Sejarah Gerakan DI.TII.docx

82
GERAKAN DI/TII BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan DI/TII Sudah hampir 60 tahun negara ini memperoleh kemerdekaannya setelah dijajah oleh beberapa bangsa asing selama tiga ratus tahun lebih. Dalam kurun waktu antara 1945, ketika republik ini diproklamasikan berdirinya, hingga saat ini, berbagai peristiwa telah terjadi dan tidak sedikit yang mengakibatkan munculnya ancaman terhadap keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Salah satu peristiwa penting yang meninggalkan bekas dalam catatan sejarah negeri ini adalah berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) di awal masa kemerdekaan. Topik ini memang selalu dan akan tetap menarik untuk diperbincangkan, lengkap dengan segala pendapat para ahli maupun saksi-saksi sejarah. Fakta—kalau memang benar-benar fakta yang diungkapkan dalam buku pelajaran sejarah di bangku sekolah maupun yang tersimpan di dalam arsip nasional Pemerintah Indonesia dianggap sebagai kebohongan oleh sebagian pihak, 1

Transcript of Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Page 1: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

GERAKAN DI/TII

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Gerakan DI/TII

Sudah hampir 60 tahun negara ini memperoleh kemerdekaannya setelah dijajah oleh

beberapa bangsa asing selama tiga ratus tahun lebih. Dalam kurun waktu antara 1945, ketika

republik ini diproklamasikan berdirinya, hingga saat ini, berbagai peristiwa telah terjadi dan

tidak sedikit yang mengakibatkan munculnya ancaman terhadap keutuhan bangsa dan negara

Indonesia. Salah satu peristiwa penting yang meninggalkan bekas dalam catatan sejarah negeri

ini adalah berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) di awal masa kemerdekaan. Topik ini

memang selalu dan akan tetap menarik untuk diperbincangkan, lengkap dengan segala pendapat

para ahli maupun saksi-saksi sejarah. Fakta—kalau memang benar-benar fakta yang

diungkapkan dalam buku pelajaran sejarah di bangku sekolah maupun yang tersimpan di dalam

arsip nasional Pemerintah Indonesia dianggap sebagai kebohongan oleh sebagian pihak,

termasuk di antaranya komunita yang mengaku sebagai Warga Negara Islam Indonesia dan para

simpa tisannya. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo adalah nama yang tak dapat dilepaskan dari

pembahasan masalah yang berkaitan dengan Negara Islam Indonesia. Dialah pendiri negara

berasas Islam tersebut. Dalam sejarah yang kita pelajari, Kartosoewirjo adalah tokoh yang tidak

lebih dari seorang pemberontak yang telah mendirikan negara baru di wilayah negara Republik

Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sebuah gerakan yang mengatasnamakan

Negara Islam Indonesia sangat gencar melakukan rekrutmen anggota baru, tetapi cara-cara yang

1

Page 2: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

mereka gunakan ternyata berlawanan dengan syariah dan sunnah Rasulullah saw. Di masa

reformasi ini, saat tak ada lagi yang harus ditutup-tutupi, sudah selayaknya masyarakat, dalam

hal ini umat Islam, menyadari bahwa di Indonesia pernah ada suatu gerakan anak bangsa yang

beusaha membangun supremasi Islam, hingga akhirnya mereka memproklamasikan diri sebagai

sebuah negara pada 7 Agustus 1949, danberhasil mempertahankan eksistensinya hingga 13 tahun

lamanya (1949-1962).

Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama Darul Islam atau

DI) yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah gerakan politik yang diproklamasikan pada 7

Agustus 1949 (ditulis sebagai 12 Syawal 1368 dalam kalender Hijriyah) oleh Sekarmadji

Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong,

Tasikmalaya, Jawa Barat. Diproklamirkan saat Negara Pasundan buatan belanda mengangkat

Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema sebagai presiden.

Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja

diproklamasikan kemerdekaannya dan ada pada masa perang dengan tentara Kerajaan Belanda

sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara. Dalam proklamasinya bahwa

"Hukum yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah Hukum Islam", lebih jelas lagi

dalam undang-undangnya dinyatakan bahwa "Negara berdasarkan Islam" dan "Hukum yang

tertinggi adalah Al Quran dan Hadits". Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan tegas

menyatakan kewajiban negara untuk membuat undang-undang yang berlandaskan syari'at Islam,

dan penolakan yang keras terhadap ideologi selain Alqur'an dan Hadits Shahih, yang mereka

sebut dengan "hukum kafir", sesuai dalam Qur'aan Surah 5. Al-Maidah, ayat 50.

Dalam perkembangannya, DI menyebar hingga di beberapa wilayah, terutama Jawa Barat

(berikut dengan daerah yang berbatasan di Jawa Tengah), Sulawesi Selatan, Aceh dan

2

Page 3: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Kalimantan. Setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi pada 1962, gerakan ini

menjadi terpecah, namun tetap eksis secara diam-diam meskipun dianggap sebagai organisasi

ilegal oleh pemerintah Indonesia

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dalam penulisan Makalah ini diformulasikan rumusan

masalah sebagai berikut:

Apakah Pengertian dari pemberontakan DI/TII?

Apa yang melatar belakangi pemberontakan DI/TII?

Bagaimana dampak yang di timbulkan dari pemberontakan DI/TII?

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian dari pemberontakan DI/TII

2. Untuk mengetahui apa yang melatar belakangi sehinga terjadinya pemberontakan

DI/TII

3. Untuk mengetahui dampak apa yang di timbulakan dari pemberontakan DI/TII

D. Metode Penulisan

Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan.Cara-cara yang digunakan

pada penelitian ini adalah :Studi Pustaka

Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

3

Page 4: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

E. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dapat di peroleh dari penelitian ini, yaitu:

Sebagai sumbangan bagi para pembacanya agar mengetahui lebih dalam tentang pemberontakan

DI/TII

4

Page 5: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Penyebab gerakan DI/TII

Pengertian DI/TII (

Gerakan DI/TII adalah organisasi yang berjuang atas nama Umat Islam yang ada di seluruh

Indonesia. Nama NII sebenarnya kependekan dari “Negara Islam Indonesia” dan kemudian

banyak orang yang menyebutkan dengan nama Darul islam atau yang dikenal dengan nama

“DI” arti kata darul Islam ini sendiri adalah “Rumah Islam” dari kata tersebut dapat kita ambil

pengertian bahwa organisasi ini merupakan tempat atau wadah bagi umat islam yang ada di

Indonesia untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi mereka, agar aspirasi-aspirasi mereka dapat

tertampung dan dapat terorganisir sehingga berguna bagi umat islam di Indonesia.

Penyebab Timbulnya Gerakan DI/TII

Karena penolakan terhadap hasil Perundingan Renville, sehingga kekuatan militer Republik

Indonesia harus meninggalkan wilayah Jawa Barat yang dikuasai Belanda. TNI harus

mengungsi ke daerah Jawa Tengah yang dikuasai Republik Indonesia. Tidak semua komponen

bangsa menaati isi Perjanjian Renville yang dirasakan sangat merugikan bangsa Indonesia.

Salah satunya adalah S.M. Kartosuwiryo beserta para pendukungnya. Pada tanggal 7 Agustus

1949, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Tentara dan

pendukungnya disebut Tentara Islam Indonesia (TII). Gerakan Darul Islam yang didirikan oleh

Kartosuwiryo mempunyai pengaruh yang cukup luas. Pengaruhnya sampai ke Aceh yang

dipimpin Daud Beureueh, Jawa Tengah (Brebes, Tegal) yang dipimpin Amir Fatah dan Kyai

5

Page 6: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Somolangu (Kebumen), kalimantan selatan dipimpin Ibnu Hajar, dan Sulawesi Selatan dengan

tokohnya Kahar Muzakar.

B. Timbulnya Gerakan DI/TII di Jawa Barat (Kartosoewirjo)

Pada tahun 1943, ketika Jepang berkuasa di Indonesia, Kartosoewirjo kembali aktif di

bidang politik, yang sempat terhenti. Dia masuk sebuah organisasi kesejahteraan dari MIAI

(Madjlis Islam ‘Alaa Indonesia) di bawah pimpinan Wondoamiseno, sekaligus menjadi

sekretaris dalam Majelis Baitul-Mal pada organisasi tersebut.

Dalam masa pendudukan Jepang ini, dia pun memfungsikan kembali lembaga Suffah

yang pernah dia bentuk. Namun kali ini lebih banyak memberikan pendidikan kemiliteran karena

saat itu Jepang telah membuka pendidikan militernya. Kemudian siswa yang menerima latihan

kemiliteran di Institut Suffah itu akhirnya memasuki salah satu organisasi gerilya Islam yang

utama sesudah perang, Hizbullah dan Sabilillah, yang nantinya menjadi inti Tentara Islam

Indonesia di Jawa Barat.

Pada bulan Agustus 1945 menjelang berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia,

Kartosuwiryo yang disertai tentara Hizbullah berada di Jakarta. Dia juga telah mengetahui

kekalahan Jepang dari sekutu, bahkan dia mempunyai rencana: kinilah saatnya rakyat Indonesia,

khususnya umat Islam, merebut kemerdekaannya dari tangan penjajah. Sesungguhnya dia telah

memproklamasikan kemerdekaan pada bulan Agustus 1945. Tetapi proklamasinya ditarik

kembali sesudah ada pernyataan kemerdekaan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Untuk

sementara waktu dia tetap loyal kepada Republik dan menerima dasar “sekuler”-nya.

Namun sejak kemerdekaan RI diproklamasikan (17 Agustus 1945), kaum nasionalis

sekulerlah yang memegang tampuk kekuasaan negara dan berusaha menerapkan prinsip-prinsip

6

Page 7: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

kenegaraan modern yang sekuler. Semenjak itu kalangan nasionalis Islam tersingkir secara

sistematis dan hingga akhir 70-an kalangan Islam berada di luar negara. Dari sinilah dimulainya

pertentangan serius antara kalangan Islam dan kaum nasionalis sekuler. Karena kaum nasionalis

sekuler mulai secara efektif memegang kekuasaan negara, maka pertentangan ini untuk

selanjutnya dapat disebut sebagai pertentangan antara Islam dan negara.

Situasi yang kacau akibat agresi militer kedua Belanda, apalagi dengan

ditandatanganinya perjanjian Renville antara pemerintah Republik dengan Belanda. Di mana

pada perjanjian tersebut berisi antara lain gencatan senjata dan pengakuan garis demarkasi van

Mook. Sementara pemerintah RI harus mengakui kedaulatan Belanda atas Indonesia, maka

menjadi pil pahit bagi Republik. Tempat-tempat penting yang strategis bagi pasukannya di

daerah-daerah yang dikuasai pasukan Belanda harus dikosongkan, dan semua pasukan harus

ditarik mundur –atau “kabur” dalam istilah orang-orang DI– ke Jawa Tengah. Karena

persetujuan ini, Tentara Republik resmi dalam Jawa Barat, Divisi Siliwangi, mematuhi

ketentuan-ketentuannya. Soekarno menyebut “kaburnya” TNI ini dengan memakai istilah Islam,

“hijrah”. Dengan sebutan ini dia menipu jutaan rakyat Muslim. Namun berbeda dengan pasukan

gerilyawan Hizbullah dan Sabilillah, bagian yang cukup besar dari kedua organisasi gerilya Jawa

Barat, menolak untuk mematuhinya. Hizbullah dan Sabilillah lebih tahu apa makna “hijrah” itu.

Pada tahun 1949 Indonesia mengalami suatu perubahan politik besar-besaran. Pada saat

Jawa Barat mengalami kekosongan kekuasaan, maka ketika itu terjadilah sebuah proklamasi

Negara Islam di Nusantara, sebuah negeri al-Jumhuriyah Indonesia yang kelak kemudian dikenal

sebagai ad-Daulatul Islamiyah atau Darul Islam atau Negara Islam Indonesia yang lebih dikenal

oleh masyarakat sebagai DI/TII. DI/TII di dalam sejarah Indonesia sering disebut para pengamat

yang fobi dengan Negara Islam sebagai “Islam muncul dalam wajah yang tegang.” Bahkan,

7

Page 8: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

peristiwa ini dimanipulasi sebagai sebuah “pemberontakan”. Kalaupun peristiwa ini disebut

sebagai sebuah “pemberontakan”, maka ia bukanlah sebuah pemberontakan biasa. Ia merupakan

sebuah perjuangan suci anti-kezhaliman yang terbesar di dunia di awal abad ke-20 ini.

“Pemberontakan” bersenjata yang sempat menguras habis logistik angkatan perang Republik

Indonesia ini bukanlah pemberontakan kecil, bukan pula pemberontakan yang bersifat regional,

bukan “pemberontakan” yang muncul karena sakit hati atau kekecewaan politik lainnya,

melainkan karena sebuah “cita-cita”, sebuah “mimpi” yang diilhami oleh ajaran-ajaran Islam

yang lurus.

Gagasan mendirikan Negara islam Indonesia telah mulai dicanangkan sejak tahun 1942.

