Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

27
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA Islam lahir di Jazirah Arab. Islam berkembang sampai ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat, sekitar abad ke-7 hingga abad ke-8. Islam diterima dengan baik dan berkembang dengan pesat di Indonesia. Faktor pendorong Islam cepat berkembang di Indonesia : 1. Syarat masuk Islam mudah 2. Islam bersifat terbuka 3. Tidak mengenal sistem kasta 4. Disebarkan secara damai 5. upacara sedehana dan biaya murah 6. Runtuhnya kerajaan majapahit Di pulau Jawa, ada sembilan tokoh penyebar agama Islam yang dikenal sebagai Wali Sanga (wali sembilan). Peranan Wali Sanga antara lain: 1. Sebagai penyebar agama Islam 2. Pendukung berdirinya kerajaan Islam 3. Penasehat Raja 4. pendukung berkembangnya kebudayaan daerah yang disesuaikan dengan Islam. Sumber sejarah mengenai masuknya Islam dan berkembangnya Islam di Indonesia antara lain: 1

Transcript of Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

Page 1: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Islam lahir di Jazirah Arab. Islam berkembang sampai ke Indonesia dibawa oleh

pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat, sekitar abad ke-7 hingga abad ke-8. Islam diterima

dengan baik dan berkembang dengan pesat di Indonesia. Faktor pendorong Islam cepat

berkembang di Indonesia :

       1. Syarat masuk Islam mudah

       2. Islam bersifat terbuka

       3. Tidak mengenal sistem kasta

       4. Disebarkan secara damai

       5. upacara sedehana dan biaya murah

       6. Runtuhnya kerajaan majapahit

Di pulau Jawa, ada sembilan tokoh penyebar agama Islam yang dikenal sebagai Wali Sanga

(wali sembilan). Peranan Wali Sanga antara lain:

1.Sebagai penyebar agama Islam

2.Pendukung berdirinya kerajaan Islam

3.Penasehat Raja

4.pendukung berkembangnya kebudayaan daerah  yang  disesuaikan  dengan Islam.

Sumber sejarah mengenai masuknya Islam dan berkembangnya Islam di Indonesia antara

lain:

1.Abad VII M

       Kronik dinasti Tang : dipantai Sumatera Utara ada pemukiman pedagang Arab islam

2.Abad XI M

         Makam Fatimah Binti Maimun di Leran Gresik Jawa Timur

3.Abad XIII M

        - Makam Sultan Malik As Shaleh

        - Catatan Marcopolo

1

Page 2: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

4.Abad XIV M

        - Makam Muslim di Troloyo dan Trowulan

5.Abad XV

        Catatan Ma-Huan

6.Abad XVI

        Suma Oriental dari Tome Pires

Beberapa kerajaan Islam yang pernah berdiri di Indonesia adalah:

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

A. Awal Perkembangan Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai utara Aceh, pada muara Sungai

Pasangan (Pasai). Pada muara sungai itu terletak dua kota, yaitu samudera (agak jauh

dari laut) dan Pasai (kota pesisir). Kedua kota yang masyarakatnya sudah masuk Islam

tersebut disatukan oleh Marah Sile yang masuk Islam berkat pertemuannya dengan

Syekh Ismail, seorang utusan Syarif Mekah. Merah Selu kemudian dinobatkan menjadi

sultan (raja) dengan gelar Sultan Malik al Saleh.

Setelah resmi menjadi kerajaan Islam, Samudera Pasai berkembang pesat menjadi

pusat perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai. Pedagang dari India, Benggala,

Gujarat, Arab, Cina serta daerah di sekitarnya banyak berdatangan di Samudera Pasai.

Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah

pedalaman meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh

Telang, Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai.

