Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan...

22
Hal-hal Penting Untuk Dipahami Dalam Mengatur Keuangan Keluarga Muslim Manajemen Keuangan Keluarga Muslim Modul 5 Untuk Para Calon Suami, Calon Istri, Suami atau Istri

Transcript of Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan...

Page 1: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Hal-hal Penting Untuk DipahamiDalam Mengatur Keuangan Keluarga Muslim

Manajemen KeuanganKeluarga Muslim

Modul 5

Untuk Para Calon Suami, Calon Istri, Suami atau Istri

OlehKhoiril Arief Saleh

Jl. Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411

Page 2: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Hal-hal Penting Untuk DipahamiDalam Mengatur Keuangan Keluarga

Oleh : Khoiril Arief SalehJl. Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411

Tidak sedikit keluarga mampu ataupun keluarga miskin tidak dapat menerapkan manajemen keuangan keluarga muslim secara benar. Hal tersebut dapat terjadi antara lain disebabkan oleh: Kurang memahami hakekat harta dalam pandangan Islam. Kurangnya pemahaman tentang aturan-aturan Al-Quran dan hadis dalam hal mencari dan

membelanjakan harta benda atau uang. Kurang mempunyai bekal pengetahuan praktis dalam memilih dan melihat suatu masalah. Kurang mempunyai kemampuan dasar untuk pengambilan keputusan teknis. Hal ini sangat

berkaitan dengan perkirakan proyeksi masa depan keluarga sebagai akibat dari keputusan yang diambil keluarga yang bersangkutan.

Kurang memiliki kesabaran dalam berusaha.Poin 1 dan 2 merupakan dasar bagaimana seorang muslim atau keluarga muslim mengatur uang atau harta. Hal itu telah diterangkan di dua bagian atau modul terdahulu yang berjudul “Pandangan Al-Quran Tentang Harta” dan “Al-Quran Mengatur Harta”. Sehubungan dengan itu, tulisan berikut ini hanya menjelaskan mulai dari poin 3 hingga 5.

Pengetahuan praktis dalam memilih dan melihat suatu masalah penting untuk dimengerti seorang muslim atau keluarga muslim. Dengan pengetahuan itu diharapkan mereka mempunyai wawasan luas, tidak cepat panik dengan suatu masalah yang sedang dihadapinya dan dapat berpikir secara jernih. Kemampuan dasar untuk mengambil suatu keputusan teknis sangat diperlukan dalam suatu usaha untuk mencari dan mengelola harta atau uang. Dengan dipunyainya kemampuan tersebut diharapkan seorang muslim atau keluarga muslim dapat berpikir secara sistimatis dan realistis. Hal ini penting agar tidak terjebak pada keputusan-keputusan yang salah dalam mengelola harta atau uang. Kesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim, dengan kesabaran dan ridha Allah usaha-usaha akan dapat mencapai sasaran.

1. Beberapa Pengetahuan Praktis Perlu Dipahami Keluarga Muslim Agar Dapat Mengatur Keuangannya Dengan BenarDalam menjalankan manajemen keuangan keluarga muslim, akan sangat efektif dan optimal bila anggauta keluarga mempunyai kemampuan tentang: Memilih secara tepat. Melihat masalah secara mikro dan makro secara cepat.Kemampuan dua hal tersebut tidak mungkin dapat dimiliki seseorang secara serentak. Kemampuan tersebut akan selalu meningkat seiring dengan berjalannya waktu dan pengalaman seseorang atau keluarga muslim. Peningkatannya bisa berjalan lambat dan bisa berjalan cepat, tergantung dari kemauan dan usaha dari tiap-tiap orang atau keluarga muslim. Penguasaan kemampuan tersebut akan semakin cepat dan mudah dimiliki bila didukung dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

2

Page 3: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Menyerap perbendaharaan pengalaman dan ilmu yang banyak. Pengalaman tersebut dijadikan sebagai guru yang paling berharga.

Melihat masalah dengan mengikut sertakan pandangan-pandangan yang jauh kedepan, antara lain dengan memproyeksikan akibat dari hal-hal atau keputusan-keputusan yang telah dilakukan.

