BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter...

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruh Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya. 2.2. Isolasi Wilayah Dalam kamus besar bahasa Indonesia Isolasi berarti penyekatan, pemisahan, keadaan tidak terhubung dengan yang lain. Isolasi digambarkan sebagai kehilangan hubungan dengan apa yang ada di luarnya. Ada batas-batas yang membuat hal itu terjadi. Wilayah adalah suatu lingkungan daerah yang di dalamnya terdapat komunitas. Dalam artian suatu daerah berarti suatu tempat Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengaruh

Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya

yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,

kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas telah

dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang

dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.

Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan

sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua

hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang

menghubungkannya. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu

sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh

tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.

2.2. Isolasi Wilayah

Dalam kamus besar bahasa Indonesia Isolasi berarti penyekatan,

pemisahan, keadaan tidak terhubung dengan yang lain. Isolasi digambarkan

sebagai kehilangan hubungan dengan apa yang ada di luarnya. Ada batas-batas

yang membuat hal itu terjadi. Wilayah adalah suatu lingkungan daerah yang di

dalamnya terdapat komunitas. Dalam artian suatu daerah berarti suatu tempat

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

yang terdapat syarat-syarat seperti luas daerah, perbatasan, struktur pemerintahan,

komunitas masyarakat, budaya, dan sebagainya.

Isolasi daerah adalah keadaan terpencilnya suatu wilayah disebabkan jauh

dari hubungan lalu-lintas, sehingga menyebabkan minimnya hubungan dengan

pihak lain (Siagian, 159: 2004). Keadaan yang sulit untuk dijangkau akan

menagkibatkan suatu wilayah terabaikan, dan tanpa hubungan yang terjadi dengan

pihak luar maka wilayah tersebut akan sulit mengalami perubahan. Dalam hal ini

akan terjadi keadaan wilayah yang bergerak statis. Akan sangat lambat mengalami

perubahan.

Di sisi lain daerah terisolasi ini akan menjadi wilayah yang sulit menerima

perubahan dari dunia luar. Mereka akan menjadi orang-orang yang tertutup dan

cenderung berfikir primitif. Keterbelakangan pemikiran ini adalah akan

mengakibatkan wilayah ini jauh tertinggal, sebab di sisi lain daerah lain akan terus

menerus mengalami perkembangan yang cepat sehubungan dengan era

globalisasi. Sesungguhnya wilayah terisolasi ini membutuhkan uluran tangan

kaum intelektual, mereka butuh perhatian khusus. Sangat dibutuhkan adanya

terobosan baru yang menguak fakta yang terjadi di daerah terisolasi ini.

Seperti yang dilakukan oleh intelektual muda dari organisasi Ikatan

Mahasiswa Simalungun yang terdapat di Universitas Sumatera Utara setiap

tahunnya, organisasi ini selalu mengadakan pengabdian desa dengan tujuan

daerah-daerah terisolir. Di tempat-tempat seperti ini mahasiswa Simalungun ini

mencoba membuka pemahaman baru tentang pentingnya ilmu pengetahuan,

keadaan wilayah di sekitar, bahkan menunjukkan perlunya hidup bersih dan sehat.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

Pada umumnya keterisoliran wilayah menjadikan masyarakat desa memiliki

pemahaman yang sangat berbeda dari kemajuan. Hidup dalam ketertinggalan

membuat masyarakatnya terus terjebak dengan lingkaran setan itu.

Disadari atau tidak disadari, cepat atau lambat masyarakat desa yang

mengalami keterisoliran itu hanya akan menjadi masyarakat-masyarakat yang

tergilas oleh jaman. Masyarakat yang tidak mampu bersaing dengan tingginya

ilmu pengetahuan dan teknologi hanya akan mengalami tekanan yang nantinya

secara semena-mena datang dari kaum-kaum pemodal dan pemilik ilmu

pengetahuan. Saat ini mungkin mereka masih merasa nyaman dengan keberadaan

mereka, walaupun sesungguhnya ada juga sebagian kecil diantara mereka yang

mulai memikirkan kearah tersebut.

Ternyata globalisasi yang digembor-gemborkan oleh para penganjurnya

dalam hal ini adalah Bank Dunia, IMF, WTO dan sebagainya menunjukkan

kenyataan yang berbeda dari apa yang pernah mereka janjikan saat itu. Mereka

berpendirian bahwa dengan menghilangkan sejumlah hambatan terhadap

perdagangan perusahaan besar dan berbagai investasi keuangan, maka itulah

gagasan terbaik menuju pertumbuhan. Dan jalan terbaik untuk keluar dari

kemiskinan. Mereka juga berpendapat bahwa berjuta-juta oraang yang secara

terang-terangan menentang model globalisasi ekonomi akan merugikan

kepentingan kaum miskin sendiri.