B. Aspek Kehidupan Politik

Ada beberapa raja yang pernah memerintah Samudera Pasai, antara lain:1) Sultan Malik al Saleh ( 1290 - 1297)2) Muhammad Malik az Zahir ( 1297 – 1326 )3) Mahmud Malik az Zahir ( 1326 – 1345)4) Mansur Malik az Zahir ( …. – 1346 )5) Ahmad Malik az Zahir ( 1346 – 1383 )6) Zain al Abidin Malik az Zahir ( 1383 – 1405 )7) Nahrasiyah ( 1405 – 1412 )8) Sallah ad Din ( 1412 - … )

2

Page 3: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

9) Abu Zaid Malik az Zahir ( … - 1455 )10) Mahmud Malik az Zahir ( 1455 – 1477 )11) Zain al Abidin ( 1477 – 1500 )12) Abdullah Malik az Zahir ( 1501 – 1513 )13) Zain al Abidin ( 1513 – 1524 )

Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Samudera Pasai dapat dilihat pada masa

pemerintahan raja-raja berikut ini:

1. Sultan Malik al Saleh

Sultan Malik al Saleh merupakan raja pertama di Kerajaan Samudera Pasai. Dalam

menjalankan pemerintahannya, Beliau berhasil menyatukan dua kota besar di Kerajaan

Samudera Pasai, yakni kota Samudera dan kota Pasai

dan menjadikan masyarakatnya sebagai umat Islam. Setelah beliau mangkat pada tahun

1297, jabatan beliau diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir. Lalu takhta

kerajaan dilanjutkan lagi oleh kedua cucunya yang bernama Malik al Mahmud dan Malik

al Mansur.

2. Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Malik al Mahmud dan Malik al Mansur

pernah memindahkan ibu kota kerajaan ke Lhok Seumawe dengan dibantu oleh kedua

perdana menterinya.

3. Sultan Ahmad Perumadal Perumal

Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Perumadal Perumal inilah, Kerajaan

Samudera Pasai pertama kalinya menjalin hubungan dengan Kerajaan / Kesultanan lain,

yakni Kesultanan Delhi (India).

C. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Samudera Pasai dititikberatkan pada

kegiatan perdagangan, pelayaran dan penyebaran agama. Hal ini dikarenakan,

banyaknya pedagang asing yang sering singgah bahkan menetap di daerah Samudera

Pasai, yakni Pelabuhan Malaka. Mereka yang datang dari berbagai negara seperti Persia,

Arab, dan Gujarat kemudian bergaul dengan penduduk setempat dan menyebarkan

agama serta kebudayaannya masing-masing. Dengan demikian, kehidupan sosial dan

ekonomi masyarakat Samudera Pasai bertambah maju, begitupun di bidang

perdagangan, pelayaran dan keagamannya.

Keberadaan agama Islam di Samdera Pasai sangat dipengaruhi oleh perkembangan

di Timur Tengah. Hal itu terbukti pada saat perubahan aliran Syi’ah menjadi Syafi’i di

3

Page 4: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

Samudera Pasai. Perubahan aliran tersebut ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Pada

saat itu, di Mesir sedang terjadi pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang

beraliran Syi’ah kepada Dinasti Mameluk yang beraliran Syafi’i.

Aliran Syafi’i dalam perkembangannya di samudera Pasai menyesuaikan dengan

adat istiadat setempat. Oleh karena itu kehidupan sosial masyarakatnya merupakan

campuran Islam dengan adat istiadat setempat.

D. Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai

Pada waktu Samudera Pasai berkembang, Majapahit juga sedang mengembangkan

politik ekspansi. Majapahit setelah meyakini adanya hubungan antara Samudera Pasai

dan Delhi yang membahayakan kedudukannya, maka

pada tahun 1350 M segera menyerang Samudera Pasai. Akibatnya, Samudera Pasai

mengalami kemunduran. Pusat perdagangan Samudera Pasai pindah ke pulau Bintan dan

Aceh Utara (Banda Aceh). Samudera Pasai runtuh ditaklukkan Aceh

KERAJAAN ACEH

A. Awal Perkembangan Kerajaan Aceh

Aceh semula menjadi daerah taklukkan Kerajaan Pedir. Akibat Malaka jatuh ke

tangan Portugis, pedagang yang semula berlabuh di pelabuhan Malaka beralih ke

pelabuhan milik Aceh. Dengan demikian, Aceh segera berkembang dengan cepat dan

akhirnya lepas dari kekuasaan Pedir. Aceh berdiri sebagai kerajaan merdeka. Sultan

pertama yang memerintah dan sekaligus pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali

Mughayat Syah (1514-1528 M).

