Sebuah catatan proses Participatory Rural Appraisal (PRA...

25
Sebuah catatan proses Participatory Rural Appraisal (PRA) di Dusun Cisarua, Desa Cipeuteuy, Sukabumi, Jawa Barat 14 - 23 Juni 2003 diterbitkan oleh: Yayasan Peduli Konservasi Alam Indonesia, 2005

Transcript of Sebuah catatan proses Participatory Rural Appraisal (PRA...

Sebuah catatan prosesParticipatory Rural Appraisal (PRA)di Dusun Cisarua, Desa Cipeuteuy,

Sukabumi, Jawa Barat14 - 23 Juni 2003

diterbitkan oleh:Yayasan Peduli Konservasi Alam Indonesia, 2005

Pengantar

Cataan proses PRA ini memang sengaja khusus ditulis untuk masyarakat Kampung Cisarua, atas pelaksanaan belajar memahami kampung bersama masyarakat selama 10 hari, mulai dari tanggal 14 Juni – 23 Juni 2003. Tulisan ini berisi dari catatan hasil kegiatan selama di kampung Cisarua, yang dilakukan mulai dari persiapan dan perkenalan, diskusi di kelompok kelompok sampai musyawarah akhir untuk pembahasan hasil diskusi dan tindak lanjut kegiatan. Dengan adanyatulisan ini juga sekaligus peneguhan dari komitmen bersama bahwa hasil dari kegiatan sepanjang proses belajar bersama di kampung Cisarua adalah “milik bersama” bukan milik Peka saja, atau milik masyarakat saja.

Hasil dari proses belajar bersama, merupakan bahan bagi kita untuk bercermin diri, melihat diri sendiri. Kita telah diingatkan tentang sejarah, tentang perubahan perubahan, apa yang dulu kita miliki dan sekarang hilang, tentang pola pola musiman datangnya panas, hujan, hama dan penyakit. Lebih jauh kita diajak untuk memperhatikan satu sama lain tentang bagaimana kesejahteraan masyarakat, bagaimana kelembagaan di kampung berfungsi dan berperan, serta apa yang menjadi tantangan yang akan dihadapi masyarakat ke depan. Agak sedikit lebih khusus, kita juga melihat apakah jenis tanaman yang selama ini ditanam masyarakat, dan bagaimana pergulatan persoalan dalam urusan tanam menanam sampai dengan pemasaran. Ada masalah yang ingin diselesaikan, tantangan yang akan dihadapi dan harapan yang ingin digapai.

Peka Indonesia berharap apa yang telah ditulis dalam catatan proses ini bisa menjadi dokumen milik masyarakat, yang bisa menjadi bahan untuk mengembangkan kampung di masa yang akan datang. Kertas hanyalah lembaran, dan tulisan hanyalah goresan tinta saja, yang bisa rusak suatu saat nanti. Tapi makna dan semangat kebersamaan yang ada dalam tulisan laporan ini, jauh lebih penting dibanding sekedar tulisan diatas kertas. Semoga beni- benih kebersamaan untuk belajar ini bisa kita rawat, kita pupuk dengan kemauan keras, kita sirami dengan semangat tinggi, agar bisa terus bertumbuh dan menghasilkan buah pengetahuan dan kearifan, yang bisa kita petik manfaatnya sebagai bekal untuk menghadapi tantangan kehidupan di masa yang akan datang.

Demikian pengantar ini, sekali lagi Peka Indonesia mengucapkan terimakasih atas segala kesempatan, layanan yang bersahabat dan keterbukaan masyarakat kampung Cisarua sepanjang 10 hari tinggal. Semoga ini menjadi awal yang baik, bagi kebersamaan di masa yang akan datang.

Salam

Peka Indonesia

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org

Daftar Isi

Pengantar ........................................................................................................... iDaftar Isi ............................................................................................................. iiI. Pendahuluan ................................................................................................ 1II. Tujuan ........................................................................................................... 2III. Pendekatan dan Bentuk Kegiatan .............................................................. 2

1. Perkenalan dan Silaturahmi antara Peka Indonesia dan masyarakat kampung Cisarua........................................................... 2

2. Survei dan Penelitian Keanekaragaman Serangga ......................... 33. Survei dan Penelitian Keanekaragaman Tumbuhan ....................... 34. Proses Belajar Bersama Masyarakat (PRA) ..................................... 35. Musyawarah Akhir .............................................................................. 3

IV. Rangkuman Hasil Belajar Bersama Masyarakat ....................................... 3A. Perkenalan dan Silaturahmi ............................................................... 4B. Hasil Diskusi Kelompok ..................................................................... 5

1. Sejarah Kampung ..................................................................... 52. Perubahan dan Kecenderungan di Kampung Cisarua.......... 63. Kalender Musim ........................................................................ 74. Matrik Rangking Tanaman Penting di Masyarakat ................ 85. Kelembagaan Masyarakat ....................................................... 96. Pemeringkatan Kesejahteraan ................................................. 117. Pendapat Masyarakat tentang Lingkungan, Nilai dan Tradisi 128. Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga ................... 139. Peta Kampung, Sawah, Tegalan dan Kebun Masyarakat Kampung Cisarua ....................................................................... 15

10. Analisis Usaha Tani .................................................................... 17C. Musyawarah Akhir Pembahasan Hasil dan Rencana Tindak Lanjut. 18

a. Rangkuman Permasalahan ........................................................ 18b. Komentar dan Harapan Masyarakat ......................................... 18c. Tanggapan dari Peka Indonesia ................................................ 19d. Kesepakatan Agenda Program Bersama ................................. 20

Lampiran: Daftar anggota masyarakat yang terlibat dalam pertemuan ......... 21

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org

Memahami Kampung Bersama Masyarakat Di Dusun Cisarua, Desa Cipeutey, Sukabumi

I. Pendahuluan

Yayasan Peduli Konservasi Alam Indonesia (Peka Indonesia) merupakan sebuah lembaga mandiri yang bergerak dalam bidang pelestarian alam khususnya melestarikan peran dan fungsi serangga bagi kehidupan. Serangga merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang jarang dilihat peran dan fungsinya. Selama ini serangga hanya dilihat sisi negatifnya saja seperti misalnya sebagai hama pengganggu (ulat, wereng dan lain lain), jorok dan menjijikkan (kecoa) atau penyebab penyakit (nyamuk). Padahal banyak peran positifnya seperti (i) untuk penyerbukan bagi berbagai jenis tumbuhan. Tanpa adanya serangga maka tanaman tidak akan menghasilkan buah yang dimakan manusia. (ii) untuk pembusukan atau menghancurkan kayu, batang tanaman atau dedaunan sehingga menyuburkan tanah (iii) sebagai ukuran apakah kelestarian alam suatu wilayah. Misalnya kunang-kunang atau jenis jenis semut. (iv) sebagai bagian dari rantai makan memakan dalam kehidupan, misalnya laba laba yang memakan hama tanaman sehingga hama petani menjadi berkurang.

