SASTRA MELAYU KLASIK

19
SASTRA MELAYU KLASIK (SASTRA INDONESIA LAMA) PENGANTAR Hampir semua ahli sepakat bahwa Sastra Indonesia Lama tidak diketahui kapan munculnya. Yang dapat dikatakan adalah bahwa Sastra Indonesia Lama muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban bangsa Indonesia, sementara kapan bangsa Indonesia itu ada juga masih menjadi perdebatan. Yang tidak disepakati oleh para ahli adalah kapan sejarah sastra Indonesia memasuki masa baru. Ada yang berpendapat bahwa Sastra Indonesia Lama berakhir pada masa kebangkitan nasional (1908), masa Balai Pustaka (1920), masa munculnya Bahasa Indonesia (1928), ada pula yang berpendapat bahwa Sastra Indonesia Lama berakhir pada masa Abdullah bin Abdulkadir Munsyi (1800-an). Alhasil, ada dua versi besar periodisasi sastra Indonesia. Versi pertama adalah bahwa sejarah sastra Indonesia dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu 1) Sastra Indonesia Lama, 2) Sastra Indonesia Baru, dan 3) Sastra Indonesia Modern. Sedangkan versi kedua membagi sejarah sastra Indonesia menjadi empat kelompok besar, yaitu 1) Sastra Indonesia Lama, 2) Sastra Indonesia Peralihan, 3) Sastra Indonesia baru, dan 4) Sastra Indonesia Modern. Sastra Indonesia Lama adalah masa sastra mulai pada masa pra-sejarah (sebelum suatu bangsa mengenal tulisan) dan berakhir pada masa Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Ada juga yang mengatakan bahwa sastra Indonesia lama berakhir pada masa balai Pustaka. Sastra Indonesia Lama tidak dapat digolong-golongkan berdasarkan jangka waktu tertentu (seperti halnya Sastra Indonesia baru) karena hasil- hasil dari sastra masa ini tidak mencantumkan waktu dan nama pengarangnya. Beberapa pembagian Sastra Indonesia Lama adalah sebagai berikut A. Berdasarkan bentuknya, sastra Indonesia Lama dibagi menjadi dua 1. Prosa lama

Transcript of SASTRA MELAYU KLASIK

Page 1: SASTRA MELAYU KLASIK

SASTRA MELAYU KLASIK

(SASTRA INDONESIA LAMA)

 

 

PENGANTAR

Hampir semua ahli sepakat bahwa Sastra Indonesia Lama tidak diketahui kapan munculnya. Yang dapat dikatakan adalah bahwa Sastra Indonesia Lama muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban bangsa Indonesia, sementara kapan bangsa Indonesia itu ada juga masih menjadi perdebatan. Yang tidak disepakati oleh para ahli adalah kapan sejarah sastra Indonesia memasuki masa baru. Ada yang berpendapat bahwa Sastra Indonesia Lama berakhir pada masa kebangkitan nasional (1908), masa Balai Pustaka (1920), masa munculnya Bahasa Indonesia (1928), ada pula yang berpendapat bahwa Sastra Indonesia Lama berakhir pada masa Abdullah bin Abdulkadir Munsyi (1800-an).

Alhasil, ada dua versi besar periodisasi sastra Indonesia. Versi pertama adalah bahwa sejarah sastra Indonesia dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu 1) Sastra Indonesia Lama, 2) Sastra Indonesia Baru, dan 3) Sastra Indonesia Modern. Sedangkan versi kedua membagi sejarah sastra Indonesia menjadi empat kelompok besar, yaitu 1) Sastra Indonesia Lama, 2) Sastra Indonesia Peralihan, 3) Sastra Indonesia baru, dan 4) Sastra Indonesia Modern.

Sastra Indonesia Lama adalah masa sastra mulai pada masa pra-sejarah (sebelum suatu bangsa mengenal tulisan) dan berakhir pada masa Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Ada juga yang mengatakan bahwa sastra Indonesia lama berakhir pada masa balai Pustaka. Sastra Indonesia Lama tidak dapat digolong-golongkan berdasarkan jangka waktu tertentu (seperti halnya Sastra Indonesia baru) karena hasil-hasil dari sastra masa ini tidak mencantumkan waktu dan nama pengarangnya.