Pada waktu itu, tokoh DI/TII kartosuwiryo berencana mendirikan sebuah Negara islam didaerah

jawa barat. Selanjutnya, selama masa kependudukan jepang dan setelah proklamasi kemerdekaan

Kartosuwiryo menjadi anggota Masyumi dan menjadi sekretaris I partai Masyumi. Pada tanggal

14 agustus 1947, Kartosuwiryo menyatakan perang suci melawan Belanda dan menolak isi

perjanjian Renville. Penolakannya terhadap perseyujuan Renville di wujudkan dalam sikap

menolak melaksanakan hijrah dan bersama 4000 pasukannya, yang terdiri dari pasukan hizbullah

dan sabilillah tetap tinggal di jawa barat. Dalam sebuah pertemuan di Cisayong pada bulan

Februari 1948 Kartosuwiryo telah memutuskan untuk mengubah gerakan kepartaian Nasyumi

Jawa Barat menjadi bentuk Negara serta pembekukan partai Nasyumi Jawa Barat. Selanjutnya,

melalui Majelis Umat Islam (MUI) yangdi bentuknya, Kartosuwiryo diangkat sebagai imam

Negara Islam Indonesia (NII). Selain itu, dibentuk angkatan perang Tentara Islam Indonesia

(TII) yang di tempatkan didaerah pegunungan di daerah Jawa Barat.

Sebelum melakukan hijrah, pasukan-pasukan yang tergabung dalam Divisi Siliwangi di

Jawa Barat berkuasa didaerah-daerah yang dikenal dnga sebutan “Kantong”. Persetujuan

8

Page 9: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Renville ditandatagani oleh pihak belanda dan Republik Indonesia pada 17 Januari 1948,

sedangkan perundingannya dimulai sejak 8 Desember 1947.

Diantara organisasi-organisasi bersenjata atau lascar-laskar di Jawa Barat yang berjuang

menentang Belanda ada yang menentang pokok-pokok persetujuan Renville. Mereka yang

bersikap demikian antara lain ialah organisasi bersenjata darul Islam yang ada dibawahpimpinan

S.M.Kartosuwiryo. daerah-daerah kantong yang kosong di Jawa Barat yang telah di tinggalkan

oleh Tentara Republik Indonesia diisi mereka. Berita tentang peristiwa ini diterima dengan

kegembiraan di ibu kota republic Indonesia, Yogyakarta, denga harapan bahwa mereka akan

meneruskan perjuangan menentang Belanda demi kepentingan Republik Indonesia.

Pada akhir bulan Maret 1948 suatu pertemuan dari para tokoh DarulIslam menyatakan

berdirinya sebuah “Negara” yang diberi nama “Negara Darul Islam”, dengan presidennya

S.M.Kartosuwiryo da angkatan bersenjatanya yang disebut dengan tentara Islam Indonesia (TII).

Pada mulanya “Negara” yang baru didirikan itu tidak menyatakan menentang Republik

Indonesia. Tentaranya yaitu TII berhasil merebut beberapa daerah yang tadinya ada di bawah

kekuasaan Belanda. Ruang gerak Darul Islam (DI) pada mulanya meliputi daerah-daerah Garut,

Tasikmalaya, Ciamis, dan daerah-daerah sekitar Majelengka serta Kuningan.

Timbulnya gerakan DI/TII ini menimbulkan kesulitan pihak Belanda. Untuk

mengatasinya, pihak Belanda mendorong R.A.A.Suriakartalegawa mendirikan sebuah partai

yang disebut dengan Partai Rakyat Pasundan (PRP) dengan sekretarisnya Mr. R. Kustomo.

Namun demikian usaha tersebut tidak mendapatkan sambutan baik dari penduduk Jawa Barat,

bahkan sebagai reaksi dari para bekas tokoh pimpinan Pguyuban Pasundan timbul usaha untuk

menghidupkan kembali organisasi tersebut. Sebagaimana halnya dengan organisasi-organisasi

kebangsaan lainnya, Paguyuban Pasundan pada masa pendudukan Jepag dilarang melakukan

9

Page 10: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

kegiatan-kegiatan. Setelah dihidupkan kembali, untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan

kondisi marsyarakat Indonesia yang telah berubah, ama paguyuban Pasundan diubah menjadi

Partai Kebangsaan Indonesia yang disingkat menjadi PARKI di bawah pimpinan Suradirja.

Pada bulan akhir Desember 1948, sikap Darul Islam (DI) berubah, yang tadinya anti-

Republik Indonesia, sekarang dengan secara terang-terangan menyatakan menentang Republik

Indonesia. Terhadap rakyat sering melakukan tindakan terror. Pada permulaannya pada tahun

1949, banyak daerah di jawa Barat yang resminya merupakan daerah Negara pasundan, tetapi

dalam kenyataannya ada di bawah pengawasan DI/TII. Tentara belanda pun tidak berdaya

mengatasi keadaan ini. Beberapa pejabat penting Negara Pasundan termasuk wali negarannya,

Wiranatakusuma, berkeyakinan behwa hanya angkatan bersenjata Republik Indonesia yang

mempunyai kemampuan menindas gerakan DI/TII.

DI / TII Jawa Barat terjadi pada tanggal 7 Agustus 1949 , yang di pimpinan oleh Sekarmadji

Maridjan kartosoewiryo

Sebab Khusus Pemberontakan :

Pemerintah RI menandatangani Perjanjian Renville yang mengharuskan pengikut RI

mengosongkan wilayah Jawa Barat dan pindah ke Jawa Tengah , hal ini dianggap Kartosuwirjo

sebagai bentuk pengkhianatan Pemerintah RI terhadap perjuangan rakyat Jawa Barat(karena ada

beberapa komandan TNI yang menjanjikan akan meninggalkan semua persenjataannya di Jawa

Barat jika mereka hijrah nanti. ). Bersama kurang lebih 2000 pengikutnya yang terdiri atas laskar

Hizbullah dan Sabilillah, Kartosuwirjo menolak hijrah dan mulai merintis usaha mendirikan

Negara Islam Indonesia (NII).

Sebab Umum Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Kekosongan kekuatan di Jawa Barat

10

Page 11: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Kartosuwirjo / rakyat menolak kalau Jawa Barat itu diserahkan kepada belanda begitu saja

Rasa tdk puas dg keputusan perjanjian yg mengharuskan TNI keluar dr daerah

kantong dan masuk ke wilayah RI 

Tujuan Pemberontakan DI/TII Jawa Barat

Ingin mendirikan negara yang berdasarkan agama islam lepas dari NKRI sewaktu tentara

Belanda menduduki ibukota RI di Yogyakarta.

Menjadikan Syariat islam sebagai dasar Negara ( pola tingkah laku ,dalam keluarga

/masyarakat/ bangsa ataupun Negara) bersumber pada”Alqur’an , Hadist,Isma,Qias”.

Upaya pemerintah mengatasi pemberontakan DI/TII Jawa Barat

Upaya Pemusnahan yang dilakukan Pemerintah

Untuk menumpas gerakan DI/TII diJawa Barat tersebut, pemerintah telah melakukan

berbagai upaya seperti melakukan pendekatan musyawarah yang di lakukan M.Natsir.

Namun pendekatan musyawarah tersebut tidak membawa hasil sehingga pemerintah RI

terpaksa mengambil tindakan tegas dengan menerapkan operasi militer yang di sebut Operasi

Pagar Betis dan Operasi Baratayudha untuk menumpas gerakan DI/TII. Operasi Pagar Betis

dilakukan dengan melibatkan rakyat untuk mengepung tempat persembunyian gerombolan

DI/TII. Disisi lain, operasi Barathayudha juga dilaksanakan TNI untuk menyerang basis-

basis kekuatan gerombolan DI/TII.

Dan dijalankanlah taktik dan strategi baru yang disebut Perang Wilayah. Pada tahun 1 April

1962 pasukan Siliwangi bersama rakyat melakukan operasi “Pagar Betis(mengepung

pasukan DI/TII dengan mengepung dari seluruh penjuru )” dan operasi “Bratayudha(operasi

penumpasan gerakan DI/TII kartosuwirjo).

11

Page 12: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Pada tanggal 4 juni 1962, S.M.Kartosuwiryo beserta para pengikutnya berhasil ditanggap

oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat.

Sekarmadji Maridjan kartosoewiryo sempat mengajukan grasi kepada Presiden,tetapi di

tolak. Akhirnya S.M.Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati di hadapan regu tembak dari

keempat angkatan bersenjata RI 16 Agustus 1962.

C. Timbulnya Gerakan DI/TII di Jawa Tengah (Amir Fatah)

DI (Darul Islam) pada hakekatnya adalah persoalan yang ditimbulkan oleh golongan

extrim Islam yang akan mendirikan Negara Islam Indonesia yang merdeka dengan agama Islam

sebagai dasarnya. Pusat DI di Jawa Barat dipimpin oleh SM. Kartosuwiryo. Kemudian

pengaruhnya meluas ke luar daerah yaitu Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan dan Sulawesi Selatan.

Gerakan tersebut sesungguhnya telah dimulai pada tahun 1946. Akibat perjanjian Renville,

pasukan-pasukan TNI harus meninggalkan kantong-kantong gerilya kemudian melaksanakan

hijrah. Keputusan tersebut ditolak oleh Kartosuwiryo, karena politik yang demikian dianggap

merugikan perjuangan. Oleh karena itu pasukan Hizbullah dan Sabilillah tidak diizinkan

meninggalkan Jawa Barat. Setelah pasukan Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah, Kartosuwiryo lebih

leluasa melaksanakan rencananya. Pada bulan Maret 1948 pasukan-pasukan itu membentuk

gerakan dengan nama Darul Islam (DI) dan tanggal 7 Agustus 1949 Kartosuwiryo

memproklamasikan Negara Islam Indonesia (NII) dengan Tentara Islam Indonesia (TII). Hukum

yang berlaku di negara Islam itu ialah hukum Islam. Hal ini jelas bahwa NII tidak mengakui

UUD 1945 dan Pancasila.

12

Page 13: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Fatah adalah komandan Laskar Hizbullah di daerah Tulangan, Siduardjo, dan Mojokerto

di Jawa Timur pada pertempuran 10 November 1945. Setelah perang kemerdekaan ia

meninggalkan Jawa Timur dan bergabung dengan pasukan TNI di Tegal.

Setelah bergabung dengan Kartosuwiryo, Amir Fatah kemudian diangkat sebagai

komandan pertemburan Jawa Tengah dengan pangkat Mayor Jenderal Tentara Islam Indonesia.

Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari 1950 dibentuk Komando Gerakan Banteng Negara

(GBN) dibawah Letkol Sarbini. 

Gerakan DI/Tll Amir Fatah muncul setelah Agresi Militer Belanda II, yang ditandai

dengan diproklamasikannya NII di desa Pengarasan, tanggal 28 April 1949. Gerakan ini

didukung oleh Laskar Hisbullah dan Majelis Islam (MI), yang merupakan pendukung inti

gerakan, serta massa rakyat yang mayoritas terdiri dari para petani pedesaan.

Kelompok-kelompok masyarakat tersebut memberikan dukungannya kepada DI/TII

karena alasan ideologi, yaitu memperjuangkan Ideologi Islam dengan mengakui eksistensi

Negara Islam Indonesia (NII). Amir Fatah merupakan tokoh yang membidani lahirnya DI/TII

Jawa Tengah. Semula ia bersikap setia pada RI, namun kemudian sikapnya berubah dengan

mendukung Gerakan DI/TII. Perubahan sikap tersebut disebabkan oleh beberapa alasan.

Pertama, terdapat persamaan ideologi antara Amir Fatah dengan S.M.

Kartosuwiryo, yaitu keduanya menjadi pendukung setia Ideologi Islam. Kedua, Amir

Fatah dan para pendukungnya menganggap bahwa aparatur Pemerintah RI dan TNI yang

bertugas di daerah Tegal-Brebes telah terpengaruh oleh "orang-orang Kiri", dan mengganggu

perjuangan umat Islam. Ketiga, adanya pengaruh "orang-orang Kiri" tersebut, Pemerintah RI dan

TNI tidak menghargai perjuangan Amir Fatah dan para pendukungnya selama itu di daerah

Tegal-Brebes. Bahkan kekuasaan MI yang telah dibinanya sebelum Agresi Militer II, harus

13

Page 14: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

disebahkan kepda TNI di bawah Wongsoatmojo. Keempat, adanya perintah penangkapan dirinya

oleh Mayor Wongsoatmojo.

Pemberontakan di Kebumen dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang

dipimpin oleh Kyai Moh. Mahfudz Abdulrachman (Romo Pusat atau Kiai Sumolanggu) Gerakan

ini berhasil dihancurkan pada tahun 1957 dengan operasi militer yang disebut Operasi Gerakan

Banteng Nasional dari Divisi Diponegoro. Gerakan DI/TII itu pernah menjadi kuat karena

pemberontakan Batalion 426 di Kedu dan Magelang/ Divisi Diponegoro. 

Didaerah Merapi-Merbabu juga telah terjadi kerusuhan-kerusuhan yang dilancarkan oleh

Gerakan oleh Gerakan Merapi-Merbabu Complex (MMC). Gerakan ini juga dapat dihancurkan.

Untuk menumpas gerakan DI/TII di daerah Gerakan Banteng Nasional dilancarkan operasi

Banteng Raiders.

DI / TII Jawa Tengah terjadi Pada tanggal 23 Agustus 1949, Pepimpinya Amir Fatah dan

Mahfu’dz Abdurachman ( Kyai Somalangu).

DI/TII itu kemudian memusuhi pasukan TNI dengan mengadakan pengadangan dan

menyerang pasukan TNI yang sedang dalam perjalanan kembali ke Jawa Barat. Pemberontakan

DI/TII di Jawa Barat dengan segala cara menyebarkan pengaruh-nya ke Jawa Tengah. Gerakan

DI/TII di Jawa Tengah di pimpin Amir Fatah. Daerah operasinya di daerah Pekalongan Tegal

dan Brebes dimana daerah tersebut mayoritas pendudukanya beragama Islam yang fanatik.