Namun demikian pelestarian serangga harus terkait dengan kehidupan masyarakat. Masyarakat terutama yang tinggal di desa sekitar wilayah konservasi merupakan ujung tombak bagi pelestarian alam. Pelestarian alam harus melibatkan masyarakat, dan sebaliknya masyarakat harus mendapat manfaat dari usaha pelestarian alam. Pelestarian alam tanpa masyarakat akan seperti bangunan yang tidak berpenghuni, kosong dan akhirnya lapuk ditelan jaman. Namun masyarakat tanpa pelestarian alam seperti manusia tanpa tempat tinggal, sehingga tidak bisa berlindung dari berbagai tekanan dari luar.

Dengan hal tersebut maka Peka Indonesia akan mengembangkan sebuah kegiatan untuk melestarikan serangga untuk mendukung kelestarian alam dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Dari berbagai survey dan pendalaman terhadap wilayah Gunung Salak, maka dipilih kampung Cisarua sebagai tempat kegiatannya. Kegiatan yang akan dikembangkan bersama masyarakat adalah penelitian serangga, pendidikan lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan berbagai kegiatan lain yang akan dirancang bersama masyarakat. Tentu saja semuanya sesuai dengan kemampuan Peka Indonesia dan masyarakat yang juga penuh keterbatasan keterbatasan.

Untuk itu maksud tersebut, maka perlu dilakukan penjajagan di lokasi dengan sebuah kegitan yang dinamakan “belajar memahami kampung bersama masyarakat” yang sering disebut sebagai PRA. Kegiatan ini bermaksud untuk mengembangkan proses belajar bersama antara Peka Indonesia dan masyarakat tentang kehidupan masyarakat dan lingkungan di kampung Cisarua. Kegiatan ini juga untuk mempererat tali silaturahmi antara Peka dengan masyarakat, dan kemungkinan untuk bersama mengatasi persoalan persolan penting yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam di kampung Cisarua.

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 1

II. Tujuan

1. Mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan antar masyarakat di kampung Cisarua dan antara masyarakat dengan Peka Indonesia.

2. Melakukan proses belajar bersama dengan masyarkat, untuk mengenali, memahami dan memperdalam pemahaman tentang situasi kehidupan dan sumberdaya alam di kampung Cisarua.

3. Merumuskan rencana tindak lanjut kerjasama yang dibangun bersama antara masyarakat dan Peka Indonesia.

III. Pendekatan dan Bentuk Kegiatan

Pendekatan yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah dengan melakukan belajar bersama, yang artinya antara pihak luar (Peka Indonesia) dengan masyarakat lokal (kampung Cisarua) duduk bersama secara setara untuk memahami kehidupan masyarakat. Masyarakat diberikan peluang untuk mengungkapkan pendapat dan gagasannya mengenai kehidupannya, sementara itu Peka Indonesia memfasilitasi kelancaran diskusi yang dilakukan. Hasil diskusi merupakan milik bersama, dan harus menjadi dokumen bersama untuk dimanfaatkan bagi pengembangan di masa yang akan datang.

Sementara itu pada masa lalu yang umum dilakukan adalah orang luar yang meneliti sementara masyarakat hanya jadi objek penelitian. Hasilnya pun masyarakat tidak tahu untuk apa dan tahu tahu ada proyek pembangunan dimana masyarakat hanya jadi penonton saja. Dengan demikian masyarakat merasa tidak memiliki proyek tersebut karena itu semua adalah bantuan yang datang dari luar, dan akhirnya masyarakat terbiasa untuk selalu minta bantuan orang lain dan tidak mandiri. Potensi dan kemampuan masyarakat jadi tidak tergunakan, dan terbuang sia-sia.

Belajar dari pengalaman tersebut maka dalam “proses belajar bersama di kampung Cisarua” ini justru untuk mengetahui apa potensi yang ada di masyarakat dan apa potensi yang ada di Peka Indonesia. Potensi bersama tersebut yang akan digunakan untuk mengatasi masalah yang ada, sementara itu bantuan dari luar sifatnya hanya mendukung saja. Dengan demikian diharapkan inisiatif, dan upaya harus dimulai dari masyarakat, dilakukan oleh masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat sehingga mendorong kemandirian dan keswadayaan masyarakat.

Bentuk bentuk kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Perkenalan dan silaturahmi antara Peka Indonesia dan masyarakat kampung Cisarua.

Dalam kegiatan ini masing masing pihak memperkenalkan diri untuk menjalin keakraban dan suasana persahabatan. Kemudian di jelaskan maksud dan tujuan kegiatan, serta harapan harapan dari masing masing pihak. Selanjutnya dilakukan kontrak waktu dan kegiatan yang disepakati bersama.

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 2

2. Survei dan Penelitian Keanekaragaman Serangga Survey dan penelitian serangga dilakukan oleh tim dari Peka Indonesia dengan

dibantu oleh beberapa masyarakat. Secara bersama tim peneliti dan masyarakat melakukan pemasangan perangkap serangga di beberapa titik wilayah yang berbeda lingkungan, yaitu di sawah dan di hutan. Maksudnya agar diketahui serangga apa saja yang ada dan apa peranannya bagi kehidupan. Hasil penelitian ini akan di bawa ke laboratorium untuk ditentukan jenis-jenisnya, nantinya hasilnya akan didiskusikan bersama masyarakat agar masyarakat juga mendapat manfaat dari penelitian tersebut. Untuk keperluan menganalisis hasil diperlukan waktu selama 1 bulan di laboratorium.

3. Survei dan Penelitian Keanekaragaman TumbuhanSurvey dan penelitian tentang jenis-jenis tanaman dilakukan untuk mengetahui ada jenis tanaman utama apa saja yang ada di kampung Cisarua. Hal ini dilakukan dengan berjalan melintasi dataran yang paling rendah menuju dataran yang tinggi, mulai dari sawah sampai hutan. Dari perjalanan tersebut juga di lakukan diskusi untuk mengumpulkan masukan masyarakat mengenai jenis-jenis tanaman yang ada. Selanjutnya hasilnya akan dicatat dan akan didiskusikan di masyarakat. Untuk keperluan pencatatan diperlukan waktu 1 bulan.

4. Proses Belajar Bersama Masyarakat (PRA)Participatory Rural Appraisal dilakukan dengan melakukan diskusi bersama kelompok kelompok masyarakat berdasarkan lokasi tempat tinggal. Dalam hal ini dibagi menurut RT-RT yang ada di kampung Cisarua. Setiap diskusi kelompok RT, tema yang didiskusikan berbeda-beda. Untuk melengkapi informasi dari diskusi dilakukan beberapa wawancara mendalam dengan tokoh, aparat desa dan masyarakat langsung.

5. Musyawarah AkhirDalam musyawarah akhir ini setiap perwakilan RT diundang untuk membahas hasil hasil diskusi di setiap RT. Berdasarkan hasil tersebut disusun bersama beberapa kesepakatan tindak lanjut kegiatan. Musyawarah akhir juga untuk meneguhkan kesepakatan bahwa proses PRA ini merupakan sebuah awalan bagi kerjasama dan kebersamaan di kemudian hari.

IV. Rangkuman Hasil Belajar Bersama Masyarakat

Rangkuman tulisan pada bagian ini adalah merupakan hasil dari proses belajar yang dilakukan selama 10 hari di kampung Cisarua. “Tiada gading yang tak retak” demikian kata pepatah, yang artinya bahwa hasil ini tentu tidak lepas dari kekurangan. Namun demikian hasil ini merupakan buah dari kebersamaan selama diskusi dengan masyarakat kampung Cisarua yang diskusinya dilakukan setiap malam hari dengan bergilir dari satu RT ke RT berikutnya.

