Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

45
KATA PENGANTAR Fuji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa karena dengan izin-Nya jualah sehingga kita dapat melaksanakan segala aktifitas keseharian, salawat dan salam selalu tercurah kehadirat junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW serta para ahlul baitnya dan para sahabatnya hingga hari kebangkitan nanti. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan beberapa hal penting sehubungan dengan tesis Sdr Drs Syafruddin, yang isinya membahas masalah tarekat Tijaniah yang tertuang dalam buku tesis (untuk) program pasca sarjana IAIN Antasari Banjarmasin. Isinya cukup menarik sekaligus bikin kaget, terutama ikhwan-ikhwat tarekat Tijaniah yang kebetulan membacanya. Karya-karya ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu sangat dibutuhkan oleh orang- orang yang haus akan keilmuan. Indonesia yang minat bacanya masih rendah (dibanding dengan negara lain) tentunya sangat memerlukan banyak bahan bacaan yang produktif dan edukatif. Sebuah bahan bacaan, apalagi se level tesis yang merupakan hasil dari penelitian, observasi, dan wawancara, (karya cemerlang ilmuan) Tanggapan Tesis 1

description

Buku ini sebagai sanggahan atas tesis Drs Syafruddin Banjarmasin

Transcript of Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Page 1: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

KATA PENGANTAR

Fuji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa karena dengan izin-Nya jualah sehingga kita dapat melaksanakan segala aktifitas keseharian, salawat dan salam selalu tercurah kehadirat junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW serta para ahlul baitnya dan para sahabatnya hingga hari kebangkitan nanti.

Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan beberapa hal penting sehubungan dengan tesis Sdr Drs Syafruddin, yang isinya membahas masalah tarekat Tijaniah yang tertuang dalam buku tesis (untuk) program pasca sarjana IAIN Antasari Banjarmasin.

Isinya cukup menarik sekaligus bikin kaget, terutama ikhwan-ikhwat tarekat Tijaniah yang kebetulan membacanya.

Karya-karya ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang haus akan keilmuan.

Indonesia yang minat bacanya masih rendah (dibanding dengan negara lain) tentunya sangat memerlukan banyak bahan bacaan yang produktif dan edukatif.

Sebuah bahan bacaan, apalagi se level tesis yang merupakan hasil dari penelitian, observasi, dan wawancara, (karya cemerlang ilmuan) akan dipandang sebagai hasil final dan bahkan dijadikan bahan rujukan, kajian, kritikan hingga object of ridicule.

Sebuah karya tulis, biasanya personifikasi dari kreativitas dan intelektualitas seseorang.

Sehubungan dengan masalah diatas, saya merasa terpanggil untuk meluruskan, menanggapi, menyanggah, bahkan menolak hal-hal yang dianggap perlu secara garis besar dalam buku tesis tersebut.

H. IBRAHIM

Tanggapan Tesis 1

Page 2: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

TANGGAPAN UNTUK HAL (98)

Pada halaman 98, Sdr Drs Syafruddin menulis ;- Ia (Syekh Tijani) berkali-kali diajak oleh penguasa untuk

bergabung dalam politik, namun ia menolak. Dari buku Wamy, Gerakan Keagamaan dan Pemikiran.

Pada halaman 197, Sdr Drs Syafruddin menulis;- Dan memberikan keutamaan itu kepada Ahmad Attijani

kaki tangan dan budak orang-orang kafir. Dari buku Abd Rahman Abd Khalik.

TANGGAPANKedua buku tersebut mengulas keterangan yang berbeda.

Adapun buku yang terakhir ditulis oleh Abd Rahman Abd Khalik yang menjadi sumber bahan penyusunan tesis tersebut, rupanya buku tersebut kekeringan kosakata yang santun dan tidak menggambarkan kehiliman dan kerahmanan yang tidak layak diungkapkan dalam media apapun dan tidak mencerminkan keintelektualitasan dan kelembutan yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Rasulullah dengan tegas melarang mengeluarkan ucapan, ungkapan, pernyataan apalagi cacian terhadap muslim lainnya, sebagaimana diriwayatkan dalam hadist Abdullah bin Mas'ud r.a berikut;

ول� ق�ال� س� �ه ر� �ه� ص�ل�ى الل �ه الل �ي �م� ع�ل ل �اب� و�س� ب س

م ل �م�س� وق� ال �ه� ف�س� �ال �ف�ر� و�قت حديث اإليمان فى البخارى أخرجه) ك(43 رقم

Rasulullah s.a.w bersabda: Mencaci dan memaki orang-orang Islam adalah fasik dan memerangi mereka adalah kafir *

Dalam hadist lainnya disebutkan;

ي ح�ديث� ب� ضي� ذ�ر3 أ �ه� ر� �ه� الل �ان� ق�ال� ع�ن �ني : ك �ي ب

�ن� �ي ج�ل9 و�ب ي من� ر� خ�و�ان م� إ �ال� �ت� ك �ان مAه� و�ك� �ةB أ �ع�ج�مي �ه� أ ت �ر� ف�ع�ي

مGه� أ ي ب �ان ك ل�ى ف�ش� يG إ �ب �ه� ص�ل�ى الن �ه الل �ي �م� ع�ل ل �قيت� و�س� ف�ل

ي� �ب �ه� ص�ل�ى الن �ه الل �ي �م� ع�ل ل �ا ف�ق�ال� و�س� �ا ي �ب �ك� ذ�ر3 أ ن ؤ� إ ام�ر�Tanggapan Tesis 2

Page 3: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

�ة� فيك� ي �ت� ج�اهل �ا ق�ل ول� ي س� �ه ر� ج�ال� س�ب� م�ن� الل Gوا الرA ب س��اه� �ب م�ه� أ

� �ا ق�ال� و�أ �ا ي �ب �ك� ذ�ر3 أ ن ؤ� إ �ة� فيك� ام�ر� ي ه�م� ج�اهل�م� �ك خ�و�ان �ه�م� إ �ه� ج�ع�ل �ح�ت� الل �م� ت �ديك �ي �ط�عم�وه�م� أ مم�ا ف�أ�ون� �ل �ك �أ وه�م� ت س� �ب ل

� ون� مم�ا و�أ �س� �ب �ل Gف�وه�م� و�ال� ت �ل �ك �ه�م� م�ا ت ب �غ�ل ين� �م�وه�م� ف�إ �ف�ت �ل �وه�م� ك ين �ع 29 رقم اإليمان فى البخارى أخرجه* ف�أ

Hadist diriwayatkan daripada Abu Zar r.a katanya: Pernah terjadi kata-kata kasar antara aku dan saudaraku di mana ibunya bukan berbangsa Arab (hamba) aku telah menghinanya dari pihak ibunya.

Maka dia mengadukan halku kepada Nabi s.a.w. Kemudian aku menemui Nabi s.a.w lalu baginda bersabda: Wahai Abu Zar! Sesungguhnya akhlakmu masih seperti orang-orang jahiliah. Aku menjawab: Wahai Rasulullah! Bukankah seseorang yang mencaci orang lain itu sama dengan mencaci ayah dan ibunya sendiri.

Baginda bersabda lagi: Wahai Abu Zar! Sesungguhnya akhlakmu itu masih seperti orang-orang jahiliah, mereka itu adalah saudara-saudaramu sendiri, mereka dijadikan oleh Allah berada di bawah kekuasaanmu. Maka berilah kepada mereka makanan seperti yang kamu makan. Berilah kepada mereka pakaian seperti yang kamu pakai dan janganlah kamu memaksa mereka melakukan pekerjaan yang mereka tidak mampu melakukannya. Sekiranya terpaksa dilakukan maka hendaklah kamu turut membantunya *

Inti dari hadist tersebut ialah melarang kepada umat islam mengucapkan, mengungkapkan kalimat yang tidak layak didengar maupun dibaca.

Ungkapan atau tulisan, keduanya adalah bentuk lain dari ucapan lisan, oleh karena itu tulisan dianggap sebagai ungkapan lisan, sebagaimana pendapat Imam Al Gazali;

�م� �ق�ل �ل د� ا �ح� �ن ا �ي ان اللGس�“Tulisan adalah salah satu dari dua lisan”.Tulisan dalam buku Abd Raman Abd Khalik merupakan

personifikasi ungkapan yang terlahir dari dalam lubuk hatinya yang

Tanggapan Tesis 3

Page 4: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

dalam, dan juga sebagai fakta atas ketidak tahuannya dengan figur Syekh Ahmad Attijani.

