sejarah keperawatan
-
Upload
annisa-succi-utami -
Category
Documents
-
view
43 -
download
0
description
Transcript of sejarah keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tenaga keperawatan sebagai salah satu peran dalam bidang pelayanan kesehatan,
selalu berkontribusi aktif dalam upaya pelayanan kesehatan sejak dulu hingga kini. Para
perawat terus mengembangkan dan mempelajari cara-cara terbaik untuk membantu
setiap pasiennya. Dimulai sejak banyaknya keterbatasan, hingga saat ini dengan adanya
berbagai teknologi yang semakin canggih. Contohnya, pada awal berkembangnya
keperawatan, saat Perang Crimean, Florence Nightingale mempelajari dan
memperbaiki metode sanitasi lingkungan perang dan berhasil mengurangi angka
kematian dan infeksi berbagai penyakit. Profesi keperawatan saat ini pun, terus
berusaha mengembangkan kualitas yang ada dan senantiasa berpedoman terhadap kode
etik, sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Sejarah keperawatan adalah pengetahuan yang menggambarkan perubahan dan
kemajuan di bidang keperawatan sejak zaman dulu sampai sekarang. Pengetahuan
mengenai sejarah profesi perawat akan meningkatkan kemampuan untuk memahami
sisi sosial dan intelektual dari disiplin ilmu ini. Oleh karena itu, sebagai seorang
mahasiswa keperawatan tentu sangat penting untuk mengetahui sejarah berkembangnya
keperawatan, baik yang terjadi di dunia, maupun yang ada di Indonesia. Dengan
demikian, diharapkan mahasiswa dapat lebih mengenal profesi keperawatan sehingga
bisa mencapai kesuksesan dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah keperawatan di dunia?
2. Bagaimana sejarah keperawatan di Indonesia
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah keperawatan dalam ruang lingkup internasional/dunia.
2. Mengetahui keperawatan dalam ruang lingkup nasional/Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Keperawatan di Dunia
Pengaruh awalPada masa lampau masyarakat cenderung menghuungkan penyakit dengan hukuman
atas dosa atau dimasuki roh jahat. Asuhan terhadap individu yang sakit dibahas dalam
alkitab, talmud dan teks kun lain. Pada tahun 500M, masyarakat Yunani yang telah maju
mulai mengenal penyebab penyakit selain hukuman dari Tuhan atau dimasuki roh jahat.
Pengaruh HippocratesSalah stau tokoh awal yang luar biasa dalam dunia kedokteran adalah Hippocrates yang
lahir pada 460 SM di Yunani beliau dikenal sebagai “Bapak Kedokteran”. Dengan
menekankan pentingnya merawat individu secara utuh (layanan Kesehatan Holistik), beliau
membantu membentuk pondasi untuk perawat dan kedokteran. Hal yang relatif tidak
berubah sejak awal adalah konsep bahwa perawat harus mengetahui klien secara utuh.
Roman MatronsSejarah keperawatan yang pertama kali tercatat dimulai dengan wanita dalam Alkitab
yang merawat individu yang sakit dan cedera. Sebagai contoh, Phoebe, yang disebut dalam
Surat Bangsa Roma (58 M) diketahui sebagai diaken wanita dan perawat kunjungan rumah
pertama.
Fabiola, seorang wanita Romawi berjasa dalam memengaruhi dan mendanai
pemvangunan rumah sakit bebas biaya pertama di Roma pada 390 M. Saint Marcella
mengubah rumahnya yang asri menjadi sebuah biara. Sanit paula berjasa dalam membangun
penginapan dan rumah sakit untuk meawat para peziarah yang melakukan perjalanan ke
Jerusalem. Saint Helena, ibu Kaisar Roma Costantine, berjasa dalam membangun fasilitas
gerontologi atau panti wreda pertama.
2.1.1 Zaman Purba
Pada zaman ini orang percaya bahwa sesuatu yang ada di bumi mempunyai suatu
kekuatan mistik yang dapat memengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini biasa
disebut animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan oleh
kekuatan alam atau pengaruh kekuatan gaib seperti batu besar, gunung tinggi, pohon
2
besar, sungai besar. Jiwa yang baik membawa kesehatan, jika yang jahat membawa
kesakitan dan kematian (Calor, taylor, Lilis & Lemone,1997). Peran perawat adalah
sebagai ibu yang merawat keluarganya yang sakit dengan memberikan perawatan fisik
dengan memberikan perawatan fisik dan memberikan obat dari tumbuh-tumbuhan.
2.1.2 Zaman Keagamaan
Pada zaman ini, kuil menjadi pusat perawatan medis sebab orang percaya bahwa
penyakit disebabkan oleh dosa dan kutukan Tuhan. Pemimpin agama dijunjung tinggi
sebagai tabib, perawat dianggap sebagai budak dan mendapat penghargaan yang rendah
karena pekerjaannya didasarkan perintah dari pempimpin agama yang berperan sebagai
tabib.
2.1.3 Permulaan Masehi
Pada permulaan masehi, agama Kristen mulai berkembang. Pada masa ini
keperawatan mengalami kemajuan yang berarti seiring dengan kepesatan
perkembangan agama Kristen. Organisasi wanita pertama yang dibentuk pada saat itu
dinamakan Deaconesses, mengunjungi orang-orang sakit dan anggota keagamaan laki-
laki memberikan perawatan serta mengubur orang mati. Pada perang salib perawat laki-
laki dan perempuan bertugas merawat orang-orang yang luka dalam peperangan
tersebut.
Kemajuan profesi keperawatan pada masa ini juga terlihat jelas dengan berdirinya
rumah sakit terkenal di Roma yang bernama Monastik hospital. Rumah sakit ini
dilengkapi dengan fasilitas bangsal-bangsal perawatan untuk merawat orang sakit serta
bangsal-bangsal lain sebagai tempat merawat orang cacat, miskin dan yatim piatu.
Seperti halnya di Eropa, pada pertengahan abad VI masehi keperawatan juga
berkembang di benua Asia. Tepatnya di timur tengah seiring dengan perkembangan
agama Islam. Tokoh keperawatan yang terkenal di dunia Arab pada masa ini adalah
Rufaidah.
2.1.4 Permulaan Abad XVI
Struktur dan orientasi masyarakat berubah dari orientasi keagamaan menjadi
orientasi pada kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan alam, serta perkembangan
pengetahuan. Akibatnya banyak gereja dan tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini
digunakan oleh ordo-ordo keagamaan untuk merawat orang sakit. Kondisi ini sangat
3
berpengaruh terhadap perkembangan keperawatan. Untuk memenuhi kebutuhan
perawat, wanita yang pernah melakukan kejahatan dan telah berobat dapat diterima
bekerja sebagai perawat. Akibat reputasi yang jelek ini, perawat menerima gaji yang
rendah dengan jam kerja lama pada kondisi yang buruk (Taylor C.,dkk, 1989).
2.1.5 Masa Sebelum Perang Dunia II
Florence Nightingale (1820-1910) merupakan tokoh pembaharu perawatan pada
saat itu dan bahkan sering disebut Ibu Perawatan. Berbekal kepercayan yang sudah ia
dapatkan dalam perang Krimea, Nightingale membuka sekolah keperawatan pertama di
luar rumah sakit pada tahun 1860. Namun, secara menyeluruh perkembangan perawat
dari zaman Florence Nightingale sampai pecah perang dunia II dinilai sangat kecil atau
hampir tidak ada perubahan. Oleh karena itu, masa ini sering disebut sebagai masa
pemeliharaan.
Sekolah Keperawatan pertama di Amerika
Pengaruh sekolah Florence Nightingale dan Kaiserswerth mluas ke Ameika Serikat
ketika Pastor datang ke Pittsburgh, Pennsylvania, dengan emapt diaken perawat. Pada tahun
1849, ia terlibat dengan Pittshburgh Infimary (Rumah sakit Pertama Amerika Serikat),
Pittshburgh Infimary merupakan sekolah keperawatan riil pertama di Amerika Serikat.
Pada 1873, 3 program keperawatan berdasarkan rencana Nighjtingale secara resmi
didirikan. Belleve Hosital School of Nursing di New York;Connecticut Training School di
New Haven;Boston Training School di Massachusetts General Hospital.
Riwayat Pendidikan Keperawatan Praktik
Keperawatan praktik yang juga dikenal sebagai keperaatan vokasional, telah ada selama
beberapa tahun. Wanita sering kali merawat individu lain dan menyebut diri mereka sebagai
perawat praktik. Akan tetapi, pendidikan formal dalama keperawatan praktik baru ada setelah
tahun 1890-an.
Ballard School, pada tahun 1892, Young Women’s Christian Association (YWCA)
membuka sekolah keperawatan praktik pertama di Amerika Serikat, tepatnya di
Brooklyn,New York. Kemudian,sekolah tersebut dinamakan Ballard School karena Lucinda
Ballard menjadi penyandang dana sekolah ini.Ballard School ditutup pada tahun 1949 akibat
reorganisasi YWCA.
4
Thompson Practical Nursing School. Richard Bradley, merupakan pria berjiwa sosial
dan menetapkan bahwa penduduk setempat membutuhkan layanan keperawatan. Pada tahun
1907, ia menggunakan sebagian uang Thompson untuk mendirikan Thompson Practical
Nursing School di Brattleboro,Vermont.
Houshold Nursing School. Pada tahun 1918, Household Nursing Association School
of Attendant Nursing dibuka. Sekolah ersebut kemudian diubah nama menjadi Shepard Gill
School of Practical Nursing untuk menghormati Katherine Shepard Dodge, direktur
pertama.sekolah ini berlangsung hingga tahun 1984.
Pendidikan Keperawatan Tingkat Perguruan Tinggi
Pada tahun 1907, Mary Adelaide Nutting (1858-1947) dan Isabel Robb berperan
penting dalam mendirikan program keperawatan berbasis perguruan tinggi pertama Teahers
College of Columbia University. Pada tahun 1909, Universitas Minnesota menyelenggarakan
program kontinu pertama untuk mendidik perawat tingkat universitas.dan pada tahun 1919
program tersebut mencapai tingkat sarjana.
Padatahun 1917, Amerika Serikat mengeluarkan Smith Hughes Act. Dana yang
dikumpulkan dari Smith Hughes Act digunakan untuk mendorong edukasi masyarakat dan
vokasional-teknikal. Pada tahun 1919, program keperawatan berbasis sekolah vokasional
dibuka di Minneapolis pada Minneapolis Vocational High School.
2.1.6 Masa Selama Perang Dunia II
Timbulnya penyakit akibat perang, menyebabkan dibutuhkannya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan tenaga medis maupun perawat.
2.1.7 Masa Setelah Perang Dunia II
Dalam dekade ini telah dilancarkan perjuangan untuk pengakuan keperawatan
sebagai profesi. Lucille Brown (1948) menulis sebuah laporan tentang pengakuan
perawat sebagai profesi merupakan titik tolak yang besar untuk kehidupan perawat dan
profesi perawat. Terdapat kebijakan Negara tentang peraturan sekolah perawat.
2.1.8 Periode tahun 1950
Pada masa ini keperawatan sudah mulai menunjukkan perkembangan khususnya
penataan pada sistem pendidikan. Hal tersebut terbukti di negara Amerika sudah
dimulai pendidikan setingkat master dan doktoral. Kemudian penerapan proses
5
keperawatan sudah mulai dikembangkan dengan memberikan pengertian bahwa
perawatan adalah suatu proses, yang dimulai dari pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2.2 Sejarah Keperawatan di Indonesia
2.2.1 Sebelum Kemerdekaan sampai tahun 1963
Pada masa sebelum penjajahan, pelayanan kesehatan pada upaya kuratif. Rumah
sakit baik yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda maupun oleh swasta sebagai
berikut:
a. Terekat CB membuka komunitas dan berkarya di Ganjuran Yogyakarta
b. Balai pengobatan di sorong Papua
Pada Tahun 1929 terjadi krisis moneter yang mengabitkan ditutupnya semua
pabrik gula di Ganjuran Yogyakarta. Sementara itu pabrik Godangsaliro tidak
mengalami krisis tersebut, maka keuntungan tersebut dijadikan sebuah modal
untuk membangun Sekolah Dasar.
Tahun 1920 ketika pulang dari Belanda, Bapak Schmuther membawa Caroline
Van de Ryckevousee (istrinya) yang memiliki sifat semangat merawat dan melayani
rakyat kecil. Caroline adalah seorang perawat lulusan Belanda. Saat di Indonesia, ia
mendirikan poliklinik di garasi rumahnya yang dibantu oleh orang Indonesia yaitu
Ignasia Waginem Padwajatiwana.
Tahun 1929 keuntungan pabrik gula tersebut dipakai untuk membangun
rumah sakit Pantirapih di Yogyakarta. Dan tahun 1930, saat ia berulang tahun, ia
meminta hadiah kepada suaminya untuk mendirikan Rumah Sakit yang berkapasitas 30
kasur di Gondangsaliro yang diberi nama rumah sakit St. Elizabeth. Untuk
menjalankan kegiatan di rumah sakit tersebut, Ibu Caroline mengirim surat ke
pimpinan Terekat CB agar mengutus anggotanya untuk bekerja di Ganjuran. Rumah
Sakit St. Elizabeth Ganjuran saat ini telah direnovasi setelah kerusakan akibat gempa di
Yogyakarta tahun 2008 lalu.
Selain itu pendidikan formal keperawatan pada periode ini sangat bervariasi
sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan masing-masing rumah sakit dan masing –
masing daerah. Persyaratan masuk pendidikan kerperawatan harus lulusan SMP baru
6
dimulai tahun 1953. Untuk memenuhi kebutuhan keperawatan, Departemen Kesehatan
membuka instuti pendidikan guru di Bandung dengan nama” Sekolah Guru Perawat”
pada tanggal 12 Mei 1952.
Berikut ini Pembukaan Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Keperawatan
sampai dengan periode tahun 1963
Tahun Rumah Sakit Pendidikan/Latihan Keperawatan
Keterangan
1820 Latihan mantra cacar Lulusan SR ±6-12 bulan
1826/1827 Lulusan SR ± 18 bulan
1875 RS Jiwa Cilendek Bogor1879 RS PGI Cikini Batavia1894 RS Jiwa Lawang Malang1906 Sekolah Juru Rawat SD ± 4 th di RS
Cikini1912 Stadsverband di Glodok Sekolah Juru Kesehatan SD ±1 th di
Stadverland Glodok1918 Stadverband menjadi CBZ1923 RS Jiwa Magelang1926 Verpeleiter Rs. St. Borromeus
Bandung1930 Rs. St Elizabeth Sekolah Pembantu
Perawat1940 Kursus Perawat Jiwa di
RS Jiwa MalangSiswa Bangsa Belanda+ Indo
Belanda1950 Kursus Perawat Jiwa di
Rs Jiwa MalangSiswa Bangsa
Indonesia1952 Sekolah Guru Perawat
di BandungLulusan Perawat+ 1
tahun dari satu-satunya di Indonesia
1953 SPR Depkes Bandung, Surabaya dan Medan. SPR di St. Borromeus
Lulus Smp + 3 tahun
1954 SPGR ditambah jurusan SG Bidan dan
Pemelihara Kesehatan Masyarakat
Lulusan Bidan dan Perawat + 1 tahun
1958 Lama pendidikan SPGR,Gbid,PKM.
Ditambah menjadi 2 tahun
7
Pada tahun 1953 sekolah guru perawat Depkes Bandung membuka jurusan baru
ialah Jurusan Guru Bidan dan Pemelihara Kesehatan Masyarakat, sehingga namanya
berganti menjadi Sekolah Lanjutan Perawatan Jurusan Guru Perawat (GPR).
Organisasi profesi Keperawatan pada periode ini bermacam-macam, sesuai
dengan jenis pendidikan yang ada, antara lain :
Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI)
Persatuan Perawat Indonesia (PPI)
Persatuan Perawat Wanita Indonesia (PPWI)
Persatuan Perawat Katolik Indonesia (PPKI)
Persatuan Guru Perawat Indonesia (PGPI)
Ikatan Perawat Indonesia (IPI)
Meskipun semua organisasi menggunakan kata Indonesia, namun sebenarnya semua
organisasi tersebut kecuali PGPI, berada di Bandung.
2.2.2 Tahun 1964 sampai dengan 1982
Dalam Periode ini, masalah kesehatan Indonesia masih sangat kompleks. Dimana
kekurangan gizi banyak terjadi,terutam pada balita dan anak-anak. Penyakit menular
seperti cacar,polio,tuberkulosa,diphtheria,dan pertussis banyak merenggut korban jiwa.
Dengan selesainya kurikulum Akper, maka tahun 1964 Akper Depkes Jakarta
dibuka, dengan mengambil mahasiswa dari lulusan SMA IPA. Dan saat yang
bersamaan St. Corolus membuka Akper serupa lalu diikuti Akper Depkes Bandung,
Makassar, dan Palembang. Pada periode ini juga berlangsung D1.
Pada tahun 1969untuk pertama kali digunakan istilah puskesmas yang dibagi
menjadi puskesmas A,B, dan C. Puskesmas dibuka ditiap Kecamatan di seluruh
Indonesia. Pada tahun 1983 hampir semua perawat (94%) adalah lulusan SPK yang
bekerja di rumah sakit maupun puskesmas.
Perbandingan antara SPK dengan Akper:
Aspek SPK AkperPeserta Didik Lulusan SMP atau PK C/U Lulusan SMA IPALama Pendidikan 3 tahun 3 tahunOrientasi Masyarakat Klinik/ rumah sakit
8
Pada tahun 1965 seiiring dengan maraknya gerakan mahasiswa (KAMI)dan
Pelajar Inonesia (KAPI) bergerak untuk melakukan reformasi pemerintahan orde lama.
Dalam kegiatan pergerakan tersebut, banyak berinteraksi dengan mahasiswa
ITB,UNPAD,IKIP dan akademi kota Bandung lainnya. Dengan tergabungnya peserta
didik sekolah lanjutan tersebut, membuka wawasan bahwa lama pendidikan 2 tahun
tidak berdampak apapun dalam kepegawain mereka. Sehingga mereka menuntut
kepada Depkes RI untuk meningkatkan status pendidikan menjadi akademi. Dan upaya
ini pun berhasil.
Pada tanggal 16-17 Maret 1974 di “Demonstration Room” SPR Depkes RI
mengadakan rapat yang dihadiri oleh perawat perwakilan IPI,PPI,RSHS,SPR,RS
Borromeus, RS Paru Cipaganti, RS Mata Cicendo, AKPER Depkes Bandung. Dan hasil
akhir rapat tersebut adalah membentuk organisasi PPNI. Pada tanggal 15-20 November
diadakan kongres PPNI yang pertama kali, situasi kongres saat itu begitu megah.
Pengurus PB PPNI merasa bangga dan lega karna dapat menyelenggarakan kongres
pertama yang melahirkan PB PPNI untuk periode 1976-1980 dengan damai dan elegan.
2.2.3 Tahun 1983 sampai dengan 1994
Tahun 1983 merupakan tonggak sejarah yang sangat berarti bagi perjalanan
keperawatan Indonesia sebagai satu profesi. Dalam tahun ini telah dilakukan 2 kali
lokakarya untuk membahass arah perkembangan dan pola Pedidikan Tinggi
Keperawatan di Indonesia. Dalam lokarya-lokarya tersebut disepakati bahwa pintu
masuk pembeharuan keperawatan adalah melalu pendidikan, dimana jenjang
pendidikan keperawatan harus berada pada jenjang pendidikan tinggi, oleh karena itu
SPK harus ditutup secara bertahap. Dibentuklah Pokja Keperawatan CHS untuk
memperbaiki pendidikan keperawatan ini.
Proses dersiminasi paradigma,falsafah dan kerangka konsep keperawatan di
lingkungan instusi pendidikan keperawatan tidak mengalami hambatan yang berarti.
Para tim CHS berhasil mengajukan pendapat tersebut kepada fakultas lainnya, dan
mereka akhirya menyetujui untuk menjadikan keperawatan sebagai suatu profesi.
Selanjutnya kelompok CHS bertemu dengan Menti Depkes,pertemuan ini
disambut baik oleh mentri Depkes dan semakin mebuat yakin CHS untuk memajukan
keperawatan di Indonesia. Selanjutnya pertemuan dengan Dirjen Dikti dan Depdikbud
9
membahas tentangdimana dan kapan program S1 Keperawatan perdana akan dibukadan
bagaimana langkah selanjutnya untuk mewujudkan pembukaan program tersebut.
Sebagai langkah awal, kelompok mendapat tugas untuk menetapkan peran, fungsi
dan kompetensi lulusan jenjang pendidikan D3 dan S1 Keperawatan. Setelah
kompetensi selesai dianalis, kelompok sibuk dengan membuat cluster mata pelajaran
dan penghitungan bobot SKS,baik teori,praktikum dan praktik lapangan untuk program
DIII dan S1. Akhirnya pada tanggal 8 Desember 1984 kurikulum DIII disahkan.
Persiapan pembukaan program S1 FK UI diawali dengan pembentukan panitia
persiapan. Proses penyusunan kurikulum sama dengan kurikulum DIII, tetapi jenis
kurikulum ada 2 yaitu untuk program A (lulusan SMU) dan program B (lulusan Akper).
Penerimaan mahasiswa baru pertama di FK UI dilakukan tahun 1985. Karena
keterbatasan pengajar, dikirim pengajar dari WHO untuk menjadi dosen fakultas
keperawatan.
Awal tahun 1920, dosen Akper Depkes dan Akper Padjadjaran Bandungbeserta
para senior keperawatan di Bandung mengadakan perbincangan mengenai kurangnya
dosen yang dibutuhkan untuk mengajar mahasiswa baru keperawan, mengingat lulusan
S3 di Bandung hanya ada 1 orang, S2 Keperawatan ada 5 orang, dan S1 keperawatan
ada 19 orang.
Tanggal 18 dan 19 Mei 1980 dilakukan desiminasi untuk persiapan mendirikan
PSIK di Bandung. Dan Pada tanggal 01 Maret 1994 lahirlah PSIK kedua bumi pertiwi
tentang pembentukan program studi Ilmu Keperawatan FK Unpad.
2.2.4 Tahun 1995 sampai dengan 2008
Keperawatan di Indonesia dalam periode tahun 2000 maju dengan pesat terutama
dalam bidang pendidikan dan organisasi profesi atau organisasi dan tata kerja
keperawatan di Depkes RI.
Program Studi Ilmu Keperawatan FK UI berubah statusnya menjadi Fakultas
Ilmu Keperawatan dengan terbitnya surat keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia no. 0332/0/1995 tentang pembukaan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) dengan dekan pertamanya dari FK-UI (dr.
Azrul Azwar) karena staf dosen tetap Dekan FIK-UI baru dijabat oleh Perawat pada
periode berikutnya yaitu Ibu Dra. Elly Nurachmah, S.Kp., Mapp.Sc.,DN.Sc., RN.
10
Sebelas tahun kemudian, pada tanggal 1 Juni 2005 terbit surat keputusan Menteri
Pendidikan Nasional no 1827/D/T/2005 tentang Pembkaan Fakultas Ilmu Keperawatan
Unpad yang dipimpin oleh perawat (Ibu Helwiyah Ropi). Maka, kemandirian
keperawatan sebagai suatu ilmu telah terwujud.
Pada tahun 1997, lima institusi milik pemerintah (Perguruan Tinggi Negeri)
secara serentak membuka program D IV Perawat Pendidik pada Fakultas Kedokteran
sekaligus sebagai cikal bakal PSIK, karena program D IV hanya bersifat temporer
untuk memenuhi kebutuhan dosen yang dirasakan sangat mendesak. Universitas Negeri
yang mendapatkan kesempatan untuk membuka D IV Perawat Pendidik tersebut
adalah:
1. Universitas Diponegoro dengan SK no 394/Dikti/Kep/1997
2. Universitas Airlangga dengan SK no 395/Dikti/Kep/1997
3. Universitas Hassanudin dengan SK no 396/Dikti/Kep/1997
4. Universitas Sumatera Utara dengan SK no 397/Dikti/Kep/1997
5. Universitas Gadjah Mada dengan SK no 398/Dikti/Kep/1997
Mulai tahun 1998, FIK-UI mulai membuka program pendidikan pascasarjana
(S2). Pada awalnya hanya Program Pascasarjana Manajemen Keperawatan namun
setelah itu dibuka Program Pascasarjana Keperawatan Komunitas dan pendidikan
spesialis berbagai bidang keperawatan.
2.2.5 Periode setelah 2008
Sebagai suatu profesi, keperawatan harus memiliki ciri umum profesi, di
antaranya, pratiknya didasari oleh batang tubuh ilmunya, memiliki pelayanan yang
unik, pendidikan tinggi yang terstandar, terdapat kontrol terhadap standar praktik,
mempunyai tanggung jawab dan tanggung gugat, komitmen anggota terhadap karir,
memliliki fungsi independen dan organisasi profesi yang aktif, kohesif, dan dikenal
masyarakat.
Pada tahun 1989, PP PPNI mulai menggagas draft undang-undang praktik
keperawatan yang terus menerus dikaji dan diperbaiki. Namun, sampai dengan tahun
2008, undang-undang tersebut belum juga disyahkan. Oleh karena itu, pada tanggal 12
Mei 2008, pada hari perawat sedunia, dilakukan perjuangan dengan demo ke gedung
DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/kota seluruh Indonesia oleh Perawat
11
maupun mahasiswa Keperawatan. Akan tetapi, semua perjuangan yang telah dilakukan
tersebut tidak membuat DPR mensahkan undang-undang keperawatan Indonesia.
Demi terwujudnya keperawatan sebagai profesi, tekad, semangat, serta strategi
untuk mewujudkan undang-undang keperawatan selalu dikobarkan. Perjuangan tak
henti dilakukan hingga pada tanggal 25 September 1994, akhirnya RUU Keperawatan
resmi disahkan oleh DPR menjadi undang-undang. Nakah UU Keperawatan
dikeluarkan oleh Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Kesehatan. UU
Keperawatan dengan no 38 tahun 2014 merupakan hadiah terindah perawat Indonesia
setelah berjuang puluhan tahun.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat professional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia
(biologis, psikologis, social, dan spiritual) yang dapat ditujukan kepada individu,
keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat-sakit. Keperawatan ternyata sudah
dikenal sejak manusia ada dan hingga saat ini profesi keperawatan berkembang dengan
pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di
tatanan praktik, dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan
keperawatan yang memberi pengaruh besar terhadap kualitas layanan keperawatan.
Oleh karena itu, perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya
melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan demi memberikan asuhan
keperawatan yang optimal kepada klien.
3.2 Saran
Dari kesimpulan yang ada, setelah memahami sejarah keperawatan di dunia dan
di Indonesia, maka sebagai mahasiswa keperawatan yang nantinya akan menjadi
seorang perawat, harus terus meningkatkan kompetensi diri. Salah satunya melalui
pendidikan keperawatan yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan ilmu
keperawatan seiring zaman.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
Samba, Suharyati. 2009. Perjalanan Keperawatan Indonesia. Bandung: Yayasan Nusantara
Bandung
Rosdahi, Caroline Bunker & Kowalski, Marry T., 2015. Buku Ajar Keperawatan Dasar edisi
10. Jakarta: EGC
14