Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

49
MUSRENBANG PROVINSI JAMBI TAHUN 2016 Jambi, 19 April 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA POKOK - POKOK KEBIJAKAN FISKAL DAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TA 2017 1 Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E.

Transcript of Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

Page 1: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

MUSRENBANG PROVINSI JAMBI TAHUN 2016Jambi, 19 April 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL DAN

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TA 2017

1

Disampaikan oleh:

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan

Dr. Boediarso Teguh Widodo, M.E.

Page 2: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

OUTLINE

TEMA RKP 2017 DAN KEBIJAKAN FISKAL 2017

POKOK-POKOK KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TA 2017

KEBIJAKAN DANA DESA TA 2017

2

Page 3: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

3

• ARAH KEBIJAKAN FISKAL JANGKA MENENGAH 2017—2020

• Alokasi belanja negara pada kisaran 13,8—15,4% PDB.

• Mendukung pendanaan penyelenggaraan pemerintahan dan

program-program prioritas nasional (infrastruktur, pendidikan,

kesehatan, hankam, dll).

• Mempertahankan kebijakan subsidi yang tepat sasaran.

• Mengarahkan DAK untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan daerah yang sejalan dengan prioritas nasional.

Belanja Negara

Defisit Anggaran• Defisit Anggaran dikendalikan pada kisaran 1,5-2,5% PDB.

• Keseimbangan primer menuju positif dalam jangka menengah.

• Melanjutkan kebijakan fiskal ekspansi dengan tetap menjaga

keberlanjutan fiskal.

• Defisit Anggaran dikendalikan pada kisaran 2,3-2,6% PDB.

• kebijakan fiskal ekspansi dalam rangka memberikan stimulus bagi

perekonomian

Jangka Menengah (2018—2020)2017

1. Mendukung pembangunan di bidang infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan,

terutama di daerah perbatasan

2. Melanjutkan efisiensi belanja operasional dan modal non infrastruktur di K/L

3. Pengalokasian subsidi yang tepat sasaran

4. Transfer ke Daerah dan Dana Desa kenaikannya lebih besar dari kenaikan

Belanja K/L

5. Pengalokasian DAK untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah

6. Meningkatkan alokasi Dana Desa mencapai 10% dari dan di luar Transfer ke

Daerah.

a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 4,79 5,3 5,3 5,5-5,9

b. Inflasi (%, yoy) 3,35 4,7 4,0 4,0±1

c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 5,97 5,5 6,0 5,5-6,5

d. Nilai tukar (Rp/US$) 13.392 13.900 13.400 13.700-14.200

e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel) 49 50 35 35-45

f. Lifting Minyak (ribu barel per hari) 777,6 830 810 740-760

g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari) 1195,4 1.155 1.115 1050-1150

Indikator

2015 2016 2017

Realisasi APBNProyeksi

RAPBNP

Proyeksi Pagu

Indikatif

• ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO

Cost Recovery (miliar USD) 13,9 11,0 12,0

PDB Nominal (Triliun Rp) 11.540 12.638 13.906

• Kebijakan fiskal TA. 2017 masih akan bersifat ekspansif yang diarahkan untuk kegiatan produktif, mendorongpeningkatan kapasitas perkonomian dan penguatan daya saing, serta menjaga keseimbangan makroekonomi

Tema RKP 2017 :“Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan antar Wilayah

Tema Kebijakan Fiskal 2017 : “Pemantapan Pengelolaan Fiskal Untuk Peningkatan Daya Saing dan Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Berkeadilan”

• SASARAN PEMBANGUNAN RPJMN 2015-2019

Page 4: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

POKOK-POKOK KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH TA 2017

4

Page 5: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

5

Tren Transfer Ke Daerah dan Dana Desa

Pada 10 tahun terakhir, Transfer ke Daerah meningkat signifikan (rata-rata 13%), dari Rp226.2 Triliun pada 2006(34% dari total belanja pemerintah) menjadi Rp770 Trilliun pada 2016 (36.5% dari total belanja pemerintah)

Peningkatan signifikan dari transfer ke daerah telah membawa perbaikan padabeberapa indikator sosial ekonomi:Indikator 2001 2008 2013 2014

GDP per kapita 6.98 Juta 8.26 Juta 10.83 Juta 11.38 Juta

Tingkat pengangguran 8.10% 8.39% 6.25% 5.94%

Tingkat Kemiskinan 18.41% 15.42% 11.47% 11.25%

HDI 65.8 71.17 73.81 68.9** Menurun dari tahun sebelumnya karena perubahan pendekatan metodologi HDI

33.9 33.4

29.732.9 33.1 31.8 32.2 31.1 32.3 33.5

36.5

226.2 253.3292.4 308.6

344.7411.3

480.6513.3

573.7 664.6

765.2

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

0.0

100.0

200.0

300.0

400.0

500.0

600.0

700.0

800.0

900.0

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015(Budget)

2016(Budget)

% T

ran

sfer

th

d T

ota

l Bel

anja

Rp

Trili

un

Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Otonomi Khusus

Dana Penyesuaian Dana Keistimewaan DIY Dana Desa %transfer thd total belanja

Page 6: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

4. a. Meningkatkan alokasi DAK melalui pengalihan dana dekonsentrasi dan tugaspembantuan di K/L yang telah menjadi kewenangan daerah.

b. Memperkuat sistem pengalokasian DAK fisik berdasarkan kebutuhan daerah(proposal based) dan sistem pelaporan monitoring dan evaluasi.

2. Meningkatkan besaran dan memperbaiki pembobotan dalam formulasi alokasi DAUguna meningkatkan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah.

5. Meningkatkan alokasi anggaran Dana Insentif Daerah (DID) untuk memberikanpenghargaan kepada daerah yang berkinerja baik dalam pengelolaan keuangan,perekonomian dan kesejahteraan daerah.

1. Meningkatkan Alokasi anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBN 2017lebih besar dari anggaran Kementerian/Lembaga (Belanja K/L).

ARAH KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAHDAN DANA DESA TA 2017

3. Meningkatkan kualitas penganggaran dan penyaluran DBH dan penguatan DAU sebagaiinstrumen equalization grant.

6

6. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dana otsus Provinsi Papua, Papua Barat, danProvinsi Aceh, serta Dana Keistimewaan DIY.

7. Meningkatkan alokasi Dana Desa hingga 10% dari dan diluar transfer ke daerah sesuai RoadMap Dana Desa 2015-2019, untuk memenuhi amanat UU No. 6 Tahun 2014.

Page 7: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

PERUBAHAN POSTUR TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

7

TA 2015 TA 2016 & TA 2017

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

I. TRANSFER KE DAERAH I. TRANSFER KE DAERAH

A. Dana perimbangan A. Dana perimbangan

1. Dana Bagi Hasil1. Dana Transfer Umum (General Purpose

Grant)

2. Dana Alokasi Umum a. Dana Bagi Hasil

3. Dana Alokasi Khusus b. Dana Alokasi Umum

B. Dana Otonomi Khusus2. Dana Transfer Khusus (Specific Purpose

Grant)

C. Dana Keistimewaan Yogyakarta a. Dana Alokasi Khusus Fisik

D. Dana Transfer Lainnya b. Dana Alokasi Khusus Nonfisik1. BOS

2. BOP PAUD

3. TPG PNSD

4. Tamsil PNSD

5. P2D2

6. BOK dan BOKB

7. Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, UKM danKetenagakerjaan

B. Dana Insentif Daerah

C. Dana Otsus dan Dana Keistimewaan DIY

II. DANA DESA II. DANA DESA

Page 8: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

KEBIJAKAN DANA TRANSFER UMUM TA 2017(DANA ALOKASI UMUM)

1. Menerapkan formula DAU secarakonsisten melalui pembobotan:o Alokasi Dasar;o Komponen Kebutuhan Fiskal;o Komponen Kapasitas Fiskal.

