Mengenal Khawarij

22
Mengenal Khawarij (1) Khawarij adalah salah satu golongan dari tubuh umat islam yang mengkafirkan pelaku dosa besar dan keluar dari pemerintahan yang sah Pendahuluan Diantara usaha para pelaku kebatilan untuk menjauhkan manusia dari kebenaran adalah dengan mengaburkan makna kebenaran dan memberikannya citra yang buruk. Sebaliknya, mereka akan berusaha memodifikasi dan menghiasi kebatilan sehingga terlihat indah dan benar di mata manusia. Maka kebenaran dan kebatilan akan terlihat terbalik, yang benar terlihat batil, dan yang batil terlihat benar. Diantara bentuk perusak citraan tersebut adalah label khowarij yang diberikan kepada dakwah salafiyah. Hal ini sudah terjadi bahkan sejak zaman Imam Ahmad, yang juga dialami oleh Syaikhul Islam dan muridnya Ibnul Qoyyim 1 , begitu juga dengan dakwah tauhid yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. 2 Maka tidak perlu heran jika para pengusung dakwah salaf di indonesia pun mengalami hal yang serupa. Orang orang yang mengajak kepada tauhid, dan meninggalkan penyembahan kepada kuburan, meninggalkan bidah bidah dan khurofat di labeli sebagai khowarij yang merupakan salah satu aliran menyimpang dalam tubuh umat islam. Maka disinilah tentunya kita sebagai ahlul hak, selain mengetahui kebenaran itu sendiri yang direpresentasikan oleh dakwah salafiyah, kita juga harus mengetahui kebatilan yang salah satu bentuknya adalah paham khowarij. Dengan itu kita bisa membedakan antara manhaj

description

khawarij

Transcript of Mengenal Khawarij

Page 1: Mengenal Khawarij

Mengenal Khawarij (1)Khawarij adalah salah satu golongan dari tubuh umat islam yang mengkafirkan pelaku dosa besar dan keluar dari pemerintahan yang sah

Pendahuluan

Diantara usaha para pelaku kebatilan untuk menjauhkan manusia dari kebenaran adalah dengan mengaburkan makna kebenaran dan memberikannya citra yang buruk. Sebaliknya, mereka akan berusaha memodifikasi dan menghiasi kebatilan sehingga terlihat indah dan benar di mata manusia. Maka kebenaran dan kebatilan akan terlihat terbalik, yang benar terlihat batil, dan yang batil terlihat benar.

Diantara bentuk perusak citraan tersebut adalah label khowarij yang diberikan kepada dakwah salafiyah. Hal ini sudah terjadi bahkan sejak zaman Imam Ahmad, yang juga dialami oleh Syaikhul Islam dan muridnya Ibnul Qoyyim1, begitu juga dengan dakwah tauhid yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahhab.2

Maka tidak perlu heran jika para pengusung dakwah salaf di indonesia pun mengalami hal yang serupa. Orang orang yang mengajak kepada tauhid, dan meninggalkan penyembahan kepada kuburan, meninggalkan bidah bidah dan khurofat di labeli sebagai khowarij yang merupakan salah satu aliran menyimpang dalam tubuh umat islam.

Maka disinilah tentunya kita sebagai ahlul hak, selain mengetahui kebenaran itu sendiri yang direpresentasikan oleh dakwah salafiyah, kita juga harus mengetahui kebatilan yang salah satu bentuknya adalah paham khowarij. Dengan itu kita bisa membedakan antara manhaj salafiyah dan manhaj khorijiyah. Kitapun menjadi lebih yakin, bahwa jalan yang kita tempuh adalah benar.

Definisi khawarij dan nama-nama mereka

Para ulama berbeda beda dalam mendefinisikan khawarij, namun secara umum bisa disimpulkan bahwa khawarij adalah salah satu golongan dari tubuh umat islam yang mengkafirkan pelaku dosa besar dan keluar dari pemerintahan yang sah.3 Adapun

Page 2: Mengenal Khawarij

dinamakan khawarij karena mereka keluar (khuruj) dari pemerintah yang sah. Meskipun mereka berasumsi bahwa sebab penamaan khawarij adalah karena mereka keluar (khuruj) dari rumahnya untuk berjihad di jalan Allah4, tapi toh faktanya mereka keluar bukan dalam rangka berjihad di jalan Allah, tapi justru keluar dari ketaatan kepada kepemimpinan kaum muslimin yang sah.

Selain khawarij mereka juga dinamakan sebagai Haruuriyah, dinisbatkan kepada tempat pendahulu mereka berkumpul untuk memerangi Ali bin Abi Thalib, yaitu Haruro. Mereka juga dinamakan As Syurroh, karena mereka mengatakan kami telah menjual (Syaroinaa) diri kami di dalam ketaatan kepada Allah. Dan nama nama yang lainnya seperti Al Maariqoh dan Al Muhakkimah. Namun nama Khawarij adalah yang paling sering digunakan dibandingkan nama nama yang lainnya.5

Sejarah kemunculan Khawarij

Adapun sejarah kemunculannya para ulama berbeda beda menjadi 3 pendapat :

Yang pertama menyatakan bahwasanya Khawarij muncul pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Yaitu ketika seseorang yang dikenal dengan nama Dzul Khuwaishiroh At Tamimi mengatakan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam –yang ketika itu beliau sedang membagikan harta rampasan perang-, “berlaku adil lah wahai Rasulullah!”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun menjawab, “celaka engkau, siapa lagi yang akan berlaku adil kalau aku tidak berlaku adil”. Melihat hal tersebut, Umar bin Khattab pun berkata, “biarkan saya membunuhnya wahai Rasulullah”. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun bersabda, “biarkan dia! Sesungguhnya dia memiliki pengikut yang sholat kalian terasa remeh dibandingkan sholatnya, puasa kalian terasa remeh dibandingkan dengan puasanya, mereka terlepas dari agama sebagaimana anak panah yang terlepas dari busurnya……”6

Dalam riwayat lain disebutkan, “sesungguhnya akan lahir dari orang ini suatu kaum yang membaca al qur’an tapi tidak sampai melewati kerongkongannya, mereka membunuh orang islam dan membiarkan para penyembah berhala, mereka terlepas dari islam sebagaimana anak panah yang terlepas dari busurnya kalau aku

Page 3: Mengenal Khawarij

menjumpai mereka sungguh akan aku perangi mereka sebagaimana memerangi kaum ‘Ad.”7

Adapun pendapat yang kedua8 menyebutkan bahwa khawarij muncul pada zaman kekhilafahan Utsman bin Affan, yaitu mereka para pemberontak yang mengepung rumah Utsman untuk kemudian membunuh beliau radhiyallahu ‘anhu.