Hasil diskusi ini tidak akan berarti kalau tidak memiliki manfaat. Manfaat akan muncul jika memang ada upaya untuk menindaklanjuti hasil diskusi. Beberapa manfaat yang bisa dipetik dari hasil diskusi ini adalah :

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 3

1. Memberikan gambaran tentang situasi dan kondisi kehidupan masyarakat kampung Cisarua dan sumberdaya alam yang dimilikinya.

2. Memberikan gambaran masalah dan potensi kampung Cisarua serta upaya upaya yang mungkin dikembangkan untuk menyelesaikan masalah yang ada.

3. Sebagai dokumen milik masyarakat, karena dibuat oleh masyarakat sendiri yang bisa selalu diperbaiki sepanjang waktu dan digunakan untuk pengembangan masyarakat di kemudian hari.

Hasil diskusi ini dikemas dalam rangkuman yang berurutan sesuai dengan tema tema diskusi yang dilakukan, mulai dari proses perkenalan, diskusi di RT-RT sampai dengan musyawarah akhir yang dilakukan di akhir kegiatan.

A. Perkenalan dan Silaturahmi

Tak kenal maka tak sayang demikian kata pepatah. Maka dengan demikian proses perkenalan menjadi penting untuk awal sebuah silaturahmi. Pada tanggal 16 Juni 2003 bertempat di rumah Pak Kadus Cisarua, merupakan awal pertemuan antara tim dari Peka Indonesia dengan masyarakat. Acara pada waktu itu adalah perkenalan, penyampaian maksud dan tujuan, penyampaian harapan harapan dari masyarakat maupun dari Peka Indonesia.

Maksud dan tujuan dari Peka Indonesia untuk ke kampung Cisarua:a. Silaturahmi dengan masyarakat di kampung Cisarua.b. Memahami lebih mendalam kehidupan masyarakat dan sumberdaya alam di

kampung Cisarua. c. Melakukan penelitian serangga dan vegetasi di kampung Cisarua.

Harapan harapan masyarakat desa Cisarua terhadap kehadiran Peka Indonesia:a. Meningkatkan pendapatan masyarakat.b. Menambah wawasan.c. Adanya kerjasama antara masyarakat kampung Cisarua.d. Membantu memfasilitasi apapun.e. Memberi bantuan apa saja, buka sekedar dana namun pengalaman, pemikiran,

tenaga dan lain lain.f. Memberikan motivasi kepada masyarakat dan pendidikan lingkungan di SD.g. Setiap program perlu pengontrolan bersama.

Selanjutnya dilakukan kesepakatan kontrak waktu kegiatan sebagai berikut:a. Penelitian serangga akan dilakukan selama 3 hari kegiatan dengan lokasi di sawah

dan hutan.b. Penelitian vegetasi akan dilakukan selama 2 hari, dengan berjalan mulai dari

sawah, kebun sampai hutan.c. Belajar bersama tentang kehidupan masyarakat Cisarua akan dilakukan dengan

diskusi diskusi di setiap RT dan wawancara dengan beberapa anggota masyarakat.d. Untuk membahas hasil diskusi akan diadakan musyawarah akhir sekaligus untuk

merumuskan kesepakatan tindak lanjut.

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 4

Jadwal pertemuan setiap RT adalah sebagai berikut:

Tema tema dari wawancara/pertemuan adalah : a. Penggalian pendapat masyarakat tentang nilai, tradisi dan lingkungan

b. Analisis pendapatan dan pengeluaran keluargac. Menelusuri peta kebun, peta sawah dan peta tegaland. Penggalian masalah dan harapan

B. Hasil Diskusi Kelompok 1. Sejarah Kampung Sejarah adalah rangkaian kejadian kejadian yang terjadi di masa yang lalu. Dari

memahami sejarah akan bisa menjelaskan pengalaman pengalaman penting baik yang menyenangkan atau yang menyedihkan di masa lalu. Pengalaman adalah guru yang terbaik untuk menghadapi masa depan.

Penelusuran alur sejarah akan memberikan penjelasan mengenai peranan-peranan penting yang dilakukan oleh tokoh tokoh masyarakat di masa lampau, yang akhirnya hasilnya bisa dinikmati sekarang. Dengan demikian sudah menjadi tanggung jawab generasi sekarang untuk melanjutkan peranan tersebut.

Hasil penelusuran sejarah ini masih terbatas informasinya karena hanya diikuti beberapa orang saja. Untuk itu ke depan perlu lebih diperdalam dan diperbaiki agar menjadi dokumen yang lengkap tentang sejarah kampung Cisarua, yang bisa disebarkan dan ditularkan pada kaum muda agar mengerti dan memahami sejarah kampung. Hal ini penting supaya tidak terjadi keterputusan pengetahuan sejarah antara kalangan tua dan kaum muda di kampung Cisarua.

Tgl Lokasi Tema Diskusi 17-6-2003 RT 13 Alur Sejarah dan Perubahan Kampung 18-6-2003 RT 14 Kalender Musiman dan Analisis Rangking Tanaman Penting 19-6-2003 RT 12 Peta Kampung 20-6-2003 RT 10 Analisis kelembagaan dan peran -posisi 21-6-2003 RT 11 Pemeringkatan Kesejahteraan 22-6-2003 RT 15 Analisis Usaha Tani

TAHUN Kejadian Dampak Bagi Masyarakat

1909 Ada 5 rumah di Cisarua sebab dulu masih hutan dan belum banyak rumah dan penduduk Pada waktu itu tokoh masyarakat membohongi Belanda bertujuan untuk mendapatkan lokasi dengan cara menggeser batas wilayah Cipeuteuy, pada waktu itu Belanda ingin membuka perkebunan Teh.

Titik awal terbentuknya kampung Cisarua Belanda tidak menguasai seluruh areal hutan untuk dijadikan kebun

1945-1970 Indonesia merdeka dan Belanda pergi Lahan perkebunan digarap masyarakat Mulai datang orang asing datang

Masyarakat memiliki lahan garapan untuk berkebun

1971 PT Intan Hepta menggarap lahan yang sebelumnya milik Belanda untuk ditanami teh

Masyarakat menjadi buruh perkebunan

1973 Mengalami kekeringan selama 9 bulan Gempa bumi yang besar

Masyarakat kekurangan air dan tidak bisa bertani Banyak rumah penduduk yang roboh akibat gempa

1974 Banjir besar Sawah dan kebun terendam Ada bantuan dari pemerintah

1979 Terjadi ledakan hama ulet hijau pada tanaman padi, ditanggulangi dengan di semprot tetap ulet tersebut tidak mati.

Petani gagal total dalam bertani padi

1980 Masuknya padi leutik (IR) pada petani dan tahun yang sama masyarakat Cisarua Bpk.Sohi (tokoh masyarakat Cisarua) mengusulkan tentang tembusnya jalan dari Cipeuteuy sampai ke Cianten kurang lebih panjangnya 7 km.