2. Menetapkan besaran pagu DAU Nasionalsebesar 27,7% dari PDN Neto yangditetapkan dalam APBN, sesuai denganketentuan perundang-undangan.

3. Meningkatkan pemerataan kemampuankeuangan antar daerah (sebagaiequalization grant) yang ditunjukkan olehIndeks Williamson yang paling optimal,melalui pembatasan porsi alokasi dasardan mengevaluasi bobot variabelkebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal,dengan arah mengurangi ketimpanganfiskal antar daerah.

4. Menetapkan besaran DAU yang bersifatfinal (tidak mengalami perubahan), dalamhal terjadi perubahan APBN yangmenyebabkan PDN Neto bertambah atauberkurang.

KEBIJAKAN DAU TA 2017KEBIJAKAN DAU TA 2016

8

• Formula DAU, khususnya perhitunganKebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal,sesuai dengan variabel yang sudahditentukan di UU Nomor 33 Tahun 2004.

• Memperbaiki proporsi pembagian DAUantara provinsi dan kabupaten/kotadisesuaikan dengan urusanpemerintahan yang menjadi kewenanganprovinsi dan kabupaten / kota.

• Meningkatkan pemerataan fiskal antardaerah (yang ditunjukan dengan IndeksWiliamson semakin kecil), denganmengurangi porsi AD dan penyesuaianbobot variabel perhitungan Celah Fiskal.

• Masa transisi penerapan Revisi UUNomor 33 Tahun 2004 (denganmenghilangkan AD) bobot dan perananAD secara bertahap terus dikurangi.

• Mendukung kebijakan afirmasi, denganmeningkatkan bobot Luas Wilayah Laut.

Page 9: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

DBH PAJAK

1. Mempercepat pengalokasian DBH Pajak melalui percepatan penyediaan data rencana dan prognosa

penerimaan pajak

2. Penggunaan Biaya Pemungutan PBB sebesar 9% yang merupakan bagian daerah digunakan untuk

mendanai kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas daerah (block grant).

3. Membagi penerimaan PBB bagian pusat sebesar 10% secara merata kepada seluruh Kab./Kota

4

.Mempercepat penyelesaian Kurang Bayar DBH Pajak

5. Memperluas penggunaan DBH CHT yang semula berdasarkan UU No. 39/2007 tentang Cukaihanya dapat digunakan untuk mendanai:

• peningkatan kualitas bahan baku, • pembinaan industri,• pembinaan lingkungan sosial, • sosialisasi ketentuan di bidang cukai, dan/atau• pemberantasan barang kena cukai ilegal

Menjadi dapat juga digunakan untuk kegiatan yang lain sesuai dengan prioritas dan kebutuhandaerah (block grant) dengan porsi 50%.

KEBIJAKAN DANA TRANSFER UMUM TA 2017(DANA BAGI HASIL)

KEBIJAKAN DBH TA 2016

9

DBH SDA

1 Mempercepat penetapan alokasi DBH SDA melalui percepatan penyampaian data dari Kementerian

Teknis

2. Menetapkan alokasi DBH SDA secara tepat jumlah sesuai dengan rencana penerimaan berdasarkan

potensi daerah penghasil;

3. Menyempurnakan sistem penganggaran dan pelaksanaan atas PNBP yang dibagihasilkan ke daerah;

4. Mempercepat penyelesaian Kurang Bayar DBH SDA;

5. Mempertegas penerapan prinsip:

• By Origin; yaitu : (a) Daerah penghasil mendapatkan porsi lebih besar (b) Daerah lain (dalam

provinsi yang bersangkutan) mendapatkan bagian pemerataan dengan porsi tertentu;

• Realisasi : penyaluran DBH SDA berdasarkan realisasi penerimaan tahun anggaran berjalan

6. Menegaskan sifat DBH SDA sebagai dana block grant dengan menghilangkan earmarked 0,5%

dari migas untuk bidang pendidikan

KEBIJAKAN DBH TA 2017

1. Menambah cakupan DBHPBB termasuk PBB sektorlainnya (a.l. PBB Perikanan,Kabel bawah laut) diluarsektor pertambangan,perkebunan, danperhutanan.

2. Melakukan pembagian DBHkepada daerah penghasilberdasarkan prinsip byorigin.

3. Mempercepat penyelesaiankurang bayar/kurang salurdan lebih bayar/salur kepadadaerah.

4. Memperbaiki polapenyaluran (triwulan I 30%,triwulan II dan III masing225% dan triwulan IV basedon prognosa realisasipenerimaan negara.

Page 10: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

1. PENINGKATAN PAGUMeningkatkan anggaran DAK, termasuk daripengalihan anggaran dekonsentrasi dan tugaspembantuan yang sudah menjadi kewenangan daerahke DAK.

2. FOKUS PADA PENCAPAIAN TARGET PRIORITASNASIONALMempertajam fokus DAK Fisik untuk bidang/subbidang infrastruktur publik dan sarana/prasaranapelayanan dasar berdasarkan prioritas nasional dankewilayahan, termasuk untuk daerah perbatasan,tertinggal, dan kepulauan).

3. BERBASIS PROPOSALPengalokasian DAK Fisik berdasarkan usulan daerahdengan mempertimbangkan prioritas nasional.

4. SINKRONISASI DAK DENGAN PENDANAAN LAINNYAPengalokasian DAK disinergikan dan disinkronisasikandengan pendanaan lainnya guna mendukungpencapaian prioritas nasional.

5. PERUBAHAN ALOKASI BERDASARKAN KEWENANGAN

Merubah alokasi DAK Fisik dan DAK Nonfisik sesuaidengan perubahan kewenangan yang diatur dalam UU No.23/2014 (pendidikan SMA/SMK, Kehutanan, Energi skala kecil).

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS KE DEPAN(DANA ALOKASI KHUSUS)

KEBIJAKAN DAK TA 2017KEBIJAKAN DAK TA 2016

10

1. Mendukung implementasi Nawacita:

•Ketiga: membangun Indonesia dari pinggiran denganmemperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangkaNKRI;

•Kelima: meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

•Keenam: meningkatkan produktifitas rakyat dan dayasaing di pasar internasional;

•Ketujuh: kemandirian ekonomi dengan menggerakkansektor domestik.

