Satuan Layanan Bimbingan dan...

79
L A M P I R A N

Transcript of Satuan Layanan Bimbingan dan...

Page 1: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 2: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Topik :”Meningkatkan kemandirian belajar siswa.”

2. Bidang Bimbingan : Pribadi dan belajar

3. Jenis Layanan : Konseling kelompok behavioral

4 . Fungsi Bimbingan : Pengentasan dan Pemahaman

5. Tujuan layanan :

Membantu konseli mengusahakan perilaku yang

dikehendaki di luar situasi konseling dan memelihara

perilaku yang dikehendaki sesudah berakhirnya konseling

kelompok behavioral

Konseli dapat memodifikasi dan mengembangkan perilaku

baru

6 . Sasaran Layanan : Siswa kelas VIII H (BN,FT,TF,HT,LW,RT,RD,VL)

7. Uraian Kegiatan :

1. Tahap Pembentukan

Page 3: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

- Menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih atas

kehadiran dan kesediaan anggota kelompok melaksanakan

kegiatan.

Page 4: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

- Berdoa secara bersama, sesuai dengan agama dan kepercayaan

masing-masing.

- Menjelaskan pengertian konseling kelompok behavioral

(disesuaikan dengan kegiatan apa yang direncanakan).

- Menjelaskan tujuan konseling kelompok (behavioral)

- Menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok behavioral

Menjelaskan asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas

kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, keterbukaan, kenormatifan.

- Perkenalan pada setiap anggota kelompok.

2. Tahap peralihan

- Konselor mendorong dan memotivasi konseli untuk mengikuti

kegiatan konseling kelompok tersebut dengan baik, berupaya

mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif.

- Konselor memberikan kesempatan kepada anggota kelompok

dengan melakukan pembagian tugas dan kontrak terhadap layanan

yang akan dilaksanakan, sehingga peran masing-masing anggota

kelompok mengerti dengan tugasnya masing-masing.

3. Tahap kegiatan

- Setiap anggota kelompok mengemukakan masalah pribadi yang

perlu mendapat bantuan kelompok untuk pengentasannya.

- Kelompok memilih masalah mana yang hendak dibahas dan

dientaskan pertama, kedua, ketiga, dst.

Page 5: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

- Klien (anggota kelompok yang masalahnya dibahas) memberikan

gambaran yang lebih rinci mengenai masalah yang dialaminya.

- Seluruh anggota kelompok aktif membahas masalah klien melalui

berbagai cara, seperti : bertanya, menjelaskan, mengkritisi,

memberi contoh, mengemukakan pengalaman pribadi,

menyarankan.

- Klien setiap kali diberi kesempatan untuk merespon apa-apa yang

ditampilkan oleh rekan-rekan anggota kelompok.

4. Tahap pengakiran

- Mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri

- Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan kesan

dan hasil-hasil kegiatan.

- Membahas kegiatan lanjutan

- Mengemukakan pesan dan harapan

- Doa penutup

5. Tempat : Ruang BK

6. Waktu : 1X60 menit

7. Tanggal : 28 Maret 2012, 30 Maret 2012, 3 April

2012 , 5 April 2012, 9 April 2012, 10 April 2012, 11 April 2012, 12 April

2012, 14 April 2012, 16 April 2012

8. Pihak yang disertakan :

9. Penyelenggara : Praktikan

10. Rencana penilaian :

Page 6: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Penilaian proses : Saat konseling berlangsung, anggota

kelompok terlihat mengemukakan masalah yang sebenarnya dan

prosesnya berjalan lancar.

Penilaian hasil : Anggota kelompok dapat membantu

masalah temannya yang sedang dibahas dan bisa mecarikan jalan yang

terbaik.

11. Tindak Lanjut : Observasi dan mengadakan layanan

lanjutan apabila siswa yang bersangkutan belum bisa

berhasil menyelesaikan masalahnya.

Mengetahui Salatiga, 22 Maret 2012

Guru Bk Peneliti

Musthofiyatun BA Yoga Tri Atmoko

Page 7: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

VERBATIM KONSELING KELOMPOK

IDENTITAS

KONSELOR : Yoga Tri Atmoko

KONSELI :BN, FT, TF, HT, NW, RT,

RD, VL.

KELAS : VIII H

TANGGAL : 28 Maret 2012

WAKTU : 09.30-10.30 WIB

TEMPAT : RUANG BK

( Ko ) : Konselor

( Ki ) : Konseli

1) Brgita Nike (BN)

2) Fifin Triana (FT )

3) Francisca (TF )

4) Hasana Titus (HT)

5) Lucia Wulan (NW)

6) Ratna Tiyas (RT)

7) Ratnasari (RD)

8) Valentino Lardo (VL)

SESI I

Ko : “ Assalamualaikum Wr Wb, Selamat pagi, semuanya…”

(Semua Ki ) : “ Waalaikumsalam Wr Wb, Selamat pagi mas…”

Ko : “ Bagaimana kabar kalian hari ini?”

Page 8: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

(Semua Ki) : “ Baik…”

Ko : “ Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih kalian bersedia

berkumpul pagi hari ini diruangan ini.”

VL : “ Mas, mau tanya kita dikumpulkan ditempat ini untuk apa sich?”

Ko : “ Nach kita berkumpul ditempat ini untuk melakukan kegiatan

konseling kelompok. Ada yang tahu tidak apa itu konseling

kelompok?”

(Semua Ki) : “ tidak tahu mas….”

BN : “ kegiatan kayak gimana to itu mas?”

Ko : “Kalian pasti penasaran kan? Tenang saja nanti akan mas jelaskan

apa itu konseling kelompok akan tetapi sebelum kita memulai

konseling kelompok lebih baik kita berdoa terlebih dahulu.” Nach,

siapa yang mau pimpin doa?”

FT : RD aja mbak…

Ko : ya sudah, RD tolong pimpin doa ya..!”

RD : “Marilah kita berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan

masing-masing, berdoa dimulai…. Berdoa selesai. Amien .”

Ko : “ Terimakasih RD. oiya kita tadi belum kenalan ya?” kata pepatah

tak sayang karna tak kenal, eh kebalik ya tak kenal maka tak

sayang kenal, biar kalian sayang ma mase ini hehe, saya akan

memperkenalkan diri.. nama Yoga Tri Atmoko, panggil saja mas

Yoga alamat asal saya dari Bawen, saya mahasiswa UKSW yang

sedang melakukan penelitian skripsi di SMP N 1 Bawen. Sekarang

biar saya juga sayang sama kalian sekarang kalian

memperkenalkan diri ya, mulai dari sebelah kanan saya..”

Page 9: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

(Semua) : “ nama saya BN alamat karang jati, nama saya RD alamat merak

mati, nama saya FT alamat babadan, nama saya TF alamat lemah

abang, nama saya HT alamat glodogan, nama saya NW alamat

ambarawa, nama saya VL alamat di lemah ireng, nama saya RT

alamat di bergas.

Ko : “Ok… terima kasih untuk perkenalannya. Nah, sebelum kita

memulai konseling kelompok ini, saya akan menjelaskan terlebih

dahulu mengenai apa itu konseling kelompok. Konseling kelompok

adalah suatu upaya/proses layanan bimbingan konseling yang

menggunakan dinamika kelompok sebagai media kegiatannya

untuk membantu memecahkan permasalahan yang dialami konseli

yaitu kalian. Dinamika kelompok yaitu kalian semua yang

melakukan konseling kelompok agar dapat menyelesaikan masalah

yang sedang kalian hadapi secara kelompok. Tiap anggota dalam

kelompok mengekplorasi masalah dan perasaan-perasaannya dan

dengan bantuan konselor berusaha untuk mengubah sikap dan

nilai-nilai sehingga konseli memiliki kemampuan yang lebih baik

dalam mengembangkan diri dan situasi pendidikannya. Di dalam

konseling kelompok ini kalian akan mengemukakan masalah

kemandirian belajar yang sedang kalian hadapi. Kalian juga berhak

memberikan masukan atau sharing kepada teman untuk membantu

teman kalian yang sedang menghadapi masalah. Jadi tujuan dari

konseling kelompok ini adalah membantu menyelesaikan masalah

yang dihadapi anggota dalam kelompok. Bagaimana, jelas atau

belum?

HT :”Emm…mas. Aku mau tanya, kalau yang akan kita ceritakan kan

masalah pribadi gimana mas? Eee…maksud saya, kita kan gak

ingin masalah kita diketahui oleh orang banyak. Terus

gimana?”(sambil memandang ke semua teman-teman).

Page 10: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

TF&RT : ”Iya …mas kalau kayak gitu gimana?” kita kan malu mas kalau

begitu…

Ko :”Oh…ya, begini adik-adik. Dalam konseling kelompok itu ada

beberapa asas yang harus ditaati. Salah satunya adalah asas

kerahasian. Jadi sebelum memulai konseling kelompok, diantara

anggota kelompok harus punya komitmen untuk tidak

membocorkan masalah yang akan dibahas dalam konseling

kelompok ini. Bagaimana apakah kalian punya komitmen untuk

tidak membocorkan masalah apa pun yang akan kita bahas dalam

bimbingan kelompok ini?” jadi kita tidak perlu takut untuk

bercerita masalah kalian nanti karena dalam konseling kelompok

kita akan menjaga rahasia antara kelompok karena kita berasaskan

kerahasiaan dan juga keterbukaan serta kesukarelaan jadi kalian

diharapkan mau terbuka menceritakan masalah kalian tanpa

paksaan ya.sanggup tidak???

Semua :”Ya…sanggup……”

BN :”Kalau bocor berarti kita delapan anggota ini mas yang patut

dicurigai..he..he..”(sambil senyum-senyum dan malu-malu).

NW :”Mas, terus caranya kita mengungkapkan masalah gimana?”

Ko :” Jadi begini adik-adik, setiap anggota diharapkan

mengungkapkan satu masalah yang sedang dihadapinya. Terserah

nanti mau dimulai dari sebelah mana, kiri atau kanan atau dari

tengah. Untuk kemudian kita akan secara bersama-sama

memprioritaskan masalah mana yang harus segera ditangani atau

diselesaikan. Semua permasalahan yang sudah diungkapkan akan

dibahas secara bergantian sesuai dengan kesepakatan kita. Jadi

dalam satu sesi kita bisa saja hanya membahas satu masalah bisa

juga dua masalah. Bagaimana, jelas adik-adik?”

Page 11: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Semua :”Jelas…!!!”

Ko : “Baiklah…terima kasih adik-adik atas semangatnya, semua sudah

memperkenalkan diri. Sebelum kita memulai konseling kelompok

ini, bagaimana kalau kita sedikit adakan permainan?”

NW :”Wah…setuju…setuju…!! Biar gak tegang mas

Ko :” Yang lainnya gimana setuju tidak?”

Semua :” setuju mas..!”

Ko :” Nach permainannya kita akan menyanyikan lagu lingkaran kecil

lingkaran besar dan diperagakan terbalik jadi kalau lingkaran kecil

diperagakan lingkaran besar dan kalau lingkaran besar diperagakan

lingkaran kecil kalau ada yang salah memperagakan nanti ada

hukuman dari yang memperagakan benar bagaimana? Sudah

jelas?”

Semua : “ Jelas…!”

Ko : “ Baiklah kita akan memulai pada hitungan ketiga satu..dua..tiga..

Semua : “ Lingkaran kecil.. lingkaran kecil.. lingkaran besar.. dikasih

lubang.. dikasih lubang.. jadi lingkaran besar.. lingkaran

besar..lingkaran besar.. lingkara kecil..

HT,TF,NW : “ mas, BN salah mas,tadi lingkaran besar diperagake lingkaran

besar haruse kan kecil dikasih hukuman apa mas..”

BN : “ enggak yow, aku gak salah Cuma agak keliru sedikit hehehe…

Semua : “ Alah, alasan tuch mas…! Dikasih hukuman nyanyi bintang

kecil tapi huruf vokalnya diganti O semua mas hhahaha…

Ko : “ ayo gimana BN bisa tidak?”

Page 12: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

BN : “ Aach enteng itu mas ( dan akhirnya BN menyelesaikan

hukumannya) “

Ko : “ Ok terimakasih BN..”

Ko : “Dalam konseling nanti kita ada kontrak waktu yang berarti

kesepakatan waktu dalam kita membahas suatu permasalahan.

Saya akan menawarkan kalau kegiatan kita berjalan selama 9 sesi

dan setiap sesi berdurasi 60 menit. Bagaimana? ”

Semua : “ sembarang mas, manut kita mas”

Ko : “ Ok, kita telah sepakat bahwa kita akan lakukan 9 sesi dan

dengan durasi waktu 60 menit per sesinya. Ok karena waktu kita

sudah habis untuk sementara waktu kita sampai di sini dan kita

lanjutkan besok tanggal 30 Maret 2012.”

