Sekali Berarti Waspadai Tindak Kriminal dan (Insya Allah ... · ter) calon jemaah haji Indonesia...

1
Baru Indomie Mi Keriting Goreng Rasa Ayam Cabe Rawit. Temukan pedasnya topping cabe rawit utuh dan baso asli. Dibalut nikmatnya bumbu bentuk pasta yang meresap sempurna. BARU! M USIM haji hadir kembali. Saat ini sejumlah kelom- pok terbang (klo- ter) calon jemaah haji Indonesia telah bertolak menuju ke tanah suci. Menteri Agama Surya- dharma Ali telah melepas klo- ter pertama, Senin (11/10) di Medan, Sumatra Utara. Satu hal yang menjadi dam- baan setiap calon haji adalah meraih haji mabrur. Haji mab- rur merupakan haji yang dite- rima Allah SWT. Pada sebuah hadis riwayat Muslim, Nabi Muhammad bersabda: ‘’Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya selain surga.’’ Hadis tersebut menegaskan keutamaan haji mabrur. Siapa saja yang memperolehnya, ia berhak mendapat surga. Bagai- mana meraih haji mabrur? Ulama kondang asal Betawi, KH Agus Dermawan, meng- ungkapkan, ciri seseorang yang hajinya mabrur antara lain selalu menyeimbangkan hubungan secara baik dengan Allah (hablumminallah) dan hu- bungan dengan manusia lain (hablumminannas). Jadi selain rajin beribadah individual, juga rajin beribadah sosial. Seseorang yang meraih haji mabrur selalu mengutamakan kepentingan orang lain ke- timbang kepentingan priba- dinya. “Haji yang mabrur tidak pelit dan tidak egoistis apalagi bersikap anarkistis,” ujar ustaz yang akrab disapa KH ini. KH menekankan, upaya menggapai haji yang mabrur mesti dipersiapkan sejak sebe- lum berangkat dan selama iba- dah di tanah suci hingga kem- balinya lagi ke Tanah Air. “Yakni dengan menjaga kua- litas iman secara konsisten sebelum dan sesudah berhaji, selalu menjauhkan diri dari la- rangan Allah dan menjalani se- gala perintah-Nya,’’ kata KH. Cukup sekali Hal senada juga diungkap- kan imam besar Masjid Istiq- lal KH Ali Mustofa Yaqub. Ia mengungkapkan, ada tiga syarat menggapai haji mabrur. Pertama, niat berhaji hanya ka- rena Allah, tidak didasari faktor kepentingan lain. Kedua, biaya berhajinya diperoleh dari harta yang halal. Ketiga, manasik (rit- ual) haji yang dilakukan sesuai dengan sunah Rasulullah. ‘’Seseorang yang hajinya ma- brur, kesalehan individualnya dibarengi dengan kesalehan so- sial. Ibadahnya tidak hanya di- tujukan untuk dirinya juga un- tuk kepentingan masyarakat,’’ ujar Guru Besar Institut Ilmu Quran (IIQ) Jakarta ini. Kemabruran seorang haji akan berdampak pada ling- kungan sekitar. Karena haji yang mabrur selalu berbuat baik pada sesama. Ia tidak ha- nya rajin salat berjemaah, tapi juga rajin bersedekah. KH Ali Mustofa Yaqub meng- ingatkan, seseorang bisa terje- bak pada nafsu ibadah untuk dirinya sendiri saja. Misalnya, gemar pergi berhaji setiap ta- hun untuk pemuasan pribadi saja. “Hati-hati, yang seperti ini adalah haji setan. Sesung- guhnya, berhaji cukup satu kali, daripada mengulang-ulang lebih baik ongkosnya untuk ber amal sehingga memberi manfaat pada sesama,” tutur KH Ali Mustofa Yaqub. Kebalikan dari haji mabrur adalah haji mardud atau haji yang ditolak Allah. Haji mar- dud ini terjadi bila niat ses- eorang dalam berhaji tidak lagi karena Allah