2. Mendukung percepatan pembangunan infrastruktur publikdaerah;

3. Mendukung pemenuhan anggaran pendidikan (20%) dankesehatan (5%) dengan tetap menjaga lingkungan hidupdan kehutanan;

4. Mengakomodasi usulan kebutuhan dan prioritas daerahdalam mendukung pencapaian prioritas nasional (ProposalBased),

5. Memperkuat kebijakan afirmasi untuk mempercepatpembangunan daerah perbatasan, tertinggal, danpesisir/kepulauan;

6. Mempercepat pengalihan anggaran belanja K/L(dekonsentrasi dan tugas pembantuan) yang sudah menjadiurusan daerah ke DAK;

7. Merealokasi dana transfer lainnya (BOS, TPG, TAMSIL, danP2D2) ke dalam DAK non fisik;

8. Menyesuaikan kewajiban penyediaan dana pendampingDAK sesuai dengan kemampuan fiskal daerah.

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TA 2017(DANA ALOKASI KHUSUS)

Page 11: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

11

LINGKUP BIDANG DAN SUBBIDANG DAK REGULER TA 2017

NO BIDANG DAK SUBBIDANG DAK ALOKASI PEMDA

7 KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUPa. Lingkungan Hidup

a. Provinsi

b. Kabupaten/Kotab. Kehutanan Provinsi

8 TRANSPORTASI

a. Infrastruktur Jalana. Provinsi

b. Kabupaten/Kota

b. Perhubungana. Provinsi

b. Kabupaten/Kota

c. Transportasi Perdesaan Kabupaten/Kota

9SARANA PERDAGANGAN, INDUSTRI KECIL &

MENENGAH, dan PARIWISATA

a. Sarana Perdagangana. Provinsi

b. Kabupaten/Kota

b. Industri Kecil dan Menengah Kabupaten/Kota

c. Pariwisataa. Provinsi

b. Kabupaten/Kota

10 PRASARANA PEMERINTAHAN DAERAH

a. Prasarana Pemdaa. Provinsi

b. Kabupaten/Kota

b. Prasarana Satpol PPa. Provinsi

b. Kabupaten/Kota

c. Prasarana Pemadam Kebakaran Kabupaten/Kota

NO BIDANG DAK SUBBIDANG DAK ALOKASI PEMDA

1 PENDIDIKAN

a. Pendidikan SD/SDLB Kabupaten/Kota

b. Pendidikan SMP/SMPLB Kabupaten/Kota

c. Pendidikan SMA Provinsi

d. Pendidikan SMK Provinsi

2 KESEHATAN dan KELUARGA BERENCANA

a. Pelayanan Kesehatan Dasar Kabupaten/Kota

b. Pelayanan Kesehatan Rujukana. Provinsi

b. Kabupaten/Kota

c. Pelayanan Kesehatan Kefarmasiana. Provinsi

b. Kabupaten/Kota

d. Keluarga Berancana Kabupaten/Kota

3INFRASTRUKTUR PERUMAHAN,

PERMUKIMAN, AIR MINUM DAN SANITASI

a. Infrastruktur Perumahan dan Pemukiman Kabupaten/Kota

b. Infrastruktur Air Minum Kabupaten/Kota

c. Infrastruktur Sanitasi Kabupaten/Kota

4 KEDAULATAN PANGAN

a. Infrastruktur Irigasia. Provinsi

b. Kabupaten/Kota

b. Pertaniana. Provinsi

b. Kabupaten/Kota

5 ENERGI SKALA KECIL Energi skala kecil Provinsi

6 KELAUTAN DAN PERIKANAN Kelautan dan perikanana. Provinsi

b. Kabupaten/Kota

Page 12: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

KEBIJAKAN DANA INSENTIF DAERAH TA 2017

12

• Anggaran :

Pagu diperbesar agar besaran alokasi yangditerima masing-masing daerah lebihsignifikan sebagai instrumen fiskal untukmenstimulasi peningkatan kinerja pengelolaankeuangan dan kesehatan fiskal daerah, kinerjapelayanan dasar, dan kinerja ekonomi sertakesejahteraan daerah.

• Tetap dialokasikan kepada Provinsi,Kabupaten, dan Kota berdasarkan kriteriautama dan kriteria kinerja.

TA. 2016 TA. 2017

• Dialokasikan kepada Provinsi, Kabupaten,dan Kota berdasarkan kriteria utama dankriteria kinerja.

• Ditujukan untuk memberikanpenghargaan (reward) kepada daerahyang mempunyai kinerja baik dalamKesehatan Fiskal dan PengelolaanKeuangan daerah (termasuk PajakDaerah dan Retribusi Daerah)Pelayanan Dasar Publik Perekonomiandan kesejahteraan (termasukpengendalian tingkat inflasi).

• Penggunaan tidak terikat pada fungsipendidikan.

• Melakukan pemutakhiran dan perbaikandata kesehatan fiskal dan pengelolaankeuangan daerah dalam rangka penilaianKriteria Utama dan Kriteria Kinerja daerah

Page 13: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

Kriteria, Alokasi dan PenggunaanDana Insentif Daerah

13

Rp5,0 T

KRITERIA ALOKASI DAN PENGGUNAAN

1. Kriteria Utama sebagai penentu kelayakan daerah penerima, diukur dari :a. Opini BPK atas LKPD minimal

WDP; danb. Penetapan Perda APBD tepat

waktu.

2. Kriteria Kinerja merupakan kriteria penilaian terhadap kinerja daerah, diukur dari :a. Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan

Keuangan Daerahb. Pelayanan Dasar Publikc. Ekonomi dan Kesejahteraan

• Peningkatan pagu alokasi agar besaran alokasi

yang diterima masing-masing Daerah lebih

signifikan sebagai instrumen fiskal untuk

menstimulasi peningkatan kinerja kesehatan

fiskal dan pengelolaan keuangan daerah, kinerja

pelayanan dasar publik, serta kinerja ekonomi dan kesejahteraan daerah.

• Penggunaan tidak terikat pada fungsi pendidikan,

namun juga dapat digunakan untuk mendanai

kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan

prioritas daerah.

DAERAH PENERIMA

Hanya menerima AM 162 Daerah

Hanya menerima AK 43 Daerah

Menerima AM dan AK 66 Daerah

Total 271 Daerah

ALOKASI DID

Alokasi MinimumWTP/WTP-DPP

APBD tepat waktu

Alokasi KinerjaLulus

Passing Grade

Page 14: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

Detail Kriteria Kinerja dan Passing GradeDana Insentif Daerah

14

No Kriteria Ke Depan (New) Bobot/ Skor

Kinerja Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah 50%

1. Realisasi Pendapatan Asli Daerah/Realisasi Total Pendapatan Daerah 1 - 4

2. Realisasi Pendapatan APBD/Target Pendapatan APBD 1 - 4

3.

(Realisasi Total Pendapatan Daerah + Realisasi PenerimaanPembiayaan)/(Realisasi Total Belanja + Realisasi Total PengeluaranPembiayaan)

1 - 4

4. Growth (Realisasi PDRD/Realisasi Total Pendapatan Daerah) 1 – 4

5. Realisasi Pendapatan PDRD/Realisasi PDRB non migas 1 – 4

6. Realisasi Belanja Modal/Realisasi Total Belanja APBD 1 – 4

7. Realisasi Belanja Pegawai/Realisasi Total Belanja APBD 1 – 4

8. Realisasi Belanja APBD/Pagu Belanja APBD 1 – 4

9. Realisasi Ruang Fiskal/Realisasi Total Pendapatan APBD 1 – 4

10. Defisit APBD/Total Pendapatan APBD 1 – 4

11. Realisasi SILPA Tahun Sebelumnya/Realisasi Total Belanja APBD 1 – 4

Kinerja Pelayanan Dasar Publik 25%

1. Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar 1 - 4

2. Angka Partisipasi Murni Sekolah Menengah Pertama 1 - 4

3. Angka Melek Huruf 1 - 4

4. Persentase bayi lima tahun yang mendapatkan imunisasi 1 - 4

5. Persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan 1 - 4

6. Persentase rumah tangga menurut sumber air minum layak 1 - 4

7. Persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak 1 - 4

Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan 25%

1. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 1 - 4

2. Penurunan Tingkat Kemiskinan 1 - 4

3. Penurunan Tingkat Pengangguran 1 - 4

4. Pengendalian Tingkat Inflasi 1 - 4

Perhitungan Besaran Alokasi Daerah Yang

Memenuhi Persyaratan Kriteria Utama dan

Kriteria Kinerja

Alokasi DID =

Alokasi Minimum

+

Alokasi Kinerja

(Passing Grade)

1. Alokasi Minimum: Pemberianalokasi minimum terhadap daerahyang memiliki Opini WTP atasLKPD dan telah menetapkanPerda APBD tepat waktu.