Sejauh ini, hampir seluruh fakta dalam beberapa decade lalu (1970-2000)

masa pengaruh tercepat dari globalisasi ekonomi menunjukkan bahwa globalisasi

ekonomi justru menciptakan kondisi sebaliknya dari klaim para penganjurnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

Pada saat ini, bukti-bukti tentang kegagalan globalisasi yang dimunculkan oleh

para tokoh oposisinya (Wibowo, 4: 2003).

2.3. Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur

secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur

sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan

kewajiban yang harus dipenuhi oleh sipembawa status. Tingkat sosial merupakan

faktor nonekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin.

Sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan

investasi.

Sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan

dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan,

kerumahan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemenuhan kebutuhan yang

dimaksud berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem sosial, yaitu

satu ke seluruh bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam

satu kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan

manusia yang hidup dalam pergaulan. Interaksi ini pertama terjadi pada keluarga

ada terjadi hubungan antara ayah, ibu, dan anak. Dari adanya interaksi antara

anggota keluarga maka akan muncul hubungan dengan masyarakat luar. Pola

hubungan interaksi ini tentu saja dipengaruhi lingkungan dimana masyarakat

tersebut bertempat tinggal. Di dalam masyarakat pedesaan kita ketahui interaksi

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

yang terjadi lebih erat dibandingkan dengan perkotaan. Pada masyarakat yang

yang hidup di perkotaan hubungan interaksi biasanya lebih dieratkan oleh status,

jabatan atau pekerjaan yang dimiliki. Hal ini menyebabkan terjadinya stratifikasi

sosial dalam masyarakat (Parsidu, 1985:175).

Keberadaan seperti hal diatas mempengaruhi gaya hidup seseorang, tentu

saja termasuk dalam berperilaku dan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Seperti

yang dikatakan oleh beberapa ahli mengenai konsumsi dan gaya hidup. Konsumsi

terhadap suatu barang menurut Weber merupakan gambaran hidup dari kelompok

atas atau tertentu (Damsari, 1997:137).

Melly G.Tan mengatakan untuk melihat kedudukan sosial ekonomi adalah

pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarakan ini masyarakat dapat

digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi

seperti di bawah ini :

a) Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu masyarakat yang

menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi

tingkat hidup minimal mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang

lain.

b) Golongan masyarakat yang berpenghasilan sedang, yaitu pendapatan

harga cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat

menabung.

c) Golongan masyarakat yang berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapat

memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatan itu dapat

ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain (Tan dalam

Koentjaraningrat,1981 : 35).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

2.4. Masyarakat

Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa

manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh

mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi

dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non yang harus ada dalam

masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang-orang saja, diantara

mereka harus ada pertalian satu sama lain. Masyarakat adalah satu kesatuan yang

berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan

itu.Masyarakat mengenal kehidupan yang tenang, teratur dan aman disebabkan

oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota-anggotanya,baik

dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu

atau kehendak sewenang-sewenang, untuk mengutamakan kepentingan dan

keamanan bersama, dengan paksa berarti tunduk kepada hukum-hukum yang telah

ditetapkan (negara dan sebagainya) dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan

berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama ini.

Orang berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri, hidup

dalam gua di pulau sunyi umpamanya selalu ia akan tertarik kepada hidup

bersama dalam masyarakat, karena :

a) Hasrat yang berdasar naluri (kehendak di luar pengawasan akal)

untuk memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak

akan memaksa ia mencari isteri hingga masyarakat keluarga

terbentuk.

b) Kelemahan manusia selalu terdesak ia untuk mencari kekuatan

bersama, yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain,

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

sehingga berlindung bersama-sama dan dapat pula mengejar

kebutuhan kehidupan sehari-hari dengan tenaga bersama-sama.

c) Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon,

yaitu mahkluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok

atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama lebih suka dari

pada hidup sendiri.

d) Bergson (1895) berpendapat bahwa manusia ini hidup bersama

bukan karena oleh persamaan malainkan oleh karena perbedaan

yang terdapat dalam sifat, kedudukan, dan sebagainya, demikian

oleh karena pendapat ini berdasar kepada pelajaran dialektika,

yang mencoba melihat kebenaran dalam kenyataan dengan

mengadakan perbedaan dan perbandingan.

