Satuan Acara Penyuluhan Dm

17
SATUAN ACARA PENYULUHAN Diit pada penderita DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS) Pokok Bahasan : Penyakit Endrokrinologi Metabolisme Sub Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus Sasaran : Keluarga pasien di ruang Flamboyan Hari/ Tanggal : Jumat, 12 Desember 2008 Waktu : Pukul 10.00 – 10.30 WIB Tempat : Ruang Conference Bangsal Flamboyan Latar Belakang Diabetes Melllitus merupakan suatu penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dan dapat mengenai pada semua orang. Diabetes Mellitus sangat berbahaya bila tidak terkontrol dan tidak ada pengobatan. Oleh karenanya penyakit ini perlu pengobatan dan perawatan yang baik guna untuk memantau kadar gula dalam darah, bila kadar gula tidak terkontrol maka dapat menimbulkan syok bagi penderitanya. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit keluarga pasien mampu memahami tentang penyakit Diabetes Mellitus dan perawatannya. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit keluarga pasien diharapkan dapat menjelaskan tentang : 1. Pengertian DM 2. Penyebab DM 3. Tanda dan gejala DM 4. Komplikasi DM 5. Pengobatan dan perawatan DM Materi 1. Pengertian DM 2. Penyebab DM 3. Tanda dan gejala DM 4. Komplikasi DM 5. Pengobatan dan perawatan DM Metode Ceramah dan diskusi Media Leaflet , LCD, Laptop Proses pelaksaaan No Kegiatan Respon peserta waktu 1 Pendahuluan - Memberi salam - Menyampaikan pokok bahasan - Menyampaikan tujuan - Melakukan apersepsi -Menjawab salam - Menyimak - Menyimak 5 menit

description

b vb

Transcript of Satuan Acara Penyuluhan Dm

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Diit pada penderita DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS)Pokok Bahasan: Penyakit Endrokrinologi Metabolisme

Sub Pokok Bahasan: Diabetes Mellitus

Sasaran

: Keluarga pasien di ruang Flamboyan

Hari/ Tanggal

: Jumat, 12 Desember 2008

Waktu

: Pukul 10.00 10.30 WIB

Tempat

: Ruang Conference Bangsal Flamboyan

Latar Belakang

Diabetes Melllitus merupakan suatu penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dan dapat mengenai pada semua orang. Diabetes Mellitus sangat berbahaya bila tidak terkontrol dan tidak ada pengobatan. Oleh karenanya penyakit ini perlu pengobatan dan perawatan yang baik guna untuk memantau kadar gula dalam darah, bila kadar gula tidak terkontrol maka dapat menimbulkan syok bagi penderitanya.

Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit keluarga pasien mampu memahami tentang penyakit Diabetes Mellitus dan perawatannya.

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit keluarga pasien diharapkan dapat menjelaskan tentang :

1. Pengertian DM

2. Penyebab DM

3. Tanda dan gejala DM

4. Komplikasi DM

5. Pengobatan dan perawatan DM

Materi

1. Pengertian DM

2. Penyebab DM

3. Tanda dan gejala DM

4. Komplikasi DM

5. Pengobatan dan perawatan DM

Metode

Ceramah dan diskusi

Media

Leaflet , LCD, LaptopProses pelaksaaan

NoKegiatanRespon pesertawaktu

1Pendahuluan

- Memberi salam

- Menyampaikan pokok bahasan

- Menyampaikan tujuan

- Melakukan apersepsi-Menjawab salam

- Menyimak

- Menyimak

- Menyimak5 menit

2Isi

Penyampaian materi-Memperhatikan15 menit

3Penutup

- Diskusi

- Kesimpulan

- Evaluasi

- Memberikan salam penutup-Menyampaikan jawaban

-Mendengarkan

-Menjawab salam10 menit

Setting Tempat

Duduk bersisihan membentuk huruf U

Evaluasi

1. Kegiatan : jadwal, tempat, alat bantu/media, pengorganisasian, proses penyuluhan.

2. Hasil penyuluhan : memberi pertanyaan pada keluarga pasien tentang :

a. Apa pengertian, penyebab DM ?

b. Bagaimana tanda dan gejala penderita DM ?

c. Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi ?

d. Bagaimana pengobatan dan perawatan DM ?

