Sejarah Perkembangan Penduduk Dunia Dan Indonesia

download Sejarah Perkembangan Penduduk Dunia Dan Indonesia

of 15

Transcript of Sejarah Perkembangan Penduduk Dunia Dan Indonesia

  • Sejarah Perkembangan Penduduk Dunia dan Indonesia

    Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

    Kependudukan dan Ketenagakerjaan

    Dosen Pengampu: Suparmini,M.Si

    Anik Widiastuti,M.Pd

    Disusun Oleh:

    1. Wulan Nurwitasari 12416244027

    2. Wiwit Wijanarsih 13416241013

    3. Lendi Tri Wijaya 13416241019

    4. Tati Nur Amanah 13416244012

    5. Fauzi Styobudi 13416244013

    6. Tista Veris Ayudiana 13416244014

    PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL A

    FAKULTAS ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2014

  • BAB 1

    Pendahuluan

    I. Latar Belakang Masalah kependudukan sudah menjadi masalah global.

    Pertambahan penduduk yang tidak terkendali dapat

    mengakibatkan kebutuhan hidup meningkat, sedangkan kualitas

    lingkungan semakin menurun. Hal tersebut mengakibatkan tidak

    seimbangnya antara persediaan sumber-sumber daya yang ada

    dengan kebutuhan sehingga kesejahteraan hidup kurang

    terwujud. Tanpa ada pengendalian laju pertumbuhan penduduk,

    suatu saat manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan.

    Saat itu seluruh sumber daya yang ada tidak mampu menghidupi

    penduduknya secara layak atau kesejahteraan tidak terwujud.

    Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, pertumbuhan

    penduduk harus dikendalikan dan perlunya usaha konservasi

    terhadap sumber-sumber daya alam.

    Masalah kependudukan yang terjadi di dunia berimbas pula pada

    Negara bagian seperti Indonesia, bahkan di Indonesia lebih

    kompleks karena Indonesia termasuk negara kepulauan yang

    mempunyai lebih dari 13.666 pulau dan berbagai suku bangsa

    dengan adat dan lingkungan yang berbeda-beda. Indonesia

    sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-5 sesudah

    RRC, India, USSR, dan USA, sangat merasakan dampaknya.

    Banyaknya jumlah penduduk berdampak positif dan negative.

    Dampak positifnya adalah semakin banyaknya sumber daya

    manusia yang dapat mengabdikan diri untuk memajukan Negara

    disegala bidang. Namun jika pertumbuhan penduduk tanpa

    diimbangi dengan peingkatan kualitas sumber daya manusianya

    juga akan berdampak negative bagi Negara tersebut. Dampak

    negative itu seperti munculnya masalah-masalah kependudukan

    akibat kurangnya sarana untuk mengimbangi jumlah penduduk

    dan penyebarannya yang tidak merata, masalah social, dan

  • sebagainya yang semakin lama semakin kompleks. Jika hal ini

    tidak segera ditanggulangi maka akan terjadi ledakan penduduk.

    oleh sebab itu, pertumbuhan penduduk harus dikontrol setiap

    saat agar dapat dikendalikan lajunya.

    II. Rumusan Masalah a. Bagaimana perkembangan penduduk dunia ?

    b. Bagaimana perkembangan penduduk Pulau Jawa ?

    c. Bagaimana perkembangan penduduk Indonesia ?

    d. Tujuan

    a. Menjelaskan perkembangan penduduk dunia.

    b. Menjelaskan perkembangan penduduk pulau Jawa.

    c. Menjelaskan perkembangan penduduk Indonesia.

  • BAB II

    Pembahasan

    A. Sejarah Perkembangan Penduduk: Dunia dan Indonesia

    1. Perkembangan penduduk Dunia

    Perkembangan jumlah penduduk dunia sangat erat kaitannya dengan

    perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitar.

    Ada tiga tahap perkembangan peradaban manusia hingga kini yaitu:

    - Jaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk

    menanggulangi kehidupannya. Jaman ini berlangsung beberapa juta

    tahun lalu yang terbagi atas jaman peralatan batu tua, batu muda, dan

    perunggu.

    - Jaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian

    menetap yang mengubah kehidupannya yang semula dengan berburu

    dan nomaden menjadi bertani dan menetap disekitar pertanian

    tersebut.

    - Jaman mulainya era industrialisasi sekitar abad ke-17 sesudah Masehi

    yang ditandai dengan tumbuhnya pusat-pusat industry dan

    berkembangnya kota-kota permukiman manusia (Tomlison, 1965)

    Pertumbuhan penduduk terlihat meningkat kira-kira pada 6000-9000 tahun

    lalu ketika teknik bertani sudah mulai dikenal dan menyebar dibeberapa

    bagian dunia yang memungkinkan produksi pangan meningkat sehingga

    manusia semakin makmur. Selain itu berkembangnya ilmu pengetahuan dan

    perkembangan teknologi dalam mengolah sumber daya alam yang ada juga

    membuat kehidupan manusia semakin baik.

    Revolusi petanian yang memungkinkan bertambahnya manusia melebihi

    jumlah 20 juta. Pada 6000 tahun yang lalu, yaitu kira-kira saat munculnya

    Kerajaan Mesir, penduduk manusia diperkirakan sudah mencapai 90 juta

    jiwa. Itu berarti sekitar 4000 tahun penduduk telah bertambah kira-kira 10-

    16 kali lipat. Di sekitar jaman kristus ditaksir penduduk sudah mencapai

    antara 200-300 juta jiwa dan pada tahun 1650 permulaan jaman modern

    jumlah itu menjadi sekitar setengah milyar jiwa. Pada permulaan jaman

    Revolusi Industri (1750) penduduk diperkirakan telah menjadi 728 juta

    jiwa.

    Berkaitan dengan tahap perkembangan teknologi maupun peristiwa-

    peristiwa sosial ekonomi penting yang dialami penduduk dunia, maka sejak

  • tahun 1650 Thomson dan lewis (1978) membagi periode perkembangan

    penduduk dunia ke dalam lima periode, yaitu:

    1. Periode 1650-1800

    Ditandai dengan perkembangan teknik-teknik pertanian baru,

    pendirian pabrik-pabrik dalam tahap awal serta pengembangan sarana

    transportasi dan perhubungan, disertai dengan kestabilan politik yang

    relatif terjadi dibanyak negara di dunia. Penduduk dunia pada akhir

    periode ini diperkirakan sebanyak 900 juta jiwa dengan tingkat

    pertumbuhan penduduk 0,4 persen per tahun.

    2. Periode 1800-1850

    Pertumbuhan penduduk dunia sudah menunjukkan variasi antara

    negara satu dengan yang lain maupun antara satu kawasan benua

    dengan kawasan benua yang lain. Di Eropa dalam waktu 50 tahun

    penduduknya bertambah sekitar 33,3 persen. Peningkatan penataan

    kehidupan politik dan ekonomi bangsa-bangsa pada masa ini

    mendorong stabilnya penyediaan pangan yang cukup bagi penduduk,

    di samping kesadaran kesehatan lingkungan.

    3. Periode 1850-1900

    Ditandai dengan sudah banyaknya negara di dunia yang sudah

    melaksanakan sensus penduduk secara lengkap, sehingga data

    kependudukan dunia sudah semakin banyak dan reliabilitasnya

    semakin tinggi. Kemajuan teknologi pada masa ini semakin

    mendorong peningkatan produktivitas manusia. Pengorganisasian

    kehidupan sosial, ekonomi, dan politik penduduk negara-negara barat

    semakin nampak terutama daerah urban. Dalam periode ini juga telah

    mulai menurunnya tingkat fertilitas di beberapa negara, sudah timbul

    kesadaran dan keyakinan bahwa pertumbuhan penduduk sepenuhnya

    dapat dikendalikan dari tingkat kelahiran dan kematian.