Masyarakat Indonesia memiliki truktur masyarakat yang terurai atas 2

bagian (Nasution, 2003: 82):

1. Struktur horizontal

Dalam rangka memahami masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk ini

perlu kiranya mengungkapkan tentang suku bangsa-suku bangsa dan gambaran

umum tentang kebudayaan, maupun agama yang dianut oleh masyarakat

Indonesia, yang dalam beberapa hal dapat dapat membantu memahami suasana

dari masyarakat Indonesia.

a. Suku bangsa, di Indonesia terdapat 366 suku bangsa, dengan perincian:

Sumatera 49 suku bangsa, Jawa 7 suku bangsa, Kalimantan 73 suku

bangsa, Sulawesi 117 suku bangsa, Nusa Tenggara 30 suku bangsa,

Maluku 41 suku bangsa, Irian Jaya 49 suku bangsa. Selain suku bangsa

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

yang dibicarakan tadi, sebagian kecil orang Indonesia adalah orang-

orang Tionghoa dan timur asing lainnya(Koentjaradiningrat dalam

Nasution, 2003: 83). Orang-orang Tionghoa ini digolongkan sebagai

salah satu suku bangsa diantara berbagai suku bangsa di Indonesia

(Nasikun dalam Nasution, 2003: 83).

b. Kebudayaan

Menurut Koentjaradiningrat kebudayaan mencakup konsep yang luas

sehingga untuk kepentingan analisis, konsep kebudayaan ini perlu

dipecah lagi dalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur yang terbesar yang

terjadi karena pecahan tahap pertama disebut unsur-unsur kebudayaan

yang universal dan merupakan unsur-unsur yang pasti bisa didapatkan

di semua kebudayaan di dunia baik yang hidup dalam masyarakat

perkotaan yang besar dan kompleks. Unsur-unsur universal itu yang

yang sekalian merupakan isi dari semua kebudayaan yang ada di dunia

ini adalah (Nasution, 2003: 83):

1. Sistem religi dan upacara keagamaan.

2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan.

3. Sistem pengetahuan.

4. Bahasa.

5. Kesenian.

6. Sistem mata pencaharian hidup.

7. Sistem teknologi dan peralatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

Dari pembicaraan tersebut di atas dapat dipahami bahwa Indonesia

merupakan masyarakat yang dengan sendirinya dapat dipahami.

Dengan demikian apabila kita mengikuti kensepsi sistem sosial, maka

masyarakat Indonesia setidak-tidaknya sampai saat ini merupakan

masyarakat yang terdiri dari suku-suku bangsa.

c. Agama

Kenyataan memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia menganut

agama yang beragam. Ada beberapa agama yang dianut di Indonesia.

Pada umumnya agama yang dominan di anut adalah Islam, Kristen,

Hindu, dan Budha. Namun masih ada beberapa agama yang belum

disebutkan yang juga bisa didapati di Indonesia.

2. Struktur vertikal

Dalam membicarakan struktur vertikal atau lebih sering digunakan

pelapisan sosial, Soerjono Soekanto memulainya dari penghargaan, dalam arti

bahwa bibit tumbuh atau terjadinya pelapisan social oleh karena adanya sesuatu

yang dihargai. Sesuatu itu mungkin dapat berupa uang atau benda-benda bernilai

ekonomis, mungkin juga berupa tanah, kekuasaan, keturunan dari keluarga

terhormat. Atau dengan kata lain adanya peghargaan terhadap sesuatu tersebut

mengakibatkan anggota masyarakat mengidentifikasikan dan menetapkan sesuatu

dalam posisi yang tinggi atau rendah (Nasution, 2003: 89).

Untuk melihat bagaimana pelapisan sosial tiga komunitas atau masyarakat

setempat tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Masyarakat Jakarta

