Sejarah Pergerakan Keislaman Mahasiswa STT-Garut

10
Buletin Persepsi : 7 Tahun Pesantren Teknik Dalam Kenangan 1 Sejarah Perkembangan Aktivitas Keislaman Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Garut 1997 - 2004 Posisi Strategis Masjid Kampus Masjid kampus al-Musaddadiyah merupakan salah satu sentra dakwah di komplek pesantren al-Musaddadiyah. Posisinya yang tepat berada di antara berbagai institusi pendidikan dan dakwah, menyebabkan masjid tersebut sering digunakan oleh berbagai kalangan untuk kegiatan-kegiatan Islam. Tidak hanya santri, pelajar, mahasiswa, atau peserta pengajian umum al-Musaddadiyah yang menggunakan masjid tersebut, tetapi juga beberapa ormas dan orpol Islam menjadikannya sebagai sentra aktivitas Islam. Tercatat ormas seperti Front Pembela Islam dan Dewan Imamah Umat Islam Garut, juga orpol seperti Partai Keadilan, Partai Persatuan Pembanguna dan Partai Kebangkitan Bangsa, pernah dan bahkan memiliki kegiatan rutin di masjid tersebut. Pondok Pesantren Mahasiswa dan Mahasiswi STAIM Bangunan tertua di kompleks pesantren al- Musaddadiyah tersebut adalah Masjidil-Ula al- Musaddadiyah. Didirikan oleh alm. Prof. K.H. Anwar Musaddadd r.m. Bersama-sama dengan putera beliau, K.H. Cecep Abdul Halim, Lc (kini menjadi ketua MUI Garut), beliau membangun pondok pesantren mahasiswa yang berada tepat di belakangnya. Khusus untuk mahasiswi, dibangun pesantren di Ciledug. Pesantren mahasiswi tersebut dipimpin oleh K.H. Toto Tantowi Musaddad bersama Istri beliau. Setelah masjid dan pondok pesantren mahasiswa berdiri, masjid tersebut menjadi masjid jami di lingkungan Jayaraga, serta menjadi salah satu pusat pendidikan dan dakwah di Garut. Secara rutin masyarakat umum menghadiri kajian pengetahuan keislaman yang diberikan oleh alm. Prof. K.H. Anwar Musaddadd r.m. di masjid tersebut. Sementara itu, santri Sekolah Tinggi Agama Islam al-Musaddadiyah (STAIM) yang tinggal dibelakangnya, juga melakukan aktivitas di masjid tersebut, mulai dari kegiatan pengajaran hingga keorganisasian. Beberapa tahun kemudian, pondok pesantren mahasiswa pindah ke Muara Sanding. Pondok persantren tersebut masih dipimpin oleh K.H. Cecep Abdul Halim Musaddad. Beliau memberi nama pondok pesantren dengan nama ‘al-Bayyinah’. Dengan dipindahkannya pesantren maka pusat aktivitas Islam santri mahasiswa beralih dari Masjidil-Ula ke tempatnya yang baru. Anak Bimbingan al-Musaddadiyah (ABIM) Setelah santri mahasiswa pindah ke Muara Sanding, bukan berarti masjid menjadi sepi dari kegiatan mahasiswa. ABIM adalah salah satu bentuk pelembagaan kegiatan mahasiswa STAIM di masjid tersebut. Jajaran pengurus generasi awal ABIM yang terdiri dari mahasiswa/i dan santri/iah mahasiswa/i STAIM, merupakan bukti bahwa sekalipun santri mahasiswa pindah ke Muara Sanding dan santriah mahasiswi tinggal di Ciledug yang lokasinya jauh dari Masjidil-Ula, mereka tetap menjadikan Masjidil-Ula sebagai sentra kegiatan mereka. Kebetulan Masjidil-Ula merupakan masjid kampus mereka dan mereka memiliki cukup banyak waktu untuk menyelenggarakan pengajian anak-anak serta kegiatan lainnya di Masjidil-Ula. Beberapa tahun kemudian, Yayasan al-Musaddadiyah menjadikan ABIM sebagai bagian dari institusi pendidikan dan dakwahnya. Kemudian peran mahasiswa/i dan santri/iah mahasiswa/i STAIM di ABIM jadi berkurang. Bahkan terkesan bahwa ABIM bukan lagi merupakan bagian dari kegiatan mereka. ABIM dikelola oleh sebagian dari mereka yang sudah lulus dan menjadi pengurus atau tenaga Meraba Hati Mensejahterakan Jiwa Penulis: Rinda Cahyana o Sejarah Perkembangan Aktivitas Islam Mahasiswa STT-Garut 1997- 2004 o Tiada rasa kekhawatiran dan kesedihan atas diri mereka

description

Mengungkap sejarah pergerakan keislaman mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Transcript of Sejarah Pergerakan Keislaman Mahasiswa STT-Garut

Page 1: Sejarah Pergerakan Keislaman Mahasiswa STT-Garut

Buletin Persepsi : 7 Tahun Pesantren Teknik Dalam Kenangan 1

Sejarah Perkembangan Aktivitas Keislaman Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Garut 1997 - 2004 Posisi Strategis Masjid Kampus Masjid kampus al-Musaddadiyah merupakan salah satu sentra dakwah di komplek pesantren al-Musaddadiyah. Posisinya yang tepat berada di antara berbagai institusi pendidikan dan dakwah, menyebabkan masjid tersebut sering digunakan oleh berbagai kalangan untuk kegiatan-kegiatan Islam. Tidak hanya santri, pelajar, mahasiswa, atau peserta pengajian umum al-Musaddadiyah yang menggunakan masjid tersebut, tetapi juga beberapa ormas dan orpol Islam menjadikannya sebagai sentra aktivitas Islam. Tercatat ormas seperti Front Pembela Islam dan Dewan Imamah Umat Islam Garut, juga orpol seperti Partai Keadilan, Partai Persatuan Pembanguna dan Partai Kebangkitan Bangsa, pernah dan bahkan memiliki kegiatan rutin di masjid tersebut. Pondok Pesantren Mahasiswa dan Mahasiswi STAIM Bangunan tertua di kompleks pesantren al-Musaddadiyah tersebut adalah Masjidil-Ula al-Musaddadiyah. Didirikan oleh alm. Prof. K.H. Anwar Musaddadd r.m. Bersama-sama dengan putera beliau, K.H. Cecep Abdul Halim, Lc (kini menjadi ketua MUI Garut), beliau membangun pondok pesantren mahasiswa yang berada tepat di belakangnya. Khusus untuk mahasiswi, dibangun pesantren di Ciledug. Pesantren mahasiswi tersebut dipimpin oleh K.H. Toto Tantowi Musaddad bersama Istri beliau. Setelah masjid dan pondok pesantren mahasiswa berdiri, masjid tersebut menjadi masjid jami di lingkungan Jayaraga, serta menjadi salah satu pusat pendidikan dan dakwah di Garut. Secara rutin masyarakat umum menghadiri kajian pengetahuan

keislaman yang diberikan oleh alm. Prof. K.H. Anwar Musaddadd r.m. di masjid tersebut. Sementara itu, santri Sekolah Tinggi Agama Islam al-Musaddadiyah (STAIM) yang tinggal dibelakangnya, juga melakukan aktivitas di masjid tersebut, mulai dari kegiatan pengajaran hingga keorganisasian.

