundamental sekolah berfungsi untuk memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang dibutuhkan siswa agar
dapat memiliki modal di masa depan secara utuh serta tersalurkannya
bakat dan potensi diri dimiliki.
Sedangkan dari segi konteks sosial sekolah mempunyai beberapa
fungsi yakni:
1. Sekolah mempersiapkan seseorang untuk mendapat suatu pekerjaan.
Penerapan sistem sekolah bermaksud untuk memberikan kompetensi-
kompetensi jenis keahlian dalam lahan pekerjaan yang terbentang luas
kompleksitasnya. Anak yang menamatkan sekolah diharapkan
sanggup melakukan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dunia
pekerjaan atau setidaknya mempunyai dasar untuk mencari nafkah.
Makin tinggi pendidikan makin besar harapannya memperoleh
pekerjaan yang layak dan memiliki prestise tinggi. Dengan ijasah
yang tinggi seseorang dapat memahami dan menguasai pekerjaan
kepemimpinan atau tugas lain yang dipercayakan kepadanya.
2. Sekolah sebagai alat alat transmisi kebudayaan
Fungsi transmisi kebudayaan masyarakat kepada anak menurut
Vembriarto (1990) dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1)
transmisi pengetahuan & keterampilan, dan (2) transmisi sikap, nilai-
nilai dan norma-norma. Transmisi pengetahuan ini mencakup
pengetahuan tentang bahasa, sistem matematika,
pengetahuan alam dan sosial serta penemuan-penemuan teknologi.
Wujud keberadaan sekolah merupakan bukti tentang kiprah peranan
lembaga pendidikan dalam mengupayakan terjaminnya transformasi
nilai-nilai dan norma yang senantiasa dijunjung tinggi. Sementara itu,
dalam masyarakat modern di sekolah, anak tidak hanya mempelajari
pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga sikap, nilai-nilai dan
norma-norma.
Sebagian besar sikap dan nilai-nilai itu dipelajari secara informal
melalui situasi formal di kelas dan di sekolah. Melalui contoh pribadi
20
guru, isi cerita buku-buku bacaan pelajaran sejarah dan geografi serta
situasi lingkungan sekolah anak mempelajari sikap, nilai-nilai dan
norma-norma masyarakat.
3. Sekolah mengajarkan peranan social
Pendidikan diharapkan membentuk manusia sosial yang dapat bergaul
dengan sesama manusia sekalipun berbeda agama, suku bangsa,
pendirian dan sebagainya. Seorang anak juga harus dapat
menyesuaikan diri dalam situasi sosial yang berbeda-beda.
4. Sekolah sebagai penyedia tenaga pembangunan
Bagi negara-negara berkembang, pendidikan dipandang menjadi alat
yang paling ampuh untuk menyiapkan tenaga produktif guna
menopang proses pembangunan. Kekayaan alam hanya mengandung
arti bila didukung oleh keahlian. Maka karena itu manusia merupakan
sumber utama bagi negara.
5. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib
Semenjak diterapkannya sistem pendidikan yang bebas dinikmati
secara merata oleh berbagai lapisan masyarakat maka secara otomatis
telah meruntuhkan tembok ketimpangan sosial, feodalisme. Sekolah
menjadi tempat yang paling strategis untuk menyalurkan kebutuhan
mobilitas vertikal dalam kerangka stratifikasi sosial masyarakat. Bagi
orang-orang yang ingin menapaki karier hidup yang lebih prestisius
maka mereka cukup mendaftarkan diri ke lembaga sekolah dan
berproses secara serius sampai pada akhirnya menerima bukti
kelulusan. Tidak sedikit yang berhasil menapaki jenjang karir
hidupnya melalui sekolah meskipun memiliki latar belakang status
sosial yang rendah.
6. Fungsi sekolah sebagai alat integrasi social
Dalam masyarakat yang bersifat heterogen dan pluralistik,
terjaminnya integrasi sosial merupakan fungsi pendidikan sekolah
yang cukup penting. Masyarakat Indonesia mengenal bermacam-
macam suku bangsa masing-masing dengan adat istiadat. Dengan
demikian bahaya disintegrasi sosial sangat besar. Sebab itu fungsi
sekolah yang terpenting adalah menjamin integrasi sosial.
Adapun tujuan didirikannya sekolah adalah sebagai berikut:
21
1. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya
dan alam sekitarnya yang menjiwai ajaran agama Islam.
2. Meningkatkan kemampuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi dengan kompetitif.
3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.
2.1.2 Furnitur
A. Pengertian Furnitur
Furnitur atau mebel memiliki makna yang sama. Furnitur merupakan
suatu benda yang tidak hanya sebagai aksesori dan pajangan di dalam
suatu bangunan, namun dapat digunakan atau dapat dipakai sebagai
pelengkap aktifitas penghuni bangunan tersebut. Mebel berasal dari kata
movable, yang artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan
lemari relatif mudah digerakkan dari batu besar, tembok, dan atap.
Sedangkan kata furnitur berasal dari bahasa Prancis fourniture (1520-30
Masehi). Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau
perabot rumah atau ruangan. Walaupun mebel dan furniture punya arti
yang beda, tetapi yang ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan
lainnya.
B. Sejarah Furnitur
Sejarah furnitur dideteksi dari artefak, atau peninggalan prasejarah atau
bisa terlihat dari gambar-gambar peninggalan kuno. Furnitur tertua yang
ditemukan ialah dari zaman neolitikum. Furnitur sudah menjadi bagian
dalam hidup manusia bahkan sejak zaman Neolitikum atau zaman batu.
Mebel tertua yang ditemukan sampai saat ini adalah mebel di Oarkney,
Skotlandia peninggalan zaman neolithic sekitar tahun 3100–2500 Sebelum
Masehi. Di desa Skara Brae, Orkney, Scotlandia Utara, terdapat situs
rumah kuno peninggalan zaman Neolitikum 3100–2500 sebelum Masehi.
Menariknya, di rumah batu terdapat perlengkapan yang cukup lengkap.
Ada lemari pakaian, tempat tidur, lemari tundan, tempat duduk dari batu,
dan wadah kerang. Lemari pakaian menjadi mebel yang cukup penting
22
pada waktu itu. Hal ini terlihat dari posisinya yang terletak di dekat pintu
masuk. Pada lemari pakaian ini diletakkan pahatan bulat terbuat dari batu.
Jika furnitur pertama kali dibuat dari batu utuh dengan proses
sederhana, semakin berkembangnya zaman, furnitur juga semakin
berkembang.