Dan pendapat yang terakhir9 mengatakan khawarij muncul ketika mereka membelot dan keluar (khuruj) dari pasukan Ali bin Abi Thalib ketika terjadi peristiwa tahkim antara Ali dan Muawiyah radhiyallahu anhuma.

Kalau kita melihat ketiga pendapat diatas bisa kita simpulkan bahwa pada zaman Rasulullah belum muncul khawarij sebagai sebuah kelompok yang memiliki kekuatan, namun hanya sekedar adanya kejadian personal –yang karena tamak dengan harta- memprotes kebijaksanaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam membagikan harta rampasan perang. Yang dari orang ini lah muncul orang orang yang nantinya menjadi kelompok khawarij. Maka bisa dikatakan bahwa benih khawarij telah tumbuh pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Adapun pada masa Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu, meskipun muncul kelompok yang keluar (khuruj) dari ketaatan –bahkan sampai membunuh- kepada Utsman selaku khalifah kaum muslimin, namun motif mereka masih sebatas faktor kemarahan. Setelah kejadian itu pun mereka berpencar dan tidak berkumpul menjadi sebuah kelompok yang memiliki kekuatan.

Baru kemudan pada masa Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu -khususnya setelah terjadinya perang Siffin yang di akhiri dengan peristiwa tahkim-, muncul khawarij sebagai sebuah kelompok yang memiliki kekuatan serta memiliki pandangan politik dan ideologi yang berbeda dari kaum muslimin10.

(bersambung)

___

Catatan kaki

Page 4: Mengenal Khawarij

1 Lihat Syarh Qosidah Nuniah Ibnul Qoyyim, Muhammad Khalil Harros (1/324-325), cet 1; 1435, Dar Imam Ahmad

2 Tuduhan bahwa dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab merupakan dakwah Khawarij di bantah oleh Muhammad Hisyam At Thohiri dalam desertasinya “Taqriirot Aimmatud Da’wah Fie Mukholafati Manhajil Khowarij Wa Ibthoolihi” (Ghoros, Cet 1: 1429 H, Kuwait)

3 Lihat Fikrul Khowarij Was Syiah Fie Mizani Ahlis Sunnah, Dr Ali As Shalabi, (cet 1; 1429 H) Dar. Andalus, hal. 13-14

4 Mereka berdalil dengan firman Allah dalam surat An Nisa ayat 100

5 Lihat Ushul Wa Tarikhul Firoq Al Islaamiyah, Mushtofha bin Muhammad Mushthofa (Darul Kautsar, cet 2: 1432 H, Qohiroh) hal. 83

6 HR. Muslim, (2/743 dan 744)

7 HR Bukhori (2/232) dan Muslim (2/741 dan 742)

8 Ini merupakan pendapat Ibn Abil Izz Al Hanafi (Lihat: Syarah Tohawiyah, hal. 472)

9 Ini merupakan pendapat kebanyakan ulama (lihat Ushul Wa Tarikhul Firoq, hal. 88)

10 Ushul Wa Tarikhul Firoq, hal. 88-89

Siapakah Khawarij (bagian 01)

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Khawarij berasal dari kata kha-ra-ja [arab: خرج] yang artinya keluar. Kaitannya dengan

pemerintahan, kata kha-ra-ja memiliki arti keluar dari ikatan baiat kepada pemerintah

yang sah. Tentang makna khawarij, para ulama menyampaikan berbagai definisi,

diantaranya seperti yang dijelaskan Imam Abul Hasan Al-Asy’ari, bahwa kelompok

khawarij adalah nama kelompok yang memberontak khalifah keempat, Ali bin Abi Thalib

radhiyallahu ‘anhu. Beliau juga menjelaskan bahwa sikap mereka memberontak kepada

Ali merupakan sebab mengapa mereka dinamai khawarij. Abul Hasan Al-Asy’ari

mengatakan,

Page 5: Mengenal Khawarij

لما حكم والسبب الذي سموا له خوارج خروجهم على علي

Sebab mengapa mereka diberi nama khawarij adalah karena mereka memberontak Ali,

disebabkan peristiwa tahkim. [Maqalat Al-Islamiyin, Al-Asy’ari (1/207), dan Al-Milal wan

Nihal, As-Syahrastani (1/132)].

Kelompok khawarij pertama adalah mereka yang memberontak Ali bin Abi Thalib,

setelah beliau menerima keputusan tahkim seusai perang Shiffin. Kelompok ini juga

memiliki nama lainnya, selain nama kkhawarij. Diantaranya: Haruriyah, As-Syarrah, Al-

Mariqah, Al-Muhkimah. Dan mereka menerina berbagai sebutan ini, selain nama Al-

Mariqah. Mereka mengingkari nama ini, karena mariqah artinya yang menembus. Sikap

berlebihan mereka dalam beragama, menyebabkan mereka tembus (kebablasen) dalam

islam, sebagaimana panah yang menembus binatang sasaran, karena saking kuatnya.

(Maqalat Islamiyin, Al-Asy’ari, 1/207).

Sebagian ulama ada yang mengatakan, pertama kali munculnya khawarij telah ada

sejak zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diantara ulama yang berpendapat

demikian adalah Ibnu Hazm dalam Al-Fashl fil Milal wal Ahwa (4/157). Dan As-

Syahrastani dalam Al-Milal wan Nihal (1/134).

