Sap Gizi Buruk

27
KONSEP DASAR A. Pengertian Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari, sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Gizi buruk diketahui dari hasil penimbangan (BB/U) <60% baku median WHO-NCHS. B. Etiologi Ada 2 penyebab langsung gizi buruk, yaitu : 1. Kurangnya intake zat gizi (dari makanan) 2. Adanya penyakit infeksi Penyebab langsung dipengaruhi oleh 3 penyebab tak langsung, yaitu : 1. Ketersediaan pangan keluarga yang rendah 2. Perilaku kesehatan (termasuk pola asuh/perawatan ibu dan anak) yang tidak benar

description

s

Transcript of Sap Gizi Buruk

Page 1: Sap Gizi Buruk

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya

konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari, sehingga tidak

memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).

Gizi buruk diketahui dari hasil penimbangan (BB/U) <60% baku median

WHO-NCHS.

B. Etiologi

Ada 2 penyebab langsung gizi buruk, yaitu :

1. Kurangnya intake zat gizi (dari makanan)

2. Adanya penyakit infeksi

Penyebab langsung dipengaruhi oleh 3 penyebab tak langsung, yaitu :

1. Ketersediaan pangan keluarga yang rendah

2. Perilaku kesehatan (termasuk pola asuh/perawatan ibu dan anak) yang

tidak benar

3. Pelayanan kesehatan rendah dan lingkungan yang buruk/tidak sehat.

C. Patofisiologi

Proses terjadinya kekurangan gizi dikarenakan akibat dari faktor

lingkungan dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan gizi.

Akibat kekurangan zat gizi maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk

Page 2: Sap Gizi Buruk

memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangssung lama maka simpanan zat

gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang

sudah dapat dikatakan malnutrisi walaupun hanya saja ditandai dengan penurunan

berat badan dan pertumbuhan terhambat.

Dengan meningkatnya defisiensi zat gizi maka muncul perubahan

biokimia dan rendahnya zat-zat gizi dalam darah berubah rendahnya tingkat

hemoglobin, serum vitamin A dan karoten. Dapat terjadi peningkatan beberapa

hasil metabolisme seperti asam laktat dan piruvat pada kekurangan tiamin.

Apabila berlangsung lama maka akan terjadi perubahan fungsi tubuh seperti

tanda-tanda neurologi yaitu kelemahan, pusing, kelelahan, nafas pendek dan lain-

lain.

Keadaan tersebut akan berkembang terus yang diikuti tanda-tanda klasik

dari kekurangan gizi seperti kebutaan dan fotofobia, nyeri lidah pada penderita

kekurangan riboflavin, kaku pada kaki pada defisiensi tiamin. Keadaan ini akan

segera diikuti luka pada anatomi seperti xeroftalmia, keratomalasia pada

kekurangan vitamin A, angular stomatitis pada kekurangan riboflavin, oedema

dan luka kulit pada penderita kwashiorkor.

D. Manifestasi Klinis

Gizi buruk terdapat dalam 3 tipe yaitu Kwashiorkor, Marasmus, dan

Kwashiorkor-Marasmus.

Tanda-tanda Kwashiorkor :

Page 3: Sap Gizi Buruk

Edema, umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada punggung

kaki.

Wajah membulat dan sembab

Pandangan mata anak sayu

Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis

Rambut berwarna pirang, kusam dan mudah dicabut

Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi

berdiri dan duduk

Gangguan kulit berupa bercak merah coklat yang meluas dan

berubah menjadi hitam terkelupas

Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)

Serta disertai infeksi, anemia dan diare/mencret.

Tanda-tanda Marasmus :

Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit

Wajah seperti orang tua

Cengeng, rewel

Perut cekung

Kulit keriput

Sering disertai diare kronik atau susah buang air besar.

Tanda-tanda Kwashiorkor-Marasmus :

Merupakan gabungan tanda-tanda kedua jenis tersebut.

Page 4: Sap Gizi Buruk

E. Tanda Klinis Yang Menyertai

Xerophtalmia : kelainan mata karena kekurangan vitamin A yang

berat, mulai dari buta senja sampai buta total.

Anemia : karena kekurangan zat besi, asam folat dan atau

vitamin B12 yang ditandai dengan pucatnya konjungtiva, selaput lendir

pada mulut, muka dan telapak tangan.

