SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN UTARA.pdf · peternakan sapi potong berdasarkan informasi spasial...
Transcript of SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN UTARA.pdf · peternakan sapi potong berdasarkan informasi spasial...
i
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019 menyatakan bahwa salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan
adalah bagaimana memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan bahan baku industri dan energi di tengah dinamika kondisi
perekonomian global dan perubahan iklim yang mungkin akan memengaruhi upaya-upaya pembangunan pertanian menuju swasembada
dan kedaulatan pangan. Guna mengatasi tantangan tersebut, salah satu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pengembangan
kawasan pertanian yang telah diatur melalui Permentan No. 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.
Kawasan pertanian perlu dikembangkan agar kegiatan pembangunan pertanian dapat dilakukan secara utuh dan terpadu, serta fokus pada pencapaian
sasaran pembangunan berdasarkan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah.
Sebagai tindak lanjut rencana pengembangan kawasan pertanian, Pemerintah Provinsi diharuskan menyusun Masterplan yang menjabarkan rencana
pembangunan kawasan selama lima tahun ke depan, dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun Rencana Aksi yang berisi langkah-langkah kegiatan
tahunan yang dilakukan di tiap kawasan. Dalam hal ini, Kementerian Pertanian menyusun Atlas Peta Pengembangan Kawasan Peternakan Skala 1:250.000
sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam penyusunan Masterplan. Atlas tersebut secara garis besar memuat kondisi potensi pengembangan komoditas
peternakan sapi potong berdasarkan informasi spasial tentang kondisi sumber daya lahan dan populasi ternak.
Semoga atlas ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mendukung pencapaian
target-target pembangunan melalui pengembangan kawasan peternakan.
Jakarta, Desember 2016
Menteri Pertanian,
Amran Sulaiman
ii
KATA PENGANTAR
Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi
persyaratan agroekologis, memenuhi kelayakan agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, aksesibilitas lokasi memadai, dan diseconomic-
externality yang ditimbulkannya dapat dikendalikan agar kawasan yang terbangun berkelanjutan. Untuk itu, informasi daya dukung lahan
menjadi sangat penting yang dibangun dari analisis sumber daya lahan.
Peraturan Menteri Pertanian No.50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian menekankan
bahwa pengembangan komoditas unggulan perlu dilaksanakan dengan pendekatan kawasan. Ciri-ciri pengembangan kawasan pertanian,
antara lain: (a) berbasis agroekosistem (komoditas yang dikembangkan sesuai dengan agroekosistem setempat); (b) agregat hamparan/populasi ditentukan
dengan batasan tertentu dan dapat lintas batas kabupaten; (c) pengembangan kawasan bersifat menyeluruh/tidak parsial yang mencakup aspek hulu hingga
hilir; (d) sistem pertanian dapat dilakukan secara terintegrasi; (e) program dan kegiatan pada kawasan terpadu baik antara Eselon I Kementan maupun
antara Pusat dan Daerah; dan (f) pengembangan kawasan bersifat partisipatif melibatkan Kementan dan Kementerian/Lembaga terkait, Pemda Provinsi,
Pemda Kabupaten/Kota, dan pelaku usaha. Pembangunan pertanian khususnya pengembangan kawasan peternakan sangat membutuhkan data dan
informasi dalam bentuk tabular dan spasial (peta) dan populasi ternak. Peta yang dihasilkan memberikan informasi lokasi, sebaran, dan luas lahan yang
berpotensi untuk pengembangan kawasan peternakan.
Peta-peta yang dihasilkan dari analisis sumber daya lahan ini merupakan informasi spasial tentang potensi daya dukung pakan. Dengan
mempertimbangkan populasi ternak maka tersusunlahn potensi pengembangan kawasan peternakan. Atlas ini akan sangat bermanfaat bagi perencana di
tingkat Pusat dan Daerah dalam menentukan arah pengembangan kawasan peternakan
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif membantu tersusunnya Atlas ini disampaikan penghargaan dan terima kasih. Akhirnya semoga Atlas
ini dapat bermanfaat dalam mendukung peningkatan populasi ternak di Indonesia.