ReferensiMansjoer, A., 2004, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Media Aeskulapius, Jakarta.

Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.

Soeparman dkk, 1987, Ilmu Penyakit dalam, Jilid 1, edisi 2. UI Press, JakartaLampiran

DIABETES MELLITUS

A. Definisi

DM merupakan sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi). Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dalam makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.

Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini dapat menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti dibetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemia hiperosmolar nonketotik (HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat mengakibatkan komplikasi mikrovaskular yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf). DM juga meningkatkan insiden penyakit makrovaskuler yang mencakup insiden infark miokard, stroke dan penyakit vaskuler perifer.

B. Etiologi

a. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI) ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas.

1) Faktor genetic

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.

2) Faktor imunologi

Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.

3) Faktor lingkungan

Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel pancreas.

b. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)

Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995).

Diabetes Mellitus tipe II disebut juga Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak.

Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah:

1) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)

2) Obesitas

3) Riwayat keluarga

C. Fisiologi normal

Insulin disekresi oleh sel beta Langerhans. Insulin merupakan hormon anabolik atau hormon untuk menyimpan kalori. Apabila seseorang makan makanan, sekresi insulin akan meningkat dan menggerakkan glukosa ke dalam sel otot, hati serta lemak. Dalam sel tersebut insulin akan menimbulkan efek:

menstimulasi penyimpanan glukosa dalam hati dan otot

meningkatkan penyimpanan lemak dari makanan dalam jaringan adiposa

mempercepat pengangkutan asam-asam amino ke dalam sel insulin juga menghambat pemecahan glukosa, protein dan lemak yang disimpanPatofisiologi Diabetes Mellitus Tipe II

Resistensi Sel-Sel Terhadap Kerja Insulin

Insulin mengikat reseptor-reseptor

permukaan sel tertentu

Reaksi Intra Seluler

Meningkatkan transpor glukosa

Menembus membran sel

Kelainan pengikatan insulin dengan reseptor

Berkurangnya jumlah reseptor yang

Responsif insulin pada membran sel

Penggabungan abnormal

(Komplek reseptor insulin dan sistem transpor glukosa)

Kadar glukosa normal dipertahankan cukup lama

Meningkatkan sekresi insulin

pada akhirnya sekresi insulin menurun

Jumlah insulin tidak memadai

untuk mempertahankan eugligemia

Gangguan toleransi glukosaD. Tipe DMTipe Kencing Manis ada 2 yaitu:

1. Kencing manis dengan tipe ketergantungan insulin (Tipe 1)

2. Kencing manis dengan tipe tidak ketergantungan insulin (Tipe 2)Perbandingan Tipe Kencing Manis

Ketergantungan insulinTidak Ketergantungan Insulin

PenyebabProduksi insulin oleh pankreas sedikit/tdk adaProduksi insulin normal tetapi tidak ada zat perantara ke dalam sel

Usia timbulnya penyakitSering pada usia < 40 thSering pada usia > 40 th

InsulinKekurangan mutlakKekurangan relatif

KomplikasiSering mempengaruhi pembuluh darah kecil pada mata dan ginjal.Sering mempengaruhi pembuluh darah besar dan syaraf

PengobatanInsulin,diet,latihanDiet dan latihan, dapat diberi suplemen agen hipoglikemi

E. Tanda dan gejala

1. Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).

2. Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi).

3. Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).

4. Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan selama melakukan olah raga.

5. Lemas dan berat badan menurun.

6. Kesemutan, gatal, impotensi, luka sulit sembuh.

F. Perubahan metabolisme pada DM

Inti dari DM adalah kesiapan insulin endogen tidak adekuat dengan kebutuhan metabolisme (dari segi cukupnya pencantuman dan kemampun aksi).

