Script Dibalik Cangkang

17
Script Film “Dibalik Cangkang” Karya: Kelompok 2 dan 6 XI MIA 2 SMAN 28 Jakarta Anggota Kelompok: 1. Afinii Nuryati (1) 2. Annisa Amalina (6) 3. Irfan Syarief (12) 4. Karina Londy (13) 5. Mar’atus Solihah Fitria (14) 6. Muhammad Falih Akbar (15) 7. Muhammad Isa Al Mahdi (18) 8. Mutiara Ramadhani (22) 9. Wahyudi Prashidatama (35) Peran: Wahyudi Prashidatama sebagai Encum Soleh

description

skrip

Transcript of Script Dibalik Cangkang

Page 1: Script Dibalik Cangkang

Script Film

“Dibalik Cangkang”

Karya:

Kelompok 2 dan 6

XI MIA 2

SMAN 28 Jakarta

Anggota Kelompok:

1. Afinii Nuryati (1)2. Annisa Amalina (6)3. Irfan Syarief (12)4. Karina Londy (13)5. Mar’atus Solihah Fitria (14)6. Muhammad Falih Akbar (15)7. Muhammad Isa Al Mahdi (18)8. Mutiara Ramadhani (22)9. Wahyudi Prashidatama (35)

Peran:

Wahyudi Prashidatama sebagai Encum Soleh Afinii Nuryati sebagai Tini Winiyati Muhammad Falih Akbar sebagai Ricky Muhammad Isa Al Mahdi sebagai Barokah Jim Mutiara Ramadhani sebagai Mutiara Ramadhani Mar’atus Solihah Fitria sebagai Nenek Marya’tih Annisa Amalina sebagai Ibu Nunung

Page 2: Script Dibalik Cangkang

Irfan Syarief sebagai Pak Martin Karina Londy sebagai Ibu Halimah

Page 3: Script Dibalik Cangkang

INT. RUMAH ENCUM – SIANG - TAHUN 2029

ENCUM SOLEH (32) sedang bersantai di rumahnya. Lalu ia mengambil sebuah novel karangan adiknya TINI WINIYATI (29) dan membacanya di sofa. Saat membuka halaman buku, terlihat foto NENEK MARYA’TIH (almarhumah) sebagai pembatas buku. Lalu Encum teringat masa lalunya 14 tahun yang lalu.

INT. SEKOLAH TINI – PAGI – TAHUN 2015

Encum berjalan dengan Tini dan berhenti di pintu masuk sekolah.

ENCUM

Kakak antar sampai di sini saja ya. Belajar yang baik.

TINI

(sambil membawa baskom berisi keong)

Baik. Kakak akan menjemputku kan nanti?

Tini memberikan baskom berisi keong kepada Encum. Lalu Tini masuk ke sekolah dan Encum berjalan ke luar sekolah, bersiap untuk berjualan keong. Tapi RICKY (16) menghina Encum yang membawa baskom berisi keong

RICKY

(Sambil melabrak Encum)

Eh, Encum. Gak sekolah, Cum?

Encum hanya menunduk pasrah.

Di sekolah, Tini tidak sengaja melihat Ricky dan ZULFIKAR (16) sedang membicarakan Encum

RICKY

ZULFIKAR

Page 4: Script Dibalik Cangkang

Mendengarnya, Tini langsung berlari dan berpapasan dengan IBU HALIMAH (40)

IBU HALIMAH

Kamu kenapa Tini?

TINI

(Tetap termenung)

Ibu Halimah mengajak Tini untuk duduk di kursi

IBU HALIMAH

Ada apa Tini? Masih pagi kok sudah mendung?

TINI

Apa benar bu, kehadiranku di sini hanya mengganggu sekolah ini?

IBU HALIMAH

Tentu tidak, Tini.

TINI

Bagaimana dengan kakakku?

