Sebelumnya

19
Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri. Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah disepakati. Misalnya menghitung volume balok, maka harus mengukur untuk dapat mengetahui panjang, lebar dan tinggi balok, setelah itu baru menghitung volume. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu fenomena atau permasalahan secara kualintatik. Dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data- data yang mendukung. Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numeric yang menunjukan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari permasalahan tersebut. Pentingnya besaran dalam pengukuran, maka dilakukan praktikum ini yang dapat membantu untuk memahami materi dasar-dasar pengukuran. Dalam mengamati suatu gejala tidak lengkap apabila tidak dilengkapi dengan data yang didapat dari hasi pengukuran yang kemudian besaran-besaran yang didapat dari hasil pengukuran kemudian ditetapkan sebagai satuan. Dengan salah satu argument di atas, setelah dapat kita ketahui betapa penting dan dibutuhkannya aktivitas pengukuran dalam fisika, untuk memperoleh hasil / data dari suatu pengukuran yang akurat dan dapat dipercaya.

description

ilmu tanah

Transcript of Sebelumnya

Sebelumnyaadabaiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri. Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah disepakati. Misalnya menghitung volume balok, maka harus mengukur untuk dapat mengetahui panjang, lebar dan tinggi balok, setelah itu baru menghitung volume. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu fenomena atau permasalahan secara kualintatik. Dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencaridata-data yang mendukung. Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-datanumericyang menunjukan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari permasalahan tersebut. Pentingnya besaran dalam pengukuran, maka dilakukanpraktikumini yang dapat membantu untuk memahami materi dasar-dasar pengukuran. Dalam mengamati suatu gejala tidak lengkap apabila tidak dilengkapi dengan data yang didapat dari hasi pengukuran yang kemudian besaran-besaran yang didapat dari hasil pengukuran kemudian ditetapkan sebagai satuan. Dengan salah satuargumentdiatas, setelah dapat kita ketahui betapa penting dan dibutuhkannya aktivitas pengukuran dalam fisika, untuk memperoleh hasil / data dari suatu pengukuran yang akurat dan dapat dipercaya.

1.2Tujuan Percobaan1.Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar2.Menentukan ketidakpastian dalam pengukuran serta menuliskan hasil pengukuran secara benar3.Memahami dan menggunakan metode kuadrat terkecil dalam pengolahan dataBAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1PengukuranUntuk mencapai suatu tujuan tertentu, di dalam fisika,kitabiasanya melakukan pengamatan yang diikuti dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum tidaklah lengkap bila tidak dilengkapi dengan data kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran.Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita menghetahui apa yang sedang kita bicarakan itu. Sedangkan arti dari pengukuran itu sendiri adalah membandingkan sesuatu yang sedang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan, misalnya bila kita mendapat data pengukuran panjang sebesar 5 meter, artinya benda tersebut panjangnya 5 kali panjang mistar yang memiliki panjang 1 meter.Dalam halini, angka 5 menunjukkan nilai dari besaran panjang, sedangkan meter menyatakan besaran dari satuan panjang. Dan pada umumnya, sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka kita sebut besaran. Panjang,massadan waktu termasuk pada besaran karena dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka-angka. Akan tetapi kebaikan dan kejujuran misalnya. Tidak dapat kita ukur