SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

12
SBSN (SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA) Oleh : Achmad Boys Awaluddin Rifa’i

description

penerbitan sbsn dan pengaturannya, mekanisme dasar penerbitan sbsn, bentuk mekanisme penjualan/pembelian sbsn, pengaturan dan pengawasan sbsn, perbedaan/persamaan sbsn dan sun

Transcript of SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

Page 1: SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

SBSN(SURAT BERHARGA SYARIAH

NEGARA)

Oleh : Achmad Boys Awaluddin Rifa’i

Page 2: SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

Penerbitan SBSN dan Pengaturannya

Berdasarkan (Pasal 8) Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara No.19

Tahun 2008, ketentuan umum penerbitan SBSN adalah sebagai berikut:

1. Penerbitan SBSN harus terlebih dahulu mendapat persetujuan DPR pada saat pengesahan APBN yang diperhitungkan sebagai bagian dari nilai bersih maksimal surat berharga Negara yang akan diterbitkan oleh pemerintah dalam satu tahun anggaran.

2. Menteri berwenang menetapkan komposisi surat berharga Negara dalam rupiah maupun valuta asing, serta menetepkan komposisi surat berharga Negara dalam bentuk SUN maupun SBSN dan hal-hal lain yang diperlukan untuk menjamin penerbitan surat berharga Negara secara hati-hati.

3. Dalam hal-hal tertentu, SBSN dapat diterbitkan melebihi nilai bersih maksimal yang telah disetujui DPR dan selanjutnya dilaporkan sebagai perubahan APBN dan/atau disampaikan dalam laporan realisasi anggaran tahun yang bersangkutan.

Page 3: SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

• SBSN diterbitkan dengan tujuan: membiayai APBN, termasuk membiayai pembangunan proyek-proyek Pemerintahan RI.

• Penerbitan SBSN dilakukan berdasarkan akad, yaitu perjanjian tertulis yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

• Akad dalam penerbitan SBSN tersebut dapat berupa akad :Ijarah, Mudarabah, Musyarakah, Ishtisna

Page 4: SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

Berikut ini beberapa jenis SBSN :

a. SBSN Ijarah, yang yang diterbitkan berdasarkan akad Ijarah.

b. SBSN Mudarabah, yang diterbitkan berdasarkan akad Mudarabah.

c. SBSN Musarakah, yang diterbitkan berdasarkan akad Musarakah.

d. SBSN Istishna, yang diterbitkan berdasarkan akad Istishna’.

e. SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; dan

f. SBSN yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih dari akad sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf e.

Page 5: SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

Mekanisme Dasar Penerbitan SBSN

Dalam rangka penerbitan SBSN, pemerintah boleh melakukan transaksi dengan perusahaan penerbit SBSN (Special Purpose Vehicle/ SPV) yang didirikannya atau dengan pihak lain yang ditunjuk oleh pemerintah. Transaksi tersebut harus didasarkan pada akad tertentu yang akan digunakan sesuai dengan tujuannya, yaitu :

1. Apabila pemerintah ingin mendapatkan keuntungan tertentu (margin) melalui penjualan assetnya, maka akad yang digunakan adalah jual beli (al-bai’).

2. Untuk mendapatkan imbalan sewa (‘ujrah) maka akadnya adalah ijarah.

3. Untuk mendapatkan imbalan berupa bagi hasil (Profit sharing), maka akad yang digunakan adalah syirkah dengan berbagai macam modelnya.

Page 6: SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

Bentuk Mekanisme Penjualan/Pembelian SBSN

1. Penempatan langsung (private placement) yaitu kegiatan penerbitan atau penjualan SBSN yang dilakukan oleh pemerintah kepada pihak dengan ketentuan dan persyaratan (term and conditions) SBSN sesuai kesepakatan. Ketentuan lebih lanjut mengenai Penerbitan dan Penjualan SBSN dengan cara Penempatan Langsung (Private Placement) diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor (PMK) 75/PMK.08/2009 Tentang Penerbitan Dan Penjualan SBSN di Pasar Perdana Dalam Negeri Dengan Cara Private Placement.