Dari gaya yang tradisional yang berbeda-beda di setiap daerahnya sampai
dengan gaya klasik, art deco, kontemporer, dan gaya-gaya lainnya yang
sudah mendunia. Hingga saat ini furnitur sudah sangat banyak jenis dan
macamnya, material yang digunakan juga sangat beragam.
C. Klasifikasi Furnitur
1. Furnitur berdasarkan material
- Kayu
- Logam
- Plastik
- Bambu
- Rotan
- Kain
- Kaca
2. Furnitur berdasarkan struktur
- Frame
- Panel
- Kombinasi
- Bentwood
Adalah sebuah teknik pembuatan dengan membasahi kayu (baik
dengan merendam atau mengukus), kemudian membungkuk dan
membiarkannya mengeras menjadi bentuk dan pola melengkung.
- Folding
Adalah sebuah furnitur yang dibuat dengan material ringan dan
mengutamakan portabilitas untuk membuat penyimpanan furnitur
yang lebih nyaman.
− Staking
Sama dengan folding, stacking dirancang untuk penyimpanan
furnitur yang lebih nyaman dengan cara menyusun dari satu kursi ke
23
kursi lainnya (tumpuk).
3. Furnitur berdasarkan jenis penggunaannya
- Furnitur sipil
- Furnitur komersial
- Furnitur Industrial
4. Furnitur berdasarkan teknik pengaplikasian
- Furnitur Free Standing
Furnitur Free Standing adalah furnitur yang tidak permanen atau
dengan kata lain dapat digeser dan dipindahkan, yang termasuk
jenis ini adalah sofa, kursi, coffee table, nakas, dan tempat tidur
yang dibuat free standing.
- Furnitur built in
Merupakan furnitur yang di pasang mengikuti keadaan suatu ruang
dan setelah terpasang tidak mungkin untuk digeser atau
dipindahkan. Furnitur ini sangat fungsional karena setiap jengkal
ruang dimanfaatkan semaksimal mungkin.
- Furnitur Knockdown
Furnitur knockdown merupakan furnitur yang mudah dibongkar
pasang. Sifat yang fleksibel dan ringkas saat diangkut merupakan
nilai lebih. Tetapi untuk furnitur knockdown yang berukuran besar
tetap membutuhkan tukang untuk membongkarnya, seperti lemari
pakaian, rak buku, dan workstation atau office system.
- Furnitur Mobile
Furnitur mobile yaitu furnitur yang dapat bergerak dan mudah
dipindah pindahkan. Furnitur ini biasanya menggunakan elemen
pendukung, yaitu roda pada bagian bawahnya atau dibagian kaki-
kakinya. seperti contohnya kursi kerja, meja komputer set, meja
teh, dan lain sebagainya.
D. Sistem Konstruksi Furnitur
Berikut beberapa jenis konstruksi khususnya kayu pada furnitur:
1. Dowel Joint
Dowel digunakan pada berbagai lokasi konstruksi meja, kursi,
almari dengan satu alasan paling besar adalah karena praktis, cepat,
24
kuat dan fleksible. Beberapa prinsip dasar pengaturan konstruksi
dowel kayu hampir sama dengan konstruksi pen & lubang. Antara
lain diameter dowel minimal 1/3 dari tebal kayu/papan, spelling
2mm untuk tempat lem dan pingul di ujung dowel untuk
memudahkan penyetelan.
Gambar 2.1.2.D.1 Dowel Joint
Sumber : http://furniture4smk.blogspot.com
2. Mortise Tenon Joint
Merupakan teknik menyambung kayu yang paling umum digunakan
pada produk- produk Furniture, konstruksi bangunan dan produk
perabot kayu lainnya. Sambungan ini juga sangat kuat, selain karena
saling berkait juga bidang pertemuan sisi-sisi untuk pengeleman
antar kayu saling bertemu. Mortise Tenon telah digunakan selama
ribuan tahun oleh para tukang kayu / woodworkers diseluruh dunia
dalam menyatukan potongan kayu terutama untuk menyambung
kayu dengan sudut 90 derajat.
Gambar 2.1.2.D.2 Mortise Tenon Joint
Sumber : http://perabotkayusederhana.blogspot.com
25
3. Dovetail Joint
Dikenal sebagai sambungan ekor burung. Pada ekor burung
sederhana bagian hubungannya, pen dan lubangnya terbuka. Karena
pen ekor burung berbenruk baji, sambungan ini dapat dilem tanpa
pres. Kalau diinginkan terlihatnya sisi depan verstek (perabot
masif), maka ekor burung yang pertama dapat dipotong verstek.
Ekor burung sederhana digunakan pada laci, rak, perabot massif.
Gambar 2.1.2.D.3 Dovetail Joint
Sumber : http://tech.cls.utk.edu
4. Mitered Joint
Mitered Joint atau dalam bahasa Indonesia disebut sambungan adu
manis, adalah sambungan kayu dalam bentuk siku yang dipotong
membentuk sudut 45 derajat. Sambungan ini biasanya dilakukan
dengan menggunakan perekat, namun karena perkembangan
teknologi yang cukup maju, sambungan adu manis kini dapat
dilakukan secara beragam, baik itu dengan dowel, maupun dengan
sambungan lain.
Gambar 2.1.2.D.4 Mitered Joint
Sumber : http://www.craftsmanspace.com
26
2.1.3 Aksesoris Interior
A. Pengertian Aksesoris Interior
Merupakan barang pelengkap untuk mempercantik ruangan. Aksesoris ini
juga banyak digemari konsumen yang dapat menambah nilai estetika di suatu
ruangan.
B. Klasifikasi Aksesoris Interior
- Sheet Music Stand
Adalah sebuah penyangga lembar musik yang biasa digunakan siswa kelas
musik untuk melihat patitur saat memainkan alat musiknya. Sheet music
stand ini bisa diatur ketinggiannya. Sehingga bisa digunakan untuk segala
usia.
Gambar 2.1.3.B.1 Unique Sheet Music Stand
Sumber : Google
27
Gambar 2.1.3.B.2 Sheet Music Stand
Sumber : Google
- Guitar Stand
Sebuah aksesoris interior berfungsi sebagai tempat penyimpanan gitar di
ruang kelas musik.
Gambar 2.1.3.B.3 Guitar Stand
Sumber : Google
28
Gambar 2.1.3.B.3 Guitar Stand
Sumber : Google
2.1.4 Material Furnitur
A. Kayu
A.1 Pengertian Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan
untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja,
kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan
banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah
tangga dan sebagainya.Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat
akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai
klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam
berbagai kondisi penanganan.
Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu
panjangnya sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas
selulosadan diikat menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin.
Arah sumbu panjang ini diacu sebagai arah serat kayu dan penting untuk
29
dikenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat berbeda dengan yang
tegak lurus terhadap serat.