Oleh karena itu sangat disayangkan dalam bukunya Abd Rahman Abd Khalik itu belum menampakkan ke rahman annya sebagai Abd Rahman.

EFEK DARI KEKONTRADIKSIAN KEDUA BUKU TERSEBUT

Setiap tulisan berdampak positif atau negatif, pembaca awam tentu saja bingung pada pilihannya. Apakah dia memilih pendapat Wamy atau ia memilih pendapat Abd Rahman Abd Khalik ?.

Ironisnya, Sdr Drs Syafruddin tidak menghantarkanya pada pilihan yang fositif dan edukatif, tetapi malah menimbulkan keraguan yang awam akan figur Syekh Ahmad Attijani. Dan ini (menurut saya) adalah -indikasi kearah- pengelabuan sejarah.

ALASAN PENOLAKAN1. Dengan tegas kami pengamal tarekat Tijaniah tidak terima

pendiskreditan tokoh tarekat apapun termasuk tokoh tarekat Tijaniah, dan menolak dengan tegas anggapan Syekh Ahmad Attijani sebagai kaki tangan imperialis.

2. Logika (siapapun) menolak kalau Syekh Ahmad Attijani sebagai kaki tangan kaum imperialis, sedangkan ia sendiri menolak berpolitik, apalagi menjadi budak imperialis.

TANGGAPAN UNTUK HAL 101Pada halaman 101 Syafruddin menulis;d. Membaca Jauharatul Kamal satu kali, dst.Kami selaku ikhwan tarekat Tijaniah, tidak menemukan kitab

yang mencantumkan salawat Jauharatul Kamal (dalam wazdifah) dibaca satu kali. (lihat catatan kaki buku tesis hal 101)

Tanggapan Tesis 4

Page 5: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

ALASAN PENOLAKANKami tidak pernah mengatakan dan menyatakan pembacaan

Jauharatul Kamal (dalam wazdifah) satu kali.Oleh karena itu kami menyatakan menolak karena tidak sesuai

dengan keterangan yang ada dalam kitab tarekat Tijaniah.Yang tidak kalah lucunya ialah, didalam tesis ini terdapat dua

kali kesalahan yang sama. Pertama pada halaman 101 dan kedua pada halaman 228, anehnya tidak ada pembetulan atau ralat dari penulis tesis itu sendiri, yang berarti dia setuju dengan tulisannya tersebut.

TANGGAPAN UNTUK HAL 114Pada halaman 114 Syafruddin menulis;Tarekat yang didirikan oleh Ahmad Attijani sedikit lebih

ketat………..dst.Kata-kata didirikan sebenarnya tidak tepat, karena ma’na

didirikan berarti tarekat Tijaniah itu didirikan / dibikin oleh Syekh Ahmad Attijani.

Yang benar adalah tarekat Tijaniah itu didirikan oleh Rasulullah seperti keterangan berikut ini;

Tersebut dalam kitab Jawahirul Ma’any – 122- 1-)

�ار� و�ه�ذه �ذ�ك �أل ه�ا ا �ن ع�ي �تى هى� ب �ب� ال ت �ه� ر� و�ل� ل س\� الل\ه ر��ه الله� ص�ل�ى �ي �م� ع�ل ل ه� و�س� م�ر�

� ه�ا و�أ �ن �قي �ل ت �لG ب ك �ه� م�ن� ل �ب من� ط�ل�ن� مي ل �م�س� ال

“ Dan zikir-zikir (wiridan) ini materinya adalah susunan dari Rasulullah SAW (didirikan oleh Rasulullah) , dan beliau memerintahkan kepadanya ( Syekh Ahmad Attijani) untuk mentalkinkan zikir-zikir (tersebut) itu kepada orang-orang yang muslim yang menginginkannya”

Mengacu pada keterangan diatas, penulis tesis keliru menggunakan kata “didirikan” yang berarti tarekat Tijaniah itu didirikan oleh Syekh Ahmad Attijani bukan oleh Rasulullah.

Tanggapan Tesis 5

Page 6: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

ALASAN PENOLAKANBerdasarkan keterangan diatas kami menolak penggunaan kata

didirikan oleh Sdr Drs Syafruddin, karena tidak sesuai dengan keterangan yang terdapat dalam kitab-kitab Tijaniah.

TANGGAPAN UNTUK HAL 117Pada halaman 117 Drs Syafruddin menulis;Pengikut tarekat Tijaniah memiliki jenis salawat yang

berbeda-beda ………dst.Sayangnya Sdr Drs Syafruddin tidak mencantumkan contoh

salawat yang dimaksudnya (berbeda-beda) itu, sehingga kami kesulitan untuk memberikan alasan karena pokok bahasannya tidak ada.

TANGGAPAN UNTUK HAL 121Pada halaman 121 Drs Syafruddin menulis;Setelah itu berniat dan diteruskan dengan membaca wazdifah

yaumiah berisi istigfar 100 kali, salawat 100 kali, salawat fatih 50 kali dan dilanjutkan membaca La ilaha Illallah atau membaca Allah tanpa hitungan…………….dst.

Sdr Drs Syafruddin tidak menyebutkan kitab yang mencantumkan jenis wazdifah sebagaimana tersebut.

Tidak itu saja, pada halaman yang sama (121) Drs Syafruddin menulis;

Wirid tarekat Tijaniah yang diberikan kepada Ahmad Attijani oleh Rasulullah saw, yang terdiri dari tiga unsur itu harus dibaca tertib dan tartil, yaitu istigfar, salawat (salawat fatih dan salawat jauharatul kamal) dan hailalah (La ilaha illallah)…….dst.

Ini jelas penyimpangan yang disengaja oleh penulis mungkin agar terkesan kontradiktif dalam tarekat Tijaniah.

ALASAN PENOLAKANDengan mencermati dan memperhatikan pada kekeliruan yang

terdapat pada halaman 121 diatas, maka kami dengan tegas manolak pendapat Sdr Drs Syafruddin karena tidak sesuai dengan keterangan yang terdapat dalam kitab-kitab tarekat Tijaniah.

Tanggapan Tesis 6

Page 7: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

TANGGAPAN UNTUK HAL 124Pada halaman 124 Drs Syafruddin menulis;Ketiga wirid (istigfar, salawat dan zikir) tersebut mendekatkan

diri seseorang kepada Allah swt, karena ia selalu sibuk baik siang maupun malam dengan wirid…………dst.

Menurut Sdr Drs Syafruddin ikhwan-ikhwat tarekat Tijaniah itu selalu sibuk dengan wiridan. Benarkah demikian ?.

Apakah ini pernyataan dari ikhwan-ikhwat tarekat Tijaniah atau interpretasi Syafruddin yang salah ?.

Idealnya Sdr Drs Syafruddin memaparkan data faktual lapangan yang bisa dijadikan bahan kajian dan rujukan bersama.

Umpamanya;1. Jumlah total anggota tarekat Tijaniah yang ada.2. Anggota aktif sekian persen.3. Anggota tidak aktif sekian persen4. Dan lain-lain sekian persen.Dengan data yang akurat, tentu akan lebih mudah untuk

mengkajinya dan dengan itu pula ia tidak dianggap merekayasa data.

ALASAN PENOLAKANDengan melihat kepada kekurangan-kekurangan yang ada,

maka saya dan ikhwan-ikhwat tarekat Tijaniah menolak pendapat Sdr Drs Syafruddin dan menyatakan tidak merasa sibuk dengan wiridan yang dicanangkan dalam program tarekat Tijaniah itu.

TANGGAPAN UNTUK HAL 125Pada halaman 125 Drs Syafruddin menulis;Menurut penulis, tanpa masuk tarekat Tijaniah maupun

tarekat yang lainnya, asalkan seseorang mengamalkan secara terus menerus sepanjang hidupnya ketiga wiridan diatas, Allah menjamin orang itu masuk surga dan terhindar dari jamahan api neraka…………dst.

Tanggapan Tesis 7

Page 8: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Kita sebagai warga negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk saling hormat menghormati antar sesama warga negara maupun antar sesama pemeluk agama (kepercayaannya) sebagaimana butiran yang tertuang dalam UUD 1945 (yang telah diamandemen) oleh MPR RI th 2002 Pasal 29 ayat (2) sebagai berikut;

Negara menjamin kemerdekaaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya.

