sap hema
-
Upload
dika-gexyun -
Category
Documents
-
view
49 -
download
4
Transcript of sap hema
PRAKTIKUM I
MENGUKUR LAJU ENDAP DARAH (LED)
I. TUJUAN
I.1 Untuk mengetahui dan dapat melakukan pemeriksaan Laju Endap Darah
(LED) dengan metode Westergren dengan baik dan benar.
I.2 Untuk mengetahui nilai Laju Endap Darah (LED) pada sampel darah
pasien.
II. METODE
Pengukuran Laju Endap Darah (LED) dengan metode Westergren.
III. PRINSIP
Sampel darah dengan antikoagulan dimasukkan ke dalam tabung khusus
berskala dan diletakkan tegak lurus, maka eritrosit akan mengendap.
Pengendapan ini diukur pada satu dan dua jam berikutnya.
IV. ALAT DAN BAHAN
IV.1 Alat
1. Pipet Westergren
2. Tabung Westergren
3. Rak Westergren
4. Ball pipet
5. Beaker
IV.2 Bahan
1. Tabung EDTA
2. Spuit
3. NaCl 0,9%
4. Sampel darah EDTA
V. CARA KERJA
1. NaCl 0,9% dipipet dengan pipet Westergren sampai skala 150,
kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergren.
2. Sampel darah dengan anti koagulan EDTA dipipet dengan pipet
Westergren sampai skala 0, kemudian dimasukkan ke dalam tabung
Westergren yang telah diisi dengan NaCl 0,9% sebelumnya.
3. NaCl 0,9% dan sampel darah dihomogenkan.
4. Campuran dalam tabung Westergren kemudian dihisap dengan pipet
Westergren sampai skala 0, kemudian diletakkan pipet Westergren tegak
lurus pada rak Westergren.
5. Tinggi pengendapan dibaca setelah 1 jam.
PRAKTIKUM II
MENGUKUR KADAR HEMOGLOBIN (Hb)
I. TUJUAN
I.1 Agar mampu melakukan pengukuran kadar hemoglobin (Hb) dengan
metode Sahli, untuk diagnosa kelainan darah.
I.2 Untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) pada sampel darah Pasien.
II. METODE
Pengukuran kadar hemoglobin (Hb) dengan metode Sahli.
III. PRINSIP
Hemoglobin (Hb) darah dengan HCl 0,1 N akan berubah menjadi asam
hematin. Kemudian kadar asam hematin ini diukr dengan membandingkan
warnanya dengan warna standar secara visual
IV. ALAT DAN BAHAN
IV.1 Alat
1. Hemometer Sahli-Adams, terdiri dari:
Warna standar
Tabung hemometer dengan skala dalam g% dan % dari normal
Pipet Sahli yang memiliki volume 20 cmm
Pengaduk kaca
2. Pipet tetes
3. Beaker glass
IV.2 Bahan
1. Sampel darah EDTA
2. Spuit
3. Larutan HCl 0,1 N
4. Aquadest
V. CARA KERJA
1. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1 N sampai tanda 2 g%.
2. Sampel darah dihisap dengan pipet Sahli sampai tanda 20 cmm.
3. Bagian luar pipet dibersihkan dengan kertas saring.
4. Darah segera ditiup dengan hati-hati ke dalam larutan HCl 0,1 N dalam
tabung Hemometer tanpa menimbulkan gelembung udara.
5. Pipet dibilas dengan cara meniup dan menghisap HCl 0,1 N yang ada di
dalam tabung hemometer beberapa kali. Juga bagian luar pipet Sahli
dibilas beberapa kali dengan beberapa tetes larutan HCl 0,1 N atau
aquadest.
6. Ditunggu selama 10 menit untuk memberi kesempatan terbentuknya
asam hematin (95%).
7. Asam hematin ini kemudian diencerkan denan aquadest tetes demi tetes
sambil diaduk sampai mendapatkan warna yang sama dengan warna
standar.
8. Miniskus larutan dibaca dan dinyatakan dalam g% (g/dl).
PRAKTIKUM III
MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT
I. TUJUAN
I.1 Agar mampu menghitung jumlah sel darah merah (eritrosit), untuk
diagnosa kelainan darah dan membantu pemantauan penyakit infeksi.
I.2 Untuk mengetahui jumlah eritrosit pada sampel darah pasien.
II. METODE
Metode penghitungan eritrosit adalah metode kamar hitung.
III. PRINSIP
Darah diencerkan dengan larutan Hayem, lalu sel-sel darah dihitung dalam
kamar hitung dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 40x.
IV. ALAT DAN BAHAN
IV.1 Alat
1. Haemocytometer dengan pipet Thoma (skala E: 0,5-101)
2. Mikroskop binokuler
3. Gelas beaker
4. Pipet tetes
IV.2 Bahan
1. Sampel darah
2. Antikoagulan EDTA
3. Spuit
4. Larutan Hayem
V. CARA KERJA
1. Sampel darah dihisap dengan pipet pengencer Thoma eritrosit hingga
tanda 0,5 kemudian disusul dengan larutan pengencer yaitu larutan
Hayem sampai tanda 101TM.