dan tidak dapat kita nyatakan dengan angka-angka. Tapi walaupun demikian, tidak semua besaran fisika selalu mempunyai satuan. Beberapa besaran fisika ada yang tidak memiliki satuan. Antara lain adalah indek bias, koefisien gesekan, dan massa jenis relative.2.2Pengukuran Panjang Bendaa.Dengan Menggunakan Mistar Untuk mengukur panjang suatubenda, dalam kehidupan sehari-hari kita lumrah menggunakan mistar atau penggaris. Terdapat beberapa jenis mistar sesuai dengan skalanya. Ada mistar yang skala terkecilnya mm (mistar milimeter) dan ada mistar yang skala terkecilnya cm (mistar centimeter). Mistar yang sering kita gunakan biasanya adalah mistar milimeter. Dengan kata lain, mistar itu mempunyai skala terkecil 1 milimeter dan mempunyai ketelitian 1 milimeter atau 0,1 cm..Ketika mengukur dengan menggunakan mistar, posisi mata hendaknya diperhatikan dan berada di tempat yang tepat, yaitu terletak pada garis yang tegak lurus mistar. Garis ini ditarik dari titik yang diukur. Jika sampai mata berada diluar garis tersebut, panjang benda yang terbaca bisa menjadi salah. Bisa saja benda akan terbaca lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang sebenarnya. Akibat dari hal ini adalah terjadinya kesalahan dalam pengukuran yang biasa disebut kesalahan paralaksb.Dengan Menggunakan Jangka Sorong Untuk melakukan pengukuran yang mempunyai ketelitian 0,1 mm diperlukan jangka sorong. Jangka sorong mempunyai fungsi-fungsi pengukuran, yaitu: Pengukuran panjang bagian luar benda. Pengukuran panjang rongga bagian dalam benda. Pengukuran kedalaman lubang dalam benda. Jangka sorong sendiri mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: Rahang yang tetap (biasa disebut rahang tetap), memiliki skala panjang yang disebut skala utama.Rahang yang dapat digeser-geser (disebut rahang geser), yang memiliki skala pendek yang disebut nonius atau vernier. Rahang tetap terdapat skala-skala utama dalam satuan cm dan mm. Sedangkan pada rahang geser terdapat skala pendek yang terbagi menjadi 10 bagian yang sama besar. Skala inilah yang disebut sebagai nonius atau vernier. Panjang 10 skala nonius itu adalah 9 mm, sehingga panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm. Jadi selisihantaraskala nonius dan skala utama adalah 0,1 mm.atau 0,01 cm. Sehingga dapat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm. Contoh pengukuran dari jangka sorong adalah sebagai berikut. Bila diukur sebuah benda didapat hasil bahwa skala pada jangka sorong terletak antara skala 5,2 cm dan 5,3 cm. Sedangkan skala nonius yang keempat berimpit dengan salah satu skala utama. Mulai dari skala keempat ini ini kekiri, selisih antara skala utama dan skala nonius bertambah 0,1 mm atau 0,01 cm setiap melewati satu skala. Karena terdapat 4 skala, maka selisih antara skala utama dan skala nonius adalah 0,4 mm atau 0,04 cm. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan kalau panjang benda yang diukur tersebut adalah 5,2 cm+0,04 cm=5,24 cm.c.Dengan Menggunakan Mikrometer Sekrup Untuk megukur benda-benda yang sangat kecil sampai ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm digunakan alat bernama mikrometer sekrup. Bagian utama dari mikrometer sekrup adalah sebuah poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar yang disebut bidal. Pada ujung silinder pemutar ini terdapat garis-garis skala yang membagi 50 bagian yang sama. Jika bidal digerakan satu putaran penuh, maka poros akan maju (atau mundur) sejauh 0,5 mm. Karena silinder pemutar mempunyai 50 skala disekelilingnya, maka kalau silinder pemutar bergerak satu skala, poros akan bergeser sebesar 0,5 mm/50 = 0,01 mm atau 0,001 cm. Sangat perlu diketahui, pada saat mengukur panjang benda dengan mikrometer sekrup, bidal diputar sehingga benda dapat diletakan diantara landasan dan poros. Ketika