Sejarah Pemikiran Islam - Khawarij - PPs IAIN Tulungagung - Oleh Afiful Ikhwan

download Sejarah Pemikiran Islam - Khawarij - PPs IAIN Tulungagung - Oleh Afiful Ikhwan

of 35

Transcript of Sejarah Pemikiran Islam - Khawarij - PPs IAIN Tulungagung - Oleh Afiful Ikhwan

KHAWARIJ : AJARAN POKOK, SEKTE DAN AJARAN-AJARANYA REVISI MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah " SEJARAH PEMIKIRAN DALAM ISLAM " Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Mujamil Qomar, M.A.

Disusun Oleh: AFIFUL IKHWAN NIM. 2841104002 KELAS PI A SMT 1

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG Februari 2011

KATA PENGANTARSyukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam. Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam membuat tugas ini banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. 2. 3. Ketua STAIN Tulungagung Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam

penyusunan tugas ini Seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan tugas ini Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo'a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di sisi Allah SWT. Amin. Dan dalam pembuatan tugas ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya. Akhirnya saya tetap berharap semoga tugas ini menjadi butir-butir amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin

( PENYUSUN )

2

DAFTAR ISIHalaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi BAB I . i . ii . iii PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . 1 B. Rumusan Masalah . 3 C. Tujuan Masalah 3 D. Batasan Masalah 4 BAB II PEMBAHASAN KHAWARIJ : AJARAN POKOK, SEKTE DAN AJARANNYA A. Pengertian Khawarij B. Latar Belakang Kemunculan Khawarij C. Pokok-Pokok Ajaran Khawarij D. Tokoh-Tokoh Golongan Khawarij . E. Sekte dan Paham Ajaran-Ajarannya. F. Ciri Ciri Khawarij . BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... B. Penutup ........... 27 28 5 9 13 17 17 25

DAFTAR PUSTAKA . 30 3

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah Khawarij secara bahasa diambil dari Bahasa Arab khowaarij, secara harfiah berarti mereka yang keluar. Istilah khawarij adalah istilah umum yang mencakup sejumlah aliran dalam islam yang pada awalnya mengakui kekuasaan Ali bin Abi Thalib lalu menolaknya. Pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-7, berpusat di daerah yang kini terletak di bagian negara Irak Selatan dan merupakan bentuk yang berbeda dari kaum sunni dan syiah.1 Disebut atau dinamakan khowarij karena keluarnya merekan dari dinul islam dan pemimpin kaum muslimin.2 Awal keluarnya mereka adalah pada zaman pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib ketika terjadi musyawarah antara dua utusan. Kedua utusan tersebut berkumpul dalam suatu tempat yang disebut Khouro (suatu tempat yang terdapat di daerah kuffah), oleh karena itu mereka disebut dengan sebutan Khoruriyyah. Dalam perundingan ini kemudian tejadilah suatu kesepakatan damai diantara kedua belah pihak atas sebuah perselisihan pendapat antara Muawiyah dan Ali mengenai permasalahan siapa yang harus bertanggung jawab atas pembunuhan Utsman sehingga menyebabkan perang Siffin.

1

Hamid, Syamsul Rijal. Buku Pintar Agama Islam:Edisi Senior. Bogor: Penebar Salam. . 2002. Hal 283 2 Ibid. Hal 283

4

Dalam perjanjian damai ini, kaum khawarij menunjukkan jati dirinya dengan keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib dan menganggapnya Ali dan Muawiyah sebagai kafir, sehingga mereka merencanakan membunuh mereka berdua, namun hanya Ali yang berhasil mereka bunuh. Secara umum, ajaran-ajaran pokok golongan ini adalah kaum muslimin yang berbuat dosa besar adalah kafir. Kemudian, kaum muslimin yang terlibat dalam perang jamal, yakni perang antara Aisyiah, Thalhah, dan dan Zubair melawan Ali bin Abi Thalib dihukumi kafir. Khalifah harus dipilih rakyat serta tidak harus dari keturunan Nabi Muhammad SAW dan tidak mesti keturunan Quraisy. Jadi, seorang muslim dari golongan manapun bisa menjadi khalifah asalkan mampu memimpin dengan benar.3 Dalam upaya kafir mengkafirkan ini, terdapat suatu golongan yang menolak ajaran kaum Khawarij yang mengkafirkan orang mukmin yang melakukan dosa besar. Sehingga mereka membentuk sautu golongan yang menolak ajaran pengkafiran tersebut, golongan ini disebut dengan golangan Murjiah. Aliran Murjiah muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagaimana hal ini dilakukan oleh aliran Khawarij. Aliran ini menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu dihadapan Tuhan, karena hanya Tuhanlah yang mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian pula orang mukmin yang melakukan dosa besar, masih dianggap mukmin dihadapan

3

www.wikimedia.com. Kategori : Eskatologi Islam/Islam/Sejarah Islam. Dikutip : 23 oktober 2010.

5

mereka.4 Lebih lanjutnya faham aliran Murjiah bisa diketahui lebih mendalam pada pembahasan makalah berikutnya. Berdasarkan uraian secara umum mengenai latar belakang eksistensi aliran Khawarij dan sedikit kaitannya dengan aliran Murjiah di atas, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai apa dan bagaimana sebenarnya perkembangan golongan khawrij tersebut dengan lebih terperinci pada Bab dan Sub Bab berikutnya.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian, latar belakang, dan asal-usul kemunculan

golongan khawarij ? 2. Khawarij ? 3. Bagaimana perkembangan eksistensi sekte-sekte dan ajaran-ajarannya Apa saja doktrin-doktrin atau ajaran pokok yang dianut oleh golongan

dari golongan Khawarij ?

C. Tujuan Masalah 1. khawarij. 2. Untuk mengetahui doktrin-doktrin atau ajaran pokok yang dianut oleh Untuk mengetahui latar belakang dan asal-usul kemunculan golongan

golongan Khawarij.

4

Adeng Muchtar ghozali dalam www.http//wordpres.com. Kategori : Refleksi Spiritual/khawarij dan Murjiah/ tebar cinta damai. Dikutip pada 23 Oktober 2010.