Jakarta, Desember 2016 Sekretaris Jenderal, Ir. Hari Priyono, M.Si. NIP. 19581214 198403 1 002
iii
SUSUNAN TIM
Tim Pengarah
Tim Pengarah : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian
Wakil Ketua : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Sekretaris : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
Tim Pelaksana
Ketua I : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
Ketua II
Sekretaris I
Sekretaris II
:
:
:
Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian
Kepala Bagian Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
Kepala Bagian Penyusunan Kebijakan, Program dan Wilayah, Kementerian Pertanian
Tim Penyusun
Penulis : Chendy Tafakresnanto, Usep Suryana, Zulfikar Rizky Perdana, Noviati
Aplikasi SIG dan Basisdata : Adi Priyono dan Wahyu Supriatna
Disain dan Layout : Adi Priyono
iv
INFORMASI UMUM
A. Proyeksi Map : Transverse Mercator TM
B. Sumber Dana : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TA. 2016
C. Diterbitkan oleh : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Website : www.pertanian.go.id/sikp
Cetakan pertama, Desember 2016
v
DAFTAR ISI
Halaman
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN i
KATA PENGANTAR ii
SUSUNAN TIM iii
INFORMASI UMUM iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR PETA vii
I. PENDAHULUAN 1
II. BAHAN DAN METODE 3
2.1. Bahan dan Alat 3
2.2. Metode 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 6
3.1. Potensi Daya Dukung Pakan Pulau Maluku
3.2. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Maluku
6
6
3.3. Potensi Daya Dukung Pakan Provinsi Maluku Utara
3.4. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara
7
7
IV. PENUTUP 9
DAFTAR PUSTAKA 10
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Luas Daya Dukung Pakan Pulau Maluku 6
Tabel 2. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Maluku 7
Tabel 3. Luas Daya Dukung Pakan Provinsi Maluku Utara 8
Tabel 4. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara 8
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Prosedur Penentuan Sentra Peternakan Kabupaten 4
Gambar 2. Prosedur Penyusunan Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perternakan Sapi Potong Nasional 5
vii
DAFTAR PETA
Halaman
Gambar 1. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Nasional 11
Gambar 2. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Maluku 12
Gambar 3. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara 13
Gambar 4. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara Skala 1:250.000 Lembar 5 14
Gambar 5. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara Skala 1:250.000 Lembar 9 15
1
I. PENDAHULUAN
Kementerian Pertanian telah menetapkan salah satu kebijakan
operasional pembangunan pertanian melalui pendekatan kawasan
sebagaimana dituangkan dalam Permentan 50/2012 tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Pertanian. Sesungguhnya pendekatan kawasan
pembangunan pertanian bukanlah suatu pendekatan yang sama sekali
baru. Pendekatan kawasan ini lebih merupakan upaya reorientasi
manajemen pembangunan pertanian yang merubah cara pandang
pembangunan pertanian dari sudut pandang kawasan sentra produksi
yang segregatif menjadi cara pandang kerja sama jaringan kelembagaan
antar wilayah dengan komoditas unggulan sebagai perekat utamanya. Di
samping itu, pendekatan kawasan ini juga mewacanakan diterapkannya
revolusi perencanaan dengan digunakannya instrumen perencanaan
teknokratis dalam pembangunan pertanian. Melalui pendekatan kawasan
ini daya saing wilayah dan komoditas akan dapat dirancang secara optimal,
karena dirumuskan sesuai dengan potensi dan prospek daya dukung
sumberdaya wilayah hingga mencapai titik optimumnya. Dengan demikian
pendekatan kawasan ini meniscayakan digunakannya analisis kuantitatif
serta penguatan data base sumberdaya yang ada di wilayah.
Pembangunan kawasan peternakan sangat membutuhkan data,
informasi, rekomendasi, dan arahan penataan sistem peternakan. Data dan
informasi terkait dengan ternak sangat diperlukan untuk meningkatan
populasi ternak yang ada. Ketersediaan data dan informasi yang berbasis
spasial kawasan peternakan dapat disajikan dalam beberapa tingkat, yaitu
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten. Tingkat Nasional setara dengan peta
skala 1:1.000.000, yang memberikan informasi wilayah-wilayah yang
berpotensi untuk pengembangan kawasan peternakan secara global.
Tingkat Provinsi setara dengan peta skala 1:250.000, yang memberikan
informasi potensi pengembangan kawasan peternakan lebih rinci untuk
perencanaan pusat dan provinsi, sedangkan tingkat Kabupaten yang setara
dengan peta skala 1:50.000 yang sudah dapat digunakan untuk operasional
lapangan. Pada tingkat Kabupaten, selain kajian sumberdaya, juga perlu
dilakukan kajian mengenai aspek teknis dan agrobisnis di lapangan,
sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam pembangunan
suatu kawasan peternakan di Indonesia.
Penyusunan peta potensi pengembangan kawasan peternakan
Nasional ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menyajikan data
dan informasi mengenai potensi sumberdaya dan kondisi eksisting
populasi ternak. Berkaitan dengan hal di atas, penyusunan peta potensi
pengembangan kawasan peternakan sangat diperlukan.
Tujuan kegiatan penyusunan peta potensi pengembangan kawasan
peternakan sapi potong Nasional adalah :
(1) Menyusun dan mengembangkan data dan informasi sumberdaya dan
populasi ternak sapi potong Nasional.
(2) Menyusun peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi
potong Nasional yang disajikan per Provinsi.
(3) Memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP) Nasional.
2
Keluaran dari penyusunan peta potensi pengembangan kawasan
peternakan sapi potong Nasional adalah:
(1) Tersedianya data dan informasi (data base) sumberdaya dan populasi
ternak sapi potong Nasional.
(2) Tersedianya peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi
potong Nasional yang disajikan per Provinsi.
Peta potensi pengembangan kawasan peternakan Nasional
merupakan peta indikasi untuk pengembangan kawasan peternakan sapi
potong yang dihasilkan dari analisis sumberdaya dan populasi ternak
dengan mempertimbangkan peta kawasan hutan skala 1:250.000
(Kemenhut, 2013), peta penggunaan lahan, Hak Guna Usaha (HGU) skala
1:250.000 (BPN, 2013). Peta yang dihasilkan akan memberikan informasi
lokasi, sebaran, dan luas lahan yang berpotensi untuk pengembangan
kawasan peternakan sapi potong. Hasil penyusunan peta potensi
pengembangan kawasan peternakan sapi potong disajikan dalam bentuk
data tabular dan spasial.