Mereka berpendapat, khawarij pertama adalah seorang yang bernama Dzul

Huwaishirah, yang memprotes Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika membagi

emas yang dikirim oleh Ali bin Abi Thalib dari Yaman.

Kisahnya disebutkan dalam hadis dari  Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, beliau

menceritakan,

gنiم gلlصnحp nمg ت وظr ل pرgقnم r nدiيم nةr فiي أ gب iذpهnي nمnنi ب gي lهi مiنn ال سpولi الل nى رnلi iي طnالiبr إ بn gنp أ nعnثn عnلiي� ب ب

pعi اب lالرnو ، iلg ي nخg gدi ال ي nزnو rسi اب nح iنg عi ب nرgقn gنi حiصgنr وnاأل nةn ب gن nي gنn عpي nي nفnرr ب nعnةi ن ب gرn gنn أ nي مnهnا ب nسnقnف : nالnا. قnهi اب nرp ت

gنiا مnذnهi nحnقl ب nحgنp أ lا ن pن iهi: ك اب nحgصn جpل� مiنg أ nر nالnقnف ، iلg gنp الط�فnي iمlا عnامiرp ب nةn وnإ nث gنp عpال gقnمnةp ب iمlا عnل إ

iاءnم lالس pرn ب nي خi iين gت nأ مnاءi، ي lي السiف gنnم pينiمn nا أ nن iي وnأ pون مnنg nأ n ت nال : “أ nالnقnف ، lيi lب iكn الن nغn ذnل nل : فnب nالnق .iءn هnؤpال

pوقpل gحnم iةn ي gح� nث� الل gهnةi ك ب nجg زp ال iاشn gنi ن nي nت ن gجnوg رiفp ال gشpم iنg nي gن gعnي iرp ال جpل� غnائ nر nامnقnف : nالnاء¨”. ق nسnمnاحا وn صnبgنn رgضi أ

n nهgلi األ nحnقl أ وnلnسgتp أn ! أ nكnلg : “وnي nالnق !nهl lقi الل lهi، ات سpولn الل nا رn : ي nالnقnف ،iار nزi مlرp اإل nشpم iس

g أ lالر .”nهl lقiيn الل nت ي

Suatu ketika, Ali bin Abi Thalib mengirim emas kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam, dengan wadah kulit yang disepuh dengan daun. Emas itu belum dibersihkan dari

tanah tambangnya. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membaginya kepada 4

orang: Uyainah bin Hishn, Al-Aqra’bin Habis, Zaid Al-Khoil, dan yang keempat ada 2

orang: Alqamah bin Ulatsah atau Amir bin Thufail. Ada salah seorang sahabat yang

Page 6: Mengenal Khawarij

mengatakan, ‘Kami lebih berhak untuk menerimannya dari pada mereka itu.’ Komentar

inipun didengar oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau bersabda,

‘Apakah kalian akan mencelaku padahal aku adalah manusia kepercayaan Dzat yang

berada di atas? Padahal wahyu dari langit datang kepadaku siang – malam.’

Tiba-tiba berdirilah seseorang, matanya cekung, pipinya menonjol, dahinya nonong,

jenggotnya lebat, kepala gundul, dan sarungnya tersampir. Dia mengatakan, ‘Wahai

Rasulullah, bertaqwalah kepada Allah.’ Spontan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

marah dan beliau menjawab,

‘Celaka kau, bukankah aku penduduk bumi yang paling bertaqwa kepada Allah.’

Abu Said kembali melanjutkan,

nونp nك nنg ي lهp أ nعnل n، ل : “ال nالn؟! قpهnقp nضgرiبp عpن n أ nال lهi، أ سpولn الل nا رn iيدi: ي gوnل gنp ال iدp ب ال nخ nالnق . pلpج lى الرlلnو lمp ثgمn �ي ل iن lهi : “إ سpولp الل nر nالnق .iهi gب gسn فiي قnل nي iهi مnا ل ان nسiلi nقpولp ب nمg مiنg مpصnل± ي iد�: وnك ال nخ nالnقnل�ي”. فnصp ي

pهl iن : “إ nالnقnف± فnقpم nوpهnو iهg nي iل nظnرn إ pمl ن : ث nالnق .” gمpهn pطpون قl ب pشn n أ lاسi وnال gقpبn عnنg قpلpوبi الن nن nنg أ pومnرg أ أnمnا قpونn مiنg الد�ينi ك pرgمn ، ي gمpه nرiاجn ن nح pزiاو nجp n ي طgبا ال nر iهl nابn الل iت gلpونn ك nت gضiئi هnذnا قnوgم� ي جp مiنg ضiئ pرgخn ي

nودpمn gلn ث lهpمg قnت nن pل قgتn pهpمg أل gت ك nرgد

n iنg أ nئ lةi.ل مiي lالر gنiم pمgه lالس pق pرgمn ي

Kemudian orang itu pergi. Khalid bin Walid menawarkan diri, ‘Wahai Rasulullah,

bolehkah saya penggal lehernya.’ ‘Jangan! Barangkali dia masih shalat.’ Pinta

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Khalid mengatakan, ‘Betapa banyak orang yang shalat, namun dia mengucapkan

dengan lisannya sesuatu yang tidak ada dalam hatinya.’

‘Aku tidak diperintahkan untuk melihat hati manusia dan juga tidak membedah perut

manusia.’ Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kemudian Nabi melihat orang itu, beliau bersabda,

“Akan keluar dari keturunan orang ini, sekelompok orang yang membaca kitab Allah di

lisan, namun tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka melesat dari agama,

sebagaimana panah melesat tembus dari hewan sasaran. Jika aku menjumpai mereka,

akan kubunuh mereka sebagaimana hukuman yang dijatuhkan untuk kaum Tsamud.