Dalam UUD tersebut, setiap warga negara Indonesia diperbolehkan untuk mengamalkan ajaran agamanya dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya.

Dalam hal ini termasuk pengikut tarekat yang ingin mengamalkan ajaran tarekatnya tanpa harus terusik oleh pihak-pihak lain.

Memperhatikan bunyi UUD 1945 tersebut diatas, maka kebebasan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya adalah hak setiap orang.

Pada halaman yang sama Drs Syafrudin mencantumkan;asalkan seseorang mengamalkan secara terus menerus

sepanjang hidupnya ketiga wiridan diatas , Allah menjamin orang itu masuk surga dan terhindar dari jamahan api neraka……dst.

Pendapat ini jelas keliru dan tidak sejalan dengan yang dimaksud oleh Al Qor’an.

Perlu dima’lumi bahwa syarat untuk masuk surga itu bukan sekedar mengamalkan ketiga wiridan itu saja lalu Allah menjamin seseorang masuk surga.

Dalam surat Ali Imran ayat 15-17 (seperti yang dikutip oleh Syafruddin) sebagai berikut;

�م� ( ق�ل�15) �ك Gئ �ب �ؤ�ن �ر9 ا ي خ� �م� من� ب ك �ن� ذ�ل �ذي ل �ق�و�ا ل �د� ات ن ع�م� Gك ب �ات� ر� ن �ج�رى ج� ه�ا من� ت ت �ح� �ه�ار� ت ن

� �أل �ن� ا دي ال �ه�ا خ� و�اج� في �ز� و�أة� ر� و�ان� م�ط�ه\� �ر� و�الل\\ه� الل\ه من� و�رض\\� ي �ص\\ اد ب �لعب\\� ا (16) ب

Tanggapan Tesis 8

Page 9: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

�ن� �ذي �ل �و�ن� ا �ق�و�ل �ا ي �ن ب �ا ر� �ن ن �ا إ �ا آم�ن �ن ل ا ف�اغ�فر� �ن\\� �و�ب ا ذ�ن ذ�اب� و�قن\\� ع\\��ار �ن�17) الن ري �لص�اب �ن� ( ا ادقي �ن� و�الص\\� ي ت ان �ق\\� �ن� و�ال �فقي �م�ن و�ال

�ن� �غ�فري ت �م�س� ار و�ال ح� �س� �أل ا ب“Katakanlah:Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang

lebih baik dari yang demikian itu ?. Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka (ada) surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. Yaitu orang-orang yang berdo’a, Ya Tuhan kami, sesungghnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka. (Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah), dan yang memohon ampun diwaktu sahur.

Ayat tersebut memaparkan ciri-ciri orang-orang yang akan masuk surga itu (antara lain) ialah ;

1. Taqwa kepada Allah dan tetap taat kepada-Nya.2. Minta ampun kepada Allah.3. Bersifat sabar.4. Bersifat benar.5. Menafkahkan hartanya dijalan Allah.6. Mohon ampun diwaktu sahur.Inti dari ayat tersebut menyatakan bahwa seseorang yang akan

masuk surga itu minimal mampu mengamalkan (6) poin penting tersebut, bukan asal mengamalkan tiga macam wiridan itu saja, sebagaimana pendapat Drs Syafruddin diatas.

Jika kita mengamati apa yang tercantum dalam ayat tersebut diatas maka jelas pendapat Drs Syafruddin tidak sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Al Qor’an itu sendiri.

TANGGAPAN UNTUK HAL 128Pada halaman 128 Drs Syafruddin menulis;

Tanggapan Tesis 9

Page 10: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Mengenai pernyataan Ahmad Attijani bahwa seseorang yang masuk tarekat Tijaniah akan ditanggung masuk surga tanpa hisab, merupakan suatu jaminan kepada setiap orang yang masuk tarekat ini………..dst.

Pengamal tarekat Tijaniah sering kali mendapat tanggapan miring dari saudara-saudaranya yang tidak sepaham dengan masalah jaminan ini.

Oleh karena itu dikesempatan ini saya ingin mengajak kepada semua pihak untuk urun rembuk dalam memahami dan mempelajari lebih masalah JAMINAN ini.

Memahami masalah jaminan, tentunya harus melihat pula motivasi yang menyebabkan seseorang itu mendapat jamiman.

Kata “jaminan” dalam tarekat Tijaniah jangan diartikan secara sepotong-sepotong, lebih-lebih diterjemahkan dalam bahasa emosional.

Dalam Al Qoran Allah menceritakan perihal orang Yahudi yang mengimani ayat secara sepotong-sepotong, sebagaimana diterangkan dalam ayat berikut ini;

فم\\ا ببعض وتكف\\رون الكت\\اب ببعض أفتؤمن\\ون ال\\دنيا الحي\\اة فى خ\\زى إال منكم ذل\\ك يفع\\ل من جزآء بغاف\\ل الل\\ه وم\\ا العذاب أشد الى يردون القيامة ويومتعملون عما

Apakah kamu beriman kepada sebagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian yang lain ? tiadalah balasan bagi orang-orang yang berbuat demikan dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat besar dan Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat”.

Ayat tersebut merupakan gambaran tradisi orang-orang Yahudi yang mengimani sebagian ayat dan mengingkari ayat yang lainnya.

Memahami masalah jaminan, tanpa melihat motiv yang melatar belakangi jaminan itu sendiri adalah keliru, atau memahaminya secara sepotong sepotong.

Tanggapan Tesis 10

Page 11: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Contoh yang paling gampang (dalam masalah ini) seperti garansi dari perusahaan pembuat mobil misalnya.

Perusahaan mobil menjamin (memberi garansi) kepada setiap konsumennya selama dalam pemakaian normal dan dalam jangka waktu tertentu.

Perusahaan tidak menjamin kepada pemakai yang sengaja merusak mobilnya untuk mendapatkan garansi.

Demikian juga halnya dengan jaminan yang ada dalam tarekat Tijaniah.

Ikhwan-ikhwat tarekat Tijaniah tidak serta merta mendapatkan jaminan itu apabila ia tidak memenuhi syarat yang sudah ditetapkan dalam program tarekat Tijaniah.

Syarat yang paling utama bagi pengamal tarekat Tijaniah adalah;

1. Taqwa kepada Allah zdahir dan batin.2. ……………..3. ……………..4. ……………..5. ……………..Kelima syarat utama tersebut wajib ditaati oleh setiap

pengamal tarekat Tijaniah itu.

Sebenarnya banyak hal yang bisa dijadikan contoh untuk memahami lebih mendalam masalah jaminan dalam tarekat Tijaniah itu.

Dengan pemahaman yang baik orang tidak gampang menilai negatif, atau memvonis salah pada sesuatu yang belum jelas baginya yang pada akhirnya tergolong dalam yang dimaksud oleh firman Allah berikut;

�ل� �و�ا ب �ذ�ب م�ا ك �م� ب �ط�و�ا ل ي �ح �مه ي عل �م�ا ب هم� و�ل ت� أ ه� ي\\� �ل\\� وي

� �أ ت-(39– )يونس

“ Yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna padahal belum datang kepada mereka penjelasannya”.

Tanggapan Tesis 11

Page 12: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

SANGGAHAN UNTUK HALAMAN 130 Pada halaman 139 Drs Syafruddin menulis;Pernyataan Ahmad Attijani itu cukup kontroversial, karena ia

telah berani menjamin orang masuk surga tanpa hisab terutama mereka yang masuk tarekat Tijaniah………..dst.

Melihat kutipan ini saya teringat sebuah hadist Rasulullah sebagai berikut;

: ق\\ال ق\\ال عن\\ه الل\\ه رض\\ى هري\\رة أبى عنذ� وسلم عليه الله صلى الله رسول د� ا : إ ن س\\�

� ر� أ �م\\� �أل ال�ى �ر ا ه غ�ي �ه�ل �ظر أ �ت اع�ة� ف�ان البخارى( ) رواه الس�

“ Apabila perkara itu diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah saatnya (saat kehacurannya)”.

Wanti-wanti Rasulullah ini sudah terbukti dizaman sekarang, misalnya, ahli hukum bicara tentang ekonomi, ahli ekonomi berbicara politik, ahli politik berbicara agama dst, akibatnya terjadi kesimpang siuran dan kerancuan yang tidak diinginkan karena telah melampuai batasan skilnya.

