SAP DHF

download SAP DHF

of 11

description

Poltekkes Kemenkes Malang

Transcript of SAP DHF

Ruang Menular Anak

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DEMAM BERDARAH DENGUE

Disusun oleh:

Faiz Prianata

1201100043Ika Prima Y.K.D.1201100009Aprilia Puspita N.1201100031Uyun Maulidiyah1201100053POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATANPROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

2014LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN DENGAN JUDUL: DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)Telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing Institusi

Pembimbing Klinik

Wahyuningsri, S.Pd., M.Kes.

Ertiana Setianti, Amd.Kep.NIP. 19540601 197501 2 001

Mengetahui

Kepala Ruangan St. TheresiaYuli Hartini, Amd.Kep.SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi: Ilmu Keperawatan Anak

Topik: Demam Berdarah DengueSub topik: Pencegahan Demam Berdarah DengueSasaran: Orang tua klien di Ruang St. TheresiaTempat: St. Theresia, Rumah Sakit Panti Nirmala MalangHari/Tanggal: Jumat, 23 Mei 2014Waktu: 1 x 30 menit

I. PENDAHULUANPenyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian pada banyak orang terutama anak-anak. Di Indonesia penyakit ini mulai ditemukan tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta kemudian menyebar ke berbagai wilayah, kini semua provinsi sudah terjangkit penyakit tersebut.

Jumlah kasus terus meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis setiap tahun selalu terjadi kejadian luar biasa(KLB). Angka kejadian penyakit DBD di Indonesia menduduki urutan tertinggi di ASEAN dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang pada 2010. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir Indonesia pernah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) selama beberapa kali, yaitu pada 1973, 1977,1978, 1983, 1988, 1996, 1998, 2007, dan 2009. Kasus KLB DBD yang paling tinggi selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir adalah pada 2009 dengan jumlah kasus sebanyak 154.855 dan jumlah penderita yang meninggal sebanyak 1.384 orang. Peningkatan jumlah kasus ini dua kali lipat lebih banyak bila dibandingkan dengan KLB DBD 1998 yang kasusnya sebanyak 72.133 dan yang meninggal 1.414 orang. Pada tahun 2010 angka kematian mencapai 0,87 persen, pada tahun 2011 meningkat menjadi 0,91 persen dan sempat menurun pada tahun 2012 menjadi 0,90 persen dengan total kasus tahun 2012 sebanyak 90245 penderita dan jumlah kematian 816 penderita.Sedangkan tahun 2013, selama Januari-Juni DBD dilaporkan terjadi di 31 provinsi dengan jumlah kasus sebanyak 48.905 penderita, dan 376 diantaranya meninggal dunia. Provinsi yang dilaporkan KLB DBD tahun 2013 yaitu Lampung,Sulsel, Kalteng, dan Papua.Pemberantasan DBD yang dilakukan selama ini dengan sasaran nyamuk dewasa melalui pengasapan, kemudian diperluas dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat penanpungan air. Hal ini sampai sekarang belum menanpakkan hasil yang memuaskan dimana terbukti setiap tahun selalu datang penyakit DBD tersebut.

Cara yang efektif untuk mencegah penularan virus demam berdarah ialah memberantas sarang nyamuk(aedes aegypti). Untuk itu kami membuat SAP sebagai landasan teori dari Pendidikan Kesehatan, dengan maksud mampu membantu memberantas perkembangan penyakit DBD.II. TUJUANTujuan Instruksional UmumSetelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit DBD dan pencegahan DBD, orang tua klien (anak) mengerti mengenai penyakit DBD dan dapat mengetahui cara pencegahan penyakit DBD.Tujuan Instruksional KhususSetelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit DBD dan pencegahannya, diharapkan orang tua klien (anak) dapat:1. Mengetahui pengertian DBD2. Menngetahui penyebab DBD3. Mengetahui tanda dan gejala DBD4. Mengetahui cara penularan DBD5. Mengetahui dampak penyakit DBD

6. Mengetahui perawatan dan penanganan DBD di rumah.

7. Mengetahui cara pencegahan penyakit DBDIII. SASARANOrang tua anak yang dirawat di ruang St. Theresia, Rumah Sakit Panti Nirmala, Malang.

IV. MATERI

1. Pengertian DBD2. Penyebab DBD3. Tanda dan gejala DBD4. Cara penularan DBD5. Dampak penyakit DBD

6. Perawatan dan penanganan DBD di rumah

7. Pencegahan penyakit DBDV. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

VI. MEDIA

1. LCD2. Leaflet DBDVII. KEGIATAN PENYULUHAN

No.WAKTUKEGIATAN PENYULUHKEGIATAN PESERTA

1.3 menitPembukaan :

Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

Menyebutkan materi yang akan diberikan Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

2.15 menitPelaksanaan :

Menjelaskan tentang pengertian penyakit DBD Menjelaskan tentang penyebab DBD Menjelaskan tentang gejala DBD Menjelaskan tentang cara penularan DBD

Menjelaskan tentang dampak/bahaya penyakit DBD Menjelaskan tentang perawatan dan penanganan DBD di rumah Menjelaskan tentang pencegahan DBD Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan

3.10 menitEvaluasi :

Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada orang tua yang dapat menjawab pertanyaan. Menjawab pertanyaan

4.2 menitTerminasi :

Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.