6

3.

Untuk mengetahui perkembangan eksistensi sekte-sekte dan ajaran-

ajarannya dari golongan Khawarij.

D. Batasan Masalah Kemudian, guna menghindari terjadinya perluasan dan pelebaran masalah dalam pembahasan makalah ini, maka penulis menyusun batasan-batasan masalah sebagai berikut : 1. Membahas apa latar belakang dan bagaimana asal-usul kemunculan golongan Khawarij. 2. Membahas apa sajakah doktrin-doktrin yang dianut oleh golongan Khawarij. 3. Membahas bagaimanakah perkembangan dan eksistensi sekte-sekte dari golongan Khawarij dalam sejarah dunia Islam.

7

BAB II PEMBAHASANKHAWARIJ : AJARAN POKOK, SEKTE DAN AJARAN-AJARANNYA

A. Pengertian Khawarij Secara etimologis kata Khawarij berasal dari (bahasa Arab: baca Khowaarij)5. kharaja yang berarti keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Berdasarkan etimilogis pula, Khawarij juga berarti setiap muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat Islam. Dalan terminologi Ilmu Kalam, yang dimaksud dengan Khawarij adalah suatu sekte atau kelompok atau aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidak sepakatan terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim) dalam perang siffin pada tahun 37 H/ 648 M dengan kelompok bughat (pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khalifah.6 Menurut Ibnu Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani, bahwa yang disebut Khawarij adalah setiap orang yang keluar dari imam yang telah disepakati para jamaah, baik ia keluar pada masa khulafaurrasyidin, atau pada masa tabiin secara baik-baik.7

5 6

http://id.wikipedia.org/wiki/Khawarij, diakses 24 November 2010 Drs. Rohison Anwar, M.Ag. dan Drs. Abdul Razak, M.Ag. 2001. Ilmu Kalam. Bandung : Pustaka Setia. Hal. 49. 7 Drs. Abuddin Nata, MA..1993. Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf. Jakarta : Rajawali Pers.Hal 29.

8

Pengikut Khawarij, pada umumnya terdiri dari orang-orang Arab Badawi. Kehidupannya di padang pasir yang serba tandus, menyebabkan mereka bersifat sederhana, baik dalam cara hidup maupun dalam cara berfikir. Namun, sebenarnya mereka keras hati, berani, bersikap merdeka, tidak bergantung kepada orang lain, dan cenderung radikal. Karena watak keras yang dimiliki oleh mereka itulah, maka dalam berfikir dan memahami agama mereka pun berpandangan sangat keras.8 Pada masa-masa perkembangan awal Islam, persoalan-persoalan politik memang tidak bisa dipisahkan dengan persoalan-persoalan teologis. Sekalipun pada masa-masa Rasulullah masih hidup, setiap persoalan tersebut bisa diselesaikan tanpa memunculkan perbedaan pendapat yang berkepanjangan di kalangan para sahabat. Setelah Rasulullah wafat, dan memulainya penyebaran Islam ke seluruh pelosok jazirah Arab dan luar Arab persoalan-persoalan baru pun bermunculan di berbagai tempat dengan bentuk yang berbeda-beda pula. Sehingga, munculnya perbedaan pandangan di kalangan ummat Islam tidak bisa dihindari. Kelompok Khawarij merupakan aliran teologi pertama yang muncul dalam dunia Islam, yakni abad I H/8 M pada masa pemerintahan Ali ibn Abi Thalib. Kemunculannya dilatabelakangi oleh pertikaian politik antara Ali dengan Muawiyah ibn Abi Sufyan, yang pada waktu itu maenjabat sebagai gubernur Syam (sekarang : Suriah). Muawiyah menolak memberikan baiat kepada Ali yang terpilih sebagai khalifah sehingga Ali mengerahkan bala tentara untuk menggempur Muawiyah. Muawiyah juga mengumpulkan pasukan untuk menghadapi Ali. Kedua pasukan itu

8

Drs. Abuddin Nata, MA. op cit. Hal. 30.

9

lalu bertemu di suatu tempat bernama Siffin. Pertempuran yang dinilai dahsyat dan tergolong besar terjadi antara kedua belah pihak, buktinya dengan banyak korban. Di pihak Ali, 25.000 orang gugur, sementara di pihak Muawiyah 45.000 personel tewas. Dalam pertarungan ini ini pihak Ali memperlihatkan akan memperoleh kemenangan dan berhasil mendesak pasukan Muawiyah. Amr ibn As yang ikut berperang di pihak Muawiyah mengusulkan kepada Muawiyah agar memerintahkan pasukannya mengangkat mushaf (kumpulan lembaran) al-Quran dengan ujung tombak sebagai isyarat minta damai. Pada mulanya, Ali tidak mau menerima tawaran damai Muawiyah tersebut. Tetapi, karena desakan sebagian pengikutnya, terutama para qurra (pembaca) dan huffadz (penghafal), diputuskan untuk mengadakan arbitrasi (tahkim). Sebagai hakam atau penengah, diangkat dua orang, yaitu Abu Musa al-Asyari yang dikenal lurus mewakili kelompok Ali dan Amr ibn As yang licik menjadi delegasi golongan Muawiyah. Keputusan Ali menerima arbitrasi sebagai jalan penyelesaian sengketa tentang khilafah dengan Muawiyah ternyata tidak didukung oleh semua pengikutnya. Mereka yang tidak setuju dengan sikap Ali keluar dari barisan, lalu mengangkat Abdullah ibn Wahab al-Rasibi sebagai pemimpin mereka yang baru. Kelompok ini kemudian memisahkan diri ke Harura, suatu desa dekat Kufah. Mereka inilah yang dikenal dengan sebutan golongan Khawarij. Seiring perjalanan waktu, kaum Khawarij di Harura berhasil menyusun kekuatan dan memperoleh banyak pengikut, sehingga mereka berani menyatakan pembangkangan terhadap Ali. Menurut keyakinan mereka, Ali dan Muawiyah serta semua yang menyetujui arbitrasi dianggap telah menyimpang dari ajaran Islam. Oleh