Stomatitis : terjadi kelainan pada sudut mulut karena

kekurangan vitamin B.

Dermatosis : kelainan pada kulit dimana kulit terlihat melepuh

seperti luka bakar. Mula-mula terjadi pada tangan atau kaki (lengan bawah

atau tungkai), kemudian menjalar ke bagian tubuh yang lain.

F. Komplikasi Gizi Buruk

Hipoglikemi

Hipotermi (suhu aksiler kurang dari 35 oC)

Infeksi/sepsis

Diare dan dehidrasi

Anemia berat

dll

Page 5: Sap Gizi Buruk

G. Pohon Masalah

Kurang Gizi = Dampak

Makanan Tidak Seimbang Penyakit Infeksi

Tidak Cukup Pola Asuh Anak Sanitasi / PelayananPersediaan Pangan Yang Tidak Memadai Kesehatan Dasar Tidak

Memadai

Kurang Pendidikan Pengetahuan dan Keterampilan

Kurang Pemberdayaan Wanita Dan Keluarga, Kurang Pemanfaatan = Pokok Masalah

Sumber Daya Masyarakat

Pengangguran, Inflasi, Kurang Pangan dan Kemiskinan

Krisis Ekonomi Politik dan Sosial = Akar Masalah

H. Pengelolaan Penderita Gizi Buruk

Fase Stabilisasi

Ancaman komplikasi masih tinggi

Perlu pengawasan ketat

Fase Transisi

Komplikasi berkurang

Infeksi teratasi

Page 6: Sap Gizi Buruk

Dapat tersenyum, mau minum, tiap 3 jam

Mulai F100

Fase Rehabilitasi

Mulai aktif, makanan keluarga

Sirup besi

Fase Follow-up

Mempertahankan rehabilitasi

I. Tatalaksana Diet Untuk Gizi Buruk

1. Tujuan pemberian diet TETP

Memberikan makanan lebih banyak dari pada keadaan biasa untuk

memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat.

Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.

Menambah berat badan hingga mencapai normal.

2. Untuk memenuhi tujuan tersebut, perlu diperhatikan

persyaratan yang diperlukan bagi diet TETP yaitu diet harus

Tinggi energi

Tinggi protein

Cukup mineral dan vitamin

Mudah dicerna

Diberikan secara bertahap bila penyakit dalam keadaan berat; dan

Page 7: Sap Gizi Buruk

Makanan yang dapat mengurangi nafsu makan, seperti kue-kue

manis dan gurih tidak diberikan dekat sebelum waktu makan.

3. Indikasi pemberian

Pemberian diet TETP dilakukan pada keadaan:

Gizi kurang dan gizi buruk

Anemia gizi

Persiapan operasi untuk mencapai gizi seimbang dan pasca operasi

bila pasien telah dapat menerimanya

Luka bakar

Baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi dan penyakit

kronis

4. Diet untuk penderita gizi buruk

Langkah-langkah:

Kaji hasil pengukuran BB dan umur berdasarkan KMS

Amati keadaan kesehatan balita:

- Bila balita mempunyai penyakit penyerta atau

komplikasi, balita dirujuk ke BP atau dokter

- Bila balita BB nya pada KMS berada di atas garis merah

dan di daerah pita warna kuning, berikan penyuluhan gizi yang

ditekankan pada jumlah porsi, frekuensi makanan atau variasi makan.

Anjurkan ke posyandu.

Page 8: Sap Gizi Buruk

Bila balita tidak sakit dan pada KMS anak berada di bawah garis

merah, maka pelayanan gizi mengikuti petunjuk berikut.

Lakukan anamnesis dan riwayat gizi balita, amati jumlah porsi,

frekuensi makan dan jenis bahan makanan yang diberikan.

Siapkan diet lumat/lunak untuk anak balita berdasarkan macam dan

jumlah zat gizi sesuai umur.

Tuliskan diet anak pada leaflet makanan anak, dengan

memperhatikan frekuensi makan, jumlah makan dan jenis makan.

Jelaskan makanan anak saat ini perlu ditambah dengan cara

meningkatkan frekuensi makan atau menambah variasi bahan makanan.

