Sejarah Suku Aceh Dan Suku Koteka (Papua) Slide

download Sejarah Suku Aceh Dan Suku Koteka (Papua) Slide

of 12

description

read, please

Transcript of Sejarah Suku Aceh Dan Suku Koteka (Papua) Slide

SEJARAH SUKU ACEH DAN SUKU KOTEKA (PAPUA)

SEJARAH SUKU ACEH DAN SUKU KOTEKA (PAPUA)

OLEH : MEMORY T. R. HULU

BAB IPENDAHULUAN

Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar di beberapa Provinsi. Banyaknya suku tersebut menjadi suatu alasan bagi bangsa Indonesia untuk membuat suatu semboyan yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Semboyan ini merupakan pegangan bagi rakyat Indonesia yang mana dengan begitu banyaknya suku yang terdapat di Indonesia ini tidak menjadi penghalang bagi setiap rakyat untuk tetap bersatu membangun dan memelihara negeri ini. Bangsa Indonesia tetap berusaha melestarikan suku-suku yang telah dimilikinya dengan cara melakukan seminar kepada bangsa lain tentang adat, kebudayaan dan kebiasaan tentang setiap suku yang dimiliki bangsa, memperkenalkan keanekaragaman suku dan kebudayaan yang dimiliki bangsa ini kepada bangsa lain baik dalam ajang internasional maupun nasional. Bangsa Indonesia juga mengajarkan pemahaman tentang suku dan kebudayaan yang ada dalam negeri kepada peserta didik yang di milikinya baik dari tingakat TK, SD, SMP, SMA/SMK, bahkan ke Perguruan Tinggi supaya generasi generasi penerus bangsa kedepannya tetap melestarikan keragaman suku dan budaya yang ada di negeri Indonesia tercinta ini.

BAB IIPEMBAHASAN

A.Sejarah Suku Aceh Dan KebiasaannyaA.1. Sejarah AcehAceh (bahasa Belanda: Atchin atau Acheh, bahasa Inggris: Achin, bahasa Perancis: Achen atau Acheh, bahasa Arab: Asyi, bahasa Portugis: Achen atau Achem, bahasa Tionghoa: A-tsi atau Ache) yang sekarang dikenal sebagai provinsi Nanggre Aceh Darussalam memiliki akar budaya bahasa dari keluarga bahasa Monk Khmer proto bahasa Melayu dengan pembagian daerah bahasa lain seperti bagian selatan mengunakan bahasa Aneuk Jame sedangkan bagian Tengah, Tenggara, dan Timur menggunakan bahasa Gayo untuk bagian tenggara menggunakan bahasa Alas seterusnya bagian timur lebih ke timur lagi menggunakan bahasa Tamiang demikian dengan kelompok etnis Klut yang berada bagian selatan menggunakan bahasa Klut sedangkan di Simeulue menggunakan bahasa Simeulue akan tetapi masing-masing bahasa setempat tersebut dapat dibagi pula menjadi dialek.

A.2. Budaya, Adat-Istiadat dan Kebiasaan Suku di AcehAceh memiliki berbagai jenis budaya, adat dan berbagai kebiasaan yang sampai sekarang ini masih tetap dilakukan oleh suku aceh itu sendiri. Budaya, adat dan kebiasaan tersebut antara lain sebagai berikut:Pengelompokan budaya dalam empat pembagian budaya berdasarkan kaum (kawom) atau disebut pula sebagai suku (sukee)

Alat Musik Tradisional AcehAdapun alat music tradisional aceh tersebut antara lain:Sarune KaleeGendang (Geundrang)CanangRapai

Tarian Suku AcehSuku aceh memiliki berbagai macam tarian tradisional yaitu:Tari LaweutTari Likok PuloTari Rateb MeuseukatTari Ratoh Duek,dll

Rumah Adat Suku AcehSenjata Tradisional Suku AcehKebiasaan Suku AcehAdapun beberapa contoh dari kebiasaan dari suku aceh tersebut yaitu sebagai berikut:Syukuran Membangun RumahUpacara Aqeqah

B. Sejarah Suku Koteka Dan KebiasaannyaB.1. Sejarah Suku KotekaSejarah masuknya masyarakat lain di wilayah masyarakat adat koteka seperti Para Missionaris Kristen (Katholik/Protestan), Pemerintahan Belanda, Inggris, Jepang, dan Indonesia telah menciptakan proses akulturasi yang melahirkan inovasi dalam kebudayaan masyarakat adat koteka, namun pada prakteknya proses itu belum mampu menghilangkan eksisitensi masyarakat koteka sebagai masyarakat adat di wilayahnya. Melalui peristiwa diatas telah membuktikan bahwa masyarakat adat koteka sangat menghargai eksistensi mereka sebagai masyarakat adat. Selain itu bukti pengakuan akan eksistensi mereka tercermin juga pada pola kehidupan, cara pandang, interaksi sosial, sikap, dan tindakan mereka sehari-hari.

B.2. Kebudayaan Dan Kebiasaan Suku KotekaPada prinsipnya segala sesuatu yang telah dan atau akan dilakukan oleh masyarakat adat koteka memiliki arti, maksud, dan tujuan tersendiri sebab masyarakat adat koteka memiliki pandangan hidup yang selalu mengarahkan mereka dalam melaksanakan semua kegiatan. Pandangan tersebut adalah inil kalok (melihat), inaruk kolal biluk (mendengar), inobagege kalok (merasa), melalui pandangan inilah masyarakat adat koteka melangkah selama mengisi hidup dimana saja mereka berada. Pandangan tersebut dapat dipandang sebagai pedoman hidup mereka sebagai masyarakat adat dalam komunitas tertentu.

Masyarakat adat koteka menganut Sistem Patriarki sehingga hubungan kekerabatan yang terbangun disana mengikuti garis keturunan laki-laki. Walaupun sistem yang dianut demikian, namun dalam prakteknya posisi seorang perempuan sangat tinggi, terbukti dengan dihargainnya suara perempuan pada saat pengambilan keputusan dalam setiap aktifitas/persoalan, selain itu perempuan juga terkadang disimbolkan sebagai pembawa kedamaian dalam situasi genting, dan sebagai simbol kehidupan. Hal itu telah terjadi lama disana, sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat koteka dalam sejarah kehidupannya tidak mengenal diskriminasi terhadap wanita namun menghargai sebagai manusia yang sama.

Aturan adat atau norma-norma yang hidup dan tumbuh dalam masyarakat adat koteka sangat mirip dengan isi Sepuluh Perintah Allah yang diturunkan Tuhan kepada Nabi Mussa di Gunung Sinai. Kemiripan tersebut terimplementasi pada saat penyebaran agama Kristen sehingga di wilayah adat koteka tidak mendapat halangan yang berat, sebab aturan adat disana sangat mirip dengan esensi firman Tuhan yang ingin diberitakan.

THANK YOU &THE END