3
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Bahan dan Alat
Data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan peta potensi
pengembangan kawasan peternakan sapi potong Nasional antara lain:
1. Peta dasar (base map) skala 1:250.000 (BIG, 2010-2013)
2. Peta tanah skala 1:250.000 dari Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian (BBSDLP, 1989-2013).
3. Peta Potensi Pengembangan Kawasan PJKU Nasional dan Provinsi skala
1:250.000 (Kementerian Pertanian, 2015).
4. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Nasional dan
Provinsi skala 1:250.000 (Kementerian Pertanian, 2015).
5. Peta Penggunaan Lahan skala 1:250.000 dan perizinan penggunaan
lahan Hak Guna Usaha (HGU) dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN, 2013).
6. Peta Status Kawasan Hutan dari Kementerian Kehutanan (Kementerian
Kehutanan, 2013).
7. Data Populasi Ternak (Kementrian Pertanian, 2014)
Peralatan yang diperlukan dalam penyusunan peta potensi
pengembangan kawasan perternakan sapi potong Nasional berupa:
komputer PC atau Laptop dengan spesifikasi hardware tinggi Core i5,
minimal 8 RAM. Software yang diperlukan ArcGis dan Microsoft Office.
2.2. Metode
Sentra peternakan sapi potong Nasional merupakan potensi untuk
pengembangan kawasan peternakan sapi potong Nasional. Sentra
peternakan sapi potong Nasional ditentukan secara parametrik dengan
pembobotan terhadap: daya dukung pakan/biomasa pakan (30), populasi
ternak (20), infrastruktur peternakan (20), status penyakit ternak (10),
rumah tangga peternak/RTP (10), kelembagaan peternakan (5), dan
dukungan masterplan/renaksi peternakan (5) Gambar 1.
Daya dukung pakan/biomasa pakan dihasilkan dari analisis
sumberdaya lahan. Satuan lahan mengandung unsur karakteristik tanah/
lahan yang diperlukan dalam kegiatan evaluasi lahan terhadap daya
dukung pakan ternak sapi potong. Kegiatan evaluasi lahan ini dilakukan
dengan cara matching, yaitu dengan cara membandingkan antara
karakteristik tanah/lahan dengan persyaratan tumbuh pakan ternak.
Metode penilaian kesesuaian lahan menggunakan kerangka FAO (1976).
Sistem kesesuaian lahan yang digunakan dibedakan menjadi ordo sesuai
(S) dan ordo tidak sesuai (N). Lahan yang tergolong ordo sesuai (S)
dibedakan atas kelas lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan
sesuai marginal (S3), sedangkan lahan tergolong ordo tidak sesuai (N)
tidak dibedakan. Kriteria kesesuaian lahan pakan ternak mengacu pada
Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian (Ritung et al.,
2011). Hasil evaluasi lahan tersebut dengan memperhatikan penggunaan
lahan dihasilkan daya dukung pakan dalam ton per hektar. Dari hasil
4
analisis daya dukung pakan ternak dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu: rendah,
sedang, dan tinggi.
Gambar 1. Prosedur Penentuan Sentra Peternakan Kabupaten
Jumlah populasi ternak menunjukkan kondisi eksisting ternak pada
suatu wilayah. Populasi ternak pada suatu wilayah merupakan indikator
riil tentang kesesuaian tumbuh ternak. Data jumlah populasi ternak
tersebut berbasis administrasi (kabupaten/kecamatan).
Infastruktur, RTP, dan kelembagaan merupakan hal sangat penting
dalam mendukung usaha peternakan. Keberlanjutan usaha peternakan
sangat ditentukan oleh dukungan infrastruktur dan kelembagaan terkait
dengan penanganan sektor hulu dan hilir peternakan.
Status penyakit ternak cukup penting untuk diperhatikan. Wilayah-
wilayah endemi penyakit ternak menjadi pertimbangan dalan penentuan
sentra peternakan.
Dukungan pemerintah daerah terhadap pengembangan peternakan
menjadi pertimbangan dalam menentukan sentra peternakan. Dukungan
pemerintah daerah antara lain berupa masterplan/renaksi peternakan. Hal
ini menunjukkan pemerintah daerah tersebut serius dalam mengelola
pengembangan peternakan.