(HR. Ahmad 10585, Bukhari 4004, dan Muslim 1763)

Ibnul Jauzi rahimahullah memberi catatan hadis ini dengan mengatakan,

Page 7: Mengenal Khawarij

pلiدgعn ! وnمnنg ي nكnلg أول الخوارج وأقبحهم حالة ذو الخويصرة التميمي. وفي لفظ أنه قال له: “وnيpلiدgعn pنg أ nك nمg أ iنg ل تn إ gر iسnخnو nتg ب iخ gدnق ، gلiدgعn nمg أ iذnا ل إ

Khawarij pertama dan yang paling jelek keadaannya adalah Dzul Huwaishirah At-

Tamimi. Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

kepadanya, “Celaka kau, siapa yang bisa adil jika aku tidak adil. Kamu betul-betul rugi

jika aku tidak adil.”

فهذا أول خارجي خرج في اإلسالم، وآفته أنه رضي برأي نفسه، ولو وقف لعلم أنه ال رأيفوق رأي رسول الله وأتباع هذا الرجل هم الذين قاتلوا علي بن أبي طالب

Inilah khawarij pertama yang memberontak dalam islam. Sisi cacat orang ini: dia lebih

menyetujui pendapat pribadinya. Andaikan dia diam, dia akan menyadari bahwa tidak

ada pendapat yang lebih benar melebihi pendapat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam. Pengikuti orang inilah yang memerangi Ali bin Abi Thalib. (Talbis Iblis, hlm. 90).

Ada juga ulama yang berpendapat, pertama kali munculnya khawarij terjadi di zaman

Utsman. Mereka memberontak Utsman, sampai akhirnya mereka membunuh Khalifah

Utsman secara zalim. Sebagaimana keterangan Dr. Nashir Ali A’idh dalam Aqidah Ahlus

Sunah wal Jamaah (3/1141).

Al-Hafidz Ibnu Katsir juga menyebut Ghaugha yang memberontak Utsman dan

membunuh Utsman dengan sebutan Khawarij (Al-Bidayah wan-Nihayah, 7/202).

Hadis-hadis yang Mencela Khawarij

Terdapat banyak hadis yang mencela Khawarij. Berikut diantaranya,

Hadis pertama, hadis dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu,

Ketika kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau sedang

membagi ghanimah, tiba-tiba datang Dzul Huwaishirah. Salah seorang dari Bani Tamim.

Dia mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, bersikaplah adil!’ spontan Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam langsung menjawab, ‘Celaka kamu, siapa yang bisa adil jika aku tidak adil.

Kamu akan merugi jika aku tidak adil.’ Umar menawarkan diri, ‘Wahai Rasulullah,

izinkan aku untuk memenggal lehernya.’

Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Page 8: Mengenal Khawarij

n آنn ال gرpقg ءpونn ال nرgقn ، ي gمiهiامn nامnهp مnعn صiي iهiمg وnصiي nت nهp مnعn صnال nت pمg صnال nحnدpك nحgقiرp أ ابا ي nحgصn nهp أ iنl ل دnعgهp، فnإ

iحgدnى وnدp، إ gسn جpل� أ nر gمpهp nت lةi…. آي مiي lالر gنiم pمgه lالس pق pرgمn nمnا ي قpونn مiنg الد�ينi ك pرgمn ، ي gمpهn اقiي nرn اوiزp ت nجp ي

iاسl قnةr مiنn الن gرpف iينiى حnلnع nونpج pرgخn ، وnي pرnد gرnدn nضgعnةi ت gلp الب وg مiثn nةi، أ أ gرnالم iيgدn gلp ث gهi مiث عnضpدnي

‘Biarkan dia. Dia memiliki kelompok yang ibadah mereka jangan rajin, sehingga kalian

akan diremehkan shalat kalian jika dibandingkan dengan shalat mereka atau

meremehkan puasa kalian jika dibandingkan puasa mereka. Mereka membaca Al-

Quran, namun tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka melesat keluar dari islam

sebagaimana anak panah melesat nembus binatang sasarannya… tanda-tanda mereka,

orangnya kehitaman, salah satu bahunya seperti payudara wanita atau seperti sepotong

daging yang bergerak. Mereka memberontak di waktu terjadinya perpecahan

masyarakat.’

Mendengar sabda ini, Abu Said mengatakan ketika menyampaikan hadis ini,

nا nن nهpمg وnأ nل iي طnالiبr قnات بn gنn أ nنl عnلiيl ب هnدp أ gشn lهi ، وnأ سpولi الل nر gنiم nيثiدnحg مiعgتp هnذnا ال nي س� nن هnدp أ gشn فnأ

pهn nعnت lذiي ن iي� ال lب nعgتi الن gهi عnلnى ن nي iل تp إ gرnظn lى ن iهi حnت iيn ب pت pمiسn فnأ gت جpلi فnال lالر nكi iذnل مnرn بn مnعnهp، فnأ

Saya bersaksi saya mendengar hadis ini dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Saya juga bersaksi bahwa Ali bin Abi Thalib memerangi mereka dan saya ikut

bersamanya. Dilakukanlah pencarian model orang tersebut, kemudian dihadapkan

kepada pra sahabat, sampai aku melihat persis seperti yang disebutkan Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari 3610 & Muslim 1064)

Makna: ‘Mereka melesat keluar dari islam sebagaimana anak panah melesat nembus

binatang sasarannya’

Saking kencengnya mereka dalam beragama, sehingga melupakan banyak aturan

islam. Mengkafirkan kaum muslimin dan memberontak pemerintah yang sah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan, seperti anak panah yang melesat

sangat kencang hingga tembus binatang sasarannya.

