SBG 2
-
Upload
arief-permadi-putra -
Category
Documents
-
view
126 -
download
0
description
Transcript of SBG 2
BAB II – Pelaksanaan di Lapangan
BAB II
PELAKSANAAN DI LAPANGAN
2.1 Instalasi Girder
Uraian pelaksanaan pekerjaan instalasi girder dapat dilihat pada diagram alir
berikut.
Precast PCI girder yang digunakan dalam proyek ini diproduksi oleh PT.
Adimix Precast selaku subkontraktor I. Adapun penampang girder yang
digunakan dapat dilihat dalam gambar 2.1
SBG 2 – kelompok 6 3Page
Mulai
Mobilisasi Alat & Bahan
Instalasi A&P, Pembesian, Pengecoran, Instalasi Bearing Pad
Kendali Mutu
Launching Girder
Tidak
Ya
BAB II – Pelaksanaan di Lapangan
Gambar 2.1 Penampang I Girder
Pekerjaan perakitan segmental girder pada proyek ini dikerjakan oleh PT.
Rangga Jaya selaku subkontraktor II.
2.1.1 Alat dan Bahan
Pada pelaksanaan pekerjaan instalasi girder ini, metode yang digunakan masih
menggunakan metode semi-konvensional dikarenakan medan pekerjaan yang
cukup berat sehingga tidak memungkinkannya penggunaan alat berat. Hal ini
terlihat dari penggunaan mesin penarik segmen berupa mesin rakitan yang berasal
dari mesin mobil. Alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1.a
3.1.b
Tabel 2.1.a Alat yang digunakan dalam pekerjaan instalasi girder
No Nama Alat Gambar Keterangan
1 Mobil truck
pengangkut
Untuk mengangkut
segmen girder dari tempat
pencetakan ke lokasi
proyek.
SBG 2 – kelompok 6 4Page
BAB II – Pelaksanaan di Lapangan
2 Portal Sebagai penyangga girder
yang baru diturunkan dari
mobil pengangkut
3 Chain
Block(Tekel)
Katrol dengan kapasitas
10 ton
4 Selongsong baja
(rol baja)
Sebagai roda yang
dipasang pada lintasan
launcher.
5 Balok kayu Dipasang dibawah mobil
pengangkut untuk
memudahkan
6 Mesin Win Mesin penarik
segmengirder, dengan
mesin diesel sebagai
tenaga penggeraknya.
7 Dongkrak Kapasitas 30 dan 50 ton.
SBG 2 – kelompok 6 5Page
BAB II – Pelaksanaan di Lapangan
8 Launcher Launcher berfungsi sebgai
jalur peluncur/lintasan
segmen girderdan pijakan
sementara segmen.
9 BajaKanal Sebagai roda
tumpuan/lintasanlanjutan
pada launcher untuk
segmengirder yang akan
menuju posisi launching.
Tabel 2.1.b Bahan yang digunakan dalam pekerjaan instalasi girder
No Nama Bahan Gambar Keterangan
1 Sika tipe A
dan B
Sebagai perekat antar
segmengirder.
2.1.2 Metode Pelaksanaan Instalasi Girder
Pelaksanaan instalasi girder dimulai dengan mobilisasi alat dan bahan yang
digunakan, pekerjaan pemasangan launcher dan perancah launcher, perakitan
segmental girder, dan pelapisan rongga antar segmen.
SBG 2 – kelompok 6 6Page
BAB II – Pelaksanaan di Lapangan
1. Mobilisasi Alat dan Bahan
Mobilisasi alat dan bahan meliputi pengangkutan girder dari pabrik
menuju ke lokasi perakitan proyek, dan juga penurunan segmen dari mobil
pengangkut ke tanah. Proses mobilisasi alat dan bahan dapat dilihat pada
gambar 2.2
Gambar 2.2 Proses instalasi girder
2. Pemasangan Launcher dan Penerangan
Launcher berfungsi sebagai jalur lintasan sementara berupa baja iwf yang
pada permukaannya dipasang roda-roda yang dapat memudahkan proses
perakitan girder. Sebelum pemasangan launcher dilakukan pemasangan
perancah terlebih dahulu. Proses pemasangan perancah dan launcher dapat
dilihat pada gambar 2.3
Gambar 2.3 Proses pemasangan perancah dan launcher
3. Perakitan Segmental Girder
Setelah girder diturunkan dari mobil pengangkut dan perancah siap, maka
dilakukan pekerjaan instalasi perakitan girder. Perakitan girder pada proyek
ini dimulai dari ruas arah cisewu. Proses perakitan segmental girder dapat
dilihat pada gambar 2.4
SBG 2 – kelompok 6 7Page
BAB II – Pelaksanaan di Lapangan
Gambar 2.4 Proses perakitan segmental girder
4. Pelapisan Rongga Antar Segmen
Pada pekerjaan instalasi perakitan girder, diberi jarak antara segmental
girder sekitar 10-15 cm untuk memudahkan pelapisan segmen. Pelapisan ini
menggunakan sika tipe a dan b. Proses pelapisan rongga antar segmen dapat
dilihat pada gambar 2.5