Semua : “ Ok mas”

Ko : “ Baiklah sebelum kegiatan konseling kelompok ini kita akhiri

marilah kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa dimulai….. berdoa

selesai.. samapai bertemu besuk ya.”

(kegiatan diakhiri dengan bersalaman)

VERBATIM KONSELING KELOMPOK

Page 13: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

IDENTITAS

KONSELOR : Yoga Tri Atmoko

KONSELI :BN, FT, TF, HT, NW, RT,

RD, VL.

KELAS : VIII H

TANGGAL : 30 Maret 2012

WAKTU : 09.30-10.30 WIB

TEMPAT : RUANG BK

( Ko ) : Konselor

( Ki ) : Konseli

1) Brgita Nike (BN)

2) Fifin Triana (FT )

3) Francisca (TF )

4) Hasana Titus (HT )

5) Lucia Wulan (NW)

6) Ratna Tiyas (RT)

7) Ratnasari ( RD)

8) Valentino Lardo ( VL)

SESI II

(Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan

salam dan doa. Dan juga anggota kelompok diajak untuk melakukan permainan

telur, ulat, kepompong, kupu-kupu.)

Ko : “Baiklah, jika di pertemuan pertama kita telah membicarakan

mengenai apa itu konseling kelompok, tujuan dan manfaatnya.

Maka sekarang kita akan melakukan konseling kelompok. Apakah

kalian semua sudah siap? Are you ready??”

Page 14: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ki : “ Yes, Im ready mas.. (serempak)

Ko : “ Saya akan menjelaskan pelaksanaan konseling kelompok,

pertama kita satu Persatu mengungkapkan permasalahan kalian

satu persatu dan kita sepakati masalah siapa yang akan dibahas

terlebih dahulu jangan kuatir karena semuanya akan mendapat

giliran membahas masalah kalian masing-masing, diharapkan

kalian nantinya berpartisipasi dalam pemberian alternative

pemecahan masalah bagi teman-teman kalian. Bagaimana bisa

dimengerti?”

Ki : “iya mas”

Ko : ”Baiklah…saya mengingatkan lagi, kita akan membahas masalah

yang kalian ungkapkan nanti secara bergantian. Tapi kalian juga

harus aktif ketika membantu menyelesaikan salah satu masalah

dari teman kalian. Jadi semua yang ada disini boleh menanggapi

dan memberikan masukan dalam memecahkan masalah.”

Semua : ” Baik..mas ”

Ko : “Karena kalian sudah siap kita mulai saja. Silahkan masing-

masing dari kalian dapat menyebutkan permasalahan kalian secara

bergantian.”

BN : “ saya takut mengajukkan pendapat saat pelajaran berlangsung

mas.”

FT : “ kalau saya sulit belajar sendiri, jika tidak ada yang membantu

saya belajar.”

TF : “ hem, saya mau belajar kalau disuruh sama orangtua mas, kalau

tidak disuruh belajar sama orangtua, biasanya saya malah nonton tv

sampai mengantuk jadi tidak belajar.”

HT : “Saya tidak berani mengajukan pertanyaan jika kurang paham terhadap

materi pelajaran mas.”

Page 15: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

NW : “ saya sering merasa rendah diri jika mempunyai pendapat yang

berbeda dengan teman mas waktu membahas pelajaran.”

RT : “ saya sering mencontek pekerjaan rumah (PR) pada teman.”

RD : “ saya lebih suka mengobrol dibandingkan mendengarkan guru

menerangkan mas.”

VL : “ saya cepat minder jika mendengarkan materi pelajaran yang

saya anggap sulit mas.”

Ko : “Terima kasih ya kalian bersedia mengungkapkan beberapa

persoalan yang mengganggu kalian. Dan kita akan membahas

persoalan tersebut satu persatu. Sebelumnya siapa yang ingin

masalahnya kita bahas lebih dahulu?”

VL : “ Berhubung teman-teman masih pada malu-malu, saya bersedia

masalah saya dibahas terlebih dahulu mas.”

Ko : “Baiklah kalau begitu kita bisa mengawali dengan pengungkapan

lebih jauh lagi permasalahan dari VL. Silahkan VL ceritakan lebih

lanjut persoalan kamu.”

VL : “ Begini mas, saya itu langsung minder jika guru menjelaskan

materi yang menurut saya sulit mas, saya jadi merasa takut tidak

bisa mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi itu mas.”

Ko : “ Apakah disemua mata pelajaran kamu merasa begitu ketika ada

pelajaran yang kamu anggap sulit?”

VL : “ iya mas.”

Ko : “ Ok, siapa diantara kalian yang mau bertanya atau menanggapi

permasalahan yang sedang dialami oleh VL?”

BN : “ ketika kamu merasa minder tidak bisa menguasai pelajaran

tersebut, tindakan apa yang selanjutnya kamu lakukan?”

Page 16: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

VL : “ saya kadang malah mencoret-coret kertas atau menggambar dan

tidak mendengarkan materi tersebut.”

RT : “ kalau kamu tidak bisa menguasai materi tersebut, kok kamu

malah tidak mendengarkan guru menerangkan?”

VL : “ saya merasa percuma mendengarkan guru, toh akhirnya saya

tetap tidak bisa mengerjakan.”

TF : “ kenapa kamu berkata seperti itu, kan kamu juga belum

mencobanyakan?”

VL : “ tapi saya merasa tidak akan bisa mengerjakannya. Walaupun

saya belum mencoba mempelajarinya.”

TF : “ Apa salahnya kalau kamu mencoba mendengarkan dan

mengerjakan, masak belum maju berperang sudah mengaku kalah,

seperti yang menemukan bolam lampu pun mereka berkali-kali

gagal tapi tetap percaya diri dan akhirnya impiannya tercapai kan?”

VL : “ iya juga sih, saya setuju dengan pendapat TF.”

Ko : “Baiklah sekarang kita coba menggunakan pendekatan

behavioristik dengan teknik asertif yang bertujuan untuk

mendorong kita agar dapat bersikap percaya diri terhadap

kemampuan yang kita punyai.”

VL : ““Baiklah, tapi apa yang harus saya lakukan sih, Mas?”

Ko : “Begini VL, saya akan mengajak kamu untuk melakukan role

playing (bermain peran). Tujuan dari permainan ini adalah untuk

melatih kamu agar dapat melatih ketegasan. Kamu diminta untuk

berperan sebagai diri sendiri yakni sebagai orang percayadiri yang

mampu mengerjakan pelajaran yang kamu anggap sulit. VL

sebagai siswa yang minder dalam pelajaran sulit. Sedangkan TF

sebagai guru yang mengajar pelajaran yang kamu anggap sulit.

Page 17: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Kemudian ungkaplah segala emosi, perasaan yang mengganjal di

hatimu. Bagaiamana sudah siap untuk meluapkan segala perasaan

di hatimu?”

VL : “ baiklah kalau begitu tapi sebenarnya saya merasa takut sih.”

FT : “ kamu harus percaya terhadap kemampuan yang kamu miliki,

tidak ada hal yang tidak bisa jika kamu mau berusaha.”

VL : “ Ok teman, saya akan mencobanya.”

RD : “ VL, kamu pasti bisa mengerjakan pelajaran itu, kalau tidak

dicoba mana kita tahu iya ga?”

VL : “ iya saya akan mencobanya.”

Ko : “ Bagaimana apakah kamu merasa bisa mengerjakan pelajaran

yang kamu anggap sulit itu?”

VL : “Ya, Insya Allah mas.”

RD : “Apakah kamu mampu berjanji untuk berani mencoba

mengerjakan pelajaran yang kamu anggap sulit itu?”

VL : “Iya. Saya akan berjanji untuk mencoba mengerjakan pelajaran

yang saya anggap sulit. Saya akan berjanji bahwa saya sanggup

dan mampu untuk mencoba dan terus mencoba.”

Ko : “Apakah kamu bisa benar-benar tidak minder dalam mengerjakan

pelajaran yang kamu anggap sulit itu setelah proses konseling

selesai?”

VL : ““Iya. Saya yakin pasti bisa.”

Ko : “Sebelum kita mempraktikkan bermain peran, saya akan

mengajak kalian untuk bernyanyi. Apakah kalian setuju?”

Ki : “ Setuju mas.”

Page 18: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

(konselor dan konseli bernyanyi.)

Pada kesempatan ini, konseli melakukan bermain peran. Dimana dalam bermain

peran, konseli sebagai siswa yang minder tidak bisa mengerjakan pelajaran yang

sulit sedangkan konseli lain sebagai guru yang mengajar pelajaran yang sulit.

Tetapi di dalam bermain peran, konseli mampu mendengarkan penjelasan materi

dan mencoba mengerjakan materi yang konseli anggap sulit.

Ko : “Bagaimana perasaan kamu saat melakukan bermain peran?”

VL : ““Perasaan saya saat melakukan bermain peran, saya

menikmatinya Mas. Dengan bermain peran saya dapat melatih saya

untuk berani dan percaya diri mengerjakan pelajaran yang selama

ini saya anggap sulit.”

Ko : “ Terus, bagaimana nich kesan kamu setelah kita melakukan

bermain peran?”

VL : “ Kesan saya saat bermain peran saya senang karena saya ternyata

mampu mengerjakan pelajaran yang selama ini saya hindari karena

saya naggap sulit mas.”

BN : “ Apakah kamu terbantu dengan adanya bermain peran ini VL?”

VL : “ iya saya sangat terbantu dengan adanya bermain peran ini.”

FT : “ kira-kira manfaat apa yang dapat kamu petik dalam bermain

peran ini?”

VL : “ saya mengetahui bahwa saya mampu mengerjakan pelajaran

yang saya anggap sulit, selama saya mau berusaha.”

Ko : “ Nah, kalau kita ingin masalah kita selesai kita harus berusaha

menyelesaikannya dan mempunyai komitmen. Bagaimana VL apa

kamu sudah dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan

masalah kamu?”

Page 19: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

VL : “ Saya sudah memutuskan untuk akan melakukannya Mas.

Semoga masalah saya dapat terselesaikan Mas.”

Ko : “ Baguslah kalau begitu, semoga kamu berhasil dan tetap

semangat.”

VL : “ Iya mas, terimakasih banyak.”

Ko : “ Sebelum kita akhiri pada pertemuan kali ini, sesi berikutnya

akan dilanjutkan pada tanggal 3 April 2012. Apakah kalian

setuju?”

Ki : “ Setuju Mas”

Ko : “ Baiklah kalau begitu, kita akhiri sesi ini dengan berdoa menurut

agama dan kepercayaannya masinf-masing. Berdoa dimulai…..

selesai. Sampai bertemu lagi.

VERBATIM KONSELING KELOMPOK

IDENTITAS

Page 20: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

KONSELOR : Yoga Tri Atmoko

KONSELI :BN, FT, TF, HT, NW, RT,

RD, VL.

KELAS : VIII H

TANGGAL : 3 April 2012

WAKTU : 09.30-10.30 WIB

TEMPAT : RUANG BK

( Ko ) : Konselor

( Ki ) : Konseli

1) Brgita Nike (BN)

2) Fifin Triana (FT )

3) Francisca (TF )

4) Hasana Titus (HT )

5) Lucia Wulan (NW)

6) Ratna Tiyas (RT)

7) Ratnasari ( RD)

8) Valentino Lardo ( VL)

SESI III

(Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan

salam dan doa.)

Ko : “ Nach, jika di pertemuan yang lalu kita telah membantu

permasalahan VL. Maka sekarang kita akan bantu satu

permasalahan dari kalian.”

TF : “ Selanjutnya masalah siapa mas yang akan kita bahas?”

Ko : “ Begini saja, saya tawarkan kepada kalian siapa yang mau

masalahnya dibahas pada sesi ini?”

Page 21: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

BN : “ Masalah saya saja mas.”

Ko : “ Baiklah kalau begitu kita langsung saja mempersilahkan BN

untuk menceritakan masalah yang dihadapinya. Silahkan BN.”

BN : “ Baik mas, begini saya mempunyai masalah takut mengajukan

pendapat saat pelajaran berlangsung. Padahal saya ingin sekali

mengajukan pendapat mas, tapi ya takut sekali dan akhirnya tidak

jadi.”

Ko : “ Apa yang menyebabkan kamu takut mengajukkan pendapatmu

BN?”

BN : “ Saya takut karena ketika saya berbicara pendapat saya jadi

melantur kemana-mana mas. Makanya dari itu saya jadi tidak

berani mengajukan pendapat lagi.”

Ko : “ Silahkan bagi teman-teman yang lain untuk menanggapi

permasalahan yang dialami BN.”

RT : “ Lha kok bisa BN pendapatmu jadi melantur kemana-mana?

BN : “ Itu dikarenakan saya gugup, jadi apa yang sudah saya pikirkan

pendapat saya tidak bisa saya utarakan dengan biasa.”

