Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
-
Upload
moch-f-dzulfiqar -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
Transcript of Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
-
7/23/2019 Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
1/12
Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang dalam Psikologi Positif
Tibalah dihadapan kami, seorang pria paruh baya dengan kulit yang lama terpapar sinar
mentari, berpakaian lusuh dan berusaha menarik gerobak rongsokan, perlahan seperti seekor
siput. Tiba-tiba dari dalam gerobak itu seorang anak kecil menampakan batang hidungnya. Sang
anak iba pada kondisi bapaknya, angin mengantarkan tiap kata anak itu pada kami. Kenapabapak bersusah payah untuk menyekolahkanku! Meski nampak letih, sang bapak men"a#ab
$ak, kamu harus "adi lebih baik.!
%angkah kami berlan"ut, anak dan bapak itu berlalu. Per"umpaan sekilas tanpa sapa itu
meninggalkan kesan bagi &udrey. Dalam benak anak itu terlintas sebuah pertanyaan. Mengapa
manusia mau bersusah payah, memper"uangkan sesuatu yang belum pasti! padaku dia bertanya.
'adi bagaimana aku harus men"elaskannya &h, pohon pisang di kiri dan kanan kami
menu"u puncak bukit memberiku ide. Tahukah Drey, manusia itu seperti pohon pisang. &ku tahu
kau pasti kebingungan bukan Padahal manusia adalah manusia, bukan tanaman, apalagi pohon
pisang, bukankah itu yang ada dibenakmu sekarang Drey Tapi begitulah, "ika kau bertanya
tentang per"uangan manusia terhadap sesuatu yang belum pasti, maka manusia itu seperti pohon
pisang. Kau pasti ingin tahu mengapa, iya bukan (aiklah, biarku "elaskan Drey.
Se"arah sudah menun"ukan pada kita tentang per"uangan manusia. Sebagai contohnya
adalah bangsa kita Drey. Semangat mengusir kolonialisme bangsa asing, dan impian meraih
kemerdekaan adalah sesuatu yang tidak pasti, bahkan peperangan itu berlangsung selama )*+
tahun. &kan tetapi, dari #aktu ke #aktu per"uangan tidak pernah berakhir di satu generasi,
per"uangan itu diturunkan dari masa para ra"a hingga masa para cendikia#an. Tiap amannya
per"uangan bangsa kita melahirkan pahla#an, mereka lahir memba#a semangat dan cita-cita
yang sama, sehingga begitu sepeninggal mereka akan lahir pahla#an baru, sampai akhirnya
tongkat estafet per"uagan pun tiba di garis finis yang bernama kemerdekaan. (egitu pula
dengan pohon pisang Drey, selama belum berbuah kemudian ditebang, dia akan menumbuhkan
tunas baru untuk melan"utkan fotosintesis yang menghasilkan buah pisang. &kan tetapi, manusia
itu seperti pohon pisang tidak hanya sebatas itu, yang kuceritakan tadi itu hanyalah asosiasi
sederhana, sekarang akan ku a"ak kau melihat makna pohon pisang dari sudut pandang psikologi
positif.
/Pembicaraan kami berlan"ut di ba#ah kerindangan pohon beringin, dari atas bukit ini terlihat
hi"aunya hamparan padi di sa#ah0
Dari apa yang disampaikan sebelumnya, dalam sudut pandang psikologi positif hal itu
mengerucut pada optimism dan efisasi diri. Semangat para pe"uang yang kita bicarakan tadi tentu
erat kaitannya dengan optimism. Tetapi pasti heran Drey, bagaimana bisa kita tahu "ika pohonpisang punya optimism (ukankah itu yang ada di benakmu Drey 1ptimism sendiri bukanlah
sekedar sikap, apa yang kita ketahui biasanya tentang adalah sikap seseorang yang memiliki
keyakinan pada hal baik yang mungkin ter"adi. Tidak Drey, optimism "uga apa yang ingin kita
capai. 1ptimisme adalah daya yang membangkitkan keyakinan kita terhadap hal ingin dicapai,
daya itu terkadang begitu kuat sama halnya "uga dengan keyakinan, ketika daya atau keyakinan
men"adi kuat dia bisa memberi rasa percaya diri, semakin kuat lagi daya dan keyakinan itu maka
-
7/23/2019 Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
2/12
seseorang bisa menyingkirkan kenyataan, pada akhirnya Drey kita ter"emus dalam ilusi.