SWT. Hajinya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, sekadar me- raih gelar haji agar dihormati atau untuk pamer. Haji mardud ibarat tanah yang menempel di batu lalu luntur terkena angin. (S-3) [email protected] TINDAK kejahatan tampaknya tidak mengenal tempat. Di tem- pat suci seperti Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sekali pun, para pelaku penipuan dan pe- rampasan mengincar sasaran. Sejumlah jemaah calon haji (calhaj) menjadi korban. Itu ter- jadi pada hampir setiap musim haji. Pada awal musim haji ini seorang calhaj asal Medan, Sumatra Utara, Dolla Tanjung, 66, kehilangan uang Rp15 juta. Uang itu raib dibawa seorang penipu di sekitar Masjid Naba- wi, Madinah. Ceritanya, Rabu (13/10), seusai salat subuh, Dolla yang baru sehari tiba di Tanah Suci itu keluar dari Masjid Nabawi. Dolla ingin menuju pemondo- kannya. Namun ia kebingung- an karena tidak tahu jalan. Saat itu ada orang naik mobil mendekatinya dan menawar- kan bantuan. Dalam mobil, sang sopir yang mengenakan ba ju jemaah Indonesia dan pandai berbahasa Indonesia itu pura-pura menanyakan iden- titas Dolla. Ia mencari kertas yang katanya menjadi pengenal Dolla agar memudahkan me- ngantarkan ke pemondokan. Tidak menemukan apa yang di- cari, si pria lalu memperhatikan dada Dolla yang menonjol. “Dia tanya itu apa, saya jawab uang, ia lantas mengambilnya,” cerita Dolla sebagaimana diki- sahkan tim Media Center Haji Kementerian Agama RI. Uang yang diambil dari Dolla berupa Rp10 juta dan sekitar 1.500 riyal. Untungnya saat se- dang menangis di tengah jalan, Dolla ditemukan petugas haji dan kemudian diantar ke pe- mondokan haji terdekat. Begitulah, beragam tindak kejahatan mengintai jemaah haji. Modusnya bermacam-ma- cam, mulai dari menawarkan bantuan mengantar ke pemon- dokan, menjual pulsa, memberi jasa penukaran uang riyal, hingga jasa pembayaran dam (denda dalam ritual haji). Sebenarnya, Panitia Penye- lenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama RI telah menempatkan satuan petugas pengamanan di sejumlah titik di sekitar masjid. Namun tin- dak kriminal kerap tidak dapat dihindari. Karena itu, agar tidak menja- di korban, para calhaj diimbau tidak membawa banyak uang saat keluar pemondokan. “Ja- ngan mudah percaya kepada orang-orang yang menawarkan jasa bantuan, tukar uang, atau jual pulsa. Lebih berhati-ha- ti lah,” kata Subakin Abdul Muthalib, Kepala Daerah Kerja Madinah (PPIH) 2010. Sementara itu, pada musim ha ji tahun ini Kementerian Agama berupaya meningkat- kan layanan kepada para calhaj. Antara lain, penyediaan pe- mondokan jemaah yang lebih dekat dengan Masjidil Haram. ‘’Sebanyak 63% lebih pe- mondokan berada dalam ra- dius 2 kilometer dari Masjidil Haram, hanya 31% terletak an- tara 2 sampai 4 kilometer,’’ ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Ghafur Djawahir. (Bay/S-3) RITUAL ibadah haji penuh de ngan kegiatan fisik. Oleh karena itu, kebugaran tubuh harus dijaga. Kebugaran itu diperlukan dari mula, sejak keberangkatan. Perjalanan dari Tanah Air me- nuju Arab Saudi perlu waktu 8 jam. Biasanya, sesampainya di Tanah Suci, jemaah langsung melakukan persiapan untuk ibadah umrah. Selanjutnya, sembari me- nunggu