>>Sekedar Coretan

2
>>Sekedar Coretan<< | Dosis Obat Copyright renycipluk [email protected] http://renycipluk.student.umm.ac.id/2011/07/07/dosis-obat/ Dosis Obat Dosis atau bisa disebut juga aturan pakai obat diberikan agar obat dapat menghasilkan efek yang diharapkan .Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemberian dosis pada pasien, antara lain usia pasien, boot badan, jenis kelamin, luas permukaan badan, beratnya pnyakit yang diderita, dan daya tahan tubuh pasien. Takaran pemakaian yang dimuat dalam Farmakope Indonesia dan negara lain hanya dimaksudkan sebagai pedoman saja. Begitu pula dengan DM ( dosis maksimal) yang bila dilampaui dapat memberikan efek toksik, bukan merupakan batasan mutlak. Dosis maksimal dari banyak obat di muat di Farmakope Indonesia edisi I sampai III, namun sudah ditiadakan pada edisi IV karena kurang adanya kepastian mengenai ketepatannya antara lain berhubungan dengan variasi biologi dan faktor- faktor yang telah disebutkan diatas. Sebagai gantinya kini digunakan dosis lazim, yaitu dosis rata-rata yang lazimnya memberikan efek yang diharapkan. Dosis di farmakope luar negeri sebetulnya berlaku untuk orang dewasa berdasarkan bobot badan rata- rata 150 pound(=68 kg), namun tuuh orang indonesia umumnya lebih kecil dengan rata-rata berat 56 kg seharusnya mendapatkan takaran yang lebih kecil. Dalam praktek hal itu kurang diperhatikan, tidak pula soal variasi mengenai besar-kecilnya pasien. Menurut Du Bois dosis obat untuk seseorang bisa dihitung dari luas permukaan badannya,menurut persamaan Du Bois luas permukaan badan seseorang adalah: S = W 0,425 x H 0.725 x 71. 84 S = luas permukaan badan (m 2 ) W = berat badan (kg) H = tinggi badan (cm) Dosis = S pasien x dosis dewasa S dewasa Menurut pustaka , rata- luas permukaan badan dewasa adalah 1.73 m 2 Dosis untuk seorang pasien juga dapat dihitung dari usia pasien tersebut ,dibedakan sebagai berikut: a. Manula Yaitu orang yang brusia diatas 65 tahun, lazimnya lebih peka terhadap obat dan efek sampingnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan fisiologis, seperti penurunan fungsi ginjal dan metabolisme hati, meningkatnya rasio lemak-air, dan berkurangnya sirkulasi darah. Maka eliminasi obat dalam tubuh berlangsung lebih lama. Juga karena jumlah ablumin yang lebih sedikit, maka pengikatan obat pun berkurang. Karena sering kali manula menderita berbagai penyakit dalam waktu yang sama nenyebabkan harus memakai beberapa obat sekaligus, sehingga meningkatkan resiko interaksi farmakodinamika da farmakokinetika antar obat. Oleh karena itu lansia dianjurkan memakai dosis obat yang lebih rendah, sebagai berikut: - 65 – 74 tahun : dosis biasa – 10 % - 75 – 84 tahun : dosis biasa – 20 % - > 85 tahun : dosis biasa - 30 % b. Bayi Bayi yang baru lahir menunjukan kerentanan yang lebih besar terhadap obat, karena fungsi hati dan ginjal serta sistem enzimnya belum berkembang secara lengkap. Jadi beberapa obat dapat menyebabkan keracunan, dan mempengaruhi SSP seperti, antihistamin,morfin, atropin, ketotifen, deptropin. Namun ada juga beberapa obat yang dapat diberikan dengan dosis agak tinggi tanpa reaksi buruk seperti, phenobarbital, dan digoksin. Dosis bayi dapat dihitung dengan rumus fried’s : Dosis bayi = umur bayi x dosis dewasa 150 c. Anak Ada beberapa rumus untuk menghitung dosis anak berdasarkan usia, page 1 / 2

description

dosis obat

Transcript of >>Sekedar Coretan

Page 1: >>Sekedar Coretan

>>Sekedar Coretan<< | Dosis ObatCopyright renycipluk [email protected]://renycipluk.student.umm.ac.id/2011/07/07/dosis-obat/