poros hampir menyentuh benda, pemutaran dilakukan dengan menggunakan roda bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar roda berigi ini, putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika sampai menyentuh benda yang diukur, pengukuran menjadi tidak teliti.2.3Sistem Internasional Satuan untuk suatu besaran sebenarnya bisa dipilih secara sembarang. Untuk satuan panjang saja kita bebas untuk menggunakan centimeter, meter, kaki, mil dan sebagainya. Bahkan ada orang yang menggunakan satuan hasta sebagai satuan panjang. Penggunaan berbagai macam satuan ini ternyata bisa membuat beberapa kesulitan. Misalnya kita akan memerlukan berbagai macam alat ukur yang berbeda untuk satuan yang berbeda pula. Kesulitan selanjutnya dalah saat kita akan melakukan komunikasi ilmiah. Kita mungkin akan kesulitan untuk melakukan konversi dari sebuah satuan menjadi satuan yang lain. Dikarenakan hal itulah, maka para ilmuwan dunia sepakat membuat sebuah satuian internasional untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan itu, dan lahirlah system SI. Dalam satuan SI, panjang memiliki satuan meter, satuan massa adlah kilogram, dan satuan waktu adalah sekon yang dikenal juga dengan sbutan sistem MKS. Selain itu dikenal pula istilah CGS, dengan centimeter sebagai satuan panjang, gram sebagai satuan massa, dan sekon sebagai satuan waktu. Setelah ditetapkan secara internasional, sekarang stiap satuan memiliki standar masing-masing dalam pengukurannya, yaitu: Satuan standar waktu Satu sekon adalah waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium 133 untuk melakukan 9.192.631.770 periode radiasi ketika melewati tingkat energi yang paling rendah. Satuan standar panjang Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa udara selama selang waktu 1/299.792.458 s.vSatuan standar massaSatu kilogram adalah massa silinder campuran platinum-iridium.vSatuan standar kuat listrikSatu Ampere adalah kuat arus tetap yang jika dipertahankan mengalir dalam masing-masing dari dua penghantar lurus sejajar dengan panjang tak hingga dan penampang lintang lingkaran yang dapat diabaikan, dengan jarak pemisah 1 meter, dalam ruang hampa akan menghasilkan gaya interaksi antara kedua penghantar sebesar 2x10 newton setiap meter penghantar.vSatuan suhuSatuKelvinadalah 1/273,16kalisuhu termodinamika titik tripel air.vSatuan intensitas cahayaSatu kandela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi 540x10 hertz dengan intensitas sebesar 1/683 watt per steradian dalam arah tersebut.vSatuan jumlah zatSatu mol adalah jumlah zat yang mengandung unsur elementer zat tersebut dalam jumlah sebanyak atom karbon dalam 0.,012 kg karbon-12.Setelah ditetap secara internasional, setiap satuan memiliki standar masing-masing dalam pengukurannya, yaitu :vSatuan Standar WaktuSatuan standar waktu adalah 1 sekon. 1 sekon adalah waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium 133 untuk melakukan 9.192.631.770 periode radiasi ketika melewati tingkat energy yang paling rendah.vSatuan Standar PanjangSatu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa udara selama selang waktu.vSatuan Standar MassaSatu kilogram adalah standar massa silinder campuran platinum-iridium.vSatuan Standar Kuat ListrikSatu ampere adalah kuat arus tetap yang jika dipertahankan mengalir dalam masing-masing dari penghantar lurus sejajar dengan panjang tak hingga dan penampang lintang lingkaran yang dapat diabaikan, dengan jarak pemisah 1 meter, dalam ruang hampa akan mengalami gaya interaksi antara kedua penghantar sebesar 2x10 newton setiap meter penghantar.vSatuan SuhuSatu Kelvin adalah, 1 kali suatu termodinamika titik tripel air.vSatuan Intensitas CahayaSatu candela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi 540x10 hertz dengan intensitas sebesarwatt/sterodion