Sejarah Kerajaan Tarumanegara

16
Wira Prabowo Madjid X.IPA.3 089630358207 Jl. Gereja Tugu Komp. Wira Asri No. 14

Transcript of Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Page 1: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Wira Prabowo Madjid

X.IPA.3

089630358207

Jl. Gereja Tugu Komp. Wira Asri No. 14

Page 2: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Agama Hindu adalah agama yang mempunyai usia terpanjang merupakan agama yang pertama dikenal oleh manusia.

Masuknya Agama Hindu di Indonesia

Berdasarkan beberapa pendapat, diperkirakan bahwa Agama Hindu pertamakalinya berkembang di Lembah Sungai Shindu di India. Dilembah sungai inilah para Rsi menerima wahyu dari Hyang Widhi dan diabadikan dalam bentuk Kitab Suci Weda. Dari lembah sungai sindhu, ajaran Agama Hindu menyebar ke seluruh pelosok dunia, yaitu ke India Belakang, Asia Tengah, Tiongkok, Jepang dan akhirnya sampai ke Indonesia. Ada beberapa teori dan pendapat tentang masuknya Agama Hindu ke Indonesia.

Krom (ahli – Belanda), dengan teori Waisya.Dalam bukunya yang berjudul “Hindu Javanesche Geschiedenis”, menyebutkan bahwa masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia adalah melalui penyusupan dengan jalan damai yang dilakukan oleh golongan pedagang (Waisya) India.

Page 3: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Mookerjee (ahli – India tahun 1912).Menyatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu dari India ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India dengan armada yang besar. Setelah sampai di Pulau Jawa (Indonesia) mereka mendirikan koloni dan membangun kota-kota sebagai tempat untuk memajukan usahanya. Dari tempat inilah mereka sering mengadakan hubungan dengan India. Kontak yang berlangsung sangat lama ini, maka terjadi penyebaran agama Hindu di Indonesia.Moens dan Bosch (ahli – Belanda)Menyatakan bahwa peranan kaum Ksatrya sangat besar pengaruhnya terhadap penyebaran agama Hindu dari India ke Indonesia. Demikian pula pengaruh kebudayaan Hindu yang dibawa oleh para para rohaniwan Hindu India ke Indonesia.Masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4 Masehi denngan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.

Page 4: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan keterangan mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa: “Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yadnya oleh Mulawarman”. Keterangan yang lain menyebutkan bahwa raja Mulawarman melakukan yadnya pada suatu tempat suci untuk memuja dewa Siwa. Tempat itu disebut dengan “Vaprakeswara”.

Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, misalnya berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan kitab Suci Veda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah. Disamping di Kutai (Kalimantan Timur), agama Hindu juga berkembang di Jawa Barat mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh buah prasasti, yakni prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir

Page 5: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Data peninggalan sejarah disebutkan Rsi Agastya menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia. Data ini ditemukan pada beberapa prasasti di Jawa dan lontar-lontar di Bali, yang menyatakan bahwa Sri Agastya menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia, melalui sungai Gangga, Yamuna, India Selatan dan India Belakang. Oleh karena begitu besar jasa Rsi Agastya dalam penyebaran agama Hindu, maka namanya disucikan dalam prasasti-prasasti seperti: Prasasti Dinoyo (Jawa Timur). Prasasti ini bertahun Caka 628, dimana seorang raja yang bernama Gajahmada membuat pura suci untuk Rsi Agastya, dengan maksud memohon kekuatan suci dari Beliau. Prasasti Porong (Jawa Tengah). Prasasti yang bertahun Caka 785, juga menyebutkan keagungan dan kemuliaan Rsi Agastya. Mengingat kemuliaan Rsi Agastya, maka banyak istilah yang diberikan kepada beliau, diantaranya adalah: Agastya Yatra, artinya perjalanan suci Rsi Agastya yang tidak mengenal kembali dalam pengabdiannya untuk Dharma. Pita Segara, artinya bapak dari lautan, karena mengarungi lautan-lautan luas demi untuk Dharma.

