Induksi Persalinan
-
Upload
rizweta-destin -
Category
Documents
-
view
38 -
download
3
Transcript of Induksi Persalinan
Induksi Persalinan
Oleh :Endry
0410026
Pembimbing :dr. Julius Pangayoman, SpOG
Induksi persalinan
• Definisi–Induksi persalinan–Augmentasi persalinan
• Tujuan
Induksi persalinan
Indikasi• Indikasi darurat• Indikasi segera• Indikasi tidak segera
Pematangan Serviks Prainduksi
Sistem Skor Bishop
Skor
Faktor
Dilatasi
(cm)
Pendataran
(%)
Station (-3-+3) Konsistensi
serviks
Posisi
Serviks
0 Tertutup 0-30 -3 Kaku Posterior
1 1-2 40-50 -2 Medium Tengah
2 3-4 60-70 -1 Lunak Anterior
3 ≥5 >80 +1, +2 - -
Kontraindikasi Induksi persalinan
• Kelainan ibu• Kelainan plasenta• Kelainan janin
Metode-metode Induksi
• Metode farmakologis• Metode non farmakologis• Metode bedah
Metode Farmakologis
• Prostaglandin E2 Intravaginal– Dinoproston
• Regimen NICE Clinical Guideline– satu siklus PGE2 vaginal tablet atau gel: satu dosis,
diikuti dengan dosis kedua setelah 6 jam bila persalinan belum berlangsung (sampai maksimum 2 dosis);
– satu siklus PGE2 sisip vagina preparat lepas lambat: satu dosis selama 24 jam.
Metode Farmakologis
• Prostaglandin E1 (PGE1)– Misoprostol– per oral 100ug = 25 ug intravaginal.
Prostaglandin
• Efek dilatasi serviks• Efek kontraksi uterus
• PGE2
• Aktivitas kolagenase ↑↑↑
• Elastase ↑ • Glukosaminoglikan ↑• Dermatan sulfat ↑• Asam hialuronat ↑
• Pemecahan kolagen
• Dilatasi serviks
Prostaglandin
PGE2
(agen perangsang kontraksi)
Depolarisasi membran
Pembukaan Ca2+ dan K channels
Peningkatan Ca2+
Peningkatan kontraksi miometrium
Metode Farmakologis
Regimen Dosis inisial
(mU/menit)
Peningkatan dosis
(mU/menit)
Interval dosis
(menit)
Dosis rendah 0,5-1 1 30-40
1-2 15
Dosis tinggi ~ 6 ~ 6 15
6 6a, 3, 1 20-40
Sumber: Cunningham1
• Oksitosin
Protokol induksi pitosin RSI• Induksi tripel prosedur yaitu: Pecahnya ketuban dan dilanjutkan dengan infus (dekstrose 5% + Petidin 50 mg + Pitosin 5IU) 20 tetes/ menit dan dinaikan 5 tetes/menit tiap 15 menit sampai dicapai HIS yang adekuat, pertahankan tetesan tersebut.•Tetesan maksimal: 60 tetes/menit (sama dengan 30 mIU/menit). Kecuali pada grande, hidramnion, gemelli, tetesan maksimal: 40 tetes/menit (sama dengan 20 mIU/menit)• Bila memungkinkan gunakan drip meter• Bila satu labu berhasil, lanjutkan dengan labu ke-2 dengan tetesan yang sama.• Bila satu labu tidak ada kemajuan, istirahat 2 jam kemudian lanjutkan dengan labu ke-2 • Pasien dengan Oksitosin drip tidak boleh ditinggal• Pemberian oksitosin pada uterus yang sangat besar harus hati-hati• Stop oksitosin drip bila lama kontraksi pada kala I ≥ 60 detik, dan timbul gejala gawat janin. BJA <120x/menit, BJA ireguler, mekonium sangat kental.
Metode nonfarmakologis & bedah
• Metode nonfarmakologis– Membrane Stripping / Sweeping
• Metode Bedah– Teknik Mekanik• Kateter transervikal• Dilator Serviks Higroskopis
– Amniotomi
Amniotomi
• Amniotomi elektif• Amniotomi induksi• Amniotomi augmentasi
Kesimpulan
• Induksi persalinan mengisyaratkan stimulasi kontraksi sebelum awitan spontan persalinan, dengan atau tanpa pecahnya ketuban.
• Metode yang dapat dikuantifikasikan dan bersifat prediktif terhadap keberhasilan induksi persalinan adalah Skor Bishop/ Skor Pelvik yang meliputi variabel pembukaan, pendataran, station, konsistensi, dan posisi serviks. Induksi pada persalinan aktif biasanya berhasil pada skor 9.
• Metode-metode induksi dikelompokkan menjadi metode farmakologis, non farmakologis, dan bedah.
Terima kasih