Hadis kedua, hadis dari Suwaid bin Ghafalah, dari Ali bin Abi Thalib, bahwa beliau

mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

،iةl nرiي gب gرi قnوgلi ال ي nخ gنiم nونp nقpول i ي nم nحgال فnهnاءp األ pس iانn ن gسn nحgدnاثp األ مnانi قnوgم� أ lالز iرiي آخiف pج pرgخn ي nس iذnا lةi، فnإ مiي lالر gنiم pمgه lالس pق pرgمn nمnا ي قpونn مiنg الد�ينi ك pرgمn ، ي gمpه nرiاجn ن nح pزiاو nجp n ي آنn ال gرpقg ءpونn ال nرgقn ي

iةnامn gقiي nوgمn ال lهi ي gدn الل ن iع gمpهn nل iمnنg قnت nجgرا ل iهiمg أ gل iنl فiي قnت ؛ فnإ gمpوهp pل pمpوهpمg فnاقgت nقiيت ل

Akan keluar di akhir zaman, sekelompok kaum yang pengalamannya kurang

(pemahaman agamanya sedikit), akalnya bodoh. Mereka mendengung-dengungkan

Page 9: Mengenal Khawarij

ucapan terbaik yang ada di muka bumi ini. mereka membaca Al-quran, namun tidak

melewati tenggorokannya. Mereka melesat dari agama, sebagaimana anak panah

melesat dari hewan sasaran. Jika kalian menjumpai mereka, bunuhlah mereka. Karena

membunuh mereka ada pahalanya di sisi Allah, bagi yang berhasil membunuh mereka.

(HR. Bukhari 3611, dan Muslim 1066).

Makna: ‘Mereka mendengung-dengungkan ucapan terbaik yang ada di muka bumi ini’

Mereka mendengungkan kalimat: [ iهl iل ل lالi إ pمg gحpك ال iنi .’Tidak ada hukum, kecuali milik Allah‘ [إ

Namun dengan kalimat ini, mereka mengkafirkan sekian banyak kaum muslimin.

(Catatan kaki Muhammad Fuad Abdul Baqi untuk shahih Bukhari).

Hadis ketiga, hadis dari Yusair bin Amr, bahwa beliau bertanya kepada Sahl bin Huaif,

‘Apakah anda pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut tentang

khawarij?’ Jawab Sahl: ‘Saya pernah mendengarnya. Beliau berisyarat dengan

tangannya ke arah timur, sambil bersabda,

iةl مiي lالر gنiم pمgه lالس pق pرgمn nمnا ي قpونn مiنg الد�ينi ك pرgمn ، ي gمpهn اقiي nرn nعgدpو ت n ي iهiمg ال nت ن iسg nل iأ آنn ب gرpقg ءpونn ال nرgقn قnوgم� ي

“Sekelompok kaum yang membaca Quran dengan lisannya namun tidak menembus

tenggorokannya. Mereka melesat dari agama sebagaimana anak panah melesat dari

sasarannya.” (HR. Muslim 1776).

Hadis keempat, dari Anas bin Malik dan Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhuma,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

n آنn ال gرpقg ءpونn ال nرgقn ، ي nلgعiفg pونn ال يئ iسp gقiيلn وnي pونn ال ن iسgحp قnة�، قnوgم� ي gرpفnف� وn iال ت gي اخi مlتp pونp فiي أ nك ي nس

،iهiوقpى فnلnع lدn ت gرn lى ي جiعpونn حnت gرn n ي lةi، ال مiي lالر gنiم i هgم lالس nوق pرpم iالد�ين gنiم nونpق pرgمn ، ي gمpهn اقiي nرn اوiزp ت nجp يgهp فiي وا مiن pسg nي lهi وnل nابi الل iت iلnى ك nدgعpونn إ pوهp، ي nل nهpمg وnقnت nل iمnنg قnت nى ل iيقnةi، طpوب ل nخg لgقi وnال nخg ر� ال nش gمpه

gمpهg lهi مiن iالل وgلnى بn nانn أ nهpمg ك nل يgءr، مnنg قnات nش

Akan ada perselisihan dan perpecahan di kalangan umatku. Ada sekelompok orang

yang pinter ngomong, namun buruk dalam praktek. Mereka membaca Al-Quran, namun

tidak melewati tenggorokannya. Mereka melesat tembus dari agama, sebagaimana

anak panah tembus dari sasarannya. Mereka tidak akan kembali sampai anak panah itu

kembali ke selongsongnya. Merekalah sejelek-jelek makhluk. Berbahagialah orang yang

membunuh mereka dan yang mereka bunuh. Mereka mendengung-dengungkan untuk

kembali kepada kitab Allah, namun ajakan mereka bukan bagian dari kitab Allah. Siapa

yang memerangi mereka, dia lebih baik di sisi Allah, dari pada mereka.

Mendengar hadis ini, para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa ciri mereka?’

Page 10: Mengenal Khawarij

Jawab beliau:

gمpوهpيمi nن pمpوهpمg فnأ gت nي أ nا رnذi iيدp، فnإ ب gسl iيقp وnالت ل gحl يمnاهpمg الت iس

“Ciri mereka, suka cukur gundul, dan mencabuti rambut. Jika kalian melihat mereka,

bunuh mereka.” (HR. Ahmad 13036, Abu Daud 4766, dan sanadnya dishahihkan Syuaib

Al-Arnauth).

Makna: ‘Mereka tidak akan kembali sampai anak panah itu kembali ke selongsongnya’

Untuk menunjukkan bahwa sangat sulit bahkan mustahil mereka akan kembali sadar

dan meninggalkan pemikiran khawarijnya.

Siapakah Khawarij (bagian 02)

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Sebelumnya kita telah membahas beberapa sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

yang mencela keberadaan khawarij, berikut karakter mereka, dan sikap yang tepat

ketika menjumpai mereka. Selanjutnya, kita akan menyebutkan komplotan khawarij

pertama di masa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalibradhiyallahu ‘anhu. Dari kisah ini,

kita bisa mengambil pelajaran, betapa miripnya khawarij zaman dulu dan khawarij

sekarang.

Debat Ibnu Abbas dengan Khawarij

Kita awali dari cuplikan sejarah seusai perang Shiffin dan peristiwa Tahkim.