Beberapa pembagian Sastra Indonesia Lama adalah sebagai berikut

A. Berdasarkan bentuknya, sastra Indonesia Lama dibagi menjadi dua

1. Prosa lama2. Puisi Lama

A. berdasarkan isinya, Sastra Indonesia Lama dibedakan menjadi tiga, yaitu

1. Sastra Sejarah2. Sastra Undang-Undang3. Sastra petunjuk Bagi Raja atau Penguasa

A. Berdasarkan pengaruh asing, Sastra Indonesia Lama dibedakan menjadi tiga, yaitu

1. Sastra Indonesia Asli2. Sastra Indonesia Lama Pengaruh Hindu3. Sastra Indonesia Lama Pengaruh Islam

Page 2: SASTRA MELAYU KLASIK

Ciri-ciri kesusastraan Indonesia Lama

1. Bersifat onomatope/anonim, yaitu nama pengarang tidak dicantumkan dalam karya sastra.

2. Merupakan milik bersama masyarakat.3. Timbul karena adat dan kepercayaan masyarakat4. Bersifat istana sentris, maksudnya ceritanya berkisar pada lingkungan istana5. Disebarkan secara lisan6. Banyak bahasa klise, yaitu bahasa yang bentuknya tetap.

Jabatan/orang yang sangat berjasa dalam penyebaran sastra Indonesia Lama adalah pawang. Ia adalah kepala adat (istilah sekarang mungkin sama dengan "dukun" dalam kebudayaan Jawa). Jabatan ini berbeda dengan kepala suku. Menurut Dick Hartoko dan Rahmanto, pawang dikenal sebagai orang yang mempunyai keahlian yang erat hubungannya dengan hal-hal yang gaib. Ia termasuk orang yang keramat dan dapat berhubungan dengan para dewa atau hyang. Pawang terbagi atas pawang kutika (ahli bercocok tanam dan hal-hal yang berhubungan dengan rumah tangga), pawang osada (ahli dalam jampi-jampi), pawang malim (ahli dalam pertenungan), dan pawang pelipur lara (ahli bercerita).

SASTRA INDONESIA LAMA BERDASARKAN BENTUKNYA

A. PROSA LAMA

1. Dongeng

Dongeng adalah prosa cerita yang isinya hanya khayalan saja, hanya ada dalam fantasi pengarang.

Dongeng dibedakan menjadi

a. Fabel, yaitu dongeng tentang kehidupan binatang. Dongeng tentang kehidupan binatang ini dimaksudkan agar menjadi teladan bagi kehidupan manusia pada umumnya. (Menurut Dick hartoko dan B. Rahmanto, yang dimaksud fabel adalah cerita singkat, sering dalam bentuk sanjak, yang bersifat didaktis bertepatan dengan contoh yang kongkret. Tumbuh-tumbuhan dan hewan ditampilkan sebagai makhluk yang dapat berpikir, bereaksi, dan berbicara sebagai manusia. Diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengandung ajaran moral).

b. Farabel, yaitu dongeng tentang binatang atau benda-benda lain yang mengandung nilai pendidikan. Binatang atau benda tersebut merupakan perumpamaan atau lambang saja. Peristiwa ceritanya merupakan kiasan tentang pelajaran kesusilaan dan keagamaan.

c. Legende, yaitu dongeng yang dihubungkan dengan keajaiban alam, terjadinya suatu tempat, dan setengah mengandung unsur sejarah.

d. Mythe, yiatu dongeng yang berhubungan dengan cerita jin, peri, roh halus, dewa, dan hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan animisme.

e. Sage, yaitu dongeng yang mengandung unsur sejarah meskipun tidak seluruhnya berdasarkan sejarah. (Menurut Dick Hartoko dan B. Rahmanto, kata sage berasal dari kata jerman "was gesagt wird" yang berarti apa yang diucapkan, cerita-cerita alisan yang intinya historis, terjadi di suatu tempat tertentu dan pada zaman tertentu. Ada yang menceritakan tentang roh-roh halus, mengenai ahli-ahli sishir, mengenai setan-setan atau mengenai tokoh-tokoh historis. Selalu ada ketegangan antara dunia manusia dan dunia gaib.