Sekarang ada baiknya bagi kita untuk memahami optimism dalam satu definisi yang rele2an
dengan makna dari pohon pisang. seperti yang disinggung sebelumnya, pohon pisang akan terus
tumbuh selama belum menghasilkan buah pisang. &rtinya bahkan pohon pisang pun Drey, dia
memiliki tu"uan dan daya untuk menggapai tu"uan itu. Tu"uan yang harus dicapai pohon pisang
adalah berbuah, dan daya yang menu"u tu"uan itu salah satunya dengan menumbuhkan tunas barusebagai persiapan dan cadangan. Sampai se"auh ini mungkin kau kan bertanya, dimana letak
optimism pada pohon pisang 3al itu Drey, terletak pada hukum alam dari pohon pisang itu
sendiri, yaitu terus menumbuhkan tunas baru selama belum berbuah dalam "angka #aktu
tertentu. 4a, bisa dibilang bah#a hukum alam dari pohon pisanglah yang memiliki ekspektasi
baik, yaitu menghasilkan buah, sehingga ada daya dan cara untuk menggapai ekspektasi itu tanpa
melanggar realitas/dengan cara menumbuhkan tunas baru0. Pada akhirnya Drey, optimism
adalah ekspektasi pada sesuatu yang baik di masa depan. Sampai se"auh ini Drey, kita sudah
dapatkan hal-hal yang perlu dan cukup tentang optimism, dan analogi kita tentang hukum alam
pohon pisang sudah memberi gambaran tentang ekspektasi dan moti2asi, lebih lan"ut lagi sebuah
teori model nilai ekspektasi dari moti2asi akan memberikan kita makna tentang pohon pisang.teori ini dimulai dari asumsi bah#a perilaku terorganisasikan dalam tindakan menu"u tu"uan
yang ingin dicapai. &kan tetapi Drey, tu"uan disini didefinisikan secara berbeda oleh setiap
teoritikus /&ustin 5 6ancou2er, 7889: ;ar2er 5 Scheier, 788
-
7/23/2019 Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
3/12
Menurutmu Drey bagaimana rasanya menikmati buah pisang yang berbi"i Tidak nyaman
bukan Mungkin begitu pula dengan nenek moyang kita. 4a, manusia mencoba cara untuk bisa
menikmati sesuatu dengan lebih baik, salah satunya menciptakan 2arietas pohon pisang yang
menghasilkan buah tanpa bi"i. Sekarang kita andaikan Drey, semula terdapat hukum alam dimana
pohon pisang itu menghasilkan buah, dan pada buahnya terdapat bi"i, dengan bi"i itulah
kemudian pohon pisang bisa beregenerasi mempertahankan kelangsungan spesiesnya. &kantetapi ketika kehendak manusia mencampuri hukum alam itu, maka "adilah pohon pisang yang
menghasilkan buah tanpa bi"i, seperti sekarang ini, dan mungkin se"ak saat itulah pohon pisang
mempertahankan "enisnya dengan cara menumbuhkan tunas terus menerus apabila belum bisa
berbuah. $ah, sekarang kita membuat asumsi antara kehendak manusia dan tu"uan pohon pisang,
sehingga kita mungkin bisa menemukan makna baru. 4ang men"adi dasar asumsi kita kali ini
Drey adalah dari pohon pisang yang semula bertu"uan sesuai hukum alam, kemudian bertu"uan
sesuai dengan kehendak manusia. Pada kedua hal itu kita asumsikan bah#a hukum alam pohon
pisang adalah tu"uan yang diarahkan meskipun tidak tercampuri kehendak manusia.
%alu pertanyaan sebelumnya itu muncul lagi, apakah pohon pisang pun akan tetap
beregenerasi meskipun tidak memiliki tu"uan Dari perspektif kita kali ini, pertanyaan itu akanmenimbulkan suatu bantahan, karena kali ini tu"uan bukanlah sekedar berbuah dan hukum alam
sebagai daya yang mengi"inkannya, tetapi kali ini hukum alam itu sendirilah tu"uannya, tu"uan
yang diarahkan. Kematian pertanyaan tadi dalam perspektif kita kali ini memba#a kelahiran
pada pertanyaan baru, apakah pohon pisang yang berhenti beregenerasi tidak lagi memiliki
tu"uan yang diarahkan Karena beregenerasi itu bagian dari hukum alam pohon pisang, maka
kita mungkin berpikir "ika bagian dari hukum alam itu tidak lagi terlaksanakan maka tu"uannya
selesai, atau tidak ada lagi tu"uan yang diarahkan. =egenerasi dalam hukum alam pohon pisang
adalah cara untuk mencapai kondisi berbuah, hal ini seperti manusia yang a#alnya berandai-
andai mencapai cita-cita kemudian mencari peker"aan atau sesuatu menu"u cita-citanya,
kemudian gagal, mencoba lagi tapi gagal, begitu seterusnya sampai berhasil. &taupunmengandaikan cita-cita tetapi tidak melakukan apapun. Tidak melakukan apapun 3al ini
mungkin yang ter"adi pada pohon pisang kita, tidak beregenerasi berarti tidak lagi ada aksi. Tidak
ada lagi aksi memanglah kondisi yang memutuskan dari tu"uan yang diarahkan, akan tetapi tidak
aksi pun mengarahkan kita pada tu"uan lain sebagai mahkluk hidup, yaitu kematian. Pohon
pisang yang tidak lagi beregenerasi men"adi cerminan bah#a nilai dari keberadaan kita
bergantung pada beberapa seri kondisi tertentu: membuat keputusan dan tindakan benar,
membuat keputusan dan tindakan yang salah, atau tidak membuat keputusan dan tindakan apa-
apa.