1. Hepar : sintesa glikogen (glikogenesis), sintesa trigleserit, kholesterol, VLDL, sintesa protein

2. Fruktosamin : Albumin yang terglikasi, merupakan tolok ukur fluktuasi glukosa selama 2-3 minggu

Tingkat glikasi lanjut (AGE: advanced glication end-product). Terjadi terutama pada protein yang berumur panjang: kalogen, kristalin, lensa mata dan myelin. AGE bertanggung jawab pada komplikasi lanjut pada DM, nefropati, polineuropati, dan aterosklerosis.

G. Evaluasi diagnostik

1. Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar gula darah pada waktu puasa >110 mg/dl. Kadar gula sewaktu >100 mg/dl.

2. Tes toleransi glukosa. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam pp >140 mg/dl.

H. Pemeriksaan laboratorium DM

1. Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena, serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi

2. Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah >160-180% maka sekresi dalam urine akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang populer: carik celup memakai GOD.

3. Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam asetoasetat cepat didekrboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-hidroksibutirat tidak terdeteksi

4. Pemeriksan lain: fungsi ginjal (Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol, HDL, LDL, Trigleserid), fungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans (islet cellantibody)

I. Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes, yaitu : diet, latihan, pemantauan, terapi, pendidikan.

Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:a. Penatalaksanaan Diet

Diet dan pengendalian BB merupakan dasar dari penatalaksanaan diabetes. Tujuannya:

memberikan semua unsur makanan yang esensial (vitamin dan mineral)

mencapai dan mempertahankan BB yang sesuai

memenuhi kebutuhan energi

mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal

menurunkan kadar lemak darah jika meningkat

Karbohidrat sekitar 60 70 % dari jumlah kalori

Protein minimal 1 gram/Kg BB per hari (untuk dewasa) dan 2-3 gram/Kg BB perhari (untuk anak-anak)

Lemak sebaiknya dikurangi terutama yang mengandung kolesterol, lemak yang baik adalah lemak tak jenuh contohnya minyak jagung

Syarat diet DM hendaknya dapat:

1) Memperbaiki kesehatan umum penderita

2) Mengarahkan pada berat badan normal

3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda

4) Mempertahankan kadar KGD normal

5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik

6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita7) Menarik dan mudah diberikan

Prinsip diet DM, adalah:

1) Jumlah sesuai kebutuhan

2) Jadwal diet ketat

3) Jenis: boleh dimakan/tidak

Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan kalorinya.

1) Diit DM I:1100 kalori

2) Diit DM II:1300 kalori

3) Diit DM III:1500 kalori

4) Diit DM IV:1700 kalori

5) Diit DM V:1900 kalori

6) Diit DM VI:2100 kalori

7) Diit DM VII:2300 kalori

8) Diit DM VIII:2500 kalori

Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk

Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal

Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja, atau diabetes komplikasiDalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J yaitu:

J I: jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah

J II: jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya J III : jenis makanan yang manis harus dihindari

Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Percentage of relative body weight (BBR= berat badan normal) dengan rumus:

BB (Kg)

BBR = X 100 %

TB (cm) 100

1) Kurus (underweight) :BBR < 90 %

2) Normal (ideal) : BBR 90 110 %

3) Gemuk (overweight)

:BBR > 110 %

4) Obesitas, apabila : BBR > 120 %

- Obesitas ringan : BBR 120 130 %

- Obesitas sedang : BBR 130 140 %

- Obesitas berat :BBR 140 200 %

- Morbid :BBR > 200 %

Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk penderita DM yang bekerja biasa adalah:

1) Kurus :BB X 40 60 kalori sehari

2) Normal :BB X 30 kalori sehari

3) Gemuk:BB X 20 kalori sehari

4) Obesitas:BB X 10-15 kalori sehari

b. Latihan

Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:

1. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1 jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya2. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore

3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen

4. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein

5. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang pembentukan glikogen baru

6. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.c. Penyuluhan

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.

d. Obat

1. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)

a. Mekanisme kerja sulfanilurea

kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas

kerja OAD tingkat reseptor

b. Mekanisme kerja Biguanida

Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:

Biguanida pada tingkat prereseptor ( ekstra pankreatik

Menghambat absorpsi karbohidrat

Menghambat glukoneogenesis di hati

Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin

Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin

Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler

2. Insulin

a) Indikasi penggunaan insulin

DM tipe I

DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD

DM kehamilan

DM dan gangguan faal hati yang berat

DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)

DM dan TBC paru akut

DM dan koma lain pada DM

DM operasi

DM patah tulang

DM dan underweight

DM dan penyakit Graves

b) Beberapa cara pemberian insulin

Suntikan insulin subkutan

Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah suntikan subcutan, kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pada beberapa factor antara lain:

Lokasi suntikan

Ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yitu dinding perut, lengan, dan paha. Dalam memindahkan suntikan (lokasi) janganlah dilakukan setiap hari tetapi lakukan rotasi tempat suntikan setiap 14 hari, agar tidak memberi perubahan kecepatan absorpsi setiap hari.

Pengaruh latihan pada absorpsi insulin

Latihan akan mempercepat absorbsi apabila dilaksanakan dalam waktu 30 menit setelah suntikan insulin karena itu pergerakan otot yang berarti, hendaklah dilaksanakan 30 menit setelah suntikan.

Pemijatan (Masage)

Pemijatan juga akan mempercepat absorpsi insulin. Suhu

Suhu kulit tempat suntikan (termasuk mandi uap) akan mempercepat absorpsi insulin.

Dalamnya suntikan

Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. Ini berarti suntikan intramuskuler akan lebih cepat efeknya daripada subcutan.

Konsentrasi insulin

Apabila konsentrasi insulin berkisar 40 100 U/ml, tidak terdapat perbedaan absorpsi. Tetapi apabila terdapat penurunan dari u 100 ke u 10 maka efek insulin dipercepat.Suntikan intramuskular dan intravena

Suntikan intramuskular dapat digunakan pada koma diabetik atau pada kasus-kasus dengan degradasi tempat suntikan subkutan. Sedangkan suntikan intravena dosis rendah digunakan untuk terapi koma diabetik.

4) KOMPLIKASI

Hipoglikemia (kadar gula dalam darah meningkat)

Hiperglikemia (kadar gula dalam darah meningkat)

Koma diabetikum (tidak sadar, bisa karena kadar gula darah dapat tinggi atau sangat rendah)

Gagal ginjal

Katarak Borok pada kaki (gangren)

5) KLASIFIKASI KAKI DIABETES

a. Menurut wagner adalah: (dikutip dr. Askandar 1989)

b. Derajat 0: tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki sepeeti claw, callus

c. Derajat 1 : ulkus superficial terbatas pada kulit

d. Derajat II: ulkus dalam menembus tendon dan tulang

e. Derjat III: abses dalam dengan atau tanpa osteomilitis

f. Derjat IV: gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa sellulitis

g. Derajat V: gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah

PERBEDAAN ULKUS DAN GANGREN Ulkus disebabkan karena neuropati perifer (trauma tidak merasa), diberi antibiotik bisa sembuh.

Gangren: Karena makrongiopati, perlu nekrotomi/amputasi, tandanya warna kehitaman, jari-jari nekrotik, akral dingin, denyut nadi tidak ada.Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada penderita DM

1. Hindari terlalu sering merendam kaki

2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik

3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau menghilangkan kalus

4. hindari kaos kaki/sepatu yang terlalu sempit

5. Hindari rokok

Mengapa pengidap DM beresiko terhadap Ulkus Diabetik

a. Sirkulasi darah kaki kurang baik

b. Indera rasa kedua kaki berkurang sehingga kaki mudah terluka

c. Daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun

Tindakan yang bisa dilakukan bila kaki terluka:

1. Bila luka kecil : bersihkan dengan antiseptik, tutup luka dengan kasa steril dan bila dalam waktu dua hari tidak sembuh segera periksa ke dokter

2. Bila luka cukup besar/kaki mengalami kelainan segera pergi ke dokter.

Perawatan kaki Diabetik :

1. Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan batu apung/sikat halus

2. Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari

3. Periksa kaki kemungkinan adanya perubahan warna (pucat,kemerahan), bentuk (pecah-pecah, lepuh, kalus, luka), suhu (dingin,lebih panas)

4. Bila kaki kering, olesi dengan lotion

5. Potong kuku/kikir tiap 2 hari,jangan terlalu pendek. Bila kuku terlalu keras kaki direndam dahulu dalam air hangat (37,5C) selama 5 menit.

6. Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun/wol

7. Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin ada sesuatu didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan gerakkan pergelangan kaki dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah lancar

8. Lakukan senam kaki

9. Jangan biarkan luka sekcil apapun

Cara Memilih Sepatu yang baik bagi penderita DM :

Ukuran : Jangan terlalu sempit/longgar kurang lebih inchi lebih panjang dari kaki

Bentuk : Ujung sepatu jangan runcing,tinggi tumit < 2 inchi

Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut

Insole terbuat dari bahan yang tidak licin

MENGENAL DIABETES MELLITUS (KENCING MANIS)

DISUSUN OLEH:

Indah K

Happy Indah

Fitri Dian KFitriana NPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UGM

YOGYAKARTA

2008Apakah Diabetes Mellitus (DM) itu?

- DM = sakit gula/kencing manis

- Kelaianan metabolisme.

- Peningkatan kadar glukosa darah (KGD) / hiperglikemi kronik.

- Kekurangan insulin relatif maupun absolut.

Apa sajaa gejala DM itu?

- Banyak kencing

- Banyak minum

- Banyak makan

- Penurunan BB dan lemah

- Kesemutan

- Gatal-gatal

- Penglihatan kabur

- Gairah seks turun

- Luka sulit sembuh

Faktor resiko apa saja yang dapat terkena DM?

- Umur> 45

- Kegemukan

-Tekanan darah tinggi(>140/90 mmHg)

- Riwayat keluarga DM

- Riwayat kehamilan dengan BBL bayi > 4000 gram

- Riwayat DM pada kehamilan

- Dislipidemia (HDL 250 mg/dl.

- Pernah TGT atau GDPT.

Kapan seseorang disebut sakit DM?

Bila KGD puasa > 125 mg/dl (Normal < 110 mg/dl atau KGD 2 jam setelah makan > 200 mg/dl disertai gejala klasik. Bila tidak disertai gejala klasik,KGD diulang.

Komplikasi DM apa saja yang dapat sering muncul?

Komplikasi akut: HONK, Hipoglikemi, KAD.Komplikasi Kronik:

- Makroangiopati (Pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak/stroke).

- Mikroangiopati (Nefropati diabetik, retinopati diabetik).

- Neuropati

- Rentan infeksi

- Kaki diabetik

Bagaimana cara penatalaksanaan DM?

- Edukasi/penyuluhan

- Perencanaan makan

- Olah raga (jalan kaki, senam, sepeda santai, dsb)

- Obat anti DM (OAD)

- Cegah kegemukan

- Cegah kulit terluka

- Bila saat aktivitas merasa PUSING, KERINGAT DINGIN MAKA CEPAT MINUM TEH MANIS

Apa yang disebut hipoglikemi?

KGD yang cukup rendah (< 60 mg/dl)

Apa gejala hipoglikemi?

Lapar & mual, lemah, lesu, sulit bicara & sulit menghitung sederhana, keringat dingin berlebihan & berdebar-debar, koma.Apa tindakan bila terjadi hipoglikemia?

Segera minum 2 sdm gula murni/sirop, hentikan OAD, Konsultasikan ke dokter.

PERAWATAN DM DI RUMAHApakah DM dapat dirawat di rumah?

Bisa, asal dalam kondisi terkontrol.

Perawatan di rumah dewasa ini yang paling dianjurkan, karena pengobatan dan perawatan DM membutuhkan waktu yang sangat lama.

Bagaimana cara perawatan pasien di rumah adalah dengan jalan:

- Minum obat secara teratur

- Diet yang tepat

- Olah raga teratur

- Kontrol gula darah teratur

- Pencegahan komplikasi.