Sepulang dari peritiwa Shiffin (perang antara Ali dengan Muawiyah), Ali bin Abi Thalib

bersama seluruh pasukannya kembali ke Kufah. Beberapa mil sebelum sampai Kufah,

ada sekitar 14 ribu orang (menurut riwayat Abdurrazaq dalam Mushannaf) yang

memisahkan diri dari jamaah dan mencari jalur yang berbeda. Mereka tidak terima

dengan genjatan senjata antara Ali dengan Muawiyah.

Peristiwa tahkim, kesepakatan damai antara Ali dengan Muawiyah radhiyallahu

‘anhuma, yang diwakilkan kepada dua sahabat Abu Musa Al-Asy’ari dan Amr bin

Ash radhiyallahu ‘anhuma, menjadi pemicu sebagian masyarakat yang sok tahu dengan

Page 11: Mengenal Khawarij

dalil untuk mengkafirkan Ali bin Abi Thalib. Karena peristiwa ini, pada saat Ali bin Abi

Thalib berkhutbah, banyak orang meneriakkan:

iهl iل iالl ل gمn إ الn حpك

“Tidak ada hukum, kecuali hanya milik Allah.”

Mereka beranggapan – dengan kebodohannya –, Ali telah menyerahkan hukum kepada

manusia (Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu), yang oleh mereka itu dianggap telah

meninggalkan hukum Allah.

Ali tetap melanjutkan perjalanan hingga sampai di Kufah. Ali sangat berharap mereka

mau kembali bergabung bersamanya. Untuk tujuan itu, beliau mengutus Ibnu Abbas

agar berdialog dengan mereka.

Ibnu Abbas menceritakan,

Jubah terbaik dari Yaman segera kupakai, kurapikan rambutku, dan kulangkahkan kaki

ini hingga masuk di barisan mereka di tengah siang.”

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma melanjutkan: “Sungguh aku melihat seolah diriku

masuk di tengah kaum yang belum pernah sama sekali kujumpai. Satu kaum yang

sangat bersemangat dalam ibadah seperti mereka. Dahi-dahi penuh luka bekas sujud,

tangan-tangan menebal bagaikan lutut-lutut unta. Wajah-wajah mereka pucat karena

tidak tidur, menghabiskan malam untuk beribadah.

‘Selamat datang wahai Ibnu Abbas, misi apa yang anda bawa?’ sambut mereka.

‘Aku datang dari sisi seorang sahabat nabi, menantu beliau. Al-Quran turun kepada para

sahabat, dan mereka lebih paham tentang tafsir Al-Quran dari pada kalian. Sementara

tidak ada satupun sahabat di tengah kalian. Sampaikan kepadaku, apa yang

menyebabkan kalian membenci para sahabat Rasulullah dan putra paman beliau (Ali bin

Abi Thalib)?’

‘Ada tiga hal..’ jawab orang khawarij tegas.

‘Apa saja itu?’ tanya Ibnu Abbas.

Page 12: Mengenal Khawarij

‘Pertama, dia menyerahkan urusan Allah kepada manusia, sehingga dia menjadi kafir.

Karena Allah berfirman, ‘Tidak ada hukum kecuali hanya milik Allah.’ Apa urusan orang

ini dengan hukum Allah?’

‘Ini satu..’ tukas Ibn Abbas

‘Kedua, Ali memerangi Muawiyah, namun tidak tuntas, tidak memperbudak mereka dan

merampas harta mereka. Jika yang diperangi itu kafir, seharusnya dituntaskan dan

diperbudak. Jika mereka mukmin, tidak halal memerangi mereka.’

‘Sudah dua.. lalu apa yang ketiga?’ kata Ibnu Abbas.

‘Dia tidak mau disebut amirul mukminin, berarti dia amirul kafirin.’

‘Ada lagi alasan kalian mengkafirkan Ali selain 3 ini?’ tanya Ibnu Abbas.

‘Cukup 3 ini.’ jawab mereka.

Anda bisa perhatikan, betapa miripnya khawarij dulu dan sekarang. Ayat yang

didengung-dengankan sama. Cara berfikir dan berlogika juga sama. Banyak

menggunakan mafhum kelaziman untuk mengkafirkan banyak manusia, siapa yang

setuju dengan selain hukum Allah maka dia setuju dengan kekafiran, dan siapa yang

setuju dengan kekafiran maka dia kafir. dst. Bagi anda yang pernah mendengar

ceramah para ’teroris’, para ‘buron polisi’ akan sering mendengarkan ayat ini diulang-

ulang.

Kita kembali kepada kisah Ibnu Abbas bersama Khawarij.

Mulailah Ibnu Abbas menjelaskan ke-salah pahaman mereka,

‘Apa pendapat kalian, jika aku sampaikan kepada kalian firman Allah dan sunah Nabi-

Nya, yang membantah pendapat kalian. Apakah kalian bersedia menerimanya?’

‘Ya, kami menerima.’ Jawab mereka.

‘Alasan kalian, Ali telah menunjuk seseorang untuk memutuskan hukum, akan

kubacakan ayat dalam firman Allah, bahwa Allah menyerahkan hukum-Nya kepada

manusia untuk menentukan harga ¼ dirham. Allah perintahkan agar seseorang

memutuskan hal ini. Allah berfirman,

Page 13: Mengenal Khawarij

nنiم nلn gلp مnا قnت اء� مiث nزnجnم�دا فnعn pمg مpت gك nهp مiن nل م� وnمnنg قnت pرpح gمp gت nن gدn وnأ pوا الصlي pل nقgت n ت pوا ال nمnن lذiينn آ �هnا ال يn nا أ ي

gمp gك iهi ذnوnا عnدgلr مiن pمp ب nحgك i ي lعnم الن

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika

kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, Maka

dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang

dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai sembelihan

yang dibawa ke ka’bah. (QS. Al-Maidah: 95)

Aku sumpahi kalian di hadapan Allah, apakah putusan seseorang dalam masalah kelinci

atau hewan buruan lainnya, lebih mendesak dibandingkan keputusan seseorang untuk

mendamaikan diantara mereka. Sementara kalian tahu, jika Allah berkehendak, tentu

Dia yang memutuskan, dan tidak menyerahkannya kepada manusia?.’ Jelas Ibn Abbas.