Dengan bekal pengetahuan itu keluarga muslim akan dapat memecahkan masalah-masalah keuangan dengan baik and optimal. Mereka tidak akan gegabah dalam membelanjakan uang atau hartanya dan akan sangat hati-hati pula dalam menyimpannya. Penjelasan dari hal-hal tersebut diatas diuraikan dalam subbagian-subbagian berikut.

1.1. Latihan Memilih Dengan Benar

Latihan untuk memperoleh kemampuan memilih, dijelaskan dalam diagram alur pada Gambar 1. Latihan sesuai diagram tersebut mula-mula dilakukan secara pelan-pelan dan benar, kemudian dilakukan secara agak cepat, kemudian cepat, dan cepat sekali. Latihan harus dimulai dari masalah-masalah sangat sederhana, kemudian meningkat pada masalah-masalah sulit. Pengambilan keputusan memilih terbaik dari yang baik dan memilih kurang jelek dari yang jelek sangat sukar dilakukan pada masalah-masalah sulit. Pengambilan keputusan tersebut harus dibantu dengan evaluasi matrik seperti yang diterangkan pada diagram alir (gambar 2) dan contoh matrik (gambar 3). Kesuksesan latihan tersebut dapat memberi suatu kebiasaan baik seseorang atau keluarga muslim dalam mengelola harta atau uang.

Gambar 1DIAGRAM ALUR LATIHAN UNTUK MEMPEROLEH REFLEK MEMILIH

3

LATIHAN MEMILIHANTARA

SALAH DAN BENAR

LATIHAN MEMILIHKURANG SALAH

DARI HAL-HAL YANG SALAH

LATIHAN MEMILIHTERBENAR

DARI HAL-HAL YANG BENAR

LATIHAN MENENTUKAN KECENDERUNGAN

LATIHANSUKSES

LATIHANKURANGSUKSES

Page 4: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim 4

Page 5: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Gambar 2

5

Page 6: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Gambar 3.

SALAH SATU CONTOHMENGEVALUASI POTENSI PROBLEM JEMAAH HAJI DENGAN MATRIK

Parameter penilaian

Potensi problemYang dievaluasi

Waktu

DenganBobot1

MagnitudekepentinganDenganBobot1

Dampak

DenganBobot2

Total nilai

Jumlah semuanilai yang telahdikalikan bobot

Imigrasi di Arab Saudi

11

55

510 16

Mengatasi petugas bea cukai Arab Saudi

11

11

12 4

Mengumpulkan barang Selamat sampai di maktab

11

33

510 14

Tersesat atau Terpisah dari rombongan

33

55

510 18

Menyesuaikan diri hidupSekamar dengan jamaah lain.

55

55

510 20

Menyesuaikan diri beribadah Satu tempat dengan jamaah lain.

55

22

24 11

Menyesuaikan menuMakanan yang ada

55

22

24 11

Mengatur penggunaanUang bekal dan living cost.

55

55

510 20

Mengatasi udara dinginAtau panas.

55

33

510 18

Mengatasi kelembabanYang rendah

55

33

510 18

MerawatKesehatan.

55

55

510 20

Mengataur barang bawaankembali ketanah air.

11

22

12 5

Imigrasidi Indonesia

11

11

12 4

Catatanan : 1. Angka diatas menunjukkan nilai sedang angka dibawah menunjukkan nilai yang

telah dikalikan dengan bobot parameter penilaian2. Total nilai besar harus lebih dipentingkan/diperhatikan dibanding dengan total

nilai kecil

6

Page 7: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

1.2. Latihan Melihat Masalah Secara Makro Dan Mikro

Kemampuan ini dapat dilatih dengan cara seakan-akan melihat masalah seperti melihat hutan dengan mengendarai helicopter. Bila ingin melihat hutan secara detil, melihat daun, batang pohon, akar rumput, hewan dan sebagainya, turunkan helicopter tersebut sedekat mungkin (kalau perlu mendarat). Pada kondisi itu tidak dapat melihat sungai di seberang hutan, tidak bisa melihat sawah di samping hutan dan sebagainya. Bila ingin melihat agak general, naikkan helicopter hingga ketinggian tertentu, akan terlihat gerombolan-gerombolan daun tetapi hal-hal detil sudah tidak terlihat lagi. Bila ingin melihat hutan secara sangat general, helikopter harus dinaikkan lagi setinggi mungkin. Pada kondisi itu, dapat melihat sungai, sawah, kebun, perumahan di seberang hutan dan sebagainya. Demikian halnya seorang atau keluarga muslim melihat masalah harta atau uang. Seorang atau keluarga muslim harus dapat melihat masalah dengan menaik turunkan helicopter secepat mungkin. Kecepatan melihat masalah dari berbagai posisi tersebut sangat diperlukan dalam menganalisa suatu masalah harta atau keuangan secara cepat.

