Satuan Acara Penyuluhan Mioma Uteri

13

Click here to load reader

description

SAP

Transcript of Satuan Acara Penyuluhan Mioma Uteri

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Mioma Uteri

SATUAN ACARA PENYULUHAN MIOMA UTERI Bidang studi : D3 kebidanan

Topic : Mioma uteri

Sasaran : Remaja dan ibu-ibu

Waktu : pukul 14.00 WIB

Hari/tanggal : Senin, 22 Desember 2012

durasi : 10 menit

Tempat : Puskesmas A

A.    TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan masyarakat dapt mengerti dan

memahami tenteng mioma uteri, penyebab dan faktor predisposisi mioma uteri, gejala pada

mioma uteri, cara pencegahan dan pengobatan mioma uteri

B.     TUJUAN KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan peserta mampu

1.      Menjelaskan pengertian mioma uteri

2.      Mengetahui penyebab dan faktor predisposisi mioma uteri

3.      Menyebutkan klasifikasi mioma uteri

4.      Mengetahui gejala mioma uteeri

5.      Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan mioma uteri

C.    MEDIA YANG DIGUNAKAN

1.      Materi SAP

2.      Leaflet

D.    METODE

1.      Ceramah

2.      Tanya jawab

E.     SUMBER

1.      Hanifa Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Nina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo ; 1997.

2.      Derek Llewellyn-Jones. Fundamentals of Obstetry and Gynaecology. Edisi 6. Syney ; 1994

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Mioma Uteri

3.      KEGIATAN PEMBELAJARAN

MATERI SAP

A.    PENGERTIAN MIOMA UTERI

Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot rahim. Dikenal

juga dengan istilah mioma atau myom atau tumor otot rahim. Jumlah penderita mioma uteri ini

sulit

diketahui secara akurat karena banyak yang tidak menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak

memeriksakan dirinya ke dokter.

No. Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta

1.        4 menit Pembukaan :

Memberi salam

Menjelaskan tujuan penyuluhan

Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan

disampaikan

       Menjawab salam

       Mendengarkan dan

memperhatikan

2.        10 menit Pelaksanaan :

Menjelaskan materi penyuluhan secara

berurutan dan teratur

       Pengertian mioma uteri

       Penyebab dan faktor predisposisi mioma

uteri

       Klasifikasi mioma uteri

       Gejala mioma uteri

       Pencegahan dan pengobatan mioma uteri

Menyimak dan

memperhatikan

3.        5 menit Evaluasi

Memberikan kesempatan kepada peserta

penyuluhan untuk bertanya

Merespon dan

bertanya

4.        2 menit Penutup :

Mwngakhiri penyuluhan mengucapkan

terima kasih dan salam

Menjawab salam

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Mioma Uteri

Mioma terjadi pada kira kira 5 persen wanita selama masa reproduksi. Tumor ini tumbuh

dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinis pada kehidupan decade keempat. Pada

dekade ke empat ini insidennya mencapai kira kira 20%. Mioma lebih sering pada wanita

nulipara atau wanita yang mempunya 1 anak. 

Mioma pada kehamilan menurut perkiraan frekuensi  dalam kehamilan dan persalinan

berkisar sekitar 1 persen, banyak mioma kecil tidak di kenal. Dalam banyak kasus kombinasi

mioma dengan kehamilan tidak mempunyai arti apa apa. Di pihak lain kombinasi itu dapat

menyebabkan komplikasi  obstetric yang besar artinya. Hal itu tergantung besarnya dan

lokalisasinya. Secara umum angka kejadian mioma uteri diprediksi mencapai 20-30% terjadi

pada wanita berusia di atas 35 tahun.

B.     PENYEBAB MIOMA UTERI

Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan

pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah

reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya

sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia

reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada

pascamenopause) Sering kali mioma uteri membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar

dari mulut rahim. Ini yang sering disebut sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa

German yang berarti lahir). Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada

perabaan memiliki konsistensi kenyal, berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti

layaknya tumor perut. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga

mencapai 5 kilogram atau lebih.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi

genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone.

1.      Estrogen

         Mioma uteri dijumpai setelah menarke.

         Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen

eksogen. 

         Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium 

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Mioma Uteri

         Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti endometriosis

(50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%) dan hiperplasia

endometrium (9,3%).

         Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan

sterilitas.

         17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estron

(estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai

jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak daripada miometrium normal.

2.      Progesteron

Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat

pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B hidroxydesidrogenase dan

menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor

3.      Hormon pertumbuhan

Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai

struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa

pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mingkin merupakan hasil dari aksi

sinergistik antara HPL dan Estrogen.