Petani mulai menanam padi bubur (padi umur pendek) selain padi lokal umur panjang Dilakukan pembangunan jalan tembus ke Cianten (Bogor)

1982 Bapak Sohi mengusulkan pembangunan SD Neglasari di dusun Cisarua

Dibangun SD di kampung Cisarua

1983 Pemekaran desa, dimana Desa Cipetey dipisah dari Desa Kabandungan (sebelumnya dusun Cipetey masuk wilayah Kabandungan)

Kampung Cisarua masuk desa Cipeutey

1986 Mengusulkan Madrasah Ibtidaiyah Adanya madrasah di kampung Cisarua

1995 Masuknya listrik di kampung Cisarua Masyarakat memiliki fasilitas penerangan

1998 Reformasi terjadi. Perkebunan perkebunan swasta banyak yang bangkrut

Masyarakat menumpang garapan di lahan bekas perkebunan swasta tersebut

1998-sekarang

Masyarakat menggantungkan usaha pada lahan bekas perkebunan

Masyarakat banyak menanam berbagai sayuran

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 5

TAHUN Kejadian Dampak Bagi Masyarakat

1909 Ada 5 rumah di Cisarua sebab dulu masih hutan dan belum banyak rumah dan penduduk Pada waktu itu tokoh masyarakat membohongi Belanda bertujuan untuk mendapatkan lokasi dengan cara menggeser batas wilayah Cipeuteuy, pada waktu itu Belanda ingin membuka perkebunan Teh.

Titik awal terbentuknya kampung Cisarua Belanda tidak menguasai seluruh areal hutan untuk dijadikan kebun

1945-1970 Indonesia merdeka dan Belanda pergi Lahan perkebunan digarap masyarakat Mulai datang orang asing datang

Masyarakat memiliki lahan garapan untuk berkebun

1971 PT Intan Hepta menggarap lahan yang sebelumnya milik Belanda untuk ditanami teh

Masyarakat menjadi buruh perkebunan

1973 Mengalami kekeringan selama 9 bulan Gempa bumi yang besar

Masyarakat kekurangan air dan tidak bisa bertani Banyak rumah penduduk yang roboh akibat gempa

1974 Banjir besar Sawah dan kebun terendam Ada bantuan dari pemerintah

1979 Terjadi ledakan hama ulet hijau pada tanaman padi, ditanggulangi dengan di semprot tetap ulet tersebut tidak mati.

Petani gagal total dalam bertani padi

1980 Masuknya padi leutik (IR) pada petani dan tahun yang sama masyarakat Cisarua Bpk.Sohi (tokoh masyarakat Cisarua) mengusulkan tentang tembusnya jalan dari Cipeuteuy sampai ke Cianten kurang lebih panjangnya 7 km.

Petani mulai menanam padi bubur (padi umur pendek) selain padi lokal umur panjang Dilakukan pembangunan jalan tembus ke Cianten (Bogor)

1982 Bapak Sohi mengusulkan pembangunan SD Neglasari di dusun Cisarua

Dibangun SD di kampung Cisarua

1983 Pemekaran desa, dimana Desa Cipetey dipisah dari Desa Kabandungan (sebelumnya dusun Cipetey masuk wilayah Kabandungan)

Kampung Cisarua masuk desa Cipeutey

1986 Mengusulkan Madrasah Ibtidaiyah Adanya madrasah di kampung Cisarua

1995 Masuknya listrik di kampung Cisarua Masyarakat memiliki fasilitas penerangan

1998 Reformasi terjadi. Perkebunan perkebunan swasta banyak yang bangkrut

Masyarakat menumpang garapan di lahan bekas perkebunan swasta tersebut

1998-sekarang

Masyarakat menggantungkan usaha pada lahan bekas perkebunan

Masyarakat banyak menanam berbagai sayuran

2. Perubahan dan Kecenderungan di Kampung Cisarua Seiring dengan perubahan waktu maka terjadi perubahan perubahan penting yang

ada di kampung Cisarua selama ini. Dengan mengetahui dan menjelaskan perubahan tersebut maka akan diketahui bagaimana kondisi sekarang, dibanding dengan masa yang lalu dan bagaimana perubahan terjadi, meningkat ataukah justru menurun. Cara melakukan diskusi adalah masyarakat memberikan penilaian menurut ukuran 0-100 persen untuk menilai kondisi pada jangka waktu tertentu. Berdasarkan pengataman dan penilaian masyarakat tersebut akan bisa dilihat bagaimana kecenderungan perubahan terjadi, meningkat, tetap atau menurun.

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 6

Dengan hasil analisis tersebut maka masyarakat mendiskusikan bersama apa yang menjadi makna dibalik angka angka yang naik dan menurun tersebut. Diskusi dalam kelompok menjelaskan bahwa ketersediaan air menurun dari tahun ke tahun, baik air untuk pertanian maupun untuk kebutuhan hidup sehari hari. Hal ini erat kaitannya dengan penurunan luasan hutan. Luasan hutan semakin menurun, sepanjang tahun karena aktivitas penebangan yang semakin gencar setelah reformasi. Dengan menurunnya luasan hutan maka air yang ditangkap oleh akar pepohonan berkurang, maka air yang tersedia dalam tanah menurun.

Jumlah sawah menurun pada periode 1970 sampai 1998. Namun setelah tahun 1998 jumlah sawah meningkat karena masyarakat mulai membuka sawah ke lokasi bekas hutan di hulu. Hal ini dilakukan untuk mendekati sumber air. Sawah memiliki arti penting karena masyarakat Cisarua tidak menjual padi, padi dijadikan cadangan pangan. Masyarakat membuka sawah karena pada waktu sebelumnya sawah sawah yang ada tidak cukup airnya, sehingga tidak bisa ditanami padi.

Jumlah penduduk semakin meningkat, namun lapangan pekerjaan semakin menurun. Pada periode tahun 1970-1998 lapangan pekerjaan sempat meningkat karena banyaknya perkebunan swasta yang ada di Cisarua, namun menurun drastis setelah perkebunan bangkrut. Tahun 1998-sekarang jumlah pengangguran semakin banyak.

Kesuburan tanah menjadi menurun drastis, sehingga kebutuhan pemakaian pupuk kimia menjadi tinggi. Dalam hal hama penyakit, jenisnya semakin banyak tidak seperti masa sebelumnya. Namun demikian hasil produksi padi/patok tidak banyak mengalami perubahan rata rata 3 kwintal, walaupun setiap musim naik turun tergantung hama penyakit dan cuaca. Ragam jenis sayuran juga semakin banyak.

3. Kalender Musim Kalender Musim adalah untuk melihat apa kegiatan kegiatan yang dilakukan

masyarakat dalam satu tahun dari Januari sampai Desember. Selain itu adalah untuk melihat pola iklim seperti cuaca, curah hujan dan panas. Bisa juga untuk memahami bagaimana pola pemasukan dan pengeluaran masyarakat setiap tahun.