2. Alokasi Kinerja: Berdasarkanperingkat nilai daerah, penetapanbatas nilai sebagai passing gradepenerima berdasarkan kelas atautingkatan nilai daerah, yaitu:

Kategori

Nilai (Grade)Rentang (Interval)

AA+ 93,75 ≤ nilai kinerja ≤ 100

AA 87,50 ≤ nilai kinerja < 93,75

AA- 81,25 ≤ nilai kinerja < 87,50

BB+ 75,00 ≤ nilai kinerja < 81,25

BB 68,75 ≤ nilai kinerja < 75,00

BB- 62,50 ≤ nilai kinerja < 68,75

CC+ 56,25 ≤ nilai kinerja < 62,50

CC 50,00 ≤ nilai kinerja < 56,25

CC- 43,75 ≤ nilai kinerja < 50,00

DD+ 37,50 ≤ nilai kinerja < 43,75

DD 31,25 ≤ nilai kinerja < 37,50

DD- 25 ≤ nilai kinerja < 31,25

Batas minimum nilai kinerja

(passing grade) yang mendapat alokasi

kinerja adalah daerah yang

memiliki kategori nilai di atas atau sama dengan BB

Page 15: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

KEBIJAKAN DANA DESA TA 2017

15

Page 16: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

KEBIJAKAN DANA DESA TA 2017

• Untuk memenuhi amanat UU No. 6Tahun 2014, alokasi Dana Desaditingkatkan hingga 6,4% dari dandiluar transfer ke daerah, lebih besardari Road Map Dana Desa 2015-2019.

• Peningkatan alokasi Dana Desa sebesar126% dari tahun TA. 2015 (alokasi DanaDesa tahun 2015 sebesar Rp.20,77miliar dan pada tahun 2016ditingkatkan menjadi sebesar Rp.46,98miliar) diikuti dengan peningkatanakuntabilitas dan kinerja dana desa,bagi yang berkinerja buruk akandilakukan penundaan penyalurandana desa.

• Untuk mendorong Kab/Kota memenuhialokasi Dana Desa (ADD) sebesar 10%,kepada Kab/Kota yang tidakmengalokasikan akan diberikan sanksiberupa penundaan atau pemotonganDAU/DBH nya.

KEBIJAKAN DANA DESA TA 2017KEBIJAKAN DANA DESA TA 2016

16

• Meningkatkan alokasi Dana Desamencapai 10% dari dan di luar DanaTransfer ke Daerah sesuai amanat UUNo.6 Tahun 2014.

• Sesuai road map dana desa 2015-2019,alokasi Dana Desa TA.2017direncanakan meningkat sebesar 89%(alokasi Dana Desa tahun 2016 sebesarRp46,98 triliun dan pada tahun 2017direncanakan meningkat menjadisebesar Rp89 triliun), sehingga rata-rata Dana Desa per desa mencapailebih dari Rp1 miliar.

• Untuk mendorong peningkatan kualitaspenggunaan Dana Desa, pelaksanaanmonitoring dan evaluasi Dana Desaakan diintensifkan

Page 17: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

17

PENGALOKASIAN DANA DESA

PP 60/2014 PP 22/2015 (PMK 247/2015)

• Jumlah Penduduk adalah Jumlah Penduduk Desa pada kabupaten/kota.• Jumlah Penduduk Miskin adalah Jumlah Penduduk Miskin Desa pada kabupaten/kota• Luas Wilayah adalah Luas Wilayah Desa pada kabupaten/kota• IKK adalah IKK kabupaten/kota, IKG adalah Indeks Kesulitan Geografis Desa (sumber BPS)

Page 18: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

MEKANISME PENYALURAN DANA DESA

40%

Paling Lambat Minggu II April

Tahap I

40%

Paling Lambat Minggu II Agustus

Tahap II

20%

Paling Lambat Minggu II Oktober

Tahap III

60%

April

Tahap I

40%

Agustus

Tahap II

PP Nomor 8/2016 tgl.24-3-2016

•Melalui cara pemindah- bukuan dari RKUN ke RKUD untuk selanjutnya dari RKUD ke RKD

• Penyaluran Dana Desa dari RKUD keRKD dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Dana Desaditerima di RKUD

PP Nomor 22/2015

Rp18,76 T Rp18,76 T Rp9,38 T Rp28,14 T Rp18,76 TDana Desa

Rp 46,9T

Dari RKUN ke RKUD

(Oleh menteri Keuangan C.q.

DJPK)

Tahap I : 60% paling lambat bulan Maret

Syarat :

Perda mengenai APBD TA berjalan

Perkada mengenai tata cara pembagian dan penetapan

rincian DD setiap Desa

Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan

DD TA sebelumnya

Tahap II : 40% paling lambat bulan Agustus

Syarat :

Laporan penyaluran Tahap I telah disampaikan oleh

bupati/walikota ke DJPK paling lambat minggu IV Juli

Paling kurang 50% DD Tahap I telah disalurkan ke RKD.

Dari RKUD ke RKD

(Oleh Walikota / Bupati)

Tahap I : 60% 7 hari kerja setelah diterima di Kasda

Syarat :

Perdes APB Desa disampaikan kepada

bupati/walikota paling lambat minggu II Februari

laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahun

anggaran sebelumnya

Tahap II : 40% 7 hari kerja setelah diterima di Kasda

Syarat :

Laporan penggunaan DD Tahap I telah disampaikan

oleh kades ke bupati/walikota paling lambat minggu II

Juli

Paling kurang 50% DD Tahap I telah digunakan

SYARAT PENYALURAN

NEW

18

Page 19: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

•Dana Desa diprioritaskan untuk membiayaipembangunan dan pemberdayaan masyarakat yangpelaksanaanya diutamakan secara swakelola denganmenggunakan sumber daya/bahan baku lokal, dandiupayakan dengan lebih banyak menyerap tenagakerja dari masyarakat desa setempat.

•Penggunaan Dana Desa dilaksanakan sesuai denganPeraturan Menteri Desa, Pembangunan DaerahTertinggal dan Transmigrasi dan dituangkan dalamRencana Kerja Pemerintah Desa.

19

PENGGUNAAN DANA DESAPasal 21 PMK 49/PMK.07/2016

Page 20: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

20

Pemotongan Dana Desa

MENKEU

JENIS SANKSIPEMBERI SANKSI

JENIS PELANGGARAN

Penundaan Penyaluran Dana Desa Kab./Kota

Penundaan DAU dan/atau DBH Kab./Kota sebesar selisih kewajiban DD yg

harus disalurkan ke Desa Bupati/walikota tidak menyampaikan persyaratan penyaluran setiap Tahap;

Bupati/walikota tidak menyampaikan perubahan perkada mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap Desa yang dalam perkada sebelumnya tidak sesuai ketentuan.