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

Kelihatannya resepsi-resepsi resmi dijadikan pedoman untuk menelaah

pelapisan social atas dasar kekuasaan. Dinyatakan bahwa kelas golongan

pengusaha tertinggi diwakili oleh mereka yang diundang untuk menghadiri

resepsi kenegaraan di Istana Negara. Tercakup di sini menteri-menteri, pejabat-

pejabat tertinggi, Angkatan Bersenjata dan pemerintah sipil, tokoh-tokoh politik,

kepala perwakilan asing dan akhirnya adalah tokoh-tokoh terkenal dari organisasi

buruh, wanita dan pemuda yang berafiliasi kepada partai. Di bawah elit penguasa

ini adalah mereka yang selalu memenuhi pesta-pesta di perwakilan-perwakilan

asing. Antara kelompok ini dan kelompok elit tertinggi terdapat keanggotaan

rangkap yang cukup besar, namun karena kehadiran pejabat militer dan sipil

tingkat rendahan inilah maka kelompok ini berada pada tingkat kedua di dalam

lapisan kekuasaan. Kelompok lain yang hampir sama dan hampir setingkat

dengan kelompok ini adalah mereka yang muncul di pesta-pesta yang biasanya

diselenggarakan oleh menteri-menteri atau kepala-kepala staff angkatan

bersenjata yang sering terdiri dari perwira-perwira militer. Kelompok ketiga

adalah mereka yang diundang pesta yang diadakan oleh walikota atau komandan

daerah militer Jakarta. Di sini orang-orang yang menduduki posisi kekuasaan

tingkat daerah berkumpul dalam komposisi yang sama elit penguasa pada tingkat

nasional (Nasution, 2003: 91).

Kelas ekonomi menengah jauh kurang kentara, mereka mungkin memiliki

kekayaan dari sisa-sisa masa sebelum perang, atau memiliki pendapatan yang

layak dari perusahaan-perusahaan swasta, atau bahkan pegawai-pegawai

pemerintah yang berpenghasilan rendah namun pasangannya melibatkan diri

dalam perdagangan secara teratur dan secara spekulatif di dalam usaha

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi keperluan keluarga mereka.

Sementaraa pada dasar bawah lapisan ekonomi adalah buruh yang sebagian

besarnya tidak terampil, pegawai-pegawai pemerintah yang tidak termasuk kelas

atas atau kelas menengah, para penjaga toko dan pedagang-pedagang kecil.

Seperti di lingkungan massyarakat di manapun, jumlah mereka jauh melampaui

jumlah kelas atas dan menengah. Dengan demikian mereka secara ekonomi

memiliki arti penting sabagai konsumen dan sebagai buruh.

b. Masyarakat Kota Kecil

Dalam masyarakat semacam ini sistem pelapisan sosial kekuasaan dan

prestise saling bertindih secara luas, mengikuti organisasi pemerintah daerah. Ada

suatu kebiasaan yang kuat dalam masyarakat setempat ini, orang disapa bukan

dengan namanya sendiri, tetapi dengan nama jabatan yang didudukinya di dalam

pemerintahan ataupun organisasi formal lainnya. Akibatnya setiap kenaikan

dalam kepangkatan formal secara tidak terelakkan diikuti oleh kenaikan status

yang sama dalam kehidupan pribadi. Dengan cara begini maka organisasi

administratif dan sistem sosial sangat mempengaruhi.

Pendidikan memiliki nilai sosial yang jauh lebih menonjol di kota kecil

daripada di kota besar seperti Jakarta. Pelapisan ekonomi dalam masyarakat kota

kecil jauh kurang penting daripada sistem pelapisan kekuasaan dan prestise.

Dalam sistem perekonomian sederhana susah untuk membedakan kelas ekonomi

teratas dengan kelas ekonomi dibawahnya, sehingga dapat dikatakan bahwa

terdapat golongan menengah bercampur-baur serta tidak jelas batasnya dengan

kelas bawahan. Kelas menengah dari segi ekonomi pada masa ini meliputi mereka

yang tergolong ke dalam kelas kekuasaan teratas dan menengah bersama-sama

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

dengan pedagang yang berhasil. Penduduk lainnya, termasuk pegawai-pegawai

rendahan, pekerja-pekerja kasar, pedagang eceran,penjaga toko kecil merupakan

kelas kecil maupun kelas bawah dari kelas ekonomi (Nasution, 2003: 93).

Lapisan masyarakat ini akan lebih mudah membedakan lapisan atas dan

menengah dengan lapisan bawah. Tingkat pendidikan formal, tutur kata,

perbendaharaan kata, tingkah laku lebih halus merupakan lambang yang

umumnya tidak dipunyai oleh masyarakat lapisan bawah.

c. Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan adalah kehidupan paguyuban, pengawasan tindak-

tanduk seseorang yang kuat, persamaan asal-usul etnis, latar belakang pendidikan

yang sama, system pertanian yang saderhana dan ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan sendiri, kebiasaan dan tradisi yang seragam dari anggota masyarakat

desa secara bersama-sama memupuk solidaritas masyarakat (Nasution, 2003: 93).