HT : “ Hal apa yang sudah kamu lakukan untuk mengatasi masalah mu

tersebut?”

BN : “ Saya pernah menghapal sebelum mengajukkan pendapat.”

HT : “ Apa usaha yang kamu lakukan berhasil?”

BN : “ GATOT alias gagal total, karena yang saya hafalkan langsung

lenyap kalah dengan rasa gugup saya.”

VL : “ Lha terus ketika yang kamu hafalkan lenyap, akhirnya kamu

bilang apa tentang pendapatmu?”

Page 22: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

BN : “ Ya, saya hanya diam saja dan waktu yang diberikan untuk

mengajukan pendapat habis.”

HT : “ Kenapa kamu sampai segugup itu?”

BN : “ Karena saya takut pendapat saya salah dan tidak diterima.”

HT : “ Kenapa kamu berpikiran seperti itu?”

BN : “ Saya takut kalau pendapat saya salah dan nanti tidak diterima.”

NW : “ Lho, namanya juga pendapat wajar saja jika diterima maupun

tidak, lagian tidak ada pendapat yang salah Cuma mungkin kurang

sesuai saja, karena setiap orang kan mempunyai sudut pandang

yang berbeda. Jadi tidak usah takut pendapatmu salah.”

BN : “ Saya setuju dengan yang dikatakan NW mas.”

Ko : “Baiklah sekarang kita coba menggunakan pendekatan

behavioristik dengan teknik asertif yang bertujuan untuk

mendorong kita agar dapat bersikap lebih percaya diri dalam

mengutarakan pendapat.”

BN : “Baiklah, tapi apa yang harus saya lakukan, Mas?”

Ko : “ Begini BN, saya akan mengajak kamu untuk melakukan role

playing (bermain peran). Tujuan dari permainan ini adalah untuk

melatih kamu agar dapat melatih kepercayaan diri kamu. Kamu

diminta untuk berperan sebagai diri sendiri yakni sebagai orang

yang mampu mengutarakan pendapat kepada guru. NW sebagai

guru yang mendengarkan BN mengutarakan pendapat. Kemudian

ungkaplah segala emosi, perasaan yang mengganjal di hatimu.

Bagaiamana sudah siap untuk meluapkan segala perasaan di

hatimu?”

Page 23: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

BN : “Baiklah Mas…..Sebenarnya saya takut untuk berbicara seperti

itu Mas?”

Ko : “ Tenang saja, coba kamu keluarkan segala perasaan yang ingin

kamu sampaikan dalam mengutarakan pendapatmu.”

BN : “ Baiklah mas, akan saya coba sebisa saya.”

VL : “Kamu pasti bisa. Kamu mampu mengeluarkan segala perasaan

emosi yang ada di hati kamu. Perasaan yang kamu alami tapi tidak

mampu kamu ungkapkan.”

BN : “Saya akan coba untuk melakukannya.”

RD : “ Apakah kamu beneran bisa mengatakan pendapat kamu kepada

guru dihadapan teman-temanmu?”

BN : “ Iya, Insya Allah saya bisa melakukannya.”

Ko : “ Apakah kamu bisa berjanji mengatakan bahwa tidak akan gugup

dalam mengajukkan pendapat.”

BN : “ Iya, saya berjanji akan percaya diri mengutarakan pendapat

saya.”

NW : “Apakah kamu bisa benar-benar mengucapkan pendapat kamu?”

BN : “Iya. Saya yakin pasti bisa untuk mengutarakan pendapat saya

tanpa rasa takut.”

Ko : “ Sebelum kita mempraktikkan bermain peran, saya akan

mengajak kalian untuk bermain game. Telor, ayam kecil, ayam

besar.. Apakah kalian setuju?”

Ki : “ Setuju sekali mas”

Page 24: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Pada kesempatan ini, konseli melakukan bermain peran. Dimana dalam bermain

peran, konseli sebagai siswa yang akan mengutarakan pendapat kepada guru.

sedangkan konseli lain berperan sebagai guru yang mendengarkan pendapat

konseli BN. Tetapi di dalam bermain peran, konseli mampu mengutarakan niatnya

dengan tegas untuk mengutarakan pendapatnya.

Ko : “Bagaimana perasaan kamu saat melakukan bermain peran?”

BN : “Perasaan saya saat melakukan bermain peran, saya

menikmatinya Mas. Dengan bermain peran saya dapat melatih diri

saya untuk berani mengatakan dengan tegas pendapat saya sendiri.”

Ko : “Bagaimana kesan kamu saat bermain peran?”

BN : “Kesan saya saat bermain peran saya mampu mengutarakan

pendapat saya didepan kelas dan didepan guru.”

FT : “Apakah kamu terbantu dengan adanya bermain peran?”

BN : “Sangat terbantu sekali dengan adanya bermain peran.”

HT : “Manfaat apakah yang dapat kamu petik setelah kamu melakukan

bermain peran?”

BN : “Saya mampu memahami kemampuan dan cara berfikir saya

dalam mengutarakan pendapat saya sendiri.”

Ko : “Kalau kita ingin masalah kita selesai kita harus berusaha

menyelesaikannya dan mempunyai komitmen. Bagaimana BN apa

kamu sudah dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan

masalah kamu?”

BN : “Saya sudah memutuskan untuk akan melakukannya Mas.

Semoga masalah saya dapat terselesaikan Mas.”

Page 25: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “Baguslah kalau begitu. Semoga kamu berhasil. ya”

BN : “Iya Mas. Terima kasih.”

Ko : “ Sebelum kita akhiri pada pertemuan kali ini, sesi berikutnya

akan dilanjutkan pada tanggal 5 April 2012. Apakah kalian

setuju?”

Ki : “ Setuju Mas”

Ko : “OK. Kalau kalian setuju maka pada sesi ini kita tutup dengan

berdoa.”

(Kegiatan kelompok diakhiri denga kesan-kesan)

Page 26: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

VERBATIM KONSELING KELOMPOK

IDENTITAS

KONSELOR : Yoga Tri Atmoko

KONSELI :BN, FT, TF, HT, NW, RT,

RD, VL..

KELAS : VIII C

TANGGAL : 5 April 2012

WAKTU : 09.30-10.30 WIB

TEMPAT : RUANG BK

( Ko ) : Konselor

( Ki ) : Konseli

1) Brgita Nike (BN)

2) Fifin Triana (FT )

3) Francisca (TF )

4) Hasana Titus (HT )

5) Lucia Wulan (NW)

6) Ratna Tiyas (RT)

7) Ratnasari ( RD)

8) Valentino Lardo ( VL)

SESI IV

(Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan

salam dan doa.)

Ko : “ Bagaimana kabar kalian semua?”

Ki : “ Alhamdulillah sehat mas.”

Page 27: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “ Baiklah, kita akan lanjutkan konseling kelompok kita. Apakah

kalian sudah siap?”

Ki : “ Siap mas..”

Ko : “Baiklah sebelum kita melanjutkan untuk ke pembahasan masalah

selanjutnya, mari kita melihat dulu kondisi VL yang beberapa sesi

sebelumnya telah kita bahas. Silahkan VL bisa mengungkapkan

perkembangannya setelah mengikuti konseling kelompok.”

VL : “ Saya sudah mencoba ketika ada pelajaran yang saya anggap

sulit saya masih mendengarkan dan mengerjakannya. Walaupun

awalnya masih sulit tapi sedikit demi sedikit saya sudah tidak

minder lagi ketika ada pelajaran yang saya anggap sulit.”

Ko : “Setelah kamu melakukan semua itu apa perubahannya terhadap

diri kamu?”

VL : “Saya bisa dan mampu bersikap lebih percaya diri dalam

mengerjakan tugas dan pelajaran yang diberikan guru baik itu

mudah maupun sulit mas.”

Ko : “ Wah, dari apa yang telah kamu katakan, nampaknya kamu

sudah lebih baik dari kemarin.”

VL : “Iya Mas. Dan saya akan terus berusaha untuk tetap melakukan

tindakan yang sudah saya utarakan tadi. Karena saya merasa hal

tersebut sangat membantu saya.”

Ko : “Baiklah sebelum ke masalah selanjutnya, apakah VL masih ingin

mengungkapakan sesuatu?”

VL : “Saya rasa tidak ada Mas.”

Page 28: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “ Ok, kalau begitu. Mas mempersilahnya untuk selanjutnya yang

akan mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Silahkan

jangan sungkan-sungkan.”

FT : “ Masalah saya saja mas.”

Ko : “ Baiklah FT silahkan untuk menceritakan permasalahan yang

kamu hadapi.”

FT : “ Terimakasih teman-teman atas kesempatan yang diberikan. Saya

mempunyai permasalahan sulit untuk belajar sendiri tanpa ada

yang membantu belajar mas. Jadi harus ada yang mendampingi

saya dalam belajar saya baru bisa belajar, kalau tidak ada, pelajaran

saya tidak bisa masuk dan saya tidak bisa konsentrasi.”

Ko : “ Apakah sebelum-sebelumnya selalu ada yang menemani kamu

belajar?”

FT : “ Iya mas, biasanya gantian mas, kadang bapak, ibu sama kakak

saya mas.”

Ko : “ Baiklah, silahkan bagi teman yang lain untuk bertanya dan

mengutarakan pendapatnya.”

HT : “ Lha terus bagaimana kalau seumpaman tiba-tiba mereka ada

urusan dan tidak bisa mendampingimu belajar?”

FT : “ Itu juga sudah pernah terjadi, jadi saya dikamar tidak belajar

apa-apa Cuma tiduran saja akhirnya.”

TF : “ Kenapa kamu jadi tidak bisa belajar ketika tidak ada yang

mendampingimu?”

Page 29: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

FT : “ Mungkin itu terjadi karena sudah kebiasaan, biasanya saya

belajarnya karena mereka memberi tebakkan pada saya.”

RT : “ Sampai kapan kamu menunggu mereka selalu

mendampingimu?”

FT : “ Saya tidak tahu sampai kapan saya bingung harus bagaimana?”

NW : “ Selama ini usaha apa yang sudah kamu lakukan untuk

menghentikan kebiasaan belajar kamu yang harus didampingi

keluarga?”

FT : “ Selama ini saya belum melakukan usaha apa-apa.”

NW : “ hal ini terjadi sejak kapan?”

FT : “ Sejak dari SD sampai sekarang.”

RD : “ Bagaimana kalau ketika kamu belajar, kamu membuat tebakkan

bagi dirimu sendiri tapi secara acak.”

FT : “ Bagaimana caranya?”

RD : “ Begini jadi kan kita punya LKS kan, soal-soal yang ada di LKS

atau di buku paket bisa kamu tulis disecarik kertas dan kamu lipat

seperti arisan begitu. Setelah kamu selesai belajar, kamu kocok dan

keluarkan satu persatu soalnya dan kamu jawab. Bagaimana?”

FT : “ Iya, saya tertarik dengan usul dari RD. saya setuju dengan cara

belajar yang menarik seperti itu. Jadi walaupun tidak ada yang

memberi tebakkan, saya sendiri bisa memberi tebakkan untuk diri

saya sendiri.”

Ko : “Baiklah sekarang kita coba menggunakan pendekatan

behavioristik dengan teknik asertif yang bertujuan untuk

mendorong kita agar dapat bersikap madiri dalam belajar tanpa

harus ada bantuan dari orang lain ataupun keluarga.”

Page 30: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

FT : “Baiklah, tapi apa yang harus saya lakukan, Mas?”

Ko : “ Begini FT, saya akan mengajak kamu untuk melakukan role

playing (bermain peran). Tujuan dari permainan ini adalah untuk

melatih kamu agar dapat melatih kemandirian dalam kamu belajar.

Kamu diminta untuk berperan sebagai diri sendiri yakni sebagai

orang yang mampu belajar sendiri tanpa ada yang harus

mendampingi. FT sebagai siswa yang akhirnya bisa belajar

mandiri. Sedangkan VL dan RD sebagai orangtua yang mengawasi

anaknya belajar. Kemudian praktekan apa yang tadi kita sudah

bahas sebelelumnya. Praktekkan dengan segala kemampuanmu.

Bagaiamana sudah siap untuk mempraktekkannya?”

FT : “Baiklah…..Sebenarnya saya takut, saya tidak bisa mandiri

seperti itu?”

Ko : “ Tidak apa-apa disini kita belajar sedikit demi sedikit.”

FT : “Baiklah saya akan coba.”

RT : “ Kamu pasti bisa. Kamu pasti mampu mempraktekkannya.”

FT : “ Ok, Saya akan melakukannya.”

NW : “Bagaimana apa sekarang kamu bisa belajar sendiri?”

FT : “Ya, Insya Allah.”

HT : “Apakah kamu bisa melakukannya seterusnya tanpa bergantung

pada orangtua dan saudara?”

FT : “ Iya saya bisa.”