Beberapa tahun kemudian, pondok pesantren mahasiswa pindah ke Muara Sanding. Pondok persantren tersebut masih dipimpin oleh K.H. Cecep Abdul Halim Musaddad. Beliau memberi nama pondok pesantren dengan nama ‘al-Bayyinah’. Dengan dipindahkannya pesantren maka pusat aktivitas Islam santri mahasiswa beralih dari Masjidil-Ula ke tempatnya yang baru. Anak Bimbingan al-Musaddadiyah (ABIM) Setelah santri mahasiswa pindah ke Muara Sanding, bukan berarti masjid menjadi sepi dari kegiatan mahasiswa. ABIM adalah salah satu bentuk pelembagaan kegiatan mahasiswa STAIM di masjid tersebut. Jajaran pengurus generasi awal ABIM yang terdiri dari mahasiswa/i dan santri/iah mahasiswa/i STAIM, merupakan bukti bahwa sekalipun santri mahasiswa pindah ke Muara Sanding dan santriah mahasiswi tinggal di Ciledug yang lokasinya jauh dari Masjidil-Ula, mereka tetap menjadikan Masjidil-Ula sebagai sentra kegiatan mereka. Kebetulan Masjidil-Ula merupakan masjid kampus mereka dan mereka memiliki cukup banyak waktu untuk menyelenggarakan pengajian anak-anak serta kegiatan lainnya di Masjidil-Ula. Beberapa tahun kemudian, Yayasan al-Musaddadiyah menjadikan ABIM sebagai bagian dari institusi pendidikan dan dakwahnya. Kemudian peran mahasiswa/i dan santri/iah mahasiswa/i STAIM di ABIM jadi berkurang. Bahkan terkesan bahwa ABIM bukan lagi merupakan bagian dari kegiatan mereka. ABIM dikelola oleh sebagian dari mereka yang sudah lulus dan menjadi pengurus atau tenaga

Meraba Hati Mensejahterakan Jiwa Penulis: Rinda Cahyana

o Sejarah Perkembangan Aktivitas

Islam Mahasiswa STT-Garut 1997-2004

o Tiada rasa kekhawatiran dan kesedihan atas diri mereka

Page 2: Sejarah Pergerakan Keislaman Mahasiswa STT-Garut

Buletin Persepsi : 7 Tahun Pesantren Teknik Dalam Kenangan 2 pengajar di lingkungan pondok pesantren dan institusi pendidikan formal al-Musaddadiyah. Di tahun 2004 ini kita bisa melihat, bahwa ABIM telah menjadi lembaga independent yang terpisah dari aktivitas mahasiswa/i dan santri/iah mahasiswa/i STAIM. Pondok Pesantren Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Garut Beberapa tahun sebelum pondok pesantren mahasiswa STAIM dipindahkan ke Muara Sanding, Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STT-Garut) sudah berdiri. Beberapa mahasiswanya (khususnya dari rantauan), tinggal di pondok pesantren mahasiswa STAIM. Setelah pondok pesantren dipindahkan, beberapa santri mahasiswa dari STT-Garut masih tinggal di lokasi pesantren lama. Kemudian, lembaga STT-Garut resmi menyelenggarakan Pondok Pesantren Mahasiswa STT-Garut bagi mahasiswanya dan menjadikannya sebagai bagian dari program pendidikannya. Pondok pesantren mahasiswa lama dijadikan pondok pesantren mahasiswa STT-Garut. Santriah mahasiswinya ditempatkan di pondok pesantren siswi al-Musaddadiyah yang dipimpin oleh K.H Abdullah Margani Musaddad, Ir. Pondok pesantren Mahasiswa/i STT-Garut dipimpin oleh alm. Dr. Maman Abdurrahman Musaddad, ketua Sekolah Tinggi Teknologi Garut pada waktu itu. Kegiatan santri mahasiswa di pondok pesantren tidak jauh beda dengan santri mahasiswa sebelumnya, yakni mengkaji pengetahuan Islam klasik setiap ba’da Maghrib dan ba’da Subuh. Metode salaf yang diterapkan di pesantren mahasiswa STT-Garut adalah merupakan kelanjutan dari tradisi pesantren mahasiswa sebelumnya. Kekhususan mahasiswa teknik dari sisi karakter, latar belakang pendidikan, kebutuhan pengetahuan, dan tuntutan propesinya di masa depan, kemudian menjadi sebab terjadinya upaya penyesuaian metode, kurikulum dan bentuk kegiatan di pondok pesantren ini. Menjelang tahun 1998, alm. Dr. Maman Abdurrahman Musaddad mengajukan usulan untuk mengadakan aktivitas keteknikan dalam aktivitas pondok pesantren. Beliau telah mempersiapkan format sistem yang dipandang mendukung keterbutuhan menyeluruh santri mahasiswa STT-Garut. Sebagai langkah persiapan, beliau membangun perpustakaan

yang rencananya akan diisi oleh referensi-referensi keagamaan dan keteknikan. Seandainya usia beliau panjang, mungkin pondok pesantren ini akan seperti pondok pesantren pertanian di Bogor. Namun Alloh berkehendak lain, beliau dipanggil-Nya pada tahun 1998. Selanjutnya kedudukan beliau digantikan oleh Ust. Drs. Asep Saepuddin Musaddad.