Seperti kerancuan dalam memahami tentang tarekat Tijaniah oleh non Tijaniah, yang berakibat terjadinya stagnasi informasi bahkan kehilangan nilai edukatif, yang pada akhirnya terjadi interpretasi yang salah, dan kesalahan fatal dalam menyimpulkan bahwa Syekh Ahmad Attijani kontrovesial dengan Rasulullah.

Mengenai masalah “jaminan” masuk surga untuk umat Rasulullah, sebagaimana diterangkan dalam hadist berikut;

�ن ح�ديث� �اس9 اب ضي� ع�ب ه� ر� ا الل\\� �ه�م\\� يG : ع�ن ع�ن �ب الن�ه� ص�ل�ى �ه الل �ي �م� ع�ل ل �ي� ع�رض�ت� ق�ال� و�س� �م�م� ع�ل �ت� األ� �ي أ ف�ر�ي� �ب ه� الن ط� و�م�ع\\� ه�ي\\� Aالر �ي �ب ه� و�الن ل� و�م�ع\\� ج\\� ن الر� ج�ال� و�ال\\ر�

ي� �ب �س� و�الن �ي د� م�ع�ه� ل �ح� ذ� أ فع� إ و�اد� لي ر� �ت� ع�ظيم� س� �ن ف�ظ�ن�ه�م� ن

� م�تي أ� ذ�ا لي ف�قي\\ل� أ ى ه\\� ل�ى م�وس\\� ه� ص\\� ه الل\\� �ي\\� ع�ل

Tanggapan Tesis 12

Page 13: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

�م� ل ه� و�س\� �كن و�ق�و�م\� ر� و�ل �ظ\� ل�ى ان ق إ �ف\� ت� األ� ر� �ظ\� ذ�ا ف�ن إ ف\�و�اد� ر� لي ف�قي\\ل� ع�ظيم� س\\� �ظ\\� ل�ى ان ق إ �ف\\� ر األ� خ\\� ذ�ا اآل� إ ف\\�و�اد� �ك� ه�ذه لي ف�قيل� ع�ظيم� س� م�ت

� �ع�ون� و�م�ع�ه�م� أ ب ا س� B\\ف� �ل أل�ون� �د�خ� �ة� ي ن �ج� �ر ال غ�ي اب9 ب �م� ع�ذ�اب9 و�ال� حس� �ه�ض� ث د�خ�ل� ن ف\\�

�ه� �زل �اس� ف�خ�اض� م�ن ك� في الن �ئ �ول �ذين� أ د�خ�ل�ون� ال ة� ي\\� ال�ج�ن\\��ر غ�ي ذ�اب9 و�ال� حس�اب9 ب ال� ع\\� ه�م� ف�ق\\� �ع�ض\\� ب �ه�م �ع�ل ذين� ف�ل ال\\�

�وا ب ح ول� ص\\� س\\� ه ر� ل�ى الل\\� ه� ص\\� ه الل\\� �ي\\� �م� ع�ل ل ال� و�س\\� و�ق\\��ع�ض�ه�م� ب �ه�م �ع�ل �ذين� ف�ل د�وا ال في و�ل م ال� س� �م� اإل� �وا و�ل رك �ش\\� ي

�ه الل وا ب �ر� �اء� و�ذ�ك ي �ش\� ج� أ ر� �هم� ف�خ\� �ي ول� ع�ل س\� ه ر� ل�ى الل\� ص\��ه� �ه الل �ي �م� ع�ل ل �ذي م�ا ف�ق�ال� و�س� �خ�وض�ون� ال وه� فيه ت �ر� ب خ�

� ف�أ ف�ق�ال� �ذين� ه�م ق�ون� ال� ال �ر� ق�ون� و�ال� ي �ر� ت �س\\� ون� و�ال� ي ر� �ط�ي\\� �ت يGهم� و�ع�ل�ى ب �ون� ر� �ل �و�ك �ت ة� ف�ق�ام� ي �اش\\� �ن� ع�ك ن9 ب ال� مح�ص\\� ف�ق\\�

ه� اد�ع� �ن� الل\\\� �ني أ �ج�ع�ل �ه�م� ي ال� من �ت� ف�ق\\\� �ن �ه�م� أ �م� من ام� ث ق\\\�ل� ج\\� ر� ر� ال� آخ\\� ه� اد�ع� ف�ق\\� �ن� الل\\� �ني أ �ج�ع�ل �ه�م� ي ال� من ف�ق\\�

�ق�ك� ب ا س\\� ه\\� ة� ب �اش\\� رقم ح\\ديث الطب فى البخ\\اري أخرج\\ه* ع�ك5311

Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Aku telah diperlihatkan oleh Allah beberapa golongan umat manusia. Maka aku telah melihat seorang Nabi bersamanya satu kumpulan manusia yaitu tidak lebih dari sepuluh orang. Seorang Nabi bersamanya seorang lelaki dan dua orang lelaki dan seorang Nabi tanpa seorang pun bersamanya. Tiba-tiba diperlihatkan kepada aku satu kumpulan yang ramai. Aku menyangka mereka adalah dari umatku. Tetapi dikatakan kepadaku mereka adalah Nabi Musa a.s dan kaumnya. Lihatlah ke ufuk, lalu aku pun melihatnya, ternyata terdapat satu kumpulan yang ramai. Dikatakan lagi kepadaku: Lihatlah ke ufuk yang lain. Ternyata di sana juga terdapat satu kumpulan yang ramai. Dikatakan kepadaku: Ini adalah

Tanggapan Tesis 13

Page 14: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

umatmu dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang akan memasuki Syurga tanpa dihisab dan diazab. Kemudian Rasulullah s.a.w bangkit lalu masuk ke dalam rumahnya. Orang ramai telah berbincang mengenai mereka yang akan dimasukkan ke dalam Syurga tanpa dihisab dan diazab. kemudian setengah dari mereka berkata: Mungkin mereka adalah orang-orang yang selalu bersama Rasulullah s.a.w. Ada pula yang mengatakan: Mungkin mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak pernah melakukan perbuatan syirik terhadap Allah. Mereka mengemukakan pendapat masing-masing. Ketika itu Rasulullah s.a.w keluar menemui mereka lalu Baginda bertanya dengan bersabda: Apa yang telah kamu bincangkan ? Mereka pun menerangkan keadaan tersebut. Maka Rasulullah s.a.w terus bersabda: Mereka adalah orang-orang yang

1. Tidak menggunakan jampi mentera , 2. Tidak meminta supaya dibuat jampi mentera, 3. Tidak meramalkan perkara-perkara buruk dan 4. hanya kepada Allah mereka bertawakal .

Ukkasyah bin Mihsan berdiri lalu berkata: Berdoalah kepada Allah semoga aku termasuk dari kalangan mereka. Rasulullah s.a.w bersabda: Kamu termasuk dari kalangan mereka. Kemudian berdiri seorang lelaki yang lain lalu berkata: Berdoalah kepada Allah semoga aku termasuk dari kalangan mereka. Rasulullah s.a.w bersabda: Ukkasyah telah mendahului kamu supaya digolongkan dari kalangan mereka yang memasuki Syurga tanpa dihisab *

Hadist tersebut menyatakan bahwa memang benar ada diantara umat Rasulullah itu yang akan masuk surga tanpa hisab, dan ini merupakan jaminan dari Rasulullah kepada umatnya yang memenuhi persyaratan.

Pada hari mahsyar nanti manusia terbagi pada tiga golongan;1. Masuk surga tanpa hisab.2. Masuk surga dengan dihisab ringan.3. Dihisab dengan hisab yang berat.

Tanggapan Tesis 14

Page 15: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Dari ketiga pilihan ini tentu saja (orang yang bijak) memilih pilihan yang pertama (yaitu masuk sorga tanpa hisab). Hanya saja ada syarat-syaratnya untuk masuk pada golongan yang pertama itu.

Dan syarat-syarat itulah yang terapkan oleh syekh-syekh tarekat untuk semua pengamal-pengamalnya melalui media yang dinamakan dengan tarekat.

SANGGAHAN UNTUK HAL 135 Pada halaman 135 Drs Syafruddin menulis;1. Pengikut ketika melakukan zikir tarekat diharuskan

membayangkan dan mendatangkan profil pemimpin tarekat, sejak ia mulai berzikir sampai selesai. Seharusnya, dalam berzikir ia selalu mengingat Allah, mencintai-Nya, ……………dst.

Yang dimaksud Drs Syafruddin dengan membayangkan disitu adalah masalah rabithah.

