SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING -...

47
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Topik permasalahan : Upaya menurunkan kebiasaan mengkonsumsi minuman keras. 2. Bidang bimbingan : Bimbingan pribadi 3. Kopetensi dasar : Mampu melakukan proses analisis perubahan tingkah laku dengan teknik dalam menurunkan kebiasaan mengkonsumsi minum-minuman keras pada remaja laki-laki di SMPN3 Kradenan. 4. Jenis layanan : Konseling kelompok Analisis Perubahan Tingkah laku 5. Fungsi layanan : Pengentasan 6. Tujuan Umum Membantu konseli mengusahakan perilaku yang dikehendakki di luar situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya konseling analisis perubahan tingkah laku. 7. Tujuan khusus Konseli dapat memperbaiki dan mengembangkan perilaku baru. 8. Sasaran layanan : AM, DW, EW, DN, IE, RS 9. Uraian kegiatan 1. Pembentukan Salam Menerima secara terbuka dan mengucapkan terimakasih

Transcript of SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING -...

Page 1: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Topik permasalahan : Upaya menurunkan kebiasaan

mengkonsumsi minuman keras.

2. Bidang bimbingan : Bimbingan pribadi

3. Kopetensi dasar : Mampu melakukan proses analisis

perubahan tingkah laku dengan teknik dalam menurunkan kebiasaan

mengkonsumsi minum-minuman keras pada remaja laki-laki di SMPN3

Kradenan.

4. Jenis layanan : Konseling kelompok Analisis Perubahan

Tingkah laku

5. Fungsi layanan : Pengentasan

6. Tujuan Umum

Membantu konseli mengusahakan perilaku yang dikehendakki di luar

situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah

berakirnya konseling analisis perubahan tingkah laku.

7. Tujuan khusus

Konseli dapat memperbaiki dan mengembangkan perilaku baru.

8. Sasaran layanan : AM, DW, EW, DN, IE, RS

9. Uraian kegiatan

1. Pembentukan

Salam

Menerima secara terbuka dan mengucapkan terimakasih

Page 2: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Doa

Menjelaskan pengertian dan tujuan analisis perubahan tingkah laku

Menjelaskan cara pelaksanaan kosneling kelompok

Menjelaskan asas-asas analisis perubahan tingkah laku

Perkenalan dilanjutkan dengan permaianan

2. Peralihan

Menjelaskan kembali kegiatan analisis perubahan tngkh laku

Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut

Mengenali suasana kesiapan anggota secara keseluruhanuntuk

memasuki kegiatan berikutnya

Memberi contoh masalah pribadi yang dapat dikemukaan dan dapat

dibahas dalam kegiatan analisis perubahan tingkah laku

3. Kegiatan

Menjelaskan masalah pribadi yang hendak dikemukaan oleh anggota

kelompok

Memberikan kesempatan anggota kelompok untuk mengemukakan

maslah pribadi masing-masing secara bergantian

Memilih atau menetapkan masalah yang akan dibahas

Rancangan perlakuan bantuan dan penerapan teknik konseling

Membahas masalah terpilih secara sistematik dan tuntas

Strategi pengubahan tingkah laku

Memberikan teknik belief,aversion therapy, dan modeling

asesmen,pemantauan dan penilaian

Kesimpulan

Page 3: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Penilaian secara lisan

Selingan (fleksibel)

.4 Pengakhiran

Menjelaskan bahwa konseling kolompok akan diakhiri

Menanyakan kesan-kesan anggota kelompok

Membahas kegiatan lanjut

Ucapan terimakasih

Doa penutup

Perpisahan

Evaluasi tertulis

10 Tempat penyelenggaraan : Di SMPN 3 Kradenan

11Waktu/tanggal penyelenggaraan :

12. penyelenggaraan layanan : Praktikan (Yushinta Anggraeni)

13. alat/ perlengkapan : Pedoman , bahan perlakuan dan

instrument pengumpulan data, lembar soal (sebagai pekerjaan rumah)

14. Evaluasi dan tindak lanjut : Meminta konseli untuk

menggunakan teknik belife, aversion therapy dan modeling

Salatiga, 4 Maret 2014

Yushinta. Anggraeni

Page 4: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

ANGKET UNTUK MENENTUKAN APAKAH ORANG MENDERITA

PENYAKIT ALKOHOLISME KEBIASAAN MENGKONSUMSI

MINUMAN BERAKOHOL DISUSUN OLEH (CHAIRNS,1998)

Nama :

Usia :

Petunjuk Pengisian

Di bawah ini terdapat 35 item pertanyaan dengan 2 alternatif jawaban yaitu :

Ya jika anda setuju dengan pernyataan tersebut.

Tidak jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berilah tanda cek (V) pada kolom jawaban yang telah tersedia dan jawablah

sesuai dengan kondisi anda yang sebenarnya ,bacalah setiap soal dengan teliti.

Atas kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih. Tuhan memberkati

No PERNYATAAN YA TIDAK

1 Apakah anda memerlukan minuman esok pagi sesudah minum

semalam-malam

2 Apakah anda suka minum seorang diri

3 Apakah anda kehilangan waktu dalam pekerjaan anda karena

minum

4 Apakah kebiasaan minum anda merugikan keluarga

5 Apakah anda perlu minum pada waktu tertentu setiap hari

6

Apakah anda merasa tidak tenang di dalam diri anda kecuali

anda minum-minuman keras.