B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Aceh cepat tumbuh menjadi kerajaan besar karena didukung oleh faktor sebagai

berikut:

1) Letak Ibu kota Aceh yang sangat strategis.

2) Pelabuhan Aceh ( Olele ) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan dagang.

3) Daerah Aceh kaya dengan tanaman lada sebagai mata dagangan ekspor yang penting.

4) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak yang

singgah ke Aceh.

4

Page 5: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

Sultan Ali Mughayat Syah merupakan Raja pertama di Aceh sekaligus beliau

merupakan pendiri Kerajaan Aceh. Setelah beliau mangkat, raja selanjutnya adalah Sultan

Ibrahim. Dalam pemerintahannya beliau berhasil menaklukkan Pedir. Raja berikutnya

adalah Iskandar Muda. Pada masa pemerintahan beliau, Aceh mencapai puncak kejayaan

dan menjadi sumber komoditas lada dan emas. Beliau mangkat pada tahun 1636 M dan

digantikan oleh menantunya Iskandar Thani yang tidak memiliki kecakapan. Dalam

pemerintahannya, Kerajaan Aceh terus-menerus mengalami kemunduran.

C. Aspek Kehidupan Kebudayaan

Letak Aceh yang strategis menyebabkan perdagangannya maju pesat. Dengan

demikian, kebudayaan masyarakatnya juga makin bertambah maju karena sering

berhubungan dengan bangsa lain. Contohnya, yaitu tersusunnya hukum adat yang

dilandasi ajaran Islam yang disebut Hukum Adat Makuta Alam.

Dengan hukum adat Makuta Alam itulah, sehingga tata kehidupan dan segala

aktivitas masyarakat Aceh didasarkan pada aturan Islam. Dengan demikian, keadaan

Aceh seolah-olah identik dengan Mekah, Arab Saudi. Atas dasar itulah, Aceh mendapat

julukan Serambi Mekah.

D. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Bidang perdagangan yang maju menjadikan Aceh makin makmur. Setelah Sultan

Ibrahim dapat menaklukkan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh makin bertambah

makmur dan menjadi sumber komoditas lada dan emas. Dengan kekayaan melimpah,

Aceh mampu membangun angkatan bersenjata yang kuat.

E. Kemunduran Kerajaan Aceh

Kemunduran Kerajaan Aceh ketika itu disebabkan oleh hal-hal sebagai-berikut:

1. Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis di Malaka pada tahun 1629 M.

2. Tokoh pengganti Iskandar Muda tidak secakap pendahulunya.

3. Permusuhan yang hebat di antara kaum ulama yang menganut ajaran berbeda.

4. Daerah-daerah yang jauh dari pemerintahan pusat melepaskan diri dengan Aceh.

5. Pertahanan Aceh lemah sehingga bangsa-bangsa Eropa lainnya berhasil

mendesak dan menggeser daerah-daerah perdagangan Aceh. Akibatnya perekonomian

semakin melemah.

5

Page 6: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

KERAJAAN DEMAK

A. Awal Perkembangan Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak

sebelumnya merupakan daerah vasal atau bawahan dari Majapahit. Daerah ini diberikan

kepada Raden Patah, keturunan Raja Majapahit yang terakhir.

Ketika kekuasaan kerajaan Majapahit melemah, Raden Patah memisahkan diri

sebagai bawahan Majapahit pada tahun 1478 M. Dengan dukungan dari para bupati,

Raden Patah mendirikan kerajaan Islam Demak dengan gelar Senopati Jimbung

Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Sejak saat itu, kerajaan

Demak berkembang menjadi kerajaan maritim yang kuat. Wilayahnya cukup luas, hampir

meliputi sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Sementara itu, daerah pengaruhnya sampai

ke luar Jawa, seperti ke Palembang, Jambi, Banjar, dan Maluku.

F. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Pada tahun 1507 M, Raja Demak pertama, Raden Patah mangkat dan digantikan

oleh putranya Pati Unus. Pada masa pemerintahan Pati Unus, Demak dan Portugis

bermusuhan, sehingga sepanjang pemerintahannya, Pati Unus hanya memperkuat

pertahanan lautnya, dengan maksud agar Portugis tidak masuk ke Jawa. Setelah mangkat

pada tahun 1521, Pati unus digantikan oleh adiknya Trenggana. Setelah naik takhta,

Sultan Trenggana melakukan usaha besar membendung masuknya portugis ke Jawa Barat

dan memperluas kekuasaan Kerajaan Demak.

Beliau mengutus Faletehan beserta pasukannya untuk menduduki Jawa Barat.

Dengan semangat juang yang tinggi, Faletehan berhasil menguasai Banten dan Sunda

Kelapa lalu menyusul Cirebon. Dengan demikian, seluruh pantai utara Jawa akhirnya

tunduk kepada pemerintahan Demak. Faletehan kemudian diangkat menjadi raja di

Cirebon. Pasukan demak terus bergerak ke daerah pedalaman dan berhasil menundukkan

Pajang dan Mataram, serta Madura. Untuk memperkuat kedudukannya, Sultan Trenggana

melakukan perkawinan politik dengan Bupati Madura, yakni mengawinkan Putri Sultan

Trenggana dengan Putra Bupati Madura, Jaka Tingkir. Sultan Trenggana mangkat pada

tahun 1546 M.

6

Page 7: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

Mangkatnya Beliau menimbulkan kekacauan politik yang hebat di Demak. Negara

bagian banyak yang melepaskan diri, dan para ahli waris Demak juga saling berebut tahta

sehingga timbul perang saudara dan muncullah kekuasaan baru, yakni Kerajaan Pajang.

G. Aspek Kehidupan Sosial dan Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan

diatur dengan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Hasil

kebudayaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Seperti ukir-

ukiran Islam dan berdirinya Masjid Agung Demak yang masih berdiri sampai sekarang.

Masjid Agung tersebut merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.

H. Aspek Kehidupan Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, Demak berperan penting karena mempunyai daerah

pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Selain

itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain beras, madu, dan

lilin.

E. Keruntuhan Kerajaan Demak

Keruntuhan Kerajaan Demak disebabkan karena pembalasan dendam yang

dilakukan oleh Ratu Kalinyamat yang bekerja sama dengan Bupati Pajang Hadiwijaya

(Jaka Tingkir). Mereka berdua ingin menyingkirkan Aria Penansang sebagai pemimpin

Kerajaan Demak karena Aria Penansang telah membunuh suami dan adik suami dari Ratu

Kalinyamat. Dengan tipu daya yang tepat mereka berhasil meruntuhkan pemerintahan

dari Bupati Jipang yang tidak lain adalah Aria Penansang. Aria Penansang sendiri

berhasil dibunuh Sutawijaya. Sejak saat itu pemerintahan Demak pindah ke Pajang dan

tamatlah riwayat Kerajaan Demak.

7

Page 8: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

KERAJAAN BANTEN

A. Awal Perkembangan Kerajaan Banten

Semula Banten menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Rajanya (Samiam)

mengadakan hubungan dengan Portugis di Malaka untuk membendung meluasnya

kekuasaan Demak. Namun melalui, Faletehan, Demak berhasil menduduki Banten, Sunda

Kelapa, dan Cirebon. Sejak saat itu, Banten segera tumbuh menjadi pelabuhan penting

menyusul kurangnya pedagang yang berlabuh di Pelabuhan Malaka yang saat itu dikuasai

oleh Portugis.

Pada tahun 1552 M, Faletehan menyerahkan pemerintahan Banten kepada

putranya, Hasanuddin. Di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552-1570 M),

Banten cepat berkembang menjadi besar. Wilayahnya meluas sampai ke Lampung,

Bengkulu, dan Palembang.

I. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Raja Banten pertama, Sultan Hasanuddin mangkat pada tahun 1570 M dan

digantikan oleh putranya, Maulana Yusuf. Sultan Maulana Yusuf memperluas daerah

kekuasaannya ke pedalaman. Pada tahun 1579 M kekuasaan Kerajaan Pajajaran dapat

ditaklukkan, ibu kotanya direbut, dan rajanya tewas dalam pertempuran. Sejak saat itu,

tamatlah kerajaan Hindu di Jawa Barat.

