Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA
-
Upload
amelia-deas -
Category
Documents
-
view
829 -
download
4
description
Transcript of Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA
![Page 1: Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557210e7497959fc0b8de33a/html5/thumbnails/1.jpg)
Tugas Pengantar Bisnis
Sejarah dan Perkembangan PT. PERTAMINA
Kelompok :
1. AMELIA (1207099)
2. RIO PRATAMA (1207134)
3. NADYA TRIWAHYUNI (1207125)
4. RIRI PERMATA SARI (1207126 )
5. WANDA ADILA
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
![Page 2: Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557210e7497959fc0b8de33a/html5/thumbnails/2.jpg)
Sejarah dan Perkembangan PT. PERTAMINA
Sejarah berdirinya PT.PERTAMINA
Era 1800: Awal Pencarian
Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun
1871 di daerah Cirebon. Namun demikian, sumur produksi pertama adalah sumur Telaga
Said di wilayah Sumatera Utara yang dibor pada tahun 1883 yang disusul dengan pendirian
Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan pada 1885. Sejak era itu, kegiatan ekspolitasi
minyak di Indonesia dimulai.
Era 1900: Masa Perjuangan
Setelah diproduksikannya sumur Telaga Said, maka kegiatan industri perminyakan di tanah
air terus berkembang. Penemuan demi penemuan terus bermunculan. Sampai dengan era
1950an, penemuan sumber minyak baru banyak ditemukan di wilayah Jawa Timur, Sumatera
Selatan, Sumatera Tengah, dan Kalimantan Timur. Pada masa ini Indonesia masih dibawah
pendudukan Belanda yang dilanjutkan dengan pendudukan Jepang.
Ketika pecah Perang Asia Timur Raya produksi minyak mengalami gangguan. Pada masa
pendudukan Jepang usaha yang dilakukan hanyalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang
rusak akibat bumi hangus atau pemboman lalu pada masa perang kemerdekaan produksi
minyak terhenti.
Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai menjalankan pemerintahan yang teratur,
seluruh lapangan minyak dan gas bumi yang ditinggalkan oleh Belanda dan Jepang dikelola
oleh negara.
Pada tahun 1945, Jepang, dengan disaksikan pihak Sekutu, menyerahkan Tambang Minyak
Sumatera Utara kepada Indonesia. Daerah perminyakan ini adalah bekas daerah konsesi BPM
sebelum Perang Dunia Kedua. Pada masa revolusi fisik, tambang minyak ini hancur total.
Lapangan-lapangan minyak di daerahlain di Indonesia dapat dikuasai kembali oleh Belanda
dan pihak asing berdasarkan hak konsesi, namun lapangan minyak di Lapangan minyak di
Sumatra Utara dan Aceh dapat dipertahankan bangsa Indonesia.
![Page 3: Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557210e7497959fc0b8de33a/html5/thumbnails/3.jpg)
Semenjak kedaulatan Republik Indonesia diakui pada Desember 1949, hingga akhir 1953
Pemerintah masih ragu apakah akan mengembalikan Tambang Minyak Sumatera Utara
kepada BPM atau dikuasai sendiri. Penunjukkan ‘koordinator’ untuk pertambangan oleh
Menteri Perekonomian pada tahun 1954 belum membawa perbaikan.
1957: Tonggak Sejarah Pertamina
Pada bulan Oktober 1957, Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada waktu itu Jenderal A.H.
Nasution menunjuk Kolonel Dr. Ibnu Sutowo untuk membentuk Perusahaan Minyak yang
berstatus hukum Perseroan Terbatas. Pada tanggal 10 Desember 1957 didirikan P.T.
Pertambangan Minyak Nasional Indonesia (P.T. PERMINA) dengan Kol.Dr. Ibnu Sutowo
sebagai Presiden Direktur.
Dengan bergulirnya Undang Undang No.8 Tahun 1971, sebutan perusahaan menjadi
PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya
menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia No.22 Tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi PT.
PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20
tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui
SuratKeputusan No. C24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan
inidilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1
tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang
Perusahaan Perseroan danPeraturan Pemerintah No.45 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 1998 dan peralihanya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003
“Tentang pengalihan bentuk perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi negara
(PERTAMINA) menjadi perusahaan perseroan (persero)”.