Gambar 2.5 Proses pencampuran dan pelapisan sika
2.2 Stressing
Pekerjaan penarikan (stressing) harus dilakukan sesuai dengan urutan yang
telah ditentukan dalam gambar. Berikut adalah langkah-langkah pekerjaan
penarikan dalam proyek jembatan Cilayu:
1. Persiapan Kabel Strands
Langkah pertama yang dilakukan dalam pekerjaan penarikan (stressing)
ini adalah mempersiapkan kabel strands yang akan digunakan dalam
penarikan. Kabel strand merupakan elemen tunggal dan batang-batang
bermutu tinggi yang terdiri atas beberapa kawat yang ditir. Dalam proyek ini
menggunakan 7 buah kawat bermutu tinggi dengan diameter 0,5 cm dan
panjang ± 42 m yang dipadatkan dalam satu kabel strand. Kabel strands
tersebut dipotong sesuai dengan perencanaan. (Gambar 2.6)
SBG 2 – kelompok 6 8Page
BAB II – Pelaksanaan di Lapangan
Gambar 2.6 Proses Persiapan Kabel Strands
Kemudian, kabel strands dimasukkan ke dalam duct yang telah dipasang
pada balok girder. Duct merupakan selimut strand yg berbentuk spiral yang
berfungsi untuk melindungi strand dari korosi dan sebagai penghantar gaya
dari hasil stressing kabel strand ke beton. Setelah kabel strand dimasukkan ke
dalam duct, duct dan kabel strands harus dibersihkan dengan meniupkan udara
yang bertekanan agar kabel strands dan duct terbebas dari kotoran debu dan
benda lainnya yang dapat mempengaruhi mutu bahan grouting.
2. Penarikan Kabel Strands
Anchor dan wedges (Gambar 2.7 (a) dan (b)) dipasang pada kedua ujung
kabel strand. Anjchor berfungsi untuk memindahkan gaya prategang yang
diberikan untuk dihantarkan ke beton dan wedges berfungsi sebagai penahan
kabel strand pada saat penarikan.
(a)
(a) (b)
Gambar 2.7 (a) Anchor, (b) Wedges
SBG 2 – kelompok 6 9Page
BAB II – Pelaksanaan di Lapangan
Langkah selanjutnya, jack dipasang pada salah satu ujung kabel strands
dengan sedemikian agar pada saat penarikan tidak bergeser. Anchor dan
wedges juga dipasang pada kedua ujung jack yang berfungsi untuk menjepit
kabel strands dan mengurangi gesekan antara strands dengan ducting.
Pekerjaan stressing dilakukan dengan memasangkan selang hidraulik dari
jack ke mesin power team. Kemudian mesin power team dihidupkan dan
tegangan yang akan diberikan dikontrol oleh teknisi (Gambar 2.8). Besarnya
tegangan yang diberikan pada setiap lubang berbeda-beda sesuai dengan
perhitungan desain rencana.
Gambar 2.8 Proses Pemasangan Selang Hidraulik
Setelah proses stressing, kabel strands dipotong dan anchor ditutupi
dengan semen agar tidak terjadi kebocoran pada saat proses grouting.
(Gambar 2.9)
Gambar 2.9 Proses Pemotongan Kabel Strands dan Penutupan Anchor
SBG 2 – kelompok 6 10Page
BAB II – Pelaksanaan di Lapangan
2.3 Grouting
Bahan grouting berfungsi untuk menisi ruang kosong andtara duct dan kabel
strands. Dengan demikian, kabel strands terlindungi dari korosi dan gaya
prategang dari hasil penarikan dapat ditransformasikan ke beton.
Peralatan yang akan digunakan pada saat grouting disiapkan dengan
membersihkan selang penghubung pada mixer. Selang tersebut dibersihkan
dengan meniupkan udara bertekanan agar terhindar dari kotoran yang dapat
menyumbat saluran. Selain itu, persiapan bahan meliputi air, semen, dan bahan
admixture.
Campuran bahan grouting adalah air, semen dan admixture pengembang
dengan spesifikasi campuran:
1. Ordinary Portland Semen 1 zak = 50kg
2. Rasio Air/Semen = 0.47
a) Air = 0.47 x 50 kg = 23.5 kg = 23.5 – 24.0 lt
3. Admixture
a) Fosroc Grout Admixture Cebex 100
b) 225 gr : 1 zak OPC (0.45% dengsn berat)
Proses grouting dimulai dengan selang penghubung disambungkan ke selang
yang ada pada duct, lalu katup pengontrol aliran pada mesin mixer, cairan akan
masukk ke dalam lubang grouting, lubang tersebut dianggap telah terisi penuh
apabila cairan grouting sudah mulai keluar pada lubang grouting di sisi ujung
yang lain. Lubang tersebut harus segera ditutup agar cairan grouting tidak keluar
lagi (misalnya diikat dengan kawat).
SBG 2 – kelompok 6 11Page