Page 3: SASTRA MELAYU KLASIK

Manusia selalu kalah. Nada dasarnya tragis, lain daripada dongeng yang biasanya optimis)

1. Hikayat

Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang artinya cerita. Hikayat adalah cerita yang panjang yang sebagian isinya mungkin terjadi sungguh-sungguh, tetapi di dalamnya banyak terdapat hal-hal yang tidak masuk akal, penuh keajaiban. (Dick hartoko dan B. Rahmanto memberikan definisi hikayat sebagai jenis prosa cerita Melayu Lama yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan orang-orang ternama, para raja atau para orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan dan muzizat tokoh utamanya, kadang mirip cerita sejarah atau berbentu riwayat hidup.

 

2. Tambo

Tambo adalah cerita sejarah, yaitu cerita tentang kejadian atau asal-usul keturunan raja.

3. Wira Carita (Cerita Kepahlawanan)

Wira carita adalah cerita yang pelaku utamanya adalah seorang kesatria yang gagah berani, pandai berperang, dan selalu memperoleh kemenangan.

 

A. PUISI LAMA

1. Mantra

Mantra adalah kata-kata yang mengandung hikmat dan kekuatan gaib. Mantra sering diucapkan oleh dukun atau pawang, namun ada juga seorang awam yang mengucapkannya.

2. Bidal.

Bidal adalah pepatah atau peribahasa dalam sastra Melayu lama yang kebanyakan berisi sindiran, peringatan, nasehat, dan sejenisnya. Yang termasuk dalam kategori bidal adalah

a. Ungkapan, yaitu kiasan tentang keadaan atau kelakauan yang dinyatakan dengan sepatah atau beberapa patah kata.

b. Peribahasa , yaitu kalimat lengkap yang mengungkapkan keadaan atau kelakuan seseorang dengan mengambil perbandingan dengan alam sekitar.

c. Tamsil, yaitu seperti perumpamaan tetapi dikuti bagian kalimat yang menjelaskan.

d. Ibarat, yaitu seperti perumpamaan dan tamsil tetapi diikuti bagian yang menjelaskan yang berisi perbandingan dengan alam.

e. Pepatah, yaitu kiasan tetap yang dinyatakan dalam kalimat selesai.f. Pemeo, yaitu ucapan yang terkenal dan diulang-ulang, berfungsi sebagai

semboyan atau pemacu semangat.

Page 4: SASTRA MELAYU KLASIK

1. Pantun

Pantun ialah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat tertentu (jumlah baris, jumlah suku kata, kata, persajakan, dan isi).

Ciri-ciri pantun adalah

a. Pantun terdiri dari sejumlah baris yang selalu genap yang merupakan satu kesatuan yang disebut bait/kuplet.

b. Setiap baris terdiri dari empat kata yang dibentuk dari 8-12 suku kata (umumnya 10 suku kata).

c. Separoh bait pertama merupakan sampiran (persiapan memasuki isi pantun), separoh bait berikutnya merupakan isi (yang mau disampaikan).

d. Persajakan antara sampiran dan isi selalu paralel (ab-ab atau abc-abc atau abcd-abcd atau aa-aa)

e. Beralun dua

Berdasarkan bentuk/jumlah baris tiap bait, pantun dibedakan menjadi

a. Pantun biasa, yaitu pantun yang terdiri dari empat baris tiap bait.b. Pantun kilat/karmina, yiatu pantun yang hanya tersusun atas dua baris.c. Pantun berkait, yiatu pantun yang tersusun secara berangkai, saling mengkait

antara bait pertama dan bait berikutnya.d. Talibun, yaitu pantun yang terdiri lebih dari empat baris tetapi selalu genap

jumlahnya, separoh merupakan sampiran, dan separho lainnya merupakan isi.

e. Seloka, yaitu pantun yang terdiri dali empat baris sebait tetapi persajakannya datar (aaaa).

Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi

a. Pantun anak-anak

o pantun bersuka citao pantun berduka cita

a. Pantun muda

o pantun perkenalano pantun berkasih-kasihano pantun perceraiano pantun beriba hatio pantun dagang

a. Pantun tua

o pantun nasehato pantun adato pantun agama

a. Pantun jenakab. Pantun teka-tekic.

Page 5: SASTRA MELAYU KLASIK

1. Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang terdiri dari dua baris satu bait, kedua lariknya merupakan kalimat majemuk yang selalu berhubungan menurut hubungan sebab-akibat. Baris pertama merupakan syaratnya sedangkan baris kedua merupakan jawabannya. Gurindam berisi petuah atau nasehat. Gurindam muncul setelah timbul pengaruh kebudayaan Hindu.

