SAP Persalinan

11
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) BAHAYA KONSUMSI RUMPUT FATIMAH DALAM PROSES PERSALINAN DI RSUD NGUDI WALUYO WLINGI Oleh: Kelompok 7 Devi Nursitasari Lita Andriani Renny Aryanti Vina Firmanty Mustofa PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

description

S

Transcript of SAP Persalinan

Page 1: SAP Persalinan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAHAYA KONSUMSI RUMPUT FATIMAH DALAM PROSES PERSALINAN

DI RSUD NGUDI WALUYO WLINGI

Oleh:

Kelompok 7

Devi Nursitasari

Lita Andriani

Renny Aryanti

Vina Firmanty Mustofa

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: SAP Persalinan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARA MEMANDIKAN BAYI DAN PERAWATAN TALI PUSAT

Pokok Bahasan : Bahayakonsumsi persalinan dalam pro

Sasaran           : Ibu inpartu kala I fase laten

Waktu             :

Hari/Tanggal   :

Tempat            : Ruang Bersalin RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

A. Latar Belakang

Pada seorang wanita hamil, periode persalinan merupakan masa yang paling

diharap-harapkan. Bersalin merupakan suatu proses fisiologis yang dimulai dengan

rasa nyeri yang diakibatkan oleh kontraksi rahim (his) yang teratur hingga keluarnya

janin dan plasenta melalui vagina. Akan tetapi pada kenyataannya, proses persalinan

dapat terhambat oleh beberapa hal di antaranya adalah kelainan pada his (kontraksi

rahim) yang terlalu lemah ataupun his yang terlalu kuat. His yang terlalu lemah akan

mengakibatkan proses persalinan yang terlalu lama, sehingga melelahkan dan

berbahaya bagi ibu dan janin, sebaliknya his yang terlalu kuat dapat mengakibatkan

ruptur uteri atau atonia uteri (uterus berkontraksi terus menerus). Salah satu obat yang

banyak digunakan untuk menginduksi persalinan yang lambat di rumah sakit adalah

oksitosin, dengan risiko efek samping obat yang dapat menetap pada janin apabila

mengenai janin dalam kandungan.

Sebenarnya terdapat satu bahan alami yang telah digunakan secara turun temurun

untuk memperlancar persalinan oleh masyarakat Arab khususnya di Hijaz, Najd, dan

Al’Rub’Al Khali dan masyarakat Indonesia yaitu rumput fatimah (Anastatica

hierochuntica). Caranya dengan merendam rumput fatimah kering dalam air hangat,

kemudian air hasil rendamannya diminum menjelang persalinan dan diharapkan dapat

memperlancar persalinan.

Akan tetapi pemanfaatan rumput untuk memperlancar persalinan hingga saat ini

belum disertai bukti ilmiah mengenai khasiat, keamanan, dan mekanisme yang

mendasari efek tersebut dalam memperlancar persalinan. Bagi dokter dan tenaga medis

lainnya masih menjadi keraguan yang besar akan efek yang bermanfaat pada air

rendaman rumput fatimah ini, bahkan banyak pula yang melarang penggunaannya pada

Page 3: SAP Persalinan

ibu hamil menjelang persalinan karenakekhawatiran akan menimbulkan kontraksi yang

sangat meningkat yang dapat mengakibatkan atonia uteri ataupun ruptura uteri.

B. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah diberikan pendidikan bahaya rumput fatimah, diharapkan ibu dan keluarga

memahami bahaya rumput fatimah dan menghindari konsumsi rumput fatih untuk

persalinan sekarang maupun persalinan berikutnya.

b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pendidikan tentang cara memandikan yang benar, diharapkan  dapat

dapat

Menjelaskan, memberitahukan bahaya rumput fatimah.