1.3. Menyerap Perbendaharaan Pengalaman Dan Ilmu Yang Banyak

Menyerap ilmu yang banyak merupakan kewajiban setiap umat manusia mulai lahir hingga masuk keliang kubur. Hal ini penting untuk digunakan sendiri atau untuk mendidik serta memimpin istri. Ilmu dapat dicari dengan cara membaca, berguru maupun mempelajari semua ciptaan Allah yang kita jumpai. Pengalaman dapat dicari dengan melakukannya sendiri atau menyerap apa yang telah dilakukan orang lain. Penyerapan pengalaman akan sangat efektif dengan menggunakan sistem pakar.

Selain untuk menambah ilmu pengetahuan sistem pakar ini akan sangat baik digunakan untuk melakukan evaluasi pengambilan keputusan dalam keluarga. Kualitas pengambilan keputusan keluarga akan terus meningkat dengan menggunakan sitem pakar. Sistem Pakar memberi hasil yang makin baik bila memori dan pengalaman suami telah makin banyak menyimpan pengalaman.

Salah satu hadis dapat diterjemahkan menekankan pentingnya penggunaan sitem pakar. Hadis itu mengatakan sebagai berikut : "Seorang muslim tidak akan digigit kala dua kali dari lubang yang sama". Seorang muslim harus belajar dari pengalaman-pengalaman, baik dari pengalaman sendiri ataupun dari pengalaman saudara-saudaranya. Gambar 4 menjelaskan suatu konsep penalaran hadis tersebut dalam kehidupan berkeluarga. Dalam diagram alur gambar tersebut terlihat bahwa baik keberhasilan ataupun kegagalan dalam mengambil keputusan selalu dijadikan sebagai data dasar untuk mengambil keputusan berikutnya. Dalam hal ini seorang kepala keluarga tidak boleh ragu-ragu mengambil keputusan; semakin sering mengambil keputusan semakin tinggi mutu keputusannya, semakin takut atau jarang mengambil keputusan semakin sulit untuk meningkatkan mutu keputusannya.

Penerapan kemampuan-kemampuan tersebut benar-benar membantu suami melaksanakan kewajiban memimpin istri dalam menghadapi beberapa masalah. Selain membantu, kemampuan tersebut akan menambah percaya diri dalam memimpin dan mendidik istri.

7

Page 8: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Gambar 4

KONSEP PENALARAN PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA

8

EVALUASIKEPUTUSAN KELUARGA

PENGALAMAN KELUARGA

LAIN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA

PELAKSANAAN KEPUTUSAN KELUARGA

KEPUTUSANKELUARGA

TEPAT

BERHASIL

PENGALAMAN KELUARGA

SENDIRI

KEPUTUSANKELUARGA

TIDAK TEPAT

Page 9: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

2. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan Teknis Dalam Mengatur Keuangan KeluargaSebelum membahas tentang tujuan, tidak ada jeleknya dijelaskan terlebih dahulu tentang tujuan secara umum dan tujuan teknis. Tujuan secara umum adalah tujuan yang biasa sampaikan oleh masyarakat kita, misalnya tujuan untuk mewujudkan rasa aman, tujuan untuk mewujudkan rasa bebas, dan sebagainya. Tujuan itu sulit dibuktikan pencapainannya, tidak tahu kapan telah tercapai dan kapan belum tercapai. Tujuan teknis adalah tujuan yang benar-benar jelas cara pencapaiannya dan jelas pula statusnya. Dapat dibuktikan pencapaiannya. Penjelasan berikut mengkhususkan tentang tujuan teknis agar dapat dipahami dan dipakai dalam manajemen keuangan keluarga muslim.