IBU HALIMAH

Tidak ada kok yang keberatan dengan keberadaan kalian. Jadi bersinarlah kembali

INT. RUANG KEPALA SEKOLAH – SIANG – SEPULANG SEKOLAH

Saat jam istirahat, Ricky pergi ke ruangan ayahnya, PAK MARTIN (42) yang merupakan kepala sekolah di sekolah Tini. Ricky mengadukan adanya pedagang ilegal di depan sekolah

RICKY

(masuk ke ruangan sambil mengoceh)

Pap, itu di luar ada yang jualan keong. Namanya Encum. Bikin sekolah kita gak enak dilihat, Pap. Terus.. adeknya tuh

sekolah di sini. Namanya Tini Winiyati

PAK MARTIN

Page 5: Script Dibalik Cangkang

(sambil mengecek buku murid)

Tini Winiyati?

RICKY

Iya, Pap.

PAK MARTIN

(berbicara dengan logat Batak)

Wah dia tidak pernah bayar SPP. Nanti tunjukkan dimana dia !

-Di lain cerita falih dan isa-

Falih : tau gak, bar si tini itu masih nunggak sppnya

Isa : yaudah sih rik, jangan ngomongin orang. Gausah2 diumbar2 juga

Falih : ah elu, gaasik banget, sok suci

Tepat saat pulang sekolah

Pak Martin dan Ricky berjalan keluar ruangan untuk menemui Encum.

INT. DEPAN SEKOLAH – SIANG

Ricky melihat Encum sedang bermain-main dengan keongnya

ENCUM

(berbicara dengan keong)

Teman kecilku mengapa hari-hariku dipenuhi dengan ujian. Hari demi hari terasa semakin berat. Mentari dan bulan pun lelah menyinariku. namun ku berharap mereka terus menyinari adikku.

RICKY

(menunjuk-nunjuk ke arah Encum)

Tuh Pap manusia keongnya.

PAK MARTIN

(datang ke arah Encum dan membentak Encum)

Saya beri tahu ya. Dilarang berjualan di sini!

Page 6: Script Dibalik Cangkang

ENCUM

Ta...

PAK MARTIN

Tak ada alasan! Kehadiran.. Tunggu, siapa namamu?

ENCUM

Encum, Pak

PAK MARTIN

Encum, kehadiranmu hanya mengganggu pemandangan. Saya katakan sekali lagi. Dilarang berjualan di sini!

(dengan nada tegas)

RICKY

(menendang dan membuat dagangan Encum berantakan)

Dari kejauhan, Tini melihat kejadian itu dan langsung menghampiri

TINI

(datang dengan gelisah)

Sudah sudah! Jangan ganggu kakak saya!

Lalu Encum dan Tini meninggalkan sekolah untuk pulang ke rumah.

INT. JALANAN – SIANG

Encum dan Tini dalam perjalanan pulang ke rumah dan mengadakan perbincangan kecil.

TINI

Kak, kalau kakak gak jualan kita makan pake apa?

ENCUM

(sambil membawa baskom keong)

Tidak apa Tini. Allah pasti akan memberikan jalannya

Page 7: Script Dibalik Cangkang

Tiba-tiba, mereka menemukan sebuah dompet di jalan dan kebingungan. Tini pun memungut dompet itu.

TINI

Hah, apa ini?

ENCUM

Biar kakak lihat

(Membuka dompet perlahan dan menemukan kartu identitas di dalamnya)

TINI

Lalu sekarang bagaimana?

ENCUM

Lebih baik kita tanya nenek saja.

Lalu muncul monologue keong jahat dan keong baik yang mempengaruhi pikiran Encum

KEONG JAHAT

Hm.. Menarik. Ambil saja uang itu. Encum lagi butuh duit kan? Ini kesempatan

KEONG BAIK

Jangan.. itu bukan uangmu

KEONG JAHAT

Sudah ambil saja Encuuuum! (memaksa)

KEONG BAIK

Jangan...

Encum pun mengabaikan keong-keong itu dan melanjutkan perjalanan ke rumah dengan Tini.