Menu"u tu"uan yang diarahkan mengharuskan syarat-syarat untuk terpenuhi. Dalam
pencarian makna melalui hukum alam pohon pisang sebagai tu"uan yang diarahkan diketahui"ika, akar perlu menumbuhkan tunas, menumbuhkan tunas memerlukan nutrisi dan air, setelah
tunas tumbuh "adi batang muda selalu ada kemungkinan tak terduga, seperti serangan hama,
terendam genangan air, ditebang, dan sebagainya, kesemua hal tersebut menimbulkan reaksi,
misal pohon pisang tetap berusaha tumbuh meskipun terserang hama dan hal ini mempengaruhi
k#alitas buah yang dihasilkan, ataupun pohon pisang yang terendam dalam genangan air bisa
sa"a men"adi mati sebab kelebihan kadar air. Setiap persyaratan tidak lepas dari durasi #aktu dan
-
7/23/2019 Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
4/12
intensitas, penumbuhan tunas tidak akan ber"alan sama cepatnya seperti batang de#asa yang
menumbuhkan bakal buah, dan kadar kelembapan lingkungan bagi tunas dan pohon pisang
de#asa tentu berbeda. Dari pen"elasan keseluruhan tadi, bisa didapat bah#a tu"uan yang
diarahkan itu memiliki setting tertentu. &tau dalam teori setting tu"uan yang ditemukan %ocke
/78890 dan %atham /788+0, tu"uan menentukan arah, intensitas, dan durasi dari tindakan.
Sebenarnya tu"uan dari membahas tu"uan ini adalah untuk mengetahui pengaturan tu"uan
menu"u kebahagiaan dengan analogi pohon pisang. &kan tetapi se"auh ini analogi dari pohon
pisang baru mampu memasuki cerminannya sebagai proses pemikiran pada tu"uan, dan seting
dari tu"uan, dan hal itu dibahas dengan pendekatan melalui hukum alam dari pohon pisang. maka
kita tinggalkan sa"a pembahasan ini.
Sampai disini Drey, kita sudah mengupas makna optimism, kemudian berlan"ut pada
tu"uan secara sekilas dan terbatas dalam psikologi positif dengan pohon pisang sebagai
analoginya. Tetapi, pohon pisang yang menumbuhkan tunas sebelum bisa berbuah itu masih sa"a
memiliki makna lainnya, terutama "ika melihat dari hukum alamnya. ;oba andaikan hal ini Drey,
"ika sa"a ada pohon pisang memiliki pikiran, perasaan dan kesadaran, lalu suatu #aktu pohonpisang itu ditebang padahal belum berbuah, karena dia adalah pohon pisang maka dia pun
mengikuti hukum alam regenerasi pohon pisang seperti yang seharusnya, tetapi Drey pohon
pisang yang kita andaikan "uga memiliki pikiran dan kesadaran, maka dalam hal ini kesadaran
pada pohon pisang pastilah sama "uga dengan kesadaran pada manusia, "ika demikian maka
kesadaran pada pohon pisang itu tentu kesadaran pada sesuatu, selalu kesadaran pada sesuatu
yang disadari, kesadaran yang bersifat intensional.
&pa itu berarti, pohon pisang itu setelah ditebang dia bisa sa"a menyadari untuk
beregenerasi, maupun tidak, berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaannya, begitu!
>ya, tepat sekali, kali ini coba kita andaikan bah#a pohon pisang itu merasa bah#a dia
ragu apakah bisa kembali tumbuh atau tidak. Di sisi lain dia pun merasa ragu, "ikalau bisa
tumbuh kembali hal itu pasti berlangsung lama, dia berpikir seperti itu sebab baru kali ini dia
ditebang dan belum pernah menumbuhkan tunas yang baru. &khirnya, dia serahkan semua itu
pada alam, pada hukum yang men"adi ketentuan baginya. (eberapa hari kemudian, perlahan
sebuah tunas baru tumbuh diatas akar pohon pisang yang memiliki pikiran, perasaan dan
kesadaran itu. Dari peristi#a yang dialaminya, dia men"adi yakin, dan dalam kesadarannya dia
mengatakan, aku tahu, aku bisa? &ku bisa? &ku bisa?! Tanpa terasa, #aktu telah berlalu dan kini
pohon pisang itu sudah berbuah dan siap dipanen. Dari ilustrasi tadi, yang terpenting adalah
bah#a dalam hukum alam pohon pisang selama masih dalam batas toleransi tertentu, pohon
pisang bisa berbuah, akan tetapi ketika siklus regenerasi tunas memasuki usia 7+ tahun maka
hukum alamnya itu seolah berkata aku tidak lagi bisa!, dan pada akhirnya tidak ada lagi tunasyang tumbuh. Selain itu Drey, ilustrasi tadi menun"ukan bah#a pada dasarnya kita semua punya
potensi, atau sekurang-kurangnya dibekali potensi tertentu, tinggal apakah kita kita akan
menyakinkan diri bah#a kita bisa atau tidak. Tetapi kita sering kali tidak menyadari potensi yang
mungkin kita miliki, disaat yang sama kita memiliki keyakinan pada kemampuan diri untuk
menghasilkan efek yang diinginkan dari setiap tindakan kita, dan hal itu lah yang men"adi premis
dasar dari teori efisasi diri yang dirumuskan oleh &lbert (andura. Pada ilustrasi sebelumnya, ada
-
7/23/2019 Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
5/12
unsur keyakinan, padahal kita tahu bah#a pohon pisang tidaklah memiliki pikiran, perasaan dan
kesadaran, sehingga pastinya tidak memiliki keyakinan, akan tetapi se"auh ini hal itu tidak
mengurangi makna efisasi diri dalam psikologi positif dari sudut pandang analogi pohon pisang,
sebab pohon pisang sudah menun"ukan pada kita tindakannya dalam menumbuhkan tunas untuk
mencapai efek yang diinginkan. >tu berarti Drey, pohon pisang adalah simbol dari sebuah
per"uangan menu"u hal yang diinginkan, kita sebagai manusia perlu memaknainya denganmenumbuhkan keyakinan bah#a kita bisa menghasilkan efek yang diinginkan dari setiap
tindakan kita.