Tidak dapat dipisahkan lagi bahwa untuk mencapai tujuan teknis akan selalu berkaitan dengan uang atau harta dan juga sebaliknya uang atau harta juga dapat menentukan tujuan teknis. Menentukan tujuan, berusaha mencapai tujuan dan mengevaluasi tujuan teknis merupakan bagian dari manajemen keuangan keluarga muslim. Oleh sebab itu seorang atau keluarga muslim harus mengetahui dasar-dasar tentang tujuan teknis.

Sebelum menentukan tujuan teknis, keluarga muslim harus mempunyai visi realistis tentang keluarganya. Visi tersebut harus diwujudkan menjadi tujuan teknis atau sasaran keluarga. Tentu saja hal ini harus mempertimbangkan masalah keuangan dalam keluarga atau sebaliknya visi tersebut terwujud karena adanya harta atau uang dalam keluarga.

Setelah tujuan teknis keluarga ditentukan, tentunya langkah berikutnya adalah usaha mencapai tujuan tersebut. Banyak cara untuk mencapai tujuan tersebut; dapat dicapai dengan cara tidak halal (tidak benar) tetapi dapat juga dicapai dengan cara halal (benar). Secara teknis tujuan dapat dicapai dengan berbagai macam cara, dari yang sangat tidak efisien hingga yang sangat efisien. Apapun yang terjadi, Keluarga muslim harus dapat mencapai tujuan keluarga dengan cara halal (benar), efisien dan dilakukan dengan hati yang teguh.

Cara efisien mulai dari menentukan tujuan teknis hingga pencapaiannya dapat dilakukan dengan menerapkan tahapan kerja secara sistimatis dan taktis mengikuti diagram alur Gambar 5. Tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut: Pada tahap pertama; penentu tujuan teknis keluarga harus dapat menjabarkan atau

memberikan batasan-batasan nyata dari tujuan teknis keluarga tersebut. Tahap kedua; melakukan identifikasi potensi-potensi problem keluarga dalam mencapai

tujuan teknis keluarga. Tahap ketiga; melakukan analisis terhadap potensi-potensi problem dan sekaligus membuat

rangking kemungkinan kejadian atau rangking besar kecilnya dampak negatif. Tahap keempat; melakukan antisipasi dan membuat rencana tindakan-tindakan untuk

mencegah problem-problem keluarga yang teridentifikasi sesuai dengan rangking kemungkinan kejadian atau rangking besar kecilnya dampak negatif.

Tahap kelima; melakukan tindakan-tindakan atau keputusan-keputusan sesuai dengan rencana pencegahannya dengan menyesuaikan kondisi dan kendala yang ada. Bila terjadi problem baru harus secepatnya menganalisa dan melakukan tindakan penanggulangannya.

Tahap keenam atau tahap terakhir; bila dalam menanggulangi problem menemui jalan buntu akibat kondisi dan kendala yang ada, keluarga atau kepala keluarga harus meninjau kembali definisi tujuan teknis keluarga dan batasan-batasannya agar diperoleh suatu hasil yang optimal. Tindakan ini dikatakan sebagai "tindakan penyelamatan".

Masing-masing tahap di atas dijelaskan secara rinci dan berurut pada uraian berikut.

9

Page 10: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

2.1. Menjabarkan Batasan-Batasan Nyata Untuk Menentukan Tujuan Teknis Keluarga Muslim

Definisi tujuan teknis atau batasan-batasan nyatanya harus dapat dijelaskan agar tidak terjadi kesalahan. Dalam menentukan difinisi atau batasan-batasan ini sebaiknya mengikuti syarat-syarat sebagai berikut: Tujuan teknis harus jelas dan dapat jabarkan secara nyata dalam bentuk kalimat. Penjelasan

ini sangat penting karena tujuan yang tidak dapat dijabarkan secara nyata, sulit dicapai. Jalan pikiran tersebut benar-benar dicontohkan dalam aturan agama Islam; misalnya Islam dijabarkan dalam bentuk rukun Islam, Iman dijabarkan dalam bentuk rukun iman dan sebagainya.

Diketahui batasan-batasannya bahwa tujuan teknis telah tercapai atau belum/tidak tercapai. Dalam mencapai tujuan teknis harus dapat ditetapkan batas waktunya (hari, minggu, bulan,

atau tahun). Tujuan teknis harus bersifat merangsang dan tidak bertentangan dengan aturan Al-Quran

dan hadis. Harus dapat menjabarkan rincian operasional pencapaian tujuan teknis.Dari penjelasan tersebut di atas diharapkan para suami dapat menerapkan syarat-syarat tersebut pada pelaksanaan penjabaran tujuan teknis keluarga dengan baik.