7 Apakah kebiasaan minum mengakibatkan anda suka marah-

marah

8

Apakah kebiasaan minum menyebabkan anda melailaikan

kesejahteraan keluarga anda

Page 5: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

9

Apakah anda menjadi cemburu terhadap kekasih/pacar sejak

anda

membiasakan minum

10 Apakah kebiasaan minum mengubah kepribadian anda

11 Apakah kebiasaan minum mengakibatkan penderitaan fisik

pada anda

12 Apakah minum menyebabkan anda tidak tenang

13 Apakah minum menyebabkan anda tidur

14 Apakah minum sering menyebabkan anda terburu-buru dalam

memutuskan dan bertindak

15 Apakah kemampuan anda menguasai diri berkurang sejak

anda minum

16 Apakah inisiatif anda menurun

17 Apakah anda kehilangan keuletan untuk mengejar suatu

sasaran sejak anda minum

18 Apakah cita-cita anda berkurang

19 Apakah anda minum karena ingin bebas dari kekakuan dalam

pergaulan sosial

20 Apakah anda minum dengan tujuan untuk mempertebal

keyakinan akan diri sendiri

21 Apakah anda minum karena anda ingin meredakan rasa tidak

mampu

22 Apakah dorongan seksual anda menurun semenjak anda

minum

23 Apakah anda sering mengalami rasa tidak sukses serta benci

berlebih-lebihan

24 Apakah secara umum kecemburuan anda bertambah

25 Apakah anda menunjukkan tanda-tanda kemarahan karena

minum

26 Apakah efisiensi anda menurun

27 Apakah kebiasaan menyebabkan anda lebih mudah

Page 6: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

tersinggung

28 Apakah anda menjadi sukar untuk di ajak bergaul

29 Apakah anda sering terjun ke dalam lingkungan yang jelek

untuk minum

30 Apakah minum membahayakan kesehatan anda

31 Apakah minum mempengaruhi ketenangan batin anda

32 Apakah kebiasaan minum mengakibatkan hubungan di dalam

keluarga menjadi tidak bahagia

33 Apakah minum mengganggu kelancaran studi anda

34 Apakah minum membahayakan nama baik anda

35 Apakah minum mengganggu keharmonisan anda

Page 7: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

A. Pendahuluan

Analisis tingkah laku oleh Goodwin (1976) didefinisikan sebagai

sesuatu prosedur yang dilaksanakan secara bertahap, yang digunakan oleh

guru untuk memperbaiki prestasi belajar dan tingkah laku para murid.

Prosedur itu didasarkan pada prinsip-prinsip atau hukum-hukum belajar.

Analisis dan pengubahan tingkah laku bertujuan untuk menciptakan suatu

lingkungan yang memungkinkan guru dan murid meraih keberhasilan, dan

merasakan bahwa belajar adalah suatu yang menyenagkan. Analisis

tingkah laku didasarkan pada empat langkah yaitu (1) memilih satu

tingkah laku yang paling perlu di ubah; (2) mengobservasi kejadian-

kejadian di kelas yang biasanya ada pada saat tingkah laku itu muncul; (3)

merencanakan dan melaksanakan suatu strategi perubahan; dan (4)

mengevaluasi strategi perubahan tingkah laku.

Pengubahan tingkah laku secara umum dapat diartikan sebagai

tindakan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku, (Bootsin, 1972).

Dalam (Soekadji, 1983) berpendapat bahwa sebenarnya definisi istilah

pengubahan tingkah laku yang tepat ialah untuk menerapkan prinsip-

prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologis hasil eksperimen

lain pada tingkah laku manusia.

B. Tujuan

Tujuan umum konseling dengan pendekatan analisis perubahan tingkah

laku adalah sebagai pendekatan untuk mengurangi kebiasaan

mengkomsumsi minuman keras dengan menggunakan teknik analisis

perubahan tingkah laku.

Page 8: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Tujuan khusus konseling kelompok dengan pendekatan analisis

perubahan tingkah laku adalah:

1. Agar remaja terampil melakukan teknik perubahan tingkah laku dan

dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Agar remaja menguasai teknik analisis perubahan tingkah laku dan

mampu mempraktekannya dalam kehidupan seharihari.

3. Agar remaja mampu melihat dan membedakan perilaku-perilaku yang

pantas untuk dicontoh dan dihindari dalam melakukan teknik analisis

perubahan tingkah laku

4. Agar remaja mampu membentuk pola keyakinan dan pernyataan

positif pada diri remaja.

C. Sasaran

Sasaran pemberian layanan konseling dengan analisis perubahan

tingkah laku menggunakan teknik analisis perubahan tingkah laku adalah

remaja laki-laki di SMPN3 Kradenan yang mengkomsumsi minuman

keras yang berjumlah 30 siswa laki-laki.

D. Sistematika Kegiatan Dan Alokasi Waktu Kegiatan Konseling

Kelompok analisis perubahan tingkah laku teknik belief, aversion

therapy dan modeling.