Pergeseran Menuju Pergerakan Di masa kepemimpinan Ust. Drs. Asep Saepuddin Musaddad, santri mahasiswa STT-Garut dikenalkan kepada bentuk aktivitas baru, yakni pergerakan. Puncak persentuhan santri mahasiswa dengan aktivitas pergerakan dirasakan oleh angkatan terakhir. Keterlibatan mereka dalam Musayawarah Daerah Front Pembela Islam I Jawa Barat telah membukakan ide-ide pergerakan dalam benak. Mereka kini mulai memiliki banyak referensi tentang pergerakan. Diskusi dan tulisan yang awalnya lebih didominasi oleh materi kejiwaan, kini mulai bergeser ke arah pergerakan. Lembar propaganda “Independent” merupakan salah satu contoh bentuk aktivitas pergerakan mereka yang bersifat politis. Hingga penghujung tahun 1999, aktivitas dakwah mereka baru sebatas pemikiran-pemikiran tertulis yang dipublikasikan melalui jaringan persaudaraan yang mereka miliki. Tahun 2000, barulah mereka mulai mengadakan kajian terbuka. Mereka adalah yang pertama kali mengadakan kajian Audio-Visual di lingkungan pesantren al-Musaddadiyah. Bisa ditebak, kajian Auido-Visualnya tidak jauh dari ide-ide pergerakan. Mereka mengangkat isu Palestina dan perjuangan Islam lainnya dalam kajian-kajiannya.

Di akhir tahun 2000, mereka memunculkan ide Komunitas Ilmiah al-Musaddadiyah, yang merupakan forum komunikasi dan komite bersama kegiatan Islam antar mahasiswa dan pelajar di lingkungan al-Musaddadiyah. Beberapa bulan setelah ide itu lahir, bahkan ada upaya untuk menjadikan ide lebih besar lagi, yakni membangun komunitas aktivis Islam. Secara informal mereka mulai melakukan dialog dan pendekatan dengan aktivis organisasi mahasiswa seperti HMI dan KAMMI. Kesibukan mereka dalam membangun usaha-usaha mempertahankan eksistensi pondok pesantren mahasiswa telah

Page 3: Sejarah Pergerakan Keislaman Mahasiswa STT-Garut

Buletin Persepsi : 7 Tahun Pesantren Teknik Dalam Kenangan 3 menyedot perhatian, sehingga ide besar tersebut terabaikan. Masa Kemunduran Tidak semua mahasiswa teknik yang menjadi santri di sana, memiliki latar belakang pengetahuan agama yang baik dan semangat keislaman yang kuat. Inilah kiranya yang menjadi sebab pada tahun-tahun kedua, beberapa ustadz mengundurkan diri. Metode salaf yang dirasa memberatkan santri mahasiswa, telah menyebabkan sistem terbentuk tidak seperti yang diharapkan oleh beberapa ustadz. Sementara itu, tidak ada orang di sana selain alm. Dr. Maman Abdurrahman Musaddad yang dapat berbicara dan merealisasikan sistem yang tepat bagi santri mahasiswa teknik. Sekalipun telah dilakukan upaya penyesuaian kurikulum dan kegiatan, namun perubahan itu tidak menyentuh aspek pembentukan kepribadian santri mahasiswa. Oleh karenannya, keadaan sistem tidak berubah, malah menjadi mundur. Terlebih setelah fungsi pengasuhan tidak berjalan, mahasiswa yang memang pada awalnya tidak memiliki ketertarikan pada sistem, lebih leluasa menjadikan sistem jauh keadaannya dari yang diharapkan. Ketidaktertarikan sebagian besar ustadz dalam mengurusi pondok pesantren mahasiswa STT-Garut, ikut menjadi faktor kemunduran sistem. Walau demikian, sebagian kecil santri yang memang pada awalnya membutuhkan keberadaan sistem, tetap berusaha menjaga eksistensi kegiatan pondok pesantren. Seandainya ustadz yang kebanyakan berlatar belakang pendidikan pesantren salaf memiliki pengetahuan tentang keteknikan, dan sebagian kecil santri mahasiswa tersebut memiliki pengetahuan dan semangat keislaman yang cukup, tentu sistem bisa dipertahankan untuk tidak jatuh dan tidak pasif. Ide alm. Dr. Maman Abdurrahman Musaddad masih diikuti oleh sebagian santri mahasiswa STT-Garut yang berusaha mempertahankan kegiatan pondok pesantren. Keadaan sistem yang tidak menguntungkan mereka telah membuat mereka tertuntut untuk membuat rumusan tentang Pesantren Teknik al-Musaddadiyah. Rumusan tersebut merupakan implementasi dari ide, pemikiran, dan rencana alm. Dr. Maman Abdurrahman Musaddad. Diharapkan rumusan tersebut dapat mengatasi masalah

yang sedang dihadapi oleh pondok pesantren mahasiswa STT-Garut. Namun sebelum sempat rumusan itu diajukan dan dibicarakan, penyelenggaraan pondok pesantren mahasiswa STT-Garut dihentikan. Sekalipun mereka sempat mengajukan keberatan dengan keputusan penghentian tersebut, tetapi pada akhirnya mereka tidak dapat mencegah penghentiannya. Tidak banyak kekuatan yang mereka miliki. STT-Garut telah melepaskan pondok pesantren mahasiswa dari programnya pada saat sistem menjadi mundur. Setelah pondok pesantren dihentikan, keberadaannya berubah menjadi asrama bagi mahasiswa STT-Garut. Hingga saat ini, beberapa mahasiswa STT-Garut masih tinggal di sana. Beberapa tahun ke depan, asrama itupun akan ditiadakan. Tidak banyak aktivitas keislaman mahasiswa STT-Garut yang bisa dilihat setelah pondok pesantren mahasiswa STT-Garut ditiadakan. Sebagian santri yang masih tinggal di sana memiliki aktivitas pribadi. Selanjutnya, gerakan dakwah mereka beralih ke kampus. Realisasi Ide Pesantren Teknik Beberapa santri mahasiswa STT-Garut yang memiliki ide Pesantren Teknik masih tinggal di sana. Mereka masih tetap melakukan aktivitas keislaman. Ide Pesantren Teknik direalisasikan oleh mereka dalam bentuk buletin kampus “Persepsi”. Mereka tetap melakukan diskusi keagamaan dan menghimpun karya tulis mereka dalam bulletin “Raudlotul-Ulum” yang kemudian dipublikasikan melalui jaringan persaudaraan mereka yang berada di kota Purwakarta, Tasikmalaya, Subang, dan Garut. Tujuan kajian mereka di buletin Persepsi adalah memasukan pemikiran-pemikiran yang dapat menjadikan kampus STT-Garut sebagai ‘Pesantren Teknik’ bagi mahasiswa/i STT-Garut. Tetapi mereka mencukupkan diri dengan hanya sekedar mewujudkan Pesantren Teknik dalam buletin saja, artinya buletin tersebut merupakan Pesantren Teknik mereka dan pembacanya.