Page 6: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Agama Budha lahir sekita abad ke-5 SM. Agama ini lahir sebagai reaksi terhadap agama Hindu tertutama karena keberadaan kasta. Pembawa agama Budha adalah Sidharta Gautama (563-486 SM), seorang putra dari Raja Suddhodana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu. Untuk mencari pencerahan hidup, ia meninggalkan istana Kapilawastu dan menuju ketengah hutan di Bodh Gaya. Ia betapa di bawah pohon (semacam pohon beringin) dan mendapatkan Bodhi, yaitu semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Pohon itu dikenal dengan Pohon Bodhi. Sejak saat itu, Sidharta Gautama dikenal dengan Sang Budha artinya yang disinari. Peristiwa itu terjadi 531 SM. Usia Sidharta waktu itu kurang lebih 35 tahun. Wejangan yang pertama disampaikan di Taman Rusa di Desa Sarnath.

Page 7: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Proses perkembanganya agama dan kebudayaan hindu-budha pada awal terjadi mealui hubungan dagang dan kontak kebudayaan.

1. Hubungan dagang

Sejak jaman kuno sudah berkembang jalur perdagangan yang menghubungkan antara cina dan eropa. Jalur perdagangan itu ada yang melalui laut dan ada yang melalui darat. Hal itu di sebabkan wilayah india berdekatan dengan kedua jalur tersebut. Keuntunganya adalah orang-orang india dapat pergi ke eropa atau pun ke cina.Secara astronomis,letak indonesia antara 950BT - 1410BT dan di antara 60LU-110LS dan beriklim tropis.

Secara geografis indonesia terletak di antara dua samudra yaitu samudra hindia dan samusra pasifik.indonesia juga terletak di antara dua benua yaitu benua asia dan benua australia.oleh karena itu indonesia berembus angn muson yang setiap setengah tahun berganti arah berlawanan.

Indonesia terletak pada jalur lalu listas perdagangan dan pelayaran antar bangsa yang sangat strategis. Dengan makin berkembangnya jalur perdagangan laut, makin meningkatkan peran indonesia sebagai penghubung jalur perdagangan dunia. Oleh karena itu,hubungan dagang indonesia dengan india dan cina makin bertambah ramai. hubungan dengan india makin luas terutama setelah mereka mengambil jalur lintas.

Page 8: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Mereka menyusuri pantai timur sumatra, terus ke selat malaka,berbelok menyusuri pantai utara jawa, bali, pantai timur kalimantan ( muara kaman ) terus ke cina. Jalur ini lebih tenang dan aman di banding melalui laut cina selatan. Selain itu,pulaupulau yang di lalui banyak menghasilkan barang dagangan,seperti emas, perak, gading, beras, rempah-rempah, dan kayu cendana.

2. hubungan budayamelaui kegiatan dagang terjadilah kontak kebudayaan

antara kebudayaan indonesia dan kebudayaan dari luar,terutama dari india. Bersamaan dengan itu datang pula para pendeta untuk melihat perkembangan dan sekaligus menyebarkan agama hindu-budha ke indonesia. Orang-orang indonesia, terutama pemuka masyarakan mulai tertarik pada ajaran agama hindu dan budha. Bahkan ada di antara mereka yang pergi ke india untuk memperdaam agama hindu dan budha. Setelah pulang ke indonesia mereka ikut menyebarkan agama dan kebudayaan hindu-budha. Selain itu, terjadinya perkawinanan orang-orang india dengan orang indonesia telah mempercepat proses penyebaran pengaruh hindu budha ke indonesia.