Konseling kelompok analisis perubahan tingkah laku dengan teknik belief,

aversion therapy dan modeling dirancang dengan sistematika dan alokasi

waktu sebagai berikut :

NO Kegiatan Sesi Waktu

1. Konseptualisasi 1.1 Pembentukan

Kelompok

1.2 Permainan

30-45

menit

Page 9: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

1.3 Pemberian informasi

Analisisis perubahan

tingkah laku

1. Teknik belief

1.1 Pemberian informasi

1.2 Latihan teknik belief

1.3 Evaluasi sesudah

latihan

1.4 Pekerjaan rumah

1.5 Tindak lanjut

(pembahasan hasil

pekerjaan rumah)

30-45

Menit

Analisis perubahan

tingkah laku

2. Teknik

aversion

therapy

1.1 Pemberian Informasi

1.2 Penggunaan media

untuk penyampaian

teknik aversion

therapy

1.3 Latihan teknik

aversion therapy

1.4 Evaluasi sesudah

latihan

1.5 Pekerjaan rumah

1.6 Tindak lanjut

(pembahasan hasil

pekerjaan rumah)

30-45

Menit

2. Analisis perubahan

tingkah laku

3. Teknik

modeling

1.1 Pemberian Informasi

1.2 Penggunaan media

untuk penyampaian

teknik modeling

1.3 Latihan teknik

modeling

1.4 Evaluasi sesudah

latihan

1.5 Pekerjaan rumah

1.6 Tindak lanjut

(pembahasan hasil

pekerjaan rumah)

30-60

Menit

3. Aplikasi dan Follow –

up

1.1 Pengulangan teknik

1belief

1.2 Pengulangan teknik 2

aversion therapy

1.3 Pengulangan teknik 3

modeling

1.4 Diskusi kelompok

terfokud (focus group

discussion)

30-60

Menit

Page 10: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

E. Tempat dan Karakter Kelompok

1. Tempat

Tempat yang sesuai untuk pelaksanaan konseling kelompok dengan

analisis perubahan tingkah laku adalah di ruangan aula atau lapangan di

sekolahan. Ruang apapun yang digunakan, konselor hendaknya menata

dan melengkapi ruangan tersebut sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan

treatment.

2. Karakteristik kelompok

Karakteristik kelompok dalam analisis perubahan tingkah laku adalah:

1) anggota tidak boleh diganti ditengah jalan; 2) jumlah anggota

kelompok eksperiment dan kontrol masing-masing maksimal 30 siswa;

3) anggota kelompok relatif heterogen; 4) pertemuan mingguan, dan

dalam kurun waktu maksimal dua bulan; 5) rentang waktu pertemuan

30-60 menit; dan 6) menggunakan berbagai media untuk konselor dan

siswa (lihat petunjuk khusus).

Page 11: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

PERTEMUAN 1

Page 12: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Pertemuan 1

Sesi 1 : Pembentukan kelompok

Kegiatan ini merupakan kegiatan awal pertemuan dalam pelatihan

konseling kelompok. Tujuannya adalah agar terjadinya dinamika

kelompok, dimana konselor dan remaja saling berkenalan satu sama lain

sehingga terjalin ikatan dalam kelompok.

Sesi 2 : Permainan

Permainan – PROFIL DIRI ( Permainan ini mengajak para peserta

menggambar profil mereka sendiri untuk di-sharing-kan kepeda peserta

lain)

Sesi 3 : Pemberian informasi

Remaja memahami bahan informasi yang diberikan peneliti yang

berisi rasional, tujuan, prosedur, dan hal yang diharapkan dari remaja

selama kegiatan latihan relaksasi, dan mendorong remaja untuk

berperanserta dalam kegiatan-kegiatan latihan tersebut. Selanjutnya

konselor berdiskusi dengan siswa untuk memahami konsep-konsep dasar

tentang 1) teknik belief 2) tujuan teknik belief 3) mamfaat teknik belief

Page 13: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya
Page 14: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

PERTEMUAN 2

Page 15: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Pertemuan 2

Sesi 3 : Pemberian informasi

Remaja memahami bahan informasi yang diberikan peneliti yang

berisi rasional, tujuan, prosedur, dan hal yang diharapkan dari remaja

selama kegiatan latihan relaksasi, dan mendorong remaja untuk

berperanserta dalam kegiatan-kegiatan latihan tersebut. Selanjutnya

konselor berdiskusi dengan siswa untuk memahami konsep-konsep dasar

tentang 1) teknik belief 2) tujuan teknik belief 3) mamfaat teknik belief

Sesi 4 : Peragaan Teknik belife

1) Pengertian Teknik Belief

Belief merupakan seperangkat keyakinan, pandangan, penilaian

individu terhadap suatu peristiwa atau perilaku. Belief merupakan dasar

penggerak seseorang dalam berperilaku. Belief mempunyai subyek yaitu

behavioral belief, normative belief, dan control belief. Belief subyek

mengenai perilaku penyalahgunaan alkohol cenderung bersifat irasional,

sehingga memunculkan dampak perilaku yang tidak produktif.

2) Tujuan

a. Agar siswa mampu membentuk pola keyakinan yang positif untuk

tidak mengomsumsi minum-minuman keras dan pernyataan positif

pada diri siswa dan dapat dilakukan dalam sehari-hari

b. Membantu siswa agar berfikir positif untuk mengerti dampak

mengomsumsi minuman keras.

Page 16: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

c. Agar siswa mempunyai keyakinan yang positif,sehingga

membentuk kepribadian yang baik tidak mengomsumsi minum-

minuman keras.

3) Mamfaat teknik belief

a. Remaja dapat mengenali dan memahami dirinya sendiri dan

memiliki keyakinan untuk melakukan perubahan ke arah yang

lebih baik

b. Agar remaja mampu melakukan hal yang terbaik, baik untuk diri

sendiri, orang lain, lingkungan dan Tuhan.

c. Agar remaja dapat mengembangkan keyakikan dirinya untuk

berfikir positif , untuk menolak ajakan yang negatif.