Bagaimana proporsi diet/makanan harian yang benar bagi penderita DM?

Berdasarkan anjuran PERKENI diet harian penderita DM disusun sebagai berikut:

- Karbohidrat 60 70 %

- Protein 10 15 %

- Lemak 20 25 %

Jenis makanan apa harusnya dikonsumsi?Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi:

Manisan, Gula pasir, Susu kental manis, Madu, Kecap, Abon, Sirup, dan Es krim

Makanan yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS DIBATASI:

Nasi, Singkong, Jagung, Roti, Telur, Tempe, Tahu, Kacang hijau, Kacang tanah,dan Ikan

Makanan yang DIANJURKAN DIMAKAN

Kol, Tomat, Kangkung, Bayam, Oyong, Kacang panjang, Pepaya, Jeruk, Pisang, dan Labu siam

Contoh: STANDART DIIT DM

Energi = 1500 kal Hidrat arang=225gr

Protein= 60 grLemak = 40 grPEMBAGIAN MAKANAN SEHARI

JenisBeratUkuran

Pagi j:7.00

Nasi

Telur

Tempe

Sayuran

Minyak

-

100

30

50

100

5-

gelas

butir

2 ptg sdg

1 gelas

sdm

Snak J:10,00

Semangka-

150-

1 ptg sdg

Siang J:13.00

Nasi

Ikan

Tempe

Sayuran

Minyak

Jeruk-

150

50

50

150

5

100-

1 gelas

1 ptg sdg

2 ptg sdg

1 gelas

sdm

1 buah sdg

Malam j:19.00

Nasi

Ayam

Tempe

Sayuran

Minyak

Pisang-

100

50

50

150

5-

3/4 gelas

1 ptg

2 ptg sdg

1 gelas

sdm

1 buah sdg

Snak J:16/21

Buah Apel-

75-

buah sdg

Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)

Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta

Desember 2008

tujuan perawatan

KAKI DIABETIK ???

Untuk mencegah luka kaki diabetik (ulkus kaki diabetik) yang dapat berakibat amputasi

pengidap DM

beresiko terkena ulkus diabetik ?

Sirkulasi darah kaki kurang baik

Indera rasa kedua kaki berkurang sehingga kaki mudah terluka

Daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun

agaimana cara perawatan

kaki yang baik ?

1. Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan batu apung/sikat halus dan lembut

2. Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari

3. Periksa kaki kemungkinan adanya perubahan warna (pucat, kemerahan), bentuk (pecah-pecah, lepuh, kalus, luka), suhu (dingin, lebih panas)4. Bila kaki kering, olesi dengan lotion

5. Potong kuku/kikir tiap 2 hari, jangan terlalu pendek. Bila kuku terlalu keras, kaki direndam dulu dalam air hangat (37,5 C) selama 5 menit

6. Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun/wol

7. Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin ada sesuatu di dalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan gerak-gerakkan pergelangan kaki dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah menjadi lancar

8. Lakukan senam kaki

9. Jangan biarkan luka sekecil apapun

Bagaimana

cara memilih sepatu ???

1. Ukuran : jangan terlalu sempit/longgar, kira-kira inchi lebih panjang dari jari kaki

2. Bentuk : ujung sepatu jangan runcing, tinggi tumit < 2 inchi

3. Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut

4. Insole terbuat dari bahan yang tidak licin

Yang dilakukan

bila kaki terluka ?

1. Bila luka kecil, bersihkan dengan antiseptik, tutup luka dengan kasa steril dan bila dalam waktu 2 hari tidak sembuh/membaik segera periksa ke dokter

2. Bila luka cukup besar/kaki mengalami kelainan segera pergi ke dokter

saja yang perlu dihindari sehubungan dengan

perawatan kaki ???

1. Hindari terlalu sering merendam kaki

2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik

3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku/menghilangkan kalus

4. Hindari kaos kaki/sepatu yang terlalu sempit

5. Hindari rokok

Semoga lekas sembuh

Mari hidup sehat