Ko : “ Apakah kamu mampu berjanji untuk selalu memprakekkan

ketika kamu belajar dirumah?”

Page 31: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

FT : “Iya. Saya aka berjanji untuk belajar mandiri. Saya akan berjanji

bahwa saya sanggup dan mampu untuk berperilaku mandiri dalam

belajar sehari-hari.”

Ko : “ Apakah kamu benar-benar bisa mempraktekkannya meskipun

konseling ini telah selesai?”

FT : “Iya. Saya yakin pasti bisa. Saya sudah tidak ingin bergantung

ketika saya harus melaksanakan kewajiban saya yaitu belajar.”

Ko : “Sebelum kita mempraktikkan bermain peran, saya akan

mengajak kalian untuk bernyanyi. Apakah kalian setuju?”

Ki : “Setuju Mas. Tapi kita nyanyi apa?”

Ko : “ Kita menyanyi naik-naik kepuncak gunung tapi dibuat setengah

bahasa Indonesia, setengah bahasa jawa. Bagaimana sanggup

tidak?”

Ki : “ Sanggup mas.”

(konselor dan konseli bernyanyi.)

Pada kesempatan ini, konseli melakukan bermain peran. Dimana dalam bermain

peran, konseli sebagai siswa yang tidak bisa mandiri dalam belajar dan harus

didampingi orangtua untuk belajar. Sedangkan kedua konseli lain sebagai

Orangtua yang mendampingi belajar. Kedua siswa yang sebagai orangtua awalnya

mendampingi dengan memberikan tebakkan tapi setelah itu hanya diam saja.

Tetapi di dalam bermain peran, konseli yang awalnya tidak mandiri mulai

membuat tebakkan dari kertas sesuai dengan materi yang dipelajarinya dan dapat

melakukannya dengan baik tanpa harus dibandtu oleh kedua orangtuanya. diajak

oleh kedua temannya untuk membolos.

Ko : “Bagaimana perasaan kamu saat melakukan bermain peran?”

Page 32: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

FT : “Perasaan saya saat melakukan bermain peran, saya

menikmatinya Mas. Dengan bermain peran saya dapat melatih diri

saya untuk lebih mandiri dalam belajar dan mampu belajar tanpa

harus didampingi siapapun juga.”

Ko : “ Bagaimana kesan kamu saat bermain peran?”

FT : “Kesan saya saat bermain peran saya sadar bahwa mampu belajar

mandiri yang selama ini tidak bisa saya lakukan, saya senang

sekali.”

NW : “ Apakah kamu terbantu dengan adanya bermain peran ini?”

FT : “Sangat terbantu sekali dengan adanya bermain peran.”

RT : “Manfaat apakah yang dapat kamu petik setelah kamu melakukan

bermain peran?”

FT : “Saya mampu mengetahui kekurangan yang ada pada diri saya

yaitu saya tidak mampu mandiri dalam belajar.”

Ko : “Kalau kita ingin masalah kita selesai kita harus berusaha

menyelesaikannya dan mempunyai komitmen. Bagaimana FT apa

kamu sudah dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan

masalah kamu?”

FT : “Saya sudah membuat keputusan untuk akan melakukannya Mas.

Semoga masalah saya dapat terselesaikan Mas.”

Ko : “ Baguslah kalau begitu. Semoga kamu berhasil.”

FT : “Iya Mas. Terima kasih.”

Ko : “ Sebelum kita akhiri pada pertemuan kali ini, sesi berikutnya

akan dilanjutkan pada tanggal 9 April 2012. Apakah kalian

setuju?”

Page 33: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ki : “ Setuju Mas.”

Ko : “ Ok, kalau kalian tidak ada yang keberatan maka pada sesi ini

kita tutup dengan berdoa. Berdoa dimulai…. Selesai”

Ko : “ Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya.”

(setelah itu kegiatan kelompok diakhiri dengan kesan-kesan dan doa)

Page 34: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

VERBATIM KONSELING KELOMPOK

IDENTITAS

KONSELOR : Yoga Tri Atmoko

KONSELI :BN, FT, TF, HT, NW, RT,

RD, VL.

KELAS : VIII H

TANGGAL : 9 April 2012

WAKTU : 09.30-10.30 WIB

TEMPAT : RUANG BK

( Ko ) : Konselor

( Ki ) : Konseli

1) Brgita Nike (BN)

2) Fifin Triana (FT )

3) Francisca (TF )

4) Hasana Titus (HT )

5) Lucia Wulan (NW)

6) Ratna Tiyas (RT)

7) Ratnasari ( RD)

8) Valentino Lardo ( VL)

SESI V

(Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan

salam dan doa.)

Ko : “ Kita bertemu lagi, bagaimana kabar kalian?”

Ki : “ Baik mas.”

Page 35: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “ Alhamdulillah ya sesuatu hehe..”

Ko : “ Baiklah, kita akan lanjutkan konseling kelompok kita. Apakah

kalian sudah siap?”

Ki : “ Siap mas.”

Ko : “Baiklah sebelum kita melanjutkan untuk ke pembahasan masalah

selanjutnya, mari kita melihat dulu kondisi BN yang beberapa sesi

sebelumnya telah kita bahas. Silahkan BN bisa mengungkapkan

perkembangannya setelah mengikuti konseling kelompok.”

BN : “Saya sudah mencoba mengajukkan pendapat saya mas pada

waktu pelajaran berlangsung. Awalnya ya masih takut-takut

sedikit, tapi sekarang sudah lumayan lancer mas.”

Ko : “ Hebat sekali, dari apa yang telah kamu katakan, nampaknya

kamu sudah lebih baik dari kemarin.”

BN : “Iya Mas terimakasih. Dan saya akan berusaha untuk tetap

melakukan tindakan yang tadi yang sudah saya utarakan tadi.

Karena saya merasa hal tersebut sangat membantu saya.”

Ko : “ Baguslah kalau begitu, sebelum kita kemasalah yang berikutnya,

apakah BN masih ingin mengungkapakan sesuatu?”

BN : “ Tidak ada mas, bisa dilanjutkan.”

Ko : “ Nah kalau begitu, kita memberikan kesempatan bagi yang

belum mengutarakan permasalahannya silahkan.”

TF : “ Saya mau mengutarakan permasalahan saya mas.”

Ko : “ Ok, TF silahkan dan kita akan mendengarkanya.”

TF : “ Saya mempunyai masalah yakni, saya baru mau melakukan

belajar kalau sudah disuruh orangtua, kadang orangtua sampai

Page 36: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

marah-marah dahulu baru saya mau belajar mas. Itu permasalahan

saya. Terimakasih.”

Ko : “ Baik, terimaksih TF sudah bersedia bercerita tentang

permasalahannya. Baiklah terbuka kesempatan bagi siapa yang

mau bertanya menanggapi maupun memberikan masukan.”

BN : “ saya mau Tanya, semisal ada pekerjaan rumah apa kamu tidak

mengerjakan kalau tidak disuruh orantuamu?”

TF : “ Iya, pernah saya dihukum karena lupa mengerjakan pekerjaan

rumah.”

FT : “ Terus selanjutnya apa kamu belajar dan mengerjakan tugas?”

TF : “ Tidak, kalau tidak disuruh belajar saya diam saja, pura-pura

tidak ingat dan mendengarkan musik sampai tertidur.”

HT : “ Apakah orangtuamu tidak marah kamu melakukan seperti itu?”

TF : “ Ya marah sih, terutama ibu pasti akan mengomel.”

NW : “ Kalau ayah kamu bagaimana? Apa tidak marah?”

TF : “ Ya marah juga tapi kalau ayah marahnya cuma sebentar dan

habis itu lupa tidak marah-marah lagi.”

RT : “ Kenapa kamu melakukan itu, maksudnya belajar harus disuruh

dahulu?”

TF : “ Saya merasa belajar setiap hari disekolah sudah cukup, jadi buat

apa belajar dirumah lagi.”

Ko : “ Bagaimana ketika ada kegiatan Mid semester ataupun

Semesteran? Apakah harus menunggu orangtua menyuruh baru

kamu belajar?”

Page 37: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

TF : “ Iya mas, kemarin waktu mid semester saya diam saya dan tidak

ada yang tahu mid semester, dan sedang sibuk semua tidak ada

yang menyuruh saya belajar, mid semester saya hasilnya dapat nilai

4 dech.”

Ko : “ Apakah kamu tidak merasa sayang mendapatkan nilai sepert

itu? Padahal sebenarnya kamu bisa lebih dari itu?”

TF : “ Ya saya sedih mas, saya telah mengecewakan mereka.”

VL : “ Apa kamu masih mau tetap seperti itu?”

TF : “ TIdak, saya ingin merubahnya.”

NW : “ Terus kamu telah berusaha melakukan apa untuk merubahnya?”

TF : “ Saya juga tidak tahu, saya belum melakukan apa-apa.”

HT : “ Kenapa kamu tidak membuat jadwal belajarmu sendiri saja?

Misalnya setiap hari kamu belajar berapa jam misalnya 1jam untuk

mengerjakan pekerjaan rumah, 1jam untuk membaca pelajaran

yang akan dipelajari besuk. Kamu bisa atur waktunya sesuai

kebutuhan mu mulai jam berapa dan selesai jam berapa.

Bagaimana?”

TF : “ Iya, saya setuju dengan yang diutarakan HT Mas.”

Ko : “Baiklah sekarang kita coba menggunakan pendekatan

behavioristik yang bertujuan untuk mendorong kita agar dapat

mempunyai kesadaran dalam belajar tanpa harus disuruh oleh

orangtua dan bertanggungjawab melaksanakan jadwal yang telah

dibuat.”

TF : “Baiklah, tapi apa yang harus saya lakukan, Mas?”

Ko : “ Begini TF, disini kamu bersama-sama dengan kita menyusun

jadwal untuk kamu belajar sendiri dirumah tanpa kamu harus

Page 38: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

menunggu disuruh oleh orangtuamu. Jadi jika sudah waktu belajar

kamu mempunyai komitmen untuk belajar bagaimana apa sudah

mengerti?”

TF : “ Iya mas, saya mengerti. Tapi saya merasa itu akan sulit saya

lakukan.”

Ko : “ Jangan khawatir disini kita semua belajar, jadi lakukan sedikit

perubahan dan akan merubah kebiasaanmu. Jika kamu disiplin

melakukan jadwalmu maka kamu tidak merasa terbebani.”

TF : “ Iya mas, karena belajar adalah kewajiban saya. Saya akan

berusaha melakukannya mas.”

RT : “ Kita disini semua mendukungmu, kamu pasti bisa

melakukannya TF.”

TF : “ Terimakasih teman, saya akan berusaha melakukannya.”

Ko : “ Nah, sebelum kita membuat jadwal bersama-sama untuk TF,

kita akan melakukan permainan supaya lebih bersemangat.

Bagaimana setuju semuanya?”

Ki : “ Setuju mas.”

(konselor dan konseli melakukan permainan panjang dan lebar, jika panjang

dipergakan lebar dan lebar diperagakan panjang.)

Pada kesempatan ini, konseli dibantu teman-teman dan konselor menyusun jadwal

belajar yang harus dilaksanakan konseli setiap harinya. Tanpa harus menunggu

orangtua menyuruhnya belajar. Dalam penyusunan jadwal belajar konseli sangat

bersemangat dan antusias serta mengutarakan niatnya dengan tegas akan

melaksanakan jadwal yang telah disusun bersama-sama ini.

Ko : “ Bagaimana perasaan kamu TF saat menyusun jadwal

belajarmu?”

Page 39: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

TF : “ Saya senang sekali mas, dengan menyusun jadwal belajar jadi

saya tahu yang akan saya lakukan ketika belajar dan bersemangat

untuk belajar tanpa disuruh orangtua saya.”

Ko : “Bagaimana kesan kamu saat melakukan konseling kelompok

dengan pendekatan behavioral ini?”

TF : “ Kesan saya saat melakukan konseling kelompok dengan

pendekatan behavioral ini saya jadi mempunyai kesadaran untuk

belajar demi kebaikan saya sendiri tanpa orangtua menyuruh saya.”

FT : “Apakah kamu terbantu dengan penyusunan jadwal belajarmu

ini?”

TF : “ Jelas saya sangat terbantu sekali, saya belum pernah terpikir

sampai diadakan kegiatan ini.”

Ko : “Manfaat apakah yang dapat kamu petik setelah kamu melakukan

kegiatan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral ini?”

TF : “ Saya mampu mengetahui kekurangan pada diri saya yaitu

kurangnya kesadaran akan belajar sendiri dan mengatur waktu

yang sesuai untuk belajar mas.”

Ko : “Kalau kita ingin masalah kita selesai kita harus berusaha

menyelesaikannya dan mempunyai komitmen. Bagaimana TF apa

kamu sudah dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan

masalah kamu?”