Anjurkan diet anak selalu terdiri dari aneka ragam bahan makanan

tetapi disiapkan dalam bentuk lumat atau lunak.

Sarankan ibu balita menyiapkan makanan dalam porsi kecil yaitu 3

kali makan untuk bayi umur 9 bulan dan ditambah 2 kali makan selingan

untuk anak 9-24 bulan. Pemberian ASI tetap diteruskan.

Berikan leaflet anak dan jelaskan diet anak.

Timbanglah anak setelah 2 minggu melaksanakan diet yang

dianjurkan. Bila BB tidak naik, teliti apakah makanan yang diberikan

sudah mencukupi. Bila ternyata sudah mencukupi, tetapi BB tidak naik

nasehatkan untuk membawa balita ke puskesmas.

Catat jenis diet, macam konsultasi secara materi yang diberikan

pada kartu status balita.

Page 9: Sap Gizi Buruk

Anjurkan kunjungan ulang bila ada masalah, apabila tidak ada

masalah anjurkan kunjungan ke posyandu.

5. Contoh diet untuk penderita gizi buruk

Pada prinsipnya diet untuk penderita gizi buruk makanan yang diberikan

harus sesuai dengan kondisi dari anak tersebut sesuai pula dengan umur

penderita misalnya seorang anak balita yang mempunyai berat sama dengan

seorang bayi maka jenis makanan yang diberikan harus sesuai berat badan dan

kebutuhan energi/protein. Secara bertahap mulai ditingkatkan kebutuhan

energi dan proteinnya. Dalam menyusun diet TETP, bahan makanan yang

dipilih hendaknya beraneka ragam setiap kali pemberian. Prinsip pemberian

adalah sbb:

a. ASI terus diberikan makin sering makin baik, ASI makanan utama

bagi balita gizi buruk terutama yang berusia kurang 2 tahun.

b. Mengingat jumlah nilai gizi ASI tidak mencukupi makan anak

harus diberi pisang lumat, biskuit lumat, sayur yang dilumatkan.

c. Cara pemberian:

Bubur lumat mula-mula diberikan encer secara bertahap ditingkatkan

kekentalan.

Page 10: Sap Gizi Buruk

d. Setelah anak terbiasa dan berat badannya menunjukkan kenaikan

makanan ditingkatkan dan selanjutnya dikenalkan makanan yang lain

seperti telur rebus, bubur campur dan sebagainya.

e. Pada anak yang menunjukkan kenaikan berat badan selanjutnya

diberikan makanan lembik (seperti bubur campur yang disaring, buah-

buahan).

f. Setiap makan sebanyak 1 mangkuk ukuran sedang (100-150 cc)

g. Apabila berat badan anak sudah sama dengan balita usia 10-12

bulan, mulai diberikan makanan keluarga yang lunak (kenalkan bahan

makanan: telur, ikan, tepung ikan, abon, daging, berbagai lauk pauk

sayuran).

6. Cara menyiapkan makanan lembik

Dalam setengah cangkir bubur beras (bubur tepung jagung, bubur beras

merah campur) ditambah:

- Satu sendok teh tahu, ikan atau telur dan kacang hijau rebus yang

telah dihaluskan.

- Dua sendok teh sayur/wortel/tomat rebus yang telah dihaluskan.

- Gunakan santan, sari buah saat merebus bubur dan dapat tambahan

1 sendok the margarine.

- Bagi penderita gizi buruk tingkat sedang gunakan rujukan buku

penuntun diet RSCM bagi balita, bila tidak memerlukan perawatan.

Catatan :

Page 11: Sap Gizi Buruk

Kebutuhan kalori untuk berat badan normal ditentukan berdasarkan :

- Umur 0-1 tahun 100-110 kal/kg BB

- Umur 1-3 tahun 100 kal/kg BB

- Umur 4-6 tahun 90 kal/kg BB

Kebutuhan protein untuk berat badan normal ditentukan berdasarkan :

- Umur 0-1 tahun 2,5 gr/kg BB

- Umur 1-3 tahun 2 gr/kg BB

- Umur 4-6 tahun 1,8 gr/kg BB

Secara berangsur kebutuhan energi per kg BB menurun dengan

pertambahan umur. Bila BB anak sangat kurang kebutuhan kalori diberikan

sedikit diatas normal yaitu 150-300 kal/kg BB secara bertahap. Kebutuhan

protein 1-3 gr/kg BB secara bertahap. Apabila BB berangsur nail maka

kecukupan energi diberikan normal dan selanjutnya ditambah 10-25% dari

kebutuhan energi untuk rehabilitasi.

