Sap+Sop Bermain

21

Click here to load reader

description

sap

Transcript of Sap+Sop Bermain

Page 1: Sap+Sop Bermain

SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN

PUZZLE DI RUANG ANGGREK BRSU TABANAN

TANGGAL 7 JUNI 2013

OLEH:

NI KADEK PRATIWI NARAYANI (PO7120011013)

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA (PO7120011014)

NI KETUT PUSPAWATI (PO7120011015)

PUTU DEWI PRADNYANI (PO7120011016)

GST. A.A. KD. DWI PRADNYAWATI (PO7120011017)

I GST. AYU INTAN PUTRIA SHINTA (PO7120011018)

IDA BAGUS DWI PERMANA (PO7120011019)

I GEDE WIBI ANGGER PANESA (PO7120011020)

I PUTU ARIS ADI SOSIAWAN (PO7120011021)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2013

Page 2: Sap+Sop Bermain

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN PUZZLE

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit

Sub Pokok Bahasan : Bermain Puzzle

Sasaran : Anak Usia Prasekolah (4-6 tahun)

Tempat : Ruang Anggrek RSUD Tabanan.

Waktu : Jumat, 7 Juni 2013 selama 40 menit (pukul 10.00 s.d 10.40 WITA).

I. PENDAHULUAN

Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan

suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar

mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta

kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan

fisik, mental dan perkembangan emosinya.

Melalui media bermain,anak belajar apa yang tidak diajarkan orang lain kepadanya.

Mereka belajar tentang dunia mereka dan bagaimana menghadapi lingkungan objek,

waktu, ruang, struktur, dan orang di dalamnya. Mereka belajar tentang diri mereka sendiri

yang ada di dalam lingkungan tersebut. Dalam bermain anak secara kontinu mempraktikan

proses hidup yang rumit dan penuh stres. Komunikasi, dan mencapai hubungan yang

memuaskan dengan orang lain.

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan

juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan

pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan

ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat

kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk

mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,

kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat

kesempatan bermain.

Puzzle merupakan salah satu alat permainan edukatif yang merangsang fungsi kognitif

dan melatih keterampilan anak. Anak usia prasekolah berada dalam tahap bermain dengan

karakteristik bermain keterampilan dan asosiatik play.

Page 3: Sap+Sop Bermain

II. TUJUAN

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan terapi bermain selama 40 menit, anak diharapkan dapat

mengembangkan aktivitas dan kreativitas melalui pengalaman bermain dan

beradaptasi efektif terhadap stres karena penyakit dan dirawat di rumah sakit.

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan terapi bermain selama 40 menit, diharapkan anak mampu :

1. Dapat berinteraksi dengan sesama pasien dan perawat;

2. Dapat mengembangkan imajinasinya;

3. Dapat mengembangkan kemampuan motorik halusnya;

4. Dapat meningkatkan kreativitasnya;

5. Mengungkapkan kegembiraan atas rasa senang;

6. Terlihat lebih rileks; dan

7. Kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan.

III. PERENCANAAN

1. Jenis Program Bermain

Jenis permainan yang akan dilakukan adalah menyusun puzzle.

2. Karakteristik Bermain

a. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat, dan sederhana.

b. Mempertimbangkan keamanan.

c. Kelompok umur pasien sama.

d. Melibatkan orang tua.

3. Karakteristik Peserta

a. Usia 3-7 tahun yang dirawat di Ruang Anggrek BRSU Tabanan.

b. Jumlah peserta : 5-10 anak dan didampingi orang tua.

c. Keadaan umum anak mulai membaik.

d. Pasien (anak) yang telah dapat melakukan mobilisasi fisik dan tanpa

kontraindikasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.

e. Peserta kooperatif.