10

karenanya, mereka harus ditentang dan dijatuhkan. Untuk menumpas kaum Khawarij tersebut, Ali menyiapkan sepasukan tentara dan kemudian kedua pasukan itu bertempur di sebuah tempat yang bernama Nahrawan. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan tentara Ali dan hampir seluruh kekuatan Khawarij dapat dimusnahkan. Menurut Abdul Karim Syahristani, tidak sampai sepuluh orang kaum Khawarij yang selamat dari peperangan ini. Lainnya tumbang dalam medan perang, termasuk pemimpin mereka Abdullah ibn Wahab al-Rasibi. Akan tetapi, kekalahan total di Nahrawan tidak membuat kaum Khawarij patah semangat, malah justru membangkitkan semangat jihad mereka untuk menjatuhkan Ali. Akhirnya salah seorang di antara mereka yang bernama Abdurrahman ibn Muljam berhasil membunuh Ali saat beliau keluar rumah hendak melaksanakan shalat Subuh pada 17 Ramadlan 40 H/24 Januari 661 M. Sirajuddin Abbas menambahkan bahwa rencana pembunuhan yang dirancang oleh kaum Khawarij tidak saja Ali, tetapi juga terhadap Muawiyah yang akan dilakukan oleh al-Barak dan Amr ibn As yang akan dilaksanakan oleh Umar ibn Bakir. Amr ibn As akan dibunuh karena dinilai sebagai delegasi Muawiyah dalam arbitrasi yang menipu. Tetapi pembunuhan terencana terhadap keduanya tidak berhasil.9

B. Latar Belakang Kemunculan Khawarij9

Madarik yahya, Sejarah dan Pokok Ajaran Khawarij, dalam http://madarikyahya.wordpress.com/2009/07/03/sejarah-dan-pokok-ajaran-khawarij/, diakses 23 Nov 2010

11

Awal mulanya kaum Khawarij adalah suatu gerakan kaum muslimin dalam bidang politik yang kemudian beralih pada bidang teologi. Ketika terjadinya peperangan Siffin antara sayidina Ali dengan Muawiyah, pihak Muawiyah hampir kalah lalu mereka mengangkat mushaf pada ujung tombak dan menyerukan penghentian peperangan dengan bertahkim. Tahkim adalah sebuah perundingan damai antara dua kekuatan besar yang memperebutkan kekhalifahan setelah Utsman bin Affan, yakni kubu Ali bin Abu Tholib dan kubu Muawiyan bin Abu Sufyan. Dari pihak Ali mengutus Amru bin Ash dan dari pihak Muawiyah mengutus Abu Musa al Asyari. Tahkim sendiri adalah sebuah politik licik yang diusulkan pihak Muawiyah, yang pada dasarnya perundingan tersebut sangat menguntungkan pihak Muawiyah, mulanya sayidina Ali tidak hendak menerima ajakan ini karena hal ini sudah diduga suatu muslihat dalam peperangan, tetapi sebagian anak buah sayidina Ali mendesak supaya menerima ajakan tersebut dan karena itulah sayidina Ali setuju saja, tetapi sebagian lagi di antara pasukan sayidina Ali ada yang tidak setuju yang akhirnya mereka memisahkan diri dan keluar dari barisan Ali. Mereka inilah yang disebut golongan Khawarij. Khawarij sendiri diambil dari kata khoroja yang artinya keluar. Kaum ini sangat membenci sayidina Ali karena dianggapnya lemah dalam menegakan kebenaran, sebagaimana mereka membenci Muawiyah karena melawan khalifah yang sah, mereka mem-fatwakan bahwa la hukma illa lillah ( tidak ada hukum kecuali dari Allah ).

12

Menurut mereka Ali dan Muawiyah telah mencari hukum selain Allah dengan bertahkim. Mereka menuntut supaya sayidina Ali mengakui kesalahannya sebab menerima tahkim atau mengakui bahwa dia sudah menjadi kafir mereka mengancam kalau sayidina Ali mau bertobat maka mereka menggabungkan diri kepada sayidina Ali melawan Muawiyah, tetapi kalau tidak maka sayidina Ali dan Muawiyah akan diperangi. Faham Khawarij dianggap benar oleh umum, saking marahnya kepada sayidina Ali, Muawiyah, Abu Musa al Asyari, dan Amru bin Ash maka kaum Khawarij membuat komplotan untuk membunuh keempat-empatnya, tapi yang berhasil dibunuh adalah sayidina Ali ketika dia hendak keluar masjid setelah mengimami shalat subuh di masjid Kufah. Ia meninggal di usia 63 tahun, pembunuhan dilakukan oleh Abdurrahman bin Muljam dengan cara ditikam dengan pedang beracun pada tanggal 19 Ramadhan, Pembunuh itu seseorang yang berasal dari golongan Khawarij, dan Ali menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain.10 Kaum Khawarij kadang kadang menamakan golongan mereka kaum Syurah artinya kaum yang mengorbankan dirinya untuk kepentingan keridhoan Allah, hal ini di ambil mereka dari surat Al Baqarah ayat 207. Setelah kekhalifahan sayidina Ali10

Poste by notes, Biografi Singkat Sayyidina Ali bin Abi Thallib, dalam http://webcache.googleusercontent.com/search? q=cache:h6fusS2czIkJ:beztnotez.blogspot.com/2009/10/biografi-singkat-sayyida-ali-binabi.html+nama+pembunuh+ali+bin+abi+thalib+perisitwa+khawarij&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id&cli ent=firefox-a&source=www.google.co.id, posted Thursday, October 29, 2009, diakses pada Selasa 22 Feb 2011, pukul 23.00 wib.