Page 9: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

1. Proses munculnya kerajaan hindu-budha di indonesa

Pengaruh kebudayaan hindu-budha menyebabkan bangsa indonesia mulai mengenal tuliasan. Dengan adanya tuliasan,bangsa indonesia mulai mengenali sejarah.

a. Perbedaan kehidupan sosial kemasyarakatan sebelum dan sesudah pasa perkembangan Pengaruh kebudayaan hindu-budha

b. Nama dan tempat kerajaan hindu-budha di indonesia

Di dalam tata kehidupan masyarakat mulai mengenal kasta. Perubahan yang sangat penting akibat masuknya pengaruh hindu-budha adalah dalam bidang politik dan pemerintahan. Awal mula sebelum adanya pengaruhhindu-budha pemerintahan indonesia masih sederhana. Tetapi pengaruh hindu-budha masuk ke indoneisa,pemimpin desa atau kepala desa memeluk agama hindu-budha mnjadi seorang raja.

Page 10: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

2. Kerajaan yang bercorak hindu-budha

a. Kerajaan kutai

Kutai adalah kerajaan hindu tertua di indonesia yang muncul sekitar tahun 400 M.

1. Letak kerajaan kutai

Kerajaan Kutai terletak di dekat Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Sungai mahakam dapat dilayani dari pantai sampai masuk ke daerah muara kaman sehingga terletak kutai menjadi strategis.

2. Sumber sejarah kutai

Sumber utama kerajerajaan kutai adalah prasasti yang di sebut yupa. Yupa adalah tugu batu yang bertuliasan sebagai prasasti.yupa juga befungsi sebagai tugu peringatan upacara kurban. Di kutai di temukan tujuh buah yupa. Prasasti yang berbentuk yupa ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa sanskerta sekitar abab ke-5 M.

Page 11: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Sejarah tertua berkaitan dengan pengendalian banjir dan sistem pengairan adalah pada masa Kerajaan Tarumanegara. Untuk mengendalikan banjir dan pertanian yang diduga di wilayah Jakarta saat ini, maka Raja Purnawarman menggali sungai Candrabaga. Setelah selesai melakukan penggalian sungai maka raja mempersembahkan 1.000 ekor lembu pada Brahmana. Berkat sungai itulah penduduk Tarumanegara menjadid makmur. Siapakah Raja Purnawarman itu?

Purnawarman adalah raja terkenal dari Tarumanegara. Setelah Kerajaatn kutai berkembang di Kalimantan Timur, di Jawa bagian barat muncul Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan terletak tidak jauh dari pantai utara Jawa bagian Barat. Berdasarkan prasasti-prasati yang ditumkan letak pusat Kerajaan Tarumanegara tidak jauh dari sungai Cisadane. Kalau menginat namanya Tarumanegara dan kata taruma mungkin berkaitan dengan kata tarum yang artinya nila. Kata tarum dipakai sebagai nama sungai di Jawa Barat, yakni sungai Citarum. Mungkin juga letak Tarumanegara dekat dengan aliran sungai Citarum. Kwmudian berdasarkan Prasasti Tugu, Purbacaraka memperkirakan pusatnya ada di daerah bekasi.

Sumber sejarah Tarumanegara yang utama adalah beberapa prasasti yang telah ditemukan. Berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Tarumanegara, telah ditemukan tujuh buah prasasti. Prasasti-Prasasti itu berupa huruf pallawadan berbahasa Sansekerta.

Page 12: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Ketujuh prasasti itu adalah :

1. Prasasti Ciareteun

Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Citarum di dekat muaranya yang mengalir ke Sungai Cisadane, di daerah Bogor. Pada prasasti ini dipahatkan sepasang telapak kaki Raja Purnawarmanpan.

2. Prasasti Kebon Kopi

Prasasti ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Pada prasasti ini ada pahatan gambar tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata (gajah kendaraan Dewa Wisnu).

3. Prasasti Jambu

Prasasti ini ditemukan di perkebunan Jambu, Bukit Koleangkok, kira-kira 30km sebelah barat Bogor. Dalam prasasti itu diterangkan bahwa Raja Purnawarman gagah, pemimpin yang termashur, dan baju Zirahnya yang tidak dapat ditembus senjata musuh.