hari wukuf tiba, jemaah akan tinggal di pemondokan. Umumnya, selama menunggu, rutinitas keseharian akan diisi dengan ibadah di Masjid Na- bawi (ketika di Madinah) atau di Masjidilharam (ketika di Mekah). Kegiatan itu menuntut kekuatan sik terutama kaki. Pasalnya, meski dari pemon- dokan jemaah bisa naik bus pengangkut, bus itu kerap kali tidak bisa parkir dekat masjid. Untuk masuk masjid, jemaah harus berjalan 500 m-750 m. Mendekati hari wukuf, jema- ah dari penjuru dunia berda- tangan ke Mekah. Jemaah me- nyesaki Masjidilharam di ham- pir setiap waktu salat. Saat-saat seperti itu, selain sik, mental harus kuat. Sebab ada kalanya perbedaan budaya yang diba- wa jemaah dari berbagai negara memancing emosi. Pada hari wukuf dan hari-ha- ri puncak ibadah haji, jalanan biasanya penuh sesak oleh jemaah dan kendaraan yang terjebak macet. Untuk mengha- dapi situasi demikian, kadang jemaah harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk men- capai tujuan. Lagi-lagi, hal itu membutuhkan kekuatan sik. Lantas, bagaimana persiapan- nya? Menurut spesialis penya- kit dr Tri Juli Edi Tarigan SpPD, persiapan sik idealnya dilaku- kan 2-3 bulan menjelang kebe- rangkatan. ‘’Jemaah juga harus terbuka saat pemeriksaan kese- hatan kepada petugas.’’ Latihan sik menjadi sangat penting saat sebelum berangkat berhaji. Latihan seperti jalan kaki, joging maupun olahraga lainnya idealnya dilakukan 2-3 bulan menjelang keberangkat- an. Istirahat cukup dan kon- sumsi makanan bergizi mutlak diperlukan. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah persiapan men- tal dengan meluruskan niat ibadah haji hanya untuk Allah. ‘’Niat harus dilengkapi penge- tahuan cukup mengenai ibadah haji,’’ imbuh Tri. (*/S-3) MI/ADAM DWI PUTRA SALAT ISYA: Jemaah melakukan ibadah menjelang salat Isya, di Masjidilharam, Mekah, Selasa (12/10). Sejumlah kelompok terbang calon jemaah haji Indonesia mulai bertolak menuju ke Tanah Suci sejak Senin (11/10). Syarief Oebaidillah Pada seseorang yang berhasil meraih haji mabrur, kesalehan individualnya dibarengi dengan kesalehan sosial. Sekali Berarti dan (Insya Allah) Mabrur Uang itu raib dibawa seorang penipu di sekitar Masjid Nabawi, Madinah.” SELASA, 19 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 13 HAJI Kuatkan Fisik, Siapkan Mental Waspadai Tindak Kriminal Tetap Bugar di Tanah Suci Pakai selimut/baju tebal untuk melawan udara dingin di malam hari. Pada siang yang terik, gunakan kacamata hitam serta topi. Minum air putih minimal 2 liter untuk mencegah dehidra- si karena rendahnya kelembapan udara di Arab Saudi. Konsumsi makanan bergizi seimbang. Hindari keracunan dengan memperhatikan warna, bau, rasa makanan dan perhatikan tanggal kedaluwarsa. Bawa dan konsumsi obat-obatan rutin. Jaga kamar tidur tetap lapang, tidak penuh sesak dengan barang. Usahakan sirkulasi udara lancar. Penyakit paling sering menyerang adalah sakit tenggo- rokan, batuk, dan sesak napas. Selalu gunakan masker ketika berada dalam kerumunan jemaah. Laksanakan seluruh rukun haji, pilih ibadah sunah sesuai kemampuan dan batasi kegiatan nonibadah seperti ber- belanja. Jaga komunikasi dan hubungan baik dengan sesama je- maah serta petugas.