    4. Periode 1900-1930

    Peristiwa dunia yang membawa pengaruh demografis yang besar ialah

    Perang Dunia 1. Dalam peristiwa ini banyak penduduk yang

    meninggal di medan perang, ataupun meninggal karena buruknya

  • keadaan ekonomi. Banyak negara yang dilanda penyakit yang

    menyebabkan kematian terutama infeksi.

    5. Periode 1930 sampai sekarang

    Merupakan periode peledakan penduduk dunia yang cukup besar

    terutama setelah Perang Dunia II. Peningkatan pelayanan kesehatan

    semakin meningkat terutama dengan penemuan berbagai jenis obat

    anti biotika. Penemuan teknologi-teknologi modern semakin

    mendorong peningkatan kualitas hidup. Disatu pihak keadaan ini

    justru semakin mensukseskan usaha pengendalian penduduk negara-

    negara maju, namun sebaliknya di negara-negara yang belum maju

    terutama pada awal periode justru mendorong pertambahan penduduk

    yang cukup besar. Dalam periode inilah angka 4 Milyar dari jumlah

    penduduk dunia dicapai. Dalam periode ini pula, kesadaran akan

    penurunan tingkat kelahiran sebagai usaha menekan laju pertumbuhan

    penduduk, menjadi progam internasional yang mencakup hampir

    semua negara di dunia.

    Jika penduduk dunia terus bertambah dengan kecepatan 2% setahun maka

    dalam sekitar tujuh abad lagi maka hanya akan ada tempat untuk duduk di

    dunia ini. Penduduk dunia tidaklah bertambah secara merata menurut

    tempat. Sebagian daerah bertambah secara cepat dari yang lainnya, jadi

    disamping jumlah, distribusi penduduk menurut geografi juga perl

    diperhatikan.

    Terjadinya ledakan penduduk dimulai dari Eropa karena Revolusi Industri

    dimulai disana. Bangsa Eropa kemudian menyebar ke Amerika (utara

    sampai selatan), Australia, Afrika Selatan, dan Selandia Baru. Kemudian

    menjajah hampir seluruh dunia.

    Perkembangan penduduk dunia mula-mula berjalan lambat hingga zaman

    modern dan kemudian berjalan dengan semakin cepat sepanjang sejarah

    manusia hingga tahun 2000. Sehingga pertumbuhan penduduk sulit

    dikendalikan dan akan berakibat pada ledakan penduduk.

  • 2. Perkembangan Penduduk Jawa Abad Ke-19

    Indonesia, sekali pun untuk Jawa, informasi atau data demografi abad ke-19

    yang tersedia sangat terbatas. Bahkan informasi yang sangat dasar seperti

    angka-angka jumlah penduduk sering merupakan sumber perdebatan. Para

    ahli pada umumnya berpendapat adanya under enumeration bagi angka-

    angka jumlah penduduk resmi awal abad ke-19. Namun angka-angka

    tersebut seperti angka "sensus" Raffles masih dipandang bermanfaat.

    Bahkan ada penulis-penulis yang walaupun mengakui angka Raffles terlalu

    rendah sebagai penduduk Jawa di permulaan abad ke-19, telah mengambil

    data "sensus" Raffles tersebut sebagai hitungan awal.

    Breman berpendapat bahwa angka-angka pertambahan penduduk Jawa pada

    abad ke-19 atas dasar angka-angka resmi lebih tinggi daripada kenyataan

    yang sesungguhnya walaupun dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya

    dan dengan masyarakat praindustri lainnya, Jawa mengalami pertambahan

    penduduk yang sangat cepat.

    Alasan-alasan terpenting yang umumnya dikemukakan untuk menerangkan

    perkembangan penduduk cepat di Jawa berkisar pada:1

    a. Terjadinya perbaikan tingkat hidup dari penduduk pribumi;

    b. Meluasnya pelayanan kesehatan; kongkritnya adalah introduksi

    vaksinasi cacar; dan

    c. Perwujudan ketertiban dan perdamaian oleh pemerintah Belanda.

    Perkembangan penduduk dihubungkan dengan meningkatnya pengaruh

    sistem pemerintah kolonial Belanda terhadap berbagai lapangan kehidupan.