Masih adakah makna dari pohon pisang yang menumbuhkan tunas sampai berbuah!
Tentu sa"a masih banyak makna yang bisa digali dari pohon pisang yang menumbuhkan
tunas hingga berbuah. Tidak kah kau menyadari sesuatu Drey Dalam membahas makna kita
terfokus pada pohon pisang yang harus menumbuhkan tunas baru, dan dalam ilustrasi
sebelumnya kita melibatkan kondisi dimana pohon pisang itu ditebang. Pohon pisang yang
ditebang itu bagaikan manusia yang hendak meraih tu"uannya namun akhirnya menemui
kegagalan, sehingga dia harus memulai dari titik terendah. Menemui kegagalan dan memulai darititik terendah adalah sesuatu yang memberikan kita tekanan. (ukan main Drey, tekanan yang
kita terima saat kondisi seperti itu dapat menyebabkan berbagai kekacauan, meski kekacauan itu
hanya ter"adi dalam dirimu, akan tetapi realitas luar pun terpengaruhi, bagaimana kita
mener"emahkan tiap-tiap kondisi dari luar dan bagaimana kita melihat keluar, semuanya akan
berbeda. Tekanan yang kau hadapi itu bagaikan tekanan yang membuat ikan mati tenggelam, kau
bisa tidak mampu lagi menselaraskan kondisi mental dengan realitas. &kan tetapi dalam kasus
kita kali ini, tekanan itu kurang lebih serupa dengan genangan yang merendam tanah dimana
pohon pisang itu tumbuh.
/Kemudian aku menun"uk pada pohon pisang yang tumbuh disela sengkedan sa#ah, akan tetapi
pohon pisang itu terbenam dalam lumpur0
%ihat Drey, apa bedanya pohon yang tumbuh disekitar sini, dengan pohon pisang yang
terbenam dalam lumpur di sa#ah itu Pohon pisang disekitar kita, tumbuh hingga berbuah,
bertunas, dan robek-robek daun-daun tuanya. Padahal tanah disini cukup kering, sedangkan
pohon pisang butuh tempat lembab. (erbeda halnya dengan pohon pisang yang tumbuh di tengah
sa#ah itu, kadar air yang melimpah membuat batangnya merunduk dan lembek, bahkan tidak
ada tunas yang ditumbuhkan. Selain itu Drey, kita pasti tahu "ika pohon pisang memiliki kadar
air yang tinggi, "adi "ika lingkungan menyediakan air secara berlebihan, maka yang akan ter"adi
adalah penyerapan air secara berlebihan, padahal pohon pisang pun tidak hanya memerlukan air,
tetapi "uga mineral dan unsur hara, meskipun mempunyai daun yang besar dan lebar serta
ber#arna hi"au, tumbuh diatas tanah yang men"adi lumpur dan tergenang oleh air, pohon pisangtidak mudah mengalami penguapan, sebab dia akan terus menyerap air, sedangkan sepan"ang
#aktu siang hari tidaklah cukup untuk menguapkan kadar air yang berlebih itu. Sampai disini
Drey, kita sudah mendapatkan dua perbandigan yang baik sekali hingga menghasilkan berbagai
hal penting yang membantu kita mendalami makna pohon pisang. Sekarang kita sepakati
berbagai aspek dari dua kondisi ber#anan tadi sebagai sebuah simbol. Dimulai dari air atau
kelembapan sebagai simbol dari permasalahan, kemudian air yang didalam batang pohon pisang
-
7/23/2019 Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
6/12
sebagai beban emosi dan psikologis pada manusia, lalu keseluruhan pohon pisang sebagai simbol
dari manusia, dan penumbuhan tunas serta "antung pohon pisang sebagai proses produktif dalam
kegiatan manusia.
Simbolisasi tadi mempermudah kita memahami kondisi pohon pisang yang saling
berla#anan, sebagai hubungannya dengan psikologi positif. Kondisi dimana pohon pisang
tumbuh di tanah yang berpermukaan kering, namun bila digali sedikit lebih dalam terlihatlah
bah#a tanah ini cukup lembab, hingga pohon pisang tersebut berhasil berbuah dan
menumbuhkan tunas, kita umpamakan sebagai simbol bah#a manusia meskipun berada
dilingkungan yang terkesan kurang tantangan, akan tetapi tetap menemui permasalahan, dan
permasalahan itu diterima kedalam dirinya, ketika proses itu berlangsung, permasalan yang
sudah ada sebelumnya dalam dirinya akan berangsur-angsur menurun, sedangkan permasalahan
dari lingkungan yang dia terima akan terus diproses hingga akhirnya usai, terlupakan atau
men"adi kenangan, tetapi manusia dalam merespon permasalahan dan memprosesnya, pastilah
melibatkan penafsiran terhadap permasalahan tersebut, baik itu dari sisi positif atau sisi negatif,
dan penafsiran inilah yang membantu atau menghambat produktifitas dalam berkegiatan. Dalam
kondisi yang kita bicarakan, pohon pisang kita berhasil menumbuhkan tunas dan buah, ituartinya dari permasalahan yang diserap, ada penafsiran dari sisi positif yang terlibat, sehingga
membatu produktifitas dan menurunkan intensitas permasalahan.