4. Prasasti Tugu

Prasasti Tugu ditemukan di Desa Tugu, Cilincing Jakarta. Prasasti ini menerangkan tentang penggalian sungai Gomati dan Sungai Candrabhaga. Mengenai nama Candrabhaga, Purbacaraka mengartikan Candra = bulan = sasi. Candrabhaga menjadi sashibhaga dan kemudian menjadi bahagasi-bagasi, akhirnya menjadi Bekasi.

5. Prasasti Pasir Awi

Prasasti Awi ditemukan di daerah Bogor

6. Prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten ditemukan di daerah Bogor.

7. Prasasti Lebak

Prasasti Lebak ditemukan di tepi sungai Cidanghiang, Kecamatan Muncul, Banten Selatan. Prasasti menerangkan tentang keperwiraan, keagungan, dan keberanian Purnawarman sebagai Raja Dunia.

Page 13: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Prasasti Ciarateun Prasasti Kebon Kopi

Prasasti Jambu Prasasti Tugu

Prasasti Pasir Awi Prasasti Muara Cianten

Prasasti Lebak

Page 14: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara mulai berkembang pada abad ke-5 M. Raja yang sangat terkenal adalah purnawarman. Ia dikenalsebagai raja yang gagah berani dan tegas. Ia juga dekat dengan para brahmana, pangeran, dan rakyat. Ia raja yang jujur, adil, dan arif di dalam memerintah. Daerahnya cukup luas sampai ke daerah Banten. Kerajaan Tarumanegara telah menjalin hubungan dengan kerajaan lain, misalnya dengan Cina.

Dalam kehidupan agama, sebagian besar masyarakat Tarumanegara memeluk agama Hindu. Sedikit yang beragama Buddha dan masih ada yang mempertahankan agam nenek moyang (animisme). Berdasarkan berita dan Fa-Hien, di To-lo-mo ada tiga agama, yakni Hindu, Buddha, dan animisme. Raja memeluk agama Hindu. Sebagai bukti, pada prasasti Ciarateun ada tapak kaki raja yang diibaratkankan tapak Dewa Wisnu. Sumber Cina lainnya menyatakan bahwa, pada masa T’ang terjadi hubungan perdagangan dengan Jawa. Barang-barang yang diperdagangkan adalah kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Penduduk daerah itu pandai membuat minuman keras yang terbuat dari bunga kelapa.

Rakyat Tarumanegara hidup aman dan tenteram. Pertanian merupakan mata pencaharian pokok. Di samping itu, perdagangan juga berkembang. Kerajaan Tarumanegara mengadakan hubugan dagang dengan dengan Cina dan India.

Page 15: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Runtuhnya kerajaan Tarumanegara bermula dari kepercayaan yang diberikan oleh sang raja kepada pemerintah daerah dibawah Raja memimpin wilayahnya sendiri. Lalu, kebiasaan memberikan warisan wilayah atau daerah kepada putra dan putri mahkota, yang lantas membuat kerajaan baru di wilayahnya tersebut. Hal itu membuat kekuasaaan raja menjadi lemah dan gampang diserang musuh.

Tahun 669M, Raja Linggawarman yang menjadi raja terakhir, menyerahkan ekuasaan kepada yang berasal dari kerajaan Sriwijaya. Lantas, berakhirlah pemerintah dalam nama Tarumanegara berganti menjadi kerajaan Sunda

Page 16: Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Adapun nama raja-raja yang memimpin kerajaan Tarumanagara yaitu :

Tahun 358-382 Masehi: Raja Jayasingawarman Tahun 382-395 Masehi: Raja Dharmayawarman Tahun 395-434 Masehi: Raja Purnawarman Tahun 434-455 Masehi: Raja Wisnuwarman Tahun 455-515 Masehi: Raja Indrawarman Tahun 515-535 Masehi: Raja Candrawarman Tahun 535-561 Masehi: Raja Suryawarman Tahun 561-628 Masehi: Raja Kertawarman Tahun 628-639 Masehi: Raja Sudhawarman Tahun 639-640 Masehi: Raja Hariwangsawarman Tahun 640-666 Masehi: Raja Nagajayawarman Tahun 666-669 Masehi: Raja Linggawarman.