Perusahaan itu lalu bergabung dengan PERTAMIN menjadi PERTAMINA pada 1968. Untuk
memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah menerbitkan UU No. 8 pada
1971, yang menempatkan PERTAMINA sebagai perusahaan minyak dan gas bumi milik
negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan minyak yang hendak menjalankan usaha di
Indonesia wajib bekerja sama dengan PERTAMINA. Karena itu PERTAMINA memainkan
peran ganda yakni sebagai regulator bagi mitra yang menjalin kerja sama melalui mekanisme
![Page 4: Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557210e7497959fc0b8de33a/html5/thumbnails/4.jpg)
Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah kerja (WK) PERTAMINA. Sementara di sisi lain
PERTAMINA juga bertindak sebagai operator karena juga menggarap sendiri sebagian
wilayah kerjanya.
2005: Entitas Bisnis Murni
PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu
bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di samping itu, Pertamina
EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak
langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama.
Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan dengan
pembentukan PT Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT Pertamina
(Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan
BPMIGAS – yang berlaku surut sejak 17 September 2003 – atas seluruh Wilayah Kuasa
Pertambangan Migas yang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar
wilayah PT Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) PT
Pertamina EP. Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga melaksanakan penandatanganan
KKS dengan BPMIGAS yang berlaku sejak 17 September 2005.
Dengan demikian WK PT Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola oleh PT Pertamina
(Persero) sendiri dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical
Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery).
Dengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata 6-7 persen per tahun, PT Pertamina EP
memiliki modal optimisme kuat untuk tetap menjadi penyumbang laba terbesar PT Pertamina
(Persero). Keyakinan itu juga sekaligus untuk menjawab tantangan pemeritah dan masyarakat
yang menginginkan peningkatan produksi migas nasional.
Saat ini tingkat produksi Pertamina EP adalah sekitar 120 ribu barrel oil per day (BOPD)
untuk minyak dan sekitar 1.003 million standard cubic feet per day (MMSCFD) untuk gas.
Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 140 ribu kilometer persegi merupakan limpahan
dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT PERTAMINA (PERSERO).
Pola pengelolaan usaha WK seluas itu dilakukan dengan cara dioperasikan sendiri (own
operation) dan kerja sama dalam bentuk kemitraan, yakni Joint Operating Body Enhanced Oil
Recovery (JOB-EOR) sebanyak tiga kontrak dan Technical Assistant Contract (TAC)
![Page 5: Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557210e7497959fc0b8de33a/html5/thumbnails/5.jpg)
sebanyak 33 kontrak. Jika dilihat dari rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir
di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
WK Pertamina EP terbagi ke dalam tiga Region, yakni Sumatera, Jawa dan Kawasan Timur
Indonesia (KTI). Seluruh operasi JOB EOR dan TAC dikelola dari Pusat sedangkan own
operation dikelola di Region masing-masing. Operasi ketiga Region terbagi ke dalam 12
Field Area, yakni Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, Prabumulih dan Pendopo di
Sumatera, Subang, Jatibarang dan Cepu di Jawa serta Sangatta, Bunyu dan Papua di KTI.
Di samping itu Pertamina EP memiliki enam Unit Bisnis Pertamina EP (UBPEP) yang terdiri
dari UBPEP Lirik, UBPEP Jambi, UBPEP Limau, UBPEP Tanjung, UBPEP Sangasanga
dan UBPEP Tarakan.
Di samping pengelolaan WK tersebut di atas, pola pengusahaan usaha yang lain adalah
dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek, antara lain proyek pengembangan gas
yaitu: Proyek Pagar Dewa di Sumatera Selatan, Gundih di Jawa Tengah, dan Matindok di
Sulawesi
Kronologi Sejarah Minyak dan Gas Bumi di Indonesia
1871 Usaha pertama pengeboran minyak di Indonesia, dilakukan di Cirebon. Karena hasilnya
sedikit, kemudian ditutup.
1883 Konsesi pertama pengusahaan minyak diserahkan Sultan Langkat kepada Aeilko J.
Zijlker untuk daerah Telaga Said dekat Pangkalan Brandan.