dalam arah tersebut.vSatuan Jumlah ZatSatu mol adalah jumlah zat yang mengandung unsur elementer zat tersebut dalam jumlah sebanyak atom karbon dalam 0,012 kg karbon-12.2.4Ketidakpastian Pengukuran Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai fenomena yang terjadi di alam. Ilmu ini didasarkan pada pengamatan dan percobaan. Pengamatan merupakan pengkajian suatu gejala yang terjadi di alam. Hanya saja, sayangnya suatu gejala alam yang muncul secara alamiah belum tentu terjadi dalam waktu tertentu, sehingga menyulitkan pengamatan. Untuk mensiasati ini, maka dilakukan percobaan yang menyerupai gejala alamiah itu di bawah kendali dan pengawasan khusus. Tanpa percobaan ini, ilmu fisika tak mungkin berkembang seperti saat sekarang ini. Dan selanjutnya, dalam suatu percobaan kita hrus berusaha menelaah dan mempelajarinya. Caranya, kita harus mempunyai data kuantitatif atas percobaan yang kita lakukan. Sanada dengan pendapat Lord Kelvin yang mengungkapkan kalau kita belum belajar sesuatu bila kita tak bisa mendapatkan sebuah data kuantitatif. Untuk itulah dalam fisika dibutuhkan sebuah pengukuran yang akurat. Akan tetapi, ternyata tak ada pengukuran yang mutlak tepat. Setiap pengukuran pasti memunculkan sebuah ketidakpastian pengukuran, yaitu perbedaan antara dua hasil pengukuran. Ketidakpastian juga disebut kesalahan, sebab menunjukkan perbedaan antara nilai yang diukur dan nilai sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor itu dibagi dalam 2 garis besar, yaitu: ketidakpastian bersistem dan ketidakpastian acak.a.Ketidakpastian BersistemKesalahan kalibrasi-Kesalahan dalam memberi skala pada waktu alat ukur sedang dibuat sehingga tiap kali alat itu digunakan, ketidakpastian selalu muncul dalam tiap pengukuran. -Kesalahan titik nol skala alat ukur tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk alat ukur.-Kesalahan Komponen Alat Sering terjadi pada pegas. Biasanya terjadi bila pegas sudah sering dipakai Gesekan-Kesalahan yang timbul akibat gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak.-Kesalahan posisi dalam membaca skala alat ukur.b.Ketidakpastian Acak-Gerak Brown molekul udara menyebabkan jarum penunjuk skala alat ukur terpengaruh.-Frekuensi Tegangan listrik, perubahan pada tegangan PLN, baterai, atau aki Landasan yang Bergetar-Adanya Nilai Skala Terkecil dari Alat Ukur.-Keterbatasan dari Pengamat Sendiri.c.Angka Penting Angka penting adalah angka yang diperhitungkan di dalam pengukuran dan pengamatan. Aturan angka penting: Semua angka bukan nol adalah angka penting. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol termasuk angka penting. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, angka nol yang terletak disebelah kiri maupun di sebelah kanan tanda koma, tidak termasuk angka penting. Deretan angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol adalah angka penting, kecuali ada penjelasan lain.2.5Akurasi dan Presisi Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika, walaupun demikian tidak ada pengukuran yang benar-benar tepat. Ada ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang berbeda. Di antara yang paling penting, selain kesalahan, adalah keterbatasan ketepatan setiap alat pengukur dan ketidakmampuan membaca sebuah alat ukur di luar batas bagian terkecil yang ditunjukkan. Misalnya anda memakai sebuah penggaris centimeter untuk mengukur lebar sebuah papan, hasilnya dapat dipastikan akurat sampai 0,1 cm, yaitu bagian terkecil pada penggaris tersebut. Alasannya, adalah sulit untuk memastikan suatu nilai di antara garis pembagi terkecil tersebut, dan penggaris itu sendiri mungkin tidak dibuat atau dikalibrasi sampai ketepatan yang lebih. Akurasi pengukuran atau pembacaan adalah istilah yang sangat relatif. sebaik dari ini. Akurasi didefinisikan sebagai beda