INT. RUMAH ENCUM, TINI, DAN NENEK MARYA’TIH – SIANG

Di rumah, Encum dan Tini langsung menemui NENEK MARYA’TIH (69) dan menceritakan kejadian yang mereka alami siang ini.

Page 8: Script Dibalik Cangkang

DIALOG

Yudi : *yudi dan afinii sembari berjalan masuk* assalamualaikum

--- beberapa saat kemudian---

Maratus : kamu kenapa cum? terlihat bingung sekali

Yudi : ah nenek.. tidaak.. ini encum menemukan sebuah dompet.. namun bingung mau diapakan

Maratus : balikkan saja kepada pemiliknya.. ada identitasnya bukan?

Yudi : ada sih.. namun kalo dikembalkan.. nenek jadi tidak bisa berobat

Maratus : memakan rezeki orang itu sama saja seperti memakan penyakit orang.. kenyang tidak.. sakit iya

---tiba2 ibu kos dateng *gatau ngetok apa langsung dateng tergantung tempat*---

Nisa : Eh encum.. gimana rezekinya? Lancer?.. lunasin bisa kali

Yudi : Alhamdulillah belum bu.. tapi lumayan

Nisa : nah gapapa bayar aja sedikit dulu..

Yudi : tapi nanti keluarga saya jadi tidak bisa makan

Nisa : kan kamu punya keong .. ato kamu emang gak berniat bayar?

Yudi : bu.. bukan begitu bu.. kalo punya duit pasti akan saya bayar.. sekarang duit saya masih tidak cukup

Nisa : jual aja nenek kamu

Maratus : *monologue dubbing.. istigfar*

Yudi : mana laku..

Nisa : kalo sampe bulan purnama blum bayar juga.. mending kamu tinggal di perumahan keong mu itu

Yudi : hmm

--- nisa caw.. semua caw---

Page 9: Script Dibalik Cangkang

Maratus : sudah tak usah terlalu dipikirkan.. sekarang kamu kembalikan saja dompet itu

Yudi : baik

INT. JALANAN – KEESOKAN HARINYA – PAGI

Di saat Tini bersekolah, Encum memutuskan untuk pergi ke rumah si pemilik dompet yang bernama MUTIARA RAMADHANI (25), dengan memanfaatkan alamat yang terdapat di kartu identitasnya. Sesampainya di depan rumah, ternyata Mutiara ada di depan gerbang sedang mengecek isi tasnya.

INT. SEKOLAH TINI – RUANG KEPALA SEKOLAH – PAGI

Tiba-tiba di sekolah, Tini dipanggil oleh Pak Martin ke ruangannya.

TINI

(mengetuk pintu)

PAK MARTIN

Masuuk!

Tini pun memasuki ruangan. Di sana ada Pak Martin dan Ibu Halimah.

TINI

Bapak manggil saya?

PAK MARTIN

Iya. Silahkan duduk.

Tini duduk di sebelah Ibu Halimah.

Page 10: Script Dibalik Cangkang

PAK MARTIN

Begini Tini. Kamu tahu kan sebentar lagi Ujian Nasional?

TINI

(hanya menunduk)

PAK MARTIN

Tapi kamu belum bayar SPP ini bagaimana.

TINI

(dengan melas)

Tapi keluarga saya tidak ada uang, Pak.

PAK MARTIN

(dengan nada tinggi)

Kalau begini kamu tidak bisa ikut ujian.

IBU HALIMAH

(kaget)

Apa? Jangan, Pak!

PAK MARTIN

Lalu kamu mau bagaimana? Bayar pakai gaji kamu?!

INT. JALANAN – KEESOKAN HARINYA – PAGI

ENCUM

(datang, sambil memegang dompet)

MUTIARA

(muncul seperti hendak keluar)

Loh, itu kan dompet saya.

(kaget)

ENCUM

Jadi.. anda Mutiara? Ini. Saya menemukannya di jalan.