2. Syair

Kata syair berasal dari bahasa Arab syu’ur yang artinya perasaan. Syair timbul setelah terjadinya pengaruh kebudayaan islam. Puisi ini terdiri dari empat baris sebait, berisi nasehat, dongeng, dan sebagian besar berisi cerita. Syair sering hanya mengutamakan isi.

Ciri-ciri syair

a. terdiri dari empat barisb. tiap baris terdiri dari 4-5 kata (8-12 suku kata)c. persamaan bunyi atau sajak akhir sama dan sempurnad. tidak ada sampiran, keempatnya merupakan isie. terdiri dari beberapa bait, tiap bait berhubunganf. biasanya berisi cerita atau berita.

1. Prosa liris (kalimat berirama)

Prosa liris adalah prosa yang di dalamnya masih terdengar adanya irama.

2. Puisi-puisi Arab

Bentuk-bentuk puisi Arab adalah

a. Masnawi, yaitu puisi lama yang terdiri dari dua baris sebait (sama dengan disthikon). Skema persajakannya berpasangan aa,bb,cc, … dan seterusnya) dan beiri puji-pujian untuk pahlawan.

b. Rubai, yaitu puisi lama yang terdiri dari empat baris sebait (sama dengan kuatrin). Skema persajakannya adalah a-a-b-a dan berisi tentang nasihat, puji-pujian atau kasih sayang.

c. Kit’ah, yaitu puisi lama yang terdiri dari lima baris sebait (sama dengan quin).d. Gazal, yaitu puisi lama yang terdiri dari delapan baris sebait (sama dengan

stanza atau oktaaf).e. Nazam, yaitu puisi lama yang terdiri dari duabelas baris sebait.

Di samping yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa bentuk lain yang perlu dikenal walaupun sebenarnya tidak murni berasal dari Sastra Melayu. Bentuk-bentuk tersebut adalah

1. Kaba

Adalah jenis prosa lirik dari sastra Minangkabau tradisional yang dapat didendangkan. Biasanya orang lebih tertarik pada cara penceritaan daripada isi ceritanya. Kaba termasuk sastra lisan yang dikisahkan turun temurun. Contohnya adalah cerita Sabai nan Aluih.

Page 6: SASTRA MELAYU KLASIK

2. Kakawin

Adalah sejenis puisi yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan yang mempergunakan metrum dari India (Tambo). Berkembang pada masa Kediri dan Majapahit. Penyairnya disebut kawi. Contohnya Ramayana, Arjunawiwaha, dan negarakertagama.

3. Kidung

Jenis puisi Jawa Pertengahan yang mempergunakan persajakan asli Jawa.

4. Parwa

Adalah jenis prosa yang diadaptasi dari bagian-bagian epos dalam bahasa sanskerta dan menunjukkan ketergantungannya dengan kutipan-kutipan dari karya asli dalam Bahasa Sanskerta. Kutipan-kutipan tersebut tersebar di seluruh teks parwa yang biasanya berbahasa Jawa Kuno.

5. Cerita Pelipur Lara

Sejenis sastra rakyat yang pada mulanya berbentuk sastra lisan. Cerita jenis ini bersifat perintang waktu dan menghibur belaka. Kebanyakan menceritakan tentang kegagahan dan kehebatan seorang ksatria tampan yang harus menempuh seribu satu masalah dalam usahanya merebut putri cantik jelita yang akan dipersunting. (Hampir sama dengan hikayat). 

 SASTRA MELAYU KLASIK

Dokumen pertama yang ditulis dalam bahasa Melayu klasik adalah sepucuk surat dari raja Ternate, Sultan Abu Hayat kepada raja João III diPortugal dan bertarikhkan tahun 1521 Masehi.

Salah satu bentuk karya tersebut adalah Hikayat.

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Salah satu hikayat yang populer di Riau adalah Yong Dolah.