C.     FAKTOR PREDISPOSISI

1.      Umur: mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada

wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35-

45 tahun.

2.      Paritas: lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil, tetapi sampai

saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma

uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.

3.      Faktor ras dan genetik : pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka

kejadian mioma uteri tinggi. 14 Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita

dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.

4.      Fungsi ovarium: diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan

mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan

mengalami regresi setelah menopause.

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Mioma Uteri

D.    KLASIFIKASI

Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena.

1.      Lokasi

Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.

Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.

Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.

2.      Lapisan Uterus

Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

a.       Mioma Uteri Subserosa

         Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai

satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. 

         Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai

mioma intraligamenter. 

         Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan

dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah

diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga

mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum.

Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.

b.      Mioma Uteri Intramural

         Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah

bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah

besar dan berubah bentuknya. 

         Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya

massa tumor di daerah perut sebelah bawah. 

         Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma

submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot

rahim dominan).

c.       Mioma Uteri Submukosa

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Mioma Uteri

         Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma bertangkai dapat

menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi.

Tumor ini memperluas permukaan ruangan rahim.

         Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan

dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan

cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. 

         Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan

melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya dilakukan

histerektomi.

E.     TANDA DAN GEJALA MIOMA UTERI

1.      Apabila dari hasil anamnesa didapatkan data-data sebagai berikut

a.        Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.

b.        Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar.

c.        Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.

2.      Jika dari pemeriksaan fisik didapatkan :

a.       Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.

b.      Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor tersebut  menyatu

dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.

c.       Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.

3.        Gejala klinis

a.       Adanya rasa penuh pada perut bagian bawah dan tanda massa yang padat kenyal.

b.      Adanya perdarahan abnormal.

c.       Nyeri, terutama saat menstruasi.

d.        Infertilitas dan abortus.

4.        Pemeriksaan luar

Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat terbatas atau

bebas.

5.      Pemeriksaan dalam

 Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas dan ini

biasanya ditemukan secara kebetulan.

6.        Pemeriksaan penunjang

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Mioma Uteri

a.       USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometriium dan keadaan

adnexa dalam rongga pelvis. 

b.      Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih

mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang

karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan

diagnosa jaringan.

c.       Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada beberapa bidang

tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus; lebih lanjut uterus membesar dan

berbentuk tak teratur.

d.      Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai

fungsi ginjal dan perjalanan ureter.

e.       Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan

infertilitas.

f.       Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

F.     PENCEGAHAN

1.      Pada pemeriksaan fisik, mioma uteri dapat ditemukan melalui pemeriksaan ginekologi rutin.

Diagnosis mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa

yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari

uterus.

Pemeriksaan penunjang

2.      Ultrasonografi (USG) Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam

menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama lebih bermanfaat untuk

mendeteksi kelainain pada rahim, termasuk mioma uteri. Uterus yang besar lebih baik

diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri dapat menampilkan gambaran

secara khas yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Sehingga

sangatlah tepat untuk digunnakan dalam monitoring (pemantauan) perkembangan mioma uteri.

b. Histeroskopi Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika

tumornya kecil serta bertangkai. Pemeriksaan ini dapat berfungsi sebagai alat untuk penegakkan

diagnosis dan sekaligus untuk pengobatan karena dapat diangkat.

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Mioma Uteri

3.      MRI (Magnetic Resonance Imaging)  Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi

mioma tetapi jarang diperlukan karena keterbatasan ekonomi dan sumber daya. MRI dapat

menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan.

G.    PENANGANAN

Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran tumor, dan

terbagi atas

1.      Penanganan konservatif. Bila mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa   gejala.

2.      Penanganan operatif, bila :

a.       Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.

b.      Pertumbuhan tumor cepat.

c.       Mioma subserosa bertangkai dan torsi.

d.      Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.

e.       Hipermenorea pada mioma submukosa.

f.         Penekanan pada organ sekitarnya.

H.    KESIMPULANMioma uteri merupakan tumor jinak yang sering terjadi pada wanita berusia lebih dari 35

tahun yaitu sekitar 20 hingga 30 persen Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara

kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-

apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus. Karenanya

sangat penting untuk melakukan deteksi pribadi secara dini untuk menghindari dan mencegah

timbulnya penyakit ini, kalaupun penyebabnya genetik pada keluarga paling tidak dapat di

deteksi secara dini sebelum penyakit ini bertambah hebat dan menyebabkan komplikasi yang

serius bagi organ organ disekelilingnya yakni dengan melakukan pemeriksaan ginekologis rutin

dan USG, sedangkan Histeroskopi dan MRI merupakan pilihan lain untuk hasil lebih akurat,

namun dengan USG saja sudah bisa dideteksi Mioma yang berkembang pada rahim seseorang