4. Metode : Demonstrasi

5. Alat-alat yang digunakan (Media)

a. Puzzle

Page 4: Sap+Sop Bermain

b. Jam/ Timer

c. Lembar observasi

IV. TATA LETAK

Keterangan :

: Pasien

: Leader

: Fasilitator/ Orang tua

: Observer

V. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Persiapan : 10 Menit

a. Menyiapkan ruangan

b. Menyiapkan alat

c. Menyiapkan peserta

2. Pembukaan : 5 Menit

a. Perkenalan petugas dengan anak dan keluarga.

b. Anak yang akan bermain saling berkenalan

Page 5: Sap+Sop Bermain

c. Menjelaskan maksud dan tujuan.

3. Kegiatan : 20 Menit

a. Anak diminta untuk memilih gambar puzzle yang ingin disusun yang sudah

tersedia.

b. Anak dianjurkan untuk menyusun puzzle yang tersedia.

4. Penutup : 5 menit

a. Memberikan penghargaan pada anak atas hasil karyanya.

b. Merapikan alat dan tempat bermain.

VI. EVALUASI

1. Anak dapat berinteraksi dengan sesama pasien dan perawat;

2. Anak dapat mengembangkan imajinasinya;

3. Anak dapat mengembangkan kemampuan motorik halusnya;

4. Anak dapat meningkatkan kreativitasnya;

5. Anak mengungkapkan kegembiraan atas rasa senang;

6. Anak terlihat lebih rileks;

7. Anak kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan.

Page 6: Sap+Sop Bermain

MATERI TERAPI BERMAIN

I. PENGERTIAN

Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melaksanakan atau mempraktikan

keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan

diri untuk berperan.

II. KEUNTUNGAN BERMAIN

Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:

1. Membuang ekstra energi.

2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-

organ.

3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.

4. Anak belajar mengontrol diri.

5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.

6. Meningkatnya daya kreativitas.

7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.

8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.

9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.

10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.

11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

III. MACAM-MACAM BERMAIN

1. Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang

diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :

a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan

tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,

menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.

b. Bermain konstruksi (Construction Play)

Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.

c. Bermain drama (Dramatic Play)

Page 7: Sap+Sop Bermain

Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.

d. Bermain fisik

Misalnya bermain bola, bermain tali, mewarnai dan lain-lain.

2. Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.

Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan

sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.

Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton

televisi dsb.

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain,

yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif

bermain.

b. Tidak ada variasi dari alat permainan.

c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.

d. Tidak mempunyai teman bermain.

IV. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat

mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat

perkembangannya, serta berguna untuk :

1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau

merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.

Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong,

tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.

2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang

benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV,

dll.

3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.

Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka,

pensil warna, radio, dll.

4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan

anak, keluarga dan masyarakat

Page 8: Sap+Sop Bermain

Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak

pasir, bola, tali, dll.

V. BENTUK PERMAINAN

Untuk anak usia prasekolah alat permainan yang dianjurkan :

a. Alat olah raga.

b. Alat masak

c. Alat menghitung

d. Alat menggambar/mewarnai

e. Sepeda roda tiga

f. Benda berbagai macam ukuran.

g. Boneka tangan.

h. Mobil.

i. Kapal terbang.

j. Kapal laut dsb

Fungsi bermain terhadap kemampuan intelektual anak usia prasekolah dapat dilihat

pada beberapa hal berikut ini :

1. Merangsang perkembangan kognitif.

Dengan bermain, sensori-motor (indera-pergerakan) anak-anak dapat mengenal

permukaan lembut, kasar, atau kaku. Permainan fisik akan mengajarkan anak

akan batas kemampuannya sendiri. Permainan juga akan meningkatkan

kemampuan abstraksi (imajinasi dan fantasi) sehingga anak-anak semakin jelas

mengenal konsep besar-kecil, atas-bawah, dan penuh-kosong. Melalui

permainan anak-anak dapat menghargai aturan, keteraturan, dan logika.

2. Membangun struktur kognitif.

Melalui permainan, anak-anak akan memperoleh informasi yang lebih banyak

sehingga pengetahuan dan pemahamannya akan lebih kaya dan lebih dalam.