4) Proses teknik belief

Faktor belief merupakan dasar penggerak dalam berperilaku (Machrus

& Purwono,2010). Theory of planned behavior mengemukakan bahwa ada

3 faktor belief yang berpengaruh antara lain:

a. Behavior belief, yaitu keyakinan tentang hasil perilaku dan evaluasi

terhadap hasil perilaku dan evaluasi terhadap hasil perilaku, bahwa

akan berhasil atau tidak berhasil dalam suatu tindakan.

b. Normative belief, yaitu keyakinan tentang harapan normatif dari orang

lain, motivasi untuk menuruti dari adanya harapan tersebut. Keyakinan

ini adalah mengenai ada atau tidaknya dukungan terhadap tindakan,

yang didapat dari orang tertentu ataupun masyarakat.

Page 17: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

c. Control belief, yaitu keyakinan tentang hadirnya faktor yang

memfasilitasi atau benghambat perilaku, serta persepsi adanya power

pada faktor tersebut. Keyakinan ini

Sesi 5 : Latihan-latihan

Kegiatan ini berupa penugasan kepada remaja yang dipandu penetiti

untuk melatihkan teknik belief dalam kelompok. Tujuannya agar remaja

mampu menggunakan teknik belief secara mandiri tampa panduan

peneliti.

Sesi 6 : Evaluasi sesudah latihan

Kegiatan ini bertujuan mengontrol kemampuan siswa dalam

menguasai ketrampilan yang diajarkan. Jika tidak maka akan dilakukan

evaluasi dan pengulangan ketrampilan.

Sesi 7 : Pekerjaan rumah

Remaja diberi tugas untuk berlatih menerapkan ketrampilan yang

diperoleh latihan sesi 3 dalam kehidupan sehari-hari. Media penunjang

adalah lembar pekerjaan rumah

Page 18: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

PERTEMUAN 3

Page 19: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Pertemuan 3

Sesi 8 : Tindak lanjut (Pembahasan hasil pekerjaan rumah)

Kegiatan ini merupakan usaha untuk memonitor pelaksanaan

pekerjaan rumah yang telah diberikan peneliti.

Sesi 9 : Pengulangan Teknik belief

Kegiatan ini merupakan usaha untuk penguatan terhadap ketrampilan

yang telah diberikan peneliti.

Sesi 10 : Diskusi

Pada tahap ini remaja diharapkan melakukan diskusi dan melaporkan

hasilnya kepada peneliti untuk melihat kemajuan terhadap teknik yang

diajarkan.

Penyelesaian (konseling) masalah ke dua dengan pengulangan teknik

belief

Page 20: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

PERTEMUAN 4

Page 21: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Pertemuan 4

Sesi 1 : Pemberian Informasi

1. Pengertian aversion therapy : therapy ini digunakan untuk

menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik ini dimaksudkan untuk

meningkatkan kepekaan konseli agar mengganti respon pada stimulus

yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut.

2. Tujuan aversion therapy :

a. Membantu konseli membuang respon yang lama yang merusak

diri dan memperoleh perilaku baru yang mempertahankannya.

b. Menghukum siswa dengan perilaku negative untuk dapat

memperkuat perilaku positif.

c. Memabantu siswa menghilangkan kebiasaan minum-minuman

keras.

3. Proses teknik aversion therapy

a. Mengaitkan anatara stimulus respon (S-R) sebaik mungkin. Namun

pada perjalanannya perilaku manusia tidak hanya dipengaruhi oleh

stimulus (S) saja, perlu adanya reinforment (penguatan) untuk

menghasilkan respon (R). Reinfortment bisa diwujudkan melalui

pemberian reward (hadiah) dan punishment (hukuman).

Remaja memahami informasi yang diberikan peneliti yang berisi

rasional, tujuan, prosedur, dan hal yang diharapkan dari remaja selama

kegiatan latihan relaksasi, dan mendorong remaja untuk berperanserta

dalam kegiatan-kegiatan latihan tersebut.

Sesi 2 : Pemberian Teknik aversion therapy

Page 22: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Bentuk terapi di mana perilaku yang tidak diinginkan dipasangkan

dengan gambar yang tidak menyenangkan dalam rangka untuk

menghilangkan perilaku itu. Untuk merubah perilaku maladaptive seperti

kebiasaan banyak minum atau banyak mengomsumsi minuman keras

remaja diminta untuk membayangkan teknik ini dapat digunakan untuk

merawat tingkah laku yang menyenangkan klien tapi menyimpang seperti

mengomsumsi minuman keras.

Sesi 3 : Latihan-latihan

Kegiatan ini berupa penugasan kepada remaja yang dipandu penetiti

untuk melatihkan teknik aversion therapy dalam kelompok. Tujuannya

agar remaja mampu menggunakan teknik aversion therapy secara mandiri

tampa panduan peneliti.

Sesi 4 : Evaluasi sesudah latihan menggunakan teknik aversion therapy

Kegiatan ini bertujuan mengontrol kemampuan siswa dalam

menguasai ketrampilan yang diajarkan. Jika tidak maka akan dilakukan

evaluasi dan pengulangan ketrampilan. Aversion therapy ini digunakan

untuk melatih siswa menghinglangkan kebiasaan buruk seperti biasa

nongkrong di malam hari dan bergaul dengan teman untuk mengomsumsi

minum-minuman keras.

Sesi 5 : Pekerjaan rumah

Remaja diberi tugas untuk berlatih menerapkan ketrampilan yang

diperoleh latihan sesi 5 dalam kehidupan sehari-hari. Media penunjang

adalah lembar pekerjaan rumah

Sesi 6 : Tindak lanjut (pemberian hasil pekerjaan rumah)

Page 23: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Kegiatan ini merupakan usaha untuk memonitor pelaksanaan

pekerjaan rumah yang telah diberikan peneliti.