Bupati/walikota tidak menyalurkan Dana Desa tepatwaktu dan tepat jumlah sesuai yang telah ditentukan

BUPATI/ WALIKOTA

Pemberitahuan perbedaan jumlah desa dari bupati/walikota Laporan penundaan penyaluran dari bupati/walikota; Laporan pemotongan penyaluran Dana Desa dari

bupati/walikota

Pemotongan Dana Desa ke Desa

Penundaan Penyaluran Dana Desa ke Desa

Kepala Desa tidak menyampaikan Peraturan Desa mengenaiAPB Desa;

Kepala Desa tidak menyampaikan laporan realisasipenggunaan Dana Desa tahap sebelumnya;

Terdapat sisa Dana Desa > 30% pada TA sebelumnya; dan Terdapat usulan dari aparat pengawas fungsional daerah.

Terdapat Sisa Dana Desa > 30% selama 2 tahun berturut-turut

SANKSIPasal 37-42 PMK 49/PMK.07/2016

Bupati/walikota tidak dapat memenuhi persyaratan penyaluran sampai dengan berakhirnya tahun anggaran

Sisa angggaran DD menjadi SAL pada RKUN dan tidak

disalurkan kembali

Page 21: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

TERIMA KASIH

21

Page 22: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

LAMPIRAN

22

Page 23: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

23

ARAH KEBIJAKAN FISKAL JANGKA MENENGAH 2017—2020

• Alokasi belanja negara pada kisaran13,8—15,4% PDB.

• Mendukung pendanaan penyelenggaraanpemerintahan dan program-program prioritas nasional (infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hankam, dll).

• Mempertahankan kebijakan subsidi yang tepat sasaran.

• Mengarahkan DAK untuk mendorongpertumbuhan ekonomi dan pembangunandaerah yang sejalan dengan prioritasnasional.

BelanjaNegara

Defisit Anggaran

• Defisit Anggaran dikendalikan padakisaran 1,5-2,5% PDB.

• Keseimbangan primer menuju positifdalam jangka menengah.

• Melanjutkan kebijakan fiskal ekspansidengan tetap menjaga keberlanjutanfiskal.

• Defisit Anggaran dikendalikan pada kisaran 2,3-2,6% PDB.

• kebijakan fiskal ekspansi dalam rangka memberikan stimulus bagi perekonomian

Jangka Menengah2018—2020

2017

1. Mendukung pembangunan di bidang infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, terutama di daerah perbatasan

2. Melanjutkan efisiensi belanja operasional dan modal non infrastruktur di K/L

3. Pengalokasian subsidi yang tepat sasaran4. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

kenaikannya lebih besar dari kenaikan Belanja K/L

5. Pengalokasian DAK untuk mendorongpertumbuhan ekonomi daerah

6. Meningkatkan alokasi Dana Desa mencapai10% dari dan di luar Transfer ke Daerah.

Page 24: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

(dalam triliun rupiah)

POSTUR TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESATA 2015 DAN TA 2016

24

POSTUR 2015APBN

2015

APBNP

2015POSTUR 2016

RAPBN

2016

APBN

2016SELISIH

Transfer ke Daerah 637,9 643,8 Transfer ke Daerah 735,2 723,2 (12,0)

I. Dana Perimbangan 516,4 521,7 I. Dana Perimbangan 710,7 700,4 (10,3)

A. Dana Transfer Umum 495,5 491,5 (4,0)

A. Dana Bagi Hasil 127,6 110,0 1. Dana Bagi Hasil 107,2 106,1 (1,1)

1. Pajak 50,5 54,2 a. Pajak 51,7 51,5 (0,205)

2. Sumber Daya Alam 77,1 55,8 b. Sumber Daya Alam 55,5 54,6 (0,915)

B. Dana Alokasi Umum 352,8 352,8 2. Dana Alokasi Umum 388,2 385,4 (2,8)

B. Dana Transfer Khusus 215,2 208,9 (6,3)

C. Dana Alokasi Khusus 35,8 58,8 a. DAK Fisik 91,7 85,4 (6,3)

II. Dana Transfer Lainnya 104,4 104,4 b. DAK Non Fisik 123,4 123,5 -

II. Dana Insentif Daerah 5,0 5,0-

III. Dana Otsus dan Dana

Keistimewaan DIY19,4 17,7 (1,6)

III. Dana Otonomi Khusus 16,6 17,1 A. Dana Otonomi Khusus 18,9 17,2 (1,6)

IV. Dana Keistimewaan DIY 0,547 0,547 B. Dana Keistimewaan DIY 0,547 0,547 -

Dana Desa 9,0 20,7 Dana Desa 46,9 46,9 -

JUMLAH 647,0 664,6 JUMLAH 782,2 770,1 (12,0)

Page 25: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

Proporsi DAU terhadap Total TKDD masih yang paling besar dibanding dengan jenis transfer lainnya. Selain DAU. Untuk Sumatera proporsi DAU terhadap total Transfer dan Dana Desa mencapai 50,3%.

Proporsi DAU TA 2016 terhadap Total Transfer ke Daerah dan Dana Desa masih yang terbesar di semua daerah...

WILAYAH DBH SDA DBH PAJAK DAU DID DANA DESA DAK FISIKDAK NON

FISIKOTSUS

TAMBAHAN INFRA

DK

YOGYAKARTA

JUMLAH

Sumatera 13,451 12,317 103,451 1,193 14,093 22,781 30,744 7,707 , , 205,737Jawa 4,418 26,852 120,549 2,097 14,619 16,127 57,979 , , 0,547 243,188Bali Nusa Tenggara

0,993 1,381 28,01 0,425 2,943 6,769 7,859 , , , 48,38

Kalimantan 27,451 5,18 37,036 0,24 4,103 10,112 8,427 , , , 92,549Sulawesi 1,419 1,946 52,331 0,69 5,356 15,643 11,814 , , , 89,198Maluku 0,327 ,502 13,602 0,231 1,408 4,077 1,838 , , , 21,985Papua 6,471 2,059 30,382 0,126 4,46 9,944 1,799 7,707 1,8 , 64,747

Triliun rupiah

25

Page 26: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

KONDISI PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

26

Page 27: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

44.43% 42.23% 40.06% 39.20% 39.27%

20.43%19.52%

20.19% 20.75% 20.97%

20.89%21.11% 22.77% 22.67% 22.66%

6.29%8.67% 8.78% 7.82% 6.69%

7.97% 8.47% 8.20% 9.56% 10.40%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2011 2012 2013 2014 2015

Belanja_Pegawai Belanja_Barang dan jasa Belanja_Modal Belanja_Lainnya Belanja_Transfer

PROPORSI BELANJA APBD TAHUN 2011 S.D. 2015

Porsi belanja pegawai terhadap total belanja dalam kurun 5 tahun terakhir cenderung mengalami penurunan (turun 5%). Namun porsi belanja pegawai terhadap total belanja daerah masih lebih besar dari porsi belanja modal atau porsi belanja pegawai hampir 2 kali dari belanja modal. 27

Page 28: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

Persentase Realisasi Belanja Tahun 2011 -2015

28

Realiasi belanja pada bulan januari s.d Juni cendrung hanya untuk belanja pegawai dan belanja barang rutin. Pada bulan Juli terdapat kenaikan karena sudah ada kegiatan belanja barang modal untuk uang muka maupun pembayaran tahap I. Realisasi belanja daerah terpusat pada bulan Nopember dan Desember, untuk pembayaran belanja modal yang jatuh tempo pada 2 bulan terakhir

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

2011 2012 2013 2014 2015

Page 29: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

29

PENYERAPAN BELANJA APBD RELATIF LAMBAT

• Penyerapan Belanja Modal di Triwulan I s/d III sangat rendah, namun melonjak tinggi di akhir November s/d Desember.