(olehkah aku yang menentukan kondisi dari pohon pisang selan"utnya!
4a tentu, ayo kita dengarkan.!
(aik, ada pohon pisang dengan kondisi baik yang tumbuh di tanah gembur dan selalu berembun
di pagi harinya, suatu ketika di musim hu"an, setiap kali hu"an berhenti akan menyisakan
genangan air di sekitar pohon pisang itu tumbuh, tetapi pohon pisang itu tumbuh hingga
memiliki diameter batang yang cukup besar, dan ada beberapa tunas "uga mulai terlihat
"antungnya.!
Seperti berhadapan dengan metropolitan.!
Simbolisasi Drey tadi kurang lebih sama dengan simbolisasi sebelumnya, akan tetapi
permasalahannya dalam intensitas yang lebih tinggi, dan produktifitas yang dicapai pastilah
melibatkan proses lain selain penafsiran positif. ;oba kita andaikan lagi, pada kondisi kali ini
pohon pisang tidaklah sekedar menyerap air untuk fotosintesis dan menguapkan sisa airnya.
Tetapi, cadangan air itu beserta dengan mineral yang diserap dari tanah pastilah membantu
pertumbuhan pohon pisang. Dengan menumbuhkan diameter batang, pohon pisang men"adi
memiliki kapasitas penyimpanan air yang lebih banyak, sehingga batangnya tidak lembek dan
kelebihan air, akhirnya pohon pisang itu mampu menumbuhkan tunas dan bakal buah pisang.(egitu pula dengan seseorang yang menghadapi kerasnya hidup di kota metropolitan sebagai
perantau. 'ika tidak mampu mengubah situasi, maka kehidupannya bisa semakin terpuruk.
Mengubah situasi itu niscaya apabila kita mencoba untuk merubah suasana emosi kita. =incian
simbolisasi tadi menun"ukan hal ini, yaitu cadangan air dalam pohon pisang yang sebelumnya
kita sepakati sebagai simbol dari permasalahan di dalam diri, yang berarti emosi "uga termasuk
di dalamnya, itu tidaklah dibiarkan keluar dan diproses melalui fotosintesis, tetapi digunakan
-
7/23/2019 Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
7/12
oleh pohon pisang itu untuk menumbuhkan dirinya. Dengan demikian kini fisiknya men"adi
lebih mencukupi untuk menampung lebih banyak air, dan karena memiliki kapasitas lebih "uga
mempengaruhi aliran air di dalam pohon pisang, akar akan terus menyerap, batang terus
mendistibusikannya tanpa kendala karena memiliki "alur yang lebih luas, dan daun akan
membiarkannya menguap. Dan dari sini Drey, emosi bisa kita rubah apabila tubuh kita dalam
keadaan fit. Psiko-soma, soma-psiko, keduanya berhubungan erat, keduanya salingmenyeimbangkan. Tak berlebihan memang pepatah 4unani, mensana in korporesano, di dalam
tubuh yang sehat terdapat "i#a yang kuat. Manusia yang sehat secara fisik cenderung lebih
mudah meregulasi emosi, sebab fisik yang sehat membuat kita lebih leluasa menger"akan
apapun, setiap beban dari luar akan sepenuhnya "adi beban bagi pikiran, lain halnya dengan
kondisi tubuh yang sedang sakit, kita cenderung merasa terganggu dengan rasa sakit yang
dialami, ataupun berbagai gangguan seperti sakit kepala, pilek, batuk, mual, dan lainnya. Semua
hal itu akan men"adi beban pikiran, sedangkan kita pun menerima beban pikiran dari luar, belum
lagi dengan semua gangguan itu yang dapat menghambat akti2itas kita, tentu dengan keadaan
seperti ini emosi cenderung men"adi dari respon kondisi yang kita sadari, bisa positif atau negatif
ataupun netral, dan yang terutama respon itu biasanya adalah ketidakpuasan pada kondisi kita,sehingga sekalipun kita melihat sisi baiknya dari kondisi sakit, akan tetapi kita pun
mengharapkan bisa melakukan akti2itas saperti saat sehat dan berharap kembali sehat, "adi
selama sakit ketidakpuasan akan selalu mengisi emosi, sedangkan selama kita sehat pastilah
banyak sekali merasakan kepuasan sehinggi "arang sekali bersyukur, mungkin sa"a lupa. &h, kita
kembali pada pohon pisang, nah Drey kira-kira seperti itulah, pohon pisang kita kali ini a#alnya
tumbuh dalam keadaan baik dan kemudian menghadapi musim hu"an yang memberi genangan
air sebagai permasalahan yang dapat mengancam kelangsungan pohon pisang itu.