13

diserahkan kepada Muawiyah maka kaum Khawarij tidak bertambah mundur, tetapi tambah beringas dan bertambah garang melawan kekuasaan Muawiyah. Gerakan Khawarij menjadi bercabang dua yaitu bermarkas di negeri Bathaih dan Arab. Mereka adalah orang-orang yang mendukung Sayyidina Ali. Akan tetapi akhirnya mereka membencinya karena dianggap lemah dalam menegakkan kebenaran, menerima tahkim yang sangat mengecewakan, sebagaimana mereka membenci Muawiyah karena melawan Sayyidina Ali sebagai khalifah yang sah. Mereka menyatakan konfrontasinya dengan pihak Muawiyah. Mereka juga menuntut agar Sayyidina Ali mengakui kesalahannya karena mau menerima tahkim. Jika Sayyidina Ali mau bertaubat, maka mereka bersedia untuk bergabung kembali kebarisan Ali untuk melawan Muawiyah. Namun bila tidak, orang-orang khawarij akan menyatakan perang kepadanya dan kepada Muawiyah. Kemudian awal mula penyebab kemunculan kaum Khawarij adalah kekecewaan mereka terhadap keputusan Ali yang menerima tahkim yang sangat mengecewakan dan berbau kelicikan dari Muawiyah. Sehingga Sayyidina Ali mendapatkan kekalahan dalam perang Siffin. Namun karena Ali menerima perjanjian damai yang ditawarkan oleh pihak Muawiyah, maka Sayyidina Ali berbalik memperoleh kekalahan yang seharusnya mereka dapatkan dan telah berada di depan mata. Ali sebenarnya telah mencium kelicikan di balik ajakan damai kelompok Muawiyah sehingga ia bermaksud untuk menolak permintaan itu. Namun karena desakan sebagian pengikutnya, terutama ahli qurra seperti Al-Asyat bin Qois,

14

Masud bin Fudaki At-Tamami, dan Zaid bin Husein Ath-Thai, dengan sangat terpaksa Ali memerintahkan komandan pasukan perang untuk menghentikan peperangan.11 Setelah menerima ajakan damai tersebut, Muwiyah mengirimkan Amr bin Al-Asy sebagai utusannya untuk melakukan perundingan perdamaian. Demikian juga Ali yang mengirimkan Abdullah bin Abbas sebagai delegasi juru damainya, namun orang-orang Khawarij menolaknya. Mereka beralasan bahwa Abdullah bin Abbas berasal dari golongan Ali sendiri. Sehingga pada akhirnya Ali mengirimkan Abu Musa Al-Asyari sebagi delegasi juru damainya, dengan harapan dapat memutuskan perkara berdasarkan kitab Allah.12 Keputusan dari tahkim yang dilakukan oleh pihak Ali dan Muawiyah mengakibatkan diturunkannya Ali dari jabatan Khalifah, dan Muawiyah diangkat sebagai khalifah sebagai pengganti Ali. Hasil tahkim yang di umumkan ini tidak lepas dari adanya kecurangan dan tipu muslihat dari pihak Muawiyah yang menyelewengkan hasil kesepakatan tahkim yang dilakukan secara tertutup dari kaum muslimin. Dengan menerimanya Ali dengan hasil tahkim yang penuh dengan kecurangan dan mengecewakan ini, kontan membuat orang-orang Khawarij kecewa dan menyatakan diri untuk keluar dari barisan Ali karena menganggap Ali tidak menggunakan hukum Allah dalam mengambil keputusan. Sehingga menyebabkan sebutan kafir bagi Ali dan Muawiyah, serta mereka kontan memberikan pernyataan perang melawan keduanya.11 12

Drs. Rohison Anwar, M.Ag. dan Drs. Abdul Razak, M.Ag.. op cit. Hal. 50. Ibid. Hal. 50

15

Setelah orang-orang Khawarij menyatakan keluar dari golongan Ali, kemudian dengan jumlah pengikut sekitar 12.000 orang mereka pergi menuju Hurura. Oleh sebab itu mereka disebut juga dengan nama Hururiyah. Dalam perjalanan ke Hurura mereka dipandu oleh Abdullah Al-Kiwa. Dan di hurura inilah mereka melanjutkan perlawanan mereka terhadap Ali dan Muawiyah dengan mengangkat seorang pemimpin yang bernama Abdullah bin Shahab Ar-Rasyibi.13

C. Pokok-Pokok Ajaran Khawarij Pada masa sebelum terjadinya perpecahan di kalangan Khawarij, mereka memiliki tiga pokok pendirian yang sama, yakni : Ali, Usman, dan orang-orang yang ikut dalam peperangan serta orang-orang yang menyetujui terhadap perundingan Ali dan Muawiyah, dihukumkan orang-orang kafir. Setiap ummat Muhammad yang terus menerus melakukan dosa besar hingga matinya belum melakukan tobat, maka dihukumkan kafir serta kekal dalam neraka. Membolehkan tidak mematuhi aturan-aturan kepala negara, bila kepala negara tersebut khianat dan zalim. Ada faham yang sangat fundamental dari kaum Khawarij yang timbul dari watak idealismenya, yaitu penolakan mereka atas pandangan bahwa amal soleh merupakan bagian essensial dari iman. Oleh karena itu, para pelaku dosa besar tidak bisa lagi disebut muslim, tetapi kafir. Demikian pula halnya, dengan latar belakang

13

Drs. Rohison Anwar, M.Ag. dan Drs. Abdul Razak, M.Ag.. lop cit. Hal. 51

16

watak dan karakter kerasnya, mereka selalu melancarkan jihad (perang suci) kepada pemerintah yang berkuasa dan masyarakat pada umumnya. Sebenarnya, menurut pandangan Khawarij, bahwa keimanan itu tidak diperlukan jika masyarakat dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Namun demikian, karena pada umumnya manusia tidak bisa memecahkan masalahnya, kaum Khawarij mewajibkan semua manusia untuk berpegang kepada keimanan, apakah dalam berfikir, maupun dalam segala perbuatannya. Apabila segala tindakannya itu tidak didasarkan kepada keimanan, maka konsekwensinya dihukumkan kafir. Dengan mengutip beberapa ayat Al-Quran, mereka berusaha untuk mempropagandakan pemikiran-pemikiran politis yang berimplikasi teologis itu, sebagaimana tercermin di bawah ini : 1. Mengakui kekhalifahan Abu Bakar dan Umar; sedangkan Usman dan Ali, juga orang-orang yang ikut dalam Perang Unta, dipandang telah berdosa. 2. Dosa dalam pandangan mereka sama dengan kekufuran. Mereka

mengkafirkan setiap pelaku dosa besar apabila ia tidak bertobat. Dari sinilah muncul term kafir dalam faham kaum Khawarij. 3. Khalifah tidak sah, kecuali melalui pemilihan bebas diantara kaum muslimin. Oleh karenanya, mereka menolak pandangan bahwa khalifah harus dari suku Quraisy. 4. Ketaatan kepada khalifah adalah wajib, selama berada pada jalan keadilan dan kebaikan. Jika menyimpang, wajib diperangi dan bahkan dibunuhnya.