Pada waktu daerah pendudukan Belanda terjadi kekosongan, maka pada bulan Agustus

1948 Amir Fatah masuk ke daerah pendudukan Belanda di Tegal dan Brebes dengan membawa 3

kompi Hizbullah. Amir Fatah masuk daerah pendudukan melalui Sektor yang dipimpiin oleh

Mayor Wongsoatmojo. Mereka berhasil masuk dengan kedok untuk mengadakan perlawanan

14

Page 15: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

terhadap Belanda dan mendapat tugas istimewa dari Panglima Besar Sudirman untuk

menyadarkan Kartosuwiryo.

Amir Fatah setelah tiba di daerah pendudukan Belanda di Pekalongan dan Brebes

kemudian melepaskan kedoknya untuk mencapai tujuan. Dengan jalan intimidasi dan kekerasan

berhasil membentuk organisasi Islam yang dinamakan Majlis Islam (MI) mulai tingkat dewasa

sampai karesidenan. Disamping itu menyusun suatu  kekuatan yaitu Tentara Islam Indonesia

(TII) dan Barisan Keamanan serta Pahlawan Darul Islam (PADI). Dengan demikian di daerah

pendudukan, Amir Fatah telah menyusun kekuatan DI di Jawa Tengah.

Sementara itu Mayor Wongsoatmojo pada bulan Januari 1949 masuk daerah pendudukan

Belanda di Tegal dan Brebes dengan kekuatan 4 kompi. Kemudian diadakan perUndingawn

dengan pimpinan Majelis Islam (MI) yang diawali Amir Fatah. Dengan perundingan itu dapat

dicapai suatu kerjasama antara pemerintah militer dengan MI juga antara TNI dengan pasukan

Hizbullah dan Amir Fatah diangkat menjadi Ketua Koordinator daerah operasi Tegal-Brebes.

Dibalik itu semuanya Amir Fatah menggunakan kesempatan tersebut untuk menyusun

kekuatan TII dan DI-nya. Usaha untuk menegakkan kekuasaan di Jawa Tengah semakin nyata.

Lebih-lebih setelah datangnya Kamran Cakrabuana sebagai utusan DI/TlI Jawa Barat untuk

mengadakan perundingan dengan Amir Fatah maka keadaan berkembang dengan cepat. Amir

Fatah diangkat Komandan Pertempuran Jawa Tengah dengan pangkat Mayor Jenderal TII. Sejak

itu Amir menyerahkan tanggung jawab dan jabatannya selaku Ketua Koordinator daerah

Tegal-Brebes kepada Komandan SKS (Sub Wherkraise) III. Ia mengatakan bahwa Amir Fatah

dengan seluruh kekuatan bersenjatanya tidak terikat lagi dengan Komandan SWKS III.

Untuk melaksanakan cita-citanya di Jawa Tengah, DI mengadakan teror terhadap rakyat

dan TNI yang sedang mengadakan perlawanan terhadap Belanda. Dengan demikian dapat

15

Page 16: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

dibayangkann betapa berat perjuangan TNI di daerah SWKS III, karena harus menghadapi dua

lawan sekaligus yaitu Belanda dan DI/TII pimpinan Amir Fatah. Kemudian pasukan DI

mengadakan penyerbuan terhadap markas SWKS III di Bantarsari. Pada waktu itu pula terjadilah

pembunuhan massal terhadap satu Regu Brimob pimpinan Komisaris Bambang Suprapto.

Pukulan teror DI di daerah SWKS III membuat kekuatan TNI menjadi terpecah belah tanpa

hubungan satu sama lain. Akibatnya teror DI tersebut, daerah SWKS III menjadi gawat.

Untuk mengatasi keadaan ini Letkol Moch. Bachrun Komandan Brigade 8/WK I

mengambil tindakan mengkonsolidasikan SWKS III yang telah terpecah-pecah. Kemudian

diadakan pengepungan terhadap pemusatan DI. Gerakan selanjutnya dilaksanakan dalam fase

ofensif. Gerakan tersebut berhasil memecah belah kekuatan DI/TII sehingga terjadi

kelompok-kelompok kecil. Dengan terpecahnya kekuatan DI menjadi kelompokkelompok kecil

tersebut akhirnya gerakan mereka dapat dipatahkan. Setelah itu gerakan diarahkan kepada

pasukan Belanda DI/TII. Gerakan itu dilaksanakan siang dan malam, sehingga kedudukan

mereka terdesak. Dalarn keadaan moril pasukan tinggi, datang perintah penghentian

tembak-menembak dengan Belanda. Akhirya menghasilkan KMB yang keputusan-keputusannya

harus dilaksanakan oleh TNI antara lain penggabungan KNIL dengan TNI. Dalam situasi TNI

berkonsolidasi, Amir Fatah mengambil kesempatan untuk menyusun kekuatan kembali.

Kekuatan baru itu memilih daerah Bumiayu menjadi basis dan markas komandonya. Setelah

mereka kuat mulai menyerang pos-pos TNI dengan cara menggunakan massa rakyat.

Untuk mencegah DI Amir Fatah agar tidak meluas ke daerah-daerah lain di Jawa Tengah,

maka diperlukan perhatian khusus. Kemudian Panglima Divisi III Kolonel Gatot Subroto

mengeluarkan siasat yang bertujuan memisahkan DI Amir Fatah dengan DI Kartosuwiryo,

menghancurkan sama sekali kekuatan bersenjatanya dan membersihkan sel-sel DI dan

16

Page 17: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

pimpinannya. Dengan dasar instruksi siasat itu maka terbentuklah Komando Operasi Gerakan

Banteng Nasional (GBN). Daerah Operasi disebut daerah GBN.

Pimpinan Operasi GBN yang pertama Letkol Sarbini, kemudian diganti oleh Letkkol M.

Bachrun dan terakhir Letkokl A. Yani. Dalam kemimpinan Letkol A. Yani untuk menumpas Di

Jawa Tengah dan gerakan ke timur dari DI Kartosuwiryo yang gerakannya meningkat dengan

melakukan teror terhadap rakyat, maka dibentuk pasukannya yang disebut Banteng Raiders.

Kemudian diadakan perubahan gerakan Banteng dari defensif menjadi ofensif. Gerakan

menyerang musuh dilanjutkan dengan fase pembersihan. Dengan demikian tidak memberi

kesempatan kepada musuh untuk menetap dan konsolidasi di suatu tempat. Operasi tersebut telah

berhasil membendung dan menghancurkan exspansi DI ke timur, sehingga rakyat Jawa tengah

tertindar dari bahaya kekacauan dan gangguan keamanan dari DI.

Dibawah kepemimpinan Amir Fatah, sampai dengan tahun akhir tahun 1950, Gerakan

DI/TII mengalami perkembangan yang cukup pesat. Bahkan ia behasil mempengaruhi Angkatan

Oemat Islam (AOI), dan Batalyon 426 untuk melakukan pemberontakan. Sedangkan

pengaruhnya terhadap Batalyon 423 tidak sempat memunculkan pemberontakan kerena adanya

tindakan pencegahan dan Panglima Divisi Diponegoro.

Sebab Khusus Pemberontakan 

Terjadi karena Batalion 624 pada Desmber 1961 membelot dan menggabungkan diri dangan

DI/TII di daerah Kudus dan Magelang(selain di daerah Tegal-Brebes , di daerah

selatan(Kebumen ) juga terdapat gerkan DI/TII yang dipimpin oleh Muhamad Mahfudh

Abdurahcman / Kyai Somalangu .

Tujuan Pemberontakan 

1. Ingin mendirikan negara yang berdasarkan agama islam lepas dari NKRI

17

Page 18: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

2. Menjadikan Syariat islam sebagai dasar Negara ( pola tingkah laku ,dalam keluarga

/masyarakat/ bangsa ataupun Negara) bersumber pada”Alqur’an , Hadist,Isma,Qias”.

Upaya Pemerintah Mengatasi Pemberontakan 

Untuk menumpas pemberontakan ini pada bulan Januari 1950 pemerintah melakukan operasi

kilat yang disebut “Gerakan Banteng Negara” (GBN) di bawah Letnan Kolonel Sarbini

(selanjut-nya diganti Letnan Kolonel M. Bachrun dan kemudian oleh Letnan Kolonel A.

Yani). Gerakan operasi ini dengan pasukan “Banteng Raiders.” Sementara itu di daerah

Kebumen muncul pemberontakan yang merupakan bagian dari DI/ TII, yakni dilakukan oleh

“Angkatan Umat Islam (AUI)” yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahudz Abdurachman yang

dikenal sebagai “Romo Pusat” atau Kyai Somalangu. Untuk menumpas pemberontakan ini

memerlukan waktu kurang lebih tiga bulan.

Pemberontakan DI/TII juga terjadi di daerah Kudus dan Magelang yang dilakukan oleh

Batalyon 426 yang bergabung dengan DI/TII pada bulan Desember 1951. Untuk menumpas

pemberontakan ini pemerintah melakukan “Operasi Merdeka Timur” yang dipimpin oleh

Letnan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade Pragolo.

Pada awal tahun 1952 kekuatan Batalyon pemberontak terrsebut dapat dihancurkan dan sisa-

sisanya melarikan diri ke Jawa Barat dan ke daerah GBN.

D. Timbulnya Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan

Pemberontakan DII/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakkar. Kahar

Muzakkar dilahirkan di Lanipa, kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu pada tanggal 24 Maret

1921. Lantaran sebuah kekecewaan kepada TNI, Kahar Muzakkar memilih masuk hutan. Dia

18

Page 19: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

meletakkan pangkat kolonelnya. Bersama pengikutnya, Kahar Muzakkar terus bergerilya

dihutan. Mereka mengobarkan perlawanan kepada TNI dan pemerintahan Soekarno.

Untuk merealisasikan obsesinya yang menginginkan Indonesia menjadi negara islam, Kahar

Muzakkar lalu mengikuti jejak Kartosuwiryo yang bermarkasdi Jawa Barat dengan gerakkan

DI/TII(Darul Islam/Tentara Islam Indonesia).

Dengan dengung nuansa islam, DI/TII sulsel semakin mendapat simpati dari masyarakat

luas. Bagaikan sebuah ajakan yang menjajikan sesuatu. Gerakan itupun semakin besar dan

meluas. Hampir semua daerah tingkat dua di sulsel khususnya wilayah pegunungan dIjadikan

markas anggota setia DI/TII.

Pemerintahan Soekarno melihat gerakan itu membahayakan. Apalagi tentara-tentara Kahar

Muzakkar selain dilatih militer secar profesionaljuga dilengkapi dengan senjata api yang ampuh.

Lanatarn itu pihak TNI pun melancarkan perang dengan DI/TII. Markas-markas DI/TII menjadi

bulan-bulanan penyerbuan . bukan hanya dari tentara yang ada di daerah ini, tapi tentara-tentara

jawa pun terpaksa didatangkan. Tujuannya, menghancurkan gerakan radikal islam ini.

Meski penyerbuan bertubi-tubi, Kahar Muzakkar bersama anggotanya tak pernah gentar

memberikan perlawanan. Bahkan pihak DI/TII sesekali menadhului peneyerangan.perumpahan

darahpun dari kedua belah pihak tak terhindarkan itulah sebuah resiko perang yang lahir dari

sebuah sikap tak mengenal kompromi. Dan itu sangat disadari oleh Kahar Muzakkar.

Melihat ketegaran gerakan tentara islamini tak kenal kompromi, pemerintah terpaksa

mengubah strategi serbuannya. Dan itu terjadi menjelang 15 tahun kejayaan DI/TII dihutan

belantara sulsel pimpinan Kahar muzakkar. Strategi itu tampaknya ampuh, soalnya sejumlah

petinggi milik DI/TII sempat dipengaruhi untuk bergabung dengan pemerintah, dalam hal ini

19

Page 20: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

TNI. Mereka dijanjikan kejayaan dan pengkat yang menggiurkan. Ternyata iming-imng itu

banyak diantara pengikut Kahar Muzakkar membelot masuk kepangkuan TNI.

Sekitar setahun proses pelumpuhan perjuangan DI/TII itu berjalan, akhirnya pihak

pemerintah memetik buahnya. DI/TII saat itu memang mulai kehilangan gigi. Nafas

perjuangannya sudah terputus-putus lantaran andalan-andalan Kahar muzakkar sebagian telah

menghianati ikrar perjuangan yang telah dicuatkan bersama.

Di saat seperti itulah entah berapa kali pihak pemerintah membentuk tim khusus untuk

melakukan perundingan dengan Kahar Muzakkar yang tetap konsisten dihutan. Tim perundingan

yang bertujuan mengajak Kahar Muzakkar untuk berdamai itu kadang diketuai M. Jusuf (kini

jendral). Ternyata meski sudah milai kehilangan anak buah andalan, Kahar Muzakkar tetap

dalam sikapnya tak mengenal kompromi, apalagi menyerah. Kata menyerah tak ada dalam

kamus Kahar Muzakkar.

Menghianatnya sejumlah orang dekat pejuang islam itu, membuat Kahar Muzakkar merasa

kecewa. Namun rasa kekecewaan itu tidak dijadikan sebagai alasan untuk menghentikan

perjuangan. Bersama sisa-sisa anggotanya yang tetap konsisten, Kahar Muzakkar tetap

mengobarkan perlawanan, meski hal itu dilakukan dihutan-hutan belantara dengan cara

berpindah-pindah. Kadang di hutan Sulawesi Selatan, kadang di hutan Sulawesi Tenggara.

Begitula stategi perlawanan yang dilakukan DI/TII.