A.2 Kelebihan dan Kekurangan Kayu
- Kelebihan Kayu:
a. Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi
ketersediaannya dengan menanam kembali (Reboisasi).
b. Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan
kegunaannya serta harga yang relatif murah.
c. Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.
d. Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia
yang keras) cukup tinggi/baik.
e. Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga
mempnyai nilai dekoratif yang indah/baik.
f. Kedap suara.
- Kekurangan Kayu:
a. Sifatnya kurang homogen.
b. Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.
c. Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi.
d. Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut.
e. Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu
dan pecah-pecah.
f. Agak mudah terbakar.
A.3 Struktur Bagian Kayu
- Kulit Luar (outer bark )
Bagian ini kering dan bersifat sebagai pelindung.
- Kulit Dalam ( bast )
Bagian ini lunak dan basah, untuk mengangkut bahan makanan dari
daun ke bagian dari tumbuhan.
- Kambium
Berada di dalam kulit dalam. Bagian ini yang membuat sel-sel kulit
dan sel-sel kayu.
- Kayu Gobal ( sapwood )
30
Biasanya berwarna keputih-putihan. Bagian ini mengangkut air dan
zat makanan dari tanah ke daun.
- Kayu Teras ( heartwood )
Bagian ini warnanya lebih gelap dari kayu gubal. Kayu teras
sebelumnya adalah kayu gubal. Perubahannya menjadi kayuteras
terjadi secara perlahan-lahan. Dibandingkan kayu gubal, kayu teras
umunya lebih tahan terhadap serangan serangga, bubuk kayu, jamur,
dan sebagainya. Dibading kayu gubal, kayu terasinilah yang diambil
dan dimanfaatkan sebagai ‘kayu’ untuk keperluan bangunan,
mebelair, dan lain sebagainya.
- Hati ( pith )
Bagian lingkaran kecil yang berada paling tengah dari batang kayu.
- Jari-jari Teras ( rays )
Bagian ini yang menghubungkan berbagaian-bagian dari pohon untuk
menyimpan dan peralihan bahan makanan
A.4 Klasifikasi Kayu
a. Kelas Kekuatan
Tabel 2.1.4.A.4.a Penggolongan Kayu Berdasarkan Kelas Kekuatan
Kelas
Kuat
Berat Jenis
Kering Udara
Kokoh lentur mutlak
(kg/cm2) Kokoh tekan mutlak
(kg/cm2)
I ≥ 0,90 ≥ 1100 ≥ 650
II 0,90 - 0,60 1100 - 725 650 - 425
III 0,60 - 0,40 725 - 500 425 - 300
IV 0,40 - 0,30 500 - 360 300 - 215
V ≤ 0,30 ≤ 360 ≤ 215
31
b. Kelas Keawetan
Tabel 2.1.4.A.4.b Penggolongan Kayu Berdasarkan Kelas Keawetan
Uraian /
Nomor
KELAS KEAWETAN
I II III IV V
K
O
ND
ISI
K
O
NS
TR
U
KS
I
A 8
tahun
5
tahun
3
tahun
Sangat
pendek
Sangat
pendek
B 20
tahun
15
tahun
10
tahun
Beberapa
tahun
Sangat
pendek
C Tak
terbatas
Tak
terbatas
Sangat
lama
Beberapa
tahun Pendek
D Tak
terbatas
Tak
terbatas
Tak
terbatas
Minimum
20 tahun
Maksimum
20 tahun
E tidak Jarang Agak
Cepat
Sangat
cepat
Sangat
Cepat
F tidak tidak Hampir
tidak
Tak
seberapa
Sangat
Cepat
32
c. Kelas Pemakaian
Tabel 2.1.4.A.4.c Penggolongan Kayu Berdasarkan Kelas Pemakaian
*) Kondisi Konstruksi:
a. Selalu berhubungan dengan tanah lembab.
b. Hanya terbuka terhadap angin dan iklim, tetapi air tidak masuk di dalamnya.
c. Di bawah atap, tidak berhubungan dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap
kelengasan.
d. Seperti pernyataan sebelumnya tetapi dipelihara dengan baik, seperti: dicat.
e. Serangan rayap.
f. Serangan oleh kumbang, bubuk kayu.
Kelas
Pemakai
an
Ditetapkan dari
Keterangan Kelas
Keawetan
Kelas
Kekuatan
I I I Konstruksi berat, selalu terkena penga-ruh-
pengaruh buruk, seperti: terus me-nerus
berada dalam tanah, atau ter-kena panas
matahari, hujan dan angin.
II
I II
II II
III III III
Konstruksi berat yang terlindung berada
di bawah atap dan tidak berhubungan
dengan tanah basah.
IV IV IV Konstruksi ringan yang terlindung berada
di bawah atap.
V V V Konstruksi yang bersifat tidak
permanen.
33
d. Mutu Kayu
Tabel 2.1.4.A.4.d Penggolongan Kayu Berdasarkan Mutu
Uraian Mutu A Mutu B
Kadar lengas Harus kering udara Kadar lengas ≤ 30%
Mata kayu Besarnya mata kayu ≤ 1/6
lebar balok atau ≤ 3,5 cm
Besarnya mata kayu ≤ 1/4
lebar balok atau ≤ 5 cm
Kandungan
wanvlak
Kandungan wanvlak (kayu
gubal), ≤ 1/10 tinggi balok.
Kandungan wanvlak (kayu
gubal), ≤ 1/10 tinggi balok.
Kemiringan arah
serat
Kemiringan arah serat,
tg α ≤ 1/10
Kemiringan arah serat, tg
α ≤ 1/7
Retak-retak
Retak-retak arah radial ≤ 1/4
tebal kayu dan terhdp ling-
karan tumbuh ≤ 1/5 tebal kayu
Retak-retak arah radial ≤ 1/3
tebal kayu dan terhdp ling-
karan tumbuh ≤ 1/4 tebal kayu
34
A.5 Jenis Kayu
Berikut adalah beberapa contoh jenis kayu yang sering digunakan
pada pembuatan furnitur:
a. Kayu Jati (Kelas awet I,II) (Kelas kuat I,II)
Gambar 2.1.4.A.5.a Kayu Jati
Sumber: Google
b. Kayu Merbau (Kelas awet I,II) (Kelas kuat I,II)
Gambar 2.1.4.A.5.b Kayu Merbau
Sumber: Google
c. Kayu Mahoni (Kelas awet I,II,III) (Kelas kuat II,III)
Gambar 2.1.4.A.5.c Kayu Mahoni
Sumber: Google
35
d. Kayu Kamper (Kelas awet II,III) (Kelas kuat I,II)
Gambar 2.1.4.A.5.d Kayu Kamper
Sumber: Google
e. Kayu Sonokeling (Kelas awet I) (Kelas kuat II)
Gambar 2.1.4.A.5.e Kayu Sonokeling
Sumber: Google
f. Kayu Sungkai (Kelas awet III) (Kelas kuat II,III)
Gambar 2.1.4.A.5.g Kayu Sungkai
Sumber: Google
36
A.6 Sifat Kayu
Menurut sifatnya kayu dibagi menjadi empat :
a. Kelas Kayu Istimewa
Yang termasuk kayu jenis kelas istimewa antara lain :