Lain dengan bulletin Raudlotul-Ulum yang lebih didominasi oleh kajian Tazkiyatun-Nafs, Persepsi lebih dipenuhi oleh pemikiran kritis terhadap sistem pendidikan STT-Garut. Buletin itu mencoba menawarkan rumusan dan solusi bagi sistem yang dibangun berdasarkan referensi-referensi Islam. Sebagian rumusan yang ditawarkannya, ada yang diterima dan direalisasikan oleh lembaga STT-Garut.

Page 4: Sejarah Pergerakan Keislaman Mahasiswa STT-Garut

Buletin Persepsi : 7 Tahun Pesantren Teknik Dalam Kenangan 4 Gerakan Dakwah Kampus Di tahun 2000, mereka mulai dekat dengan senat mahasiswa dan lembaga mahasiswa lainnya. Kedekatan tersebut membuat mereka dilibatkan dalam beberapa kegiatan dan persoalan aktivitas mahasiswa secara umum. Kesempatan tersebut merupakan jalan bagi mereka untuk melakukan Islamisasi dalam komunitas mahasiswa.

Kesempatan terbesar mereka dimulai dengan diberinya mereka kesempatan untuk merancang acara diklat senat mahasiswa sesi keislaman. Setelah itu, mereka terlibat dalam dialog tentang format baru orientasi pengenalan kampus bagi mahasiswa baru. Hingga pada akhirnya konsep orientasi pengenalan kampus mereka yang dibangun atas dasar keislaman diterima dan dijalankan pada orientasi pengenalan kampus. Komite menuliskan konsepnya dalam bentuk panduan bagi panitia, lalu disosialisasikan kepada semua panitia yang terlibat. Selain melakukan kegiatan pengkritisan terhadap sistem secara single fighter, dalam suatu kesempatan merekapun menerima ajakan dari salah satu unit kerja mahasiswa untuk melakukan aktivitas pengkritisan isu tertentu. Mereka tidak memperdulikan soal ideologi yang dianut oleh mahasiswa di unit kerja tersebut yang berbeda dengan mereka. Yang terpenting bagi mereka adalah apa yang dilakukan tidak bertentangan dengan ide dan mereka bekerja dalam lingkungan toleransi yang baik.

Sebelum Persepsi terlahir, bulletin sebelumnya adalah Jurnal Kampus. Jurnal ini terbit pada saat mereka bergabung dalam aktivitas senat mahasiswa. Jurnal tersebut merupakan media pemikiran dan sosialisasi hasil-hasil yang dicapai oleh mahasiswa dalam kegiatannya di kampus. Isinya seputar kegiatan senat mahasiswa, dan tidak ditemukan kajian keislaman padanya. Jurnal itu diterbitkan setelah secara formal ketua senat mahasiswa meminta mereka untuk meluncurkan sebuah jurnal yang mengulas kegiatan mahasiswa di seputar orientasi pengenalan kampus. Pada satu kesempatan, mereka menjadikan jurnal menjadi alat untuk menengahi konflik yang terjadi di antara mahasiswa, khususnya yang terjadi antara senat mahasiswa dengan oposisi mereka, yakni MAPALA yang merupakan salah satu unit kerja mahasiswa di STT-Garut. Kedekatan mereka dengan senat mahasiswa dan MAPALA telah menjadikan

mereka sebagai alat untuk mengkomunikasikan aspirasi MAPALA dengan bahasa yang dapat diterima oleh senat mahasiswa, dan juga begitu juga sebaliknya Pada saat jurnal ini terbit, bulletin Raudlotul-Ulum dan Lembar Independent telah terbit. Dengan demikian mereka tetap menuliskan kajian keislamannya dan tidak terjadi pergeseran ide dan semangat mereka.

Ada satu tujuan yang ingin dicapai oleh mereka dalam kedekatan mereka dengan senat mahasiswa, yakni bertambahnya kekuatan mereka untuk mempertahankan eksistensi pondok pesantren mahasiswa STT-Garut. Saat mereka bergabung dalam kegiatan di kampus, mereka sedang menghadapi masa-masa sulit mempertahankan eksistensi pondok pesantren mereka. Mereka ingin agar kemudian senat mahasiswa ikut memperjuangkan apa yang sedang mereka perjuangkan. Apa yang mereka harapkan terwujud, ketua senat mahasiswa saat itu bersedia berusaha bersama mereka. Senat mahasiswa kemudian memilih mereka untuk menduduki jabatan di senat mahasiswa, dalam urusan jurnalistik dan pengembangan masjid. Pembentukan pesantren Teknik al-Musaddadiyah merupakan salah satu tujuan dari urusan pengembangan masjid.

Setelah upaya mempertahankan eksistensi pondok pesantren mahasiswa STT-Garut gagal, kemudian muncul ide pembentukan Lembaga Dakwah Kampus. Di awali dengan perkenalan mereka dengan salah satu Ikhwan jaringan Depok yang menawarkan pembentukan Lembaga Dakwah Kampus di STT-Garut. Beberapa minggu kemudian, salah satu anggota senat mahasiswa yang merupakan aktivis HMI mengusulkan hal serupa.

Seiring dengan mundurnya gerakan mahasiswa di kampus di tahun 2001, senat mahasiswa dan unit kerjanyapun menjadi mundur pula. Demikian pula halnya dengan divisi jurnalistik dan pengembangan masjid. Terlebih setelah lembaga STT-Garut menarik pengelola Persepsi yang juga menjadi pengurus divisi jurnalistik dan pengembangan masjid menjadi pengurus di laboratorium komputer, maka kegiatannya jadi lebih tersita untuk kegiatan di laboratorium. Setelah itu, Persepsi tidak terbit lagi. Untuk beberapa bulan, kampus sepi dari segala bentuk aktivitas ekstra kampus. Tetapi di akhir tahun 2003, beberapa aktivis mulai menggagas kegiatan di unit kerjanya masing-masing. Mereka menggerakkan kegiatan di tingkat local

Page 5: Sejarah Pergerakan Keislaman Mahasiswa STT-Garut

Buletin Persepsi : 7 Tahun Pesantren Teknik Dalam Kenangan 5 (himpunan atau unit kerja) untuk kemudian menggabungkannya dengan kekuatan local lainnya, sehingga senat mahasiswa kemudian dapat hidup kembali. Di saat itu, Lembaga Dakwah Kampus (LDK) berdiri.

