Sarah

5
Level Fraktur (Lokalisasi) Penentuan level fraktur dapat didasarkan pada anatomi atau terminologi AO. Berdasarkan anatomi tulang panjang maka fraktur dapat berada di epiphysis, epiphyseal plate atau diaphysis. Diantaranya ada yang disebut dengan metaphysis. Sehingga ada penulisan seperti fraktur diafisis femoralis (femoraldiaphysis fracture), faktur kolum femoralis ( femoral neck fracture ), fraktur trokhanter mayor femoralis (greater trochanteric fracture) atau fraktur suprakondilar femoralis (supracondylar femoral fracture). Istilah untuk tulang lainnya disesuaikan dengan nama tulang yang mengalami fraktur. Pada terminologi AO, tulang panjang dibagi menjadi segmen proksimal, segmen diaphysis, dan segmen distal. Segmen letak fraktur proksimal dan distal merupakan daerah di dalam bujur sangkar secara anatomi dan di luar itu adalah daerah diaphysis (Gb. 11)

description

mnm

Transcript of Sarah

Level Fraktur (Lokalisasi)Penentuan level fraktur dapat didasarkan pada anatomi atau terminologi AO. Berdasarkan anatomi tulang panjang maka fraktur dapat berada di epiphysis, epiphyseal plate atau diaphysis. Diantaranya ada yang disebut dengan metaphysis. Sehingga ada penulisan seperti fraktur diafisis femoralis (femoraldiaphysis fracture), faktur kolum femoralis ( femoral neck fracture ), fraktur trokhanter mayor femoralis (greater trochanteric fracture) atau fraktur suprakondilar femoralis (supracondylar femoral fracture). Istilah untuk tulang lainnya disesuaikan dengan nama tulang yang mengalami fraktur. Pada terminologi AO, tulang panjang dibagi menjadi segmen proksimal, segmen diaphysis, dan segmen distal. Segmen letak fraktur proksimal dan distal merupakan daerah di dalam bujur sangkar secara anatomi dan di luar itu adalah daerah diaphysis (Gb. 11)

Klasifikasi menurut AO sangat komplek tapi pada dasarnya kode tulang, segmennya, tipe fraktur, pembagian grup fraktur dan subgrup.

Evaluasi Fraktur (Assessment)Pada penilaian fraktur perlu ditentukan deformitas yang terjadi akibat fraktur tersebut. Tanpa adanya deformitas dapat berarti traumanya tidak cukup mengakibatkan pergeseran fragmen sehingga fragmen masih dalam posisi anatomi. Sama halnya bila melakukan reposisi - manipulasi sehingga fragmen kembali ke posisi anatomi. Penilaian deformitas berdasarkan 3 hal, yaitu:1. Pergeseran (displacement)2. Angulasi3. Rotasi.Penilaian pergeseran yang disebut displacement atau translation adalah penentuan keberadaan ujung - ujung fragmen satu sama lain. Perlu diketahui bahwa arah pergeseran tersebut sebagai petunjuk keberadaan fragmen distal. Sebagai contoh fraktur femur tengah (femoral shaft fracture) dengan pergeseran ke lateral (lateral displacement), artinya fragmen distal femur bergeser ke lateral; atau contoh lain seperti bergeser ke postero-lateral, maksudnya fragmen distal berada di posterior dan lateral. Derajat pergeseran itu dapat juga ditentukan dengan kontak kedua ujung-ujung fragmen yang disebut dengan nama aposisi (apposition). Sebagai contoh aposisi 50% artinya kontak ujung-ujung fragmen tersebut hanya 50%. Aposisi baik akan memberikan stabilitas dan union, sebaliknya jika tidak ada kontak maka fraktur tersebut punya potensi tidak stabil dan terjadi pemendekan. Kadangkala mengalami kesukaran reposisi manipulasi karena adanya jaringan lunak diantara ujung-ujung fragmen yang disebut interposisi sehingga berpotensi untuk terjadi delayed union atau non-union.Penilaian angulasi merupakan penilaian sudut pada daerah fraktur. Sebagai contoh fraktur femoris dengan angulasi medial artinya ujung ujung fragmen di daerah fraktur membentuk sudut ke arah medial. Hal ini menimbulkan keraguan (confusion) bila deformitas tersebut merupakan arah fragmen distal. Untuk itu dapat dikurangi dengan menyebutkan sebagai berikut:fraktur femoris dengan fragmen distal angulasi ke lateral. Setiap angulasi pada fraktur hams dikoreksi, bila tidak akan mengakibatkan osteoarthritis pada sendi tungkai bawah atau gerakan pronasi - supinasi akan terbatas pada lengan bawah (Gb.12).

Rotasi aksial artinya fragmen memutar terhadap aksis panjang. Dalam penilaiannya dilakukan x-ray yang mencakup kedua sendi proksimal dan distal. Rotasi dapat dinyatakan bila terjadi interlocking dan kedua fragmen atau diameter fragmen proksimal tidak sama dengan diameter fragmen distal atau tebal kortek fragmen proksimal tidak sama dengan tebal kortek fragmen distal. Rotasi tidak akan terjadi remodeling tanpa dikoreksi.