Tetapi pohon pisang kita berhasil melakukan koping positif. Karena a#alnya kondisi
pohon pisang kita dikatakan baik, maka ketika genangan air men"adi permasalahan yang tidak
bisa dihindari, dan terus diterima, pohon pisang dalam kondisi baik pastilah bebas hama dantidak ada kerusakan fisik, hal ini men"adi modal utama untuk meregulasi kadar air berlebih,
dengan proses seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya. Koping itu sendiri Drey, memiliki
terdiri dari tiga subtype, pertama orang akan mencoba untuk mengubah emosi negatif, kedua
orang akan mencoba mengubah situasi yang membuat stress, dan ketiga hanya mencari pelarian
dari masalah. $ah Drey, dalam kasus kita kali ini, ada dua gaya koping yang diilustrasikan
melalui simbolisasi pohon pisang, yaitu dengan mengubah emosi negatif dan berusaha merubah
situasi yang membuat stress, kedua hal ini ditun"ukan dengan proses adaptasi yang dilakukan
oleh pohon pisang. Menurut %aarus dan @olkman /78
-
7/23/2019 Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
8/12
situasi dan mengubah diri. Pohon pisang kita tidaklah mampu mengubah situasi, tidaklah mampu
merubah musim, atau pun mencari situasi yang lebih nyaman dengan cara berpindah tempat.
&kan tetapi, situasi seperti tumbuh ditanah yang tergenang sehabis hu"an harus diterima,
meskipun begitu pohon pisang kita memanfaatkan situasi untuk mengubah diri. Kurang lebih
sama seperti koping yang berfokus pada emosi, pohon pisang kita tidaklah pasif terhadap air
berlebih sebagai permasalahan. 3al ini ditun"ukan dengan menumbuhkan batang yang lebih tebaldan tunas baru, agar kondisi fisik mempunyai kapasitas lebih untuk menampung air sebagai
permasalahan pada batangnya, begitu pula tindakan menumbuhkan tunas, bisa dimaknai tidak
hanya sebagai bentuk produkti2itas, tetapi bisa pula dimaknai dengan kapasitas baru pada diri,
artinya pada saat kita menemui masalah, diri akan menyesuaikan karakteristiknya pada
permasalahan itu, ada permasalahan yang bisa dihadapi dengan karakteristik diri yang sudah ada,
ada pula kalanya kita membentuk karakteristik baru untuk menghadapi masalah yang sesuai
dengannya, dan hal itulah yang ditun"ukan oleh pohon pisang kita, ada air yang dia salurkan
untuk batang yang besar dan ada air yang dia salurkan untuk tunas barunya.
Dari pembicaraan kita sebelumnya, pencarian makna pohon pisang terfokus pada
beberapa bagian yang me#akili pohon pisang itu, belum men"adikan pohon pisang itu sebagaisatu simbol yang utuh, meskipun kita sudah membahas antara satu bagian yang me#akili
terdapat keterhubungan pada keseluruhan pohon pisang. kali ini untuk membahas satu simbol
utuh yang mempunyai peran seimbang, akan kita mulai dengan asumsi bah#a pohon pisang itu
punya tu"uan. 3al ini memang sudah kita temukan dari pembahasan tentang makna tunas dan
pohon pisang yang berbuah sekali lalu mati sebagai simbol optimism, dan kitapun sudah
membahas sedikitnya mengenai tu"uan itu sendiri.
Secara bertahap pencari makna kali ini akan dimulai dari akar menu"u bakal buah. 4ang
perlu dan cukup untuk diketahui kali ini adalah akar sebagaimana akar, tanpa perlu diselidiki apa
yang istime#a dari akar pohon pisang. %alu bagaimana kita memulai membentuk peran akar
dalam pencarian makna kali ini ;oba Drey, apa bisa tanpa akar, pohon pisang pun "adi,
sebagaimana tanpa akar, rotan pun "adi Kemudian berbuah Ketika ada tu"uan maka kita perlu
tindakan untuk mencapainya, seperti yang sudah dibahas sebelumnya. &kar adalah tindakan
pertama sebelum menumbuhkan tunas. Dalam akar itu sendiri terdapat pengelolaan dalam hal
menyerap air dan unsur hara dari tanah, untuk kemudian disalurkan melalui pembuluh Bylem dan
floem. (erkat kapasitas akar dalam menyerap air dan unsur hara inilah, pohon pisang bisa
menumbuhkan tunas. &kar itu bagaikan sebuah "alan tol dan "alan alternati2e yang
memungkinkan bagi kendaraan untuk memasuki kota. Kemampuan akar dalam menyerap air dan
unsur hara sendiri bagaikan air yang berusaha merembes melalui celah-celah bebatuan,
senantiasa mencari celah untuk mengalir. Maka "ika keduanya digabungkan, akar men"adi simbol
bagi pemikiran manusia, tepatnya alur berpikir. Dalam upaya meraih tu"uan, orang harus melihatapakah dirinya mempunyai kapasitas untuk menghasilkan rute yang bisa ker"akan menu"u tu"uan
itu. Dan hal inilah yang ditun"ukan dari simbolisasi akar pohon pisang.
Dari semua pembahasan ini Drey, kira-kira bagian pohon pisang mana yang belum kita
bahas dan disimbolkan!
-
7/23/2019 Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
9/12
(agaimana dengan kulit luar batang pohon pisang 4ang terkadang terlihat mongering,
dan mungkin tidak lagi berguna.!
4a, meskipun terlihat kering dan tidak lagi berguna, tetapi bagian itu "uga berguna dalam
pencarian makna kali ini. Pohon pisang kita saat ini mempunyai akses bagi air yang memba#a
unsur hara. Tetapi setelah diserap, terdapat banyak "alur yang mempunyai kapasitas tertentu.