1. Karakteristik Naskah Melayu Klasika. Penggunaan kosakata yang pada saat ini tidak lazim dipergunakan dalam berbahasa Indonesia.Contoh: … akan menghibur hati yang masgul (sedih).

b. Cerita selalu diawali dengan kata penghubung yang menyatakan bahwa cerita tersebut tidak diketahui tempat dan waktu secara pasti.Contoh: alkisah inilah cerita orang dahulu kala, hikayat namanya, terlalu indah-indah ceritanya…

c. Penggunaan kata penghubung maka dalam awal kalimatContoh: Maka titah sang Nata, ”Yayi Suri, telah sebenarnya seperti kata Adinda itu.” maka sang Nata pun membuat tempat memuja.

Page 7: SASTRA MELAYU KLASIK

d. Penggunaan dikisi atau pilihan kata yang kurang tepat.Contoh: Maka dikarang oleh segala orang yang bijaksana prama kawi.

e. Penggunaan kalimat yang tidak efektifContoh: Sebermula pada zaman dahulu ada raja di Tanah Jawa empat bersaudara, terlalu amat besar kerajaannya.

f. Cerita tidak ada pengarangnya atau anonim.

Dilihat dari unsur-unsurnya, naskha sastra Melayu Klasik juga memiliki tema, penokohan, sudut pandang, alur, amanat, dan nilai-nilai, seperti halnya naskah sastra cerpen dan novel.

2. Unsur-Unsur Karya Sastra Melayu Klasika. Tema adalah ide pokok yang mendasari sebuah cerita. Pada umumnya naskah Melayu Klasik mempunyai tema perjuanganm percintaan, pendidikan, dan keagamaan.

b. Tokoh dan Penokohan. Ada tiga jenis tokoh• Protagonis (tokoh utama/berwatak baik)• Antagonis (tokoh dengan watak jahat)• Trigonis tokoh penengah atau pelerai konflik.

c. Latar (setting) adalah latar belakang cerita. Ada tiga macam latar: (1) latar tempat; (2) latar waktu; dan (3) latar keadaan.

d. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita. Terdapat empat jenis sudut pandang.• Pengarang sebagai tokoh cerita, jika tokoh utamanya ’aku’;• Pengarang sebagai tokoh sampingan, jika terdapat tokoh ’aku’ yang bukan sebagai tokoh utama.• Pengarang peninjau, jika pengarang hanya dapat memaparkan hal-hal yang dapat diamati pancaindra.• Pengarang serba tahu, jika pengarang dapat memaparkan kehidupan tokoh utama dama berbagai hal.

e. Alur adalah rangkaian peristiwa yang saling berhubungan membentuk suatu cerita. Ada tiga jenis alur cerita:• Alur maju, apabila cerita dipaparkan dari awal hingga akhir secara berurutan.• Alur mundur (flash back), apabila cerita bermula dari masa kini menuju awal peristiwa secara berurutan;• Alur campuran, apabila penceritaannya menggunakan gabungan antara alur maju dan alur mundur.

f. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya.

g. Gaya bahasa merupakan sarana sastra yang amat penting karena hal inilah yang akan membedakan antara pengarang yang satu dengan yang lain.