Sentra pengembangan peternakan sapi potong Nasional menjadi
dasar dalam delineasi Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan
Sapi Potong Nasional. Konsep dasar dalam penyusunan Peta Potensi
Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Nasional sebagai berikut:
1) Penentuan sentra peternakan sapi potong didasarkan daya dukung
pakan/biomasa pakan, populasi ternak, infrastruktur peternakan, status
penyakit ternak, rumah tangga peternak/RTP, kelembagaan peternakan,
dan dukungan masterplan/renaksi peternakan akan menghasilkan
kabupaten sentra sapi potong, 2) Delineasi potensi pengembangan
kawasan peternakan sapi potong Nasional dihasilkan dari overlay sentra
peternakan sapi potong kabupaten dengan daya dukung pakan dan jumlah
populasi tinggi dan sedang pada tingkat kecamatan, 3) Penyebaran potensi
pengembangan kawasan peternakan sapi potong berada di luar Kawasan
Hutan dan dataran rendah, yaitu pada ketinggian <700 m dpl. Delineasi
kawasan dilakukan secara automatik. Potensi pengembangan kawasan
peternakan sapi potong Nasional merupakan wilayah pengembangan
peternakan sapi potong yang terbangun dalam satu kesatuan konektivitas
5
(kelembagaan dan infrastruktur) yang mencakup wilayah dengan daya
dukung pakan potensial yang mendukung dan jumlah populasi ternak
cukup banyak. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi
Potong Nasional dihasilkan dari Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Peternakan Sapi Potong Provinsi dengan melakukan penggabungan atribut
dan delineasi potensi pengembangan peternakan. Prosedur penyusunan
peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong Nasional
disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Prosedur Penyusunan Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Perternakan Sapi Potong Nasional
POTENSI SENTRA PENGEMBANGAN
PETERNAKAN
DAYA DUKUNG PAKAN KECAMATAN
- JUMLAH POPULASI TERNAK KECAMATAN
STATUS KAWSAN HUTAN
PETA POTENSI PENGEMBANGAN
KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG
KETINGGIAN TEMPAT (<700 m dpl)
6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Potensi Daya Dukung Pakan Pulau Maluku
Potensi daya dukung pakan diperoleh dari hasil kesesuaian lahan
pakan ternak, berupa kelas kesesuaian lahan dan memperhatikan
penggunaan lahan akan dihasilkan daya dukung pakan dalam ton per
hektar. Dari hasil analisis daya dukung pakan ternak dibagi menjadi 3
(tiga), yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Potensi daya dukung pakan ternak
di Pulau Maluku disajikan pada Tabel 1
Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa potensi daya dukung pakan di
Pulau Maluku yang tergolong rendah seluas 3.847.967 ha (90,70%), sedang
seluas 278.730 ha (6,57%), dan tinggi seluas 116.221 ha (2,74%). Provinsi
yang mempunyai potensi daya dukung pakan ternak tergolong tinggi
terdapat di Provinsi Maluku (68.363 ha) dan yang tergolong rendah
Provinsi Maluku Utara (47.858 ha).
Tabel 1. Luas Daya Dukung Pakan Pulau Maluku
Ha % Ha % Ha %
1 MALUKU 2.839.089 91,2 205.148 6,59 68.363 2,20 3.112.600
2 MALUKU UTARA 1.008.879 89,3 73.582 6,51 47.858 4,23 1.130.319
3.847.967 90,7 278.730 6,57 116.221 2,74 4.242.919
T O T A LRENDAH SEDANG TINGGINO KABUPATEN/KOTA
DAYA DUKUNG PAKAN
T O T A L
Potensi daya dukung pakan sangat ditentukan oleh satuan lahan,
seperti bentukan lahan (landform), bentuk wilayah, iklim, dan penggunaan
lahan. Penilaian bobot satuan lahan didasari oleh kemampuan lahan dalam
menghasilkan sumber pakan ternak, aksesibilitas, dan ketersediaan
infrastruktur.
Landform aluvium dan volkanik mempunyai tingkat kesuburan
tinggi dibandingkan dengan landform lainnya, sehingga mempunyai daya
dukung pakan tinggi. Bentuk wilayah datar sampai berombak (lereng <8%)
sangat ideal untuk pertumbuhuan pakan ternak. Penggunaan lahan sawah,
perkebunan, dan padang rumput mempunyai daya dukung sangat tinggi.
Kondisi iklim sangat menentukan daya dukung pakan. Wilayah dengan
iklim basah mempunyai daya dukung pakan lebih tinggi dari pada iklim
kering. Hal ini terkait dengan ketersediaan air.
3.2. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau
Maluku
Potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Pulau
Maluku diperoleh dari analisis daya dukung pakan/biomasa pakan,
populasi ternak, infrastruktur peternakan, status penyakit ternak, RTP,
kelembagaan peternakan, dan dukungan masterplan/renaksi peternakan
dengan mempertimbangkan dengan daya dukung pakan dan jumlah
populasi tinggi dan sedang pada tingkat kecamatan. Berdasarkan hal
tersebut menunjukkan bahwa masing-masing provinsi di Pulau Maluku
berpotensi sebagai pengembangan kawasan peternakan sapi potong.
Potensi pengembangan kawasan peternakan di Pulau Maluku disajikan
pada Tabel 2. Sebaran potensi pengembangan kawasan peternakan sapi
potong Pulau Maluku disajikan pada Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Peternakan Sapi Potong Pulau Maluku.
7
Tabel 2. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Maluku
NO KABUPATEN/KOTA DAYA DUKUNG PAKAN
T O T A L SEDANG TINGGI
…… Ha ……
1 MALUKU 59.241 22.684 81.925 2 MALUKU UTARA 7.928 15.888 23.816
T O T A L 67.169 38.572 105.741
Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa potensi pengembangan kawasan
peternakan sapi potong di Pulau Maluku seluas 105.741 ha. Provinsi yang
mempunyai potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong
paling luas terdapat di Provinsi Maluku (81.925 ha) dan yang terendah
luasannya terdapat di Provinsi Maluku Utara (23.816 ha). Wilayah potensi
pengembangan kawasan peternakan sapi potong terdapat pada dataran
rendah (ketinggian <700 m dpl), bentuk wilayah datar sampai
bergelombang (lereng <15%) dengan daya dukung pakan tergolong sedang
sampai tinggi.