Hingga tahun 2004, LDK memiliki kepengurusan dan aktivitas di Masjid Kampus. Hanya hingga saat ini, belum ada kegiatan besar yang melibatkan seluruh anggota komunitas Ilmiah di STT-Garut yang diadakan oleh LDK. Mungkin beberapa waktu ke depan, insya Alloh LDK akan lebih maju dan berkembang, serta memberi kontribusi strategis bagi pembentukan karakter ilmiah islamiah di STT-Garut.

Tiada Kekhawatiran Dan Kesedihan Atas Diri Mereka

Ketenangan hidup dicapai oleh manusia salah satunya dengan jalan membebaskan diri mereka dari rasa khawatir dan kesedihan di hati. Cara untuk membebaskan diri dari dua keadaan di hati tersebut dapat ditempuh dengan berbagai cara. Alloh menunjukkan cara pembebasan diri dari padanya di dalam al-Qur’an, melalui jalan-jalan berikut ini :

1. Bertaubat dan menjalani hidup selanjutnya dengan mengikuti petunjuk Alloh. (al-Baqoroh 38)

2. Beriman dengan sungguh-sungguh kepada Alloh dan hari akhir. (al-Baqoroh 62)

3. Berserah diri kepada Alloh dengan tunduk patuh atau hidup di atas Minhaj-Nya. (al-Baqoroh 112)

4. Beramal soleh, lahir dan bathin, dengan penuh keikhlasan dan mengharap keridloan Alloh, dan dengan jalan Islam. (al-Baqoroh 277)

5. Mengevaluasi amal dan melakukan perbaikan terhadap semua amal yang telah dilakukannya. (al-An’am 48)

6. Menjadi penolong-penolong Alloh atau berada dekat dengan mereka.

7. Meyakini Alloh sebagai Rabb-nya dan kuat dalam memegang pendirian tersebut. (al-Ahqaaf 13)

8. Menjadi hamba yang setia dan pengikut-Nya yang fanatis.

Bertaubat Dan Menjalani Hidup Selanjutnya Dengan Mengikuti Petunjuk Alloh كم مني ھدى فمن تبع ا یأتین قلنا اھبطوا منھا جمیعا فإم

)38(ھداي فال خوف علیھم وال ھم یحزنون Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (al-Baqoroh 38) Sesungguhnya perbuatan dosa akan melahirkan kegelisahan di dalam hati orang yang beriman. Kegelisahan itu terwujud karena mereka khawatir akan datangnya siksa Alloh dan mereka sedih karena perbuatan dosa telah menjauhkan mereka dari kehidupan Muqorrobin (orang-orang yang dekat kepada Alloh) yang indah. Tiada yang sangat mereka syukuri selain petunjuk Alloh, yang bisa mengembalikan kehidupan indah kepada mereka. Mereka akan sangat bersyukur kepada Alloh karena petunjuk-Nya telah membuat diri memiliki kesanggupan untuk tidak tenggelam di dalam perbuatan dosa, menyesali dan membencinya. Mereka menyucikan diri dari kotoran dosa dengan melakukan amaliah kebaikan yang ditunjukkan-Nya. Usaha tersebut membuat perjalanan kembali mereka kepada taman kedekatan menjadi mudah dan efektif. Maka demi Alloh, sesungguhnya Alloh tidak menelantarkan hamba-hamba-Nya yang melampaui batas setelah Ia turunkan petunjuk-Nya di muka bumi (al-Furqon). Terlebih Alloh selalu membukakan pintu ampunan-Nya hingga batas maut hamba tersebut.

Alloh menunjukkan perhatiannya kepada para pendosa dengan firman-Nya, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (ali-Imran 133)

Alloh menghibur para pendosa yang menyesali dosa-dosanya dan ingin kembali kepada-Nya dengan firman-Nya, Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(az-Zumar 53)

Sesungguhnya petunjuk Alloh jelas dan mundah. Hati tentram di saat petunjuk tersebut

Page 6: Sejarah Pergerakan Keislaman Mahasiswa STT-Garut

Buletin Persepsi : 7 Tahun Pesantren Teknik Dalam Kenangan 6 dilaksanakan. Siapa yang kembali kepada petunjuk Alloh, maka ia telah berlindung dalam benteng yang kokoh dari gangguan ketakutan dan kesedihan. Alloh memberi mereka yang diberi petunjuk, kelapangan. Dan jika Alloh menghendaki untuk lebih dekat dalam kedudukan di sisi-Nya, maka ditanamkan oleh Alloh di dalam hati hamba-Nya dzikrullah yang menenangkan.

Maka mengalirlah dari lubuk hati, kelezatan rahasia yang Alloh beri sebagai bentuk buah amal dari dzikrulloh. Kelezatan itu menentramkan, membuat hati menjadi damai dan tenang di segala keadaan. Tidak ada satupun ancaman yang akan menakutkan. Tidak ada satupun yang menandingi apa yang di rasa di hati. Direlakan semuanya pergi, karena di hati ada sesuatu yang telah mencukupi.

Inilah syurga dunia yang sesungguhnya. Dan mereka, para pewaris hidayah, yang bertaubat, berdzikir, dan beramal soleh … mereka telah kembali ke dalam ‘syurga’, walau mereka berjalan di atas muka bumi.

Beriman Dengan Sungguh-Sungguh Kepada Alloh Dan Hari Akhir ابئین إن الذین ءامنوا والذین ھادوا والنصارى والص والیوم اآلخر وعمل صالحا فلھم أجرھم من ءامن با

ھم وال خوف علیھم وال ھم یحزنون )62(عند رب Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqoroh 62)

Amaliah yang diteggakkan atas dasar keyakinan yang kuat kepada Alloh dan hari akhir, yang ditujukan untuk mengejar akhir kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat akan mendatangkan ketenangan di dalam hati. Apabila kita telah melihat bukti bahwa amaliah baik kita mendatangkan kebahagiaan bagi diri kita dan orang lain, maka kita akan tenang karenanya. Sebaliknya, apabila ternyata amaliah kita mendatangkan kesedihan dan petaka bagi kita dan orang lain, maka kitapun akan bersedih dan hati kita tak akan tenang.

Apabila kita melihat bukti bahwa amaliah baik di dunia seperti yang diajarkan oleh Alloh dan Rasul-Nya mendatangkan

kebaikan, maka kita tak boleh ragu terhadap apa yang diserukan oleh Alloh dan Rasul-Nya. Kita harus meyakinkan diri bahwa hidup kita untuk kebaikan, karena hati kita tentram padanya, jauh dari siksaan. Kita harus meyakinkan diri untuk mengikuti segala ajaran kebaikan, ajaran Alloh dan Rasul-Nya.