Page 24: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

PERTEMUAN 5

Page 25: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Pertemuan 5

Sesi 1 : Pemberian Informasi

1. Pengertian modeling menurut Albert Bandura modeling adalah proses

belajar. Oleh karenanya teorinya disebut teori belajar sosial, atau

modeling. Prinsipnya adalah perilaku merupakan hasil interaksi

resiprokal antara pengaruh tingkah laku , kognitif dan lingkungan.

2. Tujuan dari modeling :

a. Membantu siswa untuk membenruk dan meningkatkan perilaku

yang tidak ada atau kurang dimiliki oleh individu

b. Mambantu siswa mengurangi atau menghentikan perilaku yang

berlebihan (behavioral excesses).

c. Membantu siswa mengurangi atau menghentikan perilaku

maladative dan memelihara atau meningkatkan perilaku adaptif.

3. Proses teknik modeling

a. Perhatian, harus fokus pada model

b. Representasi, yaitu tingkah laku yang akan ditiru harus

dikombinasi dalam ingatan.

c. Peniruan tingkah laku model

d. Motivasi penguatan

Sesi 2 : Penggunaan media untuk proses modeling

Memutarkan video tentang dampak mengkomsumsi minuman keras.

Agar siswa dapat mengetahui dampak negatif dari mengkomsumsi miras.

Sesi 3 : Latihan teknik modeling

Page 26: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Kegiatan ini berupa penugasan kepada remaja yang dipandu penetiti

untuk melatihkan teknik modeling dalam kelompok. Tujuannya agar

remaja mampu menggunakan teknik modeling secara mandiri tampa

panduan peneliti.

Sesi 4 : Evaluasi sesudah latihan

Kegiatan ini bertujuan mengontrol kemampuan siswa dalam

menguasai ketrampilan yang diajarkan. Jika tidak maka akan dilakukan

evaluasi dan pengulangan ketrampilan.

Sesi 5 : Pekerjaan rumah

Remaja diberi tugas untuk berlatih menerapkan ketrampilan yang

diperoleh latihan sesi 5 dalam kehidupan sehari-hari. Media penunjang

adalah lembar pekerjaan rumah

Sesi 6 : Tindak lanjut

Kegiatan ini merupakan usaha untuk memonitor pelaksanaan

pekerjaan rumah yang telah diberikan peneliti.

Page 27: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

PERTEMUAN 6

Page 28: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Pertemuan 6

Sesi 1 : Pengulangan teknik belief

Kegiatan ini merupakan usaha untuk menguatkan ketrampilan yang

telah diajarkan konselor.

Sesi 2 : Pengulangan teknik aversion therapy

Kegiatan ini merupakan usaha untuk menguatkan ketrampilan yang

telah diajarkan konselor.

Sesi 3 : Pengulangan teknik modeling

Kegiatan ini merupakan usaha untuk menguatkan ketrampilan yang

telah diajarkan konselor.

Sesi 4 : Diskusi kelompok

Konselor memimpin diskusi kelompok terfokus (facus group

discussion) untuk mendorong timbulnya perilaku yang menggambarkan

bahwa siswa telah menguasai seluruh ketrampilan yang telah di ajarkan

selama pelatihan. Media penunjang: blangko observasi, menyebarkan

angket.

Page 29: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

PERTEMUAN 7

Page 30: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Pertemuan 7

Sesi 1 : Pemberian informasi

Definisi miras Menurut ( I.J.Cairns) Alkoholisme merupakan suatu

penyakit yang serba komplex ,yang sebenarnya merupakan kemajemukan

dari berbagai penyakit, suatu golongan penyakit bukan satu macam saja.

Alkohol adalah cairan yang bening tak berwarna. Rumus kimianya adalah

C2H5OH, yang termasuk golongan carbo-hidrat. Bila dimasukkan ke

dalam badan dengan cara di minum, maka ia menembuas dinding perut

dan usus dengan agak cepat sampai masuk ke dalam urat-urat darah,

diubah menjadi Acetal Dahyde (Cairns,1982).

Page 31: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

PERTEMUAN 8 DAN PERTEMUAN 9

Page 32: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Pertemuan 8

Kegiatan ini merupakan Focus Group Discussion (FGD) untuk melihat

dan mengevaluasi terhadap ketrampilan-ketrampilan yang telah diajarkan.

Pertemuan 9

Penyelesaian proses konseling

Page 33: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

PERMAINAN KELOMPOK

Page 34: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

UJI VALIDITAS

Cronbach's

Alpha N of Items

.867 30

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3.0667 .86834 30

VAR00002 3.1667 .74664 30

VAR00003 2.7333 .98027 30

VAR00004 3.1000 .71197 30

VAR00005 2.3000 .87691 30

VAR00006 2.2667 .90719 30

VAR00007 3.1333 .73030 30

VAR00008 3.4667 .57135 30

VAR00009 3.1000 .92289 30

VAR00010 2.9333 .86834 30

VAR00011 3.0667 .86834 30

VAR00012 3.0000 .94686 30

VAR00013 3.5000 .73108 30

VAR00014 3.4667 .73030 30

VAR00015 3.0333 .96431 30

VAR00016 3.1333 .89955 30

VAR00017 3.0667 .86834 30

VAR00018 2.8333 .87428 30

VAR00019 1.6333 .80872 30

VAR00020 3.0333 .80872 30

VAR00021 3.2333 .77385 30

VAR00022 3.5667 .72793 30

VAR00023 3.2000 .92476 30

VAR00024 3.2000 .76112 30

VAR00025 3.5333 .77608 30

Page 35: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

VAR00026 3.0667 .90719 30

VAR00027 3.3333 .75810 30

VAR00028 2.3667 .96431 30

VAR00029 2.4333 .93526 30

VAR00030 2.7000 .91539 30

VAR00031 1.9667 .80872 30

VAR00032 2.6000 .89443 30

VAR00033 2.2667 .73968 30

VAR00034 2.3000 .95231 30

VAR00035 3.1000 .99481 30

Page 36: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Page 37: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya
Page 38: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