17

5. Mereka menerima Alquran sebagai salah satu sumber diantara sumber-sumber hukum Islam.14 6. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Ustman) adalah sah, tetapi setelah tahun ke-7 kekhalifahannya Utsman r.a. dianggap telah menyeleweng. 7. Khalifah Ali adalah sah, tetapi setelah terjadi arbitras (tahkim) ia dianggap telah menyeleweng. 8. Muawiyah dan Amr bin Al-Asy dan Abu Musa Al-Asyari juga dianggap menyeleweng dan telah menjadi kafir.15

Selain pemikiran-pemikiran politis yang berimplikasi teologis, kaum Khawarij juga memiliki pandangan atau pemikiran (doktrin-doktrin) dalam bidang sosial yang berorientasi pada teologi, sebagaimana tercermin dalam pemikiranpemikiran sebagai berikut : 1. seorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim, sehingga harus dibunuh. Yang sangat anarkis lagi, mereka menganggap seorang muslim bisa menjadi kafir apabila tidak mau membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir dengan resiko ia menanggung beban harus dilenyapkan pula,16 2. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka, bila tidak ia wajib diperangi karena dianggap hidup di negara musuh, sedangkan golongan mereka dianggap berada dalam negeri islam, 3. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng,14 15

Adeng Muchtar ghozali.lop cit.. Dikutip pada 23 Oktober 2010 Drs. Rohison Anwar, M.Ag. dan Drs. Abdul Razak, M.Ag.. lop cit. Hal. 51. 16 Ibid, hal. 51

18

4. Adanya waad dan waid (orang yang baik harus masuk kedalam surga, sedangkan orang yang jahat harus masuk neraka), 5. Amar maruf nahi munkar, 6. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari tuhan, 7. Quran adalah makhluk, 8. Memalingkan ayat-ayat Al-Quran yang bersifat mutasyabihat (samar).17

Bila dianalaisis lebih mendalam, ternyata doktrin yang dikembangkan oleh kaum Khawarij dapat dikategorikan kedalam tiga kategori, yakni politik, teologi, dan sosial.18 Dari ketiga doktrin tersebut, doktrin sentral aliran Khawarij adalah terletak pada bidang politik. Hal ini terbukti bahwa mereka memiliki pemikiran yang radikal dalam bidang politik. Namun, dari sifat yang radikal tersebut membuat mereka menjadi fanatik dalam manjalankan agama. Sehingga dapat dikatakan bahwa orang Khawarij adalah orang yang bersifat keras dalam menjalankan ajaran agama. dapat diasumsikan pula bahwa orang Khawarij cenderung berwatak tekstualis yang menjadikan mereka menjadi bersifat fundamentalis. Namun berbeda pada pemikiran di bidang sosial, pemikiran yang cenderung bersifat tekstual dan fundamentalis cenderung tidak terasa. Jika teologis seperti ini benar-benar merupakan pemikiran Khawarij, maka dapat disimpulkan bahwa kaum ini adalah kaum yang berasal dari orang yang baik-baik. Hanya saja keberadaan mereka sebagai kelompok minoritas yang pendapat dan pemikirannya diabaikan bahkan dikucillkan oleh para penguasa17 18

Drs. Rohison Anwar, M.Ag. dan Drs. Abdul Razak, M.Ag.. lop cit. Hal. 51. Ibid. Hal. 52.

19

yang membuat mereka menjadi bersikap ekstrim.19 Hakekat pokok ajaran Khawarij ada dua macam, yaitu politik dan agama.20

D. Tokoh-Tokoh Golongan Khawarij

'Abdullah bin Wahhab ar-Rasyidi Urwah bin Hudair Mustarid bin Sa'ad Hausarah al-Asadi Quraib bin Maruah Nafi' bin al-Azraq 'Abdullah bin Basyir Najdah bin Amir al-Hanafi 21

E. Sekte dan Paham Ajaran-Ajarannya Mengenai jumlah sekte Khawarij, para ulama berbeda pendapat. Yakni : 1. Abu Musa al-Asyari menyebutkan lebih dari dua puluh sekte. 2. al-Baghdadi (ahli ushul fiqh) berpendapat ada dua puluh sekte. 3. Syahristani mengatakan delapan belas sekte. 4. Menurut Prof. Taib Thahir Abdul Muin, bahwa sebenarnya ada dua golongan utama yang terdapat dalam aliran Khawarij, yakni : Al-azariqoh dan AlIbadiyah.2219 20

Ibid. Hal. 54. Prof. Dr. H. Mujamil Qomar, M.Ag, Penjelasan ceramah diskusi, pada Kuliah pertemuan kedua, Kelas A Prodi Pendidikan Islam, di Pascasarjana STAIN Tulungagung. 21 Syamsul Rizal, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Khawarij dari Hamid, Syamsul Rijal. 2002. Buku Pintar Agama Islam: Edisi Senior. Bogor: Penebar Salam. 22 Adeng Muchtar ghozali.lop cit.. Dikutip pada 23 Oktober 2009

20

5. Ada ulama yang hanya menghitung sekte-sekte yang utama, seperti: a. Mustafa al-Syakah (seorang ahli ilmu kalam) menyebut

delapan sekte, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. b. Al-Muhakkimah Al-Azariqah Al-Najdat Al-Baihasiyah Al-Ajaridah Al-Saalibah Al-Ibadiyah Al-Sufriyah Abu Zahrah (ahli fiqh, ushul fiqh dan kalam)

menerangkan empet sekte saja, yaitu: 1. 2. 3. 4. c. Al-Najdat Al-Sufriyah Al-Ajaridah Al-Ibadiyah Harun Nasution (ahli filsafat Islam dan mantan rektor

IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta) dalam bukunya Filsafat Islam mengatakan ada enam sekte penting, yaitu : 1. 2. Al-Muhakkimah Al-Azariqah

21

3. 4. 5. 6.

