Sejarah Taman Siswa

10
Sejarah Taman Siswa Diposkan oleh ivan sujatmoko Taman Siswa berdiri pada tanggal 3 juli 1922, Taman Siswa adalah badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-citanya. Bagi Tamansiswa, pendidikan bukanlah tujuan tetapi media untuk mencapai tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir dan  batinnya. Merdeka lahiriah artinya tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik, dsb; sedangkan merdeka secara batiniah adalah mampu mengendalikan keadaan. Bebicara Taman Siswa tidak bisa lepas dari p endirinya yaitu Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang biasa di kenal dengan Ki Hajar Dewantara. Beliau mendirikan Tamansiswa bertujuan untuk pendidikan pemuda Indonesiadan juga sebagia alat perjuangan bagi rakyat indonesia. Tamansiswa adalah membangun anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan  bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Meskipun dengan susunan kalimat yang berbeda namun tujuan pendidikan Taman siswa ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. A. BERDIRINYA TAMAN SISWA Tamansiswa berdiri pada 3 juli 1922, pen dirinya adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang biasa di kenal dengan Ki Hajar Dewantara. Awal pendirian tama siswa di awali dengan ketidak pusa dengan pola pendidikan yang di lakukan oleh pemerintah kolonial, karena jarang sekali Negara colonial yang memberikan fasilitas pendidikan yang baik kepada Negara  jajahannya. Karena seperti yang di katakana oleh ahli sosiolog Amerika “pengajaran akan merupakan dinamit bagi system kasta yang di pertahankan dengan keras di dalam daerah  jajahan”.

Transcript of Sejarah Taman Siswa

5/12/2018 Sejarah Taman Siswa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-taman-siswa-55a4d2101e48f 1/10

Sejarah Taman Siswa 

Diposkan oleh ivan sujatmoko

Taman Siswa berdiri pada tanggal 3 juli 1922, Taman Siswa adalah badan perjuangankebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk 

mencapai cita-citanya. Bagi Tamansiswa, pendidikan bukanlah tujuan tetapi media untuk 

mencapai tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batinnya. Merdeka lahiriah artinya tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik, dsb; sedangkan

merdeka secara batiniah adalah mampu mengendalikan keadaan.

Bebicara Taman Siswa tidak bisa lepas dari pendirinya yaitu Raden Mas Soewardi Soeryaningratatau yang biasa di kenal dengan Ki Hajar Dewantara. Beliau mendirikan Tamansiswa bertujuan

untuk pendidikan pemuda Indonesiadan juga sebagia alat perjuangan bagi rakyat indonesia.

Tamansiswa adalah membangun anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan,serta sehat jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan

 bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Meskipundengan susunan kalimat yang berbeda namun tujuan pendidikan Taman siswa ini sejalan dengan

tujuan pendidikan nasional.

A. BERDIRINYA TAMAN SISWA

Tamansiswa berdiri pada 3 juli 1922, pendirinya adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau

yang biasa di kenal dengan Ki Hajar Dewantara. Awal pendirian tama siswa di awali denganketidak pusa dengan pola pendidikan yang di lakukan oleh pemerintah kolonial, karena jarang

sekali Negara colonial yang memberikan fasilitas pendidikan yang baik kepada Negara jajahannya. Karena seperti yang di katakana oleh ahli sosiolog Amerika “pengajaran akanmerupakan dinamit bagi system kasta yang di pertahankan dengan keras di dalam daerah

 jajahan”.

5/12/2018 Sejarah Taman Siswa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-taman-siswa-55a4d2101e48f 2/10

Gambar : Ki Hajar Dewantara

Sebab itu maka di dirikanlah Taman Siswa, berdirinya Taman Siswa merupakan tantangan

terhadap politik pengajaran kolonial dengan mendirikan pranata tandingan. Taman Siswa adalah

 badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikandalam arti luas untuk mencapai cita-citanya. Bagi Taman Siswa, pendidikan bukanlah tujuan

tetapi media untuk mencapai tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang

merdeka lahir dan batinnya. Merdeka lahiriah artinya tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik,

dsb, sedangkan merdeka secara batiniah adalah mampu mengendalikan keadaan.