    Berdasarkan sensus penduduk Indonesia, penduduk tahun 2010

    menunjukkan jumlah 238,5 juta jiwa. Sebanyak 54,7 persen penduduk

    Indonesia atau sekitar 305,6 juta jiwa terpusat di area Pulau Jawa

    (Tempo.co, 8 Februari 2013). Kepadatan penduduk tertinggi terjadi di

    1 Ibid.,hal.71

  • Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan pada

    2010, kepadatan penduduk sudah terjadi di Jawa Barat sejak saat itu hingga

    dua dasawarsa mendatang. Yang mana pada tahun 2035, Jawa Barat

    diperkirakan akan menjadi provinsi terpadat dengan jumlah penduduk 57,1

    juta jiwa.

    Berdasarkan data proyeksi Badan Pusat Statistik, pertumbuhan penduduk di

    Jawa Barat 18,6 persen pada 2035. Kepadatan penduduk secara berurutan

    juga terjadi di Provinsi Jawa Timur 41,1 juta jiwa, Jawa Tengah 37,2 juta

    jiwa, Banten 16,03 juta jiwa, dan Jakarta 11,4 juta jiwa. Adapun

    pertumbuhan penduduk di Jakarta berada di kisaran 3,9 persen hingga 2035.

    Dalam hal pertumbuhan penduduk sebenarnya pulau Jawa adalah daerah

    dengan pertumbuhan penduduk paling rendah dibanding dengan daerah-

    daerah lainnya, seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan pulau lainnya.

    Namun untuk kepadatan, pulau Jawa-lah yang menempati posisi teratas

    pulau dengan penduduk tertinggi.

    Bertambah padatnya penduduk pulau Jawa tidak terlepas dari meningkatnya

    proses urbanisasi khususnya ke Jakarta dan daerah penyanggah lainnya, di

    mana prosesnya meningkat setelah era 1980-an. Jika pada 1980, urbanisasi

    ke Jakarta mencapai 93,69 persen, kemudian meningkat menjadi 100 persen

    pada 1990 dan stabil 100 persen pada 1995.

    Meskipun begitu, pulau Jawa masih unggul dalam tingkat migrasi keluar

    dengan 2,59% pada tahun 1980. Tingginya tingkat migrasi ini jelas

    berkaitan dengan semakin kritisnya jumlah penduduk masyarakat Jawa.

    Dilihat dari segi asal migran, yaitu pulau tempat tinggal sebelumnya, maka

    nampak bahwa mayoritas migran berasal dari pulau Jawa yaitu 61,88% pada

    tahun 1980. Kemudian disusul dengan pulau Sumatra dengan 16,49%. Dari

    uraian di atas sekiranya dapat dikatakan bahwa migrasi penduduk Indonesia

    identik dengan migrasi penduduk Jawa-Sumatra. Hal ini disebabkan karena

    volume serta arah migrasi di luar Jawa-Sumatra kurang memberi bentuk

    serta warna terhadap fenomena migrasi di Indonesia (Sunarto, 1985: 57)

  • Dalam hal migrasi masuk, lebih dari seperempat dari jumlah migran total di

    Indonesia telah memasuki Jakarta. Tidak kalah menariknya adalah ketiga

    provinsi di pulau Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan Jawa

    Timur. Ketiga provinsi yang amat padat ini menerima imigran dari provinsi

    lain luar pulau jawa sebesar 23,51% dari jumlah migran seluruh Indonesia.

    Masuknya migran-migran dari luar pulau Jawa untuk meninggali pulau

    Jawa tidak lain karena faktor ekonomi. Banyak sekali kegiatan ekonomi

    yang berada di pulau Jawa dan juga aksesibilitas pulau Jawa sangat mudah

    dibanding daerah lainnya. Segala jenis moda transportasi lengkap di pulau

    Jawa untuk menunjang perekonomian. Dengan kemudahan ini pastinya

    harga-harga kebutuhan di Pulau Jawa bisa dikatakan murah dibanding

    pulau-pulau lainnya.