1885 Produksi pertama Telaga Said, yang kemudian diusahakan oleh "Royal Dutch"
1890 Dibentuk "Koninklijke" untuk mengusahakan minyak di Sumatera Utara.
1892 Kilang minyak di Pangkalan Brandan yang dibangun "Royal Dutch" mulai berjalan.
1898 Kilang minyak Balikpapan mulai berjalan.
1899 Lapangan minyak Perlak, konsesi baru dari "Koninklijke" mulai menghasilkan.
AS dan Belanda
![Page 6: Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557210e7497959fc0b8de33a/html5/thumbnails/6.jpg)
AS berusaha masuk ke Indonesia tapi dicegah pemerintah Belanda. Namun karena tekanan
AS kepada Den Haag, akhirnya muncul perusahaan patungan AS dan Belanda yakni SHELL
dan NIAM (Jambi, Bunyu, dan Sumatera Utara)
Standard Oil masuk dan dipecah menjadi Standard Oil of New Jersey (membentuk Anak
Perusahaan American petroleum Co) dan Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij
(NKPM).
NKPM menemukan lapangan Talang Akar (Sumsel) yang merupakan lapangan terbesar di
Hindia Belanda
Mendirikan Kilang Sungai Gerong di seberang Kilang Plaju milik Shell
1933 Standard Oil of New Jersey yang mendapat konsesi Jawa dan Madura menggabungkan
seluruh usahanya ke dalam Standard Vacuum Petroleum Maatschappij (SVPM) dalam bentuk
patungan. Di dalamnya ada bagian pemasaran Standard Oil of New York sekarang bernama
Mobil Oil. Penggabungan ini diubah statusnya menjadi PT Standard Vacuum Petroleum
(Stanvac) pada1947.
1900 Kilang minyak Plaju mulai bekerja.
1901 Saluran pipa Perlak – Pangkalan Brandan selesai dibangun.
1907 ‘Koninklijke’ dan ‘Shell Transport and Trading Company’ bergabung membentuk
BPM.
1907 Royal Dutch menyerahkan konsesi-konsesinya di Indonesia kepada BPM.
1911 Sejak tahun ini BPM mengusahakan daerah-daerah minyak sekitar Cepu. Instalasi
minyak berkapasitas kecil dibangun.
1912 Dibentuk NKPM sebuah subsidiary dari "Standard oil Company of New Jersey", pada
tahun 1948 nama NKPM menjadi STANVAC.
1916 STANVAC menemukan minyak di Daerah Talang Akar, Pendopo (Sumsel).
1920 BPM memperoleh kontrak untuk mengusahakan daerah jambi, dibentuk NIAM, dengan
modal 50/50 antara BPM dengan Hindia Belanda. Manajemen berada di tangan BPM.
![Page 7: Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557210e7497959fc0b8de33a/html5/thumbnails/7.jpg)
1923 NIAm Jambi menghasilkan produksi untuk pertama kali.
1926 Kilang minyak STANVAC di Sungai Gerong selesai dibangun, mulai berproduksi
dalam rangka produksi keseluruhan Indonesia.
1931 ‘Standard Oil Company of California’ membentuk subsidiary yang setelah PD II
bernama CALTEX. Pencarian minyak mulai diintensifkan.
1935 Saluran pipa dari jambi ke BPM di Plaju selesai dibangun.
NNGPM suatu perseroan yang terdiri dari saham BPM (40%), STANVAC (40%) dan Far
Pacific Investment Company (20%), mulai beroperasi di Irian Barat.
1936 Konsesi yang bernama "Kontrak 5A" untuk daerah di Sumatera Tengah diberikan
kepada CALTEX. (termasuk lapangan MINAS).
1941 Pecah perang di Asia Tenggara, penghancuran dan penutupan sumur minyak bumi.
1944 Tentara pendudukan Jepang yang berusaha membangun kembali instalasi minyak
menemukan MINAS.
1945 Lapangan minyak sekitar P. Brandan (ex konsesi BPM) diserahkan pihak Jepang atas
nama sekutu kepada Bangsa Indonesia. Perusahaan ini diberi nama PTMNRI.
1946/ 1947 Jepang mundur, sejak pertengahan tahun 1946 sampai Agustus 1947 lapangan-
lapangan minyak STANVAC dikuasai PERMIRI
1948 STANVAC kembali mencapai tingkat produksi tertinggi sebelum perang.
1949 CALTEX kembali mengusahakan lapangan minyak di Sumatera Tengah. Konsesi BPM
Cepu yang dikuasai PTMN dikembalikan kepada BPM akibat KMB, PTMN dibubarkan.