2.2. Mengidentifikasi Potensi Problem Sebagai Akibat Ditentukannya Tujuan Keluarga.

Tidaklah mudah mencapai tujuan teknis yang telah didefinisikan dan ditentukan batasan-batasannya. Dalam perjalanan mencapai tujuan teknis, keluarga tersebut selalu bertemu dengan problem-problem. Untuk mempermudah mengatasi problem, maka semua potensi problem harus sudah dapat diidentifikasi sebelum terjadi.

Identifikasi potensi problem dilakukan dengan cara menginventarisasi semua kemungkinan problem yang akan terjadi atau dengan cara membuat skenario-skenario baru yang mungkin dapat terjadi. Semakin teliti proses inventarisasi semakin banyak potensi problem dapat diketahui. Semakin tepat skenario semakin tepat pula kemungkinan potensi problem yang didapat. Lengkapnya inventarisasi dan pengetahuan tentang potensi problem akan menghasilkan analisa yang bermutu.

Untuk mempermudah analisa potensi problem harus dapat didefinisikan dan ditentukan batasan-batasannya. Potensi problem yang akan dianalisa harus dapat dibedakan mana yang disebut potensi problem dan mana yang bukan potensi problem.

2.3. Menganalisa Potensi Problem Keluarga.

Semua potensi problem yang telah ditemukan, dianalisa segala kemungkinan penyebab dan akibatnya. Untuk mempermudah analisa perbandingan dari semua potensi-potensi problem, dibuat matrik kemungkinan kejadiannya beserta besar kecilnya dampak yang ditimbulkannya. Dengan teknik pembobotan penilaian dari kemungkinan kejadian dan besar kecilnya dampak, dapat dibuat rangking potensi problem.

10

Page 11: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Gambar 5

DIAGRAM ALUR TINDAKANMENGONTROL RODA PERJALANAN KELUARGA

11

MENDEFINISIKANMENJABARKAN

TUJUAN TEKNIS KELUARGA

MENGANTISIPASIMENCEGAH

POTENSI PROBLEM

TUJUAN TEKNIS ATAU SASARAN SUATU

KELUARGA

MENGIDENTIFIKASIPOTENSI PROBLEM

MENGANALISAPOTENSI PROBLEM

MENGATASIPROBLEM

BERHASIL

KENDALA :DANAPENGETAHUANKEMAMPUAN KERJAFASILITAS

Page 12: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Kerangka matrik gambar 2 dapat dijadikan salah satu contoh cara membuat rangking potensi problem. Diharapkan rangking ini dapat memberikan andil untuk menentukan keputusan-keputusan penanggulangan problem. Hal-hal tersebut dapat mengefisienkan dan mengefektifkan perjalanan mencapai tujuan keluarga.

Selain problem timbul sesuai dengan antisipasi suami (pemimpin keluarga), problem baru juga dapat timbul secara mendadak diluar perkiraan. Datangnya problem baru kadang-kadang beruntun, tumpang tindih dan bahkan saling kait-mengait menyulitkan analisa problem. Untuk mengetahui problem baru secara pasti, harus dilakukan identifikasi mengenai: Apa problemnya. Dimana terjadi problem. Kapan terjadi problem. Sejauh mana perkembangan problem. Berapa besar magnitudenya atau luasnyaPenerapan keempat hal tersebut di atas diharapkan dapat menghilangkan tumpang tindih dengan analisa problem. Hal ini akan dibahas secara lebih detil di bagian atau modul yang berjudul “Mengatasi Problem Keuangan Keluarga Muslim”.

Diketahuinya problem baru mengharuskan untuk melakukan analisa problem baru lagi. Tentunya hasil analisa baru dapat digunakan untuk mengkoreksi hasil analisa lama. Problem-problem tersebut tidak dapat diatasi bersama-sama tetapi harus disesuaikan dengan tingkat prioritasnya.

2.4. Mengantisipasi Potensi Problem Keluarga.

Potensi problem diperhatikan dan diantisipasi sesuai dengan rangkingnya. Rangking atas diberi perhatian lebih sedang rangking bawah diberi perhatian sedang, bahkan tidak perlu diperhatikan sama sekali bila dianggap berakibat dan berdampak kecil sekali.