Pada masa pemerintahan Maulana Yusuf, Banten mengalami puncak kejayaan.

Keadaan Banten aman dan tenteram karena kehidupan masyarakatnya diperhatikan,

seperti dengan dilaksanakannya pembangunan kota. Bidang pertanian juga diperhatikan

dengan membuat saluran irigasi.

Sultan Maulana Yusuf mangkat pada tahun 1580 M. Setelah mangkat, terjadilah

perang saudara untuk memperebutkan tahta di Banten. Setelah peristiwa itu, putra Sultan

Maulana Yusuf, Maulana Muhammad yang baru berusia sembilan tahun diangkat

menjadi Raja dengan perwalian Mangkubumi.

Masa pemerintahan Maulana Muhammad berlangsung tahun 1508-1605 M.

Kemudian digantikan oleh Abdulmufakir yang masih kanak-kanak didampingi oleh

Pangeran Ranamenggala. Setelah pangeran Rana Menggala wafat, Banten mengalami

kemunduran.

8

Page 9: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

J. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Banten tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai karena

menghasilkan lada dan pala yang banyak. Pedangang Cina, India, gujarat, Persia, dan

Arab banyak yang datang berlabuh di Banten. Kehidupan sosial masyarakat Banten

dipengaruhi oleh sistem kemasyarakatan Islam. Pengaruh tersebut tidak terbatas di

lingkungan daerah perdagangan, tetapi meluas hingga ke pedalaman.

K. Kemunduran Kerajaan Banten

Penyebab kemunduran Kerajaan Banten berawal saat mangkatnya Raja Besar

Banten Maulana Yusuf. Setelah mangkatnya Raja Besar terjadilah perang saudara di

Banten antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan Banten. Sejak saat itu

Banten mulai hancur karena terjadi peang saudara, apalagi sudah tidak ada lagi raja yang

cakap seperti Maulana Yusuf.

KERAJAAN MATARAM ISLAM

A. Awal Perkembangan Kerajaan Mataram Islam

Pada waktu Sultan Hadiwijaya berkuasa di Pajang, Ki Ageng Pemanahan dilantik

menjadi Bupati di Mataram sebagai imbalan atas keberhasilannya membantu menumpas

Aria Penangsang. Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan diambil anak angkat oleh

Sultan Hadiwijaya. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575 M, Sutawijaya

diangkat menjadi bupati di Mataram. Setelah menjadi bupati, Sutawijaya ternyata tidak

puas dan ingin menjadi raja yang menguasai seluruh Jawa, sehingga terjadilah

peperangan sengit pada tahun 1528 M yang menyebabkan Sultan Hadiwijaya mangkat.

Setelah itu terjadi perebutan kekuasaan di antara para Bangsawan Pajang dengan pasukan

Pangeran Pangiri yang membuat Pangeran Pangiri beserta pengikutnya diusir dari Pajang,

Mataram. Setelah suasana aman, Pangeran Benawa (putra Hadiwijaya) menyerahkan

takhtanya kepada Sutawijaya yang kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke

kotagede pada tahun 1568 M. Sejak saat itu berdirilah Kerajaan Mataram.

L. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Dalam menjalankan pemerintahannya, Sutawijaya, Raja Mataram banyak

menghadapi rintangan. Para bupati di pantai utara Jawa seperti Demak, Jepara, dan Kudus

9

Page 10: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

yang dulunya tunduk pada Pajang memberontak ingin lepas dan menjadi kerajaan

merdeka. Akan tetapi, Sutawijaya berusaha menundukkan bupati-bupati yang

menentangnya dan Kerajaan Mataram berhasil meletakkan landasan kekuasaannya mulai

dari Galuh (Jabar) sampai pasuruan (Jatim).