Ketika air diserap dari tanah oleh akar, dan dilan"utkan melalui pembuluh ke tiap-tiap bagian
tanaman akan berlangsung secara terus menerus dalam satu "alur yang sama, selama tidak
mengalami gangguan. 'ika suatu "alur tidak lagi memiliki kapasitas untuk menyalurkan air pada
bagian terluar kulit pohon pisang, maka lama kelamaan seperti yang kita ketahui kulit itu akan
men"adi kering dan mati. (agian serat pohon pisang terluar yang kering dan mati men"adi simbol
bagi proses berpikir agensi, yaitu kapasitas persepsi untuk menggunakan satu "alur yang
mengarah pada tu"uan yang diinginkan. (erpikir agensi "uga merefleksikan referensi apakah
akan terus menerus berprogres pada sepan"ang "alur tertentu. Dan apabila mengalami hambatan,
berpikir agensi membantu kita mencarikan "alur alternati2e menu"u tu"uan kita.
Sampai se"auh ini dalam pencarian makna, cadangan air dalam pohon pisang kitasimbolkan sebagai permasalahan dalam diri, dan terutama emosi negatif pada manusia. Sekarang
air dan cadangan air ini kita beri peran yang lebih seimbang dalam simbolisasi kali ini, yaitu
sebagai emosi. Tanpa air, apalagi di lingkungan yang kering kerontang, pohon pisang tidaklah
bisa tumbuh. Dia akan terus menerus mengeluarkan cadangan air yang dimilikinya tanpa bisa
menyerap air dari dalam tanah. Sebaliknya dalam tanah yang men"adi lumpur dan tergenang air,
pohon pisang lama-kelamaan akan mati karena kelebihan air. ;adangan air dalam batang pohon
pisang apabila berhasil disalurkan menu"u daun, seperti yang kita semua ketahui, akan diproses
dalam fotosintesis, yang kemudian lama kelamaan menghasilkan makanan berupa setandan buah
pisang. ;adangan air pada pembuluh, rongga udara, ataupun serat, dapat memiliki kemungkinan
yang mempengaruhi penyaluran air pada bagian sekitar hambatan tersebut. (erkat daya osmosis
mungkin sa"a cadangan air yang terhambat bisa terserap menu"u bagian-bagian sekitarnya. Tetapi
bila tidak tersalurkan dan terus tertahan, bisa sa"a menyebabkan kematian sel pada bagian yang
tidak tersalurkan oleh air atau pada daerah yang terhambat tersebut. 'adi, dalam ilustrasi kali ini,
air dikatakan sebagai emosi positif apabila berhasil tersalurkan menu"u daun dan diproses dalam
fotosintesis, sedangkan dikatakan negatif apabila memiliki kecenderungan untuk menghambat
atau terhambat proses penyalurannya. Proses yang kebanyakan ter"adi di batang, hingga
menghasilkan serat kering dibagian terluarnya ini, menun"ukan satu kesatuan antara, harapan,
rintangan, dan emosi.
Secara keseluruhan, pada pencarian makna kali ini pohon pisang adalah suatu simbol dari
teori harapan pada psikologi positif. Dari ilustrasi bagian akar kita memaknainya sebagai prosesberpikir yang berorientasi pada tu"uan, yang senantiasa menghasilkan "alur menu"u tu"uan dan
memoti2asi kita untuk berproses di "alur tersebut. Sebelum adanya proses yang demikian itu,
terdapat persepsi diri sebagai diri yang terpisah dari entitas lain, keterpisahan ini menghasilkan
diri sebagai figure yang ber#enang untuk menimbulkan hubungan sebab-akibat hingga
serangkaian peristi#a. Seperti halnya akar pohon pisang yang terpisah dari akar tanaman lainnya,
maka dari itu dia men"adi penyebab bagi dirinya sendiri. &kar pohon pisang "uga men"adi simbol
dan memiliki makna yang sesuai dengan tahap perkembangan pembela"aran dari model utuh
-
7/23/2019 Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
10/12
teori harapan. &kar yang menumbuhkan tunas pohon pisang menun"ukan cara ker"a hukum alam
dari pohon pisang. Dalam pen"elasan ini hukum alam pohon pisang bermakna sebagai nilai
kemungkinan yang diekspektasikan. Ketika ker"a akar sampai pada tahap menumbuhkan tunas,
barulah kita ketahui bah#a pohon pisang kita memiliki tu"uan untuk tumbuh kemudian berbuah.