Dengan proses berdirinya Taman Siswa Ki hajar Dewantara telah mengesampingkan pendapatrevolusioner pada masa itu, tapai dengan seperti itu secara langsung usaha Ki Hajar merupakanlawan dari politik pengajaran kolonial.lain dari pada itu kebangkitan bangsa-bangsa yang di jajah

dan perlawanan terhadap kekuasaan kilonial umumnya disebut dengan istilah nasionalisme atau

 paham kebangsaan menuju kemerdekaan. Taman Siswa mencita-citakan terciptanya pendidikannasional, yaitu pendidikan yang beralas kebudayaan sendiri. Dalam pelaksanaanya pendidikan

Taman Siswa akan mengikuti garis kebudayaan nasional dan berusaha mendidik angkatan muda

di dalam jiwa kebangsaan.

Pendidikan Taman Siswa dilaksanakan berdasar Sistem Among, yaitu suatu sistem pendidikan

yang berjiwa kekeluargaan dan bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan. Dalam sistem ini

setiap pendidik harus meluangkan waktu sebanyak 24 jam setiap harinya untuk memberikan pelayanan kepada anak didik sebagaimana orang tua yang memberikan pelayanan kepada

anaknya.

Sistem Among tersebut berdasarkan cara berlakunya disebut Sistem Tutwuri Handayani. Dalam

sistem ini orientasi pendidikan adalah pada anak didik, yang dalam terminologi baru disebut

student centered. Di dalam sistem ini pelaksanaan pendidikan lebih didasarkan pada minat dan potensi apa yang perlu dikembangkan pada anak didik, bukan pada minat dan kemampuan apa

5/12/2018 Sejarah Taman Siswa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-taman-siswa-55a4d2101e48f 3/10

yang dimiliki oleh pendidik. Apabila minat anak didik ternyata akan ke luar “rel” atau

 pengembangan potensi anak didik di jalan yang salah maka pendidik berhak untuk 

meluruskannya.

Gambar : Logo Taman Siswa

Untuk mencapai tujuan pendidikannya, Taman Siswa menyelanggarakan kerja sama yang selaras

antar tiga pusat pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan lingkunganmasyarakat. Pusat pendidikan yang satu dengan yang lain hendaknya saling berkoordinasi dan

saling mengisi kekurangan yang ada. Penerapan sistem pendidikan seperti ini yang dinamakan

Sistem Trisentra Pendidikan atau Sistem Tripusat Pendidikan.

Pendidikan Tamansiswa berciri khas Pancadarma, yaitu Kodrat Alam (memperhatikan

sunatullah), Kebudayaan (menerapkan teori Trikon), Kemerdekaan (memperhatikan potensi dan

minat maing-masing indi-vidu dan kelompok), Kebangsaan (berorientasi pada keutuhan bangsadengan berbagai ragam suku), dan Kemanusiaan (menjunjung harkat dan martabat setiap orang).

B. REAKSI PEMERINTAH KOLONIAL TERHADAP TAMANSISWA

Taman Siswa bisa dianggap sebagai tempat pemupukan kader masyarakat Indonesia di masa

mendatang dan yang sudah pasti akan berusaha pula untuk menumbangkan kekuasaan kolonial.

Oleh karena itu pemerintah jajahan berusaha untuk menghalang-halangi perkembangan TamanSiswa khususnya, sekolah-sekolah partikelir umumnya. Sejak itu Taman Siswa akan menghadapi

 perjuangan asasi, melawan politik pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1931 timbul pendapat

di kalangan orang Belanda yang memperingatkan pemerintah, bahwa apabila tidak diadakan peninjauan kembali atas pengajaran Gubernur, Taman Siswa akan menguasai keadaan dalam

tempo sepuluh tahun.