Entah bagaimana prosesnya dan peristiwa ini masih diragukan oleh sejumlah pengikut Kahar

Muzakkar pada 2 februari 1965, bertempat dipinggiran sungai Lasolo Kabupaten Kolaka,

Sulawesi Tenggara, tiba-tiba tersiar kabar Kahar Muzakkar tewas ditembak oleh pasukan

siliwangi yang menyerbu markas DII/TII.

20

Page 21: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Mencuatnya informasi dari pihak pemerintah dalam hal ini TNI memang ampuh mematikan

api semangat perjuangan sebagian anggota DI/TII yang bertahan di hutan. Soalnya mereka yang

berhasil diyakinkan akan kematian komandannya itu, membuat mereka merasa kehilangan

nyalinperjuangan.

Peristiwa itu sejak dicuatkannya kepermukaan hingga sekarang ini masih menjadi perdebatan

dikalangan masyarakat sulsel. Sebagian percaya dan sebagian besar tidak percaya. Mereka yang

tidak meyakini kebenaran kematian komandannya itulah yang tak henti-hentinya

mendengungkan bahwa Kahar Muzakkar masih hidup.itulah akhir dari sebuah perlawanan

selama 15 tahun dihutan. Melahirkan sebuah misteri. Yang tak jadi misteri adalah Kahar

Muzakkar tak pernah menyerah.

Lima belas tahun dia bertualang di hutan-hutan Sulawesi Selatan dan Tenggara. Sejak 7

agustus 1953 Kahar Muzakkar mempermaklumkan bahwa daerah Sulawesi menjadi bagian

negara islam Indonesia dipimpin Kartosuwiryo. TNI dijadikannya tentara islam di Indonesia.

Menarik juga Kahar yang begitu membenci segala sesuatu yang bersifat Jawa seperti yang biasa

dibaca dalam konsepsi negara demokrsai Indonesia yang disusunnya namun bersedia menerima

kepemimpinan S.M Kartosuwiryo, seorang yang tak diragukan kejawaannnya. Kahar diangkat

sebagai panglima difisi IV TII.

Menyandang sepucuk pistol, granat dan beberapa buah buku, Kahar yang berpakaiaan hitam

meloncat dari jendral. Dibawah dia dihadang oleh kopral sadeli tak menghiraukan perintah

“angkat tangan”, Kahar Muzakkar mencoba bermain api Sadeli memuntahkan tembakan

mendatar. Imam itu gugur, tak sempat mewasiatkan sepatah kata pun.

Kisah kematian pejuan islam radikal diatas trntu saja versi pemerintah, dalam hal ini TNI.

Namun bagi sebagian besar simpatisannya khususnya dari mantan anggota DI/TII hingga kini

21

Page 22: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

belum mengakui kebenaran mantan komandannya itu buktinya banyak cerita muncul kalau

Kahar Muzakkar masih hidup.

Namun semua itu tidak memperkuat posisi Kahar Muzakkar dalam keikut sertaanya

mengatur bangsa ini. Malahan makin dipersempit oleh pasukan TNI. Merasa terancam dan

kecewa, Kahar Muzakkar bersama pasukannya mengubah haluan. Mencari jalan alternatif. Dia

lalu menggabungkan diri dalam gerakan DI/TII pimpinan Karosuwiryo di Jawa Barat. Itu berarti

konsep pancasila versi Kahar Muzakkar diganti dengan konsep negara islam Indonesia. Setidak-

tidaknya Kahar Muzakkar harus mengubah 2 hal, ideologi dan tujuan gerakannya.

Perhitungan Kahar Muzakkar dengan balik haluan ini memang mendapat dukungan dari

masyarakat, baik secara aktif maupun secara pasif. Mengingat masyarakat Sulawesi Selatan dan

Tenggara mayoritas beragama islam.

Begitu menyatakan dirinya bergabung dengan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo pada 1953

Kahar Muzakkar melakukan pembenahan. Pertama mengubah ideologi dari pancasila menjadi

islam, dan dari republik Indonesia menjadi Negara Islam Indonesia. Masa ini disebut sebagai

penggalangan dan masa peralihan.

Kendati dia lahir dikalangan masyarakat Sulawesi Selatan yang dikategorikan berkeyakinan

kuat terhadap agama islam, namun Kahar Muzakkar tidak memperoleh pendidikan formal islam

dari sebuah madrasa atau pesantren. Kahar Muzakkar memperoleh pendidikan islam disekolah

muhammadiyah di Jawa.

Menyadari kekurangan dirinya, Kahar Muzakkar melancarkan jurusnya. Termasuk

merangkul beberapa kiai besar di Sulawesi Selatan. Bahkan dia tidak segan-segan menculiknya

bila memperlihatkan perlawanan tersebutlah nama KH. Abd. Rahman Ambo Dalle dan KH.

Muin Yusuf yang sudah punya pengaruh besar di masyarakat berhasil dirangkul, setelah

22

Page 23: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

diperdaya. Tujuannya, tak lain memperbesar dan memperluas pengaruhnya. Dengan begitu

konsep negara islam Indonesia di sulawesi Selatan cepat tersebar. Belakangan KH. Abd Rahman

ambo Dalle dan KH. Muin Yusuf diangkat sebagai ketua dewan patwa.

Proklamasi ini satu paket dengan undang-undang dasar republik Indonesia. Berisikan 3

bagian, 14 bab, dan 57 pasal. Wilayah RPII seperti tercantum dalam undang-undang meliputi

wilayah Indonesia. Negara menghargai dan membantu kehidupan segenap bahasa daerah dalam

wilayah negara. Yang menarik juga dalam undang-undang RPII ini yaitu disebutkan hak milik :

“penggunann kekayaan yang ada dilangit, udara, bumi, dan laut, diatur dalam undang-undang

sepanjang ajaran islam. Begitu bunyi pasal 28 undang-undang RPII. Disamping ada hak milik,

juga terdapat bab hak asasi manusia. Bab ini terdiri atas 6 pasal. Pemerintah berdasarkan islam,

merupakan obsesi Kahar Musakkar yang tak perlu diragukan lagi. Paham itu sudah dijadikan

harga mati dalam perjalanan hidupnya. Bila dalam prosesnya menemukan jalan buntu, dia

berupaya mencari jalan baru. Begitulah ketika berselisih paham dengan kartosueiryo dan Daud

Beureueh, Kahar muzakkar menyatakan diri berdiri sendiri dan memproklamasikan negara yang

di impikannya itu, yakni repoblik persatuan indonesia

Bukankah Kartosuwiryo yang memperkenalkan konsep negara islam untuk Kahar Muzakkar

dan bukankah juga Kartosuwiryo menjadi iman dan pimpinan tertinggi DI/TII di indonesia.

Namun demi sebuah cita-cita, Kahar Muzakkar mencoba tidak sepaham dengan langkah-langkah

perjuangan atasannya itu.

Untuk mewujudkan RPII, Kahar Muzakkar terlebih dahulu mengorganisasikan suatu

pertemuan bersama pengikutnya di Sulawesi Selatan. Pertemuan itu bernama PUPIR III

(pertemuan urgentie pejuang islam revolusioner III) pada 14 Mei 1962.

23

Page 24: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Menurut Kahar Muzakkar, undang-undang RPII itu Kahar Muzakkar sebagai pejabat chalifa.

Dalam pernyataannya, Kahar Muzakkar mengajukan beberapa alasan kenap ajaran islam harus

diperjuangkan.

Menurut Kahar Muzakkar, Undang-undang RPII memiliki kelebihan jika dibandingkan

dengan UUD negara atau yang dinilainya “dunia sekulerisme” itu. Karena kelebihan itu Kahar

Muzakkar membatalkan dua proklamasi yang pernah ada di Indonesia. Pertama, proklamasi 17

agustus 1945 yang dinyatakan Soekarno Hatta dan Proklamasi 17 agustus 1945 yaitu duta politik

bahkan Kahar Muzakkar menuduh Soekarno sebagia pimpinan “gadungan”. Kedua, penolakan

proklamasi 7 agustus 1949 proklamasi pembentukan NII( negara islam indonesia) yang

melahirkan DI/TII di Indonesia.

Untuk mewujudkan negara yang diimpikan Kahar Muzakkar itu dia menyebutkan feodalisme

dan alim ulama dan mazhab sebagai perusak kehidupan kesatuan masyarakat islam. Itu

sebabanya kedua golongan ini menjadi prioritas pertama yang harus dihilangkan Kahar

Muzakkar. Juga bertekat membersihkan masyarakat islam dari hadist-hadist palsu. Karena satu-

satuny landasan pengaturan hidup masyarakat islam ialah Alqur’andan hadist-shahih, dan

campur tangan manusia.

Suasana wilayah Bonepute, Kabupaten Luwu tahun 1962 cukup tegang, Andi Muhammad

Jusuf panglima komando Operasi Kilat Kodam XIV Hasanuddin usai mengadakan pertemuan

dengan Kahar Muzakkar pemimpin DI/TII wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara. Hasilya,

tidak ada kesepakatan. Dalam pertemuan empat mata di sebuah kamar M. Jusuf meminta Kahar

Muzakkar untuk berdamai saja. Namun tidak diterima pimpinan DI/TII itu

Kahar Muzakkar kemudian mengirim surat kepada komandan RTP Guntur, Andi Sose yang

sebelumnya adalah anak buahnya ketika awal masuk bergerilya. Andi Sose yang sudah kembali

24

Page 25: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

kepangkuan ibu pertiwi setelah mengetahui perundingan Bonepute gagal, menawarkan pula

perundingan. Andi Sose menawarkan berbagi alternatif agar terjadi kesepakatan antara pihak

DI/TII dengan TNI. Namun sikap Kahar Muzakkar Tidak berubah, karena apa yang ditawarkan

kepadanya dianggapnya merupakan suatu kesalahan.

Untuk itu, pemimpin DI/TII sulsel ini mengirim surat tantangan Kahar Muzakkar kepada

Andi Sose untuk tetap bertempur. Surat Kahar Muzakkar kepada Andi Sose ini Merupakan

ungkapan refleksi kemarahannya kepada andi Sose yang dinilai lancang telah memeranginya dan

berusaha mempengaruhinya untuk berdamai. Meski dalam suratnya, Kahar Muzakkar

menganggap perang yang telah dihadapinya adalah perang yang melawan kebathilan. Pejuang

islam yang tidak pernah gentar ini menganggap dirinya berada di pihak yang yang baik dan

benar. Dengan demikian pertempuran yang akan diteruskan akan mendapat perlindungan Tuhan.

Dalam opersi-operasi penumpasan pasuka DI/TII di wilayah Sulsel dan Tenggara, hampir

seluruh resimen yang dibawahi koodam XIV Hasanuddin ikut tterlibat penumpasan. Andi Sose

misalnya dengan pangkat mayor, salah seorang pejabat di kodam XIV Hasanuddin waktu itu

berkali-kali dipercaya meminpin komando operasi. Ketika berlangsung operasi kilat, Mayor

Andi Sose sebagai kepala Staf Resimen 23 dipercaya meminpin Komando Operasi. Dari sinilah

dia menawarkan kepada Kahar Muzakkar untuk berdamai tapi tawaran itu ditolak pimpinan

DI/TII itu

Kordinasi Operasi yang dilakukan oleh komando operasi kilat dinilai lancar. Soalnya

didukung kondisi yang berkembang di dalm negeri. Saat itu terjadi penyelesaiian keamanan

diseluruh wilayah Negara RI temasuk irian jaya. Dalam priode 1960-1962 terjadi proses

penyelesaian pemberontakan DI/TII pimpinan Muhammad Daud Beureueh. Di Aceh, dapat

25

Page 26: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

diselesaikan melalui perundingan damai pada tahun itu juga. Irian barat dapat pula di selesaikan

melalui jalan damai pada tahun itu juga. Irian dapat pula diselesaikan melalui jalan damai.

Ketika Andi sose turun gunung dan kembali bergabung dengan TNI, dia dimasukkan

kedalam APRI Pada 1952. Semasa bersama Kahar Muzakkar, sebelum masuk Hutan Andi Sose

merupakan seorang Komandan TKR (Tentara Keamanan Rakyat )pimpinan Kahar Muzakkar.

TKR waktu itu merupakan pasaukan dan disegani banyak pihak. Saat berada di APRI beberapa

kali Andi Sose memeimpin Operasi penumpasan pasukan DI/TII

Diantara Operasi Penumpasan itu, dia melakukan pendekatan terutama terhadap Kahar

Muzakkar dan pasukannya. Tujuannnya, agar peneylasaian keamanan antara TNI dengan DI/TII

dapat berlangsung dengan damai. Salah satu diantara sekian cara pendekatan yang dilakukan

Andi Sose kepada Kahar Muzakkar adalah dengan menggugah nurani emimpin DI/TII itu

melalui sebuah surat.

Meski sejak peristiwa itu hingga kini masih banyak simpatisan DI/TII dan Kahar Muzakkar

meyakini kalau yang terbunuh saat itu bukan Kahar Muzakkar, kata seorang mantan anggota

DI/TII yang menjalani hari-hari tuanya di Luwu.

Belakangan perundingan antara warou dengan Kahar Muzakkar tidak berlanjut. Bersama

Usman Balo, Kahar Muzakkar kembali masuk hutan, pasukan CTN yang belakangan berubah

menjadi TKR harus menyusun taktik baru dalam hutan. Termasuk menjalin hubungan dengan

pimpinan DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat.