Masyarakat desa adalah sifat ketentraman seperti apa yang dikatakan

Boeke: ”desa itu bukanlah tempat untuk bekerja, tetapi iempat ketentraman:

Ketentraman itu adalah pada hakekatnya hidup bagi orang timur.” Apakah ciri-ciri

yang sering dihubungkan dengan masyarakat pedesaaan yang ada dalam desa-

desa di Indonesia. Pertama-tama orang kota itu sering membayangkan masyarakat

desa itu sebagai tempat orang bergaul dengan rukun, tenang, dan selaras.

Menunjukkan bahwa sering juga di dalam masyarakat desa tempat orang hidup

berdekatan dengan orang-orang tetangga terus menerus, kesempatan untuk

pertengkaran sangat banyak dan peristiwa peledakan dari keadaan-keadaan tegang

rupa-rupanya sering terjadi (Sajogyo, 1995: 25).

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

Semua faktor tersebut ditambah dengan hakikat kebudayaan pedesaan

yang terkait kepada tanah yang secara bersama membentuk struktur masyarakat

desa. Kekuasaan, kekayaan, dan prestise didasarkan kepada penguasaan atas

tanah. Pada hakekatnya digabungkan menjadi satu jenis pelapisan yang meliputi

seluruh anggota masyarakat. Dengan demikian kepemilikan tanah seseorang akan

sangat berhubungan dengan tingkat penghargaan yang diperoleh dari masyarakat,

maka tanahlah yang akan menentukan seseorang dalam system kelas dalam

masyarakat pedesaan. Jika kita amat-amati terdapat empat lapisan yang

dihubungkan pada pemilikan atas tanah:

1. Petani yang memiliki tanah dan rumah.

2. Petani yang memiliki tanah, tapi tidak punya rumah.

3. Petani yang tidak memiliki tanah, tapi memiliki rumah.

4. Petani yang tidak memiliki tanah dan rumah, yang hidup menumpang pada

orang lain sebagai buruh tanah.

Masyarakat pedesaan sesungguhnya memiliki pemahaman bahwa

pendidikan formal sangat berpengaruh dalam mobilitas desa. Demikian juga

dengan keberadaan koperasi, lembaga musyaearah desa, organisasi-organisasi

wanita dan pemuda, karang taruna dan lain-lain, akan semakin meningkatkan

dinamika yang berkembang pada daerah pedesaan.

Payung Bangun dalam memahami dan menelaah pelapisan sosial yang

terjadi di Indonesia menggunakan konteks kebudayaan sebagai landasan

analisisnya. Dinyatakan bahwa kebudayaan Indonesia itu setidak-tidaknya terdiri

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

dari dua sub kebudayaan, yaitu ssub kebudayaan tradisional dan sub kebudayaan

nasional. Sub kebudayaan tradisional meliputi unsur-unsur yang dianggap dan

dipercayai berasal dari dan merupakan warisan dari nenek moyang, sedangkan

sub kebudayaan Indonesia mempunyai unsur yang memasuki sub kebudayaan

suku bangsa melalui pendidikan, perdagangan, perubahan sistem dan struktur

pemerintahan, pengaruh ilmu pengetahuan dan tehnologi masa kini. Dengan

demikian ada sub kebudayaan tradisional, dan ada sub kebudayaan Indonesia

(Nasution,2003: 95). Ada sub kebudayaan Simalungun, ada sub kebudayaan

Indonesia-Simalungun. Ada sub kebudayaan Jawa, ada sub kebudayaan

Indonesia-Jawa. Di sejumlah suku bangsa masih ada sub kebudayaan yang lain,

yaitu sub kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama. Berdasarkan atas kerangka di

atas, kemudian dinyatakan bahwa terdapat system pelapisan social tradisional,

agama, dan nasional.

Kedudukan-kedudukan pada sistem pelapisan sosial tradisional di

Indonesia pada umumnya merupakan kedudukan-kedudukan yang askriptif, yaitu

kedudukan-kedudukan yang utama berdasarkan kualitas pribadi. Kualitas pribadi

yang umumnya menentukan kedudukan tradisional adalah

1. Jenis kelamin

Secara garis besar di Indonesia kedudukan laki-laki dinilai lebih tinggi

daripada wanita. Laki-laki dalam rumahtangganya dihormati oelh istri

dan anak-anaknya. Selain memperoleh penghormatan suami

memperoleh pelayanan dan hak-hak yang melebihi istri dan anak-anak.