Al-Najdat Al-Ajaridah Al-Ibadiyah Al-Sufriyah

Paham dan ajaran pokok dari setiap sekte Khawarij yang penting adalah sebagai berikut : 1. al-Muhakkimah Sekte di pandang sebagai golongan Khawarij asli karena terdiri dari pengikut-pengikut yang kemudian membangkang. Nama tersebut berasal dari semboyan mereka yang terkenal la hukma illa li Allah (tiada hukum kecuali hukum Allah) yang merujuk kepada al-Quran, al-Quran, 6:57 :

Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya Aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku23, sedang kamu

mendustakannya. tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. menetapkan

hukum itu hanyalah hak Allah. dia menerangkan yangMaksudnya: nabi Muhammad s.a.w. mempunyai bukti yang nyata atas kebenarannya.23

22

Sebenarnya dan dia pemberi Keputusan yang paling baik". (Al-Anam : 57)24

Mereka menolak arbitrasi karena dianggap bertentangan dengan perintah Allah swt. dalam al-Quran, 49:9 :

Artinya : Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau dia Telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (Al-Hujaraat : 9)25

24 25

Depag. R.I, Al-Quran dan Tarjamahnya, Jakarta : Depag R.I, 1970 Ibid

23

Yang menyuruh memerangi kelompok pembangkang sampai mereka kembali ke jalan Allah swt. Selanjutnya, dalam paham sekte ini Ali, Muawiyah dan semua orang yang menyetujui arbitrasi dituduh telah kafir mereka telah menyimpang dari ajaran Islam, seperti tercantum dalam al-Quran, 5:44

Artinya : Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab

Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orangorang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah 24

kepada-Ku. dengan

dan

janganlah yang

kamu

menukar

ayat-ayat-Ku yang tidak

harga

sedikit.

barangsiapa

memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (Al-Maidah : 44)26

Kemudian mereka juga menganggap kafir orang-orang yang berbuat dosa besar, seperti membunuh tanpa alasan yang sah dan berzina. 2. al-Azariqah. Sekte ini lahir sekitar tahun 60 H (akhir abad ke 7 M) di daerah perbatasan Irak dan Iran. Nama al-Azariqah dinisbatkan kepada pemimpin sekte ini, Nafi ibn Azrak al-Hanafi al-Hanzali. Sebagai khalifah, Nafi digelari Amir al-Mukminin. Menurut al-Baghdadi, pendukungnya berjumlah lebih dari 20 ribu orang. Berbeda dengan al-Muhakkimah, al-Azariqah membawa paham yang lebih ekstrim. Paham mereka antara lain ialah bahwa setiap orang Islam yang menolak ajaran al-Azariqah dianggap musyrik. Pengikut al-Azariqah, yang tidak sudi berhijrah ke dalam wilayah mereka, juga dianggap musyrik. Menurut mereka, semua orang yang musyrik boleh ditawan atau dibunuh, termasuk anak dan istri mereka. Berdasarkan prinsip ini, pengikut al-Azariqah banyak melakukan pembunuhan terhadap sesama umat Islam yang berada di luar daerah mereka. Mereka memandang daerah

26

Ibid

25

mereka sebagai wilayah Islam (dar al-Islam), di luar daerah itu dinilai sebagai kawasan kafir (dar al-kufr). 3. al-Najdat. Sekte ini adalah kelompok yang dipimpin oleh Najdah ibn Amir alHanafi, penguasa daerah Yamamah dan Bahrein. Lahirnya kelompok ini sebagai reaksi terhadap pendapat Nafi, pemimpin al-Azariqah, yang mereka pandang terlalu ekstrim. Pendapat itu ialah tentang pemusyrikan terhadap pengikut al-Azariqah yang tidak hijrah ke wilayah kelompok itu dan tentang kewenangan membunuh anak-istri yang musyrik. Pengikut al-Najdat memandang Nafi dan pengikutnya telah kafir. Paham al-Najdat yang terpenting adalah bahwa orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka dianggap kafir, dan kekal dalam neraka. Sementara pengikut al-Najdat tidak akan kekal dalam neraka walaupun melakukan dosa besar. Selanjutnya, menurut mereka, dosa kecil jika dilakukan secara kontinyu akan meningkat menjadi dosa besar. Paham lain yang di bawa adalah menyembunyikan identitas keimanan demi keselamatan (taqiyah); dalam hal ini seseorang diperbolehkan mengucapkan kata-kata atau tindakan yang bertentangan dengan keyakinan. Dalam perkembangannya, sekte ini mengalami perpecahan. Beberapa tokoh penting dari sekte ini, seperti Abu Fudaik dan Rasyid al-Tawil, membentuk kelompok oposisi terhadap al-Najdat yang berakhir dengan terbunuhnya Najdat pada tahun 69 H/688 M. 4. Al-Ajaridah.