Jalinan Kahar Muzakkar dengan pimpinan DI/TII Kartosuwiryo membuat Usman Balo

merasa dikhianati. “setelah saya mendengarkan Kahar Muzakkar memproklamirkan DI/TII di

Sulsel, saya menyatak mundur dari pasukan Kahar Muzakkar,” aku Usman Balo. “saya tak ingin

mendirikan negara diatas negara. Saya tetap mempertahankan pancasila,” tegas Usman Balo.

26

Page 27: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Sejak itu tahun 1952 pasukan Usman Balo harus mengahdapi 2 musuh sekaligus; Pasukan

Kahar Muzakkar di TII dan TNI. Saran dan usul yang selalu dilancarkan Usman Balo, datang

selalu disabot Sanusi Daris. Hubungan Kahar Muzakkar dengan Usman Balo pun terputus.

Pergolakan dan pertempuran DI/TII, berlangsung dalam kurun waktu 15 tahun, membawa

dampak dan pengaruh begitu luas di daerah ini. Kahar Muzakkar merupakan figur utama dalam

pergerakan itu. Dia punya peranan penting menentukan pasang surut gerakan dan

pemberontakan.

Bertepatan waktu gerakan DI/TII sedang berlangsung di makassar diproklamirkan

Permesta(perjuangan Semesta Alam), dini hari 2 maret 1957. Di ikrarkan oleh 51 tokoh

masyarakat sebagian dari sipil, sebagian dari militer.

Permesta dan DI/TII pimpinan Kahar Muzakkar menjalin pertemuan dan melahirkan

kerjasama. Pertemuanpun berlangsung pada 17 april 1958. Pemesta diwakili Saleh Lahade dan

Mochtar Lintang, sedangkan pihak DI/TII diwakili Kahar Muzakkar.

Jumpa pers yang dilakukan kedua pimpinan itu mengatakan, telah dilakukan persetujuan

bersama untuk bekerjasama dalam tujuan sama: memerangi kaum komunis Indonesia dan

Internasional.

Gerungan dalam struktur Pemesta, selaku komandan sektor II Resimen Tim Pertempuran

Anoa di Sulawesi Tengah dengan basis di Poso. Saat operasi militer dari pemerintah terhadap

pasukan permesta, gerungan menghindar kewilayah selatan Poso bersama 200 anggota pasukan

dan masuk kesulsel. Pada 1959 gerungan menjalin kerjasama militer dengan DI/TII. Pada 1960,

dia masuk agama islam dan menjadi kepercayaan Kahar Muzakkar.

Ribuan mahasiswa di Makassar menuntut sebuah negara baru bernama Bangsa Indonesia

Timur Merdeka. Diproklamirkan di depan monumen mandala Makassar pada jum’at 22 Oktober

27

Page 28: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

1999. Memang Kahar Muzakkar dan pasukannya yang melakukan pemberontakan menolak

bergabung dengan negara kesatuan RI dan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo memproklamirkan

sebuah negara bernama RPII (Republik Persatuan Islam Indonesia) pada 14 Mei 1962.

Namun ketika melihat ketidak adilan yang dirasakan oleh Kahar Muzakkar bersama

pasukannya menyatakan menolak bergabung dengan negara RI, maka Kahar Muzakkar bersama

pasukannya menyatakan menolak bergabung dengan negara RI, kemudian menyatakan bahwa

wilaya Sulsel adalah bagian dari Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan

Kartosuwiryo yang berpusat di Jawa Barat.

Tindakan Kahar Muzakkar dan pasukannya membuat presiden Soekarno marah besar. Kahar

Muzakkar dan pasukannya dinyatakan pemberontak sehngga harus ditumpas. Melaui operasi-

operasi militer dilakukan Tentara Nasional Indonesia. Terhadap pasukan DI/tii yang menyatakan

hutan sebagai basis perjuanganya. Operasi militer tentara tidak mampu meredam perjuangan

DI/TII untuk menjadikan Indonesia ini sebuah negara berdasarkan syariat islam.

Apalagi DI/TII yang menjadikan islam basis perjuangannya mendapat sambutan hangat dari

sebagian masyarakat Sulawesi Selatan yang fanatisme terhadap islam. Berkat dukungan besar

dari masyarakat Sulsel terutama yang menetap diwilayah pedalaman, DI/TII semakin kuat

melakukan perlawanan terhadap TNI.

Belakangan Kahar Muzakkar mengaku pula, ikut bergabung dengan negara republik

Indonesia. Keduanya baik RI maupun DI/TII tetap menghindari negara kesatuan, yang letak

kepemimpinannya berada di Jawa Barat. Padahal Kahar Muzakkar memilki ide agar DI/TII

meilih bentuk federasi sehingga wilayah-wilayah di luar pulau Jawa menjadi negara bagian yang

mempunyai hak otonomi luas.

28

Page 29: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Ide Kahar Muzakkar untuk menjadikan negara DI/TII dalam bentuk federasi ditolak mentah-

mentah oleh Kartosuwiryo. Pimpinan DI/TII tetap menghendaki negara kedaulatan dengan

alasan agar kepemimpinan tetap berada ditangannya. Akibat penolakan Kartosuwiryo itu, Kahar

Muzakkar dan pasukannya kemudian menyatakan melepaskan diri dari DI/TII dan menyatakan

membentuk sebuah negara RPII dan berdasarkan chalifah republik berdaulat berdasarkan al-

qur’an.

Bukit raminta ini gua yang pernha di tempati Sanusi Daris salah seorang panglima DI/TII

yang tetap bertahan selama 21 tahun dihutan. Ketika Ka har Muzakkar dinyatakan tewas

tertembak pada tnggal 2 Februari 1965, perlahan-lahan pasukan DI/TII yang berada di huatan

maupun yang bergerilya di kota mnyerahkan diri dan kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Mereka

menganggap bahwa tewasnya pemimpin DI/TII maka berakhir pula perjuangan DI/TII untuk

mendirikan negara berdasarkan syariat agama islam.

Bagi Sanusi Dari smendapat amanat dari Kahar Muzakkar sebelum dinyatakan tewas

tertembak versi pemerintah agar bertahan dihutan meneruskan perjuangan dan cita-cita DI/TII.

Disebut-sebut setelah pertemuan antara letkol (kini jendral purn.) M. Jusuf dan Kahar Muzakkar,

pimpinan DI/TII ini mengadakan oertemuan dengan orang-orang kepercayaannya.

Sisa-sisa kekuatan DI/TII di Sulsel yang dipimpin Sanusi Daris pernah berunding dengan

pemerintah. Untuk itu, Sanusi Dari sebagai wakil dari Kahar Muzakkar mengambil alih tanggung

jawab memimpin perjuangan DI/TII. Sesuai cita-cita awal, mewujudkan sebuah negara yang

berasaskan islam bersama psukannya, Sanusi Daris tetap bertahan dalam huatan dan melakukan

gerilya menghadapi operasi militer tentara yang terus meburu sisa pasukan DI/TII yang masih

bertahan didalam hutan.

29

Page 30: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Operasi militer yang dilakukan kodam XIV Hasanuddin tidak pernah berhasil menumpas sisa

psukan DI/TII yang lebih menguasai medan hutan.bahkan ketika operasi militer TNI dipimpin

kapten Mappiabang menelusuri jejak-jejak pasukan DI/TII dihutan wilayah enrekang, Tator dan

Pinrang. Mereka menganggap bahwa Sanusi Daris sudah meninggalkan daratan Sulawesi.

Sebelum era reformasi datang , membicarakan mati hidupnya kahar Muzakkar adalah sesuatu

yang tabu. Telah menjadi kesan di tengah masyarakat Sulsel, membicarakan tentang mati

hidupnya pemimpin DI/TII sama dengan bermain-main dengan maut.hampir semua orang yang

pernha dekat dengan Kahar Muzakkar selama berada dihutan mengakui pimpinan DI/TII itu

memilki kelebihan dapat berubah-ubah wajahnya. Kelebihan Kahar Muzakkar itu, menurut

mereka yang percaya dan mantan anggota DI/TII tidak terlepas dari ilmu spiritualyang

dimilkinya.

Untuk menghentiakan perjuangan DI/TII, TNI melakukan berbagai pendekatan. Pendekatan

keamanan dilakukan dengan melakukan operasi militer, TNI berusaka melokalisir dan

mempersempit basis-basis perjuangan DI/TII bahkan mendesak jauh ketengah hutan agar tidak

saling berhubungan antara basis yang satu dengan basis yang lain.

Diantaranya melakukan prundingan di Bonepute pada 1962 untuk menyelesaikan konflik

antara DI/TII dengan TNI pemerintah.

Paham-paham Kahar Muzakkar yang kelihatan ‘bangkit’ belakangan ini dimanipulir oleh

orang-oarang yang fanatik pada perjuangan DI/TII bahwa Kahar Muzakkar masih hidup.

Perjuangan Kahar Muzakkar pemimpin DI/TII bersama pengikutnya dipatahkan oleh

pasukan TNI yang melakukan operasi militer yang diberi nama operasi kilat dalam menumpas

pemberontak DI/TII.

30

Page 31: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Dari sekian operasi-opers\asi militer yang dilakukan TNI, diantaranya bertujuan untuk

menangkap hidup atau mati pemimpin DI/TII itu, agar perjuangan mendirikan negara islam bisa

pupus. Bahkan TNI berhasil merangkul orang kepercayaan Kahar Muzakkar. Orang itu lalu

membelot dan menyerahkan diri kepada TNI. Dari situ pihak TNI memperoleh informasi tentang

dimana posisi pemimpin DI/TII Kahar Muzakkar. Akhirnya dilakukan operasi militer dan

berhasil menembak mati Kahar Muzakkar.

Keberhasilan pasukan TNI menembak mati Kahar Muzakkar kemudian diumumkan kepada

masyarakat luas. Bahkan mayatnya diperlihatkan kepada umum, sebgai bukti. Upaya ini berhasil

mematahkan semangat sebagian besar para pengikut DI/TII yang berada dihutan-hutan wilayah

Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Maka berbondong-bondonglah gerombolan DI/TII

menolak kebenaran pengumuman TNI itu. Bahkan dinilai sebagai informasi bohong belaka

mereka tidak percaya Kahar Muzakkar telah meninggal dan menganggap mayat yang

diperlihatkan secara umum itu bukan mayat Kahar Muzakkar melainkan wajah orang lain yang

mirip Kahar Muzakkar. Namun itu tidak mengganggu proses meredupnya perjuangan DI/TII

hingga akhirnya tidak terdengar lagi.

Seorang pengurus mesjid Al-markas yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan

keyakinannya tentang masih hidupnya pejuang islam yang tidak pernah menyerah, Kahar

Muzakkar. Pengurus mesjid itu tergolong fanatik, bahkan termasuk perintis pelaksanaan syariat

islam yang dicanangkan diSulsel.

Pada tanggal 30 april 1950 Kahar Muzakkar menuntut kepada pemerintah agar pasukannya

yang tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan dimasukkan kedalam angkatan perang

RIS (APRIS). Tuntutan ini ditolak karna harus melalui penyaringan. Untuk mengahdapi

pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan ini pemerintah melakukan operasi militer.

31

Page 32: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Di depan banyak orang dia mengisahkan perjumpaanya dengan Kahar Muzakkar. “kahar

Muzakkar memang masih hihup”. Beberapa bulan bulan lalu saya saya sempat mengantarnya ke

palopo. “jadi saya sangat tidak mempercayai informasi yang mengatakan Kahar Muzakkar telah

meninggal dunia ditambak oleh tentara siliwangi pada tahun 1965. Saat itu bukan Kahar yang

tertembak, tetapi seorang anggota DI/TII yang mirip wajah Kahar.” Katanya.

Menurut Muarrif, pada awal perjumpaannya di sebuah rumah di Makassar, dia tidak tidak

terlalu yakin lelaki tua berjenggot putih yang duduk di depannya, adalah Khar Muzakkar.

Muarrif mengaku, saat itu dia bersama tiga rekannya menemeani Kahar di palopo. Mereka

mengendarai mobil kijang warna hijau muda metalik. Dalam perjalanan sempat sinngah

beberapa kali, selain diwarung, juga di sejumlah lokasi yang pernah ditempati anggota DI/TII

berjuang. Kahar dalam perjalanan itu selalu mengatakan perjuangan DI/TII belum berhenti.

“perjuangan ini tidak boleh berhenti di tengah jalan. Generasi muda harus merasa terpanggil

meneruskannya karena ini adalah panggilan Allah SWT”, tegas Kahar seperti yang disampaikan

ustadz Muarrif.

Selain itu, lanjut Muarrif, ketika meraka singgah istirahat di siwa sebuah lokasi yang pernah

menjadi wilayah latihan anggota DI/TII Kahar menceritakan tentang banyaknya rekan

seperjuangan yang menghianat. “ dalam perjalanan Kahar Muzakkar banyak bercerita tentang

nuansa gerakan DI/TII. Terkesan dari ucapan-ucapannya, dia masih optimis, suatu waktu

gerakan yang pernah Berjaya selama 15 tahun di negeri ini, akan bangkit dengan sebuah pekik

kemenangan.

Apa yang diungkapkan Kahar itu, juga disampaikan kepada ratusan ummat di Palopo.

Setelah tiga hari di Palopo, Kahar pun kembali ke Makassar lalu entah kemana.

32

Page 33: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Pada tahun 2000, Muhammad Jufri Tamboro mantan panglima perang DI/TII dikabarkan

sakit keras. Mungkin lantaran sudah tuanya lelaki bertubuh besar ini, sehinggah keluarganya

memilih cukup merawat di kediamannya di desa Lambai, Kec Lasusua, Kab Kolaka, Sultra.