Dosis ObatDosis atau bisa disebut juga aturan pakai obat diberikan agar obat dapatmenghasilkan efek yang diharapkan .Ada banyak faktor yang mempengaruhipemberian dosis pada pasien, antara lain usia pasien, boot badan, jenis kelamin,luas permukaan badan, beratnya pnyakit yang diderita, dan daya tahan tubuhpasien. Takaran pemakaian yang dimuat dalam Farmakope Indonesia dan negaralain hanya dimaksudkan sebagai pedoman saja. Begitu pula dengan DM ( dosismaksimal) yang bila dilampaui dapat memberikan efek toksik, bukan merupakanbatasan mutlak. Dosis maksimal dari banyak obat di muat di FarmakopeIndonesiaedisi I sampai III, namun sudah ditiadakan pada edisi IV karena kurang adanyakepastian mengenai ketepatannya antara lain berhubungan dengan variasi biologidan faktor- faktor yang telah disebutkan diatas. Sebagai gantinya kini digunakandosis lazim, yaitu dosis rata-rata yang lazimnya memberikan efek yang diharapkan.

Dosis di farmakope luar negeri sebetulnya berlaku untuk orang dewasaberdasarkan bobot badan rata- rata 150 pound(=68 kg), namun tuuh orangindonesia umumnya lebih kecil dengan rata-rata berat 56 kg seharusnyamendapatkan takaran yang lebih kecil. Dalam praktek hal itu kurang diperhatikan,tidak pula soal variasi mengenai besar-kecilnya pasien. Menurut Du Bois  dosis obatuntuk seseorang bisa dihitung dari luas permukaan badannya,menurut persamaanDu Bois luas permukaan badan seseorang adalah: S = W 0,425 x H 0.725 x 71. 84 S  =luas permukaan badan (m2) W = berat badan (kg) H = tinggi badan (cm) Dosis =  Spasien x dosis dewasa S dewasa Menurut pustaka , rata- luas permukaan badandewasa adalah 1.73 m2 Dosis untuk seorang pasien juga dapat dihitung dari usiapasien tersebut ,dibedakan sebagai berikut: a.       Manula Yaitu orang yang brusiadiatas 65 tahun, lazimnya lebih peka terhadap obat dan efek sampingnya. Hal inidisebabkan oleh perubahan fisiologis, seperti penurunan fungsi ginjal danmetabolisme hati, meningkatnya rasio lemak-air, dan berkurangnya sirkulasi darah.Maka eliminasi obat dalam tubuh berlangsung lebih lama. Juga karena jumlahablumin yang lebih sedikit, maka pengikatan obat pun berkurang. Karena sering kalimanula menderita berbagai penyakit dalam waktu yang sama nenyebabkan harusmemakai beberapa obat sekaligus, sehingga meningkatkan resiko  interaksifarmakodinamika da farmakokinetika antar obat. Oleh karena itu lansia dianjurkanmemakai dosis obat yang lebih rendah, sebagai berikut: -          65 – 74 tahun :dosis biasa – 10 % -          75 – 84 tahun : dosis biasa – 20 % -          > 85 tahun :dosis biasa  - 30 % b.      Bayi Bayi yang baru lahir menunjukan kerentanan yanglebih besar terhadap obat, karena fungsi hati dan ginjal serta sistem enzimnyabelum berkembang secara lengkap. Jadi beberapa obat dapat menyebabkankeracunan, dan mempengaruhi SSP seperti, antihistamin,morfin, atropin, ketotifen,deptropin. Namun ada juga beberapa obat yang dapat diberikan  dengan dosis agaktinggi tanpa reaksi buruk seperti, phenobarbital, dan digoksin. Dosis bayi  dapatdihitung dengan rumus fried’s : Dosis bayi = umur bayi x dosis dewasa 150c.       Anak Ada beberapa rumus untuk menghitung dosis anak berdasarkan usia,

page 1 / 2

Page 2: >>Sekedar Coretan

>>Sekedar Coretan<< | Dosis ObatCopyright renycipluk [email protected]://renycipluk.student.umm.ac.id/2011/07/07/dosis-obat/

bobot badan ddal luas permukaan badan. Seperti : -         Rumus Young (untukanak usia 2-8 tahun) Dosis anak =  n x  dosis dewasa n + 12 n = umur anak-          Rumus Ausberger Anak usia 2-12 bulan =  (m + 13 )% x dosis dewasaAnak usia 1-11 tahun = (4n + 20 )% x dosis dewasa Anak usia 12 - 16  tahun = (5n+ 10 )% x dosis dewasa m= usia dalam bulan  , n= usia anak dalam tahun -        Rumus Clark (berdasarkan  bobot badan) Dosis anak =  w x dosis dewasa 68 W =bobot badan dalam kg

page 2 / 2