atau kedekatan(closeness)antara nilai yang terbaca dari alat ukur dengan nilai sebenarnya. Dalam eksperiman, nilai sebenarnya yang tidak pernah diketahui diganti dengan suatu nilai standar yang diakui secara konvensional. Secara umum akurasi sebuah alat ukur ditentukan dengan cara kalibrasi pada kondisi operasi tertentu dandapat diekspresikan dalam bentuk plus-minus atau presentasi dalam skala tertentu atau pada titik pengukuran yang spesifik. Semua alat ukur dapat diklasifikasikan dalam tingkat atau kelas yang berbeda-beda, tergantung pada akurasinya. Sedang akurasi dari sebuah sistem tergantung pada akurasi Individual elemen pengindra primer, elemen skunder dan alat manipulasi yang lain. Ketika menyatakan hasil pengukuran, penting juga untuk menyatakan ketepatan atau perkiraan ketidakpastian pada pengukuran tersebut. Sebagai contoh, hasil pengukuran lebar papan tulis : 5,2 plus minus 0,1 cm. Hasil Plus minus 0,1 cm (kurang lebih 0,1 cm) menyatakan perkiraan ketidakpastian pada pengukuran tersebut sehingga lebar sebenarnya paling mungkin berada diantara 5,1 dan 5,3. Persentase ketidakpastian merupakan perbandingan antara ketidakpastia dan nilai yang diukur, dikalikan dengan 100 %. Misalnya jika hasil pengukuran adalah 5,2 cm dan ketidakpastiannya 0,1 cm maka presentase ketidakpastiannya adalah : (0,1/5,2) x 100% = 2%Seringkali, ketidakpastian pada suatu nilai terukur tidak dinyatakan secara eksplisit. Pada kasus seperti ini, ketidakpastian biasanya dianggap sebesar satu atau dua satuan (atau bahkan tiga) dari angka terakhir yang diberikan. Sebagai contoh, jika panjang sebuah benda dinyatakan sebagai 5,2 cm, ketidakpastian dianggap sebesar 0,1 cm (atau mungkin 0,2 cm). Dalam hal ini, penting untuk tidak menulis 5,20 cm, karena hal itu menyatakan ketidakpastian sebesar 0,01 cm; dianggap bahwa panjang benda tersebut mungkin antara 5,19 dan 5,21 cm, sementara sebenarnya anda menyangka nilainya antara 5,1 dan 5,3. Setiap unit mempunyai kontribusi terisah dengan batas tertentu. Jika a1, = a2 dan a3 adalah batas akurasi individual, maka akurasi total dari sistem dapat diekspresikan dalam bentuk bawah akurasi seperti berikut : A = ( a1+ a2 + a3 ) (2.1) Dalam hal tertentu nilai batas bawah akurasi total diatas mempunyai kelemahan, maka dalam praktek orang lebih sering menggunakan nilai akar kuadrat rata-rata untuk mendefinisikan nilai akurasi dari sebuah sistem, yaitu : A = ( a1 + a2 + a3 ) (2.2) Presisi adalah istilah untuk menggambarkan tingkat kebebasan alat ukur dari kesalahan acak. Jika pengukuran individual Dilakukan berulang-ulang, maka sebran hasil pembacaan akan berubah-ubah disekitar nilai rata-ratanya. Bila Xn adalah nilai pengukuran ke n danadalah nilai rata-ratanya n pengukuran maka secara metematis, presisi dapat dinyatakan Presisi =(2.3) Presisitinggidari alat ukur tidak mempunyai implikasi terhadap akurasi pengukuran. Alat ukur yang mempunyai presisi tinggi belum tentu alat ukur tersebut mempunyai akurasi tinggi. Akurasi rendah dari alat ukur yang mempunyai presisi tinggi pada umum nya disebabkan oleh bias dari pengukuran, yang bisa dihilangkan dengan kalibrasi. Dua istilah yang mempunyai arti mirip dengan presisi adalahrepeatability dan reproducibility. Repeability digunakan untuk menggambarkan kedekatan(closeness)keluaran pembacaan bila dimasukkan yang sama digunakan secara berulang-ulang pada periode waktu yang singkat pada kondisi dan lokasi pengukuran yang sama, dan dengan alat ukur yang sama. Reproducibility digunakan untuk menggambar kedekatan ( closeness) keluaranpembacaan bila masukan yang sama digunakan secara berulang-ulang.Macam macam alat ukura)Jangka sorongKetelitian Jangka Sorong:Paling tidak ada 2 jenis jangka sorong, yakni jangka sorong yang memilikiketelitian0,05 mm dan yang memilikiketelitian0,1 