Transcript of Sekali Berarti Waspadai Tindak Kriminal dan (Insya Allah ... · ter) calon jemaah haji Indonesia...

Page 1: Sekali Berarti Waspadai Tindak Kriminal dan (Insya Allah ... · ter) calon jemaah haji Indonesia telah bertolak menuju ke ta nah suci. ... Penyakit paling sering menyerang adalah

Baru Indomie Mi Keriting Goreng Rasa Ayam Cabe Rawit.Temukan pedasnya topping cabe rawit utuh dan baso asli.

Dibalut nikmatnya bumbu bentuk pasta yang meresap sempurna.

BARU!

MUSIM haji hadir kembali. Saat ini sejumlah kelom-pok terbang (klo-

ter) calon jemaah haji Indonesia telah bertolak menuju ke ta nah suci. Menteri Agama Sur ya -dharma Ali telah melepas klo-ter pertama, Senin (11/10) di Me dan, Sumatra Utara.

Satu hal yang menjadi dam-baan setiap calon haji adalah meraih haji mabrur. Haji ma b-rur merupakan haji yang dite-rima Allah SWT. Pada sebuah hadis riwayat Muslim, Nabi Mu hammad bersabda: ‘’Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya selain surga.’’

Hadis tersebut menegaskan keutamaan haji mabrur. Siapa saja yang memperolehnya, ia berhak mendapat surga. Bagai-mana meraih haji mabrur?

Ulama kondang asal Betawi, KH Agus Dermawan, meng-ungkapkan, ciri seseorang yang hajinya mabrur antara lain selalu menyeimbangkan hu bungan secara baik dengan Allah (hablumminallah) dan hu-bungan dengan manusia lain (hablumminannas). Jadi selain rajin beribadah individual, juga rajin beribadah sosial.

Seseorang yang meraih haji mabrur selalu mengutamakan kepentingan orang lain ke-timbang kepentingan priba-dinya. “Haji yang mabrur tidak pelit dan ti dak egoistis apalagi bersikap anarkistis,” ujar ustaz yang akrab disapa KH ini.

KH menekankan, upaya meng gapai haji yang mabrur mes ti dipersiapkan sejak sebe-lum berangkat dan selama iba-dah di tanah suci hingga kem-balinya lagi ke Tanah Air.

“Yakni dengan menjaga kua-litas iman secara konsisten se belum dan sesudah berhaji, se lalu menjauhkan diri dari la-rangan Allah dan menjalani se-gala perintah-Nya,’’ kata KH.

Cukup sekali Hal senada juga diungkap-

kan imam besar Masjid Istiq-lal KH Ali Mustofa Yaqub. Ia mengungkapkan, ada tiga sya rat menggapai haji mabrur. Pertama, niat berhaji hanya ka-rena Allah, tidak didasari fak tor kepentingan lain. Kedua, biaya

berhajinya diperoleh dari harta yang halal. Ketiga, ma nasik (rit-ual) haji yang dila kukan sesuai dengan sunah Ra sulullah.

‘’Seseorang yang hajinya ma-brur, kesalehan individualnya dibarengi dengan kesalehan so-sial. Ibadahnya tidak hanya di-tujukan untuk dirinya juga un-tuk kepentingan masyarakat,’’ ujar Guru Besar Institut Ilmu Quran (IIQ) Jakarta ini.

Kemabruran seorang haji akan berdampak pada ling-kungan sekitar. Karena haji yang mabrur selalu berbuat baik pada sesama. Ia tidak ha-nya rajin salat berjemaah, tapi ju ga rajin bersedekah.

KH Ali Mustofa Yaqub meng-ingatkan, seseorang bisa terje-bak pada nafsu ibadah untuk dirinya sendiri saja. Misalnya, gemar pergi berhaji setiap ta-

hun untuk pemuasan pribadi saja. “Hati-hati, yang seperti ini adalah haji setan. Sesung-guhnya, berhaji cukup satu kali, daripada mengulang-ulang le bih baik ongkosnya untuk ber amal sehingga memberi man faat pada sesama,” tutur KH Ali Mustofa Yaqub.

Kebalikan dari haji mabrur adalah haji mardud atau haji yang ditolak Allah. Haji mar-dud ini terjadi bila niat ses-eorang dalam berhaji tidak lagi kare na Allah SWT.