Antisipasi potensi problem yang satu tidak sama dengan potensi problem yang lain. Masing-masing potensi problem memerlukan cara, waktu, sarana dan dana yang berbeda-beda. Suatu keluarga atau kepala keluarga harus dapat membuat rencana penanggulangannya. Rencana penanggulangan yang lengkap dan baik akan mudah dilaksanakan bila benar-benar potensi problem menjadi problem.

Bila diketahui adanya potensi problem sangat sulit atau tidak mungkin ditanggulangi dengan sumber daya yang ada maka secepatnya kepala keluarga mengevaluasi kembali tujuan yang telah dibuat. Modifikasi tujuan perlu dilakukan agar tidak menimbulkan potensi problem yang tidak mungkin ditanggulangi.

Adanya rencana-rencana untuk mengantisipasi potensi problem tersebut, keluarga tidak akan merasa kaget dan sulit menghadapi problem, bila benar-benar terjadi. Kondisi tersebut dapat mengurangi stres dan kebingungan keluarga. Bila problem datang, tinggal menjalankan rencana penanggulangan yang telah disusun.

2.5. Menanggulangi Problem Sulit Dalam Keluarga.

Subbagian ini membahas tentang suami atau keluarga sudah tidak dapat mengatasi problem.

Suatu potensi problem dapat benar-benar menjadi problem. Berdasarkan kemudahan penanggulangannya, sifat problem dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu : Problem terjadi sesuai potensi problem yang telah diantisipasi semula. Problem terjadi dengan sedikit menyimpang dari problem yang telah diantisipasi semula

tetapi masih dapat terkendali.

12

Page 13: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Problem yang tiba-tiba muncul tetapi masih dapat terkendali. Potensi problem yang diantisipasi, berubah menjadi problem baru atau muncul problem

baru sama sekali yang kedua-duanya tidak dapat diatasi.Jenis problem 1, 2 dan 3 tidak perlu dibahas karena telah dapat di atasi. Jenis problem d perlu dievaluasi dan dikaji secara cermat.

Untuk mengatasi jenis problem macam 4, harus mengevaluasi kembali batasan-batasan dana, waktu dan segala jenis kemampuan yang dimiliki keluarga. Terobosan untuk meningkatkan dana atau kemampuan ini harus dilakukan terlebih dahulu dengan cara : Mencari tambahan dana halal tanpa harus menimbulkan dampak baru. Mencari cara-cara baru yang lebih baik dan efisien. Menekan dana, waktu atau kemampuan-kemampuan lain yang digunakan untuk melakukan

pekerjaan di sektor-sektor lain. Dialihkan untuk mengatasi problem yang sulit teratasi tersebut, sepanjang tidak mengganggu program dan kualitas sektor lain tersebut.

Bila cara-cara tersebut masih belum dapat mengatasi problem, maka keluarga atau kepala keluarga harus mengevaluasi kembali jabaran operasional tujuan keluarga. Modifikasi tujuan beserta penjabarannya harus secepatnya dilakukan agar diperoleh suatu hasil yang optimal. Minta petunjuk Allah, lebih mendekatkan diri pada Allah. Tindakan ini disebut sebagai "tindakan penyelamat tujuan keluarga". Tindakan ini harus dilakukan secepat mungkin dengan dukungan komunikasi yang baik dengan semua anggota keluarga yang terlibat, terutama dengan istri. Tentunya dalam mengambil keputusan mengenai hal tersebut harus disertai analisa tentang potensi problem baru dan analisa tentang dampaknya. Banyak buku menjelaskan cara menganalisa dampak tepapi secara general dapat dikatakan tidak jauh berbeda dengan menganalisa potensi problem.

Pada kondisi seperti ini, pengambilan keputusan keluarga atau kepala keluarga harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: Keterbatasan pengetahuan. Keterbatasan dana (uang). Keterbatasan ketrampilan. Keterbatasan kemampuan usaha atau kerja. Keterbatasan fasilitas. Keterbatasan waktuSelain hal-hal tersebut di atas masih banyak yang perlu dipertimbangkan, tergantung pada kondisi dan lingkungan keluarga berada.