Diet TETP adalah diet yang mengandung energi dan protein lebih tinggi

dari makanan biasa.

J. Tanda-Tanda Keluarga Sadar Gizi

(Kadarzi)

1. Biasa makan beraneka ragam makanan.

2. Selalu memantau kesehatan dan

pertumbuhan anggota keluarganya (menimbang berat badan), khususnya

balita dan ibu hamil.

Page 12: Sap Gizi Buruk

3. Biasa menggunakan garam beryodium.

4. Memberi dukungan kepada ibu melahirkan

agar memberikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan.

5. Biasa makan pagi.

Keluarga dikatakan Kadarsi, bila dapat melaksanakan seluruh perilaku

tersebut. Bila salah satu perilaku belum dapat dilaksanakan, maka keluarga

tersebut belum Kadarsi.

K. Prinsip dan Syarat Diet Gizi Buruk

1. Fase stabilisasi (fase awal): keadaan faali

anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang.

Prinsip dan syarat diet:

- Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah

laktosa

- Bentuk makanan cair (Formula

WHO/Modisco/modifikasi)

- Energi 100 Kal/kg BB/hari

- Protein 1-1,5 gr/kg BB/hari

- Cairan 130 ml/kg BB/hari (jika ada edema berat:

100 ml/kg BB/hari)

- Bila anak mendapat ASI teruskan

Page 13: Sap Gizi Buruk

- Penambahan suplemen vit B12 dan asam Folat 1

mg/har (5 mg/hari pertama)

- Koreksi pemberian Fe pada fase awal karena

akan memperburuk keadaan infeksi

2. Fase transisi : diberikan secara bertahap

untuk menghindari risiko gagal jantung, karena intake makanan yang

dalam jumlah banyak secara mendadak.

Prinsip dan syarat diet:

- Energi 100 Kal/kg BB/hari

- Protein 2-3 gr/kg BB/hari

- Cairan 1 cc/Kal

3. Fase rehabilitasi (bila balita gizi buruk telah

berangsur membaik dan berat badan sudah mulai meningkat).

Tujuan diet : meningkatkan keadaan gizi pasien secara bertahap, dengan

memberikan diet / makanan TETP dan tinggi vitamin dan mineral.

Prinsip dan syarat diet:

- Energi 150-220 Kal/kg BB/hari

- Protein 4-6 gr/kg BB/hari

- Bila anak masih mendapat ASI tetap diteruskan.

- Vit dan Mineral bisa memungkinkan tambahan

Vit A, B compleks, C dan Fe di dalam makanan.

- Porsi kecil tapi sering

Page 14: Sap Gizi Buruk

- Secara perlahan diperkenalkan makanan

keluarga

- Hidangkan dalam keadaan hangat.

4. Yang perlu diperhatikan/ pantau

Jumlah yang diberikan dan sisa, banyaknya muntah, frekuensi

buang air besar dan konsistensi tinja, BB harian, edema.

DAFTAR PUSTAKA

Binkesmas, Depkes RI (2005). Penanggulangan Masalah Gizi Buruk. Jakarta :

Departemen Kesehatan

Indonesia Departemen Kesehatan (1998). Pedoman Tata Laksana Kurang Energi

Protein Pada Anak di Puskesmas dan di Rumah Tangga. Jakarta :

Departemen Kesehatan

Page 15: Sap Gizi Buruk

Senat Mahasiswa, Prodi Keperawatan Semarang (Poltekes Semarang) (2005).