Pemerintah konservatif Gubernur Jendra de jonge menyambut kegelisahan orang Belanda

5/12/2018 Sejarah Taman Siswa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-taman-siswa-55a4d2101e48f 4/10

dengan mengeluarkan “ordonansi pengawasan” yang dimuat dalam Staatsblad no. 494 tanggal 17

September 1932. Isi dan tujuan dari ordonansi itu ialah memberi kuasa kepada alat-alat

 pemerintah untuk mengurus ujud dan isi sekolah-sekolah partikelir yang tidak dibiayai olehnegeri. Sekolah partikelir harus meminta izin lebih dahulu sebelum dibuka dan guru-gurunya

harus mempunyai izin mengajar. Rencana pengajaran harus pula sesuai dengan sekolah-sekolah

negeri, demikian juga peraturan-peraturannya. Ordonansi itu menimbulkan perlawanan umum dikalangan masyarakat Indonesia dan dimulai oleh prakarsa Ki Hadjar Dewantara yang

mengirimkan protes dengan telegram kepada Gurbernur Jenderal di Bogor pada tanggal 1

Oktober 1932.

Pada tanggal 3 Oktober 1932 Ki Hadjar Dewantara mengirimkan maklumat kepada segenap

 pimpinan pergerakan rakyat, yang menjelaskan lebih lanjut sikap yang diambil Taman Siswa.

Aksi melawan ordonansi ini disokong sepenuhnya oleh 27 organisasi antara lain Istri sedar, PSII,Dewan Guru Perguruan Kebangsaan di Jakarta, Budi Utomo, Paguyuban Pasundan, Persatuan

Mahasiswa, PPPI, Partindo, Muhammadiyan, dan lain-lainnya. Juga golongan peranakan Arab

dan Tionghoa menyokong aksi ini. Pers nasional tidak kurang menghantam ordonansi itu melalui

tajuk rencananya. Moh Hatta sebagai pemimpin Pendidikan Nasional Indonesia, menganjurkansupaya mengorganisasi aksi yang kuat. Pada bulan Desember 1932 Wiranatakusumah, anggota

Volksraad mengajukan pertanyaan pada pemerintah dan disusul pada bulan Januari 1933 dengansebuah usul inisiatif.

Usul inisiatif yang disokong oleh kawan-kawannya di dalam Volksraad, berisi: menarik kembali

ordonansi yang lama serta mengangkat komisi untuk merencanakan perubahan yang tetap. BudiUtomo dan Paguyuban Pasundan mengancam akan menarik wakil-wakilnya dari dewan-dewan,

apabila ordonansi ini tidak dicabut pada tanggal 31 Maret 1933. Juga di kalnag para ulama aksi

melawan ordonansi sekolah liar ini mendapat sambutan, terbukti dengan adanya rapat-rapatPersyarikatan Ulama di Majalengka dan Ulama-ulama Besar di Minangkabau. Pemerintah

terkejut akan tekad perlawanan akan masyarakat Indonesia dan setelah mengeluarkan beberapa penjelasan dan mengadakan pertemuan dengan Ki Hadjar Dewantara, akhirnya dengankeputusan Gubernur Jenderal tanggal 13 Februari 1933 ordonansi Sekolah liar diganti dengan

ordonansi baru.

Gambar : Kongres Taman Siswa Tahun 1930 di Yogyakarta

5/12/2018 Sejarah Taman Siswa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-taman-siswa-55a4d2101e48f 5/10

Perlawan Taman Siswa terhadap ordonansni sekolah liar merupakan masa gumilang bagi

sejarahnya, yang juga berarti mempertahankan hak menentukan diri sendiri bagi bangsa

Indonesia. Sesudah itu Taman Siswa akan mengadakan lagi perlawanan terhadap peraturan pemerintah kolonial yang dapat dianggap merugikan rakyat. Pada tahun 1935 Taman Siswa

mempunyai 175 cabang yang tersebar di sekolahnnya ada 200 buah, dari mulai sekolah rendah

hingga sekolah menengah.