• Terjadi karena perencanaan belanja modal yang kurang baik dan proses lelang yang memakan waktu lama.

Persentase Realisasi Belanja Daerah Per Jenis Agregat Nasional Tahun 2014

dan Tahun 2015

*TW IV Tahun 2015 angka perkiraan

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

2014 2015

Belanja Pegawai 13.1% 39.1% 65.1% 95.8% 15.1% 35.4% 65.6% 93.5%

Belanja Barang dan Jasa 6.3% 24.6% 45.7% 90.8% 7.5% 25.4% 44.5% 92.9%

Belanja Modal 2.2% 10.0% 29.9% 84.7% 2.9% 12.5% 28.9% 90.4%

Belanja Lainnya 13.3% 31.9% 61.4% 110.1% 21.9% 45.2% 85.1% 102.7%

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

120.0%

Page 30: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

2010 2011 2012 2013 2014

SilPA Thn Berkenaan 56.574 78.317 97.026 100.58 124.474

Realisasi Belanja 424.007 498.805 595.824 687.877 764.001

% 13.3% 15.7% 16.3% 14.6% 16.3%

13.3%

15.7%16.3%

14.6%

16.3%

0.0%

2.0%

4.0%

6.0%

8.0%

10.0%

12.0%

14.0%

16.0%

18.0%

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Mili

ar R

up

iah

AGREGAT SILPA TAHUN BERKENAAN TERHADAP REALISASI BELANJA DAERAH (2010 - 2014)

Realisasi belanja dari tahun 2010 sampai 2014 menunjukkan trend yang meningkat, begitu juga dengan Silpa pada tahun 2014 meningkat lebih 2 kali lipat dibandingkan dengan Silpa tahun 2010. 30

Page 31: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

DANA PEMERINTAH DAERAH DI PERBANKAN TAHUN 2012 – 2016

*Sumber Data: Bank Indonesia

1. Sesuai tren perkembangan jumlah simpanan pemda di perbankan pada empat tahun terakhir, posisi simpanan pemda diperbankan pada bulan Januari hingga Juni mengalami tren kenaikan. Hal ini karena pada triwulan I dan II, disinyalir pemdabaru dapat merealisasikan belanja operasional sementara belanja modal relatif belum banyak direalisasikan (misalnyaterkendala lambatnya proses pelelangan pekerjaan).

2. Adapun posisi tertinggi simpanan pemda di perbankan adalah bulan September. Pada bulan Oktober-Desember, simpananpemda di perbankan mengalami tren penurunan dan berada pada posisi terendah di bulan Desember. Hal ini menunjukkanbahwa pada triwulan IV, pemda menarik sebagian besar simpanannya di perbankan untuk dipergunakan dalam bentukrealisasi belanja.

Ket: Posisi simpanan pemerintah daerah adalah posisi dana pemda di perbankan yang tercatat berdasarkan lokasi dimana bank berkedudukan. 31

Page 32: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

Jumlah Daerah Yang Dikenakan Sanksi Penundaan Penyaluran DAU Akibat Terlambat Menyampaikan Informasi Keuangan Daerah

Pada tahun 2016 terdapat 14 Daerah yang dikenakan sanksi karena penyampaian APBD tidak tepat waktu.

32

Data Tahun 2016: LRA Semester I data per bulan Februari Penyampoaian Pertanngungjawaban APBD TA sebelumnya masih ditunggu paling lambat Bulan Agustus 2016

Page 33: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

No. PERMASALAHAN SOLUSI KEBIJAKAN

1 Kualitas belanja yang kurang baik (Proporsibelanja pegawai lebih besar daripada belajamodal)

• Melakukan pembatasan (pegging) pagu Alokasi Dasar terhadap pagu DAU nasional denganmengupayakan porsi AD kurang dari 50% terhadap pagu DAU nasional.

• Pengaturan penggunaan Dana Transfer ke Daerah yang penggunaannya bersifat umum digunakan sekurang-kurangnya 15% untuk belanja infrastruktur pelayanan publik dalam bentuk belanja modal dan belanja barang dan jasa.

2 Penyerapan belanja yang lambat • Pemberian sanksi penundaan Transfer DAU bagiPemda yang terlambat menetapkan Perda APBD.

• Penyaluran Transfer DAK dilakukan berdasarkankinerja penyerapan DAK.

3 Dana Idle dan Silpa yang besar Pemda yang memiliki uang kas dan/atau simpanandi bank dalam jumlah tidak wajar, dapat dilakukankonversi penyaluran DBH dan/atau DAU dalambentuk nontunai sesuai PMK dengan235/PMK.07/2015 Tentang Konversi Penyaluran DBH Dan/Atau DBH Dalam Bentuk Nontunai.

33

Page 34: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

DATA PROVINSI JAMBI

34

Page 35: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Agregat Kabupaten/Kota/Provinsi se Jambi 2011-2016

Sumber: DJPK 35

1. Dalam kurun waktu 5 tahun Total Dana Transfer ke Daerah se-Provinsi Jambi meningkat signifikan, dari semula Rp7,6 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp13,5 triliun pada tahun 2016.

2. Proporsi DAU terhadap total TKDD masih yang terbesar dibandingkan jenis dana transfer yang lain, namun ditahun 2016 proporsinya menurun menjadi 57,1% jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 59,5%.

3. DAK Fisik tahun 2016 mengalamipeningkatan sebesar 73,6% jika dibanding tahun 2015, dari semula Rp777,1 miliar menjadi Rp1,3 triliun.

(dalam miliar Rp)

Tahun DBH PAJAK DBH SDA DAU DAKDANA TRANSFER

LAINNYADANA DESA TOTAL

2011 813,86 1.241,68 4.404,27 423,02 784,39 - 7.667,22

2012 1.020,53 1.506,76 5.382,35 438,91 902,11 - 9.250,65

2013 1.214,07 1.337,03 6.200,41 504,37 1.074,10 - 10.329,99

2014 925,36 1.587,83 6.760,31 479,57 1.284,96 - 11.038,03

2015 1.171,26 644,95 6.755,00 777,11 1.622,43 381,56 11.352,31

2016 889,42 885,59 7.698,12 1.348,96 1.804,98 856,77 13.483,82

Page 36: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

36

Rasio Pendapatan Asli Daerah per TotalPendapatan rata-rata Provinsi Jambi menunjukkantren meningkat pada tahun 2013 dan 2015. Namundemikian Rasio Pendapatan Asli Daerah per TotalPendapatan rata-rata Provinsi Jambi lebih rendahdibanding dengan rata-rata Provinsi .

Rasio Belanja Pegawai Terhadap Total Belanja Daerah

Rasio Total Belanja Pegawai per Total Belanja rata-rata Provinsi Jambi menunjukkan tren menurundari tahun 2011 sampai tahun 2013 hinggamencapai 18,2%. Kemudian dari tahun 2013sampai tahun 2015 mengalami peningkatan,hingga mencapai 19,8%.Namun demikian Rasio Total Belanja Pegawai perTotal Belanja Provinsi Jambi tahun 2011 sampaidengan tahun 2015 lebih tinggi dibanding denganrata-rata rasio Provinsi.

Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan

RASIO PAD TERHADAP TOTAL PENDAPATAN DAN RASIO BELANJA PEGAWAI TERHADAP TOTAL BELANJA DAERAH

PROVINSI JAMBI 2011-2015

Page 37: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

37

STRUKTUR BELANJA APBD PROVINSI/KAB/KOTADI PROV. JAMBI

Proporsi terbesar belanja daerah

adalah belanja pegawai, dari tahun

2011 sampai dengan tahun 2013

trendnya menunjukkan penurunan

dari 46,3% menjadi 39,1%. Namun

demikian trendnya meningkat lagi

hingga pada tahun 2015 mencapai

42,5%.

Proporsi belanja modal relatif

cukup besar, dengan persentase

pada kisaran 30%. Proporsi terbesar

adalah pada tahun 2013 dengan

proporsi sebesar 31,1% dari total

anggaran belanja dalam APBD.

Jenis Belanja(miliar Rupiah)

2011 2012 2013 2014 2015

B. Pegawai 4.130,5 4.694,3 5.183,3 5.903,3 6.699,0

B. Barang Jasa 1.535,1 1.985,8 2.346,0 2.947,7 3.071,7

B. Modal 2.409,2 3.054,5 4.130,2 4.216,6 4.026,9

B. Lainnya 853,0 1.143,8 1.610,4 1.380,3 1.960,5

Total 8.927,8 10.878,4 13.269,9 14.447,9 15.758,1

Page 38: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

38

REALISASI SILPA PEMDA DI PROV. JAMBITAHUN 2009-2013

• SILPA di Kab/Kota di Jambi cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan mencapai puncaknyapada tahun 2012 dan kemudian menurun pada tahun 2013, demikian pula dengan SILPA diProvinsi Jambi.

• Semakin besar SILPA tahun berkenaan memberikan indikasi perencanaan anggaran danpelaksanaan yang kurang baik yang pada gilirannya berdampak terhadap kurang optimalnyapelayanan kepada masyarakat.

Page 39: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

39

TINGKAT AKUNTABILITAS DI PROVINSI JAMBI

• Secara umum tingkat akuntabilitas Provinsi Jambi cenderung mengalami perbaikan. Padatahun 2010 sampai tahun 2011 tidak ada daerah yang memperoleh opini WTP.

• Kemudian pada tahun 2012 daerah yang memperoleh opini WTP meningkat menjadi 2 daerah,namun demikian pada tahun 2013 daerah yang memperoleh opini WTP berkurang menjadi 1daerah.

Page 40: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

40

Penetapan APBD Provinsi Jambi Tahun 2011-2015

Penyampaian APBD Provinsi Jambi Tahun 2011-2015

S.d Desember

Januari Februari Maret April

2011 2 5 3 2 0

2012 3 9 0 0 0

2013 5 6 1 0 0

2014 7 4 0 0 1

2015 12 0 0 0 0

S.d Desember

Januari Februari Maret April

2011 0 3 5 4 0

2012 1 7 3 1 0

2013 0 11 0 1 0

2014 2 7 2 0 1

2015 3 8 1 0 0

Page 41: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

41

Indeks Pembangunan Manusia Prov. Jambi

Provinsi Aceh

Provinsi Sumatera

Utara

Provinsi Sumatera

Barat

Provinsi Riau

Provinsi Kepulaua

n Riau

Provinsi Jambi

Provinsi Sumatera Selatan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Provinsi Bengkulu

Provinsi Lampung

2010 71.7 74.19 73.78 76.07 75.07 72.74 72.95 72.86 72.92 71.42

2011 72.16 74.65 74.28 76.53 75.78 73.3 73.42 73.37 73.4 71.94

2012 72.51 75.13 74.7 76.9 76.2 73.78 73.99 73.78 73.93 72.45

2013 73.05 75.55 75.01 77.25 76.56 74.35 74.36 74.29 74.41 72.87

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

IPM

Perbandingan IPM Tahun 2010-2013 Wilayah Sumatera

• IPM Provinsi Jambi mulai tahun 2010 sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan dan berada di atas IPM Nasional.

• Secara wilayah, IPM Provinsi Riau tahun tahun 2010 - 2013 selalu berada pada peringkat 7 dari 10 provinsi di wilayah Sumatera.

Page 42: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

42

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT dalam %) Prov. Jambi

• TPT Provinsi Jambi mulai tahun 2010 hingga 2012 mengalami penurunan, namun kemudian naik lagi di tahun 2013 dan 2014dan berada di atas rata-rata TPT Nasional.

• Secara wilayah, TPT Provinsi Riau berada pada peringkat 7 dari 10 provinsi di wilayah Sumatera.

Provinsi Aceh

Provinsi Sumatera

Utara

Provinsi Sumatera

Barat

Provinsi Riau

Provinsi Kepulaua

n Riau

Provinsi Jambi

Provinsi Sumatera Selatan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Provinsi Bengkulu

Provinsi Lampung

2010 8.37 7.43 6.95 8.72 6.9 5.39 6.65 5.63 4.59 5.57

2011 7.43 6.37 6.45 5.32 7.8 4.02 5.77 3.61 2.37 5.78

2012 9.1 6.2 6.52 4.3 5.37 3.22 5.7 3.49 3.61 5.18

2013 10.12 6.45 7.02 5.48 5.63 4.76 4.84 3.65 4.61 5.69

2014 9.02 6.23 6.50 6.56 6.69 5.08 4.96 5.14 3.47 4.79

0

2

4

6

8

10

12

%Ti

ngk

at P

en

gan

ggu

ran

Te

rbu

ka

Perbandingan %Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2010-2014 Wilayah Sumatera

Page 43: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

43

Tingkat Kemiskinan (Jumlah Penduduk Miskin dalam %)Prov. Jambi

• Tingkat kemiskinan Provinsi Jambi mulai Tahun sampai tahun 2014 cenderung fluktuatif, pada tahun2011 dan 2012 berada di atastingkat kemiskinan Nasional, namun pada tahun 2013 dan 2014 berada di bawah tingkat kemiskinan Nasional.

• Secara wilayah, tingkat kemiskinan Provinsi Jambi berada pada peringkat 6 dari 10 provinsi di wilayah Sumatera.

Provinsi Aceh

Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Barat

Provinsi Riau

Provinsi Kepulaua

n Riau

Provinsi Jambi

Provinsi Sumatera Selatan

Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung

Provinsi Bengkulu

Provinsi Lampung

2011 19.57 11.33 9.04 8.47 8.65 14.24 17.5 16.93 5.75 7.4

2012 18.58 10.41 8 8.05 8.28 13.48 17.51 15.65 5.37 6.83

2013 17.72 10.39 7.56 8.42 6.35 8.42 14.06 5.25 17.75 14.39

2014 16.98 9.85 6.89 7.99 6.40 8.39 13.62 4.97 17.09 14.21

0

5

10

15

20

25

%P

en

du

du

k M

isk

in

Perbandingan %Penduduk Miskin

Tahun 2011-2014 Wilayah Sumatera

Page 44: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

44

Pertumbuhan Ekonomi (%) Prov. Jambi

• Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2012 meningkat menjadi8,87%, namun kemudian terus menurun hingga menjadi 7,57%. Secara keseluruhan berada di atastingkat pertumbuhan Nasional.

• Secara wilayah, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi Tahun 2014 berada pada peringkat tertinggi dari 10 provinsi di wilayah Sumatera .