Membanyakkan kebaikan akan memupuk ketenangan hati. Kebaikan akan melahirkan situasi-situasi yang menenangkan dan mebahagiakan hati. Tapi memang terkadang untuk menegakkan suatu kebaikan, kita harus meminum air kesedihan dan kekhawatiran. Kesedihan karena kebaikan ternyata selalu mendapat penentangan yang banyak dari orang-orang. Kekhawatiran karena kefakiran diri membuat kita berada dalam ketidakpastian, apakah kita akan dapat menegakkan kebaikan itu atau tidak?.

Dalam perjuangan menghadapi halang-rintang saat menegakkan amaliah baik, kita hanya menghibur diri dengan keyakinan yang kuat kepada Alloh, solat, dan perkataan, “Semuanya dikehendaki oleh Alloh, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolngan Alloh.”

Berserah Diri Kepada Alloh Dengan Tunduk Patuh Atau Hidup Di Atas Minhaj-Nya

Agama adalah ajaran kebaikan, yang di dalamnya ada petunjuk dan pengetahuan. Hidup di dalam agama, tidak sekedar mengikuti jalan amal kebaikannya saja, tetapi juga berserah diri kepada Alloh dengan meyakini segala apa yang Ia sampaikan di dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya. Maka agama pada akhirnya menjadi sebuah keyakinan, yang akan membentuk pola pikir dan amal baik apabila diikuti. Kesetiaan padanya akan membuat arah penghambaan kita bergeser, dari penghambaan kepada selain Alloh menjadi penghambaan kepada Alloh.

Bagaimana mereka yang banyak beramal baik akan tenang dan damai hidupnya, apabila mereka tidak tunduk menyerah kepada Alloh dengan mengikuti agama-Nya. Tidakkah mereka tahu bahwa amal mereka kelak akan seumpama debu di atas batu yang diterbangkan angina?. Mereka memang terbebas dari kekhawatiran dan rasa sedih di dunia ini. Itu semua diberikan Alloh sebagai pahala yang akan diberikan-Nya kepada sispapun yang telah melakukan amal kebaikan. Tetapi di akhirat ? … saat amal kebaikan mereka bagaikan debu yang ditiup angin kencang. Adakah ketenangan di hati mereka kini?

Page 7: Sejarah Pergerakan Keislaman Mahasiswa STT-Garut

Buletin Persepsi : 7 Tahun Pesantren Teknik Dalam Kenangan 7 ھ وھو محسن فلھ أجره عند رب بلى من أسلم وجھھ

)112(وال خوف علیھم وال ھم یحزنون (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqoroh 112)

الحات وأقاموا الة إن الذین ءامنوا وعملوا الص الصھم وال خوف علیھم كاة لھم أجرھم عند رب وءاتوا الز

)277(وال ھم یحزنون Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqoroh 277)

Kebaikan yang utama adalah menolong

orang dari kesulitan hidupnya. Alloh mengukur kualitas hamba-Nya dari kesanggupan ia merealisasikan ketakwaan dan kecintaan-Nya pada Alloh dalam wilayah amaliah ghoir mahdoh (hubungan dengan selain Alloh). Segala kebaikan yang dilakukan di dunia ini untuk orang lain, akan mendatangkan kebaikan di akhirat kelak.

Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa Rasululloh SAW pernah bersabda bahwa barangsiapa yang memudahkan urusan hamba-Nya di dunia ini, maka Alloh akan memudahkannya urusannya kelak di Akhirat. Maka demi Alloh, karenanya orang yang ditolong menjadi penolong orang yang menolong. Penolong yang mengharapkan pertolongan Alloh kelak di akhirat, akan merasa senang menolong.

Kita akan nampak lemah di akhirat kelak. Tidak ada sedikitpun pada diri kita yang bisa diandalkan untuk bisa menebus keselamatan dan menghindari ancaman ketidaksukaan-Nya. Maka tidak ada yang lebih berarti di akhirat kelak, selain pertolongan Alloh.

Tidak ada artinya segala apa yang diterima si penolong di dunia ini, jika dibandingkan apa yang diterimanya kelak di akhirat kelak. Semestinya, si penolong bahagia sebagaimana keadaan hamba Alloh yang ditolongnya. Keduanya wajib bersyukur, karena Alloh telah membebaskan yang ditolong dari kesulitan dunia dan si penolong dari kesulitan

akhirat. Berbuat kebaikan dengan cara yang baik, adalah termasuk sebagian dari amal kesyukuran.

Beramal Soleh, Lahir Dan Bathin, Dengan Penuh Keikhlasan Dan Mengharap Keridloan Alloh, Dan Dengan Jalan Islam ثم ال یتبعون ما الذین ینفقون أموالھم في سبیل هللاھم وال خوف ا وال أذى لھم أجرھم عند رب أنفقوا من

)262(لیھم وال ھم یحزنون ع Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan sipenerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqoroh 262) ا وعالنیة فلھم ھار سر الذین ینفقون أموالھم باللیل والن

ھم وال خو ف علیھم وال ھم أجرھم عند رب )274(یحزنون

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqoroh 274)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa melakukan amaliah kebaikan akan melahirkan ketenangan dan kebahagiaan di hati orang-orang yang beriman. Tetapi kita perlu tahu bahwa yang dimaksud amaliah baik oleh orang-orang beriman, yang dapat melahirkan rasa bahagia dan melahirkan ketenangan di hati hanyalah amaliah yang mendatangkan simpati-Nya dan bukan amaliah yang mendatangkan celaan-Nya.

Tentu saja banyak cara untuk bisa membahagiakan orang sehingga hati kita bahagia karenanya. Tetapi tidak setiap jalan kebahagiaan menenangkan hati orang yang beriman. Jika orang yang beriman telah membahagiakan orang lain tetapi dengan jalan yang dicela oleh Alloh, maka pastilah ia tidak akan merasa bahagia, karena celaan Alloh telah menutupi jalan kebahagiaan di hatinya dan membukakan jalan keresahan di hatinya. Celaan Alloh akan membuat pahala kebaikan sirna, kebahagiaan menjauh.