Page 8: SASTRA MELAYU KLASIK

Hikayat Hang TuahPada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak HangMahmud. Mereka bertempat tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orangdi Sungai Duyung mendengar kabar teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepadasemua rakyatnya.Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepadaistrinya yang bernama Dang Merdu,”Ayo kita pergi ke Bintan, negri yang besar itu,apalagi kita ini orang yang yang miskin. Lebih baik kita pergi ke Bintan agar lebihmudah mencari pekerjaan.”Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit.Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmudpun terbangun danmengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau sepertiwangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepadaistri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu pun langsungmemandikan dan melulurkan anaknya.Setelah itu, ia memberikan anaknya itu kain,baju, dan ikat kepala serbaputih. Lalu Dang Merdu member makan Hang Tuah nasi kunyit dan telur ayam,ibunya juga memanggil para pemuka agama untuk mendoakan selamatan untukHang Tuah. Setelah selesai dipeluknyalah anaknya itu.Lalu kata Hang Mahmud kepada istrinya,”Adapun anak kita ini kita jaga baik-baik,jangan diberi main jauh-jauh.”Keesokan harinya, seperti biasa Hang Tuah membelah kayu untukpersediaan. Lalu ada pemberontak yang datang ke tengah pasar, banyak orangyang mati dan luka-luka. Orang-orang pemilik took meninggalkan tokonya danmelarikan diri ke kampong. Gemparlah negri Bintan itu dan terjadi kekacauandimana-mana. Ada seorang yang sedang melarikan diri berkata kepada Hang Tuah,”Hai, Hang Tuah, hendak matikah kau tidak mau masuk ke kampung.?”Maka kata Hang Tuah sambil membelah kayu,”Negri ini memiliki prajurit danpegawai yang akan membunuh, ia pun akan mati olehnya.”Waktu ia sedang berbicara ibunya melihat bahwa pemberontak itu menuju HangTuah samil menghunuskan kerisnya. Maka ibunya berteriak dari atas toko,katanya,”Hai, anakku, cepat lari ke atas toko!”Hang Tuah mendengarkan kata ibunya, iapun langsung bangkit berdiri danmemegang kapaknya menunggu amarah pemberontak itu. Pemberontak itu datangke hadapan Hang Tuah lalu menikamnya bertubi-tubi. Maka Hang Tuah punMelompat dan mengelak dari tikaman orang itu. Hang Tuah lalu mengayunkankapaknya ke kepala orang itu, lalu terbelalah kepala orang itu dan mati. Maka kataseorang anak yang menyaksikannya,”Dia akan menjadi perwira besar di tanahMelayu ini.”Terdengarlah berita itu oleh keempat kawannya, Hang Jebat, Hang Kesturi,Hang Lekir, dan Hang Lekui.Mereka pun langsung berlari-lari mendapatkan Hang Tuah. Hang Jebat danHang Kesturi bertanya kepadanya,”Apakah benar engkau membunuh pemberontakdengan kapak?”Hang Tuah pun tersenyum dan menjawab,”Pemberontak itu tidak pantasdibunuh dengan keris, melainkan dengan kapak untuk kayu.”Kemudian karena kejadian itu, baginda raja sangat mensyukuri adanya sang

Page 9: SASTRA MELAYU KLASIK

Hang Tuah. Jika ia tidak datang ke istana, pasti ia akan dipanggil oleh Sang Raja.Maka Tumenggung pun berdiskusi dengan pegawai-pegawai lain yang juga iri hatikepada Hang Tuah. Setelah diskusi itu, datanglah mereka ke hadapan Sang Raja.Maka saat sang Baginda sedang duduk di tahtanya bersama parabawahannya, Tumenggung dan segala pegawai-pegawainya datang berlutut, lalumenyembah Sang Raja, “Hormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat, adabanyak berita tentang penghianatan yang sampai kepada saya. Berita-berita itusudah lama saya dengar dari para pegawai-pegawai saya.”Setelah Sang Baginda mendengar hal itu, maka Raja pun terkejut lalubertanya, “Hai kalian semua, apa saja yang telah kalian ketahui?”Maka seluruh menteri-menteri itu menjawab, “Hormat tuanku, pegawai sayayang hina tidak berani datang, tetapi dia yang berkuasa itulah yang melakukan halini.”Maka Baginda bertitah, “Hai Tumenggung, katakana saja, kita akanmembalasanya.”Maka Tumenggung menjawab, “Hormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat,untuk datang saja hamba takut, karena yang melakukan hal itu, tuan sangatmenyukainya. Baiklah kalau tuan percaya pada perkataan saya, karena jika tidak,alangkah buruknya nama baik hamba, seolah-olah menjelek-jelekkan orang itu.Setelah Baginda mendengar kata-kata Tumenggung yang sedemikian itu,maka Baginda bertitah, “Siapakah orang itu, Sang Hang Tuah kah?”Maka Tumenggung menjawab, “Siapa lagi yang berani melakukannya selainHang Tuah itu. Saat pegawai-pegawai hamba memberitahukan hal ini pada hamba,hamba sendiri juga tidak percaya, lalu hamba melihat Sang Tuah sedang berbicaradengan seorang perempuan di istana tuan ini. Perempuan tersebut bernama DangSetia. Hamba takut ia melakukan sesuatu pada perempuan itu, maka hambadengan dikawal datang untuk mengawasi mereka.”Setelah Baginda mendengar hal itu, murkalah ia, sampai mukanya berwarnamerah padam. Lalu ia bertitah kepada para pegawai yang berhati jahat itu,“Pergilah, singkirkanlah si durhaka itu!”Maka Hang Tuah pun tidak pernah terdengar lagi di dalam negri itu, tetapi siTuah tidak mati, karena si Tuah itu perwira besar, apalagi di menjadi wali Allah.Kabarnya sekarang ini Hang Tuah berada di puncak dulu Sungai Perak, di sana iaduduk menjadi raja segala Batak dan orang hutan. Sekarang pun raja ingin bertemudengan seseorang, lalu ditanyainya orang itu dan ia berkata, “Tidakkah tuan inginmempunyai istri?”Lalu jawabnya, “Saya tidak ingin mempunyai istri lagi.”Demikianlah cerita Hikayat Hang Tuah.