1. Kayu Balsa
2. Kayu Jati
3. Kayu Ebony
4. kayu Cendana
5. Kayu Salimuli, dsb.
b. Kelas Kayu Awet
Yang termasuk jenis kayu kelas awet antara lain :
1. Kayu Rengas
2. Kayu Cempaka
3. Kayu Gofasa
4. Kayu Sono Kembang
5. Kayu Ulin
6. Kayu Bungur, dsb
c. Kelas Kayu Cukup Awet
Yang termasuk jenis kayu kelas cukup awet antara lain :
1. Kayu Mahoni
2. Kayu Sindur
3. Kayu Sungkai
4. Kayu Meranti Merah, dsb
d. Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet
Yang termasuk jenis kayu kelas agak awet dan tidak awet antara lain :
1. Kayu Jelutung
2. Kayu Medang
3. Kayu Surian
4. Kayu Durian, dsb
B. Finishing Kayu
B.1 Pengertian Finishing Kayu
Finishing merupakan proses penyelesaian atau penyempurnaan pada
permukaan kayu. Proses ini berfungsi untuk memberi perlindungan
37
pada kayu dan menambah nilai estetik pada suatu furnitur.
B.2 Jenis Finishing Kayu
Jenis finishing pada kayu terbagi menjadi 2 katagori, yaitu :
• Finishing Transparan
1. Politur
Jenis pelapis ini memiliki kelebihan bila anda ingin berubah-ubah
lapisan dan bisa digunakan untuk interior maupun eksterior.
Tetapi karena lapisan ini cenderung tipis maka mudah memudar,
sehingga anda harus sering melapis ulang apabila material kayu
anda ingin tetap terlihat indah.
2. NC(Nutricellulose)
Isu tentang green building juga memaksa para produsen pelapis
kayu menciptakan jenis pelapis yang ramah lingkungan karena
terbuat dari getah pohon. Tetapi sayangnya jenis pelapis ini sudah
jarang didapatkan karena bahan bakunya yang sudah langka.
3. Melamine
Melamine akan membuat perabotan kayu anda menjadi halus,
karena jenis pelapis ini akan menutup dengan sempurna pori-pori
kayu sehingga memberi kesan mewah. Jenis pelapis ini hanya
cocok untuk ditempatkan di dalam rumah (interior), apabila anda
bosan akan sulit untuk melakukan pelapisan ulang sehingga
diperlukan pengamplasan terlebih dahulu baru dilakukan
pelapisan yang baru. Selain itu bau yang menyengat pada
furniture setalah dilakukan pelapisan, membutuhkan waktu yang
lama untuk menghilangkan bau tersebut, sebagai antisipasi pada
ruangan anda yang akan menggunakan furniture dengan pelapis
melamine maka bukaan dan jendela dengan sirkulasi yang lancar
sangat diperlukan.
4. PU(Polyerethan)
Jenis pelapis ini mirip dengan pelapis melamine hanya saja jenis
PU memiliki kelebihan tidak mengeluarkan bau yang menyengat
sehingga aman untuk kesehatan. Hanya saja harganya masih
sangat mahal sehingga masih jarang digunakan oleh tukang-
38
tukang kayu sebagai material pelapis.
• Finishing Non-Transparan
1. Cat Duco
Pilihan untuk cat duco sangat beragam, sehingga sangat cocok
digunakan untuk furnitur anak yang membutuhkan warna yang
bervariasi. Tetapi pelapis ini relatif mahal harganya dan
membutuhkan tahapan pelapisan yang cukup banyak untuk
menghasilkan kualitas yang baik, selain itu furnitur yang sudah
dicat dengan cat duco serat asli kayu tersebut tidak dapat
dikembalikan.
2. Veneer
Tampilan pelapis ini bagus dan alami karena memang jenis
pelapis ini menggunakan serat kayu asli. Tetapi ternyata ada
harga yang harus dibayar untuk hasil tersebut karena memang
anda akan mengeluarkan dana yang cukup lumayan untuk pelapis
ini, dan yang perlu anda ingat jenis pelapis ini sangat tipis
sehingga diperlukan lem yang sangat kuat agar tahan lama.
3. Laminate
Variasi motif dan warnanya beragam disesuaikan dengan selera
anda, hanya saja tekstur yang licin membuat pelapis laminate
terlihat tidak alami apabila digunaka pada furniture kayu anda.
4. Tacon
Pelapis ini memiliki tekstur sehingga terkesan alami, kekurangan
dari pelapis ini disebabkan warna yang mudah memudar dan
berubah menjadi kekuningan sehingga mengurangi keindahan
perabot kayu anda.
5. PVC (polyvynil carbonate)
PVC paling banyak ditemui di sekeliling anda, karena pelapis ini
lebih awet dan harganya paling terjangkau bila dibandingkan
dengan pelapis lain. Hanya saja penampilannya tidak alami dan
bahannya kurang ramah lingkungan.
39
B.3. Aplikasi Finishing Kayu
a. Dipping (celup)
Lebih dikenal juga dengan istilah perendaman. Bahan finishing
diletakkan dalam suatu bejana/tangki kemudian benda kerja
dicelupkan ke dalam tangki tersebut. Proses in bertujuan agar seluruh
permukaan benda kerja, terutama pada bagian sudut & tersembunyi
bisa terlapisi bahan finishing.
b. Wiping (pemolesan dengan kain)
Proses ini sebaiknya tidak dipakai sebagai proses awal/dasar.
Walaupun demikian beberapa bahan finishing tertentu hanya bisa
diaplikasikan dengan cara ini, misalnya politur. Kualitas permukaan
lebih baik dari proses celup tapi membutuhkan waktu lebih lama.
c. Brush (kuas)
Merupakan cara paling murah dan mudah di antara yang lain. Hanya
saja harus hati-hati dalam memilih kuas yang berkualitas. Bahan
finishing yang cocok untuk cara ini termasuk cat, varnish dan
pewarna. Sebagaimana ujung kuas, hasil permukaan finishing tidak
sehalus dan serata aplikasi spray atau poles.
d. Spray (semprot)
Membutuhkan beberapa alat tambahan khusus tapi tidak terlalu mahal.