2. Pipet pengencer dikocok dengan membentuk angkat 8.
3. Tiga sampai empat tetes pertama dibuang, kemudian kamar hitung diisi
dengan tetesan berikutnya secukupnya.
4. Dibiarkan beberapa menit agar sel mengendap.
5. Kamar hitung Improved Neubaver disiapkan dibawah mikroskop.
6. Perhitungan sel dilakukan dalam kamar hitung empat persegi kotak-
kotak dengan kode ABCDE TM eritrosit dengan pembesaran lensa
objektif 40x.
7. Jumlah eritrosit = N x 10.000 µ/cmm.
PRAKTIKUM IV
MENGUKUR KADAR HEMATOKRIT (Hct)
I. TUJUAN
I.1 Agar mampu mengukur kadar hematokrit (Hct), untuk diagnosa kelainan
darah dan membantu pemantauan penyakit.
I.2 Untuk mengetahui kadar hematokrit pada sampel darah pasien.
II. METODE
Metode pengukuran kadar hematokrit adalah metode microhematocrit.
III. PRINSIP
Eritrosit dimampatkan dengan alat pemusing (microhematocrit centrifuge),
kemudian eritrosit yang sudah mampat dibaca pada chart.
IV. ALAT DAN BAHAN
IV.1 Alat
1. Microhematocrit centrifuge
2. Seal (malam)
3. Chart
4. Tabung mikrohematokrit
IV.2 Bahan
1. Sampel darah
2. Tabung antikoagulan EDTA
3. Tissue
V. CARA KERJA
1. Tabung microhematocrit diisi dengan sampel darah sebanyak 2/3
bagian.
2. Salah satu ujung tabung microhematokrit (yang tertutup darah) di seal
dengan malam.
3. Tabung microhemtocrit ditempatkan pada microhemtocrit centrifuge
dengan seal berada diluar.
4. Dipusingkan selama 15 menit, dengan kecepatan 8.000 rpm.
5. Hasilnya dibaca pada chart.
PRAKTIKUM V
MENGHITUNG JUMLAH LEUKOSIT
I. TUJUAN
I.1 Agar mampu menghitung jumlah sel darah putih (leukosit), untuk
diagnosa kelainan darah dan membantu pemantauan penyakit infeksi.
I.2 Untuk mengetahui jumlah leukosit pada sampel darah pasien.
II. METODE
Metode perhitungan leukosit adalah metode kamar hitung.
III. PRINSIP
Darah diencerkan dengan larutan Turk, lalu sel-sel darah putih dihitung
dalam kamar hitung dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif
10x.
IV. ALAT DAN BAHAN
IV.1Alat
1. Haemocytometer dengan pipet pengencer Thoma (skala E: 0,5-101;
L: 0,5-11; T: 0,5-101)
2. Mikroskop binokuler (objektive E: 45x; L: 10x; T:45x)
3. Kamar hitung Improved Neubauer
IV.2Bahan
1. Reagen Turk yang mempunyai komposisi:
- Larutan gentianviolet 1% dalam air 1 ml.
- Asam asetat glacial 1 ml.
- Aqua destilata 100 ml.
2. Darah EDTA
3. Tissue
4. Aquadest
V. CARA KERJA
1. Sampel darah dihisap dengan pipet pengencer Thoma leukosit hingga
tanda 0,5 kemudian disusul dengan larutan pengencer yaitu larutan Turk
sampai tanda 11TM.
2. Pipet pengencer dikocok dengan membentuk angkat 8.
3. Tiga sampai empat tetes pertama dibuang, kemudian kamar hitung diisi
dengan tetesan berikutnya secukupnya.
4. Dibiarkan beberapa menit agar sel mengendap.
5. Kamar hitung Improved Neubauer disiapkan dibawah mikroskop.
6. Perhitungan sel dilakukan dalam kamar hitung empat persegi kotak-
kotak dengan kode 1, 2, 3, 4 dengan pembesaran lensa objektif 10x.
7. Dilakukan penghitungan sel darah putih /µL darah.
PRAKTIKUM VI
MENGHITUNG JUMLAH TROMBOSIT
I. TUJUAN
I.1 Mahasiswa mengetahui teknik dan metode penghitungan jumlah
trombosit.
I.2 Mahasiswa dapat mengetahui jumlah trombosit dalam sampel darah.
II. METODE
Metode yang digunakan adalah metode manual (dengan kamar hitung).
III. PRINSIP
Darah diencerkan dengan larutan Rees Ecker, lalu sel-sel darah (trombosit)
dihitung dalam kamar hitung dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa
objektif 40x.