Page 10: SASTRA MELAYU KLASIK

Sastra Lama

Sastra Melayu klasik sering juga disebut sastra Indonesia lama karena ada periodisasi sejarah sastra yang membedakan antara sastra lama dan sastra modern. Jenis sastra ini berkembang sejak abad ke-16 Masehi. Sastra Melayu klasik bermula dari cerita lisan masyarakat secara turun-temurun atau leluri.

Dalam sastra ini, biasanya nama pengarang tidak dikenal (anonim) karena cerita berkembang dari kehidupan masyarakat yang belum pandai dalam hal baca tulis. Karya-karya yang beredar banyak berupa tuturan. Kemudian, setelah pandai melakukan baca tulis, barulah karya-karya tersebut dituangkan dalam tulisan naskah sastra Melayu klasik.

Pembagian Sastra Melayu Klasik

Sastra Melayu klasik dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan bentuk, isi, dan pengaruh asing. Jenis sastra yang didasarkan pada bentuknya yaitu puisi dan prosa. Puisi dan prosa pun dibagi menjadi dua ketagori, yakni puisi lama dan prosa lama.

Puisi lama adalah jenis puisi yang memperhitungkan segi-segi unsur pembentuknya seperti rima dan bait. Sementara prosa lama adalah cerita yang berkembang di masyarakat di suatu tempat, biasanya berbicara mengenai kehidupan seseorang, asal usul suatu tempat, kepercayaan, dan petuah. Cerita rakyat bersifat anonim, dikenal juga dengan istilah folklore.

Pembagian sastra Melayu klasik berdasarkan isinya meliputi sastrasejarah, sastra undang-undang, dan sastra petunjuk bagi raja atau penguasa.

Sastra sejarah adalah karya sastra yang bebricara mengenai keadaan zaman tertentu. Sastra undang-undang adalah karya sastra yang isinya berbicara mengenai aturan-aturan kehidupan bermasayarkat dan bernegara. Sastra petunjuk bagi raja adalah karya sastra yang dijadikan patokan bagi para raja atau penguasa kerajaan dalam bertindak dan mengambil keputusan.

Sastra berdasarkan pengaruh asing, di antaranya sastra Indonesia asli, sastra Indonesia lama pengaruh Hindu, dan sastra Indonesia lama pengaruh Islam.

Sastra Indonesia asli yaitu karya sastra yang lahir secara murni dari Indonesia dan mengangkat persoalan-persoalan Indonesia. Sastra Indonesia pengaruh Hindu adalah karya sastra yang muncul setelah masuknya Hindu ke Indonesia dan mempengaruhi dari segi bahasa dan tema. Begitu pun sastra Indonesia pengaruh Islam.

Page 11: SASTRA MELAYU KLASIK

Sastra Indonesia Lama Berdasarkan Bentuknya

Berikut ini merupakan pembagian puisi lama.

1. Mantra, bentuk puisi lama yang kata-katanya mengandung kekuatan gaib, biasa diucapkan oleh dukun, biasa digunakan dalam ritual keagamaan atau untuk menyembuhkan orang sakit.

2. Syair , bentuk puisi lama yang terdiri dari empat baris tiap baitnya, dan masing-masing berima sama, yakni a-a-a-a. Contohnya Syair Bidari Lahir.

3. Pantun , bentuk puisi lama yang terdiri dari empat baris; dua baris pertama berisi sampiran, dua baris berikutnya adalah isi; berima a-b-a-b atau a-a-a-a.

4. Gurindam, bentuk puisi lama yang tiap baitnya terdiri dari dua baris yang saling berhubungan. Contohnya, Gurindam 12 karya Raja Ali Haji.