C. SIKAP TAMAN SISWA PADA REVOLUSI DAN INDONESIA MERDEKA

Pada saat setelah Indonesia merdeka Taman Siswa mengadakan Rapat Besar (Konprensi) yang

ke-9 di Yogyakarta. Tapi dengan masa kemerdekaan ini tidak semua guru Tamansiswa

menyadari akan dating juga masa baru untuk Perguruan nasional mereka. Dalam Rapat besar itu

terdapat tiga pendapat di kalangan Tamansiswa dalam menghadapi kemerdekaan.

Pertama, pendapat bahwa tugas Taman Siswa telah selesai dengan tercapainya Indonesia

merdeka. Karena menurut pendukung pendapat ini, peran taman siswa sebagai penggugah

keinsafan nasional sidah habis, dan faktor melawan pemerintah jajahan tidak ada lagi.Kedua, Taman Siswa masih perlu ada, sebelum pemerinta Republik dapat mengadakan sekolah-

sekolah yang mencukupi keperluan rakyat. Lagi pula isi sekolah-sekolah negri pun belum dapatdi ubah sekaligus sebagai warisan sistempengajaran yang lampau.

Ketiga, sekolah-sekolah partikelir yang memang mempunyai dasar sendiri tetap di perlukan,

walaupun nantinya jumlah sekolah sudah cukup dan isinya juga sudahnasional.

Perbedaan pendapat di kalang Taman Siswa membawa dampak yang tidak bias di elakan, para

 pendukung pendapat pertama banyak yang meninggalkan Tamansiswa. Tamansiswa banyak di

tinggalkan oleh pendukung akatif yang tahan uji. Namun hal ini tidak mengherankan karenasebenarnya orang-orang Taman Siswa hanya berpindah tempat mengisi kemerdekaan. Misal saja

 bapak Taman Siswa sendiri, Ki Hajar Dewantara, pada awal kemerdekaan menjadi mentri pendidikan , Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama di dalam pemerintahan. Bagi TamanSiswa sendiri yang terpenting ialah pembentikan panitia yang berkewajiban meninjau

kembalinya peraturan tamansiswa dengan segala isinya. Panitia ini di ketuai oleh S.

Manggoensarkoro dan kesimpiulan panitia ini diterima oleh Rapat Besar Umum (Kongres) V diYogyakarta pada bulan Desember 1947.

Pada masa itu belanda telah mulai aksi militernya yang pertama pada 21 Juli 1947, sehingga

Rapat Besar Umum, membahas tentang kedudukan cabang-cabang di daerah pendudukan.Kembali di daerah pendudukan Belanda muncul sebutan “sekolah liar” tapi tidak hanya sekolah

 partikelir saja tapi sekolah Republik pun dinyatakan “sekolah liar” ketika sekolah di Jakarta di

tutup, maka gedung Taman Siswa di jalan Garuda 25 di banjiri oleh murid-murid. Semangatyang luar biasa di tunjukan oleh sekolah Tamansiswa yang berada di daerah pendudukan mereka

 berusaha mempertahankan sekolah mereka meski Majelis Luhur di Yogyakartatidak menyetujui

di teruskanya sekolah di daerah pendudukan. Tapi akhirnya majelis Luhur mengizinkan untuk membvuka terus cabang-cabang Taman Siswa di daerah pendudukan.

D. TAMAN SISWA SETELAH KEMERDEKAAN

5/12/2018 Sejarah Taman Siswa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-taman-siswa-55a4d2101e48f 6/10

Salah satu masalah yang di hadapi Taman Siswa setelah kemerdekaan ialah meninjau kembalai

hubungan dengan pemerintah kita sendiri, terutama dlam hal penerimaan subsidi.di kalang

 perguruan tinggi banyak perbedaan dalam menghadapi masalah ini, yaitu mereka yang dapatmenerima subsidi itu dan di gunakan untu pengelolaan sekolah tapi tetap melihat berapa besar 

 pengaruhnya agar tidak menggangu terhadap prinsip “ merdeka mengurus diri sendiri” dan

mereka yang beranggapan agar melepas sikap oposisi seperti pada masa colonial karena tidak cocok dengan di Indonesia merdeka. Walaupun sempat di tahun 1946 adanya keterbukaan untuk 

mengenai menghadapi masa kemerdekaanuntuk merumuskan kembali sas dan dasar namun

dalam pelaksanaanya mengenai subdidi ini masih banyak yang ingin memelijara keadaan sepertiyang lalu.