Pada tahap pertumbuhan ini hukum alam men"adi begitu penting, sebab men"adi landasan untuk
mempertahankan keteraturan kelangsungan pertumbuhan pohon pisang. Sehingga layaknyaseperti nilai kemungkinan yang diekspektasikan, apabila hal itu dibayangkan dalam diri maka
akan meminta mental untuk terus menaruh perhatian pada nilai tersebut. Dari hukum alam yang
selangkah demi langkah dipenuhi, terdapat proses-proses pertumbuhan seperti yang sudah
di"elaskan pada paragraf bagian akar. Makna cadangan air dalam pohon pisang sebagai
representasi emosi semakin kaya dengan keterlibatan peran daun pisang. Daun pisang yang
masih hi"au akan membantu proses fotosintesis, sedangkan daun yang sudah menguning tidak
memberi lagi manfaat untuk pertumbuhan pohon pisang. kedua hal ini memiliki makna sebagai
faktor yang mempengaruhi kecenderungan emosi untuk men"adi positif atau negatif. ;adangan
air yang dimanfaatkan sebagai fotosintesis bermakna emosi positif yang dihasilkan karena ada
tu"uan yang sudah terpenuhi. Sedangkan cadangan daun menguning yang lebih banyak akanmenghambat cadangan air untuk diproses ke dalam fotosintesis, hal ini bermakna sebagai
hambatan yang kemudian menghasilkan emosi negatif karena hambatan itu tidak mampu untuk
dilampaui. Kedua pencarian makna daun pisang menun"ukan fase sekuel ke"adian dalam model
teori harapan, dimana kemungkinan yang ekspektasikan mengarahkan pada tu"uan dengan
adanya keterlibatan emosi, baik emosi positif maupun emosi negatif akan mendorong kita pada
proses penentuan "alur berpikir dan berpikir agensi, kemudian men"alankan perilaku yang
bertu"uan pada tu"uan yang hendak dicapai. 4ang terpenting dari model teori harapan adalah, kita
tidak mele#ati tiap-tiap fasenya secara linear, akan tetapi akan selalu ada hal dan emosi yang
memengaruhinya sehingga kita kembali pada fase sebelumnya. Pohon pisang kita "uga
menun"ukan hal itu, pohon pisang dalam kondisi baik di lingkungan yang berkondisi baik,
mungkin bisa menggambarkan model teori harapan secara linear, tetapi pohon pisang yang kita
bayangkan sekarang adalah pohon pisang yang kondisinya baik tetapi mengalami beberapa
kendala, terlihat dari beberapa daun yang menguning sedangkan batangnya belum tumbuh cukup
besar, dan berada dilingkungan dengan kelembapan yang cukup. Dari pembayangan pada pohon
pisang itu, kita bayangkan proses bagaimana pohon pisang itu mencapai tu"uannya, mula-mula
akar akan terus menyerap air, kemudian air yang diserap disalurkan keseluruh sel tanaman, dan
ada pula yang diproses dengan fotosintesis. Pada gambaran tadi kita anggap pohon pisang kita
memiliki pembuluh yang tidak bermasalah, sehingga dari akar sampai daun, seluruh air
tersalurkan, dan menurut model teori harapan hal ini menggambarkan "alur berpikir sudah ada
dan berpikir agensi sudah memoti2asi untuk berada di"alur tersebut. Dan dari proses tadi
menun"ukan kesesuian pertumbuhan pohon pisang pada hukum alamnya, yaitu menu"u berbuahdengan cara mempertahankan kelangsungan pertumbuhan pohon pisang, dan dalam model teori
harapan kita dapati bah#a peran hukum alam pohon pisang sudah sesuai dengan nilai dari
kemungkinan yang diekspektasikan, berarti pohon pisang kita sudah menun"ukan fase pra
ke"adian. Tetapi, dalam pembayangan kita pohon pisang itu memiliki daun yang sudah
menguning, hal ini "elas menghambat proses pertumbuhan dan bisa mengancam kelangsungan
pertumbuhan itu sendiri. &kan tetapi ada solusi yang ditemukan oleh pohon pisang itu, yaitu
-
7/23/2019 Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
11/12
dengan menumbuhkan pucuk baru, solusi ini menun"ukan pada kita bah#a, sebelum ada
tindakan dan perilaku ada penarikan kembali pada proses pemikiran yang melibatkan "alur
berpikir yang akan menghasilkan berbagai cara menu"u tu"uan, dan berpikir agensi yang akan
memoti2asi pada "alur yang dipilih dan pada saat ada hambatan maka proses ini akan mencarikan
alternatif yang terbaik. (arulah setelah daun baru ditumbuhkan, pohon pisang kita memasuki
kembali pada tahap sekuel ke"adian.
$ah karena pada pencarian makna kita kali ini sudah mengetahui makna pohon pisang
dalam psikologi positif dari kesatuan bagian pohon pisang, maka kita sudah memasuki dasar dari
pencarian makna ini. Karena pada bagian sebelumnya Drey, kita hanya berkutat pada simbolisasi
bagian tertentu untuk kemudian dicarikan maknanya dalam psikologi positif. Kita sudah
melakukan proses pencarian selangkah demi langkah di mulai dari tunas dan bakal buah,
kemudian dari situ kita membahas hukum alam pohon pisang yang berada dibalik fenomena
tunas dan bakal buah, lalu cadangan air yang me#akili kondisi pohon, sampai disini semua hal
itu memba#a kita pada pemahaman utuh mengenai prinsip ker"a kehidupan pohon pisang,
sehingga dapat dibahas secara utuh dari akar hingga berbuah. Pada tiap-tiap pencarian makna
melalui bagian-bagian pohon pisang, kita menemukan potongan-potongan psikologi positif.1ptimisme, efisasi diri, koping positif, tu"uan, sampai pada akhirnya Drey kita temukan harapan
di dalam satu bentuk pohon pisang yang utuh.
-
7/23/2019 Sebuah Dialektika Pencarian Makna Pohon Pisang Dalam Psikologi Positif
12/12
Daftar Pustaka
;ompton, Cilliam ;. ++A.Introduction to Positive Psychology. ;engage %earning.
1Bford Eni2ersity Press. ++.Handbook of Positive Psychology. $e# 4orkF 1Bford Eni2ersity
Press.