‘Keputusan perdamaian lebih mendesak.’ Jawab mereka.

‘Allah juga berfirman tentang seorang suami dengan istrinya,

pهl pوnف�قi الل nحا ي iصgال pرiيدnا إ iنg ي iهnا إ هgلn nما مiنg أ iهi وnحnك nهgل nما مiنg أ pوا حnك gعnث iهiمnا فnاب gن nي قnاقn ب iش gمp فgت iخ gنi وnإ

nهpمnا gن nي ب

Jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang

hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan.

jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi

taufik kepada keduanya. (QS. An-Nisa: 35)

Aku sumpahi kalian di hadapan Allah, bukankah keputusan seseorang untuk

mendamaikan sengketa dan menghindari pertumpahan darah, lebih penting

dibandingkan keputusan mereka terkait masalah keluarga?

‘Ya, itu lebih penting.’ Jawab khawarij.

Alasan kalian yang kedua, ‘Ali berperang namun tidak tuntas, tidak menjadikan lawan

sebagai tawanan, dan tidak merampas harta mereka.’

Apakah kalian akan menjadikan ibunda kalian sebagai budak. Ibunda

A’isyah radhiyallahu ‘anha, kemudian kalian menganggap halal memperlakukannya

sebagai budak, sebagaimana budak pada umumnya, padahal dia ibunda kalian? Jika

kalian menjawab, ‘Kami menganggap halal memperlakukan dia (Aisyah) sebagai budak,

sebagaimana lainnya.’ berarti dengan jawaban ini kalian telah kafir. Dan jika kalian

mengatakan, ‘Dia bukan ibunda kami’ kalian juga kafir. Karena Allah telah menegaskan,

Page 14: Mengenal Khawarij

gمpهp مlهnاتp وnاجpهp أ gزn هiمg وnأ iسpفg nن iينn مiنg أ gمpؤgمiن iال وgلnى ب

n iي� أ lب الن

Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan

isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. (QS. Al-Ahzab: 6).

“Dengan demikian, berarti kalian berada diantara dua kesesatan.”

“Apakah kalian telah selesai dari masalah ini?” tanya Ibn Abbas

‘Ya..’ jawab mereka.

Alasan kalian yang ketiga, Ali menghapus gelar amirul mukminin darinya. Saya akan

sampaikan kepada kalian kisah dari orang yang kalian ridhai (Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam) dan saya kira kalian telah mendengarnya. Bahwa Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam pada saat Hudaibiyah, beliau mengadakan perjanjian damai dengan

orang musyrikin. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada Ali: “Tulis, ini

yang diputuskan oleh Muhammad rasulullah (utusan Allah).”

Maka orang-orang musyrik mengatakan, “Tidak bisa. Demi Allah, kami tidak mengakui

bahwa kamu rasul Allah. Kalau kami mengakui kamu Rasul Allah, kami akan

mentaatimu. Tulis saja, ‘Muhammad bin Abdillah.”

“Hapuslah wahai Ali, hapus tulisan utusan Allah. Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku

utusan-Mu. Hapus wahai Ali, dan tulislah: ‘Ini perjanjian damai yang diputuskan

Muhammad bin Abdillah.” Perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ali.

“Demi Allah, Rasulullah lebih baik dari pada Ali. Namun beliau telah manghapus dari

dirinya gelar rasul Allah. Dan beliau menghapus hal itu, tidaklah menyebabkan beliau

gugur menjadi seorang nabi. Apakah kalian telah selesai dari masalah yang ini?” jelas

Ibnu Abbas.

“Ya..” jawab khawarij.

Sejak peristiwa ini, ada sekitar 2000 orang khawarij yang bertaubat dan kembali

bersama Ali bin Abi Thalibradhiyallahu ‘anhu. Sisanya diperangi oleh Ali bersama para

sahabat Muhajirin dan Anshar.

(Khashais Ali bin Abi Thalib, An-Nasai, hlm. 20).

Kutbah Ali di Depan Khawarij

Page 15: Mengenal Khawarij

Setelah berdebat dengan Ibnu Abbas, bertaubatlah sekitar 2 ribu orang  khawarij.

Mereka balik ke Kufah, untuk bergabung bersama Ali bin Abi Thalib. Kemudian Ali

datang sendiri menemui mereka yang tersisa dan belum bertaubat. Ketika Ali datang,

mereka menyangka Ali telah berpihak kepada mereka. Mereka menganggap bahwa

Ali telah bertaubat kesalahannya – menurut anggapan mereka – dan menarik

kembali keputusan tahkim.

Merekapun mendengang-dengungkan hal ini di tengah Masyarakat. Hingga al-Asy’as

bin Qais al-Kindi menemui Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib, menyampaikan informasi

bahwa masyarakat membicarakan bahwa anda telah kembali (bertaubat) dari kekufuran

anda.

Keesokan harinya, pada hari jumat, Ali berkhutbah. Beliau menyinggung sikap orang-

orang yang memisahkan diri dari negara. Beliau mencela habis orang yang berpecah

belah. Ketika turun dari mimbar, beberapa orang di pojok masjid meneriakkan,

‘ لله إال حكم ’ال

Tidak ada hukum kecuali milik Allah.

”Hukum Allah, akan diterapkan kepada kalian.” Komentar Ali. 

Kemudian beliau berisyarat dengan tangannya, menyuruh mereka diam. Hingga ada

salah satu dari khawarij itu yang maju, sambil menyumbat telinganya, dan membaca

firman Allah, 

nينiر iاسnخg nنl مiنn ال pون nك nت nطnنl عnمnلpكn وnل ب gحn nي gتn ل ك nر gشn iنg أ nئ ل

”Jika kamu berbuat syirik, maka amalmu akan terhapus dan kamu akan menjadi orang

yang merugi.” (QS. az-Zumar; 65). 