Dengan memahami kalender musim aktivitas maka masyarakat bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan pola kejadian yang umum terjadi secara berulang dalam setiap tahun. Masyarakat bisa memanfaatkan

Perubahan yang diamati TAHUN - 1970 1970-1998 1998-sekarang Air 100 % 50 % 40 % Sawah 100 % 50 % 90 % Hutan 100 % 90 % 10 % Penduduk 20 % 60 % 100 % Hasil Padi/patok 3 kwintal 3 kwintal 3 kwintal Penduduk yang bekerja 75 % 80 % 20-30 % Jenis tanaman sayuran 0 % 50 % 80 % Hama dan penyakit 10 % 30 % 60 % Penggunaan pupuk 10 % 30 % 90 % Kesuburan tanah 90 % 65 % 10 %

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 7

kalender musim untuk memperkirakan kapan biasanya hujan, panas dan cuaca ; pendapatan dan pengeluaran masyarakat yang umum, hama dan penyakit yang biasa muncul ; berdasarkan pengalaman yang sudah terjadi.

4. Matrik Rangking (Urutan) Tanaman-tanaman Penting di MasyarakatMatrik rangking tanaman adalah untuk belajar mengenai tanaman-tanaman penting yang diusahakan masyarakat kampung Cisarua. Dari jenis jenis tanaman tersebut dianalisis resikonya berdasarkan pertimbangan pertimbangan seperti kebutuhan modal, lama masa tanam, hama dan penyakit, penguasaan teknik budidaya serta kemudahan menjual ke pasaran serta harga yang diterima petani.

Keterangan:= Terjadinya aktifitas / peristiwa

No Jenis Tanaman Modal Pasaran Harga Hama & Penyakit

Budidaya tani

Waktu Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Padi Jagung manis Kacang buncis Kacang merah Kacang panjang Kacang tanah Bawang daun Singkong Tomat Cabe rawit Cabe merah Leunca Cesin Pisang Ubi jalar Tales Trubuk Timun

lll lllll ll ll ll l lll 0

lllll lll lllll l ll 0 0 0 1 lll

l l l l l l l l l l l l l l l l l l

llll lll llll llll llll ll lll lllll lllll lll llll lll llll llll llll ll ll llll

llll lll ll ll ll ll l 0 llll ll llll ll ll l l 0 0 lll

l lll l l l l l l

llll ll lll l l l l l l lll

lll lll ll ll ll lll ll

lllll lll llll lll ll l lll lllll llll llll ll

16 18 12 12 12 10 11 10 22 15 19 10 11 10 12 8 9

16

Keterangan: 0 = Tanpa ada sesuatu apapun I = paling rendah modalnya, paling mudahIIIII = paling tinggi modalnya, pasarannya, teknik budidaya paling mudah, pasaran sulit, budidaya rumit, harga menguntungkan, waktu paling singkat. harga rendah, waktu lama.

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 8

Dari segi resiko tales merupakan tanaman yang paling rendah tingkat resikonya, sementara tomat merupakan tanaman yang paling tinggi tingkat resikonya bagi petani. Namun demikian dalam diskusi dinyatakan bahwa jenis kacang kacangan yang selalu banyak ditanam, karena resikonya sedang. Masyarakat juga memperhitungkan faktor waktu atau lama tanam karena menyangkut cepatnya pemasukan yang diterima, dan kacang kacangan yang banyak ditanam. Dari diskusi dipetik pelajaran bahwa untuk memutuskan tanam jenis tertentu, harus mempertimbangkan banyak faktor tidak sekedar mengejar harga tinggi namun keuntungan yang tinggi.

Diskusi lalu dikembangkan untuk menganalisis jenis tanaman tersebut terutama pada sisi harga, resiko dan faktor waktu (lama tanam). Juga dikategorikan mana tanaman utama yang menjadi favorit (sangat diharapkan untuk menghasilkan pendapatan) , yang biasa saja (ditanam namun tidak yang utama untuk menghasilkan pendapatan), dan sekedar tambahan saja (tidak terlalu diharapkan mendapat pendapatan)

No

Jenis Tanaman

Harga

Resiko

Waktu Nilai penting tanaman

Termurah

(Rp) Termahal

(Rp) Favorit Biasa Tamba

han

1

2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 13 14 15 16 17

18

Padi

Jagung manis Kacang buncis Kacang merah Kacang panjang Kacang tanah Bawang daun Singkong Tomat Cabe rawit

Cabe merah

Leunca Cesin

Pisang Ubi jalar

Tales Trubuk

Timun

-

600 100 500 400

1.000 1.000

100 200

1.000

1.300 200 100 2.000 200 200 50

200

-

2.500 2.500 2.500 1.500 1.800 4.000

200 4.000

10.000

25.000 600 2.000 10.000 800 600 100

1.000

4

3 - - - - - - 2 -

1

- - - - - -

-

5

- - - - - - 2 - 5

-

- - 1 - 3 4

-

-

v - - - - - - - -

v

- - - - - -

-

-

- v v v v v - - v

-

v v - - - -

-

v

- - - - - - v v -

-

- - v v v v

v

5. Kelembagaan MasyarakatLembaga lembaga yang ada dimasyarakat merupakan sarana bagi usaha untuk memberikan pelayanan bagi kepentingan masyarakat dan menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Oleh karena itu belajar tentang kelembagaan yang ada di masyarakat adalah penting agar masyarakat bisa menilai apa yan sudah baik dan apa yang perlu diperbaiki.

Analisis kelembagaan ini bukan untuk menyalahkan siapapun justru untuk mencari pemecahan bagaimana caranya agar kelembagaan di masyarakat bisa berjalan dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsinya. Jika lembaga di masyarakat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik maka yang mendapat manfaat juga masyarakat itu sendiri.

Kelembagaan ada 2 jenis yaitu (i) lembaga formal yang dibentuk pemerintah seperti Pemerintah desa, PPL, Puskesmas dan sebagainya (ii) lembaga non formal yang

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 9

tidak dibentuk secara resmi seperti kelompok tani, pengajian, arisan dan sebagainya. Lembaga seharusnya dibentuk oleh kebutuhan masyarakat, karena pada dasarnya perlunya ada lembaga karena ada masalah yang harus diselesaikan di masyarakat, atau ada kebutuhan kebutuhan yang harus dilayani.

Contohnya adanya pemerintah desa adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam mengatur pembangunan wilayah, adanya puskesmas karena untuk mengatasi masalah kesehatan di masyarakat, adanya kelompok tani adalah untuk mengatasi masalah pertanian atau kerjasama antar petani. Di kemudian hari diharapkan masyarakat bisa membentuk lembaga untuk mengatasi masalahnya. Kemerdekaan untuk berorganisasi, berserikat dan berkelompok untuk membentuk organisasi dijamin secara hukum oleh Undang Undang Dasar.

MASYARAKAT

Ponpes

Desa

Kelompok tani

BPD

Koperasi

Puskesmas

PPL

PKK

Karang Taruna

Berdasarkan diagram kelembagaan yang disusun dalam diskusi bersama masyarakat maka lembaga yang paling berpengaruh bagi masyarakat Cisarua adalah Pondok Pesantren, sementara yang pengaruhnya paling kecil adalah PPL. Sementara itu Pondok Pesantren juga dinilai masyarakat sebagai lembaga yang paling bermanfaat, sementera PPL juga dinilai yang manfaatnya paling kecil.

Dari diskusi kelompok juga diperoleh penjelasan mengenai peran dan fungsi, kekuatan dan kelemahan serta cara mengatasi kelemahan supaya menjadi baik.