Setelah Sutawijaya mangkat, tahta kerajaan diserahkan oleh putranya, Mas Jolang,

lalu cucunya Mas Rangsang atau Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung,

muncul kembali para bupati yang memberontak, seperti Bupati Pati, Lasem, Tuban,

Surabaya, Madura, Blora, Madiun, dan Bojonegoro.

Untuk menundukkan pemberontak itu, Sultan Agung mempersiapkan sejumlah

besar pasukan, persenjataan, dan armada laut serta penggemblengan fisik dan mental.

Usaha Sultan Agung akhirnya berhasil pada tahun 1625 M. Kerajaan Mataram berhasil

menguasai seluruh Jawa, kecuali Banten, Batavia, Cirebon, dan Blambangan. Untuk

menguasai seluruh Jawa, Sultan Agung mencoba merebut Batavia dari tangan Belanda.

Namun usaha Sultan mengalami kegagalan.

M. Aspek Kehidupan Sosial

Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan

hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan

Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian

diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib,

naid, dan surantana yang bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang

pengadilan, dalam istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan

istana.

Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang

dinamakan anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk.

N. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan

Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini

menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang

berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah

pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan

penting bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram.

Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram berupa seni tari,

pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah Upacara Kejawen

yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam.

10

Page 11: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

Di samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan karya sastra

yang cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari hukum

Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam.

O. Kemunduran Mataram Islam

Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia

dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi

rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.

KERAJAAN MAKASSAR

A. Awal Perkembangan Kerajaan Makassar

Di Sulawesi Selatan pada awal abad ke-16 terdapat banyak kerajaan, tetapi yang

terkenal adalah Gowa, Tallo, bone, Wajo, Soppeng, dan Luwu. Berkat dakwah dari Datuk

ri Bandang dan Sulaeman dari Minangkabau, akhirnya Raja Gowa dan Tallo masuk Islam

(1605) dan rakyat pun segera mengikutinya.

Kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya dapat menguasai kerajaan lainnya. Dua kerajaan

itu lazim disebut Kerajaan Makassar. Dari Makasar, agama Islam menyebar ke berbagai

daerah sampai ke Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Makassar merupakan salah satu kerajaan Islam yang ramai akan pelabuhannya. Hal ini,

karena letaknya di tengah-tengah antara Maluku, Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan

Malaka.

P. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Kerajaan Makassar mula-mula diperintah oleh Sultan Alauddin (1591-1639

M). Raja berikutnya adalah Muhammad Said (1639-1653 M) dan dilanjutan oleh

putranya, Hasanuddin (1654-1660 M). Sultan Hasanuddin berhasil memperluas daerah

kekuasaannya dengan menundukkan kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Selatan,

termasuk Kerajaan Bone.

VOC setelah mengetahui Pelabuhan Makassar, yaitu Sombaopu cukup ramai dan

banyak menghasilkan beras, mulai mengirimkan utusan untuk membuka hubungan

dagang. Setelah sering datang ke Makassar, VOC mulai membujuk Sultan Hasanuddin

11

Page 12: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

untuk bersama-sama menyerbu Banda (pusat rempah-rempah). Namun, bujukan VOC itu

ditolak.

Setelah peristiwa itu, antara Makassar dan VOC mulai terjadi konflik. Terlebih lagi

setelah insiden penipuan tahun 1616. Pada saat itu para pembesar Makassar diundang

untuk suatu perjamuan di atas kapal VOC, tetapi nyatanya malahan dilucuti dan terjadilah

perkelahian yang menimbulkan banyak korban di pihak Makassar. Keadaan meruncing

sehingga pecah perang terbuka. Dalam peperangan tersebut, VOC sering mengalami

kesulitan dalam menundukkan Makassar. Oleh karena itu, VOC memperalat Aru Palakka

(Raja Bone) yang ingin lepas dari kerajaan Makassar dan menjadi kerajaan merdeka.

Q. Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan

Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan maritim. Hasil perekonomian

terutama diperoleh dari hasil pelayaran dan perdagangan. Pelabuhan Sombaupu

( Makassar ) banyak didatangi kapal-kapal dagang sehingga menjadi pelabuhan transit

yang sangat ramai. Dengan demikian, masyarakatnya hidup aman dan makmur.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Raja dibantu oleh Bate Salapanga (Majelis

Sembilan) yang diawasi oleh seorang paccalaya (hakim). Sesudah sultan, jabatan

tertinggi dibawahnya adalah pabbicarabutta (mangkubumi) yang dibantu oleh tumailang

matoa dan malolo. Panglima tertinggi disebut anrong guru lompona tumakjannangan.

Bendahara kerajaan disebut opu bali raten yang juga bertugas mengurus perdagangan dan

hubungan luar negeri. Pejabat bidang keagamaan dijabat oleh kadhi yang dibantu imam,

khatib, dan bilal.

Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Makassar adalah keahlian

masyarakatnya membuat perahu layar yang disebut pinisi dan lambo.

D. Kemunduran Kerajaan Makassar

Kemunduran Kerajaan Makassar disebabkan karena permusuhannya dengan VOC

yang berlangsung sangat lama. Ditambah dengan taktik VOC yang memperalat Aru

Palakka ( Raja Bone) untuk mengalahkan Makassar. Kebetulan saat itu Kerajaan

Makassar sedang bermusuhan dengan Kerajaan Bone sehingga Raja Bone setuju bekerja

sama dengan VOC.

12

Page 13: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

KERAJAAN TERNATE

A. Awal Perkembangan Kerajaan Ternate

Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Ibu kota Kerajaan

Ternate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate, di Maluku juga

telah berdiri kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan di

Maluku, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak dikunjungi oleh

pedagang, baik dari Nusantara maupun pedagang asing.

R. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan

Raja Ternate yang pertama adalah Sultan Marhum (1465-1495 M). Raja berikutnya

adalah putranya, Zainal Abidin. Pada masa pemerintahannya, Zainal Abidin giat

menyebarkan agama Islam ke pulau-pulau di sekitarnya, bahkan sampai ke Filiphina

Selatan. Zainal Abidin memerintah hingga tahun 1500 M. Setelah mangkat, pemerintahan

di Ternate berturut-turut dipegang oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan

Baabullah. Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mengalami

puncak kejayaannya. Wilayah kerajaan Ternate meliputi Mindanao, seluruh kepulauan di

Maluku, Papua, dan Timor. Bersamaan dengan itu, agama Islam juga tersebar sangat luas.

S. Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan

Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada

abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang asing datang ke

Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras untuk ditukarkan dengan rempah-

rempah. Ramainya perdagangan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan

Kerajaan Ternate sehingga dapat membangun laut yang cukup kuat.

Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Ternate dalam kehidupan sehari-

harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Hairun

dari Ternate dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan

mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an. Hasil kebudayaan yang cukup

menonjol dari kerajaan Ternate adalah keahlian masyarakatnya membuat kapal, seperti

kapal kora-kora.

T. Kemunduran Kerajaan Ternate

Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan

Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang bertujuan untuk

13

Page 14: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Ternate dan

Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka

kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan

Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk

Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan

Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk

organisasi yang kuat.

KERAJAAN TIDORE

A. Awal Perkembangan Kerajaan Tidore

Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja

Ternate dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqal yang naik tahta pada

tahun 1081 M. Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang

dibawa oleh Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin

bersedia masuk Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab.

U. Aspek Kehidupan Politik dan Kebudayaan

Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku

(1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama

melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir dari Tidore dan

Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang biasa.

Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate

tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga

kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi

Pulau Seram, Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Pengganti Sultan

Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat

menjajah kembali.

14

Page 15: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

V. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial

Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam kehidupan sehari-

harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Nuku

dari Tidore dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan

mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an.

Kerajaan Tidore terkenal dengan rempah-rempahnya, seperti di daerah Maluku.

Sebagai penghasil rempah-rempah, kerajaan Tidore banyak didatangi oleh Bangsa-bangsa

Eropa. Bangsa Eropa yang datang ke Maluku, antara lain Portugis, Spanyol, dan Belanda.

W. Kemunduran Kerajaan Tidore

Kemunduran Kerajaan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan

Ternate yang dilakukan oleh bangsa asing ( Spanyol dan Portugis ) yang bertujuan untuk

memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan

Ternate sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka

kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan

Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk

Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan

Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk

organisasi yang kuat.