Jufri Tambora begitu sering dipanggail selama tinggal di desa bekas kekuasaan DI/TII itu,

dia terus dijaga khusus oleh pihak keamanan. Kepala Desa Lambai memang sejak dulu sudah

diwanti-wanti agar tidak memberikan kebebasan kepada Jufri Tambora untuk memberikan

kebebasan kepada Jufri Tambora untuk memberikan Kotbah di Masjid, termasuk di tempat-

tempat keramaiaan.

Lantaran adanya perjuangan model seperti itu, pejuang Islam ini pun menjalani hidupnya

dengan berkebun coklatdan mencari dana untuk pembangunan mesjid di daerahnya. Tidak lam

atersiarnya tentang skitnya Jufri Tambora, seketiaka juga tersiar cerita tentang seorang lelaki tua

renta berjenggok putih menjenguk Jufri Tambora di rumahnya. Belakagan, khususnya di Palopo

muncul cerita kalau lelaki berjenggot putih itu adalah Kahar Muzakkar komandan DI/TII yang

dikabarkan oleh pemerintah. Orde lama dan Orde baru telah meninggal dunia ditembak oleh

seorang perajurit Siliwangi.

Saat itu ketika jufri Tambora sedang berbaring di tempat tidurnya tampa diduga muncul

seorang lelaki berjenggot. Dia tidak bicara apa-apa. Sambil diam dia melihat tajam tubuh Jufri

Tambora yang sedang sakit keras. Hanya beberapa menit kemudian, lelaki itu meninggalkan

rumah Jufri Tambora.

Beberapa minggu setelah munculnya lelaki berjenggot putih itu di rumah Jufri Tambora,

mantan panglima perang DI/TII ini dikabarkan meninggal dunia. Tokoh ini dikebumikan di Desa

Lambai, Kecematan Lasusua, Kab Kolaka, Sultra. Ratusan warga sekitar, ditambah puluhan

warga dari palopoikut memberikan doa khusus akan kepergian Jufri Tambora.

33

Page 34: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Dua minggu setelah kepergiannya, muncul lagi cerita aneh di Desa Lambia. Sejumlah warga

melihat seorang lelaki tua berjenggot sangat mirip dengan lelakiyang menjenguk Jufri Tambora

turun dari petepete lalu duduk di bawah rimbunan daun pohon kelapa. Di desa ini memang

banyak pohon kelapa. Menurut informasi, pohon kelapa itu masih peningalan pejuang-pejuang

dan pengikut gerakan DI/TII

Imaniar seoarang gadis manis asal Soppeng mengaku pernah ketemu Kahar Muzakkar. Saat

itu, niar begitu panggilannya naik mobil panther dari soppeng menuju ke Makassar. Di

sampingnya seorang lelaki berjenggot putih. Ketika sampai di sebuah warung, sopir mobil

menghentikan mobilnya. Niar lalu mengajak sang lelaki tua turun untuk menikmati makanan.

“terima kasih, nak saya lagi kenyang. Kebetulan tadi saya sudah makan, “ jawabanya kepada

niar. Mendengar jawaban itu, entah mengapa, Niar juga tidak turun dari mobil

Usai penumpang menikmati makanan di warung, sang sopir pun melanjutkan perjalanan.

Ketiak sampai di Kota Pangkep, niar menyinggung soal sejarah gerakan Kahar Muzakkar yang

di tumbangkan rezim orde lama. Tak terasa perjalanan mereka sudah sampai di Daya Makassar.

Dalam kediaman, tiba-tiba sang lelaki kembali melirik Niar lalu memberikan sebuah pengakuan

yang tidak pernah di sangka sang gadis. “ sayalah Kahar Muzakkar. Memng saya belum

meninggal. Ketika dikabarkan saya telah mati diberondong senjata oleh tentara siliwangi, itu

hanya bohong besar. Soal init any asaja sama Jusuf ( Jendral M. Jusuf)

Setelah pengakuan itu dalam perjalan niar memilih diam sambil menghayalkan sesuatu.”

Ternyata informasi dari seoarang teman di kampus tentang masih hidupnya pejuang islam itu,

memiliki kebenaran. Ketika sudah sampai di terminal panaikang, penumpang pun turun satu

persatu. Niar lalu mencari taksi untuk pulang kerumahnya di perumnas tamalate. Sampai

dirumah, dia lalu menceritakan kisah perjumpaanya dengan Kahar Muzakkar kepada

34

Page 35: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

keluarganya. Mendengar kisah nyata itu, keluarganya pun penasaran dan seketika hendak

menghubungi sang lelaki

Pengakuan seorang Dokter Ibrahim, seorang dokter asal kabupaten Wajo kini bertugas di

Jakarta. Baru-baru ini dia ke Makassar menghadiri perkawinan keponakannya yang diadakan di

Tamalanrea. Dalam suasana santai banyak bercerita tentang gejolak yang terjadi di ibu kota

Negara . entah mengapa dalam suatu hari di bulan Januari 2001 Ibrahim mengungkapkan tentang

masih hidupnya komandan DI/TII Kahar Muzakkar. Soal informasi bahwa Kahar masih hidup

sampai sekarang say asangat mempercayainya,” katanya kepada semua anggota keluarganya.

Mendengar keyakinan yang di ungkapkan secara tak terduga itu membuat sejumlah

keluarganya dan tamu yang mendengarnya merasa penasaran. Mereka ingin mendengar cerita

lebih jauh tentang refleksi keyakinan dokter Ibrahim itu Ibrahim pun melanjutkan ceritanya.

Menurut mantan pengurus KNPI Sulsel ini, baru-baru ini ia sempat merawat kesehatan Kahar

Muzakkar

Pada awalnya Ibrahim agak ragu mendengar pengakuan itu. Namun keesokan harinya orang

tua berjenggot itu datang lagi. Ia datang lagi untuk memeriksa kesehatannya. Dalam kesempatan

kedua pertemuan ini Ibrahim pun memanfaatkanya untuk mengetahui lebih jauh tentang

pengakuannya, bahwa dialah Kahar Muzakkar komandan DI/TII yang selama ini diinformasikan

oleh pemerintah telah meninggal dunia ditembah oleh seorang perajurit siliwangi di sebuah desa

di Kolaka, Sultra

Menurut Ibrahim pertemuan keduanya ini semakin membutanya merasa yakin kalau lelaki

tua ini adalah Kahar Muzakkar. “ pertemuan kedua saya ini dengannya, dia banyak bercerita

tentang perjuangan ummat Islam yang tidak konsisten. Katanya banyak tokoh-tokoh di negeri ini

yang ingin Negara ini beriodologi islam, namun tidak berkonsisten dalam memperjuangkannya.

35

Page 36: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Mereka katanya, hanya sebatas ngomong saja,”kat Ibrahim menyampaikan hasil pembicaraanya

dengan sang lelaki tua.melalui Ibrahim, sang lelaki tua yang mengaku kahar Muzakkar itu

berpesan kepada ummat islam, utamanya kepada generasi muda Islam, agar mulai sekarang

membangun sebush perjuangan secara sistematis.”sebenarnya perjuangan kami dulu melalui

wadah DI/TII itu sudah hampir tercapai. Hanya saja sejumlah anggota di hutan-hutan belantara

di sulsel ini tiba-tiba menjadi pengecut. Sebagian diantara mereka membelot dan masuk dalam

pemerintahan soekarno. Sehingga tentu saja melemahkan perjuangan, apalagi orang-orang itu,

selain menjadi pengecut juga menjadi mata-mata yang membocorkan rahasia perjuangan kepada

pemerintah Soekarno,” cerita Kahar seperti yang di cerikan Ibrahim.

Sejak pertemuan yang tidak disangka itu, membuat Ibrahim, selain merasa yakin akan

hidupnya Kahar, juga berjanji dalam dirinya untuk melanjutkan obsesi Kahar Muzakkar itu. “

cara saya melanjutkan perjuangannya, tentu tidak seperti gerakan DI/TII dulu. Tetapai saya

berusaha menyampaikan kepada teman-teman dekat, khususnya mereka yang konsisten dalam

memperjuangkan nilai-nilai islam, agar tetap dalam satu barisan memperkokoh hukuman-

hukuman islam, agar tetap dalam satu barisan memperkokoh hokum-hukm islam,” tambah

Ibrahim

Surat Kahar dari Klimantan, seorang pengusaha dari Makassar mengaku sering menerima

surat dari Kahar Muzakkar. Menurut pengusaha yang bernama Syamsuddin (61 tahun ) ini Kahar

Muzakkar berada di Kalimantan. “setiap ada perkembangan soal pengembangan agama Islam,

bias any dia mengabarkan kepada saya melalui surat. Misalnya soal musibah yang bernuansa

keagamaan di Ambon dan Poso,” Kata Syamsuddin awal Januari 2001.

Syamsuddin memang tercatat sebagai pejuang dalam gerkan DI/TII yang dipimpin Kahar

Muzakkar. Dia sempat hidup beberapa tahun di hutan dengan cara berpindah-pindah wilayah.

36

Page 37: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Selain dia mengenal Kahar melalui gerakan Islam, dia juga secar pribadi dikenal sangat dekat

dan akrab komandan pejuang islamitu. Lantaran banyak watak pribadi Kahar yang dikenal

dengan baik. Termasuk soal wanita dan makan yang disukai Kahar.” Saya tahu Kahar itu sangat

senang makan kapurung, makanan kahas orang luwu.” Ujarnya.

Lelaki yang memiliki tubuh kekar ini merasa keberatan kalu dikatakan kahara telah

meninggal ditembak tentara siliwangi pada tahun 1965. “memang saat itu di adiserang tentara

siliwagi di suatu desa di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Seorang teman Kahaar korban terkena

peluru. Sedangkan Kahar berhasil berhasil bersembunyi di semak-semak. Angota DI/TII yang

terkena peluru dan meninggal dunia itu lalu di angkat ramai-ramai oleh tentara siliwangi

dikiranya mayat itu adalalah Kahar Muzakkar. Jadi yang dibawa tentara itu ke kota bukan Kahar

tetapi anggot adari gerakan DI/TII,” kata Syamsuddin yakin.

Tak ada kata menyerah, pada awalnya suasana hotel itu biasa-biasa saja. Sejumlah tamu

kelihatannya ngobrol di ruangan-ruangan khusus. Ada juga sambil berdiri kelihatannya serius

membicarakan sesuatu. Menjelang sore suasana berubah. Tiga mobil sedan tiba-tiba berhenti di

depan hotel. Seketiak sekitar orang turun dari mobil mewah itu. Tampak seorang lelaki tua

berjenggot putih. Lelaki tua yang memakai surban itu langsung digiringi masuk kesebuah

ruangan khusus hotel. Temanya yang lain mengikutinya

Sekitar 10 menit kemudian puluhan orang datang karena mereka belum tahu diman tempat

kamar sang lelaki tua berjenggot putih itu, merekapun menanyakan ke karyawan hotel. Siapa

sang lelaki tua. Pertanyaan itu berkecamuk dalam diri sejumlah tamu yang menginap di hotel

saat itu. “ lelaki tua berjenggot itu adalah Kahar Muzakkar”,jawabannya sambil berlalu berusaha

menembus kerumunan orang. “waktu itu saya mengikuti kuliah keja nyata di sebuah desa

Palopo.

37

Page 38: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Desa itu ternya ta pernah menjadi basis perjuangan DI/TII yang digerakkan Kahar Muzakkar.

Pembuktian sisa-sisa peninggalan perjuangan islam radikal itu masih dapat dijumpai. Bahkan

sejumlah warga di situ mengaku keluarga dekat dengan Kahar yang dulu dikenal dengan nama

panggilan La Domeng. Katanya, nama melekat lantaran Kahar sangat senang dengan bermain

domino. Sebagia desa itu meyakini kalu Kahar masih hidup dan kini berada di Malaysia.

Sekitar satu jam Kahar berceramah dan tukar pikiran. Mereka yang datang sebagian besar

teman seperjuangannya, juga sejumlah genersi muda yang mengaku sangat simpati dengan

perjuangan Kahar yang menginginkan negara ini berideologi Islam.

Refleksi sepenggal masih hidupnya Kahar Muzakkar, sebanyak 200 angket yang disebar,

ternyata 75 persen dari jumlah itu meyakini kalu Kahar Muzakkar masih hidup. Hanya saja

model perjuangannya sudah berubah. Dia lebih mementingkan menyuarakan penegakan hokum

Allah SWT dengan suara Tasawuf dan sufi daripada langkah-langkah radiaklisme gaya

perjuangan DI/TII di hutan.

Mungkin kuat Kahar Muzakkar sudah meninggal tetapi tidak menutup kemungkinan dia juga

masih hidup simpulan itu mencuat lantaran adanya sejumlah catatan sejarah yang mengarah ke

uda pilihan tersebut.

Pertama Kahar Muzakkar sudah meninggal. Alasanyya pihak pemerintah soekarno bersama

TNI telah mengumumkan Kahar Muzakkar meninggal terkena peluru di pinggir sungai Lasolo,

Kolaka, Sulawesi Tenggara pada 2 februari 1965. Peristiwa pengepungan itu dilakukan oleh

personil operasi kilat dibawah perintah panglima Kodam XIV, brigjen TNI M. Jusuf. Pejuang

islam kelahiran Kabupaten Luwu itu di tembak oleh seorang perajurit, kopral Sadeli dari

kesatuan siliwangi. Atas perintah M. Jusuf, sang mayat dinaikkan ke helicopter milik tentara lalu

dibawa ke ruamh sakit pelamonia Makassar. Ada juga informasi, mayat yang disebut-sebut

38

Page 39: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Kahar Muzakkar itu sempat di perlihatkan kepada presiden Soekarno di Jakarta lantara sang

Presiden ingin sekali melihat mayat Kahar Muzakkar. Begitulah catatan sejarah yang lahir dari

versi pemerintah.