Rabithah ini termasuk dalam syarat kamaliah, atau syarat untuk kesempurnaan dalam berzikir itu sendiri sebagaimana keterangan berikut ini;

ع� اب �لس� �ن� ا Gل� : أ ي �خ� خ�ص� ي ه ش� �خ ي �ن� ش� �ي �ه ب �ي �ن د�ام� م�ا ع�يا Bر �د�ه�م� و�ه�ذ�ا ، ذ�اك ن د من� ع �د�ب آك\\� �أل �ن� ا د� أل �م�ري\\� �قى ال ت ر� ي\\�

�ه� �ل�ى من �د�ب ا �أل �ة الله م�ع� ا اق�ب �م�ر� �ه� و�ال – القدسية )األنوار ل23)-

“Adab yang ke tujuh; bahwa menghayalkan rupa syekhnya dalam bayangannya selama berzikir, dan cara ini (menurut ahli sufi) sepaling kuat adab, karena bahwasanya murid itu naik darinya kepada beradab kepada Allah dan muraqabah dengan-Nya”.

Makalah rabithah ini oleh sebagian pihak benar-benar dijadikan masalah.

Hanya sayangnya belum ada upaya dari pihak yang bersangkutan untuk mencari titik temu permasalahan.

Minimal (dengan adanya koordinasi itu ) ia tahu motiv yang melatar belakangi praktek rabithah ini dalam amaliah tarekat.

Tanggapan Tesis 15

Page 16: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Syekh Muhammad bin Abu Ayyub Az Zara’i dalam kitab Raudhul Muhibbin hal 66, mengupas manfaat rabithah itu sebagai berikut;

ام� م�ا �و�ب ق\\� ب �م�ح� ال ف�ات من� ب\ G\ى الصت� د�ع�و ال ل�ى ت\� اه �ت ب �م�حبG ق�ام� و�م�ا م�ح� ال ع�و�ر من� ب Aه�ا الش ة� ب �م�و�اف�ق\\� ل�ى و�ال ا

�ن �ي �م�حبG ب و�ب ال ب\\\� �م�ح� ة� هى� و�ال ط\\\� اب ا الر� �ه�م\\\� �ن �ي )روض ب(66 المحبين

“Tidak terjadi dengan yang dicintai itu dari sifat (keindahan) yang membawa kepada kecintaan kepadanya, dan tidak terjadi (pula) dengan yang mencintai itu dari perasaan (kecintaan) dengan si pemilik sifat itu tadi, dan (hal) yang bisa membawa kecintaan antara keduanya ialah rabithah (ikatan) antara keduanya”.

Rabithah (ikatan) ini terbentuk dengan adanya hubungan rohaniah (berupa mengingat, membayangkan atau menghayalkan, mendo’akan) yang bertujuan untuk menumbuhkan dan menimbulkan kecintaan (atau bercinta-cintaan) dijalan Allah dengan harapan termasuk dalam golongan yang dimaksud dalam hadist qudsi berikut ini;

الل\\ه رس\\ول س\\معت الص\\امت بن عب\\ادة قال و�ى وسلم عليه الله صلى �ر� Gه ع�ن� ي ب ك� ر� �ار� �ب �ع�ال�ى ت ال� و�ت ق\\�

�تى : ح�ق�ت� ب �ن� ع�ل�ى م�ح� Gي اب �ح� �م�ت ش ظلG فى ه�م� ال �ع�ر� �و�م� ال ي�ام�ة �قي � ال � ظل� ال ال -(51– )اإلخوان ظلGى ا

“ Ubadah bin Shamit mendengar sabda Rasulullah yang diriwayatkan dari Rabbynya, Allah berfirman; Berhak mereka mendapatkat kecintaan-KU, yaitu orang-orang yang bercinta-cintaan (dijalan Allah). Mereka itu dibawah naungan arasy yang tidak ada naungan selain naungan-Ku”.

Bercinta-cintaan dijalan Allah -sebagaimana yang dimaksud dalam hadist tersebut- adalah target yang ingin digapai oleh setiap kaum muslimin, khususnya ikhwan-ikhwat tarekat Tijaniah dengan cara-cara (antara lain) seperti rabithah tersebut. Rabithah adalah ikatan yang menghubungkan canel rohaniah murid tarekat itu dengan Tanggapan Tesis 16

Page 17: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

rohaniah syekh mursyidnya yang menjembatani hubungannya dengan Rabbynya.

Kata arif billah;

�ن� ن� الله م�ع� ك �م� ف�إ �ن� ل �ك �ن� الله م�ع� ت �ان� م�ن� م�ع� ف�ك ك الله م�ع�

“ Hendaklah kamu beserta Allah, jika tidak mampu, maka hendaklah beserta orang yang beserta Allah”

Apakah rahasianya rabithah itu ? . Menurut pendapat orang arif billah, hati syekh mursyid itu

ibarat pancuran (pemancar utama) yang mengalirkan limpahan-limpahan (dari lautan yang tak bertepi) kedalam hati muridnya sehingga hati murid itu tergenangi dengan aliran-aliran limpahan dari hadhrat gaib syekh mursyidnya.

Seperti ketarangan berikut ini;

ة� ط\\� اب د ر� ش\\ �م�ر� ة� و�هى� ال �ل\\� �ب م�ق�اب د ق�ل �م�ري\\� �ب ال ق�ل ب�خه ي ظ� ، ش\\� �ه� و�ح�ف\\ ت و�ر� ال فى ص\\� ي\\� �خ� و� ال ه فى و�ل\\� �ت\\ �ب غ�ي

ة� �ح�ظ\� �ن� و�م�ال �ب� أ �خ ق�ل ي اب الش\� �ز� �مي ال ل� ك\� Gز �ن\\� �ض� ي �ف�ي من� الره �ح\\� ط ب ي\\� �م�ح ل�ى ال �ب ا د ق�ل �م�ري\\� ط ال اب\\ �م�ر� م�د�اد� ال ت و�اس\\��ة ك �ر� �ب �ه� ال �ه� من �ن �و�اسط�ة� أل ل�ى ال �و�صAل ا – القل\\وب )تنوير الت512)-

“Rabithah mursyid itu ialah berhadap-hadapannya (muqabalah) hati murid tadi dengan hati syekhnya, dan memelihara (menghayalkan) rupa syekhnya sekalipun dalam kegaibannya, dan memantapkan bahwasanya hati syekh itu seperti pancuran yang mengalirkan limpahan dari lautan (ma’rifatnya) yang tidak bertepi kepada hati murid yang me”rabithah”kannya, dan ia mengambil barakah darinya karena dia adalah perantara kepada yang dihubungkan”.

Perumpamaan hati murid tarekat dengan syekhnya itu seperti canel telivisi dengan stasion sentralnya.

Syekh tarekat ibarat telivisi yang menampilkan program-program siaran sentral, semua program siaran yang nampak dilayar Tanggapan Tesis 17

Page 18: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

monitor adalah pengejawantahan program sentral pusat (pemancar utama), tapi monitor telivisi tidak sama dengan stasion sentral. Seperti itu pula Allah tidak sama dengan syekh mursyid.

Akan tetapi masalah rabithah ini terus dikhawatirkan oleh beberapa pihak karena (menurut mereka) hal itu bisa menjurus kepada kemusyrikan.

Menurut saya anggapan seperti itu tidak bisa dijadikan dasar untuk menolak praktek rabithah.

Tarekat yang amaliah pokoknya adalah kalimatut tauhid, tentu saja tujuannya adalah untuk mentauhidkan Allah, bukan untuk menserikatkan-Nya dengan apapun dan dengan siapapun.

Insya Allah ikhwan tarekat itu mengerti tujuan dalam berzikir itu untuk mengingat Allah, bukan untuk mengingat sesuatu selain Allah, dan ikhwan tarekat itupun juga paham bahwa rabithah itu hanya bersifat penghubung atau ikatan saja bukan tujuan.

PENOLAKAN UNTUK HAL 138

Pada halaman 138 Syafruddin menulis;Tampaknya Ahmad Attijani terpengaruh oleh teosufinya Ibnu

Araby seorang sufi termasyhur dari Andalusi abad ke 13 M,…………dst.

Drs Syafruddin menganggap Syekh Ahmad Attijani terpengaruh pendapatnya Ibnu Araby (hanya karena dia pernah mengaku khatmul aulia). Pengakuan dari Syekh Ahmad Attijani (sebagai khatmul Aulia) dianggapnya terpengaruh teosufi Ibnu Araby.