Page 7: SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

2. Lelang Lelang SBSN adalah penjualan SBSN yang

dilakukan melalui agen lelang yang mana investor menyampaikan penawaran pembelian baik secara kompetitif maupun nonkompetitif melalui peserta lelang. Untuk menjamin terpenuhinya aspek syariah dalam penerbitan SBSN, maka pelaksanaan lelang termasuk penentuan harga SBSN harus sesuai dengan prinsip syariah. Ketentuan lebih lanjut mengenai Penerbitan dan Penjualan SBSN di Pasar Perdana Dalam Negeri dengan Cara Lelang termuat pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 11/PMK.08/2009 Tentang Penerbitan Dan Penjualan Surat Berharga Syariah Negara Di Pasar Perdana Dalam Negeri Dengan Cara Lelang.

Page 8: SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

3. Bookbuilding Bookbuilding adalah kegiatan penjualan SBSN

kepada investor melalui agen penjual di mana agen penjual mengumpulkan pemesenan pembelian dalam periode penawaran yang telah ditentukan. Untuk menjamin terpenuhinya aspek syariah dalam penerbitan SBSN, maka pelaksanaan bookbuilding termasuk penetuan harga SBSN harus sesuai dengan prinsip syariah. Ketentuan mengenai Penerbitan dan Penjualan SBSN dengan cara Bookbuilding di pasar perdana dalam negeri terdapat pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 118/PMK.08/2008 Tentang Penerbitan Dan Penjualan Surat Berharga Syariah Negara Dengan Cara Bookbuilding Di Pasar Perdana Dalam Negeri.

Page 9: SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

Pengaturan dan Pengawasan

Pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan perdagangan SBSN dilakukan oleh otoritas yang melakukan pengaturan dan pengawasan di bidang pasar modal.

Pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan perdagangan SBSN dimaksudkan untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan pemodal dan para pelaku pasar.

Kedua hal tersebut diperlukan agar kegiatan perdagangan SBSN dapat dilaksanakan secara efisien dan sehat.

Pengaturan dilaksanakan melalui penerbitan berbagai ketentuan misalnya transparansi data dan informasi penerbitan, serta mengenai tata cara perdagangan SBSN.

Pengaturan dan pengawasan merupakan upaya untuk memperoleh keyakinan akan ketaatan para pelaku pasar terhadap ketentuan yang berlaku.

Page 10: SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

Tabel persamaan Perbedaan SBSN dan SUN

Kriteria Obligasi(SUN)

Sukuk Negara(SBSN)

Penerbit - Pemerintah- Korporasi

- Pemerintah - Korporasi

Metode Penerbitan- Lelang - Bookbuilding- Private placement

- Lelang - Bookbuilding- Private placement

Sifat Instrumen - Pengakuan utang - Sertifikat kepemilikan/ penyertaan atas suatu asset

Segmentasi Investor - Konvensional - Konvensional- Syariah

Keuntungan bagi investor - Bunga /kupon,- Capital gain

- Imbalan - Bagi hasil dan Margin

Dokumen yang diperlukan - Dokumen Pasar Modal - Dokumen Pasar Modal- Dokumen Syariah

Underlying Asset - Tidak perlu - Perlu

Page 11: SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

Lanjutan

Kriteria Obligasi(SUN)

Sukuk Negara(SBSN)

Penggunaan hasil penjualan (proced)

- Bebas - Harus sesuai syariah

Syariah Compliance Endorsement

- Tidak Perlu - Perlu

Hukum - Haram - Halal

Akibat - Mudarhat (kerusakan) - Maslahat dunia akhirat

Page 12: SBSN - Surat Berharga Syariah Negara

عليكم والسالمته وبركا الله ورحمة