Hajinya untuk ke pentingan pribadi. Misalnya, sekadar me-raih gelar haji agar dihormati atau untuk pamer. Haji mardud ibarat tanah yang menempel di batu lalu luntur ter kena angin. (S-3)

[email protected]

TINDAK kejahatan tampaknya tidak mengenal tempat. Di tem-pat suci seperti Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sekali pun, para pe laku penipuan dan pe-rampasan mengincar sasaran.

Sejumlah jemaah calon haji (calhaj) menjadi korban. Itu ter-jadi pada hampir setiap musim haji. Pada awal musim haji ini seorang calhaj asal Medan, Su matra Utara, Dolla Tanjung, 66, kehilangan uang Rp15 juta. Uang itu raib dibawa seorang pe nipu di sekitar Masjid Naba-wi, Madinah.

Ceritanya, Rabu (13/10), se usai salat subuh, Dolla yang ba ru sehari ti ba di Tanah Suci itu keluar da ri Masjid Nabawi. Dolla i ngin menuju pemondo-kannya. Namun ia kebingung-an karena tidak tahu jalan.

Saat itu ada orang naik mobil mendekatinya dan menawar-kan bantuan. Dalam mobil, sang sopir yang mengenakan ba ju jemaah Indonesia dan pan dai berbahasa Indonesia itu pura-pura menanyakan iden-titas Dolla. Ia mencari kertas yang katanya menjadi pengenal Dolla agar memudahkan me-ngantarkan ke pemondokan. Ti dak menemukan apa yang di-cari, si pria lalu memperhatikan dada Dolla yang menonjol.

“Dia tanya itu apa, saya jawab uang, ia lantas mengambilnya,” cerita Dolla sebagaimana diki-sahkan tim Media Center Haji Kementerian Agama RI.

Uang yang diambil dari Dolla berupa Rp10 juta dan sekitar 1.500 riyal. Untungnya saat se-dang menangis di tengah jalan, Dolla ditemukan petugas haji dan kemudian diantar ke pe-mondokan haji terdekat.

Begitulah, beragam tindak kejahatan mengintai jemaah haji. Modusnya bermacam-ma-cam, mulai dari menawarkan

bantuan mengantar ke pemon-dokan, menjual pulsa, memberi jasa penukaran uang riyal, hing ga jasa pembayaran dam (den da dalam ritual haji).

Sebenarnya, Panitia Penye-lenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama RI telah me nempatkan satuan petugas pengamanan di sejumlah titik di sekitar masjid. Namun tin-dak kriminal kerap tidak dapat dihindari.

Karena itu, agar tidak menja-di korban, para calhaj diimbau tidak membawa banyak uang saat keluar pemondokan. “Ja-ngan mudah percaya kepada orang-orang yang menawarkan jasa bantuan, tukar uang, atau

jual pulsa. Lebih berhati-ha-ti lah,” kata Subakin Abdul Mu thalib, Kepala Daerah Kerja Ma dinah (PPIH) 2010.

Sementara itu, pada musim ha ji tahun ini Kementerian Aga ma berupaya meningkat-kan layanan kepada para calhaj. Antara lain, penyediaan pe-mondokan jemaah yang lebih dekat dengan Masjidil Haram.

‘’Sebanyak 63% lebih pe-mondokan berada dalam ra-dius 2 kilometer dari Masjidil Haram, hanya 31% terletak an-tara 2 sampai 4 kilometer,’’ ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Haji dan Umrah Ke menterian Agama Abdul Gha fur Djawahir. (Bay/S-3)

RITUAL ibadah haji penuh de ngan kegiatan fisik. Oleh ka rena itu, kebugaran tubuh ha rus dijaga.

Kebugaran itu diperlukan da ri mula, sejak keberangkat an. Perjalanan dari Tanah Air me-nuju Arab Saudi perlu waktu 8 jam. Biasanya, sesampainya di Tanah Suci, jemaah langsung melakukan persiapan untuk ibadah umrah.