Di kalangan para pemimpin sedikitnya tedapat dua pendapat atau aliran. Yang pertama aliran

yang memnginginkan Taman Siswa terlepas dari system pendidikan pemerintah, merupakanlembaga pendidikan yang independen, hidup dalam cita-citanya sendiri dan terus berusaha agar 

sebagian masyarakat menerima konsep pendidikan nasional. Caranya ialah dengantetap

mempertahankan system pondok yang relative terasing dari masyarakat sekitarnya. Aliran

 pemikiran yang kedua ialah mereka ber pendapat bahwa perkembangan masyarakat Indonesia baru sangat berbeda dengan keadaan zaman kolonial, oleh karena perubahan perlu di hadapi

dengan pemikiran baru. Taman Siswa dapat menyumbangkan pengalaman dan keahlian untuk Menteri Pendidikan dalam usahanya mengembangkan kebijaksanaan politik pendidikan nasional.

Sekilas Info :

Kamu sedang membaca materi tentang Sejarah Taman Siswa dan kamu bisa menemukan artikel Sejarah Taman

Siswa ini dengan url http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/05/sejarah-taman-siswa.html, kamu boleh

menyebar luaskannya atau mengcopy paste artikel Sejarah Taman Siswa ini, namun jangan lupa untuk meletakkan

link Sejarah Taman Siswa sebagai sumbernya. Terima kasih... :D

Materi Terkait

Sekolah Kartini

Sekolah Jaman Kolonial Belanda

5/12/2018 Sejarah Taman Siswa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-taman-siswa-55a4d2101e48f 7/10

Perkembangan Pendidikan Guru Pada M...

Perkembangan Pendidikan Indonesia M...

Label: Sejarah Pendidikan 

5/12/2018 Sejarah Taman Siswa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-taman-siswa-55a4d2101e48f 8/10

KEKELUARGAAN DI TAMANSISWA BUKAN

 NEPOTISME 

Written by Ki Priyo Dwiarso

Saturday, 23 February 2008 07:07

Pakar manajemen Hermawan Kertajaya pernah mengatakan bahwa di kalangan masyarakatMandarin ada system nepotisme yang tidak berkonotasi negatif. Dalam nepotisme yang disebut

GUAN SIE ada aturan mengutamakan kerabat dekat untuk diajak kerjasama berkarya, namun

reward dan punishment harus dilaksanakan dengan konsisten. Bila anak kandungnya yang

 bertugas menjaga toko mangkir, maka honorariumnya dipotong setara dengan absennya.Rekruitmen pegawai dilaksanakan secara obyektif sesuai fungsi dan kemampuannya. Bila

kerabatnya belum mampu melaksanakan beban tugas, lebih dulu dikirim ke pendidikan yang

sesuai. Kekerabatan dalam guan sie terasa lebih konsisten dan konsekuen terhadap aturan profesionalisme kerja. Disinilah antara lain letak sisi keunggulan masyarakat Mandarin dibanding

 pebisnis golongan lain. Bila ada warga Mandarin yang melakukan manipulasi di sebuahorganisasi/perusahaan akan terisolir dari komunitasnya. Dengan demikian masyarakat yang berada dalam lingkungan guan sie (nepotisme?) akan terdidik untuk berpikiran lebih dewasa dan

 professional dalam berkarya. Sebaliknya dalam istilah NEPOTISME dan KOLUSI mengandung

 pengertian negatif yaitu mementingkan kerabat terdekat dengan menutupi kelemahannya serta

tidak konsisten melaksanakan punishment walau kerabatnya tidak kredibel atau melakukankesalahan/manipulasi.