DATA PRE TEST

Tabel 4.1. Hasil Pretest Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Pada

Kelompok Eksperimen dan Kontrol

NO Nama Skor

Kategori

Mengomsumsi

Minuman Beralkohol

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

1 AM FS 29 28 3 3

2 DW IG 30 29 3 3

3 EW RF 29 27 3 3

4 BNC LTT 28 28 3 3

5 IE MR 28 29 3 3

6 RS TYT 28 28 3 3

Rata-rata 28,67 28,67

Kategori Esperimen Kontrol

1 Kategori

Sangat

Rendah

- -

2 Kategori

Sedang

- -

3 Kategori

Tinggi

100% 100%

Tabel 4.2. Perbandingan Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Interval Kategori Pretest Eksperimen Pretest Kontrol

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

0-11 Rendah

12-23 Sedang

24-35 Tinggi 6 100% 6 100%

Total 6 100% 6 100%

Maksimum 30 29

Minimum 28 27

Rata-rata 28,67 28,17

Page 39: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

DATA POST TEST

Tabel 4.3 Hasil PostTest Mengkonsumsi Minuman beralkohol

NO Nama Skor

Kategori

Mengomsumsi

Minuman Beralkohol

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

1 AM FS 19 28 2 3

2 DW IG 20 29 2 3

3 EW RF 20 26 2 3

4 BNC LTT 21 26 2 3

5 IE MR 20 27 2 3

6 RS TYT 19 27 2 3

Rata-rata 19,83 27,16

Kategori Esperimen Kontrol

1 Kategori

Sangat

Rendah

- -

2 Kategori

Sedang

100% -

3 Kategori

Tinggi

- 100%

Page 40: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

ANALISIS MAN WHITNEY

Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Mann Whitney Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen

Ranks

EKSPERI

MEN N Mean Rank Sum of Ranks

NKA Pretest 6 9.50 57.00

Posttest 6 3.50 21.00

Total 12

Test Statisticsb

NKA

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.903

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

Page 41: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

EVALUASI VERBATIM KONSELING ANALISIS PERUBAHAN

TINGKAH LAKU

DALAM UPAYA MENURUNKAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI

MINUMAN KERAS

a. Tahap Permainan

Konselor memulai kegiatan ini dengan mengajak peserta melakukan

doa pembukaan bersama. Tahap ini merupakan tahap perlibatan diri atau

proses memasukkan diri ke dalam kelompok juga merupakan tahap

dimana satu dengan yang lain diharapkan dapat saling membangun

hubungan akrab, saling memahami karakter masing-masing dari anggota

kelompok dan tumbuhnya sikap kerjasama satu dengan yang lainnya.

Kegiatan ini diisi dengan permainan “PROFIL DIRI”. Setelah permainan

konselor mengajak konseli mendiskusikan pengalamannya dalam

permainan yang telah mereka alami. Tujuan agar peserta atau konseli

menyadari apakah selama proses mereka saling terlibat, bisa saling

memahami karakter masing-masing peserta. Berikut ini adalah respon-

respon konseli yang terjadi selama proses konseling :

Subyek 1 “Saya senang dengan permainan ini.

Melalui permainan ini kita dapat

menggambarkan serta menjelaskan

kepribadian yang da pada diri saya

dengan perumpamaan sebuah

gambar benda”

Subyek 2 “ Saya senang sekalai dengan

permainan ini karena permainan ini

saya bisa lebih tau secara mendalam

tentang karakter saya”

Subyek 3 “Saya amat bangga bisa bermain

permainan ini karena permainan ini

Page 42: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

sangat asyik sekali

Subyek 4 “Saya tidak begitu suka permainan

ini karena saya tidak bisa

menggambar”

Subyek 5 “Saya sangat semangat untuk

permainan ini karena saya dapat

menggambar profi diri saya”

Subyek 6 “Saya tidak senang permainan ini

karena saya tidak tau diri saya itu

seperti apa”

Dari respon-respon konseli pada tahap permainan di atas, dapat

disimpulkan bahwa konseli pada umumnya mereka senang dengan proses

permainan ini, mereaka dapat saling telibat, menunjukkan kekerabatan

satu dengan yang lainnya dan tampak antusias dalam mengikuti permainan

yang diberikan. Konseli dapat belajar banyak tentang profil diri mereka

masing-masing dan mengetahui karakter mereka secara mendalam.

b. Kegiatan Konseling

Konselor meminta salah satu seorang untuk menceritakan

permasalahannya, sementara yang lainnya diminta untuk menyimak

dengan seksama. Selanjutnya konselor mengajak konseli untuk

mendiskusikan permaslahan yang telah di ungkapkannya, tujuannya untuk

membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh salah

satu anggota kelompok, diantaranya sebagai berikut :

a. Kasus 1

Konseli : AM yang memiliki masalah minum-minuman keras karena

faktor temanya untuk minum-minuman keras. AM tidak bisa menolak

ajakan temannya karena dia takut untuk di jauhi dan tidak memiliki

teman lagi.