Memiliki kesadaran diri untuk tidak mengkonsumsi rumput fatimah dalam

persalinan sekarang maupun persalinan berikutnya

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

D. METODE

No Kegiatan Penyuluh Audience Media Waktu

1. Pembukaan

dan salam

Menyampaikan

salam

Menjelaskan

Brain storming

Menjawab salam,

mendengarkan

- 2 menit

2. Penyampaian

materi dan

- Bahaya

rumput

fatimah

Mendengarkan

dan

memperhatikan

Leaflet 15

menit

3 Penutup - Tanya jawab

- Menyimpulkan

hasil

- Menutup dan

mengucapkan

salam

- Bertanya

- Menjawab

- Mendengarkan

- Menjawab

salam

Alat

peraga

13

menit

Page 4: SAP Persalinan

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

E. MEDIA

Leaflet

A. PENGORGANISASIAN

Moderator : Lita Andriani

Penyaji : Vina Mustofa, Devi Nursitasari

Observer : Renny Aryanti.

G. EVALUASI

Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Terstruktur

- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat

penyuluhan

- Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP

- Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan digunakan

- Kesiapan audience meliputi kesiapan menerima penyuluhan

2. Evaluasi Proses

- Audience memperhatikan dan dan mendengarkan selama penyuluhan

berlangsung

- Audience aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti

- Audience memberi jawaban atas pertanyaan yang diberikan penyuluh

- Terdapat komunikasi dua arah antara audience dan penyuluh

3. Evaluasi Hasil

- Penyuluhan dikatakan berhasil apabila lebih dari 75% audience mampu

menjawab 80% pertanyaan yang diajukan penyuluh dengan benar.

- Penyuluhan dikatakan cukup berhasil apabila lebih dari 50% - 75% audience

mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan penyuluh dengan benar.

- Penyuluhan dikatakan kurang berhasil apabila lebih kurang dari 50% audience

mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan penyuluh dengan benar

- Aundience mampu menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan.

Page 5: SAP Persalinan

MATERI

A. Pengertian

Page 6: SAP Persalinan

Anastatica adalah monotypic genus dengan spesiesjenis Anastaticahierochuntica. Ge

nus adalah anggota dari keluarga Brassicaceae(Cruciferae sebelumnya), di divisi

Magnoliophyta kelas Magnoliopsida. Tanaman adalah ramuan tahunan abu-abu kecil yang

jarang tumbuh di atas 15 cm (6 in) tinggi, dengan tingkat bunga putih menit. Ini

adalah tumbleweed dan tanaman kebangkitan . 

Rumput fatimah telah diteliti oleh Khalifa (1980), Rizk (1986), dan Mohamed et

al. (2000) yang menemukan bahwa dalam rumput fatimah terkandung bahan

fitokimia yaitu flavonoid. Flavonoid merupakan bahan alami yang memiliki struktur

menyerupai hormon steroid endogen, yaitu estradiol dan menunjukkan aktivitas

estrogenik. Senyawa ini mampu terikat pada reseptor estrogen α (REα) dan reseptor

estrogen β (REβ) dan mampu meningkatkan afinitas REβ (Buhler and Miranda, 2000;

Brueggemeier et al., 2001).

Dikarenakan flavonoid dalam rumput fatimah sebagai bahan fitoestrogen memiliki

kemampuan yang menyerupai estrogen endogen, maka diasumsikan mampu bekerja

sebagaimana estrogen endogen. Berdasarkan beberapa penelitian yang disimpulkan

oleh Weiss (2000) menyebutkan bahwa estrogen mampu memicu kontraktilitas yang

lebih tinggi pada serabut tunggal otot uterus dengan cara meningkatkan jumlah

reseptor oksitosin dan agen α-adrenergik yang memodulasi channel kalsium

membran. Estrogen juga sangat diperlukan dalam komunikasi intraseluler dengan

cara meningkatkan sintesis connexin 43 dan pembentukan taut celah (gap junction)

dalam miometrium. Kondisi ini memungkinkan untuk menghasilkan kontraksi uterus

yang terkoordinasi. Selain itu estrogen juga menstimulasi produksi prostaglandin F2α

(PGF2α) dan prostaglandin E2 (PGE2α) yang menstimulasi kontraksi uterus. Ekspresi

reseptor oksitosin meningkat oleh pengaruh estrogen tidak hanya pada uterus wanita

saat hamil saja, tetapi juga pada uterus wanita saat tidak hamil (Richter et al., 2004 cit