Selanjutnya, sembari me-nung gu hari wukuf tiba, jemaah akan tinggal di pemondokan. Umumnya, selama menunggu,

rutinitas keseharian akan di isi dengan ibadah di Masjid Na-bawi (ketika di Madinah) atau di Masjidilharam (ketika di Mekah). Kegiatan itu me nuntut kekuatan fi sik teruta ma kaki.

Pasalnya, meski dari pemon-dokan jemaah bisa naik bus pengangkut, bus itu kerap kali ti dak bisa parkir dekat masjid. Untuk ma suk masjid, jemaah harus ber jalan 500 m-750 m.

Mendekati hari wukuf, jema-ah dari penjuru dunia berda-tangan ke Mekah. Jemaah me-nyesaki Masjidilharam di ham-

pir setiap waktu salat. Saat-saat seperti itu, selain fi sik, mental harus kuat. Sebab ada kalanya perbedaan budaya yang diba-wa jemaah da ri berbagai negara memancing emosi.

Pada hari wukuf dan hari-ha-ri puncak ibadah haji, jalanan biasanya penuh sesak oleh je maah dan kendaraan yang ter jebak macet. Untuk mengha-dapi situasi demikian, kadang jemaah harus berjalan kaki be berapa kilometer untuk men-capai tujuan. Lagi-lagi, hal itu membutuhkan kekuatan fi sik.

Lantas, bagaimana persiapan-nya? Menurut spesialis penya-kit dr Tri Juli Edi Tarigan SpPD, persiapan fi sik idealnya dilaku-kan 2-3 bulan menjelang kebe-rangkatan. ‘’Jemaah juga harus terbuka saat pemeriksaan kese-hatan ke pada petugas.’’

Latihan fi sik menjadi sangat penting saat sebelum berangkat berhaji. Latihan seperti jalan ka ki, joging maupun olahraga lain nya idealnya dilakukan 2-3 bulan menjelang keberangkat-an. Istirahat cukup dan kon-sum si makanan bergizi mutlak di perlukan.

Selain itu, yang tidak kalah penting adalah persiapan men-tal dengan meluruskan niat ibadah haji hanya untuk Allah. ‘’Niat ha rus dilengkapi penge-tahuan cukup mengenai ibadah haji,’’ imbuh Tri. (*/S-3)

MI/ADAM DWI PUTRA

SALAT ISYA: Jemaah melakukan ibadah menjelang salat Isya, di Masjidilharam, Mekah, Selasa (12/10). Sejumlah kelom pok terbang calon jemaah haji Indonesia mulai bertolak menuju ke Ta nah Suci sejak Senin (11/10).

Syarief Oebaidillah

Pada seseorang yang berhasil meraih haji mabrur, kesalehan individualnya dibarengi dengan kesalehan sosial.

Sekali Berartidan (Insya Allah) Mabrur

Uang itu raib dibawa seorang pe nipu di sekitar Masjid Naba wi, Madinah.”

SELASA, 19 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 13HAJI

Kuatkan Fisik, Siapkan Mental

Waspadai Tindak Kriminal

Tetap Bugar di Tanah Suci● Pakai selimut/baju tebal untuk melawan udara dingin di

malam hari.● Pada siang yang terik, gunakan kacamata hitam serta topi.● Minum air putih minimal 2 liter untuk mencegah dehidra-

si karena rendahnya kelembapan udara di Arab Saudi. ● Konsumsi makanan bergizi seimbang. Hindari keracun an

dengan memperhatikan warna, bau, rasa ma kanan dan perhatikan tang gal kedaluwarsa.

● Bawa dan konsumsi obat-obatan rutin.● Jaga kamar tidur tetap lapang, tidak penuh sesak de ngan

barang. Usahakan sirkulasi udara lancar.● Penyakit paling sering menyerang adalah sakit tenggo-

rokan, batuk, dan sesak napas. Selalu gunakan masker ke tika berada dalam kerumunan jemaah.

● Laksanakan seluruh rukun haji, pilih ibadah sunah se suai kemampuan dan batasi kegiatan nonibadah seperti ber-belanja.

● Jaga komunikasi dan hubungan baik dengan sesama je-maah serta petugas.