TF : “Saya sudah memutuskan untuk rutin melakukannya Mas.

Semoga saya cepat menyesuaikan diri dan terbiasa dengan jadwal

belajar saya dan masalah saya dapat terselesaikan Mas.”

Ko : “Baguslah kalau begitu. Semoga kamu berhasil.”

TF : “ Siap mas, Terimakasih.”

Page 40: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “Sebelum kita akhiri pada pertemuan kali ini, sesi berikutnya akan

dilanjutkan pada tanggal 10 April 2012. Apakah kalian setuju?”

Ki : “ Setuju mas.”

Ko : “OK. Kalau kalian setuju maka pada sesi ini kita tutup dengan

berdoa.”

(setelah itu kegiatan kelompok diakhiri dengan kesan-kesan dan doa)

Page 41: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

VERBATIM KONSELING KELOMPOK

IDENTITAS

KONSELOR : Yoga Tri Atmoko

KONSELI :BN, FT, TF, HT, NW, RT,

RD, VL.

KELAS : VIII H

TANGGAL : 10 April 2012

WAKTU : 09.30-10.30 WIB

TEMPAT : RUANG BK

( Ko ) : Konselor

( Ki ) : Konseli

1) Brgita Nike (BN)

2) Fifin Triana (FT )

3) Francisca (TF )

4) Hasana Titus (HT )

5) Lucia Wulan (NW)

6) Ratna Tiyas (RT)

7) Ratnasari ( RD)

8) Valentino Lardo ( VL)

SESI VI

(Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan

salam dan doa.)

Ko : “Kita akan lanjutkan konseling kelompok kita. Apakah kalian

sudah siap?”

Page 42: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ki : “ Siap Mas.”

Ko : “Baiklah sebelum kita melanjutkan untuk ke pembahasan masalah

selanjutnya, mari kita melihat dulu kondisi FT yang beberapa sesi

sebelumnya telah kita bahas. Silahkan FT bisa mengungkapkan

perkembangannya setelah mengikuti konseling kelompok.”

FT : “Saya sudah mencoba belajar sendiri dengan kocokan kertas

tebakan mas dan hasilnya saya tidak perlu harus didampingi waktu

belajar. Saya sudah bisa belajar sendiri mas.”

Ko : “Setelah kamu melakukan semua itu apa perubahannya terhadap

diri kamu?”

FT : “Saya bisa dan mampu bersikap mandiri dalam belajar mas, tanpa

harus bergantung pada keluarga untuk menemani saya belajar.”

Ko : “ Wah..Wah.. Dari apa yang telah kamu katakan, nampaknya

kamu sudah lebih baik dari kemarin.”

FT : “Iya Mas. Dan saya akan berusaha untuk tetap melakukan

tindakan yang tadi yang sudah saya utarakan tadi. Karena saya

merasa hal tersebut sangat membantu saya.”

Ko : “ Baiklah sebelum kita melanjutkan ke masalah selanjutnya, apa

masih ada yang mau FT katakana?”

FT : “Saya rasa tidak ada Mas.”

Ko : “ Baiklah kalau begitu, kita akan go ke masalah selanjutnya. Kira-

kira siapa yang mau mengutarakan masalah pada hari ini?”

HT : “ Saya mas, Saya mau mengutarakan masalah saya hari ini.”

Page 43: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “ Ok HT silahkan mengutarakan masalahmu kita akan

mendengarkan.”

HT : “Saya tidak berani mengajukan pertanyaan jika kurang paham terhadap

materi pelajaran mas. Ketika ada yang tidak paham biasanya saya

hanya diam saja mas, saya ingin berani mengutarakan pertanyaan

ketika ada yang saya tidak paham mas, sehingga saya bisa

menguasai pelajaran tersebut. Begitu masalah saya mas.”

Ko : “ Apakah setiap kali tidak paham, kamu hanya diam HT? Tidak

pernahkah bertanya satu kali pun?”

HT : “ Iya mas.”

Ko : “ Apa yang kamu lakukan supaya paham padahal kamu tidak

bertanya?”

HT : “ Kadang saya bertanya pada teman setelah pelajaran selesai tapi

kadang juga tidak bertanya pada siapa-siapa mas.”

Ko : “ Bagaimana perasaan kamu ketika kamu tidak paham dan tidak

bertanya pada bapak atau ibu guru?”

HT : “ Ya saya menyesal Mas, karena akhirnya saya tidak paham akan

pelajaran tersebut.”

Ko : “ Ayo, bagi teman-teman yang lain yang mau bertanya atau

memberi masukan dan pendapat?”

NW : “ Usaha apa yang telah kamu lakukan untuk memberanikan diri

bertanya ketika kamu tidak paham?”

Page 44: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

HT : “ Ehm.. Belum ada, karena setiap kali mau bertanya saya keringat

dingin dan akhirnya tidak berani.”

RT : “ Sampai kapan kamu mau seperti ini terus?”

HT : “ Saya ingin berubah secepat mungkin akan tetapi saya tidak tahu

harus bagaimana.”

RD : “ Kenapa kamu tidak bersikap percaya diri dan bertanya saja

kepada guru ketika kamu tidak paham?”

HT : “ Tapi saya takut untuk mencobanya.”

VL : “ Jangan takut untuk mencoba bertanya, guru pasti akan

menerangkan ketika kamu bertanya.”

HT : “ Tapi saya malu nanti saya dikira bodoh karena tidak paham.”

RT : “ Kita kan belajar dari tidak tahu menjadi tahu, jadi tidak masalah

kalau kamu tidak paham, kalau sudah paham semuanya buat apa

sekolah iya tidak, kan dari sekolah kita belajar dari yang tidak

paham menjadi paham.”

HT : “ Iya saya rasa benar juga pendapat RT, saya setuju dengan

pendapatnya RT.”

Ko : “Baiklah sekarang kita coba menggunakan pendekatan

behavioristik dengan teknik asertif yang bertujuan untuk

mendorong kita agar dapat bersikap berani dan mampu

mengajukkan pertanyaan ketika tidak paham.

HT : “Baiklah, tapi apa yang harus saya lakukan, Mas?”

Page 45: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “Begini HT, saya akan mengajak kamu untuk melakukan role

playing (bermain peran). Tujuan dari permainan ini adalah untuk

melatih kamu agar dapat melatih keberanian. Kamu diminta untuk

berperan sebagai diri sendiri yakni sebagai orang yang mampu

berperilaku berani dalam mengajukan pertanyaan jika kurang

paham. HT sebagai siswa yang kurang paham pada suatu pelajaran.

Sedangkan RT sebagai Guru yang mengajar HT. Kemudian

ungkaplah segala emosi, perasaan yang mengganjal di hatimu.

Bagaiamana sudah siap untuk meluapkan segala perasaan di

hatimu?”

RM : “ Baiklah, tapi sebenarnya saya tidak berani tidak bisa ngomong

seperti itu.”

Ko : “ Tidak apa-apa tidak usah takut, Coba kamu keluarkan segala

perasaan yang ingin kamu sampaikan kepada guru bahwa kamu

kurang paham dengan materi yang disampaikan.”

HT : “Baiklah saya akan coba.”

NW : ““Kamu pasti bisa. Kamu mampu mengeluarkan segala perasaan

emosi yang ada di hati kamu. Perasaan yang kamu alami tapi tidak

mampu kamu ungkapkan.”

HT : “Saya akan coba untuk melakukannya.”

BN : “Bagaimana apa sekarang kamu bisa bertanya kepada guru jika

ada yang tidak jelas?”

HT : “Ya, Insya Allah.”

Page 46: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “Apakah kamu mampu berjanji untuk mengucapkan untuk berani

bertanya jika tidak paham kepada guru?”

HT : “Iya. Saya akan berjanji untuk bertanya apabila ada materi

pelajaran yang saya tidak paham. Saya akan berjanji bahwa saya

sanggup dan mampu untuk berperilaku berani dalam bertanya.”

RD : “Apakah kamu bisa benar-benar mengajukan pertanyaan jika ada

yang kurang jelas pada suatu materi pelajaran setelah proses

konseling selesai?”

HT : “Iya. Saya yakin pasti bisa.”

Ko : “Sebelum kita mempraktikkan bermain peran, saya akan

mengajak kalian untuk bernyanyi. Apakah kalian setuju?”

Ki : “Setuju Mas.”

(konselor dan konseli bernyanyi.)

Pada kesempatan ini, konseli melakukan bermain peran. Dimana dalam bermain

peran, konseli sebagai siswa yang tidak paham akan materi pelajaran yang telah

diajarkan. sedangkan konseli lain sebagai guru yang mengajar pelajaran. Tetapi di

dalam bermain peran, konseli mampu mengutarakan pertanyaan dengan berani

tentang suatu materi yang konseli belum jelas.

Ko : “Bagaimana perasaan kamu saat melakukan bermain peran?”

HT : “Perasaan saya saat melakukan bermain peran, saya

menikmatinya Mas. Dengan bermain peran saya dapat melatih saya

untuk berani mengatakan dengan tegas dan berani mengajukkan

pertanyaan yang saya tidak mengerti.”

Page 47: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “Bagaimana kesan kamu saat bermain peran?”

HT : “Kesan saya saat bermain peran saya mampu mengutarakan

pertanyaan saya untuk lebih memahami materi yang saya tidak

mengerti.”

RT : “Apakah kamu terbantu dengan adanya bermain peran?”

HT : “Sangat terbantu sekali dengan adanya bermain peran.”

FT : “Manfaat apakah yang dapat kamu petik setelah kamu melakukan

bermain peran?”

HT : “Saya mampu mengetahui kekurangan yang ada pada diri saya

yaitu saya tidak berani mengungkapan pertanyaan kepada guru

ketika ada materi pelajaran yang saya tidak mengerti dan saya

menjadi lebih tenang dalam mengajukkan pertanyaan.”

Ko : “Kalau kita ingin masalah kita selesai kita harus berusaha

menyelesaikannya dan mempunyai komitmen. Bagaimana HT apa

kamu sudah dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan

masalah kamu?”

HT : “Saya sudah memutuskan untuk akan melakukannya Mas.

Semoga masalah saya dapat terselesaikan Mas.”

Ko : “Baguslah kalau begitu. Semoga kamu sukses menyelesaikan

masalahmu.”

HT : “Iya Mas. Terima kasih.”

Ko : “Sebelum kita akhiri pada pertemuan kali ini, sesi berikutnya akan

dilanjutkan pada tanggal 11 April 2012. Apakah kalian setuju?”

Page 48: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ki : “ Setuju Mas.”

Ko : “ Ok baiklah kalau kalian setuju, kita akan tutup kegiatan

konseling kelompok ini dengan berdoa menurut agama dan

kepercayaannya masing-masing. Berdoa mulai…. Selesai.”

(setelah itu kegiatan kelompok diakhiri dengan kesan-kesan dan doa)

VERBATIM KONSELING KELOMPOK

Page 49: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

IDENTITAS

KONSELOR : Yoga Tri Atmoko

KONSELI :BN, FT, TF, HT, NW, RT,

RD, VL.

KELAS : VIII H

TANGGAL : 11 April 2012

WAKTU : 09.30-10.30 WIB

TEMPAT : RUANG BK

( Ko ) : Konselor

( Ki ) : Konseli

1) Brgita Nike (BN)

2) Fifin Triana (FT )

3) Francisca (TF )

4) Hasana Titus (HT )

5) Lucia Wulan (NW)

6) Ratna Tiyas (RT)

7) Ratnasari ( RD)

8) Valentino Lardo ( VL)

SESI VII

(Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan

salam dan doa.)

Ko : “ Kita akan lanjutkan konseling kelompok kita. Apakah kalian

sudah siap?”

Ki : “ Siap Mas….”

Page 50: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “ Baiklah sebelum kita melanjutkan untuk ke pembahasan

masalah selanjutnya, mari kita melihat dulu kondisi TF yang

beberapa sesi sebelumnya telah kita bahas. Silahkan TF bisa

mengungkapkan perkembangannya setelah mengikuti konseling

kelompok.”

TF : “ Saya sudah mencoba menerapkan jadwal belajar saya dan saya

sudah melaksanakanya walaupun masih belum terbiasa tapi saya

bertekad akan terus mencoba agar saya bisa menjadi mandiri dalam

belajar mas.”

Ko : “ Setelah kamu melakukan semua itu apa perubahannya terhadap

diri kamu?”

TF : “ Saya bisa dan mampu bersikap mandiri dengan belajar sesuai

jadwal walaupun orangtua tidak menyuruh saya untuk belajar saya

bisa belajar sendiri dan orangtua bangga atas yang saya lakukan

Mas.”

Ko : “ Dari apa yang telah kamu katakan, nampaknya kamu sudah

lebih baik dari kemarin.”

TF : “ Iya Mas. Dan saya akan berusaha untuk tetap melakukan

tindakan yang tadi yang sudah saya utarakan tadi. Karena saya

merasa hal tersebut sangat membantu saya.”