Page 11: Script Dibalik Cangkang

(menyodorkan dompet kepada Mutiara)

MUTIARA

Oh.. iya terima kasih ya. Ini untuk kamu.

(menyodorkan uang kepada Encum)

ENCUM

Tidak usah bu..

(malu-malu)

MUTIARA

Sudah, terima saja.

ENCUM

Hmm.. makasih bu. Ini untuk pengobatan nenek saya.

MUTIARA

(bingung)

Memang nenek kamu sakit apa?

ENCUM

Hmm.. TBC, kanker kulit, kanker otak, diabetes, lengkap deh bu.

MUTIARA

Kalo rumah kamu dimana?

ENCUM

Di Gang Haji Musyin, Blok B, nomor 7

MUTIARA

Ooh. Kalau begitu saya duluan ya, ada urusan. Ohiya nama kamu siapa?

ENCUM

E.. Encum

MUTIARA

Yasudah saya duluan ya.. Terima kasih

Page 12: Script Dibalik Cangkang

ENCUM

Iya terima kasih, Bu.

INT. DEPAN GANG HAJI MUSYIN – SEPULANG SEKOLAH

Setelah menjemput Tini dari sekolah, Encum dan Tini pulang ke rumah. Hari semakin gelap karena mendung, sebentar lagi hujan turun. Dari kejauhan, nampak seorang wanita berpayung biru menunggu mereka di depan Gang Haji Musyin. Ternyata itu adalah Mutiara

MUTIARA

(berteriak dari kejauhan)

ENCUUUM!!

ENCUM

(kaget dan bingung)

Loh, ibu ngapain di sini?

MUTIARA

Saya mau ngobatin nenek kamu. Ini adek kamu? Wah cantiknya..

TINI

Ini si pemilik dompet itu kak? Saya Tini

(salam kepada Mutiara)

MUTIARA

Saya Tiara..

TINI

Ibu mau ngobatin nenek saya emang ibu dokter?

MUTIARA

Iya.. rumah kalian dimana? Ayo kita kesana. Ini pakai payung saya

(menyodorkan payung kepada Encum dan Tini)

Page 13: Script Dibalik Cangkang

INT. RUMAH ENCUM, TINI, DAN NENEK MARYA’TIH – SIANG

Sesampainya di rumah, Mutiara bertemu dengan Nenek Marya’tih.

*semua mengucakpan salam sembari memasuku rumah*

Yudi : *assalamualaikum..*

Maratus : *walaikumsalam*

*senyum2 muti ama maratus* *kayak orang baru kenalan*

Yudi : ini nenek saya yang saya ceritakan

Mutiara : oh.. jadi ini nenek kamu.. mau langsung diperiksa?

Maratus : kamu dokter?

Mutiara : iya

Yudi : tapi kami tak punya uang sedikitpun

Mutiara : tak usah dibayar.. sembuh aja belum tentu

Yudi : terima kasih ya do..k

NANTI ADA ADEGAN IBU KOS

*nisa dateng*

Nisa : oh jadi ini depkolektor yang saya sewa

Mutiara : bukan.. saya dokter

Nisa : lho cum.. kamu bisa nyewa dokter.. masa bayar kontrakan aja gabisa

Yudi : saya tidak punya uang bu.. ini dokter bekerja secara sukarela

Nisa : dok.. bisa tolong obatin penyakit miskin dan tidak mau membayar keluarga ini tidak?

Mutiara :...

Maratus : sudah saya katakana.. kalo punya duit pasti akan saya bayarkan

Mutiara : saya akan melunasi semua hutang2nya. Berapa?

Page 14: Script Dibalik Cangkang

Yudi : tt.. tapi

Nisa : 1.800.000

Mutiara : *merogoh dompet lalu menyodorkan*

Yudi : tt.. terima kasih bu

Nisa : gini dong.. sya kan jadi gausah capek2 bawa nenek kamu kepegadaian

Page 15: Script Dibalik Cangkang

Thanks to:

Fikar

Ibu penjual keong

Rumah belakang 28