Sangkuriang Dialog

download Sangkuriang Dialog

of 2

description

Sangkuriang + Dialog

Transcript of Sangkuriang Dialog

  • 5/25/2018 Sangkuriang Dialog

    1/3

    SANGKURIANG

    Di masa lalu, pada suatu kerajaan di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja bernama Dayang

    Sumbi dan putra semata wayangnya, Sangkuriang. Bocah kecil yang senang sekali berburu di

    dalam hutan. Saat berburu Sangkuriang selalu ditemani oleh seekor anjing bernama Tumangyang setia. Sebetulnya, Tumang itu titisan dewa dan ayah kandung Sangkuriang. Namun,

    Dayang Sumbi ibunya merahasiakannya dari Sangkuriang.

    Suatu ketika, ditemani Tumang, Sangkuriang memburu seekor burung di hutan. Dengan

    sangat hati-hati dan jeli, Sangkuriang membidiknya. Dan bidikannya pun mengenai burung

    tersebut. Sangkuriang kemudian memerintahkan Tumang untuk mengambil burung tersebut.

    Tapi, Tumang menolaknya. Sangkuriang menjadi kesal atas ulah Tumang. Maka,

    ditendangnya anjing itu keras-keras. Diperlakukan seperti itu oleh tuannya, Tumang pergi

    jauh ke dalam hutan dan tak pernah kembali lagi.

    Sangkuriang yang masih kesal pulang ke rumah. Di rumah, dia menceritakan kejadian

    tersebut kepada ibunya. Namun, bukannya iba dengan apa yang dialami putra semata

    wayangnya, Dayang Sumbi malah murka. Kemudian, saking marahnya, Dayang Sumbi

    melempar centong nasi. Sangkuriang yang sedang marah pun pergi dari rumah untuk selama-

    lamanya. Ketika amarahnya mereda, Dayang Sumbi menyesal atas apa yang telah

    dikatakannya pada Sangkuriang. Tapi, semua sudah terlanjur.

    Dayang Sumbi pun berdoa kepada para dewata agar bisa dipertemukan kembali dengan

    putranya. Doanya didengar para dewata penghuni kahyangan. Dayang Sumbi diberi

    kemudaan dan kecantikan abadi, bahkan lebih cantik dari sebelumnya.

    Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang yang telah melanglang buana ke seluruh penjuru

    bumi memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Sesampainya di sana,

    Sangkuriang terkejut karena semuanya sudah berubah. Dia tambah terkejut saat di jalan

    bertemu seorang wanita yang tak lain tak bukan adalah Dayang Sumbi. Melihat kecantikan

    Dayang Sumbi, Sangkuriang melamarnya. Dayang Sumbi pun menerima lamaran

    Sangkuriang. Keduanya bersepakat menikah dalam waktu dekat.

    Kegemaran Sangkuriang berburu belum juga hilang. Karena, Sangkuriang hendak berburu di

    dalam hutan sesaat sebelum menikah. Kemudian Sangkuriang meminta kepada kekasihnya

    Dayang Sumbi untuk mengencangkan ikat kepalanya. Begitu Dayang Sumbi melihat kepala

    Sangkuriang, dirinya tersentak melihat luka di kepala Sangkuriang. Setelah bertanya kepada

    Sangkuriang mengenai penyebab luka di kepala itu, Dayang Sumbi tambah terkejut. Ternyata

    benar, calon suaminya adalah putra semata wayangnya yang pergi dulu.

    Dayang Sumbi menjadi bingung. Sepulangnya, Sangkuriang dari berburu, Dayang Sumbi

    mencoba menjelaskan masalah ini. Namun, hal itu hanya dianggap angin lalu oleh

    Sangkuriang. Dayang Sumbi pun berpikir bagaimana caranya supaya pernikahan mereka

    gagal.

  • 5/25/2018 Sangkuriang Dialog

    2/3

    Selama berhari-hari, Dayang Sumbi berpikir, akhirnya menemukan juga caranya. Dia pun

    menemui Sangkuriang.

    "Wahai calon suamiku, Sangkuriang, apakah kamu tetap ingin menikahi aku?"

    "Tentu saja, Dayang Sumbi, calon istriku yang cantik."

    "Kalau begitu, aku hendak mengajukan dua syarat jika kamu tetap ingin menikahiku."

    "Apa syarat dari kamu?"

    Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk membendung sungai Citarum dan membuatkan

    perahu untuk menyeberanginya. Kedua syarat ini harus jadi sebelum fajar menyingsing.

    Sangkuriang menyanggupi hal itu. Kemudian, Sangkuriang segera bekerja dibantu oleh

    teman-temannya dari bangsa lelembut dan jin. Sangkuriang dan teman-temannya bekerja

    sangat cepat. Dua syarat dari Dayang Sumbi hampir jadi tidak lama lagi.

    Dayang Sumbi yang melihatnya menjadi cemas. Namun, dia tidak kehilangan akal. Dia

    meminta bantuan masyarakat sekitar agar menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah

    timur dan membangunkan ayam-ayam jago supaya berkokok. Supaya suasana malam

    berubah menjadi suasana fajar.

    Ketika ayam-ayam jago mulai berkokok, Sangkuriang melihat ke sebelah timur. Awan-awan

    mulai terlihat kemerah-merahan, tanda fajar telah menyingsing. Sangkuriang punmenghentikan pekerjaannya karena merasa telah gagal memenuhi syarat Dayang Sumbi.

    Sangkuriang yang kesal kemudian merusak bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Desa

    pun tenggelam karena air bendungan. Lalu, Sangkuriang pun menendang perahu buatannya

    sendiri hingga perahu itu terbalik. Perahu itu kemudian menjadi sebuah gunung bernama

    Tangkuban Perahu.

  • 5/25/2018 Sangkuriang Dialog

    3/3