Ko : “Baik baguslah kalau begitu, sebelum ke masalah selanjutnya,

apakah TF masih ingin mengungkapkan sesuatu?”

TF : “Saya rasa tidak ada Mas.”

Ko : “ Baiklah kalau begitu, kita akan lanjut ke masalah selanjutnya.

Yang belum mengungkapkan masalah masih ada NW, RT dan RD.

Ayo siapa yang mau mengungkapkan masalahnya lebih dulu?”

NW : “ Kalau begitu, saya saja dulu Mas.”

Page 51: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “ OK sip, silahkan NW menceritakan permasalahan yang sedang

kamu alami saat ini.”

NW : “ Masalah saya itu, saya merasa rendah diri mas apabila pendapat

saya itu berbeda dengan pendapat teman-teman.

Ko : “ Dengan kata lain kamu tidak percaya diri dengan pendapatmu

begitu?”

NW : “ Iya Mas, betul begitu.”

Ko : “ Ayo teman-teman silahkan memberi masukan, pendapat dan

menanggapi permasalahan yang di alami NW.”

VL : “ Kenapa kamu kok tidak percaya diri dengan pendapatmu

sendiri?”

NW : “ Saya takut kalau pendapat saya dianggap aneh oleh teman-

teman dan pendapat saya itu salah saya takut seperti itu.”

RD : “ Tapi apa semua pendapat mu itu salah?”

NW : “ Ya, kadang malah benar pendapat saya dibandingkan pendapat

teman sih.”

BN : “ Lha terus kenapa kamu malah tidak percaya diri dengan

pendapatmu sendiri?”

NW : “ Saya merasa kalau pendapat saya berbeda dengan teman-teman

saya tidak mendapat dukung dan tidak bisa masuk dalam kelompok

teman-teman yang lain.”

TF : “ Tapi kenyataannya apa terjadi?”

NW : “ Saya tidak tahu, karena saya selalu menyeragamkan pendapat

saya sama dengan teman yang lainnya.”

Page 52: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

FT : “ Kau sudah pernah melakukan usaha apa untuk percaya diri

terhadap pendapatmu?”

NW : “ Saya belum melakukan apa-apa karena tidak tahu apa yang

harus saya lakukan.”

RD : “ Apa kamu tidak menyesal jika ternyata malah pendapatmu yang

benar dari pendapat teman-teman yang kamu ikuti pendapatnya?”

NW : “ Ya sejujurnya saya merasa menyesal, kenapa saya tidak

memakai pendapat saya ketika itu malah memakai pendapat orang

lain begitu.”

BN : “ Sampai kapan, kamu mau seperti ini terus?”

NW : “Saya juga tidak tahu.”

FT : “ Sampai kapan kamu mau bersikap tidak percaya diri terhadap

pendapatmu ini? Padahal pendapatmu sering sekali benar tapi

malah kamu menyia-nyiakan kemampuanmu itu. Kalau tidak kita

coba mana kita tahu kan hasilnya. Kan pengalaman adalah guru

yang paling berharga.”

NW : “ Iya saya setuju dengan yang dikatakan FT.”

Ko : “ Baiklah sekarang kita coba menggunakan pendekatan

behavioristik dengan teknik asertif yang bertujuan untuk

mendorong kita agar dapat bersikap percaya diri dan mampu

memegang teguh pendapat diri sendiri apapun itu hasilnya.”

NW : “ Baiklah, tapi apa yang harus saya lakukan, Mas?”

Page 53: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “ Begini NW, saya akan mengajak kamu untuk melakukan role

playing (bermain peran). Tujuan dari permainan ini adalah untuk

melatih kamu agar dapat melatih kepercayaandiri kamu. Kamu

diminta untuk berperan sebagai diri sendiri yakni sebagai orang

yang mampu memegang teguh pendapatmu dan tidak ikut-ikutan

pendapat teman lain. NW sebagai siswa yang mempunyai pendapat

berbeda dengan teman lainnya. Sedangkan VL dan FT sebagai

siswa yang pendapatnya berlawanan dengan pendapat NW.

Kemudian ungkaplah segala emosi, perasaan yang mengganjal di

hatimu. Bagaiamana sudah siap untuk meluapkan segala perasaan

di hatimu?”

NW : “Baiklah…..Sebenarnya saya takut, saya tidak bisa

mempertahakan pendapat seperti itu?”

Ko : “ Coba kamu pertahankan pendapat mu, percayalah bahwa

pendapatmu itu bagus dan tidak ada yang salah dengan pendapatmu

itu.”

NW : “Baiklah saya akan coba.”

TF : “Kamu pasti bisa. Kamu mampu mengeluarkan segala perasaan

emosi yang ada di hati kamu. Perasaan yang kamu alami tapi tidak

mampu kamu ungkapkan jangan sampai kamu menyesal seperti

dulu lagi.”

NW : “Saya akan coba untuk melakukannya.”

HT : “ Apa kamu benar bisa mempertahankan pendapatmu walaupun

itu berbeda dengan pendapat teman yang lain?”

Page 54: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

NW : “ Ya saya bisa, Insya Allah.”

Ko : “Apakah kamu mampu berjanji untuk tetap berada pada pendapt

mu sendiri tanpa menyamakan pendapatmu pada teman setelah

kegiatan konseling kelompok ini berakhir?”

NW : “Iya. Saya akan berjanji untuk tetap pada pendapat saya dan tidak

ikut-ikutan pendapat teman-teman lain. Saya akan percaya diri

dengan apapun pendapat saya.”

RT : “ Apakah kamu benar-benar yakin bisa melakukkannya?”

NW : “ Saya yakin, saya bisa melakukannya karena kalau tidak saya

coba saya tidak tahu bagaimana hasilnya.”

Ko : “ Ok kalau begitu, Sebelum kita mempraktikkan bermain peran,

saya akan mengajak kalian untuk melakukan permainan.

Permainannya mempergakan bentuk buah yang akan saya sebutkan

nanti, missal jeruk bulat diperagakan ya, Apakah kalian setuju?”

Ki : “ Setuju Mas.”

(konselor dan konseli melakukan permainan.)

Pada kesempatan ini, konseli melakukan bermain peran. Dimana dalam bermain

peran, konseli sebagai siswa yang mempunyai pendapat yang berbeda dengan

teman-temannya. sedangkan kedua konseli lain sebagai siswa yang mempunyai

pendapat yang hampir sama. Tetapi di dalam bermain peran, konseli mampu

mempertahankan pendapatnya dan tidak tergoda untuk mengikuti pendapat

teman-temannya.

Ko : “Bagaimana perasaan kamu saat melakukan bermain peran?”

Page 55: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

NW : “Perasaan saya saat melakukan bermain peran, saya

menikmatinya Mas. Dengan bermain peran saya dapat melatih saya

untuk berani mempertahankan pendapat saya, saya merasa bangga

dengan pendapat saya sendiri, padahal saya dulu rendah diri

dengan pendapat saya.

Ko : “Bagaimana kesan kamu saat bermain peran?”

NW : “Kesan saya saat bermain peran saya bangga sekali mampu

mempertahankan pendapat saya sendiri Mas.”

RD : “Apakah kamu terbantu dengan adanya bermain peran?”

NW : “Sangat terbantu sekali dengan adanya bermain peran.”

BN : “Manfaat apakah yang dapat kamu petik setelah kamu melakukan

bermain peran?”

NW : “Saya mampu mengetahui kekurangan yang ada pada diri saya

yaitu saya tidak percaya diri terhadap pendapat saya sendiri

padahal belum tentu pendapat saya itu buruk.”

Ko : “Nach terbukti kan kalau kita ingin masalah kita selesai kita harus

berusaha menyelesaikannya dan mempunyai komitmen.

Bagaimana NW apa kamu sudah dapat mengambil keputusan untuk

menyelesaikan masalah kamu?”

NW : “Saya sudah memutuskan untuk akan melakukannya Mas.

Semoga masalah saya dapat terselesaikan Mas.”

Ko : “Baguslah kalau begitu. Semoga kamu berhasil.”

NW : “ Terimakasih Mas atas bantuannya.”

Page 56: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “Sebelum kita akhiri pada pertemuan kali ini, sesi berikutnya akan

dilanjutkan pada tanggal 12 April 2012. Apakah kalian setuju?”

Ki : “Setuju Mas.”

Ko : “OK. Kalau kalian setuju maka pada sesi ini kita tutup dengan

berdoa.”

(setelah itu kegiatan kelompok diakhiri dengan kesan-kesan dan doa)

Page 57: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

VERBATIM KONSELING KELOMPOK

IDENTITAS

KONSELOR : Yoga Tri Atmoko

KONSELI :BN, FT, TF, HT, NW, RT,

RD, VL.

KELAS : VIII H

TANGGAL : 12 April 2012

WAKTU : 09.30-10.30 WIB

TEMPAT : RUANG BK

( Ko ) : Konselor

( Ki ) : Konseli

1) Brgita Nike (BN)

2) Fifin Triana (FT )

3) Francisca (TF )

4) Hasana Titus (HT )

5) Lucia Wulan (NW)

6) Ratna Tiyas (RT)

7) Ratnasari ( RD)

8) Valentino Lardo ( VL)

SESI VIII

(Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan

salam dan doa.)

Ko : “ Kita akan lanjutkan konseling kelompok kita. Apakah kalian

sudah siap?”

Page 58: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ki : “ Siap Mas….”

Ko : “ Baiklah sebelum kita melanjutkan untuk ke pembahasan

masalah selanjutnya, mari kita melihat dulu kondisi HT yang

beberapa sesi sebelumnya telah kita bahas. Silahkan HT bisa

mengungkapkan perkembangannya setelah mengikuti konseling

kelompok.”

HT : “ Saya sudah mencoba mengutarakan pertanyaan kepada guru

ketika ada beberapa materi yang saya tidak mengerti Mas, awalnya

masih takut dan gugup tapi saya akan tetap berusaha melakukannya

karena saya jadi bisa memahami materi secara keseluruhan

menyenangkan sekali.”

Ko : “Setelah kamu melakukan semua itu apa perubahannya terhadap

diri kamu?”

HT : “Saya bisa dan mampu bertanya dengan mantap tanpa ragu-ragu,

takut, maupun minder Mas. Saya juga bisa memahami materi

dengan sepenuhnya, yang dulu ka nada yang paham ada yang tidak

paham.

Ko : “Dari apa yang telah kamu katakan, nampaknya kamu sudah lebih

baik dari kemarin.”

HT : “ Iya Mas. Dan saya akan berusaha untuk tetap melakukan

tindakan yang tadi yang sudah saya utarakan tadi. Karena saya

merasa hal tersebut sangat membantu saya.”

Ko : “ Bagus sekali semangatmu, Baiklah sebelum ke masalah

selanjutnya, apakah HT masih ingin mengungkapakan seseuatu?”

HT : “Saya rasa tidak ada Mas.”

Page 59: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “Baiklah kalau begitu, kita akan lanjut ke masalah selanjutnya.

Yang belum mengungkapkan masalah masih ada RT dan RD. Ayo

siapa yang mau mengungkapkan masalahnya lebih dulu?”

RD : “ Saya dulu ya Mas, yang mengungkapkan masalah.”

Ko : “ Baiklah silahkan dimulai jangan ragu-ragu.”

RD : “ Saya mempunyai permasalahan, saya lebih suka kalau diajak

teman mengobrol daripada mendengarkan guru menerangkan

Mas.”

Ko : “ Mengapa seperti itu?”

RD : “ Saya merasa ketika guru menerangkan lama dan berbelit-belit.

Jadi saya malas untuk memperhatikannya.”

Ko : “ Apakah ini sering kamu lakukan di semua mata pelajaran atau

hanya mata pelajaran tertentu?”

RD : “ Biasanya disemua mata pelajaran yang kebanyakan

menerangkan Mas, kalau seperti Olah raga, seni rupa, dan TIK saya

semangat Mas, karena semuanya praktek, tapi kalau teori malas

memperhatikan saya Mas.”

Ko : “Ok, siapa diantara kalian yang mau bertanya atau menanggapi

permasalahan yang sedang dialami oleh RD silahkan?”

VL : “ Apa kamu tidak merasa sayang karena dengan kamu mengobrol

kamu kan tidak paham yang diajarkan oleh guru.”

RD : “ Ehm, iya juga sich, tapi kan nanti bisa dipelajari lagi dirumah

kalau tidak paham.”

FT : “ Tapi kan beda belajar sendiri dengan diterangkan guru, lebih

mudah diterangkan guru dari pada harus belajar satu persatu.”

Page 60: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

RD : “ Benar juga yang dikatakan VL dan FT. Tapi walaupun awalnya

mendengarkan tapi lama kelamaan mengobrol juga dengan teman.”