1951 PTMRI diakui sah oleh pemerintah RI dan diganti menjadi P.N PERMIGAN.
1952 CALTEX mulai mengekspor minyak dari lapangan MINAS.
1954 Pemerintah RI mengangkat seorang koordinator untuk Tambang Minyak Sumut dan
PTMNRI dirubah menjadi TMSU.
![Page 8: Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557210e7497959fc0b8de33a/html5/thumbnails/8.jpg)
1957 Awal Oktober 1957 K.S.A.D (pelaksana SOB) menunjuk KO. Dr. Ibnu Sutowo untuk
membentuk sebuah perusahaan minyak yang berstatus hukum. Tanggal 10 Desember 1957
P.T. PERMINA didirikan, dan disahkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI No.
J.A. 5/32/11 tanggal 3 April 1958.
1958 Bulan Juni PT PERMINA mengekspor minyak mentah untuk pertama kali, dan disusul
yang kedua pada Agustus berikutnya. PT PERMINA mengadakan perjanjian kerjasama
dengan perusahaan minyak Jepang NOSODECO. Kredit diangsur kembali dalam bentuk
minyak mentah. PT PERMINA membuka perwakilan di Tokyo.
1959 NIAM menjadi PN PERMINDO. BPM/SHELL memulai proyek Tanjung di
Kalimantan.
1960 BPM di Indonesia dilikuidasi dan sebagai ganti dibentuk PT SHELL INDONESIA.
Dengan diundangkannya UU Minyak dan Gas Bumi No. 44 tahun 1960, tanggal 26 Oktober
1960, seluruh pengusahaan minyak di Indonesia dilaksanakan oleh Negara. Permindo mulai
dengan organisasi perniagaan sendiri sesuai sifat perusahaan Semi Pemerintah, walaupun
administrasi perniagaan masih diatur SHELL.
1961 Pemerintah RI mengambil alih saham SHELL dalam PERMINDO. PERMINDO
dilIkuidasi dan dibentuk PN Pertambangan Minyak Indonesia disingkat PERTAMIN. Dengan
PP No. 198 tahun 1961 didirikan Perusahaan Negara dengan nama PN Pertambangan Minyak
Nasional, disingkat PN PERMINA dan PT PERMINA dilebur ke dalamnya.
1962 Indonesia bergabung menjadi anggota OPEC
1964 Pemerintah RI/PN PERMINA mengambil alih semua aktivitas NNGPM dengan
membeli perusahaan tersebut.
1965 Tanggal 31 Desember 1965 Pemerintah RI membeli PT SHELL INDONESIA dengan
harga US$ 110 juta. Unit-unit ex SHELL dimasukkan dalam organisasi PN PERMINA.
1966 Dengan Surat Keputusan Menteri Pertambangan No. 124/M/MIGAS tanggal 24 Maret
1966 organisasi PERMINA dibagi dalam 5 unit Operasi Daerah Produksi dengan kantor
pusat di Jakarta.
![Page 9: Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557210e7497959fc0b8de33a/html5/thumbnails/9.jpg)
1967 Konsep Kontrak Production Sharing (KPS) mulai diperkenalkan.
1968 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1968 tanggal 20 Agustus 1968 PN
PERMINA dan PN PERTAMIN dilebur menjadi satu Perusahaan Negara dengan nama PN
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional, disingkat PN Pertamina.
Perubahan mendasar ada pada peran regulator menjadi player
Era Persero
Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang telah berubah bentuk menjadi PT. Persero
yang bergerak di bidang energi, petrokimia dan usaha lain yang menunjang bisnis Pertamina,
baik di dalam maupun di luar negeri yang berorientasi pada mekanisme pasar.
Modal Setor PT. Pertamina (Persero) : PT. Pertamina (Persero) merupakan BUMN yang
100% sahamnya dimiliki oleh Negara. Modal Disetor (Penanaman Modal Negara/PMN) PT.
Pertamina (Persero) pada saat pendirian adalah Rp. 100 Trilyun.
Nilai Rp. 100 Trilyun tersebut diperoleh dari : "Seluruh Kekayaan Negara yang selama ini
tertanam pada Pertamina, yang meliputi Aktiva Pertamina beserta seluruh Anak Perusahaan,
termasuk Aktiva Tetap yang telah direvaluasi oleh Perusahaan Penilai Independen, dikurangi
dengan semua Kewajiban (Hutang) Pertamina".