    3. Penduduk Indonesia Abad ke-20

    Dalam zaman sebelum Indonesia merdeka, pengumpulan data jumlah

    penduduk yang lebih seksama mencakup seluruh wilayah Indonesia

    dilaksanakan untuk pertama kali pada tahun 1920 yang dikenal sebagai

    Sensus Penduduk 1920. Sesudah itu berlangsung lima kali pengumpulan

    data penduduk melalui sensus yaitu satu kali sebelum Indonesia merdeka

    pada tahun 1930, dan empat kali setelah Indonesia merdeka masing-masing

    pada tahun 1961, 1971, 1980, dan 1990. Data jumlah penduduk dari

    keempat sumber ini cukup dapat dipercaya.

    Dalam masa 60 tahun terakhir antara 1930-1990 jumlah penduduk Indonesia

    hampir menjadi tiga (3) kali lipat. Suatu percepatan perkembangan

    penduduk telah terjadi di Indonesia dalam jangka waktu lima (5) dekade

    terakhir hingga tahun 1980. Namun pada periode 1980-1990 perkembangan

    penduduk Indonesia secara keseluruhan telah menurun menjadi sekitar 2,0

    persen per tahun. Perkembangan penduduk tahunan yang sedang

    berlangsung dewasa ini lebih rendah di Jawa dibandingkan dengan

    kebanyakan pulau-pulau lain di luar Jawa.

  • Jumlah Penduduk di suatu Negara tidak terlepas dari masalah pertambahan

    penduduk alami. Dimana beberapa Negara berkembang mempunyai

    pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi (Sunarto, 1985: 1). Negara

    berkembang seperti Indonesia, angka pertumbuhannya berada dikisaran

    2,3%, berbeda dengan Negara maju seperti Belanda, Inggris ataupun Jerman

    yang berada di angka kisaran -0,2%.

    Dengan angka 2,3% maka Indonesia akan mengalami lonjakan jumlah

    penduduk yang tinggi. Berdasar pada hasil Sensus Penduduk Indonesia

    tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia sebesar 147.490.000 jiwa.

    Kemudian menurut Sensus Penduduk Indonesia pada tahun 2010 penduduk

    Indonesia sudah berjumlah 238.500.000 jiwa. Kita bisa bayangkan betapa

    dahsyatnya perkembangan penduduk Indonesia dalam kurun waktu 30

    tahun. Dengan jumlah tersebut Indonesia menempati posisi ke empat

    dengan jumlah penduduk Negara terbanyak. Kedudukan tersebut ternyata

    tidak berubah sejak tahun 1961.

    Jumlah penduduk yang besar akan menimbulkan permasalahan apabila tidak

    dimanfaatkan dengan baik. Besarnya jumlah penduduk di Indonesia lebih

    merupakan beban daripada modal pembangunan. Hal ini disebabkan karena

    penduduk Indonesia bersifat konsumtif (Sunarto, 1985: 2). Selain

    konsumtif, masyarakat Indonesia dirasa masih belum mampu menciptakan

    lapangan pekerjaannya sendiri. Keadaan itu berbeda jauh dari Negara

    Jepang, yaitu jumlah penduduk yang besar merupakan kekayaan dan modal

    utama bagi lajunya pertumbuhan ekonomi. Banyak orang-orang Jepang

    membuka lapangan pekerjaan sendiri dengan berskala Internasional.

    Besarnya jumlah penduduk di Indonesia dari sensus ke sensus terus

    meningkat, sedangkan daya dukung alam (kekayaan alam) yang tersedia

    tidak pernah bertambah, bersifat terbatas, sehingga makin lama makin

    menipis (Muhsinatun dkk, 2002: 24). Sehubungan dengan peningkatan

    jumlah penduduk dan penipisan sumber alam, kesejahteraan hidup pun

    semakin rendah dan akan menambah jumlah masyarakat miskin.