RT : “ Memangnya apa asiknya sih mengobrol waktu pelajaran sedang

berlangsung.”

RD : “ ya pokoknya asik aja sih.”

RT : “ Kan sama aja seperti kita mengobrol waktu istirahat kan?”

RD : “ Iya ya..”

HT : “ Lagian apa tidak dimarahi guru kalau ketahuan mengobrol

didalam kelas kan?”

RD : “ ya dimarahi, saya juga pernah sampai disuruh keluar dari kelas

gara-gara mengobrol waktu pelajaran. Juga dilempar kapur, bu. Ida

juga pernah ngambek dan tidak mau mengajar.”

HT : “ Nah, itu. Selain kamu juga yang rugi tidak mendapat ilmu

malah mendapat hukuman. Kan kasihan orangtuamu yang

membayar uang sekolahmu setiap bulan, kalau kamu tidak serius

belajar, sia-sia saja mereka bekerja untuk membiayaimu.”

TF : “ Dan juga kalau kamu tidak mendengarkan waktu guru

menerangkan, yang susah juga kamu. Karena biasanya yang

diterangkan guru yang kebanyakan keluar dalam ulangan, tes, mid,

dan semesteran. Kalau kamu tidak mendengarkan apa nanti kamu

bisa mengerjakan?”

RD : “ Iya betul juga yang dikatakan HT dan TF saya setuju dengan

masukan yang mereka berikan.”

NW : “ Lha terus mau sampai kapan mau seperti ini terus kamu?”

RD : “ Tidak tahu……

Page 61: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

NW : “ Kalau tidak muncul niatan dari dalam hatimu untuk merubah

kebiasaan mengobrol mu itu akan susah.”

RD : “ Iya saya setuju dengan NW dan saya ingin merubah kebiasaan

buruk saya mengobrol waktu pelajaran.”

Ko : “Baiklah karena ada keinginan dari diri RD untuk merubah

kebiasaa buruknya, sekarang kita coba menggunakan pendekatan

behavioristik dengan teknik asertif yang bertujuan untuk

mendorong kita agar dapat merubah kebiasaan buruk dan bahkan

menghilangkannya.”

RD : “Baiklah, tapi apa yang harus saya lakukan, Mas?”

Ko : “Begini RD, saya akan mengajak kamu untuk melakukan role

playing (bermain peran). Tujuan dari permainan ini adalah untuk

melatih kamu agar dapat melatih kedisiplinan. Kamu diminta untuk

berperan sebagai diri sendiri yakni sebagai orang yang mampu

berperilaku disiplin pada waktu proses belajar mengajar. RD

sebagai siswa yang disiplin. Sedangkan HT dan NW sebagai siswa

yang mengajak RD mengobrol. Kemudian ungkaplah segala emosi,

perasaan yang mengganjal di hatimu. Bagaiamana sudah siap

untuk meluapkan segala perasaan di hatimu?”

RD : “Baiklah…..Sebenarnya saya takut, saya tidak bisa ngomong

seperti itu?”

Ko : “Coba kamu keluarkan segala perasaan yang ingin kamu

sampaikan kepada teman kamu yang mau mengajak kamu

mengobrol.”

RD : “Baiklah saya akan coba.”

Page 62: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

BN : “Kamu pasti bisa. Kamu mampu mengeluarkan segala perasaan

emosi yang ada di hati kamu. Perasaan yang kamu alami tapi tidak

mampu kamu ungkapkan.”

RD : “Saya akan coba untuk melakukannya.”

RT : “Bagaimana apa sekarang kamu bisa mengatakan kepada teman

kamu?”

RD : “Ya, Insya Allah.”

FT : “Apakah kamu bisa berperilaku tegas meluapkan semua perasaan

kamu dan keinginan kamu untuk tidak mengobrol lagi?”

RD : “Iya. Saya bisa.”

Ko : “Apakah kamu mampu berjanji untuk mengucapkan untuk tidak

mengobrol lagi pda saat pelajaran sedang berlangsung?”

RD : “Iya. Saya aka berjanji untuk mengucapkan untuk tidak

mengobrol lagi pada waktu sedang pelajaran. Saya akan berjanji

bahwa saya sanggup dan mampu untuk berperilaku disiplin dan

tegas terhadap teman yang mengajak untuk mengobrol lagi.”

TF : “Apakah kamu bisa benar-benar mengucapkan untuk tidak

mengobrol disaat jam pelajaran setelah proses konseling selesai?”

RD : “Iya. Saya yakin pasti bisa. Saya sudah tidak akan mengobrol

pada waktu jam pelajaran lagi meskipun jika ada teman yang

mengajak saya untuk mengobrol.”

Ko : “Sebelum kita mempraktikkan bermain peran, saya akan

mengajak kalian untuk bernyanyi. Apakah kalian setuju?”

Ki : “Setuju Mas.”

(konselor dan konseli bernyanyi bersama.)

Page 63: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Pada kesempatan ini, konseli melakukan bermain peran. Dimana dalam bermain

peran, konseli sebagai siswa yang diajak mengobrol waktu pelajaran sedangkan

kedua konseli lain sebagai siswa yang mengajak mengobrol. Tetapi di dalam

bermain peran, konseli mampu mengutarakan niatnya dengan tegas untuk

mengobrol waktu pelajaran lagi kepada teman-temannya.

Ko : “Bagaimana perasaan kamu saat melakukan bermain peran?”

RD : “Perasaan saya saat melakukan bermain peran, saya

menikmatinya Mas. Dengan bermain peran saya dapat melatih saya

untuk berani mengatakan dengan tegas dan berani menolak ajakan

teman untuk mengobrol pada waktu jam pelajaran.”

Ko : “Bagaimana kesan kamu saat bermain peran?”

RD : “Kesan saya saat bermain peran saya mampu mengutarakan niat

saya untuk tidak mengobrol pada waktu jam pelajaran lagi kepada

teman-teman saya.”

VL : “Apakah kamu terbantu dengan adanya bermain peran?”

RD : “Sangat terbantu sekali dengan adanya bermain peran.”

HT : “Manfaat apakah yang dapat kamu petik setelah kamu melakukan

bermain peran?”

RD : “Saya mampu mengetahui kekurangan yang ada pada diri saya

yaitu saya tidak mampu mengungkapan menolak ajakan teman

untuk mengobrol pada waktu jam pelajaran sedang berlangsung.”

Ko : “Kalau kita ingin masalah kita selesai kita harus berusaha

menyelesaikannya dan mempunyai komitmen. Bagaimana RD apa

kamu sudah dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan

masalah kamu?”

Page 64: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

RD : “Saya sudah memutuskan untuk akan melakukannya Mas.

Semoga masalah saya dapat terselesaikan Mas.”

Ko : “Baguslah kalau begitu. Semoga kamu berhasil.”

RD : “Iya Mas.”

Ko : “Sebelum kita akhiri pada pertemuan kali ini, sesi berikutnya

akan dilanjutkan pada tanggal 14 April 2012. Apakah kalian

setuju?”

Ki : “Setuju Mas.”

Ko : “OK. Kalau kalian setuju maka pada sesi ini kita tutup dengan

berdoa.”

(setelah itu kegiatan kelompok diakhiri dengan kesan-kesan dan doa)

Page 65: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

VERBATIM KONSELING KELOMPOK

IDENTITAS

KONSELOR : Yoga Tri Atmoko

KONSELI :BN, FT, TF, HT, NW, RT,

RD, VL..

KELAS : VIII H

TANGGAL : 14 April 2012

WAKTU : 09.30-10.30 WIB

TEMPAT : RUANG BK

( Ko ) : Konselor

( Ki ) : Konseli

1) Brgita Nike (BN)

2) Fifin Triana (FT )

3) Francisca (TF )

4) Hasana Titus (HT )

5) Lucia Wulan (NW)

6) Ratna Tiyas (RT)

7) Ratnasari ( RD)

8) Valentino Lardo ( VL)

SESI IX

(Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan

salam dan doa.)

Ko : “ Kita akan lanjutkan konseling kelompok kita. Apakah kalian

sudah siap?”

Page 66: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ki : “ Siap Mas….”

Ko : “Baiklah sebelum kita melanjutkan untuk ke pembahasan masalah

selanjutnya, mari kita melihat dulu kondisi NW yang beberapa sesi

sebelumnya telah kita bahas. Silahkan NW bisa mengungkapkan

perkembangannya setelah mengikuti konseling kelompok.”

NW : “Saya sudah mencoba untuk tetap mempertahankan pendapat saya

meskipun bertentangan dengan teman, pada awalnya masih tidak

percaya diri dengan pendapat saya tapi saya akan terus mencoba

Mas untuk tetap berpegang pada pendapat saya.”

Ko : “Setelah kamu melakukan semua itu apa perubahannya terhadap

diri kamu?”

NW : “Saya bisa dan mampu bersikap percaya diri dengan pendapat

saya sendiri. Walaupun nanti konsekuensinya pendapat saya

kurang benar tapi saya sudah puas karena sedikit dei sedikit saya

mempunyai kepercayaan diri terhadap pendapat saya.”

Ko : “ Dari apa yang telah kamu katakan, nampaknya kamu sudah

lebih baik dari kemarin.”

NW : “Iya Mas. Dan saya akan berusaha untuk tetap melakukan

tindakan yang tadi yang sudah saya utarakan tadi. Karena saya

merasa hal tersebut sangat membantu saya.”

Ko : “Baiklah sebelum ke masalah yang terakhir yaitu masalah RT,

apakah NW masih ingin mengungkapkan sesuatu?”

NW : “Saya rasa tidak ada Mas.”

Ko : “ karena NW sudah selesai menceritakan perkembangannya,

sekarang kita lanjut lagi ke perkembangan RD yang beberapa hari

yang lalu telah mendapatkan solusi dari permasalahannya.

Bagaimana perkembangan kamu RD?”

Page 67: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

RD : “Setelah mengikuti konseling pada pertemuan yang lalu, saya

mulai mencoba untuk melakukan sikap tegas saya Mas. Saya tidak

merasa khawatir kalau nantinya saya akan ditinggal oleh teman-

temannya karena tidak mau diajak mengobrol waktu jam pelajaran

lagi.”

Ko : “Bagus kalau begitu dan sekarang komitmen kamu selanjutnya

bagaimana?”

RD : “Saya akan terus mencoba untuk melakukan keputusan yang lalu,

karena saya yakin semua itu ada prosesnya. Jadi kalau itu rutin

saya lakukan pasti hasilnya akan lebih baik Mas.”

Ko : “Baguslah kalau begitu. Sebelum kita melanjutkan konseling

kelompok kali ini, mungkin masih ada yang ingin disampaikan dari

RD?”

RD : “Saya rasa sudah cukup Mas.”

Ko : “Sekarang kita ke RT. Silahkan RT untuk mengungkapkan apa

yang akan kamu ceritakan.”

RT : “Terima kasih atas kesempatannya Mas. Jadi permasalahannya

yaitu saya selalu mengumpulkan tugas tidak tepat waktu. Padahal

sebenarnya saya sudah mengerjakan tugasnya Mas, tapi ada teman

satu geng saya yang malas mengerjakan tugas, jadi kalau dia belum

mengerjakan tugas teman-teman satu gengnya tidak boleh ada yang

mengumpulkan tugas begitu Mas terimakasih.”

Ko : “ Apa setiap kali temanmu itu tidak mengerjakan tugas kamu jadi

tidak mengumpulkan tugas?

RT : “Iya Mas. Saya disuruh menunggu oleh teman-teman satu geng

saya. Sebenarnya saya tidak suka Mas.”

Ko : “Kenapa kamu tidak mencoba untuk menolaknya?”

Page 68: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

RT : “Saya sudah pernah mencobanya. Tetapi saya sulit untuk

melakukannya karena teman-teman yang melarang saya

mengumpulkan tugas selalu memaksa Mas.”

Ko : “Ayo, bagi teman-teman yang lain yang mau bertanya atau

memberi masukan dan pendapat?”

BN : “Hal apa yang sudah kamu lakukan untuk mengatasi masalahmu

tersebut?”

RT : “Saya sudah pernah mencoba untuk berbohong kepada teman

saya bilang belum mengumpulkan tugas padahal sudah saya

kumpulkan dan akhirnya ketahuan teman-teman satu geng saya

memarahi saya.”

VL : “Kenapa kamu tidak mengatakan secara tegas kalau kamu tidak

mau diajak menunda mengumpulkan tugas lagi?”

RT : “Saya takut bilang seperti itu. Saya takut kalau saya dikatakan

tidak setia kawan karena tidak mau menunggu teman mengerjakan

tugas.”

HT : “ Tugas kan kewajiban masing-masing siswa yang harus

dikerjakan tepat waktu. Jika kamu menunggu temanmu yang malas

mengerjakan tugas itu, tugas mu kan terlambat apa kamu tidak

kecewa?”