Seminar Nasional Gizi Buruk : Antara Dilema dan Solusi : Semarang

Supariasa, I Dewa Nyoman (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

(SAP)

Sub Pokok bahasan : Pencegahan Dan Penanganan Gizi Buruk

Sasaran : Keluarga An R

Waktu : 30 Menit

Tempat : Ruang Seruni km 7 RSUD Temanggung

Hari/tgl Pelaksanaan : Jumat 21 September 2012

Jam Pelaksanaan : 10.00 WIB – 11.30 WIB

Page 16: Sap Gizi Buruk

I. PENDAHULUAN

Sebanyak 175 ribu balita (bayi usia lima tahun) di Indonesia mengalami

gizi buruk, dan lima juta balita lainnya mengalami gizi kurang. Masalah ini bukan

merupakan masalah yang baru di Indonesia. Namun akhir-akhir ini terjadi ledakan

kasus gizi buruk di beberapa daerah. Keadaan ini terungkap dimana-mana,

termasuk di kota-kota besar. Kondisi ini mengerikan karena satu generasi bakal

tampil ke permukaan di negeri tercinta ini yang semasa balita, sebagian menderita

gizi buruk dan gizi kurang. Kualitas generasi mendatang justru ditentukan asupan

gizi pada masa balita.

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang langsung berhadapan dan sebagai

ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai tugas dan fungsi yang

tidak bisa ditolak untuk menyukseskan program penanggulangan dan pencegahan

gizi buruk yang telah dicanangkan oleh pemerintah.

II. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan peserta didik dapat

mengetahui dan melakukan pencegahan dan penanganan gizi buruk.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 kali pertemuan

peserta didik dapat:

Menjelaskan tentang pengertian gizi buruk

Menjelaskan tanda dan gejala gizi buruk

Mengetahui komplikasi dari gizi buruk

Mengetahui tanda-tanda keluarga sadar gizi (Kadarzi)

Mengetahui pemberian diet untuk penderita gizi buruk.

Page 17: Sap Gizi Buruk

III.SASARAN

Keluarga Tn. Budi Wiyoso di Desa Kemijen IV/1 Semarang

IV. TARGET

Peserta didik dapat mengetahui tentang pengertian, tanda dan gejala,

komplikasi gizi buruk, tanda-tanda keluarga sadar gizi (Kadarzi), pemberian

diet untuk penderita gizi buruk.

V. METODE

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Demonstrasi

VI. MEDIA

1. Materi pangajaran

2. Leaflet, lembar balik dan poster

3. Cairan Yodina

4. Food model

VII. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Waktu : Jumat,21-9-2012

2. Tempat : Ruang Seruni RSUDTemanggung

VIII. SUSUNAN ACARA

No Tahap /

Waktu

Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. Pra interaksi

5 menit

Mengucapkan

salam pembuka

Memperkenalk

an diri

Menjelaskan

Menjawab salam

Mendengarkan

Perkenalan

Page 18: Sap Gizi Buruk

maksud dan tujuan

2. Interaksi

15 menit

Menjelaskan

materi

Demonstrasi

Diskusi

Mendengarkan

Memperhatikan

Berdiskusi dengan mahasiswa

(penyuluh )

3. Post

interaksi

10 menit

Memberikan

masukan

Menyimpulkan

hasil penyuluhan

Mengevaluasi

peserta didik

Salam Penutup

Memperhatikan

Memberi tanggapan

Menjawab pertanyaan yang

diajukan

Menjawab salam penutup

IX. MATERI

( Terlampir)

X. KRITERIA EVALUASI

Evaluasi Hasil

- Tes lisan : Diakhir ceramah

- Penilaian

System penilaian sesuai dengan masing-masing pertanyaan tiap

nomor :1. Bila benar semua, nilai : 1

2. Bila benar semua, nilai : 5

3. Bila benar semua, nilai : 5

4. Bila benar semua, nilai : 5

5. Bila benar semua, nilai : 4

Jumlah nilai benar pada semua soal : 20 point

Klasifikasi penilaian

- Bila nilai benar : 0 – 5 : D (berarti tidak memahami)

- Bila nilai benar : 6 – 10 : C (berarti kurang memahami)

Page 19: Sap Gizi Buruk

- Bila nilai benar : 11 – 15 : B (berarti cukup memahami)

- Bila nilai benar : 16 -20 : A (berarti memahami / mengerti)

XI. DAFTAR PERTANYAAN

Apakah yang dimaksud dengan gizi buruk?

Sebutkan tanda dan gejala dari penderita gizi buruk?

Apa komplikasi dari gizi buruk?

Sebutkan tanda-tanda dari keluarga sadar gizi (Kadarzi)?

Bagaimana cara memberikan diet untuk penderita gizi buruk?