Page 8: Sejarah Pergerakan Keislaman Mahasiswa STT-Garut

Buletin Persepsi : 7 Tahun Pesantren Teknik Dalam Kenangan 8

Hanya jiwa yang tinggi yang dapat meraih kebahagiaan dalam keadaan pintu keresahan dan kesedihan tertutup dari hatinya. Jiwa yang rendah bisa merengkuh kebahagiaan dengan tidak merasakan apa-apa sekalipun celaan menimpanya. Pintu keresahannya tidak terbuka dengan adanya celaan Alloh kepada dirinya lantaran jiwanya tidak memiliki keimanan kepada Alloh sebagaimana jiwa yang tinggi.

Berikut ini syarat-syarat yang harus dipenuhi agar kebahagiaan dan ketenangan tetap ada di hati:

1. Memiliki keimanan yang melahirkan perasaan sedang diawasi oleh Alloh.

2. Melakukan amaliah soleh di semua sisi kehidupan, yang dilakukan dengan penuh kesadaran, tanpa melampaui batasan agama, dan mengikuti sunnah Nabi-Nya.

3. Menegakkan segala kefardluan yang ditetapkan Alloh dalam agama-Nya, khususnya solat yang mendekatkan diri kepada Alloh dan zakat yang mensucikan lahir-bathin.

Mengevaluasi Amal Dan Melakukan Perbaikan Terhadap Semua Amal Yang Telah Dilakukannya رین ومنذرین فمن ءامن وما نرسل المرسلین إال مبش

)48(وأصلح فال خوف علیھم وال ھم یحزنون Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-An’am 48)

Alloh mengingatkan kita akan kesalahan-kesalahan kita dengan Rasul-Nya. Melalui lisan Rasul-Nya, kita bisa mengatahui atau menyadari segala perbuatan yang merugikan kita di dunia dan di akhirat. Terkadang kita merasakan kemadlaratan dari perbuatan salah yang kita lakukan, tetapi kita ragu untuk meninggalkannya karena dari perbuatan salah tersebut kita menemukan kebahagiaan dan ketenangan. Tetapi setelah Rasul-Nya menjelaskan bahwa perbuatan itu sesungguhnya tidak menguntungkan, atau hanya memberi keuntungan di dunia saja dan merugikan kelak di akhirat, maka orang yang beriman pasti akan kehilangan keraguannya setelah terbitnya keyakinan terhadap apa yang

disampaikan oleh Rasul yang ia imani. Dan tatkala ia melakukan perbaikan dengan meninggalkan perbuatan tersebut, maka iapun menemukan kebahagiaan dan ketenangan yang lain. Sementara ia tak melihat ada kebahagiaan dan ketenangan di dalam hatinya apabila ia melakukan kembali perbuatan buruk yang telah ditinggalkannya. ون علیكم كم رسل منكم یقص ا یأتین یابني ءادم إمقى وأصلح فال خوف علیھم وال ھم ءایاتي فمن ات

)35(یحزنون Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-A’raf 35)

Satu hal yang mendorong orang untuk

dapat meninggalkan keburukan yang menenangkan dan membahagiakannya, serta untuk dapat mengubah ketenangan dan kebahagiaan padanya menjadi keresahan dan kesedihan, adalah rasa takut yang terlahir dari keimanan yang kuat kepada Alloh.

Jika Alloh mengatakan bahwa sesuatu itu harus ditinggalkan, maka pastilah ada kemadharatan yang akan menimpanya. Dengan pengetahuan dan keyakinan atas hal tersebut, maka kita akan dapat melahirkan rasa takut di hatinya. Ketakutan itu akan mengubah segala keindahan pada hal yang dilarang menjadi sesuatu yang sangat memalukan dan meresahkan.

Takut adalah pelita yang memekarkan bunga-bunga kebahagiaan dan ketenangan di dalam hati. Dengan rasa takut, hidup kita akan penuh awas, kritis terhadap segala gerakanan buruk jiwa kita, dan memiliki banyak kekuatan untuk mengarahkan jiwa kita kepada sesuatu yang dirahmati Alloh. Menjadi Penolong-Penolong Alloh Atau Berada Dekat Dengan Mereka

ال خوف علیھم وال ھم یحزنون أال إن أولیاء هللا)62(

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yunus 62) Sesungguhnya Alloh adalah penolong (aulia) orang-orang beriman. Ia mengeluarkan

Page 9: Sejarah Pergerakan Keislaman Mahasiswa STT-Garut

Buletin Persepsi : 7 Tahun Pesantren Teknik Dalam Kenangan 9 mereka dari kegelapan yang menyesakkan menuju cahaya yang menenangkan dan menggembirakan. Sementara orang-orang kafir, para penolong mereka adalah setan. Mereka dikeluarkan dari cahaya kepada kegelapan. Dan kegelapan telah menggelapkan hati mereka, sehingga mereka tidak melihat kepada kebenaran atau petunjuk Alloh. Diriwayatkan dari al-Bazzar bahwa Ibnu Abbas berkata: Seseorang bertanya, “Ya Rasululloh siapakah wali Alloh itu?.” Beliau menjawab, “Ialah orang-orang yang apabila dilihat maka teringat kepada Alloh.” Yakinlah kita bahwa memang mengingat Alloh itu menenangkan hati dan menggembirakan hati orang yang beriman, sebagaimana firman-Nya, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (ar-Ra’d 28)

Jika hati kita tak kunjung bisa tenang dengan melajimkan dzikrullah di hati, atau malah terganggu karenanya, maka bsia dipastikan hati kita mati dan tidak tersisa keimanan di dalam hati kecuali sedikit saja, atau hati kita dikuasai nafsu. Walau hati kita mati, tetapi tetap kita harus terus memaksa agar hati menyuarakan asma-Nya. Degan mengharap kedekatan-Nya, maka kita terus meminta pertolongan Alloh dan berusaha memaksakan dzikrullah ke dalam hati kita sebagaimana dipaksakannya makanan oleh seorang ibu kepada anaknya yang tidak mau makan. Kalaupun masuknya dzikrullah ke dalam hati tidak membuat hati cepat mengerti akan esensi dzikrullah dan sadar akan keindahan-keindahan yang ditimbulkannya, tetapi terisinya hati oleh dzikrulah lebih baik dari pada hampanya hati dari dzikrullah.

Syekh Ahmad Athoillah dalam Hikam mengatakan bahwa melakukan kesalahan dalam keadaan hati berdzikir lebih baik dari pada melakukannya dalam keadaan hati lalai. Beliau mengatakan demikian karena dzikir menguatkan keimanan di hati. Apabila orang yang memiliki keimanan melakukan kesalahan maka dzikrullah akan membuat dirinya melihat akan kesalahan-kesalahannya. Dan keimanan akan membuat dirinya berusaha memperbaiki diri.