IV. ALAT DAN BAHAN
IV.1 Alat
1. Haemocytometer dengan pipet pengencer Thoma (skala T: 0,5-101)
2. Mikroskop binokuler (objektive 40x)
3. Kamar hitung Improved Neubauer
IV.2 Bahan
1. Sampel darah EDTA
2. Larutan Ress Ecker
3. Tissue
V. CARA KERJA
1. Sampel darah dihisap dengan pipet pengencer Thoma eritrosit hingga
tanda 0,5 kemudian disusul dengan larutan pengencer yaitu larutan Turk
sampai tanda 101TM.
2. Pipet pengencer dikocok dengan membentuk angkat 8.
3. Tiga sampai empat tetes pertama dibuang, kemudian kamar hitung diisi
dengan tetesan berikutnya secukupnya.
4. Dibiarkan beberapa menit agar sel mengendap.
5. Kamar hitung Improved Neubauer disiapkan dibawah mikroskop.
6. Perhitungan sel dilakukan dalam kamar hitung empat persegi kotak-kotak
dengan kode 1, 2, 3, 4 dengan pembesaran lensa objektif 10x.
7. Dilakukan penghitungan trombosit /µL darah.
PRAKTIKUM VII
MENGHITUNG JUMLAH RETIKULOSIT
I. TUJUAN
I.1 Agar mahasiswa mengetahui teknik dan metode penghitungan
retikulosit.
I.2 Agar mahasiswa mampu menghitung dan mengetahui jumlah retikulosit
dalam sampel darah.
II. METODE
Metode yang digunakan adalah metode supravital staining (pengecatan
supravital).
III. PRINSIP
Retikulosit dalam darah diwarnai dengan cara supravital, kemudian
jumlahnya dibandingkan dengan jumlah eritrosit dan dinyatakan dengan %
atau promil.
IV. ALAT DAN BAHAN
IV.1 Alat
1. Object glass
2. Cover glass
3. Tabung reaksi kecil
4. Pipet tetes
5. Mikroskop
5.2 Bahan
1. Sampel darah EDTA
2. Tissue
3. Reagen BCB 1%
V. CARA KERJA
1. Dua tetes larutan BCB 1% diteteskan ke dalam tabung reaksi kemudian
dicampur dengan satu tetes darah dengan antikoagulan EDTA
(perbandingan BCB : darah = 2 : 1)
2. Dihomogenkan dan didiamkan 15 menit.
3. Diteteskan satu tetes campuran tersebut diatas objek glass.
4. Kemudian ditutup dengan cover glass dan diamati dengan mikroskop.
PRAKTIKUM VIII
PEMBUATAN DAN PEMERIKSAAN HAPUSAN DARAH
I. TUJUAN
I.1 Agar mahasiswa dapat mengetahui teknik pembuatan sediaan dan
pemeriksaan hapusan darah.
I.2 Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis leukosit.
II. METODE
Indirect preparat atau metode apus darah dengan pewarnaan giemsa.
III. PRINSIP
Daragdengan antikoagulan EDTA diteteskan pada object glass kemudian
dibuat apusan darah dengan kaca penghapus, biarkan sediaan kering di
udara dan diwarnai dengan giemsa 10% kemudian diamati dengan
mikroskop pembesaran lensa objektif 100x dengan ditambah oil imersi
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Kaca objek
- Pipet tetes
- Beaker glass
- Rak Pewarnaan
- Mikroskop
2. Bahan
- Darah EDTA
- Etanol
- Cat Giemsa
- Aquades
- Alkohol 70%
- Oil imersi
- Tissue lensa
- Air
- Buffer phosfat
V. CARA KERJA
A. Pembuatan sediaan apus darah
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Kaca objek di desinfeksi dengan alcohol 70%, di bersihkan dengan
tissue
3. Darah EDTA di teteskan sebanyak satu tetes dengan pipet tetes pada
objek glass di salah satu ujung kaca objek ±2cm dari tepi
4. Kaca penghapus diletakkan di depan kaca tetesan darah dengan sudut
30-45º terhadap kaca sediaan.
5. Kaca penghapus di tarik ke belakang sampai tetesan darah menempel
dan menyebar rata di tepi kaca penghapus
6. Segera digeserkan kaca penghapus ke depan sehingga terbentuk
hapusan darah sepanjang 3-4 cm
7. Dibiarkan sediaan mongering di udara
8. Sediaan di fiksasi dengan etanol selama ± 5 menit
9. Sediaan ditetesi dengan pewarna giemsa yang telah diencerkan dengan
larutan penyangga /buffer phosfat dan dibiarkan 30 menit
10. Dibilas dengan
11. Di biarkan mongering di udara dengan posisi vertikal
B. Pengamatan sediaan apus darah
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Mikroskop dihidupkan
3. Sediaan di letakkan pada meja mikroskop
4. Diamati sediaan dengan pembesaran lensa objektif 10x untuk mencari
lapang pandang