3.3. Potensi Daya Dukung Pakan Provinsi Maluku Utara
Potensi daya dukung pakan diperoleh di Provinsi Maluku Utara
disajikan pada Tabel 3. Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa potensi daya
dukung pakan ternak di Provinsi Maluku Utara yang tergolong rendah
seluas 1.008.879 ha (89,26%), sedang seluas 73.582 ha (6,51%), dan tinggi
seluas 47.858 ha (4.23%). Kabupaten yang mempunyai potensi daya
dukung pakan ternak tergolong tinggi terdapat di Kabupaten Halmahera
Utara (12.334 ha), Kepulauan Sula (9.536 ha) dan Halmahera Timur (8.728
ha).
Penyebaran potensi daya dukung pakan tergolong sedang sampai
tinggi umumnya di wilayah dataran volkan dan aluvial dengan bentuk
wilayah datar sampai bergelombang (<15%) pada dataran rendah
(ketinggian <700 m dpl). Kabupaten Halmahera Utara, Kepulauan Sula dan
Halmahera Timur mempunyai potensi daya dukung pakan ternak
tergolong cukup tinggi, sehingga berpotensi untuk pengembangan
peternakan sapi potong.
Tabel 3. Luas Daya Dukung Pakan Provinsi Maluku Utara
Ha % Ha % Ha %
1 HALMAHERA BARAT 106.444 90,84 7.148 6,10 3.581 3,06 117.174
2 HALMAHERA SELATAN 242.406 92,52 12.527 4,78 7.069 2,70 262.003
3 HALMAHERA TENGAH 80.988 94,12 1.716 1,99 3.342 3,88 86.047
4 HALMAHERA TIMUR 152.498 87,70 12.654 7,28 8.728 5,02 173.880
5 HALMAHERA UTARA 142.600 85,31 12.216 7,31 12.334 7,38 167.149
6 KEPULAUAN SULA 142.093 83,22 19.118 11,20 9.536 5,58 170.747
7 KOTA TERNATE 7.996 99,61 31 0,39 - 8.027
8 KOTA TIDORE KEPULAUAN 58.498 93,41 2.909 4,64 1.218 1,94 62.625
9 PULAU MOROTAI 75.355 91,15 5.264 6,37 2.049 2,48 82.668
1.008.879 89,26 73.582 6,51 47.858 4,23 1.130.319
RENDAH SEDANG TINGGI
T O T A L
NO KABUPATEN/KOTA
DAYA DUKUNG PAKAN
T O T A L
3.4. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara
Potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Provinsi
Maluku Utara didasarkan sentra-sentra peternakan dan daya dukung
pakan pada suatu wilayah. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa
Provinsi Maluku Utara terdapat 2 Kabupaten kawasan pengembangan
peternakan sapi potong, yaitu Kabupaten Halmahera Timur dan Halmahera
Utara, seluas 23.816 ha. Potensi pengembangan kawasan peternakan di
Provinsi Maluku Utara disajikan pada Tabel 4. Sebaran potensi
pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Provinsi Maluku Utara
disajikan pada Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi
Potong Provinsi Maluku Utara.
8
Kabupaten Halmahera Timur dan Halmahera Utara merupakan
kabupaten dengan potensi pengembangan kawasan peternakan sapi
potong cukup luas di Provinsi Maluku Utara. Hal ini menunjukkan bahwa
potensi daya dukung pakan di kedua kabupaten tersebut cukup tinggi.
Berdasarkan Peta Potensi Pengembangan Kawasan Pertanian
Nasional, Provinsi Maluku Utara merupakan kawasan padi dan jagung,
sehingga integrasi ternak dan Pertanian sangat dimungkinkan. Kabupaten
yang berpotensi untuk integrasi ternak dengan tanaman Pertanian adalah
Kabupaten Halmahera Timur dan Halmahera Utara. Kabupaten Halmahera
Timur dan Halmahera Utara, pengembangan peternakan dapat
diintegrasikan dengan tanaman padi dan jagung.
Tabel 4. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Maluku Utara
NO KABUPATEN/KOTA DAYA DUKUNG PAKAN
T O T A L SEDANG TINGGI
…… Ha ……
1 HALMAHERA TIMUR 620 4.771 5.390
2 HALMAHERA UTARA 7.308 11.118 18.426
T O T A L 7.928 15.888 23.816
9
IV. PENUTUP
Pembangunan sektor peternakan di Indonesia merupakan suatu
proses pembangunan yang harus disinergiskan dengan pembangunan
sektor pertanian lainnya. Walaupun sektor peternakan tidak berbasis
lahan tetapi terkait dengan lahan, tetapi data dan informasi sumberdaya
lahan sebagai salah satu komponen utama sumber daya alam, mempunyai
peranan penting dalam menunjang pengembangan kawasan peternakan.
Data dan informasi sumberdaya lahan, terutama data spasial yang
menyajikan karakteristik tanah/lahan, potensi dan tingkat kesesuaian
lahan, distribusi dan luasannya tersebut dibutuhkan dalam penentuan
potensi pengembangan kawasan peternakan, khususnya sapi potong.
Dengan tersedianya data sebaran potensi pengembangan kawasan
peternakan sapi potong Nasional, perlu ditindaklanjuti pada skala
operasional (>1:50.000). Mengingat data sudah terformat dalam database
yang dinamis, sehingga bisa di update menggunakan SIG untuk dapat
memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP).
Pengembangan peternakan dapat dilakukan dengan sistem integrasi
dengan tanaman pangan dan perkebunan, disamping dengan sistem
pengembalaan. Potensi daya dukung pakan di Pulau Maluku umumnya
tergolong rendah (90,7%), tetapi sebagian (9,3%) tergolong sedang sampai
tinggi. Provinsi yang mempunyai potensi daya dukung pakan tergolong
tinggi terdapat di Provinsi Maluku (68.363 ha) dan yang tergolong rendah
Provinsi Maluku Utara (47.858 ha).
Potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Pulau
Maluku seluas 105.741 ha. Provinsi yang mempunyai potensi
pengembangan kawasan peternakan sapi potong cukup luas terdapat di
Provinsi Maluku (81.925 ha) dan yang terendah luasannya terdapat di
Provinsi Maluku Utara (23.816 ha).
Potensi daya dukung pakan di Provinsi Maluku Utara umumnya
tergolong rendah (89,26%), sebagian (10,74%) tergolong sedang sampai
tinggi. Kabupaten yang mempunyai potensi daya dukung pakan ternak
tergolong tinggi terdapat di Kabupaten Halmahera Utara (12.334 ha),
Kepulauan Sula (9.536 ha) dan Halmahera Timur (8.728 ha).
Provinsi Maluku Utara terdapat 2 Kabupaten untuk pengembangan
kawasan peternakan sapi potong, yaitu Kabupaten Halmahera Timur dan
Halmahera Utara, seluas 23.816 ha. Pengembangan kawasan peternakan
tersebut dapat diintegrasikan dengan tanaman pertanian, seperti tanaman
padi dan jagung.
10
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pertanahan Nasional. 2013. Peta Penggunaan Lahan skala
1:250.000. BPN, Jakarta.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2013. Peta Sumberdaya
Tanah dan Potensi Sumberdaya Lahan skala 1:250.000. BBSDLP,
Bogor.
Balai Iklim dan Hidrologi. 2003. Peta sumberdaya iklim Indonesia skala
1:1.000.000. Balitklimat, Bogor
FAO. 1976. A Framework of land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. 6, Rome.
Kementerian Kehutanan. 2013. Peta Kawasan Hutan skala 1:250.000.
Kemenhut, Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2015. Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Pertanian PJKU skala 1:250.000. Kementan, Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2015. Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Perkebunan skala 1:250.000. Kementan, Jakarta.
Marsoedi Ds, Widagdo, Dai J, Suharta N, Darul SWP, Hardjowigeno S, Hof J,
dan Jordens ER. 1997. Pedoman klasifikasi landfrom. LT 5 Versi 3.0.
Proyek LREP II, CSAR, Bogor.
Sofyan Ritung, Kusumo Nugroho, Anny Mulyani, Erna Suryani. 2011.
Petunjuk Teknis “Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Badan
Litbang Pertanian, BBSDLP, Bogor
BALI
BANTEN
BENGKULU
DI YOGYAKARTA
GORONTALO
JAMBI
JAWA BARATJAWA TENGAH
JAWA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN TIMUR
KEP. BANGKA BELITUNG
KEPULAUAN RIAU
LAMPUNG
MALUKU
MALUKU UTARA
ACEH
NUSA TENGGARA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
PAPUA
PAPUA BARAT
RIAU
SULAWESI BARATSULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGAH
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI UTARA
SUMATERA BARAT
SUMATERA SELATAN
SUMATERA UTARAKaltara
Australia
Myan
mar (
Burm
a)
Brunei
Cambodia
Cocos (Keeling) Islands
Christmas Island
Malaysia
Spratly Islands
Papu
a New
Guin
ea
Pacif
ic Isl
ands
(Pala
u)
Philippines
Singapore
Thailand
Vietnam
Indonesia
Timor Leste
139°0'
139°0'
135°0'
135°0'
131°0'
131°0'
127°0'
127°0'
123°0'
123°0'
119°0'
119°0'
115°0'
115°0'
111°0'
111°0'
107°0'
107°0'
103°0'
103°0'
99°0'
99°0'
10°0
'
10°0
'
6°0'
6°0'
2°0'
2°0'
-2°0'
-2°0'
-6°0'
-6°0'
-10°0
'
-10°0
'
-14°0
'
-14°0
'
SAPI POTONG INDONESIA
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONGINDONESIA
0 200 400 600 800 1.000100Km
Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:1.000.000, Badan Informasi Geospasial, 2000
KEMENTERIAN PERTANIAN2016U
Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
LEGENDAPotensi Pengembangan Kawasan Sapi Potong
!
!!
!
!
!!
!
!
!
! !!!
!
!!
!
!!
!!
!
!!
!
!
!!
!!
!
!!
!!
! !!
!
!!
!
!
!
!
! !
!
!
!!!! !
! !
!
!!
!
!!!
!
!!!
! !
!
!
!!
!
!
!!
!!
!
! !
!!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!!! !!
!
!
!
!!
!
! !!
!
!!!
!
!
!
!
!
!!!
!!
!!
!!!
! !!
! !
! !
!
! !!
!!!
! !
! !
!!!
!!!
!!
!!!
!!
!
!
!
!!!
!!
!!
!
! !
!! !
!!
! !!
! !
! !!
! !!
! !