Page 43: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Subyek 1 “Saya rasa masalah menolak ajakan teman adalah

hal yang sangat sulit,karena saya takut untuk di

jauhi. Teman-teman saya yang banyak mengajak

kebetulan umurnya jauh di atas saya. Mereka sudah

banyak yang kerja. Minuman keras yang di berikan

kepada saya biasanya gratis, saya tidak ikut untuk

membayarnya. Sebenarnya saya juga sudah ingin

terlepas dari masalah ini, saya ingin mempunyai

pola hidup yang sehat”

Subyek 2 “Masalah yang dialami AM itu pernah saya alami

juga. Tetapi saya bisa memberikan penjelasan yang

baik kepada teman saya untuk menolak ajakan

minum. Dengan menjelaskan saya rasa teman yang

mengajak minum itu dapat mengerti”

Subyek 3 “Semua masalah pasti ada jalan penyelesaiannya.

Teman-temanmu pasti mengerti alasanmu jika

memang kamu menolak untuk mengkonsumsi

minuman beralkohol”

Subyek 4 “Saran saya AM menggunakan alasan orangtuanya

yang tidak membolehi dia minum-minuman keras.

Dengan alasan itu mungkin teman-temannya akan

mengerti dan tidak mengajak AM lagi untuk

mengkonsumsi minuman keras”

Subyek 5 “Saya juga pernah di posisi AM, saya juga tau

bagaimana rasanya ingin menolak tetapi tidak bisa

karena takut dijauhi teman-temannya”

Subyek 6 “Sepertinya kamu harus berbicara yang sejujur-

jujurnya demi kebaikanmu sendiri”

b. Kasus 2 :

Konseli : DW mempunyai masalah sering membolos dan suka minum-

minuman keras karena menjadi anggota slankrs, dia sering ikut

menonton konser slank dan saat konser itu dia suka minum-minuman

keras. Kebiasaan minum-minuman keras sudah dia lakukan dari dulu.

bahkan dia sudah sangat sulit untuk meninggalkan kebiasaan buruk

tersebut. Kemudian dia juga suka membolos dan lebih menghabiskan

dirinya untuk dijalanan dan menghabiskan waktu di jalanan untuk

mengamen dan mengkonsumsi minum-minuman keras.

Page 44: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Subyek 1 “DW tidak bisa telepas dari anggota slankrsnya

yang menyebakan dia terjebak minum-minuman

keras. Padahal genk itu tidak memberikan hal yang

positif untuk dilakukan DW tetapi malah

memberikan contoh yang negatif”

Subyek 2 “Saya sangat senang utuk telibat menjadi anggota

slankrs dan mengikuti konser-konser yang diadakan

di kota-kota besar. Saat konser itu pula saya juga

mengkonsumsi minum-minuman keras. Yang tidak

seharusnya saya lakukan. Tetapi karena pergaulan di

jalan yang saya alami saya sulit untuk

menghindarinya. Saya dengan anak-anak jalanan

sudah terbiasa melakukan ngamen, minum-

minuman keras di jalanan”

Subyek 3 “Berarti karena pergaulanmu di jalan yang bebas

yang menyebakan kamu terjerumus minum-

minuman keras. Sebaiknya kalau kamu ingin

berhenti tidak mengkonsumsi alkohol kamu juga

harus membatasi dirimu sendiri untuk tidak hidup

dijalanan lagi”

Subyek 4 “DW minum itu karena dibiasakan berkumpul

dengan anggota genk yang tidak memberikan

contoh yang positif untuk dia”

Subyek 5 “Kalau DW ingin berubah tidak mengkonsumsi

minum-minuman keras, sebaiknya hubungan

pertemanan dengan anggota genk slank’s harus di

batasi”

Subyek 6 “Menurut saya karena hidup di jalan , berkumpul

dengan orang-orang yang tidak bisa memberikan hal

yang positif yang menyebakan DW trjerumus”

c. Kasus 3

Konseli : EW yang mengalami masalah minum-minuman keras karena

pengaruh lingkungan dirumahnya.

Subyek 1 “Lingkungan tempat tinggal memang menjadi salah

satu faktor seseorang terjerumus ke pergaulan yang

salah. Lingkungan disekitar rumah saya juga

menjadi penyebab saya terpengaruh hal-hal negatif

yang seharusnya tidak saya lakukan”

Subyek 2 “Teman-teman di kampung memang tidak hanya

memberikan hal yang positif tetapi juga membuat

kita melakukan hal yang negatif, jadi kita harus

sepintar-pintarnya membawa diri di pergaulan itu”

Subyek 3 “Saya minum karena pengaruh lingkungan yang

tidak mendukung saya untuk menjadi pribadi yang

Page 45: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

bai”

Subyek 4 “EW sebaiknya harus pintar membawa diri agar dia

terbebas dari pergaulan yang salah”

Subyek 5 “EW harus berani menolak ajakan temannya yang

selalu mengajaknya untuk minum-minuman keras”

Subyek 6 “Teman yang baik menurut saya adalah teman yang

mendukung kita kearah yang baik dan positif, kalau

kasus yang saya lihat untuk kasus EW

lingkungannya memang membuat EW rusak, EW

harus bisa mengendalikan diri dan membawa diri

agar tidak terpengaruh ke hal negatif”

d. Kasus 4 :

Konseli : BN yang mempunyai masalah sering mengkonsumsi minum-

minuman keras karena pengaruh lingkungan, di daerah rumahnya

dekat pembuatan minum-minuman keras. Karena di sekitar rumahnya

adalah pembuatan arak plumpungan, karena masalah itu dia gampang

mengenal miras dan gampang sekali untuk mendapatkan minum-

minuman keras.