Alat utama yang diperlukan adalah kompressor untuk membuat
tekanan udara dan spray gun, suatu alat untuk menyemprotkan bahan
finishing bersamaan dengan udara bertekanan ke bidang kerja.
Dengan pengaturan tertentu pada kekuatan tekanan, jumlah material
yang disemprotkan, cara ini menghasilkan bidang permukaan yang
sangat baik, halus dan cepat. Saat ini metode spray menjadi dasar dari
hampir semua jenis bahan finishing lacquer dengan berbagai variasi
jenis alat semprot (sprayer), dari yang manual hingga otomatis. Proses
yang bisa dilakukan dengan cara spray meliputi lapisan dasar,
pewarnaan (lapisan kedua) hingga lapisan akhir.
e. Shower (curah)
Plementasikan pada mesin finishing curtain (tirai), bahan finishing
dicurahkan ke permukaan benda kerja dengan volume dan kecepatan
40
tertentu sehingga membentuk lapisan tipis di atas permukaan benda
kerja. Cara pengeringannya tergantung bahan finishing yang
digunakan. Kebanyakan digunakan oleh pabrik flooring (parket) atau
furniture indoor lainnya yang memakai papan buatan.
f. Rolling
Prinsipnya sama dengan roller yang dipakai untuk mengecat tembok,
tetapi yang dimaksud disini adalah alat aplikasi sebuah mesin roller
yang seluruh permukaannya terbalut dengan bahan finishing cair dan
benda kerja (papan) mengalir di bawahnya. Hanya roller bagian atas
yang terbalut dengan bahan finishing, sedangkan roller bagian bawah
hanya berfungsi untuk mengalirkan benda kerja ke dalam mesin. Jenis
bahan finishing yang digunakan adalah UV lacquer, melamine, NC
lacquer.
C. Besi
C.1 Pengertian Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang). Dalam tabel
periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi
menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai
barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya
korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat
(stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan
penggunaan besi. Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara
semua logam, yaitu merangkumi sebanyak 95 peratus daripada semua tan
logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Gabungan harganya yang murah
dengan kekuatannya menjadikan ia amat diperlukan, terutamanya dalam
penggunaan seperti kereta, badan kapal bagikapal besar, dan komponen
struktur bagi bangunan.
C.2 Jenis-Jenis Besi
• Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4% – 5% karbon
dengan sejumlah bendasing seperti belerang, silikon dan fosforus.
41
Kepentingannya adalah ia merupakan perantaraan daripada bijih besi
kepada besi tuang dan besi waja.
• Besi tuang (Cast iron) mengandungi 2% – 3.5% karbon dan sejumlah
kecilmangan. Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang
dapat memberikan kesan buruk kepada sifat bahan, seperti belerang
dan fosforus, telah dikurangkan kepada tahap boleh diterima. Ia
mempunyai takat lebur pada julat 1420–1470 K, yang lebih rendah
berbanding dua komponen utamanya, dan menjadikannya hasil
pertama yang melebur apabila karbon dan besi dipanaskan serentak.
Sifat mekanikalnya berubah-ubah, bergantung kepada bentuk karbon
yang diterap ke dalam aloi. Besi tuang 'putih' mengandungi karbon
dalam bentuk cementite, atau besi karbida.
• Besi karbon mengandung antara 0.5% dan 1.5% karbon, dengan
sejumlah kecil mangan, belerang, fosforus, dan silikon.
• Besi tempa (Wrought iron) mengandung kurang daripada 0.5%
karbon. Ia keras, mudah lentur, dan tidak mudah dilakurkan
berbanding dengan besi mentah. Ia mempunyai sejumlah kecil
karbon, beberapa persepuluh peratus. Jika ditajamkan menjadi tirus, ia
cepat kehilangan ketajamannya.
• Besi aloi (Alloy steel) mengandungi kandungan karbon yang berubah-
ubah dan juga logam-logam lain, seperti kromium, vanadium,
molibdenum,
nikel, tungsten dsb.
• Besi oksida (III) digunakan dalam penghasilan storan magnetik dalam
komputer. Ia sering dicampurkan dengan bahan lain, dan
mengekalkan ciri-ciri mereka dalam larutan.
C.3 Hasil Pengolahan Besi
• BesiKasar
Besi cair yang keluar dari dasar tanur disebut dengan besi kasar (pig
iron). Besi kasar mengandung 95% besi, 34% karbon, sisanya berupa
fosfor, silikon dan mangan.
• Besi Tuang (cast iron) atau Besi Cor
42
Jika pig iron dibuat menjadi bentuk cetakan maka disebut besi tuang
ataubesicor.
• Besi Tempa (wrought iron)
Besi tempam mengandung kadar karbon yang cukup rendah (0,05 –
0,2%). Besi tempa ini cukup lunak untuk dijadikan berbagai perlatan
seperti sepatu kuda, roda besi, baut, mur, golok, cangkul dan lain
sebagainya.
2.1.5 Ergonomi
A. Pengertian Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan
elemen-elemen lain dalam suatu sistem, serta profesi yang mempraktekkan
teori, prinsip, data, dan metode dalam perancangan untuk mengoptimalkan
sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kelemahan, dan keterampilan manusia.
Ergonomi berasal dari dua kata bahasa Yunani: ergon dan nomos: ergon berarti
kerja, dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Pendapat lain
diungkapkan oleh Sutalaksana (1979): ergonomi adalah ilmu atau kaidah yang
mempelajari manusia sebagai komponen dari suatu sistem kerja mencakup
karakteristik fisik maupun nonfisik, keterbatasan manusia, dan kemampuannya
dalam rangka merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan
efisien.
B. Data Ergonomi Orang Duduk
Dalam merancang sebuah furnitur, ukuran dimensi tubuh seseorang
sangatlah penting. Contoh saat sedang duduk, berdiri, jarak antara furnitur satu
dengan manusia dan furnitur lainnya, agar tercipta furnitur yang nyaman dan
aman bagi kesehatan. Berikut data ergonomi dengan kegiatan duduk dikursi
santai dan kursi tinggi (kursi bar).
43
Gambar 2.1.5.B.1 Data Ergonomi
Sumber : Human Dimension
44
2.2 Tinjauan Khusus
A. Sanggar Anak Akar
A.1 Latar Belakang
Sekolah Sanggar Anak Akar adalah sebuah model pendidikan yang
berbeda dengan sekolah formal pada umumnya. Ditempat ini anak-anak dari
berbagai komunitas urban datang dan tinggal bersama untuk belajar
menghargai kehidupan, memaknai kebebasan, mengembangkan kemampuan
dan kreativitas untuk bisa mengambil bagian dalam menata masa depan
dunia yang Lebih sejahtera dan lebih manusiawi. Keberadaan Sanggar Anak
Akar adalah bagian dari harapan dan impian masyarakat yang memiliki
komitmen untuk menjadikan pendidikan sebagai bagian dari gerakan
kebudayaan yang menghargai martabat dan menghormati hak anak.