T E L U K T O M I N I SELAT JAILOLO
TELUK TIDORETELUK KAO
LAUT FLORES
L A U T B A N D A
L A U T A R U
S E L A
T M
A K A
S S A
R
L A U T S E R A MTELUK CENDRAWASIH
T E L U K B I N T U N I
TE
LU
KB
ON
E
S E L A T W E T A R
"/
"/
"/
"/
"/
"/
"/
"/
"/
Prov. GorontaloProv. Kalimantan Timur
Prov. Maluku
Prov. Maluku Utara
Prov. Nusa Tenggara Timur
Prov. Papua
Prov. Papua Barat
Prov. Sulawesi Barat
Prov. Sulawesi Selatan
Prov. Sulawesi Tengah
Prov. Sulawesi Tenggara
Prov. Sulawesi Utara
Ambon
Sofifi
MANOKWARI
KENDARI
MAMUJU
PALU
MAKASSAR
MANADO
GORONTALO
137°
137°
135°
135°
133°
133°
131°
131°
129°
129°
127°
127°
125°
125°
123°
123°
121°
121°
119°
119°
2° 2°
0° 0°
-2° -2°
-4° -4°
-6° -6°
-8° -8° SAPI POTONG KEPULAUAN MALUKU140°
140°
130°
130°
120°
120°
110°
110°
100°
100°
90°
90°
5° 5°
0° 0°
-5° -5°
-10°
-10°
-15°
-15°
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONGKEPULAUAN MALUKU
0 90 180 270 36045Km
Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2016U
Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
PETUNJUK LETAK PETALEGENDA
Daya Dukung PakanRendahtidak potensi
TinggiSedang
Kawasan Sapi Potong
!
!
!
!
!!
!!
!!
! !
!!
!
!
!
!!
!!
! !
! !
!!
!
!!
!
!
!
!!!
!
!
!!
!
!
! !
!!
!
! !
! !
! !
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!!!
!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!!!!
!!!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!!
!!!
!
!!!
!!!!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!! !
!!!
!! !!
!!
!!
!
! !
!
!!!
!!! !
!!
!
!!!
!
! !!!!
!
!
! !
!
!! !
!
! !
!
!!
!
!
! !!!!!
!
!!
!
!!
!
!!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!! !
!!
!
!
!! !
!!
! !!
!
!
!!
!
! !!
!
!
! !! !
!
!
!!!
!!
!! ! !!!!!!!!!!
!
! !!
!!
!!!!
!!
!!
! !
!!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!! !
!!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!!
!
!!!
!!
!!
!
!!
!
!
!!!
!
!!!
!
!
!!
!!!
!
! !!
!!
!!
!
! !
!!!
!
!!
!!
! !
!
!! ! !
!
! ! !
!
!
!! !
!
!!
!!
!!
!!
! !!!
!
!!
!!
!
!
! !
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
! !
!
!!
!!!!! !!! !!
!!
!!
!
!
!
!
!! !
!
!
!!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
! !
!!
!!
!!
!
!
!
!!
!!
!
!!
!
!
!
!!
!
!!!
!!
!!
!!
!!!
!! !
!!!! ! !
!
!
!
!
!
!
!
!!
!! !
!!
!
!
!!
!
!
! !
! !
!!
!!
!
!!!
!
!!
!
!
!!
!
!
!!!
!
!!
!
!! !
!
!
!
!
!!
!
!!
!!
!
!
!!
!
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
!!
!!
!!
!!!!
!!
!
!
!
!
!
!
PROV. MALUKU UTARA
PROV. PAPUA BARAT
PROV. SULAWESI TENGAH
Laut Sulawesi
Laut Maluku
Teluk Tomini
Laut Halmahera
Laut Seram
Laut Banda
GORONTALO
TERNATE
TIDORE KEPULAUAN
MANADO BITUNG
TOMOHON
KOTAMOBAGU
Kab. Boalemo Kab.
Kab. Gorontalo
Kab. Bone Bolango
Kab. Gorontalo Utara
Kab. Halmahera Barat
Kab. Halmahera Tengah
Kab. Halmahera Tengah
Kab. Kepulauan SulaKab. Kepulauan Sula
Kab. Halmahera Selatan
Kab. Halmahera Selatan
Kab. Halmahera Utara
Kab. Halmahera Timur
Kab. Pulau Morotai
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kab. Raja Ampat
Kab. Banggai Kepulauan
Kab. Banggai
Kab. Tojo Una-una
Kab. Bolaang Mongondow
Kab. Minahasa
Kab. Minahasa Selatan
Kab. Minahasa Utara
Kab. Bolaang Mongondow Utara
Kab. Siau Tagulandang Biaro
Kab. Minahasa Tenggara
Kab. Bolaang Mongondow Selatan
Kab. Bolaang Mongondow Timur
35 36 37 38
29 30 31 32 33 34
25 26 27
22 23 24
1920 21
15 16 17
12 13 14
8 9 10
5 6
23
1
18
11
7
4
28
131°
131°
130°
130°
129°
129°
128°
128°
127°
127°
126°
126°
125°
125°
124°
124°
123°
123°
3° 3°
2° 2°
1° 1°
0° 0°
-1° -1°
-2° -2°
KAWASAN SAPI POTONG PROV. MALUKU UTARA
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONGPROVINSI MALUKU UTARA
0 50 100 150 20025Km
Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2016
U
Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
LEGENDA
Daya Dukung PakanRendahtidak potensi
TinggiSedang
Pengembangan Kawasan Sapi Potong
Î"
#
!."