Dalam lingkup nepotisme ini orang jadi manja, tidak dewasa dan sangat tergantung pada kerabat

koneksinya. Suasana kerja tidak kondusif dan perasaan iri pegawai yang lain berkembang bagaiapi dalam sekam. Bila kepercayaan dan obyektifitas tidak terjaga, maka kemerosotan kinerja

tinggal menunggu waktu saja. Dalam pengertian ini nepotisme menjadi penyakit berbahaya

dalam tubuh organisasi. Nepotisme merupakan lahan subur untuk tumbuhnya bibit penyakitkorupsi kanker bangsa.

KEKELUARGAAN DI TAMANSISWAKadang orang salah tafsir dengan sistem kekeluargaan dalam tubuh Tamansiswa. Umumnya

orang berpendapat tentang adanya “keluwesan” dalam keramahan hidup berkeluarga. Banyak 

memaafkan rekan kerja yang melakukan kesalahan bahkan manipulasi. Pendapat semacam ini

mendekati pengertian nepotisme yang jelas menyimpang dari makna yang dikonsepkan Ki Hadjar Dewantara tentang hidup dalam suasana kekeluargaan.

Sejatinya sistem kekeluargaan konsep Ki Hadjar Dewantara bukanlah nepotisme. Istilah keluarga

dalam konsep Ki Hadjar Dewantara adalah dalam konteks pendidikan-pengajaran yaitu “alam

keluarga” yang dibawa masuk kedalam suasana sekolah. Sehingga sang anak diharapkan tidak merasa asing dengan lingkungan sekolahnya. Di sekolah yang bernuansa keluarga itu ada kasih

sayang, ada demokrasi, ada kemerdekaan diri. Kondisi inilah yang ditargetkan dalam konsepPondok Asrama dan Wiyatagriya (schoolwoning type). Konsep ini dimaksudkan untuk 

menyatukan kehangatan keluarga di rumah dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah

agar anak merasa akrab dan kondusif. Pelaksanaan tugas kesiswaan dilaksanakan tanpa paksaan

dalam kemerdekaan pribadi. Suasana ini memacu kreasi dan inovasi siswa dalammengembangkan ilmunya. Pamong/guru diupayakan tinggal di halaman sekolah dan menjadi

5/12/2018 Sejarah Taman Siswa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-taman-siswa-55a4d2101e48f 9/10

 pengganti bapak ibu siswa dengan segala welas asih, kearifan, dan kehangatan dalam KBM

(wiyatagriya).

Ki Hadjar Dewantara sadar bahwa peran bimbingan bapak ibu secara kodrati sangat dibutuhkansang anak. Lebih sempurna lagi apabila siswa juga bisa tinggal dalam asrama sekolah. Semacam

 pondok asrama yang dipraktekkan di SMA Taruna Nusantara Magelang yang mengadopsi konsep

Tamansiswa. Dalam kegiatan sekolah sang anak tidak tercerabut sifat kodratinya dan tumbuh dimedia alam keluarganya. Ki Hadjar Dewantara terinspirasi kepada paguron tradisional semacam

 padepokan, pawiyatan atau pondok pesantren warisan budaya leluhur kita.

Karena keterbatasan teknis beberapa cabang Tamansiswa telah melaksanakan konsep pondok asrama diawali khusus kelas akhir menghadapi UNAS. Pada hari Sabtu dan Minggu para siswa

menginap di sekolah dan mendapat pelajaran tambahan serta pendidikan budi pekerti. Interaksi

 pamong dan siswa berlangsung dalam kehangatan dan kasih sayang keluarga besar Tamansiswayang salam dan bahagia. Cabang Tamansiswa yang melaksanakan program ini pada umumnya

tingkat kelulusannya 100%.