A.2 Profil Sanggar Anak Akar
Sekolah Sanggar Anak Akar merupakan sebuah sekolah otonom yang
berada di bawah naungan Yayasan Anak Akar. Siswa yang bersekolah dan
tinggal di Sanggar Anak Akar ini berasal dari kalangan bawah. Ada yang
memiliki latar belakang anak jalanan, anak putus sekolah (karena tidak
adanya biaya) atau putus sekolah karena merasa bosan dengan pendidikan
formal. Usia siswa di Sanggar Anak Akar ini bekisar 13 tahun hingga 18
tahun. Saat ini Sanggar Anak Akar memiliki 20 siswa.
Nama : Sanggar Anak Akar
Kelas/Tipe : Sekolah Non-formal (Sekolah Otonom)
Alamat : Jalan Inspeksi Saluran Jatiluhur No. 30
RT. 007 RW. 001, Cipinang Melayu, Kalimalang
Jakarta Timur
Lokasi dibatasi oleh:
- Utara : Jalan Inspeksi Salaruran Kalimalang
- Timur : Pemukiman Warga
- Selatan : Pemukiman Warga
- Barat : Pemukiman Warga
45
A.3 Struktur Organisasi
Berikut sususan oraganisasi Yayasan Anak Akar yang menaungi
Sekolah Sanggar Anak Akar :
Data Personal Yayasan Anak Akar
Pembina
Dolorosa Sinaga
Bernadhete Themas
Nur Amalia
Hilmar Farid
Bambang Widyoyanto
Rm.Danu Winata, SJ
Ivonne Therik
Pengurus
Soesilo Adinegoro
Intan Febriani
Albertus Ari
Pengawas
Andi K. Yuwono
46
Berikut sususan oraganisasi Yayasan Anak Akar yang menaungi
Sekolah Sanggar Anak Akar :
Data Personal Pengurus Sanggar Anak Akar
Rektor
Ibe Karyanto
Kesekretariatan
Saneri Hairun Nisa
Akademik
Abdurrahman (Doge)
Andri Setiawan
Dini Nurpuji
Rumah Tangga & Kemasyarakatan
Mulyono Kribo
Rogger Metchel Paath
Yohanes Martin Amin
Marko Keuangan
Agustinus Prasetyo Desi Purwatiningsih
Sanggar Lare Mentes
Jupriyanto Rubingun
Dicky Ari
47
A.4 Logo Sanggar Anak Akar
Gambar 2.2.A.1 Logo Sanggar Anak Akar
Sumber : Sanggar Anak Akar
A.5 Filosofi, Visi, Misi dan Tujuan Sanggar Anak Akar
A.5.1 Filosofi
Akar adalah bagian dari tumbuhan yangtidak kelihatan di permukaan
(rendah hati) namun paling menentukan ketahanan (kualitas)
pertumbuhan dan kehidupan tumbuhan. Setiap pelaku pendidikan di Sekolah
Sanggar Anak Akar, baik anak-anak, moderator dan pengurus
sekalipun, adalah subyek yang sedang belajar untuk mencapai
perkembangan kualitas kemanusiaannya dan kemampuannya yang
terbaik.
A.5.2 Visi
Menjadi model pendidikan untuk anakpinggiran sebagai gerak
kebudayaan yang menghormati hak-hak anak sebagai anakmanusia
seutuhnya.
A.5.3 Misi
Mengembangkan berbagai bentuk kampanye untuk menumbuhkan sikap
penghargaan pada hak-hak dasar anak.
• Pencarian dan pengembangan model pendidikan yang aktual dan relvan
untuk pertumbuhkembangan anak-anak pinggiran.
• Menjadikan Sanggar sebagai wujud dari komitmen masyarakat terhadap
pengembangan pendidikan untuk anak melalui penggalangan
keterlibatan dan dukungan masyarakat dalam berbagi bentuk.
48
A.5.4 Tujuan
1. Bertumbuhkembangnya anak menjadi individu yang otonom;
mandiri, kritis, kreatif dan solider.
2. Berkembangnya sikap dan kemampuan anak untuk ambil bagian
dalam pengembangan komunitas, lingkungan sosial di sekitar mereka.
3. Meluasnya keterlibatan masyarakat dalam memberikan dukungan
usaha pengembangan model pendidikan untuk anak-anak pinggiran.
A.6 Donatur dan Dukungan Sahabat Akar
Sanggar Anak Akar merupakan sekolah alternatif bagi masyarakat kurang
mampu untuk tetap mengikuti pendidikan akademik dan kreatif seperti di
sekolah pada umumnya. Sanggar Anak Akar berdiri dibawah naungan
Yayasan Anak Akar.
Salah satu pilar yang ikut menopang kelangsungan Sanggar adalah
kehadiran para sahabat akar. Sahabat akar adalah anggota masyarakat, siapa
pun, yang secarasuka rela mewujudkan komitmennya untuk mendukung
keberlangsungan Sekolah Otonom Sanggar Anak Akar. Bentuk dukungan
yang diberikan oleh para sahabat akar beragam mulai dari berbagi
pengalaman, memberikan keahlian/pengetahuan sebagai fasilitator workshop
ataus ebagai moderator kelas, memberikan jasa tenaga, menyumbang
kebutuhan logistik kebutuhan makan harian sampai pada dukungan finansial.
Para donatur tetap untuk Sanggar Anak Akar biasanya berasal dari
Sahabat Akar yang sudah mengenal sejak mulai berdirinya Sanggar Anak
Akar, dari tempat ibadah seperti kepengurusan organisasi mesjid atau gereja
setempat dan sebagainya.
A.7 Fasilitas Ruang Sanggar Anak Akar
• Lantai Dasar
Berisikan area parkir dan pintu masuk utama dari Sanggar Anak Akar. Di
area ini terdapat aula serbaguna, ruang pengurus, ruang tamu, ruang kelas
dan ruang ketua yayasan. Di bagian paling dalamnya terdapat dapur dan
ruang untuk makan serta toilet. Di Sanggar Anak Akar ini, dapurnya
49
terbilang cukup unik karena masih menggunakan tungku saat memasak.