  • Besarnya jumlah penduduk juga akan berdampak pada penyempitan lahan

    hijau. Hal ini dikarenakan banyaknya orang yang membutuhkan lahan untuk

    pemukiman dan juga untuk membuka usaha, yang mana mengorbankan

    lahan terbuka hijau. Hal inilah yang menyebabkan kepadatan penduduk

    semakin tinggi. Kepadatan ini biasanya terjadi di kota-kota besar seperti

    Jakarta, Surabaya, Bandung. Di kota-kota besar harga tanah terus meninggi,

    sehingga hanya golongan ekonomi kuat yang mampu memiliki rumah,

    sementara golongan terbesar masyarakat tidak memiliki rumah yang layak,

    bahkan tidak sedikit yang tunawisma dan hidup sebagai gelandangan.

    Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan perbaikan

    terpadu dari seluruh bidang kehidupan, dalam hal ini meliputi sarana

    kesehatan, sarana pendidikan, kebutuhan pangan.

    1. Sarana kesehatan

    Pemenuhan sarana kesehatan perlu untuk dikaji lebih lanjut, apabila

    dalam pemenuhan sarana kesehatan tersebut tidak diimbangi dengan

    kenaikan jumlah penduduk yang setiap tahun bertambah. Hal ini akan

    menjadikan sebuah masalah baru yang akan menambah masalah yang

    telah ada sebelumnya. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan sarana

    kesehatan pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas

    sarana kesehatan, diantaranya dengan membuat jaminan pemeliharaan

    kesehatan berupa asuransi sosial kesehatan seperti penduduk negara

    maju.

    2. Sarana Pendidikan

    Kebutuhan akan pendidikan tidak dapat dipungkiri merupakan

    kebutuhan pokok penduduk yang telah menjadi bagian penting dalam

    kehidupan mereka. Sebab hal ini sangat terkait dengan indikator laju

    pertumbuhan penduduk lainnya. Pemenuhan sarana pendidikan yang

    dilakukan oleh pemerintah harus dapat memenuhi permintaan

    masyarakat terutama bila terkait dengan laju pertumbuhan penduduk

    yang tiap tahun mengalami kenaikan. Sarana pendidikan ini digunakan

    untuk membentuk SDM yang tangguh untuk bersaing di dunia kerja.

  • Pendidikan yang dapat membangun manusia Indonesia yang mampu

    mengantisipasi, melakukan prevensi dan adaptasi serta berjuang

    melawan pengaruh-pengaruh luar negeri agar tidak mengganggu

    kehidupan bangsa Indonesia. Namun, hal itu harus di dukung dengan

    dengan sarana dan prasarana yang memadai seperti memperkuat

    kelembagaan pendidikan dan fasilitasnya, program pendidikan

    berkualitas tersebar secara geografi, dan juga penguasaan pengetahuan

    ekonomi dasar dan ekonomi pembangunan yang benar.

    3. Kebutuhan Pangan Kebutuhan pangan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia

    yang tidak dapat ditunda lagi upaya pemenuhannya. Hal itu merupakan

    bagian yang penting terutama terkait dengan proses dan ciri makhluk

    hidup yaitu makan. Pertumbuhan penduduk, baik dunia maupun

    Indonesia menjadi permasalahn paling mendasar dalam pemenuhan

    pangan. Jika pertumbuhan penduduk tidak terkontrol, Indonesia akan

    menghadapi masalah penyediaan pangan dan pemeliharaan gizi

    masyarakat.

    Indonesia merupakan salah satu Negara dengan tingkat permintaan

    pangan yang tinggi. Sebetulnya, permasalahan pemenuhan kebutuhan

    pangan ini justru dapat menjadi peluang bagi Indonesia sebagai Negara

    agraris karena sebagian besar mata pencaharian penduduk tergantung

    pada sektor pertanian.