Prov.ACEH

Prov.SUMATE

RAUTARA

Prov.SUMATE

RABARAT

Prov.RIAU

Prov.JAMBI

Prov.SUMATE

RASELATAN

Prov.BENGKU

LU

Prov.LAMPUN

G

Prov.Kepulau

anBANGKABELITUN

G

Prov.Kepulauan RIAU

2011 3.28 6.66 6.34 5.57 7.86 6.36 6.85 6.56 6.9 6.96

2012 3.85 6.45 6.31 3.76 7.03 6.83 6.83 6.44 5.5 7.63

2013 2.83 6.08 6.02 2.49 7.07 5.4 6.08 5.78 5.22 7.11

2014 1.65 5.23 5.85 2.62 7.76 4.68 5.49 5.08 4.68 7.32

0123456789

%P

ertu

mb

uh

an E

kon

om

i

%Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011-2014 Wilayah Sumatera

Page 45: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

45

Alokasi dan Realisasi TKDDPemda se-Jambi Per 18 April 2016

2,213

1,017 1,049 1,224 1,156

968 1,119

954 942 1,165

672

39%35%

25% 25%30%

26%

40%

29% 27%32%

27%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

Prov. Jambi Kab. BungoKab. Kerinci Kab.Merangin

Kab. MuaroJambi

Kab.Sarolangun

Kab.Tanjabbar

Kab.Tanjabtim

Kab. Tebo Kota Jambi Kota SungaiPenuh

Mili

ar

TKDD Pagu TKDD Realisasi

Provinsi Jambi Kab. Bungo Kab. Kerinci Kab. Merangin Kab. Muaro Jambi Kab. SarolangunKab. Tanjung

Jabung Barat

Kab. Tanjung

Jabung TimurKab. Tebo Kota Jambi

Kota Sungai

Penuh

Pagu 194.769.636.634 28.437.243.090 12.172.574.619 32.379.351.227 90.951.716.401 51.336.153.952 127.654.024.664 91.449.812.050 48.591.782.150 65.056.381.014 12.349.562.315

Realisasi 52.998.523.055 7.283.495.140 2.688.641.119 8.195.731.677 25.757.152.651 14.314.620.802 35.513.103.164 25.842.317.090 13.430.063.640 15.214.517.814 2.148.605.515

Pagu 172.964.032.931 48.603.199.806 34.273.798.806 36.341.639.806 50.528.036.582 63.975.360.806 254.714.314.374 60.687.064.098 47.715.090.806 36.717.421.806 34.273.687.806

Realisasi 85.509.350.281 19.906.906.056 17.052.472.306 17.461.710.856 21.463.426.182 22.742.680.106 153.567.695.324 20.613.690.298 19.311.324.556 17.540.412.806 17.052.455.656

Pagu 3.050.836.000 305.084.000 3.606.313.000 618.908.000 305.084.000 305.084.000 305.084.000 305.084.000 305.084.000 305.084.000 452.725.000

Realisasi 915.250.800 91.525.200 1.081.893.900 185.672.400 91.525.200 91.525.200 - 91.525.200 - 91.525.200 135.817.500

Pagu 1.070.452.478.000 641.635.025.000 594.747.481.000 729.326.432.000 681.513.626.000 587.491.363.000 507.980.253.000 533.829.506.000 586.979.793.000 727.564.344.000 425.686.742.000

Realisasi 356.817.480.000 213.878.332.000 198.249.152.000 243.108.800.000 227.171.200.000 195.830.448.000 169.326.744.000 177.943.160.000 195.659.924.000 242.521.440.000 141.895.576.000

Pagu 152.722.180.000 102.964.690.000 100.727.900.496 169.622.437.625 90.836.950.000 107.107.580.000 67.112.490.000 143.475.960.000 101.250.290.000 149.445.944.282 97.184.517.625

Realisasi 45.816.654.000 30.889.407.000 - - 27.251.085.000 - 20.133.747.000 - - 44.833.783.000 -

Pagu 613.730.440.000 108.465.651.340 130.606.923.840 132.297.691.020 149.841.586.840 66.097.133.580 90.176.481.780 76.962.022.420 90.008.363.100 185.653.722.400 56.950.571.960

Realisasi 306.010.910.000 31.529.590.000 37.807.582.000 38.253.212.000 43.555.578.000 18.060.083.000 25.928.283.000 21.852.470.000 25.876.076.000 54.059.799.000 16.640.096.000

Pagu 5.000.000.000 - 5.000.000.000 - - - - - - - 5.000.000.000

Realisasi 5.000.000.000 - 5.000.000.000 - - - - - - - 5.000.000.000

Pagu - 86.386.950.000 167.634.278.000 123.599.680.000 92.076.591.000 91.922.157.000 71.480.260.000 47.202.331.000 67.345.894.000 - 40.159.493.000

Realisasi - 51.832.170.000 - - - - 42.888.156.000 28.321.398.600 - - -

Pagu 2.212.689.603.565 1.016.797.843.236 1.048.769.269.761 1.224.186.139.678 1.156.053.590.823 968.234.832.338 1.119.422.907.818 953.911.779.568 942.196.297.056 1.164.742.897.502 672.057.299.706

Realisasi 853.068.168.136 355.411.425.396 261.879.741.325 307.205.126.933 345.289.967.033 251.039.357.108 447.357.728.488 274.664.561.188 254.277.388.196 374.261.477.820 182.872.550.671

Jenis Transfer

TOTAL

DID

DAU

DAK Fisik

DAK Non-Fisik

Dana Desa

DBH Pajak

DBH SDA

DBH CHT

Page 46: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

Arahan Presiden terkait Money Follow Program

46

Page 47: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

Arahan Presiden Jokowi – Money Follow ProgramSidang Paripurna Penetapan Tema, Arahan Kebijakan & Prioritas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017, Percepatan

Integrasi RPJMN 2015-2019, RTRW, dan Daftar Negatif Investasi, 10 Februari 2016

• Seluruh Menteri Kabinet Kerja diminta untuk menggunakan anggaranbelanjanya sesuai dengan program prioritas.

• Pergeseran paradigma money follow function menjadi money followprogram, yaitu anggaran tidak hanya sesuai dengan jabatan, namunseharusnya sesuai dengan program prioritas yang akan dijalankan –sehingga manfaatnya lebih terasa di masyarakat

• Pengajuan anggaran untuk program to the point tanpa harusmengajukan dengan kata-kata bersayap.

• Penganggaran harus fokus untuk pengendalian yang lebih baik

• Konsekuensinya, Menteri harus berani mengatur anak buahnya dalamrangka penetapan program prioritas

(penjelasan lebih lanjut Menko Perekonomian Darmin Nasution)

47

Page 48: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

48

Reformasi Anggaran Belanja Pemerintah Pusat

Restrukturisasi Anggaran APBN Pemerintahan Jokowi

• Pengalihan belanja subsidi ke belanja infrastruktur

• Desentralisasi anggaran (Dana Dekon TP menjadi DAK)

• Restrukturisasi nomenklatur Kementerian (penyatuan KLH & Kehutanan, PekerjaanUmum & Perumahan Rakyat)

• Penghematan anggaran perjalanan dinas & honorarium

• Moratorium belanja yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan publik(contoh: belanja gedung kantor & belanja kendaraan dinas)

Contoh upaya efisiensi anggaran dan simplifikasi birokrasi oleh

Kementerian Kelautan dan Perikanan

• Penghematan 20% anggaran perjalanan dinas

• Penyederhanaan nomenklatur kegiatan

• Rencana penggabungan fungsi/pengurangan jabatan eselon I

Upaya reformasi anggaran Belanja Pemerintah Pusat merupakan sebuah contoh bagiPemerintah Daerah dalam mengelola APBD

Page 49: Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017

TERIMA KASIH

49