Bila informasi baru ini ternyata berbeda dengan yang selama ini diketahuinya,

anak dapat mengubah informasi yang lama sehingga ia mendapatkan

pemahaman atau pengetahuan yang lebih baru. Jadi melalui bermain, struktur

kognitif anak terus diperkaya, diperdalam, dan diperbarui sehingga semakin

sempurna.

Page 9: Sap+Sop Bermain

3. Membangun kemampuan kognitif.

Kemampuan kognitif mencakup kemampuan mengidentifikasi,

mengelompokkan, mengurutkan, mengamati, membedakan, meramalkan,

menentukan hubungan sebab-akibat, membandingkan, dan menarik

kesimpulan. Permainan akan mengasah kepekaan anak-anak akan keteraturan,

urutan, dan waktu. Permainan juga meningkatkan kemampuan logis (logika).

4. Belajar memecahkan masalah.

Di dalam permainan, anak-anak akan menemui berbagai masalah sehingga

bermain akan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui bahwa

ada beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah. Permainan juga

memungkinkan anak-anak bertahan lebih lama menghadapi kesulitan sebelum

persoalan yang ia hadapi dapat dipecahkan. Proses pemecahan masalah ini

mencakup adanya imajinasi aktif anak-anak. Imajinasi aktif akan mencegah

timbulnya kebosanan yang merupakan pencetus kerewelan pada anak- anak.

5. Mengembangkan rentang konsentrasi.

Apabila tidak ada konsentrasi atau rentang perhatian yang memadai, seorang

anak tidak mungkin dapat bertahan lama bermain peran (pura-pura menjadi

dokter, ayah-anak-ibu, guru, dll.). Ada hubungan yang dekat antara imajinasi

dan kemampuan konsentrasi. Imajinasi membantu meningkatkan kemampuan

konsentrasi. Anak-anak yang tidak imajinatif memiliki rentang perhatian

(konsentrasi) yang pendek dan memiliki kemungkinan besar untuk berperilaku

agresif dan mengacau.

VI. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN

1. Ekstra Energi. Untuk bermain diperlukan ekstra energi. Anak yang sakit, kecil

keinginannya untuk bermain.

2. Waktu. Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain.

3. Alat Permainan. Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan

umur dan taraf perkembangannya.

Page 10: Sap+Sop Bermain

4. Ruangan untuk bermain. Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu ruangan

khusus untuk bermain. Anak dapat bermain di ruangan tamu, halaman bahkan di

ruang tidurnya.

5. Pengetahuan cara bermain. Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri,

meniru teman-temannya atau diberi tahu caranya oleh orang lain. Cara yang

terakhir adalah cara yang terbaik. Karena anak tidak terbatas penegetahuannya

dalam menggunakan alat permainannya dan anak-anak akan mendapatkan

keuntungan lain lebih banyak.

6. Teman Bermain. Anak harus merasa yakin bahwa bahwa ia mempunyai teman

bermain kalau ia memerlukan, apakah itu saudaranya, orang tuanya atau

temannya. Karena kalau anak bermain sendiri, maka ia akan kehilangan

kesempatan belajar dari teman-temannya. Sebaliknya kalau terlalu banyak bermain

dengan anak lain, maka dapat mengakibatkan anak tidak dapat mempunyai

kesempatan yang cukup untuk menghibur diri sendiri dan menemukan kebutuhan

sendiri. Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tuanya, maka hubungan

orang tua dengan anak menjadi akrab, dan ibu/ayah akan segera mengetahui setiap

kelainan yang terjadi pada anak mereka secara dini.

EVALUASI

Peserta terapi bermain mampu:

1. Menyebutkan nama permainan

2. Mewarnai sesuai gambar

3. Membedakan warna

4. Merasa senang dan tenang terkait hospitalisasi.

Page 11: Sap+Sop Bermain

DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih. 1988. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:EGC

Markum.A.H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:FKUI

Page 12: Sap+Sop Bermain

STANDAR OPERASINAL PROSEDUR

TERAPI BERMAIN DENGAN ANAK PRASEKOLAH

NO ASPEK YANG DINILAINILAI

KET.1 2 3 4

A ALAT

a. Rancangan program bermain yang lengkap

dan sistematis

b. Alat bermain sesuai dengan umur/jenis

kelamin dan tujuan

B Tahap Pra Interaksi

1. Melakukan kontrak waktu

2. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak

rewel, keadaan umum membaik/kondisi yang

memungkinkan)