Keterangan : -Semakin besar lingkaran semakin besar manfaatnya bagi masyarakat -Semakin dekat jarak lingkaran dengan lingkaran masyarakat semakin besar pengaruhnya

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 10

6. Pemeringkatan Kesejahteraan Dalam diskusi tentang pemeringkatan kesejahteraan adalah mengajak masyarakat

untuk peduli satu sama lain, dan memperhatikan bagimana lapisan-lapisan sosial yang ada dalam masyarakat. Bukan maksudnya untuk membedabedakan antar sesama manusia, namun dengan adanya ukuran-ukuran kesejahteraan maka setiap akan mulai mengembangkan sebuah program pembangunan maka lapisan yang palin rendahlah yang seharusnya menjadi prioritas.

Seringkali tanpa menggunakan pemeringkatan kesejahteraan berbagai program pembangunan atau bantuan dari pemerintah seringkali salah sasaran, karena tidak diterima oleh orang yang semestinya mendapat bantuan atau pertolongan. Diharapkan analisis ini bisa menjadi bahan pelajaran agar setiap kali mengembangkan program seharusnya tidak lagi salah sasaran. Lebih jauh diharapkan dengan diskusi ini maka masyarakat saling peduli dan memperhatikan sesama.

Berkaitan dengan petani

Fungsi /Peran Kekuatan Kelembagaan Cara

mengatasi PPL

Penyuluh

Teknik pertanian

Jauh dengan masyarakat

Harus turun kelapangan

PONPES

Memperkuat persatuan

Bisa mengorganisir petani

Tidak memikirkan fisik

Harus ada kekompakan

DESA

Memajukan masyarakat mencari kehidupan

Bisa menghubungkan dengan luar

Kurang ber masyarakat

Harus bermasyarakat dan bertanggung jawab

KELOMPOK TANI

Memakmurkan petani dan mebangkitkan semangat petani

?

Sebatas nama

Kurang kompak

Bersatu untuk kompak

KOPERASI

Menyiapkan kepentingan petani

Bisa hubungan dengan bank untuk cari dana

Jarang diketahui

masyarakat

Keterbukaan dengan petani

BPD

Penampung aspirasi petani

Mengajukan ke Desa / ke Kecamatan

Kurang di tanggapi oleh Desa

Harus ada pengontrolan bersama masyarakat

No

Dilihat dari

Golongan I

Golongan II

Golongan III

1

Kendaraan

Mobil

Motor

Sepeda

2

Sawah

1 ha

4000 m

-

3

Kebun / Pekarangan

3 ha

5000 m

100 m

4

Rumah

Permanen

Semi permanen

Panggung

5

Perabot Rumah Tangga

TV warna

Kompor Gas

TV hitam putih

Kompor biasa

Radio

Hawu /kayu bakar

6

Penerangan

Listrik

Peratomak

Lontera /cempor

7

Makanan

4 sehat 5

sempurna

Tahu, tempe, telor

Ikan asin

8

Pendidikan

SMU

SMP

SD

9

Sarana kebersihan

Kamar mandi kloset

Kamar mandi biasa

Pancoran

Keterangan:

Golongan I :Golongan mampu.

Golongan II:Golongan sedang.

Golongan III: Golongan kurang mampu.

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 11

7. Pendapat Masyarakat tentang Lingkungan, Nilai dan TradisiMelalui proses wawancara dikumpulkan pendapat masyarakat tentang desa, alam dan lingkungan, serta nilai tradisi yang ada di kampung Cisarua. Masukan ini diperoleh melalui wawancara dengan:a. Aparat Desab. Tokoh Masyarakatc. Tokoh Agamad. Masyarakat e. Pemuda f. Anak – anak

Hasil wawancara dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Mengenai Desa

?

Kondisi desa kemajuannya semakian menurun

?

Belum ada pembinaan secara berkelanjutan

?

Bantuan sering terjadi tidak tepat sasaran, dan penggunaan tidak tepat waktu

?

Kurang perhatian dalam perekomonian dan pembangunan desa

?

Kegiatan, bantuan perlu adanya pendampingan dan kontrol

?

Lapangan kerja, ekonomi rakyat menurun, jumlah penduduk meningkat

?

Kebersamaan memikirkan desa semakin hilang, contohnya gotong royong

b. Mengenai Alam

?

Masyarakat pada umumnya menggarap lahan HGU, Perum, Pemilik orang luar

?

Kondisi alam dulu hutan sekarang semak belukar dan beberapa patok digarap/dimanfaatkan masyarakat

?

Semakin kurangnya air

?

Kondisi tanah semakin kurang subur, hanya bisa bertahan 6 bulan s/d 3 tahun

?

Masyarakat mengharapkan adanya penanaman hutan kembali dan lestarikan bersama

?

Dengan tidak terpelihara hutan (gundul)sering terjadi tanah menjadi longsor, mengakibatkan tertimbunnya lahan pertanian, saluran air dan jalan

c. Mengenai Sosial

?

Tidak/kurang kompak, hilangnya nilai-nilai kebersamaan dalam tatanan kehidupan

?

Yang masih kompak/lestari dalam pengajian

?

Kelompok yani hanya sebuah nama

?

Kegiatan para pemuda semakin menurun, dulu untuk mendapatkan dana dengan cara gotong royong mengambil batu, kayu atau kerja pada lahan warga buat kebutuhan/kegiatan

?

Beberapa masyarakat ada royongan kerja, tanam tidak di banyar dengan uang dibayarnya dengan tenaga lagi

?

Masih ada juga beberapa masyarakat/petani untuk kerja bakti perbaikan saluran air kecil

d. Mengenai Tradisi

?

Sebenarnya masyarakat kemauan ada namun sulit untuk bicara, ketakutan

?

Masih ketergantungan pada desa

?

Masyarakat sih manut saja asal adanya keterbukaan, kebersamaan, koordinasi yang dapat dimengerti

?

Perekonomian masyarakat masih sendiri-sendiri misal dalam pemberantasan hama kadang-kadang bersaing masa bodo

?

Dulu pemupukan, mengatasi hama dengan secara tradisional/alami (kotoran ternak, rumput, dangdaunan pohon pisang, daun suren dll, untuk pupuk atau untuk semprot hama)

?

Sekarang menggunakan kimia baik pemupukan maupun pemberantasan hama

?

Sifatnya masih ikut-ikutan

?

Petani liribarat ~ tulang, pedagang ~ daging, buruh ~ gajih

e. Sumber sumber informasi yang biasanya masyarakat peroleh adalah dari :

?

Desa

?

Antar petani

?

Pengalaman masyarakat

?

Kecamatan

?

Penyuluh

?

Warisan nenek moyang

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 12

8. Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga Sebagai gambaran untuk mengetahui kondisi pendapatan dan pengeluaran keluarga

maka dilakukan wawancara dengan salah seorang warga kampung Cisarua.