Suasana kekeluargaan dalam wiyatagriya sangat mendukung pelaksanaan metoda among

sistem dengan tujuan agar anak dapat mencapai kemerdekaan lahir batin, merdeka jiwanya,

merdeka tenaganya, merdeka raganya. Konsep kekeluargaan ini sangat jauh dari pengertiannepotisme, tambahan pula ada sanksi peraturan Tri Pantangan Tamansiswa. Perguruan tidak mau

kompromi dengan anggota yang melanggar tri pantangan yaitu pantang menyalah gunakankekuasaan, keuangan dan kesusilaan. Peraturan SDM Tamansiswa menyebutkan, barang siapa

yang melanggar tri pantangan segera diberhentikan sebagai anggota (PHK). Hal tersebut

dimaksudkan untuk menjaga kemurnian azas, landasan perjuangan, ciri khas dan tujuan persatuanTamansiswa.

Deviasi pengertian istilah keluarga juga terjadi dalam konsep “keluarga suci”. Bukan sekedar 

anggota yang suci dan mematuhi tri pantangan. Wujud dan sifat Tamansiswa merupakan keluarga

suci yaitu (ajaran) Ki Hadjar Dewantara sebagai bapak dan Azas Tamansiswa 1922 sebagaiibunya. Anggota Tamansiswa yang sejati adalah merupakan produk keluarga suci Tamansiswa

yang paham dan mengamalkan ajaran Ki Hadjar Dewantara berlandaskan Azas Tamansiswa1922. Piagam Persatuan Perjanjian Pendidiran Tamansiswa 1930 menyebutkan bahwa AzasTamansiswa 1922 tetap hidup sebagai pokok yang tidak boleh berubah, tidak boleh disangkal dan

tidak dikurangi oleh sesuatu peraturan atau adat dalam kalangan Tamansiswa selama nama

Tamansiswa hidup terpakai.Sendi organisasi dalam Peraturan Dasar ps 7 (4) menyebutkan perguruan bersendikan hidup

kekeluargaan yang merupakan perpaduan dasar demokrasi dengan pimpinan kebijaksanaan serta

tumbuhnya kesadaran akan hak azasi dan kewajiban azasi yang selaras dan seimbang. Hubungankekeluargaan dalam arti dan sifat yang sebaik-baiknya (bukan yang negatif) berdasarkan kata

mufakat.

Giat Wahyudi dalam bukunya “Sketsa Pemikiran Ki Hadjar Dewantara” (2007) mencantumkan

kelebihan konsep Ki Hadjar Dewantara antara lain pada unsur kultural dan filosofis yangdemikian kuat melandasi sistem pendidikannya. Seperti diangkatnya model kekeluargaan dalam

sistem pendidikan Tamansiswa.

Pengertian hidup kekeluargaan yang benar harus dimulai dari pembinaan bapak ibu di rumah.Setiap rumah tangga adalah agen pembangunan bangsa yang tidak boleh diabaikan. Selalu ada

 benang merah antara mutu produk intelegensi anak dengan mutu harmonisasi keluarganya.

Dalam keluarga yang broken hampir tidak mungkin menghasilkan mutu anak yang baik.Pada awal abad 20 peran keluarga di Nusantara didominasi peran bapak dan hampir tidak 

5/12/2018 Sejarah Taman Siswa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-taman-siswa-55a4d2101e48f 10/10

terlihat peran ibu dalam pendidikan anak. Ketimpangan ini disikapi Ki Hadjar Dewantara dengan

konsep-konsep tersebut di atas. Peran wanita di Tamansiswa diberdayakan dalam organisasi

WANITAS (Wanita Tamansiswa) yang mengadakan konggres bersamaan dengan konggres persatuan Tamansiswa.

Ki Hadjar Dewantara pernah berujar, saya tidak akan menjadi manusia yang berarti tanpa peran

isteri saya yang mendorong dan memberi semangat hingga saya seperti ini. Jiwa seni Ki Hadjar Dewantara disalurkan kepada penciptaan gending “Wasito Rini” yang berisi petuah luhur kepada

kaum wanita. Sejatinya Wasito Rini yaitu wanita sebagai rahim bangsa tidak boleh meninggalkan

kesusilaan dan budi luhur. Keluarga yang salam dan bahagia mewujudkan masyarakat yang tertibdan damai berdasarkan Pancasila.

(Ki Priyo Dwiarso, anggota Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa)