SEJARAH KELAS X K13

67

Transcript of SEJARAH KELAS X K13

Page 1: SEJARAH KELAS X K13
Page 2: SEJARAH KELAS X K13
Page 3: SEJARAH KELAS X K13

NAMA ANGGOTA :1. ADHITYA EKO SAPUTRO (01)2. ARINI MIFTAQUL JANNAH

(06)3. DARNITI WAHYUNI

(11)4. GALUH HASNA ERA PARAMESTI

(16)5. MAULIKA JUNIA MUSTIKA RANI (21)6. REVY CRISMONA DELIA (26)7. WIDYASTUTI NUR AL AMIN

(31)

Page 4: SEJARAH KELAS X K13

PETA KONSEP

KERAJAAN DI INDONESIA

KerajaanMATARAM

KUNO

KerajaanKEDIRI

Page 5: SEJARAH KELAS X K13

KERAJAAN MATARAM

KUNO

Proses berdirinya

Perkembangan sistem

pemerintah

Sosial dan Budaya

EkonomiPeninggalan-peninggalan

Politik

Page 6: SEJARAH KELAS X K13

KEDIRI

Proses berdirinya

Perkembangan sistem

pemerintahan

Sosial dan Budaya

Politik

Ekonomi

Peninggalan-peninggalan

Page 7: SEJARAH KELAS X K13

PERMASALAHAN :1. Bagaimana proses berdirinya kerajaan Mataram Kuno ?2. Bagaimana perkembangan sistem pemerintahan

kerajaan Mataram Kuno dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi ?

3. Apa sajakah peninggalan-peninggalan dari Kerajaaan Mataram Kuno ?

4. Bagaimana proses berdirinya kerajaan Kediri ?5. Bagaimana perkembangan sistem pemerintahan

kerajaan Kediri dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi ?

6. Apa sajakah peninggalan-peninggalan dari kerajaan Kediri ?

Page 8: SEJARAH KELAS X K13

PROSES BERDIRINYA KERAJAAN MATARAM KUNO

Kerajaan medang atau kerajaan mataram kuno atau kerajaan mataram hindu ini berdiri di jawa tengah pada abad ke – 8, kemudian kerajaan ini berpindah ke Jawa Timur pada abad ke – 10. Istilah kerajaan medang lazim digunakan pada periode Jawa Timur saja, padahal berdasarkan prasasti – prasasti yang ada nama medang sudah dikenal pada masa sebelumnya yaitu periode Jawa Tengah. Sementara itu nama yang lazim dipakai untuk kerajaan medang di Jawa Tengah adalah kerajaan Mataram merujuk pada salah satu daerah ibu kota pada kerajaan ini. Kadang juga untuk membedakan antara kerajaan Mataram Islam yang berdiri pada abad ke – 16 dengan kerajaan Mataram kuno( Mataram Hindu).

Page 9: SEJARAH KELAS X K13

Bhumi Mataram adalah sebutan kota Jogjakarta dan sekitarnya, didaerah inilah diperkirakan berdirinya pertama kali kerajaan Medang, merujuk pada prasasti yang bertuliskan (Rajya Medang I Bhumi Mataram) kemudian lazim dipakai untuk menyebut nama keseluruhan meskipun kerajaan ini tidak selamanya berpusat disana. Sesungguhnya kerajaan ini mengalami beberapa kali perpindahan, bahkan sampai di Jawa Timur. Menurut perkiraan pada masa dinasti Bhumi Mataram (Raja Sanjaya raja pertama kali) kerajaan Mataram terletak di Yogyakarta, kemudian didaerah Kedu, kemudian di daerah tembalang, kemudian pada masa dinasti Watu Galuh kerajaan mataram berada di Jombang Jawa Timur dengan raja Empu Sendok, kemudian terkhir pada dinasti Wwatan sekarang disebut dengan nama Wotan yang terletak didaera Madiun dengan raja Dharmawangsa teguh cicit dari empu sendok. Sebab perpindahan tersebut adalah Menurut teori Van Bammelen, perpindahan istana Medang dari jawa tengah menuju Timur disebabkan oleh letusan Gunung Merapai yang sangat dahsyat.

Page 10: SEJARAH KELAS X K13

PERKEMBANGAN SISTEM KERAJAAN MATARAM KUNO

A. DALAM BIDANG SOSIAL-BUDAYAKehidupan sosial masa Majapahit aman, damai, dan

tentram. Dalam Kitab Negarakertagama disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan terhadap rakyat sangat diperhatikan. Demikian juga peradilan, dilaksanakan secara ketat, siapa yang bersalah dihukum tanpa pandang bulu.

Page 11: SEJARAH KELAS X K13

Dalam kehidupan aman dan teratur maka suatu masyarakat akan mampu menghasilkan karya-karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya Majapahit dapat dibedakan sebagai berikut.1) Candi

Banyak candi peninggalan Majapahit, seperti Candi Penataran (di Blitar), Candi Brahu, Candi Bentar (Waringan Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, dan bangunan-bangunan kuno lainnya, seperti Segaran dan Makam Troloyo (di Trowulan).

2) KesusanteranZaman Majapahit bidang sastra berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi zaman Majapahit awal dan Majapahit akhir.

Page 12: SEJARAH KELAS X K13

a. Sastra Zaman Majapahit Awal1. Kitab Negarakertagama, karangan Empu

Prapanca. Isinya tentang keadaan kota Majapahit, daerah-daerah jajahan, dan penjajahan Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah.

2. Kitab Sotasoma, karangn Empu Tantular. Di dalam kitab ini terdapat ungkapan yang berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika” yang kemudian dipakai motto negara kita.

3. Kitab Arjunawijaya karangan Empu Tantular. Isinya tentang raksasa yang dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu.

4. Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.

Page 13: SEJARAH KELAS X K13

b. Sastra Zaman Majapahit Akhir1. Kitab Paraton, isinya menceritakan riwayat raja-raja

Singasari dan Majapahit.2. Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.3. Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan

Sora.4. Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan

Ranggalawe.5. Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.wijaya

sampai dengan menjadi Raja Majapahit.6. Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali

oleh Gajah Mada dan Aryadamar.7. Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan

gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, Siwa.

Page 14: SEJARAH KELAS X K13

D. BIDANG POLITIK Kerajaan Mataram diperintah oleh dua dinasti atau wangsa yaitu wangsa Sanjaya yang beragama Hindu Syiwa dan wangsa Syaelendra yang beragama Budha. Pada awalnya mungkin yang berkuasa adalah wangsa Sanjaya, hal ini sesuai dengan prasasti Canggal. Tetapi setelah perkembangan berikutnya muncul keluarga Syaelendra. Menurut para ahli, keluarga Sanjaya terdesak oleh Keluarga Syaelendra, tetapi mengenai pergeseran kekuasaan tersebut tidak diketahui secara pasti, yang jelas kedua-duanya sama-sama berkuasa di Jawa Tengah dan memiliki hubungan yang erat, hal ini sesuai dengan prasasti Kalasan. Raja-raja yang berkuasa dari keluarga Syaelendra seperti yang tertera dalam prasasti Ligor, Nalanda maupun Klurak adalah Bhanu, Wisnu, Indra, dan Samaratungga atau Samaragrawira. Sedangkan raja-raja dari dinasti Sanjaya yang tertera dalam prasasti Mantyasih.

Page 15: SEJARAH KELAS X K13

Berdasarkan candi-candi peninggalan kerajaan Mataram yang berasal dari abad 8-9 yang bercorak Hindu yang terletak di Jateng bagian utara dan yang bercorak Budha terletak di Jateng selatan , untuk itu dapatlah disimpulkan bahwa kekuasaan dinasti Sanjaya di Jateng bagian utara, dan kekuasaan dinasti Syaelendra di Jateng selatan. Kedua dinasti tersebut akhirnya bersatu dengan adanya pernikahan Rakai Pikatan dengan Pramudyawardani yang bergelar Sri Kahulunan. Pramudyawardani tersebut adalah putri dari Samaratungga. Raja Samaratungga selain mempunyai putri Pramudyawardani , juga mempunyai putera yaitu Balaputradewa (karena Samaratungga menikah dengan keturunan raja Sriwijaya). Kegagalan Balaputradewa merebut kekuasaan dari Rakai Pikatan, maka menyingkir ke Sumatera menjadi raja Sriwijaya. Untuk selanjutnya pemerintahan kerajaan Mataram dikuasai oleh dinasti Sanjaya dengan rajanya yang terakhir yaitu Wawa.

Page 16: SEJARAH KELAS X K13

Pada masa pemerintahan Wawa sekitar abad 10, Mataram di Jateng mengalami kemunduran dan pusat

penerintahan dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sendok. Dengan adanya perpindahan kekuasaan dari Jateng ke Jatim

oleh Mpu Sendok, maka Mpu Sendok mendirikan dinasti baru yaitu dinasti Isyana dengan kerajaannya adalah Medang

Mataram. Berdasarkan prasasti Calcuta, maka silsilah raja-raja yang memerintah di kerajaan Medang Mataram dapat

diketahui. Pada tahun 1017 M kerajaan Medang pada masa Dharmawangsa mengalami pralaya/kehancuran akibat

serangan dari Wurawari dan yang berhasil meloloskan diri dari serangan tersebut adalah Airlangga. Tahun 1023 Airlangga dinobatkan oleh pendeta Budha dan Brahmana (pendeta

Hindu) menjadi raja Medang menggantikan Dharmawangsa.

Page 17: SEJARAH KELAS X K13

Pada awal pemerintahannya Airlangga berusaha menyatukan kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Dharmawangsa, dan melakukan pembangunan di dalam negeri dengan memindahkan ibukota kerajaan Medang dari Wutan Mas ke Kahuripan tahun 1031, serta memperbaiki pelabuhan Hujung Galuh, dan membangun bendungan Wringin Sapta. Dengan demikian usaha-usaha yang dilakukan oleh Airlangga mendatangkan keamanan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Tetapi kemudian tahun 1041 Airlangga mundur dari tahtanya dan memerintahkan untuk membagi kekuasaan menjadi 2 kerajaan. Kedua kerajaan tersebut adalah Jenggala dan Panjalu. Pada awalnya pembagian kerajaan tersebut dalam rangka menghindari perebutan kekuasaan diantara putera-putera Airlangga. Tetapi ternyata hal ini yang menjadi penyebab kerajaan Medang mengalami kehancuran.

Page 18: SEJARAH KELAS X K13

C. DALAM BIDANG EKONOMIPusat kerajaan Mataram Kuno terletak di

Lembah sungai Progo, meliputi daratan Magelang, Muntilan, Sleman, dan Yogyakarta. Daerah itu amat subur sehingga rakyat menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian. Hal ini mengakibatkan banyak kerajaan-kerajaan serta daerah lain yang saling mengekspor dan mengimpor hasil pertaniannya. Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil pertanian telah dilakukan sejak masa pemerintahan Rakai Kayuwangi.

Page 19: SEJARAH KELAS X K13

Dari Prasasti Purworejo (900 M) diperoleh informasi tentang kegiatan perdagangan. Kegiatan di pasar ini tidak diadakan setiap hari melainkan bergilir, berdasarkan pada hari pasaran menurut kalender Jawa Kuno. Pada hari Kliwon, pasar diadakan di pusat kota. Pada hari Manis atau legi, pasar diadakan di desa bagian timur. Pada hari Paking (Pahing), pasar diadakan di desa sebelah selatan.Pada hari Pon, pasar diadakan di desa sebelah barat. Pada hari Wage, pasar diadakan di desa sebelah utara.Pada hari pasaran ini, desa−desa yang menjadi pusat perdagangan, ramai didatangi pembeli dan penjual dari desa−desa lain. Mereka datang dengan berbagai cara, melalui transportasi darat maupun sungai sambil membawa barang dagangannya seperti beras, buah−buahan, dan ternak untuk dibarter dengan kebutuhan yang lain. Selain pertanian, industri rumah tangga juga sudah berkembang. Beberapa hasil industri ini antara lain anyaman seperti keranjang, perkakas dari besi, emas, tembaga, perunggu, pakaian, gula, kelapa, arang, dan kapur sirih. Hasil produksi industri ini dapat diperoleh di pasar−pasar tadi.

Page 20: SEJARAH KELAS X K13

Usaha perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketika Raja Balitung berkuasa. Raja telah memerintahkan untuk membuat pusat-pusat perdagangan serta penduduk disekitar kanan-kiri aliran Sungai Bengawan Solo diperintahkan untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas perdagangan melalui aliran sungai tersebut. Sebagai imbalannya, penduduk desa di kanan-kiri sungai tersebut dibebaskan dari pungutan pajak. Lancarnya pengangkutan perdagangan melalui sungai tersebut dengan sendirinya akan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat Mataram Kuno.Kehidupan masyarakat Mataram umumnya bersifat agraris karena pusat  Mataram terletak di pedalaman, bukan di pesisir pantai. Pertanian merupakan sumber kehidupan kebanyakan rakyat Mataram. Di samping itu, penduduk di desa (disebut wanua) memelihara ternak seperti kambing, kerbau, sapi, ayam, babi, dan itik.Sebagai tenaga kerja, mereka juga berdagang  dan menjadi pengrajin.

Page 21: SEJARAH KELAS X K13

PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO A. PRASASTI1. Prasasti Canggal

Page 22: SEJARAH KELAS X K13

2. Prasasti Kalasan

Prasasti Kalasan adalah prasasti peninggalan Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno yang berangka tahun 700 Saka atau 778M. Prasasti yang ditemukan di kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta, ini ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini menyebutkan, bahwa Guru Sang Raja berhasil membujuk Maharaja Tejahpura Panangkarana (Kariyana Panangkara) yang merupakan mustika keluarga Sailendra (Sailendra Wamsatilaka) atas permintaan keluarga Syailendra, untuk membangun bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah biara bagi para pendeta, serta penghadiahan desa Kalasan untuk para sanggha (umat Buddha). Bangunan suci yang dimaksud adalah Candi Kalasan. Prasasti ini kini disimpan dengan No. D.147 di Museum Nasional, Jakarta.

Page 23: SEJARAH KELAS X K13

Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti Gunung Wukir atau Prasasti Sanjaya) adalah prasasti dalam bentuk candra sengkala berangka tahun654 Saka atau 732 Masehiyang ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah.

Prasasti yang ditulis pada stela batu ini menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti dipandang sebagai pernyataan diri RajaSanjaya pada tahun 732 sebagai seorang penguasa universal dari Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini menceritakan tentang pendirian lingga (lambang Siwa) di desa Kunjarakunja oleh Sanjaya. Diceritakan pula bahwa yang menjadi raja mula-mula adalah Sanna, kemudian digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha, saudara perempuan Sanna.

Page 25: SEJARAH KELAS X K13

Prasasti Mantyasih, juga disebut Prasasti Balitung atau Prasasti Tembaga Kedu adalah prasasti berangka tahun 907 M yang berasal dari Wangsa Sanjaya, kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini ditemukan di kampung Mateseh, Magelang Utara, Jawa Tengah dan memuat daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Raja Balitung.

Prasasti ini dibuat sebagai upaya melegitimasi Balitung sebagai pewaris tahta yang sah, sehingga menyebutkan raja-raja sebelumnya yang berdaulat penuh atas wilayah kerajaan Mataram Kuno. Dalam prasasti juga disebutkan bahwa desa Mantyasih yang ditetapkan Balitung sebagai desa perdikan (daerah bebas pajak). Di kampung Meteseh saat ini masih terdapat sebuah lumpang batu, yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan sima atau desa perdikan. Selain itu disebutkan pula tentang keberadaan Gunung Susundara dan Wukir Sumbing (sekarang Gunung Sindoro danSumbing). Kata "Mantyasih" sendiri dapat diartikan "beriman dalam cinta kasih"

Page 26: SEJARAH KELAS X K13

4. Prasasti Kelurak

Prasasti Kelurak merupakan prasasti batu berangka tahun 782 M yang ditemukan di dekat Candi Lumbung Desa Kelurak, di sebelah utara Kompleks Percandian Prambanan, Jawa Tengah. Keadaan batu prasasti Kelurak sudah sangat aus, sehingga isi keseluruhannya kurang diketahui. Secara garis besar, isinya adalah tentang didirikannya sebuah bangunan suci untuk arca Manjusri atas perintah Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya. Menurut para ahli, yang dimaksud dengan bangunan tersebut adalah Candi Sewu, yang terletak di Kompleks Percandian Prambanan. Nama raja Indra tersebut juga ditemukan pada Prasasti Ligor dan Prasasti Nalanda peninggalan kerajaan Sriwijaya. Prasasti Kelurak ditulis dalam aksara Pranagari, dengan menggunakan bahasa Sanskerta. Prasasti ini kini disimpan dengan No. D.44 di Museum Nasional, Jakarta.

Page 28: SEJARAH KELAS X K13

Nama "Ratu Baka" berasal dari legenda masyarakat setempat. Ratu Baka (Bahasa Jawa, arti harafiah: "raja bangau") adalah ayah dari Loro Jonggrang, yang juga menjadi nama candi utama pada komplek Candi Prambanan. Ditemukan di wilayah Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan terletak pada ketinggian hampir 200 m di atas permukaan laut. berisikan tentang kekalahan Balaputeradewa dalam perang saudara dengan kakaknya (Pramodawardhani). Balaputradewa melarikan diri ke sriwijaya.

Page 30: SEJARAH KELAS X K13

Candi Gatotkaca adalah salah satu candi Hindu yang berada di Dataran Tinggi Dieng, di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Candi ini terletak di sebelah barat Kompleks Percandian Arjuna, di tepi jalan ke arah Candi Bima, di seberang Museum Dieng Kailasa. Nama Gatotkaca sendiri diberikan oleh penduduk dengan mengambil nama tokoh wayang dari cerita Mahabarata.

Page 32: SEJARAH KELAS X K13

2. Candi BimaBerada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur

, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, [1] candi ini terletak paling selatan di kompleks Percandian Dieng. Pintu masuk berada di sisi timur. Candi ini cukup unik dibanding dengan candi-candi lain, baik di Dieng maupun di Indonesia pada umumnya, karena kemiripan arsitekturnya dengan beberapa candi di India. Bagian atapnya mirip dengan shikara dan berbentuk seperti mangkuk yang ditangkupkan. Pada bagian atap terdapat relung dengan relief kepala yang disebut dengan kudu

Page 33: SEJARAH KELAS X K13

Bentuk Candi Dwarawati mirip dengan Candi Gatutkaca, yaitu berdenah dasar segi empat dengan penampil di keempat sisinya. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 50 cm. Tangga dan pintu masuk, yang terletak di sisi barat, saat ini dalam keadaan polos tanpa pahatan.

Page 34: SEJARAH KELAS X K13

4. Candi Arjuna

Candi ini mirip dengan candi-candi di komples Gedong Sanga. Berdenah dasar persegi dengan luas sekitar ukuran sekitar 4 m2. Tubuh candi berdiri diatas batur setinggi sekitar 1 m. Di sisi barat terdapat tangga menuju pintu masuk ke ruangan kecil dalam tubuh candi. Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara

Page 36: SEJARAH KELAS X K13

Ukuran Candi Puntadewa tidak terlalu besar, namun candi ini tampak lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur bersusun setinggi sekitar 2,5 m. Tangga menuju pintu masuk ke dalam ruang dalam tubuh candi dilengkapi pipi candi dan dibuat bersusun dua, sesuai dengan batur candi. Atap candi mirip dengan atap Candi Sembadra, yaitu berbentuk kubus besar. Puncak atap juga sudah hancur, sehingga tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Di keempat sisi atap juga terdapat relung kecil seperti tempat menaruh arca. Pintu dilengkapi dengan bilik penampil dan diberi bingkai yang berhiaskan motif kertas tempel.

Page 37: SEJARAH KELAS X K13

PROSES BERDIRINYA KERAJAAN KEDIRI

Kerajaan Kediri adalah Kerajaan Hindu yang berada di daerah Jawa Timur, berdiri antara tahun 1042 sampai dengan tahun 1222. Dalam sejarah disebutkan pusat Kerajaan Kediri berada di Kota Daha, yaitu sebuah kota yang letaknya berada di sekitar Kota Kediri sekarang. Kerajaan Kediri adalah penerus dari Kerajaan Kahuripan dan pernah mencapai masa kejayaan di saat kerajaan dipimpin oleh Airlangga. Oleh karena itu, para penguasa Kerajaan Kediri selanjutnya adalah penerus dari Dinasti Isyana di Jawa. Pada tahun 1045, Airlangga membagi Kerajaan Kahuripan menjadi dua. Airlangga membagi wilayah kerajaannya dikarenakan oleh perselisihan kedua putranya, Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan, mereka bersaing memperebutkan takhta kerajaan.

Page 38: SEJARAH KELAS X K13

Dibagian barat Kerajaan diserahkan kepada Sri Samarawijaya yang mendapat gelar Sri Samarawijaya Dharmasuparnawahana Teguh Uttunggadewa. Kerajaannya diberi nama Panjalu, dan pusat kerajaan di kota baru yang bernama Daha. Sedangkan Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan disebelah timur. Kemudian kerajaannya bernama Janggala dan mempunyai pusat kerajaan di kota lama, yang bernama Kahuripan. Kemudian, Airlangga mengundurkan diri dari tahta kerajaan dan memilih hidup sebagai pertapa. Empat tahun kemudian, Airlangga meninggal.

Page 39: SEJARAH KELAS X K13

Peristiwa pembagian kerajaan oleh Airlangga disebutkan dalam Nagarakretagama dan Serat Calon Arang. Prasasti Turun Hyang II (1044) juga menguatkan informasi tentang pembagian kerajaan tersebut, dalam sejarah Kerajaan Kediri.

Dalam perjalanan sejarah Prasasti Turun Hyang II merupakan piagam pengesahan anugerah dari Mapanji Garasakan kepada penduduk Desa Turun Hyang karena mereka setia membantu Janggala melawan Panjalu. Oleh karena itu, Desa Turun Hyang ditetapkan sebagai sima swatantra atau perdikan (daerah yang dibebaskan dari kewajiban membayar pajak).

Kerajaan Panjalu kemudian lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri. Pada awal beridirinya, nama Panjalu atau Pangjalu lebih sering digunakan daripada nama Kadiri atau Kediri. Sebutan nama Panjalu dapat kita dijumpai di prasasti-prasasti yang dibuat oleh raja-raja Kerajaan Kediri. Dalam kronik Cina yang berjudul Ling Wai Tai Ta (1178), nama Panjalu bahkan muncul dengan sebutan Pu-chia-lung.

Page 40: SEJARAH KELAS X K13

SISTEM PERKEMBANGAN KERAJAAN KEDIRI

A. DALAM BIDANG SOSIAL-BUDAYAPada masa pemerintahan Raja Jayabaya, struktur

pemerintahan Kerajaan Kediri sudah teratur. Berdasarkan kedudukannya dalam pemerintahan, masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut.1. Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat

yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya.

2. Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah thani (daerah).

Page 41: SEJARAH KELAS X K13

3. Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi.

Kehidupan budaya Kerajaan Kediri terutama dalam bidang sastra berkembang pesat. Pada masa pemerintahan Jayabaya kitab Bharatayuda berhasil diubah oleh Empu Sedah dan Empu Panulu. Selain itu Empu Panuluh menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacarayaa. Selanjutnya pada masa pemerintahan Kaweswara muncul kitab Smaradhahana yang ditulis oleh Empu Dharmaja serta kitab Lubdaka dan Wertasancaya yang ditulis oleh Empu Tanakung. Pada masa pemerintahan Kertajaya terdapat Pujangga bernama Empu Monaguna yang menulis kitab Sumansantaka dan Empu Triguna yang menulis kitab Kresnayana.

Page 42: SEJARAH KELAS X K13

B. DALAM BIDANG POLITIK• Kehidupan Politik Kerajaan Kediri

Dalam persaingan antara Panjalu dan Kediri, ternyata Kediri yang unggul dan menjadi kerajaan yang besar kekuasaannya. Raja terbesar dari Kerajaan Kediri adalah Jayabaya (1135–1157). Jayabaya ingin mengembalikan kejayaan seperti masa Airlangga dan berhasil. Panjalu dan Jenggala dapat bersatu kembali. Lencana kerajaan memakai simbol Garuda Mukha simbol Airlangga.

Pada masa pemerintahannya kesusastraan diperhatikan. Empu Sedah dan Empu Panuluh menggubah karya sastra kitab Bharatayudha yang menggambarkan peperangan antara Pandawa dan Kurawa yang untuk menggambarkan peperangan antara Jenggala dan Kediri. Empu Panuluh juga menggubah kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya.

Page 43: SEJARAH KELAS X K13

Jayabaya juga terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa depan, terutama yang akan menimpa tanah Jawa. Ramalannya terkenal dengan istilah “Jangka Jayabaya".

Raja Kediri yang juga memperhatikan kesusastraan ialah Kameswara. Empu Tan Akung menulis kitab Wartasancaya dan Lubdaka, sedangkan Empu Dharmaja menulis kitab Smaradahana. Di dalam kiitab Smaradahana ini Kameswara dipuji-puji sebagai titisan Kamajaya, permaisurinya ialah Sri Kirana atau putri Candrakirana.

Raja Kediri yang terakhir ialah Kertajaya yang pada tahun 1222 kekuasaannya dihancurkan oleh Ken Arok sehingga berakhirlah Kerajaan Kediri dan muncul Kerajaan Singasari.

Page 44: SEJARAH KELAS X K13

• Kehidupan Politik Masyarakat KediriHubungan antara raja dan pejabat menengah

kerajaan dapat bersifat langsungKalangan intelektual dari kalangan brahma

diundang untuk ikut serta dalam pemerintahan Organisasi meliter diperkuat. Tindakan ini

dilakukan untuk memenangkan persaingan melawan Ganggak dan menciptakan keamanan

Pengaturan penyaluran air dimedernisasikan untuk meningkatkan ekonomi

Page 45: SEJARAH KELAS X K13

C. DALAM BIDANG EKONOMIKehidupan Kerajaan Kediri menjadi teratur. Rakyat

hidup makmur. Mata pencaharian yang penting adalah pertanian dengan hasil utamanya padi. Pelayaran dan perdagangan juga berkembang. Hal ini ditopang oleh Angkatan Laut Kediri yang cukup tangguh. Armada laut Kediri mampu menjamin keamanan perairan Nusantara. Di Kediri telah ada Senopati Sarwajala (panglima angkutan laut). Bahkan Sriwijaya yang pernah mengakui kebesaran Kediri, yang telah mampu mengembangkan pelayaran dan perdagangan. Barang perdagangan di Kediri antara lain emas, perak,gading, kayu cendana, dan pinang. Kesadaran rakyat tentang pajak sudah tinggi. Rakyat menyerahkan barang atau sebagian hasil buminya kepada pemerintah.

Page 46: SEJARAH KELAS X K13

Perekonomian Kediri bersumber atas usaha perdagangan, peternakan, dan pertanian. Kediri terkenal sebagai penghasil beras, kapas dan ulat sutra. Dengan demikian dipandang dari aspek ekonomi, kerajaan Kediri cukup makmur. Hal ini terlihat dari kemampuan kerajaan memberikan penghasilan tetap kepada para pegawainya dibayar dengan hasil bumi. Keterangan ini diperoleh berdasarkan kitab Chi-Fan-Chi dan kitab Ling-wai-tai-ta.Berdasarkan kronik-kronik Cina maka kehidupan perekonomian rakyat Kediri dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Rakyat hidup dari pertanian, peternakan dan perdagangan.

2. Kediri banyak menghasilkan beras.3. Barang-barang dagangan yang laku di pasaran saat itu

antara lain emas, perak, gading dan kayu cendana. 4. Pajak rakyat berupa hasil bumi berupa palawija.

Page 47: SEJARAH KELAS X K13

Kediri merupakan Kerajaan agraris maritim. Perekonomian Kediri bersumber atas usaha perdagangan, peternakan dan pertanian untuk masyarakat yang hidup di daerah pedalaman. Sedangkan yang berada di pesisir hidupnya bergantung dari perdagangan dan pelayaran. Mereka telah mengadakan hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya. Kediri terkenal sebagai penghasil beras, kapas dan ulat sutra. Kerajaan Kediri cukup makmur, hal ini terlihat pada kemampuan Kerajaan yang memberikan penghasilan tetap pada para pegawainya walaupun hanya dibayar dengan hasil bumi. Keterangan tersebut berdasarkan kitab Chi-fan-Chi (1225) karya Chau Ju-kua mengatakan bahwan Su-ki-tan yang merupakan bagian dari She-po(Jawa) telah memiliki daerah taklukkan. Para ahli memperkirakan Su-ki-tan adalah sebuah Kerajaan yang berada di Jawa Timur, dan yang tak lain dan tak bukan adalah Kerajaan Kediri. Mungkin juga Su-ki-tan sebagai kota pelabuhan yang telah dikenal para pedagang dari luar negeri, termasuk Cina.

Page 48: SEJARAH KELAS X K13

Pemerintahannya sangat memperhatikan keadaan rakyatnya sehingga pertanian, perdagangan dan peternakan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Golongan dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam pemerintahan kerajaan, yaitu : Golongan masyarakat pusat(kerajaan) : masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya. Golongan masyarakat tani (daerah) : golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah tani (daerah). Golongan masyarakat nonpemerintah : golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintahan secara resmi atau masyarakat wiraswasta. Kediri memiliki 300 lebih pejabat yang mencatat dan mengurus semua penghasilan Kerajaan. Disamping itu ada 1000 pegawai rendahan yang bertugas mengurusi benteng dan parit kota serta gedung persediaan makanan.

Page 50: SEJARAH KELAS X K13

Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter dpl. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.

Page 52: SEJARAH KELAS X K13

Candi Gurah terletak di kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Pada tahun 1957 pernah ditemukan sebuah candi yang jaraknya kurang lebih 2 km dari Situs Tondowongso yang dinamakan Candi Gurah namun karena kurangnya dana kemudian candi tersebut dikubur kembali.

Page 54: SEJARAH KELAS X K13

Situs Tondowongso merupakan situs temuan purbakala yang ditemukan pada awal tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Kediri, Jawa Timur. Situs seluas lebih dari satu hektare ini dianggap sebagai penemuan terbesar untuk periode klasik sejarah Indonesia dalam 30 tahun terakhir (semenjak penemuan Kompleks Percandian Batujaya), meskipun Prof.Soekmono pernah menemukan satu arca dari lokasi yang sama pada tahun 1957. Penemuan situs ini diawali dari ditemukannya sejumlah arca oleh sejumlah perajin batu bata setempat. Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan arca yang ditemukan, situs ini diyakini sebagai peninggalan masa Kerajaan Kediri awal (abad XI), masa-masa awal perpindahan pusat politik dari kawasan Jawa Tengah ke Jawa Timur. Selama ini Kerajaan Kediri dikenal dari sejumlah karya sastra namun tidak banyak diketahui peninggalannya dalam bentuk bangunan atau hasil pahatan.

Page 55: SEJARAH KELAS X K13

4. Arca Buddha Vajrasattva

  Arca Buddha Vajrasattva ini berasal dari

zaman Kerajaan Kediri (abad X/XI). Dan

sekarang merupakan Koleksi Museum für

Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.

Page 56: SEJARAH KELAS X K13

5. Prasasti Kamulan

 Prasasti Kamulan ini berada di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa Timur. Prasasti ini dibuat dan dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Kertajaya, pada tahun 1194 Masehi, atau 1116 Caka. Melalui prasasti ini disebutkan bahwa hari jadi dari Kabupaten Trenggalek sendiri tepatnya pada hari Rabu Kliwon, tanggal 31 Agustus 1194. 

Page 58: SEJARAH KELAS X K13

Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm, lebar atas 80 cm, lebar bawah 75 cm. Prasasti ini terletak di Rejotangan, Tulungagung. Di sekeliling prasasti Galunggung banyak terdapat tulisan memakai huruf Jawa kuno. Tulisan itu berjajar rapi. Total ada 20 baris yang masih bisa dilihat mata. Sedangkan di sisi lain prasasti beberapa huruf sudah hilang lantaran rusak dimakan usia. Di bagian depan, ada sebuah lambang berbentuk lingkaran. Di tengah lingkaran tersebut ada gambar persegi panjang dengan beberapa logo. Tertulis pula angka 1123 C di salah satu sisi prasasti.

Page 60: SEJARAH KELAS X K13

Prasasti Jaring yang bertanggal 19 November 1181. Isinya berupa pengabulan permohonan penduduk desa Jaring melalui Senapati Sarwajala tentang anugerah raja sebelumnya yang belum terwujud.vDalam prasasti tersebut diketahui adanya nama-nama hewan untuk pertama kalinya dipakai sebagai nama depan para pejabat Kadiri, misalnya Menjangan Puguh, Lembu Agra, dan Macan Kuning.

Page 61: SEJARAH KELAS X K13

8. Candi Tuban Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda Tulungagung. Aksi Ikonoklastik, yaitu aksi menghancurkan ikon – ikon kebudayaan dan benda yang dianggap berhala terjadi. Candi Mirigambar luput dari pengrusakan karena adanya petinggi desa yang melarang merusak candi ini dan kawasan candi yang dianggap angker.      Massa pun beralih ke Candi Tuban, dinamakan demikian karena candi ini terletak di Dukuh Tuban, Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung. Candi ini terletak sekitar 500 meter dari Candi Mirigambar. Candi Tuban sendiri hanya tersisa kaki candinya. Setelah dirusak, candi ini dipendam dan kini diatas candi telah berdiri kandang kambing, ayam dan bebek.      Menurut Pak Suyoto, jika warga mau kembali menggalinya, maka kira – kira setengah sampai satu meter dari dalam tanah, pondasi Candi Tuban bisa tersingkap dan relatif masih utuh. Pengrusakan atas Candi Tuban juga didasari legenda bahwa Candi Tuban menggambarkan tokoh laki – laki Aryo Damar, dalam legenda Angling Dharma dan jika sang laki – laki dihancurkan, maka dapat dianggap sebagai kemenangan. 

Page 63: SEJARAH KELAS X K13

Pada tanggal 2 Agustus 1120 Maharaja Bameswara mengeluarkan prasasti Panumbangan tentang permohonan penduduk desa Panumbangan agar piagam mereka yang tertulis di atas daun lontar ditulis ulang di atas batu. Prasasti tersebut berisi penetapan desa Panumbangan sebagai sima swatantra oleh raja sebelumnya yang dimakamkan di Gajapada. Raja sebelumnya yang dimaksud dalam prasasti ini diperkirakan adalah Sri Jayawarsa.

Page 65: SEJARAH KELAS X K13

Prasasti Talan/ Munggut terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar. Prasasti ini berangka tahun 1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini adalah berbentuk Garudhamukalancana pada bagian atas prasasti dalam bentuk badan manusia dengan kepala burung garuda serta bersayap. Isi prasasti ini berkenaan dengan anugerah sima kepada Desa Talan yang masuk wilayah Panumbangan memperlihatkan prasasti diatas daun lontar dengan cap kerajaan Garudamukha yang telah mereka terima dari Bhatara Guru pada tahun 961 Saka (27 Januari 1040 Masehi) dan menetapkan Desa Talan sewilayahnya sebagai sima yang bebas dari kewajiban iuran pajak sehingga mereka memohon agar prasasti tersebut dipindahkan diatas batu dengan cap kerajaan Narasingha. Raja Jayabhaya mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan yang amat sangat terhadap raja dan menambah anugerah berupa berbagai macam hak istimewa.

Page 66: SEJARAH KELAS X K13
Page 67: SEJARAH KELAS X K13