Hal tersebut ditegaskan oleh firman Alloh SWT, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat

mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (ali-Imran 135)

Dan juga firman Alloh SWT, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (al-A’raf 201)

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasululloh SAW bersabda, “Di antara hamba-hamba Alloh itu ada sejumlah hamba yang membuat para nabi dan syuhada iri kepada mereka.” Beliau ditanya, “Ya Rasululloh, siapakah mereka itu mungkin kami dapat mencintainya?.” Beliau bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai karena Alloh, bukan karena harta dan keturunan. Wajah mereka bagaikan cahaya. Mereka berada di atas mimbar yang terbuat dari cahaya. Mereka tidak merasa takut saat orang-orang takut, dan mereka tidak bersedih tatkala orang-orang sedih.” Kemudian beliau membaca ayat, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Alloh itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”

Sebentuk ketenangan dan kebahagiaan meliputi orang-orang yang saling mencintai karena Alloh, bukan karena harta atau keturunan. Tentu saja bukan ketenangan sebagaimana tenangnya kita karena harat kita berlimpah atau keturunan kita bermartabat, dan bukan pula kebahagiaan sebagaimana bahagianya kita karena kita bisa membeli apapun denga harta yang berlimpah atau karena kita bisa melakukan apapun karena kita orang terhormat. Tetapi ketenangan dan kebahagiaan ruhiyah yang merasuki hati dan membuat hidup berarti sekalipun diliputi kemiskinan atau tidak memiliki kedudukan apapun di tengah masyarakat.

Sebuah keberatian misterius yang sukar difahami kecuali oleh orang yang saling mencintai karena Alloh. Ketidakfahaman tersebut terjadi karena selain orang yang saling mencintai karena Alloh tidak memiliki faktor yang bisa membangkitkan kebahagiaan orang-orang yang saling mencintai karena Alloh, yakni cinta Alloh. Ketenangan dan kebahagiaan diraih oleh mereka yang mencintai karena Alloh karena Alloh mencintai mereka. Ketenangan dan kebahagiaan itu merupakan akibat dari adanya cinta Alloh kepada mereka. Sebuah ketenangan dan kebahagiaan yang lain dan sangat misterius. Sebuah rahasia keindahan

Page 10: Sejarah Pergerakan Keislaman Mahasiswa STT-Garut

Buletin Persepsi : 7 Tahun Pesantren Teknik Dalam Kenangan 10 cinta orang-orang yang saling mencintai karena Alloh. Meyakini Alloh Sebagai Rabb-Nya Dan Kuat Dalam Memegang Pendirian Tersebut ثم استقاموا فال خوف علیھم إن الذین قالوا ربنا هللا

)13(وال ھم یحزنون Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (al-Ahqaaf 13)

Salah satu kekuatan yang membuat orang-orang beriman dapat tetap hidup bahagia bersama Alloh adalah keseriusannya dalam meyakini dan setia kepada Alloh. Kebahagiaan mereka tergantung kepada keistiqomahan mereka dalam memegang keyakinan dan kesetiaannya kepada Alloh. Sementara keistiqomahan mereka berdiri dengan topangan ma’rifatullah yang bersumber dari pengetahuan dan penyaksian. Menjadi hamba yang setia dan pengikut-Nya yang fanatis

أمواتا بل أحیاء وال تحسبن الذین قتلوا في سبیل هللاھم یرزقون من )169(عند رب فرحین بما ءاتاھم هللا

یلحقوا بھم من خلفھم أال فضلھ ویستبشرون بالذین لم )170(خوف علیھم وال ھم یحزنون

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Ali Imran 169-170) Menjadikan hidup di dunia sebagai ibadah kepada-Nya, dan segala usahanya sebagai bagian jihad menegakkan agama-Nya adalah penghantar menuju kebahagiaan dan ketenangan. Tetapi hidup seperti itu hanya diwarisi oleh orang-orang yang berjiwa tinggi. Mereka yang berjiwa rendah, akan merasa tersiksa atau tidak betah dengan cara hidup seperti itu. Hal tersebut dikarenakan mereka tidak mewarisi apa yang diwarisi oleh mereka

yang berjiwa tinggi, yakni kehendak untuk setia kepada Alloh dan hidup dengan cara-Nya.

Jika seseorang telah sampai pada jiwa yang tinggi, maka ia akan melihat bahwa apa yang ia rasakan sebagai penderitaan, kesusahan, ketidakberuntungan, atau kepahitan pada saat jiwanya rendah, ternyata adalah sebuah minuman yang sangat nikmat dan sentuhan Alloh yang menenangkan. Ingatlah, bahwa orang akan bahagia sekalipun dirinya disakiti, kalau yang menyakitinya adalah kekasihnya, dan kalau sakit tersebut akan memberinya kehidupan bahagia bersama kekasihnya. Dan orang-orang yang tidak tahu akan keuntungan tersebut atau yang lemah semangatnya karena ragu, akan menganggap gila orang-orang yang rela disakiti tersebut. وء وال ھم الس قوا بمفازتھم ال یمس الذین ات ي هللا وینج

)61(ھم یحزنون Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita. (az-Zumar 61)

Orang yang bertakwa tidak bersedih dengan kekalahan mereka di dunia, karena di akhirat mereka akan mendapatkan kemenangan sekalipun mereka kalah di dunia. Mereka memang seakan tidak mendapatkan syurga dunia dalam pandangan orang-orang dunia, tetapi mereka punya syurga sendiri di dunia dan di akhirat yang sangat beda dengan syurganya orang-orang dunia. Hidup mereka seperti sebuah neraka dalam pandangan orang-orang dunia, tetapi sesungguhnya mereka terbebas dari neraka dunia dan akhirat.

Mereka sama sekali tidak berduka dengan apa yang diucapkan oleh orang-orang dunia atas diri mereka. Mereka hidup tenang dengan jaminan Alloh. Mereka mencukupkan hidup mereka dengan Alloh, dengan minhaj-Nya dan dengan pahala serta keridloan-Nya.

Kau isi hatimu dengan dirimu, sehingga kamu menderita. Sementara Ia menantimu sampai engkau dapat melihat dan memanggil diri-Nya. Begitu besar cinta-Nya pada dirimu semenjak engkau dicipta, dan begitu besar cemburu-Nya pada dirimu semenjak engkau berniat menjauhi-Nya. (Risalah Cinta)