Gambar 2.2.1.A.1 Area Parkir Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Pada Aula Serbaguna, biasanya di gunakan oleh para siswa untuk berlatih
musik, seperti gitar, perkusi, dan biola. Selain itu juga digunakan untuk
latihan teater. Aula serbaguna ini berdekatan dengan ruang kelas. Siswa di
Sanggar Anak Akar lebih menyukai berlatih dan belajar di aula serbaguna
ini ketimbang berada di ruang kelas yang agak tertutup dan lebih kecil
ruangannya.
Gambar 2.2.1.A.2 Aula Serbaguna Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
50
Gambar 2.2.1.A.3 Ruang Kelas Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Di Sanggar Anak Akar memiliki 2 ruang kelas yang biasanya masing-
masing kelas diisi 6 sampai dengan 8 siswa. Ruang kelas ini dipakai untuk
kelas akademik dipagi hari mulai pukul 8 pagi hingga pukul 12 siang.
Gambar 2.2.1.A.4 Ruang Kelas Sanggar Anak Akar Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
51
Gambar 2.2.1.A.5 Ruang Pengurus Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Gambar 2.2.1.A.6 Ruang Yayasan Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
52
Dapur di Sanggar Anak Akar mansih menggunakan tungku untuk
memasak makanan di pagi, siang dan malam hari.
Gambar 2.2.1.A.7 Ruang Makan Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Gambar 2.2.1.A.8 Dapur Masak Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
53
Gambar 2.2.1.A.9 Toilet Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Gambar 2.2.1.A.10 Ruang Tunggu Tamu Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
54
• Lantai 1
Di Area ini dikhususkan untuk ruang kepengurusan Sanggar Anak Akar,
seperti ruang sekretariat, ruang rektor, ruang keuangan dan lab computer.
Gambar 2.2.1.A.11 Ruang Sekretariat Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
55
Gambar 2.2.1.A.12 Ruang Rektor Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Gambar 2.2.1.A.13 Ruang Keuangan Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
56
Gambar 2.2.1.A.14 Lab Komputer Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Di Sanggar Anak Akar, para siswa tinggal di asrama yang terletak di lantai
1. Asrama siswa perempuan berdekatan dengan jalan / lorong menuju ruang
keuangan. Di sebelah kiri dari asrama (ruang tidur) untuk siswa perempuan,
terdapat area mencuci pakaian.
57
Gambar 2.2.1.A.15 Ruang Tidur Siswa Perempuan Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Untuk asrama siswa laki-laki letaknya tidak terlalu jauh dari tempat siswa
perempuan. Di dekat asrama siswa laki-laki terdapat ruang tidur pengurus
yang juga terpisah antara pengurus perempuan dan laki-laki. Selain itu
terdapat juga ruang bermain atau ngariung untuk para penghuni di Sanggar
Anak Akar.
Gambar 2.2.1.A.16 Area Cuci Pakaian Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
58
Gambar 2.2.1.A.17 Ruang Bermain Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Gambar 2.2.1.A.18 Ruang Tidur Untuk Pengurus Sanggar Anak Akar
59
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Gambar 3.2.1.A.19 Ruang Tidur Siswa Laki-laki Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Lantai 2
Area di lantai dua berisikan ruang akademik, ruang pertrmuan
(difungsikan juga sebagai ruang seminar), lab komputer dan kamar mandi.
Di ruang pertemuan terdapat satu buah piano untuk anak-anak berlatih.
Ruang pertemuan ini juga sering dialih-fungsikan sebagai ruang latihan
musik.
60
Gambar 2.2.1.A.20 Ruang Akademik Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Gambar 2.2.1.A.21 Ruang Pertemuan Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
61
Gambar 2.2.1.A.22 Ruang Pertemuan Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Gambar 2.2.1.A.23 Lab Komputer Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
62
Gambar 2.2.1.A.24 Kamar Mandi Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
• Lantai 3
Di lantai 3 ini merupakan ruang transisi. Ruang transisi yaitu ruang yang
diperuntukan bagi alumni sanggar anak akar untuk tinggal dan berkegiatan
selagi mereka mencari beasiswa kuliah, pekerjaan dan sebagainya. Usia
yang berada di ruang transisi ini dimulai pada umur 17 tahun/ 18 tahun
(masa lulus sekolah menengah atas).
Gambar 2.2.1.A.25 Ruang Transisi Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
63
Gambar 2.2.1.A.26 Ruang Transisi Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
Gambar 2.2.1.A.27 Kegiatan Di Ruang Transisi Sanggar Anak Akar
Sumber : Di Ajeng Nur Prameswari, 2014
64
B. Sahabat Anak Manggarai
B.1 Latar Belakang
Sahabat Anak Manggarai adalah yayasan nirlaba yang memberikan
pendidikan serta memperjuangkan hak anak-anak marjinal dan anak jalanan di
Jakarta agar mereka tidak terus hidup di jalan dan tidak memiliki masa depan.
Sahabat Anak terdiri dari para voluntir yang peduli terhadap kesejahteraan
anak jalanan dan memberi perhatian melalui persahabatan.
B.2 Profil Sahabat Anak Manggarai
Pada mulanya, kegiatan belajar mengajar di Manggarai dilakukan pada tahun
1999 oleh Yayasan KDM (Kampus Diakoneia Modern) melalui rumah singgah
yang terletak di Kebon Sirih. Saat itu, yang pertama kali dilakukan adalah
dengan melakukan pendekatan terhadap anak-anak marjinal yang berada di
Terminal Manggarai, Jakarta Selatan. Baru pada tahun 2002, pasca mengikuti
Jambore Anak Jalanan VI, kegiatan belajar mengajar mulai dilakukan di wilayah
Manggarai. Meskipun jumlah pengajar masih sangat minim dan tempat belajar
yang berpindah-pindah – mulai dari mushola hingga menyewa rumah salah satu
warga – namun adik-adik tetap semangat belajar.
Sayangnya pada tahun 2007, terjadi penggusuran di daerah Manggarai
termasuk rumah tempat belajar adik-adik sehingga proses belajar mengajar
Sahabat Anak Manggarai terpaksa vakum. Pengajar mencoba mengalihkan
proses belajar di Taman Suropati, Jakarta Pusat dengan sistem menjemput anak
sebelum akhirnya pindah kembali ke sebuah Pos Ronda di Manggarai Selatan
(seberang lokasi bongkaran). Saat itu, 10 volunteer mengajar sekitar 60 anak
yang datang dan mengunjungi belasan anak lainnya di kawasan sekitar
Manggarai. Baru pada Oktober 2011, kegiatan belajar pindah ke Sekretariat
Karang Taruna Manggarai Utara yang berlangsung hingga kini. Pengurus
sekretariat bersedia meminjamkan tempat tersebut setiap hari Minggu sore untuk
digunakan belajar adik-adik marjinal yang saat ini jumlahnya sudah lebih dari
100 orang mulai dari usia 4-12 tahun dengan jumlah pengajar lebih dari 30
orang. Beberapa relawan warga negara asing seperti Jepang dan India juga
pernah membantu mengajar adik-adik di Manggarai. Selain memberikan
bimbingan belajar, persiapan ujian sekolah dan calistung (baca tulis hitung),
pendidikan budi pekerti, dan kebersihan diri juga turut diajarkan. Para
65
pengajarnya pun sudah dibekali dengan kurikulum mengajar yang disesuaikan
dengan kurikulum sekolah.