Nama : Salah seorang warga kampung CisaruaUmur : 42 tahunAlamat : Dusun Cisarua Rt. 12 Desa CipeuteuyPekerjaan : Buruh tani dan pengrajin peti paletJumlah anggota keluarga : 4 orang

1. Pengeluaran

a. Pengeluaran biaya untuk konsumsi :· Beras 75 liter x Rp. 2.500 = Rp. 187.500· Lauk pauk Rp. 10.000 x 30 hari = Rp. 300.000· Rokok Rp. 2.300 x 30 hari = Rp. 69.000· Jajan anak Rp. 2.000 x 30 hari = Rp. 60.000· Keperluan minum dan sneck Rp. 2.500 x 30 hari = Rp. 75.000b. Selamatan dan menyumbang 10 liter x Rp. 2.500 = Rp. 25.000c. Pertanian = Rp. 17.000d. Anak sekolah :· SPP = Rp. 2.000· Jajan = Rp. 12.000· Buku, alat tulis = Rp. 3.000· Pakaian, sepatu = Rp. 17.000e. Kesehatan = Rp. 20.000f. Perlengkapan keluarga = Rp. 25.000g. Bayar utang KUT = Rp. 40.000h. Cicil kredit motor (yang kena tipu) = Rp. 150.000I. Penerangan = Rp. 20.000j. Kunjungan keluarga = Rp. 8.400k. Alat bahan lemari (tukang) = Rp. 17.000 + Jumlah pengeluaran = Rp. 1.047.900

2. Pendapatan

a. Sawah 300 kg x Rp. 1.000/6 bln = Rp. 50.000b. Kerja bikin palet (peti) Rp. 17.000 x 30 hari = Rp. 525.000c. Hasil bikin lemari = Rp. 42.000 +

Jumlah pendapatan = Rp. 617.000

3. Saldo (pendapatan – pengeluaran)

a. Pendapatan = Rp. 617.000b. Pengeluaran = Rp. 1.047.900 _ Jumlah total = Rp. 430.900 (-)

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 13

Nama : Salah seorang warga kampung Cisarua Umur : 62 tahunAlamat : Dusun Cisarua Desa CipeuteuyJumlah anggota keluarga : 3 orang

1. Pengeluaran

a. Pengeluaran biaya untuk konsumsi :· Beras 45 liter x Rp. 25.000 = Rp. 112.500· Lauk pauk Rp. 10.000 x 30 hari = Rp. 300.000· Rokok Rp. 1000 x 30 hari = Rp. 30.000· Keperluan minum, sneck Rp. 4.000 x 30 hari = Rp. 120.000b. Selamatan dan menyumbang = Rp. 40.000c. Pertanian + pajak = Rp. 24.500d. Kesehatan = Rp. 15.000e. Perlengkapan keluarga = Rp. 34.000f. Kunjungan keluarga = Rp. 25.000g. Penerangan = Rp. 10.000 +

Jumlah pengeluaran = Rp. 711.000

2. Pendapatan

a. Sawah = Rp. 67.000b. Palawija = Rp. 60.000c. Bantuan 3 orang anak = Rp. 95.000d. Ternak = Rp. 28.400 +

Jumlah pendapatan = Rp. 250.000

3. Saldo (pendapatan – pengeluaran)

a. Pendapatan = Rp. 250.000b. Pengeluaran = Rp. 711.000 _ Jumlah total = Rp. 460.600 (-)

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 14

9. Peta Kampung dan Peta Sawah, Tegalan dan Kebun Masyarakat Kampung Cisarua

Dibawah adalah beberapa peta yang menjelaskan situasi di dusun Cisarua. Ada peta sawah yang akan memberikan gambaran model sawah di dusun Cisarua. Peta Kebun menjelaskan jenis jenis tanaman yang ditanam, dan pengaturan tata letak tanaman kebun. Peta tegalan menggambarkan kebun di sekitar rumah.

Untuk gambaran yang lebih luas, bersama masyarakat digambar peta kampung. Peta kampung menjelaskan jalan desa, tempat tempat penting, lokasi sawah dan kebun serta pamukiman. Untuk kedepan, bisa dibuat pemetaan yang lebih terinci, sehingga bisa lebih banyak memberi gambaran tentang kawasan kampung Cisarua. Peta ini akan bermanfaat bagi pengembangan dan penataan wilayah oleh masyarakat sendiri.

A. Peta Sawah

B. Peta Kebun

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 15

C. Peta Tegalan

D. Peta Kampung Cisarua

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 16

10. Analisis Usaha Tani

1. Pengeluaran

a. Pengelolaan lahan = Rp. 600.000b. Bibit :· Cabe rawit = Rp. 300.000· Kacang merah 8 liter x Rp. 10.000 = Rp. 80.000· Kacang buncis 3 liter x Rp. 10.000 = Rp. 30.000· Leunca = Rp. 5.000c. Pupuk :· Kotoran kambing 200 karung x Rp. 5.000 = Rp. 1.000.000· Urea 50 kg x Rp.1.600 = Rp. 80.000· TSP 100 kg x Rp. 1.800 = Rp. 180.000· KCL 25 kg x Rp. 2.000 = Rp. 50.000· Skulator 1 pak x Rp. 20.000 = Rp. 20.000d. Semprot :· Baepolan 3 botol x Rp. 12.500 = Rp. 37.500· Sun Catalis CNI 1 kg x RP. 50.000 = Rp. 50.000· Matador 2 kaleng kecil x Rp. 10.000 = Rp. 20.000· Gandasil ½ kg x Rp. 30.000 = Rp. 15.000e. Ajir 3.000 batang x Rp. 25 = Rp. 75.000f. Buruh (upah kuli)· Buruh penyiangan = Rp. 360.000· Buruh panen kacang merah 300 kg x RP. 150 = Rp. 45.000 · Buruh panen kacang buncis 400 kg x Rp. 150 = Rp. 60.000· Buruh panen cabe rawit 300 kg x Rp. 500 = Rp. 150.000g. Transpotasi 1.000 kg x Rp. 100 = Rp. 100.000h. PBB = Rp. 12.000 +

Jumlah Pengeluaran = Rp. 3.269.500

2. Pendapatan

a. Kacang merah 300 kg x Rp. 600 = Rp. 180.000b. Kacang buncis 400 kg x Rp. 300 = Rp. 120.000c. Leunca 200 kg x Rp. 400 = Rp. 80.000d. Cabe rawit :· Panen (1). 30 kg x Rp. 2.500 = Rp. 75.000· Panen (2). 70 kg x Rp. 18.000 = Rp. 1.260.000· Panen (3). 80 kg x Rp. 15.000 = Rp. 1.200.000· Panen (4). 120 kg x Rp. 14.000 = Rp. 1.680.000 · Panen (5). ?…… +

Jumlah pendapatan = Rp. 4.595.000

3. Hasil (pendapatan – pengeluaran)

a. Pendapatan = Rp. 4.595.000b. Pengeluaran = Rp. 3.269.500 _ Jumlah saldo = Rp. 1.325.500

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 17

C. Musyawarah Akhir Pembahasan Hasil dan Rencana Tindak Lanjut

Pada tanggal 23 Juni 2003 diadakan musyawarah akhir untuk membahas hasil diskusi kelompok dan membuat kesepakatan tindak lanjut kegiatan. Pada pertemuan ini dihadiri oleh kurang lebih 35 orang peserta. Susunan Acara :

1. Pembukaaan 2. Sambutan dari Desa diwakili oleh Bapak Kadus Cisarua 3. Laporan Hasil Diskusi Kelompok, wawancara dan jalan jalan 4. Perbaikan hasil dan diskusi 5. Rencana Tindak Lanjut 6. Penutupan dan Pembacaan Doa