5. Talibun, bentuk puisi lama yang memiliki sampiran dan isi, terdiri dari 6-12 baris, berima abc, abcd.

6. Karmina, bentuk puisi lama yang terdiri dari dua baris, baris pertama sampiran dan baris kedua adalah isi.

7. Seloka, bentuk puisi lama yang terdiri dari empat baris; berisi petuah, nasihat atau sindiran.

Berdasarkan bentuknya, prosa sebagai karya sastra lama dibagi menjadi beberapa kelompok berikut.

1. Dongeng , berbicara mengenai sesuatu yang belum tentu terjadi, penuh unsur rekaan. Contohnya, Sangkuriang, Malin Kundang, Roro Jonggrang.

2. Legenda, berbicara mengenai asal-usul suatu tempat atau daerah. Misalnya, Tangkuban Perahu, Surabaya, Candi Prambanan.

3. Mitos , berbicara mengenai kepecayaan masyarakat terhadap sesuatu hal biasanya berkaiatan dengan alam gaib atau jin, setan, dan unsur-unsur magis. Contohnya, Ratu Pantai Selatan.

4. Fabel, berbicara mengenai kehidupan dan tingkah laku binatang.5. Epos, berbicara mengenai kisah-kisah kepahlawanan.6. Hikayat, berbicara mengenai cerita kehidupan sekitar istana atau anak raja.7. Tambo, berbicara mengenai sejarah atau silsilah keturunan raja.8. Wira carita, berbicara mengenai kepahlawanan dan pelakunya seorang yang

tangguh, berani, dan berakhir dengan kemenangan.

Page 12: SASTRA MELAYU KLASIK

K a r y a S a s t r a M e l a y u K l a s i k

Karya Sastra Melayu Klasik

Sastra Melayu Klasik sudah eksis di tanah air sejak abad ke-16 Masehi. Semenjak itu hingga sekarang gaya

bahasanya tak banyak mengalami perubahan.

Naskah pertama yang tertulis dalam bahasa Melayu klasik berupa sepucuk surat dari raja Ternate, Sultan Abu

Hayat kepada raja João III di Portugal berangka tahun 1521 Masehi.

Bentuk-bentuk Karya Sastra Melayu Klasik

Karya Sastra Melayu Klasik - Gurindam Dua Belas

Kumpulan gurindam karya Raja Ali Haji, Kepulauan Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas sebab berisi 12

masalah, diantaranya tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua

kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.

Karya Sastra Melayu Klasik - Hikayat

Salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng maupun sejarah. Umumnya

mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta

mukjizat tokoh utama. Baca Hikayat Hang Tuah.

Karya Sastra Melayu Klasik - Karmina

Populer disebut pantun kilat adalah pantun dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua

langsung isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya dipakai untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan

secara langsung.

- Contoh:

"Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu masih bertanya pula"

Page 13: SASTRA MELAYU KLASIK

Karya Sastra Melayu Klasik - Pantun

Serupa puisi 4 baris, berciri sajak a-b-a-b attau a-a-a-a. Dua baris awal merupakan sampiran, umumnya tentang

alam (flora dan fauna); dua baris ujung bagian isi, sebagai tujuan pantun.

- Contoh:

Kayu cendana diatas batu

Sudah diikat dibawa pulang

Adat dunia memang begitu

Benda yang buruk memang terbuang

Karya Sastra Melayu Klasik - Seloka

Merupakan bentuk puisi Karya Sastra Melayu Klasik, berisi pepetah ataupun perumpamaan mengandung senda

gurau, sindiran bahkan ejekan. Lumrahnya ditulis empat baris menggunakan bentuk pantun atau syair, kadang

kala bisa juga ditemukan pada seloka yang ditulis lebih dari empat-baris.

- Misal:

Anak pak dolah makan lepat

makan lepat sambil melompat

nak hantar kad raya dah tak sempat

pakai sms pun ok wat ?

Karya Sastra Melayu Klasik - Syair

Bagian puisi atau karangan dalam bentuk terikat, mengutamakan irama sajak. Biasanya berbentuk 4 baris,

bernada aaaa, keempat baris itu mengandung makna penyair.

Karya Sastra Melayu Klasik - Talibun

Sejenis puisi lama seperti pantun sebaba memiliki sampiran dan isi, tapi lebih dari 4-baris (bisa 6-20 baris).

Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, seterusnya.

- Contoh:

Kalau anak pergi ke pekan

Yu beli belanak beli

Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan

Ibu cari sanakpun cari

Induk semang cari dahulu