Mueller et al., 2006). Pada hewan pengerat, ekspresi reseptor oksitosin mRNA paling

tinggi pada saat estrus dan diatur bertambah (up regulated) oleh estradiol (Zingg et al.,

1995 cit Richter et al., 2004). Fase estrus ditandai dengan lebih banyaknya sel-sel

epitel yang ’cornified’ daripada yang bernukleus dan tidak ada leukosit (Marcondes

et al., 2002). Frekuensi dan amplitudo pada gelombang kontraksi uterus yang paling

tinggi terjadi selama fase periovulasi dan menurun pada fase-fase yang lain (Lyons et

al., 1991; Fukuda and Fukuda, 1994 cit Mueller et al., 2006). Pemanfaatan rumput

fatimah di masyarakat Indonesia dan Arab secara turun temurun untuk memperlancar

persalinan belum disertai bukti ilmiah mengenai khasiat, keamanan, dan mekanisme

Page 7: SAP Persalinan

yang mendasari efek tersebut dalam memperlancar persalinan. Bagi dokter dan tenaga

medis lainnya masih menjadi keraguan yang besar akan efek yang bermanfaat pada

air rendaman rumput fatimah ini, bahkan banyak pula yang melarang

penggunaannya pada ibu hamil menjelang persalinan karena kekhawatiran akan

menimbulkan kontraksi yang sangat meningkat yang dapat mengakibatkan atonia uteri

ataupun ruptura uteri. Fenomena yang mendukung dan yang melarang pemanfaatan

rumput fatimah oleh ibu hamil menjelang persalinan inilah yang sangat menarik

minat peneliti untuk melakukan penelitian mengenai efek air rendaman rumput

fatimah ini pada frekuensi kontraksi otot uterus.

Kandungan oksitosin pada rumput fatimah dosisnya tidak dapat diukur. Tumbuhan

ini dipakai dengan cara akarnya direndam. Air rendaman inilah yang diminum. Semakin

lama direndam, kadar oksitosin yang terlarut pun semakin pekat. Dosisnya bisa jadi

berlipat-lipat. Pada obat-obat modern, masalah variasi ini tidak terjadi. Semua bahan

aktifnya jelas. Dosisnya pun terukur. Sehingga efeknya bisa jadi sangat berbahaya jika

kita salah dalam dosis dan aturan meminumnya.

Minum rendaman akar rumput fatimah ini akan menimbulkan masalah, Jika mulut

rahim belum terbuka, efek kuat kontraksi ini bisa berbahaya. Risikonya dapat

menimbulkan pendarahan akibat kontraksi rahim sehingga menyebabkan pecahnya

pembuluh-pembuluh darah dan stres otot. Kontraksi yang ditimbulkan akan sangat tinggi,

tanpa ada jeda waktu istirahat. Yang sering terjadi, para ibu hamil sudah meminumnya

dari rumah. Alhasil, kontraksinya benar-benar kencang. Tapi pembukaannya tidak sesuai

dengan kontraksinya. Efeknya berbeda-beda, untuk ibu yang pembukaannya sudah

hampir sempurna memang dapat membantu mempercepat kelahiran, namun bagi yang

pembukaannya masih awal tentu tidak sesuai dengan kontraksi yang hebat tersebut. Jika

tidak tahan akan kontraksi, ibu akan terus-terusan mengejan padahal pembukaan masih

sedikit, sehingga besar kemungkinan rahim akan robek. Selain itu akan terjadi perdarahan

setelah melahirkan. His yang berlebihan karena konsumsi rumput fatimah juga

menyebabkan asfeksia intra uterine sampai kematian janin dalam rahim. Bahaya bagi ibu

adalah terjadinya perlukaan yang luas pada jalan lahir, khususnya serviks uteri, vagina

dan perineum. Bahaya bagi bayi adalah terjadi perdarahan dalam tengkorak karena

mengalami tekanan kuat dalam waktu singkat