Menanggapi masalah ini saya kasih lelucon; Pada suatu hari tiba-tiba saya (H.Ibrahim) mengaku sebagai bupati, pernyataan ini saya tulis dibeberapa media lokal bahkan nasional. Keinginan saya menjadi bupati melahirkan ucapan-ucapan kebupatian. Namun obsesi saya tidak pernah terwujudkan dengan dilantiknya saya sebagai bupati.

Tanggapan Tesis 18

Page 19: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Akhirnya pada suatu hari dilantiklah pejabat bupati (sungguhan) oleh pejabat yang berwenang maka resmilah dia menduduki jabatan sebagai bupati.

Logiskah bupati sungguhan itu terpengaruh oleh oknom yang ngaku bupati tadi ?.

Pendapat Sdr Drs Syafruddin mengenai masalah ini tidak dilandasi oleh fakta yang meyakinkan dirinya dan dia sendiri tidak tau secara pasti apakah Syekh Ahmad Attijani itu terpengaruh oleh teosufinya Ibnu Araby atau tidak.

Oleh karena (keraguannya) itu dia menggunakan kata; Tampaknya…….dst.

Kalau benar dia beranggapan demikian, itu artinya dia tidak mencermati penegasan Ibnu Araby yang menyatakan bahwa seseorang yang akan menduduki makam khatmul wilayah itu berkebangasaan Arab, sedang Ibnu Araby dari Spanyol ( Andalusi). Lihat kembali Futuhatul Makiah 73 soal ke 13.

TANGGAPAN UNTUK HAL 140 Pada halaman 140 Drs Syafruddin mengutip pendapat dari

penulis buku M. Faiz al Math sebagai berikut;Setelah Nabi Muhammad saw ada waliullah, akan tetapi tidak

ada pangkat atau imbel-imbel tambahan seperti wali penutup/tertinggi maupun bagian-bagian wali tertentu……..dst.

Sdr Drs Syafruddin terpengaruh oleh pendapatnya penulis buku tersebut, yang artinya dia saya anggap sejalan dengan pemikirannya.

Adanya imbel-imbel nama wali-wali itu menunjukkan atas pembagian-pembagian tugas yang melambangkan kafasitas masing-masing wali itu sendiri.

Hal ini tidak berbeda dengan susunan struktur dalam organisasi, perusahaan atau lembaga lainnya.

Dizaman Rasulullah hal (penamaan) ini sudah ada, Rasulullah sendiri bergelar Abu Qasim, sebagaimana keterangan hadist berikut ini;

Tanggapan Tesis 19

Page 20: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

ي ح�ديث� ب� ة� أ �ر� ي ضي� ه�ر� �ه� ر� �ه� الل ال� ع�ن ال� ق\\� و : ق\\� �ب\\� أ

م �ق�اس �ه� ص�ل�ى ال �ه الل �ي �م� ع�ل ل م�و�ا و�س� �س� مي ت اس� و�ا و�ال� ب �ن\\� �ك تي �ت �ي �ن ك * ب

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Abu Qasim, Rasulullah s.a.w bersabda: Berikanlah nama dengan namaku, tetapi jangan memberikan gelaran dengan gelaranku *

Sebagai bukti adanya embel-embel gelar-gelar kewalian itu sesudah nabi Muhammad saw antara lain sebagai mana keterangan dalam kitab Maraqatul Mafatih juz-9-hal-365 oleh Syekh Ali bin Muhammad sebagai berikut;

الفيض يأخذون األقطار في األقطاب : فهم قلت فهم األعظم ب\\\الغوث المس\\\مى األقط\\\اب قطب من

م\ات ف\\إذا ، األعظم ال\وزير حكم تحت ال\وزراء بمنزلةB بدل\\ه أح\\د األربعة هذه من أبدل األفخم القطب . غالب\\ا

إذا منهم ال\\دنيا تخل\\و ال ص\\الحون قوم : األبدال قال ثم . قلت سبعة وهم آخر مكانه الله أبدل منهم واحد مات

B الغيب رجال على صادق اللغوي : األبدال . وق\\د جميعا ولعلهم ، علي\\ه حمل\\ه ف\\األولى آخ\\ر مع\\نى للبدل سبق

فيهم الب\\دل ك\\ثرة ولحص\\ول لك\\ثرتهم ب\\ذلك خص\\وا أو ، الس\\ابق الحديث في ما على أربعون فإنهم لغلبتهم : وهم . فقول\\ه القاموس صاحب ذكره ما على سبعون

خبايا استخرجوا الذين : هم النقباء قال . ثم وهم سبعة من المعنى هذا أخذ : لعله . أقول ثلثمائة وهم النفوس

نقيب جم\\ع النقب\\اء أن . واألظه\\ر الثقب بمع\\نى النقب في م\\ا على وع\\ريفهم وض\\مينهم الق\\وم ش\\اهد وه\\و

اث\\ني منهم : } وبعثن\\ا تع\\الى قول\\ه ومن\\ه ، الق\\اموسB عش\\ر B [ . أي12 \\\ { ] المائ\\دة نقيب\\ا ك\\ل من ش\\اهدا

Tanggapan Tesis 20

Page 21: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

B أو ، عنه\\ا ويفتش قوم\\ه أح\\وال عن ينقب س\\بط كفيال ما على عليه وعاهدوا به أمروا بما بالوفاء عليهم يكفل

س\\بق م\\ا على خمسمائة أنهم . والظاهر البيضاوي في بحم\\ل المش\\تغلون : هم النجب\\اء قال . ثم الحديث في

ه\\ذا أخ\\ذ : كأن\\ه . أق\\ول أربع\\ون وهم الخل\\ق أثق\\ال ونجيب\\ة نجيب : ناقة القاموس . ففي اللغة من المعنىB في\\ه ذك\\ر م\\ا واألنس\\ب ، نج\\ائب وجمع\\ه أن من أيض\\ا المخت\\\ار والمنتجب نجب\\\اء والجم\\\ع الك\\\ريم النجيب عن عساكر ابن أخرج وقد . هذا أفضله القرآن ونجائب

B مس\\عود ابن ه : إن مرفوع\\ا نفس ثالثمائ\\ة تع\\الى لل\\� ول\\ه ، [ والس\\الم ] الص\\الة عليه آدم قلب على قلوبهم

[ ] الص\\الة علي\\ه موس\\ى قلب على قل\\وبهم أربع\\ون علي\\ه إب\\راهيم قلب على قل\\وبهم س\\بعة ول\\ه والس\\الم قلب على قل\\وبهم خمس\\ة ول\\ه ، [ والس\\الم ] الص\\الة

...... قل\\وبهم ثالثة وله [ والسالم ] الصالة عليه جبريل( المفاتح )مراقة

Arti seperlunya; Aku kata; Mereka itu adalah wali AQTHAB dimuka bumi ini mereka menerima faidhah (limpahan) dari QUTHBUL AQ THAB (quthub segala quthub) yang dinamai dengan AL GAUSTUL A’ZDAM mereka menempati wakil-wakil dibawah hukum (kebijakan) pimpinan tertinggi…….dst.

Jelasnya menurut kitab tersebut gelar-gelar kewalian itu sudah ada sebelum adanya istilah-istilah lainnya.

Gelar atau embel-embel dibelakang nama wali itu persis seperti gelar-gelar yang ada sekarang, misalnya profesor, Dr. Ir, S.Ag. M.Ag dll.

Perbedaanya ialah, gelar kesarjanaan itu diperoleh dari bangku kuliah, sedang gelar kewalian diperoleh dari perjalanan spiritual ahli sufi atau dari penganugerahan orang-orang sezamannya kepadanya.

Tanggapan Tesis 21

Page 22: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Penyangkalan atas gelar-gelar atau embel-embel kewalian itu adalah pengingkaran terhadap sejarah itu sendiri dan pengingkaran kepada rialitas yang ada.

SANGGAHAN UNTUK HAL 141

Pada halaman 141 Drs Syafruddin menulis;Semua doktrin itu memberikan kesan eksklusif, seakan-akan

menunjukkan bahwa pengikut tarekat Tijaniah lebih istemewa dari muslim dan tarekat lainnya. Masalah tersebut menimbulkan perbedaan pendapat dari pihak lain………dst.

Menurut saya anggapan Sdr Drs Syafruddin terlalu berlebihan dan tendensius.