Kedua, Kahar Muzakkar masih hidup alasannya, sejak dinyatakan telah meninggal pada 1965

oleh pemerintah ternyata hingga kini tahun 2001 belum pernah ada satu orang pun melihat

kuburan Kahar Muzakkar. Bahkan saat dinyatakan telah tertembak , Hj Corry van Stevanus isteri

Kahar Muzakkar yang sangat setia mendampingi suaminya di hutan belantara berlangsung

melihat langsung mayat Kahar Muzakkar, tidak diizinkan oleh M. Jusuf. Juga orang-orang dekat

setia Kahar Muzakkar ketika berjuang dalam gerakan DI/TII tidak ada yang mengaku pernah

melihat mayat Kahar Muzakkar.

Mungkin karena itu seorang anak kandung Kahar Muzakkar yaitu Titiek kini tinggal di

Jakarta tidak percaya ayahnya sudah meninggal dunia. Begitu juga dengan KH. Sulaiman Habib

Mufti besar Republik Persatuan islam Indonesia dan teman seperjuangan Kahar Muzakkar

hingga kini ia tetap yakin Kahar Muzakkar masih hidup bahkan kiai Kharismatik ini pernah

mendatangi Corry van Stevanus di Jakarta. Dia menyampaikan kalau suami ibu Corry masih

Hidup.

Cerita lain muncul berkaitan dengan peristiwa penembakan di pinggir Sungai Lasolo. Katany

ayang tertembak saat itu bukan Kahar Muzakkar, tapi seorang anggota DI/TII yang mirip wajah

Kahar Muzakkar. Strategi itu sudah diatur oleh M. Jusuf dengan Kahar Muzakkar dalam

pertemuan Khususnya di Bone Pute, sebelum penyerbuan Operasi Kilat digelar di salah satu

markas DI/TII di Sulawesi Tenggara, Tepatnya di Kolaka.

39

Page 40: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

E. Timbulnya Gerakan DI/TII di Aceh (Daud Beureueh)

Sejak dilahirkan, orang tua Daud Beureueh menginginkan ia menjadi seorang ulama

sekaligus mujahid yang siap membela Islam. Karena itu, pada masa usia sekolah, ayahnya tidak

memasukan dirinya ke lembaga pendidikan resmi yang dibuat Belanda seperti Volkschool,

Goverment Indlandsche School, atau HIS, namun lebih mempercayakan kepada lembaga

pendidikan yang telah lama dibangun ketika masa kerajaan Islam dahulu seperti dayah/zawiyah.

Dalam dirinya mengalir jiwa semangat anti-Belanda/penjajah yang pada masa itu masih sangat

kuat.

Di dalam pendidikan ini, Daud ditempa dan dididik dalam mempelajari tulis-baca huruf

Arab, pengetahuan agama Islam (seperti fiqh, hadist, tafsir, tasawuf, mantik, dsb), pengetahuan

tentang sejarah Islam, termasuk sejarah tatanegara dalam dunia Islam di masa lalu, serta ilmu-

ilmu lainnya.

Dari latar belakang pendidikan yang diperolehnya ini, tidak disangsikan lagi, merupakan

modal bagi keulamaannya kelak. Sekalipun tidak mendapatkan pendidikan Belanda, namun

dengan kecerdasan dan kecepatan berpikirnya, ia mampu menyerap segala ilmu yang diberikan

kepadanya termasuk bahasa Belanda. Kebiasaannya mengkonsumsi ikan, yang merupakan

kebiasaan masyarakat Aceh, telah membuat dirinya menjadi pribadi yang mampu belajar secara

cepat (quick learner).

Terlepas dari itu semua, Tengku Daud Beureueh menjadi tokoh utama yang sangat

berpengaruh di DI/TII wilayah Aceh. Mantan Gubernur Militer Aceh ini menyatakan bahwa

Aceh dan daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan Aceh adalah bagian dari NII. Dan

DI/TII pimpinan Daud Beureueh yang berhasil menguasai hampir sebagian besar wilayah Aceh,

40

Page 41: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

hanya kota-kota besar seperti Banda Aceh (Kutaraja), Sigli, Langsa dan Meulaboh yang tetap

berada dalam penguasaan RI.

Pengaruh DI/TII Kartosuwiryo juga menyebabkan terjadiya geraka saparatis di Aceh. Pada

tanggal 20 September 1953 tokoh Aceh bernama Daud beureueh memproklamasikan berdirinya

Negara Islam Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia Kartosuwiryo. Daud Beureueh

adalah gubernur militer Daerah Istimewa Aceh pada masa perang kemerdekaan. Ketika

Indonesia kembali menjadi Negara kesatuan, status Aceh diturunkan dari daerah istimewa

menjadi daerah karesidenan di bawah provinsi Sumatra Utara. Kebijakan pemerintah tersebut dip

rotes oleh Daud beureueh sehingga ia memproklamasikan berdirinya Negara Islam Aceh sebagai

bagian dari Negara Islam Kartosuwiryo. Karena Daud beureueh adalah tokoh berpengaruh dan

pernah menjadi guberur militer Daerah Istimewa Aceh maka gerakannya mudah mendapatkan

pengikut. Selanjutnya, setelah pernyataan berdirinya gerakan DI/TII Aceh tersebut segera

diadakan gerakan menguasai propaganda yang bertujuan untuk mendiskreditkan pemerintah

Republik Indonesia.

Pemberontakan D1/TII di Aceh di mulai dengan “Proklamasi” Daud Beureueh

bahwa Aceh merupakan bagian “Negara Islam Indonesia” di bawah pimpinan Imam

Kartosuwiryo pada tanggal 20 september 1953. Daud Beureueh pernah memegang jabatan

sebagai “Gubernur Militer Daerah Istimewa Aceh” sewaktu agresi militer pertama Belanda

paertengahan tahun 1947. Sebagai gubernur militer ia berkuasa penuh atas pertahanan daerah

Aceh dan menguasai seluruh aparat pemerintah baik sipil maupun militer. Sebagai seorang tokoh

ulama dan bekas gubernur militer, Daud Beureueh tidak sulit memperoleh pengikut. Daud

beureueh juga berhasil memengaruhi pejabat-pejabat pemerintah Aceh, khususnya daerah Pidie.

41

Page 42: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Untuk beberapa waktu lamanya Daud Beureueh dan pengikut-pengikutnya dapat menguasai

sebagian besar daerah Aceh termasuk sejumlah kota.

Gubernur Militer Daerah Istimewa Aceh, Yaitu Tengku Daud Beureueh, merasa tidak

puas dengan pemerintah. Ketidakpuasaan itu muncul karena status daerah kekuasaannya di

turunkan dari daerah istemewa menjadi keresidenan di bawah provinsi Sumatra Utara. Pada

tanggal 21 September 1953, Daud Beureueh menyatakan bahwa Aceh merupakan negara bagian

dari NII. Dengan demikian, Aceh berada di bawah pimpinan Imam Kartosuwiryo.

Pemerintah melakukan operasi militer untuk memadamkan pemberontakan Aceh. Pada

pertengahan bulan Desember 1962 di adakan Muayawarah Kerukunan Rakyat Aceh atas inisiatif

kolonel Jasin, yang menjabat Pangdam pada waktu itu. Akhirnya, dicapai kata sepakat antara

pemerintah, pemerintah daerah, dan rakyat serta pengikut gerakan NII. Dengan demikian

pemberontakan di Aceh diakhiri dengan cara musyawarah.

Setelah penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada Pemerintah RI pada tahun 1949,

Aceh di kembalikan menjadi daerah keresidenan di bawah pimpinan Sumatra Utara. Tengku

Muhammad Daud Beureueh sebagai tokoh ulama di daerah Aceh tidak menyetujui keputusan

pemerintah tersebut. Sejak itu mulai menyusun kekuatan untuk mengadakan pemberontakan.

Setelah merasa kuat dan persiapan di rasa cukup mulai mengadakan pemberontak terhadap

pemerintah RI yang syah, dengan mengadakan penyerahan atas pos-pos tentara dan polisi,

kemudian pecah pemberontakan yang di pimpin oleh Hasan Salehbsebagai panglima TII. Untuk

mengulangi pemberontakan tersebut, dilakukan operasi militer. Operasi tersebut berhasil

mendesak kedudukan pemberontak. Kemudian mereka mengundurkan diri masuk ke hutan,

selanjutnya mengadakan gerilya. Dalam penumpasan gerilya setelah di perhitungkan, banyak

42

Page 43: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

sekali faktor-faktor yang mempengaruhi, maka pada bulan april 1957 di adakan temabak

menembak. Dan operasi yang di laksanakan menjadi opearsi terotorial.

Waktu penghentian tembak menembak tersebut, oleh gerombolan Daud Beureueh di

gunakan untuk memperkuat diri dengan mengadakan latihan perang. Menambah persenjataan

dan mempengaruhi rakyat sehingga pengaruh Daud Beureueh bertambah luas. Untuk

memperkuat pertahanan TNI dan memulihkan keamanan. Maka ditugaskan pasukan-pasukan

dari daerah lain. Divis Diponegoro mengirimkan secara berturut-turut rotasi penugasan pasukan-

pasukan dari Batalyon 447, 446,434,448 dan 441. Operasi teritorial dilaksanakan dengan

memberikan penerangan-penerangan kepada rakyat supaya insyaf dan sadar untuk kembali

kedudukannya semula. Operasi tersebut dapat membawah rakyat kembali jalan yang benar.

Rakyat sudah mau di ajak bergotong royong untuk membangun jembatan dan sarana

pendidikan. Namun demikian tidak di lupakan kegiatan musuh, sehingga selalu di tingkatkan

kewaspadaan. Operasi teritorial yang di lancarkan berhasil menyadarkan Hasan Saleh, komandan

Devisi TII beserta pasukannya.

Pada saat dilancarkan pergeseran II Yon 448, dengan tidak di duga-duga kendaraan yang

membawah 1 regu di hadang dan di tembak ole DI/TII Laut Tawar di pimpin oleh alias Lob.

Kejadian tersebut merupakan pelanggaran konsepsi menghentikan tembak menembak. Dengan

pelanggaran dilakukan oleh DI/TII tersebut, maka Yon 448 melancarkan serangan-serangan

pembalasan terhadap seluruh pos-pos maupun pertahanan DI/TII Laut Tawar. Kemudian

dilaksanakan operasi bersama dengan sasaran markas resimen Laut Tawar. Operasi berhasil

memukul mundur dan terus masuk hutan.

43

Page 44: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Akibat serangan itu pada bulan Juni 1959 komandan resimen Laut Tawar, alias Loby

melalui penghubung mengatakan ingin menyerah dengan terlebih dahulu di adakan perundingan.

Maksud tersebut diterima dan pada tanggal 21 Juni 1959 di laksanakan perundingan antara alias

Loby dengan komandan sektor. Sebaliknya TNI mau memenuhi tuntutan mereka asal seluruh

anggota DI/TII Resimen Laut Tawar di kumpulkan menjadi satu.tuntutan mereka di penuhi

setelah tuntutan dapat di penuhi, pada tanggal 31 september 1959 alias Loby bersama dengan

anak buahnya masuk hutan kembali. Dengan demikian di lakukan pengejaran sehingga dimana-

mana timbul pertempuran. Suasana menjadi berubah dan selanjutnya dilakukan operasi tempur

ke seluruh sektor oleh Yon 445 Devisi Diponegoro. Demikian operasi-operasi yang dilakukan di

Aceh, setelah melaluibeberapa prosespada bulan agustus 1961 daerah Aceh kembali aman dan

sampai sekarang prajurit Kodam IV/Diponegoro tidak pernah absen dalam menegakkan

kedaulatan NKRI di wilayah Aceh karena seluruh Batalyonnya selalu berada di garis depan

untuk menghancurkan gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan sekarang ini Batalyon masih berada di

daerah rawan Nanggroe Aceh Darussalam yaitu Yonif 400/Raiders, Yonif 403/Wirasada Pratista,

Yonif 405/Surya Kusuma, Yonif 406/Chandra Kusuma dan Yonif 407/Padma Kusuma, serta

penugasan pengamanan perbatasan Timor-Timur dan NTT dan pengamanan daerah konflikdi

poso Sulawesi yang tidak pernah absen dilakukan oleh Batalyon Kodam IV Diponegoro secara

bergantian sampai sekarang ini.

Gerombolan DI/TII juga melakukan pemberontakan di Aceh yang di pimpin oleh Teuku

Daud Beureuh. Adapun penyebab timbulnya pemberontakan DI/TII di Aceh adalah kekecewaan

Daud Beureuh karena status Aceh pada tahun 1950 diturunkan dari daerah istemewa menjadi

keresidenan di bawah provinsi Sumatra utara. Pada tanggal 21 september 1953 Daud Beureuh

44

Page 45: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

yang waktu itu menjabat sebagai gubernur militer menyatakan bahwa Aceh merupakan bagian

dari Negara Islam Indonesia di bawah pimpinan SM. Kartosuwiryo.

Dalam menghadapi pemberontakan DI/TII di Aceh ini semula pemerintah menggunakan

kekuatan senjata. Selanjutnya atas prakarsa Kolonel M. Yasin, panglima Daerah Militer

1/Iskandar Muda, pada tanggal 17-21 Desember 1962 diselenggarakan “ Musyawarah

Kerukunan Rakyat Aceh” yang mendapat dukungan tokoh-tokoh masyarakat Aceh sehingga

pemberontakan DI/TII Aceh dapat dipadamkan.