2. Senioritas, yaitu senioritas usia dan generasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

Orang yang lebih tua memiliki kedudukan lebih tinggi. Terlihat dari

tindakan dan tutur kata. Terlihat jelas bahwa pelayananpun lebih baik.

Bukan hanya usia, ada yang disebut dengan generasi, hal ini

tergantung pada adat-istiadat yang dianut.

3. Keturunan

Keturunan bangsawan, pendiri desa, raja biasanya dibedakan dengan

orang-orang biasa. Di Jawa, khususnya di Yogyakarta terdapat

perbedaan tingkat kedudukan antara sultan, kaum bangsawan

(Sentonodalem), priyayi (abdidalem), dan orang-orang biasa

(kawuladalem atau wong cilik). Kemudian di kalangan orang

Simalungun, terdapat juga kasta-kasta berdasarkan keturunan, yaitu

keturunan dari pendiri desa (partuanon), orang biasa (paruma), dan

budak (jabolon).

Selama ini pembangunan pedesaan didekati melalui pendekatan ’dari atas’

atau ’dari bawah’. Pendekatan pertama yang biasanya dikenal dengan teori

’tetesan ke bawah’ (tricle down) sudah dianggap kurang mengena sehingga

banyak ditinggalkan para ahli. Pendekatan kedua banyak dianjurkan tetapi dalam

kenyataannya sukar dilaksanakan karena tidak terlalu mudah memasukkannya ke

dalam program pembangunan ekonomi makro yang bersifat Nasional.walaupun di

sana sini sudah dilakukan studi-studi untuk menyiapkan proyek-proyek

pembangunan pedesaan, namun akhirnya hasil-hasilnya kurang dapat

dimanfaatkan (Mubyarto, 3: 1994).

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

Salah satu masalah paling sulit adalah apa yang biasanya disebut dengan

faktor-faktor kelembagaan. Di satu pihak penentu kebijaksanaan biasanya sudah

mampu menangkap berbagai aspirasi atau keinginan masyarakat terlemah di

pedesaan, sehingga secara tepat aspirasi-aspirasi tersebut berhasil dimasukkan ke

dalam program-program pembangunan nasional. Namun, pada saat kebijaksanaan

dan program-program tersebut hendak dilaksanakan ternyata ada pihak-pihak

yang lebih dulu dan lebih mampu memanfaatkan program-program tersebut. Ini

berarti program-program tersebut ada tetapi manfaatnya tidak sampai pada

sasaran yang telah ditentukan.

Selain itu pertanian yang masih menjadi sumber utama mata pencaharian

dari tiga perempat penduduk dunia, pertanian merupakan aktifitas budaya maupun

ekonomi. Persetujuan tentang pertanian (AoA=Agreement on agriculturale)

adalah sistem yang mendasarkan diri pada aturan liberalisasi perdagangan di

bidang pertanian. Sistem ini didesakkan oleh Amerika Serikat beserta sejumlah

koorporasi agribisnis multinasionalnya. Mereka berupaya memaksakan suatu

sistem persaingan global yang tidak seimbang di sektor pertanian domestik.

Caranya yaitu dengan melumpuhkan kemampuan atau ketahanan pertanian-

pertanian rakyat. Upaya pemaksaan ini tak lain agar petani tak mampu bersaing

dengan berbagai produk impor dari negara mereka. Alhasil berjuta-juta petani

kecil tersingkir dari tanah mereka, dan untuk beberapa saat kemudian terwujudlah

”program penciptaan pengungsi terbesar di dunia”. Dengan demikian maksud dan

tujuan korporrasi-korporasi global untuk menguasai pertanian semakin

memperoleh jaminan (Wibowo, 138: 2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

2.5. Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan secara harafiah mengandung makna yang luas dan

mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang sesuatu

ysng menjadi ciri utama pengertian. Menurut Undang-Undang Kesejahteraan

Sosial nomor 11 Pasal 1 ayat 1 bahwa: Kesejahteraan Sosial adalah kondisi

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat

hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan

fungsi sosialnya. Pada ayat 2 ditekankan pula bahwa penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang

dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk

pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang

meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan

perlindungan sosial.