Tahapan-tahapan tersebut berputar dari awal hingga akhir dan diawali lagi dari awal hingga akhir, demikian seterusnya. Hal itu dinamakan sebagai roda perjalanan keluarga. Dengan menggunakan sistimatika yang benar diharapkan roda keluarga dapat berputar menuju kualitas yang selalu lebih baik. Hari ini harus lebih baik hari kemaren dan hari esok harus selalu lebih baik dari hari ini.

3. Sabar Dalam BerusahaSabar dalam persepsi Islam adalah tabah, ulet, gigih, tidak mudah menyerah dan tidak mudah mengeluh. Setiap usaha harus disertai kesabaran. Beberapa ayat Al-Quran mengharuskan agar manusia selalu bersabar baik dalam kesulitan ataupun dalam kelapangan berusaha. Dengan kesabaran, kekuatan akan berlipat, dan bisa menandingi pesaing-pesaing yang jumlahnya lebih banyak. Sebagian dari ayat-ayat tersebut ditunjukkan dalam tulisan berikut:

13

Page 14: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui padamu bahwa ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (Qs. 8:66)

Dan taatlah kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Qs. 8:46)

Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kamu cobaan bagi yang lain. Sanggupkah kamu bersabar Dan Rabbmu Maha Melihat. (Qs. 25:20)

Jika Dia menghendaki Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan )-Nya bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur, (Qs. 42:33)

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur. (Qs. 31:31)

Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang. (Qs. 23:111)

Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, (Qs. 25:75)

Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera, (Qs. 76:12)

Dengan bekal kesabaran, Allah akan memberikan jalan untuk mengatasi segala masalah, termasuk masalah mencari dan membelanjakan harta.

14

Page 15: Sedikit tentang penulis - Manajemen Islam | by … · Web viewKesalahan tersebut dapat menimbulkan kesulitan diri sendiri. Kesabaran dalam berusaha harus dipunyai oleh setiap muslim,

Konsultan Manajemen Keluarga Muslim

Daftar Pustaka1. Al-Quran, software versi 1.2. Al Ghozali, Menyingkap hakikat perkawinan, adab, tata cara dan hikmahnya, Karisma,

Bandung, 1991.3. Alhamdani H.S.A., Risalah nikah, alih bahasa oleh Agus Salim, Pustaka Aman, Jakarta,

1985.4. At Tirmidzi, Hadis mengenai pribadi dan budi pekerti Rasulullah SAW., alih bahasa oleh

M. Tarsyi Hawi, CV Diponegoro, Bandung, 1990.5. Choiruddin Hadhiri SP., Klasifikasi kandungan Al-Quran, Gema Insani Press, Jakarta,

1994.6. Fachrudin HS., Terjemah hadis shohih Muslim, Bulan bintang, Jakarta, 1980.7. Hussein Bahreisj, Himpunan hadis shohih Bukhari, Al Ikhlas, Surabaya, 1980.8. Ibrahim Amini, Bimbingan Islam untuk kehidupan suami-istri, Al Bayah, Bandung, 1996.9. Mahfudli Sahli, Menuju rumah tangga harmonis, Bahagia, Pekalongan, 1985.10. Miftah Faridl, Keluarga bahagia, peraturan nikah dan pembinaan keluarga, pustaka,

Bandung, 1986.11. Peter Lauster, Tes Kepribadian, Bumi Aksara, Jakarta, 1997.12. Shaleh K.H.Q., Dahlan H.A.A. dan Dahlan H.M.D., Asbagianun Nuzul, latar belakang

historis turunnya ayat-ayat Al Qur,an, CV. Diponegoro, Bandung, 1994.13. Sukmadjaja Asyarie, Rosy Yusuf, Indeks Al-Quran, Pustaka, Bandung, 1984.14. Muhammad Tajuddin bin Almanawi Alhaddadi, 272 hadis qudsi, alih bahasa oleh H.

Salim Hahreisy, PT. Bina ilmu, Surabaya, 1986.15. Drs. Muhammad Thalib, 20 Perilaku Durhaka Istri Terhadap Suami, Irsyad Baitus Salam,

1997.16. Drs. Muhammad Thalib, 20 Perilaku Durhaka Suami Terhadap Istri, Irsyad Baitus Salam,

1997

15