#
#
"
#
#
"
#
"
#
#
#
p"
"
"
"
##
"
"
"
"#
"
"
PROV. MALUKU UTARA
KAB. HALMAHERA BARAT
KAB. HALMAHERA UTARA
Peg. Aruku
G. Gato
G. Gogodom
G. Karianga
G. Abu
G. Silo (Limau)
Peg. Tobelo
G. TosohiG. Tobaru (Loloda)
Pitu
Dokulamo SoasioSoakonora
Kupa-Kupa
Ibu Utara
LAUT Halmahera
Tobelo
D. Todoke
D. Lina
P. Mentawa
P. Kolorai Kecil
P. RaranganeP. Kakara Lamo
P. Kakara IciP. Kumo
P. Tulang
P. Tagalaya
P. PawoleP. Popilo
P. Tolonuo
P. TuputupuP. Raha
P. KoyobataP. Kolorai Besar
P. Takou
P. Rangaranga
P. Magaliho
P. Gumilamo
P. Pashilamo
P. Matita
P. Dowongidaare
P. Linggua
P. Guraici
P. Diti
P. Loro
P. Togorebongo
P. Sisir LamoP. Sisir Ici
P. BaratakuP. Komo
P. Madulaka IlalamokoP. LoluleP. Ratomagogule
P. Sabitua
P. BulanaP. Bobosongo
P. Tungusumu
P. SogilagaP. Guralamo
P. Bokodara
P. Tira
P. SalakaP. Salabete
P. Guramangofa
P. Tagetage
P. Sidua TimurP. Larim
P. Musaleile
P. TingmadotoP. Garatomali
P. Tanutanu
P. Barumadoto
P. Suwedi
P. Tutubuli
P. Kubur
P. KaledumaaruP. Kaledumarupulo
P. Cauragamagolo
P. Ligaliga
P. LilawisaheP. MuturlamokoP. MarisoleP. Mariporoco
P. Tutu
P. KalibobengoP. Sosota
P. SeleP. Jerebusua
Tg. Makibo
Tg. Goakadara
Tg. Makarulumoko
Tg. Salimuli
Tg. Aru
Tg. Linggua
Tl. Loloda
Tl. Galela
Tl. Uaua
Tl. Solohum
Kec. Galela
Kec. Galela Barat
Kec. Galela Selatan
Kec. Galela Utara
Kec. Ibu
Kec. Ibu Utara
Kec. Loloda
Kec. Loloda Utara Kec. Morotai Selatan
Kec. Tobelo
Kec. Tobelo Barat
Kec. Tobelo Selatan
Kec. Tobelo Tengah
Kec. Tobelo Timur
Kec. Tobelo Utara
HPT
HL
HL
HL
HL
HLHL
HP
HP
HPT
HPT
HL
HL
128°15'
128°15'
128°0'
128°0'
127°45'
127°45'
127°30'
127°30'
1°45'
1°45'
KAWASAN SAPI POTONG MALUKU UTARA 5
35 36 37 3829 30 31 32 33 34
25 26 2722 23 2419 20 2115 16 1712 13 148 9 10
5 62 3
1
18117
4
28
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG LEMBAR 5PROVINSI MALUKU UTARA
SKALA 1:250.000
0 5 10 152,5KmPeta dasar:
- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2016U
PETUNJUK LOKASI PETA
Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan Kawasan tidak ada kawasan
LEGENDA
Daya Dukung PakanRendahtidak potensi
TinggiSedang
Pengembangan Kawasan Sapi Potong
"
"
"#
"
"
# "
#
#"
#
"
#
#
#
"
" "
"
"
"
#
#
"
#
"
##
#
#
##
#
PROV. MALUKU UTARA
KAB. HALMAHERA BARAT
KAB. HALMAHERA UTARA
KAB. HALMAHERA TIMUR
G. Ibu
G. Gamkonora
G. Popolodio
G. Titilegan
G. Mirarong
G. Subaim
G. Tauro
G. Watowato
Gam Ici
Tolabit
Daru
Foli
Kao
MalifutDodaga
Cemara Jaya
Halmahera Utara
P. Bobale
P. AkesalakaP. Timlonga
Tg. Pacikara
Tg. Boleo
Tl. Wasile
Tl. Guruo
Kec. Ibu
Kec. Ibu Selatan
Kec. Ibu Utara
Kec. Jailolo
Kec. Kao
Kec. Kao Barat
Kec. Kao Teluk
Kec. Kao Utara
Kec. Maba
Kec. Malifut
Kec. Sahu
Kec. Sahu Timur
Kec. Tobelo Barat
Kec. Tobelo Timur
Kec. WasileKec. Wasile Selatan
Kec. Wasile Tengah
Kec. Wasile Timur
Kec. Wasile Utara
HPT
HPT
HPT
HPT
HPT
HL
HL
HL HL
HL
HL
HL
HL
HL
HL
HP
HP
HP
HL
HP
HL
HP
HPT HPT
HL
HL128°15'
128°15'
128°0'
128°0'
127°45'
127°45'
127°30'
127°30'
1°15'
1°15'
KAWASAN SAPI POTONG MALUKU UTARA 9
35 36 37 3829 30 31 32 33 34
25 26 2722 23 2419 20 2115 16 1712 13 148 9 10
5 62 3
1
18117
4
28
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG LEMBAR 9PROVINSI MALUKU UTARA
SKALA 1:250.000
0 5 10 152,5KmPeta dasar:
- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2016U
PETUNJUK LOKASI PETA
Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan Kawasan tidak ada kawasan
LEGENDA
Daya Dukung PakanRendahtidak potensi
TinggiSedang
Pengembangan Kawasan Sapi Potong