Mengucapkan salam penutup Mendengarkan

Menjawab salam

VIII. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

Kesiapan materi

Kesiapan SAP

Kesiapan media: LCD, leaflet Peserta hadir ditempat penyuluhan

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang St. Theresia, RS Panti Nirmala Malang. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

Suasana penyuluhan tertib

Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5 orang.3. Evaluasi Hasil

Orang tua klien (anak) dapat :

1. Menjelaskan pengertian DBD.2. Menjelaskan penyebab DBD.3. Menjelaskan tanda dan gejala DBD.4. Menjelaskan cara penularan DBD.5. Menjelaskan dampak/bahaya DBD pada anak.6. Menjelaskan perawatan dan penanganan DBD di rumah.7. Menjelaskan cara pencegahan DBD.IX. PENGORGANISASIAN

Moderator: Faiz PrianataPembicara: Uyun MaulidiyahFasilitator: Ika Prima Y.K.D. Aprilia Puspita N.X. DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI kerjasama dengan WHO dan UNICEF, Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Indonesia., Jakarta, 1998.

Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1991

Sacharin, Rosa M., Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2, EGC, Jakarta, 1994

Kristina, Isminah, Wulandari L (2004) "Demam Berdarah Dengue" Litbang Depkes (http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/05/2004/demamberdarah1.htm).MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE)Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dapat menyerang pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.

DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.2. PENYEBAB DBDPenyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti pada pembuluh darah. Virus dengue (DENV) ada 4 jenis yaitu virus DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Di antara ke-4 virus ini virus DENV-3 yang paling sering menyerang penduduk Indonesia.Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun.Ciri-ciri nyamuk tersebut adalah :1) Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun. Tubuhnya belang hitam putih.2) Menggigit pada siang hari

3) Berkembangbiak pada air bersih dan jernih yang tidak mengalir.3. TANDA DAN GEJALA DBD1) Demam tinggi 2 7 hari disertai menggigil, kurang nafsu makan, nyeri pada persendian, serta sakit kepala.2) Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada kulit , mimisan, gusi berdarah , muntah darah dan BAB berdarah.3) Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada gejala kuning.4) Mual dan muntah.5) Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3 7 secara berulang-ulang. Dengan tanda syok yaitu lemah, kulit dingin, basah dan tidak sadar.TANDA BAHAYA DBD :1) Perdarahan gusi2) Muntah darah

3) Penderita tidak sadar4) Denyut nadi tidak teraba5) Segara periksakan diri ke RS atau sarana pelayanan kesehatan terdekat.

4. CARA PENULARAN DBD1) DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina, yang tersebar luas dirumah-rumah dan tempat-tempat umum (sekolah, pasar, terminal, warung, dsb)

2) Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang yang sakit DBD atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus Dengue.

3) Orang yang darahnya mengandung virus dengue tetapi tidak sakit dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes Aegyptinya.

4) Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes aegypti akan bekembang biak dalam tubuh nyamuk.

5) Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.

6) Orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue akan menunjukkan gejala sakit/demam setelah 4-6 hari (masa inkubasi).

7) Bila orang yang ditulari tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita DBD.8) Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain.5. DAMPAK/BAHAYA DBDApabila penyakit Demam Berdarah melanjut terus sehingga penderita menjadi syok dan kesadaran menurun, maka keadaan ini disebut Syok Demam Berdarah. Keadaan inilah yang sangat berbahaya dan sering menimbulkan kematian.6. PERAWATAN DAN PENANGANAN DBD DI RUMAHa. Beri penderita minum air yang banyak (air masak, teh, susu atau minuman lainnya)b. Cepat bawa kedokter, puskesmas atau langsung ke rumah sakit apabila penderita tampak gelisah, lemah, kaki dan tangan dingin, bibir pucat dan denyut nadi lemah.7. PENCEGAHAN DBD1) Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari.2) Melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan cara 4 M PLUS secara rutin seminggu sekali, meliputi:MENGURASWadah air yang terdapat di dalam bangunan seperti bakmandi, ember vas bunga, tempat penampung air kulkas agar telur dan jentik aedes mati.MENUTUPMenutup rapat semua wadah air agar nyamuk aedes tidak dapat masuk dan bertelur.MENGUBURSemua barang bekas yang ada disekitar rumah yang dapat menampung air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas dll, agar tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk.MEMANTAUSemua wadah air yang berpotensi sebagai tempat pembiakan nyamuk aedes. Dengan jangan menggantung baju, membubuhkan larvasida, dan tidur menggunakan kelambu.

3) Berantas nyamuk Aedes aegypti:

a. Menyemprot nyamuk dengan zat kimia

b. Lakukan pengasapan

c. Menaburkan serbuk ABATE

d. Memberikan ikan cupang pada tempat penampungan air.

PAGE