    Perolehan pangan yang cukup sesuai norma gizi merupakan hak azasi

    manusia karena hidup dan kehidupan yang sehat adalah hak azasi

    manusia. Ketahanan pangan merupakan indikator kesejahteraan individu

    (keluarga) sehingga mestinya menjadi salah satu tujuan utama

    pembangunan. Ketahanan pangan sebagai prasyarat untuk pembangunan

    sumber daya manusia yang sehat menjadikannya sebagai instrumen

    pembangunan. Pembangunan hanya dapat berhasil jika dilaksanakan dan

    didukung oleh insan yang sehat dan produktif. Ketahanan pangan yang

    mantap juga esensial untuk menjaga stabilitas sosial-politik yang pada

    gilirannya berfungsi sebagai prasyarat pelaksanaan pembangunan.

  • Jumlah penduduk yang besar harusnya menjadi sumber kekuatan bagi

    negaranya dan bukan malah menjadi beban untuk negaranya. Bila

    penduduk yang berada di dalam Negara tersebut memiliki daya saing

    yang tinggi dan kompetensi yang teruji, secara otomatis penduduknya

    menjadi sumberdaya bagi negaranya. Ketika penduduk di suatu Negara

    telah menjadi sumberdaya bagi negaranya. Maka, ini merupakan suatu

    point penting berkenaan dengan ketahanan nasional di negaranya. Apa

    sebabnya? penduduk yang menjadi sumberdaya, mereka mempunyai

    kekuatan untuk dapat menghasilkan sesuatu ketika negara tersebut di

    embargo oleh negara lain.

  • BAB III

    KESIMPULAN

    Dari uraian sejarah perkembangan penduduk baik di dunia, indonesia,

    maupun di Pulau Jawa, dapat ditarik kesimpulan bahwa penduduk selalu

    mengalami peningkatan dari zaman batu tua, batu muda hingga zaman

    perunggu pertambahan penduduk cukup signifikan. Pertumbuhan penduduk

    ini tak terlepas dari dukungan angka kelahiran yang tinggi dan angka

    kematian yang rendah. Laju pertumbuhan penduduk dunia meningkat

    dengan cepat dimulai pada tahun 1650, dimana revolusi pertanian mulai

    dilakukan sehingga terjadi peningkatan mutu kualitas hidup masyarakat

    luas. Revolusi pertanian pertama kali terjadi di Eropa dan mulai menyebar

    keseluruh negara-negara bagian.

    Namun menjelang permulaan abad ke-20, dibeberapa negara barat telah

    terjadi penurunan tingkat kelahiran dan kematian. Namun sebaliknya di

    beberapa negara yang sedang berkembang justru tingkat kelahiran tinggi

    yang tidak dibarengi oleh tingginya tingkat kematian. Sehingga negara-

    negara berkembang cenderung berpenduduk banyak dan padat. Seperti

    halnya negara Indonesia, yang merupakan salah satu negara sedang

    berkembang yang memiliki jumlah penduduk besar ke-4 dunia dengan

    jumlah pulau lebih dari 13.666. namun jumlah penduduk terbesar ada di

    pulau Jawa, karena Pulau Jawa dilihat secara geografis letaknya sangat

    strategis dan subur. Selain itu juga sarana prasarana sosial di pulau jawa

    cukup memadai. Sehingga tingkat mutu hidupnya tinggi.

    Melihat jumlah penduduk yang kian meningkat, maka pemerintah serta

    pihak pihak yang menangani maslah kependudukan perlu menanganinya

    baik secara regional maupun internasional. Dimaksudkan agar pertumbuhan

    penduudk dunia dapat dikendalikan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Masruri, Muhsinatun Siasah dkk. 2002. Pendidikan Kependudukan Dan

    Lingkungan Hidup. Yogyakarta: UPT MKU UNY.

    Sunarto. 1985. Penduduk Indonesia dalam Dinamika Migrasi 1971-

    1980.Yogyakarta: Dua Dimensi

    http://sopyanasauri.blogspot.com/2012/11/sejarah-perkembangan penduduk-

    dunia-dan.html

    Mantra,Ida Bagoes.2000.Demografi Umum.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

    Sembiring.1985.Demografi.Jakarta: IKIP Jakarta

    Rusli,Said.2012.Pengantar Ilmu Kependudukan.Jakarta: LP3ES