mm.b)Mikrometer sekrupKetelitian mikrometer sekrup:Micrometer sekrup hanya ada satu macam, yakni yang berketelitian 0.01 mm.c)Spherometer Spherometer merupakan alat untuk mengukur jejari kelengkungan suatu permukaan. Biasanya digunakan untuk mengukur kelengkungan lensa. Spherometer memiliki 4 kaki, dengan 3 kaki yang permanen dan satu kaki tengah yang dapat diubah-ubah ketinggiannya. Ketelitian spherometer bisa mencapai 0,01 mm.d)Neraca Torsi Neraca torsi digunakan untuk mengukur massa suatu zat. Ketelitian yang dimiliki neraca ini bermacam-macam antara lain sebesar 0,1 g atau 0,05 g atau 0,01 g.e)Densitometer Specific gravity adalah alat yang digunakan untuk mengukur kerapatan (massa jenis) suatu zat cair. Bedanya dengan densitometer adalah bahwa nilai yang ditunjukkan oleh specific gravity merupakan nilai relatif terhadap kerapatan air (1 g/ml).f)Stopwatch Stopwatch merupakan alat pengukur waktu. Stopwatch yang sering dipakai biasanya berketelitian 0,1 s atau 0,2 s. Telepon genggam (HP) biasanya juga disertai fasilitas stopwatch. Ketelitian stopwatch pada telepon genggam biasanya 0,01 s.g)Termomoter Termometer adalah alat pengukur suhu. Termometer yang biasa digunakan dalam Lab. Fisika Dasar adalah termometer Celcius dengan ketelitian 0,50C atau 10C.h)Multimeter Multimeter adalah alat pengukur besaran listrik, seperti hambatan, kuat arus, tegangan, dsb. Ketelitan alat ini sangat beragam dan bergantung pada besar nilai maksimum yang mampu diukur. Berhati-hatilah dalam menggunakan alat ini. Perhatikan posisi saklar sesuai dengan fungsinya dan besar nilai maksimum yang mampu diukur. Jika digunakan untuk mengukur tegangan maka alat ini harus dirangkai paralel, colok (+) dihubungkan dengan (+) rangkaian, sedangkan colok (-) dengan bagian (-)nya. Sedangkan jika digunakan untuk mengukur kuat arus yang melalui suatu cabang rangkaian maka alat ini harus dirangkai secara seri melalui cabang tersebut.i)Neraca Ohaussneraca ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram.,neraca ini ada dua macam:1.nilai skalanya dari yang besar sampai ketelitian 0.01 g yang di geser. di pisah antara skala ratusan(0-200), puluhan(0-100),satuan (0-10) dan skala 1/100 (0-1) yang di bagi2 juga skala kecilnya sampai ketelitian 0.01 g.Kalo yang ini cara makenya gampang. Kamu tinggal taruh saja bendanya (ingat neraca harus sudah terkalibrasi), lalu digeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil.2.nilai skala ratusan dan puluhan di geser,tapiskala satuan dan 1/100 nya di putar.Cara memakainya hampir sama dengan yang no.1 tadi. Cuma bedanya, waktu membaca yang dengan nilai 0-10. Misalkan sudah terbaca antara skala ratusan dan puluhannya (100+20). Lalu kamu putar skala satuannya (dalam 1 skala satuannya, dibagi lagi 10 skala), lihat skala yang terlewatkan dari angka nol (misal 5.6 g).

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN3.1Waktu dan Tempat Praktikum Fisika Dasar mengenai Pengukuran Dasar dilaksanakan pada hariKamistanggal 19April 2012. Praktikum dilaksanakan pada pukul 13.00-15.00 WITA bertempat di Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman.3.2Alat dan Bahan1.Jangka sorong2.Neraca ohauss3.Micrometer sekrup4.Bola-bola besi5.Silinder besi3.3Prosedur Percobaan1.Disiapkan rangkaian alat-alat pengukuran dasar2.Diukur bola-bola besi untuk mencari diameter bola besi3.Diulang sebanyak 3 kali bola besar, 2 kali bola kecil4.Diukur panjang, tinggi, dan lebar balok besi dengan menggunakan jangka sorong, diulang percobaan sebanyak 5 kali untuk setiap pengukuran panjang, tinggi dan lebar.5.Ditimbang bola-bola besi untuk mencari massa menggunakan neraca ohauss, diulang percobaan sebanyak 3 kali bola besar dan 2 kali bola kecil6.Ditimbang balok besi untuk mencari massa menggunakan neraca ohauss, diulang sebanyak 5 kali percobaan.