15

Page 16: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

Benda Peninggalan Bersejarah pada Masa Islam

Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian

diteruskan ke daerah pedalaman. Agama Islam disebarluaskan oleh para ulama atau

penyebar ajaran Islam. Perkembangan agama Islam diiringi dengan munculnya kerajaan-

kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan-kerajaan tersebut meninggalkan berbagai

peninggalan sejarah.

1. Masjid

Masjid merupakan bangunan yang digunakan oleh umat Islam untuk beribadah.

Setelah masuknya agama Islam di Indonesia, bangunan masjid banyak didirikan di

Indonesia.

Masjid-masjid kuno di Indonesia memiliki ciri sebagai berikut.

Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil

dan tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil misalnya 1, 3, atau

5. Biasanya ditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan akan keruncingannya

yang disebut Mustaka.

Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada di luar

Indonesia atau yang ada sekarang. Masjid kuno biasanya dilengkapi dengan

kentongan atau bedug untuk menyerukan azan atau panggilan salat.

Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau bahkan

didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat dengan makam.

Contoh masjid kuno adalah Masjid Agung Demak, Masjid Gunung Jati di Cirebon,

dan Masjid Kudus. Apakah di daerahmu terdapat bangunan masjid kuno? Kalau ada,

apakah ciri-cirinya, sesuai dengan uraian dalam buku ini?

2. Makam

Makam merupakan tempat dikuburkannya orang yang telah meninggal dunia. Bagi

umat beragama Islam, orang yang telah meninggal harus segera dikubur. Ciri-ciri makam

kuno yang ada di Indonesia antara lain:

Makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang keramat.

Makam terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan jirat atau kijing, nisannya

juga terbuat dari batu.

16

Page 17: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

Di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan cungkup atau

kubba.

Makam dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan antara makam

dengan makam lain atau kelompok-kelompok makam. Bentuk gapura tersebut ada

yang berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang berbentuk candi

bentar (tidak beratap dan tidak berpintu).

Di dekat makam biasanya dibangun masjid. Sehingga disebut masjid makam dan

biasanya makam tersebut adalah makam para wali atau raja.

3. Kesenian

Tradisi Islam tidak menggambarkan bentuk manusia atau hewan. Seni ukir relief yang

menghias masjid atau makam Islam berupa sulur tumbuh-tumbuhan. Tersebarnya agama

Islam ke Indonesia berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan. Masyarakat mulai

mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan Arab Melayu. Tulisan Arab Melayu

biasanya dikenal dengan istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk

menuliskan bahasa Melayu.

Huruf Arab juga berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan

sebagai motif hiasan ataupun ukiran dan gambar wayang.

Sedangkan seni sastra yang berkembang pada awal periode Islam adalah seni sastra

yang berasal dari perpaduan sastra pengaruh Hindu-Buddha dan sastra Islam yang banyak

mendapat pengaruh Persia. Bentuk seni sastra yang berkembang antara lain:

Hikayat yaitu cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah.

Hikayat ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam

bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa). Contoh hikayat yang terkenal yaitu

Hikayat 1001 Malam.

Babad adalah kisah rekaan pujangga keraton yang sering dianggap sebagai peristiwa

sejarah. Contohnya Babad Tanah Jawi.

Suluk adalah kitab yang membentangkan soal-soal tasawuf, contohnya Suluk Sukarsa,

Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang.

Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat dengan suluk karena berbentuk kitab

yang berisi ramalan-ramalan.

Bentuk kesenian yang lain adalah seni suara dan seni tari. Seni suara pengaruh

tradisi Islam antara lain azan, qiraah, dan kasidah. Azan adalah seruan untuk mengajak

17

Page 18: Perkembangan Sejarah Kerajaan Islam Di Indonesia

orang melakukan salat. Qiraah merupakan seni baca Alquran secara indah. Sedangkan

kasidah adalah nyanyian pujian kepada Tuhan. Perkembangan seni tari yang mengandung

unsur Islam adalah Tari

Seudati dari Aceh.

18