Kemudian Ali radhiyallahu ‘anhu membaca firman Allah, 

nونp pوقiن n ي lذiينn ال lكn ال فlن iخn ت gسn n ي lهi حnقÁ وnال iنl وnعgدn الل iرg إ فnاصgب

Bersabarlah kamu, Sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah

orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan

kamu. (QS. ar-Rum: 60). 

[Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, 734]. 

Page 16: Mengenal Khawarij

Setelah tidak memungkinkan untuk disadarkan, Ali mengikat janji kepada mereka, 

إن لكم عندنا ثالثا: ال نمنعكم صالة في هذا المسجد، وال نمنعكم نصيبكم من هذا الفيء ماكانت أيديكم مع أيدينا، وال نقاتلكم حتى تقاتلونا

Kalian memiliki 3 hak di hadapan kami, [1] kami tidak melarang kalian untuk shalat di

masjid ini, [2] kami tidak menghalangi kalian untuk mengambil harta rampasan perang,

selama kalian ikut berjihad bersama kami, [3] kami tidak akan memerangi kalian, hingga

kalian memerangi kami. (Tarikh al-Umam wa al-Muluk, at-Thabari, 3/114)

Akhirnya para khawarij ini berkumpul, untuk menentukan pemimpin mereka. Mereka

berkumpul di rumah Abdullah bin Wahb ar-Rasibi. Dia-pun berkhutbah di hadapan

mereka, dengan khutbah yang sangat memotivasi mereka untuk zuhud terhadap dunia,

berharap akhirat, menegakkan amar  

makruf nahi munkar dan menjauh diri dari masyarakat yang penduduknya dzalim ini

(yaitu Ali dan rakyatnya). Sebagai bentuk pengingkaran terhadap hukum yang

menyimpang – menurut kebodohan mereka -.

Mereka kemudian menunjuk Zaid bin Hishn at-Thai (pemimpin gembong anti-Ali), tapi

dia menolak. Lalu menunjuk Huqus bin Zuhair, dia juga menolak, lalu Hamzah bin

Sinan, dan dia juga menolak. Lalu ditawarkan kepada Abu Aufa al-Absy, dia juga

menolak. Hingga ditawarkan kepada Abdullah bin Wahb, dan dia menerimanya. Ketika

menerima, dia mengatakan, 

قا من الموت nرnأما والله ال أقبلها رغبة في الدنيا وال أدعها ف

”Demi Allah, aku tidak menerimanya karena berharap dunia, dan aku juga tidak

menolaknya karena lari dari kematian.” (an-Nihayah wal Bidayah, Ibnu Katsir, 7/316)

Dalam satu kesempatan perkumpulan mereka, Zaid bin Hishn at-Thai

berkhutbah menasehatkan mereka, dengan membaca beberapa firman Allah,

diantaranya, 

Firman Allah, 

iيلi ب nس gنnع nكlلiضp gهnوnى فnي iعi ال lب nت n ت gحnق� وnال iال lاسi ب gنn الن nي pمg ب رgضi فnاحgكn iيفnة فiي األ ل nخ nاكn gن عnل nا جl iن nا دnاوpودp إ ي

iهl الل

Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi,

Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu

Page 17: Mengenal Khawarij

mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. (QS. Shad:

26)

Lalu firman Allah, 

nون pرiافn gك iكn هpمp ال nئ pول lهp فnأ لn الل nزg nن iمnا أ pمg ب nحgك nمg ي وnمnنg ل

Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka

itu adalah orang-orang yang kafir. (QS. al-Maidah: 44)

Kemudian firman Allah, 

nونpمi iكn هpمp الظlال nئ pول lهp فnأ لn الل nزg nن iمnا أ pمg ب nحgك nمg ي وnمnنg ل

Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka

mereka itu adalah orang-orang yang zalim. (QS. al-Maidah: 45)

dan firman Allah

nونpق iاسnفg iكn هpمp ال nئ pول lهp فnأ لn الل nزg nن iمnا أ pمg ب nحgك nمg ي وnمnنg ل

Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka

mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. al-Maidah: 47)

Lalu dia melanjutkan khutbahnya,

”Saya bersaksi bahwa para ahli kiblat (kaum muslimin) telah mengikuti hawa nafsu,

membuang hukum Allah, dan berbuat dzalim dalam ucapan dan  perbuatan.” 

Hingga salah satu diantara mereka menangis, dan memotivasi orang disekitarnya

untuk memberontak Ali dan para sahabat. Dia mengatakan, 

اضربوا وجوههم وجباههم بالسيوف حتى يطاع الرحمن الرحيم، فإن أنتم ظفرتم وأطيع اللهكما أردتم أثابكم ثواب المطيعين له العاملين بأمره

Sabet wajah dan jidat mereka dengan pedang, agar Dzat yang Maha ar-Rahman ar-

Rahim kembali ditaati. Apabila kalian menang, dan aku mentaati Allah sebagaimana

yang kalian inginkan, Allah akan memberikan pahala kepada kalian seperti pahala orang

yang taat kepada-Nya, mengamalkan perintah-Nya.!!?

al-Hafidz Ibnu Katsir ketika menyebutkan kisah mereka, beliau berkomentar, 

Page 18: Mengenal Khawarij

وهذا الضرب من الناس من أغرب أشكال بني آدم، فسبحان من نوÄع خلقه كما أراد، وسبقفي قدره العظيم

Manusia model seperti ini adalah bentuk keturunan Adam yang paling aneh. Maha

Suci Dzat yang menciptakan jenis makhluk-Nya ini seperti yang Dia kehendaki. Semua

telah didahului oleh taqdir-Nya yang agung. (an-Nihayah wa al-Bidayah, 7/316)

Mereka sepakat bulat untuk menjauh dari wilayah Ali. Kemudian merekapun pergi diam-

diam, satu demi satu, agar tidak ketahuan, menuju tempat yang disepakati,

Nahrawan. Hingga mereka memiliki kekuatan.

Bersambung, insyaaAllah..