Kesan eksklusif, superior (takabbur), semuanya adalah penyakit batin hati yang tumbuh dalam hati siapapun, terlepas dari apakah dia seorang pengamal tarekat atau bukan.

Penyakit batin seperti ini sudah ada semenjak nabi Adam dan Hawa. Syukur al hamdulillah penyakit-penyakit batin seperti ini bisa dieliminir dengan amaliah istigfar yang dikemas dalam wadah yang disebut dengan tarekat.

Tepat apa yang dikatakan oleh Syekh Ubaidah Sanqiti dalam penegasannya berikut;

م� �ن� ف�ع�ل ل� أ �م� م�ن� ك\\� ذ� ل �خ\\ �ت ه� ي ا ل\\� Bخ� ي د�ه� ش\\� ش\\ �ر� ل�ى ي ا

و�ج ر� �خ\\� ذه من� ال ف�ات ه\\� G\\و� الص اص9 ف�ه\\� ال�ى لل\\ه ع\\� �ع\\� ته و�ل س� ر� �ه� و�ل �ن �دى� أل �ه�ت �ي ل�ى ال �ق ا �ج الط�ري �عال ه ال �ف�س\\ ن ر ب غ�ي\\� ب

�خ9 ي �و� ش� �ف� ح�فظ� و�ل �ل �اب9 ا ت فى ك �و�م �ع�ل الكفي\\ل ) الجيش ال– 105)-

“Maka telah dimalumi bahwa setiap orang yang tidak mencari syekh yang dapat menunjukkan padanya agar terlepas dari penyakit batin hati (tersebut ) itu, maka orang itu dalam maksiat kepada Allah SWT dan kepada Rasul-Nya karena ia tidak bisa membimbing / membersihkan dirinya / hatinya tanpa bimbingan syekh tarekat sekalipun ia hafal ribuan kitab keagamaan”.Tanggapan Tesis 22

Page 23: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Al hasil misi ilmu tarekat adalah untuk mengikis habis penyakit-penyakit itu dari dalam batin hati manusia.

Adapun mengenai “perbedaan pendapat”, sebenarnya banyak hal yang bisa menjadi motivasi perbedaan itu, hanya saja tidak semua orang matang dalam perbedaan-perbedaan.

TANGGAPAN UNTUK HAL 145Pada halaman 145 Drs Syafruddin menulis;Menurut hukum akal, misi atau pesan yang diterima oleh

Ahmad Attijani dalam keadaan jaga atau mimpi tersebut tidak menjadi persoalan, bahkan termasuk mungkin; mungkin terjadi dan mungkin tidak terjadi…………dst.

Menanggapi masalah ini perlu kita ma’lumi, bahwa islam itu dilandasi dengan dua pilar kekuatan;

1. Landasan hukum rasional. (disebut dalil akal)2. Landasan hukum kontekstual . (disebut dalil naqal)Untuk memahami masalah tarekat Tijaniah dengan baik

tentunya harus menggunakan kedua dalil (akal & naqal) tersebut dengan sempurna, tidak puas hanya dengan menggunakan hukum akal saja, Sdr Drs Syafruddin (dalam hal ini) belum melengkapinya dengan pilar kedua yaitu landasan kontekstual.

Disamping itu pula, saya lihat dia kesulitan untuk menentukan sikap yang mengharuskannya memilih salah satu dari tiga pilihan berikut ini;

1. Membenarkan peristiwa pertemuan Syekh Ahmad Attijani dengan Rasulullah, atau.

2. Tidak membenarkan peristiwa tersebut atau3. Tidak memilih kedua-duanya (netral).A. Apabila memilih alternatif pertama, berarti otomatis telah

membenarkan tarekat Tijaniah dengan segala prakteknya, dan pilihan ini (baginya) tidak mungkin.

Tanggapan Tesis 23

Page 24: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

B. Apabila memilih alternatif kedua berarti dia harus mengemukakan dalil rasional maupun dalil kontekstual untuk memperkuat keterangan penolakannya itu, jika tidak, tentu akan mengurangi nilai ke otentikan materi tesisnya bahkan nyaris mengorbankan intelektualitasnya sendiri kerena tidak memperkuat alasan penolakannya dengan dalil yang akurat.

C. Jika memilih alternatif ketiga, berarti karya tulisnya (tesisnya) kehilangan nilai edukatif.

Tidak itu saja, jika (menurutnya) ada kejanggalan atau kesalahan dalam tarekat Tijaniah, maka tentu saja dia dituntut untuk meluruskannya sesuai dengan anjuran hadist Rasulullah berikut ini;

�ى م�ن� أ �م� ر� �ك ا من Bر �ك\\\� ه� م�ن ر� G\\\غ�ي� �ي ده ف�ل ي\\\� ن� ب إ �م� ف\\\� ل�طع� ت �س� ه ي ان لس� ن� ف�ب �م� ف�إ �طع� ل ت �س� ه ي �ب ق�ل ك� ف�ب ع�ف� و�ذ�ال\\ �ض\\� أ�م�ان ي �إل -(10-28 – األوليآء )حلية ا

“ Barang siapa melihat kemungkaran diantara kamu maka robahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu maka dengan lisanmu, jika tidak mampu maka dengan hatimu”.

Selaku orang muslim yang konsekwen terhadap ajaran agamanya tentu saja berkewajiban mengambil sikap terhadap kemunkaran yang diketahuinya dengan;

1. Merobahnya dengan tangan.2. Merobahnya dengan lisan.3. Merobahnya dengan hati.

TANGGAPAN UNTUK HAL 162Pada halaman 162 Drs Syafruddin menulis;Larangan berpoligami dan larangan bermakmum dengan

orang non Tijaniah.Anggapan ini berlebihan dan tendensius, Sdr Drs Syafruddin

kurang informasi lapangan, perlu ditegaskan bahwa tidak ada larangan berpoligami dalam tarekat Tijaniah.

Tanggapan Tesis 24

Page 25: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Kalaupun benar ada larangan yang dimaksud, itu bukan berarti tarekat Tijaniah tidak sejalan dengan syariat Rasulullah tetapi semata-mata karena pertimbangan individu saja.

Perlu diketahui bahwa hukum berpoligami itu sama dengan hukum perkawinan itu sendiri. Keterangan lebih jelas bisa dilihat dalam kitab-kitab fiqih.

Adapun masalah tidak bermakmum kepada imam yang bukan Tijaniah hal ini tidak benar.

ALASAN PENOLAKANOleh karena kedua pendapat Drs Syafruddin mengenai

poligami dan masalah tidak bermakmum kepada imam yang non Tijani tidak berdasar, maka pendapat ini kami tolak.

SANGGAHAN UNTUK HAL 183 Pada halaman 183 Drs Syafruddin menulis;Jadi, baiat sebenarnya bukanlah janji seseorang kepada guru,

tetapi janji kepada Allah. Fungsi guru dalam berbaiat tersebut hanyalah sebagai saksi.

Kalau ada saksinya janji itu akan selalu diingat oleh yang melakukannya. Oleh karena itu, jadi pengikut tarekat itu sangat berat dan besar godaannya.

Misi atau tujuan ilmu tarekat itu adalah untuk lebih mengimplementasikan syariat islam itu sendiri, terlepas dari diakui atau tidaknya tarekat itu, yang jelas tarekat (menurut kami) adalah wadah bagi yang ingin mengamalkan syariat islam secara kaffah.

Sebagai contoh, dalam kitab tarekat Naqsyabandiah, (Tanwirul Qulub), dalam kitab tersebut dipaparkan tentang ilmu syariat mulai dari bab fiqih, tauhid, tasawuf, hingga tarekat yang tersaji dalam satu buah kitab.

Contoh ini membuktikan bahwa tarekat adalah bentuk dari pengejawantahan syariat islam itu sendiri, orang tidak dibenarkan mempelajari tarekat tanpa belajar ilmu syariat, oleh karena itu masuk tarekat dianggap berat, terutama oleh hawa nafsu. Dan hawa nafsu

Tanggapan Tesis 25

Page 26: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

inilah yang wajib diperangi masing-masing individu. Dan rasa berat ini juga yang menaikkan nilai juang kita dihadapan Allah.

TANGGAPAN UNTUK HAL 197 Pada halaman 197 Drs Syafruddin menulis;Menurut penulis kalau di teliti bahasa Arabnya kekeringan

dari kalimat salawat dan merupakan kejahatan terbesar bagi mereka karena membodohi umat manusia pada umumnya, umat islam pada khususnya.