RT : “ Saya sangat kecewa, karena jika tugas terlambat nilainya pun

dipotong selain itu dimarahi guru lagi, padahal sebenarnya saya

sudah selesai mengerjakan tugas jauh-jauh hari.”

FT : “ Kenapa kamu tidak bersikap tega untuk menolak menuruti

temanmu yang mala situ. Jika teman mu melakukan hal yang tidak

baik sebaiknya kita menegur bukan malah memanjakannya dengan

mengikuti semua kemauannya.”

Page 69: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

RD : “ Iya, dengan kamu bersikap tegas maka kamu dapat menghargai

diri sendiri. Dengan harapan orang lain juga akan menghargai

dirimu.”

RT : “Saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh FT dan RD.”

Ko : “Baiklah sekarang kita coba menggunakan pendekatan

behavioristik dengan teknik asertif yang bertujuan untuk

mendorong kita agar dapat bersikap tegas dan mampu

mengungkapkan segala perasaan untuk mengatakan “tidak”.”

RT : “Baiklah, tapi apa yang harus saya lakukan, Mas?”

Ko : “Begini RT, saya akan mengajak kamu untuk melakukan role

playing (bermain peran). Tujuan dari permainan ini adalah untuk

melatih kamu agar dapat melatih ketegasan. Kamu diminta untuk

berperan sebagai diri sendiri yakni sebagai orang yang mampu

berperilaku tegas dalam mengambil keputusan. VL sebagai siswa

yang malas mengerjakan tugas. Sedangkan RD dan NW sebagai

siswa yang memaksa RT untuk tidak mengumpulkan tugas.

Kemudian ungkaplah segala emosi, perasaan yang mengganjal di

hatimu. Bagaiamana sudah siap untuk meluapkan segala perasaan

di hatimu?”

RT : “Baiklah Mas…..Sebenarnya saya takut untuk berbicara seperti

itu?”

Ko : “Coba kamu keluarkan segala perasaan yang ingin kamu

sampaikan kepada teman kamu yang mau mengajak tidak

mengumpulkan tugas tepat waktu.”

RT : “Baiklah saya akan coba.”

Page 70: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

BN : “Kamu pasti bisa. Kamu mampu mengeluarkan segala perasaan

emosi yang ada di hati kamu. Perasaan yang kamu alami tapi tidak

mampu kamu ungkapkan.”

RT : “Saya akan coba untuk melakukannya.”

BN : “Apakah kamu bisa mengatakan hal itu kepada teman kamu?”

RT : “Ya, Insya Allah.”

FT : “Apakah kamu bisa berperilaku tegas meluapkan semua perasaan

kamu dan keinginan kamu untuk tidak mengumpulkan tugas

terlambat lagi?”

RT : “Iya. Saya bisa.”

Ko : “Apakah kamu mampu berjanji untuk mengucapkan untuk tidak

mengumpulkan tugas terlambat lagi?”

RT : “Iya. Saya akan berjanji untuk mengucapkan untuk tidak

mengumpulkan tugas terlambat lagi. Saya akan berjanji bahwa saya

sanggup dan mampu untuk berperilaku tegas terhadap teman yang

mengajak untuk menunda pengumpulan tugas lagi.”

TF : “Apakah kamu bisa benar-benar mengucapkan untuk tidak

mengumpulkan tugas terlambat lagi setelah proses konseling

selesai?”

RT : “Iya. Saya yakin pasti bisa.”

Ko : “Sebelum kita mempraktikkan bermain peran, saya akan

mengajak kalian untuk bernyanyi. Kita menyanyi topi saya budar

dengan gerakan tapi ketika kata topi yang dipegang dada yang

berarti saya, tetapi ketika kata saya yang dipegang kepala bagaiman

apakah kalian setuju?”

Ki : “Setuju Mas.”

Page 71: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

(konselor dan konseli bernyanyi.)

Pada kesempatan ini, konseli melakukan bermain peran. Dimana dalam bermain

peran, konseli sebagai siswa yang dipaksa mengumpulkan tugas terlambat

sedangkan kedua konseli lain sebagai siswa yang memaksa mengumpulkan tugas

terlambat. Tetapi di dalam bermain peran, konseli mampu mengutarakan niatnya

dengan tegas untuk tidak mau lagi mengumpulkan tugas terlambat kepada teman-

temannya.

Ko : “Bagaimana perasaan kamu saat melakukan bermain peran?”

RT : “Perasaan saya saat melakukan bermain peran, saya

menikmatinya Mas. Dengan bermain peran saya dapat melatih saya

untuk berani mengatakan dengan tegas dan berani menolak ajakan

teman untuk mengumpulkan tugas terlambat.”

Ko : “Bagaimana kesan kamu saat bermain peran?”

RT : “Kesan saya saat bermain peran saya mampu mengutarakan niat

saya untuk tidak mau mengumpulkan tugas terlambat lagi kepada

teman-teman saya.”

HT : “Apakah kamu terbantu dengan adanya bermain peran?”

RT : “Sangat terbantu sekali dengan adanya bermain peran.”

NW : “Manfaat apakah yang dapat kamu petik setelah kamu melakukan

bermain peran?”

RT ; “Saya mampu memahami kesalahan pada diri saya kalau saya

tidak berani menolak ajakan teman untuk mengumpulkas tugas

terlambat .”

Ko : “Kalau kita ingin masalah kita selesai kita harus berusaha

menyelesaikannya dan mempunyai komitmen. Bagaimana RT apa

Page 72: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

kamu sudah dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan

masalah kamu?”

RT : “Saya sudah memutuskan untuk akan melakukannya Mas.

Semoga masalah saya dapat terselesaikan Mas.”

Ko : “Baguslah kalau begitu. Semoga kamu berhasil.”

RT : “Iya Mas. Terima kasih banyak.”

Ko : “Sebelum kita akhiri pada pertemuan kali ini, sesi berikutnya akan

dilanjutkan pada tanggal 16 April 2012. Apakah kalian setuju?”

Ki : “Setuju Mas.”

Ko : “OK. Kalau kalian setuju maka pada sesi ini kita tutup dengan

berdoa.”

(Kegiatan kelompok diakhiri denga kesan-kesan)

Page 73: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

VERBATIM KONSELING KELOMPOK

IDENTITAS

KONSELOR : Yoga Tri Atmoko

KONSELI :BN, FT, TF, HT, NW, RT,

RD, VL.

KELAS : VIII H

TANGGAL : 16 April 2012

WAKTU : 08.30-09.30 WIB

TEMPAT : RUANG BK

( Ko ) : Konselor

( Ki ) : Konseli

1) Brgita Nike (BN)

2) Fifin Triana (FT )

3) Francisca (TF )

4) Hasana Titus (HT )

5) Lucia Wulan (NW)

6) Ratna Tiyas (RT)

7) Ratnasari ( RD)

8) Valentino Lardo ( VL)

SESI X

(Konselor bertindak pemimpin kelompok, membuka pertemuan memberikan

salam dan doa. Dan juga anggota kelompok diajak untuk melakukan bernyanyi.)

Ko : ““Sekarang kita akan mengakhiri kegiatan ini pada hari ini dan ini

sekaligus pertemuan yang terakhir. Saya merasa senang dan bangga

Page 74: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

dapat bersama dengan kalian dalam konseling kelompok yang telah

kita lakukan dari sesi pertama sampai saat ini. Sebelum kita tutup,

silahkan kalian satu persatu bisa mengungkapkan kesan-kesan

dalam mengikuti konseling kelompok dari awal sampai akhir. Bisa

langsung di mulai dari sebelah kanan saya.”

BN : “Selain menambah pengalaman dan permasalahan saya dapat

terbantu, saya juga merasa bisa belajar membantu orang lain dan

berkomunikasi dalam suasana kelompok.”

Ko : “ Terimakasih BN, yang selanjutnya.”

FT : “Kurang lebih sama dengan BN masalah saya dapat terbantu dan

menambah pengalaman. Selain itu masalah-masalah saya dapat

dipecahkan di sini dan belajar membantu orang lain.”

Ko : “ Syukurlah kalau begitu FT, selanjutnya.”

TF : “Saya juga merasa senang Mas, karena dengan kegiatan ini

masalah saya dapat terbantu dan dapat menjadi pengalaman bagi

saya.”

Ko : “ Terimakasih saya juga senang mendengarnya TF. Yang

berikutnya.”

HT : “ Saya senang Mas, selain masalah saya terbantu saya juga

tambah akrab dengan teman-teman dalam kelompok.”

Ko : “ Baguslah kalau begitu HT, berikutnya.”

NW : “ Saya juga gembira Mas, masalah saya teratasi, tambah banyak

teman dan bisa membantu teman member masukan juga.”

Ko : “ Wah, terimakasih NW. Selanjutnya.”

RT : “ Saya senang Mas, wawasan saya jadi bertambah luas bisa saling

bantu membantu sesama teman yang mempunyai masalah.”

Page 75: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

Ko : “ Bagus sekali RT, yang berikutnya.”

VL : “ Kesan saya mengikuti kegiatan konseling kelompok ini,

menurut saya sangat menarik, tidak membosankan saya senang

mengikuti kegiatan ini.”

Ko : “ Syukur Alhamdulillah saya senang sekali VL, yang selanjutnya

dan yang terakhir.”

RD : “ Setelah saya mengikuti konseling kelompok dari awal sampai

akhir kesan saya menyenangkan sekali disini ada permainan yang

unik dan lucu, saya senang masalah saya selesai, saya juga senang

bisa membantu menyelesaikan masalah teman-teman juga.”

Ko : “ Terimakasih RD. Sekali lagi saya berterima kasih atas

partisipasi kalian dalam konseling kelompok pada saat ini. Kiranya

ini dapat kita jadi sebagai sebuah pengalaman serta wawasan yang

sangat berarti dalam kehidupan kita.”

Ki : “Iya Mas.”

Ko : “Mari kita akhiri konseling kelompok pada saat ini dengan

berdoa. Mari kita berdoa menurut kepercayaan kita masing-masing.

Berdoa mulai, ………Selesai.”

(Kegiatan diakhiri dengan bersalam-salaman)

Page 76: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

LAPORAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan : Kemandirian Belajar

B. Spesifikasi

1. Bidang bimbingan : Pribadi dan belajar

2. Jenis layanan : Konseling Kelompok Behavioral

3. Fungsi layanan : Pengentasan dan Pemahaman

4. Sasaran layanan : BN, FT, TF, HT, NW, RT, RD, VL.

C. Pelaksanaan Layanan

1. Waktu/tanggal : 28 Maret-16 April 2012

2. Tempat : Ruang BK

3. Deskripsi dan komentar tentang pelaksanaan layanan

Kegiatan ini dimulai dengan berdoa, selanjutnya konselor

menjelaskan tentang pengertian konseling kelompok behavioral, cara

pelaksanaannya dan azaz dalam konseling kelompok behavioral.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan perkenalan dan disambung dengan

permainan. Selanjutnya konselor memberi satu contoh permasalahan

yang dapat dibahas dalam konseling kelompok behavioral dan

dilajutkan dengan meminta setiap anggota untuk mengungkapkan

permasalahannya. Setelah proses konseling kelompok selesai konselor

Page 77: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

meminta setiap anggota untuk mengungkapkan hasil yang diperoleh

setelah mengikuti konseling kelompok behavioral. Setiap sesi akhir

dalam konseling kelompok behavioral diakhiri dengan berdoa

bersama.

D. Evaluasi (penilaian)

1. Penilaian Proses

Penilaian dilakukan ketika kegiatan berlangsung. Ketika penulis

menjelaskan mereka terlihat serius mendengarkan. Ketika penulis

meminta mereka untuk berdiskusi, mereka aktif bertukar pendapat satu

sama lain.

2. Penilaian Hasil

Kegiatan ini berjalan dengan baik, siswa terlihat ada motivasi

antusias dalam mengikuti kegiatan yang ada. Anggota kelompok aktif

dalam mengikuti konseling kelompok behavioral ini.

E. Analisi hasil Penelitian

Penilaian yang dilakukan yaitu dengan observasi ketika anggota

melaksanakan konseling kelompok behavioral. Dari hasil observasi

anggota kelompok melakukan konseling kelompok behavioral dengan

baik. Setelah selesai konseling kelompok, konselor dan anggota kelompok

melakukan evaluasi. Siswa mengatakan kalau siswa sudah mulai

menerapkan hasil dari kegiatan konseling kelompok behavioral.

Page 78: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,

F. Tindak Lanjut : -

Mengetahui Salatiga, 21 April 2012

Guru Bk Peneliti

Musthofiyatun BA Yoga Tri Atmoko

Page 79: Satuan Layanan Bimbingan dan Konselingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1797/8/T1_132007083... · mengkondisikan situasi pelaksanaan layanan supaya kondusif. ... memberi contoh,