Pelaporan hasil dari diskusi kelompok dilakukan oleh perwakilan dari kelompok dan fasilitator diskusi dari Peka Indonesia. Pada akhir acara dirumuskan rencana tindak lanjut kegiatan.

a. Masalah-masalah yang dirangkum sepanjang proses belajar bersama 1. Jalan rusak 2. Belum ada kekompakan dalam masyarakat3. Permodalan4. Pemasaran5. Harga pupuk obat-obatan mahal6. Air minum kotor7. Teknis pertanian 8. Kekurangan air untuk pertanian9. Tidak ada kelompok tani10.Tidak ada pengontrolan bersama dalam program-program yang dilakukan

b. Beberapa komentar dan harapan yang muncul

Komentar 1 (Pak RT Endih)· Ingin tahu titik apa yang paling rendah (kelemahan apa yang paling mendasar)

dalam masyarakat kampung Cisarua· Selanjutnya mau bagaimana ?· Perlu suntikan dana bagi masyarakat kampung Cisarua· Saluran air bersih untuk minum, pipa belum ada sehingga jadi kotor. Mohon

perhatian Peka atas hal tersebut

Komentar 2 (Pak Dayat)· Berharap untuk terus dibimbing oleh Peka dalam kegiatan· Bagaimana caranya menyatukan masyarakat kampung Cisarua· Minta kenang-kenangan bola dan net untuk para pemuda

Komentar 3 (Pak Cecep, kepala Sekolah)· Memohon adanya bantuan buku-buku bekas untuk bacaan anak-anak sekolah

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 18

Komentar 4 (Pak Kadus Yunus)· Ada berita bahwa akan ada perluasan taman nasional sampai ke wilayah

kampung Cisarua. Mohon didampingi bagaimana menghadapi rencana perluasan taman nasional ini. Jangan sampai masyarakat yang sudah membuat sawah diusir dari lokasi taman nasional yang diperluas. Sawah bagi warga adalah sumber pangan. Masyarakat akan mempertahankan sawah untuk tetap bisa digarap. Masyarakat sebenarnya juga paham kalau pelestarian alam penting, karena hutannya memang rusak, tapi berharap agar tidak diusir oleh pihak taman nasional khususnya untuk sawah yang sudah terlanjur berada di dalam areal.

· Perlu ada pelatihan untuk pertanian alami dan membuat pestisida dari bahan bahan dari hutan, seperti yang dilakukan di Cisalimar.

c. Tanggapan dari Peka Indonesia

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 19

Belajar Bersama 10 Hari “melihat diri sendiri”

Hasil dari belajar

Apa yang sudah ada (sudah baik)

Apa yang belum ada (perlu diperbaiki)

Kebutuhan ???

Keinginan ???

Apa yang bisa Peka lakukan ?

Masyarakat bisa melakukan apa ?

Tidak bisa diatasi

/dipenuhi ??

Pihak lain bisa lakukan apa ??

Bersama sama

Dari gambar di halaman 19 dijelaskan bahwa yang dilakukan selama 10 hari adalah untuk melihat diri sendiri, apa masalah dan apa potensinya. Dari masalah yang ada mana yang merupakan kebutuhan untuk diatasi dan mana yang keinginan. Juga didapat pengalaman apa yang sudah baik dan apa yang perlu diperbaiki.

Kebutuhan akan bisa dipenuhi oleh mansyarakat sendiri dan bersama dengan Peka Indonesia. Segala inisiatif harus dimulai dari masyarakat, jika ternyata kebutuhan tidak bisa dipenuhi secara bersama maka perlu melibatkan pihak lain yang mampu membentu menyelesaikannya.

d. Kesepakatan agenda program bersama

Ada beberapa agenda program yang dilakukan antara lain :

1. Pendampingan masyarakat Cisarua- Hal-hal yang teknis (budidaya tani, pelatihan pertanian dll)- Hal-hal yang strategis (pendampingan menghadapi perluasan taman nasional,

pengorganisasian, kemampuan berdiskusi dll)

2. Menghubungkan dengan pihak lain - Kasus jalan rusak- Kasus air bersih dan saluran air- Kasus hutan yang rusak

3. Kerjasama pengembangan usaha masyarakat - Didiskusikan bersama bentuk dan mekanisme dan caranya- Didiskusikan siapa sasarannya

4. Penyediaan sarana untuk anak-anak dan pemuda - Bantuan Buku Bekas - Bola Voli dan net

e. Kesepakatan jangka pendek

Mengadakan pertemuan pada bulan Juli - Menyusun rencana kegiatan masyarakat lebih detail berdasarkan agenda program

bersama yang telah disepakati.- Penyusunan rencana kegiatan masyarakat berdasarkan waktu, penanggungjawab

dan kebutuhan untuk mendukung pelaksanaan- Menyerahkan laporan tertulis hasil belajar bersama (PRA)

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 20

NO

NAMA

UMUR

RT 1

Endih

42 tahun

(13)

2

Ali

45 tahun

13

3

Abas

28 tahun

13

4

Ading

42 tahun

13

5

Ocim

26 tahun

12

6

Ukar

35 tahun

12

7

Oban

40 tahun

13

8

Iron

40 tahun

14

9

Ahyar

53 tahun

14

10

Asep

32 tahun

14

11

Adni

48 tahun

(14)

12

Dedih

37 tahun

14

13

Parja

31 tahun

14

14

Ujum

55 tahun

14

15

Dayat

30 tahun

14

16

Jamad

45 tahun

14

17

Suandi

38 tahun

14

18

Ata

41 tahun

12

19

Huri

45 tahun

12

20

Sarja

41 tahun

12

21

Dani

23 tahun

12

22

Iking

62 tahun

(12)

23

Rasim

55 tahun

12

24

Ujun

42 tahun

12

25

Ugan

30 tahun

12

26

Lili

32 tahun

12

27

Sadar

42 tahun

12

28

Abdul latif

22 tahun

12

29

Sukardi

45 tahun

12

30

Ayub

60 tahun

10

31

Aef

25 tahun

10

32

Ust. Umar

27 tahun

10

33

Ahmad

36 tahun

(10)

34

Jajat

29 tahun

10

35

Pepen

18 tahun

10

36

Entis

30 tahun

10

37

Bu Tati

47 tahun

11

38

Ujang

47 tahun

11

39

Apad

40 tahun

(11)

40

Edi

21 tahun

11

41

Herwin

24 tahun

11

42

Arif

17 tahun

11

43

Aris

21 tahun

11

44

Iyus

22 tahun

11

45

Yunus

-

12

46

Ajan

67 tahun

15

47

Edi

60 tahun

15

48

Nean

-

15

49

* Mohon maaf jika ada nama peserta pertemuan yang belum tercantum dalam daftar ini

Lampiran: Daftar nama anggota masyarakat yang terlibat dalam pertemuan

Yayasan Peka Indonesia - www.peka-indonesia.org 21

Yayasan Peduli Konservasi Alam IndonesiaKomplek Perum IPB Sindangbarang II

Jl. Uranus Blok H No. 1Ciherang, Darmaga, Bogor - Indonesia

Telp/Fax: +62 251 621 476

[email protected]