Batasan tersebut di atas kemudian berkembang dalam segala arah dan

bersangkut paut dalam pembaharuan masyarakat yang bertujuan menanggulangi

kemiskinan, keterlantaran, dan keterbelakangan. Permasalahan di masyarakat

sangat luas dan kompleks, hal tersebut mengakibatkan banyak konsepsi yang

muncul dalam setiap Negara dalam mengatasi permasalahan tersebut. Setiap

Negara mempunyai pemahaman masing-masing tentang kesejahteraan, tergantung

apa yang menjadi realita dalam masyarakatnya, sejarahnya, nilai budaya, dan

factor lainnya yang timbul dan berkembang dalam masyarakat tersebut.

Terdapat tiga rangkaian yang hakiki dalam kesejahteraan social, yaitu:

proses, tujuan, dan hasil. Sebagai proses kesejahteraan social adalah serangkaian

aktifitas yang terorganisisr yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup,

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

relasi sosial serta keberfungsian sosial seorang selaras dengan norma-norma

masyarakat. Dalam hal ini orang sering menyebutnya sebagai usaha kesejahteraan

sosial. Sebagai tujuannya adalah kesejahteraan sosial merupakan cita-cita,

pedoman, aspirasi dan barangkali juga mitos tentang kondisi terpengaruhinya

kebutuhan material, sosial, dan spiritual. Dan yang sebagai hasilnya menurut

Wickenden, kesejahteraan sosial dapat berupa peraturan-peraturan, perundang-

undangan, kebijakan, program, pelayanan, serta bantuan-bantuan untuk menjamin

pemenuhan kebutuhan sosial yang dianggap sebagai dasar tercapainya

kesejahteraan manusia dan berfungsinya ketertiban sosial yang lebih

baik.(Soeharto, 1997: 344)

Dilihat dari sudut manapun, kesejahteraan sosial memang perlu demi

pembelaan hak-hak, kepentingan rakyat dan keadilan sosial. Pertama, lokomotif

modernisasi, industrialisasi, serta kemajuan ekonomi yang didorong ilmu

pengetahuan dan teknologi ternyata tidak selalu membawa berkah. Kedua,

kesejahteraan sosial secara hakiki merupakan piranti untuk meraih dan memenuhi

kebutuhan-kebutuhan hidup manusia serta jaminan hak warga Negara yang pada

gilirannya akan mampu menyokong atau minimalnya tidak mengganggu aktivitas

pembangunan. (soeharto, 1997: 345)

Setiap warga masyarakat memiliki hak untuk mendapat perlindungan yang

sama, dan memperoleh kesejahteraannya. Mandapat fasilitas yang merata dari

pemerintah dan ikut dalam pembangunan nasional. Dalam hal ini dinyatakan agar

penanggulangan terhadap ketertinggalan dan ketidakmampuan segera dinbaharui.

Memberikan pemerataan bagi setiap warga Negara, sesuai dengan hak tiap-tiap

orang demi tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

2.6. Kerangka Pemikiran

Keadaan desa yang wilayahnya sulit untuk dijangkau, tidak terdapat sarana

dan prasarana yang layak. Jika hal itu terjadi, tentu suatu wilayah desa akan

mengalami jauh ketertinggalan, dan dinamika desa yang statis. Di sini diperlukan

perhatian khusus bagi pedesaan yang mengalami ketertinggalan, agar mereka

mampu bersaing di era globalisasi saat ini.

Bagian keterisoliran inilah yang membuat penulis mencoba menelaah

hubungan yang signifikan antara isolasi wilayah, dalam hal ini yang menjadi

indikatornya adalah, wilayah ini merupakan daerah yang jauh dari pusat kota

kecamatan, memiliki fasilitas transportasi baik keadaan jalan maupun keberadaan

alat tranportasi yang minim, belum mendapat fasilitas PLN (Perusahaan Listrik

negara) dalam hal penerangan dan Informasi, maupun PAM (perusahaan Air

Minum) dalam hal kebersihan dan kesehatan. Keadaan tersebut di ataslah yang

akan penulis hubungkan pengaruhnya dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat

setempat yaitu pendapatan, penghasilan total keluarga, dengan pekerjaan tetap dan

utama dan pekerjaan sampingan, pendidikan & kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

Dari penjelasan di atas dapat kita buat bagan singkat dalam bagan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

VARIABEL X VARIABEL Y

(Variabel bebas) (Variabel Terikat)

Isolasi wilayah,

Sebagai berikut :

a. Sarana transportasi

i. Sarana jalan

ii. Alat

ransportasi

b. PLN (Perusahaan

Listrik Negara).

i. Penerangan

ii. Informasi

c. PAM (Perusahaan air

minum) untuk MCK

(Mandi Cuci Kakus)

Faktor-faktor Sosial ekonomi seperti:

a. Penghasilan atau

pendapatan

b. Pekerjaan.

c. Pendidikan.

d. Kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

2.7 . Hipotesis

Hipotesis adalah satu jenis preposisi yang dirumuskan sebagai jawaban

tentatif (perkiraan sementara) atas suatu masalah dan kemudian diuji secara

empiris (Silalahi,2009:161).Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho :Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara isolasi wilayah terhadap

keadaan sosial ekonomi masyarakat.