Kepalsuan pada salawat ini tidak dapat ditutupi dan disangsikan bahwa sikap membenarkan kepalsuan semacam itu merupakan pendusta kepada Allah dan Rasul-Nya, bahkan ia mengatakan salawat itu termasuk zikir bidah (buku Abd Rahman Abd Khalik).

Sungguh sangat disayangkan pernyataan-pernyataan (emosional) yang nyaris membunuh intelektualitasnya sendiri, apalagi tidak didasari dengan penjelasan yang akurat dan tidak didukung penguasaan grammatika bahasa Arab yang layak.

Semestinya ada contoh salawat yang lain sebagai perbandingan dengan salawat fatih itu sendiri, sehingga akan lebih mudah mencari sudut kekeringan maupun kekurangannya.

Lagi pula untuk meneliti makalah-makalah berbahasa Arab perlu didukung penguasaan grammatika bahasa Arab yang memadai. Penelitian apapun tanpa skil yang memadai hasilnya tidak akan optimal.

Saya teringat seorang peneliti bernama Dr Martin Van Bruinessen, dia dengan jujur mengakui keterbatasannya dalam memahami dunia tasawuf, katanya;

“Saya sebagai pengamat dari luar, merasa tidak mampu dan berwenang membenarkan dan mengingkari peristiwa ini, atau mencari penjelasan bagaimana bisa dipahami. (buku THORIQOH AT-TIJANIYYAH DALAM NERACA – HUKUM AGAMA oleh K.H. Fauzan fathullah hal 45)

Dr Martin tidak memaksakan diri untuk menilai yang diluar jangkauannya. Pengakuannya secara jentelmen ini patut diacung jempol.

Adapun mengenai pernyataan “kejahatan terbesar”,

Tanggapan Tesis 26

Page 27: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Sungguh sangat disayangkan materi tesis ini ternyata kekurangan dan kekeringan kosakata santun yang bisa menyurutkan keilmiahannya dan nyaris mengorbankan intelektualita penulisnya.

Tentang “kejahatan terbesar” sebagaimana tersebut diatas, kami tidak terima dengan pernyataan emosional yang irrasional bahkan irascible yang cenderung mengesampingkan aspek hukum humanismenya.

TANGGAPAN UNTUK HAL 211 Pada halaman 211 Drs Syafruddin menulis;Berdasarkan hadist tersebut, muqaddam sangat yakin bahwa

rezki itu dijamin oleh Allah swt, tanpa berusaha mencarinya, itulah yang mereka lakukan pada saat ini.

Para muqaddamin keberatan dengan adanya tudingan seperti ini. Pernyataan ini jelas mengada-ada dan tanpa dasar.

Drs Syafruddin tidak mendata secara akurat seluruh para muqaddam yang ada, khususnya yang ada di Kalimatan.

Keakuratan data adalah fakta hasil observasi lapangan yang tidak direkayasa.

ALASAN PENOLAKANBerdasarkan pada ketidak akuratan data tersebut, maka kami

menolak pendapat Drs Syafruddin yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.

TANGGAPAN UNTUK HAL 227Pada halaman 227 Drs Syafruddin menulis;Sebab, tarekat ini dirancang oleh Ahmad Attijani tidak

mengharuskan pengikutnya menunjukkan sikaf ketaqwaan yang berlebihan,

Yang benar tarekat Tijaniah ini didirikan oleh Rasulullah, bukan “dirancang” oleh Syekh Ahmad Attijani.

Karena perubahan kosakata akan berakibat pada perobahan ma’na.

Tanggapan Tesis 27

Page 28: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Dan kalimat dirancang tidak ada dalam redakasi kitab tarekat Tijaniah.

TANGGAPAN UNTUK HAL 228Pada halaman 228 Drs Syafruddin menulis;Ibrahim menambahkan, bahwa ia masuk tarekat Tijaniah

karena adanya “jaminan” dari Syekh Ahmad Attijani, yaitu pengikut yang benar-benar mengamalkan ketiga wirid (wirid lazim, wadzifah dan hailalah) akan masuk surga bersama kedua orang tua, isteri, dan anak-anaknya tanpa hisab.

Saya sempat kaget melihat tercantumnya nama saya dalam tesis tersebut.

Padahal saya tidak pernah menyatakan seperti itu kepada penulis tesis ini atau kepada yang lainnya.

Saya masuk tarekat Tijaniah bukan karena apa-apa, bukan karena adanya jaminan atau mengharap jaminan, saya masuk tarekat Tijaniah lillahi ta’ala.

ALASAN PENOLAKAN Saya nyatakan dengan tegas bahwa; Saya tidak pernah mengatakan masuk tarekat Tijaniah itu

karena adanya jaminan atau karena pengaruh apapun dan siapapun.

TANGGAPAN UNTUK HAL 229Ternyata tidak itu saja, pada halaman 229 Drs Syafruddin

menulis;Memperhatikan pendapat Ibrahim diatas, tampaknya terjadi

kontroversial dengan pendapat pendiri tarekat Tijaniah Ahmad Attijani dalam memahami “jaminan”

Saya keberatan dianggap kontroversi dengan Syekh Ahmad Attijani, dalam kondisi apapun Syekh Ahmad Attijani adalah syekh tarekat saya, dan saya tidak mungkin berbeda pendapat dengan beliau.

Saya tidak ingin sejarah mencatat nama saya kontroversi dengan syekh tarekatnya sendiri.

Tanggapan Tesis 28

Page 29: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Oleh karena itu saya dengan tegas menolak pendapat yang dikemukakan oleh Sdr Drs Syafruddin tersebut.

Berdasarkan pendapat pribadi Drs Syafruddin yang berlebihan itu, yang mengarah kepada pendiskreditan nama saya, maka pada tanggal 27-05-2004 jam 12 an, saya menghubungi Sdr Drs Syafruddin lewat telpon untuk mengkonfirmasikan masalah ini, Al hamdulillah dia mengakui terus terang bahwa pendapatnya tersebut merupakan kesimpulan pribadinya saja, bukan ucapan dari saya (H.Ibrahim).

Pengakuan jujur dari Sdr Drs Syafruddin itu cukup melegakan hati saya, namun meskipun demikian tidak semua orang membaca sanggahan dan keberatan saya ini.

KESIMPULANDengan mengamati dan mencermati secara umum materi

dalam buku tesis tersebut -sambil mengacu pada leteratur kitab-kitab Tijaniah maupun kitab-kitab lainnya,- maka TESIS Sdr Drs Syafruddin itu dapat dikategorikan dalam tiga kategori berikut;

A. Kategori kesalahan fatal.B. Kategori kesalahan ringan / kelalaian.C. Kategori ditolerir.Untuk memperjelas gambaran umumnya dapat dilihat dalam

tabel berikut;Keterangan Tabel

No Kategori Keterangan Butir Persentasi1 A Kesalahan Fatal 21 21%2 B Kesalahan Ringan 16 16%3 C Ditolerir 63 63%

Tanggapan Tesis 29

Page 30: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

1. Untuk kategori (A) meruanglingkupi kesalahan dalam bentuk penyimpulan atau pernyataan.

2. Untuk kategori (B) meruanglingkupi kesalahan/ ketinggalan tulis dari ayat, kalimat, huruf, atau keterangan-keterangan lainnya.

3. Untuk kategori (C) ditolerir (dima’afkan).

Berikut daftar halaman yang terkoreksi; Untuk kategori (A) pada hal 98, 101, 114, 117,

121, 124, 125, 128, 130, 135, 138, 140, 141, 145, 162, 183, 197, 211, 227, 228, 229.

Untuk kategori (B) pada halaman 93, 97, 98, 102, 114, 120,125, 127, 136, 139, 166, 167, 206, 226, 228, dan 229.

Untuk kategori (C) pada semua halaman.

Tanggapan Tesis 30

Page 31: Sanggahan Tesis Oleh H.ibrahim

Setelah mempelajari dan memperhatikan buku tesis Sdr Drs Syafruddin, ternyata didalamnya terdapat 37 butiran kesalahan (yaitu pada kategori A & B). Maka dengan ini keabsahan dan keotentikan tesis tersebut patut ditinjau kembali, tentunya harus melibatkan pihak-pihak yang membidangi masalah tarekat Tijaniah.

Tanggapan Tesis 31