3. Menyaiapkan alat

4. Mencuci tangan

C Tahap Orientasi

1. Memberikan salam kepada pasien dan

menyapa nama pasien

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

sebelum kegiatan dilakukan

D Tahap Kerja

1. Memberi petunjuk pada anak cara bermain

2. Mempersilahkan anak untuk melakukan

permainan sendiri atau dibantu

3. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga

4. Memberi pujian pada anak bila dapat

melakukan

5. Mengobservasi emosi, hubungan inter-

personal, psikomotor anak saat bermain

Page 13: Sap+Sop Bermain

6. Meminta anak menceritakan apa yang

dilakukan/dibuatnya

7. Menanyakan perasaan anak setelah bermain

8. Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga

tentang permainan

E Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan

2. Berpamitan dengan pasien

3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat

semula

4. Mencuci tangan

5. Mencatat jenis permainan dan respon pasien

serta keluarga kegiatan dalam lembar catatan

keperawatan dan kesimpulan hasil bermain

meliputi emosional, hubungan inter-personal,

psikomotor dan anjuran untuk anak dan

keluarga

TOTAL

Kriteria Nilai :

1. Item yang dilakukan tidak dapat dan tidak akurat

2. Tiga item utama tidak dilakukan

3. Bila satu item tidak dilakukan

4. Bila semua item dilakukan dengan tepat dan akurat

STANDAR OPERASIONAL OPROSEDUR

Page 14: Sap+Sop Bermain

TERAPI BERMAIN “MENYUSUN PUZZLE” PADA ANAK PRASEKOLAH

DI RUANG PERAWATAN ANAK

Mata Kuliah : Keperawatan Anak II

Kompetensi : Menyusun puzzle pada gambar yang telah tersedia

Pengertian :

Tujuan :

Menyalurkan perasaan atau emosi anak

Mengembangkan keterampilan berbahasa

Melatih motorik kasar dan halus

Mengembangkan kecerdasan

Melatih daya imajinasi

NO ASPEK YANG DINILAINILAI

KET.1 2 3 4

A Persiapan Alat

1. Puzzle

2. Jam/timer

B Tahap Pra Interaksi

1. Melakukan kontrak waktu

2. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak

rewel, keadaan umum membaik/kondisi yang

memungkinkan)

3. Menyaiapkan alat

4. Mencuci tangan

C Tahap Orientasi

1. Memberikan salam kepada pasien dan

menyapa nama pasien

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

sebelum kegiatan dilakukan

D Tahap Kerja

1. Memberi petunjuk pada anak cara bermain

Page 15: Sap+Sop Bermain

a. Susun puzzle sesuai dengan pola yang

tersedia.

2. Mempersilahkan anak untuk melakukan

permainan sendiri atau dibantu

3. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga

4. Memberi pujian pada anak bila dapat

melakukan

5. Mengobservasi emosi, hubungan inter-

personal, psikomotor anak saat bermain

6. Meminta anak menceritakan apa yang

dilakukan/dibuatnya

7. Menanyakan perasaan anak setelah bermain

8. Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga

tentang permainan

E Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan

2. Berpamitan dengan pasien

3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat

semula

4. Mencuci tangan

5. Mencatat jenis permainan dan respon pasien

serta keluarga kegiatan dalam lembar catatan

keperawatan dan kesimpulan hasil bermain

meliputi emosional, hubungan inter-personal,

psikomotor dan anjuran untuk anak dan

keluarga

TOTAL

Kriteria Nilai :

1. Item yang dilakukan tidak dapat dan tidak akurat

2. Tiga item utama tidak dilakukan

3. Bila satu item tidak dilakukan

4. Bila semua item dilakukan dengan tepat dan akurat

Page 16: Sap+Sop Bermain