26

Pemimpin sekte ini adalah Abdul Karim ibn Ajarrad. Dibandingkan dengan al-Azariqah, pandangan-pandangan kaum al-Ajaridah jauh lebih moderet. Mereka berpendapat bahwa tidak wajib berhijrah ke wilayah mereka seperti yang diajarkan Nafi, tidak boleh merampas harta dalam peperangan kecuali harta orang yang mati terbunuh dan tidak dianggap musyrik anak-anak yang masih kecil. Bagi mereka, al-Quran sebagai kitab suci tidak layak memuat cerita-cerita percintaan, seperti yang terkandung dalam surah Yusuf. Oleh karena itu, surah Yusuf dipandang bukan bagian dari al-Quran. 5. Al-Sufriyah. Sekte ini membawa paham yang mirip dengan paham al-Azariqah, hanya lebih lunak. Nama alSufriyah baerasal dari nama pemimpin mereka, Ziad ibn Asfar. Pendapatnya yang penting adalah istilah kufr atau kafir (mengandung dua arti, yaitu kufr al-nimah mengingkari nikmat Tuhan dan kufr bi Allah mengingkari Tuhan). Untuk arti petama, kafir tidak berarti keluar dari Islam. Tentang taqiyah, mereka hanya membolehkan dalam bentuk perkataan, tidak boleh berupa tindakan, kecuali bagi wanita Islam yang diperbolehkan menikah dengan lelaki kafir bila terancam keamanan dirinya. 6. Al-Ibadiyah. Sekte ini dimunculkan oleh Abdullah ibn Ibad al-Murri al-Tamimi pada tahun 686. Doktrin mereka yang terpenting antara lain bahwa orang Islam yang berdosa besar tidak dapat dikatakan mukmin, melainkan muwahid (orang yang dimaksud adalah kafir nikmat, yaitu tidak membuat pelakunya

27

keluar dari agama Islam). Selanjutnya, yang dipandang sebagai daerah dar alkufr hanyalah markas pemerintahan dan itulah yang harus diperangi. Selain daerah itu, disebut dar al-tauhid (wilayah orang-orang Islam), tidak bolah diperangi. Tentang harta yang boleh dirampas dalam perang, mereka hanya menetapkan kuda dan alat perang. Kelompok ini dianggap sebagai golongan yang paling moderat dalam Khawarij.27

F. Ciri Ciri Khawarij Ciri Ciri Khawarij pada abad ini Menurut Syaikh Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql adalah : 1. Mengkafirkan para pelaku dosa besar dan menganggap mereka keluar

dari agama dan kekal selamanya di dalam neraka, sebagaimana pendapat Khawarij terdahulu. 2. Menganggap kafir siapa saja yang berbeda dengan mereka dari

kalangan kaum muslimin (ulama atau lainnya), dan menjatuhkan vonis kafir ini secara muayyan (terarah kepada person tertentu) 3. Mengkafirkan siapa saja yang keluar dari jamaah mereka yang dahulu

pernah bersama mereka, atau orang yang berbeda dengan dasar mereka. 4. Mengkafirkan masyarakat muslim (yang bukan dari mereka), dan

menghukuminya sebagai masyarakat jahiliyah.

27

Madarik yahya, Sejarah dan Pokok Ajaran Khawarij, opcit, diakses 23 Nov 2010

28

5.

Menganggap kafir siapa saja yang tidak berhukum dengan hukum

Allah secara mutlak dan tanpa perincian. 6. Mengkafirkan siapa saja yang tidak mau hijrah kepada mereka dan

orang yang tidak mau memboikot masyarakat dan yayasan-yayasan (organisasi-organisasi). 7. Mengangap kafir secara mutlak orang yang tidak mengkafirkan orang

kafir menurut mereka.28

Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Mujamil Qomar, M.Ag pada ceramah diskusi mata kuliah Sejarah Pemikiran Islam adalah : 1. Pemahaman keagamannya sangat tekstual (AlQuran), misal : wanita haidh boleh puasa, karena didalam mushaf AlQuran tidak ada penegasan wanita yang sedang datang bulan tidak boleh puasa, dsb. 2. SAW. 3. Taat ibadah, kurang ukhuwah (sosialisasi), data yang mendukung ini adalah: Khawarij membunuh Abdullah, isterinya, dan janinnya. 4. keimanan dan keyakinan.28

Kurang berpegang teguh pada sunah Nabi

Khawarij

punya tradisi

menanyai

aqidah,

Abu Faadhilah, Ciri-ciri Khawarij pada abad ini, Oleh Syaikh Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql, dalam http://tuntutlah-ilmu.blogspot.com/2009/05/ciri-ciri-khawarij-pada-abad-ini.html , diakses pada 22 feb 2011.

29

5.

Anggota baru dalam khawarij akan di adu dombakan dengan budak dan tarung sampai mati, dengan begitu baru bisa diakui sebagai anggota khawarij.

6.

Pengikut khawarij dari Arab Badui (Arab Pedalaman), menurut mereka kekuasaan tidak ada untungnya, karena dianggap jadi ajang kehancuran.

Ciri-Ciri Neo-Khawarij dari Keterangan dan Fatwa Ulama Masa Kini 29 . Dari shahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah sahallallahu alaihi wasallam bersabda: . Akan keluar pada akhir zaman nanti sekelompok orang yang mereka masih mudamuda umurnya dan pendek akalnya. Mereka mengatakan sebaik-baik perkataan manusia. Mereka membaca Al-Quran, (akan tetapi) tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka melesat keluar dari batas-batas agama ini seperti melesatnya anak panah keluar dari tubuh buruannya. Maka apabila kalian mendapati mereka29

M. Neo. Khawarij, Mereka adalah Teroris, dalam http://www.merekaadalahteroris.com/mat/?p=79, 2010, diakses pada hari selasa 22 feb 2011