Subyek 1 “BN seharusnya bisa membawa diri untuk tidak

mencoba minum-minuman keras. Walaupun di

tempat tinggalnya merupakan pembuatan arak

plumpungan”

Subyek 2 “Saya sering mendengar dan pernah bermain di desa

plumpungan. Memang benar sekali disana anak-

anaknya gampang sekali untuk minum arak

plumpungan. Tapi ada juga yang tidak ingin

merusak dirinya dengan mengkonsumsi minuman

keras”

Subyek 3 “BN harus menghentikan kebiasaannya untuk tidak

mengkonsumsi minuman keras lagi walaupun di

daerahnya tinggal banyak cobaan yang harus dia

temui”

Subyek 4 “Saya gampang terpengaruh minum-minuman keras

karena ayah,ibu dan saudara-saudara saya yang

tinggal di dekat rumah adalah pembuatan arak

plumpungan. Dengan secara mudahnya saya bisa

mencoba bahkan membiasaan diri dengan keadaan

yang seperti itu untuk mengkonsumsi minuman

keras”

Page 46: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

Subyek 5 “Walaupun di daerah tinggalmu berasal kamu

mudah menjumpai arak plumpungan paling tidak

BN bisa mengontrol diri untuk tidak ikut-ikutan

membiasakan diri mengkonsumsi miras”

Subyek 6 “Masalah yang coba kamu hadapi BN adalah

masalah mengenai kebiasaan dan menganggap

minum arak plumpungan itu sebagai hal yang biasa.

Kalau kamu coba untuk tidak menganggap hal yang

biasa , kamu mulai dengan tidak mengkonsumsi

miras masalahmu akan segera terselesaikan”

e. Kasus 5 :

Konseli : IE yang mempunyai masalah minum-minuman keras karena

pengaruh orangtua yang mengajarkan hal negatif terhadap anak,

memberikan contoh yang tidak baik kepada anaknya dengan

membolehkan untuk memiliki kebiasaan buruk. IE termasuk anak yang

di sayang kepada orangtuanya, apa yang dia mau selalu dituruti dan

tidak pernah untuk di tolak. Orangtuanya selalu memanjakan IE bukan

dengan kasih sayang melainkan karena materi.

Subyek 1 “IE terlalu di sayang orangtuanya bahkan tindakan

yang salah pun tidak pernah di bilang orangtuanya

salah, oleh karena itu IE menjadi anak yang

seenaknya sendiri”

Subyek 2 “Kalau orangtua mencontohkan hal yang tidak baik,

secara tidak sengaja anak akan mencontoh

kebiasaan yang tidak baik itu. Seharusnya orangtua

IE mampu meluruskan IE untuk menjadi anak yang

baik”

Subyek 3 “IE terlalu menyepelekan sesuatu dan karena

didikan yang tidak pernah dimarahi ayah,ibunya

yang menyebakan dia terjerumus ke hal negatif.

Saat IE minum-minuman keras orangtuanya tidak

pernah mengarahkan dia ke hal yang benar”

Subyek 4 “IE sepertinya ingin mendapatkan perhatian yang

lebih tidak hanya dengan materi, tetapi cara IE

melampiaskannya salah”

Subyek 5 “Saya anak nomer 2 dari 2 bersaudara saya memiliki

kakak perempuan. Tetapi dari kecil memang saya

sangat di sayang orangtua saya. Bahan tidak pernah

sama sekali saya dimarahi. Saya selalu didukung

Page 47: SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5526/8/T1_132010042... · situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya

walaupun hal yang saya lakukan itu salah”

Subyek 6 “Sebaiknya IE cukup menjadi orang dewasa saya,

dan bijak. Harusnya dia mampu berfikir kalau

orangtuanya salah mendidiknya agar dia sadar untuk

tidak terjerumus lagi di pergaulan yang salah”

f. Kasus 6 :

Konseli : RS yang memiliki masalah sering mengkonsumsi minum-

minuman keras karena mencontoh anyahnya dirumah yang saat di

depannya minum-minuman keras, karena kebiasaan yang buruk dari

ayahnya dia ikut-ikutan yang di awali dari coba-coba menjadi

kebiasaan.

Subyek 1 “RS memang anak yang cukup terkenal disekolah

ini, dengan prestasinya yang buruk. Dengan kasus

RS saya tau awalnya RS pasti hanya coba-coba lalu

menjadi terbiasa. RS hanya cukup tidak

membiasakan diri untuk mengkonsumsi minuman

keras walaupun ayahnya selalu melakukan itu di

depannya”

Subyek 2 “RS tidak sepenuhnya salah, ayahnya juga yang ikut

salah untuk perilaku menyimpang RS. RS seperti ini

karena pola asuh orangtua yang buruk, terutama

pola asus ayah RS”

Subyek 3 “Walaupun orangtua RS mencontohkan hal yang

buruk kepada RS sebaiknya itu tidak perlu di

contoh”

Subyek 4 “Cobalah mengontrol diri, jangan terpengaruh

kebiasaan buruk ayahmu”

Subyek 5 “Apa yang dialami RS pernah saya alami. Tetapi

saya mencoba untuk menghindari kebiasaan buruk

itu. Karena saya tau kebiasaan itu dapat merusak

saya”

Subyek 6 “Ayah selalu minum di depan saya, bahkan

membolehkan saya untuk mengkonsumsi miras.

Kebiasaan buruk inilah yang menyebakan saya

terjerumus ke hal negatif”