Sudah kita ketahui dari uraian-uraian yang lebih dulu betapa besar sumbangan rakyat

Aceh bagi perjuangan kemerdekaan. Salah satu kekuatan sosial-politik yang besar peranannya di

daerah itu ialah PUSA (Persatuah Ulama Seluruh Aceh)yang di pimpin oleh Tengku Daud

Beureueh yang di jaman revolusi di angkat menjadi Gubernur Militer. Karena sumbangannya

yang besar kepada Republik pada tahun 1949 Aceh di beri status Daerah Istemewa.

Pada tahun 1950, setelah NKRI terbentuk, daerah Aceh dimasukkan menjadi bagian

Propinsi Sumatra Utara yang beribu kota di Medan. Ternyata kebijaksanaan demikian itu sangat

mengecewakan PUSA dan Daud Beureueh memimpin pengikut-pengikutnya melakukan

perlawanan dengan kekerasaan. Pada bulan September 1953 terbukti bahwa Daud Beureueh

menyatakan Aceh menjadi bagian dari NII pimpinan Kartosuwiryo.

Kabinet Ali Sastroamijoya mengambil tindakan tegas dengan mengirimkan berbagai

kesatuan militer dan polisi untuk mematahkan perlawanan Daud Beureueh. Tindakan tegas itu

berhasil mencerai beraikan kekuatan Daud Beureueh. Ia dan pengikutnya terpaksa bertahan di

desa-desa dan menjalankan gerilnya. Lama sekali mereka bertahan dan baru pada tahun 1961

45

Page 46: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Daud Beureueh dan pengikutnya mau menyambut baik uluran tangan pemerintah (amnesti)

untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Dengan demikian keadaan Aceh menjadi aman.

F. Timbulnya Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan

Pada awal tahun 1950-an, yakni sesudah selesainya Perang Kemerdekaan Indonesia,

Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan mendemobilisasi mantan pejuang gerilya dan

merasionalisasi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menimbulkan berbagai

benturan, persoalan, ketidakpuasan, gerakan politik dan bersenjata di sejumlah daerah, seperti

Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Kalimantan Selatan.

Persoalan yang berkaitan dengan konteks nasional itu, tidak terlepas dari Konferensi

Meja Bundar (KMB) yang menghasilkan “Pengakuan Kedaulatan” (transfer of sovereignty) 27

Desember 1949, berupa serah terima pemerintahan antara Pemerintah Kerajaan Belanda dengan

Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS). Di samping itu, serah terima di bidang kemiliteran

yang meliputi bidang personil, material dan aparat pendidikan.

Sesuai dengan keputusan KMB, tanggungjawab keamanan seluruhnya harus diserahkan

kepada Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) yang berintikan TNI dan meliputi

orang Indonesia anggota KNIL serta kesatuan-kesatuan NICA (Netherlands Indies Civil

Administration) lainnya yang berkeinginan masuk. Sehubungan dengan itu, dalam rangka

peleburan anggota KNIL ke dalam APRIS, pemerintah RIS mengeluarkan be¬berapa peraturan

dengan tujuan agar peleburan itu dapat berjalan setertib mungkin. Oleh sebab itu, berdasarkan

Undang-Undang Darurat No. 4/1950 (Lembaran Negara No. 5/1950), maka yang dapat diterima

menjadi anggota APRIS adalah warga negara RIS bekas anggota Angkatan Perang RI (TNI) dan

warga negara RIS bekas anggota angkatan perang yang disusun oleh atau di bawah kekuasaan

46

Page 47: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Pemerintah Hindia Belanda atau NICA, Menurut Nugroho Notosusanto (1985) usaha peleburan

tersebut, didasarkan kepada kebijaksanaan Perdana Menteri Mohammad Hatta yang

berkeinginan menstransformasikan TNI yang lahir sebagai tantara nasional, tentara rakyat,

tentara revolusi, menjadi suatu tentara profesional menurut model Barat. Untuk itu dipekerjakan

suatu Nederlands Militaire Missie (NMM) atau Misi Militer Belanda sebagai pelatih prajurit-

prajurit TNI. Kebijaksanaan tersebut sudah barang tentu tidak populer di kalangan TNI dan

menimbulkan masalah psikologis.

Ditinjau dari segi politik militer peleburan itu merupakan suatu kemenangan, tetapi akibat

psikologis bagi TNI adalah berat. TNI dipaksa menerima sebagai kawan orang-orang yang

selama perang kemerdekaan menjadi lawan mereka. Sementara itu di kalangan TNI sendiri

banyak anggota-anggotanya yang harus dikembalikan ke masyarakat, sebab dianggap tidak

memenuhi syarat-syarat untuk tetap menjadi anggota angkatan perang.

Di Kalimantan Selatan, benturan-benturan juga terjadi ketika diadakannya usaha-usaha

pembentukan TNI dan peleburannya ke dalam APRIS. Sebagai realisasi diri pelaksanaan

Undang-Undang Darurat No. 4/1950, maka pada tanggal 28 Januari 1950 Komandan Teritorium

VI, yaitu Letnan Kolonel Sukanda Bratamenggala menerima bekas KNIL sebanyak 125 orang.

Dalam tulisan Dhany Justian (1972) disebutkan, Letnan Kolonel Sukanda Bratamenggala telah

menerima bekas KNIL berupa 1 kompi infantri dari bawah pimpinan Letnan Satu Sualang dan 1

kompi bantuan dari bawah pimpinan Letnan Kotton.

Sebagian anggota KNIL yang masuk dalam APRIS itu dijadikan pelatih dan komandan

pasukan, dan mereka rata-rata dinaikan pangkatnya, sedangkan sebagian besar mantan pejuang

gerilya yang masuk APRIS hanya berpangkat rendah dan prajurit biasa. Selain itu, utusan militer

dari Pusat yang didatangkan ke Kalimantan Selatan dengan tujuan untuk menyempurnakan

47

Page 48: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Divisi Lambung Mangkurat menjadi kesatuan yang modern telah menimbulkan ketegangan-

ketegangan pada anggota divisi yang nota bene mantan anggota gerilya. Mereka harus menjalani

pemeriksaan kesehatan untuk dilihat siapa-siapa yang tetap menjadi tentara republik dan siapa

yang harus dikembalikan atau didemobilisasikan ke masyarakat. Sebagaimana dinyatakan

Hassan Basry (2003) bagi mereka yang dikembalikan ke masyarakat atau yang tidak memenuhi

syarat sebagai anggota APRIS, kepadanya diberikan pesangon berupa uang sebesar Rp 50,- dan

selembar kain sepanjang 1,3 meter.

Persoalannya tidak hanya itu, setelah menjalani penyaringan mereka harus melaksanakan

aturan-aturan militer yang ketat yang diberikan oleh pejabat-pejabat militer mantan anggota

KNIL dari Jawa yang mereka pandang telah meremehkan dan merendahkan martabat mereka.

Dan lebih celaka lagi, menurut mereka, jabatan militer dan sipil yang terpenting terus diduduki

oleh orang yang mereka pandang pernah bekerjasama dengan Belanda (NICA) atau diberikan

kepada orang-orang dari luar daerah. Sementara itu, ada usaha-usaha untuk memisahkan mantan

pimpinan gerilyawan dengan anak buahnya, misalnya dengan mengirim Kolonel H. Hassan

Basry ke Kairo, Mesir dengan tugas belajar di Universitas Al-Azhar dan tinggallah bekas-bekas

anak buah sebagai anak ayam kehilangan induknya.

Masuknya bekas KNIL ke dalam APRIS, menimbulkan beberapa masalah besar bagi

intern APRIS pada umumnya, dan bagi pasukan TNI yang nota bene mantan pejuang

kemerdekaan, seperti mantan pasukan MN 1001/MTKI dan ALRI Divisi IV Pertahanan

Kalimantan, atau mantan pejuang gerilya lainnya. Mereka dipaksa untuk menerima KNIL

sebagai mitra atau teman sekerja, sedangkan pada masa perang kemerdekaan KNIL adalah

musuh mereka.

48

Page 49: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Tidak lama setelah Kartosuwiryo memproklamasikan gerakan DI/TII Jawa Barat, di

daerah Kalimantan Selatan, Ibnu Hajar, seorang bekas Letnan dua TNI memproklamasikan

berdirinya geraka DI/TII Kalimantan Selatan yang merupakan bagian dari gerakan DI/TII

Kartosuwiryo di Jawa Barat.

Pada akhir tahun 1950,Kesatuan Rakyat Jang Tertindas(KRJT) melakukan penyerangan

ke pos-pos TNI di Kalimantan Selatan. KRJT dipimpin seorang mantan Letnan dua TNI yang

bernama Ibnu Hadjar alias Haderi alias Angli.Ibnu Hadjar sendiri kemudian menyerahkan diri.

Akan tetapi , setelah merasa kuat dan memperoleh peralatan perang, ia kembali membuat

kekacauan dengan bantuan Kahar Muzakar dan S.M.kartosuwiryo. Pada tahun 1954, Ibnu Hadjar

diangkat sebagai panglima TII wilayah Kalimantan. Akhirnya, Pemerintah melalui TNI berhasil

mengatasi gerakan yang dilakukan oleh Ibnu Hadjar pada tahun 1959 dan Ibnu Hadjar berhasil

ditangkap dan pada 22 maret 1965 dan ia dijatuhkan hukuman mati oleh pengadilan militer.

DI / TII Kalimatan Selatan terjadi pada bulan Oktober 1950 , Pepimpinya Ibnu Hajar atau

Haderi bin Umar atau Angli

Sebab Khusus Pemberontakan 

ALRI Divisi 4 kecewa kepada Pemerintah pusat karana gaji dan jaminan sosial diluar pulau

jawa lebih kecil disbanding gaji dan jaminan Perwira/ tentara di dalam pulau Jawa.

Sebab Umum Pemberontakan

Pemuda dan pejuang Kalimanta Selatan tdak mendapat sertifikat pejuang.

Tujuan Pemberontakan

Agar semua perwira dan tentara di dalam maupun diluar pulau jawa mendapatkan perlakuan

yang adil.

Upaya Pemerintah Mengatasi Pemberontakan

49

Page 50: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

1. Dalam menghadapi gerombolan DI/TII tersebut pemerintah pada mulanya melakukan

pendekatan kepada Ibnu Hajar dengan diberi kesempatan untuk menyerah, dan akan diterima

menjadi anggota TNI. Ibnu Hajar pun menyerah, akan tetapi setelah menyerah melarikan diri

dan melakukan pemberontakan lagi.

2. Pemerintah melakukan tindakan tegas dengan cara menggempur pusat pertahanan

gerombolan Ibnu Hajar.

Penagkapan Ibu Hadjar

Ibnu Hadjar berhasil ditangkap dan pada 22 maret 1965 dan ia dijatuhkan hukuman mati oleh

pengadilan militer.

50

Page 51: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Catatan sejarah menunjukkan bahwa perjalanan republik ini diwarnai berbagai peristiwa, baik

pergolakan, perang, maupun pemberontakan. Salah satu bagian sejarah yang memberikan

pengaruh besar pada bangsa dan negara ini adalah peristiwa berdirinya Negara Islam Indonesia

di masa awal kemerdekaan Republik Indonesia. Pergerakan yang dipimpin oleh Kartosoewirjo

tersebut, di berbagai sumber sejarah Pemerintah RI, disebut sebagai pemberontakan. Sementara,

fakta-fakta yang dipaparkan oleh para mantan pejuang NII menunjukkan bahwa pendirian negara

itu dilakukan di uar wilayah RI (hasil Perjanjian Renville). Artinya, NII adalah bagian yang

terpisah dari RI.

B. Saran

Pencapaian yang ideal—mendirikan negara berasaskan syari’at Islam—mungkin akan sangat

sulit dilakukan di Indonesia, sebuah negara yang masyarakatnya amat majemuk. Namun

demikian, banyak tahap ke arah ideal tersebut yang dapat kita lakukan sebagai umat Islam di

negeri ini. Menunjukkan akhlak Islami dalam kehidupan sehari-hari, sedikit banyak, dapat

memberikan sebuah penyegaran di tengah kebobrokan moral yang dialami bangsa kita.

Sesungguhnya, berbuat baik itu dapat menular. Orang lain akan mengikuti perbuatan baik yang

kita lakukan karena mereka telah melihat manfaatnya. Dengan demikian, secara berangsur-

angsur, orang yang melakukan akhlak Islami semakin lama semakin bertambah. Dan bukan tidak

mungkin, secara alami, masyarakat akan menerima syari’at Islam sebagai pedoman yang legal

bagi mereka dalam melakukan segala tindakan.

51

Page 52: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

Artinya, negara dapat melegitimasi syari’at menjadi hukum positif.

52

Page 53: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

DAFTAR PUSTAKA

Maqdalia Alfian, Nana Nuliyana dan Sudarini.2000.sejarah untuk kelas XII.Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Suwarno, Kosoh S, Syafei.1994.Sejarah Daerah Jawa Barat.Jakarta: CV.Dwi Jaya Karya

Herimanto.2009.Pembelajaran Sejarah Interaktif.Surakarta: PT. Tiga Seragkai Pustaka

Mandiri

Suhartono. 2006. Sejarah Smp IX. Jakarta: Widya Utama

Sutarto, Sunardi, Herjunanto, Nanang Rahmawaty, Penny. 2008. Ips Smp IX. Jakarta:

Depertemen Pendidikan Nasional

53

Page 54: Sejarah Gerakan DI.TII.docx

54