Kini, kegiatan belajar mengajar juga ditambah dengan Kelas khusus Bahasa
Inggris di sebuah tempat (meminjam ruangan TK) di depan bak sampah besar,
seberang Stasiun Manggarai. Sebanyak 20 anak diajar oleh 4 orang kakak
pengajar.
Nama : Yayasan Nirlaba Sahabat Anak Manggarai
Kelas/Tipe : Sekolah Non-formal (Yayasan Nirlaba)
Alamat : Sekretariat Karang Taruna Manggarai Utara, Jl. Manggarai
Utara V RT 05/01, Jakarta Selatan.
B.3 Logo Sahabat Anak Manggarai
Gambar 2.2.B.1 Logo Sahabat Anak Manggarai
Sumber : Sahabat Anak Manggarai
B.4 Pengurus Sahabat Anak
• Pembina : Lucky F. Lumingkewas
SS. Benyamin Lumy
Maxeka Lumuda
• Pengawas : Rolof Satriyanto
Lanny Dora
Tiorisna
• Pengurus : Linayati Chandra (Ketua)
Dian Novita Elfrida (Sekretaris Umum)
Alles Saragi (Bendahara)
Frisca (Sekretaris)
• Direktur : Alles Saragi
66
• Pendidikan : Andreas Kurnia
• Pengembangan SDM : Dian Novita Elfrida
• Advokasi dan Legal : Walter Simbolon
• Humas : Maria Leodora
Ellen Juniastin
Simbur Hasibuan
• Keuangan : Imelda Lina
Oktaveny Minaria
• Bagian Umum : Desi Yuli Boki
B.5 Visi dan Misi
• Visi:
Menyadarkan anak jalanan bahwa mereka sebagai makhluk ciptaan tuhan
yang berharga dan mulia.
• Misi:
Melibatkan sebanyak mungkin pihak untuk peduli kepada anak
jalanandengan menjadi seorang sahabat yang menarus kasih setiap waktu.
B.6 Donatur dan Dukungan
Selain mendapat donasi dari masyarakat sekitar, Sahabat Anak Manggarai
menggalang dana dengan cara menjual sebuah paket seperti paket t-shirt , tas,
dan jaket. Selain itu Sahabat Anak Manggara juga telah disponsori oleh
Starbucks, Pepsodent, London School, Australian Volunteers International dan
lainnya.
B.7 Kegiatan di Sahabat Anak Manggarai
Disahabat Anak Manggarai, Anak-anak pada usia 9-12 tahun diajarkan
melukis, menggambar, bahasa inggris dan alat musik gitar. Namun aktifitas
yang dilakukan tidak sebanding dengan fasilitas yang disediakan. Yakni hanya
menggunakan sebuah ruang karang taruna yang terdapat di manggarai. Tidak
ada meja dan kursi. Hanya duduk dibawah lantai beralas karpet seperti pada
gambar dibawah ini.
67
Gambar 2.2.B.2 Kegiatan Anak-Anak di Karang Taruna Manggarai Utara
Sumber : Sahabat Anak Manggarai
Sedangkan beberapa kelas seperti kelas bahasa inggris misalnya, bertepat di
kantor RT/RW Manggarai Utara seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.2.B.3 Kegiatan Anak-Anak Sahabat Anak Manggarai
Sumber : Sahabat Anak Manggarai
68
Berikut adalah hasil karya menggambar dan mewarnai di Sahabat Anak Akar.
Gambar 2.2.B.4 Karya Anak-Anak Sahabat Anak Manggarai
Sumber : Sahabat Anak Manggarai
C. Cahaya Anak Negeri
C.1 Latar Belakang
Cahaya Anak Negeri merupakan sebuah sanggar yang bertujuan untuk dapat
lebih mengakomodir dan memenuhi kebutuhan pengembangan potensi, bakat, minat,
profesi, dan kehidupan sehari-hari, baik anak-anak dari berbagai latar belakang,
yakni anak jalanan, yatim piatu, dhuafa, anak daerah berprestasi namun kekurangan
akses terhadap pendidikan dan sumber daya, orangtua, orang dewasa, maupun lansia.
Baik di kota maupun di desa, melalui pelatihan, penyekolahan ke pendidikan formal,
penyuluhan, workshop, bantuan kesehatan, perumahan dan lainnya yang dipandang
perlu demi membawa kemajuan sesuai asas keadilan dan kemanusiaan.
C.2 Lokasi Cahaya Anak Negeri
Terletak di belakang stasiun kereta api Bekasi, Jalan Kp. Air RT.2 RW. 7,
Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Medan Satria, Bekasi. Cahaya Anak Negeri
juga akan membuka cabang di daerah kampung Cibadak, Sukabumi.
69
C.3 Logo Cahaya Anak Negeri
Gambar 2.2.C.3 Logo Cahaya Anak Negeri
Sumber : Cahaya Anak Negeri
C.4 Misi Cahaya Anak Negeri
• Memberikan kesempatan kepada semua anak mengenyam pendidikan,
keceriaan bermain, dan disayang dengan selaras hak anak.
• Mengembangkan bakat dan minat anak hingga berprestasi dan dapat
berkontribusi positif kepada masyarakat.
• Membina dan membantu melalui pelatihan diskusi, dan perbaikan kualitas
hidup yang disesuaikan keperluan masing-masing individu.
C.5 Donatur dan Pembiayaan
Selain mendapat donasi dari berbagai macam kalangan masyarakat, baik itu
perorangan maupun berupa perusahaan, Cahaya Anak Negeri melakukan kegiatan
berniaga yang ditujukan juga agar anak bisa berwirausaha sejak dini. Mereka
melayani pemesanan souvenir, coklat, mengisi acara musik di pesta ulang tahun dan
sebagainya. Hasil dari semua itu akan dialihkan untuk pembiayaan siswa di Cahaya
Anak Negeri.
C.6 Kegiatan di Cahaya Anak Negeri
Berikut kegiatan yang berlangsung di Cahaya Anak Negeri, mulai dari
bermusik, menulis, mewarnai dan berdiskusi.
70
Gambar 2.2.C.6 Kegiatan Anak di Cahaya Anak Negeri
Sumber : Cahaya Anak Negeri