30

perangilah mereka karena sesungguhnya orang-orang yang memerangi mereka akan mendapat pahala di sisi Allah pada hari kiamat. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 1. Kaum Khawarij tidak diketahui oleh kebanyakan manusia karena ahlul

bidah dengan ciri-ciri mereka yang umum tidak mampu dibedakan oleh kebanyakan manusia kecuali jika mereka (kaum Khawarij tersebut) mempunyai kekuasaan dan kekuatan atau hidup mereka terpisah dengan orang-orang yang menyelisihinya. Sehingga nampak perlawanan mereka terhadap pemerintah muslimin atau bahkan terhadap umat Islam yang menyelisihi pemikiran batil mereka. Syaikhul Islam berkata di dalam Kitab An-Nubuwat (I/139): Dan begitulah Khawarij ketika mereka menjadi kelompok yang suka mengangkat senjata dan berperang, maka tampaklah penyelisihan mereka terhadap jamaah kaum muslimin manakala mereka benar-benar memerangi umat Islam. Adapun pada masa sekarang, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.30 2. Kaum Khawarij memiliki ciri-ciri yang bisa dikenali, akan tetapi

sebaiknya perlu diketahui bahwa sebagian dari ciri-ciri tersebut diketahui setelah adanya upaya penelitian terlebih dahulu dan merujuk kepada perkataan ulama, dan tidak diharuskan pada setiap ciri yang disebutkan, mereka pasti mengakuinya. Syaikhul Islam berkata sebagaimana dalam Majmu Al-Fatawa (XIII/49):

30

Syaikhul Islam berkata di dalam Kitab An-Nubuwat (I/139)

31

Dan pemikiran Khawarij sesungguhnya kita bisa mengetahuinya dari menukil ucapan manusia tentang mereka, dan kita tidak bisa mencukupkan dengan kitab yang ditulis tentang Khawarij tersebut. Bahkan seorang peneliti akan mendapatkan bahwasanya Khawarij di masa-masa terdahulu yang telah disepakati atas kesesatannya, terkadang menyulitkan manusia di zamannya (untuk mengenali) sesuatu (pemikiran) yang mereka ada-adakan, lalu bagaimana dengan orang-orang yang menampakkan dan menisbahkan diri mereka kepada sunnah pada masa sekarang, padahal mereka adalah Khawarij, disadari ataupun tidak.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah penulis sajikan dalam bab pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Khawarij pada mulanya adalah suatu golongan yang pada awalnya muncul sebagai pendukung Ali, namun pada akhirnya keluar dari barisan Ali karena ketidak puasan mereka terhadap Ali yang menerima tahkim dari Muawiyah, sehingga Khawarij memberikan perlawanan dan menyatakan perang terhadap Ali dan Muawiyah, sehingga dengan keluarnya mereka dari golongan Ali maka mereka di juluki Khawarij (orang-orang yang keluar). 32

2. Khawarij adalah satu golongan yang menghukumkan kafir bagi seorang muslim atau mukmin yang berbuat dosa besar, hal ini disebabkan karena mereka memiliki pemikiran dan pengetahuan yang praktis dalam dalam bidang politik, teologi, dan sosial yang dikarenakan mereka adalah keturunan bangsa Arab Badawi. 3. Khawarij memiliki tiga poin pemikiran, yaitu pemikiran dalam bidang politik sebagai pemikiran sentral, teologis, dan sosial. 4. Khawarij terbagi menjadi beberapa kelompok, diantara beberapa kelompok tersebut mereka memiliki dua kelompok besar, yaitu Al-Azariqoh dan AlIbadiah. 5. Murjiah adalah kelompok yang menentang doktrin-doktrin pengkafiran yang dituangkan oleh kaum Khawarij, sekaligus secara langsung menjadi musuh besar Khawarij. 6. Perbedaan mendasar antara kedua golongan Khawarij dan Murjiah ialah tentang penghukuman kafir atau tidaknya mengenai apa yang telah dilakukan Ali dan Muawiyah serta orang orang-orang yang terlibat dalam tahkim dan perang Jamal.

B. Penutup Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Guna memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

33

Sejarah Pemikiran dalam Islam semester 1 Prodi Pendidikan Islam dalam Program Pascasarjana STAIN Tulungagung tahun 2010. Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi penulis dan juga pembaca. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat meningkatkan kreativitas penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Dalam penyusunan makalah ini tentu terdapat kesalahan, kekurangan serta kejanggalan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna menyempurnakan kekurangan dalam makalah ini di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKAA. Nasir, Salihun. Pengantar Ilmu Kalam. Jakarta : Rajawali Pers. 1991. Abu Faadhilah, Ciri-ciri Khawarij pada abad ini, Oleh Syaikh Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-Aql, dalam http://tuntutlah-ilmu.blogspot.com/2009/05/ciri-cirikhawarij-pada-abad-ini.html , diakses pada 22 feb 2011. Anwar, Rohison dan Abdul Rozak. Ilmu Kalam Untuk IAIN, STAIN, PTAIS. Bandung: Pustaka Setia. 2001. Hamid, Syamsul Rijal. Buku Pintar Agama Islam: Edisi Senior. Bogor: Penebar Salam. 2002. Harmonic, Ari dalam http//.metalisme.blog.friendster.com. Management Organisasi/ Aliran Murjiah. 2009. Kafabih, Fateh dalam www.blog-efateh .blogspot.com. localhost : aliran murjiah. 2009. Muchtar Ghozali, Adeng dalam www.http//wordpres.com. Kategori : Refleksi Spiritual/ khawarij dan Murjiah/ tebar cinta damai. 200

34

M. Neo. Khawarij, Mereka adalah Teroris, dalam http://www.merekaadalahteroris.com/mat/?p=79, 2010, diakses pada hari selasa 22 feb 2011 Nata, Abuddin. Ilmu kalam, Filsafat, dan Tasawuf. Jakarta : Rajawali Pers. 1993. Poste by notes, Biografi Singkat Sayyidina Ali bin Abi Thallib, dalam http://webcache.googleusercontent.com/search? q=cache:h6fusS2czIkJ:beztnotez.blogspot.com/2009/10/biografi-singkatsayyida-ali-binabi.html+nama+pembunuh+ali+bin+abi+thalib+perisitwa+khawarij&cd=5& hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a&source=www.google.co.id, posted Thursday, October 29, 2009, diakses pada Selasa 22 Feb 2011, pukul 23.00 wib. Rasyidi, Badri. Sejarah Peradaban Islam Untuk Madrasah Aliyah Semester 1 dan 2. Bandung : CV Armico. 1987. Shadr, Sayid Muhammad Baqir. Sejarah Islam Sejak Wafat Nabi SAW Hingga Runtuhnya Bani Umayah. Jakarta : Penerbit Lentera. 2004.

35