Ha :Terdapat hubungan yang signifikan antara isolasi wilayah terhadap sosial

ekonomi masyarakat.

2.8 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

2.8.1. Defenisi Konsep

Konsep adalah suatu makna yang berada dalam pikiran atau di dunia

kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan

atau kata-kata (Suyanto,2008:49).

Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh adalah suatu bentuk hubungan yang terjadi akibat adanya

hubungan yang signifikan antara satu hal dengan hal yang lain.

2. Isolasi adalah keadaan terpencilnya suatu wilayah karena sulit

berhubungan dengan pihak lain.

3. Wilayah adalah: lingkungan suatu daerah yang didiami oleh suatu

komunitas.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

4. Sosial ekonomi: suatu kondisi atau kedudukan yang diatur secara sosial

dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu yang ditentukan oleh

faktor pemenuhan kebutuhan, pendidikan, perumahan, kesehatan dan air

yang sehat serta didukung oleh pekerjaan yang layak.

5. Masyarakat desa adalah kehidupan paguyuban, pengawasan tindak-tanduk

manusia yang kuat, persamaan asal-usul etnis, sistem pertanian yang

sederhana dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, kebiasaan

dan tradisi yang seragam dari anggota masyarakat desa secara bersama-

sama memupuk solidaritas yang kuat.

2.8.2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989:46).

Pengaruh Isolasi daerah terhadap sosial ekonomi masyarakat di ukur dari:

A. Variabel Bebas (Independent Variable)

Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah

isolasi wilayah dengan indikatornya sebagai berikut:

a. Sarana transportasi

i. Sarana jalan : yaitu berupa jarak desa ke ibukota

kecamatan, kondisi jalan, waktu tempuh.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

ii. Alat ransportasi : alat tranportasi yang ada, &tingkat

ketersediaan.

b. PLN (Perusahaan Listrik Negara).

i. Penerangan : alat penerangan yang digunakan, efesiensi

alat penerangan yang digunakan.

ii. Informasi : tersedianya media elektronik, jenis siaran

yang diperoleh, frekuensi menonton, tempat menonton,

radio, tape, tersedianya media cetak; koran atau majalah.

c. PAM (Perusahaan air minum) untuk MCK (Mandi Cuci Kakus)

atau kebersihan: sumber air yang digunakan, letak sumber air &

kualitas air yang digunakan.

B. Variabel Terikat

Variabel Terikat (Y) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur

yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan

bukan karena adanya variabel lain. Maka variabel terikatnya adalah sosial

ekonomi masyarakat Marjandi Dolok, dengan indikator sebagai berikut :

1. Jumlah penghasilan atau pendapatan : jumlah penghasilan riil yang

disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama. Pendapatan

adalah jumlah semua hasil perolehan yang didapat dalam bentuk

uang sebagai hasil kerjanya, dengan indikator sumber modal usaha,

pendapatan dari hassil usaha, tanggungan dalam keluarga, status

kepemilikan lahan, kepemilikan rumah, kemampuan memperbaiki

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruhrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/3/Chapter II.pdf · Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ... berpendirian bahwa

rumah, ada tidaknya tabungan, pemenuhan kebutuhan pokok

sehari-hari berupa sandang, papan, dan pangan.

2. Pekerjaan: merupakan kategori profesi yang dilakukan dalam

mencari penghasilan untuk mendapatkan pendapatan rumah

tangga, baik pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan.

3. Pendidikan: yaitu tingkat pendidikan anggota keluarga,

kemampuan & kemauan untuk menyekolahkan anak, keterampilan

yang dimiliki.

4. Kesehatan: kemampuan untuk memberikan jaminan kesehatan

terhadap keluarga indikatornya yaitu: kemampuan untuk membeli

obat-obatan dan kemampuan untuk berobat ke rumah sakit,

puskesmas, dan pengobatan tradisional.

Universitas Sumatera Utara